OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PT MERPATI · PDF file“dikonsumsi” kapan dan dimana...

12
Jurnal Imu Komunikasi Vol.7 No. 2 Oktober 2015 79 OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PT MERPATI NUSANTARA DI MEDIA ONLINE (Analisis Isi Obyektivitas Pemberitaan Tentang Pailit PT Merpati Nusantara di Media Online Tempo.Com) Simon Agus P. R dan Saifuddin Zuhri Program Studi Ilmu Komunikasi UPN “ Veteran ” Jawa Timur Jl. Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya [email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui objektifitas berita pada media online tempo.com dalam pemberitaan mengenai pailit yang dialami oleh PT. Merpati Nusantara. Landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Surat kabar, Karakteristik Surat Kabar online, Pengertian Dan Fungsi Pers, teori kebebasan pers, objektifitas berita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset kuantitatif, yang menggunakan analisis yang telah dirinci oleh Rachma Ida. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berita yang di tampilkan di media online tempo.com tentang pailit PT. Merpati Nusantara. Hasil dari penelitian ini adalah pemberitaan di tempo.com mengenai pailit PT. Merpati Nusantara tidak objektif. Kata Kunci : analisis isi berita, objektifitas, PT. Merpati, Tempo.com ABSTRACT The purpose of this study was to determine the objectivity of news on online media in news reporting tempo.com in reporting on bankruptcy experienced by PT. Merpati Nusantara.Theoretical basis used in this study is Newspaper, Newspapers Characteristics, Definition And Function Press, theory of press freedom, news objectivity. The method used in this study is a quantitative research method, which uses the analysis that has been specified by Rachma Ida. The population in this study were all in the show in the news media about reporting online tempo.com in reporting on bankruptcy experienced by PT. Merpati Nusantara. The results of this study are in kompas.com news reporting about the in reporting on bankruptcy experienced by PT. Merpati Nusantara is not objective Keywords: Analysis Of News Content, Objectivity, PT. Merpati, Tempo.com PENDAHULUAN Faktor terbesar yang bisa menunjang penyebaran informasi kepada khalayak adalah dengan media massa. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi, hal ini bisa tergambar dari relita yang ada saat ini banyak koran- koran baru, stasiun televisi baru, dan berbagai sarana media massa. Masing- masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Salah satu kelebihan surat kabar dibanding media lain adalah surat kabar lebih terdokumen, sehingga bisa “dikonsumsi” kapan dan dimana saja. Berbeda dengan penyajian informasi

Transcript of OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PT MERPATI · PDF file“dikonsumsi” kapan dan dimana...

Jurnal Imu Komunikasi Vol.7 No. 2 Oktober 2015 79

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PT MERPATI NUSANTARA DI

MEDIA ONLINE

(Analisis Isi Obyektivitas Pemberitaan Tentang Pailit PT Merpati

Nusantara di Media Online Tempo.Com)

Simon Agus P. R dan Saifuddin Zuhri

Program Studi Ilmu Komunikasi UPN “ Veteran ” Jawa Timur

Jl. Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui objektifitas berita pada

media online tempo.com dalam pemberitaan mengenai pailit yang dialami oleh PT.

Merpati Nusantara. Landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Surat kabar,

Karakteristik Surat Kabar online, Pengertian Dan Fungsi Pers, teori kebebasan pers,

objektifitas berita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset

kuantitatif, yang menggunakan analisis yang telah dirinci oleh Rachma Ida. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh berita yang di tampilkan di media online tempo.com

tentang pailit PT. Merpati Nusantara.

Hasil dari penelitian ini adalah pemberitaan di tempo.com mengenai pailit PT.

Merpati Nusantara tidak objektif.

Kata Kunci : analisis isi berita, objektifitas, PT. Merpati, Tempo.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the objectivity of news on online

media in news reporting tempo.com in reporting on bankruptcy experienced by PT.

Merpati Nusantara.Theoretical basis used in this study is Newspaper, Newspapers

Characteristics, Definition And Function Press, theory of press freedom, news

objectivity. The method used in this study is a quantitative research method, which uses

the analysis that has been specified by Rachma Ida. The population in this study were

all in the show in the news media about reporting online tempo.com in reporting on

bankruptcy experienced by PT. Merpati Nusantara.

The results of this study are in kompas.com news reporting about the in

reporting on bankruptcy experienced by PT. Merpati Nusantara is not objective

Keywords: Analysis Of News Content, Objectivity, PT. Merpati, Tempo.com

PENDAHULUAN

Faktor terbesar yang bisa

menunjang penyebaran informasi

kepada khalayak adalah dengan media

massa. Media massa telah menjadi

fenomena tersendiri dalam proses

komunikasi, hal ini bisa tergambar dari

relita yang ada saat ini banyak koran-

koran baru, stasiun televisi baru, dan

berbagai sarana media massa. Masing-

masing media mempunyai kelebihan

dan kekurangan tersendiri.

Salah satu kelebihan surat kabar

dibanding media lain adalah surat kabar

lebih terdokumen, sehingga bisa

“dikonsumsi” kapan dan dimana saja.

Berbeda dengan penyajian informasi

Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 7 No. 2 April 2015 80

pada media televisi, di media televisi

kita harus berada di depan televisi pada

jam-jam tertentu. Hal inilah yang

membuat surat kabar masih tetap

disukai. Karena berita di surat kabar

lebih terdokumen maka efek negatifnya

akan lebih termemori (apabila

pemberitaan tersebut negatif), begitu

juga sebaliknya.

