BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan bentang alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan kekayaan yang sangat besar nilainya. Keragaman budaya, suku bangsa, bahasa, kesenian, pola kehidupan, bahkan keragaman kulinernya mungkin yang paling lengkap jika dibandingkan dengan bangsa manapun di dunia. Hamparan sawah ladang yang luas, gunung gunung yang menjulang tinggi serta pantai pantainya yang menawan, tak akan pernah membuat bosan untuk dikunjungi. Letak pulau pulau utama di Indonesia yang sebagian besar berada di garis khatulistiwa menjadikan iklimnya cocok untuk tanaman tanaman daerah tropis, baik tanaman pangan, sayur mayur, maupun buah-buahan. Aneka ragam buah buahan dapat dinikmati sepanjang tahun meskipun ada musim panen untuk jenis buah tertentu. Hasil bumi yang melimpah, hasil perikanan perkebunan, dan pertanian sudah lama menjadi sumber penghidupan bagi rakyatnya. Rangkaian panjang sejarah bangsa Indonesia juga telah menjadikan bangsa ini kaya akan nilai nilai sosial dan tradisi yang tetap lestari hingga saat ini. Tradisi menyambut dan merayakan daur hidup misalnya, merupakan tradisi yang unik dan menarik apabila dilihat dari sisi masyarakat yang tidak memiliki tradisi khusus dalam kehidupannya. Hampir setiap peristiwa dalam kehidupan dimaknai dan dirayakan dengan upacara serta ritual khusus yang dilakukan turun temurun sejak nenek moyang masing masing. Kebudayaan Indonesia yang merupakan hasil perbauran,

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keindahan bentang alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan

anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan kekayaan yang sangat besar

nilainya. Keragaman budaya, suku bangsa, bahasa, kesenian, pola kehidupan, bahkan

keragaman kulinernya mungkin yang paling lengkap jika dibandingkan dengan

bangsa manapun di dunia. Hamparan sawah ladang yang luas, gunung gunung yang

menjulang tinggi serta pantai pantainya yang menawan, tak akan pernah membuat

bosan untuk dikunjungi. Letak pulau pulau utama di Indonesia yang sebagian besar

berada di garis khatulistiwa menjadikan iklimnya cocok untuk tanaman tanaman

daerah tropis, baik tanaman pangan, sayur mayur, maupun buah-buahan. Aneka

ragam buah buahan dapat dinikmati sepanjang tahun meskipun ada musim panen

untuk jenis buah tertentu. Hasil bumi yang melimpah, hasil perikanan perkebunan,

dan pertanian sudah lama menjadi sumber penghidupan bagi rakyatnya.

Rangkaian panjang sejarah bangsa Indonesia juga telah menjadikan bangsa ini

kaya akan nilai nilai sosial dan tradisi yang tetap lestari hingga saat ini. Tradisi

menyambut dan merayakan daur hidup misalnya, merupakan tradisi yang unik dan

menarik apabila dilihat dari sisi masyarakat yang tidak memiliki tradisi khusus dalam

kehidupannya. Hampir setiap peristiwa dalam kehidupan dimaknai dan dirayakan

dengan upacara serta ritual khusus yang dilakukan turun temurun sejak nenek

moyang masing masing. Kebudayaan Indonesia yang merupakan hasil perbauran,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

2

perpaduan, dan percampuran berbagai budaya memiliki warna yang beragam dan

nuansa yang variatif dan sarat dengan nilai-nilai luhur kehidupan.

Kekayaan dan potensi yang terkandung di dalam negara dan bangsa Indonesia

sesungguhnya sangat besar nilainya dan akan mampu meningkatkan derajat maupun

kualitas kehidupan bangsa jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Kekayaan

tersebut meliputi kekayaan atau sumber daya yang bersifat material seperti minyak

bumi, hasil perkebunan, hasil pertanian, hasil perikanan, maupun hasil bumi lainnya,

serta kekayaan tak benda berupa nilai nilai luhur kehidupan dan budayanya.

Pengakuan batik sebagai warisan budaya asal Indonesia oleh UNESCO

membuktikan bahwa kesenian dan kebudayaan Indonesia memiliki kekhasan dan

keistimewaan di mata internasional.

Keunikan, kekayaaan, dan keindahan alam Indonesia serta keramah tamahan

penduduknya merupakan salah satu faktor yang mendorong minat warga negara lain

untuk mengunjungi negara Indonesia. Seiring dengan meningkatnya kerja sama

bilateral antar negara serta adanya kebijakan berupa kemudahan dalam mendapatkan

visa kunjungan memasuki wilayah Indonesia, jumlah wisatawan asing yang

berkunjung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Besarnya kontribusi keuangan

dan manfaat ekonomi dari kegiatan pariwisata menuntut pengelolaan yang baik

supaya nantinya dapat memberikan kontribusi yang maksimal.

Saat ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

berupaya terus mengembangkan dan melakukan pembenahan dalam pengelolaan

sektor pariwisata seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

3

Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Nasional Tahun 2010 – 2025 ayat 4 yang berbunyi,

Visi pembangunan kepariwisataan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf a adalah terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas

dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah

dan kesejahteraan rakyat.

Sampai dengan tahun 2011, peringkat penerimaan devisa dari sektor pariwisata

baru mencapai peringkat ke lima sesuai dengan laporan Kementerian Pariwisata pada

akhir tahun 2012 dengan total penerimaan devisa sebesar 8.554,40 juta Dolar AS.

