BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN...

46
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan secara berurutan mengenai: a) konteks penelitian; b) fokus penelitian; c) tujuan penelitian; d) kegunaan hasil penelitian; e) penegasan istilah; f) kajian terdahulu yang relevan; dan g) sistematika pembahasan. A. Konteks Penelitian Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia yang ada dan mendukung kelangsungan sistem pendidikan nasional. Selama ini tidak diragukan lagi kontribusinya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak kader-kader intelektual yang siap untuk mengapresiasikan potensi keilmuannya di masyarakat. 1 Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam di Indonesia yang bersifat tradisional dan berciri khusus, baik sistem pendidikan, sistem belajar maupun tujuan serta fungsinya. Saat ini jumlah pesantren di Indonesia tidak kurang dari 7.000 buah dengan jumlah santri sekitar 11 juta orang dan jumlah tenaga pendidik sekitar 150 ribu orang. 2 Jumlah tersebut sangat strategis dan menguntungkan bagi pembangunan bangsa Indonesia, terutama dalam era globalisasi, dengan catatan jika potensi ini dapat diberdayakan secara maksimal. 1 Imam Tolkhah dan Barizi, Membuka Jendela Pendidikan-Mengurai Akar Tradisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2004), hlm. 49 2 Farid Ma’ruf Hariadi, “Arah Baru Pengelolaan Pondok Pesantren”, dalam Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, vol. 3, Juni 2008, hlm. 92

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini diuraikan secara berurutan mengenai: a)

konteks penelitian; b) fokus penelitian; c) tujuan penelitian; d) kegunaan hasil

penelitian; e) penegasan istilah; f) kajian terdahulu yang relevan; dan g)

sistematika pembahasan.

A. Konteks Penelitian

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di

Indonesia yang ada dan mendukung kelangsungan sistem pendidikan

nasional. Selama ini tidak diragukan lagi kontribusinya dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak kader-kader intelektual

yang siap untuk mengapresiasikan potensi keilmuannya di masyarakat.1

Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam di Indonesia

yang bersifat tradisional dan berciri khusus, baik sistem pendidikan, sistem

belajar maupun tujuan serta fungsinya. Saat ini jumlah pesantren di Indonesia

tidak kurang dari 7.000 buah dengan jumlah santri sekitar 11 juta orang dan

jumlah tenaga pendidik sekitar 150 ribu orang.2 Jumlah tersebut sangat

strategis dan menguntungkan bagi pembangunan bangsa Indonesia, terutama

dalam era globalisasi, dengan catatan jika potensi ini dapat diberdayakan

secara maksimal.

1 Imam Tolkhah dan Barizi, Membuka Jendela Pendidikan-Mengurai Akar Tradisi,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2004), hlm. 49 2 Farid Ma’ruf Hariadi, “Arah Baru Pengelolaan Pondok Pesantren”, dalam Episteme

Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, vol. 3, Juni 2008, hlm. 92

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

2

Pondok pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tertua adalah

suatu model pendidikan yang sama tuanya dengan Islam di Indonesia,3 yang

didirikan oleh para ulama tempo dulu, ratusan tahun yang silam, hingga saat

ini masih bertahan bahkan terus berkembang. Ketahanan pondok pesantren,

menurut Abdurrahman Wahid disebabkan pola kehidupannya yang unik.4

Sedangkan menurut Sumarsono Mestoko, hal ini disebabkan telah

melembaganya pesantren di dalam masyarakat.5 Sedangkan Azyumardi Azra

menilai ketahanan pesantren disebabkan oleh kultur Jawa yang mampu

menyerap kebudayaan luar melalui suatu proses internalisasi tanpa

kehilangan identitasnya.6 Aya Sofia mengklaim bahwa ketahanan pondok

pesantren disebabkan jiwa dan semangat kewiraswastaan yang tinggi.7 Hasan

Langgulung mengamati ketahanan pesantren sebagai akibat dari pribadi-

pribadi kiai yang menonjol dengan ilmu dan visinya.8 Ketahanan yang

disebabkan oleh dominannya faktor internal ini, terdapat mampu memberikan

konstribusi terhadap ketahanan pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan dan komunikasi yang terjalin baik antara pondok pesantren

3 Sunyoto, “Pondok Pesantren Dalam Alam Pendidikan Nasional”, dalam M. Dawam

Rahardjo (ed)., Pesantren Pembaharuan, (ttp: LP3ES, 1995), hlm. 65; lihat pula Marwan Saridjo

et.al., Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bhakti, 1982), hlm. 7; dan M. Ali

Haidar, Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia Pendekatan Fiqh dalam Politik, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. 84 4 Abdurrahman Wahid, “Pesantren Sebagai Subkultur”, dalam M. Dawam Rahardjo (ed.),

Pesantren dan Pembaharuan, (ttp: LP3ES, 1995), hlm. 32 5 Sumarso Mestoko et.al., Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke-Jaman, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1986), hlm. 232 6 Azyumardi Azra, “Surau di Tengah Krisis: Pesantren dan Perspektif Masyarakat”, dalam

Rahardjo (ed.), Pergulatan Dunia Pesantren Membangun dari Bawah, (Jakarta: LP3ES, 1985),

hlm. 173 7 Aya Sofia, et.al., Pedoman Penyelenggaraan Pusat Informasi Pesantren, (Proyek

Pembinaan dan Bantuan Kepada Pondok Pesantren di Jakarta 1985/1986, Departemen Agama RI),

hlm. 41 8 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21, (Jakarta: Pustaka Al-

Husna, 1988), hlm. 75

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

3

dengan masyarakat. Artinya, tidak bisa dipungkiri bahwa, keberadaan pondok

pesantren menjadi bagian dari sistem kehidupan umat Islam sekaligus

penyangga budaya masyarakat Islam dan bangsa Indonesia terutama pada

masa penjajahan,9 sehingga pondok pesantren tidak hanya dituntut untuk

mengurusi pendidikan agama atau pembelajaran agama Islam, namun juga

menanamkan nilai-nilai di masyarakat dan merupakan bagian dari realitas

masyarakat yang harus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat dari

berbagai sisi.

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan Islam

yang sejak awal berdirinya telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya

mencerdaskan bangsa, dan juga telah memberikan andil yang besar dalam

pembinaan dan pengembangan kehidupan umat Islam di Indonesia.

Keberadaan pesantren selalu mendapat perhatian dan pengakuan dari

masyarakat. Para pengamat perkembangan masyarakat di Indonesia, kata

Mukti Ali, akan mengakui bahwa pesantren telah berhasil melahirkan banyak

pemimpin. “Tidak sedikit pemimpin-pemimpin negeri ini, baik pemimpin

yang duduk dalam pemerintahan atau bukan, besar ataupun kecil, yang

dilahirkan oleh pondok pesantren”.10

Di antara pesantren yang masih mampu bertahan dan berkembang

sampai sekarang adalah pondok pesantren salafiyah Lirboyo Kediri dan

Sidogiri Pasuruan. Pondok pesantren salafiyah Lirboyo merupakan salah satu

9 Mahpudin Noor, Potret Dunia Pesantren, (Bandung: Humaniora, 2006), hlm. 2

10 Mukti Ali, “Pondok Pesantren Dalam Pendidikan Nasional”, makalah disampaikan pada

Seminar Nasional Pembangunan Pendidikan Dalam Pandangan Islam, Surabaya: IAIN Sunan

Ampel, 1984, hlm. 8

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

4

dari sekian pondok pesantren yang ada di Indonesia yang berdiri sejak tahun

1910 M,11

hingga sekarang masih mampu mempertahankan keberadaannya

dengan tetap mempertahankan nilai-nilai salaf yang menjadi ciri khasnya. Hal

ini disebabkan karena, selain peran dan ketokohan seorang kiai sebagai

pemegang otoritas utama dalam pengambilan setiap kebijakan pesantren, tak

bisa dipungkiri juga karena peran dari kinerja public relations.12

Selama ini

pesantren mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmiah (terutama ilmu

keagamaan) dan nilai-nilai amaliahnya terhadap umat, sehingga nilai-nilai

tersebut dapat mengilhami setiap kiprah santri dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Semuanya tak lepas dari

kepercayaan masyarakat terhadap produk dari pondok pesantren itu sendiri.

Hal ini sebagaimana pernyataan Mukhlas dalam studi pendahuluan tentang

pondok pesantren Salafiyah yang menyatakan bahwa:

Pondok pesantren Lirboyo ini tetap bisa bertahan selain karena

memang faktor kiai sebagai figur pemimpin, juga tak lepas dari santri-

santri itu sendiri dan alumni yang juga bertindak sebagai publikator.

Kami mengadakan publikasi kepada masyarakat dasarnya adalah

keikhlasan dan produk/hasil dari apa yang telah kami pelajari di ponpes

ini, sehingga kami tidak menjual brosur, pamlet, maupun selebaran-

selebaran yang biasanya dilakukan oleh lembaga pendidikan lain yang

11

Tiga Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, (Kediri: LIM Press, 2009), hlm. 5 12

Public Relations diterjemahkan dengan hubungan masyarakat (humas). Humas

didefinisikan sebagai komunikasi antara organisasi dengan masyarakat di sekitar. Namun terdapat

perbedaan antara public relations dengan humas. Public relations memiliki ruang lingkup yang

lebih luas daripada humas. Perbedaan yang mendasar terletak pada masalah peringkat untuk

menangani konflik, keluhan komunikasi internal, pengumpulan dana maupun penyampaian

bantuan. Public relations lebih berperan dalam hal tersebut, baik urusan intern maupun ekstern

lembaga, yakni untuk membangun relasi dengan masyarakat luas, sementara humas lebih

berperan memberikan penerangan atau menyampaikan pesan kepada masyarakat. Sismanto, dalam

http;//www.depdiknas.go.id/Jurnal/32/pendidikan-pola-pemberdayaan-mas.htm. Lihat John

Tondowidjojo, Dasar-Dasar Public Relations, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm. 4. Untuk

selanjutnya, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan istilah public relations

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

5

berorientasi pada bisnis. Inilah yang menjadikan Lirboyo bisa tetap eksis

sampai dengan 1 abad.13

Sedangkan mengenai bentuk-bentuk public relations, Mukhlas

menjelaskan bahwa saluran public relations di pondok pesantren Lirboyo bisa

dilakukan melalui mading, buku, safari ramadhan, website bahkan sampai

luar negeri, kalender, bahkan sampai ikatan alumni pondok pesantren

tersebut14

. Melalui upaya Public relations itulah, pondok pesantren yang

bercirikan salafiyah seperti Lirboyo mampu tetap bertahan di tengah

perkembangan zaman kontemporer saat ini.

