BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

40
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan surat kabar di Sulawesi Tengah telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Beberapa surat kabar telah terbit dan mulai tersebar di wilayah Sulawesi Tengah. Seperti Mercusuar, Radar Sulteng, Nuansa pos, Info baru, dan Media Alkhairat. Hal ini menunjukan bahwa media penerbitan di Sulawesi Tengah telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Maka dari itu dengan munculnya beberapa media cetak yang ada di Sulawesi Tengah, dapat memberikan kontribusi berupa informasi yang memadai khususnya bagi masyarakat di Sulawesi Tengah, sehingga fungsi pers, dalam hal ini tentu saja media atau surat kabar tersebut sudah menjadi beban dalam institusi sosial yang bertugas sebagai kontrol sosial serta diharapkan menjadi salah satu pilar demokrasi. Keberadaan surat kabar harian Mercusuar sejak tahun 1962, selain menjadi spirit perjuangan masyarakat Sulawesi Tengah untuk menjadi propinsi sendiri dan mendirikan perguruan tinggi negeri, juga sangat penting dalam pengelolaan media sebagai alat kontrol sosial yang menjadi landasan idealnya, dengan harapan kepercayaan masyarakat tetap bisa dipertahankan begitupun juga komitmen para wartawan dalam segala aspek pemberitaan, menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan output sebuah hasil yang dikeluarkan.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan surat kabar di Sulawesi Tengah telah mengalami

peningkatan yang cukup pesat. Beberapa surat kabar telah terbit dan mulai

tersebar di wilayah Sulawesi Tengah. Seperti Mercusuar, Radar Sulteng,

Nuansa pos, Info baru, dan Media Alkhairat. Hal ini menunjukan bahwa

media penerbitan di Sulawesi Tengah telah mengalami perkembangan yang

sangat signifikan. Maka dari itu dengan munculnya beberapa media cetak

yang ada di Sulawesi Tengah, dapat memberikan kontribusi berupa informasi

yang memadai khususnya bagi masyarakat di Sulawesi Tengah, sehingga

fungsi pers, dalam hal ini tentu saja media atau surat kabar tersebut sudah

menjadi beban dalam institusi sosial yang bertugas sebagai kontrol sosial serta

diharapkan menjadi salah satu pilar demokrasi.

Keberadaan surat kabar harian Mercusuar sejak tahun 1962, selain

menjadi spirit perjuangan masyarakat Sulawesi Tengah untuk menjadi

propinsi sendiri dan mendirikan perguruan tinggi negeri, juga sangat penting

dalam pengelolaan media sebagai alat kontrol sosial yang menjadi landasan

idealnya, dengan harapan kepercayaan masyarakat tetap bisa dipertahankan

begitupun juga komitmen para wartawan dalam segala aspek pemberitaan,

menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan output sebuah hasil yang

dikeluarkan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

2

Sejarah tidak akan melupakan media ini, dari Mercusuar inilah

memunculkan banyak kader hampir seluruh wartawan senior yang ada di

daerah ini sampai sekarang. Karena itu sejarah keberadaan Harian Mercusuar

adalah rangkaian sejarah keberadaan Radar Sulteng, termasuk para wartawan

dan para unsur pimpinan yang saat ini bekerja di Radar Sulteng. Harian

Mercusuar merupakan cikal bakal keberadaan harian Radar Sulteng, termasuk

wartawannya.

Radar Sulteng, merupakan koran baru, yang terbit tahun 2004,

merupakan pisahan manajemen Jawa Pos Group yakni Harian Mercusuar

dengan alasan bahwa idealisme koran, dan konsep pengelolaan sistem

manajemen tidak lagi seirama dengan konsep awal dan idealisme pendirinya.

Akibat perbedaan itu, maka Radar Sulteng mengalihkan modalnya menjadi

Harian yang berdiri lewat model dan sistem manajemen Jawa Pos Group di

bawa kepemimpinan Kamil Badrun.

Dalam banyak media, baik elektronik maupun media cetak memiliki

kebijakan redaksionalnya masing-masing. Hal itu terjadi disebabkan adanya

perbedaan konsep pengembangan media oleh pemiliknya juga berbeda.

Seorang pemilik media cetak atau elektronik selalu diperhadapkan oleh dua

konsep besar dalam mengembangkan medianya, apakah harus berprinsip pada

sebuah konsep ideologi atau pada prinsip bisnis usahanya ataukah perpaduan

keduanya, itulah yang membedakan sebuah media berbeda dalam banyak hal

termasuk peliputan dan metode manajemen yang dianutnya.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

3

Jika dicermati kebijakan redaksi pada dua media antara Mercusuar dan

Radar Sulteng, jelas ada perbedaan pada masing-masing kebijakan. Tapi pada

sisi lain memberi gambaran pada kita bahwa media cetak khususnya Harian

Mercusuar dan Radar Sulteng menjadi sangat membantu dalam memberikan

pemberitaan tentang pelaksanaan pilkada, apalagi sekarang lagi gencar-

gencarnya pemilihan PAW Cawabup Parigi Moutong 2011-2013. Nampak

dengan jelas bahwa peran kedua media tersebut dalam banyak peristiwa

termasuk Pemilihan PAW Cawabup Parigi Moutong 2011-2013 sangat

menguntungkan bagi media, para kandidat, serta khalayak yang selalu

senantiasa mengikuti pemberitaannya.

Setiap pemberitaan mengenai pilkada, termasuk pemilihan PAW

Cawabup Parigi Moutong 2011-2013 menjadi sangat khusus karena setiap

pelaksanaan pilkada, redaksi Harian Mercusuar dan Harian Radar Sulteng

menugaskan wartawannya khusus meliput proses pilkada. Kedua redaksi

melihat bahwa minat pembaca pada hal-hal politik termasuk pilkada sangat

tinggi, hampir menyamai peristiwa-peristiwa kecelakaan pesawat dan bencana

alam besar.

Oleh karena itu ragam momen menjadi tujuan dalam penerbitan ini,

termasuk pemberitaan pilkada seperti yang termuat pada Undang-Undang

Pokok Pers No. 40 tahun 1999, tentang fungsi pers dan jaminan kemerdekaan

pers yang mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan

gagasan dan informasi, (pasal 3).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

4

Seperti halnya koran-koran lokal yang terbit sampai saat ini, seperti

harian Radar Sulteng, Nuansa Pos, Info baru, dan Media Alkhairat. tentu

memiliki model dan tipe penulisan yang berciri khas sendiri-sendiri sesuai

kebijakan manajemen redaksionalnya. Surat kabar Harian Mercusuar dan

Radar Sulteng pada halaman-halaman tertentu selalu memfokuskan

perhatiannya pada aspek politik terutama berkaitan dengan menjelang dan

pasca Pilkada. Pemberitaan yang selalu ditampilkan sangat variatif dengan

tetap berpegang pada kode etik jurnalistik, walaupun kadang sangat

propokatif, kadang juga persuasif.