Semakin banyaknya jumlah dan

beragamnya jenis surat kabar yang

beredar di masyarakat saat ini dapat

memberi dampak maupun pengaruh

pada penerbit surat kabar maupun pembaca. Pengaruh akan banyaknya

penerbit adalah konsumen / pembaca

akan lebih selektif dalam pemilihan

surat kabar, sedangkan untuk penerbit

mereka harus selalu berupaya

memperbaiki dan meningkatkan

penyajian berita-beritanya.

Untuk dapat memberikan

informasi kepada masyarakat, media

atau pers dituntut untuk bisa menambah

pengetahuan pembacanya dengan

menyajikan informasi yang memiliki

kebenaran, kepentingan, dan manfaat.

Dengan banyaknya aneka ragam surat

kabar pembaca menjadi lebih selektif

dalam memilih suat kabar yang sesuai

dengan kebutuhan mereka.

Setiap surat kabar mempunyai

ragam berita, mulai dari bidang

ekonomi, sosial, poltik, budaya,

kriminal, sampai pada pemberitaan

seleb. Surat kabar dapat memberikan

porsi yang berbeda terhadap suatu

kejadian yang sama. Surat kabar satu

menyajikan sebuah berita sebagai berita

utama belum tentu pemberitaan tersebut

menjadi berita utama pula di surat kabar

lain, bahkan bisa saja tidak dimuat sama

sekali.

Berita harus memenuhi beberapa

unsur yang nantinya akan membuat

suatu berita tersebut bisa layak untuk

dimuat. Pertama-tama berita harus

cermat dan tepat atau dalam bahasa

jurnalistik harus akurat. Selain akurat

berita harus lengkap, adil, dan

berimbang. Kemudian berita pun harus

tidak mencampurkan fakta dan opini

sendiri atau dalam bahasa akademis

berita harus objektif. Karena berita

memliki power untuk membentuk opini

publik, jadi sesuatu yang ditulis oleh

media harus memenuhi unsur-unsur di

atas agar tidak ada pihak yang

dirugikan. (Kusumaningrat 2006 : 47).

Untuk melihat objektivitas berita yanga

ada dalam berita mengenai Pailit PT.

Merpati di media online Tempo.com. Definisi tentang objektivitas

berita sangat beragam, namun secara

sederhana dapat dijelaskan bahwa berita

yang objektif adalah berita yang

menyajikan fakta, tidak berpihak dan

tidak melibatkan opini dari wartawan.

Objektivitas menurut mcQuail (1994 :

130) lebih merupakan cita-cita yang

diterapkan seutuhnya. Dalam sistem

media massa yang memiliki

keanekaragaman eksternal, terbuka

kesempatan untuk penyajian informasi

yang memihak, meski sumber tersebut

harus bersaing dengan sumber informasi

lainnya yang menyatakan dirinya

objektif. Meskipun demikian tidak

sedikit media yang mendapatkan

tuduhan “media itu tidak objektif”.

Objektivitas berita merupakan

suatu keadaan berita yang disajikan

secara utuh dan tidak bersifat memihak

salah satu sumber berita, yang bertujuan

untuk memberi informasi dan

pengetahuan kepada konsumen.

(flournoy, 1986 : 48). Setiap berita yang

disajikan dalam suatu surat kabar atau

majalah harus memenuhi unsur

objektivitas. Objektivitas berita

merupakan hal yang sangat penting

dalam penyajian sebuah berita.

Penyajian berita yang tidak objektif

dapat menimbulkan banyak

ketidakseimbangan, artinya bahwa

berita hanya disajikan berdasarkan

Jurnal Imu Komunikasi Vol.7 No. 2 Oktober 2015 81

informasi pada sumber berita yang

kurang lengkap dan cenderung sepihak.

Dalam jurnalisme, kebenaran

tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak,

namun harus dikonfirmasikan menurut

kebenaran dari pihak lain. Inilah

mengapa pemberitaan di surat kabar

selalu dituntut untuk mengungkapkan

kebenaran secara fairness. Yaitu salah

satu syarat objektifitas yang juga sering

disebut sebagai pemberitaan cover both

side, dimana pers menyajikan semua

pihak yang terlibat sehingga pers

mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Selain fairness, pers juga

dituntut melakukan pemberitaan yang

akurat, tidak bohong, menyatakan fakta

bila itu memang fakta, dan pendapat

bila itu memang pendapat, dikutip dari

Siebert tahun 1986 (Bungin, 2003 : 153

– 154).

Sebuah berita bisa dikatakan

obyektif bila memenuhi beberapa unsur,

diantaranya adalah tidak memihak,

transparan, sumber berita yang jelas,

tidak ada tujuan atau misi tertentu.

Dilihat dari beberapa unsur di atas

banyak sekali berita yang disajikan

belum memenuhi unsur-unsur

objektivitas atau bisa dikatakan bahwa

berita tersebut tidak objektif. Suatu

berita yang disajikan tidak objektif

hanya akan menguntungkan salah satu

pihak dan akan merugikan pihak

lain.Dimensi-dimensi objektifitas

menurut Rachma Ida terdiri dari

aktualitas, fairness dan validitas

pemberitaan, dalam akurasi pemberitaan

dituliskan bahwa harrus ada kesesuaian

judul dengan isi berita. (Kriyantono,

2006 : 244 dan juga dalam Bungin,

2003 : 154-155).

Konsep konkret strategi sebaran

media massa masing-masing media

berbeda, namun prinsip utamanya

adalah real time. Media elektronik

memiliki konsep real time yang berbeda

dengan media cetak. karena sifatnya

yang langsung (live),maka yang

dimaksud dengan real time oleh media

elektronik adalah seketika disiarkan,

seketika itu juga pemberitaan sampai ke

pemirsa (Burhan,2008:197) prinsip dari

sebaran media massa adalah semua

informasi harus sampai pada pemirsa

atau pembaca berdasarkan pada agenda

media.

