BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kehidupan koperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat,
sebab bagi masyarakat Indonesia hidup berkoperasi berarti membangun
perekonomiannya. Pemerintah merupakan pemrakarsa ekonomi memiliki misi
untuk memajukan koperasi sesuai dengan apa yang dikehendaki atas dasar
Undang–Undang Dasar 1945, yaitu membangun koperasi sehingga mempunyai
kemampuan untuk dapat dipergunakan sebagai alat pendemokrasian ekonomi
nasional. Undang–Undang Dasar menempatkan koperasi sebagai soko guru
perekonomian Indonesia. Atas dasar itu maka koperasi sebagai organisasi
ekonomi dan sosial yang mampu memberikan pelayanan terus menerus dan
meningkat pada anggotanya serta masyarakat sekitarnya, akan tetapi juga akan
memberikan sumbangan mendasar kepada pembangunan dan pertumbuhan sosial
ekonomi.
Koperasi lahir sebagai organisasi gerakan ekonomi rakyat, tidak hanya
pada masyarakat umum saja tetapi menyentuh rana mahasiswa sehingga
perkembangan koperasi mahasiswa bersinergi dengan jalannya koperasi pada
umumnya. Hidupnya koperasi di tengah mahasiswa sebagai bahan pembelajaran
untuk mengembangkan jiwa usaha dalam organisasi ekonomi. Koperasi adalah
milik anggota dengan saham sebagai modal dasar, sehingga mereka harus
mengembangkan sumber dayanya dengan tidak mengancam identitas dan jati
2
dirinya. Tujuan koperasi adalah menyelenggarakan kepentingan anggotanya dan
untuk meningkatkan partisipasi anggotanya di perlukan kerjasama dari seluruh
stakeolder dari koperasi itu sendiri serta pelaksanaannya koperasi harus bersifat
terbuka. Selain itu pengurus juga harus bersedia secara terbuka menyampaikan
hasil-hasil yang telah dicapai dalam koperasi kepada seluruh anggota. (Sitorus,
2011).
Dalam perkembangannya, koperasi mahasiswa memiliki syarat
keanggotaan yang di tentukan dari ke aktifan mahasiswa sebagai anggota koperasi
yang telah terdaftar menjadi mahasiswa Universitas tertentu, melunasi simpanan
pokok dan menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta
peraturan yang di peroleh melalui Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) dan Rapat
Anggota Tahunan (RAT). Koperasi merupakan gerakan ekonomi yang di
harapkan menjadi lokomotif untuk menumbuhkan usaha mandiri, oleh karena itu
perlu adanya usaha untuk mewujudkannya. Salah satu jenis koperasi yang perlu di
galakkan adalah koperasi mahasiswa yang merupakan lembaga kemahasiswaan
sekaligus lembaga ekonomi memiliki strategi pengembangan kader yang
kompetitif kreatif berwirausaha.
Dari sisi organisasi, koperasi merupakan organisasi yang anggotanya
terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama, dalam
menentukan kebijaksanaan usaha di tentukan oleh orang-orang yang memiliki
3
dasar satu orang satu suara. Dalam menjalankan kegiatan usahanya kekuasaan
tertinggi ada pada rapat anggota (Suwandi, 1984).
Sebagai organisasi internal kampus di bawah pimpinan Wakil Rektor III,
Koperasi Mahasiswa Unhas adalah lembaga kemahasiswaan yang bertujuan
sebagai media business learning pada mahasiswa. Koperasi Mahasiswa Unhas
memiliki tujuan sebagai lembaga yang berbasis pada partisipasi anggota
memiliki strategi pengembangan kader yang kompetitif dan kreatif berwirausaha.
Oleh karena itu, peneliti memfokuskan masalah terkait fungsi koperasi sebagai
organisasi kemahasiswaan dan tingkat partisipasi anggotanya.
Penelitian ini di fokuskan pada organisasi Kopma Unhas di tinjau dari
kajian sosiologi organisasi“ Koperasi mahasiswa dalam meningkatkan partisipasi
anggotanya (study kasus koperasi mahasiswa Universitas Hasanuddin). Aspek-
aspek yang menjadi fokus penelitian ini adalah :
1. Koperasi Mahasiswa Unhas dalam meningkatkan partisispasi anggota
Kopma Unhas
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan
Kopma Unhas
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana cara koperasi mahasiswa dalam meningkatkan partisipasi
anggota?
2. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan tingkat partisipasi dalam
kegiatan Kopma Unhas ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Kopma Unhas dan bentuk partisipasi anggotanya.
2. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan tingkat partisipasi dalam
kegiatan Kopma Unhas.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Manfaat karya tulis ilmiah ini di harapkan penelitian ini dapat menjadi
sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan
sebagai sebagai bahan acuan bagi peneliti selajutnya.
2. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang didapatkan peneliti dibangku
kuliah dan kenyatan dilapangan. Aplikasi ilmu yang di peroleh menjadikan
peneliti lebih paham cara Kopma Unhas dalam meningkatkan partisipasi
anggotanya.
5
3. Manfaat Paktis
Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi kepentingan ilmu
pengetahuan dan praksis kopma Unhas, terutama dalam menetapkan suatu
kebijakan untuk kesejahteraan stake holder koperasi mahasiswa dan
kebijakan untuk Biro Administrasi Akademik UNHAS.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hakikat koperasi
Tujuan koperasi sebagai organisasi yang beranggotakan orang-perorangan
atau badan hukum koperasi yaitu sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan. Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi
terutama untuk memperbaiki kesejahteraan anggotanya dan menjunjung tinggi
kekeluargaan. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dengan modal sebagai
alat untuk keuntungan anggota berdasarkan partisipasi modal. Keuntungan yang
di peroleh, di bagi kepada anggota menurut jasa masing-masing. (Hendrojog,
2004).
Koperasi memiliki tiga unsur pokok yakni, kerjasama dua orang atau
lebih, tujuan yang akan dicapai, dan kegiatan yang dikoordinir secara sadar.
Ciri-ciri dari koperasi berupa perkumpulan orang, pembagian keuntungan
menurut perbandingan jasa, jasa modal dibatasi, tujuannya meringankan beban
ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggotanya pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, modal tidak tetap / berubah menurut banyaknya
simpanan anggota.
Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi
keanggotaan pribadi dengan prinsip kebersamaan, dalam rapat anggota, tiap
anggota masing-masing satu suara tanpa memperhatikan jumlah modal masing-
7
masing, setiap anggota bebas untuk masuk/keluar (anggota berganti) sehingga
dalam koperasi tidak ada modal permanen.
Seperti halnya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) maka
koperasi mempunyai Badan Hukum, menjalankan suatu usaha, penanggung
jawab koperasi adalah pengurus, Koperasi bukan kumpulan modal beberapa
orang yang bertujuan mencari laba sebesar - besarnya namun koperasi adalah
usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan. Setiap anggota
berkewajiban bekerjasama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan para
anggota. Kerugian dipikul bersama antara anggota jika koperasi menderita
kerugian, maka para anggota memikul bersama dan anggota yang tidak mampu
dibebaskan atas beban tanggungan kerugian. Kerugian dipikul oleh anggota yang
mampu.
Defenisi koperasi menurut Suwandi (1985) mengatakan bahwa koperasi
adalah organisasi dari orang-orang yang di dalam Undang-Undang No.12 tahun
1967 di sebut sebagai kumpulan orang-orang. Mereka berkumpul karena
mempunyai kesamaan kebutuhan ekonomi yang ingin dipenuhi, maka mereka
membentuk perusahaan yang di kelola secara bersama. Itulah sebabnya banyak
yang beranggapan bahwa koperasi berwajah ganda, yaitu sebagai kumpulan
orang-orang yang sekaligus merupakan sebuah perusahaan bersama.
Hal tersebut akan menciptakan hubungan yang di atur dalam aturan
hubungan organisasi antaranggota dan juga akan tercipta hubungan antarmanusia
8
yang ada, baik bersifat manusiawi maupaun bersifat kodrati. Hal ini terasa sangat
kuat pada koperasi primer karena para anggotanya adalah mahasiswa.
“Menurut Maman dalam kutipan rullyindarawan.tripod.com
membedakan koperasi dengan organisasi usaha non-koperasi, dengan
melihat lima (5) hal yakni: sifat keanggotaan, pembagian keuntungan,
hubungan personal antara organisasi dan manajer, keterlibatan
pemerintah dalam penciptaan stabilitas dan operasi, dan hubungan
organisasi dan masyarakat.” (Megawati, 2009).
Sebagai organisasi ekonomi, koperasi didirikan berdasarkan cita-cita
untuk memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat. Sendi dasar koperasi yang
ada hubungannya dengan organisasi tercantum di dalam undang-undang dan di
dalam rumusan sendi dasar itu sendiri yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Jadi apabila koperasi di tinjau dari segi organisasi, maka rumusannya adalah
sebagai berikut :
a. Kumpulan Orang-Orang
Koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang tercermin dari
sendi dasar keanggotaannya. Apabila koperasi di tinjau dari segi organisasi,
maka ia harus mampu mengurusi dirinya sendiri. Hal ini adalah watak
tradisional yang khas dari corak kehidupan di beberapa daerah Indonesia juga
di kemukakan tentang koperasi mampu berswadaya, berswakerta,
berswasembada yang ternyata sejalan dengan ide dasar koperasi Rochdale
yaitu adanya solidaritas yang tinggi antara anggota.
Koperasi sebagai organisasi orang-orang dalam menjalankan
kegiatannya yang harus berusaha atas dasar kekuatan sendiri (swadaya). Hal
9
ini menjadi ide dasar bagi pendiri koperasi Rochdale. Dengan kekuatan
sendiri berusaha mencapai tujuannya. Dalam praktek sehari-hari tercermin
pada kekuatan simpanan dan pendidikan yang diadakan khusus bagi para
anggota sendiri. Bantuan yang datang dari luar hanya bersifat sementara
hingga koperasi mampu berdiri dengan kekuatan sendiri.
b. Keanggotaan
Koperasi sebagai organisasi mengatur sendi dasar untuk keanggotaan
yaitu didasarkan atas kesukarelaan dan keterbukaan bagi setiap warga Negara
Indonesia. Pengertian keanggotaan koperasi di berikan secara utuh oleh
International Coorverative Alliance (ICA) yaitu bahwa asas sukarela itu harus
di lihat dari segi keanggotaan yang tidak di batasi oleh diskriminasi politik,
sosial, agama dan dapat di peroleh setiap orang yang berhak mendapat
pelayanan dari koperasi serta mau memilkul pertanggung-jawabannya sebagai
akibat keanggotaannya tersebut.
Dalam Undang-Undang dikemukakan bahwa “orang yang masuk
menjadi anggota koperasi harus atas dasar kesadaran dan keyakinan dan
mempunyai tekad untuk memperbaiki nasibnya di masa-masa mendatang”.
Pandangan ini sejalan dengan yang dicita-citakan oleh para pelopor
pembentuk koperasi Rochdale. (Suwandi, 1985).
Koperasi mahasiswa disusun sebagai organisasi usaha bersama
berdasarkan azas kekeluargaan. Di samping itu koperasi adalah unsur
10
pendidikan yang baik untuk memperkuat ekonomi dan moral, melalui
pembelajaran koperasi oleh mahasiswa.
Dengan adanya koperasi yang kokoh maka banyak kemanfaatan yang
diperoleh seperti menyediakan lapangan pekerjaan, membantu penambahan
pendapatan keluarga, menimbulkan rasa kebersamaan di antara anggota. Jadi
koperasi merupakan alat untuk mempererat persatuan, dan tentu keberadaan
koperasi telah turut andil dalam pembangunan perekonomian Indonesia dan
membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Secara umum Kopma Unhas merupakan koperasi primer, karena
beranggotakan orang-per orang yaitu mahasiswa Unhas secara umum dari
berbagai fakultas dan Jurusan. Kopma Unhas merupakan unit kegiatan
mahasiswa yang memiliki asas manfaat untuk mahasiswa sebagai organisasi
ekonomi.
Seperti halnya pada organisasi lain, Kopma Unhas adalah organisasi yang
memiliki tujuan untuk mengelompokkan kegiatan, sumber daya lainnya yang di
miliki koperasi agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat di capai secara efektif
dan ekonomis. Kopma Unhas tidak saja sebagai lembaga ekonomi yang
memperhatikan jalannya usaha saja akan tetapi perlu adanya sinergitas antar
usaha dan anggota. Kepengurusan koperasi mahasiswa Unhas di tangani oleh
lima orang pengurus, diawasi dan di periksa oleh tiga orang pengawas dan
dikelola oleh beberapa anggota dan staff.
11
Pengelola dalam sebuah koperasi merupakan pemegang kuasa dari
pengurus koperasi yang diberi wewenang untuk mengelola usaha dan merupakan
hubungan kerja atas dasar perikatan, sedangkan tanggung jawab pengurus
mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat
anggota tidak menjadi berkurang. Pengurus dan pengawas koperasi dipilih dari
dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Masa jabatan pengurus paling lama 1 (satu) tahun, dan merupakan
pemegang kuasa rapat anggota. Secara legal, susunan pengurus dicantumkan
dalam Akta Pendirian Koperasi. Pengurus koperasi, baik secara bersama-sama,
maupun sendiri-sendiri, menanggung kerugian yang diderita koperasi, karena
tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan dan kelalaiannya, dan apabila
dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup kemungkinan bagi penuntut
umum untuk melakukan penuntutan.