Model pemberitaan seperti itu, wajar saja jika disimak munculnya

persaingan media yang semakin kuat, baik media cetak maupun media

elektronik. Tentu maksud dan tujuannya adalah sebagai bagian dari strategi

pengembangan usaha, guna mempertahankan dan atau lebih meningkatkan

usaha pengelolaan penerbitan. Maka dari itu pers lebih dihadapkan pada

kekuatan industrialisasi ditubuh pers itu sendiri karena sarat dengan

kepentingan-kepentingan. Sisi lain tuntutan masyarakat akan pentingnya

media juga semakin tinggi, membawa perubahan pada pola mobilitas

kehidupan yang sangat beragam. Harian Mercusuar dan Radar Sulteng sejak

awal keberadaannya, tetap konsisten untuk perjuangan kepentingan

masyarakat Sulawesi Tengah. Salah satu aspek yang tetap dipertahankan

adalah informasi yang berkaitan dengan Pilkada, bahkan ulasan secara khusus

sering ditampilkan secara berkesinambungan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

5

Kontinyuitas pemberitaan masalah politik, khususnya pilkada pada

harian Mercusuar dan Radar Sulteng memunculkan keraguan, apakah semata

untuk mengejar tuntutan besar pembaca untuk mengetahui calon pemimpinnya

yang layak untuk dipilih, karena peran kognisi sosial yang lebih dominan dari

penulisnya, lalu mempertahankan model pemberitaannya, yang lalu

menimbulkan aspek lain yang berdampak pada kerentanan nilai sosial.

Misalnya isi pemberitaan yang mengarahkan pada keinginan pembuatan berita

mencapai tujuan tertentu.

Tidak menutup kemungkinan mekanisme kerja dan proses produksi

berita setiap lembaga pers selalu diperhadapkan oleh banyak persoalan, karena

didalamnya terdapat unsur-unsur kepentingan dan bisnis. Tak heran jika

Harian Mercusuar dan Radar Sulteng sebagai salah satu bagian media massa

di Sulawesi Tengah bila diperhadapkan dengan persoalan kekuasaan dan

kepentingan bisa saja pemberitaannya mengesampingkan realitas kebenaran

yang sesungguhnya terjadi, apalagi dengan pemberitaan politik (Pilkada),

termasuk PAW Cawabup Parigi Moutong periode 2011-2013, dalam hal ini

momentum suksesi tersebut adalah kasus yang dapat diamati yakni bagaimana

media surat kabar harian Mercusuar dan Radar Sulteng menyajikan

pemberitaannya. Ada mekanisme pengganti antar waktu wakil Bupati Parigi

Moutong yang harus dilalui sesuai kesepakatan parpol pengusung paket bupati

pada saat pilkada sebelumnya, salah satunya adalah mekanisme parpol

pemenang pengusung pilkada bupati dan wakil bupati Parigi Moutong diberi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

6

kewenangan untuk mengusung kadernya atau calon wabup yang disepakati

untuk dipilih di DPRD Kabupaten (Dekab) Parigi Moutong.

Ada lima partai politik pengusung Longki Djanggola-Samsurizal

Tombolotutu pada pemilukada Parigi moutong 2008 lalu, akan mengajukan

empat nama calon. Yakni Kemal Natsir Toana yang diusulkan PDIP dan PBB,

Rahman P ondo yang diusulkan PKB, Abdul Haris Lasimpara yang diajukan

Partai Demokrat, dan Rustam Thamrin yang diusulkan PPP.

Dari empat nama tersebut, Bupati Rizal Tombolotutu yang sebelumnya

menduduki wakil Bupati Parigi Moutong memiliki hak prerogatif untuk

mencoret beberapa calon wabup PAW jika usulan dari parpol atau gabungan

lebih dari dua nama. Penjelasan itu berdasarkan hasil konsultasi dengan

Kemendagri dan sekaligus mempertegas kewenangan Bupati sebagaimana

yang diatur dalam ketentuan pasal 26 ayat 4, Undang-undang Nomor 12 tahun

2008 tentang perubahan kedua Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. Dalam aturan tersebut, menyebutkan bahwa untuk

mengisi kekosongan jabatan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) yang berasal dari partai politik atau gabungan partai politik dan masa

jabatannya masih tersisa 18 (delapan belas) bulan atau lebih, kepala daerah

mengajukan 2 (dua) orang calon wakil kepala daerah berdasarkan usul partai

politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah untuk dipilih oleh rapat paripurna DPRD. Dua bakal

calon yang akan diajukan dalam pemilihan yang digelar di DPRD Kabupaten

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

7

(Dekab) Parigi Moutong, akan memperebutkan 40 suara anggota Dekab Parigi

Moutong dalam rapat paripurna pemilihan wakil Bupati.

Oleh sebab itu, dalam momentum pemilihan cawabup Parigi Moutong

ini menjadi sangat kuat mendorong pilihan pelaku pers untuk bertindak, dan

menentukan aksinya, termasuk obyek proses pemberitaan PAW Cawabup

Parigi Moutong, apakah harian Mercusuar dan Radar Sulteng ini, tetap

melalui mekanisme dan cara-cara pemberitaan dalam menyajikan berita benar-

benar berdasarkan realitas yang ada. Jika cara metode pelacakan berita serta

penyajian berita diwacanai banyak kepentingan maka pasti tergambar output

yang sangat mengecewakan audiensnya.

Dengan demikian akan menjadi persoalan rumit ketika media sudah

menjadi perpanjangan tangan kekuasaan. Melalui berita yang ditampilkannya,

media akan senantiasa mempresentasikan kepentingan dari penguasa itu

sendiri. Sehingga dalam hal ini tugas media sebagai perpanjangan tangan dari

kekuasaan harus senantiasa mampu untuk membangun citra pada penguasa

tersebut agar nantinya di mata masyarakat dipandang sebagai seorang

pemimpin yang memiliki kepribadian yang jauh dari citra yang negatif. Oleh

sebab itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti pemberitaan Harian

Mercusuar dan Radar Sulteng dalam menyajikan pemberitaannya mengenai

pemilihan cawabup PAW Parigi Moutong 2011-2013.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

8

B. Masalah Penelitian

Koran lokal dengan terbitan harian seperti Mercusuar dan Harian

Radar Sulteng tentu jauh lebih berperan terhadap kehidupan masyarakat dari

pada harian nasional, baik melalui pemberitaan yang berkaitan dengan

pendidikan, hiburan, budaya, ekonomi, apalagi berkaitan dengan politik. Hal

ini didukung oleh jangkauan distribusi yang sangat memadai dan rutinitas

pemberitaan yang perannya sangat intens pada harian Mercusuar mencapai 18

edisi pemberitaan dan Radar Sulteng 10 edisi pemberitaan selama periode

menjelang pemilihan, belum termasuk iklan pilkada yang memang sudah

menjadi langganan sejak persiapan wakil Bupati.

Peran dua media ini sangat menarik untuk di teliti melalui momentum

politik PAW Wakil Bupati Parigi Moutong, selain intensitas pemberitaan

minat pembacanya juga sangat besar tentu ini momen baik untuk menjadi

sumber informasi terutama berkaitan dengan pemilihan wakil bupati.

Harapan itu tentu bisa membentuk wacana lalu berdampak pada

pilihan mereka, karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang “Bagaimana

Wacana Pemberitaan Tentang PAW Calon Wakil Bupati Parigi-Moutong

Periode 2011-2013 pada Media Surat Kabar Harian Mercusuar dan Surat

Kabar Harian Radar Sulteng Dalam Memberikan Makna Pemberitaannya?.

