BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

67
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam 1 . Disini jelas bagi kita bahwa segala macam aktivitas muamalah kita telah diatur dalam Islam begitu pula segala aktivitas yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan haruslah benar-benar berprinsip syari’at islam. Aktivitas yang dilakukan oleh lembaga keuangan biasanya berkisar pada bagaimana mendapatkan dana serta membelanjakan nya. Adapun untuk mendapatkan dana lembaga keuangan syari’ah biasa menawarkan pembiayaan atau kredit. Aktivitas vital dari sebuah Unit Simpan Pinjam salah satunya adalah pelemparan dana atau pembiayaan yang sering disebut juga dengan lending-financing. Adapun istilah yang dipakai di Unit simpan Pinjam Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim lebih dikenal dengan sebutan kredit. Mengapa kredit bukan pembiayaan, karena kredit hanya sebutan saja, di USP ini lebih menekankan pada prakteknya. Adapun pengertian Kredit dan pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Terjemahan M. Nastangin) Yogyakarta, Dana bakti Wakaf, 1993 hal. 19

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam1. Disini

jelas bagi kita bahwa segala macam aktivitas muamalah kita telah diatur dalam

Islam begitu pula segala aktivitas yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

keuangan haruslah benar-benar berprinsip syari’at islam.

Aktivitas yang dilakukan oleh lembaga keuangan biasanya berkisar pada

bagaimana mendapatkan dana serta membelanjakan nya. Adapun untuk

mendapatkan dana lembaga keuangan syari’ah biasa menawarkan pembiayaan

atau kredit. Aktivitas vital dari sebuah Unit Simpan Pinjam salah satunya

adalah pelemparan dana atau pembiayaan yang sering disebut juga dengan

lending-financing.

Adapun istilah yang dipakai di Unit simpan Pinjam Koperasi Pondok

Pesantren At-Taslim lebih dikenal dengan sebutan kredit. Mengapa kredit

bukan pembiayaan, karena kredit hanya sebutan saja, di USP ini lebih

menekankan pada prakteknya.

Adapun pengertian Kredit dan pembiayaan menurut Undang-Undang

Perbankan nomor 10 tahun 1998.

1Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Terjemahan M.

Nastangin) Yogyakarta, Dana bakti Wakaf, 1993 hal. 19

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

2

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utang nya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

Sedangkan menurut PP. no 9 tahun 1995, tentang pelaksanaan simpan

pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah;

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan”.

Di saat lembaga-lembaga keuangan sibuk dengan metode bagi hasilnya

dengan teori-teori nya yang ideal, namun masih dipertanyakan prakteknya.

USP Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim membuat terobosan baru dengan

metode yang sangat inovatif dan kreatif serta tetap berbasis pada nilai-nilai

syari’ah yakni dengan metode Nazar hibah.

Pengembalian hutang dengan memberikan kelebihan tanpa dipersyaratkan

sebelumnya akan menjadi kebaikan /sedekah orang yang berhutang. Namun

kelebihan pengembalian yang dipersyaratkan dilarang oleh Islam karena

termasuk riba2.

Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad SAW bersabda:

2 Muhammad Ridwan, MANAJEMEN Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII

Press, 2004, hlm. 105

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

3

3

“Dari Abu Rafi’ r.a.; Bahwasanya Nabi SAW. meminta pada seorang laki-laki supaya menghutangkan seekor unta muda, maka sampai lah kepada Nabi, seekor unta dari unta-unta shadaqah kepada beliau. Kemudian beliau menyuruh Abu Rafi supaya melunasi utang nya itu. Kata Abu Rafi’: Saya tidak mendapatkan selain unta yang baik dan telah sampai umur”. Beliau bersabda: “berikanlah padanya, karena sebaik-baiknya orang itu ialah yang terbaik dalam cara melunasi utangnya”.diriwayatkan oleh Muslim.”

Inilah yang menjadi referensi utama pelaksanaan metode nazar hibah yang

dilaksanakan oleh USP Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membahas Metode Nazar hibah

baik itu secara teoritis maupun praktis yang ada di USP Koperasi Pondok

Pesantren At-Taslim, sehingga penulis mengangkat sebuah judul “STUDI

ANALISIS TERHADAP PENERAPAN KREDIT DENGAN METODE

NAZAR HIBAH DI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) KOPERASI

PONDOK PESANTREN AT-TASLIM DEMAK”.

3 Bulughul Maram, Toha Putra,T.th

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

4

B. Perumusan Masalah

Dalam skripsi ini penulis akan mengangkat beberapa pokok permasalahan

yaitu:

1. Bagaimana Konsep Nazar hibah yang dilakukan terhadap USP Koperasi

Pondok Pesantren At-Taslim Demak?

2. Mengetahui seperti apakah realisasi Nazar hibah yang dipraktekkan

terhadap USP Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim?.

Fokus kajian dalam penulisan skripsi ini adalah tentang penerapan

kredit Nazar hibah pada Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Pondok

Pesantren At-Taslim, kaitannya dengan hukum Islam di Unit Simpan

Pinjam (USP) Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim.

C. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan suatu skripsi ini dimana skripsi harus mengandung

muatan penelitian dan membutuhkan kerja dan pikiran yang mendalam

sehingga penulisan skripsi ini mempunyai tujuan:

1. Tujuan Formal

a. Menambah kekayaan Ilmu Pengetahuan terutama syari’ah khususnya

Muamalah

b. Untuk memenuhi persyaratan meraih gelar kesarjanaan dalam disiplin

Ilmu Syari’ah pada Fakultas Syari’ah jurusan Muamalah Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

5

2. Tujuan Fungsional

a. Untuk mengetahui profil Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim, baik

secara teoritis dan prakteknya.

b. Untuk mengetahui seperti apakah sebenarnya konsep Nazar hibah

berikut realisasi yang dilakukan di Unit Simpan Pinjam Koperasi

Pondok Pesantren At-Taslim, apakah sudah sesuai dengan Hukum

Islam.

D. Telaah Pustaka dan Kerangka Teori

1. Telaah Pustaka

Penulis akan menggunakan literatur-literatur yang ada diantaranya

bisa dari buku-buku yang berhubungan dengan kegiatan muamalah

khususnya masalah hutang piutang, hibah dan nazar.

Skripsi Muhammad Adib Ghozali yang berjudul “Tinjauan Hukum

Islam terhadap Praktek Syirkah di Koperasi Pondok pesantren At-Taslim

Demak”, telah menguraikan secara singkat mengenai pengertian dan

dasar hukum syirkah, rukun dan syarat-syarat syirkah serta pelaksanaan

syirkah dalam sistem ekonomi Islam, akan tetapi dalam hal ini, ia hanya

memfokuskan syirkah dalam sistem ekonomi islam.

2. Kerangka Teori

Sesuai dengan fatwa MUI bahwa bunga bank adalah haram, maka

USP koperasi pondok pesantren At-Taslim membuat suatu metode yaitu

Nazar Hibah, karena menurut ulama memberi nilai lebih pada hutang

yang tanpa dipersyaratkan adalah Halalan Toyyiban..

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

6

Nazar (Ar: an-nazr = perjanjian) = Mewajibkan sesuatu yang tidak

wajib atas diri sendiri sehubungan dengan terjadinya suatu peristiwa;

menjadikan suatu ibadah yang pada mulanya tidak wajib sebagai

kewajiban bagi diri sendiri4, metode ber nazar berarti mewajibkan diri

berbuat baik kepada orang lain terhadap perbuatan yang sifatnya bukan

“WAJIB”.

Definisi Nazar menurut para ahli Hukum Islam antara lain :

Sayyid Sabiq mengemukakan bahwa “Nazar” adalah: “iltizam

(mengkonsekuensikan diri) bertaqorrub pada hal-hal yang tidak

semestinya ada, menurut syari’at dengan suatu ungkapan kata yang

terasa”.5

Menurut pengarang Fathul Mu’in “Nazar” adalah: “Penetapan

pelaksanaan ibadah bukan fardlu ain baik sunnah atau fardlu Kifayah oleh

orang muslim Mukallaf yang Rasyid (= pandai berbuat) 6.

Definisi Hibah menurut para ahli Hukum Islam antara lain :

Sedangkan hibah (Ar.=berhembusnya atau berlalunya angin) = Menurut

bahasa berarti suatu pemberian terhadap orang lain, yang sebelumnya

orang lain itu tak punya hak terhadap benda tersebut7.

4 Abdul Azis Dahlan(et. al.), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,

1996, hal 1316-1317 5 Sayid Sabiq, Fikih Sunnah terjemah, jilid 12, Bandung: PT Al Ma’arif, 1987, hal. 31 6 Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibariy, Fathul Mu’in Terjamah, jilid 2, Kudus:

PT Menara, 1979, hal. 144 7 Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993,

hlm. 106

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

7

Sayyid Sabiq mengemukakan bahwa “Hibah” adalah: “akad yang

pokok persoa lannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain

di waktu dia hidup, tanpa adanya imbalan” 8.

Menurut pengarang Fathul Mu’in “Hibah” adalah: “Memberikan

suatu barang yang pada ghalibnya syah dijual atau piutang, oleh orang

ahli Tabarru’, dengan tanpa ada penukarannya”.9

Sulaiman Rasyid memberikan definisi sebagai berikut : Hibah ialah

memberikan zat dengan tidak ada tukarnya”.10

Dari beberapa definisi yang disampaikan oleh para ahli hukum di atas,

dapat disimpulkan bahwa hibah ini adalah merupakan suatu

1. Pemberian yang bersifat suka rela (tidak ada sebab musababnya).

2. Tanpa ada kontra prestasi dari pihak penerima pemberian.

3. Pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup.

Inilah yang membedakannya dengan wasiat, yang mana wasiat

diberikan sesudah si pewasiat meninggal dunia).

Hibah adalah nilai lebih dari pokok hutang yang diambil, sebenarnya

hibah ini berasal dari konsep bank konvensional tapi di padu fiqh

(Syari’ah Islam) hingga lahirlah metode nazar hibah.

Definisi nazar hibah secara eksplisit memang belum ada dalam buku-

buku ekonomi, khususnya buku ekonomi Islam. Namun setelah sedikit

mengetahui definisi masing-masing dari nazar dan hibah maka dapat

diambil suatu kesimpulan.

8 Sayid Sabiq, Fikih Sunnah terjemah, jilid 14, Bandung: PT Al Ma’arif, 1988, hlm. 167 9 Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibariy, op.cit , jilid 2, hlm. 324 10 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Jakarta: At-thohiriyyah, 1990, cet XIII, hlm. 305

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

8

Nazar Hibah adalah “memberikan nilai lebih pada hutang atas

inisiatif peminjam sendiri yang tadinya sunnah karena di nazari menjadi

wajib” 11.

E. Metode Penelitian Skripsi

Dalam Penelitian ini penulis akan mengadakan penelitian di Unit Simpan

Pinjam (USP) Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Demak, yang beralamat

di Jl. Kalijajar No.09 Bintoro Demak 59511.

Agar skripsi ini memenuhi kriteria sebagai karya ilmiah serta mengarah

kepada tujuan yang dimaksud, maka penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan mengkaji data-data lapangan (field research) sementara

literatur yang berkaitan dengan masalah ini digunakan sebagai data

pendukung.

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk membahas

masalah atau problematika yang terdapat pada judul skripsi ini adalah:

Field Research yaitu; penulis langsung kelapangan guna mengadakan

penelitian pada obyek yang ada kaitannya dengan masalah yang akan

dibahas.12

Untuk memperoleh data lapangan yang akan diperlukan oleh penulis

nanti maka penulis akan menggunakan metode sebagai berikut:

11 Wawancara dengan manajer USP Bp. Sa’id, di kantor USP, tanggal I Juli 2005 jam

10.00 WIB 12 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial, Yogya: UGM University, cet ke-9, 2000,

hlm. 30

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

9

1. Observasi yaitu; Pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang akan diselidiki. Mengetahui

bagaimana konsep dan realisasi penerapan kredit nazar hibah

terhadap Unit Simpan Pinjam Kopontren At-Taslim Demak dan

terhadap nasabah yang melakukan kredit nazar hibah.

2. Wawancara/Interview yaitu; Proses tanya jawab dalam pengamatan

yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih

bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi

atau keterangan-keterangan13. Adapun responden yang akan

diwawancarai adalah Pengurus dan Anggota Koperasi Pondok

Pesantren At-taslim Demak.