Sumber penerimaan devisa utama masih dihasilkan dari minyak dan gas bumi, batu

bara, minyak kelapa sawit, dan karet olahan (http://www.budpar.go.id/).

Secara global, kegiatan pariwisata internasional mengalami pertumbuhan dan

kenaikan dari waktu ke waktu seiring dengan dengan majunya dunia penerbangan

serta perkembangan yang sangat pesat dalam bidang teknologi pelayaran. Inovasi

dan pembuatan pesawat jumbo jet seperti yang dilakukan oleh Airbus dengan

pesawat seri A 380 misalnya, memungkinkan sebuah pesawat terbang mengangkut

550 orang penumpang dalam satu kali penerbangan, memiliki daya jelajah yang lebih

jauh, serta lebih irit dalam konsumsi bahan bakar (www.airbus.com).

Kemajuan Airbus tersebut disusul oleh pesaing terdekatnya Boeing yang juga

telah memproduksi pesawat jenis 747-8 dan mampu mengangkut 467 penumpang

sekali terbang. Pembangunan berbagai macam fasilitas bandara seperti yang

dilakukan oleh Hongkong, Singapura, Frankfurt, Amsterdam, Tokyo, dan Dubai

bertujuan supaya kapasitas bandara tersebut menjadi lebih besar, lebih aman, dan

lebih nyaman bagi penumpang pesawat udara. Kemajuan lain juga dapat ditemui

dalam pengoperasian kapal kapal pesiar mewah dengan kapasitas sampai dengan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

4

5.000 penumpang yang dimiliki oleh Royal Carribean International dan Carnival

Cruise Line misalnya, yang merupakan perusahaan cruise ship kelas dunia

(http://www.royalcaribbean.com/home.do).

Word Tourism Organization atau Organisasi Pariwisata Dunia, sebuah lembaga

dalam naungan PBB mencatat dalam World Tourism Barometer yang diterbitkan

bulan Januari 2013-Volume 11, bahwa kedatangan wisatawan di seluruh dunia

selama tahun 2012 mencapai jumlah 1,035 milyar wisatawan. Angka tersebut

menunjukkan pertumbuhan sebesar 4 % dari tahun sebelumnya yaitu sejumlah 996

juta wisatawan pada tahun 2011 atau terjadi penambahan sejumlah 39 juta

wisatawan. Pertumbuhan jumlah wisatawan dari tahun ke tahun diperkirakan akan

terus tumbuh rata rata 3,8 % per tahun dalam periode 2010-2020 (UNWTO;2012).

Meskipun kegiatan pariwisata nasional mengalami pasang surut karena

berbagai isu maupun peristiwa yang pernah terjadi seperti wabah SARS, bencana

tsunami di Aceh, wabah flu burung, maupun tragedi bom Bali, kunjungan wisatawan

internasional tetap menunjukkan pertumbuhan di Indonesia. Meningkatnya

kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari tahun ke tahun dapat dilihat

dari data yang dilansir oleh Biro Pusat Statistik 2012.

Tabel 1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Total Wisatawan Mancanegara 6.234.497 6.323.730 7.002.944 7.649.731 8.044.462

Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS, 2013

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

5

Di Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung pada tahun

2012 sejumlah 8.044.462 orang atau sebesar 3,43 % dari total 234 juta orang

wisatawan mancanegara yang mengunjungi negara negara di kawasan Asia Pasifik.

Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia masih di bawah kunjungan

wisatawan mancanegara ke Singapura sebanyak 10,4 juta orang wisatawan dan

Malaysia sebanyak 25,03 juta orang wisatawan (UNWTO;2013). Hal ini perlu

menjadi perhatian serius dari pemerintah dan para pemangku kepentingan, sehingga

di masa mendatang jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia

mampu bersaing dengan kedua negara tersebut dari sisi tingkat kunjungannya.

Sampai saat ini, sebagian besar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke

Indonesia masih menjadikan Bali sebagai tujuan utama kunjungannya dengan jumlah

wisatawan mancanegara yang tercatat melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai

sejumlah total 2,9 juta orang wisatawan pada tahun 2012, disusul oleh Daerah

Khusus Ibukota (DKI) Jakarta melalui Bandara Internasional Sukarno Hatta dengan

jumlah 2,05 juta orang wisatawan. Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada periode yang sama

melalui pintu masuk Bandara Adi Sucipto adalah sebanyak 58.926 orang (Dinas

Pariwisata Provinsi DIY; 2012) . Wisatawan mancanegara dengan jumlah terbanyak

yang mengunjungi DIY adalah wisatawan asal Belanda, disusul kemudian wisatawan

asal Jepang, Perancis dan Malaysia. Banyaknya wisatawan Belanda dan Jepang yang

berkunjung ke DIY terkait erat dengan jalinan sejarah yang kuat di masa kolonial

antara Indonesia pada umumnya dan DIY pada khususnya dengan kedua negara

tersebut.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

6

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DIY yang dikeluarkan bulan Februari

tahun 2013, rata-rata lama menginap wisatawan atau length of stay (LOS) di hotel

bintang di Propinsi DIY pada bulan Januari 2013 menunjuk besaran angka 1,85

malam atau mengalami kenaikan 0,14 malam, dari rata-rata lama menginap bulan

sebelumnya. Rata-rata tamu menginap terlama mencapai 2,06 malam terjadi pada

hotel bintang lima, sedangkan terpendek 1,48 malam pada hotel bintang tiga. Pada

hotel non bintang /akomodasi lain rata-rata lama menginap 1,62 malam, naik 0,25

malam dibandingkan bulan sebelumnya yang menunjuk besaran angka 1,37 malam

(http://yogyakarta.bps.go.id/brs.html ).

