BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2011-2-00139 AR...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2011-2-00139 AR...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jakarta sebagai ibukota Indonesia telah mengalami perkembangan pesat
dalam bidang olahraga. Dewasa ini semakin banyak event olahraga yang di
selenggarakan di Jakarta. Fasilitas pendukung olahraga pun cukup banyak dan
berkembang seperti gelanggang olahraga, wisma atau hotel atlet bahkan stadion
sepak bola. Wisma atlet terpilih menjadi fokus pembahasan paper ini karena
menjadi salah satu sarana pendukung penting kegiatan olahraga tempat
peristirahatan atlet melepas lelah.
Perkampungan atlet Senayan atau Wisma Fajar 1 merupakan salah satu
wisma untuk penampungan atau transit dan tempat penginapan para atlet yang
akan melakukan latihan dan perlombaan di area Gelora Bung Karno (GBK)
Senayan. Jika kita mendengar perkampungan atlet mungkin sebagian orang akan
berpikir sebuah hunian mewah dan bersih, khas para atlet, namun faktanya tidak
demikian dengan perkampungan atlet Senayan.
Walaupun disebut wisma dengan bangunan 11 lantai namun kondisi yang
ada sekarang sangatlah memprihatinkan. Bangunan tersebut tidak pernah
direnovasi sama sekali sejak pertama kali di bangun pada tahun 1974.
Perkampungan atlet Senayan yang kini termasuk dalam naungan Badan
Pengelola Gelora Senayan (BPGS) benar – benar terlihat tidak terurus. Sulit
membayangkannya ketika ketiga bangunan dengan nuansa warna merah bata
tersebut harus tetap bertahan dipergunakan. Kondisi bangunan dari luar maupun
dalam sudah tidak layak lagi dihuni.
2
Gambar 1.1.1 Foto fasad wisma atlet Senayan
Sumber : Google Image Search Sumber : Dokumen Pribadi
Sangat kontras rasanya jika kita menengok bangunan di samping
perkampungan atlet Senayan yaitu Hotel Atlet Century Park (dahulu dikenal
dengan nama Wisma Atlet Senayan) yang sangat terlihat baru dan modern.
Perkampungan atlet Senayan lebih terlihat sebagai bangunan usang yang tak
terawat. Hotel Atlet Century Park dengan nuansa putih tersebut kini menjadi
tempat tinggal sementara atlet profesional yang akan berlatih di Gelora Bung
Karno (GBK) Senayan.
Gambar 1.1.2 Foto fasad Hotel Atlet Century Park
Sumber : Google Image Search
Banyak atlet yang lebih memilih tinggal di Hotel Atlet Century Park
karena merasa tidak nyaman dan tidak kerasan tinggal di perkampungan atlet
Senayan. Pembangunan kembali perkampungan atlet Senayan selain untuk
membuat bangunan tersebut terlihat baru, juga untuk merancang bangunan yang
nyaman untuk di tinggali atlet maka akan membuat kondisi fisik maupun
psikologis para atlet terasa baik.
3
Bangunan yang telah ada sangat tidak mengakomodir atlet akan
kebutuhan ruang dan hampir semua ruang tidak didesain secara baik sesuai
karakteristik atlet tersebut. Karakteristik antar atlet di tiap bidang olahraga dapat
saja berbeda-beda, dan hal tersebut dapat dilihat dari atlet yang bertanding
secara individu ataupun kelompok.
Sebagai psikolog, saya melihat memang ada perbedaan pada sifat
perilaku dan antara olahraga yang bermain kelompok dan individu. Saya dapat
melihat ketika mereka datang atau berkonsultasi ke saya (Sumber : Wawancara
psikolog atlet Wisma Atlet Ragunan, Ibu Tri Rusmi, 21 Maret 2011).
Perbedaan secara mendasar pada atlet individu dan kelompok dapat di
pengaruhi dari cara mereka bertanding. Atlet individu lebih menekankan pada
sikap “single fighter” sedangkan atlet kelompok mereka lebih menekankan rasa
sikap kerjasama. Dari hal-hal tersebut lah dapat menjadi salah satu pertimbangan
adanya adanya perbedaan atlet individu dan kelompok (Sumber : Wawancara
pelatih Wisma Atlet Ragunan, 22 Febuari 2011).
Untuk itu sebagai salah satu alternatif rujukan untuk melihat
perkampungan atlet Senayan kembali “bersinar” yang secara tidak langsung
dapat ikut menyinarkan prestasi atlet Indonesia adalah melakukan perancangan
dan pembangunan kembali wisma atlet di Senayan. Pembangunannya sendiri
pun tidak mengenyampingkan kebutuhan, aktivitas dan kenyamanan atlet.