3. Dokumentasi, dengan menggunakan metode ini kita akan mengutip

data-data yang bisa berupa dokumen yang ada hubungannya

dengan Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Demak, baik

mengenai sejarah berdirinya, produk dan sistem pelayanannya.

2. Metode Analisis Data

Dalam analisis data ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga,

13 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, Bumi Aksara, Cet ke-3 2001,

hal. 70

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

10

masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya.14

Metode ini digunakan untuk menganalisis teori-teori dan konsep-

konsep dalam menyusun bab III, yakni penulisan yang menyajikan

data hasil observasi di lapangan tentang konsep dan pelaksanaan kredit

nazar hibah di Unit Simpan Pinjam Koperasi Pondok Pesantren At-

Taslim Demak.

b. Metode Evaluatif dilakukan dalam upaya melakukan evaluasi dan

menganalisis data dengan mensinergikan data tersebut dengan sumber

hukum islam.15

F. Sistematika Penulisan

Di dalam penyusunan skripsi ini penulis akan menyusun sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bab I Berisi Pendahuluan sub bab nya tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka dan kerangka teori,

Metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Membahas Sekilas tentang Nazar hibah, sub bab Nazar baik

pengertian dan landasan teori, syarat dan rukun, batal nya nazar, sub bab

hibah mengenai pengertian, landasan teori, syarat dan rukun, sub bab Nazar

hibah.

14 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1993, hlm. 63 15 Winarno Surachmad, Dasar dan Tehnik Research, Bandung: Tarsito, tth., 1986, hlm.

135.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

11

Bab III Karena penelitian penulis bersifat lapangan maka bab III

cenderung membahas tentang Gambaran umum Koperasi pondok pesantren

At-Taslim Demak, Subbab: profil Kopontren At-Taslim, Organisasi dan

Manajemen, Unit Simpan Pinjam Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim,

Sejarah Perkembangan dan Badan Hukum USP Visi Misi USP, Motto USP,

Struktur Organisasi, Operasionalisasi Kredit Nazar Hibah.

Bab IV Membahas tentang Analisis Konseptual Nazar hibah dan Realisasi

Nazar hibah di Unit Simpan Pinjam Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim,

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Kredit Metode Nazar hibah di

Unit Simpan Pinjam Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim.

Bab V Berisi Penutup Sub Bab: Simpulan, Saran-saran, penutup

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

12

BAB II

SEKILAS TENTANG NAZAR HIBAH

A. Konsep Nazar

1. Pengertian Nazar

Kata Nazar berasal dari kata :…………..,…………,………..yang

artinya “bernazar”, dalam bahasa Inggris disebut “to vow”.16

Nazr wa niyaz ( ) “Vows and Oblations”. These are given

in the name of God, or in the name of Prophet ,or in the name of some

muslim saint.[Vows]17

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia “Nazar” berarti: ”janji

hendak berbuat sesuatu apabila telah tercapai maksudnya; kaul;

membayar (melepasi, menunaikan), melakukan apa yang sudah

dijanjikan”.18

Dalam Ilmu Fiqh “Nazar” berarti “mengingat”, maksudnya ialah

mewajibkan kepada diri sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perbuatan dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah SWT

dengan mengucapkan lafadz nazar, sesuai dengan ketentuan syara”.19

16 Abdullah bin Nuh dan Oemar Bakry, Kamus (Arab, Indonesia, Inggris), Jakarta:

PT.Mutiara Sumber Widya, cet. ke-4, 1974, hlm. 249

17 Thomas Patrick Hughes, Dictionary Of Islam (Being A Cyclopedia of the doctrines, Rites, Ceremonies, and Custom, together with the technical and theological terms, of Muhammadan Religion), India,: Cosmo Publications, 1982, hml. 431

18 W.J.S. Poerwadarminta, KAMUS UMUM BAHASA INDONESIA, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, hlm.667

19 Depag RI, Ilmu Fiqh, 1982, hlm. 474

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

13

2. Landasan Teori Nazar

Pentasyri’an Nazar termaktub dalam Kitabullah dan Sunnah.20Allah

SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah:270 وما أنفقتم من نفقة أو نذرتم من نذر فإن الله يعلمه (سورة البقرة : ٢٧٠)

Artinya: “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu

nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya..”21

Menurut tafsir Al-Misbah, ayat ini berbicara tentang nafkah, tetapi

diiringi dengan uraian tentang nazar, yaitu mengikat diri dengan

kewajiban melaksanakan suatu kebajikan yang tidak diwajibkan oleh

Allah. Apapun yang kita nafkahkan, sedikit atau banyak berdasar

kewajiban atau anjuran Allah, atau kewajiban yang kita tetapkan sendiri,

maka yakinlah bahwa Allah mengetahuinya. Allah mengetahui segala

motivasi, sikap dan ucapan kita, baik itu sebelum, ketika dan sesudah

menafkahkan, kadar dan jenis nafkah kita, demikian juga Allah

mengetahui sampai dimana ketulusan dan pelaksanaan nazar kita. Dan

juga ayat ini mengisyaratkan, bahwa yang bernafkah sesuai dengan

tuntunan Ilahi serta memenuhi nazar sebagaimana mestinya, akan

memperoleh banyak penolong.

Surat Al-Hajj: 29 berbunyi

)٢٩(تفثهم وليوفوا نذورهم وليطوفوا بالبيت العتيقثم ليقضوا “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka dan hendaklah mereka memenuhi nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf di Baitullah yang tua itu (Al Hajj: 29).”22

20 Sayyid Sabiq, Terjemah Fikih Sunnah, jilid 12, Bandung: PT. Al-Ma’arif 1987,

hlm. 32 21 Depag. RI, Al-Quran dan terjemahnya, hlm.67

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

14

)٧( يوفون بالنذر ويخافون يوما آان شره مستطيرا “Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana(QS. Al Insaan: 7)”23 Di dalam As-sunnah, Rasulullah bersabda:

“Siapa yang bernadzar akan mentaati Allah, maka hendaklah ia taat. Dan siapa yang bernadzar akan bermaksiat kepada Allah, maka hendaklah jangan bermaksiat kepada-Nya.”24 Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra; sikap Islam,

sekalipun telah mensyari’atkan nadzar, akan tetapi tidak

mensunahkannya.25

3. Rukun dan Syarat Nazar

Para ulama fikih berbeda pendapat mengenai rukun nazar. Menurut

mazhab Hanafi, Unsur Nazar hanya ada satu yaitu: sighat (ucapan atau

pernyataan) yang menunjukkan adanya keinginan untuk bernazar.

Sedangkan menurut jumhur ulama fikih, unsur nazar ada tiga.

a. Subjek atau orang yang bernazar (an-nazir).

b. Objek atau yang dinazarkan (al-manzur).

c. Ungkapan atau pernyataan yang menyatakan adanya nazar (as-

sighah)26.

22 Depag. Ibid, hlm. 516 23 Depag. Ibid, hlm.1004 24 Sayyid Sabiq, op.cit, hlm. 33 25Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm. 33 26 Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, cet.1, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,

1996, hlm.1317

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

15

Begitu juga dalam penentuan syarat-syarat yang berkaitan dengan

unsur-unsur (rukun) nazar para ulama fikih juga berbeda pendapat.

Ad. a. Subjek

1. Muslim

Nazir haruslah muslim, maka tidak sah jika nazar diucapkan

oleh orang kafir. Sehingga apabila seorang kafir bernazar

kemudian masuk islam, maka nazarnya diwaktu kafir tersebut

dipandang tidak sah (mu’tabar) dan tidak harus dipenuhi setelah

yang bersangkutan masuk Islam.

2. Cakap bertindak

Yaitu berakal dan baligh, maka tidak sah nazar orang gila

atau anak-anak, sebab mereka tersebut dipandang sebagai orang

yang tidak cakap bertindak hukum sehingga tidak dapat

dibebani suatu kewajiban, sedangkan bernazar berarti membuat

suatu kewajiban tertentu yang akan dituntut pertanggung

jawabannya.

Ulama Mazhab Hanafi, sesuai dengan pandangan mereka bahwa rukun

nazar hanya sigah, tidak mengemukakan syarat-syarat nazar. ulama

mazhab Syafi’i berpendapat bahwa ikhtiar dan kemampuan merupakan

syarat bagi subyek atau orang yang bernazar. Dengan demikian, menurut

ulama Mazhab Hanafi, orang yang bernazar karena dipaksa oleh pihak

luar tetap dituntut untuk melaksanakannya, sedangkan menurut ulama

Mazhab Syafi’i, nazar yang mereka ucapkan dipandang tidak sah (ghairu

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

16

mu’tabar). Pendapat Mazhab Syafi’i ini didasarkan hadits: “Tidak akan

dituntut pertanggung jawaban dari tiga kelompok umatku, yaitu orang

yang tersalah, orang yang lupa, dan orang yang dipaksa”.(HR. at-

Tabrani)”.27

Ad. b. Objek (yang dinazarkan)

Jumhur ulama membagi objek (yang dinazarkan) menjadi dua

macam, yaitu:

1. Nazar yang tidak jelas

Nazar yang tidak jelas ialah nazar yang tidak menyebutkan

secara pasti apa yang akan dinazarkannya. Misalnya, seseorang

berkata: “Saya bernazar kepada Allah SWT”.

2. Nazar yang jelas

Nazar ini dibagi menjadi empat:

a. Nazar yang dapat menjadi media untuk mendekatkan diri

b. Nazar yang apabila dilakukan akan berakibat maksiat atau

durhaka kepada Allah SWT.

c. Nazar yang dibenci menurut syara’ sebaiknya tidak

dilaksanakan

d. Nazar yang mubah dilakukan, yaitu boleh dilaksanakan dan

boleh juga tidak karena menurut jumhur ulama

sesungguhnya ini bukan nazar.

27 Ibid, hlm. 1317

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

17

Dari segi wujudnya, objek nazar dapat dibagi kepada dua macam:

a. Nazar Aktif

b. Nazar Pasif

Adapun syarat-syarat bagi yang dinazarkan agar nazarnya dapat

diterima (mengikat) ialah sebagai berikut:

1. Yang dinazarkan itu dapat diterima akal dan mungkin terjadi

menurut pertimbangan syara’.

2. Yang dinazarkan itu merupakan ibadah (media untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT).

3. Yang dinazarkan itu, jika terdiri dari harta, harus dimiliki oleh

yang bernazar.

4. Yang dinazarkan bukan merupakan sesuatu yang memang

hukumnya wajib dikerjakan oleh yang bernazar.

5. Yang dinazarkan itu bukan berupa ibadah yang bersumber dari

adat. Syarat ini hanya diakui oleh ulama Mazhab Hanafi,

sedangkan ulama Mazhab Syafi’i tidak memasukkannya

sebagai syarat bagi yang dinazarkan.

Ad. c. Ungkapan atau pernyataan yang menyatakan adanya nazar (as-

sigah)

Sigah nazar, dari segi yang dinazarkan, ada dua macam.

a. Pernyataan (sigah) yang tidak mengandung penjelasan

(mutlaq).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

18

b. Pernyataan (sigah) yang mengandung penjelasan (muqayyad).

Penjelasan ini biasanya berupa syarat, seperti “jika” dan

“apabila”.

4. Macam-macam Nazar

Pembagian nazar dapat ditinjau dari segi lafadz (sigat)nya dan dapat

pula dari segi isi nazar itu28.

Ditinjau dari segi lafadz (sigat),maka nazar itu terbagi menjadi dua

yaitu:

a. Nazar mutlak dan disebut juga nazar ghairu masyruth.

Yaitu nazar yang dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri

kepada Allah tanpa ada sesuatu sebab atau syarat, seperti seorang

bernazar, “karena Allah, aku mewajibkan atas diriku sembahyang dua

raka’at”. Nazar ini diucapkan tanpa sebab ataupun tanpa syarat, tetapi

diucapkan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah.

b. Nazar muqayyad dan disebut juga nazar masyruth.

Yaitu nazar yang dilakukan karena memperoleh sesuatu nikmat

atau karena terhindar dari sesuatu bahaya, seperti seorang bernazar,

”Jika aku lulus ujian yang akan datang ini, aku akan berpuasa tiga hari

karena Allah” atau seorang yang terhindar dari bahaya, seperti ia

selamat dan tidak cidera diwaktu bis yang ditumpanginya terguling, ia

bernazar, “karena saya selamat dan tidak cidera waktu bis yang saya

tumpangi terbalik, maka saya berpuasa selama lima hari”. Nazar ini

28 Depag RI, Op.Cit, hlm. 478

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

19

diucapkan karena ada sebab atau syarat, yaitu lulus ujian dan selamat,

tidak ada cidera karena bis terbalik, dan bersyukur kepada Allah atas

nikmat dan penjagaan-Nya itu.