Pengawas koperasi bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan dana pengelolaan koperasi serta membuat laporan tertulis tentang
hasil pengawasannya dan pengawas berwenang meneliti catatan yang ada pada
koperasi serta mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Koperasi dapat
meminta jasa audit kepada akuntan publik dalam rangka peningkatan efisiensi,
pengelolaan yang bersifat terbuka, dan melindungi pihak yang berkepentingan.
Pengelola koperasi diangkat untuk mewujudkan profesionalisme dalam
pengelolaan koperasi. Pengelola mempunyai arti yang lebih luas dan memberi
12
alternatif bagi koperasi. Dengan demikian sesuai kepentingannya koperasi dapat
mengangkat pengelola sebagai manager atau direksi.
Sumber modal koperasi pada Kopma Unhas terdiri dari modal sendiri dan
modal pinjaman, berupa simpanan simpanan pokok dan simpanan wajib,
simpanan lainnya, dana cadangan,hibah/sumbangan, sisa hasil usaha yang belum
di bagi. Modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lain dan lembaga
keuangan lainnya, sumber lain yang tidak mengikat, penerbitan obligasi dan
surat hutang lainnya (LPJ-PP TB 2001, 2008, 2010. RAT Kopma Unhas).
Modal koperasi kekayaan yang dapat digunakan dalam suatu proses
produksi/perdagangan untuk menghasilkan suatu barang/jasa guna untuk
kesejahteraan para anggota koperasi. Lapangan usaha koperasi berupa usaha-
usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan
usaha dan kesejahteraan anggota. Dengan demikian koperasi dapat berperan
sebagai lembaga pembelajaran dan lembaga bisnis bagi mahasiswa.
B. Pendekatan Sosiologi Organisasi
1. Pembagian kerja
Menurut Emile Durkheim (dalam Ritzer, 2008) memandang pembagian
kerja merupakan sarana utama bagi penciptaan kohesi dan solidaritas dalam
masyarakat modern. Tingginya tingkat pembagian kerja dan peranan yang berbeda
antar setiap orang menyebabkan orang menggantikan basis ikatan ( penyatuan )
atas dasar kesamaan (solidaritas mekanis) dan dasar ketidak samaan (solidaritas
organis). Mereka tergantung satu sama lain karena mereka mempunyai tugas yang
13
berbeda dan oleh sebab itu mereka saling membutuhkan untuk kesejahteraan
mereka sendiri.( Damsar.2009: 23).
Faktor-faktor organisasi menurut Herbert G. Hicks berpendapat organisasi
adalah Core Element (unsur inti) dan Working Element (faktor kerja). Faktor inti
adalah orang-orang sebagai faktor pembentuk organisasi, sedangkan faktor kerja
yang menentukan jalannya organisasi adalah daya manusia, meliputi kemampuan
untuk bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, kemampuan
melaksanakan asas-asas organisasi. (Sutarto, 1993).
Dalam Koperasi Mahasiswa terdapat struktur organisasi yang membedakan
peran masing-masing anggota. Struktur tersebut terdiri dari Pengurus, Pengawas,
anggota dan karyawan. untuk mencapai tingkatan pengurus pengawas perlu dilalui
beberapa tahap pendidikan secara sistematis sesuai peraturan organisasi.
Aspek kaderisasi sebagai salah satu aspek terpenting terhadap kelanjutan
organisasi, banyak hal yang menjadi persoalan dalam setiap organisasi, format
pengkaderan koperasi mahasiswa Unhas secara garis besar terdiri dari tiga
tingkatan, di antaranya tahap perekrutan atau di kenal dengan Diklat, kemudian
Dikjut dan Training of Fasilitator (TOF). ( Format pengaderan TB 2011)
Menurut teori tokoh sosiologi Emile Durkheim (dalam Ritzer, 2008) dalam
studinya tentang The Division of labor in Society memberikan sumbangan
tersendiri kepada perkembangan sosiologi ekonomi. Dari sisi ekonomi suatu
organisasi, pembagian kerja sebagai suatu cara untuk menciptakan kesejahteraan
dan lebih efesien. Dari sisi sosiologi menurut Durkheim, pembagian kerja
14
mempunyai fungsi yang lebih luas. Pembagian kerja merupakan sarana utama bagi
penciptaan kohesi dan solidaritas dalam masyarakat modern.
Tingginya tingkat pembagian kerja dan peranan yang berbeda antar setiap
orang menyebabkan orang mengganti basis ikatan (penyatuan) atas dasar
kesamaan (soidaritas mekanis) dengan dasar ketidaksamaan (solidaritas organis).
Mereka tergantung satu sama lain karena mereka mempunyai tugas yang berbeda,
dan oleh sebab itu mereka saling membutuhkan untuk kesejahteraan mereka
sendiri. (Damsar, 1997).
Pendapat ahli tersebut mendukung struktur dalam organisasi, di mana
orgainisasi memiliki pembagian kerja yang berbeda sesuai dengan peran yang di
atur menurut aturan organisasi. Koperasi mahasiswa adalah salah satu organisasi
yang di dalamnya terdapat struktur yang menjelaskan adanya pembagian kerja
pengurus, pengawas, karyawan dan manejer. Pendekatan sosial ekonomi salah
satunya diperkenalkan oleh Max Weber (dalam Ritzer, 2008) yang memberikan
garis batasnya dengan menekankan bahwa tindakan ekonomi sejauh ia
mempunyai dimensi sosial dan selalu melibatkan makna serta berhubungan
dengan kekuasaan. Weber menetapkan sudut pandang sosiologi ekonomi pada
3 unsur antara lain tindakan ekonomi adalah tindakan sosial, tindakan ekonomi
selalu melibatkan makna dan tindakan ekonomi selalu memperhatikan
kekuasaan.
Selain itu di jelaskan pula bahwa organisasi adalah sistem saling
mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai
15
tujuan tertentu. Hal tersebut, di temukan adanya berbagai faktor yang dapat
menimbulkan organisasi yaitu orang-orang, kerjasama, dan tujuan tertentu.
Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling lepas berdiri sendiri melainkan saling
terkait.
2. Partisipasi Anggota
Keberhasilan suatu koperasi salah satunya ditentukan oleh faktor partisipasi
anggota. Partisipasi anggota merupakan perwujudan dari keikutsertaan anggota
dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Koperasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Keefektifan partisipasi anggota tergantung dari
interaksi antara anggota atau penerima manfaat serta manajemen dan program
(Jocher, 2003).
Bila ketiga variabel ini memenuhi kesesuaian, maka secara langsung
akan mempengaruhi keefektifan partisipasi semua anggota. Kesesuaian antara
ketiga variabel diatas oleh Ropke dinamakan Three Way Fit yang kemudian akan
melahirkan The Fit Model of Participation, sedangkan kesesuaian yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Antara pelayanan yang dibutuhkan oleh anggota dan output pelayanan
dari program.
2. Antara tugas-tugas program dan kemampuan manajemen Koperasi.
3.Antara apa yang diminta oleh para anggota dengan keputusan
manajemen.
16
Sedangkan alat yang digunakan anggota untuk berpartisipasi adalah hak
suara (voice), hak pilih (vote), dan hak keluar (exit). Dengan hak suara (voice),
anggota koperasi dapat mempengaruhi pihak manajemen dengan cara
bertanya, memberi atau mencari informasi, maupun dengan mengajukan
ketidaksepakatan dan kritik.
Pengertian partisipasi anggota mengacu pada penelitian sebelumnya oleh
Mariam Mardalena dalam situs iyamelena.blog.com. Dalam penelitiannya tersebut
mengambil pengertian bahwa kata partisipasi diserap dari bahasa Inggris
participation yang artinya mengikut sertakan pihak lain.
Seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya akan berhasil jika
mengikut sertakan partisipasi semua komponen dan unsur yang ada dalam
organisasi. Koperasi akan berfungsi dengan baik dan berhasil jika mengikut
sertakan partisipasi anggota, tanpa adanya partisipasi anggota mustahil koperasi
dapat berhasil dengan baik. Hal ini sesuai degan pendapat Sagimun bahwa
koperasi adalah suatu alat untuk memperbaiki kehidupan berdasarkan tolong
menolong diri sendiri dan auto activitieit dalam bentuk kerja sama. Hal ini
menunjukkan koperasi itu diperlukan partisipasi anggota itu sendiri, artinya
anggota itu berpartisipasi untuk anggota itu sendiri. (Soestrisno, 2003).
Dari pendapat tersebut bahwa koperasi adalah suatu alat untuk mencapai
tujuan bersama, alat tersebut dapat berjalan bila orang-orang bisa bekerjasama.
Dengan demikian yang bisa menghidupkan sarana untuk memperbaiki
17
kehidupan yang berdasar atas kegotong-royongan atau kekeluargaan tidak lain
adalah partisipasi anggota.
Sejalan dengan pendapat di atas dikemukakan pula oleh Ninik Widiyanti
(dalam Azhan, 2007) bahwa partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota
itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan serta
bertanggung jawab jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan
kewajiban dan melaksanakan hak serta bertanggung jawab, maka partisipasi
anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Akan tetapi jika
ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi
dimaksud dikatakan buruk atau rendah.
Dengan demikian partisipasi anggota sebagai anggota koperasi yang
dijadikan ukuran adalah kesediaan dan kepatuhan anggota dalam memenuhi
kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan. Sedangkan kewajiban anggota
adalah melakukan simpanan di koperasi baik simpanan pokok, simpanan wajib
dan simpanan sukarela maupun bentuk simpanan lainya serta dalam
pinjaman/kredit. Kemudian hak anggota koperasi adalah mendapatkan pelayanan
fasilitas dari koperasi.
Menurut Harsoyono Subyako dalam kutipan Sri Edi Swasono (dalam
Kalsum, 2009) menyatakan, dengan berasumsi bahwa partisipasi anggota masih
cukup baik, maka pengawasan yang seharusnya dilaksanakan oleh badan
pemeriksa supaya baik, sebab seringkali rendahnya partisipasi anggota koperasi
karena badan pemeriksa masih terdiri dari orang-orang yang percaya dengan
18
pengurus, sementara pengurusnya kurang jujur. Oleh karena itu badan pemeriksa
benar-benar menjalankan tugas dan fungsinya supaya anggota yakin koperasi
berjalan sebagaimana mestinya dan hal ini dapat meningkatkan partisipasi
anggota.
Dengan demikian partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi sangat
diharapkan peran aktif setiap anggota koperasi, dalam arti anggota tidak hanya
selalu percaya kepada pengurus terutama dengan laporan-laporan yang diberikan
pengurus, tetapi benar-benar diperiksa dan diawasi mekanisme jalannya usaha
koperasi. Partisipasi anggota yang terdiri partisipasi kontributif dan partisipasi
insentif mempunyai hubungan yang erat. Berdasarkan uraian di atas maka
partisipasi anggota koperasi, terutama pada Koperasi Mahasiswa Unhas
mempunyai ciri-ciri anggota yang berpartisipasi baik dapatlah dirumuskan
sebagai berikut:
1. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib.
2. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan anggota secara aktif.
3. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi, mengetahui
anggaran dasar dan rumah tangga, peraturan-peraturan lainnya dan
keputusan bersama lainnya.
4. Aktif dalam melakukan transaksi yang dilayani koperasi.
5. Aktif dalam melunasi iuran pokok, iuran wajib dan iuran sukarela
Agar koperasi tetap eksis maka partisipasi anggota selalu ditingkatkan dari
hari ke hari dan tahun ke tahun. Untuk itu, dibutuhkan pendidikan perkoperasian
19
yang standar, terprogram dan berkelanjutan bagi anggota tujuan pendidikan
anggota adalah meningkatkan:
a. Kontribusi modal anggota
b. Kesadaran anggota untuk memanfaatkan pelayanan usaha koperasi
c. Keterlibatan anggota dalam pengambilan keputusan
d. Pengawasan anggota terhadap koperasinya
Sementara itu dalam (dalam Megawati, 2009) menyiratkan tentang
partisipasi anggota yang berkaitan dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
koperasi adalah partisipasi anggota dalam melakukan transaksi di koperasi dan
partispasi modal (jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib).
Dengan demikian berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan
partisipasi anggota adalah kontribusi anggota koperasi dalam melakukan
transaksi dan dalam memodali koperasi berupa simpanan pokok dan simpanan
wajib. Pengembangan dan peningkatan kualitas manusia dalam lingkup
kesejahteraan anggota pada koperasi dapat di lakukan dengan cara-cara
meningkatkan kemampuan, melindungi dari kekurangan-mampuan orang-
perorangan maupun kelompok masyarakat, memelihara masyarakat dari ganguan
dan masalah-masalah yang dapat merusak ataupun mengurangi kemampuan
yang telah di miliki dan mengoptimasikan berbagai kemampuan dan
keikutsertaan dalam sistem kesejahteraan umat manusia.
20
C. Sosiologi Pasar
Dalam sosiologi pasar, di kemukakan bahwa koperasi dan pasar sama-
sama mecari keuntungan dengan jalan menarik pembeli (pasar) dan mencari
anggota (koperasi). Apabila koperasi memiliki banyak anggota maka akan banyak
keuntungan yang di dapat, dimana anggota sangat berpengaruh terhadap
keuntungan, anggota pemilik sekaligus pembeli.