Dalam penelitian ini metode

yang digunakan adalah berita analisis isi

sehingga diperoleh pemahaman yang

akurat dan penting.analsisnya adalah

berita di surat kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan –pesan

di media (Flournoy,1986:12).

Pemanfaatan ilmu komunikasi media

massa dapat diperoleh secara tepat

implementasi dilapangan atas

obyektifvitas pemberitaan dari surat

kabar yang mejadi subyek penelitian

(McQuail,1994:179).

Untuk dapat memahami

ketimpangan arus informasi penulis

sengaja memilih media online

Tempo.com. Media online Tempo.com

dipilih sebagai obyek penelitian

karenaTempo.com merupakan salah

satu media online yang selalu up to date

dalam mengupload berita terbaru,

penulis memilih media online

Tempo.com karena Tempo merupakan

salah satu media terbesar di Indonesia

sehingga dampak dari berita yang

dikeluarkan oleh Tempo dalam hal

iniTempo.com akan luas membentuk

opini publik secara Nasional. Alasan

kedua penulis memilih media online

Tempo.com karena menyajikan

pemberitaan mengenai kasus Pailit PT.

Merpati Nusantara dengan

perkembangan berita yang cukup detail.

Ini menjadi sebuah berita yang

istimewa, berita ini diupdate dengan

jarak waktu yang singkat, dalam sehari

pemberitaan ini diulas dengan berbagai

versi, inilah yang menjadikan

pertimbangan penulis untuk memilih

Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 7 No. 2 April 2015 82

media online Tenpo.com menjadi objek

penilitian.

Dalam penelitian ini metode

yang digunakan adalah analisis isi

sehingga diperoleh pemahaman yang

akurat dan penting. Analisisnya adalah

berita di surat kabar yang analisis ini

digunakan untuk mengkaji pesan-pesan

di media (flournoy, 1986 : 12).

Pemanfaatan ilmu komunikasi media

massa dapat diperoleh secara tepat

implementasi di lapangan atas

objektivitas pemberitaan dari surat

kabar yang menjadi subyek penelitian (McQuail, 1994 : 179).

Berita adalah laporan tercepat

mengenai fakta atau ide terbaru yang

benar, menarik, dan atau penting bagi

sebagian besar khalayak, melalui media

berkala seperti surat kabar, radio,

televisi, atau media on line internet.

Berita berasal dari bahasa sansekerta,

yaitu urit yang dalam bahasa Inggris

disebut write, yang berarti sebenarnya

adalah ada atau terjadi. Sebagian ada

yang menyebut dengan Writta, artinya

kejadian atau yang telah terjadi. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia karya

Poerwadarminto, berita diperjelas

menjadi laporan mengenai kejadian atau

peristiwa yang hangat.

Sedangkan menurut McQuail

(1989 : 189) berita merupakan sesuatu

yang bersifat metafistik dan sukar

dijawab kembali dalam kaitannya

dengan institusi dan kata putus mereka

yang bersifat rasa dan sulit diraba

karena kehalusannya. Berita bukanlah

cermin kondisi sosial, tetapi laporan

tentang salah satu aspek yang telah

menonjolkannya sendiri.

Suatu fakta dapat dikatakan

berita, apabila memenuhi syarat antara

lain telah dipublikasikan oleh seseorang

atau institusi yang jelas identitasnya,

alamat, dan penanggungjawabnya, fakta

tersebut ditemukan oleh jurnalis dengan

cara yang sesuai dengan standar

operasional dan prosedur dalam profesi

jurnalistik (panuju, 2005 : 52).

Dari beberapa definisi tersebut

dapat dirangkum bahwa berita adalah

laporan dari kejadian yang penting atau

peristiwa hangat, dapat menarik minat

atau perhatian para pembaca. Berita

merupakan gudang informasi, dan berita

merupakan bagian terpenting dari

tabloid atau surat kabar.

Menurut Djuroto (2002 : 48)

untuk membuat berita paling tidak harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

1. Menjaga objektivitas dalam pemberitaan.

2. Faktanya tidak boleh

diputar sedemikian rupa

hingga tinggal sebagian

saja.

3. Berita itu harus

menceritakan segala

aspek secara lengkap.

Sedangkan menurut

Kusumaningrat (2006 : 47) unsur-unsur

yang membuat suatu berita layak untuk

dimuat ada tujuh yaitu ; Akurat,

Lengkap, Adil, Berimbang, Objektif,

Ringkas, Jelas, dan Hangat.

Selain unsur-unsur berita

wartawan juga harus memikirkan nilai

berita, dalam cerita atau berita itu

tersirat pesan yang ingin disampaikan

waratwan kepada pembacanya. Ada

tema yang diangkat dari suatu peristiwa.

Nilai berita ini menjadi menentukan

berita layak berita. Menurut Ishwara

(2005 : 53) peristiwa-peristiwa yang

memiliki nilai berita ini misalnya yang

mengandung konflik, bencana dan

kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar

dan kedekatan, keganjilan, human

interest, seks, dan aneka nilai

lainnya.Aktualitas, berita tak ubahnya

seperti es krim yang gampang meleleh,

bersamaan dengan berlalunya waktu

nilainya semakin berkurang. Bagi surat

kabar, semakin aktual berita-beritanya,

artinya semakin baru peristiwa itu

Jurnal Imu Komunikasi Vol.7 No. 2 Oktober 2015 83

terjadi, maka semakin tinggi nilai

beritanya.