Kedua macam nazar ini wajib dilaksanakan, berdasar hadist:

Artinya: “Bersabda Nabi saw, “Barangsiapa yang bernazar untuk menta’ati

Allah, maka hendaklah ia laksanakan”. Ditinjau dari segi isi, nazar terbagi menjadi dua yaitu:

a. Nazar untuk mengerjakan suatu perbuatan. Perbuatan itu berupa:

1. Perbuatan ibadah

2. Perbuatan Maksiat

3. Perbuatan Makruh

4. Perbuatan Mubah

Karena nazar itu harus berupa perbuatan taat kepada Allah, maka

yang dihukum sebagai nazar yang disyari’atkan, ialah nazar nomor 1

dan 4, yaitu nazar perbuatan ibadah dan nazar perbuatan mubah sedang

nazar perbuatan maksiat dan perbuatan makruh wajib dilanggar dengan

membayar kafarat.29

b. Nazar meninggalkan suatu perbuatan. Perbuatan itu berupa:

1. Perbuatan ibadah

2. Perbuatan Maksiat

3. Perbuatan Makruh

29 Depag. RI, Ilmu Fiqh, Op.Cit, hlm. 479.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

20

4. Perbuatan Mubah

Yang termasuk nazar yang disyari’atkan, ialah nazar untuk

meninggalkan perbuatan maksiat dan perbuatan makruh. Sedang nazar

tidak akan melaksanakan perbuatan ibadah dan perbuatan mubah tidak

termasuk nazar yang disyari’atkan.

5. Hukum Bernazar

Sepakat para ulama bahwa bila seorang bernazar untuk melakukan taat

kepada Allah, maka ia wajib melaksanakan nazarnya jika ia tidak

melaksanakan nazarnya, berarti ia telah melanggar nazarnya, karena itu ia

wajib membayar kafarat seperti dan sebanyak kafarat sumpah.

Jika seorang bernazar untuk melakukan perbuatan maksiat maka ia

tidak wajib melaksanakan nazarnya itu.

Karena nazar untuk mendurhakai Allah itu pada hakekatnya tidak

termasuk nazar, maka orang yang melanggarnya tidak wajib membayar

kafarat. Sedang menurut Mazhab Hanafi, orang itu wajib melanggar

nazarnya dan wajib membayar kafarat.30

B. Konsep Hibah

1. Pengertian Hibah

Hibah berasal dari bahasa arab yaitu; akar kata

“ , , “Yang berarti “memberi”.31

30 Depag RI, Ilmu Fiqh, Op.Cit, hlm. 481. 31 Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, Bandung: PT. Al-Ma’arif, t.th, hlm. 476.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

21

Adapun pendapat lain dikatakan bahwa hibah berasal dari kata

, , , , , , artinya “memberikan”

dalam bahasa inggris disebut juga to grant, to give.32 Sehingga dari kata

tersebut dipakailah kata hibah dengan maksud memberikan sesuatu kepada

orang lain baik berupa harta ataupun benda lainnya.

Hibah ( ). A legal term in Muhammad law, which signifies a

deed of gift, a transfer of property, made immediately and without any

exchange.[Gifts]33

Di dalam Kamus Umum bahasa Indonesia “Hibah” berarti “pemberian;

Menghibahkan artinya: memberikan (pada ketika si pemberi masih

hidup)”.34

Menurut pendapat Abi Yahya Zakariyah Al-Anshori hibah adalah:

”Memberikan sesuatu dari hak milik yang bersifat sunat pada waktu

hidupnya.”35

Berikut pendapat Teungku Muhammad Hasbie Ash Shiddieqy hibah

ialah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan diadakan akad tanpa

diadakan bunga.36

Menurut M. Ali Hasan hibah artinya: pemberian atau hadiah, yaitu

suatu pemberian yang dilakukan secara sukarela dalam mendekatkan diri

32Abdullah bin Nuh dan Oemar Bakry, Kamus (Arab, Indonesia, Inggris), Op.Cit, hlm. 265.

33Thomas Patrick Hughes, Dictionary Of Islam (Being A Cyclopedia of the doctrines, Rites, Ceremonies, and Custom, together with the technical and theological terms, of Muhammadan Religion), op.cit, hlm. 431

34W.J.S. Poerwadarminta, KAMUS UMUM BAHASA INDONESIA, op.cit, hlm. 354 35 Abi Yahya Zakariyah Al-Anshori, Fath Al-Wahab, Semarang: Toha Putra, Juz I, t.th.,

hlm.259 36 Teungku Muhammad Hasbie Ash Shidieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, cet.2, Semarang: PT

Pustaka Rizki Putra, 1997, hlm. 238

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

22

kepada Allah tanpa mengharapkan balasan apa pun.37 Senada dengan M.

Ali Hasan Drs. Hamid Farihi, M.A., juga berpendapat bahwa: Salah satu

bentuk taqorrub kepada Allah SWT dalam rangka mempersempit

kesenjangan sosial serta menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial adalah

hibah atau pemberian.38

Menurut Mustafa Al-Zarqa hibah adalah:

Artinya: “Suatu akad yang obyeknya adalah: Memberikan hak milik hartanya kepada orang lain secara gratis tanpa imbalan”. 39

Hibah dikatakan suatu akad yang menurut para fuqaha diartikan

dengan “perikatan antara ijab dengan qabul secara yang dibenarkan oleh

syara’(Hukum Islam), yang menerapkan kerelaan antara kedua belah

pihak.40

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat dipahami bahwa

pemberian hibah terdapat unsur kerelaan, artinya pemberi hibah dengan

cuma-cuma memberikan sesuatu dari hak miliknya kepada orang lain

tanpa imbalan. Oleh karena hibah merupakan suatu pemberian, maka

otomatis timbul adanya orang yang diberi. Dengan sebab itu maka timbul

akad antara pemberi dan penerima hibah.

37 M. Ali Hasan, Berbagai macam transaksi dalam Islam, cet.1,Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003, hlm. 76 38 Hamid Farihi, M.A Problematika Hukum Islam, Cet.3, Jakarta: Pustaka Firdaus

2004, hlm. 104-105. 39 TM. Hasbie Ash Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1974,

hlm. 89. 40 Mustafa Ahmad Al-Zarqa, Al-Madkhal Al Fiqh Al’amm, Beirut: Dar Al-Fikr, juz. I,

hlm. 549.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

23

Di dalam hukum islam secara jelas sebagai suatu akad, yakni suatu

perikatan yang didasarkan atas kerelaan kedua belah pihak.

2. Landasan Teori Hibah

Allah SWT mensyari’atkan hibah karena didalamnya terkandung

upaya menjinakkan hati dan memperkuat tali kasih sayang di antara

manusia, seperti hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. ”Tahadau

tahabbu” yang artinya: “salinglah memberi, maka akan timbul kasih

sayang”41. Dalam hadist lain riwayat Abu Hurairah, Nabi SAW

mengatakan, “salinglah kalian memberi hadiah, karena hadiah itu dapat

menghilangkan iri hati, dan janganlah menganggap sepele atas pemberian

meskipun berupa kikil kambing”42. Dalam hukum islam terdapat beberapa

dalil hukum/dasar hukum yang pernah disepakati oleh jumhur ulama yaitu;

Al-Qur’an, Al- sunnah, ijma’ dan qiyas.43

Ayat-ayat yang menjadi landasan hukum dibolehkannya hibah

diantaranya adalah:

- QS. Al-Baqarah: 262

ن ما أنفقوا منا وال أذى لهم أجرهم عنديتبعو الذين ينفقون أموالهم في سبيل الله ثم ال

يحزنون ربهم وال خوف عليهم وال هم

Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah,

kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh

41 Hadis ini ditakhrij oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, juga oleh al-Baihaqi.

Menurut al-Hafidh isnad Hadis ini hasan. Lihat Nailul Authar juz 6, hlm. 100. 42 Al-Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, cet. Ke-4, 1983, juz 3, hlm. 389. 43 Prof. Dr. Abdul Wahhab khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Raja Grafindo

Persada , 1994, hlm. 18.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

24

pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”44

- QS. Al-Munafiqun:10

رزقناكم من قبل أن يأتي أحدكم الموت رب لولا أخرتني إلى أجل قريبو فيقول أنفقوا من ما

الحنيالص نأكن مو قدفأص

Artinya: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:

"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"45

Dari kedua ayat tersebut diatas dapat diambil suatu pengertian hibah

secara implisit yaitu; memberikan sesuatu tanpa imbalan atas dasar

mengharap keridloan Allah SWT.

Di dalam ayat yang lain ditemukan lafadz-lafadz yang mencerminkan

pengertian hibah secara etimologi misalnya adalah QS. Ali Imran ayat 38

yang berbunyi;

سميع الدعاء لدنك ذرية طيبة إنك هنالك دعا زآريا ربه قال رب هب لي من

Artinya: “Disanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.46

Dan juga ditemukan dalam QS. Shaad ayat 9, yang berbunyi ;

أم عندهم خزائن رحمة ربك العزيز الوهاب

44 Depag RI, Al Qur’an Terjemah. hlm. 66. 45 Depag RI, Al Qur’an Terjemah, hlm. 938 46 Depag RI, Al Qur’an Terjemah, hlm. 81.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

25

Artinya: “Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi?”47

Didalam Tafsir Al-Misbah kata ( ) khaza’in/gudang-gudang

atau perbendaharaan, adalah bentuk jamak dari kata ( )

khazinah. Ia digunakan untuk menggambarkan aneka anugerah dan nikmat

Ilahi yang sangat berharga.48 Dan kata ( ) al-wahhab terambil

dari akar kata ( ) yang berarti memberi dan memilikkan sesuatu

yang dimiliki tanpa imbalan.

Dari kedua ayat tersebut dapat diketahui bahwa hibah berarti

pemberian. Dan dapatlah kiranya untuk diambil rumusan bahwa Allah

SWT telah memerintahkan kepada kita untuk memberikan dermanya

kepada orang lain dan saling tolong menolong, sebagai realisasi selama

hidup di dunia dan tidak mendiskreditkan terhadap orang yang menderita

atau memberikan bantuannya kepada orang yang membutuhkannya dan

memperhatikan kesulitan orang lain, hal ini sebagaimana hadist nabi yang

berbunyi:

47 Depag RI, Al Qur’an Terjemah, hlm. 734 48 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati,2004, hlm116

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

26

Artinya: “Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan di dunia, niscaya Allah melepaskan dia dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barang siapa memberi kelonggaran kepada seorang yang susah, niscaya Allah akan memberi kelonggaran baginya di dunia dan akhirat; dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aib dia di dunia dan di akhirat. Dan Allah selamanya menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya menolong saudaranya.”(H.R Muslim).49

Hadist di atas dengan jelas mengatakan, bahwa sikap menyanjung

orang lain dengan cara memberikan sesuatu (benda) atau membantu

saudaranya dengan melepaskannya dari kesusahan yang dialami

merupakan hal yang baik dan dianjurkan dalam tuntutan syari’at Islam.

Karena pada hakekatnya semua kekayaan dan rizki yang ada di dunia ini

adalah mutlak kepunyaan Allah SWT.

Pemberian hibah adalah sunat sebagaimana yang terdapat di dalam Al-

Qur’an dan Al-hadist serta kesepakatan para ulama. Demikian yang

ungkapkan Imam Taqyuddin Abi bakar bin Muhammad Al-Husaini.50

Dari beberapa penjelasan tersebut diatas baik dalil–dalil yang

mengatur tentang hibah ataupun pendapat para ulama dan ahli hukum

Islam yang ada korelasinya, maka dapat dipahami bahwa hibah adalah

perbuatan baik dan di anjurkan dalam islam yang cara kepemilikannya

harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.

49 Rachmat Syafe’i, DR. H. M.A, AL-HADIS (Aqidah, Akhlaq, Sosial, dan hukum),

Bandung: Pustaka Setia, 2000, hlm. 251-252. 50 ImamTakyuddin, Kifayatul Ahyar, Bandung: PT Al-Ma’rif, tth, Juz I, hlm. 323

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

27

3. Rukun dan Syarat

Adapun yang menjadi rukun hibah itu terdiri dari :

a. ada orang yang memberi (penghibah).

b. ada orang yang menerima pemberian (penerima hibah).

c. ada ijab dan kabul; dan

d. ada barang/benda yang diberikan (benda yang dihibahkan)51

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu hibah sah adalah

Ad. a. Syarat-syarat bagi penghibah

1. Barang yang dihibahkan adalah milik si penghibah; dengan

demikian tidaklah sah menghibahkan barang milik orang lain.

2. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya disebabkan oleh

sesuatu alasan.

3. Penghibah adalah orang yang cakap bertindak menurut hukum

(dewasa dan tidak kurang akal.

4. Penghibah tidak dipaksa untuk memberikan hibah, sebab hibah

itu akad yang mempersyaratkan keridhaan dalam

keabsahannya.52

Dengan demikian haruslah didasarkan kepada kesukarelaan.

Ad. b. Syarat-syarat bagi penerima hibah

Bahwa penerima hibah haruslah orang yang benar-benar ada

pada waktu hibah dilakukan. Adapun yang dimaksudkan dengan

51 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Jakarta: At-Thohiriyyah, tth, cet.XVII, hlm. 312 52 Sayyid Sabiq, Op.cit, hal 171

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

28

benar-benar ada ialah orang tersebut (penerima hibah) sudah lahir.

Dan tidak dipersoalkan apakah ia anak-anak, kurang akal, dewasa.

Dalam hal ini berarti setiap orang dapat menerima hibah, walau

bagaimanapun kondisi fisik dan keadaan mentalnya. Dengan

demikian memberi hibah kepada bayi yang masih ada dalam

kandungan adalah tidak sah.53dan adapun syarat benda yang

dihibahkan adalah:

Ad. c. Syarat benda yang dihibahkan.

Menyangkut benda yang dihibahkan haruslah memenuhi

persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1. Benda tersebut benar-benar ada

2. Benda tersebut mempunyai nilai

3. Benda tersebut dapat dimiliki zatnya, diterima peredarannya dan

pemilikannya dapat dialihkan

4. Benda yang dihibahkan itu dapat dipisahkan dan diserahkan

kepada penerima hibah.54

Ad. d. Ijab Qabul

Adanya ijab qabul yang menunjukkan pemindahan hak milik

dari seseorang (yang menghibahkan) kepada orang lain (yang

menerima hibah. Bentuk ijab bisa dengan kata-kata hadiah, atau

juga dengan kata-kata lain yang mengandung arti pemberian.

Terhadap kabul (penerimaan dari pemberian hibah),para ulama

53 Drs. H. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, S.H., Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika Offset, cet. ke-2, hlm.115

54 Drs. H. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, S.H., Ibid, hlm. 116

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

29

berbeda pendapat. Imam Malik dan Imam Syafi’i menyatakan

bahwa harus ada pernyataan menerima (qabul) dari orang yang

menerima hadiah, karena kabul ini termasuk rukun. Sedangkan bagi

segolongan ulama ulama Mazhab Hanafi, kabul bukan termasuk

rukun hibah. Dengan demikian sigat (bentuk) hibah itu cukup

dengan ijab (pernyataan pemberian) saja.

Adapun menyangkut ijab kabul yaitu adanya pernyataan, dalam

hal ini menurut penulis dapat saja dalam bentuk lisan atau tulisan.

Sebagaimana menurut pendapat Teungku Muhammad Hasbie

Ash Shiddieqy mengatakan bahwa: Mengucapkan dengan lidah,

bukanlah satu-satunya jalan yang harus ditempuh dalam

mengadakan akad. Ada beberapa cara untuk memperlihatkan

kesungguhan. Lantaran itu para fuqaha menerangkan cara-cara

yang harus kita ditempuh.

1. Kitabah (tertulis)

2. Isyarah

3. Ta’athi (beri memberi yang berlaku dalam bai’ul mu’athah =

jual beli secara beri memberi)55

4. Macam-macam Hibah

Hibah dalam pandangan hukum islam dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu:

55 Teungku Muhammad Hasbie Ash Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang:

PT. Pustaka Rizki Putra, 1997, hlm. 30

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

30

a. Hibah barang dan

Mengenai penghibahan barang pada kenyataannya ada yang bermaksud

mencari keridhaan Allah SWT ataupun mencari keridhaan Makhluk.

Dalam hal hibah barang yang tidak bermaksud memperoleh balasan,

dari kalangan fuqaha tidak ada perselisihan tentang kebolehannya.

Artinya dalam kondisi apapun dan dibolehkan. Karena mengingat

namanya hibah adalah memberikan barang kepada orang lain tanpa

adanya suatu imbalan apapun.

b. Hibah manfaat.

Adapun hibah manfaat adalah hibah yang memberikan manfaat (hak

guna) kepada orang lain. Hibah manfaat ini pada dasarnya sama dengan

hibah barang, yakni sebelum habis jangka waktunya maka tidak dapat

ditarik kembali.

C. Konsep Nazar Hibah

1. Konsep Nazar Hibah

Konsep Nazar Hibah secara eksplisit memang belum ada yang

membahas, namun penulis akan mencoba memberikan gambaran konsep

nazar hibah menurut pendapat pengelola/pengurus koperasi.

a. Pengertian Nazar Hibah

Pengertian Nazar : Mewajibkan diri untuk berbuat baik kepada

orang lain terhadap perbuatan yang sifatnya bukan wajib.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

31

Pengertian Hibah : Nilai lebih dari jumlah (pokok) hutang yang

diambil.

Pengertian Nazar Hibah : “memberikan nilai lebih pada pokok

hutang atas inisiatif peminjam sendiri yang tadinya sunnah karena di

nazari menjadi wajib”, konsep bank konvensional yang dipadu dengan

fiqh (Syari’ah Islam).56

Pendapat lain dari Nurul Huda, MA. Nazar Hibah adalah: Sesuatu

yang harus diberikan kepada orang atau badan usaha dari orang yang

berhibah, karena orang yang berhibah itu telah mampu memberikan

apa yang telah diberikan kepada orang atau badan usaha tersebut.57

b. Rukun dan Syarat Nazar Hibah

Secara umum rukun dan syarat nazar hibah adalah sama dengan hibah

hanya di tambah lafaz Nazar :

Adapun yang menjadi rukun nazar hibah itu terdiri dari :

1. ada orang yang memberi (penghibah).

2. ada orang yang menerima pemberian (penerima hibah).

3. ada ijab dan kabul; dan

4. ada barang/benda yang diberikan (benda yang dihibahkan)

5. Nazar

Dari berbagai uraian mengenai nazar hibah diatas secara umum

dapatlah kita ambil suatu konsep mengenai nazar hibah.

56 Wawancara dengan Bp. Nur Said selaku Manajer USP Kopontren At-Taslim Demak

tanggal 23 November 2005 di kantor USP. 57 Wawancara dengan Bp. KH. Nurul Huda, MA, Pengasuh Pon.Pes At-Taslim Demak,

23 November 2005, di rumah Beliau.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

32

Nazar hibah adalah: bernazar memberi hibah oleh penghutang kepada

yang memberi hutang yang berasal dari penghutang itu sendiri, yang mana

asal mula hibah adalah sunnah karena disini dinazari, maka bisa menjadi

wajib, hibah ini diberikan kepada yang memberi hutang sebagai ungkapan

rasa terima kasih.

6. Perhitungan Nazar Hibah

Model perhitungan nazar hibah ada dua macam yakni: model kredit biasa

dan model kredit R.C.58

a. Model Kredit Biasa

b. Model Kredit R.C

58 Wawancara dengan manajer USP Bp. Sa’id, di kantor USP, tanggal I Juli 2005 jam

10.00 WIB.

Angsuran: misal Rp. 1.00.000 terserah nasabah

Hibah: Saldo akhir kredit x 2%

Angsuran: misal Rp.1.00.000 terserah nasabah

Hibah: Saldo akhir kredit x 1.25%

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

33

BAB III

GAMBARAN UMUM KOPERASI PONDOK PESANTREN

AT-TASLIM DEMAK

A. Profil KOPONTREN At-Taslim Demak

Pondok Pesantren At-Taslim merupakan Lembaga Pendidikan yang

didirikan oleh Romo Sa’dullah Taslim Al-Hafidh sekaligus sebagai waqif

putra beliau Muhammad Nurul Huda, MA.

Pada tanggal 11 Maret 1986 Muhammad Nurul Huda, MA diangkat

Sebagai Nadhir, disamping bidang pendidikan keagamaan (tarbiyah

diniyah) yang dikembangkan oleh pesantren, pesantren juga melakukan

pengembangan di bidang pendidikan ekonomi (tarbiyyah iqtishodiyyah)

untuk meningkatkan kesejahteraan para santri dan masyarakat sekitarnya

dan sekaligus sebagai bekal ketrampilan berwirausaha bagi santri sendiri.59

Dalam pengembangan bidang ekonomi ini melalui usaha perkoperasian

(syirkah).pada awal pendirian KOPONTREN At-Taslim kegiatan usaha yang

didirikan adalah Pertokoan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi

santri (1986-sekarang) dengan sistem penanaman saham senilai Rp.5.000,-

(lima ribu rupiah).

59 Brosur Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Demak.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

34

Pada akhir tahun 1995 tepatnya tanggal 6 Desember 1995 KOPONTREN

At-Taslim resmi terdaftar secara hukum dan telah mendapatkan Badan

Hukum Nomor. 1256/BH/KWK.11/XII/1995.

B. Kedudukan dan Keanggotaan

1. Kedudukan

KOPONTREN At-Taslim berkedudukan di jantung Kota Demak

tepatnya di Jl. Kalijajar No. 09 Bintoro Demak 59511 phone

(024)685742-681382.

2. Keanggotaan

Anggota KOPONTREN At-Taslim terdiri dari para santri, pengasuh,

dewan guru, karyawan, dan masyarakat sekitar. Sampai RAT ke-6

anggotanya sudah mencapai 358 orang (227 laki-laki, 131 perempuan).60

C. Unit Simpan Pinjam (USP) Syari’ah KOPONTREN At-Taslim Demak

Sebuah lembaga yang bergerak dibidang keuangan (finansial) yang

berlandaskan pada aturan-aturan syari’ah dan sebuah lembaga yang mencoba

membantu masyarakat luas dalam menggalang dan memberdayakan ekonomi

umat menuju masyarakat madani.

1. Sejarah Perkembangan dan Badan Hukum USP Syari’ah

Unit Simpan Pinjam KOPONTREN At-Taslim merupakan salah satu

unit usaha yang ada dibawah naungan KOPONTREN At-Taslim yang

60 Laporan RAT tahun 2004.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

35

berdiri sejak tahun 1995 dengan Badan Hukum Nomor

12560/BH/KWK.11/1995.

Di saat orang sibuk membicarakan tentang hukum bunga bank,

KOPONTREN At- Taslim telah memberanikan diri membuat terobosan

dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan yang berbasis pada nilai-

nilai syariat yakni dengan metode nadzar hibah yang pada awalnya baru

berbentuk Laboratorium Keuangan dengan nama LKP. Akan tetapi setelah

dirasa sudah mantap dari beberapa metode yang diujicobakan barulah

dirubah namanya menjadi Unit Simpan Pinjam (USP).

USP KOPONTREN At-Taslim merasa terpanggil untuk membantu

umat, setelah dirasa banyaknya praktek-praktek akad utang piutang yang

sangat merugikan salah satu pihak dan hanya menguntungkan pihak yang

lain.61

Sehingga USP KOPONTREN At-Taslim memiliki visi dan misi yang

jelas dalam rangka membantu peningkatan ekonomi rakyat.

2. Visi dan Misi

- Visi : Terhapusnya praktek akad utang piutang yang tinggi bunganya

yang jauh dari nilai-nilai ta’awun.

- Misi : Terbentuknya lembaga keuangan yang benar-benar berprinsip

syari’ah.62

61 Brosur Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Demak 62 ibid

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

36

3. Motto USP KOPONTREN At-Taslim Demak

“Mencari rizki halal adalah termasuk berjuang dijalan Allah SWT.”

“Pandai mengatur adalah separoh kesuksesan ekonomi”

“Sesungguhnya termasuk orang-orang pilihan di antara kalian semua adalah orang-orang yang paling bagus dalam membayar hutangnya”.

4. Struktur Organisasi KOPONTREN At-Taslim Demak

Penasehat/Pembina : KH. Muhammad Nurul Huda, MA

Pengawas : Rochwan, SE

Yatin,CH, Amd

Drs Murman

Ketua : Karyono

Sekretaris : Hariri

Bendahara/Manajer : Nur Sa’id MS.

