Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

25
Perkembangan Program Antariksa Cina Pasca Perang Dingin oleh : Denis L. Toruan Antariksa dalam pandangan dunia moderen merupakan bentuk pertahanan strategis yang sangat efektif dan akurat. Keberadaan akan teknologi dan akses terhadap hal ini terbukti dapat meningkatkan kekuatan suatu negara secara signifikan, terutama jika kita berbicara tentang suatu kontrol global. Negara-negara maju telah sadar akan hal serupa, yang kemudian berlomba-lomba untuk mengeksplorasinya. Uniknya, setiap negara yang tampil di panggung ini memiliki latar belakang dan pemikirannya sendiri-sendiri, sehingga kebutuhan atas garansi keamanan (hingga hegemoni) merupakan fenomena yang dapat kita analisis dalam perkembangan perimbangan kekuatan dunia. Berikut sebuah ilustrasi mengenai konsep antariksa yang dikeluarkan pada era Perang Dingin : 1

description

Perkembangan program antariksa China pasca perang dingin, tepatnya sampai tahun 2006/07.

Transcript of Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Page 1: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Perkembangan Program Antariksa Cina Pasca Perang Dingin

oleh : Denis L. Toruan

Antariksa dalam pandangan dunia moderen merupakan bentuk

pertahanan strategis yang sangat efektif dan akurat. Keberadaan akan teknologi

dan akses terhadap hal ini terbukti dapat meningkatkan kekuatan suatu negara

secara signifikan, terutama jika kita berbicara tentang suatu kontrol global.

Negara-negara maju telah sadar akan hal serupa, yang kemudian berlomba-

lomba untuk mengeksplorasinya. Uniknya, setiap negara yang tampil di

panggung ini memiliki latar belakang dan pemikirannya sendiri-sendiri, sehingga

kebutuhan atas garansi keamanan (hingga hegemoni) merupakan fenomena

yang dapat kita analisis dalam perkembangan perimbangan kekuatan dunia.

Berikut sebuah ilustrasi mengenai konsep antariksa yang dikeluarkan pada era

Perang Dingin :

Astronomically, space is a part of the space-time continuum by which all events are uniquely located. Physically, space is that property of the universe associated with extention in three mutually perpendicular directions.1

Sindrom Perang Dingin

Perang Dunia II (1939-1945) yang menimbulkan kerugian dan kehilangan

dalam jumlah masif di berbagai belahan dunia, mengantarkan banyak negara

1 McGraw-Hill Encyclopedia of Science and Technology: USA, 1960,vol 12.

1

Page 2: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

terlibat ke dalam suatu kondisi nasional dan internasional, di mana pemenuhan

kebutuhan pembangunan negara maupun pembangunan kembali negara yang

rusak atau hancur, hingga tingkat keamanan negara adalah mutlak. Dua negara

besar yang kemudian muncul sebagai superpower setelah PD II, yaitu Amerika

Serikat dan Uni Soviet, dihadapkan pada kebutuhan serupa. Amerika berpikir

lebih agresif dari sebelumnya terutama menyangkut kebutuhan keamanan

negara (Melvyn P. Leffler:1994). Di lain pihak, Uni Soviet yang keluar sebagai

pemenang perang menderita kerusakan parah dan ingin memperkuat

pertahanan negaranya dari kemungkinan agresi negara lain di masa mendatang;

dalam hal ini Jerman (Michael MccGwire:1994). Untuk kemudian situasi yang

kita kenal sebagai Perang Dingin ini, melahirkan berbagai program dan konsep-

konsep dasar pertahanan aliansi negara-negara moderen (Pakta).

Pemenuhan kebutuhan keamanan dan perkembangan ekonomi negara-

negara superpower tercermin dalam kebijakan luar negeri masing-masing

negara, seperti pada Amerika Serikat yang pertama kali merumuskan rencana

peningkatan pertahanan militernya pada awal 1944. Konsep dasar dari rencana

ini tidak lain adalah dengan meningkatkan pos militer luar negerinya, terutama

pada wilayah Atlantik dan Pasifik yang diyakininya sebagai jaminan keamanan

dari kemungkinan agresi negara lain di masa mendatang. Inilah yang kemudian

mendorong AS untuk membentuk NATO. Di lain pihak, Uni Soviet pun tidak mau

ketinggalan dengan membentuk aliansinya sendiri ,yaitu Pakta Warsawa.

Dalam bidang ekonomi, rumusan program pengembangan ekonomi yang

dicanangkan AS dan Uni Soviet dalam menjalankan ekspansi ideologinya,

tercermin dari program-program seperti Marshall Plan atau Doktrin Breshnev.

