BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF filemeliputi mata pelajaran fisika, bumi antariksa,...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · PDF filemeliputi mata pelajaran fisika, bumi antariksa,...
Modul Gerak Lurus 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga Sains bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs,
meliputi mata pelajaran fisika, bumi antariksa, biologi, dan kimia yang
sebenarnya sangat berperan dalam membantu anak untuk memahami
fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah,
yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode
ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistematis, universal, dan tentatif.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah
alam dan segala isinya.
Di jelaskan dalam standar isi, mata pelajaran fisika bertujuan agar
siswa kemampuan sebagai berikut : membentuk sikap positif terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif,
terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerja sama dengan oranag lain,
mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan
Modul Gerak Lurus 2
data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis,
mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika serta mempunyai
keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SMP/MTs merupakan kelanjutan
bahan kajian IPA SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
2. Materi dan Sifatnya
3. Energi dan Perubahannya
4. Bumi dan Alam Semesta
B. Deskripsi Singkat
Secara sederhana sains dapat didefinisikan pengetahuan yang
diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan
deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang
dapat dipercaya.
Penyusunan bahan ajar ini disusun dengan penyajian materi dan
bahasa yang sederhana agar peserta didik dan guru madrasah mudah
memahami kontek yang diberikan serta menguasai kompetensi yang
diharapkan secara mandiri dalam rangka menyempurnakan proses
pembelajaran.
Pembahasan dalam modul ini berkaitan dengan mata diklat tentang
Kinematika Gerak Lurus yang meliputi : Gerak Lurus Beraturan (GLB),
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), dan contoh-contoh Gerak Lurur
Beraturan serta Gerak Lurus Berubah Beraturan dalam kehidupan sehari-
hari.
Modul Gerak Lurus 3
C. Manfaat Modul bagi Peserta
Modul ini diharapkan untuk membantu peserta menguasai dan
mengembangkan indikator pencapaian berdasarkan contoh pengembangan
yang sudah ada, menguasai materi kinematika gerak lurus dan dapat
mengembangkan, menerapkan dan mentranfer ilmu kepada siswa,
khususnya konsep-konsep GLB dan GLBB yang menyenangkan dalam
kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
2. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
3. Indikator Keberhasilan
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta mampu:
a) Membedakan pengertian jarak dan perpindahan.
b) Menemukan ciri Gerak Lurus Beraturan (GLB).
c) Menuliskan pengertian tiga persamaan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB).
d) Mengaplikasikan Gerak benda jatuh bebas dan gerak vertikal
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Materi Pokok
1. Jarak dan perpindahan.
2. Gerak Lurus Beraturan (GLB).
3. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
4. Gerak benda jatuh bebas dan gerak vertikal.
Modul Gerak Lurus 4
Sub Materi Pokok
1.1 Menjelaskan pengertian gerak
1.2 Membedakan pengertian jarak dan perpindahan
1.3 Menghitung Kelajuan dan kecepatan rata-rata
2.1 Menjelaskan pengertian GLB.
2.2 Menjelaskan ciri GLB.
2.3 Mengamati GLB.
2.4 Menjelaskan pengertian kecepatan.
3.1 Menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan.
3.2 Menjelaskan pengertian percepatan.
3.3 Mengamati gerak lurus dipercepat beraturan.
3.4 Menyebutkan gerak lurus berubah beraturan yang biasa ditemui
dalam kehidupan sehari-hari.
4.1 Menjelaskan persamaan benda jatuh bebas
4.2 Menjelaskan persamaan gerak vertikal keatas
4.3 Menjelaskan persamaan gerak vertikal kebawah
F. Petunjuk Belajar
Baca uraian materi pada tiap-tiap kegiatan dengan baik, kerjakan
semua latihan dan tugas-tugas yang terdapat dalam modul, catatlah bagian-
bagian yang belum saudara pahami, kemudian diskusikan dengan teman-
teman saudara, lakukan percobaan sesuai prosedur ilmiah, bila saudara
belum menguasai 70% dari tiap kegiatan, maka ulangi kembali langkah-
langkah diatas dengan seksama.
Modul Gerak Lurus 5
BAB II
GERAK
A. Pengertian Gerak
Coba kamu perhatikan benda-benda di sekitarmu! Adakah yang diam?
Adakah yang bergerak? Batu-batu di pinggir jalan diam terhadap jalan
kecuali jika ditendang oleh kaki maka benda tersebut akan bergerak,
rumah-rumah di sekitar kita diam terhadap pohon-pohon di sekelilingnya,
seseorang berlari pagi di taman, dikatakan orang tersebut bergerak terhadap
jalan, batu-batu, rumah-rumah, maupun pohon-pohon yang dilewatinya, dan
masih banyak lagi. Jadi apakah yang disebut gerak itu?
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami
perubahan kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan. Jadi, gerak
adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap titik acuan tertentu. Gerak
juga dapat dikatakan sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam
selang waktu tertentu.
Berbeda halnya dengan peristiwa berikut, orang berlari di mesin lari
pitnes (mesin kebugaran), anak yang bermain komputer dan lain
sebagainya. Apakah mereka mengalami perubahan posisi atau kedudukan
dalam selang waktu tertentu?
Kegiatan tersebut tidak mengalami perubahan posisi atau
kedudukan karena kerangka acuannya diam. Penempatan kerangka acuan
dalam peninjauan gerak merupakan hal yang sangat penting, mengingat gerak
dan diam itu mengandung pengertian yang relatif. Sebagai contoh, ada
seorang yang duduk di dalam kereta api yang sedang bergerak, dapat
dikatakan bahwa orang tersebut diam terhadap kursi yang didudukinya dan
terhadap kereta api tersebut, namun orang tersebut bergerak relatif terhadap
stasiun maupun terhadap pohon-pohon yang dilewatinya.