Kabid. Penggalangan Dana : Abidin Noor

Kabid. Perkreditan : Noor Hadi

Kabid. Pemasaran dan Akt : Hariri GS.

Anggota : Markastin

5. Produk-produk Unit Simpan Pinjam KOPONTREN At-Taslim

1. Produk Simpanan

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

37

a. Tabungan A

Adalah salah satu produk tabungan yang ada pada USP

KOPONTREN At-Taslim Demak dan hanya dapat diambil setelah

simpanan/tabungan tersebut telah mengendap selama 1 (satu) bulan

penuh.

Manfaat :

a) Sebagai fasilitator bagi para penabung dalam rangka memenuhi

biaya hidup.

b) Sebagai sarana untuk hidup hemat.

c) Bisa dijadikan jaminan kredit.

d) Mendapatkan hibah yang memuaskan dan dihitung secara

hibah berhibah.

b. Tabungan

Adalah produk simpanan yang ada pada USP KOPONTREN

At-Taslim Demak yang dapat diambil setiap saat.

Keuntungan:

a) Mudah pengambilannya dan cepat prosesnya.

b) Hibah memuaskan dan dihitung secara hibah berhibah.

c) Tanpa biaya administrasi dan potongan lainnya serta dapat

fasilitas buku tabungan.

c. Tabungan Berjangka (Deposito)

Adalah produk tabungan yang hanya dapat diambil dalam

jangka waktu-waktu tertentu yaitu 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

38

Manfaat:

a) hibah relatif lebih tinggi dari simpanan yang lain.

b) Dapat dijadikan sebagai jaminan kredit.

c) Tidak ada biaya administrasi atau potongan lainnya.

d) Sangat positif bagi masa depan keluarga63.

2. Produk Kredit

a. Kredit Komersial Biasa

Adalah produk kredit yang diperuntukkan bagi nasabah yang

membutuhkan tambahan modal untuk segala macam usaha

produktif dengan sistem Nazar Hibah.

Kelebihan:

a). Hibah relatif lebih ringan dan bersifat menurun.

b). Hanya biaya administrasi tanpa potongan lainnya.

c). Proses cepat dan persyaratan untuk mendapatkannya tidak

rumit.

b. Kredit RC (Rekening koran)

Adalah produk kredit yang perhitungan hibahnya bersifat harian.

Kelebihan:

a). Hibah relatif lebih ringan

b). Sangat cocok bagi para wiraswastawan yang setiap saat

membutuhkan tambahan dana

c). Biaya administrasi cukup ringan/murah

63 Brosur Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Demak

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

39

d). Hibah hanya dikenakan sebesar jumlah saldo akhir kredit,

bukan dari plafond kredit yang disetujui.64

D. Operasionalisasi Kredit Nazar Hibah

1. Syarat-syarat Umum Permohonan menjadi Anggota

a. Mengisi dan menandatangani formulir permohonan menjadi anggota

KOPONTREN At-Taslim yang sudah disediakan.

b. Membawa identitas diri (KTP,SIM, dll)

c. Membayar simpanan pokok sebesar Rp.30.000;(tiga puluh ribu rupiah)

dan simpanan wajib minimal Rp.36.000; (tiga puluh enam ribu rupiah).

d. Tidak dipungut biaya administrasi.

2. Syarat-syarat Umum Permohonan Kredit

a. Sudah terdaftar sebagai anggota aktif KOPONTREN At-Taslim

sekurang-kurangnya 1 (satu) Tahun.

b. Memiliki rekening tabungan A minimal Rp.100.00; (seratus ribu

rupiah) dan tidak diambil selama 1 (satu) tahun atau memiliki rekening

tabungan/deposito sampai masa terlunasinya kredit.

c. Menyerahkan agunan (jaminan) yang memadai.

d. Menyerahkan foto copy identitas diri (KTP,SIM, dll).65

3. Perhitungan Kredit Nazar Hibah

a. Kredit Komersial Biasa

64 Brosur Unit Simpan Pinjam, Ibid. 65 Brosur Unit Simpan Pinjam, Ibid.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

40

Misal: Hamam Nasiruddin melakukan pinjam sebesar Rp.

1.000.000; (satu juta Rupiah), petugas akan bertanya:

1. Berapa besar angsuran yang akan dibayar perbulannya?

Jawab: Rp. 100.000; (seratus ribu rupiah).

2. Anda mau memberi hibah berapa? (secara general hibah telah

disepakati dalam RAT Tahun 2004 yaitu sebesar 2 %)

Jawab: 2%

3. Mau diangsur secara harian atau bulanan?

Jawab: Bulanan

4. Kalau bulanan, berapa bulankah angsurannya?

Jawab: 10 bulan.

Model Perhitungan kredit komersial biasa bersifat Menurun yakni:

Semakin pokoknya dibayar banyak penurunan hibah banyak

Rp.100.000; x 2% = Rp. 2.000;

(Karena bersifat menurun maka tiap bulan berkurang 2%, jadi hibah

berkurang sebesar Rp. 2.000;/bulan). Berikut perhitungan hibahnya:

Januari hutang Rp. 1.000.000

Februari 2/100 x Rp. 1.000.000 = Rp. 20.000;

Maret 2/100 x Rp. 900.000 = Rp. 18.000;

April 2/100 x Rp. 800.000 = Rp. 16.000;

Mei 2/100 x Rp. 700.000 = Rp. 14.000;

Angsuran = misal Rp.100.000 (terserah nasabah)

Hibah = Saldo akhir kredit x 2%

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

41

Juni 2/100 x Rp. 600.000 = Rp. 12.000;

Juli 2/100 x Rp. 500.000 = Rp. 10.000;

Agustus 2/100 x Rp 400.000 = Rp. 8000;

September 2/100 x Rp 300.000 = Rp. 6000;

Oktober 2/100 x Rp. 200.000 = Rp. 4.000;

November 2/100 x Rp. 100.000 = Rp. 2.000;

Tabel.1

ANGSURAN TANGGAL D/K URAIAN Pokok Hibah SALDO

2004 5 Januari D 1.000.000 1.000.0005 Februari K 120.000 100.000 20.000 900.0005 Maret K 118.000 100.000 18.000 800.0005 April K 116.000 100.000 16.000 700.0005 Mei K 114.000 100.000 14.000 600.0005 Juni K 112.000 100.000 12.000 500.0005 Juli K 110.000 100.000 10.000 400.0005 Agustus K 108.000 100.000 8.000 300.0005 September K 106.000 100.000 6.000 200.0005 Oktober K 104.000 100.000 4.000 100.0005 November K 102.000 100.000 2.000 0

Jumlah 1.110.000 1.000.000 110.000 0

b. Kredit RC

Untuk nasabah kredit RC biasanya bukan pedagang (tidak

digunakan untuk usaha/tidak produktif), dan uang pinjaman ini biasa

digunakan untuk membayar uang sekolah.

Misal: Uli Wafi melakukan transaksi hutang sebesar Rp.

1.000.000; ( satu juta rupiah), petugas akan bertanya:

1. Diangsur secara harian/bulan ?

Jawab: harian, 10 bulan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

42

2. Berapa besar angsuran yang akan dibayar perbulan?

Jawab: Rp.100.000;

3. Anda mau memberi hibah berapa? (secara general hibah telah

disepakati dalam RAT Tahun 2004 yaitu sebesar 1,25 %)

Jawab: 1.25%

Model Perhitungan kredit komersial biasa bersifat Tetap yakni:

Nominal hibah tetap perbulannya.

Misal pinjam bulan Oktober mulai mengangsur bulan November, berikut

contoh perhitungannya:

Oktober pinjam Rp. 1.000.000; (mulai mengangsur bulan November)

November (saldo awal) Rp. 1.000.000 x 1.25% = Rp. 12500;

Desember (sisa kredit november) Rp. 900.000 x 1.25% = Rp. 11.250;

Januari (sisa kredit) Rp. 800.000 x 1.25% = Rp. 10.000;

Februari (sisa kredit) Rp. 700.00 x 1.25% = Rp. 8.750;

Maret hanya membayar hibah Rp. 600.000 x 1.25% = Rp. 7.500;

April (sisa kredit) Rp. 400.000; x 1.25% = Rp. 5.000;

Mei (sisa kredit bulan April + Mei) Rp. 300.000; x 1.25% = Rp. 3750;

Juni (sisa kredit) Rp. 200.000; x 1.25% = Rp. 2.500;

Juli (sisa kredit); Rp. 100.00; x 1.25% = Rp. 1.250;

Angsuran = misal 100.000;(terserah nasabah)

Hibah = Saldo akhir kredit x 1.25%

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

43

Tabel. 2

ANGSURAN TANGGAL D/K URAIAN Pokok Hibah SALDO

5 Oktober 2004 D 1.000.000 1.000.0005 Nopember 2004 K 112.500 100.000 12.500 900.0005 Desember 2004 K 111.250 100.000 11.250 800.0005 Januari 2005 K 110.000 100.000 10.000 700.0005 Februari 2005 K 108.750 100.000 8.750 600.0005 Maret 2005 K 7.500 600.0005 April 2005 K 105.000 200.000 5.000 400.0005 Mei 2005 K 103.750 100.000 3.750 300.0005 Juni 2005 K 102.500 100.000 2.500 200.0005 Juli 2005 K 101.250 100.000 1.250 100.000

Jumlah 1.062.500 1.000.000 62.500 0

Namun terkadang dari semua jenis kredit diatas ada yang hanya membayar

hibahnya saja setiap bulannya. Adapun angsuran dibayar kemudian. Dan hal ini

tidak mengakibatkan membayar lagi hibah angsuran yang belum dibayar,

angsuran bulan berikutnya tetap dengan hibahnya, dan apabila bertambah itupun

dari angsuran nasabah sendiri yang belum dibayar di bulan lalu.66

Tujuan orang melakukan kredit nazar kredit hibah adalah bermacam-macam

bukan hanya untuk membuka usaha, mereka meminjam biasanya untuk membayar

uang sekolah anak mereka yang baru masuk perguruan tinggi, ada juga yang

untuk membangun rumah. Jatuh tempo pinjaman mereka pun beragam ada yang

hanya 3 hari saja dan ada juga yang sampai satu tahun.

Pelaksanaan kredit nazar hibah dilakukan secara tertulis diatas kertas ber-

materai, yang ditandatangani oleh peminjam dan pihak pengelola USP, serta di

ketahui oleh penasehat/pembina KOPONTREN At-Taslim.

66 Wawancara dengan nasabah Uli Wafi di rumahnya Jl. Bango Demak.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

44

Pada umumnya para peminjam merasa sangat telah dibantu dengan adanya

kredit nazar hibah, mereka menganggap hibah yang mereka berikan kepada USP

adalah sebagai ungkapan terima kasih, karena USP telah membantu mereka

mengatasi kesulitan keuangan yang dihadapi.