Masing-masing menginginkan adanya suatu garansi di masa mendatang,

sehingga kegetiran akibat bahaya laten yang dirasakan pada saat dan setelah

Perang Dunia, dapat diminimalisir bahkan dieliminiir, yaitu dengan cara

peningkatan pertahanan negara dan kerjasama antara-antara (minimal dengan)

negara-negara yang saling berkepentingan. Oleh karena itu, tidaklah

mengherankan jika ambisi kedua superpower menimbulkan aroma persaingan

(Perang Dingin) yang sangat kental di bidang-bidang yang telah disebutkan tadi.

2

Page 3: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Tetapi, ambisi dan persaingan antara keduanya tidak berhenti sampai di

situ, masih terdapat ruang batas lain yang lebih potensial dalam meningkatkan

keamanan negara. Pada tingkat eskalasi yang lebih jauh lagi, persaingan kedua

superpower berlanjut ke ruang angkasa. Inilah yang kemudian tercermin dari

peluncuran Sputnik oleh Uni Soviet dan Telstar-1 oleh Amerika Serikat (1962),

yang kemudian disusul dengan satelit-satelit dan pesawat antariksa lainnya.

Pada era itu, peluncuran pesawat-pesawat luar angkasa seperti Soyuz dan

Discovery merupakan hal fenomenal yang dapat terlihat dari persaingan saat itu.

Keduanya merupakan pesawat luar angkasa berawak dan tidak tertutup

kemungkinan di masa mendatang eksplorasi manusia ke luar angkasa akan

mendatangkan banyak sekali manfaat. Hal ini tidaklah berlebih-lebihan ketika

persaingan yang timbul justru menimbulkan kemajuan baru bagi umat manusia,

mengingat hingga saat ini belum pernah terjadi ‘perang bintang’ antara negara-

negara maju, seperti yang sering kita saksikan di karya-karya fiksi.

Perang dingin yang melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet

berlangsung selama kurang lebih empat puluh lima tahun (1945-1990) dan telah

menimbulkan banyak perkembangan dalam bidang teknologi, militer, ekonomi,

Tentunya segala hal yang dicapai oleh kedua superpower selalu merupakan hal

yang menarik untuk dibahas, apalagi jika menyangkut tentang hubungan kausal.

Pada jaman moderen pasca perang dingin bermunculan beberapa negara

yang diperkirakan tampil sebagai “the rising star” dan tidak menutup

kemungkinan bahwa suatu saat nanti akan menjadi kekuatan utama dunia.

Mereka adalah Cina dan Uni Eropa.

Cina moderen tampil sebagai kekuatan baru yang berkembang pesat

dalam dua dekade terakhir. Negara dengan populasi penduduk sekitar seperlima

populasi dunia (1,3 milyar orang) justru malah berbalik mematahkan semua

prediksi-prediksi negatif terhadapnya yang timbul pasca runtuhnya Uni Soviet

(1991), yang dianggap sebagai kiblatnya komunisme. Pertanyaan yang paling

dulu muncul ketika mendengar kata Cina saat itu adalah : “Bagaimana mereka

bisa melakukan itu? Apa lagi yang sedang mereka rencanakan sekarang?”

Dalam dua dekade terakhir, terutama sejak Gaige Kaifang (Reformasi

3

Page 4: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Keterbukaan pada tahun 1978), Cina memang telah meraih cukup banyak

keberhasilan dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, maupun politik. Inilah yang

kemudian tercermin dari sikap negara-negara Barat (terutama Amerika) yang

belakangan merasa gerah terhadap ‘ekspansi’ Cina di mana-mana, mulai dari

penyebaran penduduk dan isu diaspora, ekspor-ekspor barang Cina yang cukup

baik kualitasnya dan murah, hingga peluncuran pesawat-pesawat luar

angkasanya. Dari segi kewajaran, orang awam bisa saja berkata bahwa

pencapaian itu biasa-biasa saja: “memangnya negara mana yang tidak ingin

negaranya maju?” Tapi, tunggu dulu. Saya sangat tergelitik ketika kata

‘peluncuran pesawat luar angkasa berawak Cina’ muncul.dalam sebuah headline

di sebuah surat kabar di Indonesia belum lama ini. Bagaimana mungkin sebuah

negara tertutup yang belum lama merdeka ini (1949), yang baru melakukan

reformasi ekonomi-keterbukaannya (1978), dan mengalami banyak badai politik-

sosial-kebudayaan (Revolusi Kebudayaan, tragedi Tian’anmen, regenerasi

kepemimpinan di tubuh Partai Komunis Cina (dari Mao-Deng-Jiang-hingga Hu),

meledaknya populasi penduduk, privatisasi BUMN, dll), tiba-tiba saja berhasil

meluncurkan pesawat antariksa berawaknya? Apalagi saat kita menengok tradisi

berpolitik di Cina yang sejak dulu menekankan pada pengetahuan filsafat dan

sastra, pencapaian yang cepat ini terbilang di luar dugaan.2 Saya kemudian jadi

bertanya-tanya tentang motif maupun ambisi Cina di balik program antariksanya.