Melihat intens pemberitaan kedua media ini tentu akan memberi pemaknaan

penting dalam proses penetapan pilihan oleh para wakil rakyat yakni DPRD

Kabupaten Parigi Moutong maupun penciptaan wacana pada masyarakat

dalam mendorong adanya wakil Bupati sesuai harapan mereka.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

9

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada analisis wacana pemberitaan tentang

PAW Cawabup Parigi-Moutong periode 2011-2013 yang ada dalam media

Mercusuar dan Radar Sulteng. Adapun rentang waktu yang diambil selama

lima bulan, yaitu dari bulan September 2011 –Januari 2012, dengan

mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut

pemberitaan PAW Calon Wakil Bupati Parigi-Moutong periode 2011-2013

yang diterbitkan oleh media Mercusuar dan Radar Sulteng yang dianggap

representatif. Bila diuraikan lebih rinci, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui makna berita pada Harian Mercusuar dan Radar

Sulteng terhadap PAW Cawabup Parigi-Moutong 2011-2013;

2. Untuk menambah wacana bagi mahasiswa dan pembaca lain dalam

penelitian ini mengenai makna pemberitaan dalam skala media lokal yang

relatif masih belum terlalu banyak disinggung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang memfokuskan pada analisis wacana pemberitaan

PAW Cawabup Parigi-Moutong Periode 2011-2013 dalam perbandingan

antara media Mercusuar dan Radar Sulteng ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi sebagai berikut. Pertama, pemahaman secara teoritis sehingga

dapat bermanfaat dan memperkaya perkembangan ilmu, khususnya

pemahaman mengenai wacana pemberitaan, penelitian ini juga diharapkan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

10

dapat memberikan wawasan mengenai wacana pemberitaan serta memperkaya

cakrawala pemikiran pada kajian bidang Ilmu komunikasi terutama mengkaji

mengenai wacana. Kedua, manfaat dari aspek praktis penelitian ini diharapkan

dapat memberikan bahan referensi bagi yang ingin menggunakan hasil

penelitian ini, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan

media massa khususnya yang ada di Sulawesi Tengah, dan juga dapat

memberikan pengetahuan mengenai wacana pemberitaan. Olehnya juga

diharapkan dapat menjadi sumbang saran bagi media massa dalam dunia

politik.

E. Objek Penelitian

Sebagaimana yang ada dalam rumusan masalah diatas, maka objek

telitinya berupa media massa. Lebih spesifik lagi, media massa yang

dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah media massa cetak harian

Mercusuar dan Radar Sulteng Edisi September 2011 s/d Januari 2012, dengan

pertimbangan bahwa kedua media ini hingga kini lebih teruji eksistensinya di

Sulawesi Tengah dari kedua media tersebut mempunyai oplah tentunya

berbeda pada Harian Mercusuar memiliki oplah sekitar 1.273, sedangkan

Radar Sulteng memiliki oplah sekitar 1.320. Selanjutnya yang menjadi

pertimbangan lain dalam menentukan objek penelitian ini media Mercusuar

dan Radar Sulteng selalu menyuguhkan pemberitaan masalah politik

khususnya mengenai pemberitaan pilkada terutama yang memuat tentang

pemberitaan mengenai PAW Cawabup Parigi-Moutong 2011-2013.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

11

F. Tinjauan Pustaka

Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang

analisis wacana. Penelitian tersebut setidaknya bisa menjadi sumber arahan

atau informasi tentang analisis wacana itu sendiri maupun fokus yang belum

diteliti sehingga peneliti bisa melakukan pengembangan baru atau mengkaji

lebih dalam lagi, kendati tidak semuanya bepijak pada pijakan keilmuan dalam

ranah kajian ilmu komunikasi. Beberapa peneliti itu bisa kita lihat dari

masing-masing fokus telitinya, Seperti misalnya; Ibrahim (2006) yang

mengkaji mengenai bagaimana Harian Babel Pos, Rakyat Pos, dan Bangka

Pos mengkonstruksi isu-isu pemilihan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung

dalam sebuah penelitian dengan menggunakan analisis wacana yang

memaparkan mengenai media massa dalam mengkonstruksi pemberitaan

seputar pemilihan Gubernur sehingga bisa kepentingan yang diusung oleh

media massa di balik konstruksi itu bisa terbongkar pada penelitian yang

berjudul “Pilkada dalam konstruksi media massa lokal (Analisis Wacana

Kritis terhadap pemberitaan isu-isu pemilihan gubernur pada harian pagi babel

pos, rakyat pos, dan bangka pos menjelang pemilihan gubernur kepulauan

Bangka Belitung).” Walaupun demikian bahwa penelitian tersebut

menganalisis konstruksi terhadap media massa yang juga termasuk ranah

kajian ilmu Komunikasi, namun secara umum penelitian ini cenderung pada

bidang keilmuan Ilmu Politik.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

12

Demikian juga dengan Amirotul Ro’ifah (2013) dalam pembahasan

pertama meneliti mengenai bagaimana media massa ‘the jakarta post’

menghasilkan bentuk-bentuk strategi representasi dalam penjudulan headline

isu kenaikan harga BBM yang digunakan media ‘The Jakarta Post’, kemudian

pembahasan kedua mengenai makna wacana headline pada media massa ‘The

Jakarta Post’ yang berhubungan dengan isu kenaikan harga BBM. Dan

pembahasan ketiga mengenai fungsi dari adanya wacana headline media

massa’The Jakarta Post’ yang berhubungan dengan isu kenaikan harga BBM

tersebut, ketiga pembahasan tersebut dirangkum dalam penelitian yang

berjudul “(Analisis Wacana Kritis Pada Headline Media Massa ‘The Jakarta

Post’)” dengan mengintegrasikan analisis wacana yang didasarkan pada

kajian linguistik.

Selain itu ada beberapa peneliti yang secara spesifik melakukan

penelitian dengan menggunakan metode analisis wacana yang berpijak pada

ranah kajian Ilmu Komunikasi, yaitu Hakim Syah (2010) dengan

memfokuskan penelitiannya pada pokok masalah mengenai wacana berita

media cetak dalam penelitian yang berjudul “Wacana Cicak vs Buaya Di

Media Cetak Nasional (Analisis Wacana Kritis Berita Konflik KPK dan Polri

di Harian Umum Kompas dan Media Indonesia)”.

Aji (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ‘Ideologi Gender

Dalam Rubrik’O Mama, O Papa’ Di Majalah Kartini. Kajian analisis wacana

kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kognisi sosial van Dijk yang

meliputi struktur mikro, super dan makro.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

13

G. Kerangka Pemikiran

1. Berita sebagai Wacana (New as Discourse)

Umumnya di antara kita memandang berita (news) sebagai laporan

tentang suatu peristiwa. Kita menganggap laporan itu berisi apa adanya

tentang suatu keadaan. Jika kenyataannya merah, maka dilaporkan merah.

Kalau putih dilaporkan putih. Benarkah demikian?

