BAB I PENDAHULUAN - digilib.itb.ac.id · Terdapat enam faktor yang mempengaruhi pembentukan mineral...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - digilib.itb.ac.id · Terdapat enam faktor yang mempengaruhi pembentukan mineral...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang terjadi akibat adanya interaksi antara larutan
hidrotermal dengan batuan samping yang dilaluinya. Interaksi antara larutan hidrotermal dan
batuan tersebut akan menghasilkan mineral-mineral sekunder yang kehadiran dan
kelimpahannya tergantung oleh kondisi fisika dan kimia tertentu (Browne, 1999).
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi pembentukan mineral sekunder dalam sistem
hidrotermal (Brown 1978 op. cit. Browne, 1999), yaitu: temperatur, sifat kimia larutan
hidrotermal, komposisi larutan hidrotermal, komposisi batuan samping, durasi aktivitas
hidrotermal, dan permeabilitas batuan.
Studi terhadap kehadiran mineral hidrotermal, urutan pengendapan mineral, dan urat yang saling
bersilangan dapat membantu dalam merekonstruksikan perubahan-perubahan yang mungkin
terjadi di dalam reservoir. Perubahan-perubahan tersebut terjadi pada suatu lingkungan panas
bumi aktif yang meliputi fluktuasi temperatur, permeabilitas, dan bahkan komposisi fluida
hidrotermal. Kondisi ini dapat berlangsung melalui beberapa tahapan. Masing-masing tahapan
tersebut dicirikan oleh kehadiran mineral hidrotermal tertentu yang terbentuk melalui proses
penggantian (replacement) ataupun pengendapan langsung (direct deposition) dari larutan
hidrotermal (Browne, 1999).
Tipe fluida panasbumi sangat berperan dalam pembentukan tipe alterasi yang akan terbentuk,
karena mempunyai komposisi kimia yang beragam dan sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi,
asal air, dan pencampuran gas-gas magmatik dan metamorf. Kondisi hidrologi juga sangat
penting, mengingat hal ini sangat berpengaruh terhadap derajat pencampuran atau pendidihan
2
yang dapat merubah komposisi fluida. Komposisi fluida dan gas secara umum menunjukan
kondisi alamiah sistem panasbumi.
Berdasarkan kandungan beberapa unsur terlarut dalam fluida panasbumi maka dapat diketahui
tipe fluida panasbumi, yaitu: air klorida (Cl), air bikarbonat (HCO3) dan air asam sulfat (SO4).
Selain itu, kandungan unsur-unsur terlarut tersebut dapat juga digunakan dalam perhitungan
geotermometer yang digunakan untuk mengetahui temperatur reservoir di bawah permukaan
serta untuk mengetahui kemungkinan mineral sekunder yang akan terbentuk berdasarkan
diagram aktivasi (Nicholson, 1993).
Penelitian ini menitikberatkan pada studi alterasi hidrotermal dan kimia air yang dilakukan di
Lapangan Panasbumi Wayang Windu bagian selatan yang berlokasi di daerah Pangalengan, Jawa
Barat (gambar 1).
Gambar 1. Lokasi Lapangan Wayang Windu.
3
1.2 Maksud dan Tujuan
Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan tingkat sarjana (S1) di Program
Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.
Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mempelajari litologi, penyebaran dan korelasi zona-
zona alterasi hidrotermal berdasarkan kehadiran mineral sekunder, serta untuk mengetahui tipe
air, geotermometer, kemungkinan mineral yang hadir berdasarkan diagram aktivasi serta
mengetahui perubahan fluida hidrotermal. Studi petrogafi dilakukan pada tiga sumur pengeboran
produksi, yaitu sumur WW-2, WF-2, WA-3, serta satu slimhole yaitu sumur WJ. Studi kimia air
dilakukan pada dua sumur pengeboran produksi, yaitu sumur WA-3 dan WF-2 di Lapangan
Wayang Windu (gambar 2).
Hasil penelitian ini menggambarkan penampang korelasi satuan litologi, pola penyebaran serta
korelasi zona alterasi yang terbentuk pada sumur-sumur WW-2, WF-2, WA-3, dan WJ dengan
kondisi kimia air pada sumur WA-3 dan WF-2.