Para nasabah berpendirian bahwa mengembalikan hutang itu dianjurkan: tepat

waktu, tepat jumlah dan lebih dari hutang.67

Berikut Transaksi-Transaksi yang Telah Dilakukan Oleh USP

1. Nomor akad : 573/KBBM/XI/ 04

Nama : SUNARTO

Alamat : Gg. Kutilang 03/8 Bintoro Demak

Hibah Kredit : 24% efektif

Tanggal Kredit : 01 November 2004

Jatuh Waktu : 10 Bulan

Jatuh Tempo : 01 September 2005

Angsuran Tanggal D/K Uraian Pokok Hibah Saldo

2004 11 Okt D 3.000.000 03 Nop K 300.000 240.000 60.000 2.760.00003 Des K 300.000 244.000 56.000 2.516.000

2005 K 05 Jan K 300.000 249.500 50.500 2.266.50003 Feb K 300.000 254.500 45.500 2.012.00005 Mar K 300.000 259.000 41.000 1.753.00004 Apr K 300.000 265.000 35.000 1.488.00004 Mei K 300.000 270.000 30.000 1.218.00003 Jun K 300.000 275.500 24.500 942.500

67 Wawancara dengan Bp. Sunarto yang juga melakukan pinjaman Di USP ini sejumlah

Rp. 3.000.000.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

45

06 Jul K 300.000 281.000 19.000 661.50006 Agust K 300.000 286.500 13.500 375.00005 Okt K 400.000 375.000 25.000 0

Jumlah 3.400.000 3.000.000 400.000 0

2. Nomor akad : 581/KBBM/ XI/ 04

Nama : SUMANTO

Alamat : JL. Kyai Langgeng Bintoro Demak

Hibah Kredit : 24% efektif

Tanggal Kredit : 01 November 2004

Jatuh Waktu : 10 Bulan

Jatuh Tempo : 01 September 2005

ANGSURAN TANGGAL D/K URAIAN Pokok Hibah SALDO

2004 01 Nop D 1.000.000 1.000.00002 Des K 120.000 100.000 20.000 900.000

2005 04 Jan K 118.000 100.000 18.000 800.00001 Feb K 116.000 100.000 16.000 700.00007 Mar K 114.000 100.000 14.000 600.00004 Apr K 112.000 100.000 12.000 500.00007 Mei K 110.000 100.000 10.000 400.00002 Jun K 108.000 100.000 8.000 300.00004 Jul K 106.000 100.000 6.000 200.00005 Agust K 104.000 100.000 4.000 100.00006 Sept K 100.000 100.000 0 0

Jumlah 1.108.000 1.000.000 108.000 0

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

46

3. Nomor akad : 019/KRC/ VI/ 04

Nama : MARYANTO

Alamat : Gg. Cendrawasih 207 Bintoro Demak

Hibah Kredit : 1,25%

Tanggal Kredit : Desember 2004

Jatuh Waktu : 10 Bulan

Jatuh Tempo : 01 September 2005

ANGSURAN TANGGAL D/K URAIAN Pokok Hibah SALDO

1 Desember 2004 D 10.000.000 10.000.000 1 Januari 2005 K 1.125.000 1.000.000 125.000 9.000.0001 Februari 2005 K 1.112.500 1.000.000 112.000 8.000.0001 Maret 2005 K 1.100.000 1.000.000 100.000 7.000.0001 April 2005 K 1.087.500 1.000.000 87.500 6.000.0001 Mei 2005 K 1.075.000 1.000.000 75.000 5.000.0001 Juni 2005 K 1.062.500 1.000.000 62.500 4.000.0001 Juli 2005 K 1.050.000 1.000.000 50.000 3.000.0001 Agustus 2005 K 1.037.500 1.000.000 37.500 2.000.0001 September 2005 K 1.025.000 1.000.000 25.000 1.000.0001 Oktober 2005 K 1.012.500 1.000.000 12.500 0

Jumlah 10.687.000 10.000.000 687.000 0

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

47

BAB IV

ANALISIS KONSEPTUAL DAN PELAKSANAAN

KREDIT NAZAR HIBAH

DI USP KOPONTREN AT-TASLIM DEMAK

A. ANALISIS KONSEPTUAL KREDIT NAZAR HIBAH

Nazar hibah adalah kalimat majemuk, dimana makna sesungguhnya berarti

bernazar memberi hibah, maka tendensi dari kalimat ini adalah pemberian

hibah. Memberi hibah yang di-nazari.

Segolongan ulama para guru-guru kita berselisih pendapat mengenai

sahnya nazar penghutang memberikan harta tertentu kepada pemberi hutang

selama hutang masih ada di bawah tanggungannya. Sebagian ada yang

mengatakan sah dan sebagian lagi mengatakan tidak. Dikatakan sah karena

hibah dianggap sebagai ibadah dan dikatakan tidak sah karena dianggap

sebagai jembatan menuju riba.

Di dalam Fathul Mu’in dijelaskan:

Artinya: “Sebagian mereka berkata : Nazar tidak sah, sebab dari segi yang khusus ini, pemberian harta bukan sebagai ibadah tetapi justru penazar menggunakannya sebagai jembatan ke arah Riba Nasiah”.68

68 Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibariy, Fathul Mu’in Terjamah, jilid 2,

Kudus: PT Menara, 1979, hal. 156

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

48

Sebagian yang lain berkata: nazar tetap sah, sebab sebagai imbalan atas terjadinya kenikmatan berupa keuntungan hutang jika diperdagangkan, atau imbalan atas tersingkirkannya bencana penagihan jika ternyata hutang tersebut masih perlu diperpanjang dalam tanggungannya lantaran tengah kemelaratan atau untuk nafkah, dan juga adanya kesunahan bagi penghutang menambah jumlah pengembaliannya berarti kalau penambahannya ditetapkan dengan nazar maka wajib bukan sunnah lagi maka kalau begitu berarti imbalan jasa bukan jembatan riba, sebab riba terjadi hanya pada akad misalnya jual beli.69 Mengenai kebolehan memberi nilai lebih pada hutang juga diterangkan

dalam kitab Fathul Mu’in:

Jaiz bagi muqridl menerima kemanfaatan yang diberikan kepadanya oleh muqtaridl tanpa atas disyaratkannya sewaktu akad, misalnya kelebihan ukuran atau mutu barang pengembalian lebih bagus dari pada yang dihutangkan. Bahkan melebihkan pengembalian hutang adalah disunnahkan bagi muqtaridl, karena berdasarkan sabda Nabi SAW: sesungguhnya yang paling baik diantara kalian adalah yang paling bagus dalam membayar hutang.70 Menurut penulis Nazar Hibah bisa menjadi metode alternatif bagi mereka

yang kekurangan dana. Terlebih bagi mereka yang menggunakan dananya

tidak untuk usaha/tidak produktif, mengingat mereka hanya meminjam dalam

jangka waktu yang singkat, misal hanya pinjam 3 hari saja, mana mungkin

dalam jangka waktu 3 hari saja bisa menghasilkan keuntungan.

Munculnya konsep nazar hibah bukan tanpa proses, nazar hibah hadir di

saat masyarakat terlilit oleh banyaknya rentenir yang hanya menguntungkan

pihak rentenir saja, sedang pihak peminjam menjadi pihak yang sangat

69 Ibid. hal. 157. 70 Ibid, hal. 213.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

49

dirugikan karena hutangnya terus dan terus bertambah, serta kesadaran

masyarakat sendiri untuk membayar hutang juga lemah.

Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah ketika peminjam itu hutang

kepada rentenir dimana uang yang mereka pinjam setiap bulan akan

“nganaki” (red. jawa) atau berbunga (istilah perbankan), peminjam akan

berusaha untuk cepat-cepat melunasi tapi ketika peminjam hutang kepada

orang yang tidak memberi bunga/nganaki maka mereka membayarnya malas

dan kalau ditagih selalu menghindar atau mengatakan belum memiliki uang,

ini bisa berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bisa juga bertahun-tahun

tidak dibayar. Peminjam menganggap hutang kepada orang yang tanpa

memberi bunga itu orientasinya adalah Lillahita’ala, maka membayarnya juga

Lillahita’ala. Tentu saja ini sangatlah tidak fair mengingat hutang itu harus

dibayar, tidak boleh kita seenaknya, dalam hal ini penghutang sangat

dirugikan. Maka hadir sebuah metode kredit nazar hibah yang tidak merugikan

salah satu pihak saja.

Konsep nazar hibah memang tidak ada dalam Al Qur’an, konsep ini berasal

dari konsep konvensional yang dipadu dengan fiqh (Syari’ah Islam), tetapi

setelah USP At-Taslim melakukan uji coba, konsep nazar hibah ternyata

diterima di masyarakat dan bisa berjalan hingga sekarang. Hal ini terbukti

dengan antusiasme masyarakat melakukan transaksi kredit nazar hibah di USP

Kopontren At-Taslim.

Penulis mendukung adanya ijtihad maupun ide-ide baru inovatif yang

dilakukan oleh USP Kopontren At-Taslim Demak, dengan memunculkan

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

50

metode kredit nazar hibah dimana metode ini hadir sebagai metode alternatif

ke tengah-tengah masyarakat yang dapat berjalan dan diterima oleh

masyarakat.

Nazar hibah muncul ke tengah-ketengah masyarakat sebagai metode

alternatif yang memberikan manfaat bagi masyarakat, kalau memang sudah

terbukti dan bisa berjalan serta dapat diterima masyarakat why not. Dan nazar

hibah adalah solusi disaat orang sama khilaf tentang bunga bank.71

Hibah yang ditetapkan adalah 2 %, menurut penulis penetapan hibah ini

sudah dilakukan secara adil, karena penetapan hibah di lakukan secara

bersama-sama pada saat RAT, 2 % ini pada hakekatnya adalah 1% sebab 1%

untuk administrasi bisa kembali lagi di SHU.

Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam sistem perekonomian Islam

adalah akad atau perjanjian. Akad ini menjadi bagian penentu setiap transaksi

ekonomi. Oleh karenanya, akad harus dibuat oleh kedua belah pihak yang

bertransaksi. Karena dengan akad, transaksi itu menjadi sah atau tidak sah.72

Beberapa prinsip dasar yang harus terpenuhi dalam pembuatan akad yaitu:

1. Suka sama suka, akad harus dibuat atas dasar ridha kedua belah pihak

yang bertransaksi, karenanya tidak boleh ada paksaan. Sebagaimana

firman Allah SWT QS. An Nisa: 29

تقتلوا أنفسكم إن الله آانال تأآلوا أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون تجارة عن تراض منكم وال بكم رحيما

71 Wawancara dengan Abidin Noor selaku Kabid Penggalangan Dana di kantor USP

KOPONTREN At-Taslim Demak. Tanggal 2 Januari 2006. 72 Muhammad Ridwan, MANAJEMEN Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII

Press, 2004, hlm. 86.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

51

Artinya; “ …janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan

jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”.73

Dari hasil observasi dan wawancara penulis diketahui bahwa

penghutang tidak merasa dipaksa memberikan hibah kepada USP, hibah

yang ditetapkan juga tidak terlalu berat, hibah yang mereka berikan

mereka anggap sebagai wujud ungkapan terima kasih kepada USP yang

telah membantu mereka mengatasi kesulitan keuangan yang dihadapi.

Sebagaimana penuturan Bapak Sumanto yang telah melakukan

transaksi kredit nazar hibah sebesar Rp. 1.000.000; di USP KOPONTREN

At-Taslim Demak. Hibah disini lebih murah dan ringan, pembayarannya

juga lebih fleksibel. Kalau belum punya uang bisa mengangsur pokoknya

saja atau hibahnya saja sedangkan kekurangan pokok angsuran atau hibah

yang belum dibayar bisa dibayarkan pada bulan berikutnya dengan tidak

ada penambahan apapun lagi, yang terpenting utang harus dibayar.74

2. Tidak boleh menzalimi, prinsip ini menegaskan adanya kesetaraan posisi

sebelum terjadinya akad. Seseorang tidak boleh merasa dizalimi karena

kedudukannya yang karenanya terpaksa melepaskan hak miliknya.

Sebagaimana firman Allah SWT QS. Al-Baqarah: 278

وال تظلمون ال تظلمون

Artinya: “ ….dan janganlah kamu menzalimi atau dizalimi”.75

73 Depag RI. AlQuran dan Terjemahnya, hlm. 122 74 Wawancara dengan Bp Sumanto selaku nasabah di USP Kopontren At-Taslim Demak,

tanggal 2 Januari 2006 75 Depag. Ibid, RI, hlm. 69

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

52

Dalam akad kredit nazar hibah tidak ada satupun yang menzalimi atau

dizalimi, hal ini diamini oleh Uli Wafi yang telah melakukan transaksi di USP

KOPONTREN At-Taslim sebesar Rp. 1.000.000; saya rela memberi hibah

karena saya telah dibantu oleh pihak KOPONTREN, bahkan saya diberi

keringanan dengan hanya membayar hibahnya saja dulu ketika saya belum

memiliki cukup uang, demikian ungkap Uli Wafi.76

3. Keterbukaan/transparansi, prinsip ini menegaskan pentingnya pengetahuan

yang sama antar pihak yang bertransaksi terhadap obyek kerjasama.

Firman Allah SWT QS. An-Nisa: 5

قوال وقولوا لهم وال تؤتوا السفهاء أموالكم التي جعل الله لكم قياما وارزقوهم فيها واآسوهم معروفا

Artinya: “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya , harta (orang yang dalam kekuasaanmu), yang dijadikan Allah pokok penghidupanmu, berilah mereka belanja”.77

Prinsip keterbukaan dijalankan oleh USP KOPONTREN, buktinya

adalah setiap satu tahun sekali, USP melakukan RAT, dan antusiasme para

anggota cukup besar dengan menghadiri RAT ini. Hal ini diungkapkan

oleh Abidin Noor selaku Kabid. Penggalangan Dana.78

76Wawancara dengan Uli Wafi selaku nasabah di Jl Bango Demak, tanggal 2 Januari

2006. 77 Depag RI, AlQuran dan Terjemahnya, hlm.115 78 Wawancara dengan Abidin Noor selaku Kabid Penggalangan Dana, di USP kopontren

At-Taslim Demak, Tanggal 2 Januari 2005.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

53

4. Penulisan, prinsip menegaskan pentingnya dokumentasi yang

ditandatangani dan disaksikan oleh para pihak yang bekerjasama.

Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah: 282

آاتب بالعدل يا أيها الذين آمنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسمى فاآتبوه وليكتب بينكم

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah

kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara

kamu menuliskannya dengan benar”.79

Penulisan akad kredit nazar hibah dilakukan diatas kertas bermaterai

yang ditandatangani oleh para pihak, dan telah memiliki kekuatan hukum.

Ada tiga macam akad yang diterapkan di USP Kopontren At-Taslim

Demak yaitu: Akad Kredit, Akad Nadzar Rekening Biasa, Akad Nadzar

Rekening Koran.80

Berikut contoh akad kredit dan akad nazar yang diterapkan oleh USP

KOPONTREN At-Taslim.

a. Akad Nazar hibah Komersial biasa

Yang bertanda tangan dibawah ini: 1. Nama : Hamam Nashiruddin

Alamat : Kel. Betokan RT/RW02/04Betokan Demak Pekerjaan : Pengajar/Guru No. Identitas diri : 0443/02182/111017 Nama Ahli Waris : Suwarno Alamat : Kel. Betokan RT/RW02/04Betokan Demak Pekerjaan : Wirswasta Hubungan Keluarga : Kakak

79 Depag, Al Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 70 80Brosur USPKopontren At-Taslim Demak.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

54

Selanjutnya disebut pihak I (Pertama): 2. Nama : USP Kopontren At-Taslim Demak

Alamat : Jl. Kalijajar No. 9 Demak Selanjutnya disebut pihak II (Kedua):

Dengan ini menyatakan bahwa pihak I (pertama telah menerima plafond Kredit dari pihak II(Kedua) sebesar Rp 1.000.000;(Satu Juta Rupiah) untuk jangka waktu 10 bulan dengan perjanjian sebagai berikut: 1. Pihak I (Pertama) menyerahkan BORG/Rohn/Jaminan berupa BPKB

Yang dinilai sebesar Rp 2.500.000;Pihak I (Pertama) merelakan barang yang dijadikan jaminan untuk dijual oleh pihak yang kedua apabila kreditnya sudah jatuh tempo dan tidak mampu melunasinya.

2. Di dalam melaksanakan penjualan barang jaminan pihak II (kedua) telah terlebih dahulu memberitahukan kepada pihak I (Pertama) akan hal tersebut.

3. Penjualan barang jaminan tersebut diatas baru bisa dilaksanakan setelah pihak I(pertama) kreditnya sudah jatuh tempo dan diberi kelonggaran maksimal 2 bulan.

4. Apabila penjualan barang jaminan kredit melebihi saldo pokok kredit plus kewajiban membayar hibah, maka kelebihannya akan dikembalikan pada pihak I (Pertama).

5. Semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka penjualan jaminan kredit ditanggung sepenuhnya oleh pihak I(pertama).

6. Apabila pihak I (pertama) tidak mampu melunasi kreditnya akibat meninggal dunia, maka tanggung jawab pelunasan kredit dibebankan kepada ahli waris pihak I (Pertama) yang sudah ditunjuk.

7. Apabila terjadi perselisihan dalam perjanjian akibat akad kredit ini, pihak I (Pertama) maupun pihak II (Kedua) sepakat untuk diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan sebelum ditentukan melalui jalur hukum.

8. Pihak I (Pertama) dengan keikhlasan hati menyatakan tunduk dan patuh pada ketentuan yang berlaku dan yang akan berlaku di Unit Simpan Pinjam (USP) Kopontren At-Taslim Demak.

Kemudian setelah diisi semua ditanda tangani oleh para pihak berikut daftar para pihak yang menandatangani surat perjanjian; 1. Pihak pertama, berisi;

a. Nama terang b. Tanda tangan c. Materai sebesar Rp. 6.000;

2. Pihak kedua, berisi; a. Nama terang b. Tanda tangan

3. Pembina Kopontren At-Taslim Demak 4. Para saksi terdiri dari dua orang

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

55

5. Keterangan

b. Akad Nazar hibah Rekening Koran (RC)

1. Nama : Uly Wafi 2. Alamat : Desa Bango RT/RW 02/01 Bango Demak 3. Pekerjaan : Wiraswasta 4. No. Identitas diri : 0190/00782/112002 5. Nama Ahli Waris : M. Arifin 6. Alamat : Desa Bango RT/RW 02/01 Bango Demak 7. Pekerjaan : Pedagang 8. Hubungan keluarga: Kakak

Selanjutnya disebut pihak I (Pertama):

1. Nama : USP KOPontren At-Taslim Demak 2. Alamat : Jl. Kalijajar No. 9 Demak

Selanjutnya disebut pihak II (Kedua): Dengan ini Pihak I (Pertama) bernadzar: a. Jika saya (pihak I)mendapat plafond Kredit sebesar Rp 1.000.000;

dari Pihak II (Kedua), maka saya memberikan hibah sebesar Rp 1,25% dari saldo akhir bulan kredit, yang akan saya berikan pada saat membayar angsuran kredit (angsuran pokok) setiap bulan kredit.

b. Kredit saya perhitungkan berdasarkan tanggal dan bulan Nasional (Masehi).

c. Jika pembayaran angsuran kredit saya laksanakan sebelum akhir bulan kredit, maka akan tetap memberikan hibah pada waktu seharusnya mengangsur, maka akumulasi akan saya berikan pada saat pembayaran angsuran kredit (angsuran pokok) berikutnya.

d. Saya akan melunasi kredit yang saya terima dari pihak II(kedua) dalam Jangka waktu maksimal 10 bulan (jatuh tempo tanggal:5 bulan Juli tahun 2005).

Kemudian setelah diisi semua ditanda tangani oleh para pihak berikut daftar para pihak yang menandatangani surat perjanjian; 1. Pihak pertama, berisi;

a. Nama terang b. Tanda tangan c. Materai sebesar Rp. 6.000;

2. Pihak kedua, berisi; a. Nama terang b. Tanda tangan

3. Pembina Kopontren At-Taslim Demak 4. Para saksi terdiri dari dua orang 5. Keterangan

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

56

Meskipun dalam konsep terdapat predetermined, namun prosentase yang

ditetapkan telah melalui kesepakatan bersama pada waktu RAT.

B. Analisis Pelaksanaan Kredit Nazar Hibah

USP KOPONTREN At-Taslim memiliki dua model pinjaman yakni;

1. Kredit Komersial Biasa

2. Kredit RC

Di dalam kredit komersial biasa hibah yang harus di berikan adalah 2%

seperti yang tertera di dalam Tabel 1 bab IV.

ANGSURAN TANGGAL D/K URAIAN Pokok Hibah SALDO

2004 5 Januari D 1.000.000 1.000.0005 Februari K 120.000 100.000 20.000 900.0005 Maret K 118.000 100.000 18.000 800.0005 April K 116.000 100.000 16.000 700.0005 Mei K 114.000 100.000 14.000 600.0005 Juni K 112.000 100.000 12.000 500.0005 Juli K 110.000 100.000 10.000 400.0005 Agustus K 108.000 100.000 8.000 300.0005 September K 106.000 100.000 6.000 200.0005 Oktober K 104.000 100.000 4.000 100.0005 November K 102.000 100.000 2.000 0

Jumlah 1.110.000 1.000.000 110.000 0

Hibah 2% ini adalah merupakan kesepakatan pada saat RAT, dan 2% ini

sebenarnya adalah 1% karena 1% akan kembali lagi kepada anggota berupa

SHU yang dibagikan pada waktu tutup buku.

Untuk kredit RC hibahnya adalah 1,25% tetap seperti diterangkan dalam

tabel.2 bab III hibah 1,25% ini sangatlah murah, menurut Uli Wafi81; pada

81 Wawancara dengan Uli Wafi selaku nasabah dan anggota KOPONTREN At-Taslim di

rumahnya Jl. Bango Demak. Tanggal 2 Januari 2006.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

57

kredit RC peminjam diperbolehkan hanya mengangsur hibahnya saja

sedangkan pokoknya bisa diangsur di lain waktu, hal ini tidak akan menambah

hibah untuk angsuran selanjutnya. Berikut tabel 2 bab III.

Tabel. 2

ANGSURAN TANGGAL D/K URAIAN Pokok Hibah SALDO

5 Oktober 2004 D 1.000.000 1.000.0005 Nopember 2004 K 112.500 100.000 12.500 900.0005 Desember 2004 K 111.250 100.000 11.250 800.0005 Januari 2005 K 110.000 100.000 10.000 700.0005 Februari 2005 K 108.750 100.000 8.750 600.0005 Maret 2005 K 7.500 600.0005 April 2005 K 105.000 200.000 5.000 400.0005 Mei 2005 K 103.750 100.000 3.750 300.0005 Juni 2005 K 102.500 100.000 2.500 200.0005 Juli 2005 K 101.250 100.000 1.250 100.000

Jumlah 1.062.500 1.000.000 62.500 0

Dari hasil survey penulis ketahui bahwa pelaksanaan nazar hibah sudah

sesuai dengan konsep yang ditawarkan, tidak dilebihkan dan tidak dikurangi.

Kredit nazar hibah USP KOPONTREN At-Taslim mempunyai kelebihan

sen diri dibanding dengan pembiayaan/kredit yang ditawarkan oleh bank

maupun KSPS yang lain, dimana anggota diberi kesempatan menawar untuk

menentukan jangka waktu pengembalian dan jumlah angsuran yang akan

dibayarkan setiap bulan sesuai kemampuan pemohon yang telah disurvey oleh

petugas di USP KOPONTREN At-Taslim.

Tabel diatas menunjukkan bahwa nasabah lebih mendahulukan hibahnya

dibandingkan dengan hutangnya, padahal yang harus di bayar terlebih dahulu

adalah hutang karena membayar hutang itu hukumnya wajib. Memang ada

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

58

kelebihan dalam pengembalian hutang, namun kelebihan ini dianggap sebagai

ungkapan terima kasih karena kelebihan ini sangat ringan dibanding dengan

yang ada di bank/KSPS yang lain, menurut pengakuan Cak Asrofi82.

Dan pemohon tidak merasa memberikan kelebihan hutang itu sebagai

suatu keterpaksaan tetapi pemohon memberikan secara sukarela tambah Cak

Asrofi.

“Tidak pula termasuk dalam pengertian riba, jika seseorang yang memberikan kepada orang lain harta (uang) untuk diinvestasikan sambil menetapkan baginya dari hasil usaha tersebut kadar tertentu. Karena transaksi ini menguntungkan bagi pengelola dan bagi pemilik harta, sedangkan riba yang diharamkan merugikan salah seorang tanpa satu dosa (sebab) kecuali keterpaksaannya, serta menguntungkan pihak lain tanpa usaha kecuali penganiayaan dan kelobaan. Dengan demikian, tidak mungkin ketetapan hukumnya menjadi sama dalam pandangan keadilan Tuhan dan tidak pula kemudian dalam pandangan seorang yang berakal atau berlaku adil.”83

Penulis akan mencoba membandingkannya dengan contoh perhitungan

produk pembiayaan dari BMT yang penulis ketahui. Misalnya: seorang nasabah

meminjam uang sebesar Rp. 5.000.000; berikut perhitungannya; 86

Pokok = 5.000.000 = 416.700; 12 bulan Cadangan Resiko (biaya/insentif) = 5.000.000 x 1% = 50.000;

Bagi Hasil = 5.000.0000 x 2.5% =125.000;

82Wawancara dengan Cak Asrofi selaku nasabah dan anggota KOPONTREN At-TASlim

Demak di Pon.Pes At-Taslim Jl. Kalijajar No.9 Demak.Tanggal 2 Januari 2006. 83 Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar, Dar Al-Manar, Mesir, 1376 H, Jilid III,

hlm. 113. 86 Wawancara dengan Yuni, teller BMT, tanggal 20 Oktober 2004.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

59

Tanggal D/K URAIAN POKOK CR BAGI HASIL SALDO

5 Oktober 2003 D 5.000.000 5.000.000 5 Nopember K 591.700 416.700 50.000 125.000 4.583.300 5 Desember K 581.282 416.700 50.000 114.582 4.166.600

2004 5 Januari K 570.865 416.700 50.000 104.165 3.749.900 5 Februari K 560.447 416.700 50.000 93.747 3.333.200 5 Maret K 550.038 416.700 50.000 83.330 2.916.500 5 april K 539.612 416.700 50.000 72.912 2.499.800 5 Mei K 529.195 416.700 50.000 62.495 2.083.100 5 Juni K 518.777 416.700 50.000 52.077 1.666.400 5 Juli K 508.360 416.700 50.000 41.660 1.249.700 5 Agustus K 497.942 416.700 50.000 31.242 833.000 5 September K 487.525 416.700 50.000 20.825 416.300 5 Oktober K 477.107 416.700 50.000 10.407 0 Total 6.287.967 5.000.400 600.000 687.567 0 Nazar hibah terlihat lebih ringan dan tidak memberatkan nasabah

dibandingkan dengan metode mudharobah. Menurut penulis nazar hibah

adalah suatu ide inovatif, yang hadir disaat orang-orang sama khilaf tentang

bunga bank dan diharapkan kredit nazar hibah bisa menjadi solusi alternatif

yang muncul selain metode bagi hasil yang sekarang ini sedang menjamur.