Indikator keberhasilan peserta mampu memahami pengertian gerak, jarak
dan perpindahan serta memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
B. Jarak dan Perpindahan
Jarak dan perpindahan mempunyai pengertian yang berbeda.
Misalkan kayla berjalan ke barat sejauh 4 km dari rumahnya, kemudian
3 km ke timur. Berarti Kayla sudah berjalan menempuh jarak 7 km dari
rumahnya, sedangkan perpindahannya sejauh 1 km (Gambar 1a).
Berbeda halnya dengan contoh berikut. Seorang siswa berlari
mengelilingi lapangan satu kali putaran. Berarti ia menempuh jarak sama
dengan keliling lapangan, tetapi tidak menempuh perpindahan karena ia
kembali ke titik semula (Gambar 1b).
Contoh lain, ada seorang pejalan kaki bergerak ke utara sejauh
4 km, kemudian berbelok ke timur sejauh 3 km, lalu berhenti. Berapa
jarak yang ditempuh siswa tersebut? Berapa pula perpindahannya?
Jarak yang ditempuh siswa tersebut berarti keseluruhan lintasan yang ditempuh
yaitu 3 km + 4 km = 7 km, sedangkan perpindahannya sepanjang garis putus-
putus pada gambar 1.c dapat dihitung dengan menggunkan rumus phytagoras
yaitu : A2 = B2 + C2 jadi 5254943 22 A
(a) (b) (c)
5 km
km
Awal
4 km
Modul Gerak Lu
C. Kecepa
Is
Kecepata
besaran
besaran
gerak be
satuan w
tiap satua
rus
tan dan Kelajuan
tilah kecepatan dan kelajuan dik
n termasuk besaran vektor, se
skalar. Besaran vektor memperhit
skalar hanya memiliki besar t
nda. Kecepatan merupakan per
aktu, sedangkan kelajuan didefinisi
n waktu. Secara matematis dapat di
tanSelang
PerpinKecepa
tanSelang
JarKecepa
Gambar 1. Lintasan
enal dalam perub
dangkan kelajuan
ungkan arah gerak
anpa memperhitun
pindahan yang dit
kan sebagai jarak ya
tulis sebagai beriku
)(det
)(
ikuWakt
meterndaha
)(det
)(
ikuWakt
meterak
yang Ditempuh Pejalan Kak
6
ahan gerak.
merupakan
, sedangkan
gkan arah
empuh tiap
ng ditempuh
t.
i
Modul Gerak Lurus 7
Kecepatan Rata-Rata dan Kelajuan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata a didefiniskan sebagai perpindahan yang
ditempuh terhadap waktu. Jika suatu benda bergerak sepanjang sumbu-x
dan posisinya dinyatakan dengan koordinat-x, secara matematis
persamaan kecepatan rata-rata dapat ditulis sebagai berikut.
t
xV
Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
t = x akhir = perpindahan
t = perubahan waktu (s)
Kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh tiap satuan waktu.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut
t
sV
Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s )
s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
Contoh :
1. Amel berlari ke timur sejauh 24 m selama 14 s lalu bebalik ke barat
sejauh 12 m dalam waktu 4 s.Hitunglah kelajuan rata-rata dan
kecepatan rata-rata amel !
Penyelesaian:
Kelajuan rata-rata
smvvtt
ssv /2;
414
1224;
21
21
Kecepatan rata-rata (anggap perpindahan ke timur bernilai positif,
ke barat negatif)
smtt
ss
t
sv /25,1;
8
10;
412
1424;;
21
21
Modul Gerak Lurus 8
D. Rangkuman
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami peerubahan
kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan jarak yang ditempuh
benda merupakan panjang seluruh lintasan yang dilewati. Perpindahan
adalah selisih kedudukan akhir dan kedudukan awal jarak merupakan
besaran skalar dan perpindahan termasuk besaran vektor
Kecepatan benda bergerak didepinisikan sebagai perpindahan yang
ditempuh terhadap satuan waktu. Kelajuan benda merupakan besarnya
kecepatan dan termasuk dalam besaran skalar
Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut
bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan dalam selang waktu
tertentu. Percepatan dalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
E. Latihan
1. Sebutkan Pengertian Gerak?
2. Jelaskan perbedaan jarak dan kelajuan?
3. Leo berlari dengan rute ACB, dari posisi A pada x1 = 2 m menuju ke
arah kanan dan sampai pada posisi x2 = 8 m di titik C, kemudian berbalik
ke posisi x3 = 7 m di titik B, jika waktu yang digunakan adalah 2 sekon,
berapakah kecepatan dan kelajuan rata-rata Leo?
Modul Gerak Lurus 9
BAB III
GERAK LURUS
A. Pengertian Gerak Lurus
Pernahkan kamu memperhatikan kereta api yang bergerak
diatas relnya? Apakah lintasannya berbelok-belok? Bahwasannya
lintasan kereta api adalah garis lurus, karena kereta apai bergerak pada
lintasan yang lurus, maka kereta api mengalami gerak lurus. Jika
masinis kereta api menjalankan kereta api dengan kelajuan yang sama,
kereta api akan menempuh jarak yang sama.
Benda yang bergerak dengan kecepatan tetap dikatakan
melakukan gerak lurus beraturan, jadi syarat benda bergerak lurus
beraturan apabila gerak benda menempuh lintasan lurus dan kelajuan
benda tidak berubah.
B. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan
yang lurus di mana pada setiap selang waktu yang sama, benda tersebut
menempuh jarak yang sama (gerak suatu benda pada lintasan yang
lurus dengan kelajuan tetap).
Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama
dalam selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, mobil yang melaju
menempuh jarak 2 meter dalam waktu 1 detik, maka satu detik
berikutnya menempuh jarak dua meter lagi, begitu seterusnya. Dengan
kata lain, perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan atau
kecepatannya konstan perhatikan gambar 2. Berikut ini.