Menurut Hanel (dalam Sutarto, 1993) bahwa koperasi adalah organisasi
otonom, yang berada didalam lingkungan sosial ekonomi, yang menguntungkan
setiap anggota, pengurus dan pemimpin dan setiap anggota, pengurus dan
pemimpin merumuskan tujuan-tujuannya secara otonom dan mewujudkan tujuan-
tujuan itu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilaksanakan secara bersama-
sama.
Kopma Unhas adalah organisasi ekonomi yang berusaha memperjuangkan
pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya dengan cara sebaik–baiknya
sedangkan sebagai perkumpulan orang, Koperasi Mahasiwa berusaha memenuhi
kebutuhan–kebutuhan anggotanya itu, tanpa menjadikan keuntungan sebagai titik
tolak usahanya karena keuntungan memang bukan tujuan utama koperasi.
Sejalan dengan pendapat Hendar dan Kusnadi (dalam Philip, 1998) yang
menyatakan bahwa partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontribusi
dan dapat pula partisipasi intensif. Kedua jenis partisipasi tersebut timbul sebagai
akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
Dalam kedudukannya sebagai pemilik :
21
a. Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan
pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan
(penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela), dan
b. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan, dan
proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi
semacam ini disebut partisipasi kontributif. Kemudian dalam
kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para anggota memanfaatkan
berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi
dalam menunjang kepentingannya. Partisipasi ini disebut partisipasi
intensif.
Kegiatan koperasi ini digalakkan dalam upaya menanamkan rasa
kebersamaan dalam bidang sosial ekonomi, karena koperasi merupakan
implementasi dari sistem ekonomi Pancasila. Di samping itu sebagai bentuk dari
partisipasi anggota dalam program-program pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah. Jadi partisipasi anggota dalam koperasi ini sekaligus sebagai
partisipasi terhadap program pemerintah. Oleh karena itu, partisipasi ini harus
dijaga oleh pengurus atau badan pengawas suatu koperasi.
Pasar merupakan modus interaksi sosial budaya bahkan pasar juga
mengandung fungsi religius sebagai sarana ibadah. Selain itu pasar
tradisional dengan harga luncurnya padanya terkandung transaction cost (
biaya transaksi ) dan bahkan asymmetric information (pemahaman informasi).
22
Dari proses tawar-menawar adalah merupakan biaya transaksi, akan
tetapi jika didalamnya berlangsung pula proses komunikasi yang dapat
menunjukkan kejelasan tentang karakter obyek barang yang diperjual belikan
serta terjadi proses penyesuaian harga maka asymmetric information akan
menyusut jauh. Disini proses transaksi mempunyai peluang akan
berkelanjutan berdasarkan interaksi sosial yang terjadi karena diantara
keduanya menjadi saling kenal. Aktivitas–aktivitas ekonomi seperti produksi,
distribusi perdagangan dan konsumsi, nantinya akan disusun ke dalam
peranan-peranan dan kolektivitas dengan melihat nilai-nilai apa yang
dilegitimasi dan dengan norma-norma serta sanksi yang diatur (Smelser,
1987).
D. Sosiologi Ekonomi
Menurut Weber (dalam Ritzer, 2008) mengemukakan bahwa tindakan
ekonomi tidak dipandang sebagai fenomena stimulus-respon yang sederhana,
tetapi lebih kepada hasil dari suatu proses yang dilakukan oleh individu
dalam proses hubungan sosial yang sedang berlangsung. Dengan kata lain,
tindakan ekonomi disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan
sosial personal yang sedang berlangsung dari para actor (embeddedness). Hal
ini tidak hanya terbatas terhadap tindakan aktor individual sendiri tetapi juga
mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan
institusi-institusi ekonomi yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan
hubungan sosial.
23
Dalam membiayai pertumbuhan koperasi, kontribusi keuangan baik yang
berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela maupun yang
berasal dari usaha sendiri para anggota (partisipasi kontribusi keuangan) sangat
diperlukan. Setelah dana yang terkumpul tersebut digunakan oleh perusahaan
koperasi, proses pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan medan
kebijaksanaan serta proses pengawasan jalannya perusahaan koperasi harus
melibatkan anggota karena anggota sebagai pemilik perusahaan koperasi
(partisipasi kontributif anggota dalam pengambilan keputusan).
Tetapi untuk mendukung pertumbuhan koperasi, anggota sebagai
pelanggan/pemakai memanfaatkan setiap pelayanan koperasi, manfaat yang
diperoleh anggota tersebut akan semakin banyak, dan bila ini terjadi, kesadaran
dalam pelaksanaan partisipasi kontributif akan semakin meningkat. Oleh karena
itu anggota perlu dirangsang dengan pelayanan-pelayanan yang menarik dan
sesuai kebutuhan anggota.
Kondisi di atas sangat nampak sekali dalam kehidupan ekonomi di pasar
tradisional. Kepercayaan (trust), sebagai salah satu institusi sosial, yang
merupakan moralitas umum dalam perilaku ekonomi tidak muncul seketika
tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah
lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama dan terus-menerus
ditafsirkan dan dinilai oleh para aktor yang terlibat dalam hubungan
perilaku ekonomi.
24
Salah satu peran konkret dari kepercayaan adalah bertambah dan
berkurangnya jumlah kredit yang diperoleh dalam transaksi jual beli.
Hal ini merupakan graduasi kepercayaan yang merupakan hasil dari
proses jaringan hubungan sosial yang telah dan sedang terjadi dalam
hubungan dagang yang dilakukan.
Jaringan hubungan sosial yang melihat bagaimana individu terkait
dengan individu lainnya dan bagaimana ikatan afiliasi melayani untuk
memperoleh sesuatu maupun sebagai perekat yang memberikan tatanan
dan makna pada kehidupan sosial (Powel Smith-Doerr dalam Damsar,
1997).
Tentang pelayanan Bery (1983) yang membahas mengenai
bagaimana meningkatkan pelayanan dengan membangun pelayanan
inti/pokok melalui sebuah strategi hubungan konsumen. Dengan menekankan
pelayanan pokok ini, para konsumen/pelanggan akan mendapatkan
keuntungan mereka dan dengan demikian mereka lebih menyukai
melakukan hubungan bisnis dengan pihak yang melayaninya.
Pada dasarnya bentuk layanan terbagi dalam 2 kategori, yaitu
layanan pokok (core service/main service) dan layanan pendukung
(auxiliary services or extras). Pelayanan pokok adalah hal dasar yang
mutlak harus ada untuk pasar. Seperti halnya pada koperasi, di perlukan
peran layanan penunjang. Layanan ini tidak berhubungan langsung dengan
peranan payanan pokok.
25
Pelayanan sebagai cara yang berorientasi pada pembeli/pelanggan.
Itu artinya, seluruh aspek kualitas fungsi pelayanan tercakup didalamnya,
seluruh aspek yang bisa menarik pelanggan harus diperhatikan dalam
pelayanan. Bagaimana interaksi antara pembeli dengan pemberi layanan
serta hasil terbaik yang diterima pembeli harus diperhitungkan. Apa yang
harus direncanakan dan dipasarkan kepada pelanggan tidak hanya sekedar
sebuah kemasan layanan, melainkan keseluruhan produk penawaran layanan.
Pada koperasi, untuk memaksimalkan peran partisipasi anggota di butuhkan
pelayanan yang maksimal, mengingat anggota adalah pelanggan.
26
D. Kerangka Konseptual
E. Defenisi Operasional
Koperasi mahasiswa Unhas adalah organisasi internal kampus dan lembaga
yang eksistensinya adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang memiliki
tujuan untuk mensejahterahkan anggotanya dan masyarakat pada umumnya.
Masalah yang sering di temui dalam koperasi adalah eksistensi dan
loyalitas anggotanya, masalah tersebut berpengaruh dalam keanggotaan
organisasinya. Kurangnya kader sangat mempengaruhi keberlanjutan dari koperasi
itu sendiri. Koperasi berdiri berdasarkan kepentingan bersama dan berasakan
Gambar 1. Diagram Kerangka Konseptual
Kelembagaan Koperasi
Mahasiswa Unhas
Mahasiswa
(Anggota)
Faktor Eksternal Faktor Intenal
Partisipasi Anggota
27
kekeluargaan. Namun masalah tersebut muncul karena adanya beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Sebagai organisasi kemahasiswaan, Kopma Unhas
menjadi wadah untuk meningkatkan partisipasi anggotanya. Untuk melihat kondisi
real yang terjadi dalam koperasi, di perlukan cara atau upaya agar koperasi tidak
kehilangan kadernya.
Faktor internal, anggota berasal dari dorongan yang berasal dari dalam diri
individu yang meliputi kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam setiap
kegiatan, seperti pengetahuan anggota tentang Kopma Unhas, pandangan anggota
terhadap mamfaat Kopma Unhas, persepsi anggota tentang kegiatan Kopma Unhas
dan pandangan terhadap pembinaan dan pendidikan perkoperasian. Agar
keberhasilan koperasi dapat terwujud, partisipasi anggota perlu di tingkatkan. Ada
beberapa cara untuk meningkatkan partisipasi yaitu secara materia dan non-
materia.
Meningkatkan partisipasi secara materi yaitu dengan cara member bonus,
potongan, tunjangan dan insentif lainnya, sedangkan partisipasi anggota secara
non-materi dengan cara memberikan motivasi kepada semua unsure yang ada
terutama dalam perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan karena
dengan melibatkan unsur yang tadi akan menghasilkan suatu perencanaan dan
keputusan yang lebih baik dalam menentukan arah dan tujuan koperasi
selanjutnya.(Megawati, 2009).
Menurut Muslimin Nasution dan Syamsuri SA mengatakan bahwa kunci
keberhasilan Koperasi terletak pada partisipasi anggotanya, dalam hal ini koperasi
28
mahasiswa sebagai koperasi yang didirikan berdasarkan kerjasama dan partisipasi
pendahulunya memberikan gambaran bahwa organisasi yang memiliki aturan
berupa ADRT mempunyai hak untuk menyusun keberlangsungan hidup
anggotanya. Oleh karena itu, Kopma Unhas sebagai lembaga kemahasiswaan
memiliki fungsi untuk meningkatkan partisipasi anggotanya. Sebab, mahasiswa
adalah objek dalam struktur koperasi mahasiswa, dimana pelaksanaannya di
lakukan oleh mahasiswa.
Faktor eksternal, yang sering mempengaruhi tingkat partisipasi anggota
berasal dari pengaruh dari luar. Faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi
anggota Kopma Unhas adalah kondisi internal Kopma Unhas seperti daya tarik
Kopma Unhas terhadap mahasiswa, kondisi kepengurusan, program kerja dan
kegiatan organisasi, dukungan dan peran pemerintah dalam mendukung kegiatan
Kopma Unhas. Sebagai organisasi bisnis yang memiliki usaha dan berlokasi di
wilayah kampus Universitas Hasanuddin, usaha Kopma Unhas menjadi salah satu
hal yang mempengaruhi loyalitas anggota dan partisipasinya.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif yang bermaksud untuk mendapatkan gambaran umum
tentang Kopma dalam meningkatkan partisipasi anggota (Studi Kasus Koperasi
Mahasiswa Universitas Hasanuddin ).
Data yang diperoleh disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara
kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas. Deskriptif
dimaksudkan yang dimaksud disini adalah dengan menuturkan dan
menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dari hasil
penelitian tersebut kemudian ditarik sebuah kesimpulan yang merupakan
jawaban yang diangkat dari permasalahan penelitian (Daymont, 2008).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Unit Kegiatan Mahasiswa. Koperasi
Mahasiswa Unhas secara aktif mengikuti berbagai kegiatan dan acara yang
menyangkut mengenai perkoperasian yang di adakan di dalam daerah ataupun
antar koperasi di seluruh Indonesia dan di luar Negeri. Kopma Unhas merupakan
salah satu unit kegiatan mahasiswa yang terletak di Pusat Kegiatan Mahasiswa
PKM II Unhas Tamalanrea.
30
Kopma Unhas berkedudukan di kampus Unhas, Jln Perintis Kemerdekaan
Km 10 Makassar, Kecamatan Tamalanrea Indah, Kota Makassar Propinsi
Sulawesi Selatan, kode pos 90245. Kopma Unhas melakukan part-timer untuk
anggota, pendidikan dan pembinaan anggota, pengurus dan pengawas sehingga
tercapai Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk mengelolah Kopma
Unhas.
Penelitian ini dilakukan di Kopma Unhas selama dua bulan yang dimulai
pada bulan pertama jadwal penelitian sampai dengan bulan akhir masa penelitian
(3 Februari 2012 sampai dengan 31 Maret 2012) terhitung sejak kepengurusan
tahun buku 2011 sampai 2012.
C. Teknik Pengumpulan Data
Perolehan data di lakukan melalui observasi partisipasi, teknik utama dalam
pengumpulan data dengan melakukan wawancara yaitu melalui wawancara
mendalam (indepth interview) terhadap informan penelitian berdasarkan panduan
wawancara yang telah dipersiapkan untuk pelaksanaan penelitian. Dasar
penelitian adalah tipe penelitian yang penelaannya di lakukan secara intensif,
mendalam, mendetail dan komperensif. (Lexy, 2006).