Dalam pandangan berita sebagai wacana (news as discourse),

anggapan bahwa berita adalah laporan yang obyektif apa adanya tentang

suatu peristiwa ternyata tak selamanya benar, bahkan cenderung menjadi

mitos. Berita sebagai wacana adalah hasil upaya kaum jurnalis (wartawan)

mengkonstruksikan realitas (peristiwa, benda, keadaan dsb). Dalam

melakukan konstruksi realitas itu, wartawan mengumpulkan data dan fakta,

menyeleksinya, membahasakannya, dan kemudian memuatnya. Ketika

melakukan semua itu, wartawan tidak berada dalam ruang yang vakum

melainkan dipengaruhi oleh sejumlah faktor internal dan eksternal dirinya

sehingga berita yang terbentuk merupakan hasil olahan dari sejumlah

komponen (stuffs) yang masuk kedalamnya. Proses melakukan konstruksi

realitas ini secara sederhana dapat dilihat dalam gambar 1. Seorang wartawan

(2) memulai konstruksi realitas (membuat berita) dengan menghimpun data

dan fakta atas suatu kejadian atau peristiwa (1). Secara umum, sistem

komunikasi adalah faktor yang mempengaruhi sang pelaku dalam membuat

wacana. Dalam sistem komunikasi libertarian, berita yang terbentuk akan

berbeda dengan sistem komunikasi otoritarian. Secara lebih khusus, dinamika

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

14

internal dan eksternal (4) yang mengenai diri sang jurnalis juga akan sangat

mempengaruhi proses konstruksi. Secara internal, kepentingan pribadi

wartawan itu antara lain dalam bentuk kepentingan idealis, ideologis, dan

sebagainya; sedangkan kepentingan eksternal bisa datang dari sponsor,

pembeli media, maupun pemilik media (5) (Ibnu Hamad, 2006).

Gambar 1.

Proses Pembuatan Berita Melalui Proses Konstruksi Realitas

Tatkala melakukan konstruksi realitas, sang wartawan memakai

strategi tertentu (6) yang setidak-tidaknya mencakup tiga komponen : (a)

Dinamika Internal

dan Eksternal Pelaku

Konstruksi (4)

Fungsi Bahasa

Strategi Framing

Strategi Priming (7)

Faktor Internal:

ideologi, Idealis.

Faktor Eksternal:

Sponsor, Pemilik

Media (5)

Proses Konstruksi

Realitas oleh

wartawan (2)

Berita sebagai Discource

(Realitas yang Dikonstruksikan)

(8)

Makna, Citra, dan Kepentingan

di Balik Berita (9)

Strategi

Mengkonstruksi

Realitas (6)

Realitas Pertama : Kejadian atau Peristiwa (1)

Sistem Komunikasi Yang

Berlaku (3)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

15

pilihan bahasa mulai dari kata hingga paragraf; (b) pilihan fakta yang akan

dimasukkan/dikeluarkan dari wacana yang populer disebut strategi framing,

dan (c) pilihan teknik menampilkan wacana di depan publik atau taktik

priming (7). Seraya mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, proses

konstruksi realitas dengan memakai perangkat strategi konstruksi realitas itu

menghasilkan berita dalam bentuk wacana (discource). Oleh karena discourse

yang terbentuk ini telah dipengaruhi oleh berbagai kepentingan, kita dapat

segera melihat bahwa di balik berita terdapat makna dan citra yang diinginkan

serta kepentingan yang sedang diperjuangkan oleh pembuatnya (9).

Melihat bahwa berita itu adalah hasil konstruksi realitas yang juga

melibatkan unsur-unsur lain di luar bahasa, maka tampaknya semua berita

adalah Discource. Berita bukan sekedar menceritakan kembali sebuah

peristiwa namun berita adalah cerita yang memuat ‘cerita lain’ di balik berita.

2. Berita: Konstruksi Sosial Realitas

Ahli sosiologi Gaye Tuchman, dalam bukunya Making News (1978),

menyatakan bahwa berita merupakan konstruksi realitas sosial. Buku tersebut

didasarkan pada serangkaian observasi partisipatoris di ruang berita media dan

wawancara pegawai pemberitaan selama sepuluh tahun. Tindakan membuat

berita, kata Tuchman, adalah tindakan mengonstruksi realita itu sendiri, bukan

penggambaran realita. Dia menekankan bahwa berita adalah sekutu bagi

lembaga-lembaga yang berlegitimasi dan bahwa berita juga melegitimasi

status quo. Tuchman mengaitkan profesionalisme berita dan organisasi berita

dengan kemunculan kapitalisme korporat. Menurutnya, berita adalah sumber

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

16

daya sosial yang konstruksinya membatasi pemahaman analitis tentang

kehidupan kontemporer. Dia mengatakan bahwa, “melalui praktik-praktik

rutinnya dan klaim para profesional berita untuk melakukan arbitrase

pengetahuan dan menyajikan pemaparan factual, berita melegitimasi status

quo” (Werner J. Severin & Tankard, 2011:400).

Oleh sebab itu karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa

adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa

adalah mengkonstruksikan berbagai realitas yang akan disiarkan (Ibnu Hamad,

2004:11). Fakta yang muncul di media massa tidak sepenuhnya sama dengan

fakta yang sebenarnya. Fakta di media massa hanyalah hasil rekonstruksi dan

olahan para awak di meja-meja redaksi. Walaupun mereka telah bekerja

dengan menerapkan teknik-teknik jurnalistik. Media menyusun realitas dari

berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang

bermakna. Pembuatan berita di media pada dasarnya adalah penyusunan

realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna.

Chomski menunjukkan pada kita bahwa media massa juga dapat

dijadikan sebagai alat yang ampuh dalam perebutan makna. Siapa yang

berhasil membangun citra (image) akan mendapatkan legitimasi public seperti

yang mereka inginkan, atau sebaliknya (Chomsky, 2009:5-6).

Dengan demikian seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang telah

dikonstruksikan (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

17

Dalam proses konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama. Ia

merupakan instrument pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat

konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita,

cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Selanjutnya, penggunaan

bahasa (simbol) tertentu menentukan format narasi (dan makna) tertentu.

Sedangkan jika dicermati secara teliti, seluruh isi media entah media cetak

ataupun media elektronik menggunakan bahasa, baik bahasa verbal (kata-kata

tertulis tau lisan) maupun bahasa non-verbal.

Lebih jauh dari itu, terutama dalam media massa, keberadaan bahasa

ini tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan sebuah realitas,

melainkan bisa menentukan gambaran (makna citra) mengenai suatu realitas-

realitas media yang akan muncul di benak khalayak. Terdapat berbagai cara

media massa mempengaruhi bahasa dan makna ini: mengembangkan kata-kata

baru beserta makna asosiatifnya; memperluas dari istilah-istilah yang ada;

mengganti makna lama sebuah istilah dengan makna baru; memantapkan

konvensi makna yang telah ada dalam suatu sistem bahasa.

Oleh karena persoalan makna itulah, maka penggunaan bahasa

berpengaruh terhadap konstruksi realitas, terlebih atas hasilnya (baca, makna

atau citra). Sebabnya ialah, karena bahasa mengandung makna.

Penggunaan bahasa tertentu dengan demikian berimplikasi pada

bentuk konstruksi realitas dan makna yang dikandungnya. Pilihan kata dan

cara penyajian suatu realitas ikut menentukan struktur konstruksi realitas dan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

18

makna yang muncul. Dari perspektif ini, bahkan bahasa bukan hanya mampu

mencerminkan realitas, tetapi sekaligus dapat menciptakan realitas.

Lebih dari itu, menurut Giles dan Wiemann bahasa (teks) mampu

menentukan konteks, bukan sebaliknya teks menyesuaikan diri dengan

konteks. Dengan begitu, lewat bahasa yang dipakainya (melalui pilihan kata

dan cara penyajian) seseorang bisa mempengaruhi orang lain (menunjukkan

kekuasaannya). Melalui teks yang dibuatnya, ia dapat memanipulasi konteks.

