BAB I PENDAHULUAN - repository.telkomuniversity.ac.id · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - repository.telkomuniversity.ac.id · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Sejarah Perusahaan
Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention berdiri pada tahun 1994,
dan di resmikan menjadi hotel syariah pada tahun 2009 oleh pendirinya bernama Dra. Hj.
Tatie S Ismet, M.Si. Berlokasi strategis berada di daerah Kota Bandung dengan
banyaknya wisata kuliner, kawasan wisata keluarga maupun pusat perbelanjaan seperti
Trans Studio Mall yang menjadikan Narapati Indah Syariah Boutique Hotel &
Convention ini sebagai salah satu hotel yang diminati diantara banyaknya hotel-hotel
syariah yang ada di Bandung.
Gambar 1.1
Bangunan Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention
Sumber: Data Perusahaan, 2018
Sejak awal berdirinya hotel ini, pendiri secara konsisten ingin menjaga kualitas,
pelayanan, dan citra hotel, salah satu caranya yaitu dengan memperkenalkan budaya
syariah yang secara hukum agama benar-benar menjadi cerminan citra Narapati Indah
Syariah Boutique Hotel & Convention sebagai hotel syariah. Jika pada hotel konvensional
semuanya serba bebas, baik makanan, minuman, dan hiburan. Di hotel syariah
pelayanannya dibatasi. Makanan, minuman, dan restoran harus bersertifikat halal dari
2
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bahkan, ada seleksi tamu dalam pelayanan hotel syariah
ini. Selain makanan dan minuman halal, setiap rest room atau kamar kecil harus
menyediakan air yang cukup untuk bersuci, baik untuk buang air kecil maupun besar,
bahkan mandi. Hal ini kadang jarang ditemui di hotel konvensional yang hanya
menyediakan tisu di toilet. Untuk fasilitas di dalam kamar, biasanya hotel syariah
menyediakan alat salat serta Al-Quran agar tamu merasakan kemudahan dalam
beribadah. Berdasarkan pemikiran itulah pendiri perusahaan Narapati Indah Syariah
Boutique Hotel & Convention ini mendirikan penginapan yang bernafaskan pada syariah
Islam.
Gambar 1.2
Logo Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention
Sumber: Data Perusahaan, 2018
Warna merah marun pada huruf “N” dari logo NR diatas melambangkan
kehangatan rumah, warna emas pada huruf “R” dari logo NR diatas melambangkan
Singgasana. Narapati menghadirkan suasana kehangatan rumah yang dipadukan dengan
kemewahan layaknya singgasana bagi para tamunya. Logo pena emas pada ujung tulisan
Narapati dimaknai sebagai komitmen perusahaan untuk selalu berkarya dan menjadi
perusahaan pionir (terdepan dan pelopor) berbasis syariah. Komitmen sebagai hotel
syariah dilakukan oleh manajemen untuk urusan kebijakan- kebijakannya dalam
pengelolaan SDM di Narapati.
1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Berikut penulis sampaikan visi dan misi perusahaan Narapati Indah Syariah
Boutique Hotel & Convention:
Visi:
Menjadi pionir (Pelopor dan terdepan) perusahaan yang bergerak di bidang
industri akomodasi dan pariwisata yang berbasis syariah islam terbaik di Indonesia.
3
Misi:
1. Menjadi salah satu icon (ciri, pembeda, khas) kota Bandung.
2. Terus melakukan continous improvement pada empat pilar utama organisasi
(Finance, Human Resource, Product, and Marketing) guna mencapai standarisasi
hotel berbasis syariah.