1. Kedekatan, peristiwa yang

mengandung unsur kedekatan

dengan pembaca akan menarik

perhatian. Kedekatan yang dimaksud

tidak hanya kedekatan secara

geografis tapi juga kedekatan

emosional.

2. Keterkenalan, kejadian yang

menyangkut tokoh terkenal

(prominent names) memang akan

banyak menarik pembaca. Hal ini

tidak hanya sebatas nama orang saja, demikian pula dengan tempat-tempat

terkenal,

3. Dampak, Berita memiliki banyak

jenis, Menurut Sumadiaria ( 2005 :

69-71 ) dalam dunia jurnalistik berita

berdasarkan jenisnya dapat dibagi

dalam tiga kelompok :

1. Elementary yaitu :

a. Straight News report adalah

laporan langsung mengenai suatu

peristiwa. Biasanya berita jenis ini

ditulis dengan unsur-unsur yang

dimulai dari what, when, why,

where, who, dan how (5W+1H).

b. Depth News Report merupakan

laporan yang sedikit berbeda

dengan Straight News report.

Reporter (wartawan) menghimpun

informasi dengan fakta-fakta

mengenai peristiwa itu sendiri

sebagai informasi tambahan untuk

peristiwa itu sendiri.

c. Comprehensive News merupakan

laporan tentang fakta yang

bersifat menyeluruh ditinjau dari

berbagai aspek. Berita

menyeluruh, mencoba

menggabungkan berbagai

serpihan fakta itu dalam satu

bangunan cerita peristiwa

sehingga benang merahnya

terlihat dengan jelas.

2. Intermediate yaitu :

a. Interpretative Report lebih dari

sekedar Straight News report

dan depth news . berita

interpretative biasanya

memfokuskan pada sebuah isu,

masalah, atau peristiwa-

peristiwa kontroversial. Dalam

jenis laporan ini reporter

menganalisis dan menjelaskan.

b. Feature Story berbeda dengan

jenis berita-berita di atas yang

menyajikan informasi-informasi

penting, di feature story penulis mencari fakta untuk menarik

perhatian pembaca. Penulisan

feature lebih bergantung pada

gaya penulisan dan humor

daripada pentingnya informasi

yang disajikan.

3. Adnance yaitu :

a. Depth Reporting adalah

pelaporan jurnalistik yang

bersifat mendalam, tajam,

lengkap, dan utuh tentang suatu

peristiwa fenomenal atau

aktual.dengan membaca karya

pelaporan mendalam, orang

akan mengetahui dan memahami

dengan baik duduk perkara suatu

persoalan dilihat dari berbagai

perspektif atau sudut pandang.

b. Investigative Reporting

berisikan hal-hal yang tidak jauh

berbeda dengan laporan

interpretatif. Berita jenis ini

biasanya memusatkan pada

sejumlah masalah dan

kontroversi. Dalam laporan

investigatif waratawan

melakukan penyelidikan untuk

memeperoleh fakta yang

tersembunyi demi tujuan.

Pelaksanaannya sering ilegal

atau tidak etis

c. Editoral Writing adalah pikiran

sebuah institusi yang diuji di

depan sidang pendapat umum.

Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 7 No. 2 April 2015 84

Editorial adalah penyajian fakta

dan opini yang menafsirkan

berita-berita yang penting dan

mempengaruhi pendapat umum

Yang dapat membedakan antara

berita dengan bukan berita salah

satunya adalah pada ada tidaknya opini.

Hal ini didasari bahwa sebuah berita

berasal dari suatu fakta sedangkan opini

berangkat dari suatu pemikiran. Berita

mempresentasikan fakta sedangkan

opini mempresentasikan gagasan atau

ide. Dalam kacamata jurnalistik, tidak

semua fakta adalah berita. Suatu fakta dapat dikatakan

berita, apabila memenuhi syarat antara

lain telah dipublikasikan oleh seseorang

atau institusi yang jelas identitasnya,

fakta tersebut dihimpun oleh jurnalis

dengan cara yang sesuai dengan

standart operasional dan prosedur dalam

profesi jurnalistik (jurnal mata kuliah

dasar-dasar jurnalistik).

Untuk membuat berita paling

tidak, harus dipenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Menjaga objektifitas dalam

pemberitaan.

2. Fakta tidak boleh diputar balikkan

sedemikian rupa hingga tinggal

sebagian saja.

3. Berita itu harus menceritakan segala

aspek secara lengkap.

Berdasarkan pasal dari kode etik

jurnalistik milik AJI (pasal 3/14 Maret

2006) dijabarkan melalui sebagai

berikut :

a. Menguji informasi berarti melakukan

cek dan re-cek tentang kebenaran

informasi.

b. Berimbang dengan memberikan

ruang pemberitaan kepada masing-

masing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah

pendapat pribadi wartawan.

d. Azas praduga tak bersalah adalah

prinsip dengan tidak menghakimi

seseorang.

Setiap berita yang disuguhkan

harus dapat dipercaya namun juga dapat

menarik perhatian khalayak sehingga

lewat menyajikan hal-hal yang factual

dari apa adanya, kebenaran isi cerita

yang disampaikan tidak menimbulkan

tanda tanya dan ada kesesuaian dari

judul dengan isi berita.

Unsur yang penting dalam

menyajikan berita adalah kesesuaian

antara judul berita dengan isinya,

terlebih lagi bagi media massa cetak

dengan pembaca yang memiliki

karakteristik pembaca sekilas. Judul berita harus mempresentasikan seluruh

isi berita, hal ini dimaksudkan untuk

menghindari salah persepsi saat berita

dibaca hanya menarik saat dibaca

sekilas oleh khalayak melalui judul

yang bombastis namun tidak sesuai

dengan isi.

