BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB...

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Bagi masyarakat pedesaan, bidang pertanian merupakan salah satu pilihan utamanya. Bidang pertanian tersebut pada umumnya masih dilakukan secara tradisional. Selain pertanian, bidang-bidang lain seperti perdagangan, perindustrian dan jasa kurang mendapat perhatian bagi masyarakat di pedesaan. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia (SDM) masyarakat pedesaan yang masih rendah. Pola kehidupan, termasuk dalam hal mata pencaharian , sangat erat dengan pandangan hidup yang di miliki oleh masyarakat setempat. Masyarakat desa memandang hidup secara sederhana, dan tidak diliputi oleh bermacam-macam pemikiran yang menyulitkan. Mereka lebih menyerah terhadap keadaan yang dialaminya sehingga kehidupan cenderung lebih apa adanya. Strategi pembangunan yang diutamakan oleh pemerintah saat ini adalah pengembangan sumber daya dan peningkatan efisiensi pertanian. Indikator keberhasilan pembangunan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia dan pembangunan-pembangunan pertanian dicirikan dengan adanya peningkatan kesejahteraan para petani dan keluarga. Kehidupan masyarakat pedesaan dengan pertanian tidak dapat dipisahkan, sehingga daerah pedesaan merupakan lumbung tani bagi konsumen hasil pertanian di perkotaan. Jenis pertanian disuatu daerah di pedesaan dipengaruhi 1 PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia melakukan

berbagai aktivitas sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Bagi

masyarakat pedesaan, bidang pertanian merupakan salah satu pilihan utamanya.

Bidang pertanian tersebut pada umumnya masih dilakukan secara tradisional.

Selain pertanian, bidang-bidang lain seperti perdagangan, perindustrian dan jasa

kurang mendapat perhatian bagi masyarakat di pedesaan. Hal ini dikarenakan

sumber daya manusia (SDM) masyarakat pedesaan yang masih rendah.

Pola kehidupan, termasuk dalam hal mata pencaharian , sangat erat dengan

pandangan hidup yang di miliki oleh masyarakat setempat. Masyarakat desa

memandang hidup secara sederhana, dan tidak diliputi oleh bermacam-macam

pemikiran yang menyulitkan. Mereka lebih menyerah terhadap keadaan yang

dialaminya sehingga kehidupan cenderung lebih apa adanya.

Strategi pembangunan yang diutamakan oleh pemerintah saat ini adalah

pengembangan sumber daya dan peningkatan efisiensi pertanian. Indikator

keberhasilan pembangunan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber

daya manusia dan pembangunan-pembangunan pertanian dicirikan dengan adanya

peningkatan kesejahteraan para petani dan keluarga.

Kehidupan masyarakat pedesaan dengan pertanian tidak dapat dipisahkan,

sehingga daerah pedesaan merupakan lumbung tani bagi konsumen hasil

pertanian di perkotaan. Jenis pertanian disuatu daerah di pedesaan dipengaruhi

1

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

2

oleh preferensi masyarakat dari kondisi wilayah alam setempat yang berkaitan

dengan sumber daya alam sampai juga pada sumber daya manusianya.

Kehidupan masyarakat di wilayah pedesaan dapat dipengaruhi oleh faktor

pola pikir masyarakat tersebut. Cara pandang masyarakat yang statis, berubah

menjadi cara pandang masyarakat yang dinamis. Saat ini terjadi perubahan pola

bertani dari petani tradisional menjadi petani komersial, terutama pada pertanian

salak pondoh. Jenis pertanian tersebut masih menjadi andalan dan merupakan

sektor yang paling menguntungkan dalam usaha pertanian di desa Gumingsir.

Kondisi yang seperti ini akan berhubungan dengan aspek otonomi daerah,

pemberdayaan masyarakat, akan tetapi permasalahan petani muncul sehingga

menghambat laju pertumbuhan petani untuk mengembangkan pertaniannya.

Bagi penduduk pedesaan bertani merupakan mata pencaharian utama, yang

berfungsi untuk memperoleh pendapatan keluarga. Selain berprofesi sebagai

petani ada juga yang berprofesi diluar bidang pertanian, akan tetapi kebanyakan

penduduk desa memiliki pekerjaan utama yaitu berprofesi dalam bidang pertanian

sebagai petani.