Adapun teknik pengumpulan data yang gunakan penulis yaitu studi kasus
(casus Study):
31
1. Wawancara (Interview)
Adalah pembicaraan dua arah yang dilakukan secara langsung atau tatap
muka kepada ketua umum TB 2011, Anggota pengawas administrasi
personalia dan litbang PA 2011, anggota pengawas keuangan dan pemasaran
2010, anggota luar biasa angkatan 30, Kabid Litbang dan PA TB 2011,
Kabid pemasaran TB 2011, Kabid administrasi dan personalia TB 2011,
anggota biasa angkatan 35, anggota luar biasa angkatan 29, anggota baru
angkatan 37, untuk mendapatkan keterangan yang konkret dan relevan
dengan masalah yang ditingkat dalam penelitian ini.
2. Rekaman (tape record)
Selain menggunakan teknik wawancara mendalam, teknik
pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan teknis observasi
khususnya untuk mengetahui berbagai informasi tentang masalah yang dikaji
melalui media komunikasi massa, seperti surat kabar lokal dan buku teks
terkait. Selain itu alat yang di gunakan berupa tape record untuk memperoleh
informasi dari informan melalui rekaman suara. Hasil penelitian yang didapat
melalui kedua teknik pengumpulan data ini, kemudian dianalisis secara
deskriptif.
32
D. Jenis Data
1. Data Primer
Yaitu seperangkat data yang diperoleh langsung dari Informan Kopma
Unhas, berupa hasil wawancara dan rekaman.
Data Primer di peroleh 10 informan.
2. Data sekunder
Yaitu data pendukung dari bahan bacaan dan dokumen Koperasi yang
berkaitan langsung dengan pembahasan ini. Sumber informasi di peroleh dari
beberapa Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus – Pengawas tahun
buku 2000, 2008, 2009, 2010, 2011 Kopma Unhas.
E. Informan Penelitian
Informan penelitian pada penelitian ini di dapat dengan menggunakan
teknik purposive yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu
saja.(Sugiyono, 2010). Informan penelitian yang dipergunakan sebagai sumber
data primer dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan anggota biasa dan
anggota luar biasa, jenis kelamin dan berdasarkan jurusan.
F. Teknik Analisa Data
Dari semua data serta informasi yang telah penulis dapatkan dari hasil
penelitian tersebut akan dianalisa secara kualitatif dengan memberikan gambaran
informasi yang jelas dan mendalam sebagai metode penelitian studi kasus. Hasil
dari gambaran informasi akan di interpretasikan sesuai dari hasil penelitian yang
dilakukan.(Satori, 2010).
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kopma Unhas
Kopma Unhas berdiri pada tanggal 8 Agustus 1981, yaitu pada saat
dilakukan rapat pembentukan yang merupakan momentum sejarah terbentuknya
koperasi di kalangan mahasiswa Unhas. Dengan dihadiri oleh Pejabat
Departemen Koperasi rapat pembentukan Koperasi tersebut telah berhasil
menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sekaligus memilih
pengurus dan badan pengawas yang selanjutnya dilantik Rektor dan mendapat
pengesahan sebagai Badan Hukum dari pemerintah RI (Ka. Kanwil Sulawesi
Selatan) berdasarkan Surat Keputusan No.032/DK.18/DI/IX/1981. Badan
Hukum Nomor : 4173/BH/1V Dengan jumlah pendiri 32 orang.
Pada awal berdirinya Kopma Unhas hanya bergerak dalam bidang sablon,
toko buku dan bimbingan belajar dengan modal awal sebesar seratus enam puluh
ribu rupiah. Pada awal berdirinya Kopma Unhas berpusat di kampus Baraya,
kemudian setelah Kampus Unhas dipindahkan Kampus Unhas ke Tamakanrea
maka Kopma Unhas secara total ikut pindah ke kampus baru tersebut (1981-
1956).
Setelah beberapa tahun kepengurusan (1956-2001) usaha Kopma Unhas
semakin meningkat dengan tambahan beberapa unit usaha seperti Bursa, Wartel,
34
Foto copy, rental dan voucher seluler. Demikian halnya juga dengan jumlah
anggota yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah anggota Kopma
Unhas hingga bulan 2011 adalah 19.528 orang dari berbagai fakultas (Arsip
Kabid adum dan personalia tahun buku 2011. Kopma Unhas).
Dalam perkembangan Kopma Unhas awalnya berpusat di lantai I
Perpusatakaan Universitas Hasanuddin. Pada tahun 1991- 2000 aktivitas usaha
Kopma Unhas meningkat dengan bertambahnya unit usaha, jasa pelayanan sim
kampus dan usaha privat, bursa voucher Hp dan accesoris, toga wisuda,
percetakan (Kopma Grafik Center). Selama kepengurusan tahun 1981-2011
prestasi yang di peroleh Kopma Unhas ( Laporan Pertanggung Jawaban)
Pengurus–Pengawas Kopma Unhas ) sebagai berikut :
1. Koperasi kategori B (Mantap) dari Depkop (Kanwil Koperasi Sul-sel)
1991-1993
2. Koperasi Pelayanan Terbaik pada masyarakat dari Deparpostel (PT.
Telkomsel Indonesia Witel X ) tahun 1991
3. Pengelola wartel terbaik kategori Koperasi Mahasiswa dari Deparponsel
(PT. Telkom Indonesia Divisi Regional VII ) tahun 1995
4. Koperasi Mahasiswa terbaik I tingkat Sul-Sel dari Kanwil Koperasi Sul-
Sel tahun 1996
5. Sebagai wakil Koperasi Mahasiswa Sulawesi-Selatan dalam kegiatan
The 3rd meeting ICA Committee of University/campus Coorperatives for
Asia and Pasific di Filiphina tahun 2011
35
6. Pelaksanaan dikjut Nasional di Antang, Koperasi Mahasiswa Unhas
sebagai tuan rumah, menghadirkan beberapa perwakilan dari universitas
seluruh Indonesia tahun 2011
Pada tahun 2008, usaha bursa Kopma Unhas di pindahkan ke pintu 2,
dari posisi lantai 1 Perpus Pusat dan Usaha Wartel di PKM 2, di tiadakan sebab
permintaan ruangan dari UKM lain.
Setiap kepengurusan, selalu mengupayakan adanya unit usaha baru untuk
pembelajaran anggota, seperti pada kepengurusan 2008 unit usaha yang di
maksimalkan ada beberapa seperti KGC, kantin, bursa mini market, bursa voucer
hp, dan pelayanan jasa toga wisuda dan sim kampus, pada tahun 2010 unit usaha
yang di tambah adalah rumah makan di sahabat, selajutnya pada tahun 2011 unit
usaha Kopma Unhas secara keseluruhan di pindahkan dari pintu 2 ke Ramsis
Mahasiswa lantai dasar. Selain itu, unit usaha lainnya di maksimalkan di Central
Workshop.
Kopma Unhas merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
yang ada di Universitas Hasanuddin. Berbeda dengan jenis UKM yang lainnya
Kopma Univesitas Hasanuddin mempunyai peran ganda yaitu selain sebagai
organisasi kemahasiswaan yang mempunyai tugas pendidikan dan
pengembangan sumber daya anggotanya juga merupakan organisasi bisnis yang
berbadan hukum. Selain itu Kopma Universitas Hasanuddin juga merupakan
UKM yang memiliki kharakteristik khusus, artinya merupakan salah satu jenis
UKM yang selain berada di bawah pembinaan Pembantu Rektor Bidang
36
Kemahasiswaan. Koperasi Mahasiswa Unhas adalah UKM yang memiliki surat
izin usaha perdagangan (SIUP) golongan Perusahaan dagang kecil (pengadaan
barang dan jasa) dari dinas penindustrian perdagangan pemerintah kota makassar
tanggal 27 februari 2002. Kopma Unhas juga memiliki Surat Izin Tempat Usaha
(SITU) dari kantor pelayanan Perizinan pemerintah kota Makassar, 14 februari
2002. Tanda daftar perusahaan (TDP) koperasi dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Makassar tanggal 28 februari 2002.
B. Visi Misi Kopma Unhas
Visi Kopma Unhas yaitu Menjadi organisasi yang memberikan
kemanfaatan kepada anggotanya serta berperan aktif dalam gerakan koperasi
dengan berpegang teguh pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi.
Misi Koperasi Mahasiswa Unhas :
1. Mewujudkan SDM anggota yang memahami dan menjalankan fungsi
dan perannya sebagai pemilik, pelanggan, dan partisipan aktif di
Koperasi mahasiswa Unhas.
2. Meringankan beban ekonomi dan meningkatkan daya beli anggota.
menyediakan kebutuhan mahasiswa.
3. Mengoptimalkan fungsi perpustakaan sebagai pusat data dan informasi
Kopma Unhas dan berita aktual serta pola pengembangannya.
4. Pengoptimalan, pembenahan, dan pemanfaatan sistem informasi, serta
kearsipan dan administrasi data-data organisasi.
37
5. Menciptakan kondisi aman dan tertib dengan mendukung kinerja
organisasi.
6. Mewujudkan hubungan yang harmonis baik internal maupun eksternal
dengan meningkatkan kualitas intensitas informasi tentang Kopma
Unhas.
7. Mewujudkan citra Kopma Unhas sebagai UKM terfaforit di Unhas.
(koperasimahasiswa.com/koperasi-mahasiswa-universitas-hasanuddin)
Kopma Unhas di dalam menjalankan usahanya adalah untuk
memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota-
anggotanya pada khususnya dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat
pada umumnya (karyawan). Orientasi usaha yang memihak pada peningkatan
kesejahteraan anggota dan masyarakat ini harus dipegang teguh oleh Koperasi
Mahasiswa Unhas, tidak hanya sekedar pembeda antara koperasi dengan bentuk–
bentuk perusahaan atau badan usaha lainnya, tapi merupakan hakekat dari
Kopma itu sendiri. Selanjutnya secara Spesifik, Kopma Unhas memiliki tujuan :
1. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan menjadi kader koperasi
yang Propesional, tangguh dan berwawasan luas.
2. Menciptakan kader koperasi yang memiliki komitmen dan loyalitas
yang tinggi.
3. Memajukan gerakan koperasi dalam rangka membangun tataran
perekonomian nasinal yang adil dan demokratis.
4. Mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi (Kalsum, 2009)
38
C. Struktur Organisasi Kopma Unhas
Struktur organisasi Kopma Unhas terdiri dari beberapa bagian yang
memilki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Berdasakan struktur organisasi
pada tahun 2011, komposisi organisasi Kopma Unhas terdiri dari 5 anggota
pengurus, 3 anggota pengawas, 4 anggota tim audit, dan 7 karyawan.
Tabel.1 Susunan kepengurusan Kopma Unhas Tahun buku 2011
No Nama Posisi
1 Fawaid Afif (Fakultas
Pertanian)
Ketua Umum
2 NurulHuda Annatasia (Fakultas
Ilmu kelautan dan Perikanan)
Kabid keuangan
3 Hasriadi (Fakultas Ekonomi) Kabid pemasaran
4 A.Fadhalia Putria (Fakultas
Kesehatan Masyarakat)
Kabid Adum dan persoanalia
5 Abdul Rahman ( Fakultas
MIPA)
Kabid Litbang dan PA
Sumber : Laporan Pertanggunng Jawaban pengurus tahun buku 2011
39
Tabel. 2 Susunan Pengawas KOPMA UNHAS Tahun Buku 2011
No Nama Posisi
1 Sukmawati (Fakultas ilmu
sosial dan Ilmu Politik)
Ketua Pengawas
2 Mesra Rahayu (Fakultas
Kesehatan Masyarakat)
Anggota Pengawas keuangan dan
pemasaran
3 Dwi Mulyana (Fakultas
Kesehatan Masyarakat )
Anggota Pengawas Administrasi
Personalia dan Litbang PA
4 A. Appi Patongai
(Fakultas Ekonomi)
Rina Anriani
(Fakultas Teknik)
Rismawati Lasa
(Fakultas Teknik)
Arwin (Fakultas Ilmu Budaya)
Tim Audit
Pada tabel 1 dan tabel 2, merupakan susunan Struktur kepengurusan dan
kepengawasan Kopma Unhas tahun buku 2011-2012. Tabel 1 menampilkan beberapa
spengurus dengan spesialisasi bidang masing-masing, selain itu setiap Kepala Bidang
(Kabid) biasanya merekrut beberapa anggota untuk di jadikan staff dengan melalui
tahap penyeleksian pada calon staff yang propesional dan disiplin. Pada tabel 2 di
gambarkan beberapa susunan kepengawasan yang memiliki peran yang sangat
penting dalam pengelolahan Koperasi seperti halnya pengurus. Pengawas diutamakan
pernah menjadi pengurus Kopma Unhas sebelumnya, dan apabila kriteria tersebut
tidak ada yang memenuhi maka anggota bisa menjadi pengawas dengan anggota yang
memiliki criteria khusus yang di tentukan pada saat Rapat Anggota Tahunan.