3. Mensinergikan seluruh aspek dalam perusahaan dengan syariah Islam.
1.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut adalah struktur organisasi di Narapati Indah Syariah Boutique Hotel &
Convention:
Gambar 1.3
Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: Data Perusahaan, 2018
Board of Director
CEO: Ahmad Gemma N
HOSPITALITY &
CULINARY DIV
General Manager: (Vacant)
Team : Warie
HOTEL & CONVENTION
DEPT
MANAGER : Emi
Handayani
FRONT OFFICE
Coordinator (Vacant)
Team:
Rosita, Irfan R, Ali
OWNER
COMMISSIONAIRE
R&D – BUSINESS
DEVELOPMENT BOARD
TRADING DIV
DIRECTOR
PROPERTY DIV
DIRECTOR
MARKETING
DEPT
MANAGER : Sandi
J S
FINANCE DEPT
MANAGER :
(Vacant)
HUMAN CAPITAL
DEPT
MANAGER :
(Vacant)
HOUSEKEEPING
Executive : (Vacant)
Team:
Asep M
Room
Supervisior : (Vacant)
Team :
Erick, Jama, Yordi
Public Area
Supervisior : (Vacant)
Team :
Ucu S
COMMITTEE:
- MAINTENANCE
- LAUNDRY
- WAREHOUSE
- BACK OFFICE
SUPPORT
Coordinator : (Vacant)
Team:
(Vacant)
F&B DEPT
MANAGER :
(Vacant)
FOOD
Head : (Vacant)
Team:
Aam, Aditya
BEVERAGE
Coordinator : (Vacant)
Team:
Riki
COMMITTEE :
- ACCOUNTING
- TAX
- PURCHASING
SECURITY
Coordinator : Hendri
Team:
Ipin K, Komarudin,
Ade
COMMITTEE :
- LEGAL
- RECRUITMENT
- PAYROL &
WELFARE
- TRAINING &
DEVELOPMENT
- GENERAL AFFAIR
4
1.1.4 Profil Perusahaan
Nama Hotel : Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention
Klasifikasi Hotel : Bintang *** (3)
Jumlah Kamar : 60 kamar
Tipe Kamar : Royale Narapati Suite, Family Room, Executive Twin,
Executive Double, Deluxe Twin, Deluxe Double, Superior Twin,
Superior Double.
Fasilitas Hotel : Cable TV, Air Conditioner Hot & Cold Water, Private Terrace,
Free Internet Access, Breakfast, Welcome drink, Newspaper.
Fasilitas Convention : Air Conditioner, Free Hotspot, Screen, Projector, White Board,
Podium, Sound System, Lighting, Banquet Chairs & table,
capacity up to 700 people (standing party).
Alamat : Jalan Pelajar Pejuang 45 No. 31 - 35, Lengkong, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia, 40263
Telepon : +62 22 7303376, 7303629, 7313328
Emai : [email protected]
1.2 Latar Belakang Penelitian
Pariwisata merupakan salah satu industri jasa yang semakin berkembang saat ini.
Industri pariwisata merupakan industri yang sangat berpotensi untuk dikembangkan
karena dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Perkembangan industri
pariwisata diakibatkan oleh perkembangan 3T yaitu transportation (transportasi),
telecommunication (telekomunikasi), dan tourism (wisata). Perkembangan industri
pariwisata dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan permintaan
barang dan jasa. Permintaan barang dan jasa oleh wisatawan memberikan peluang bagi
pelaku bisnis untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut dengan menawarkan jasa
transportasi, perhotelan, kuliner, dan kerajinan tangan (Guild, 2018).
Negara-negara di ASEAN merupakan negara-negara yang paling sering dikunjungi
oleh wisatawan. Negara ASEAN dengan industri pariwisata terbaik diantaranya;
Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Filipina, Laos, dan
Kamboja (Muliana, 2017).
5
Gambar 1.4
Data Pengunjung Wisatawan Mancanegara
Sumber: Data Diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa ada empat negara ASEAN yang
memiliki jumlah kunjungan tertinggi yaitu, Thailand merupakan negara dengan jumlah
kunjungan wisman tertinggi dengan 35 juta orang, disusul Malaysia dengan jumlah 25,9
juta orang, Singapura dengan jumlah 17,4 juta orang dan Indonesia dengan jumlah 14,03
juta orang. Kemudian berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2018,
secara kumulatif dari Januari hingga Agustus, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
ke Indonesia mencapai 10,58 juta kunjungan atau naik 12,30 persen dibandingkan dengan
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada periode yang sama tahun 2017 yang
berjumlah 9,42 juta kunjungan.
Menurut KEMENPAR (Kementrian Pariwisata) Arief Yahya bahwa wisata halal
dapat memberikan kontribusi besar bagi industri pariwisata Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan Indonesia merupakan Negara yang memiliki populasi umat muslim terbesar
di dunia sebesar 87,2 persen atau sebanyak 225,25 juta jiwa dari total penduduk sebanyak
258,32 juta jiwa (Ilmu Pengetahuan Umum, 2018). Dengan kata lain, Indonesia menjadi
Negara yang penduduknya mayoritas muslim.