Jika dibandingkan dengan Propinsi Bali, data yang dikeluarkan oleh Badan

Pusat Statistik Propinsi Bali menyebutkan bahwa rata-rata lama menginap (hari)

tamu di hotel berbintang menurut bulan dan kelas hotel di Bali Tahun 2011 adalah

sebesar 3,67 malam sementara jika dilihat dari sisi jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali selama tahun 2011 adalah

sebesar 2.524.088 orang (http://bali.bps.go.id/).

Berdasarkan angka dan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

lama tinggal wisatawan dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Provinsi DIY masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan misalnya,

Provinsi Bali. Dengan latar belakang data dan kondisi tersebut di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Faktor Faktor yang

Memengaruhi Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta “.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

7

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, masalah yang akan dikaji oleh peneliti yaitu:

1. Mengapa tingkat lama tinggal wisatawan mancanegara atau length of stay di DIY

hanya pada kisaran angka rata rata 1,9 hari? Mengapa lebih singkat jika

dibandingkan dengan Provinsi Bali misalnya, yang mencapai 3,78 hari?

2. Faktor apa saja yang memengaruhi lama tinggal sekelompok atau seorang

wisatawan mancanegara di DIY?

3. Upaya apa yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah, pelaku usaha, serta

masyarakat untuk meningkatkan tingkat lama tinggal wisatawan mancanegara di

DIY?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya mencakup faktor faktor yang memengaruhi lama tinggal

wisatawan mancanegara di DIY dan dilakukan terhadap wisatawan mancanegara

yang berkunjung ke objek wisata di wilayah Provinsi DIY pada periode bulan Mei –

Juli tahun 2013. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, penelitian juga

dilakukan terhadap para pemangku kepentingan, berupa wawancara yang dilakukan

dengan para pelaku usaha, staf pemerintah, dan masyakarat serta observasi di

lapangan terhadap wisatawan mancanegara.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Menemu kenali faktor faktor yang memengaruhi lama tinggal wisatawan

mancanegara di Provinsi DIY.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

8

2. Menemukan formula yang bisa meningkatkan lama tinggal wisatawan

mancanegara di Provinsi DIY.

E . Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Praktis

Dengan adanya identifikasi dan pendataan faktor yang memengaruhi lama

tinggal wisatawan mancanegara maka pihak pihak terkait dan pihak yang

berkepentingan dalam peningkatan lama tinggal wisatawan mancanegara dapat

menentukan dan merumuskan program kerjanya sehingga upaya peningkatan

lama tinggal wisatawan mancanegara di DIY dapat dilakukan dengan lebih

terencana dan terpadu.

b. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis bagi pengembangan ilmu pariwisata pada khususnya, faktor

yang memengaruhi lama tinggal wisatawan mancanegara di Provinsi DIY dapat

diketahui jenis dan macamnya. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi

rintisan untuk penelitian dan penulisan selanjutnya terkait dengan length of stay.

F. Tinjauan Pustaka

Studi yang pernah dilakukan terkait dengan lama tinggal wisatawan di Provinsi

DIY pernah dilakukan oleh Nur Budhi Puji Wibowo (2010) berupa karya tesis

dengan judul Pengaruh Motivasi Wisata, Persepsi Tentang Daya Tarik Destinasi dan

Kualitas Pelayanan Wisata Terhadap Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi DIY.

Studi ini menggunakan metode pengumpulan data primer dengan penyebaran

kuesioner kepada wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Hasil

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

9

yang didapat dari penelitian tersebut adalah terdapatnya pengaruh secara positif dan

signifikan antara persepsi wisatawan terhadap kualitas pelayanan terhadap lama

tinggal wisatawan di Provinsi DIY khususnya untuk wisatawan asing. Kesimpulan

kedua adalah terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara daya tarik

destinasi terhadap lama tinggal wisatawan mancanegara.

Kajian psikologi wisatawan dan perilakunya dalam melakukan kegiatan wisata

termasuk dengan motivasi serta karakteristik wisatawan pernah ditulis oleh Glenn F

Ross (1998). Dalam buku Ross tersebut dijelaskan tentang penelitian yang dilakukan

oleh Hughes (1991) yaitu studi tentang kepuasan perjalanan kebudayaan. Tujuan

studi tersebut adalah untuk mengetahui apakah harapan dan nilai yang dipegang

wisatawan sebelum mengadakan perjalanan terpenuhi oleh pengalaman perjalanan.

Ross juga menlakukan studi tentang perilaku wisatawan kaitannya dengan interaksi

antara wisatawan dengan penduduk lokal, perilaku selama melakukan kegiatan

perjalanan, serta persepsi wisatawan terhadap lingkungan kawasan destinasi.