Ruang-ruang nantinya akan dibuat dengan menyesuaikan pada kegiatan atlet
secara individu ataupun kelompok.
Sedangkan untuk menunjang kegiatan secara fisik maupun psikologis
atlet, dapat dilakukan penambahan fasilitas penunjang lainnya. Berdasarkan
kesimpulan awal ini, penyusun mencoba untuk menyusun karya Tugas Akhir
berjudul Rancangan Wisma Atlet Senayan Jakarta Berbasis Perilaku Individu
dan Kelompok.
4
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud perencanaan dan perancangan wisma atlet di Kawasan Gelora
Bung Karno Senayan adalah untuk menghadirkan wisma atlet dengan konsep
dan fasilitas modern yang menyediakan kebutuhan akan kenyamanan dan
penunjang aktivitas atlet, baik bagi atlet yang bertanding secara individu
maupun kelompok. Fisiknya diupayakan tampil menarik dan modern namun
tetap menyesuaikan dengan kondisi fisik kawasan disekitarnya.
Sementara tujuan perancangannya adalah menciptakan perkampungan
atlet yang menyesuaikan dengan kebutuhan, ruang gerak dan aktivitas atlet
sehingga membuat atlet merasa nyaman baik secara fisik maupun psikologis.
1.3 Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dalam wisma atlet ini mencakup tentang penerapan
konsep behaviour/perilaku sebagai dasar dalam perancangan sebuah
perkampungan atlet untuk menunjang dari aktifitas atlet. Persyaratan dan
ketentuan pembangunan di Senayan, kebutuhan ruang dan fasilitas, organisasi
ruang, sirkulasi dalam bangunan, struktur dan utilitas serta tampilan fisik
bangunan yang akan digunakan, akan dibahas sebagai satu kesatuan dalam
proses perancangan arsitektur.
1.3.1 Deskripsi Proyek
• Jenis Proyek : Non Fiktif
• Pemilik Proyek : Pengelola Gelora Bung Karno Senayan
Proyek tempat tinggal sementara untuk atlet ketika sedang
berada dalam masa karantina sebelum pertandingan yaitu berupa
wisma yang dilengkapi dengan kamar dan fasilitas penunjang
kebutuhan atlet lainnya.
1.3.2 Peta Lokasi
Lokasi proyek berada dalam wilayah DKI Jakarta, Kecamatan
Tanah Abang, Kelurahan Gelora, Kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
1.3.3
•
•
•
•
•
•
•
U
Gam
3 Data Tap
• Lokas
• Luas
• KDB
Luas
• KLB
Luas
• Ketin
• Batas
• Perun
U
mbar 1.3.2.1 Pe
Su
pak
si Tapak
Lahan
lantai dasar
total bangun
nggian Maks
s Area Lahan
ntukan Lahan
eta Jakarta dan
umber : Google
: Jl
: 10
: 20
yang boleh
: 20
: 2,
nan yang bol
: 2,
simum : 24
n :
Utara : J
Ge
Timur : H
Barat : G
Selatan : Ja
n : K
dip
lokasi tapak d
e Image Search
l. Pintu 1 Se
0.891,18 m2
0 %
dibangun
0% x 10.891
,5
leh dibangun
,5 x 10.891,1
4
Jalan Pintu
elora Bung K
Hotel Atlet C
Gedung Koni
alan Manila,
Kut (Karya U
peruntukkan
U
di Senayan
h
enayan, Jaka
1,18 = 2.178
n
18 = 27.227,
u 1 Senaya
Karno Senaya
entury
i Pusat & Jal
Wisma Serb
Umum Taman
untuk taman
arta Pusat
.24 m2
,95 m2
an & Kaw
an
lan Asia Afr
ba Guna
n), 80% laha
n umum
5
wasan
ika
an
•
•
Gedung K
• Lokas
Lokas
Jalan
• Bangu
Bangu
daera
Koni Pusat
si Lahan
si lahan ber
Pintu 1 Sen
Gambar 1.3.
Sumbe
unan di Seki
unan-bangun
ah tersebut sa
Gambar 1.3
Sumb
U
U
rada pada d
nayan dan di
2.2 Peta lokasi
er : Dinas Tata
itar Lahan
nan yang a
angat mendu
3.2.3 Peta bang
ber : Google Im
Wisserba
daerah yang
dekat Gelor
i tapak di Sena
Kota Online
ada di sekita
ukung kegiat
gunan di sekita
mage Search
ma guna
strategis ya
ra Bung Karn
ayan
ar lahan me
tan olahraga
ar Senayan
Gelora Bung K
Lokasi
aitu berada
no Senayan.
encirikan ba
a.