1.3 Lokasi Penelitian
Lapangan Panas Bumi Wayang Windu terletak di Pegunungan Selatan Jawa Barat, sekitar 40
km dari Kota Bandung (gambar 1). Secara administratif, daerah penelitian berlokasi di
Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Secara geografis, Lapangan Wayang Windu
bagian selatan terletak pada 107o35’00”-107
o40’00” BT dan 7
o10’00”-7
o14’30” LS dengan
elevasi pada 1500 mdpl. Daerah penelitian termuat dalam peta geologi Garut-Pameungpeuk
lembar 1206-8 (Alzwar, dkk., 1992).
4
Gambar 2. Lokasi Sumur Penelitian di Lapangan Panasbumi Wayang Windu Bagian Selatan.
5
1.4 Permasalah
Beberapa permasalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah:
a. Kondisi geologi regional dan geologi daerah Lapangan Panas Bumi Wayang Windu bagian
selatan.
b. Satuan litologi yang terdapat di daerah penelitian khususnya di sumur WW-2, WF-2, WA-3,
dan WJ.
c. Kondisi alterasi hidrotermal di daerah penelitian, khususnya di sumur WW-2, WF-2, WA-3,
dan WJ.
d. Kondisi kimia air di lapangan Wayang Windu, khususnya di sumur WA-3 dan WF-2.
e. Kaitan antara zona-zona alterasi yang terbentuk dengan kondisi fluida hidrotermal di daerah
penelitian.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap (gambar 3), yaitu:
1.5.1 Tahap Pendahuluan
Tahapan ini meliputi studi literatur mengenai daerah penelitian serta hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian. Setelah studi ini diharapkan didapatkan informasi umum mengenai daerah
penelitian.
1.5.2 Tahap Pengambilan Data
Tahap pengambilan data dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pengambilan data kimia air pada sumur produksi WA-3 dan WF-2.
b. Pengambilan 40 sampel keratan batuan pada sumur produksi WW-2, WF-2, WA-3, dan 12
sampel sampel inti bor sumur WJ. Pengambilan sampel keratan batuan dan inti bor yang
6
dilakukan pada penelitian ini mengacu pada laporan petrologi yang dibuat oleh Kingston
Morrison Limited (1998) untuk sumur pengeboran WW-2, WF-2, dan WA-3 (tabel 1).
1.5.3 Tahap Analisa dan Pengolahan Data
Tahap ini dilakukan di laboratorium. Tahap ini diiringi dengan studi literatur dan diskusi dengan
dosen pembimbing. Analisa laboratorium dan pengolahan data yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Analisa dan pengolahan data petrografi
Analisa ini dilakukan di laboratorium petrografi, untuk mengidentifikasi litologi, total
mineral yang teralterasi, serta kehadiran mineral primer dan mineral hidrotermal yang
merupakan penciri dari zona alterasi..
b. Analisa dan pengolahan data XRD (X-Ray Diffraction)
Analisa ini dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara tekMIRA Bandung, untuk mengidentifikasi mineral lempung.
c. Analisa dan pengolahan data kimia air
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui tipe fluida panas bumi, perhitungan dan
pengeplotan geotermometer Na-K, serta pengeplotan diagram aktivasi.
1.5.4 Tahap Penyusunan Tugas Akhir B
Tahapan ini dilakukan setelah tahap analisa dan pengolahan data.
7
Tabel 1. Penamaan Litologi Berdasarkan Laporan Petrologi (Kingston Morisson Limited, 1998).