Indikator Keberhasilan : peserta dapat menyebutkan ciri Gerak Lurus
Beraturan, mengamati dan menghitung kecepatan dalam Gerak Lurus
Beraturan
Modul Gerak Lurus 10
V(m/s)
5
0 1 2 3 4 5 t(s)
Gambar 2.:Grafik v-t untuk GLB
V(m/s)
5
0 1 2 3 4 5 t(s)
Gambar 2.1.: Menentukan jarak dengan menghitung luas
di bawah kurva
Grafik v-t menunjukan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu
tempuh (t) suatu benda yang bergerak lurus. Berdasarkan grafik tersebut
coba saudara tentukan berapa besar kecepatan benda pada saat t = 0 s, t =
1 s, t = 2 s?.
Kita dapat ketahui bahwa pada gambar 2 di atas kecepatan benda
sama dari waktu ke waktu yakni 5 m/s.
Semua benda yang bergerak lurus beraturan akan memiliki grafik
v- t yang bentuknya seperti gambar 6 itu. Sekarang, dapatkah saudara
menghitung berapa jarak yang ditempuh oleh bend dalam waktu 5 s?
Saudara dapat menghitung jarak yang ditempuh oleh benda dengan cara
menghitung luas daerah di bawah kurva bila diketahui grafik (v-t)
Jarak yang ditempuh = luas daerah yang diarsir pada grafik v - t
Modul Gerak Lurus 11
Cara menghitung jarak pada GLB, te ntu saja satua gerak satuan
panjang, bukan satuan luas, berdasarkan gambar 2.1 diatas, jarak yang
ditempuh benda = 20 m. Cara lain menghitung jarak tempuh adalah
dengan menggunakan persamaan GLB, telah anda ketahui bahwa
kecepatan pada GLB dirumuskan :
Dimana hubungan jarak terhadap waktu adalah sebagai berikut :
Jarak = Kelajuan . Waktu
s = v. t persamaan 1
Jika benda memiliki jarak tertentu terhadap acuan, maka:
s =s0 + v.t persamaan 2
dengan S0 = kedudukan benda pada t = 0 (kedudukan awal)
dari gambar 2.1 dimana v = 5 m/s, sedangkan t = 4 s, sehingga jarak yang
ditempuh :
s = v.t
... = 5 m/s . 4 s = 20 m
Persamaan GLB, berlaku bila gerak benda memenuhi grafik seperti pada
gambar 2.1 pada grafik tersebut terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v =
0. Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan
kecepatan 5 m/s. Padahal dapat saja terjadi bahwa saat awal kita amati
benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga benda telah memiliki
kecepatan awal S0. Untuk keadaan ini, maka GLB sedikit mengalami
perubahan. Persamaan benda yang sudah bergerak sejak awal
pengamatan. Dengan S0 menyatakan posisi awal benda dalam satuan
meter. Selain grafik v-t di atas, pada gerak lurus terdapat juga grafik s-t,
yakni grafik yang menyatakan hubungan antara jarak tempuh (s) dan
waktu tempuh (t).
Contoh soal:
1. Sebuah mobil bergerak kecepatan tetap 45 km/jam. Hitung jarak yang
ditempuh mobil selama 10 sekon?
Pembahasan
Modul Gerak Lurus 12
Diketahui : v = 40 km/jam = 45.000/3600 s = 12,5 m/s
t = 10 sekon
Ditanya : s
Jawab : s = v × t
s = 12,5 m/s x 10 sekon = 125 m
2. Gerak sebuah benda yang melakukan GLB diwakili oleh grafik s-t
dibawah, berdasarkan grafik tersebut, hitunglah jarak yang ditempuh oleh
benda itu dalam waktu :
a. 2 s dan
b. 5 s
s(m)
40
24
10
6
2
0 1 2 3 t(s)
Grafik s - t
Gambar diatas sebenarnya menyatakan sebuah benda yang
melakukan GLB yang memiliki posisi awal S0 , dari grafik tersebut kita
dapat membaca kecepatan benda yakni V = 4 m/s. Seperti telah
dibicarakan, hal ini berarti bahwa pada saat awal mengamatinbend telah
bergerak danmenempuh jarak sejauh S0 = 2 m. Jadi untuk menyelesaikan
soal ini, kita akan menggunakan persamaan GLB untuk benda yang sudah
bergeraka sejak awal pengamatan.
Penyelesaian
Diketahui :
s0 = 2 m
v = 4 m/s
Modul Gerak Lurus 13
Ditanya:
Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 2 s
Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 5 s
Jawab:
a. s(t) = S0 + v.t
s(2s) = 2 m + (4m/s x 2s) = 10 m
b. s(t) = S0 + v.t
s(5s)= 2 m + (4 m/s . 5 s) = 40 m
3. Perhatikan gambar di bawah ini. Sebuah mobil A dan B bergerak
dengan arah berlawanan masing-masing dengan kecepatan tetap 20 m/s
dan 10 m/s. Hitung kapan dan di mana mobil A berpapasan jika jarak
kedua mobil mula-mula 210 m.
Pembahasan
Diketahui : kecepatan mobil A = VA = 20 m/s
kecepatan mobil B = VB = 10 m/s
jarak mobil A dan B = 210 m
Ditanyakan : tA (waktu mobil A berpapasan dengan mobil B)
sA (jarak tempuh mobil A ketika berpapasan dengan mobil B)
Jawab : sA + sB = Jarak ketika mobil A berpapasan dengan mobil
B
vA t + vB t = 210 m 20 t + 10 t = 210 m
30 t = 210 → t = 210 = 7 s
t = 7 sekon setelah mobil A berjalan sA = vA t = 20 . 7 = 140 m
Jadi, mobil A berpapasan dengan mobil B setelah 7 sekon dan
berjalan 140 m.