Pertanyaan kemudian menjadi semakin menarik dan menantang ketika saya

mendengar berita tentang reaksi Pentagon atas pencapaian Cina tersebut, AS

khawatir Cina yang baru saja meluncurkan kedua pesawat antariksa berawaknya

akan mempunyai opsi-opsi baru dalam meningkatkan kemampuan militernya dan

pada akhirnya menentang dominasi AS di luar angkasa.

Perang Dingin sudah lama berakhir, Cina pun juga tidak pernah terlibat

secara frontal dalam kondisi itu, namun timbul pertanyaan apa yang

menyebabkan ambisi antariksa Cina begitu menggebu-gebu? Apakah setelah

era Perang Dingin, mereka sadar bahwa ruang angkasa merupakan bentuk

pertahanan strategis lainnya? Apakah Cina juga ingin menjadi superpower?

2 Untuk penjelasan yang lebih dalam, lihat I. Wibowo, Belajar Dari Cina, (Jakarta:Penerbit Buku Kompas, 2004), terutama Bab IX.

4

Page 5: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Apakah Cina ingin sekedar show-off saja, terlebih jika mengingat penghinaan

penjajahan bangsa Barat dan Jepang atas Cina di masa lampau? Atau ada

tujuan lainnya? Hal tersebut menarik untuk dibahas lebih lanjut.

Sejarah Program Antariksa Cina

Cina merupakan tempat asal-muasal roket yang ada di dunia, karena di

sinilah bubuk hitam / mesiu yang merupakan cikal bakal terciptanya roket

ditemukan.

Riwayat perkembangan peroketan Cina secara nyata baru dimulai dengan

kembalinya Prof. Qian Xuesen pada 1955 yang menimba ilmu di Amerika. .

Program pesawat antariksa berawak Cina yang disebut Project 921, secara

resmi diluncurkan pada 1992, tetapi penelitian untuk program ini sudah dimulai

pada tahun 1968 oleh Prof. Qian Xuesen (sekarang Ketua Komite Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi). Menyusul peluncuran satelit buatan Cina pertama,

DFH-1, para ilmuwan Cina mulai mempelajari konsep desain prototipe pesawat

luar angkasa yang mampu memuat dua astronot ke luar angkasa. Tetapi,

program ini ditunda pada tahun 1975 berhubung alasan politik selain mengalami

kesulitan dalam hal teknis dan pendanaan. Para pemimpin Cina saat itu

menentukan bahwa perkembangan ekonomi nasional harus menjadi prioritas

utama.

Sementara program perkembangan luar angkasa ditunda, penelitian akan

bidang ini tidak pernah berhenti. Selama periode 1970-1980 Cina telah membuat

kemajuan yang signifikan dalam kendaraan peluncur pesawat ruang angkasa,

satelit, dan teknologi luar angkasa lainnya. Pada saat yang sama, aktivitas

penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Pesawat Luar Angkasa Cina untuk

membantu para ilmuwan Cina dalam memahami reaksi manusia terhadap

lingkungan pesawat luar angkasa. Setelah satu dekade pengembangan dalam

ekonomi nasional dan teknologi pesawat luar angkasa, program pesawat

5

Page 6: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

antariksa berawak sudah menjadi agenda utama para pemimpin Cina di akhir

tahun 1980.

Pada awal tahun 1990 para pemimpin Cina menggalakkan program

pesawat antariksa berawaknya untuk menaikkan semangat/kebanggaan

nasional, di samping peningkatan kemampuan teknologi itu sendiri. Pada tahun

1992 Project 921 secara resmi disetujui pemerintah Cina. Rusia saat itu

bertindak sebagai partner sebagai hasil dari hubungan baik Cina dengannya

sejak 1990. Pesawat luar angkasa berawak yang dikerjakan sudah mencapai

tahap perancangan pada 1996, dan pada saat yang sama dua astronot Cina

mulai dilatih di Pusat Pelatihan Kosmonot Yuri Gagarin di Rusia. Pada tahun

1998 pengembangan kendaraan peluncur pesawat luar angkasa model baru CZ-

2F yang didesain secara khusus untuk pesawat luar angkasa ShenZhou dan

pembangunan Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan sudah diselesaikan.

Tepat setelah perayaan kemerdekaan negara yang kelima puluh, pada

November 1999 Cina berhasil meluncurkan pesawat ujicoba luar angkasa tidak

berawaknya, ShenZhou, menandakan suatu pencapaian baru dalam

perkembangan teknologi ruang angkasa Cina dan signifikansi dalam pencapaian

teknologi pesawat ruang angkasa berawak. Pesawat luar angkasa tidak berawak

kedua ShenZhou II berhasil diluncurkan pada Januari 2001, yang kemudian

diikuti oleh peluncuran pesawat-pesawat tidak berawak berikutnya ShenZhou III

dan ShenZhou IV, berturut-turut pada Maret dan Desember 2002.