Buku dengan judul Tourism Planning. An Integrated a Sustainable

Development Approach karya Inskeep (1991) membahas dan menerangkan faktor

yang mempengaruhi keputusan seorang wisatawan untuk mengunjungi suatu

kawasan destinasi serta tipe dan daya tarik wisata serta aktifitasnya. Meskipun belum

ada studi yang secara tegas menjelaskan hubungan antara tingkat kunjungan dengan

lama tinggal wisatawan di suatu kawasan destinasi wisata, buku tersebut bisa

dijadikan pijakan dalam mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi lama tinggal

wisatawan di suatu daerah.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

10

Sumber data utama yang dijadikan landasan dalam melakukan penelitian ini

adalah Statistik Kepariwisataan DIY 2012 yang memuat secara rinci tentang jumlah

kunjungan wisatawan, jumlah fasilitas pendukung, serta data tentang lama tinggal

wisatawan mancanegara di hotel bintang maupun hotel melati yang ada di DIY.

Penelitian yang secara khusus mengulas faktor faktor yang mempengaruhi lama

tinggal wisatawan mancanegara di Provinsi DIY belum pernah dilakukan siapapun.

G. Landasan Teori

Supaya tujuan penelitian ini bisa tercapai, landasan teori terkait dengan hal

yang akan dibahas akan disampaikan sebagai berikut. Sebagai sebuah cabang ilmu

yang status keilmuannya baru saja diakui, terdapat beberapa perbedaan pemahaman

dan batasan terhadap suatu istilah yang terkait dengan pembahasan bidang

pariwisata. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Undang Undang Republik Indonesia No.

10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 1).

Pengertian wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Batasan

waktu sementara dalam kegiatan wisata berarti bahwa seseorang yang datang ke

suatu tempat dan tinggal menetap bukan dikategorikan sebagai wisatawan. Theobald

dalam Pitana (2009:43) mendefenisikan pengertian wisatawan berdasarkan pada tiga

hal yaitu tujuan perjalanan (purpose of trip), jarak perjalanan dari tempat asal (travel

distance), serta lamanya perjalanan (duration of trip).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

11

Seseorang dapat disebut sebagai wisatawan jika dia melakukan perjalanan

tidak untuk tujuan pekerjaan, bisnis atau belajar. Lama perjalanan sehingga

seseorang bisa dikategorikan sebagai wisatawan adalah minimal menginap satu

malam. Hal ini didasarakan pada asumsi bahwa jika seseorang melakukan over night

atau menginap minimal satu malam di suatu tempat tujuan perjalanaan, maka

manfaat ekonomi sudah dapat dirasakan oleh para pelaku bisnis pendukung

pariwisata seperti hotel, penginapan, rumah makan, dan penduduk lokal.

Leiper dalam Pitana (2009:41) menyebutkan bahwa sesorang dapat disebut

sebagai wisatawan dari sisi perilakunya apabila memenuhi kriteria sebegai berikut:

1. Melakukan perjalanan yang jaraknya jauh dari tempat tinggalnya sehari hari.

2. Lama perjalanan tersebut minimal dilakukan dalam durasi waktu satu malam.

3. Tidak dalam rangka melaksanakan tugas pekerjaan atau dinas, melainkan

untuk tujuan rekreasi dan bersenang senang.

Pengertian wisatawan asing atau wisatawan mancanegara atau sering disebut

juga dengan istilah wisatawan internasional adalah seorang wisatawan yang

mengunjungi negara selain negaranya sendiri. Tujuan kunjungan yang dilakukan

oleh wisatawan ini adalah untuk melihat dan menikmati keunikan, keindahan, dan

nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia

yang terdapat di negara yang dikunjungi.

Daerah tujuan wisata atau sering disebut dengan destinasi pariwisata adalah

kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di

dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas,

serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudunya kepariwisataan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

12

Masih berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan pasal 1,

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

dan dan bersifat multi dimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud

kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesame wisatawan, pemerintah pusat, pemerintah daerah

, dan pengusaha.

Lama tinggal wisatawan di suatu destinasi pariwisata dihitung berdasarkan

waktu atau tanggal keberangkatan dikurangi dengan waktu atau tanggal kedatangan.

Singapore Tourism Board sebuah badan milik pemerintah Singapura yang

menangani masalah pariwisata misalnya, memperhitungkan dan mencatat semua

wisatawan mancanegara yang masuk ke negara tersebut dan keluar berdasarkan data

kartu kedatangan dan keberangkatan yang harus diisi dan dilaporkan oleh semua

orang yang masuk dan keluar wilayah Singapura. (Singapore Tourism

Board.2012:15). Penghitungan lama tinggal wisatawan yang lazim digunakan oleh

kalangan perhotelan di Indonesia dan DIY pada khususnya serta Dinas Pariwisata

maupun Biro Pusat Statistik adalah berdasarkan jumlah total tempat tidur yang

dipesan dibagi dengan jumlah tamu yang check out. Formula lainnya adalah dengan

membagi jumlah total tempat tidur yang terjual dengan jumlah tamu yang datang

atau check in (Singapore Tourism Board;2012).

Total number of bed nite booked

Length of stay (LOS) =

Total number of departure

Total bed nite

Length of stay (LOS) =

Total guest arrival

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

13

Banyaknya jumlah kunjungan wisatawan dan lama tinggal wisatawan di suatu

destinasi wisata akan berbanding lurus dengan pendapatan dan manfaat ekonomi

yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung

dan semakin lama tinggal di Indonesia, akan semakin banyak pula pembelanjaan

yang dilakukan sehingga pendapatan yang diterima oleh masyarakat, pelaku usaha,

dan pemerintah juga semakin bertambah.