Dan penulis sangat mendukung adanya ide-ide baru yang inovatif, bisa

berjalan dan diterima oleh masyarakat.

Di dalam prinsip ekonomi Islam bahwa mengambil bunga dari utang

piutang tidak dibolehkan karena adanya larangan riba. Maka hilat atau fiksi

hukum yang dilakukan ialah dengan cara dimana orang yang berhutang

memberi hibah kepada USP Kopontren At-taslim (yang memberi hutang), dan

hibah yang diberikan menggunakan cara nazar.

Definisi fiksi hukum (hilat) = fiksi atas dasar sistem yang berlaku atas perkara tertentu, dan dipergunakannya buat hal baru dengan maksud untuk menetapkan kebenaran atau untuk menghilangkan kesamaran ataupun

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

60

untuk memudahkan karena dorongan kepentingan yang mendesak. Fiksi seperti ini tidak merusak kemaslahatan syari’at dan oleh sebab itu tentunya tidak ada mazhab atau mazhab-mazhab fiqh yang melarangnya. 84

Nazar hibah ini lebih mengarah kepada hilat/fiksi hukum, hilat ini

digunakan oleh Kopontren untuk mendapatkan suatu hak dan menolak

kelaliman, hak USP adalah menerima pembayaran hutang dari orang yang

berhutang dan mendapatkan balas jasa berupa hibah.

Nazar hibah ini dilakukan agar masyarakat memiliki rasa tanggung jawab

dan terikat untuk membayar hutangnya, nazar hibah dilakukan demi

kemashlahatan umat, lebih kepada menolak kerusakan dan mendahulukan

kebaikan. Di dalam fara idul bahiyyah disebut :

Artinya:” Menolak kerusakan itu didahulukan daripada menarik kebaikan.”85

84 Dr. Sobhi Mahmassani (alih bahasa Ahmad Sudjono, SH), Filsafat Hukum Islam: PT

Al Ma’rif, Bandung, 1976, hlm. 238 85 Drs. Adib Bisri, Terjamah Al-faraidul Bahiyyah: Menara Kudus, Kudus, 1977, hlm. 24

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

61

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari uraian pembahasan “Studi analisis terhadap Penerapan Kredit

dengan Metode Nazar Hibah di USP Kopontren At-Taslim Demak”, dapat

penulis simpulkan bahwa;

1. Dalam penerapan kredit nazar hibah penulis mengetahui bahwa besarnya

prosentase hibah ditentukan bersama dalam RAT. Hal ini membuktikan

bahwa tambahan yang diberikan atas prakarsa peminjam yang besarnya

disepakati pada saat RAT, praktek kredit nazar hibah yang dilakukan telah

sesuai dengan konsep yang ada. Yakni untuk kredit komersial biasa

hibahnya sebesar 2% dan untuk kredit rekening koran sebesar 1.25%.

2. Konsep metode nazar hibah memang belum ada dalam Al-Qur’an, tetapi

nazar itu sendiri sudah ada dalam Al-Quran dan hadis sedangkan hibah

telah ada juga di dalam fiqh, adapun nazar hibah yang ditawarkan

memang sebuah produk yang kreatif dan inovatif.

Nazar hibah lebih mengarah kepada “dar u al mafasit muqoddimun ‘ala

jalbi al masolih”, menolak kerusakan dan menarik kebaikan. Dengan

adanya nazar hibah masyarakat diharapkan dapat terikat dan memiliki rasa

tanggung jawab untuk membayar hutangnya.

3. Pada dasarnya penulis mendukung suatu ide-ide yang kreatif dan inovatif,

tentunya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai Islami dalam perilaku

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

62

bisnis kalaupun USP hadir dengan hilat nazar hibahnya harus kita lihat

dulu dari berbagai lini, bukan hanya men-judgment sesuatu atas dasar

emosi sesaat.

Nazar hibah ini lebih mengarah kepada hilat/fiksi hukum, hilat ini

digunakan oleh Kopontren untuk mendapatkan suatu hak dan menolak

kelaliman, hak USP adalah menerima pembayaran hutang dari orang yang

berhutang dan mendapatkan balas jasa berupa hibah.

Dimana kita ketahui bersama bahwa lembaga keuangan seperti Unit

Simpan Pinjam hanyalah berperan sebagai intermediaris, lembaga

keuangan ini mendapatkan pendapatannya dari hibah yang diberikan oleh

nasabah peminjam.

Unit Simpan Pinjam hadir sebagai suatu lembaga keuangan yang

dibutuhkan oleh masyarakat bahkan tidak mungkin dapat menjadi faktor

yang menentukan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

63

B. Saran-saran

Saran-saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan konsep dan

pelaksanaan nazar hibah pada khususnya dan Kopontren At-Taslim pada

umumnya ialah;

1. Kepada Kopontren At-Taslim sebagai Koperasi yang telah berbadan

hukum dan telah memiliki unit-unit usaha, yang salah satu unit usahanya

adalah USP ini, diharapkan USP yang masih bernaung dibawah Badan

Hukum Koperasi bisa memiliki Badan Hukum sendiri dan menjadi Badan

Hukum Syari’ah, mengganti sebutan untuk transaksi yang dilakukan

misalnya: kredit diubah menjadi pinjaman, Hal ini tidak lain dan tidak

bukan untuk lebih membuat masyarakat lebih mantap melakukan berbagai

transaksi, agar benar-benar bersumber pada nilai-nilai Islam bukan hanya

secara praktis, namun juga teoritis.

2. Kepada USP untuk menambah hal-hal kurang dari produk pinjaman nazar

hibah juga menambah produk-produk pinjamannya, khususnya produk

kredit dengan metode nazar hibah dan menambah produknya dengan yang

telah ada sekarang yaitu; Mudharabah, Murabahah, Bai’u bitsamin ajil.

3. Kepada USP sebisa mungkin memberikan kredit RC bukan hanya kepada

orang-orang yang melalui rekomendasi penasehat Kopontren At-Taslim

saja, tetapi bisa memberikan kredit RC kepada masyarakat lain yang

benar-benar membutuhkan dana dan dianggap mampu untuk membayar

kembali dengan tanpa rekomendasi penasehat Kopontren.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

64

4. Kepada masyarakat yang telah di beri kepercayaan oleh USP mohon

kejujurannya, karena hutang itu hukumnya wajib dibayar.

C. Penutup

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, berakhirnya penyusunan

skripsi ini bukanlah akhir dari sebuah perjuangan justru perjuangan baru

dimulai. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan, tentunya kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini.

Dan penulis sadar sepenuhnya bahwa kesempurnaan yang sebenarnya

adalah hanya milik Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

65

DAFTAR PUSTAKA Abdullah bin Nuh dan Oemar Bakry, Kamus (Arab, Indonesia, Inggris),

Jakarta: PT.Mutiara Sumber Widya, cet. ke-4, 1974 Al-Anshori, Abi Yahya Zakariyah, Fath Al-Wahab, Semarang: Toha

Putra, Juz I, t.th. Al-Malibariy, Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz, Fathul Mu’in Terjamah,

jilid 2, Kudus: PT Menara, 1979 Al-Zarqa, Mustafa Ahmad, Al-Madkhal Al Fiqh Al’amm, Beirut: Dar Al-

Fikr, juz. I Ash Shidieqy, Teungku Muhammad Hasbie, Pengantar Ilmu Fiqh, cet.2,

Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1997 -----------------------------------------------------, Pengantar Fiqh Muamalah,

Jakarta: Bulan Bintang, 1974 Bisri, Adib, Drs., Terjamah Al-faraidul Bahiyyah: Menara Kudus, Kudus,

1977

Bulughul Maram, Toha Putra,T.th Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, Bumi Aksara, Cet

ke-3, 2001 Dahlan, Abdul Azis (et. al.), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar

Baru van Hoeve, 1996 Depag RI, Ilmu Fiqh, 1982 Depag. RI, Al-Quran dan terjemahnya Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1993, Drs. H. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, S.H., Hukum

Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika Offset, cet. ke-2 Farihi, Hamid M.A, Problematika Hukum Islam, Cet.3, Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2004

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

66

Hasan, M. Ali, Berbagai macam transaksi dalam Islam, cet.1,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003

Hughes, Thomas Patrick, Dictionary Of Islam (Being A Cyclopedia of the doctrines, Rites, Ceremonies, and Custom, together with the technical and theological terms, of Muhammadan Religion), India,: Cosmo Publications, 1982

Khallaf, Prof. Dr. Abdul Wahhab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Jakarta:

Raja Grafindo Persada , 1994 Mahmassani, Dr. Sobhi (alih bahasa Ahmad Sudjono, SH), Filsafat

Hukum Islam: PT Al Ma’rif, Bandung, 1976 Mannan, Muhammad Abdul, Teori dan Praktek Ekonomi Islam

(Terjemahan M. Nastangin) Yogyakarta, Dana bakti Wakaf, 1993 Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Sosial, Yogya: UGM University, cet

ke-9, 2000

--------------------, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993

Poerwadarminta, W.J.S., KAMUS UMUM BAHASA INDONESIA, Jakarta: Balai Pustaka, 1999

Ridwan, Muhammad, MANAJEMEN Baitul Maal Wa Tamwil (BMT),

Yogyakarta: UII Press, 2004 Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam, Jakarta: At-thohiriyyah, 1990, cet XIII Sabiq, Al-Sayyid, Fiqh al-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, cet. Ke-4, 1983, juz 3 -------------------, Fikih Sunnah terjemah, jilid 12, Bandung: PT Al Ma’arif,

1987 ---------------, Fikih Sunnah terjemah, jilid 14, Bandung: PT Al Ma’arif,

1988 Shihab, M. Quraish , Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2004

Surachmad, Winarno, Dasar dan Tehnik Research, Bandung: Tarsito, tth.,

1986 Syafe’i, Rachmat, DR. H. M.A, AL-HADIS (Aqidah, Akhlaq, Sosial, dan

hukum), Bandung: Pustaka Setia, 2000

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/19/jtptiain-gdl-s1... · Perbankan nomor 10 tahun 1998. 1 ... termasuk riba2. Dalam sebuah hadist

67

Takyuddin, Imam, Kifayatul Ahyar, Bandung: PT Al-Ma’rif, tth, Juz I Wawancara dengan Manajer USP Noor Sa’id, di kantor USP Wawancara dengan Muhammad Nurul Huda, MA, Pengasuh Pon.Pes At-

Taslim Demak, 23 November 2005, di rumah Beliau.

Wawancara dengan nasabah Uli Wafi di rumahnya Jl. Bango Demak Wawancara dengan Sumanto selaku nasabah di USP Kopontren At-Taslim

Demak, tanggal 2 Januari 2006 Wawancara dengan Abidin Noor selaku Kabid Penggalangan dana, di USP

kopontren At-Taslim Demak, Tanggal 2 Januari 2005. Wawancara dengan Cak Asrofi selaku nasabah dan anggota

KOPONTREN At-TASlim Demak di Pon.Pes At-Taslim Jl. Kalijajar No.9 Demak.Tanggal 2 Januari 2006.

Yunus, Muhammad, Kamus Arab Indonesia, Bandung: PT. Al-Ma’arif, t.th.