Karno Senayan
Hotel Atlet Ce
6
pada
ahwa
n
entury
7
1.4 Metodologi Penelitian
1.4.1 Desain dan Pendekatan
• Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penyusun menggunakan
penelitian yang bersifat deskriptif melalui pemetaan dan wawancara,
serta berupaya untuk mengolah data primer yang di dapat dari hasil survey
lapangan, untuk mendapatkan hasil permasalahan menjadi sesuatu yang
dapat diutarakan secara jelas dan tepat agar mudah di mengerti oleh orang
lain.
Kemudian deskriptif dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif menghasilkan data akhir berupa
angka-angka, sedangkan kualitatif menghasilkan data akhir dalam
bentuk kata-kata. Untuk itu penyusun mengambil kualitatif sebagai
jenis penelitian behavior.
• Tempat
Lokasi penelitian perilaku pada atlet penyusun lakukan di wisma
atlet Ragunan, Jakarta Selatan. Wisma tersebut penyusun pilih karena
memiliki banyak atlet dengan bermacam-macam cabang olahraga
dalam satu tempat. Dimana hal tersebut cocok dengan tema yang
penyusun ambil.
• Waktu
Penyusun melakukan penelitian di wisma atlet Ragunan pada hari
senin 21 Maret 2011 pukul 11.00 – 21.00 WIB dan selasa 22 Maret
pukul 15.00 – 21.00 WIB. Hari pertama penyusun pilih karena
penyusun ingin melihat perilaku atlet pada hari dan jam sibuk.
Sedangkan hari kedua penyusun pilih karena penyusun ingin
membuktikan dan lebih memastikan dengan hasil pengamatan di hari
pertama.
8
• Paradigma Penelitian Gambar 1.4.1.1 Paradigma Penelitian
1.4.1.1 Pemilihan Subjek
• Populasi
Populasi pemilihan subjek yang ada berada pada kawasan wisma
atlet Ragunan dimana dalam satu wisma terdapat 98 atlet dan 12
cabang olahraga.
• Teknik Sampling
Pemilihan sampel pada wisma atlet Ragunan berjumlah 35 atlet
atau lebih dari 30% agar dapat hasil penelitian yang cukup valid.
Teknik sampling yang di pakai adalah proporsional sampling dimana
atlet yang dipilih mewakili atlet individu dan kelompok. Semua
responden yang ada memiliki kesempatan yang sama untuk di ambil
menjadi elemen populasi namun secara proporsional dan hasil
penelitiannya dapat dijadikan ukuran untuk melakukan generalisasi.
1.4.1.2 Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dilakukan adalah survey lapangan
dan observasi. Survey dan pengamatan dan lapangan difokuskan
pada perilaku atlet olahraga individu dan kelompok dalam
kesehariannya. Pengamatan dillakukan secara continue dan bukan
dalam 1 hari. Selain survey dan observasi, pengumpulan data juga
dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan atlet itu sendiri dan
narasumber terpercaya lainnya seperti pengurus wisma dan psikolog
atlet.
Keseharian atlet
Perilaku atlet olahraga individu
& kelompok
Ruang dalam & luar
Konsep
Desain
9
1.4.1.3 Analisis
Penyusun melakukan analisis terhadap data-data primer terkait
perilaku atlet olahraga individu dan kelompok dalam keseharian
mereka. Analisis yang dilakukan yaitu:
• Perilaku atlet saat berada di kamar, ruang kumpul, ruang makan
(ruang dalam bangunan).
• Perilaku atlet saat berada di lingkungan sekitar wisma (ruang luar).
• Jarak personal atau kedekatan antara sesama atlet.
• Kesesakan ruang terhadap perilaku atlet.
Pengamatan perilaku lebih banyak di lakukan setelah atlet
melakukan latihan rutin dan kembali ke wisma atlet. Setelah di
lakukan analisa, maka dapat diketahui kebutuhan ruang, dimensi
ruang dan konsep desain terkait perilaku atlet individu dan
kelompok.