Pada 15 Oktober 2003 pesawat luar angkasa berawak pertama

ShenZhou-5 yang memuat astronot pertama Cina Letkol. Yang Liwei, berhasil

diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan. Setelah berkeliling selama 21

jam 23 menit di orbit bumi ShenZhou V mendarat di wilayah Mongolia Dalam

dengan aman; menjadikan Cina sebagai negara ketiga di dunia yang mampu

mengirim manusia ke luar angkasa. Tidak lama berselang setelah itu, Cina

meluncurkan lagi pesawat antariksa berawaknya ShenZhou VI pada 12 Oktober

2005 kemarin. Wahana tersebut telah mengorbit selama lima hari di ruang

angkasa dan kembali mendarat dengan selamat ke Bumi pada 17 Oktober 2005,

yang sudah memuat dua orang astronot, yakni Fei Junlong dan Nie Haisheng.

6

Page 7: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Keberhasilan ini semakin mempertinggi semangat kebanggaan nasional dan

memantapkan ambisi Cina dalam pengembangan program antariksanya

Untuk ke depannya, pemerintah Cina berharap bisa membangun stasiun

ruang angkasa sendiri dan akan mengirimkan astronotnya ke Bulan. Saat ini

Cina tengah mengembangkan pesawat antariksa tanpa awaknya untuk

mengorbit bulan. Tahap ini merupakan tahap pertama dari tiga tahap program

eksplorasi bulan, yang disebut Chang’e. Tahap pertama direncanakan akan

berakhir tahun 2010 dan dilanjutkan dengan tahap kedua, yang mengirimkan

kendaraan penjelajah ke bulan, dan misi ketiga yang merupakan misi pengiriman

pesawat luar angkasa untuk mengambil contoh-contoh material demi keperluan

penelitian di bumi. Tetapi, misi dan pendanaan tahap pertama (serta seluruh

proyek) itu hingga kini masih belum disetujui oleh pemerintah. Hu Shixiang, wakil

komandan tertinggi untuk program pesawat antariksa berawak Cina,

mengkonfirmasi kebenaran tersebut saat dilakukan sesi tanya jawab pada 18

Oktober 2005 lalu mengenai kesuksesan operasi Shenzhou VI. Pada

kesempatan yang sama terkuak pula ambisi Cina untuk dapat menguasai

teknologi docking dan spacewalk sebelum tahun 2012.

Program pesawat antariksa berawak Cina terdiri atas tiga tahap pengembangan,

yang antara lain adalah :

1. Tahap Pertama

Termasuk di dalamnya peluncuran sejumlah pesawat tanpa awak antara

kisaran tahun 1999 – 2002, yang diikuti peluncuran dua pesawat antariksa

berawak pada 2005

2. Tahap Ketiga

Space docking dan space walking merupakan tujuan dari fase ini yang

direncanakan sudah akan tercapai pada 2010. Pembangunan

laboratorium angkasa sementara kelas 8 ton juga termasuk dalam

rencana di fase ini

3. Tahap Ketiga

7

Page 8: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Pada 2020 Cina merencanakan sudah akan mendirikan stasiun ruang

angkasa permanen kelas 20 ton

Berikut beberapa aset dan catatan penting (track record) yang dimiliki Cina

dalam pengembangan program pesawat ruang angkasanya :

o Cina mempunyai tiga tempat fasilitas peluncuran terpisah, yang antara

lain adalah Jiquan, Taiyuan, dan Xichang

o Pada tahun 1960-an RRC mendidik dan melatih para insinyur wahana

antariksanya, setelah sebelumnya dididik oleh Uni Soviet. Baru setelah

1980 RRC mengirim ribuan pelajarnya ke Amerika dan negara Barat

lainnya untuk meneliti lebih dalam tentang teknologi antariksa, dan

mengadakan program pertukaran pelajar

o Mitra kerja Cina dalam program antariksanya antara lain adalah Brazil,

Perancis, dan Swedia. Kerjasama yang dilangsungkan dalam bentuk alih

teknologi, pembagian tracking station (stasiun pencari jejak pesawat luar

angkasa) bersama, dan lain lain. Terhadap Rusia, Cina bermitra dengan

pertimbangan kesamaan kepentingan strategis kedua negara vis-à-vis

Amerika. Rusia mendapat uang segar, Cina mendapat senjata dan

teknologi. Kerjasama semacam ini sendiri baru banyak meningkat

semenjak berakhirnya Perang Dingin 3

o Cina menghabiskan 900 juta yuan atau 111 juta US$ untuk misi Shenzhou

VI; Bandingkan dengan alokasi dana pemerintah Cina untuk program

pengurangan polusinya tahun 2004 yang sebesar 190 milyar yuan atau

23,5 milyar US$

o Para elite program antariksa Cina saat ini masih menunggu persetujuan

pemerintah pusat untuk membuat roket seberat 25 ton, yang tiga kali lebih

besar dari kapasitas roket terdahulu. Roket ini rencananya akan

digunakan untuk pesawat antariksa Cina menuju bulan, yang dikatakan

untuk tujuan eksplorasi-observasi dan keperluan misi damai

3 Lihat diskusi mendalam soal ini dalam, China’s Missile Imports and Other Assistance From Russia, NTI/Center for Nonproliferation Studies, 2003.