Desa Gumingsir merupakan salah satu desa di Kecamatan Pagentan,

Kabupaten Banjarnegara. Dengan kondisi fisik yang berada di pegunungan, hal

tersebut menjadikan kebanyakan masyarakat desa Gumingsir berprofesi sebagai

petani. Saat ini desa Gumingsir menjadi salah satu daerah penghasil salak pondoh

di Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara.

Masyarakat desa Gumingsir pada awalnya merupakan petani-petani sawah

dan juga ladang kering, akan tetapi dengan terus berkembangnya zaman dan juga

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

3

3

cara pandang mereka yang terus maju, mereka mulai berganti jenis tanaman. Jenis

tanaman yang nilai ekonominya rendah perlahan mulai diganti dengan tanaman

yang mempunyai nilai jual tinggi.

Berkebun salak bisa diartikan sebagai salah satu investasi jangka panjang.

Hal tersebut dikarenakan tanaman salak yang sudah mulai berbuah sejak umur

tiga tahun ini masih bisa berproduksi dengan baik hingga umur 40-50 tahun

(Redaksi Agromedia, 2007: 36).

Pertanian salak mulai ada di desa Gumingsir sekitar tahun 1987, pada

awalnya jenis salak yang ada merupakan jenis salak lokal (Suharno, wawancara 1

Desember 2013). Salak lokal yaitu salak yang bercirikan pohonnya sedikit lebih

besar, buahnya besar dan yang paling membedakan dengan jenis salak lain yaitu

rasa buahnya yang pahit (H. Purnomo, 2010: 24). Kelebihan sifat tanaman salak

baik salak lokal maupun salak pondoh ialah kemampuannya untuk dapat berbunga

sepanjang tahun, berbuah lebat, tahan dari hama tanaman, dan syarat tumbuhnya

juga mudah. Tentu saja hal tersebut mengandalkan pemeliharaan, perawatan,

pemupukan, dan penyerbukan secara intensif agar dapat memperoleh hasil yang

maksimal.

Ternyata dalam perkembangannya jenis salak lokal ini kurang diminati oleh

penduduk setempat, dimana mereka lebih memilih untuk pertanian padi maupun

jagung. Hingga akhirnya datanglah jenis salak yang baru dengan beberapa

perbedaan dengan jenis salak lokal yang sudah ada sebelumnya.

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

4

Pada sekitar tahun 1997/1998, muncullah jenis salak baru yang jauh lebih

menguntungkan yaitu salak pondoh. Rasanya yang manis menjadi salah satu

pemikatnya, disamping itu harga jual buahnya yang lebih mahal juga menarik

beberapa petani untuk mengganti jenis salak yang mereka tanam (Suharno,

wawancara 1 Desember 2013). Dengan perkembangan yang terus menerus terjadi,

pada akhirnya pertanian salak menjadi salah satu jenis pertanian yang sangat

menjanjikan.

Walaupun sebagian masyarakat masih tetap bertani ketela pohon, padi dan

palawija untuk lahan-lahan yang masih kosong. Pertanian salak pondoh dapat

ditinggal untuk bekerja yang lain, agar dapat menambah penghasilan. Maksudnya

pada masa senggang, masyarakat dapat bekerja di bidang lainnya. Tanaman salak

pondoh cukup mudah dalam hal penanaman, perawatan, pemupukan dan juga

pemanenannya, sehingga masyarakat dapat mencari penghasilan tambahan yang

lainnya. Mengingat pertanian salak pondoh di desa Gumingsir sangatlah cocok

dengan jenis tanahnya yang subur dengan suhu atau letak geografi yang tepat

untuk budidaya tanaman salak pondoh, maka budidaya tanaman salak pondoh

terus berkembang hingga sekarang. Bahkan saat ini salak pondoh merupakan jenis

pertanian utama di desa Gumingsir.