Modul Gerak Lurus 14
C. Ticker Timer
Ticker Timer atau mengetik waktu biasa digunakan di
laboratorium fisika untuk menyelidiki gerak suatu bena (gambar.3). pita
ketik pada ticker timer merekam lintasan benda yang bergerak misalnya
mobil manan bertenaga baterai, berupa serangkaian titik-titik hitam
disebut dot pada pita tersebut, jarak antara dot tersebut menggambarkan
kecepatan gerak benda, selain itu pita ticker juga dapat menunju apakah
gerak suatu benda itu dipercepat, diperlambat atau justru bergerak dengan
kecepatan tetap. Berikut ini percobaan laboratorium dengan
menggunakan ticker timer.
I. Tujuan
Anda dapat menyelidiki gerak lurus beraturan (GLB) suatu benda
dengan pewaktu ketik (ticker timer).
II. Alat dan Bahan
1. Pewaktu ketik
2. Mobil-mobilan
3. Gunting
4. Papan kayu
Gambar 3
III. Langkah Kerja
1. Buatlah sebuah landasan miring dengan mengganja l sa lah
satu ujung papan dengan menggunakan batu bata (perhatikan
gambar di samping)!
2. Aturlah kemiringan landasan sedemikian rupa sehingga saat
mobil-mobilan diletakkan di puncak landasan tepat meluncur ke
bawah (jika mobil-mobilan meluncur makin lama makin cepat,
maka kemiringan landasan harus dikurangi)!
3. Hubungkan pewaktu ketik dengan mobil-mobilan dan biarkan
bergerak menuruni landasan sambil menarik pita ketik!
4. Guntinglah pita yang ditarik oleh mobil-mobilan, hanya ketika
Modul Gerak Lurus 15
mobil-mobilan bergerak pada landasan miring!
5. Bagilah pita menjadi beberapa bagian, dengan setiap bagian terdiri
atas 10 titik/ketikan!
6. Tempelkan setiap potongan pita secara berurutan ke samping!
7. Amati diagram yang Anda peroleh dari tempelan-tempelan pita
tadi, kemudian tulislah karakteristik O dari gerak lurus
beraturan!
Pada kegiatan di atas Anda memperoleh diagram batang yang sama
panjang. Hal itu berarti kecepatan potongan adalah sama. Jadi,
dapat Anda nyatakan bahwa dalam GLB, kecepatan benda
adalah tetap.
Bagaimanakah bentuk grafik kedudukan terhadap waktu pada GLB?
Potonglah pita pada kegiatan di atas dengan setiap bagian terdiri
atas 5 titik, 10 titik, 15 titik, dan seterusnya. Susunlah potongan-
potongan tersebut sehingga akan Anda peroleh gambar grafik
seperti Gambar 3.2.
v
t
Ganbar 3.1
Gambar 3.2
Modul Gerak Lurus 16
V(m/s)
8
0 1 2 3 4 5 t(s)
D. Rangkuman
- Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda pada
lintasan yang lurus di mana pada setiap selang waktu yang sama, benda
tersebut menempuh jarak yang sama (gerak suatu benda pada
lintasan yang lurus dengan kelajuan tetap).
- Dimana hubungan jarak terhadap waktu adalah sebagai berikut :
Jarak = Kelajuan . Waktu
s = v. t persamaan 1
Jika benda memiliki jarak tertentu terhadap acuan, maka:
s =s0 + v.t persamaan 2
dengan S0 = kedudukan benda pada t = 0 (kedudukan awal)
E. Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan Gerak Lurus Beraturan?
2. Berdasarkan grafik berikut berapakah jarak yang ditempuh dalam
waktu 10s.
Modul Gerak Lurus 17
BAB IV
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
A. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah Gerak benda dalam
lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri umum glbb adalah
bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin
cepat, dengan kata lain gerak benda dipercepat, namun demikian, GLBB juga
berarti bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lambat
hingga akhirnya berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap.
Dalam modul ini, menggunakan istilah perlambatan untuk gerak benda
diperlambat. Kita tetap saja menamakannya percepatan, hanya saja nilainya
negatif, perlambatan sama dengan percepatan negatif.
Contoh sehari-hari GLBB dipercepat adalah peristiwa jatuh bebas,
benda jatuh dari ketinggian tertentu di atas, semakin lama benda bergerak
semakin cepat. Kita mengendarai sepeda motor atau mobil.
Coba kamu perhatikan apabila sebuah sepeda motor bergerak
menuruni sebuah bukit, bagaimanakah kecepatannya? Tentu saja
kecepatannya semakin bertambah besar. Gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah
secara teratur tiap detik. Kamu tentunya masih ingat bahwa perubahan
kecepatan tiap detik adalah percepatan. Dengan demikian, pada GLBB benda
mengalami percepatan secara teratur atau tetap.
Hubungan antara besar kecepatan (v) dengan waktu (t) pada gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) ditunjukkan pada grafik di bawah ini.
Indikator Keberhasilan : Setelah mempelajari materi ini peserta dapat
menjelaskan pengertian, mengamati dan menghitung percepatan Gerak
Lurus Berubah Beraturan.
Modul Gerak Lurus 18
v(m/s)
vt
v0
0 t (s)
Gambar 4 : Grafik v-t untuk GLBB dipercepat
Besar Percepatan benda,
=Δ୴
Δ୲=௩ଶ௩ଵ
௧ଶ௧ଵpersamaan 1
Dalam hal ini,
v1 = v0
v2 = vt
t1 = 0
t2 = t
Sehingga,
a=௩ଵ௩
௧atau a.t = vt – v0
di dapat vt = v0 + a.t (persamaan GLBB)
Dimana v0 = Kecepatan Awal (m/s)
vt = Kecepatan Akhir (m/s)
a = Percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
perhatikan bahwa selang waktu t (kita beri simbol (t), kecepatan benda
berubah dari v0 menjadi vt sehingga kecepatan rata-rata benda dapat
dituliskan :
=�ݒ୴�ା�୴୲
ଶpersamaan 4
Karena vt = (v0 + a.t) maka
=�ݒv0 + v0 + a. t
2., =�ݒ
2v0 + a. t
2
Kita tahu bahwa kecepatan rata-rata, maka :
=�ݒݏ
t, ��
ݏ
t=
0ݒ�2
2+
ݐ.