8

Page 9: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

o Dalam bidang peroketan, Cina kini telah menguasai teknik pengambilan

kembali satelit (satellite recovery), peluncuran banyak satelit dengan satu

roket tunggal, propulsi kriogenik, roket pendorong yang ditempelkan

(strap-on booster), satelit geostasioner, pengendalian dan penjejakan

satelit (satellite tracking). Di bidang satelit penginderaan jauh dan

telekomunikasi, Cina mencapai kemajuan yang berarti dalam eksperimen

mikro-gravitasi dan pengembangan wahana antariksa berawak

Cina dan Superpower

Konsep Superpower adalah :

“Sebuah keadaan yang ditujukan bagi negara dengan kemampuan mempengaruhi kejadian-kejadian dunia dan memproyeksikan power (kekuatan/kekuasaan) dalam skala yang ‘super’…” 4

Kata ini digunakan untuk merujuk pada dua kekuatan utama dunia (Uni

Soviet dan AS) selama era Perang Dingin.

Kriteria dari negara superpower :

1. dari segi kebudayaan

Memiliki pengaruh kebudayaan yg kuat bagi negara-negara

lainnya, atau dengan kata lain memiliki soft power.

2. dari segi ekonomi dan keuangan

Memiliki kekuatan ekonomi yang sangat menonjol, yang dapat

diindasikan dari akses atas bahan-bahan baku, jumlah pasar dan

tingkat produktivitas pasar domestik, pemain utama dalam

perdagangan dunia dan atau dalam pasar keuangan global, tingkat

inovasi, dan kemampuan untuk mengakumulasi modal/aset-aset

4 Http://en.wikipedia.org/wiki/Superpower

9

Page 10: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

3. dari segi demografis

Memiliki jumlah penduduk yang besar, dengan tingkat pendidikan

yang sudah maju, tersedianya sarana infrastruktur yang sangat

memadai, kemampuan ekonomi dan kebudayaan yang nyata untuk

mengembangkan daerah-daerah sekitarnya sebaik pengembangan

daerahnya sendiri di bawah kontrol langsung

4. dari segi militer

Memiliki kemampuan militer yang sangat menonjol, yang dapat

diindikasikan dari keadaan tak terkalahkan relatif, kemampuan

untuk dapat menghasilkan kehancuran masif bagi negara lain, dan

kapasitas proyek-proyek militer global

5. dari segi politis atau ideologi

Memiliki sistem politik yang berjalan efektif, yang mampu

memobilisasi bahan-bahan baku untuk suatu tujuan politis tertentu,

dan pengaruh ideologi yang besar sekali

Cina, terkhusus dalam pembahasan mengenai superpower, dalam kajian dunia

modern dapat dijabarkan secara garis besar sebagai berikut :

1. Cina memiliki jumlah populasi yang terbesar di dunia dengan total

sebanyak 1,3 milyar penduduk. Dengan perkiraan jumlah total penduduk

dunia sebanyak 6,4 milyar orang, Cina memiliki 1/5 penduduk dunia. Pada

tahun 2004 7% dari total penduduk Cina berumur di atas 65 tahun, dan

hingga pada tahun 2050 sekitar 25% penduduknya akan berumur serupa.

Karena di kebanyakan negara evolusi populasi penduduk non-produktif

terjadi setelah evolusi kesejahteraan ekonomi, diestimasikan bahwa

pertumbuhan kesejahteraan ekonomi Cina akan dihambat oleh penuaan

populasinya yang besar

2. GDP Cina diperkirakan tumbuh sekitar 9% setiap tahunnya selama lebih

dari 25 tahun terakhir, yang merupakan tempo tercepat untuk

perekonomian suatu negara dalam sejarah dunia. Tingkat perekonomian

10

Page 11: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Cina merupakan yang kedua terbesar dunia saat ini dihitung dari

kesetaraan daya beli masyarakatnya dengan GDP sebesar 7,124

milyarUS $ pada tahun 2004. Pada periode yang sama Cina telah berhasil

mengangkat 300 juta penduduknya keluar dari jurang kemiskinan dan

meningkatkan pendapatan rata-rata penduduknya sebanyak empat kali

lipat – Akan tetapi di satu sisi, pendapatan perkapita Cina masih di bawah

negara berkembang seperti Meksiko dan Turki. Selain itu,

3. Cina memiliki kekuatan nuklir yang signifikan dan jumlah tentara yang

terbesar di dunia. Anggaran militernya pun meningkat dua kali lipat antara

1997-2003, pada 2004 sudah sebesar 48,4 milyar US$ dan masih terus

meningkat dalam tempo yang cepat. Cina merupakan negara ketiga di

dunia yang mampu mengirim manusia ke luar angkasa (setelah Uni Soviet

dan AS)