Tabel 2

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Provinsi DIY

Sumber : Statistik Kepariwisataan DIY 2012

Tabel 3

Data Rata Rata Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara di Provinsi DIY dan Pengeluarannya

( 2008-2011)

Sumber : Diolah dari data Pusdatin Kemenparekraf & Statistik Kepariwisataan DIY 2012

Pendapatan asli daerah Provinsi DIY yang dihasilkan sub sektor pariwisata

menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, pendapatan

yang diperoleh dari pungutan, pajak tontonan / hiburan, retribusi objek dan daya tarik

wisata, retribusi perijinan, dan pajak pembangunan 1 mencapai jumlah Rp.

153.174.399.477,- yang kontribusi terbesarnya dihasilkan dari pajak pembangunan 1

(PP1) sebesar Rp. 126.221.366.085,-

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

14

Tabel 4

Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sub Sektor Pariwisata Provinsi DIY Tahun

2008-2012

Sumber: Statistik Kepariwisataan DIY, 2012

Jumlah tersebut belum termasuk dengan pendapatan langsung yang didapat

para pengusaha dan pelaku pariwisata dari para wisatawan yang membelanjakan

uangnya selama berada di DIY. Dampak sosial ekonomi lainnya yang dihasilkan dari

kegiatan pariwisata dalam suatu destinasi adalah berupa penyerapan tenaga kerja

lokal, pemakaian produk hasil pertanian, perikanan, dan perkebunan setempat, serta

memacu pengembangan lahan yang kurang produktif (Pitana, 2010:189).

Semakin lama seorang wisatawan mancanegara tinggal di suatu kawasan

atau objek wisata, maka pengeluaran untuk memenuhi kebutuhannya akan semakin

banyak dan dampak berganda yang ditimbulkan juga dapat menaikan taraf hidup

serta merangsang kegiatan ekonomi masyarakat sekitarnya. Pengeluaran untuk

makan dan minum, laundry, biaya penginapan, transportasi, komunikasi, biaya

hiburan, dan biaya pembelian keperluan sehari hari yang dikeluarkan oleh wisatawan

dapat menjadi penggerak perekonomian bagi masyakarat lokal yang manfaatnya

dapat dirasakan langsung.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

15

Penentuan tempat dan daerah yang akan menjadi tujuan wisata oleh seorang

wisatawan dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebelum seseorang memutuskan untuk

memilih tempat wisata yang akan dikunjungi, ada proses yang mendorong mengapa

seseorang melakukan kegiatan wisata. Dann dalam Ross (1998:31) memiliki

pendapat bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan

perjalanan adalah:

1. Faktor pendorong (push factor).

Faktor pendorong adalah faktor yang membuat seseorang ingin

bepergian. Kehidupan bermasyarakat menumbuhkan kebutuhan dalam diri

seseorang untuk melakukan interaksi sosial yang tidak ditemui di tempat

tinggalnya. Kondisi lingkungan atau cuaca yang tidak nyaman, tekanan beban

pekerjaan dan kesibukan juga merupakan faktor pendorong untuk pergi

berwisata.

2. Faktor penarik (pull factor).

Faktor penarik berkaitan dengan informasi dan citra suatu daerah atau

objek wisata yang diterima oleh seseorang yang ingin berwisata.

Rekomendasi keluarga, teman, sahabat dan orang yang dipercaya memiliki

pengaruh yang kuat dalam memutuskan tempat tujuan wisata. Promosi, iklan

dan publikasi yang secara gencar dilakukan di berbagai media oleh pengelola

destinasi wisata, pemerintah, maupun travel agent juga menjadi penarik yang

kuat bagi seorang calon wisawatan. Calon wisatawan akan memutuskan

untuk berkunjung ke tempat yang memiliki kesan positif, indah, nyaman,

serta citra ideal yang ada dalam persepsinya.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

16

Selain aspek yang bersifat internal yang merupakan faktor dari dalam diri

wisatawan, faktor lain yang mempengaruhi keputusan seorang calon wisatawan

adalah faktor / aspek eksternal. Leiper menggambarkan sistem pariwisata dalam

bagan di bawah ini:

Gambar 1

Sistem Pariwisata Leiper

Sumber : www.emeraldinsight.com

Bagan tersebut menggambarkan ada dua komponen utama dalam sistem

pariwisata yaitu daerah asal wisawatan atau origin termasuk wisatawan itu sendiri

serta daerah yang menjadi tujuan wisatawan atau destination. Pergerakan wisatawan

dari daerah asalnya untuk menuju tujuan wisata dipengaruhi oleh aspek fisik maupun

psikis, aspek budaya, teknologi, informasi, ekonomi, dan sosial politik. Aspek

tersebut baik yang berada pada sisi wisatawan, termasuk dalam kategori origin

maupun aspek yang terdapat pada destination serta faktor di luar kedua faktor

tersebut sangat memengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan kegiatan wisata.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

17

Keputusan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh motivasi atau hal yang mendorong

manusia untuk melakukan kegiatan wisata. Motivasi adalah alasan yang mendasari

sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seorang wisatawan. Menurut McIntoch,

Goeldner, dan Ritchie dalam Suwena dan Widyatmaja (2010:61), yang mendorong

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan wisata adalah:

a. Motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisik.