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani

Salak Pondoh Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara

tahun 2008-2012. Agar dapat kemudahan dan lebih efektif dalam penelitian,

penulis menyerdehanakan penelitiannya. Suatu subjek dapat dikurangi ruang

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

5

5

lingkupnya, jika bahan-bahannya terlalu banyak untuk bisa digunakan secara

layak dan pantas, hal itu dapat dilakukan dengan mengurangi wilayah

geografisnya, jumlah orang, jangkauan waktu, dan jenis kegiatan yang

bersangkutan. Berdasarkan keterangan tersebut, maka dalam penelitiannya penulis

membatasi penulisan dalam hal masalah waktu yang akan diteliti yaitu pada tahun

2008-2012. Hal ini didasarkan pada alasan sebagai berikut.

1. Munculnya pertanian salak pondoh di desa Gumingsir pada sekitar tahun 1997

tidak langsung diminati oleh petani, sampai pada tahun 2003 pertanian salak

pondoh berkembang menjadi jenis pertanian utama di desa Gumingsir.

2. Pada tahun 2008 sebagian besar penduduk di desa Gumingsir sudah dapat

menikmati hasil panen dari pertanian salak pondoh yang sudah ditanam sejak

sekitar tahun 2003/2004.

3. Berdasarkan pengamatan penulis, pada tahun itu juga (2008-2012), petani salak

pondoh di desa Gumingsir mengalami perubahan dalam bidang sosial-ekonomi

yang disebabkan karena tingkat penghasilan dan juga perekonomian penduduk

yang naik seiring dengan terus naiknya harga jual salak pondoh di pasaran dan

juga peminatnya yang terus meningkat.

4. Pembatasan penulisan itu untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh data

dan fakta-fakta mengenai masalah tentang perubahan sosial ekonomi

masyarakat desa Gumingsir yang akan diteliti.

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

6

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana deskripsi wilayah esa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten

Banjarnegara ?

2. Bagaimana perkembangan pertanian salak pondoh di Desa Gumingsir ?

3. Bagaimana perubahan sosial-ekonomi petani salak pondoh di Desa Gumingsir

dari tahun 2008-2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap jawaban dari berbagai masalah

yang ada, yaitu.

1. Mendapatkan gambaran tentang deskripsi Desa Gumingsir, Kecamatan

Pagentan, Kabupaten Banjarengara sebagai salah satu daerah penghasil salak

pondoh.

2. Mengungkap perkembangan pertanian salak pondoh yang dilakukan oleh

penduduk Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.

3. Mengungkap perubahan sosial dan ekonomi masyarakat petani salak pondoh

di Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara dari tahun

2008-2012.

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

7

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat Desa Gumingsir,

Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara ini diharapkan memiliki manfaat

sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Memberikan bekal pengetahuan kepada masyarakat, pemuda, maupun

pihak-pihak lain yang terkait dan berkepentingan, tentang perkembangan

pertanian salak pondoh yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gumingsir.

b. Memberikan masukan kepada dunia pertanian tentang wawasan mengenai

pertanian salak pondoh yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gumingsir.

2. Manfaat Praktis

Manfaat Praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Memberikan bekal bagi masyarakat pada umumnya dan generasi muda

khususnya tentang kondisi Desa Gumingsir.

b. Memberikan bekal pengetahuan kepada generasi muda tentang sejarah dan

perkembangan pertanian salak pondoh, sehingga mereka dapat

memanfaatkan untuk kehidupannya di masa yang akan datang.

c. Memberi bekal kepada pihak-pihak terkait untuk melakukan langkah yang

tepat dalam rangka memberikan layanan terhadap masyarakat Desa

Gumingsir dan khususnya kepada masyarakat petani salak pondoh.

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

8

E. Tinjauan Pustaka

Indonesia dari aspek geografis merupakan negara agraris yang penduduknya

seyogyanya memahami wawasan pertanian secara luas. Penelaahan sumberdaya

alam (SDA) dan sumberdaya manusia (SDM) yang berkaitan dengan bidang

pertanian akan mendorong terjadinya pembangunan pertanian yang terintegrasi

dari hulu (on farm) sampai ke hilir (off farm) yang prospektif untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Komponen bidang usaha dapat dikembangkan dengan

memanfaatkan peluang dari kebijakan pertanian yang dirumuskan oleh

Pemerintah. Demikian juga pengembangan kelembagaan dalam pertanian

merupakan lahan kesempatan kerja yang profesional dengan meningkatkan SDM

yang handal (Tati Nurmala dan E. Hidayat Salim, 2005:13).