2
Modul Gerak Lurus 19
Atau
=�ݏ +ݐ.0ݒ��ଵ
ଶଶݐ. persamaan jarak GLBB
Keterangan :
s = jarak yang ditempuh (m)
v0 = Kecepatan Awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = Selang waktu (s)
Bila dua persamaan GLBB di atas kita gabungkan, maka kita akan dapat
persamaan GLBB yang ketiga.
=�ݏ ݐ.0ݒ��
Dimana =�ݏ௩ଵା௩
ଶ.௩ଵ௩
ଶ
=�ݏ−1ଶݒ 0ଶݒ
2
2as = vt2- v2
Jadi, vt2 = v02 + 2 as Persamaan kecepatan sebagai fungsi jarak
Contoh :
1) Benda yang semula diam kemudian didorong sehingga bergerak dengan
percepatan tetap 4 m/s2. Berapakah besar kecepatan benda tersebut setelah
bergerak 6 s?
Penyelesaian :
Diketahui : v0 = 0
a = 4 m/s
t = 6 s
Ditanyakan : vt = ?
Jawab : vt = v0 + a.t
= 0 + 4 m/s2 . 6s
= 24 m/s
Modul Gerak Lurus 20
2) Mobil yang semula bergerak lurus dengan kecepatan 6 m/s berubah menjadi
12 m/s dalam waktu 6 s. Bila mobil itu mengalami percepatan tetap,
berapakah jarak yang ditempuh dalam selang waktu 5 s itu ?
Penyelesaian :
Diketahui : v0 = 6 m/s
Vt = 12 m/s
t = 5 s
Ditanya : S = ?
Jawab:
Untuk menyelesaikan soal ini kita harus mencari persamaan percepatanannya
dulu
Vt = V0 + a.t
12 = 6 m/s + a . 5 s
12 – 6 = 5as
a = 6/5, a = 1,2 m/s2
setelah dapat percepatan a, maka dapat dihitung jarak yang ditempuh mobil
dalam waktu 5 s;
s = v0.t + ½ a. t2
s = 6 m/s. 5 s + ½ 1,2 m/s2 . 5s 2 s = 30 m + 15 m s = 45 m
3. Mobil yang bergerak GLBB diawali oleh grafik v – t seperti pada gambar
dibawah ini.
v
30
0 1 2 3 4 5 6 t
gravik v -t
Berapa jarak total yang ditempuh oleh mobil itu? Soal sepertin ini agak
berbeda dengan soal-soal sebelumnya. Oleh karenanya sebelum menjawab
Modul Gerak Lurus 21
pertanyaan diatas, ada baiknya saudara perhatikan penjelasan berikut ini, dari
grafik tersebut tampak selama perjalanannya, mobil mengalami 2 macam
gerakan. 4 sekon pertama dari 0 – 4 pada sumbu t, mobil bergerak dengan
kecepatan tetap, yakni 30 m/s. Ini berarti mobil mengalami GLB. Dua sekon
berikutnya dari 4 - 6 mobil mengalami perlambatan, mula-mula bergerak
dengan kecepatan awal 30 m/s kemudian berhenti. Artinya mobil mengalami
GLBB diperlambat. Jarak total yang ditempuh mobil dapat dihitung dengan
menggunakan 2 cara sebagai berikut :
Cara 1
Jarak yang ditempuh selama 4 sekon pertama (GLB)
Diketahui :
v = 30 m/s
t = 4 s
s1 = v . t
= 30 m/s x 4 s
= 120 m
Jarak yang ditempuh selama 2 sekon berikutnya (GLBB)
Diketahui :
V0 = 30 m/s
Vt = 0
t = 2 s
karena mobil yang semula bergerak kemudian berhenti, maka mobil
mengalami percepatan negatif yang kita sebut perlambatan. Besar
perlambatannya kita hitung dengan menggunakan persamaan GLBB pertama,
yaitu :
vt = v0 + a. t
vt = 30 m/s + a. 2 s
2a s = -30 m/s
a = - 30/2 = - 15 m/s2
Jarak yang ditempuh mobil selama 2 sekon terakhir kita hitung dengan
menggunakan persamaan GLBB kedua,
Modul Gerak Lurus 22
S2 = v0.t + ½ a. t2
= 30 x 2 + ½ (-15). 22
= 60 – 30 = 30 m
Jarak total yang ditempuh mobil :
S = s1 +s2
S = 120 m + 30 m = 150 m
Cara 2
Jarak total yang ditempuh mobil dapat ditemukan dengan cara menghitung
daerah di bawah kurva grafik. Bila saudara perhatikan grafik di atas
berbentuk trapesium dengan tinggi 30 m/s dan panjang sisi-sisi sejajar 3 m
dan 5 m. Nah, jarak total yang ditempuh mobil sama dengan luas trapesium
itu. Jadi jarak total = luas trapesium
S = 30 (3 +5) x ½
S = 30 x 8 x ½ S = 120 m
B. Rangkuman
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah Gerak benda dalam lintasan
garis lurus dengan percepatan tetap.
ciri umum GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda
berubah, semakin lama semakin cepat, dengan kata lain gerak benda
dipercepat, namun demikian, GLBB juga berarti bahwa dari waktu ke waktu
kecepatan benda berubah, semakin lambat hingga akhirnya berhenti.