Kebutuhan fisik yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan wisata

adalah kebutuhan untuk beristirahat dari rutinitas sehari hari, melepaskan

ketegangan yang diakibatkan oleh tugas dan pekerjaan, menyalurkan

kebutuhan olah raga, menghindari suhu dan cuaca yang ekstrim di daerah

asalnya, serta kebutuhan untuk melakukan pengobatan dan penyembuhan.

b. Motivasi untuk mengenal budaya.

Sebagai mahluk sosial, manusia miliki kecenderungan untuk mempelajari dan

membandingkan kebudayaan yang dimiliki dengan kebudayaan milik bangsa

atau orang lain. Ketertarikan ini meliputi rasa ingin tahu akan suatu tradisi

dan adat istiadat yang dianut oleh suatu masyarakat di negara lain, seni

kuliner, seni tari, seni musik, bahasa, seni pertunjukan, serta cara hidup dan

pranata sosial yang dianut masyarakat yang berada dalam suatu kawasan

destinasi wisata.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

18

c. Motivasi untuk berhubungan dengan orang lain.

Motivasi ini meliputi keinginan seseorang untuk mengunjungi keluarga,

sahabat, teman, dan saudara, serta keinginan untuk bertemu dan mendapatkan

teman dan relasi baru, termasuk juga keinginan untuk melepaskan diri dari

interaksi dan hubungan dengan orang lain dalam lingkungan kesehariannya.

d. Motivasi untuk memperoleh status dan prestise.

Dorongan untuk mengembangkan diri dalam menambah pengalaman,

meningkatkan jenjang pendidikan, mengembangkan pengetahuan dan

wawasan, menjadi alasan seseorang melakukan perjalanan wisata, termasuk

juga kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan, dan perhatian

dari orang lain akan status dan strata yang dicapai dari perjalanan wisata yang

dilakukan.

Selain faktor motivasi tersebut, faktor lain yang mempengaruhi seseorang

dalam melakukan kegiatan wisata juga berkaitan dengan kepribadian yang terdapat

dalam masing masing individu yang terdiri dari gaya hidup yang meliputi pendapatan

dan pekerjaan, hak cuti kerja, pendidikan dan mobilitas, serta ras dan jenis kelamin.

Faktor berikutnya adalah siklus hidup yang meliputi masa kanak kanak, remaja,

orang tua, dan usia lanjut. Sedangkan yang termasuk faktor yang berada di luar

kepribadian seseorang adalah lingkungan tempat tinggal, keluarga, norma sosial,

serta lingkungan dalam aktifitas rutin sehari hari.

Aspek destinasi adalah aspek yang mencakup negara tujuan kunjungan serta

kawasan destinasi pariwisata. Unsur pokok dalam suatu objek atau kawasan destinasi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

19

pariwisata (Suwena,2010:83) yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam

menentukan tempat kunjungan dan lama tinggal antara lain adalah:

1. Objek dan daya tarik wisata.

Seorang calon wisatawan akan mempertimbangkan jenis dan daya tarik

wisata yang ada dalam suatu negara apakah sesuai dengan kebutuhan dan

keinginannya serta apakah objek tersebut sudah pernah dikunjungi dan perlu

untuk dikunjungi lagi. Seseorang wisatawan tertarik dengan objek wisata

alam misalnya, tidak akan begitu tertarik untuk mengunjungi museum dan

bangunan cagar budaya. Suatu kawasan yang pantainya indah dan ombaknya

tidak membahayakan, akan menarik dan membuat seorang wisatawan yang

memiliki hoby berselancar untuk berkunjung dan tinggal lebih lama di

kawasan tersebut.

2. Prasarana wisata.

Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang

memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam

rangka memberikan pelayanan kepada para wisatawan. Prasarana utama yang

menjadi penilaian dan pertimbangan oleh calon wisatawan pada suatu daerah

tujuan wisata biasanya terkait dengan transportasi dan aksesbilitas yang

meliputi jalan raya, jembatan, terminal bus, rel kereta api, stasiun, bandar

udara (air port), dan pelabuhan laut (sea port/harbour). Prasarana lain yang

juga menjadi pertimbangan adalah tentang sistem perbankan dan kebijakan

moneter suatu negara atau kawasan, sistem telekomunikasi (telpon, pos,

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

20

telegraf, faksimili, telex, email), fasilitas kesehatan seperti rumah sakit,

ambulance , unit gawat darurat , serta fasilitas keamanan dan hiburan.

3. Sarana wisata.

Sarana wisata yang menunjang secara langsung kegiatan wisata adalah

sarana pokok yang memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di suatu

daerah tujuan wisata. Sarana atau fasilitas ini meliputi penginapan, restoran,

bar, café, pusat kerajinan, transportasi lokal, serta travel agent.