Tak bisa dipungkiri lagi, bahwa dalam sejarahnya pesantren telah

mampu mencetak kader-kader handal yang tidak hanya dikenal potensial,

akan tetapi mereka telah mampu mereproduksi potensi yang dimiliki menjadi

sebuah keahlian yang layak jual. Inilah yang merupakan daya tarik tersendiri

bagi masyarakat dan ini juga merupakan bagian dari public relations. Seperti

halnya di era pertama munculnya pesantren, yaitu pada masa kepemimpinan

Wali Songo pesantren telah mampu melahirkan kader-kader seperti Sunan

Kudus (fuqoha’), Sunan Bonang (seniman), Sunan Gunung Jati (ahli strategi

perang), Sunan Drajat (ekonom), Raden Fatah (politikus dan negarawan), dan

13

Mukhlas, wawancara, hari Jum’at, tanggal 25 Desember 2010 14

Public relations di pondok pesantren Lirboyo dijalankan oleh seksi penerangan,

mengurusi komunikasi internal dan eksternal pondok. Saluran public relations secara internal

diantaranya melalui: Majalah Dinding; buku yang berada di bawah Lembaga Ittihadul Mubalighin

(LIM); dan secara eksternal melalui: Safari Ramadhan yang berfungsi sarana dakwah dan

pengabdian di masyarakat; melalui situs website internet, http://www.pondoklirboyo.com; majalah

Media Informasi Santri dan Masyarakat (MISYKAT) yang berdiri sejak tanggal 29 Pebruari 2004

dan memiliki agen distributor yang tersebar di seluruh Indonesia yang berjumlah lebih dari 100

agen. Bahkan Misykat juga telah merambah ke luar negeri, yaitu ke Taiwan dan Hongkong. Selain

itu kalender merupakan salah satu publikasi rutin sebagai tugas dari seksi penerangan yang

dikeluarkan tiap tahun. HIMMASAL (Himpunan Alumni Santri Lirboyo) merupakan kegiatan

religi rutin, dari KHLM. M. Idris Marzuqi, sekaligus untuk publikasi ke masyarakat sekitar.

Wawancara peneliti dengan Mukhlas, Ketua Umum ponpes Lirboyo, Jum’at, tanggal 25 Desember

2009

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

6

wali-wali yang lain.15

Mereka telah mampu menundukkan dominasi

peradaban majapahit yang telah berkuasa selama beberapa abad, yang dikenal

sebagai suatu kerajaan dengan struktur pemerintahan dan pertahanan negara

yang cukup disegani di kawasan Asia Tenggara yang mampu menguasai

seluruh Nusantara. Bahkan sampai sekarang juga banyak alumni pesantren

yang menjadi orang besar yang duduk dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Semangat pesantren untuk mengakomodir tuntutan zaman (baca:

modernisasi) disertai dengan konsistensi terhadap nilai-nilai yang dianut,

yakni nilai-nilai salafiyah. Nilai-nilai salafiyah harus tetap menjadi prinsip

sebagai benteng utama dalam menetralisir aspek-aspek negatif yang

ditimbulkan dari dampak modernisasi yang saat ini mulai mempopulerkan

diri dalam ranah pendidikan di Indonesia termasuk lembaga pendidikan

pesantren, sehingga pesantren tidak dikatakan latah dan cenderung menjadi

bulan-bulanan peradaban modern yang kandungan nilai-nilainya tidak

kesemuanya sesuai dengan prinsip-prinsip salaf.16

Hal ini sesuai dengan

slogan yang biasa didengungkan oleh kalangan pesantren. Slogan tersebut

berbunyi al-muhâfazhah 'ala al-qadîm al-shâlih wa al-akhżu bi al-jadîd al-

ashlâh (memelihara hal-hal lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang

lebih baik).

Fenomena seperti ini juga terjadi di pondok pesantren Sidogiri

Pasuruan, di mana eksistensi pondok pesantren sejak awal berdirinya hingga

sekarang semuanya tak lepas dari peran public relations itu sendiri. Para

15

Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006), hlm. 17. 16

As’ad Syamsul Arifin, Percik-Percik Pemikiran Kiai Salaf-Wejangan Dari Balik

Mimbar, Situbondo: Bp2m P.P Salafiyah Syafiiyah , 2000), hlm. 45

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

7

santri dan juga alumni berperan baik secara langsung maupun tidak langsung,

serta tanpa disengaja mereka berperan sebagai publicator yang siap untuk

menyampaikan ilmunya dan memiliki kapabilitas terhadap kebutuhan

masyarakat di mana ia berada. Dengan kata lain, santri maupun alumni inilah

yang berfungsi sebagai publicator, yang akhirya mampu menarik minat

masyarakat pada umumnya dan mempengaruhi religiusitas masyarakat,

sehingga citra pondok pesantren menjadi terangkat sepanjang masa. Hal ini

sebagaimana pernyataan Saifulloh Naji yang mengatakan sebagai berikut:17

Kalau public relations yang mengarah pada penyebarluasan

informasi secara terang-terangan dan mempengaruhi orang lain, kami

tegaskan bahwa kami tidak pernah melakukan itu. Dan itu sudah pesan

dari para dewan masyayikh. Kami tidak diperkenankan untuk menyebar

brosur, spanduk, dan lain-lain, bahkan papan nama untuk ponpes

Sidogiri saja kami tidak memiliki, namun kami mempunyai cara sendiri

yaitu sosialisasi.

Sosialisasi pondok pesantren tidak sama dengan sosialisasi pada

umumnya, yang diistilahkan dengan pengabdian (kiprah atau khidmah).

Maksudnya, berperan serta langsung di masyarakat, menunjukkan apa

yang mampu diberikan kepada masyarakat baik itu berupa ilmu

pengetahuan, maupun pengembangan ekonomi. Inilah yang kami

istilahkan dengan kami pasif dalam publikasi, namun aktif dalam

pengabdian di masyarakat. Sehingga semua yang ada dalam ponpes baik

santri, pengelola, ustadz maupun alumninya semuanya menjadi

penyambung lidah kepada masyarakat. Inilah kinerja dari public

relations di ponpes salafiyah Sidogiri Pasuruan.

Fenomena yang menarik dari pondok pesantren salafiyah Sidogiri

adalah awal muasal nama dari pondok pesantren Sidogiri itu sendiri. Sidogiri

itu berawal dari nama pondok lalu dinamakan nama desa, sehingga pondok

lahir lebih dulu dari pada desanya. Kalau di pondok pesantren lain, rata-rata

nama desanya yang dijadikan nama pondoknya. Misalnya pondok pesantren

17

Saifullah Naji, wawancara, Jum’at tanggal 16 September 2011

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

8

Ploso, Lirboyo, Tebuireng, dan lain-lain. Inilah yang membedakan Sidogiri

dengan pondok lain.

Di samping itu, di pondok pesantren salafiyah Sidogiri juga rutin

diadakan acara akhir tahun (akhir al-sannah) dan peringatan tahunan pendiri

pondok pesantren (haul). Acara haul dipelopori oleh para alumni dan juga

dihadiri oleh warga sekitar pondok, para wali santri, alumni maupun

stakeholders. Undangan lain yang biasanya juga ikut hadir dalam haul

tersebut adalah para kiai dari pondok pesantren yang ada di Pasuruan dan

sekitarnya. Selain itu pondok pesantren Sidogiri juga berhubungan langsung

dengan masyarakat melalui Laziswa (Lembaga Zakat Infaq, Shadaqah, dan

Waqaf) dengan program kerjanya seperti pengobatan masal, khitan masal,

pemberian bantuan secara ekonomi, dan lain-lain.

Melalui kegiatan-kegiatan tersebut di atas, pondok pesantren

Sidogiri mengadakan publikasi dan membangun citranya di tengah-tengah

masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut mendapat respon yang positif dari

berbagai kalangan masyarakat dan bisa berdampak ekonomis bagi masyarakat

sekitarnya. Kegiatan tersebut merupakan mediator antara pondok pesantren

dengan masyarakat secara langsung. Masyarakat bisa bertemu dengan kiai

untuk konsultasi baik secara langsung ataupun melalui forum kajian tersebut.

Walaupun tanpa undangan secara resmi, masyarakat berkenan hadir dalam

berbagai kegiatan, bahkan kegiatan tersebut mampu menggerakkan partisipasi

masyarakat untuk turut serta ambil bagian, bahkan mereka berkenan untuk

mewujudkan partisipasinya baik dalam bentuk material seperti: uang dan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

9

makanan, maupun non material seperti: silaturrahmi dan solidaritas.

Kegiatan-kegiatan inilah yang menjadi ujung tombak pondok pesantren

Sidogiri maupun Lirboyo Kediri dalam melakukan publikasi. Pola publikasi

yang melibatkan dukungan dari berbagai kalangan masyarakat maupun

stakeholders ini merupakan bukti bahwa pondok pesantren salafiyah telah

melakukan fungsi manajemen. Berbagai kegiatan yang telah berjalan dalam

hitungan puluhan tahun tersebut menunjukkan kekuatan pondok pesantren,

dan bukan berarti hal tersebut tanpa adanya perencanaan, organisasi,

aktualisasi maupun pengawasan. Dari segi perencanaan telah terjadual secara

sistemik dan berkelanjutan mengenai tempat, waktu, siapa yang mengisi

acara, siapa koordinator lapangan yang bertanggung jawab, siapa saja

komunitasnya, bagaimana kebutuhan teknisnya; dari segi pengorganisasian

telah terbangun titik-titik kelompok yang menjadi anggota tetap yang berupa

jama’ah-jama’ah di tiap cabang/wilayah; dari segi actuating secara realitas

memang dilaksanakan dan cenderung tidak ada kendala, bahkan berdampak

positif bagi masyarakat terbukti dengan dukungan berupa materiil yang tanpa

diminta secara paksa; dari segi pengawasan peran kiai sebagai leader yang

secara langsung maupun tidak langsung mengawasi jalannya kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan oleh pondok pesantren.