Gerak dipercepat adalah gerak benda yang kecepatannya bertambah dalam
satu waktu
Gerakdiperlambat adalah gerak suatu benda yang kecepatannya berkurang
Persamaan GLBB pada lintasan datar, berlaku :
vt = v0 + a.t
=�ݏ +ݐ.0ݒ��ଵ
ଶଶݐ.
vt2 = v02 + 2 as
Modul Gerak Lurus 23
C. Evaluasi
1. Tulislah pengertian gerak lurus berubah beraturan?
2. Tulislah tiga persamaan penting dalam gerak lurus berubah beraturan?
3. Fatah mengendarai motor kemudian dipercepat dalam waktu 8 s,
kecepatannya bertambah dari 10 m/s menjadi 15 m/s. Berapakah jarak
yang ditempuh selama 20 s?
Modul Gerak Lurus 24
BAB V
GERAK JATUH BEBAS DAN GERAK VERTIKAL
A. Gerak Jatuh Bebas
Bila dua buah bola yang berbeda beratnya di jatuhkan tanpa kecepatan
dari ketinggian yang sama dalam waktu yang sama, bola manakah yang
sampai ditanah duluan? Peristiwa tersebut dalam fisika disebut sebagai benda
jatuh bebas karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Gerak lurus berubah
beraturan pada lintasan vertikal. Cirinya adalah benda jatuh tanpa kecepatan
awal (v0 = nol) semakin ke bawah gerak benda semakin cepat
Percepatan yang dialami oleh setiap benda jatuh bebas selalu sama,
yakni sama dengan percepatan gravitasi bumi. Dimana percepatan gravitasi
bumi itu besarnya g = 9,8 m/s2 dan sering dibulatkan menjadi 10 m/s2
Pada jatuh bebas ketiga persamaan GLBB dipercepat yang kita
bicarakan pada kegiatan sebelumnya tetap berlaku, hanya saja v0 kita
hilangkan dari persamaan karena harganya nol dan lambang s pada
persamaan tersebut kita ganti dengan h yang menyatakan ketinggian dan a
kita ganti dengan g.
t = 0 v = 0
a = g
h = s
Gambar 5. Benda jatuh bebas mengalami percepatan yang bearnya sama
dengan percepatan gravitasi.
Indikator Keberhasilan : Peserta diharapkan dapat menghitung kecepatan
gerak jatuh bebas dan vertikal serta melakukan percobaan contoh GLBB
dalam kehidupan sehari-hari
Modul Gerak Lurus 25
Jadi, ketiga persamaan itu sekarang adalah:
ghv
tgh
tgv
t
t
2.3
.2
1.2
..1
2
persamaan-persamaan gerak jatuh bebas
Keterangan :
g = perceptan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian benda (m)
t = waktu (s)
vt = kecepatan pada saat t (m/s)
perhatikan persamaan jatuh bebas yang ke 2.2
1.2 tgh , bila ruas kiri dan
kanan sama-sama kita kallikan dengan 2, kita dapat 2h = 2 g.t2
atau .22
g
ht
g
ht
2 persamaan waktu jatuh benda jatuh bebas
dari persamaan tersebut, terlihat bahwa waktu jatuh benda bebas hanya di
pengaruhi oleh dua faktor ayitu h = ketinggian, dan g = percepatan gravitasi
bumi
contoh soal :
1. Dari salah satu bagian gedung yang tingginya 25 m, dua buah batu
dijatuhkan secara berurutan. Massa kedua batu masing-masing ½ kg dan 5 kg.
Bila kecepatan gravitasi bumi di tempat itu g = 10 m/s2, tentukan waktu jatuh
untuk kedua batu itu (abaikan gesekan udara)
Penyelesaian
Diketahui :
h1 = h2 = 32 m
m1 = 0,5 kg
m2 = 5 kg
g = 10 m2
Ditanyakan: t1 = 0 dan t2 =0
Modul Gerak Lurus 26
Jawab.
Karena gesekan di udara diabaikan (umumnya memang demikian), maka
gerak kedua batu memenuhi persamaan waktu jatuh benda jatuh bebas. Untuk
batu pertama,
g
ht
2
10
45.2t
10
90t = 9 = 3
Untuk batu ke dua
g
ht
2
H1=h2=20 m, sehingga t2=t1=3 sekon
Jadi, benda yang jatuh bebas dari ketinggian yang sama di tempat yang sama
= percepatan gravitasinya sama akan jatuh dalam waktu yang sama.
B. Gerak Vertikal Keatas
v = 0 v
v
t = 0
(Grafik v – t) t
Lemparkan bola vertikal keatas, amati gerakannya. Bagaimana kecepatan
bola dari waktu ke waktu? Selama bola bergerak keatas, gerakan bola
melawan gaya gravitasi yang menariknya ke bumi. Akhirnya bola
diperlambat, setelah mencapai tinggi tertentu yang disebut tinggi maksimum,
bola tidak dapat naik lagi, pada saat ini kecepatan bola nol. Oleh karena
tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola,
Modul Gerak Lurus 27
menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas,
bergerak turun dipercepat
Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak
GLBB diperlambat (a = g) dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah
mencapai tinggi maksimum bola jatuh bebas yang merupakan GLBB
dipercepat dengan kecepatan awal nol. Dalam hal ini berlaku persamaan-
persamaan GLBB yang telah kita pelajari pada kegiatan sebelumnya. Pada
saat benda bergerak naik berlaku persamaan :
vt = v0 - g.t
h = v0.t – ½ gt2
vt2= v0
2 – 2 gh
dimana :
v0 = Kecepatan Awal (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
t = waktu (s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
h = ketinggian (m)
sedangkan pada saat jatuh bebas berlaku persamaan-persamaan gerak jatuh
bebas yang sudah kita pelajari pada kegiatan sebelumnya.
Contoh soal:
1. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 40 m/s (g
= 10 m/s2)
Hitunglah :
a) Waktu yang dibutuhkan bola untuk sampai ke titik tertinggi
b) Tinggi maskimum yang dicapai bola
c) Waktu total bola berada di udara
Penyelesaian
Diketahui : v0 = 40 m/s
g = 10 m/s
Ditanya:
a) t = ?