Sumber data : Laporan Pertanggungjawaban Pengawas TB 2011
40
Gambar 2. Struktur organisasi KOPMA UNHAS TB 2011
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN
KABID KEUANGAN
STAFF AHLI
KEUANGAN
STAFF KEUANGAN
STAFF KEUANGAN
KABID PEMASARAN
STAFF PEMASARAN
STAFF PEMASARAN
KABID ADMINISTRASI &
PERSONALIA
STAFF ADMINISTRASI
STAFF PERSONALIA
STAFF ADM & PERSONALIA
KABID LITBANG DAN PA
STAF LITBANG
STAFF PENGEMBANGAN
ANGGOTA
STAFF LITBANG & PA
LEADER
KOMUNITY COPERATION
MEDIA KOPERASI
FORUM KOPERASO EKONOMI
KOPMA KREATIF
KETUA UMUM
KARYAWAN
ANGGOTA KOPMA UNHAS
KETUA PENGAWAS
ANGGOTA PENGAWAS
KEUANGAN & PEMASARAN
ANGGOTA PENGAWAS
ADMIN DAN LITBANG PA
41
Tabel 3.
Jumlah anggota Koperasi Mahasiswa Unhas per Desember 2000
No Fakultas Jumlah anggota Keaktivan
Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Ekonomi
Hukum
MIPA
Kedokteran Umum
Pertanian
Peternakan
FISIP
Sastra
Teknik
Kedokteran gigi
FKM
D3/ Exact
D3/ Sos
Kelautan
Angkatan 81-88
Angkatan 1999
Angkatan 2000
1.885
1.089
1.298
927
1.386
1.140
2.018
1.526
1.671
386
471
1374
2519
152
965
25
19
942
468
498
511
597
540
888
389
461
188
230
421
1760
13
-
-
-
Total jumlah anggota Kopma Unhas 18.851 7.950
Sumber: Laporan PJ pengurus-pengawas KOPMA UNHAS TB 2001
42
Tabel 4.
Jumlah anggota KopmaUnhas pada periode 2000-2011
Tahun Jumlah (orang)
Wanita Pria Jumlah
1981-2000
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
-
12
34
42
75
37
30
71
39
49
36
-
13
29
31
17
39
25
32
22
22
22
18.851
25
63
73
92
76
55
103
61
71
58
Jumlah 425 252 19.528
Pada tabel 3 dan tabel 4, dapat di lihat perkembangan keanggotaan setiap
tahunnya mengalami fluktuatif. Selanjutnya pada tahun 2011, sistem pengelolahan
data base anggota tercatat secara komputerisasi. Data base anggota yang telah di
input sebanyak 677 dan di tambah beberapa anggota sebelumnya sebanyak 18.851,
persentase partisipasi aktif anggota pada tahun 2001 hanya berjumlah 7.950 dan pada
tahun 2011 jumlah anggota Kopma Unhas secara keseluruhan sebanyak 19.528
anggota dan yang ter input dalam data base anggota TB 2011 berjumlah 677 (sumber
data. LPJ pengurus 2011. Kabid Adum dan Personalia).
Sumber data sekunder : laporan pertanggungjawaban pengurus Tahun buku 2000-2011
43
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Cara Koperasi Mahasiswa Meningkatkan Partisipasi Anggota
Berdasarkan pengembangan koperasi, Kopma Unhas berpegang pada prinsip-
prinsip yang sama dengan koperasi pada umumnya. Kopma Unhas berpegang
pada prinsip bahwa keanggotaan yang sukarela dan terbuka dan pengelolaannya
dilakukan lakukan secara demokratis. Kopma juga melakukan pembagian SHU
secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota dengan
mengingat bahwa pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. Posisi Kopma
Unhas berbeda dengan Koperasi pada umumnya. Hal tersebut di jelaskan oleh
AM anggota angkatan 2005 Kopma Unhas:.
“Koperasi mahasiwa Unhas adalah koperasi yang di kelolah oleh
mahasiswa dan pengelolahannya secara internal tanpa campur tangan
orang luar, namun di koperasi mahasiswa adalah salah satu UKM (unit
kegiatan mahasiswa) yang di kelolah oleh mahasiswa di bawah birokrasi
Universitas Hasanuddin. Jadi pihak universitas sangat mendukung
kegiatan yang di lakukan oleh Kopma Unhas. Namun setelah beberapa
kepengurusan, citra Kopma Unhas mulai hilang di pihak Rektorat.”
(Wawancara 28 Maret 2012).
Dari penjelasan informan tersebut di atas, diketahui bahwa Kopma Unhas
mendapat dukungan dari pihak birokrat dan Kopma Unhas merupakan salah satu
organisasi kemahasiswaan yang dikelolah langsung oleh mahasiswa dalam hal ini
anggota Kopma sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat berikut:
44
“Defenisi koperasi menurut Ima suwandi dalam bukunya Koperasi,
Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial mengatakan bahwa koperasi
adalah organisasi dari orang-orang yang di dalam Undang-Undang No.12
tahun 1967 di sebut sebagai kumpulan orang-orang. Mereka berkumpul
karena mempunyai kesamaan kebutuhan ekonomi yang ingin dipenuhi,
maka mereka membentuk perusahaan yang di kelola secara bersama.
Itulah sebabnya banyak yang beranggapan bahwa koperasi berwajah
ganda, yaitu sebagai kumpulan orang-orang yang sekaligus merupakan
sebuah perusahaan bersama.” (Lihat halaman 7 paragraf 2).
Hal tersebut menggambarkan bahwa Kopma Unhas merupakan sebuah
organisasi yang di dalmanya tidak hanya terdiri dari satu orang saja melainkan
kumpulan orang. Jika dalam satu koperasi terdiri dari beberapa orang, maka aka
nada interaksi yang terjadi yang berujung pada kerja sama. Hal ini sejalan dengan
teori Cooley tentang kelompok utama:
“Bahwa kelompok utama ditandai dengan saling kenal antar warga serta
kerja sama pribadi yang erat adalah peleburan individu-individu dalam
satu kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok.”
(Soekanto, 2006).
Gambaran lain tentang Kopma Unhas dapat dilihat pada penjelasan
informan KS berikut:
“Kopma Unhas adalah kperasi yang berada di antara konsepsi dan
implementasi, tujuan Koperasi mahasiswa bukan mencari SHU/laba,tapi
untuk pemenuhan kebutuhan dan pelayanan anggota. Namun hal tersebut
tidak di dapatkan oleh anggota Kopma Unhas. Hal ini membuktikan
bahwa jauhnya jarak antara konsep dan implementasi.” (Wawancara, 30
Maret 2012).
Koperasi memiliki tugas membangun dan mengembangkan potensi,
kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat. Namun pada umumnya yang di
alami oleh koperasi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
45
Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 dikemukakan bahwa orang yang
masuk menjadi anggota koperasi harus sadar dan yakin mempunyai tekat untuk
memperbaiki nasibnya di masa mendatang (Lihat halaman 9 paragraf terakhir).
Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya
relatif kecil. Hal itu di perolah setelah melakukan beberapa wawancara dengan
informan AI mengatakan bahwa:
“Koperasi Mahasiswa adalah Koperasi dari, oleh dan untuk mahasiswa.
Tujuannya yaitu memenuhi kebutuhan anggota dan mahasiswa pada
umumnya. Untuk meningkatkan kualitas dan memenuhi fungsi Kopma
Unhas, seluruh anggotanya berkewajiban untuk memberikan kontribusi
untuk kelangsungan Koperasi. Hal itu di buktikan dengan bentuk
partisipasi anggota dalam organisasi dan usaha Kopma Unhas.”
(Wawancara, 30 Maret 2012 )
Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi
para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai
wadah kerja sama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas kehidupan hanya
bisa dicapai koperasi jika dapat mengembangkan kemampuannya dalam
membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta
masyarakat disekitarnya. Namun pada Kopma Unhas harapan tersebut tidak
didapatkan anggota. Seperti yang penuturan IDB berikut:
“Pada saat masuk menjadi anggota, sistem simpan pinjam pernah di
berlakukan di Kopma unhas. Namun setelah beberapa pengurusan
selanjutnya sistem simpan pinjam tidak di berlakukan lagi terkait dengan
kondisi keuangan Kopma.” (Wawancara 29 Maret 2012)
46
Koperasi mahasiswa Unhas bisa di katakan satu sistem yang juga
memiliki subsistem di dalamnya. Di antaranya terdiri dari anggota, pengurus,
pengawas, karyawan, anggota luar biasa yang terdiri dari alumni Kopma Unhas
dan masyarakat pada umumnya.
B. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Kopma Unhas
1. Faktor Internal
Keaktifan anggota Kopma Unhas, dipengaruhi salah satunya oleh
dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kemampuan dan
kemauan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Kemampuan dan
kemauan tersebut seperti pengetahuan anggota tentang Kopma, pandangan
anggota terhadap manfaat Kopma Unhas, persepsi anggota tentang kegiatan
Kopma Unhas serta pandangan terhadap pembinaan dan pendidikan
perkoperasian.
a. Bidang Keuangan
Bidang keuangan adalah departemen dalam koperasi mahasiswa
Unhas yang berperan mengatur arus keuangan Kopma Unhas. Berikut adalah
pola kerja bidang keuangan merumuskan kebijakan keuangan yang efektif dan
efesien hal itu mampu mengelola keuangan dengan memperhatikan arus kas
masuk dan arus kas keluar serta kekayaan Kopma Unhas, anggota yang terpilih
menjadi kepala bidang keuangan harus mampu menciptakan manajemen
administrasi keuangan yang professional selain itu mengupayakan sumber-
sumber pemodalan baru. Seperti yang di ungkapkan oleh informan DA :
47
“Salah satu masalah yang perlu di perbaiki oleh kepala bidang
keuangan yaitu mengupayakan penyadaran penarikan simpanan wajib
bagi keberlangsungan dan stabilitas keuangan Kopma Unhas kepada
segenap anggota, hal lainnya mengupayakan pengembalian piutang-
piutang dari anggota biasa maupun anggota luar biasa. Belum
maksimalnya sistem keuangan yang transparan membuat manajemen
keuangan perlu di revitalisasi. Karena anggota yang di rekrut menjadi
staff keuangan tidak memiliki akuntabilitas menjadikan pengelolahan
keuangan sangat sulit di lakukan. Mengenai pembagian SHU seadil-
adilnya belum bisa di maksimalkan karena masih kurangnya anggota
yang berpartisipasi.(wawancara 21 Maret 2012)
b. Adminstrasi Umum Dan Personalia
Bidang administrasi umum dan personalia adalah departemen yang
ada di Kopma Unhas yang berperan untuk mencatat manajemen persuratan dan
data base anggota serta karyawan. Berikut adalah pola kerja administrasi
umum dan personalia yaitu menciptakan sistem kearsipan data organisasi yang
baik, namun hal ini masih kurang di laksanakan terkait karena belum
sempurnanya manajemen persuratan. Berikut penuturan AI :
“Hal yang perlu di perbaiki dalam Administrasi Kopma yaitu
merumuskan sistem informasi data yang dapat mendata adminitrasi
organisasi secara propesional dengan mengoptimalkan fungsi
sekretariatan dalam kegiatan Kopma Unhas. Masalah yang perlu di
perbaiki sebagai salah satu cara agar tidak terputusnya komunikasi
antara alumni kopma yaitu perlu database keanggotaan yang valid dan
komprehensif. Mengoptimalkan fungsi perpustakaan sebagai sumber
informasi. Mengoptimalkan database barang inventaris Kopma Unhas
yang lengkap dan valid. Dalam bidang personalia Administrasi umum
juga berperan mengatur karyawan, Mengoptimalakn kinerja
karyawan,dan mengatur mengupayakan peningkatan kesejahteraan
karyawan. Selain itu meningkatkan kualitas sumber daya karyawan
melalui pendidikan dan pelatihan. Selain itu melibatkan anggota
dalam setiap unit usaha secara berkelanjutan baik pemagaman maupun
partimer(Wawancara, 7 Maret 2012 ).
48
Mensosialisasikan aturan kekaryawanan dan upaya pelaksanaan nya
secara konsisten beserta sanksi yang jelas agar karyawan bisa disiplin.
c. Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Anggota Kopma Unhas
Sebagi organisasi kelembagaan, Kopma Unhas memiliki bidang
penelitian dan pengembangan Sumber Daya Anggota Unhas memiliki tugas
yaitu mengadakan penelitian dan pengembangan terhadap unit-unit usaha dan
keorganisasian Kopma Unhas. Selain itu Litbang PA mampu merumuskan
pola pengembangan sumber daya anggota dan karyawan Kopma Unhas. salah
satu cara agar mahasiswa lebih tertarik untuk masuk Kopma Unhas, litbang
harus mampu merumuskan pola rekruitment keanggotaan Kopma Unhas.
d. Bidang Usaha dan Pemasaran
Dalam bidang usaha dan pemasaran, perlu adanya pengelolahan usaha
yang produktif dan melakukan diversifikasi, Pemilihan dan pengembangan
investasi usaha yang dapat memenuhi kebutuhan anggota. Menurut penuturan
AN :
“Pada tahun 2000 usaha kopma berada di lantai dasar perpustakaan
membuat mahasiswa di mudahkan dengan adanya Kopma unhas.