Dari kedua fenomena tersebut di atas, ternyata untuk memperoleh

kepercayaan tersebut memang tidak mudah. Melalui manajemen public

relations baik di pondok pesantren Lirboyo maupun pondok pesantren

Sidogiri Pasuruan berusaha untuk meningkatkan mutu lembaga, baik mutu

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

10

yang mengacu pada proses maupun mutu yang mengacu pada hasil, terutama

mutu yang mengacu pada hasil pendidikan di pondok pesantren secara tidak

langsung akan menciptakan citra yang baik di mata masyarakat, sehingga

kepercayaan masyarakat akan semakin meningkat terhadap pondok pesantren

Lirboyo dan Sidogiri.

Namun demikian, kedua pondok pesantren tersebut masih

mempertahankan sistem penyelenggaraan pendidikan bandongan, sorogan

dan kajian kitab kuning yang menjadi ciri khas dari pesantren salafiyah.18

Oleh karena itu, seluruh aktivitas public relations harus bisa menghasilkan

atau paling tidak mempengaruhi semua kegiatan yang bisa memberikan

kontribusi untuk meningkatkan pelayanan pendidikan. Dengan meningkatkan

pelayanan pendidikan ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan

itu sendiri. Kualitas atau mutu pendidikan yang baik tentu saja akan semakin

menambah kepercayaan masyarakat terhadap sebuah institusi pendidikan.

Untuk memperoleh kepercayaan bukan perkara yang mudah apalagi pada

sebuah lembaga pendidikan yang bersifat tradisional dan di era yang penuh

dengan persaingan ini. Oleh karena itulah manajemen public relations benar-

benar diperlukan dan harus dapat memainkan perannya dengan baik dalam

sebuah lembaga pendidikan terutama pesantren.

18

Dhofier membagi pesantren menjadi dua kategori, yaitu pesantren salafi dan khalafi.

Pesantren salafi tetap mengajarkan kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai inti pendidikannya,

sistem madrasah untuk memudahkan sistem sorogan dan bandongan tanpa mengenalkan

pengajaran pengetahuan umum. Sedangkan pesantren khalafi telah memasukkan pelajaran-

pelajaran umum dalam madrasah yang dikembangkan atau membuka tipe-tipe sekolah umum di

dalam lingkungan pesantren. Lihat Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang

Pandangan Hidup Kiai, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 41.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

11

Pondok pesantren Sidogiri dengan keunggulannya dalam

menghimpun, menggerakkan dan mempengaruhi masa melalui program nyata

yang dilaksanakan baik dalam hal keilmuan maupun penguatan ekonomi.

seperti guru tugas, pengiriman da’i ke daerah-daerah minus agama, program

nyantri kembali yang diselenggarakan oleh jama’ah alumni, konsultasi

masalah agama, syiar agama melalui bulletin maupun majalah Sidogiri, dan

lain sebagainya. Sedangkan dalam hal penguatan ekonomi seperti:

berkembangnya BMT di 140 cabang di seluruh Indonesia, pendistribusian air

minum dengan merk santri, kopontren dengan manajemen modern yang

tersebar mencapai 120 cabang di Indonesia, pengolahan limbah sampah,

pelatihan maupun diklat kewirausahaan (enterpreneurship) yang sudah

terencana, dan lain sebagainya.19

Selain itu pondok pesantren Salafiyah Sidogiri juga memiliki prinsip

yang dipegang kuat oleh seluruh lapisan yang terlibat dalam pondok

pesantren yaitu ilmu tanpa amal akan sia-sia, sebaliknya amal tanpa ilmu

akan buta, ilmu bisa di dapat hanya dengan di dukung ekonomi yang kuat.

Prinsip inilah yang menjadikan pondok pesantren salafiyah Sidogiri

mengelola lembaga di bidang keilmuan dan ekonomi. Pondok pesantren

Sidogiri membekali santri dengan ilmu untuk meletakkan prinsip kebenaran

(shiddiq) dan dapat dipercaya (amanah), lalu dilanjutkan dengan jiwa

entrepreneurship untuk mengembangkan kepandaian (fatanah) dan

menyampaikan (tableq) pada masyarakat.20

19

Saifullah Naji, wawancara, hari Jum’at, tanggal 16 September 2011, jam 09.30-11.30 20

Samsul Huda, wawancara, hari Jum’at, tanggal16 September 2011, jam 13.40-14.30

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

12

Dalam kajian keilmuan, pondok pesantren Sidogiri tetap

mempertahankan sumber kitab klasik, yaitu kitab kuning, demikian pula

dalam menjalankan penguatan ekonominya, semuanya juga tetap memegang

pada prinsip-prinsip yang ada dalam kajian kitab kuning. Hal ini juga yang

ditanamkan oleh figur kiai, bahwa pondok pesantren Sidogiri memegang

prinsip-prinsip salafi yang bersumber pada kajian kitab kuning. Kedua

penguatan ini, baik penguatan bidang keilmuan maupun penguatan ekonomi,

merupakan keunggulan sebagai ciri khas pondok pesantren Sidogiri yang

tidak ditemukan di pondok pesantren yang lain. Selain itu, figur kiai yang ahli

dalam mengkaji kitab kuning, ahli dalam hal agama, menjadi muballegh,

menjadi guru bagi santri, menjadi pemimpin pondok pesantren, menjadi

pembimbing dan panutan bagi masyarakat, secara tidak langsung akan

membangun nama kiai dan memberikan gambaran pribadi kiai kepada publik.

Pandangan orang lain yang melekat terhadap figur inilah yang dikenal dengan

istilah personal branding.21

Personal branding kiai akan menjaga citra

pondok pesantren semakin meningkat. Artinya, semua yang terlibat dalam

aktivitas di pondok pesantren tidak hanya mengkaji konsep tentang

manajemen public relations, namun mereka praktek secara langsung fungsi

dari menajemen public relations. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren

bukanlah sebuah sekolah melainkan komunitas belajar secara langsung.22

21

Personal branding is for some people, a description of the process whereby people and

their careers are marked as brands. Daniel J Lair dkk, "Marketization and the Recasting of the

Professional Self", dalam Management Communication Quarterly , (Journal: 2005), 18 (3), hlm.

307–343. 22

Lihat Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, terj., (Jakarta: P3M, 1986),

hlm. 160. Pernyataan DWP Pesantren Style, dalam Asian Action, No. 15, yang menyatakan bahwa

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

13

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa public relations ada dan

berjalan di lingkungan pondok pesantren, sehingga mampu mengangkat citra

pondok pesantren sebagai lembaga salaf dan mendapatkan kepercayaan

masyarakat berdasar orientasi nonprofit, karena masyarakat mendapat

kepercayaan dari hasil/produk santri yang telah belajar menuntut ilmu di

pondok pesantren tersebut, yang mampu mengubah masyarakat sekitarnya

(sebagai agent of social change). Dengan demikian, masyarakat tidak ragu

lagi dalam memilih kedua lembaga tersebut sebagai tempat pendidikan

anaknya kelak. Karena masyarakat berharap anak-anak mereka menjadi orang

yang berhasil dan berguna bagi agama, masyarakat juga negara. Maka,

hendaknya pesantren selalu menjaga citra dan menjalin hubungan yang baik

dengan masyarakat.

Sebenarnya hubungan pesantren dengan masyarakat saling tergantung

satu sama lain. Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

dibutuhkan oleh masyarakat, karena ia berakar pada penanaman nilai-nilai

religius, sehingga memiliki hubungan dan ketergantungan dengan

masyarakat.23

Pengelolaan hubungan pesantren dengan masyarakat

merupakan salah satu substansi manajemen pendidikan yang harus dikelola

dengan baik di samping kurikulum dan program pengajaran, tenaga

pendidikan, para santriwan dan santriwati, keuangan, sarana dan prasarana

pendidikan, serta pelayanan khusus lembaga pendidikan. Pesantren

Pesantren bukan sekolah, tapi suatu komunitas belajar. Kita semua belajar bersama-sama. Kita

saling belajar. Tempat ini adalah rumah kita, tempat kerja kita, pangkalan komunitas kita dan

bukan hanya sebuah sekolah. 23

Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006), hlm. 105.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

14

merupakan salah satu bagian dari sebuah masyarakat, sehingga manajemen

tersebut harus dilihat dalam hubungannya dengan komponen-komponen

dalam penyelenggaraan pendidikan lainnya dan dihubungkan dengan seluruh

program masyarakat.

Hubungan pesantren dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan

suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan

pertumbuhan pribadi peserta didik di pesantren tersebut. Dalam hal ini

pesantren sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial

yang lebih besar, yaitu masyarakat. Pesantren berperan secara dominan dalam

pembentukan tata nilai yang berlaku bagi keduanya. Maka dalam

perkembangannya pesantren bisa merubah pola kehidupan masyarakat yang

ada di sekitarnya.24

Pesantren dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam

mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, namun pesantren

sebagai sebuah lembaga pendidikan juga harus menunjang pencapaian tujuan

atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan.

Maka dari itu, perlu ada pengaturan hubungan antara pesantren dengan

masyarakat atau public relations, sebagaimana yang dilakukan oleh kedua

pondok pesantren salafiyah yang sampai saat ini mampu mempertahankan

eksistensinya sebagai salah satu dari beberapa lembaga pendidikan Islam

dengan corak pendidikan tradisional.

24

Abdurrahman Wahid, “Pesantren Sebagai Subkultur” dalam M. Dawam Rahardjo (ed),

Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1995), hlm. 43

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

15

Sebenarnya kalau menengok dalam sejarah, manusia itu mengenal

humas sudah sejak zaman Yunani dahulu. Dalam buku yang ditulis oleh

Tondowidjojo disebutkan bahwa humas adalah hubungan yang terbuka

dengan masyarakat. Humas memasyarakatkan kebijaksanaan untuk

mempengaruhi pendapat masyarakat, atau suatu penyebaran pengaruh secara

sadar dan terencana.25

Public relations menjadi bagian dari administrasi sekolah pada awal

abad ke-20.26

Di sini dijelaskan bahwa seorang administrator harus

mengkomunikasikan program-program sekolah, tujuan, dan berbagai hal yang

harus diketahui oleh publik. Sayangnya banyak pembuat kebijakan dan pakar

pendidikan yang tidak setuju dengan adanya public relations di sekolah

waktu itu. Banyak juga yang mengatakan bahwa public relations hanya

propaganda, dan banyak juga yang mengatakan bahwa public relations sama

dengan periklanan atau pemasaran.