Modul Gerak Lurus 28
b) h = ?
c) t di udara?
Jawaban
a) Bola mencapai titik maksimum pada saat vt = 0, selanjutnya kita gunakan
persamaan pertama gerak vertikal ke atas,
vt = v0 - g.t
0 = 40 m/s – 10 m/s2 . t
10 m/s2 .t = 40 m/s
= 40/10
= 4 s
b) Tinggi maksimum bola,
h = v0.t – ½ gt2
= 40 . 4 – ½ 10. 42
= 160 – 80
= 80 m
c) Waktu total di sini maksudnya waktu yang dibutuhkan oleh bola sejak
dilemparkan ke atas sampai jatuh kembali ke tanah. Terdiri dari waktu
mencapai tinggi maksimum (jawaban pertanyaan a) dan waktu untuk jatuh
bebas yang akan kami hitung sekarang.
g
ht
2
10
80.2t
10
160t 16t t = 4 s
jadi waktu total benda yang bergerak vertikal ke atas lalu jatuh kembali
adalah 8 s, sama dengan dua kali waktu capai tinggi maksimum.
Eksperimen Laboratory
Water Roket
Water roket bisa digunakan di laboratorium fisika untuk
menyelidiki gerak suatu benda vertikal keatas, jika percobaan sederhana
ini dapat menjawab sebuah prinsip gerak vertikal keatas, selain itu
Modul Gerak Lurus 29
percobaan ini menggunkan bahan dari sisa-sisa rumah tangga, selain itu
water roket ini juga dapat menunjukan apakah gerak suatu benda itu
dipercepat, diperlambat atau justru bergerak dengan kecepatan tetap.
Berikut ini percobaan laboratorium dengan menggunakan bahan dari
limbah rumah tangga.
I. Tujuan
Anda dapat menyelidiki gerak vertikal keatas (GLBB) suatu benda
dengan alat sederhana.
II. Alat dan Bahan
1. Pompa Angin
2. Tabung berdiameter 3 cm
3. Botol plastik bekas / happydent
4. Selang
5. Cuter / gunting
6. Pentil sepeda
7. Air
8. Spidol dan karton
9. Stop wacth
III. Langkah Kerja
1. Siapkan botol bekas, kemudian lubangi tengah-tengahnya
oleh cuter/gunting
2. Botol plastik yang sudah di lubangi tengah-tengahnya biberi pentil
sepeda
3. Botol yang telah diberi pentil kemudian hubungkan dengan
selang.
4. Masukan pompa angin ke selang yang menghubungkan dengan botol
plastik
5. Botol plastik di isi air, dimana botol ini sebagai dudukan pelontar.Tutup
atas sebagai roketnya
6. Setelah suatu rangkaian percobaan sebagai mana pada gambar berikut,
Modul Gerak Lurus 30
Pompa beberapa kali, jangan lupa stop wacth harus di aktifkan ketika
tutup botol terlepas.
7. Isilah tabel pengamatan berikut:
Kecepatan Awal Kecepatan Akhir Ketinggian Waktu
C. Gerak Vertikal Kebawah
Berbeda dengan jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah yang dimaksud adalah
gerak benda-benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan
awal tertentu. Jadi seperti gerak vertikal keatas hanya saja arahnya ke bawah,
sehingga persamaan-persamaannya pada gerak vertikal ke atas, kecuali tanda
negatif pada persamaan-persamaan gerak vertikal ke atas diganti dengan
tanda positif. Sebab gerak vertikal ke bawah adalah GLBB yang dipercepat
dengan percepatan yang sama untuk setiap benda yakni g.
Jadi persamaannya,
vt = v0 + g.t
h = v0.t + ½ gt2
vt2= v0
2 + 2 gh
Contoh soal:
1) Sebuah bola dilemparkan vertikal dengan kecepatan 10 m/s dari atas
bagunan bertingkat (g = 10 m/s2). Bila tinggi bangunan itu 40 m,
hitunglah:
a) Kecepatan benda 2 s setelah dilemparkan
b) Waktu untuk mencapai tanah
c) Kecepatan benda saat sampai di tanah
Penyelesaian
a) Kecepatan benda 2 s setelah dilemparkan :
vt = v0 + g.t
= 10 + 10 . 2
= 10 + 20 = 25 m/s
Modul Gerak Lurus 31
b) Waktu untuk mencapai tanah
h = v0.t + ½ gt2
40 =10t +1/2 10 t2
40 = 10 t + 5t2
Bila ruas kiri dan kanan sama-sama dibagi 5, maka:
8 = 2 t + t2 atau, t2 + 2 t – 8 = 0
(t +4) (t – 2) = 0
t1 = -4 dan t2 = +2
kita ambil t = t2 = 2 s (sebab tidak ada waktu berharga negatif). Jadi waktu
untuk mencapai tanah = 2 s
c) Kecepatan benda sampai tanah
vt = v0 + gt
= 10 + 10.2
= 30 m/s
Dapat juga dengan cara lain
vt2= v0
2 + 2 gh
= 10 2 + 2 10 . 40
= 100 + 800
= 900
v = √900 = 30
bila di cermati gerak vertikal ke bawah ini sama dengan gerak GLBB pada
arah mendatar.
D. Rangkuman
Gerak jatuh bebas dipengaaruhi oleh ketinggian dan gaya gravitasi
Persamaan untuk gerak jatuh bebas adalah
ghv
tgh
tgv
t
t
2.3
.2
1.2
..1
2
Modul Gerak Lurus 32
Gerak vertikal ke atas, persamaan pada saat benda naik ke atas :
vt = v0 - g.t
h = v0.t – ½ gt2
vt2= v0
2 – 2 gh
Gerak vertikal ke bawah, persamaan yang berlaku:
vt = v0 + g.t
h = v0.t + ½ gt2
vt2= v0
2 + 2 gh
E. Evaluasi
1. Sebutkan 2 faktor yang dapat dipengaruhi waktu jatuh benda pada
gerak jatuh bebas?