Namun pada tahun 2008 relokasi tempat usaha kopma dari lantai dasar
perpustakaan ke Pintu 2, membuat pelayanan terhadap mahasiswa
tidak maksimal karena jarak yang jauh dari kampus dan pelayanan di
maksimalkan pada masyarakat di sekitar Rumah sakit.” (Wawancara,
7 Maret 2012 )
Untuk itu hal yang perlu di perbaiki adalah memperluas jaringan usaha
guna mendukung pengembangan Kopma Unhas. Merumuskan strategi dalam
mempertahankan pasar yang ada dan pegembangan pasar. Oleh karena itu
49
beberapa strategi di lakukan untuk merumuskan stategi pemasaran usaha
Kopma, dengan melakukan analisis usaha (analisis SWOT).
Berkaitan dengan peningkatan partisipasi anggota Kopma dalam kegiatan
kewirausahaan yang di selenggarakan oleh Kopma Unhas, perlu di ciptakan
manejemen yang efektif dan efesien dengan begitu Optimalisasi sistem
informasi manajemen usaha dapat tercipta.
e. Peran Pengawas
Pengawas Kopma Unhas dipilih dari dan oleh anggota, dalam hal ini
Pengawas merupakan pemegang amanah dan bertanggung jawab terhadap
Rapat Anggota dengan masa jabatan pengawas selama 1 (satu) pengawasan.
Kebijakan dan pengelolahan Kopma Unhas serta sewaktu-waktu dapat
melakukan pemeriksaan mengenai hasil kerja pengurus selama 1 bulan.
Internal pengawas melakukan pengawasan dan di sampaikan pada anggota
pada rapat tri wulan.
Untuk memaksimalkan koordinasi antar pengurus, pengawas
mengadakan pertemuan berskala minimal sekali sebulan dengan pengurus dan
bila perlu karyawan sekaligus memberikan saran dalam upaya
mengembangkan usaha Kopma Unhas. (kopmaunhas.com/index.php/bidang-
adum-dan-personalia).
Posisi Kopma Unhas dalam persfektif sosiologi organisasi, dengan melihat
hal-hal umum di dalam hal-hal yang khusus. Peter Berger (1963) menggambarkan
karakteristik dari perspektif sosiologi melihat umum di dalam khusus yaitu
50
mengidentifikasi pola-pola umum di dalam tingkah-laku khusus dari individu-
individu. Mengingat bahwa masing-masing individu adalah khusus (unik) maka
sosiolog mengenali tingkah laku masyarakat dalam bentuk yang berbeda-beda
sesuai dengan katagori dari kelompok individu yang diamati (seperti anak-anak
dibandingkankan dengan orang tua atau kelompok perempuan dengan laki-laki,
atau kelompok kaya dengan kelompok miskin).
Berdasarkan sosiologi organisasi di jelaskan bahwa katagori umum dari
masyarakat yang kita amati akan membentuk atau mengarahkan pengalaman hidup
dari individu-individu dimana mereka berada. Sebagai contoh adalah pembedaan
antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya tidak hanya dari bentuk
kebijakan atau aturan-aturan organisasinya.
Beberapa faktor yang berpengauh dalam satu organisasi menurut Herbert
G. Hicks bahwa dalam organisasi ada core element (unsur inti) dan working
element (faktor kerja). Faktor inti adalah orang-orang sebagai faktor pembentuk
organisasi, sedangkan faktor kerja yang menentukan jalannya organisasi adalah
daya manusia, meliputi kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain, kemampuan melaksanakan asas-asas organisasi.
Dalam Kopma terdapat struktur organisasi yang membedakan peran
masing-masing anggota. Struktur tersebut terdiri dari pengurus, pengawas, anggota
dan karyawan. untuk mencapai tingkatan pengurus pengawas perlu dilalui
51
beberapa tahap pendidikan secara sistematis sesuai peraturan organisasi.(Lihat
halaman 13 paragraf 2-3).
Namun dari seberapa jauh fungsi organisasi atau lembaga itu dalam
meningkatkan minat anggota lain untuk masuk di dalamnya. Dalam hal ini,
bagaimana koperasi mahasiswa bisa menarik mahasiswa untuk masuk menjadi
anggotanya. Berikut penuturan IDB terkait kondisi kepengurusan tiap tahunnya :
“Program kerja yang terlaksana di usulkan dari anggota pada saat RAT
dan pada pelaksanaanya terdapat banyak hambatan, di antaranya program
kerja yang di targetkan untuk anggota terlambat di laksanakan karena
menunggu kesediaan anggota untuk hadir. Hal itu di karenakan kegiatan
kurangnya informasi dan kurang menarik bagi anggota”(Wawancara, 29
Maret 2012 ).
Hal tersebut di atas, juga di katakan oleh MR terkait kinerja pengurus
dalam melaksanakan tugasnya:
“Pada saat RAT yang saya ikuti, pengurus kurang mengaktifkan
anggotanya hingga RAT tidak berjalan baik, selain itu pengurus kurang
memberikan info mengenai kondisi kopma baik dari kondisi usahanya
maupun organisasinya. Selain itu keputusan pengurus kadang tidak
sampai pada pengawas, sehingga kurangnya koordinasi yang baik antara
pengurus dan pengawas. Masalah lainnya adalah kegiatan-kegiatan yang
di lakukan terlalu lama sehingga banyak pengeluaran menganggu kondisi
keuangan Kopma”(Wawancara, 30 Februari 2012).
Penjelasan informan tersebut di atas memberikan gambaran bahwa ada
beberapa anggota Kopma Unhas yang tidak atau bahkan kurang berpartisipasi
dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Kopma. Salah satu penyebab ketidak
aktifan anggota adalah status keanggotaan. Mahasiswa yang menyandang status
sebagai anggota luar biasa tidak bisa dipilih lagi menjadi pengurus pada periode
52
selanjutnya, secara tidak langsung minat anggota luar biasa tersebut akan
berkurang terhadap Kopma.
Anggota luar biasa yang dimaksud disini adlaah mahasisawa Unhas yang
tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan untuk menjadi anggota biasa sebagaimana
yang diatur dalam AD/ART Kopma Unhas tahun 2011. Dengan demikian
partisipasi anggota koperasi yang dijadikan ukuran adalah kesdiaan dan kepatuhan
anggota dalam memenuhi kewajiban dan menjalankan hal keanggotaan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 pasal 1992 mengenai
keanggotaan, diketahui bahwa tahun 2012 anggota Kopma sebanyak 19.528.
Pada awal pendirian Kopma Unhas yaitu pada tahun 1981, jumlah anggota
sebanyak 18.851. (LPJ pengurus pengawas Kopma Unhas TB 2001).
Menurut AN salah satu cara untuk meningkatkan partisipasi anggota dalam
usaha dan organisasi adalah :
“Untuk anggota baru yang selesai Diksar, mereka di berikan tanggung
jawab berupa kepanitiaan dan Koordinator setiap kegiatan, baik itu
kegiatan berupa Kamat, Konco, atau Medikop. Tugas yang di berikan
sebagai salah satu cara agar anggota tetap aktif dan merasa telah menjadi
bagian dari Kopma Unhas. Beberapa program yang bisa menarik anggota
adalah pelatihan yang berhubungan dengan kewirausahaan dan cara
membentuk usaha, pengurus dan anggota lainnya wajib membantu.”
(Wawancara 5 Maret 2012)
Kopma Unhas dianggap sebgaai salah satu organisasi yang memiliki
orientasi anggota dan usaha, berikut penuturan informan RA:
“ Kopma Unhas adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa, di mana pada
saat ingin menjadi anggota Kopma harus mendaftar dengan mengikuti
53
prosedur pengaderan seperti pada organisasi lainnya. Kopma Unhas
harusnya sebagai Koperasi yang berbasis Profit orientasinya tergantung
pada anggota, sebab usaha yang berorientasi pada anggota. Anggota akan
merasa butuh Kopma. Pada saat anggota dan kader bertambah maka secara
otomatis konsumen juga bertambah dan menjadikan omset bertambah, di
mana anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan koperasi”. (Wawancara
30 Maret 2012).
Penuturan informan tersebut di atas, memberikan gambaran bahwa
mahasiswa yang ingin bergabung menjadi anggota Kopma Unhas harus mendaftar
dan mengikuti prosedur yang telah di tetapkan.
2. Faktor Enternal
a. Kegiatan Usaha Kopma Unhas
Kegiatan usaha menjadi salah satu daya tarik partisipasi anggota,
dimana kegiatan usaha yang banyak akan mendatangkan keuntungan yang
lebih besar. Keuntungan tersebut akan menjadi daya tarika agar anggota dapat
berpatisipasi.
Dalam bidang usaha Kopma Unhas, beberapa kegiatan Kopma yang
dilaksanakan, Sejak tahun berdirinya 8 Agustus 1981 sampai pada saat Kopma
Unhas berpindah ke Tamalanrea, jumlah usaha yang di miliki ada 9 unit.
Memasuki tahun 2001 usaha yang dimiliki oleh Kopma Unhas 8 unit usaha.
Awalnya, pada tahun 1997 Kopma memiliki manejer yang bertugas mengelola
usaha. Namun pada tahun 2001 sampai sekarang Kopma Unhas tidak lagi
mengangkat manejer. Semua usaha di serahkan sepenuhnya kepada pengurus.
(LPJ Pengurus pengawas TB 2001, 2008, 2010 dan 2011).
54
Berdasarkan data LPJ Pengurus pengawas tahun buku 2000 pada RAT
XVIII usaha yang di kelolah Kopma Unhas di antaranya unit usaha fotocopy,
unit usaha bursa, unit toko buku, lembaga pendidikan computer dan internet,
unit usaha wartel, travel (tiket DAMRI ), unit usaha jasa, unit usaha kantin.
Pada tahun 2008, berdasarkan LPJ Pengurus pengawas tahun buku
2008, jumlah usaha yang bertahan sebanyak 6 unit usaha. Unit usaha yang di
hentikan seperti unit toko buku, lembaga pendidikan komputer dan internet
unit usaha wartel. Selain itu usaha pengurus untuk menarik minat anggota yaitu
di programnya bengkel usaha dan akhirnya unit usaha baru di buka, KGC pada
tahun 2008. Sumber informasi,di peroleh dari anggota berinisial KS tentang
kepengurusan Kopma Unhas TB 2010
“Kemudian pada tahun 2010, di buka unit usaha baru berupa rumah
makan di jalan sahabat. Namun usaha tersebut tidak bertahan lama
setelah kurangnya pengelolah. Pada tahun 2011. Tepatnya tanggal 28
November 2011 unit usaha Kopma di Relokasi ke Ramsis atas
permintaan dari Pihak Universitas. Namun izzu relokasi dari pintu 2
Unhas tanpa tempat yang pasti, membuat anggota takut untuk
malanjutkan kepengurusan Kopma Unhas selanjutnya” (Wawancara,
27 Maret 2012).
Target usaha Kopma Unhas yaitu mahasiswa baru penghuni asrama
mahasiswa dan mahasiswa sekitar kompleks ramsis dengan sasaran pemasaran
dengan memperhatikan consumer satisfaction (kepuasan konsumen), product
(produk), kwalitas, price (harga), kemasan dan promotion (informasi usaha)
55
b. Kegiatan Dari Segi organisasi
Koperasi mahasiswa Unhas merupakan organisasi yang mampu
mendukung pengelolahan organisasi yang lebih propesional. Aspek kaderisasi
sebagai salah satu aspek terpenting terhadap keberlanjutan organisasi, banyak
masalah yang terjadi di dalam organisasi. Hal ini di karenakan pengelolahan
sumber daya manusia yang sangat dinamis dan berkaitan langsung dengan
kemampuan organisasi melakukan internalisasi nilai ke anggota sehingga
tercapai visi bersama yang akhirnya tercipta kekuatan yang lebih besar melalui
kader yang berkualitas.
Fungsi pengaderan adalah sebagai sistem penggerak organisasi
mendorong dan melahirkan usaha-usaha terencana, sistematis , dan
berkelanjutan. Mahasiswa yang tidak mengikuti pengaderan secara
berkesinambungan maka tidak dapat menjadi pengurus atau pengawas dalam
struktur organisasi Kopma Unhas. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga
kelangsungan organisasi agar tetap bertahan. Dalam teori structural fungsional
dikemukakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang memiliki fungsi
dan ada konsekuensi yang harus didapatkan ketika masyarakat tersebut
bekerja.
Teori tersebut menjelaskan bahwa Kopma Unhas melakukan
penyeleksian terhadap calon pengurus dengan melihat kesinambungan
pengaderan yang diikuti oleh setiap anggota dengan maksud menjaga agar
organisasi tetap stabil.
56
Salah satu azas pengaderan adalah kemandirian artinya menciptakan
kondisi yang dinamis untuk melahirkan kader-kader yang mandiri dalam
bersikap, berpikir dan memutuskan suatu persoalan pribadi maupun
kelembagaan.
c. Partisispasi Anggota dari Segi Organisasi
Partisipasi anggota Kopma Unhas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kondisi kepengurusan, program kerja dan kegiatan organisasi, dukungan
dan peran pemerintah dalam mendukung kegiatan Kopma Unhas. Kondisi
kepengurusan digambarkan oleh informan MR yang juga merupakan anggota
Kopma Unhas, sebagai berikut:
Pengurus harus tahu kondisi anggota yang di tugaskan karena biasanya
pengurus memberikan job pada saat anggota sibuk perkuliahan, final dan
mid tesk, dan pengurus harus memberi motivasi untuk anggota dalam
proses belajar di Kopma dan seharusnya pengurus dan pengawas wajib
paham Aanggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga kemudian
mengaplikasikannya Sebagai organisasi bisnis yang memiliki usaha dan
berlokasi di wilayah kampus Universitas Hasanuddin, usaha Kopma
Unhas menjadi salah satu hal yang mempengaruhi loyalitas anggota dan
partisipasinya. ”(Wawancara, 30 April 2012 ).