Kesesuaian judul dengan isi

berita juga merupakan salah satu bentuk

kejujuran jurnalis. Bila ingin berita laku

keras, maka haruslah para jurnalis

mencuri berita yang memiliki nilai

penting dimata khalayak, bukannya

melalui mengarang judul berita yang se

bombastis mungkin sedangkan tidak

tercermin pada isi beritanya.

Pada jurnal mata kuliah jurnalistik,

dikatakan fungsi judul berita adalah :

1. Memberikan identitas pada berita

2. Mempermudah pembaca untuk

memilih berita

3. Menarik perhatian pembaca

Mutu surat kabar dalam

penyajiannya sangat sering juga

menyertakan gambar, foto, ilustrasi

kartun maupun bagan ataupun table

yang berguna untuk memperjelas isi

pemberitaan. Penempatan adanya data

pendukung berita ini sangat penting atas

pertimbangan berikut :

1. Foto, gambar, table, dan ilustrasi

merupakan unsure berita yang

pertama kali menangkap mata serta

perhatian pembaca. Woodburn

Jurnal Imu Komunikasi Vol.7 No. 2 Oktober 2015 85

(yang dikutip dari jurnal jurnalistik

media cetak) menjelaskan bahwa

data pendukung berita di atas,

memiliki kekuatan stopping power

serta menjelaskan bagian dari

unsure berita yang disajikan.

2. Foto dalam surat kabar, dapat

digunakan dalam komunikasi

dengan pembaca yang memiliki

latar belakang beranekaragam

karena foto mampu menyajikan

berita melalui bahasa foto lebih

universal.

Media massa yang sarat dengan

informasi adalah pers. Pers merupakan

cermin realitas karena pers pada

dasarnya lebih menekankan fungsi

sebagai sarana pemberitaan. Isi pers

yang utama adalah berita. Fakta dan

realitas adalah bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari konsep objektifitas.

Oleh karena itu jika terdapat sebuah

paradigma yang berkaitan dengan ilmu

jurnalistik, pasti ditemukan sebuah

paradigma yang mensyaratkan adanya

konsep objektifitas dalam penyajian

berita.

Pers senantiasa dituntut

mengembangkan pemberitaan yang

obyektif, yaitu “reporting format that

generally spates fact from pinion

present an emotionally detached view of

the news, and strives for fairness and

balanced” (DeFleur, 1994 : 635).

Dalam jurnalisme, kebenaran

tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak,

namun harus dikonfirmasikan menurut

kebenaran dari pihak lain. Inilah

mengapa pemberitaan di surat kabar

selalu dituntut untuk mengungkapkan

kebenaran secara fairness. Yaitu salah

satu syarat objektifitas yang juga sering

disebut sebagai pemberitaan cover both

side, dimana pers menyajikan semua

pihak yang terlibat sehingga pers

mempermudah pembaca menemukan

kebenaran. Selain fairness, pers juga

dituntut melakukan pemberitaan yang

akurat, tidak bohong, menyatakan fakta

bila itu memang fakta, dan pendapat

bila itu memang pendapat, dikutip dari

Siebert tahun 1986 (Bungin, 2003 : 153

– 154).

Jurgen Westerstahl menjabarkan

konsep objektifitas pada bagan berikut :

Bagan 1. Konsep Objektivitas Westerstahl

(Westerstahl, 1983 : 405)

Westerstahl mengajukan komponen

utama objektifitas berita dalam

observasinya “maintaining objectivity in

the dissemination of news can, it seems

to me, most easily be defined as”

adherence to certain norm or

standards” (Charllote, 2006 : 7 – 8 yang

dikutip dari Westerstahl, 1983 : 403).

METODE

Penelitian ini menggunakan

metodologi riset kuantitatif yang

mengharuskan peneliti mersikap

obyektif dan memisahkan diri dari data,

karena riset ini menggambarkan suatu

masalah yang hasilnya dapat

digeneralisasikan.

Berdasarkan metodologi di atas,

penelitian ini menggunakan metode

analisi isi. Analisis isi digunakan untuk

menganlisis isi pesan yang tampak,

dengan cara sistematik dan obyektif.

Dalam penelitian ini digunakan jenis

penelitian deskriptif yang bertujuan

membuat deskripsi secara sistematik,

faktual, akurat tentang fakta serta sifat

Objectivity

Faktuality Impartiality

Truth Relevance Balance /

non

partisanshi

p

Neutral

Presentatio

n

Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 7 No. 2 April 2015 86

yang dimiliki suatu populasi yang

diteliti.

Dari berita Objektivitas

Pemberitaan mengenai Pailit PT.

Merpati yang dianalisa sebagai obyek

dari penelitian ini yang kemudian

penulis mengklasifikasikannya

berdasarkan kategori yang telah dibuat

dan disesuaikan agar diperoleh hasil

yang akurat, karena validitas metode

dan hasil-hasilnya sangat bergantung

dari kategori-kategorinya.

Dengan demikian penelitian

menggunakan kategorisasi yang digunakan oleh Rachmad Ida, PhD

untuk menganalisis bagaimana

objektivitas berita mengenai pailit PT.

Merpati di media online Tempo.com,

berita diambil dari beberapa edisi yang

sudah dimuat dalam media online

Tempo.com.

Kategorisasi Objektivitas pemberitaan

menurut Rachma Ida (Kriyantono, 2006

: 244).