Saat ini, Indonesia berada di peringkat dua sebagai destinasi halal dunia versi GMTI
(Global Muslim Travel Index) bersama dengan Uni Emirat Arab. Sedangkan peringkat
pertama diduduki oleh Malaysia (Kementrian Pariwisata, 2018). Menurut Kementerian
17.4
25.9
35
14.03
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Singapura Malaysia Thailand Indonesia
Data Pengunjung Wisatawan Mancanegara 2017
Jumlah Kunjungan
6
Pariwisata memastikan ada 13 provinsi yang sudah siap sebagai destinasi wisata syariah.
Kasubdit Korporasi Direktorat MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibtion) dan
Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Taufik Nurhidayat
mengatakan, 13 provinsi yang sudah siap mengembangkan wisata syariah yakni NTB
(Nusa Tenggara Barat), Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Lampung,
Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan, dan Bali (Ardianto & Safutra, 2015).
Dari 13 provinsi yang telah disebutkan sebelumnya, menurut Direktur Halal Travel
Alliance (HTA) Harish Adrian Riyanto mengatakan Jawa Barat khususnya Bandung
terpilih menjadi destinasi halal paling banyak diminati oleh wisatawan (Maulidya, 2018).
Sehingga hal itu menjadi peluang bagi pelaku bisnis salah satunya dalam industri
perhotelan dengan menawarkan jasa tempat penginapan atau perhotelan. Hotel atau
tempat penginapan yang ditawarkan sangat beragam yaitu mulai dari hotel bintang satu
sampai dengan hotel bintang lima.
Hal tersebut menimbulkan persaingan yang lebih ketat pada semua perusahaan di
industri jasa perhotelan yang tentu ingin tetap bertahan dalam memimpin pasar. Salah
satu usaha yang dapat dilakukan oleh industri jasa perhotelan dalam memenangkan
persaingan bisnis adalah harus mampu memberikan diferensiasi. Salah satu diferensiasi
yang ditawarkan yaitu dengan mengusung konsep wisata halal atau yang dikenal dengan
hotel syariah (Hartini, 2017). Adapun daftar hotel syariah menurut klasifikasinya di Kota
Bandung adalah sebagai berikut.
TABEL 1.1
Daftar Hotel Syariah Menurut Klasifikasi di Kota Bandung
No Nama Hotel Tahun Berdiri
A Bintang 4
1 Noor Hotel Tahun 2001
B Bintang 3
1 Lingga Hotel Tahun 1989
2 Narapati Indah Syariah Boutique Hotel &
Convention Tahun 1994
3 Ruby Hotel Syariah Tahun 2016
4 Cinnamon Hotel Boutique Syariah Tahun 2017
C Bintang 2
1 Daarul Jannah Cottage Hotel Tahun 1998
Sumber: Data Diolah Peneliti, 2018
7
Berdasarkan Tabel 1.1, terdapat total 6 hotel syariah yang ada di Kota Bandung
menurut klasifikasinya. Salah satu faktor yang memicu perkembangan hotel syariah di
kota Bandung adalah sudah banyak masyarakat muslim yang aware terhadap hotel yang
mengusung konsep syariah (Muthoifin, 2015). Kesadaran tersebut mengakibatkan
masyarakat muslim semakin selektif dalam memilih hotel atau tempat penginapan ketika
berwisata. Semakin tertariknya masyarakat muslim dalam memilih hotel yang
mengusung konsep halal tidak terlepas dari faktor pendorong yang dimilikinya, baik yang
bersifat internal maupun eksternal.
Berdasarkan pra-survey yang penulis lakukan terhadap 30 konsumen atau tamu dari
6 Hotel Syariah di Kota Bandung mengenai faktor pendorong para konsumen memilih
Hotel Syariah yang jawabannya beragam sebagaimana tabel dibawah ini:
TABEL 1.2
Hasil Kuesioner Pra-Survei mengenai Keputusan Pembelian Konsumen Hotel
Syariah di Kota Bandung
No Dimensi
STS
(1)
TS
(2)
S
(3)
SS
(4) Total
Skor
Skor
Ideal %
F N F N F N F N
1
Faktor Pribadi
1) Kehidupan keluarga
mendorong Saya untuk
selalu memutuskan
menginap di Hotel
Syariah.
2) Kehidupan keluarga
mendorong Saya untuk
selalu memutuskan
menginap di Hotel
Syariah. 3) Bagi Saya memutuskan
menginap di Hotel
Syariah itu penting,
supaya terhindar dari
hal-hal maksiat.