Pada saat ini peneliti cenderung memusatkan kajiannya pada bidang sejarah

sosial-ekonomi terutama pertanian. Tujuan utama adalah untuk mengungkapkan

peranan petani, potensi, golongan petani yang dianggap sangat banyak ambil

bagian, peran dalam bidang pertanian dan sektor agribisnis. Pemberdayaan petani

melalui peningkatan kualitas sumber daya petani dapat ditempuh dengan

pendekatan terpadu sehingga terjadi kesamaan kepentingan antar berbagai pihak

pelaku agribisnis. Pelaku usaha merupakan suatu peningkatan sumber daya

manusia dalam meningkatkan usaha yang sedang digelutinya. Memperluas pasar

dengan berbagai pihak pelaku agribisnis ini adalah kerjasama yang akan

membawa pemberdayaan petani. Petani sebagai sumber daya manusia tentunya

akan melihat sesuatau yang bermakna bagi dirinya dan orang lain. Penelitian

sosial-ekonomi tetap menarik untuk dikaji dalam bidang ilmu pengetahuan,

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

9

9

karena itu di luar konteks sejarah telah banyak dilakukan, akan tetapi mengenai

hal ini masih perlu dilakukan kajian dalam penelitian.

Penelitian perubahan sosial-ekonomi pada masyarakat petani salak pondoh

di desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, merupakan

penelitian yang pertama di desa tersebut. Akan tetapi penelitian-penelitian sejenis

ditempat lain sudah pernah dilakukan.

Penelitian Sulistiyono (2008) yang berjudul Kehidupan Sosial-Ekonomi

Masyarakat Petani Salak Pondoh desa Petuguran, Kecamatan Punggelan,

Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2008 menyatakan bahwa dengan adanya

perubahan di bidang ekonomi, khususnya pendapatan, maka secara langsung

statusnya akan meningkat, hal ini dapat dilihat dengan melihat perabotan rumah

tangga dan barang-barang elektronik.

Penelitian Yatmiati (2002) dengan judul Perubahan Sosial-Ekonomi Petani

Melati di desa Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga

Tahun 1997-2001 mengatakan bahwa perubahan yang menyebabkan perubahan

sosial yang meliputi adanya status sosial yang semakin baik dan tingkat

keperdulian yang meningkat, sedangkan perubahan ekonomi meliputi peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan berkurangya tingkat pengangguran.

Sujanto (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Kehidupan Sosial-

Ekonomi Pengrajin Gedeg di Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang,

Kabupaten Purbalingga Tahun 1999-2003, menyatakan bahwa dengan berbekal

memilki kemampuan untuk membuat gedeg masyarakat desa Salakemba menjadi

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

10

lebih maju, dimana masyarakatnya selain bertani juga memiliki kesibukan untuk

mengembangkan kreativitas industri kecil.

Begitu juga dengan penelitian Supriyadi (2004) dengan judul Perubahan

Sosial Pada Pengrajin Sale Pisang di Desa Ciporos, Kecamatan Karangpucung,

Kabupaten Cilacap Tahun 1998-2004, menyatakan bahwa peningkatan

pendapatan membuat para pengrajin sale mampu mengubah gaya hidup yang

lebih baik, mereka dapat memenuhi fasilitas rumah tangga seperti barang-barang

elektronik, rumah tangga, alat komunikasi, dan juga alat transportasi.

Kepemilikan barang yang mewah menyebabkan perubahan status dan kenaikan

kedudukan sosial. Dalam bidang pendidikan pengrajin pisang dapat

menyekolahkan anaknya sampai menuju perguruan tinggi.

Penelitian diatas menyimpulkan bahwa keadaan ekonomi keluarga sangat

mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan sosial-ekonomi sebab dengan

pendapatannya yang meningkat maka tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan

mengikutinya dengan kebutuhan ekonomi tercukupi misalnya sandang, pangan,

papan. Setelah ekonomi mapan berpengaruh pada perubahan lain, yakni misalnya

bidang sosial dimana dapat menyekolahkan anak sampai tingkat yang lebih tinggi,

dan dengan kepemilikan harta masyarakat secara tidak disadari akan berdampak

pada perubahan sosial.