1.4.1.4 Tahapan Penelitian
1. Menyusun Kerangka Penelitian
2. Menentukan Populasi & Sampel
3. Menyiapkan Alat
4. Survey Lapangan
5. Analisis dan Pembahasan
6. Interpretasi Penelitian
1.4.2 Metode Desain
Penyusun memakai kaidah EBH (Environment, Building and
Human) dalam metode desain pada perencanaan dan perancangan wisma
atlet Senayan. Kaidah EBH (Environment, Building and Human) yang
penyusun pakai yaitu:
• Aspek manusia (The Human System)
Merupakan analisa untuk mencapai suatu pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pemakai dan aktivitasnya, dimana dalam hal ini
lebih ditekankan pada perilaku si pemakai (behaviour) yang nantinya
akan menghasilkan dimensi dan kebutuhan ruang yang sesuai dari
10
hubungan antar aktivitas dalam bangunan tersebut. Nantinya aspek
manusia ini dapat menjadi pedoman bagi desain perancangan arsitektur.
• Aspek lingkungan (The Environmental System)
Merupakan analisa terhadap lingkungan sekitar bangunan dimana
nantinya dapat menunjang bangunan tersebut. Kemudian hal yang
berkaitan adalah pengamatan ruang luar yang dapat bermanfaat untuk
kegiatan si pemakai.
• Aspek bangunan (The Building System)
Jika aspek lingkungan adalah ruang luarnya, maka untuk aspek
bangunan adalah ruang dalam yang akan di eksplorasi menyesuaikan
kebutuhan dan karakteristik atlet. Bangunan nantinya akan mengikuti
hasil behavior yang telah diamati sebelumnya.
1.5 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan karya tulis tentang perencanaan dan
perancangan Wisma atlet di kawasan Gelora Bung Karno Senayan Jakarta
disusun dalam beberapa bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :
1.BAB I : PENDAHULUAN
Latar belakang perlunya didirikan Wisma atlet di kawasan
Senayan, latar belakang pemilihan topik arsitektur
behaviour/perilaku sebagai solusi dalam perancangan Wisma
atlet di kawasan Senayan, maksud dan tujuan pendirian Wisma
atlet di kawasan Senayan, lingkup dan metode pembahasan
perencanaan dan perancangan Wisma atlet di kawasan Senayan,
sistematika pembahasannya, serta kerangka pemikiran proses
perencanaan dan perancangan Wisma atlet di kawasan Senayan.
2.BAB II : TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan teoritis umum terhadap proyek wisma atlet dan
tinjauan khusus mengenai topik/tema arsitektur
behaviour/perilaku sebagai pendekatan perancangan arsitektur,
disertai beberapa studi literatur dan studi kasus lapangan terhadap
11
proyek sejenis sebagai pembanding yang relevan yang kemudian
diteliti untuk dapat merumuskan masalah perancangan dan
menganalisis sesuai aspek-aspek yang terkait dengan perilaku
atlet individu dan kelompok.
3. BAB III : PERMASALAHAN
Identifikasi dan rumusan permasalahan-permasalahan
yang timbul berkenaan dengan aspek manusia, aspek lingkungan,
dan juga aspek bangunan.
4. BAB IV : ANALISA
Analisa permasalahan dalam beberapa aspek yang terkait
dengan topik behaviour/perilaku atlet individu dan kelompok.
Analisa-analisa yang didapat berdasarkan pendekatan dari tiga
aspek yaitu aspek manusia, lingkungan dan bangunan.
5. BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Konsep perancangan sebagai hasil analisa dan solusi
terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan dirumuskan
pada bagian permasalahan. Konsep perancangan merupakan
dasar/landasan perencanaan dan perancangan arsitektur sehingga
karya arsitektur menjadi bernilai baik dan benar, indah, kuat, dan
fungsional. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik
desain sebagai gambaran rancangan bentuk wisma atlet di
Senayan.
12
I.6. Skematik Pemikiran
Latar Belakang
• Wisma sudah tidak layak huni bagi atlet
• Bangunan yang ada tidak menyesuaikan karakteristik atlet
Perancangan
Konsep Perancangan
Form follow behavior
Analisa
Aspek manusia:
Analisa perilaku atlet
Analisa kebutuhan & hubungan
ruang
Aspek lingkungan:
Analisa tapak
Aspek bangunan:
Analisa dimensi ruang & bentuk
bangunan
Tinjauan Umum
Tinjauan Khusus
Permasalahan
Ruangan yang ada tidak menyesuaikan karakteristik atlet
individu dan kelompok
Maksud dan Tujuan
Menyediakan hunian yang sesuai dengan perilaku dan kebutuhan
atlet individu maupun atle kelompok
Definisi, sejarah dan peraturan bangunan
Studi lapangan wisma atlet
Studi literature wisma atlet dan persamaan
topik behavior/perilaku
Landasan Teori Terkait
Perilaku
Behavior setting
Crowding
Personal space
F
E
E
D
B
A
C
K
Penelitian
Perilaku keseharian atlet individual & kelompok
Skematik Desain