Penjelasan informan tersebut di atas, memberikan gambaran bahwa
koperasi sangat di dukung oleh peran dan partisipasi aktif dari anggotanya dan hal
tersebut mempengaruhi kemajuan dan eksistensi koperasi tersebut, begitu juga
Kopma Unhas. Masalah yang sering terjadi pada koperasi adalah partisipasi
anggotanya yang kurang optimal, seperti anggota yang tidak melakukan
kewajiban membayar simpanan wajib tiap bulannya dan penunggakan
57
peminjaman oleh anggota yang berutang serta kurangnya keaktifan anggota dalam
setiap kegiatan. Hal tersebut dialami oleh Kopma Unhas. Seperti yang di
ungkapkan informan IDB :
Sebagai Koperasi Mahasiswa, Kopma Unhas harus lebih memberikan
pelatihan kewirausahaan untuk anggotanya dan memberikan modal untuk
anggota Kopma Unhas. ”(Wawancara, 29 Maret 2012).
Menurut Ropke (2003) keefektifan partisipasi anggota tergantung dari
interaksi antara anggota, manajemen dan program. Namun Ketiga variabel ini
belum tercapai pada Kopma Unhas. Hal ini di ungkapkan oleh informan RA :.
“Dalam setiap kepengurusan, selalu di tekankan perlunya terlaksana
program kerja pengurus. Program kerja yang di rekomendasikan harus
sesuai yang di butuhkan oleh anggota dan di laksanakan sinergis dengan
minat dan bakat anggota. Dari segi manajemen, pengurus dan pengawas
harus lebih paham dan mematuhi aturan organisasi dalam hal ini AD dan
ADRT dan GBHK”. (Wawancara 23 Maret 2012).
Anggota Kopma Unhas yang berpartisipasi hanya bertahan beberapa
persen dari setiap angkatan di setiap perekrutan anggota, sehingga anggota hanya
dapat bertahan dalam waktu singkat atau jangka pendek. Anggota dapat bertahan
lebih lama saat masuk dalam kepengu rusan atau kepengawasan dan anggota yang
kurang aktif hanya akan di infokan kegiatan. Kemauan untuk mempertahankan
keaktifan anggota sangat sulit di wujudkan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya
loyalitas anggota di setiap angkatan. Pendapat tersebut di sampaikan informan
AN :
58
“Yang membuat anggota bertahan di Kopma Unhas karena beberapa
hal di antaranya yaitu pada saat menjadi anggota biasa, pengurus dan
pengawas lebih meningkatkan pendekatan secara personal kepada
setiap anggota baru, dengan cara memberikan suatu tanggung jawab
yang berguna agar anggota tetap aktif dalam kegiatan tersebut.
Misalkan pada tahun pertama perekrutan. Anggota di berikan
kesempatan untuk magang di unit usaha Kopma Unhas, kemudian
selalu memberikan informasi seperti pelatihan atau Training setelah
anggota aktif maka di berikan posisi Vital dalam kepengurusan atau
kepengawasan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah di
dapatkan anggota” (Wawancara, 30 Maret 2012).
Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota itu untuk memikul
kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan serta bertanggung jawab jika
sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan
hak serta bertanggung jawab, maka partisipasi anggota koperasi yang
bersangkutan sudah dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata hanya sedikit yang
demikian, maka partisipasi anggota koperasi dimaksud dikatakan buruk atau
rendah. Sebagai organisasi kemahasiswaan kopma unhas memiliki fungsi, seperti
yang di ungkapkan AM berikut:
“Kopma sebagai organisasi harusnya mewadahi kepentingan anggotanya
baik dari organisasi dan usaha, di mana mahasiswa mampu menjadi media
pembelajaran dalam bidang bisnis/berwirausaha dan akhirnya mampu
berwirausaha.”(Wawancara, 29 Maret 2012)
Selain wawancara kepada anggota Kopma Unhas, peneliti telah melakukan
wawancara secara langsung kepada Wakil Rektor III.
“Koperasi berbeda dengan program wirausaha, berbeda dengan Program
Mahasiswa Kewirausahaan. Posisi Kopma Unhas sebagai Unit Kegiatan
Mahasiswa yang berperan memenuhi kebutuhan anggotanya, memberikan
pelayan kepada kepada anggota bukan bersifat centris (terpusat) tetapi
kepada seluruh element baik mahasiswa dan masyarakat umum. Sasaran
59
pemasaran yang cocok untuk Kopma yaitu tidak perlu mementingkan
keuntungan/ benefit tapi untuk kesejahteraan anggota pada umumnya
dengan tidak memikirkan keuntungan, tapi maksimalkan fungsi
pemebelajaran untuk kewirausahaan. Kopma Unhas mampu mencari
metodologi yang bisa di terima masyarakat. Kopma mampu mengolah
usaha dan membaca kondisi pasar dengan usaha kreatif dan inovatif.”
(Wawancara, 8 Mei 2012)
Penjelasan informan tersebut di atas, memberikan gambaran bahwa
koperasi harusnya memberikan pelayanan kepada seluruh mahasiswa dan
masyarakat secara umum. Sebagai organisasi ekonomi, kopma mampu mengolah
usaha dan membaca kondisi pasar dengan usaha kreatif dan inovatif.
Selajan dengan teori sosiologi pasar dan sosiologi ekonomi menjelaskan
bahwa pelayanan sebagai produk harus berorientasi pada pembeli/pelanggan.
Itu artinya, seluruh aspek kualitas fungsi pelayanan tercakup didalamnya,
seluruh aspek yang bisa menarik pelanggan harus diperhatikan dalam
pelayanan.( lihat halaman 25 paragraf 1)
Menurut Sagimum MD (1965:17) mengatakan bahwa koperasi akan
berfungsi dengan baik dan berhasil jika mengikut sertakan partisipasi anggota,
artinya anggota itu berpartisipasi untuk anggota itu sendiri. Dan hal ini koperasi
adalah suatu alat untuk mencapai tujuan bila orang-orang di dalamnya saling
bekerja sama. Namun salah satu kelemahan yang kurang mengakar pada Kopma
Unhas adalah Koperasi yang telah lama berdiri, namun dalam pengelolahannya
maju tapi tak berakar. Berikut penuturan RA :
“Masalah yang di hadapi Kopma Unhas sekarang ini adalah jauhnya
jarak antara konsep dengan implementasi. Dalam pengelolahnya pada
awal tahun 1981 Kopma Unhas memiliki banyak anggota dan
60
bertambahnya unit usaha. Namun setelah beberapa Tahun
kepengurusan dan kepengawasan. Kopma Unhas telah banyak
kekurangan kader setiap kali perekrutan anggota baru”(Wawancara, 30
Maret 2012).
Kader adalah anggota yang di persiapkan untuk menjadi generasi
pelanjut dari sebuah organisasi. Kopma Unhas memiliki beberapa tahap
pengaderan agar anggota siap untuk melanjutkan kepengurusan dan
kepengawasan Kopma Unhas, tahap tersebut adalah Diklatsar, TOF, Dikjut dan
kegiatan pendidikan lainnya.
Anggota yang telah menjadi kader Kopma Unhas memiliki ciri-ciri anggota
yang berpartisipasi baik dalam melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib,
menghadiri rapat-rapat dan pertemuan anggota secara aktif.anggota di berikan
kesempatan untuk di rekomendasikan pada setiap kegiatan dari luar, baik dari
organisasi lain maupun lembaga perkoperasian lainnya. Mengenai hak untuk
mengawasi jalannya usaha koperasi, maka anggota Kopma Unhas selalu
memantau perkembangan setiap unit usaha Kopma dan anggota di berikan
kesempatan untuk belajar (magang/part time) di setiap unit usaha Kopma Unhas.
d. Partisipasi dalam Segi Usaha
Untuk mendukung pertumbuhan koperasi, anggota sebagai
pelanggan/pemakai memanfaatkan setiap pelayanan koperasi, manfaat yang
diperoleh anggota tersebut akan semakin banyak dan bila ini terjadi, kesadaran
dalam pelaksanaan partisipasi kontributif akan semakin meningkat. Oleh karena
61
itu anggota perlu dirangsang dengan pelayanan-pelayanan yang menarik dan
sesuai kebutuhan anggota. Sebagai pengurus TB 2011, anggota ber inisial RA
berpendapat bahwa:
“Dalam kepengurusan litbang dan PA, Karena sistem Administrasi
Kopma Unhas masih kacau maka mempengaruhi Litbang dan PA. Focus
konsentrasi merupakan salah salah satu bidang yang sangat penting karena
berkonsentrasi pada dua arah, yaitu pengembangan usaha dan
keanggotaan. Secara keseluruhan Litbang dan PA harus merumuskan
pola-pola kegiatan keanggotaan yang bisa meningkatkan kapasitas diri
anggota dan bisa merumuskan unit-unit usaha apa yang sesuai kebutuhan
anggota, serta bisa membawa Kopma Unhas berkembang ke
depannya.”(Wawancara, 27 Maret 2012).
Dari segi usaha, koperasi mahasiswa memiliki tujuan tidak semata-mata
mencari keuntungan, tetapi terutama untuk memperbaiki kesejahteraan anggota,
anggota dalam modal untuk kelangsungan koperasi, dan anggota yang menerima
hasil dari usaha adalah yang berkontribusi dalam usaha. Seperti yang di jelaskan
dalam prinsip koperasi. Bahwa tinggi rendahnya SHU tergantung dari partisipasi
anggotanya. Hal itu di ungkapkan oleh AM:
“Pada tahun 2000-2011 sistem manajerial tidak di aktifkan. Seluruh unit
usaha pada awal tahun 1981 di kelolah oleh manajer, setelah rapat
anggota tahunan 2000 unit usaha Kopma Unhas di kelolah langsung oleh
pengurus. Koperasi Mahasiswa Unhas memiliki beberapa kepala bidang
(kabid), di antaranya Kabid Adum dan persoanalia, Kabid Litbang dan PA
secara khusus mengkoordinir organisasi dan karyawan sedangkan Kabid
pemasaran dan Kabid keuangan menangani usaha”.
(Wawancara, 20 Maret 2012 ).
Setelah beberapa tahun kepengurusan, usaha Kopma Unhas pernah
menjadi panutan. Usaha Kopma Unhas yang telah beroperasi selama beberapa
kepengurusan terdapat 2 unit usaha dengan tempat yang berpisah. Yaitu usaha
62
Lesehan Kopma Unhas di jalan Politeknik, Cental Workshop Unhas dan unit
usaha bursa dan fotocopy di ramsis lantai dasar depan Fakultas Hukum.
Berdasarkan penuturan anggota Kopma Unhas berinisial AM mengatakan
“Dalam perkembangan usaha Kopma Unhas di butuhkan beberapa
Analisis usaha dan Bisnis Plan. Berdasarkan beberapa LPJ Pengurus
pengawas dari beberapa sumber jumlah usaha yang bertahan sebanyak 6
unit usaha tahun terakhir 2011. Dari beberapa kepengurusan, unit usaha
yang bertahan harus hilang satu per satu di sebabkan beberapa faktor
seperti tempat yang di relokasi dan kurangnya partisipasi anggota dalam
unit usaha, baik melakukan transaksi atau pun menjadi karyawan partimer
(magang/shiff). Hal tersebut di karenakan harga (Price) yang lebih tinggi
dari usaha di luar Kopma Unhas.” (Wawancara, 23 Maret 2012)
Bidang pemasaran merupakan salah satu bidang yang berada dalam
struktur kepengurusan yang menitikberatkan pekerjaannya pada pelayanan jasa
dan barang. Pelayanan jasa dan barang tidak hanya di fokuskan pada akademika
Universitas Hasanuddin saja, tetapi juga di peruntukkan pada masyarakat umum.
Dalam program kerja pengurus TB 2011 dan TB 2012 melakukan langkah-langkah
baik intensifikasi usaha dan eksternsifikasi yang di analisis secara objektif. Hal ini
di ungkapkan oleh AM :
“Melakukan kerjasama dengan suplayer ATK dan pelengkapan mahasiswa
lainnya. Di utamakan untuk usaha ATK di Ramsis depan fakultas Hukum.
Meningkatkan ekstensifikasi usaha, dengan peran langsung manajer
pemasaran yang bekerja sama dengan kabid pemasaran dan keuangan.
Intensifikasi usaha, dengan memperhatikan analisis SWOT dan kelayakan
usaha. Melakukan survive banyaknya unit usaha yang sama dengan usaha
Kopma Unhas, Melakukan maksimalisasi unit usaha yang layak agar sesuai
dengan pertimbangan tempat yang lebih efektif untuk unit usaha yang di
kelolah. Upaya memperbaiki suasana di beberapa unit usaha Kopma
Unhas, dengan memperhatikan kebersihan dan keindahan tempat.