Public relations di lembaga pendidikan memiliki 3 interpretasi yang

berbeda yaitu: 1) fungsi public relations untuk “menjual” program pendidikan

(keunggulan yang dimiliki perguruan tinggi) kepada masyarakat untuk

menumbuhkan kebanggaan terhadap lembaga pendidikan dan memperoleh

dukungan; 2) menginterpretasikan program pendidikan (keunggulan dan

25

Dalam buku itu disebutkan bahwa pada abad V SM, penulis telah mengenal seni untuk

mendapatkan pengertian dan kepercayaan masyarakat dalam membangun politiknya. Sebelum

abad ke III SM, Iskandar Agung berhasil mempengaruhi pendapat umum untuk kepentingannya.

Bangsa Roma telah menerapkan siasat publikasi secara besar-besaran. Willem van Oranje telah

membentuk sosok yang legendaries dari dirinya. Banyak tokoh politik lain yang membentuk sosok

pribadinya dalam arti positif maupun negatif (Napoleon, Hitler, Roosevelt, Kennedy, Nixon,

Reagen, dan lain-lain). Sedangkan dalam penyiaran agama, hal ini sudah berlangsung lama. Lihat

John Tondowidjojo, Dasar dan Arah Public Relations, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 7 26

Theodore J. Kowalski, Public Relations in School, (New Jersey: Pearson, Merrill

Prentice, 2004), hlm. 4.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

16

kelemahannya) kepada masyarakat agar masyarakat memahami upaya yang

dilakukan suatu lembaga pendidikan dan bersedia memberikan dukungan;

dan yang ke 3) yaitu menarik simpati masyarakat dan mendorong partisipasi

masyarakat untuk mensukseskan program-program pendidikannya.27

Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah suatu

proses komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat serta

mendorong minat dan kerja sama para anggota masyarakat dengan tujuan

meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan.

Hal ini dilakukan dalam rangka usaha perbaikan institusi. Begitu juga dengan

sekolah, yang akhir-akhir ini tidak hanya yang berstatus negeri saja yang

dipercaya oleh masyarakat bahwa sekolah swasta dengan label Islam, yang

membawa visi dan misi sesuai dengan nilai-nilai Islam mampu menunjukkan

kualitas yang setara dengan sekolah negeri dan mampu menjalin komunikasi

dengan masyarakat baik intern maupun ekstern. Keberhasilan sekolah ini

tidak lain karena salah satu faktornya adalah adanya manajemen public

relations yang sangat membantu membina hubungan yang harmonis antara

sekolah dan masyarakat, sehingga masyarakat menyadari dan memahami

pentingnya pendidikan.

Lembaga pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaru

atau penerang bagi masyarakat,28

di sini lembaga pendidikan atau sekolah

selain sebagai layanan terhadap masyarakat yang berupa pendidikan dan

pengajaran juga sebagai agen pembaru, karena banyak hal baru bagi

27

Richard A Gorton, School Administration: Challenge and Oportunity for Leadership,

(USA: wm. C. Brown Company Publisher, 1997), hlm. 378. 28

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 181

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

17

masyarakat yang bersumber dari lembaga pendidikan, di samping dari

sumber-sumber lain.

Pendekatan-pendekatan dan cara-cara untuk menjalin hubungan antara

lembaga pendidikan dengan masyarakat seperti: 1) Menerbitkan majalah

organisasi; 2) Membuat film dokumenter, yang titik beratnya pada fakta atau

peristiwa yang benar-benar terjadi; 3) Menyelenggarakan pameran, untuk

memperkenalkan lembaga/organisasi yang dikelola 4) Menggunakan media

massa. Media massa dapat digunakan untuk mempublikasikan dan

mempromosikan lembaga/organisasi,29

merupakan aplikasi riil dari public

relations. Intinya, bagaimana masyarakat di sekitar lembaga pendidikan

khususnya dapat dibangun kepercayaannya dengan landasan yang kuat dan

bukti-bukti riil, agar mereka mendukung dan membantu pelaksanaan

pendidikan tersebut.

Sementara itu, untuk mewujudkan keberhasilan manajemen public

relations, maka orang-orang yang menjabat sebagai public relations juga

harus mengetahui dengan pasti hal-hal yang berhubungan dengan public

relations seperti yang telah dijelaskan di atas. Di samping itu, seorang

pemimpin suatu organisasi pendidikan tersebut juga harus mengetahui

pentingnya public relations dan strategi yang dalam pengembangan public

relations, khususnya di pondok pesantren salafiyah.

Sebenarnya semua orang yang ada dalam organisasi atau institusi

harus menjadi public relations bagi organisasi atau institusinya. Hanya saja,

29

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan …, hlm. 117-118

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

18

untuk menjabat kedudukan public relations organisasi, harus dipilih orang-

orang yang memiliki kelebihan yaitu kepekaan dan kekritisan dibanding

orang lain. Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci utama. Dalam sebuah

lembaga pendidikan yang harus menjadi public relations adalah semua orang

yang terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu kepala/ketua/kiai,

guru/dosen/ustadz, siswa/mahasiswa/santri, serta seluruh karyawan yang ada

di lembaga pendidikan tersebut.

Dalam Islam sendiri juga terdapat konsep public relations yang sudah

sejak empat belas abad yang lalu mengalami keberhasilan dalam membawa

masyarakat Arab dari zaman jahiliyah ke zaman yang lebih berperadaban.

Bahkan Nabi Muhammad sendiri adalah seorang public relations yang

handal. Demikian juga al-Qur’an yang merupakan mukjizat terbesar

sepanjang masa juga merupakan sarana public relations.

Public relations yang diterapkan oleh Nabi Muhammad adalah dalam

hal dakwah. Dakwah adalah proses mengkomunikasikan pesan-pesan ilahiyah

kepada orang lain. Agar pesan itu dapat disampaikan dan dipahami dengan

baik, maka diperlukan adanya penguasaan terhadap teknik berkomunikasi

yang efektif.30

Muhammad SAW merupakan seorang komunikator yang

efektif. Hal ini ditandai oleh dapat diserapnya ucapan, perbuatan, dan

persetujuannya oleh para sahabat yang kemudian ditransmisikan secara turun

temurun. Keahlian dan kelihaiannya dapat berkomunikasi telah menarik

banyak orang di zamannya untuk mengikuti ajarannya. Begitu juga dengan

30

Muhammad Syaf i’i Antonio, Muhammad Saw The Super Leader Super Manager,

(Jakarta: ProLM Centre & Tazkia Publishing, 2009), hlm. 145.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

19

orang-orang yang tidak pernah bertemu dengannya yang beriman meskipun

tidak mendengar langsung ajaran Islam dari lisan Nabi sendiri.

Nabi mengajarkan kepada umatnya agar umatnya berkomunikasi yang

baik dengan sesamanya. Sebagaimana sabdanya sebagai berikut:

ث نا أبو الحوص عن أب حصني عن أب صالح عن أب يبة بن سعيد حد ث نا ق ت حدوم الخر فل ىري رة قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وس لم من كان ي ؤمن باللو والي

فو ومن كان ي ؤمن باللو وا وم الخر ف ليكرم ضي وم ي ؤذ جاره ومن كان ي ؤمن باللو والي لي را أو ليصمت. قل خي 31 الخر ف لي

Artinya: Qutaibah ibn Sa’id bercerita kepadaku Abu al-Ahwash bercerita

kepadaku dari Abi Hashin dari Abi Shalih dari Abi Hurairah berkata,

Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan

hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya dan barang siapa yang

beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan

tamunya, Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia

berkata baik atau diam.

Maksud dari hadits di atas adalah manusia, khususnya orang yang

beriman diharapkan mampu berkomunikasi yang baik dengan siapapun dan

kapanpun. Salah satu wujud komunikasi yang baik adalah tidak menyakiti

tetangganya, menghormati tamunya dan bertutur kata yang baik. Dari sini

dapat ditarik benang merah bahwa Islam telah mengajarkan hubungan

komunikasi dengan masyarakat atau dalam istilahnya yaitu public relations.

Dalam literatur Islam, kata humas memang jarang terpakai baik dalam

lisan maupun tulisan. Namun dalam literatur tersebut ditemukan dua kata

yang secara pemahaman mempunyai maksud yang sama, yaitu hubungan

31

Muhammad al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz 18, (Mauqi’u al-Islam: Dalam Maktabah

Syamilah, 2005), hlm. 437.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

20

(habl)32

yang berarti tali atau hubungan dan “silaturrahmi” yang berarti

menyambung persaudaraan. Misalnya dalam istilah hubungan dengan tuhan

(habl min al-Allah) dan hubungan dengan sesama manusia (habl min al-nas).

Maka implikasinya dalam Islam akan muncul pendekatan-pendekatan

sosiologis dan komunikatif untuk menyelesaikan masalah.

Dalam konsep Islam kerjasama antar individu maupun lembaga yang

dapat membentuk ukhuwah Islamiyah dapat terwujud dengan langkah-

langkah sebagai berikut: (1) saling mengenal (ta’aruf); yaitu melaksanakan

proses saling mengenal secara fisik, pemikiran, kejiwaan, baik langsung

maupun tidak langsung. (2) saling memahami (tafahum); yaitu melaksanakan

proses saling memahami dengan menyatukan hati dan menyatukan pemikiran

dan menyatukan amal. (3) saling mengasihi (tarahum); yaitu melaksanakan

proses saling mengasihi, baik secara lahir, batin maupun pikiran. (4) saling

kerjasama (ta’âwun); yaitu melaksanakan proses saling menolong secara hati

(saling mendoakan), secara pemikiran (berembug, berdiskusi, dan

menasehati) serta berwujud dalam bentuk amal shaleh. (5) saling

menanggung (takaful); yaitu melaksanakan proses saling menanggung setelah

terjadinya proses ta’âwun dengan bentuk hati saling menyatu dan saling

percaya.33

Maka, sebenarnya dalam Islam sudah terdapat konsep public

32

Q.S. Ali Imran/3:112. Makna silaturrahmi diperkuat oleh hadits Nabi yang diriwayatkan

oleh Imam Tirmidzi, bab Fadilah Silaturrahmi, hadits no. 1952.

رنا عبد الله بن المبارك عن عبد الملك بن عيسى الث قفي د أخب لىحدث نا أحمد بن محم د م المنبعث عن أبي هر رة عن ن به أرحامكم فإن ا من أنسابكم ما تصل راة في المال منسأة صلة الرحم عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ت علم محبة في الهل مث

في الثر 33

Mulyono, “Urgensi Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam” dalam El-

Jadid Jurnal Ilmu Pengetahuan Islam, Vol.8, No. 1 2009, hlm. 9

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

21

relations, bahkan Nabi Muhammad sendiri adalah seorang public relations

yang handal dan teruji kehandalannya, karena dalam waktu yang relatif

pendek yaitu kurang dari 23 tahun, agama Islam mampu tersebar melewati

jazirah Arab. Manusia dari berbagai ras dan keyakinan, juga berbagai suku

datang berduyun-duyun untuk memeluk agama Islam.