Dalam hal ini, media massa merupakan alat bantu yang ampuh. Adalah

istilah newspeak dari George Orwell yang tampaknya paling pas untuk

menggambarkan “manipulasi realitas dengan bahasa melalui media” ini.

Dengan istilah ini pula, misalnya, Noam Chomsky menemukan bahwa media

barat telah terbiasa dan sengaja menggunakan istilah-istilah yang

memutarbalikkan fakta.

Atas dasar itulah bahwa bahasa bisa didaya gunakan untuk

kepentingan politik tampaknya para elit politik selalu berlomba menguasai

wacana politik melalui media massa guna memperoleh dukungan massa.

Karena daya jangkau yang dimilikinya, para politisi selalu berusaha

mendapatkan dukungan media, sambil berharap konstruksi realitas politik

yang dibuat media berpihak kepadanya (Ibnu Hamad, 2004:12-15).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

19

3. Produksi Teks Media

Produksi berita, sering kali dipusatkan pada proses pembentukan berita

(newsroom). Newsroom di sini dipandang bukan sebagai ruang yang hampa,

netral, dan seakan-akan hanya menyalurkan informasi yang didapat, tak lebih

tak kurang. Proses pembentukan berita, sebaliknya adalah proses yang rumit

dan banyak faktor yang berpotensi untuk mempengaruhinya. Mengapa ruang

pemberitaan (news room) tidak dipandang sebagai ruang hampa? Karena

banyak kepentingan dan pengaruh yang dapat mengintervensi media, sehingga

niscaya akan terjadi pertarungan dalam memaknai realitas dalam presentasi

media.

Apa yang disajikan media, pada dasarnya adalah akumulasi dari

pengaruh yang beragam. Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese,

meringkas berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam

ruang pemberitaan.

Pertama, faktor individual. Faktor ini berhubungan dengan latar

belakang professional dari pengelola media. Level individual melihat

bagaimana pengaruh aspek-aspek personal dari pengelola media

mempengaruh pemberitaan yang akan ditampilkan kepada khalayak. Latar

belakang individu seperti jenis kelamin, umur, atau agama, sedikit banyak

mempengaruhi apa yang ditampilkan media. Kalau pendekatan individual

yang diambil, penjelasannya adalah karena aspek personalitas dari wartawan

yang akan mempengaruhi pemberitaan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

20

Kedua, level rutinitas media (media routine). Rutinitas media

berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita. Setiap media

umumnya mempunyai ukuran tersendiri tentang apa yang disebut berita, apa

ciri-ciri berita yang baik, atau apa kriteria kelayakan berita. Rutinitas media ini

juga berhubungan dengan mekanisme bagaimana berita dibentuk.

Ketiga, level organisasi. Level organisasi berhubungan dengan struktur

organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Pengelola media

dan wartawan bukan orang yang tunggal yang ada dalam organisasi berita, ia

sebaliknya hanya bagian kecil dari organisasi media itu sendiri. Masing-

masing komponen dalam organisasi media bisa jadi mempunyai kepentingan

sendiri-sendiri. (Agus Sudibyo, 2009:7-9).

4. Teori Media

Tidaklah mengejutkan bahwa teori mengenai media massa sangat

dipengaruhi oleh berbagai cara pandang (perspektif) yang juga berbeda.

Perbedaan pendekatan antara masyarakat yang memiliki orientasi politik

progresif (kelompok kiri) dan masyarakat yang cenderung konservatif (kanan)

sangat sering memberikan pengaruhnya dalam merumuskan teori mengenai

media.

Terdapat pula perbedaan antara mereka yang lebih memilih

pendekatan kritis (critical approach) dan mereka memilih pendekatan terapan

(applied). Lazarsfeld (1941) menyebut dua hal ini sebagai orientasi

administratif dan orientasi kritis. Teori kritis (critical theory) meneliti

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

21

masalah-masalah dan kesalahan-kesalahan yang terkait dengan tindakan media

dan menghubungkannya dengan isu-isu sosial yang berkembang, namun teori

ini dibimbing dengan nilai-nilai tertentu. Teori terapan (applied theory)

bertujuan untuk menggunakan suatu pengertian dari proses komunikasi untuk

mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan penggunaan komunikasi

massa secara lebih efektif.

Studi terhadap media massa dapat dilakukan melalui dua pendekatan,

yaitu media sentrik dan sosio-sentrik. Pendekatan media-sentrik lebih banyak

menekankan pada aspek otonomi dan pengaruh media dalam komunikasi serta

lebih berkonsentrasi pada aktivitas media dalam lingkungannya. Pendekatan

sosio-sentrik memandang media sebagai refleksi dari kekuatan ekonomi dan

politik. Dengan demikian, teori mengenai media menjadi sedikit lebih luas

dari hanya sekedar penerapan khusus dari teori sosial yang lebih luas (Golding

dan Murdock, 1978 dalam Morissan, Wardhani dan Hamid). Teori media-

sentrik melihat media massa sebagai penggerak utama dalam perubahan sosial

yang didorong atau disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi.

Terlepas dari benar atau tidaknya bahwa masyarakat digerakkan oleh media,

namun satu hal yang pasti bahwa teori komunikasi massa sendiri sangat

dinamis karena cenderung menjawab setiap perubahan utama dalam

perkembangan teknologi dan struktur.

Teori-teori mengenai media dan komunikasi massa juga dapat

dibedakan antara teori-teori yang lebih fokus pada dunia budaya dan ide-ide

(media cultural) serta teori-teori yang memberikan perhatian lebih besar pada

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

22

kekuatan materi (media material). Pembagian ini berhubungan erat dengan

dimensi-dimensi, seperti humanis versus ilmu pengetahun; kualitatif versus

kuantitatif; dan subjektif versus objektif. Pengelompokan teori tersebut

bersifat independen satu dengan lainnya, dan masing-masing kelompok teori

memiliki perspektif yang berbeda terhadap media dan masyarakat.

Perbedaan berbagai teori tersebut dapat disederhanakan dengan

mengelompokkannya ke dalam empat kategori sebagai berikut.

1. Pendekatan teori ‘media-kultural’ memberikan perhatian utama terhadap

isi media dan penerimaan subjektif pesan media yang dipengaruhi oleh

lingkungan personal pihak penerima.

2. Pendekatan teori ‘media-material’ menekankan pada aspek-aspek

teknologi dan struktur media.

3. Pendekatan teori ‘sosial-kultural’ menekankan pada pengaruh faktor-faktor

sosial terhadap produksi media dan penerimaan pesan media serta fungsi

media dalam kehidupan sosial.

4. Pendekatan teori ‘sosio-material’ menekankan pada media dan isi media

sebagai refleksi dari kondisi-kondisi politik-ekonomi dan material yang

terdapat di masyarakat, misalnya perbedaan kelas (Morissan, 2010:3-4).

5. Analisis Wacana

Salah satu perkembangan yang paling penting dalam riset media akhir-

akhir ini adalah usaha untuk menyelidiki tingkat bagaimana audiens benar-

benar, pada level-level berbeda, memproduksi beragam makna dan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

23

signifikansi dari teks media sama menurut logika yang bersituasi sosial dari

produksi makna melalui pembacaan (Morley, 1980 dalam Davis & Walton,

2010:293).