- - 16 32 54 162 20 80 274 360 76
2
Faktor Psikologis
1) Saya termotivasi untuk
memutuskan memilih
Hotel Syariah karena
sesuai dengan Syariat
Islam.
2) Hotel Syariah lebih
terjamin kualitas
pelayanan nya dibanding
Hotel Konvensional
lainnya.
2 2 4 8 36 108 18 72 190 240 79
3
Faktor Sosial
1) Saya memilih Hotel
Syariah karena
dipengaruhi orang
terdekat.
2 2 22 44 64 192 32 128 366 480
(Bersambung)
8
2) Saya memilih Hotel
Syariah karena
dipengaruhi oleh iklan. 3) Saya memilih Hotel
Syariah karena Agama
Saya mengajarkan untuk
melakukan segala hal
sesuai Syariat Islam. 4) Saya memilih Hotel
Syariah karena
mencerminkan kelas
sosial.
76
4
Pilihan Produk
1) Saya memilih Hotel
Syariah karena
tersedianya Musholla
didalam Hotel.
2) Saya memilih Hotel
Syariah karena
tersedianya
perlengkapan shalat
disetiap kamar. 3) Saya memilih Hotel
Syariah karena
menyajikan makanan
dan minuman yang
Halal. 4) Saya memilih Hotel
Syariah karena setiap
karyawan yang melayani
sesuai dengan mukhrim
nya.
- - 4 8 48 144 68 272 428 480 89
5
Pilihan Merek
1) Saya memilih Hotel
Syariah berdasarkan
citra merek.
2) Saya memilih Hotel
Syariah berdasarkan
faktor emosional.
- - 4 8 36 108 20 80 196 240 82
6
Pilihan Penyalur
1) Saya memilih Hotel
Syariah karena lokasi
yang berada di daerah
destinasi wisata.
2) Saya memilih Hotel
Syariah berdasarkan
harga.
3) Saya memilih Hotel
Syariah karena mudah
dalam pemesanan kamar
melalui telepon.
4) Saya memilih Hotel
Syariah karena mudah
dalam pemesanan kamar
melalui online.
2 2 14 28 64 192 40 160 382 480 160
7
Waktu Pembelian
1) Saya memilih Hotel
Syariah saat berkunjung
ke Kota Bandung.
2) Saya memilih Hotel
Syariah saat perjalanan
dinas.
2 2 18 36 44 132 26 104 274
360 76
(Bersambung)
(Sambungan)
9
3) Saya memilih Hotel
Syariah karena diskon
yang ditawarkan saat
musim liburan.
8
Metode
Pembayaran
1) Saya memilih Hotel
Syariah karena
kemudahan dalam
metode pembayaran
secara tunai.
2) Saya memilih Hotel
Syariah karena
kemudahan dalam
metode pembayaran
menggunakan kartu
debit. 3) Saya memilih Hotel
Syariah karena
kemudahan dalam
metode pembayaran
secara online. (transfer
ATM, M-Banking,
Indomaret)
- - - - 64 192 26 104
296 360 82
Jumlah 2.406 3.000 80
STS: Sangat Tidak Setuju TS: Tidak Setuju S: Setuju SS: Sangat Setuju
F: Frekuensi N: Frekuensi x Skor Jumlah Responden: 30 Jumlah Pernyataan: 25
Skor Ideal: Skor tertinggi x Jumlah Pernyataan x Jumlah responden
Sumber: Hasil Olah Data Kuesioner Pra-Survey, 2018
Berdasarkan data hasil pra-survey pada Tabel 1.2 didapatkan hasil bahwa dimensi
Pilihan Produk sebesar 89% yang memiliki persentase paling tinggi sehingga menjadi
faktor yang mendorong konsumen dalam memilih Hotel Syariah di Kota Bandung.
Dimana konsumen lebih memilih Hotel Syariah karena berdasarkan pilihan produk yaitu;
tersedianya Musala di dalam Hotel, tersedianya perlengkapan Salat di setiap kamar, hotel
menyajikan makanan dan minuman yang Halal, dan setiap karyawan yang melayani
sesuai dengan mukhrim nya.