1) Kesesuaian judul berita dengan isi

berita, konsep ini dibagi dalam dua

kategorisasi :

a) Sesuai, bila judul merupakan

bagian dari kalimat yang sama

pada isi berita atau kutipan yang

jelas-jelas ada di dalam

pemberitaan atau ada dalam isi

berita.

b) Tidak sesuai, bila judul bukan

merupakan bagian dari kalimat

yang sama pada isi berita, atau

bukan merupakan kutipan yang

jelas-jelas ada.

2) Pencantuman waktu terjadinya

suatu peristiwa. Kategori dalam

konsep ini, yaitu:

a) Dicantumkan waktu, bila dalam

tulisan mencamtumkan tanggal,

pencantuman kata-kata atau

pernyataan tentang waktu atau

keduanya, yaitu mencantumkan

tanggal dan kata-kata.

b) Tidak dicantumkan waktu, yaitu

jika dalam tulisan itu tidak

mencamtumkan waktu.

3) Penggunaan data pendukung atau

kelengkapan informasi atas

kejadian yang ditampilkan antara

lain menggunakan : tabel, statistik,

foto, ilustrasi gambar dan lain-lain,

konsep ini dibagi

a) Ada data pendukung, bila tulisan

dilengkapi dengan salah satu data

pendukung, seperti foto peristiwa,

tabel, statistik (angka-angka) dan

data referensi (buku undang-undang, peraturan pemerintah,

dan lain-lain).

b) Tidak ada data pendukung, bila

tulisan itu sama sekali tidak

dilengkapi dengan data

pendukung.

4) Faktualitas berita, konsep ini dibagi

atas kategori :

a) Ada pencampuran fakta dan opini,

yaitu apabila dalam artikel berita

itu terdapat kata-kata

opinionative, seperti : tampaknya,

sepertinya, diperkirakan, seakan-

akan, terkesan, kesannya, seolah,

agaknya, diperkirakan,

diramalkan, mengejutkan,

kontroversi, manuver, sayangnya,

dan lain-lain.

b) Tidak ada pencampuran fakta dan

opini, yaitu apabila dalam artikel

tidak ada kata-kata opinionative.

Fairness dan ketidakberpihakan

pemberitaan, meliputi :

1) Ketidakberpihakan, dilihat dari

sumber berita yang digunakan yaitu :

a) Seimbang, yaitu apabila masing-

masing pihak yang diberitakan

diberi porsi yang sama sebagai

sumber berita, dilihat dari

jumlah sumber beritanya.

b) Tidak seimbang, yaitu jika

masing-masing pihak yang

diberitakan tidak diberi porsi

Jurnal Imu Komunikasi Vol.7 No. 2 Oktober 2015 87

yang sama sebagai sumber

berita.

2) Ketidakberpihakan dilihat dari

ukuran fisik luas kolom (centimeters

kolom) yang dipakai yaitu :

a) Seimbang, yaitu jika luas kolom

yang dipakai antara pihak-pihak

yang terlibat dalam pemberitaan

memiliki jumlah kesamaan.

b) Tidak seimbang, yaitu jika luas

kolom yang dipakai antara

pihak-pihak yang terlibat dalam

pemberitaan tidak memiliki

jumlah kesamaan.

Validitas keabsahan pemberitaan,

diukur dari : 1) Atribusi sumber berita. Konsep ini

dibagi menjadi :

a) Sumber berita jelas, apabila

dalam berita itu sumber

beritayang dipakai dicantumkan

identitasnya seperti nama,

pekerjaan, atau sesuatu yang

memungkinkan untuk dilakukan

konfirmasi.

b) Sumber berita tidak jelas, bila

dalam berita tidak dicantumkan

identitas sumber berita.

2) Kompetensi pihak yang dijadikan

sumber berita yang mendapatkan

informasi yang digunakan untuk

mengetahui validitas suatu kronologi

peristiwa. Kategori ini dibagi dalam :

a) Wartawan, apabila peristiwa

yang diberitakan merupakan

hasil pengamatan wartawan

secara langsung.

b) Pelaku langsung, apabila

peristiwa yang diberitakan

merupakan hasil wartawan

dengan sumber berita yang

mengalami peristiwa tersebut.

c) Bukan pelaku langsung, apabila

peristiwa yang diberitakan

merupakan hasil wawancara

dengan sumber berita yang tidak

mengalami langsung peristiwa

tersebut. Hanya karena jabatan

atau memiliki akses informasi

lalu menjadi sumber berita.

Misalnya petugas humas, juru

bicara, kapuspen, atau juga

pejabat yang berwenang tetapi

tidak berada di lokasi ketika

peristiwa itu terjadi.

Dalam penarikan sampel, tidak

ada ketentuan pasti mengenai jumlah

besar-kecilnya. Hanya saja, yang

diutamakan dalam pengambilan sampel

haruslah representatif atau mampu

mewakili secara keseluruhan

(Kriyantono 2006 : 151), menyatakan besaran sample tidak ada ketentuan

pastinya, yang penting adalah hasilnya

yang representatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Akurasi sangat penting dalam

suatu penulisan berita. Menurut

McQuail akurasi menunjukan kualitas

berita dan kredibilitas berita (1991:

2007). Akurasi mengandung ketelitian,

kecermatan dan ketepatan. Dalam

melihat akurasi pemberitaan suatu berita

dalam surat kabar, indikator yang

digunakan adalah pencantuman waktu

peliputan berita dan kesesuaian judul isi

dari berita.