Inti dari masalah atau problematika public relations adalah

komunikasi. Komunikasi merupakan komponen yang sangat penting bagi

seseorang baik dalam pergaulan sosial maupun dalam hubungan sesama

manusia terutama di lingkungan pondok pesantren. Dari komunikasi itu bisa

diperoleh suasana yang akrab dan harmonis, terkadang bisa mendamaikan

dua pihak yang bertikai, namun bisa juga sebaliknya, terjadi pertentangan,

benturan atau permusuhan karena komunikasi yang salah. Kesalahan

komunikasi bisa menyangkut isinya, nadanya (intonasinya) atau caranya.

Acapkali terjadi kasus misskomunikasi baik dalam pergaulan sosial maupun

hubungan kerja itu. Misalnya, seseorang sedang berbicara dengan orang lain

sebenarnya dia tidak memiliki keinginan menyinggung perasaan lawan

bicaranya, tetapi ternyata lawan bicaranya itu tersinggung lantaran cara

berkomunikasinya yang salah. Ada ungkapan Arab yang patut direnungkan,

salâmat al-insâni fi hifzhi al-lisân (keselamatan seseorang terletak dalam

menjaga lisan).

Al-Qur’an sendiri juga memberikan gambaran yang lebih rinci dalam

hal komunikasi yang efektif dalam ayatnya sebagai berikut:

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

22

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah34

dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk.(Q.S. al-Nahl/16:125)35

Ayat di atas menunjukkan bahwa dalam berhubungan atau

berkomunikasi dengan masyarakat baik komunikasi aktif maupun pasif

hendaklah dilakukan dengan sebaik-baiknya dan tidak boleh menyakiti hati

mereka. Demikian juga dalam public relations di pondok pesantren, kiai

ataupun ustadz atau bahkan santri harus dengan sopan dan santun dalam

berkomunikasi dengan masyarakat. Mereka harus berusaha menarik simpati

masyarakat dan juga berusaha tidak menjadikan image yang negatif terhadap

pesantren yang ditempatinya di mata masyarakat. Dengan berkomunikasi

yang baik dengan masyarakat, pondok pesantren bisa melakukan promosi

yang menarik simpati masyarakat agar ikut berpartisipasi untuk memajukan

pesantrennya atau menjaga image masyarakat terhadap pondok pesantren

tersebut. Promosi itu bisa dilakukan tidak hanya dengan cara lisan saja,

namun kebanyakan dan yang paling berkesan adalah dengan perbuatan,

34

Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak

dengan yang bathil 35

Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1982), hlm. 282.

Selanjutnya buku referensi ini digunakan peneliti untuk pengambilan kutipan ayat dari al-Qur’an.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

23

misalnya dengan mendatangi masjid di desa untuk memberikan pengajian

atau menjadi imam atau khotib di masjid tersebut atau dengan pengadaan

safari ramadhan atau sejenisnya. Dengan demikian akan terjalin hubungan

yang erat antara pondok pesantren dengan masyarakat sehingga pesantren

akan mampu memainkan perannya sebagai transmitor nilai-nilai keislaman ke

masyarakat.

Dalam komunikasi, bentuk yang paling sering dan mempunyai peran

yang signifikan dan urgen adalah bicara dengan lisan. Maka dari itu, al-

Qur’an juga mengatur dan menyebutkan bentuk bicara yang baik dalam ayat

berikut ini:

... Artinya:... dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.(Q.S. al-

Isra'/17:23).

Artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum

sempurna akalnya36

, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang

dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan

pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata

yang baik. (Q.S. al-Nisa'[4]:5)

36

Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang

dewasa yang tidak dapat mengatur harta bendanya

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

24

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar. (Q.S. al-Nisa'/4:9)

Artinya: Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat

dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka

ucapan yang pantas.(Q.S. al-Isra'/17: 28)

Beberapa ayat di atas mengemukakan tentang berkomunikasi atau

berkata-kata yang baik dan tidak membuat orang lain marah yang semuanya

itu merupakan dasar dari Public relations, yaitu dengan perkataan yang benar,

perkataan yang pantas, perkataan yang mulia dan perkataan yang baik. Di

samping itu, juga nada bicara seseorang itu juga harus dijaga, karena

walaupun bicaranya dengan menggunakan kata-kata yang sopan, namun

nadanya keras, maka hal itu juga akan membuat orang lain merasa sakit.

Selain itu, raut muka ketika bicara juga perlu dijaga. Jangan sampai seseorang

dalam setiap bertemu dengan orang lain menunjukkan raut muka yang

masam. Jika dalam bicara atau berkata, seseorang menunjukkan raut muka

yang masam, maka orang yang diajak bicara juga akan merasa tidak enak.

Model dan gaya bicara atau komunikasi yang demikian yang perlu

dikembangkan dalam public relations, terutama public relations dalam

lembaga pendidikan Islam, khususnya pesantren. Karena public relations juga

merupakan salah satu hal atau sistem yang urgen dalam pengembangan suatu

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

25

institusi. Tanpa public relations yang baik, maka sebuah pesantren akan

kembang kempis dalam mencari santri dan menghadapi era kontemporer yang

penuh dengan tantangan ini. Di era sekarang ini, masyarakat sudah mampu

melihat dan menilai suatu lembaga pendidikan pesantren bukan dari status

salafiyah atau khalafiyahnya, melainkan dari kualitas dan layanan yang

diberikan oleh lembaga pendidikan pesantren itu sendiri. Dalam hal ini,

sebuah institusi pondok pesantren harus menjalin hubungan komunikasi baik

dengan masyarakat luas, baik itu menyangkut keberadaan lembaga, program-

program yang dimiliki, atau sosialisasi output yang menjadi alumninya. Kiai,

ustadz dan santri yang ada di pondok pesantren tersebut juga harus ikut untuk

berperan aktif dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. Ini terjadi

karena peranan public relations mampu membina hubungan dengan baik,

secara internal maupun eksternal pondok pesantren tersebut.

Dalam kajian ini penulis merasa perlu mengkaji tentang manajemen

public relations yang diterapkan oleh pondok pesantren salafiyah yang hingga

kini masih tetap bertahan.37

Bagaimana peran public relations dijalankan

sehingga memperoleh kepercayaan publik, dan bagaimana komunikasi yang

dijalankan dengan publiknya, sehingga kedua pondok pesantren tersebut tetap

37

Ketahanan pondok pesantren menjadi hal yang unik dan menarik untuk diadakan suatu

penelitian, karena jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang serupa di negara-negara

lain, maka sistem pondok pesantren di Indonesia merupakan sistem pendidikan pertama yang ada

dan mampu merespon tantangan-tantangan zamannya dengan sukses. Sementara itu, sistem

pesantren yang dikembangkan oleh kaum sufi baik di Malaysia maupun Thailand bagian utara,

sekarang ini senantiasa merana ditekan sistem sekolah model Barat. Ini berarti tanpa disadari

terdapat langkah-langkah strategis yang ditempuh oleh pondok pesantren dalam menjalin

hubungan dengan masyarakat. Lihat Abdurrahman Wahid, “Pondok Pesantren Masa Depan”,

dalam Marzuki Wahid, Suwendi dan Saefuddin Zuhri (peny.), Pesantren Masa Depan Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), hlm. 19-20

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

26

mampu bertahan dengan image yang positif walau diterpa beberapa dekade

masa dengan segudang modernisasi dan westernisasi yang melingkupinya.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

27

B. Fokus Penelitian/Rumusan Masalah

Bertolak dari konteks penelitian tersebut di atas, maka peneliti

melakukan penjajagan di lapangan, yaitu di pondok pesantren salafiyah

Lirboyo dan Sidogiri Pasuruan Jawa Timur. Dalam penjajagan tersebut,

peneliti melakukan observasi secara umum (grand tour) dilanjutkan dengan

wawancara, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran umum dan global

tentang situasi dan kondisi pondok pesantren yang peneliti jadikan objek

penelitian. Langkah selanjutnya peneliti melakukan observasi terfokus (mini

tour) dengan wawancara terfokus.38

Wawancara dilakukan terhadap kiai: Idris Marzuki dan Nahrowie

Abdul Jalil selaku pengasuh pondok pesantren: Reza, Saifullah Nadji; lurah

pondok pesantren: Mukhlis, Mustaghfirin, Samsul Huda, Mujbir; santri dan

alumni di kedua pondok pesantren tersebut, yang namanya tidak bisa peneliti

sebutkan satu per satu. Hasil observasi lapangan dan jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara mini tour mengenai public relations

di kedua pondok pesantren tersebut akhirnya terseleksi, lebih terfokus dan

mengarah pada data manajemen public relations mengenai keberadaan public

relations, komunikasi yang dijalin antara pondok pesantren dengan

masyarakat, pandangan tentang image masyarakat terhadap pondok pesantren

tersebut, bentuk partisipasi masyarakat dengan pondok pesantren; dan

sebagainya.

38

Istilah grand tour adalah penjelajahan secara umum dan menyeluruh, melakukan

deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan. Sedangkan mini tour adalah suatu

observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Lihat Sugiyono,

Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012), hlm. 69-70

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

28

Berdasar hasil dari penjajagan tersebut, maka fokus penelitian

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan public relations di pondok pesantren salafiyah

Lirboyo dan Sidogiri Pasuruan?

2. Bagaimana sistem komunikasi yang dibangun di pondok pesantren

salafiyah Lirboyo dan Sidogiri Pasuruan?

3. Bagaimana membangun citra/image melalui manajemen public relations

di pondok pesantren salafiyah Lirboyo dan Sidogiri Pasuruan?

4. Bagaimana proses public relations di pondok pesantren salafiyah Lirboyo

dan Sidogiri Pasuruan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Memberikan pemahaman deskriptif mengenai keberadaan public relations

di pondok pesantren salafiyah Lirboyo dan Sidogiri Pasuruan.

2. Memberikan pemahaman deskriptif mengenai sistem komunikasi yang

dibangun dalam manajemen public relations di pondok pesantren salafiyah

Lirboyo dan Kediri.