4. Cina merupakan negara yang memiliki pengaruh yang kuat dalam bidang

kebudayaan maupun ekonomi di negara-negara sekitarnya, khususnya di

Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, dan lain-lain

Bandingkan keadaan Cina tersebut dengan keadaan Amerika Serikat saat ini,

sebagai satu-satunya superpower yang masih eksis :

1. AS mempunyai populasi sebesar hampir 300 juta jiwa (2004) dengan

pertumbuhan penduduk yang lamban

2. Dari segi hukum dan politik, AS sudah memiliki tingkat peradilan yang

sangat baik dan menjunjung tinggi HAM / kesetaraan perlakuan

3. AS masih merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia saat ini. Lebih

jauh lagi, AS memimpin dalam bidang teknologi dan inovasi

4. Dalam bidang militer, AS mengalokasikan anggaran militernya jauh lebih

banyak dari anggaran militer negara-negara maju lainnya (392,6 milyar

US$ pada 2004). Akan tetapi, dikarenakan skala ekonominya yang besar

dan alokasi dana kemiliterannya, Gross National Product (GNP) AS

11

Page 12: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

memiliki jumlah persentase yang lebih kecil dibandingkan negara-negara

maju lainnya. AS juga memiliki aliansi bentukannya yang direalisasikan

dalam bentuk pakta seperti NATO dan ANZUS, selain itu AS memilki

basis-basis militer yang tersebar di berbagai belahan dunia (Eropa, Asia,

dan Oceania), di samping kemampuannya sebagai pemilik gudang nuklir

terbesar dunia kedua setelah Rusia. Selain itu, AS mengembangkan

barikade misil anti balistik yang tentu saja meningkatkan kemampuan

militernya di atas kemampuan rata-rata negara lainnya

5. Dari segi kebudayaan, AS merupakan pemain yang paling dominan di

dunia. Pengaruhnya sangat luas dan masif, hal ini tidaklah berlebihan jika

kita menengok pemakaian mata uang US$ di berbagai penjuru dunia,

pengaruh film-film Hollywood, ‘invasi’ musik-musik Amerika di mana-

mana, dan sebagainya

6. AS merupakan pemain lama di bidang antariksa dengan teknologi yang

sangat maju dan masih merupakan satu-satunya negara di dunia yang

mampu mengirim manusia ke bulan (Cina baru mampu mengirimkan

astronotnya ke orbit bumi)

Sebenarnya, dalam beberapa bidang seperti demografi, ekonomi, dan

kebudayaan, Cina tidak kalah jauh dari AS bahkan sanggup menggunggulinya.

Dalam bidang antariksa sekalipun, jika kita menarik berapa rentang waktu

kemerdekaan Cina dan kemerdekaan AS dengan kemajuan program

antariksanya, dapat dikatakan Cina menang mutlak atas AS. Program antariksa

di RRC yang baru merdeka sejak tahun 1949, dan pencanangan program pada

1950-an, jauh lebih cepat maju dari AS yang merdeka sejak 4 Juli 1776 dan

mencanangkan program antariksanya pada era perang dingin.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa transisi tradisi politik-

pemerintahan feodal sejak era Mao Zedong (dimulainya industrialisasi Cina) dan

yang ‘dipamungkasi’ oleh evaluasi Deng Xiaoping pada September 1982 dengan

kesimpulannya yang sangat fundamental : “Kemisikinan bukan sosialisme.

12

Page 13: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Sosialisme berarti melenyapkan kemisikinan.”, telah membawa Cina pada

perubahan yang sangat signifikan dalam berbagai bidang. Teori Deng Xiaoping

yang sangat ampuh ini masih dianut dan diteruskan para pemimpin Cina hingga

saat ini.

Cina sadar bahwa mengejar ketertinggalan dan menyamakan langkah

dengan para negara maju (hingga superpower) pasti mengantar mereka ke

tingkat yang lebih tinggi lagi di pentas dunia. Inilah yang ingin dicapainya sejak