Adapun perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian

sejenis diatas yaitu yang pertama terletak pada isi penelitian. Penelitian yang

dilakukan oleh Sulistiyono (2008) berjudul Kehidupan Sosial-Ekonomi

Masyarakat Petani Salak Pondoh desa Petuguran, Kecamatan Punggelan,

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

11

11

Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2008 penelitian tersebut mengkaji pada

kehidupan sosial ekonomi para petani petani salak pondoh, sedangkan penelitian

yang penulis lakukan mengkaji terhadap perubahan-perubahan dalam bidang

sosial ekonomi petani salak pondoh. Penelitian yang dilakukan oleh Yatmiati

(2002) dengan judul Perubahan Sosial-Ekonomi Petani Melati di desa

Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga Tahun 1997-2001,

penelitian Sujanto (2004) yang berjudul Kehidupan Sosial-Ekonomi Pengrajin

Gedeg di Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga

Tahun 1999-2003 dan penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi (2004) dengan

judul Perubahan Sosial Pada Pengrajin Sale Pisang di Desa Ciporos, Kecamatan

Karangpucung, Kabupaten Cilacap Tahun 1998-2004 letak perbedaan penelitian-

penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan terletak pada jenis

mata pencaharian masyarakat yang akan diteliti.

Perubahan sosial ekonomi dimulai dari perubahan ekonomi, dimana

perubahan ekonomi mengalami perkembangan sangat pesat dibanding dengan

perubahan sosial. Perubahan ekonomi tidak hanya terjadi di kota, melainkan

sampai ke desa, di mana di desa Gumingsir juga mengalami perubahan ekonomi

yaitu peningkatan pendapatan petani salak pondoh. Dengan adanya peningkatan

pendapatan ini, pendapatan petani yang semula sedikit kemudian menjadi lebih

banyak, apa lagi pada saat panen raya tiba maka terjadi suatu peningkatan

pendapatan petani yang meningkat, maka secara langsung akan diikuti oleh

perubahan kebutuhan lainnya, seperti perubahan akan kebutuhan di bidang

teknologi. Kebutuhan teknologi yaitu kebutuhan terhadap kepemilikan barang-

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

12

barang pelengkap kebutuan, seperti tv, ac, kulkas, hp, komputer, sepeda motor,

bahkan sampai kendaraan roda empat, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Barang-barang tersebut dapat dijadikan ukuran kekayaan yang dimiliki

seseorang selain rumah dan tanah, dan juga tentunya tabungan. Oleh karena itu,

dari segi kekayaan yang berupa kepemilikan barang mewah akan berdampak

terhadap status sosial pada petani salak pondoh. Perubahan lain pada bidang

pendidikan, dapat melihat dengan menempuh pendidikan ke perguruan tinggi

yang dilakukan oleh para petani salak pondoh terhadap anak-anak mereka, itu

menunjukan bahwa status sosial mereka juga naik.

Perubahan yang lain terjadi pada bidang sosial, misalnya sebelum ada

pertanian salak pondoh ini anak-anak di desa Gumingsir mayoritas hanya lulusan

dari sekolah dasar, hanya ada sedikit orang tua yang mampu menyekolahkan

anaknya sampai ke SMP, bahkan lebih sedikit sekali yang menyekolahkan

anaknya sampai ke SMA. Orang tua yang mampu menyekolahkan anaknya

sampai ke SMP/SMA pada umumnya adalah mereka yang mempunyai tingkat

perekonomian yang tinggi.

Setelah adanya pertanian salak pondoh ini, mayoritas anak-anak di desa

Gumingsir ini adalah lulusan SMP/SMA, bahkan tidak sedikit juga mereka yang

sekolah sampai ke perguruan tinggi. Selain dalam bidang pendidikan, masyarakat

desa Gumingsir menjadi lebih aktif dalam segala bentuk kegiatan sosial, mereka

tidak hannya mementingkan kepentingan peribadinya saja, tetapi mereka juga

menjadi lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membangun

desa agar lebih maju. Seperti kegiatan gotong royong yang sampai saat ini masih

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

13

13

dijaga dan dilestarikan, walaupun tingkat perekonomian mereka sudah jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan sebelum adanya pertanian salak pondoh.