3. Memberikan pemahaman deskriptif mengenai cara membangun

citra/image melalui manajemen public relations di pondok pesantren

salafiyah Lirboyo dan Sidogiri Pasuruan.

4. Memberikan pemahaman deskriptif mengenai proses public relations di

pondok pesantren salafiyah Lirboyo dan Sidogiri Pasuruan.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

29

D. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Secara Teoritis

Kegunaan temuan penelitian ini secara formal memberikan

perspektif yang luas terhadap manajemen public relations dalam lembaga

non profit, yaitu lembaga pendidikan, terkhusus lembaga pendidikan tertua

di Indonesia, yaitu pondok pesantren salafiyah.

Secara substanstif, penelitian ini dapat memperkaya diskursus

keilmuan tentang manajemen public relations di lembaga non profit.

Dalam penelitian ini, secara teoritik telah memaparkan hakikat dan fungsi

public relations. Penelitian ini juga mendialogkan antara teori komunikasi

(Schramm dan Neumann), alur public relations melalui how to inform,

how to persuade and how to integrate (Edward L. Bernays), teori

membangun citra melalui identity lembaga dan nilai-nilai yang

dibangunnya (Rosady Ruslan) dan teori tentang model public relations

(James Grunig and Todd Hunt).

2. Secara Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

dalam pengembangan manajemen public relations di lembaga pendidikan

yang dilakukan oleh:

a. Pengambil kebijakan di dunia pendidikan

b. Para pengelola lembaga pendidikan dan siapa saja yang terlibat dalam

pengembangan lembaga pendidikan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

30

c. Para peneliti lanjut yang concern terhadap strategi public relations

yang diterapkan di lembaga non profit

d. Para praktisi public relations dan masyarakat akademis yang memiliki

perhatian besar berkenaan dengan manajemen public relations di

lembaga pendidikan

E. Penegasan Istilah

Untuk mempermudah pemahaman serta untuk menghindari

kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah dalam judul penelitian ini,

maka dalam kesempatan ini penulis memberikan penjelasan agar maksud dan

artinya menjadi jelas, sebagai berikut:

1. Penegasan Istilah Secara Konseptual

Istilah manajemen Public relations yang dalam bahasa Inggrisnya

disebut dengan Managing Public Relations, merupakan penerapan fungsi-

fungsi dasar manajemen dalam kegiatan public relations. Sedangkan

Public relations itu sendiri adalah fungsi manajemen yang membentuk

dan memelihara relasi yang saling menguntungkan antara organisasi

dengan publiknya. Keberhasilan atau kegagalan Public relations ini

tergantung bagaimana membentuk dan memelihara relasi yang saling

menguntungkan itu.39

Manajemen Public relations adalah suatu seni mengelola dan

menggerakkan organisasi dalam hal yang berkaitan dengan public

relations. Dalam mengelola dan menggerakkan suatu organisasi melalui

39

Simandjuntak, dkk,Public Relation..., hlm. 32.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

31

proses perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan serta

pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam upaya

pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang

diwakilinya.40

Seorang praktisi public relations akan sangat

membutuhkan fungsi-fungsi tersebut dalam mengimplikasikan tugas-

tugasnya. Dengan demikian, mengelola public relations berarti

melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap

kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh lembaga.

Manajemen komunikasi bisa mencakup manajemen terhadap

seluruh kegiatan public relations yang dilakukan organisasi atau

manajemen terhadap kegiatan-kegiatan yang lebih spesifik atau berupa

satuan-satuan kegiatan public relations. Misalnya pengelolaan peristiwa

khusus, special even, pengelolaan penerbitan internal, pengelolaan

kunjungan, para wartawan, pengelolaan konferensi pers, dan lain-lain.41

Adapun pondok pesantren salafiyah berasal dari tiga kata yang

menjadi satu, yang secara teknis pesantren adalah tempat belajar santri.

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang

tumbuh serta diakui masyarakat sekitar dengan sistem asrama (komplek)

di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem

pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan

40

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation: Konsep dan Aplikasinya,(Jakarta: PT Raja

Grafindo,2001), h.15. 41

Grunig dan Hunt, Manajemen Public Relations, 1994, diakses melalui

http://www.komunikasi-indonesia.org/2009/11/manajemen-public-relations, tanggal 6 April 2011

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

32

dari leadership seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas

yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.42

Sedangkan yang dimaksud dengan salafiyah adalah pondok

pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik

sebagai inti dari pendidikan di pesantren. Sistem madrasah diterapkan

untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga

pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan

umum.43

2. Penegasan Istilah Secara Operasional

Maksud dari “Manajemen Public relations pondok pesantren

salafiyah” adalah sebuah penelitian yang membahas tentang pengelolaan

suatu bentuk hubungan atau komunikasi antara pondok pesantren yang

bernuansa salaf dengan masyarakatnya, baik stakeholder maupun

masyarakat secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada

di lembaga tersebut serta memperoleh kepercayaan masyarakat sebagai

pondok pesantren yang mempunyai kualitas dan citra yang positif di

kalangan lembaga pendidikan yang lain maupun masyarakat pada

umumnya.

Dalam penelitian ini peneliti menegaskan bahwa, letak fungsi

manajemen public relations mengacu pada pendapat Grunig dan Hunt,

42

M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

hlm. 240. Istilah pondok pesantren dalam penelitian ini, untuk selanjutnya peneliti singkat dengan

ponpes. 43

Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, (Jakarta: LP3ES,

1982), hlm. 42.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

33

yang menyatakan bahwa manajemen public relations adalah bentuk

pengelolaan terhadap kegiatan-kegiatan yang lebih spesifik atau berupa

satuan-satuan kegiatan public relations. Misalnya pengelolaan kegiatan

khusus, pengelolaan penerbitan internal, pengelolaan kunjungan, para

wartawan, pengelolaan konferensi pers, dan lain-lain. Fungsi manajemen

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi

tergabung dalam berbagai kegiatan public relations tersebut.

Berdasar data di lapangan, kegiatan yang berkenaan dengan

public relations di pondok pesantren salafiyah dilaksanakan melalui

seksi-seksi dan seluruh elemen yang ada di pondok pesantren salafiyah

tersebut, sehingga peneliti tidak mengkategorikan secara langsung kepada

keempat fungsi manajemen tersebut, namun penelitian ini lebih

memfokuskan pada fungsi pelaksanaan (actuating) dari public relations

itu sendiri. Peneliti merumuskan pada sistem komunikasi yang dibangun

sebagai inti pokok dari pelaksanaan public relations, bagaimana proses

membangun citra yang dijalankan oleh pondok pesantren salafiyah, dan

proses public relations yang dilaksanakan di pondok pesantren, sehingga

peneliti menemukan model konseptual tentang pelaksanaan public

relations di pondok pesantren. Dalam temuan di lapangan menyatakan

bahwa pelaksanaan sistem komunikasi dan cara membangun citra di

ponpes bukan berarti tanpa melalui pelaksanaan fungsi dari manajemen

tersebut, sehingga peneliti memberikan rincian secara operasional

berdasar fokus penelitian sebagai berikut: Pertama, mengenai eksistensi

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

34

public relations yang meliputi: gambaran tentang keberadaan public

relations pondok pesantren: struktur organisasi, siapa yang menjalankan,

dan sasarannya; kedua, peneliti melangkah pada sistem komunikasi44

yang dibangun melalui public relations di pondok pesantren salafiyah,

yang meliputi pola komunikasi yang dibangun antara santri dengan santri

dan kiai; antara santri dan alumni; antara pondok pesantren dengan

masyarakat luas; dan pola jaringan komunikasi yang dibangun untuk

mempertahankan eksistensi pondok pesantren salafiyah; dan ketiga,

kajian tentang pembangunan citra/image45

di pondok pesantren salafiyah

melalui manajemen public relations, yang meliputi: bagaimana proses

membangun image, mempertahankan dan menyebarluaskan image/citra

pondok pesantren salafiyah.

Keempat, proses public relations di pondok pesantren salafiyah.

Dalam fokus ini peneliti akan mengkaji mengenai proses pelakanaan

public relations di pondok pesantren salafiyah secara keseluruhan.

Dari penjabaran tersebut di atas, peneliti berusaha untuk

menemukan konsep/model tentang manajemen public relations di pondok

44

Konsep komunikasi membutuhkan proses komunikasi dua arah (two-way-process) di

mana pengirim dan penerima pesan berkomunikasi dalam konteks kerangka acuan (frame of

reference), hubungan dan situasi sosial mereka masing-masing. Dengan demikian, komunikasi

adalah proses timbal balik pertukaran tanda untuk memberitahukan, memerintahkan atau

membujuk berdasarkan makna dan kondisi bersama melalui hubungan komunikator dan konteks

sosial. Lihat Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional,

(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 42 45

Image berhubungan dengan komunikasi yang menyiratkan ke publik mengenai organisasi

tertentu yang berkaitan dengan hal yang abstrak. Image berhubungan dengan simbol, persepsi,

tingkah laku yang dibentuk oleh organisasi untuk disampaikan ke publik. Image mempengaruhi

reputasi positif suatu organisasi. Keberhasilan suatu universitas tergantung pada image yang

dibangun. Kazoleas, D., Kim, Y., & Moffit, Institutional Image: a Case Study, (Corporate

Communications: An International Journal, 2001) 6 (24), hlm. 205-206

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

35

pesantren sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi secara

akademik sebagai sumbangan penelitian doktor. Adapun kerangka

berpikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gb. 1.1 Kerangka Berpikir Manajemen Public Relations Pondok Pesantren

Analissi data sebelum di lapangan

Tahap 5

Tahap 6

Tahap 1 Tahap 2

Mengkaji Manajemen

Public Relation secara

Umum

Mencari rancangan

konsep/model

Manajemen Public

Relation pondok

pesantren

Mengkaji Manajemen

& Sosiologi Pondok

Pesantren

Membandingkan

dan Memadukan

temuan dg teori

Analisis dan Pembahasan

Dimantapkan melalui seminar hasil

dlm rangka memberi kontribusi

tentang konsep Manajemen PR

pondok pesantren

Usulan konsep/teori tentang Manajemen

Public Relation

pondok pesantren sebagai sumbangan

penelitian doktor

Menyusun Proposisi Konsep Manajemen PR

Ponpes sebagai Temuan

Tahap 4

Draft Rancangan konsep/model manajemen

Public Relation pondok

pesantren, dikaji di PP

Salafiyah Lirboyo & Ploso

Tahap 3

Analisis data di lapangan

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

36

F. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Dalam subbab ini, penulis akan memaparkan tentang gambaran

mengenai penelitian yang pernah dilakukan, yang bersifat lapangan (field

research) maupun yang bersifat kajian pustaka (library research), baik yang

membahas mengenai public relations maupun pesantren.