2. Melalui sebuah alat sederhan pelontar roket air, sebuah miniatur roket
dilemparkan keatas dengan kecepatan awal 30 m/s (g =10 m/s2)
Hitunglah:
a) Waktu yang dibutuhkan miniatur roket untuk sampai ke titik
tertinggi
b) Tinggi maksimum yang dicapai miniatur roket
c) Waktu total miiatur roket berada diudara
3. Sebuah Bola yang dijatuhkan dari atas menara sampai ke tanah
dengan kecepatan 40 m/s (g 10 m/s2), berapa lama bola diudara?
Modul Gerak Lurus 33
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerak adalah perubahan kedudukan benda dari titik acauan yang satu ke
titikacuan berikutnya yang ditempuh benda merupakan panjang seluruh
lintasan yang dilewati. Perpindahan adalah selisih kedudukan akhir dan
kedudukan awal.
Jarak merupakan besaran skalar dan perpindahan termasuk besaran
vektor
Kecepatan benda bergerak didefinisikan sebagai perpindahan yang
ditempuh terhadap satuan waktu. Kelajuan benda merupakan besarnya
kecepatan dan termasuk dalam besaran skalar.
Percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda pada lintasan yang
lurus di mana pada setiap selang waktu yang sama, benda tersebut
menempuh jarak yang sama (gerak suatu benda pada lintasan yang
lurus dengan kelajuan tetap).
Dimana hubungan jarak terhadap waktu adalah sebagai berikut :
Jarak = Kelajuan . Waktu
s = v. t
Jika benda memiliki jarak tertentu terhadap acuan, maka:
s =s0 + v.t
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah Gerak benda dalam
lintasan garis lurus dengan percepatan tetap.
Ciri umum GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda
berubah.
Gerak dipercepat adalah gerak benda yang kecepatannya bertambah dalam
satu waktu
Gerakdiperlambat adalah gerak suatu benda yang kecepatannya berkurang
dalam satu waktu
Modul Gerak Lurus 34
Persamaan GLBB pada lintasan datar, berlaku :
vt = v0 + a.t
=�ݏ +ݐ.0ݒ��ଵ
ଶଶݐ.
vt2 = v02 + 2 as
Persamaan-persamaan gerak jatuh bebas
ghv
tgh
tgv
t
t
2.3
.2
1.2
..1
2
Gerak vertikal ke atas, persamaan pada saat benda naik ke atas :
vt = v0 - g.t
h = v0.t – ½ gt2
vt2= v0
2 – 2 gh
Gerak vertikal ke bawah, persamaan yang berlaku:
vt = v0 + g.t
h = v0.t + ½ gt2
vt2= v0
2 + 2 gh
B. Tindak Lanjut
Sebagai suatu tindak lanjut dari pembelajaran dalam modul ini,
saudara diharapkan untuk mencari rujukan yang sesuai dengan materi dalam
modul dan membaca beberapa sumber yang terkait yang terdapat di
perpustakaan pada balai diklat, maupun dalam media elektronik.
Dalam proses pembelajaran perlu adanya dukungan yang nyata dari
lembaga supaya para guru meningkatkan kemampuannya dalam menguasai
materi yang akan diajarkan ke peserta didik di sekolah dengan dan membaca
buku penunjang ke arah pencerahan
Dalam implementasi di lapangan guru mampu mengembangkan dan
menemukan hal yang baru berkenaan dengan praktikum memanfaatkan
barang yang tidak terpakai menjadikan media pembelajaran yang
menyenangkan.
Modul Gerak Lurus 35
DAFTAR PUSTAKA
Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan Akademik, 2008. Pendalaman
Materi Mata Pelajaran Fisika (kinematika Gerak Lurus). Jakarta,
Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat Pusdiklat Tenaga
Teknis Keagamaan.
Wasis, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I : SMP/MTs Kelas VII. Jakarta, Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Nurahmandani, Setya, 2009. Fisika 1. Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Modul Gerak Lurus 36
BIODATA
Saeful Nurdin Lahir Di Bekasi pada tanggal 25
Februari 1982, menikah dengan Neneng Masnuroh,
S.Pd.I di Bogor. Alhamdulillah sekarang sudah di
karuniai seorang anak yang bernama Putri Kayla el-
Nurudin berusia 2 bulan.
Pendidikan yang pernah dikecam diantaranya SDN
Dewi Sartika, SMPN Lemahabang, dan SMAN 1
Cikarang di Kabupaten Bekasi. Kemudian
melanjutkan ke IAIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tahun 2000. Penulis
pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika tepatnya di Dewan
Legislatif Mahasiswa sebagai sekretaris, tahun 2003-2006 sempat aktif di Gerakan
Pramuka Kwartir Ranting sebagai ketua dewan kerja bertempat di Kecamatan
Cibiru. Selain itu sampai sekarang masih aktif di Alumni Gerakan Pramuka UIN
Sunan Gunung Djati Bandung sebagai anggota. Pengalaman mengajar pada
Sekolah Menengah Pertama Bandung Institut dari tahun 2004 – 2006, kemudian
tahun 2006-2007 beralih ke Sekolah Dasar Islam Al-jannah Islamic Fullday
School di Cibubur Jakarta Timur, tahun berikutnya beralih lagi ke Bandung
Tepatnya ke Sekolah Dasar Sains Al-Biruni. Baru di tahun 2008 masuk kerja di
Balai Diklat Keagamaan Bandung sampai sekarang sebagai Staf Pegawai Di
Diklat Teknis Keagamaan. Penulis pernah menjadi editor buku aqidah akhlak MI
kelas 1-3.