“Gerakan Lompatan Jauh ke Depan”’ yang ingin mengejar kemajuan AS dan

Inggris dalam waktu lima belas tahun saja, atau prioritas pengembangan

ekonomi pada masa awal Gaige kaifang (1978) dan kelanjutan program

antariksanya pada dua dasawarsa terakhir. Ambisi ini tentunya tidak lepas dari

campur tangan para kaum teknokrat yang mendominasi jajaran elite pimpinan

tinggi RRC saat ini, seperti Hu Jintao (Presiden RRC dan Ketua Partai Komunis

Cina), Wu Bangguo (Ketua Konggres Rakyat Cina), Wen Jiabao (Perdana

Menteri), Jia Qingling, Zeng Qinghong (wakil presiden RRC), Huang Ju, Wu

Guanzheng, Li Changchun, dan Luo Gan (kepala biro intelejen Cina). 5

Gelombang Kebanggaan Nasional dan Problematika Program

Antariksa Cina

Kita tak dapat memungkiri bahwa pencapaian fenomenal Cina moderen

mengundang decak kagum banyak negara dunia, khususnya di kawasan Asia

yang notabene masih terdapat banyak ketertinggalan dibandingkan dengan

kawasan-kawasan maju seperti di Eropa. Cina seperti yang kita tahu, bahkan

5 Kualitas keilmuan mempengaruhi kepribadian kepemimpinan dalam menentukan pemilihan strategi. Lihat khususnya Harold D. Lasswell, Psychopathology and Politics (Chicago: University of Chicago Press, 1930) dan Power and Personality (New York: Norton, 1948).

13

Page 14: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

semakin mempertebal semangat kebanggaan nasionalnya dengan peluncuran

realisasi program antariksanya di penghujung abad kedua puluh. Kekuatan

militernya pun semakin meningkat, dengan anggaran militer sebanyak 48,4

milyar US$, atau sedikit lebih banyak 40 juta US$ dari anggaran militer Rusia di

2004. Hal ini menciptakan perimbangan kekuatan dunia dan perimbangan teror

secara nyata bagi para rivalnya, terutama Eropa dan Jepang yang berturut-turut

menjajahnya selama hampir dua abad.

Cina adalah salah satu bangsa tertua dunia yang penuh harga diri. Tema

ini selalu menjadi patokan standar dalam menopang budaya bisnis hingga politik

pemerintahan Cina. Seperti yang telah disebutkan tentang rasa sakit dan

penghinaan kolonialisme yang merendahkan martabatnya, kebanggaan nasional

bagi Cina merupakan suatu katalis atas martabat bangsanya. Program antariksa

Cina adalah salah satu jawaban atas ambisinya yang belakangan semakin

mencuatkan gelombang kebangaan nasional, yang praktis memudarkan ideologi

negara sebagai motor masyarakat Cina. Pengertian akan hal ini menanamkan

pemahaman yang mendalam terhadap fenomena yang terjadi pada Cina

moderen. 6

Pandangan terhadap gelombang kebanggaan nasional serupa juga

makin diperkuat dari beberapa pernyataan yang keluar dari pihak elite Cina

sendiri, seperti antara lain :

o Direktur Kantor Pesawat Ruang Angkasa Berawak Cina, Xie MingBao,

yang berujar tentang keberhasilan misi Shenzhou V, “Hari ini, tanggal 16

Oktober 2003, adalah hari yang akan diingat oleh rakyat Cina, dan

merupakan harta karun. Karena, ini adalah untuk pertama kali kami

berhasil menempatkan manusia di ruang angkasa.” Tambahnya lagi,

“Perkembangan teknologi ruang angkasa Cina telah meningkatkan

kekuatan nasional dan pengaruh internasional Cina secara signifikan,

khususnya dalam hal kebanggaan nasional.”

6 Yuan Wang dan Rob Goodfellow dan Xin Shengzhang, Menembus Pasar Cina, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2000), khususnya bagian pendahuluan.

14

Page 15: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

o Hu Shixiang, wakil tertinggi untuk urusan wahana antariksa berawak Cina

, mengatakan hal demikian pada kesempatan tanya-jawab dengan

wartawan di Oktober 2005, “Cina mengembangkan program antariksanya

dengan caranya sendiri, bukan untuk bersaing dengan AS. Ini bukan

persaingan seperti pada era Perang Dingin,”

Akan tetapi, pada sisi yang lain ‘kemenangan’ dan kemajuan Cina diganjal

oleh sebuah paradoks kompleks yang tidak mungkin lepas dari pokok

pembicaraan. Tahun 2004 mungkin merupakan tahun kenangan yang tidak akan

dilupakan oleh Cina sebagai momentum untuk mengumumkan kepada dunia

bahwa pemerintahnya berhasil mengangkat 300 juta jiwa peduduknya dari jurang

kemiskinan. Namun, fakta (menurut observasi Bank Dunia pada 2004) bahwa

dari sekitar 20 % total penduduk Cina hanya berpenghasilan kurang dari 2 US$

sehari menodai pencapaian Cina selama ini. Cina masih merupakan negara

yang bergelut dengan masalah struktural dan institusional, yang membuatnya

belum bisa memenuhi lima kriteria dasar superpower sepenuhnya.