F. Landasan Teori dan Pendekatan

1. Perubahan Sosial Ekonomi

Dalam ilmu sosial, pertanian dan masalah pembangunan kehidupan

petani, baik itu yang berkaitan dengan perekonomian maupun yang berkaitan

dengan kebudayaan merupakan penelitian yang mengkaji tentang masyarakat.

Pokok penelitian ini adalah mengenai perubahan sosial-ekonomi yang terjadi

pada masyarakat petani salak pondoh di desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan,

Kabupaten Banjarnegara. Untuk mengungkap berbagai permasalahan yang ada,

maka perlu dilakukan atau perlu diadakan kajian teori terhadap pokok

permasalahan penelitian.

Robert H. Lauer (dalam Ranjabar, 2008:15), memberikan arti perubahan

sosial, maka terlebih dahulu menjelaskan definisi perubahan sosial dengan

alasan bahwa teori-teori perubahan sosial telah dibangun diatas mitos-mitos

tentang perubahan sosial, sehingga merintangi pemahaman dan menghalangi

penyususnan perspektif baru. Mitos membentuk pola pikir yang menyimpang,

trouma dan ilusi yang merupakan kendala untuk memahami perubahan sosial

sebagai hakekat kehidupan manusia.

Gillin John dan John Philip Gillin (dalam Ranjabar, 2008:16)

mengatakan arti perubahan-perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara

hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

14

kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya

difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Pertanian sebagai sumber kehidupan manusia merupakan lapangan kerja

dari limu pertanian. Sudah selayaknya kalau lebih dahulu ingin mengetahui apa

yang dimaksud dengan pertanian itu. Pertanian dalam arti yang sempit atau

pertanian dalam arti sehari-hari, yakni bercocok tanam. Pertanian Indonesia

dalam pengelolaan usaha tani, dimana dan kapan saja, dalam hakekatnya akan

dipengaruhi oleh perilaku petani yang mengusahakan. Perilaku orang itu

tergantung dari banyak faktor, diantaranya dari watak perilaku orang itu

sendiri, tingkat kebudayaan, dan kebijakan pemerintah. Kehidupan

perekonomian (termasuk pertanian) ditentukan oleh banyak faktor,

diantaranya:

a. Lingkungan alam (invironment),

b. Warisan sosial (heritage), pandangan hidup, adat-istiadat, dan lembaga-

lembaga yang diwariskan oleh masa yang lampau,

c. Keturunan (heridity),

d. Hidup bermasyarakat (the group), bagaimana kedudukan dan pandangan

mengenai ekonomi, bagaimana jiwa dan akhlak dari masyarakat.

Menurut Soekanto (dalam Taneko, 1982:145) menyatakan bahwa faktor-

faktor yang mendorong jalannya perubahan, antara lain :

a. Sistem pendidikan yang maju,

b. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk

maju,

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

15

15

c. Toleransi terhadap perubahan-perubahan yang menyimpang,

d. Sistem terbuka dalam masyarakat,

e. Penduduk yang heterogen,

f. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu,

g. Disorganisasi dalam masyarakat,

h. Sikap mudah menerima hal-hal baru.

Kalau kita bicara tentang status sosial, kecenderungan masyarakat

merujuk pada kondisi ekonomi dan sosial seseorang dalam kaitannya dengan

jabatan (kekuasaan), dan peran orang yang bersangkutan didalam masyarakat

dimana ia menjadi anggota atau partisipan. Dengan demikian, pengertian

tentang status sosial cenderung memperlihatkan tingkat kedudukan seseorang

dalam hubungannya dengan status orang lain berdasarkan ukuran tertentu.

Ukuran itu yang menjadi tolak ukur adalah mencakup tingkat pendapatan,

pendidikan prestise, atau kekuasaan.

Seperti telah dibicarakan diatas, maka terjadi suatu lapisan-lapisan dalam

suatu masyarakat dan juga ada sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut.

Menurut Soekanto (1982:231-232) ukuran atau kriteria yang biasa dipakai

untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Ukuran kekayaan,

b. Ukuran kekuasaan,

c. Ukuran kehormatan,

d. Ukuran ilmu pengetahuan.