Sedangkan hasil penelusuran penelitian mengenai public relations,

penelusuran melalui jurnal di antaranya adalah penelitian Kirk Hallahan

dalam penelitiannya yang berjudul “Seven Models Framing: The Implication

of Public Relations”46

dengan hasil penelitian bahwa dalam public relations

ditemukan tujuh model kerangka, yaitu: framing of situation, framing of

atribut, framing of choice, framing of action, framing of problem, framing of

responsibility, and framing of information. Ketujuh kerangka inilah yang

menggerakkan public relations dalam suatu organisasi. Tujuh model framing

ini mengkonstruksi pesan dan makna untuk mempengaruhi publik dan

merupakan hal yang paling penting dalam suatu organisasi.

Anne Lane dalam penelitian yang berjudul “Working at the interface:

The descriptive relevance of Grunig and Hunt’s theories to public relations

practices in South East Queensland Schools,47

menyatakan bahwa model dua

arah asimetris adalah bentuk paling luas komunikasi hubungan masyarakat di

sekolah-sekolah Queensland. Hasil di lapangan menunjukkan bahwa indikasi

46

Kirk Hallahan, 7 Models Framing: The Implication of Public Relations, dalam Journal

Of Publis Relations Research, Vol. 11(3), (Lawrence Erlbaum Associates, Inc.: 1999), hlm. 205–

242. Diakses melalui https://docs.google.com/ colostate.edu/~pr/framing, tanggal 16 Desember

2011 47

Anne Lane, “Working at the interface: The descriptive relevance of Grunig and Hunt’s

theories to public relations practices in South East Queensland Schools, dalam Journal PRism 1 (1),

2003. Available at: http://www.praxis.bond.edu.au/prism/papers/refereed/paper1.pdf

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

37

komunikasi dua arah asimetris berlangsung karena pada dasarnya segala

kebijakan tetap berada di pihak sekolah, dan model simetris dua arah relatif

jarang muncul dalam konteks hubungan sekolah dengan masyarakat umum.

Sekolah sangat sedikit memberikan contoh-contoh komunikasi yang benar-

benar simetris, meskipun mereka percaya terhadap model komunikasi simetris

sebagaimana yang diinginkan. Namun, sebagian besar kasus, dari diskusi yang

terjadi antara sekolah dengan publik dalam agenda yang telah ditentukan,

sekolah hanya berusaha untuk memastikan hasil yang paling mungkin untuk

diterima oleh publiknya, dan ini adalah komunikasi yang asimetris.

Sementara itu Steve Mackey dalam “Changing Vistas in Public

Relations Theory”48

mengkritik teorinya Grunig mengenai symetris dan

asymetris komunikasi yang merupakan inti dari public relations. Steve

berpendapat bahwa dalam suatu organisasi yang menjalankan public relations

tidak cukup sekedar berinteraksi dengan publik hanya dengan kedua teori

komunikasi tersebut. Steve mengkritik teori symetris hanya sekedar untuk

menyarankan saja, sementara itu hubungan interaksi organisasi dengan publik

adalah komitmen untuk berdialog sebagai proses menuju pada kesimpulan dan

mempengaruhi kebijakan. Proses ini adalah salah satu cara, yaitu melalui

pernyataan dan counterstatement, yang meliputi pandangan tentang realitas,

nilai, dan pilihan relevan dengan produk, layanan dan kebijakan publik. Inilah

yang dikatakan Steve sebagai teori retoris.

48

Steve Mackey, ChangingVistas in Public Relations Theory, dalam Journal Prism Vol 1,

Deakin University, tahun 2003, diakses dari http://www.prismjournal.org/, tanggal 16 Desember

2011

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

38

Gregoria A Yudarwati, dalam penelitiannya yang berjudul “Personal

Influence Model of Public Relations: A Case Study in Indonesia’s Mining

Industry”,49

menyatakan hasil penelitiannya bahwa dua model simetris public

relations tidak ditemukan dalam perusahaan-perusahaan pertambangan.

Namun demikian, ia menemukan model pengaruh pribadi yang digunakan

untuk mendekati masyarakat. Ada hubungan interpersonal antara anggota

masyarakat dan lapangan petugas. Hubungan pribadi dengan pelaku utama

dan pemimpin. Temuan ini menunjukkan pentingnya hubungan interpersonal

sebagai bagian dari membangun proses hubungan dalam public relations.

Sedangkan James dalam penelitiannya tentang penggunaan media

baru dalam public relations menyatakan bahwa, media baru (internet,

website, myspace, blog, dan lain sebagainya) berdampak pada hubungan

masyarakat, jika praktisi public relations tidak melangkah untuk

menggunakan fasilitas tersebut, maka orang lain akan melakukannya.

Penggunaan media baru dalam public relations akan menambah kekayaan

media dan memantapkan keberadaan sosial organisasi. Selain itu informasi

yang di dapat melalui media baru akan mempengaruhi suatu wacana publik

sekaligus sebagai sistem negosiasi makna dalam konteks komunikasi, dan hal

inilah yang akhirnya bisa digunakan oleh praktisi public relations untuk

menjelajahi ambiguitas public terhadap organisasinya.50

Adapun Macnamara,

49 Gregoria A Yudarwati, Personal Influence Model of Public Relations: A Case Study in

Indonesia’s Mining Industry, (Australia: Monash University, 2003), Journal Public Relations, di

akses melalui http://www.praxis.bond.edu.au/prism/papers/refereed/paper1.pdf. 50

Melanie James, A Review of The Impact of New Media on Public Relations: Chalenges

for Terrain, Practice and Education, University of New Castle Asutralia, dalam Journal Public

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

39

menyatakan bahwa public relations itu berkembang dari komunikasi,

sehingga adalah kunci pokok dari public relations. Selanjutnya dia

menyatakan bahwa peran teknisi dalam public relations difokuskan pada

memproduksi dan mendistribusikan informasi, untuk proses komunikasi

tersebut, sedangkan peran manajer difokuskan pada membangun dan

mempertahankan hubungan organisasi dengan stakeholder kunci.51

Penelusuran penelitian terdahulu mengenai public relations dan

pesantren sebagaimana pada tabel berikut di bawah ini:

Relations Asia Pasifik, Vol. 8, diakses melalui http://www.pria.com.au/sitebuilder/forms/,

tanggal 15 Desember 2011 51

Jim R. Macnamara, Research in Public Relations: A Review og The Use of Evaluation

and Formative Research, dalam Journal of Public Relations, CARMA Internasional Asia Pasifik,

diakses melalui http://skoola.com/Files_books/research-in-public-relations.pdf, tanggal 15

Desember 2011

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

40

Tabel. 1.1. Penelitian Mengenai Public Relations

NO NAMA JUDUL TEMA LOKUS RUMUSAN

MASALAH

PERSPEK

TIF

TEORI

METODE

PENELT

TEMUAN

1 M. Isfaq Rochman

Analisis Penerapan

Kegiatan

Public

Relations dan Image

Perguruan

Tinggi Swasta

di Malang

Public Relations

dan Image

Building

UMM, Unmer,

ITN dan

STIE

Kucecwara

Bagaimana kegiatan PR di

PTS Malang?

Bagaimana

hubungan antara

kegiatan PR

dengan Image

PTS di Malang?

Deskriptif kuantitatif

dengan

menggunakan

analisis MDS (Multi

Dimension

Scalling)

Image PTS tidak hanya didapat

dari PR tetapi

juga faktor lain

seperti kuatnya jaringan alumni,

dan kualitas

akademik

2 Marsefio S.

Luhukay

Penerapan Manajemen

Krisis di

Indonesia:

Memotret Krisis dalam

Kacamata

Public

Relations

PR, manajeme

n krisis

Issue2 yg terjadi di

Perusahaa

n dan

instansi nirlaba

Bagaimana keberadaan

PR dalam

manajemen

krisis? Bagaimana

peran PR

dalam

menangani krisis di

Idnoensia?

Teori PR (Frank

Jefkins dan

Edward L.

Bernays) Teori

Manajemen

Krisis

(Wisenblit, Fink &

Sturges)

Kualitatif deskriptif-

kritis

PR bukan kebutuhan

mendadak untuk

menangani krisis,

namun PR hadir dalam suatu

institusi/perusaha

an sejak awal

sebagai mata, telinga dan

corong dari suatu

instansi untuk

menggerakkan semua komponen

yang

menjembatani

antara organisasi dg publiknya

Ketika krisis

terjadi yang

dilakukan oleh PR adalah:

Instructing

information

Adjusting information

internalizing

information

3 Hanny

Anggito

Rini

Strategi PR

PT Duta

Visual Nusantara

TIVI Tujuh

dalam

Menghadapi Krisis

Strategi

PR

menghadapi Krisis

PR

departeme

nt TV7

Bagaimana

strategi PR

dlm menghadapi

Krisis

kepercayaan

pada kecelakaan yg

menimpa Tim

Ekspedisi

Papua-Jejak Petualang di

Papua

- Kualitatif

deskriptif

Secara keseluruan

PR departement

TV7 sudah melaksanakan

fungsi dan

perannya dg baik.

PR perlu melakukan

program

komunikasi pada

masyarakat yang menunjukkan

bahwa kasus ini

berarkhir.

4 Khutobah Peran Humas

dala m Mengefektifk

an Program

Humas

dala m Mengefek

tifkan

Univ.

Makin Maju

Malang

Bagaimana

Humas dlm mengefektifka

n program

Teori

Humas Teori

Komunikasi

Kualitatif studi

kasus

Humas sebagai

pusat informasi, komunikator

memerlukan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

41

Lembaga

(Studi Kasus di Univ.

Makin Maju)

Program

Lembaga

Lembaga di

Univ. Makin Maju?

media massa dan

peran serta lembaga dalam

memberikan

kontribusi

terhadap

efektivitas

lembaga

5 Widiya

Yutanti

Strategi

Kehumasan

Partai Politik

(Studi Deskriptif

tentang

Kegiatan

Kehumasan Partai Politik

Menjelanng

Pemilu 2004

di Kota Malang)

Strategi

PR Parpol

semua

aktivitas

kehumasa

n partai politik

peserta

pemilu

1999 yang menjadi

peserta

pemilu

2004 yang berada di

kota

Malang

Bagaimanakah

strategi

kehumasan

yang dilakukan

partai politik ?