4. Tata laksana/infrastruktur.

Sistem pengelolaan dan prosedur kerja maupun pelayanan dalam suatu

fasilitas dan objek wisata merupakan kegiatan yang bisa dinilai dan dirasakan

oleh wisatawan. Hal ini terlihat misalnya apakah tersedia cukup peralatan

pemadam kebakaran , tersedia rute dan jalur evakuasi darurat, serta

tersedianya papan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh

pengunjung. Tata laksana dan pengelolaan juga meliputi aspek keuangan

yang berkaitan dengan bukti transaksi tiket masuk objek atau retribusi, rincian

biaya dalam suatu transaksi dan dan transparansi terhadap biaya yang telah

dibayarkan oleh wisatawan. Peraturan dan informasi yang jelas terkait dengan

jadwal operasional, harga dan fasilitas serta hak maupun kewajiban

pengunjung dan pengelola harus disampaikan dan bisa dengan mudah dibaca

dan dimengerti. Tenaga kerja terlatih dalam suatu sarana dan prasarana

wisata, yang dengan senang hati melayani dan senantiasa berorientasi kepada

kepuasan/kebutuhan pengunjung merupakan wujud dari tata kelola organisasi

yang baik.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

21

5. Masyarakat / lingkungan.

Masyarakat yang tinggal dalam suatu kawasan destinasi wisata merupakan

penentu kualitas pengalaman seorang wisatawan. Masyarakat dalam hal ini

terdiri dari tenaga kerja yang secara langsung berinteraksi dan melayani

wisatawan yang biasanya didominasi oleh warga lokal, serta masyarakat

umum yang tinggal dan menetap di sekitar kawasan destinasi wisata. Sikap,

nilai, perilaku, dan tanggapan mereka apakah mendukung atau menolak

kehadiran wisatawan menjadi penentu apakah suatu daerah tujuan wisata

layak dan menarik untuk dikunjungi. Sikap aparat pemerintahan dan pelaku

usaha pariwisata juga merupakan faktor yang bisa mempengaruhi minat

kunjungan dan lama tinggal wisatawan di suatu daerah tujuan wisata.

Selain aspek tersebut, sebuah daerah tujuan wisata juga harus memiliki minimal 3

unsur unsur yaitu (Yoeti, 988:206) :

a. Sesuatu yang bisa dilihat (something to see).

b. Sesuatu yang bisa dilakukan (something to do).

c. Sesuatu yang dapat dibeli (something to buy).

Komponen yang penting yang juga harus terdapat dalam suatu daerah tujuan

wisata seperti dijelaskan Cooper dalam Suwena (2010:88) adalah 4 A yaitu a).

Attraction atau atraksi, b). Amenities atau fasilitas, c). Acces atau aksesbilitas,

serta d). Ancillary services atau layanan tambahan.

Tipe dan daya tarik wisata serta aktifitasnya dibagi menjadi 3 kategori utama

(Inskeep, 1991:76) yaitu :

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

22

Natural attractions

Termasuk dalam daya tarik wisata ini adalah segala sesuatu yang sudah

terdapat secara alamiah dalam suatu kawasan misalnya iklim, pemandangan

dan bentang lahan, pantai dan kawasan perairan, flora dan fauna, gua, sungai,

lembah, sumber air panas, mata air, taman, serta kawasan konservasi.

Aktifitas yang bisa dilakukan dalam obyek wisata ini misalnya adalah

berjemur, menikmati kesejukan udara dan keindahan pemandangan,

menyusuri gua, mandi air hangat bermineral alam untuk therapy kesehatan,

serta pengamatan keanekaragaman flora dan fauna.

Culture attractions

Daya tarik budaya merupakan daya tarik wisata yang merupakan hasil

karya dan berupa hasil dari proses kebudayaan setempat. Objek wisata dan

daya tarik tersebut misalnya adalah: gedung bersejarah, monumen, situs

arkeologi, kesenian dan kerajinan, aktifitas kehidupan dan perekonomian

yang khas (memetik teh, membajak sawah, menggunakan gajah dalam

kegiatan perkebunan), museum, termasuk juga kegiatan kegiatan yang

diselenggarakan secara rutin seperti festival budaya dan karnaval. Sikap

penduduk dan masyarakat lokal yang ramah, hangat, sopan, dan antusias

dalam menyambut kedatangan wisatawan juga merupakan daya tarik budaya.

Aktifitas yang bisa dilakukan misalnya adalah melakukan pengamatan dan

kajian arsitekur suatu bangunan cagar budaya, belajar kesenian, serta

melakukan interaksi dan merasakan kehidupan langsung ala masyarakat lokal.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

23

Special types of attractions

Adalah daya tarik yang sengaja diciptakan dengan tujuan menarik

kunjungan wisatawan di suatu kawasan. Contoh daya tarik ini misalnya

adalah taman hiburan bertema, sirkus, pasar malam, pusat perbelanjaan, pusat

perjudian, toko bebas pajak, lapangan golf, dan arena olah raga.

Selain daya tarik tersebut, fasilitas untuk wisawatan berupa hotel atau

penginapan, sarana transportasi, dan cita rasa makanan minuman juga menjadi hal

yang penting di mata wisatawan. Faktor lain yang terdapat pada area destination dan

memiliki pengaruh signifikan dalam penentuan tujuan wisata adalah kondisi sosial,

kestabilan politik, kepastian hukum, kondisi ekonomi, kesehatan, serta tingkat

kriminalitas dan keamanan suatu kawasan destinasi wisata. Wisatawan mancanegara

biasanya akan sensitif dengan isu isu tersebut apalagi jika menyangkut dengan

keamanan dan keselamatan sehingga pemerintah di negara maju khususnya, sering

mengeluarkan travel warning dan travel advisory kepada warga negaranya.