Sumur
Kedalaman
(m) Jenis Sampel Analisa Litologi
WW-2 612-615 Keratan batuan Petrografi Tuf andesit, Mikrodiorit
771-774 Keratan batuan Petrografi Tuf andesit kristal, Mikrodiorit
804-807 Keratan batuan Petrografi Andesit, Mikrodiorit, Tuf
858-861 Keratan batuan Petrografi Andesit, Mikrodiorit, Tuf
909-912 Keratan batuan Petrografi Andesit, Mikrodiorit, Tuf
1008-1011 Keratan batuan Petrografi Tuf, Andesit
1194-1197 Keratan batuan Petrografi Mikrodiorit
1293-1296 Keratan batuan Petrografi Tuf, Andesit, Mikrodiorit
1368-1371 Keratan batuan Petrografi Andesit, Mikrodiorit, Tuf
1434-1437 Keratan batuan Petrografi Andesit, Tuf
1587-1590 Keratan batuan Petrografi Andesit, Mikrodiorit
1641-1644 Keratan batuan Petrografi Tuf, Andesit, Mikrodiorit
1656-1659 Keratan batuan Petrografi Tuf andesit
1704-1707 Keratan batuan Petrografi Tuf andesit, Basalt
1749-1752 Keratan batuan Petrografi Andesit, Mikrodiorit
1797-1800 Keratan batuan Petrografi Mikrodiorit, Andesit
1818-1821 Keratan batuan Petrografi Mikrodiorit, Andesit
1872-1875 Keratan batuan Petrografi Andesit, Mikrodiorit
1989-1992 Keratan batuan Petrografi Andesit, Mikrodiorit
2160-2163 Keratan batuan Petrografi Breksi hidrotermal, Andesit
2187-2190 Keratan batuan Petrografi Andesit, Breksi hidrotermal
2247-2250 Keratan batuan Petrografi Andesit, Breksi tuf, Mikrodiorit
2328-2331 Keratan batuan Petrografi Andesit
WF-2 195 Keratan batuan Petrografi Andesit, Tuf kristal gelas
543 Keratan batuan Petrografi Dasit, Tuf kristal
594 Keratan batuan Petrografi Tuf kristal litik, Andesit
834 Keratan batuan Petrografi Andesit, Tuf
903 Keratan batuan Petrografi Andesit, Tuf
996 Keratan batuan Petrografi Andesit, Tuf, Mikrodiorit
1296 Keratan batuan Petrografi Mikrodiorit, Tuf
1326 Keratan batuan Petrografi Andesit, Tuf
1353 Keratan batuan Petrografi Andesit, Tuf
WA-3 805-810 Keratan batuan Petrografi Tuf lapili/Breksi
840-845 Keratan batuan Petrografi Tuf lapili/Breksi
1085-1090 Keratan batuan Petrografi Tuf lapili/Breksi
1270-1275 Keratan batuan Petrografi Andesit
1400-1405 Keratan batuan Petrografi Breksi piroklastik
1940-1945 Keratan batuan Petrografi Andesit, Dolerit
2050-2055 Keratan batuan Petrografi Lava andesit, Mikrodiorit
2130-2135 Keratan batuan Petrografi Breksi piroklastik
8
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini meliputi:
a. BAB I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi
penelitian, permasalahan, metode penelitian serta sistematika penulisan.
b. BAB II berisi tentang studi literatur yang membahas tentang geologi regional mengenai
struktur geologi regional, dan stratigrafi untuk memberikan gambaran tentang daerah
penelitian.
c. BAB III berisi tentang analisa litologi, satuan litologi dan korelasi satuan litologi di daerah
penelitian.
9
d. BAB IV berisi tentang studi alterasi hidrotermal yang membahas tentang teori dasar alterasi
hidrotermal, analisa alterasi hidrotermal dan analisa XRD (X-Ray Diffraction) untuk
menentukan zonasi alterasi hidrotermal.
e. BAB V berisi tentang studi kimia air yang membahas tentang tipe air dan perhitungan
geotermometer, serta pengeplotan diagram aktivasi untuk mengetahui kehadiran mineral
sekunder berdasarkan data kimia air pada sumur produksi WA-3 dan WF-2.
f. BAB VI berisi tentang evolusi fluida hidrotermal di daerah penelitian.
g. BAB VII berisi tentang kesimpulan dari hasil studi alterasi hidrotermal dan studi kimia air
di daerah penelitian.
1.7 Peneliti Terdahulu
Beberapa peneliti yang pernah melakukan penelitian di daerah Bandung Selatan secara regional
ataupun di daerah Wayang Windu, antara lain adalah:
Alzwar, M., Akbar, N., Bachri, C., 1992, Peta Geologi Garut-Pameungpeuk, Jawa Barat (1208-
6), Skala 1:250.000, Pusat dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Mandala Nusantara Limited, 1997, Laporan Lapangan Panasbumi Wayang Windu. (Tidak
dipublikasikan).
Bogie, I., Mackenzie, K. M., 1998, The Application of A Volcanic Facies Model To An
Andesitic Stratovolcano Hosted Geothermal, System at Wayang Windu, Java, Indonesia.
UNOCAL Geothermal Indonesia, 2002, Laporan Lapangan Panasbumi Wayang Windu. (Tidak
dipublikasikan).
Bogie, I., Kusumah, Y. I., Wisnandary, M., C., 2008, Overview of The Wayang Windu
geothermal field, West Java, Indonesia. (Tidak dipublikasikan).
Abrenica, A.B., 2010, Hydrothermal alteration and fluid inclusion studies in the northern
Wayang Windu geothermal field, West Java, Indonesia. Proceeding World Geothermal
Congress 2010.