Frezier

Moore:

Kehumasan

David Easton:

komunikasi

Kualitatif

Deskriptif

Strategi humas

parpol untuk

menarik simpati

massa adalah aksi langsung:

kampanye positif,

kampanye

negative, dan black propaganda

dan aksi tidak

langsung melalui

pemanfaatan media yaitu iklan,

dialog interaktif,

maupun

pemberitaan yang sifatnya

memberikan

komentar

menjelang pemilu

6 Maxie Timbuleng

Pemilihan Media Humas

pada

Perguruan

Tinggi

Media Humas

Univ. Petra

Surabaya

Media apa yang

digunakan,

faktor apa yg

dijadikan dasar

pemilihan?

dan

bagaimana

proses

pemilihan

media humas?

Teori Humas

Rhenald

Kasali,

Cultip

Kualitatif studi kasus

Potensi kepakaran tenaga

pengajar

merupakan media

humas dalam menciptakan

opini publik

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

42

Tabel. 1.2. Penelitian Mengenai Pesantren

NO NAMA JUDUL TEMA LOKUS RUMUSAN MASALAH METODE

PENELT

TEMUAN

1 Zamakh

syari

Dhofier

Tradisi

Pesantren:

Studi

Tentang

Pandangan

Hidup Kiai

Pesantr

en

Pesantren

Tebuireng

dan

Pesantren

Tegalsari

Menggambarkan dan

mengamati perubahan-

perubahan yang terjadi

dalam lingkungan

pesantren dan Islam

tradisional di Jawa

yang dalam periode

Indonesia modern

sekarang ini tetap

menunjukkan

valitasnya sebagai

kekuatan sosial,

kultural keagamaan

yang turut membentuk

bangunan kebudayaan

Indonesia modern.

Deskriptif

kualitatif

Walaupun para

Kiai terikat kuat

oleh pola

pemikiran

tradisional,

namun mereka

telah mampu

membenahi

dirinya untuk

tetap memiliki

peranan dalam

membangun masa

depan Indonesia.

2 Imron

Arifin

Kepemimpin

an Kyai:

Kasus

Pondok

Pesantren

Tebuireng

Pesantr

en

Pesantren

Tebuireng

Pola dan gaya

kepemimpinan Kyai

dalam memimpin

Pesantren

Kualitatif

deskriptif.

Berkaitan dengan

merosotnya

kapasitas

penguasaan atas

kitab-kitab Islam

klasik tersebut,

terjadi perubahan

kiblat Kyai dalam

memaknai pola

dan gaya kyai

tradisional yang

menganut konsep

wilayatul imam

yang bersifat

individu profetik

ke dalam pola dan

gaya

kepemimpinan

barat yang lebih

egalitarian.

3 Mujamil

Qomar

Pesantre:

Dari

Transformas

i Metodologi

Menuju

Demokratisa

si Institusi

Pesantr

en

- Transformasi

pendidikan di dunia

pesantren

Library

Research

Transformasi

pendidikan di

dunia pesantren di

mulai dari aspek

metode,

kurikulum,

kepemimpinan,

sistem

pendidikan, dan

institusi

pesantren.

4 Mastuhu Dinamika

Sistem

Pendidikan

Pesantren

Unsur

dan

nilai

sistem

PP Guluk-guluk

Sukorejo Blok Agung

-Unsur-unsur system

pend pesantren

- dinamika sistem pend

pesantren: perspektif

Grounded

research

Sistem pendidikan

pondok pesantren

mengalami

dinamika

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

43

pendidi

kan

pesantr

en

Tebu Ireng

Paciran

Gontor

pesantren masa depan

pesantren dulu,

sekarang dan

pesantren masa

depan

5 Karel A.

Steenbrin

k

Pesantren

Madrasah

Sekolah:

Pendidikan

Islam dalam

Kurun

Modern

Peruba

han

pondok

pesantr

en: dari

pesantr

en,

madras

ah

hingga

sekolah

Pesantren

di Sumatra

dan Jawa

Tinjauan historis

pesantren

Profil guru/ustadz/kiai

Perubahan dlm materi

agama

Penghargaan terhadap

agama

Kualitatif

research

- Terjadi

dinamika

perubahan dari

pesantren,

madrasah

hingga sekolah

- Terjadi

perubahan

paradigma

profil ustadz:

dari kiai

menuju kiai dg

gelar

- Terjadi

pergeseran

materi agama

- Adanya

penghargaan

agama terhadap

materi umum

walaupun masih

pro dan kontra

6 Manfred

Ziemek

Pesantren

dan

Perubahan

Sosial

Pesantr

en

sebagai

pusat

pengem

bangan

masyar

akat

Pesantren

di

Indonesia

- Islam sebagai potensi

pendidikan dan

kemasyarakatan di

Ind

- Pesantren sbg

wahana pendidikan

Islam

- Pesantren sebagai

pusat pengembangan

masyarakat

Kualitatif

research

Pesantren

meupakan pusat

komunitas

belajar yang

memiliki peran

dan fungsi

sebagai proses

pengembangan

masyarakat, dan

pusat

pendidikan

yang

berorientasi

kepada

demokrasi basis

dan lingkungan

sekitarnya.

7 Mardiyah Kepemimpin

an Kiai

dalam

Memelihara

Budaya

Organisasi

Kepemi

mpinan

Kiai

PM

Gontor

Ponorogo,

Ponpes

Lirboyo

dan

Tebuireng

Jombang

- Bangunan budaya

organisasi ponpes

- Kepemimpinan kiai

dalam

mempertahankan

budaya organisasi

Kualitatif

research

Kepemimpinan

Geneologis

untuk

mempertahanka

n budaya

organisasi

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

44

Selama ini, hasil-hasil penelitian tentang public relations menyatakan

bahwa public relations adalah salah satu bagian dari manajemen pemasaran

yang biasanya digunakan di perusahaan-perusahaan untuk marketing.

Penelitian public relations yang mengarah pada lembaga pendidikan masih

baru-baru ini dilakukan dan itu pun masih dalam lembaga pendidikan formal.

Sedangkan, hasil penelitian mengenai pesantren biasanya hanya berkutat pada

fungsi kiai atau elemen-elemen pesantren dan jenis-jenis pesantren.

Penelitian ini berusaha untuk mengungkap mengenai public relations

yang ada di pesantren. Dimana pesantren yang merupakan lembaga

pendidikan Islam yang mampu bertahan selama berabad-abad tentu saja

mempunyai strategi kehumasan tersendiri dalam mempertahankan citra

lembaganya. Untuk membangun, mempertahankan dan menyebarluaskan

eksistensi lembaganya tersebut, maka pesantren harus melakukan hubungan

dengan masyarakat melalui public relations. Maka secara tidak disadari,

pesantren juga mengadakan manajemen public relations. Di sinilah posisi

peneliti, yanag membedakan antara penelitian yang peneliti lakukan dengan

penelitian-penelitian sebelumnya.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini peneliti membuat laporan dalam bentuk disertasi

menjadi tujuh bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, dan

sebelum memasuki bab pertama terlebih dahulu peneliti sajikan beberapa

bagian permulaan secara lengkap yang sistematikanya meliputi halaman

sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto,

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

45

halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar

lampiran dan abstrak.

Sedangkan bagian isi, pada bab satu adalah pendahuluan, yang

meliputi konteks penelitian. Setelah menentukan konteks penelitian, penulis

akan merumuskan fokus penelitian sebagai dasar acuan dalam penelitian

sekaligus menentukan tujuan penelitian. Setelah itu, penulis mendeskripsikan

tentang manfaat hasil penelitian, penegasan istilah, hasil penelitian terdahulu

yang relevan serta sistematika pembahasan dalam pendahuluan tersebut.

Selanjutnya bab dua, yaitu kajian pustaka. Dalam kajian pustaka ini

peneliti akan menuliskan tentang manajemen public relations secara umum

diteruskan dengan manajemen dan sosiologi pondok pesantren. Kajian

manajemen public relations secara umum meliputi pembahasan pemahaman

tentang public relations, Public relations di lembaga pendidikan, sistem

komunikasi (karena komunikasi merupakan hal yang pokok dalam public

relations), dan pembentukan image/citra di lembaga pendidikan. Selanjutnya

peneliti mengakhiri dengan manajemen public relations dalam perspektif

Islam.

Bab tiga, yaitu bab metode penelitian. Dalam metode penelitian ini

penulis akan menjabarkan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, teknik sampling, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik pengecekan keabsahan

data dan tahap-tahap penelitian.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - Blog IAIN Tulungagungblog.iain-tulungagung.ac.id/chusnulchotimah/wp-content/uploads/... · yang bersifat tradisional dan berciri khusus ... dan memiliki agen distributor

46

Bab empat, menerangkan tentang pembahasan yang terdiri dari dua

sub bab, yaitu 1) Keberadaan public relations pondok pesantren salafiyah,

yang meliputi kajian tentang fungsi public relations pondok pesantren:

struktur organisasi, siapa yang menjalankan public relations dan sasarannya;

proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi public

relations di pondok pesantren salafiyah Lirboyo dan Sidogiri Pasuruan; 2)

Pola komunikasi yang dibangun public relations di pondok pesantren; dan 3)

Strategi membangun image/citra pondok pesantren melalui public relations;

4) Proses public relations di pondok pesantren salafiyah.

Bab lima, berisi analisis temuan penelitian, diskusi temuan dan

kontribusi penelitian. Temuan penelitian dapat dibedakan menjadi dua; yaitu

temuan teoritik yang berupa jawaban terhadap persoalan, kontribusi

penelitian berupa sumbangan penelitian bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan temuan substantif yaitu temuan dalam rangka memecahkan

persoalan pendidikan Islam. Selanjutnya temuan-temuan itu didiskusikan

dengan grand teori maupun hasil penelitian terdahulu.

Bab enam, berisi penutup dan implikasi peneltian yang didalamnya

mencakup kesimpulan dan dan implikasi teoritis maupun praktis. Setelah

penelitian selesai peneliti tak lupa untuk menuliskan daftar rujukan sebagai

wujud kejujuran dan membuktikan bahwa penelitian ini dilakukan secara

ilmiah.