Analisis media telah secara beragam melibatkan penggunaan berbagai

teks untuk memunculkan berbagai argument, baik tentang konteks produksi

maupun pengaruhnya yang mungkin terhadap audiens (Davis & Walton,

2010:293).

Selama hampir sepuluh tahun sekarang ini, istilah “wacana” sedang

hangat dibicarakan di mana-mana baik dalam perdebatan maupun teks-teks

ilmiah, tapi penggunaannya sembarangan saja, bahkan sering tanpa

didefinisikan terlebih dahulu. Akibatnya, konsep wacana menjadi taksa,

maknanya menjadi kabur, atau pun penggunaan maknanya secara berbeda

dalam konteks-konteks yang berbeda. Kebanyakan kasus yang mendasari

penggunaan kata “wacana” adalah gagasan umum bahwa bahasa ditata

menurut pola-pola yang berbeda yang diikuti oleh ujaran para pengguna

bahasa ketika mereka ambil bagian dalam domain-domain kehidupan sosial

yang berbeda, misalnya dalam domain “wacana media” dan “wacana politik”.

Dengan demikian “analisis wacana” merupakan analisis atas pola-pola

tersebut (Jorgensen & Phillips, 2007:1).

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, ada baiknya kita

melihat batasan atau pengertian wacana dari berbagai sumber. Istilah wacana

sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan bahasa Inggris

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

24

discourse. Dalam salah satu kamus bahasa Inggris terkemuka, mengenai

wacana atau discourse ini kita dapat membaca keterangan sebagai berikut:

Kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus yang berarti lari kian

kemari (yang diturunkan dari dis-‘dari, dalam arah yang berbeda’,dan currere

‘Lari’)

1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-

gagasan; konversasi atau percakapan.

2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau

pokok telaah.

3. Risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah (Webster,

1983 dalam Sobur, 2009:10).

Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk

maju (dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya”,

dan “komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan

teratur” (Marrahimin, 1994 dalam Sobur, 2009:10).

Jika definisi ini kita pakai sebagai pegangan, maka dengan sendirinya

semua tulisan yang teratur, yang menurut urut-urutan yang semestinya, atau

logis, adalah wacana. Karena itu, sebuah wacana harus punya dua unsur

penting, yakni kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence).

Menurut Riyono Pratikto, proses berpikir seseorang sangat erat

kaitannya dengan ada tidaknya kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang

disajikannya. Makin baik cara atau pola berpikir seseorang, pada umumnya

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

25

makin terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu (Pratikto, 1984 dalam

Sobur, 2009:10).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, agaknya dapat dirangkum

pengertian wacana itu sebagai “rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur

yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,

sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental

maupun nonsegmental bahasa.”

Dalam khasanah studi analisis tekstual, analisis wacana masuk dalam

paradigma penelitian kritis, suatu paradigma berpikir yang melihat pesan

sebagai pertarungan kekuasaan, sehingga teks berita dipandang sebagai bentuk

dominasi dan hegemoni satu kelompok kepada kelompok yang lain. Wacana

dengan demikian adalah suatu alat representasi di mana satu kelompok yang

dominan memarjinalkan posisi kelompok yang tidak dominan.

Dengan mengambil posisi sebagai paradigma kritis, teori-teori

mengenai wacana yang diambil tentu saja bukan dari lingkungan linguistic,

tetapi pengertian wacana yang diperkenalkan oleh Michael Foucault dan

Althusser. Sumbangan terbesar Foucault terutama adalah mengenalkan

wacana sebagai praktik sosial. Wacana berperan dalam mengontrol,

menormalkan, dan mendisiplinkan individu.

Kalau dilihat, konsep wacana yang diperkenalkan adalah konsep dan

pengertian yang umum, yakni relasi dan praktik sosial yang ada dalam

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

26

masyarakat. Mereka berdua tidak pernah menulis dan berbicara mengenai

analisis wacana teks media. Beberapa ahli mengelaborasi konsep wacana

umum ini untuk melihat bagaimana teks berita harus dianalisis. Berbagai ahli

tersebut berangkat dari aspek mikro dalam teks seperti kata, kalimat, gambar,

proposisi sebagai alat untuk melihat struktur yang lebih besar yakni

pertarungan kekuasaan. Ada lima pemikiran penting: Roger Fowler dkk., Theo

van Leeuwen, Sara Mills, Teun A. van Dijk, dan Norman Fairclough.

Berbagai ahli wacana mempunyai pendekatan yang berbeda, bagaimana

seharusnya wacana tersebut dilihat dalam teks media (Eriyanto, 2009:18-20).

6. Analisis Wacana Model Van Dijk

Pada penelitian kali ini akan menganalisis wacana pada media massa

dalam hal ini surat kabar Mercusuar, sehingga kerangka yang akan digunakan

adalah Analisis wacana. Ada berbagai macam variasi tentang analisis wacana

antara lain model analisis wacana Norman Fairclough, model analisis wacana

Roger Fowler, model analisis wacana Sara Mills, model analisis wacana Theo

van Leeuwen, dan Model analisis Teun A. van Dijk. Dari beberapa model

analisis wacana tersebut masing-masing memiliki karakter dan memiliki

kelebihan dan kelemahan.

Namun dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan

dan dikembangkan oleh beberapa ahli, model van Dijk adalah model yang

paling banyak dipakai dalam penelitian. Hal ini kemungkinan karena van Dijk

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

27

mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan

dipakai secara praktis (Eriyanto, 2009:221).

Dalam penelitian analisis wacana model van Dijk digambarkan

mempunyai tiga dimensi bangunan: analisis teks, Analisis Kognisi sosial, dan

analisis konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga

dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.

Gambar 2.

Pendekatan Kognisi Sosial Teun A. Van Dijk

Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan

strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada

level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan

kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari

bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.

Analisis van Dijk di sini menghubungkan analisis tekstual yang memusatkan

perhatian pada teks kearah analisis yang komprehensif bagaimana teks berita

itu diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu wartawan maupun

dari masyarakat (Eriyanto, 2009:224).

Teks

Konteks Sosial

Kognisi Sosial

Teks

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

28

H. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan perbandingan

pemberitaan antara kedua media harian Mercusuar dan Radar Sulteng

sebagai unit analisisnya, dalam memberikan pemberitaan mengenai cawabup

Parigi-Moutong 2011-2013.

Dalam konteks berita sebagai sebuah bentuk wacana, Van Dijk

membagi elemen wacana menjadi tiga tingkatan atau struktur. Pertama

adalah struktur makro. Struktur makro merupakan makna global atau umum

dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat dan menganalisis topik

atau tema dari suatu teks. Kedua, Super Struktur. Super struktur adalah

kerangka suatu teks. Struktur pendapat disusun dan dirangkaikan dengan

skema tertentu secara utuh dalam sebuah teks. Dalam super struktur ini akan

dianalisis rangkaian pendapat hingga mampu membentuk sebuah teks yang

utuh. Dan yang ketiga, adalah Struktur Mikro. Di dalam struktur mikro

terdapat makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata,

kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai, dan sebagainya

(Eriyanto, 2009).

Jika digambarkan, maka struktur teks adalah sebagai berikut

(Eriyanto, 2009):

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

29

Gambar 3.