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

16

Selain itu, perkembangan pertanian akan membawa pengaruh bagi

kehidupan keluarga, dimana seseorang yang mendapatkan suatu pekerjaan

sekaligus juga akan mendapatkan suatu tingkat kelas sosial tertentu (prestise)

yang ditunjukan oleh pola-pola sikap dan tingkah laku tertentu. Perubahan

sosial akan diawali oleh suatu proses penemuan inovasi. Hal ini terjadi karena

tidak adanya keselarasan internal, yang biasanya mendorong untuk mengurangi

keadaan ini dengan jalan mengubah pengetahuan, sikap atau tindakan-

tindakannya di dalam masyarakat. Dalam perilaku komunikatif bisa terjadi

penemuan baru yang demikan akan membawa perubahan.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan

dibidang ekonomi akan berdampak pada terjadinya perubahan di bidang yang

lain, seperti yang terjadi pada perubahan sosial. Hal ini dikarenakan, apabila

tingkat perekonomian seseorang naik, gaya hidup orang tersebut juga akan

berubah, dan mendorong untuk berubahnya kelas sosial orang tersebut dalam

hidup bermasyarakat.

2. Masyarakat Petani

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, yaitu dengan

cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan

memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan

untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun

menjualnya kepada orang lain, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau

lebih), walau dia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud dari

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

17

17

kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah

sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk

bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti

pemilik tanah itu telah memberi lapangan pekerjaan kepada orang lain

walaupun hasilnya tidak banyak.

Desa Gumingsir merupakan salah satu desa yang hampir seluruh

warganya berprofesi sebagai petani, dan pertanian salak merupakan pertanian

utama di desa Gumingsir tersebut. Masyarakat desa Gumingsir cenderung

homogen, yaitu ditandai dengan persamaan agama, adat sitiadat dan mata

pencaharian utama yaitu bertani salak pondoh yang dilakukan oleh hampir

seluruh warga setempat.

Sistem kehidupan pada umumnya berkelompok dengan dasar

kekeluargaan. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan

batin yang kuat sesama anggota warga desa sehingga seseorang merasa dirinya

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat tempat dia

hidup, serta rela berkorban demi masyarakatnya, saling menghormati, dan

mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama di dalam masyarakat terhadap

keselamatan dan kebahagiaan bersama.

3. Teori Evolusi

Teori evolusi pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan

proses yang cukup panjang atau lama. Dalam proses tersebut, terdapat

beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang

diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi, yaitu sebagai berikut:

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

18

a. Teori Evolusi Unilinear

Dalam teori ini, manusia dan masyarakat termasuk dengan

kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-

tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan

menjadi sempurna.

b. Teori Evolusi Multilinear

Teori ini menekankan terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu

mengenai evolusi atau perubahan yang terjadi di dalam suatu masyarakat.

Misalnya adalah pengaruh perubahan sistem mata pencaharian dari sistem

berburu ke sistem pertanian.

c. Teori Evolusi Universal

Di dalam teori ini, perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui

tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia

telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori evolusi, yaitu

menggunakan teori evolusi multilinear. Teori ini menekankan penelitian

terhadap tahap perkembangan yang tertentu dalam evolusi masyarakat,

misalnya penelitian pengaruh perubahan sistem pertanian sawah menjadi

pertanian salak pondoh atau perubahan sistem pertanian klasik/kuno ke

sistem pertanian modern dalam masyarakat tertentu.

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

19

19

4. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

sosiologi dan ekonomi. Pendekatan ini penting adannya karena berkaitan

dengan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada petani salak pondoh di

desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.

Menurut Kartodirjo (1992:4) menyatakan pendekatan sosiologi akan

melihat segi sosial peristiwa yang dikaji seperti golongan sosial yang berperan,

nilai-nilainya, serta hubungan dengan golongan lain. Pendekatan sosiologi

pedesaan akan melihat masalah organisasi sosial petani, artinya sebagai insan

sosial, petani berusaha memenuhi berbagai kebutuhan pribadi dan kebutuhan

masyarakatnya melalui kerjasama dalam kelompok sosial, termasuk di

dalamnya menyangkut tentang interaksi sosial, hubungan sosial, dan struktur

sosial. Sedangkan pendekatan ekonomi akan menekankan perhatiannya pada

bidang produksi, pemasaran, dan konsumsi. Misalnya bagaimana produksi

salak pondoh yang terjadi di desa Gumingsir serta bagaimana pemasarannya.