Berdasarkan Tabel 1.1 terdapat daftar nama-nama hotel syariah di Kota Bandung,
maka peneliti memilih Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention. Karena
Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention ini selain sudah lama berdiri yaitu
dari tahun 1994 yang merupakan hotel syariah kedua setelah Hotel Lingga. Narapati
Indah Syariah Boutique Hotel & Convention pun merupakan satu-satunya hotel syariah
pelopor di Kota Bandung yang mengusung konsep Timur Tengah dari segi bangunan
maupun fasilitas interior. Berbeda dengan hotel Lingga yang merupakan hotel syariah
pertama di Kota Bandung tetapi tidak mengusung konsep syariah dalam segi bangunan
maupun fasilitas interior. Hingga calon konsumen pun tidak mengetahui atau mengenali
(Sambungan)
10
bahwa hotel Lingga tersebut adalah hotel syariah. Dimana konsep Timur Tengah secara
tidak langsung menurut Manajer Narapati Hotel konsep ini dapat menarik minat
konsumen dan menjadikan identitas konsep islami pada hotel. Konsep Timur Tengah itu
sendiri identik dengan unsur syariah karena, wilayah Timur Tengah merupakan negara-
negara yang didominasi oleh bangsa Arab yang beragama Islam.
Berikut ini beberapa review tamu di marketplace hotel tentang Narapati hotel
mengusung konsep Timur Tengah dari segi bangunan maupun fasilitas interior:
1) Hans0305, Indonesia (Tripadvisor.com): “Konsep syariah sudah terasa saat
masuk hotel. Bangunan unik.”
2) Yommi, Indonesia (google.com): “Hotel bernuansa syariah banget.”
3) Lingga Patriana, Indonesia (google.com): “Bangunan megah dan islami.”
4) Luki Lukman, Indonesia (google.com): “Hotel nya berkonsep syariah,
nyaman.”
5) Wawan Gunawan, Indonesia (google.com): “Bagus, tempatnya strategis dan
hotelnya bernuansa syar’i.”
TABEL 1.3
Rasio Okupansi Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention
Bulan 2017 2018
Januari 2.39 2.09
Februari 1.00 1.98
Maret 4.03 2.19
April 4.41 3.24
Mei 3.34 1.36
Juni 2.18 2.04
Juli 2.33 2.66
Agustus 2.53 2.32
September 2.63 2.59
Oktober 5.61
November 3.77
Desember 5.19
Sumber: Data Perusahaan, 2018
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tammy sebagai HRD Narapati Hotel,
mengatakan bahwa terdapat masalah yang sedang dihadapi yaitu terjadi tren okupansi
kamar yang menurun dari tahun 2017 ke 2018. Pada Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa jika
dirata-ratakan persentase per semester dari bulan Januari hingga Juli di tahun 2017
11
sebesar 40% sedangkan untuk di tahun 2018 persentase per semester dari bulan Januari
hingga Juli sebesar 30%.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal yang mendorong
keputusan pembelian konsumen. Faktor – faktor pendorong pemilihan hotel syariah bagi
para tamu pada dasarnya hampir sama dengan hotel umum, namun Hotel Syariah
memiliki kekhasan tersendiri dalam melakukan penawaran jasanya. Hal ini tentunya tidak
lepas dari pihak internal untuk mempertahankan perusahaan agar tetap survive di jalurnya
maka dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong
seseorang untuk memilih menginap di Hotel Syariah.
Sangadji (2013:41-42) membagi faktor yang mempengaruhi perilaku kosumen
dalam mengambil keputusan pembelian sebagai berikut:
1) Faktor internal (faktor pribadi)
Merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor internal
digolongkan menjadi delapan yaitu:
a) Persepsi
Faktor ini adalah proses individu untuk mendapatkan, mengorganisasi,
mengolah, dan menginterpretasikan informasi. Tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, pendidikan, minat, perhatian, dan sebagainya.
b) Keluarga
Faktor ini adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi, dan tempat tinggal.
c) Motivasi dan keterlibatan
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen.
Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan
antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan
yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan untuk
memenuhi kebutuhan itu.
d) Pengetahuan
Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam
ingatan. Pengetahuan konsumen dibagi dalam tiga bidang umum, yaitu
pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian.
12
e) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan faktor motivasional yang belum menjadi
tindakan. Sikap merupakan hasil belajar. Sikap merupakan nilai yang bervariasi
(suka-tidak suka).
f) Pembelajaran
Merupakan proses yang dilakukan secara sadar yang berdampak terhadap
adanya perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor secara konsisten dan relative
permanen.
g) Kelompok usia
Usia mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Anak-anak
mengambil keputusan dengan cepat, remaja membuat keputusan cenderung
emosional, sedangkan orang tua mengambil keputusan cenderung rasional.
h) Gaya hidup
Gaya hidup dalam pandangan ekonomi menunjukkan bagaimana seorang
individu mengalokasikan pendapatannya dan bagaimana pola konsumsinya.