Fairness atau ketidakberpihakan

adalah salah satu aspek presentasi dari

suatu berita. Dalam pemberitaan aspek

fainess ini dapat dilihat dari aspek ada

atau tidaknya pencampuran fakta dan

opini oleh wartawan, serta ada atau

tidaknya dramatisasi yang menimbulkan

kesan berlebihan bagi pembaca. Adanya

unsur opini dan dramatisasi dalam

pemberitaan dapat mengakibatkan

mengubah atau menggeser pemaknaan

fakta yang sebenarnya. Secara umum

obyektivitas mensyaratkan pemberitaan

yang tenang, dingin, terkendali serta

netral. (McQuail, 1991 :233)

Validitas sebuah berita memiliki

2 unsur yaitu kejelasan sumber berita

dan kompetensi berita sebagai sumber

Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 7 No. 2 April 2015 88

fakta. Pada berita idealnya sumber

berita adalah orang-orangyang

mengalami peristiwa yang bersangkutan

(pelaku). Saksi peristiwa atau berasal

dari sumber berita yang relevan. Selain

itu kejelasan sumber berita diperlukan

untuk melakukan mekanisme cek dan

ricek dalam praktik jurnalistik.

Penyajian Data dan Analis Data

Berita 1

“Pemerintah Akan Bangkrutkan

Merpati?” pada tanggal 22 Januari

2014 pukul 09:32 WIB.

Penyajian Data Berita 1

Akurasi

Analisis berita 1 dengan

menggunakan dimensi akurasi, akurasi

pemberitaan terdiri dari kesesuaian

judul berita dengan isi berita,

pencantuman waktu terjadinya suatu

peristiwa, penggunaan data pendukung

atau kelengkapan informasi, kemudian

yang terakhir adalah faktualitas berita.

Kesesuaian judul berita 1 “Pemerintah

Akan Bangkrutkan Merpati?” Telah

mengacu pada aspek relevansi, yakni

kalimat judul yang ada merupakan

bagian dari kalimat yang sama pada isi

berita atau pada bagian isi terdapat

penjelasan dari judul dengan inti yang

sama.

Penyajian Data dan Analis Data

Berita 2

“Merpati Tak Terbang Sampai 5

Februari 2014” pada tanggal 3

Februari 2014 pukul 06:32 WIB.

Penyajian Data Berita 2

Akurasi

Pada dimensi Akurasi kategori

kesesuaian antara judul berita dengan isi

berita.Kesesuaian judul berita “Merpati

Tak Terbang Sampai 5 Februari 2014”

telah mengacu pada aspek relevansi,

yakni kalimat judul yang ada

merupakan bagian dari kalimat yang

sama pada isi berita atau pada berita.

Kesesuaian tersebut dapat dilihat

pada lead yang memuat penjelasan dari

judul dengan inti yang sama ditulis

dalam lead berita seperti yg ditampilkan

pada cuplikan berita dibawah ini.

“Merpati Tak Terbang Sampai 5

Februari 2014” “Direktur Operasional

PT Merpati Nusantara Airlines,

Daryanto mengatakan bahwa maskapai

meniadakan penerbangan mulai 1

sampai5 Februari 2014”.

Penyajian Data dan Analisis Data

Berita 3 “Stop Terbang, Merpati Tetap

Jalankan KSO” pada tanggal 3

Februari 2014 pukul 06:38.

Penyajian Data Berita 3

Akurasi

Pada dimensi Akurasi kategori

kesesuaian antara judul berita dengan isi

berita. “Stop Terbang, Merpati Tetap

Jalankan KSO” judul berita yang sesuai

dengan lead yang ditampilkan pada

berita 3 sudah sesuai, dilihat dari

penggunaan data pendukung pada berita

tersebut sudah ditampilkan dalam

berita, begitu juga dengan faktualitas

didalam berita, sudah ditampilkan

pencampuran antara fakta dengan opini

secara berimbang.

Analisis Objektivitas Berita 4

“Merpati Belum Lapor Penghentian

Penerbangan” pada tanggal 3 Februari

2014 pukul 09:43.

Penyajian Data Berita 4

Akurasi

Pada dimensi Akurasi kategori

kesesuaian antara judul berita dengan isi

berita.Kesesuaian judul berita “Merpati

Belum Lapor Penghentian

Penerbangan” telah mengacu pada

aspek relevansi, yakni kalimat judul

yang ada merupakan bagian dari

kalimat yang sama pada isi berita atau

pada berita ini terdapat pada lead yang

Jurnal Imu Komunikasi Vol.7 No. 2 Oktober 2015 89

memuat penjelasan dari judul dengan

inti yang sama.

“Merpati Belum Lapor Penghentian

Penerbangan”

“Kementerian Perhubungan

menyatakan belum menerima laporan

dari PT Merpati Nusantara Airlines

mengenai penghentian penerbangan

maskapai itu.”

PEMBAHASAN

Dari analisa 4 berita yang telah

dijabarkan pada bab sebelumnya

didapatkan pembahasan objektifitas mengenai pailit PT. Merpati dari

keempat berita tersebut. Pada analisa

berita pertama dapat dilihat bahwa

berita ini objektif karena sudah

rnemenuhi standart objektivitas yang

telah ditetapkan oleh Rachma lda. Dari

berita tersebut didapatkan

ketidakberpihakan yang seimbang. Hal

tersebut dikarenakan berita yang

disajikan tidak terlalu menonjolkan

mengenai pendapat pihak diluar PT.

Merpati, dan sudah seimbang

mengungkap pendapat dari pihak PT.

Merpati. Pada berita tersebut didapatkan

juga fairness atau ketidakberpihakan

sudah seimbang, selain itu akurasi dan

validitas berita sudah sesuai dengan

objektifitas yang sudah ditetapkan.