Struktur Teks Teun Van Dijk

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang

diangkat oleh suatu teks

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan

kesimpulan

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat,

dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

Guna mendapatkan makna teks dalam penelitian ini, maka peneliti

menetapkan struktur wacana beserta elemen yang menjadi kajian analisis,

Sehingga dalam hal ini unit analisis dapat diskemakan dalam tabel kerangka

konsep sebagai berikut :

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

30

Tabel 1. Struktur Wacana & Elemen yang Menjadi Kajian Analisis

Struktur Wacana Elemen Wacana Teks Bagian yang dianalisis

Makro Tematik Topik/Tema Teks

Super

struktur

Skematik Skema Teks

Mikro Semantik Latar

Detil

Ilustrasi

Maksud

Pengandaian

Penalaran

Paragraf

Sintaksis Koherensi

Nominalisasi

Abstraksi

Kata Ganti

Bentuk Kalimat

Kalimat Proposisi

Stilistik Kata Kunci

Pemilihan Kata

Kata

Retoris Gaya

Interaksi

Ekspresi

Metafora

Kalimat Proposisi

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

31

Definisi Operasional

a. Tematik, adalah hal apa yang hendak dikatakan oleh wartawan Harian

Mercusuar dan Radar Sulteng. Elemen yang diamati adalah topik atau

tema di mana ini merupakan inti gagasan berita yang ingin disampaikan

wartawan kepada khalayak pembaca. Struktur ini merangkum Headline

dan Lead, yang disebut sebagai kesimpulan dari laporan sebuah teks

berita.

b. Skematik, merupakan penggambaran bentuk umum teks pemberitaan

harian Mercusuar dan Radar Sulteng. Bentuk umum ini disusun sesuai

dengan skema suatu tulisan dengan sejumlah kategori seperti,

pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan, penutup, dan lain sebagainya.

Elemen yang diamati adalah skema berita dengan memperhatikan Lead,

peristiwa, Utama, Bacground, Ulasan, Kutipan, dan lain sebagainya.

c. Semantik, merupakan hal yang berkaitan dengan makna yang

ditunjukkan oleh struktur teks Harian Mercusuar dan Radar Sulteng.

Makna ini muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar

proposisi dalam suatu bangunan teks. Adapun elemen yang hendak

diamati adalah :

1. Latar, merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi arti kata

(semantic) yang diinginkan. Dengan mengungkapkan latar yang

dipilih, maka akan dapat ditentukan ke arah mana pandangan

khalayak dibawa.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

32

2. Detil, merupakan elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol

informasi yang ditampilkan oleh komunikator (wartawan).

3. Ilustrasi, yaitu elemen wacana yang berfungsi untuk mengontrol

komunikasi melalui contoh atau ilustrasi tertentu.

4. Maksud, merupakan elemen wacana yang mencoba untuk

menguraikan secara eksplisit dan jelas segala sesuatu yang

menguntungkan komunikator.

5. Pengandaian, merupakan elemen wacana yang mengandung

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks

berita dengan cara memberikan premis yang dipercaya

kebenarannya.

6. Penalaran, yaitu alur atau pola berfikir logis yang digunakan

komunikator untuk mengarahkan persepsi khalayak guna

mendukung gagasan-gagasannya.

Dari elemen yang diamati ini bertendensi untuk menemukan afiliasi

ideologi dan keberpihakan dari wartawan Harian Mercusuar dan Radar

Sulteng.

d. Sintaksis, adalah hal yang berkaitan dengan bagaimana pendapat

disampaikan. Elemen yang diamati adalah :

1. Koherensi, yaitu pertalian atau jalinan antar kata, proposisi, atau

kalimat. Dengan kata lain koherensi mencoba menghubungkan dua

buah kata, kalimat, atau proposisi yang menggambarkan fakta yang

berbeda. Koherensi sendiri terdiri dari : koherensi sebab akibat,

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

33

koherensi penjelas, generalisasi spesifikasi, koherensi pembeda, dan

pengingkaran.

2. Nominalisasi, yaitu berhubungan dengan pertanyaan apakah

komunikator memandang objek sebagai sesuatu yang tunggal,

berdiri sendiri atau sebagai suatu kelompok. Nominalisasi ini

bertendensi untuk memberikan sugesti kepada khalayak adanya

generalisasi.

3. Abstraksi, yaitu berhubungan dengan pernyataan mengenai suatu

peristiwa atau aktor sosial ditampilkan. Penampilannya adalah

dengan memberikan petunjuk yang konkret atau yang

ditampilkannya adalah abstraksi semuanya.

4. Bentuk Kalimat, yaitu segi sintaksis yang berhubungan dengan cara

berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas atau sebab akibat. Terdapat

unsur subjek dan unsur predikat dalam setiap kalimat. Bentuk

kalimat ini menentukan apakah subjek diekspresikan secara eksplisit

atau secara implisit di dalam teks berita.

5. Kata Ganti, yaitu elemen untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan suatu komunitas imajinatif. Sehingga elemen ini

bertendensi untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam

wacana.

e. Stilistik, berkaitan dengan pemakaian kata yang dipilih. Wartawan

Harian Mercusuar dan Radar Sulteng telah mempergunakan kata kunci

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

34

tertentu untuk menegaskan tema yang mereka berikan kepada khalayak

pembaca. Elemen yang diamati adalah :

1. Kata Kunci, yakni bagaimana seseorang menentukan kata-kata

tertentu yang memberikan cirri tersendiri terhadap semua teks berita

yang diproduksi.

2. Pemakaian kata, yakni bagaimana seseorang melakukan pemakaian

kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia.

f. Retoris, berkaitan dengan bagaimana cara wartawan Harian Mercusuar

dan Radar Sulteng menyampaikan pendapat terhadap berita tentang

PAW Cawabup Parigi Moutong 2011-2013. Elemen yang diamati

adalah :

1. Gaya, merupakan tehnik apa yang dipakai oleh komunikator

(wartawan) dalam menyampaikan makna kepada khalayak.

2. Ekspresi, adalah elemen untuk memeriksa apa yang ditekankan atau

ditonjolkan (sesuatu yang dianggap penting) oleh seseorang didalam

suatu teks. Misalnya melalui suara, intonasi pada kata-kata tertentu,

bentuk dan ukuran huruf, tebal tipisnya, dan lain-lainnya.

3. Interaksi, berhubungan dengan bagaimana seorang komunikator

memposisikan dirinya terhadap khalayak melalui teks yang dibuat.

4. Metafora, yaitu kiasan atau ungkapan yang dimaksudkan sebagai

ornament atau bumbu dari suatu berita. Hal ini bertendensi sebagai

landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan

tertentu kepada publik.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

35

Guna mendukung konsep Van Dijk yang menjadi rujukan pada

konteks berita sebagai sebuah wacana, maka obyek penelitian adalah 2

(dua) media cetak yakni Harian Mercusuar dan Harian Radar Sulteng

dengan jumlah pemberitaan masing-masing, 18 berita pada Harian

Mercusuar, dan 10 berita pada Harian Radar Sulteng, artinya jumlah

pemberitaan berkaitan dengan PAW Calon Wakil Bupati selama periode

penelitian ini. Jumlah pemberitaan yang besar itu tentu menjadi kendala

besar jika semua menjadi kajian. Guna memudahkan kajian ini peneliti

melakukan sampel untuk mewakili berita tersebut dengan pendekatan

pemaknaan berita, maka ditemukan masing-masing 2 pemberitaan yang

dianggap mewakili kedua media cetak ini sebagai berikut :

Pemberitaan Harian Mercusuar yang menjadi obyek analisis adalah :

a. Kepentingan Parpol atau Kepentingan Konstituen

b. Duel Ideal Kemal Toana VS Rahman P. Ondo

Pemberitaan Harian Radar Sulteng yang menjadi obyek analisis adalah:

a. Anggota DPRD diminta Selektif Pilih Cawabup.

b. Cawabup, Di kembalikan ke Koalisi Parpol.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Berdasarkan kerangka analisis Van Dijk berimplikasi bahwa setiap

jenjang pengamatan mempunyai metode pengumpulan data masing-masing.