2) Faktor eksternal
Merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor eksternal
digolongkan menjadi tiga yaitu:
a) Budaya
Merupakan variabel yang memengaruhi perilaku konsumen yang tercermin pada
cara hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam
barang dan jasa yang ditawarkan.
b) Kelas sosial
Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku
berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar.
c) Keanggotaan dalam suatu kelompok
Suatu kelompok akan memengaruhi perilaku anggotanya, termasuk dalam
pengambilan keputusan pembelian produk.
3) Faktor situasional
Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk
waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik objek. Faktor situasional meliputi lingkungan fisik dan waktu.
13
Keputusan pembelian tidak terpisahkan dari bagaimana sifat seorang konsumen
(consumer behavior) sehingga masing-masing konsumen memiliki kebiasaan yang
berbeda dalam melakukan pembelian, Kotler dan Armstrong (2016:201-202)
mengemukakan keputusan pembelian memiliki dimensi sebagai berikut:
1) Pilihan produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus
memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah
produk serta alternatif yang merek pertimbangkan.
2) Pilihan merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek nama yang akan dibeli setiap
merek memiliki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
3) Pilihan penyalur
Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan
dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa
dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang
lengkap, kenyamanan dalam belanja, keluasan tempat dan lain-lain.
4) Waktu pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda misalnya
ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali dan lain
sebagainya.
5) Jumlah pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan
dibelanjakan pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu.
Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan
keinginan yang berbeda-beda.
6) Metode pembayaran.
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan
dilakukan dalam pengambilan keputusan menggunakan produk atau jasa. Saat ini
keputusan pembelian dipengaruhi oleh tidak hanya oleh aspek lingkungan dan
keluarga, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan
dalam transaksi pembelian.
14
Dengan adanya faktor – faktor pendorong tersebut dan berdasarkan uraian latar
belakang sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai faktor-faktor
yang mendorong keputusan pembelian konsumen pada Narapati Indah Syariah Boutique
Hotel & Convention Bandung dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong
Keputusan Pembelian (Studi Kasus Narapati Indah Syariah Boutique Hotel &
Convention, Bandung)”.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa saja yang mendorong keputusan pembelian konsumen Narapati
Indah Syariah Boutique Hotel & Convention?
2. Faktor apa yang paling dominan dalam mendorong keputusan pembelian Narapati
Indah Syariah Boutique Hotel & Convention?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keputusan pembelian konsumen
Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam mendorong keputusan
pembelian konsumen Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention.
1.5 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1.5.1 Aspek Teoritis
a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Hotel Syariah dan faktor- faktor
yang mendorong keputusan pembelian konsumen Narapati Indah Syariah
Boutique Hotel & Convention.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan referensi
perpustakaan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
keputusan pembelian.
15
1.5.2 Aspek Praktis
a. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian serta menguji
kemampuan analisis masalah berdasarkan teori yang pernah di dapat selama studi,
khususnya yang berhubungan dengan keputusan pembelian.
b. Memberikan gambaran tentang pembuatan skripsi, khususnya yang berkaitan
dengan faktor-faktor yang dapat mendorong keputusan pembelian konsumen
Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention.
1.6 Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Narapati Indah Syariah Boutique Hotel & Convention
mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Desember tahun 2018.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang penelitian yang dilakukan. Deskripsi sistematika penulisan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, berisi mengenai gambaran umum objek penelitian yaitu Narapati Indah
Syariah Boutique Hotel & Convention, latar belakang penelitian, identifikasi masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini, berisi teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dan
disertai dengan kerangka pemikiran. Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka, penelitian
terdahulu, dan kerangka pemikiran.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini, berisi mengenai pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang akan menjawab rumusan masalah. Bab
ini terdiri dari jenis penelitian, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta
teknik analisis data yang digunakan.
16
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, berisi pembahasan hasil penelitian yang diuraikan secara kronologis dan
sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Bab ini terdiri dari
karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, berisi mengenai kesimpulan hasil penelitian, dan saran berupa
rekomendasi dan solusi alternatif untuk perusahaan sebagai bahan referensi dan
evaluasi dalam peningkatan kualitas pelayanan kedepannya, juga saran bagi peneliti
selanjutnya.