Cina yang sekarang dianggap sebagai bengkel manufaktur dunia

(meskipun saham nilai tambah manufaktur Cina secara global di bawah 9%,

kurang dari setengah yang dimliki Jepang dan Amerika), dihadapkan pada

kenyataan bahwa hanya kurang dari 1/5 tenaga buruhnya yang dapat

dipekerjakan di bidang manufaktur, pertambangan, dan konstruksi. Pada

kenyataannya, Cina telah kehilangan puluhan juta lapangan pekerjaan di bidang

manufaktur sejak pertengahan 1990. Hampir setengah dari tenaga buruh yang

tersedia menetap pada pekerjaannya di bidang pertanian. Seiring dengan

pertumbuhan produktivitas tanah per ha yang masih stagnan, dan pada saat

yang sama menyerap ratusan juta petani. Ini masih merupakan hal fundamental

yang masih harus diselesaikan di masa mendatang.

Perusahaan swasta domestik di Cina, meskipun terus aktif dan

berkembang, tapi masih relatif lemah. Perbankan Cina juga masih terbebani oleh

“pinjaman jahat”.7 Pada lain bidang, masalah demokrasi dan penegakan HAM

7 Gordon G. Chang, The Coming Collapse of China, (Random House, 2001)

15

Page 16: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

terbilang hal yang sangat kritis dan esensial dalam pembicaraan ini. Masih

banyak kasus-kasus seperti Tragedi Tian’anmen (1989) yang belum

terselesaikan. Dan faksionisme partai pada pemerintahan pusat Cina mungkin

saja akan menjadi suatu ketergantungan utama dalam kestabilan ekonomi

jangka panjang. Bagaimana nantinya jika suatu saat pasar Cina bergerak pada

tren lain yang mungkin saja akan menentang keabsahan pemerintah Cina?

Apakah sistem ekonomi terpusat sekali lagi harus menyelamatkan negara?

Bagaimanapun juga, menurut survei Bank Dunia modal digunakan secara

lebih efisien di Cina dan prosedur pembukaan usaha/bisnis relatif lebih cepat.

Pertumbuhan ekonomi di Cina sudah cukup baik, di samping penyediaan sarana

infrastruktur, pendidikan, dan fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat

memadai.

Keadaan-keadaan tersebut mengindikasikan akan masih adanya

tantangan serius dalam pengembangan program antariksa Cina. Belum

meratanya pembangunan di seluruh daratan Cina hingga masalah polusi

sekalipun terus memaksa pemerintah Cina untuk mencurahkan fokus (dan

alokasi anggaran), yang untuk sementara belum bisa secara optimal berfokus

pada program antariksanya. Segala perkembangan yang terjadi di bidang ini

dalam beberapa tahun ke depan selalu menarik untuk disimak; dan tentu saja,

segala pencapaian Cina merupakan keberhasilan atas milestone berikutnya.

Perkembangan program pesawat antariksa Cina menegaskan bahwa

Cina tidak dapat dipandang sebelah mata. Oleh karena selama ini Cina hanya

dikenal melalui pertumbuhan ekonominya yang menakjubkan, maka dengan

Shenzhou V dan ShenZhou VI-nya Cina memantapkan dirinya sebagai negara

yang unggul. “Cina tidak lagi mempropagandakan kemenangan komunisme,

ataupun melecehkan agama. Cina benar-benar cuma ingin memperlihatkan

kepada dunia bahwa Cina jangan dianggap enteng. Kalau seandainya ada

bendera besar, barangkali tulisan itu akan berbunyi: Jangan anggap enteng

kami! Seruan seperti ini kiranya sangat dapat diterima. Lambat atau cepat, Cina

akan menjadi superpower.” 8

8 I Wibowo, op.cit, halaman 208.

16

Page 17: Perkembangan Program Antariksa China Pasca Perang Dingin

Daftar Pustaka

1. Alexander, Eckstein. China’s Economic Revolution. New York: Cambridge University Press,1977.

2. Chang, Gordon G. The Coming Collapse of China. Random House, 2001.3. Development Bank, Asia. Key Indicator of Developing Asian and Pacific

Countries. Manila: Economics and Development Resources Center, 1993.4. http://detik.com5. http://en.wikipedia.org./wiki/Superpower 6. http://kompascybermedia.com7. http://sinodefense.org8. Jones, Walter S. Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi-

Politik Internasional, dan Tatanan Dunia – 2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993.

9. Lasswell, Harold D. Psychopathology and Politics. Chicago: University of Chicago Press, 1930. dan Power and Personality. New York: Norton, 1948.

10.McGraw-Hill Encyclopedia of Science and Technology: USA, 1960,vol 12.11.Wang, Yuan dan Rob Goodfellow dan Xin Sheng Zhang. Menembus

Pasar Cina. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, Agustus 2000.12.Wawancara dengan Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Cina di

Indonesia, Mr. Zhao Xucai, Jakarta, 27 September 2005.13.Wibowo, I. Belajar Dari Cina. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, Januari

2004.

17