Berikut tabel tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini:

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

36

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data.

Jenjang Level Teknik Pengumpulan Data

Teks:

Menganalisis bagaimana strategi

produksi wacana dan strategi tekstual

yang digunakan oleh media harian

Mercusuar dalam menggambarkan

cawabup Parigi-Moutong 2011-2013

Analisis unsur-unsur kebahasaan

yang kritis.

Kognisi Sosial:

Menganalisis bagaimana situasi dan

sudut pandang wartawan media harian

Mercusuar dalam memahami

mengenai pemilihan cawabup Parigi

Moutong 2011-2013 yang akan

ditulis.

Wawancara mendalam dengan

wartawan

Konteks:

Menganalisis bagaimana wacana yang

telah berkembang di dalam

masyarakat, proses produksi dan

reproduksi atas berita tentang

pemilihan cawabup Parigi Moutong

2011-2013.

Studi Pustaka dan Penelusuran

sejarah.

Konsep Van Dijk sebagai salah satu konsep dalam melihat konteks

berita sebagai sebuah bentuk wacana, tentu dengan elemen-elemen dan

indikator yang digunakan. Melalui elemen-elemen yang telah dijelaskan

pada bagian sebelumnya, maka dimulai untuk diteliti dan dikaji unsur-unsur

pemberitaan, baik atas landasan pemahaman pada defenisi operasional

maupun langka-langka yang digunakan pada tehnik pengumpualan data

seperti pada tabel 2 di atas dan tehnik pengolahan data.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

37

Langka-langka secara tehnis selain metode yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka analisis yang digunakan penulis dilapangan adalah

sebagai berikut :

Pada tahap teks, pengumpulan data sesuai materi yang diperlukan

pada dua media cetak (Surat Kabar Harian Mercusuar dan Surat

Kabar Harian Radar Sulteng), sesuai periode penelitian.

Analisis pada sejumlah pemberitaan untuk menetapkan masing-

masing tema yang dianggap mewakili semua pemberitaan pada

periode yang ditentukan.

Analisis unsur-unsur kebebasan yang kritis sesuai elemen pada kajian

Van Dijk.

Pada Konteks Sosial, penetapan wacana yang bisa memberi

pemahaman tentang masalah penelitian ini, dan dianggap jujur, dan

mewakili bentuk masalah penelitian

Melakukan wawancara dan disikusi berulang-ulang tentang kondisi

persiapan pemilihan PAW Wakil Bupati Parigi Moutong priode 2011-

2013.

Melakukan rekapitulasi hasil wawancara, dan analisis sesuai format

Pada Tahapan Konteks, sejak awal rancangan proposal, studi pustaka

dan bahan-bahan terkait lainnya telah dilakukan

Analisis tentang bagaimana wacana berkembang dalam masyarakat

sejak proses dimulainya PAW calon Wakil Bupati, termasuk peran

dan analisis pemberitaan yang sedang berkembang.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

38

3. Tehnik Pengolahan Data

Pengolahan dalam penelitian ini dilakukan secara sederhana. Artinya

data yang diperoleh peneliti akan diolah sesuai tujuan, rancangan dan sifat

penelitian yakni dengan menggunakan teknik non statistik. Hal ini karena

mengingat data-data lapangan diperoleh dalam bentuk narasi atau kata-kata

bukan angka-angka.

4. Tehnik penyuguhan Data

Data dikelompokkan berdasarkan waktu yang telah ditentukan, agar

terperinci dan terdata dengan baik sehingga alur cerita yang ada dapat

dipahami dan dapat ditarik jawaban sesuai dengan rumusan masalah yang

diajukan sehingga mempermudah dalam pencermatan makna temuan hasil

analisis berita cawabup Parigi Moutong.

5. Tehnik Analisis Data

Peneliti berupaya mengungkap makna dari sebuah berita dengan

menggunakan model analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun van

Dijk. Dalam hal ini wacana dilihat sebagai sebuah struktur tiga Dimensi teks

yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks untuk menganalisis

pemberitaan dalam media. Berikut berupa penjelasan mengenai tiga dimensi

tersebut:

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

39

a. Dimensi Teks

Pada jenjang teks, penulis mencoba untuk membuat analisis

pembingkaian (Framing) terhadap Pemberitaan mengenai cawabup Parimo

pada Harian Mercusuar dan Radar Sulteng. Struktur analisis yang penulis

gunakan untuk menganalisis teks adalah dengan struktur analisis Van Dijk.

Hal-hal yang perlu diamati yaitu berupa aspek tematik, skematik, semantik,

stilistik, dan retorik.

b. Dimensi Kognisi Sosial

Pada kognisi sosial, bagaimana suatu teks berita diproduksi. Dalam

kerangka ini yang diteliti adalah kesadaran mental wartawan dan strategi

wartawan harian Mercusuar dan Radar Sulteng dalam memproduksi suatu

berita. Pada penelitian ini penulis akan melakukan wawancara mendalam

dengan narasumber kunci, yaitu wartawan pada kedua media Harian Umum

Mercusuar dan Radar Sulteng.

c. Dimensi Konteks Sosial

Pada jenjang konteks sosial, penulis akan melakukan studi literature,

penelusuran kepustakaan. Data konteks dapat dilihat dari : 1) Konteks sosial;

dan 2) konteks Situasional. Kemudian data tersebut diklasifikasikan menurut

golongannya, seperti generik dan spesifik.

Analisis konteks sosial berfungsi untuk menganalisis bagaimana

masyarakat melakukan produksi dan reproduksi wacana, bangunan wacana

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70520/potongan/S2-2014... · mengambil objek berita dari beberapa sampel berita yang menyangkut pemberitaan

40

apa yang berkembang dimasyarakat. Jenjang ini berusaha menganalisis dan

mengaitkan wacana di satu sisi dengan masyarakat di sisi lain.

Studi literatur ini akan memberikan konteks secara luas ketika

analisis teks dilakukan. Harian umum Mercusuar dan Radar Sulteng dipilih

dengan asumsi bahwa harian ini merupakan representasi dari para cawabup

tertentu yang ingin menduduki wakil Bupati Parigi-Moutong 2011-2013,

sehingga ketika dalam proses pemilihan, mempunyai latar belakang

ideologis yang jelas yang berfungsi sebagai platform dalam mensikapinya.

Dengan demikian, untuk memperhatikan kesemua aspek tersebut

dalam satu pemberitaan, diharapkan adanya analisis yang komprehensip

sehingga dapat memudahkan pengambilan kesimpulan atas representasi

wacana atas Calon Wakil Bupati Parigi Moutong 2011-2013 dari tiap-tiap

pemberitaan yang dianalisis.