Hal-hal yang demikian akan membutuhkan pendekatan ekonomi sebagai alat

untuk melihat objek yang akan diteliti.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk kategori penelitian sejarah, yaitu termasuk dalam

garis besar penelitian sejarah ekonomi dan didalamnya juga mengkaji tentang

aspek-aspek sosial. Dalam penelitian sejarah, didalamnya terdapat unsur manusia,

ruang, dan waktu. Sehingga dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

penelitian sejarah. Jadi metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

20

Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Petani Salak Pondoh desa Gumingsir,

Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara tahun 2008-20012 ini adalah

metode penilitian sejarah.

Berdasarkan kesepakatan para ahli sejarah maka metode penelitian sejarah

mengunakan empat langkah, yaitu heuristik, kritik (verifikasi), interpretasi atau

penafsiran, dan penulisan sejarah atau historiografi (Notosusanto, 1978 : 35-43).

1. Heuristik yaitu pencarian sumber lisan atau sumber sejarah lisan dan fakta

atau informasi lain (Priyadi, 2013:112). Heuristik adalah metode dengan

kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan melakukan

observasi setelah itu di tindaklanjuti dengan wawancara dan pendekatan.

Dalam langkah ini penulis mengadakan wawancara secara langsung dengan

para pelaku antara lain, kepala desa, carik, petani salak pondoh, pedagang

salak pondoh, warga buruh, dan juga informan lain.

2. Kritik (verifikasi) langkah metode ini mempunyai dua aspek, yaitu :

a. Kritik intern yaitu untuk menghasilkan kredibilitas isi sumber

(keabsahan untuk dipercaya).

b. Kritik ekstern yaitu mencari otentisitas atau keotentikan (keaslian),

untuk membuktikan bahwa penjelasan yang dikemukakan oleh suatu

sumber itu otentik atau asli.

Penulis menggunakan ke-dua kritik tersebut setelah jejak sejarah

dikumpulkan dari wawancara kemudian dinilai, diseleksi, serta diuji

kebenarannya agar mendapat data yang valid mengenai tanaman salak

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

21

21

pondoh dan perubahan sosial-ekonomi masyarakat petani salak pondoh di

desa Gumingsir.

3. Interpretasi (penafsiran) yaitu metode penelitian sejarah dengan penafsiran

yang nyata, serta menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-

fakta yang diperlukan. (Priyadi, 2013:121). Oleh karena itu langkah

interpretasi terhadap fenomena sejarah diperlukan untuk menyusun latar

belakang sosial-ekonomi petani salak pondoh di desa Gumingsir. Dalam

langkah ini penulis mengunakannya untuk menghubungkan fakta-fakta

yang satu dengan yang lainnya agar serasi dan sesuai.

4. Historiografi, dalam metode penelitian sejarah, historiografi merupakan

metode paling akhir, yaitu dimana peneliti menyajikan hasil penelitian dari

awal hingga akhir, yang meliputi masalah-maslah yang harus dijawab.

Tujuan penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang telah diajukan.

Pada hakikatnya, penyajian historiografi meliputi pengantar, hasil

penelitian, dan simpulan.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

Bab satu berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

landasan teori dan pendekatan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab dua profil desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten

Banjarnegara yang terdiri dari sejarah singkat desa Gumingsir, keadaan umum

desa Gumingsir, dan keadaan sosial ekonomi.

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/27/2/DWI PURWADI - BAB I .pdf1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

22

Bab tiga mengupas tentang perkembangan pertanian salak pondoh yang

terdiri dari ide gagasan, perkembangan budidaya, dan perkembangan fasilitas

petani.

Bab empat menjelaskan tentang perubahan kehidupan sosial-ekoomi petani

salak pondoh di desa Gumingsir tahun 2008-2012, yang terdiri dari penghasilan

petani salak pondoh, perubahan kebutuhan petani salak pondoh, keuntungan dari

pertanian salak pondoh, dan kehidupan sosial petani salak pondoh.

Bab lima berisi simpulan dan saran setelah penelitian ini selesai dilakukan.

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.