Pada analisis berita kedua dapat

disimpulkan bahwa berita tersebut tidak

objektif karena berita tersebut dari

kesesuain judul juga tidak sesuai. Hal

yang dibahas tidak mengarah sesuai

dengan judul atau tema yang ada

sehingga dapat langsung disimpulkan

bahwa berita tersebut tidak objektif.

Dimensi Fairness dikatakan tidak

seimbang, yaitu jika luas kolom yang

dipakai antara pihak-pihak yang terlibat

dalam pemberitaan tidak memiliki

jumlah kesamaan.Dalam Berita ini

penggunaan sisi luas kolom tidak

seimbang, karena kolom yang dipakai

antara pihak-pihak yang terlibat dalam

pemberitaan tidak memiliki jumlah

kesamaan.Dalam berita ini hanya diisi

dengan kolom yang berasal dari

pernyataan pihak PT Merpati.

Dalam berita ini kompetensi sumber

berita yang dipakai berasal dari pelaku

langsung. Penulis menilai sumber yang

diwawancarai oleh wartawan yaitu

Bambang S. Ervan sebagai pelaku tidak

langsung karena tidak mengalami

langsung peristiwa ini. Sedangkan

Daryanto yang merupkan direktur

operasional PT Merpati sebagai pelaku

langsung karena dia adalah sumber berita yang mengalami langsung

peristiwa dalam hal ini. Dari hasil

analisis berita 4 dapat penulis

simpulkan bahwa dalam berita ini

objektif karena telah memenuhi standart

objektifitas yang telah ditetapkan oleh

Rachma Ida

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis

tentang objektifitas terhadap berita

mengenai pailit PT Merpati di media

online Tempo.com Mei 2014, penulis

mengganggap berita yang disajikan

sudah memenuhi kategori objektif.

Pada dimensi fairness, dari

empat berita yang menjadi objek

penelitian ini, peneliti sudah

menemukan kesesuaian berita yang

memenuhi standart kategorisasi

fairness. Di tiga berita yang lainnya

media online Tempo.com . berita

tersebut sudah menampilkan

memberitakan dari sisi pihak yang

berkaitan, bukan satu pihak saja yang

menjadi sorotannya.

Sementara untuk dimensi

Validitas, penulis mendapati media

online Tempo.com sudah menuliskan

atribut sumber datanya di setiap berita

yang di up load sehingga

memungkinkan dilakukannya cek dan

ricek maupun konfirmasi baik oleh

redaksi dan juga pembaca. Dalam

Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 7 No. 2 April 2015 90

dimensi ini Tempo.com sudah tergolong

objektif dalam pemilihan sumber

datanya karena kebanyakan adalah

sumber data langsung yang

bersinggungan dengan peristiwa.

Dari analisis yang telah

dilakukan, penulis menyimpulkan jika

pemberitaan mengenai pailit PT Merpati

Nusantara oleh media online

Tempo.com sudah sesuai dengan

standart objektifitas pemberitaan karena

sudah memenuhi standart kategorisasi

objektifitas pemberitaan.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang

didapat dari hasil analisis isi terhadap

objektifitas berita mengenai pailit PT

Merpati Nusantara oleh media online

Tempo.com Mei 2014 maka dapat

diberikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan mampu

memberikan kontribusi bagi

pengembangan konsep obyektifitas

pemberitaan pers, bagaimana

mengukurnya, dan apa kaitannya

dengan konsep-konsep akurasi,

validitas dan fairness.

2. Mengingat masih terdapat dimensi

fairness yang masih tidak

memenuhi syarat Objektivitas,

melalui jurnalis maupun editornya,

Tempo.com sebaiknya lebih

meningkatkan kualitas

pemberitaannya, sekaligus koreksi

terhadap berita yang disajikan agar

tetap berjalan atas prinsip ketidak

berpihakan/fair.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bungin, Burhan, Metode Penelitian

Sosial, Surabaya Airlangga

University Press, 2001

Flournoy, Don Michael, Analisis Isi

Surat Kabar Indonesia,

Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1986

Ishwara, Luwi, Catatan-catatan

Jurnalisme Dasar, Jakarta : PT

Kompas Media Nusantara, 2005

Kriyantono, rachmat, Riset

Komunikasi, Jakarta : penerbit

prenada media group, 2008

Kusumaningrat, Hikmat, Jurnalistik

Teori dan Praktik, Bandung :

Remaja Rosdakara, 2006

McQuail, Denis, Teori Komunikasi

Massa, Jakarta : Erlangga, 1994

Rivers, Wiliam L, Etika Media Massa,

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama, 1994 Sumadiria, Haris, Jurnalistik

Indonesia, Bandung : Simbiosa

Rekatama Media, 2005

Suyanto, Bagong, Metode Penelitian

Sosial, Jakarta : Kencana Prenada

Media Group, 2005

Sobur, Drs. Alex Msi, Analisis

teks media, Suatu pengantar

untuk analisis wacana, analisis

semiotic dan analisis framing,

Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

2006.

Sumadiria, Haris, Jurnalistik

Indonesia, Bandung : Simbiosa

Rekatama Media, 2005

Suyanto, Bagong, Metode Penelitian

Sosial, Jakarta : Kencana Prenada

Media

Winarni, Komunikasi Massa Sebagai

Suatu Pengantar, Unmu, Malang,

2003

Non buku :

(http://www.tempo.co/read/news/2014/0

2/03/090550485/Stop-Terbang-Merpati-

Tetap-Jalankan-KSO-)

(http://www.tempo.co/read/news/2014/0

2/03/090550484/Merpati-Tak-Terbang-

Sampai-5-Februari-2014-)