Hal terakhir yang menjadi perhatian dalam pengambilan keputusan tempat

tujuan wisata adalah faktor biaya (destination travel cost) . Seorang calon wisatawan

akan membuat perhitungan dan perkiraan biaya tiket perjalanan dari negara asalnya,

membandingkan biaya penginapan, biaya objek dan retribusi, tingkat kemahalan

daerah tujuan, serta biaya hidup selama berada di suatu objek atau destinasi wisata

untuk selanjutnya ditimbang untung ruginya jika mengunjungi objek dan destinasi

wisata lainnya (Inskeep, 1991:91). Prinsipnya, semua orang pasti akan memilih

tempat yang menurutnya paling menguntungkan baik dari sisi biaya yang

dikeluarkan maupun tingginya tingkat nilai atau manfaat yang akan didapatkan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

24

Provinsi DIY sebagai sebuah kawasan destinasi wisata sudah memiliki unsur

seperti tersebut di atas baik dilihat dari sisi jenis dan jumlah objek dan daya tarik

wisatanya, fasilitas yang dimiliki, sarana dan prasarana, kemudahan dalam hal

aksesbilitas serta layanan tambahan lainnya yang merupakan faktor dalam menarik

dan menentukan keputusan kunjungan serta lama tinggal seorang wisatawan

mancanegara.

H. Metode Penelitian

1. Lokasi & Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap wisatawan mancanegara yang berkunjung di

objek objek wisata yang berada di wilayah Provinsi DIY serta para pelaku usaha, staf

pemerintah, dan perwakilan masyarakat yang juga tinggal di wilayah tersebut.

Penelitian dilakukan antara bulan Mei – Juli 2013.

2. Alat Penelitian

Peralatan yang akan digunakan adalah kamera untuk mendokumentasikan

sarana dan prasana yang ada dan mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan oleh

wisatawan. Alat perekam atau tape recorder juga digunakan dalam proses

wawancara. Selain alat tersebut, digunakan juga kertas dan alat tulis untuk

melakukan pendataan hasil kuesioner, serta komputer sebagai alat pencatat dan

pengolah data hasil penelitian.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

25

3. Langkah Penelitian.

Guna menghasilkan penelitian yang menyeluruh dan bersifat komprehensif

pada topik tentang faktor faktor yang mempengaruhi lengh of stay, penulis

melakukan serangkaian kegiatan pengumpulan data berupa :

3.1. Observasi

Observasi dilakukan di seluruh fasilitas penunjang kegiatan wisata

meliputi bandar udara, stasiun, terminal bus, objek wisata, baik objek wisata

yang memiliki tingkat kunjungan tinggi maupun objek wisata yang dinilai

kurang diminati oleh wisatawan, perusahaan transportasi, travel agent, serta

fasilitas umum dan ruang terbuka yang sering digunakan oleh wisatawan

mancanegara. Pengamatan ini meliputi aspek pengelolaan, kelengkapan dan

kapasitas fasilitas tersebut, serta pengamatan dan pencatatan terhadap

kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan di lokasi observasi.

3.2. Kajian Pustaka

Mempelajari berbagai bacaan yang terkait dengan teori dasar pariwisata,

peraturan perundangan, dasar dasar pemasaran, teori perilaku, serta data data

yang dikeluarkan oleh instansi resmi yang berkaitan dengan data kunjungan

wisatawan mancanegara. Selain dilakukan di perpustakaan kegiatan ini juga

dilakukan melalui media internet. Penulis juga melakukan kajian terhadap

semua materi pemasaran tercetak yang dikeluarkan oleh pengelola obyek,

pengusaha hotel dan restoran, serta dinas dan intansi terkait.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

26

3.3. Wawancara

Melakukan wawancara yang mendalam (in depth interview) guna

memperoleh informasi, data, dan opini terkait dengan lama tinggal

wisatawan mancanegara kepada semua pihak yang berkepentingan dan

memiliki kompetensi dalam hal ini yaitu Kepala Dinas Pariwisata, Ketua

Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Ketua Himpunan

Pramuwisata (HPI), beberapa orang General Manager hotel baik bintang

maupun non bintang, Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) DIY,

Manager Biro Perjalanan, pengelola objek wisata, pemandu wisata,

wisatawan mancanegara, serta beberapa pekerja yang berkaitan dengan

pariwisata.

3.4. Kuesioner

Pengumpulan data juga dilakukan menggunakan kuesioner dengan

tipe angket angket tertutup yang berisi daftar pertanyaan dengan alternatif

dan pilihan jawaban yang sudah disediakan serta beberapa pertanyaan yang

membutuhkan jawaban singkat atau uraian dari responden yaitu wisatawan

mancanegara. Angket diberikan kepada wisatawan mancanegara yang

ditemui di beberapa tempat yaitu hotel, objek wisata, restoran, dan souvenir

shop. Pemilihan lokasi pemberian angket disesuaikan dengan jadwal program

kegiatan wisatawan sehingga diharapkan mereka dapat mengisi jawaban

dengan santai dan tidak terburu buru (Utama dan Mahadewi, 2012:57).

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64335/potongan/S1-2013... · visa kunjungan memasuki wilayah ... baru mencapai peringkat ke lima sesuai

27

3.5. Analisis Hasil

Setelah semua data yang berkaitan dengan kunjungan dan lama tinggal

wisatawan mancanegara di DIY terkumpul, data tersebut kemudian dianalis

secara deskripif kualitatif. Data hasil kajian pustaka dan kuesioner tersebut

selanjutnya diolah menggunakan program Microsoft Excel sehingga menjadi

diagram dan tabel yang mudah dibaca dan dipahami. Faktor yang

mempengaruhi lama tinggal wisatawan mancanegara dapat diketahui dari

data hasil observasi, wawancara, kuesioner serta kajian pustaka .