Kebijakan promosi yang sangat bergantung pada pamphlet dan belum
mengoptimalkan hubungan dengan media elektronik. Pengurus melakukan
63
kegiatan yang berhubungan bidang usaha seperti riset pasar, kebijakan
promosi, gebyar hadiah.” (Wawancara, 4 Maret 2012).
Berdasarkan informan di atas mengambarkan perlu adanya analisis
keuangan, dimana keuangan sangat mempengaruhi pengelolahan usaha. Hal
tersebut saling terikat, sesuai dengan teori sosiologi organisasi.
Dalam upaya pengembangan ke luar, maka simpul-simpul hubungan
senantiasa di jaga keterikatannya. Dengan prinsip bahwa “network link and
match” merupakan kunci sebuah keberhasilan. Di samping menjaling hubungan
dengan instasnsi pemrintah dan swasta, eksapasnsi organisasi juga di lakukan
dengan sesame gerakan koperasi baik skala regional maupun nasional. Menurut AI
beberapa saran untuk pengelolahan usaha kopma seperti yang di ungkapkannya:
“Konsep Kopma Unhas khususnya pengembangan usaha: (1) kemandirian
usaha melalui penciptaan usaha yg ada atau baru dengan konsep
perkoperasian dari anggota oleh anggota dan untuk anggota (2) penciptaan
kader-kader enterpreneur sejati melalui pengembangan potensi bisnis
anggota melalui pemberdayaan dengan bantuan kredit lunak dan pelatihan
mulai dari awal hingga bangkebel (3) pengelolaan manajemen usaha yg
propesional (step by step) dgn mengusung konsep usaha modern”
(Wawancara, 7 Maret 2012).
Berdasarkan informan di atas, mengambarkan bahwa perlu beberapa
konsep untuk pengembangan usaha. Salah satunya yaitu di awali dengan sebuah
analisis terhadap lingkungan sehingga dapat mengantisipasi segala perubahan
yang akan terjadi (uncertainty and competity). Untuk kemudian menyusun stategi
perjuangan. Sehingga analisis SWOT tersebut adalah:
64
a. Streng (kekuatan )
Dari segi Organisasi yang berbadan hukum independent dengan
jaminan aktifitas yang aman dan mapan Kopma kuat dalam Kuantitas anggota
yang besar sebagai basis massa.
b. Weakness (kelemahan)
Masalah yang menjadi kelemahan kopma Unhas yaitu Visi dan
orientasi organisasi yang belum tertanam kuat, hal itu menjadi kelemahan
kopma unhas. Belum berkembangnya sikap professionalme dan semangat
entrepreneur membuat partisipasi anggota sangat kurang. Proses pembinaan
dan pemberdayaan anggota yang belum optimal. Keterbatasan dana sebagi
modal uuntuk pengembangan, hal itu kurangnya Transfer informasi yang
belum optimal (ekstern dan intern).
Upaya untuk memperbaiki suasana di beberapa tempat telah di
lakukan ,namun salah satu tempat usaha kurang mendapatkan perhatian dalam
hal kebersihan dan keindahan. Salah satu hal lainnya yang menjadi kelemahan
Kopma yaitu kurangnya dukungan dari Birokrasi Unhas terhadap tempat
usaha yang layak untuk Kopma Unhas.
c. Opportunity (peluang)
Peluang yang bisa di prediksi yaitu pasar yang potensial untuk di
kembangkan (dalam kampus, terutama luar kampus) dan Network (jaringan
kerjasama) dengan pihak luar.
65
d. Treath (tantangan)
Munculnya pesaing-pesaing baru dengan harga terjangkau dan mutu
yang bersaing sebgai manifestasi era persaingan dan Pembuatan RAPBK
sebagai indicator dan acuan dalam rencana marketing kerja dan pengelolahan
keuangan yang sesuai dengan program kerja pengurus. Perkembangan usaha
kopma setiap tahunnya mengalami kemunduran, hal ini terjadi karena
beberapa hal, seperti mesin yang di gunakan telah rusak, dan tempat usaha
yang selalu di relokasi dan terakhir adalah peran serta anggota dalam
perkembangan usaha. Menurut AM relokasi usaha Kopma Unhas seharusnya :
“Sekedar saran. Ada baiknya itu dipintu 2 yg hancur, diperbaiki
atapnya. Paling berapa ongkosnya, agar bisa dipake jualan (gitu
analisa bisnisnya). kita bisa bertaruh klu itu bursa masih lama
digusur, dan kita masih bisa dapat omzet yg banyak klu semuanya
difungsikan kembali. Klu toh digusur bulan 12, kita masih bisa
nuntut ganti rugi sama rektorat. Karena klu begitu kondisinya,
apanya sih yg mau dimintai ganti rugi. Omzet dibursa pintu 2 jauh
lebih pasti daripada di pondokan dan sahabat, jadi kemungkinan
kembali modal biaya perbaikan atap jauh lebih besar.”(Wawancara,
12 Februari 2012).
Berdasarkan pemaparan informan di atas dapat di gambarkan
perkembangan usaha kopma setiap tahunnya dan pada saat relokasi usaha dari
pintu 2 ke ramsis di butuhkan analisis usaha sebelum relokasi. Seperti unit usaha
kantin pada tahun 2010 tidak adanya analisis untuk jangka penjang sehingga
setelah beberapa tahun kepengurusan selanjutnya, unit usaha tersebut hilang
setelah adanya relokasi tempat usaha (bursa Kopma Unhas di relokasi dari pintu 2
ke Ramsis lantai dasar).
66
Seperti dalam sosiologi pasar, di kemukakan bahwa koperasi dan pasar
sama- sama mecari keuntungan dengan jalan menarik pembeli (pasar) dan
mencari anggota (koperasi). Apabila koperasi memiliki banyak anggota maka
akan banyak keuntungan yang di dapat, dimana anggota sangat berpengaruh
terhadap keuntungan, anggota pemilik sekaligus pembeli (lihat halaman 20
paragraf 1).
2. Perencanaan Strategi pemasaran Kopma Unhas
Untuk menentukan kebutuhan anggota dan mahasiswa, pada umumnya
perlu melakukan kajian pasar. Menganalisis keunggulan pesain/ usaha di luar
Kopma Unhas dan membangun strategi pemasaran di sekitarnya. Membantu
menciptakan bauran pemasaran dengan kebutuhan dan keinginan pelanggang
Unit usaha Kopma Unhas yang bertahan pada Tahun 2011 s/d sekarang
hanya 2 unit usaha ( lesehan Kopma, jalan Polteknik dan Ramsis lantai dasar
Fakultas Hukum). Dari berbagai pertimbangan dari rapat pengurus dan pengawas
TB 2011 dan TB 2012 dalam rapat RAT dan RALB di peroleh beberapa strategi
pemasaran Kopma Unhas sebagai berikut :
a. Pengurus TB 2012 melakukan penyusunan RAPBK (Rancangan
Pendapatan Belanja Koperasi ) dengan memperhatikan kondisi keuangan
dan target belanja Koperasi.
b. Melakukan bisnis plant atau perencanaan usaha dengan pendekatan
Analisis SWOT dalam jangka waktu panjang.
67
c. Meningkatkan peran serta anggota dalam setiap kegiatan Kopma Unhas
dengan melakukan penelitian terhadap minat dan bakat anggota Kopma
Unhas.
d. Membentuk program kerja yang bisa mengembangkan usaha dan
meningkatkan partisipasi Anggota Kopma Unhas.
e. Memaksimalkan dua unit usaha Kopma yang ada dengan dukungan dan
partisipasi anggotanya. Dan mengangkat Manajer untuk menangani usaha.
Kondisi keuangan Kopma Unhas sangat mempengaruhi perkembangan
unit usaha yang ada. Oleh karena itu kebijakan hasil RAT yaitu: pengeluaran uang
pada tingkat program kerja dan kegiatan pendidikan di batasasi pada hal-hal yang
penting dalam koperasi dan Pengalokasian dana sosial dan rekomendasi kerja
harus di gunakan se minimal mungkin terkait dengan kondisi keuangan Kopma
Unhas. Yang perlu di perhatikan lainnya yaitu meningkatkan dana cadangan
Kopma Unhas dengan meminimalisir investasi yang tak memiliki investasi tinggi.
Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara mendalam kepada
informan, Koperasi mahasiwa Unhas termasuk koperasi yang di kelolah oleh
mahasiswa dan pengelolahannya secara internal tanpa campur tangan orang luar,
namun di koperasi mahasiswa adalah salah satu UKM yang di kelolah oleh
mahasiswa di bawah birokrasi Universitas Hasanuddin. Jadi pihak universitas
sangat mendukung kegiatan yang di lakukan oleh Kopma Unhas.
Kopma Unhas belum mampu mensejahterahkan anggotanya karena
potensi dan kemampuan para anggota Kopma pada umumnya relatif kecil, hal itu
68
timbul karena masalah sistemik, di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
kopma unhas. Internal berasal dari dorongan yang berasal dari dalam diri individu
yang meliputi kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam setiap
kegiatan, seperti pengetahuan anggota tentang Kopma Unhas, pandangan anggota
terhadap manfaat Kopma Unhas, persepsi anggota tentang kegiatan Kopma Unhas
dan pandangan terhadap pembinaan dan pendidikan perkoperasian. Secara
eksternal berkaitan dengan daya tarik kopma Unhas untuk menarik anggota tinggi
namun partisipasi anggota kurang, baik usaha maupun organisasi untuk jangka
panjang.
Persfektif sosiologi, koperasi adalah kumpulan orang-orang yang
memiliki kepentingan bersama. Menurut Emile Durkheim (dalam Ritzer, 2008)
membagi masyarakat dalam dua tipe yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas
organis. Koperasi dalam persfektif sosiologi termasuk organisasi yang termasuk
tipe masyarakat dengan solidaritas organis dengan ciri:
1. Jumlah anggota relatif banyak
2. Hubungan antara individu bersifat rasional
3. Lebih bersifat individualistik dan materialistik
4. Bersifat heterogen dalam arti terdiri dari berbagai suku, agama, dan
kepercayaan
5. Hukum yang berlaku bersifat restutif (mendidik).
69
Seperti halnya dalam organisasi, Emile Durheim membedakan dua tipe fakta
sosial: material dan non-material dalam The Rule Of Sociological Method, Emile
Durkheim menjelaskan fakta sosial non material. Durkhiem membahas upaya
membuat analisis komparatif mengenai masyarakat. Dalam masyarakat modern
pembagian kerja menimbulkan beberapa patologi, namun hal itu bisa dihindari
dengan memperkuat kesadaran kolektif suatu kelompok atau organisasi. Pelaksanaan
suatu organisasi dalam mencapai visi dan misi menurut Suwandi (1985) antara lain:
1. Pembagian kerja (Division of work).
Pembagian kerja seharusnya disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan
karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian
kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar
like and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in
the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan
efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan
kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan
mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan.
Manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai
prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya. Secara garis
besar, tanpa managemen pembagian kerja yang baik dan tepat maka kinerja orang
70
perorang maupun team tidak akan berjalan dengan baik ataupun memperoleh hasil
yang optimal.
Tanpa hasil yang kerja yang optimal tersebut maka perusahaan/ organisasi
juga akan stagnag. Dari hasil penelitian mengenai partisipasi anggota, pembagian
kerja dengan spesialisasi kerja setiap bidang menjadikan kopma Unhas harus lebih
memaksimalkan partisipasi anggotanya.
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility).
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan
dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan
tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan
pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil
wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu
usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya
karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena
itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka
wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
Secara garis besar, tanpa managemen tentang pemberian wewenang dan
tanggung jawab yang proporsional maka setiap individu dalam organisasi akan
berusaha berusaha memperoleh wewenang yang sebesar-besarnya dengan
memperkecil tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Hal ini merupakan
bentuk nyata sifat egois dan keserakahan manusiawi. Maka apabila hal ini terjadi,
71
organisasi juga akan amburadul. Kopma Unhas memiliki struktur kepengurusan dan
kepengawasan yang masing-masing memiliki manajemen dan tanggung jawab.
Hal ini tidak maksimal karena kurangnya kepedulian anggota dan pengurus
terhadap jalannya organisasi.
3. Disiplin (Discipline).
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang.
Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin
terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan
sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
Disiplin merupakan nilai mutlak yang harus dimiliki oleh setiap individu sebagai
bagian dari organisasi. Karenanya penerapan nilai-nilai disiplin dalam suatu
organisasi harus di managemen dengan baik berdasarkan pelaksanaan visi misi
organisasi sosial memiliki kesamaan yang ada pada Koperasi.
Sebagai organisasi ekonomi, perumusan tentang Koperasi yang tercantum di
dalam Undang-Undang Koperasi Indonesia di Indonesia menyatakan bahwa
koperasi mempunyai watak sosial. E. R. Bowen menyatakan bahwa ada 4 masalah
kemanusiaan yang harus dapat di atasi dalam memperhatikan kepentinga watak
sosial koperasi yaitu ekses sosialisme, moral rendah, peperangan, dan kemelaratan.
Masalah ini harus di perangi oleh koperasi. Pengelolahan koperasi harus
72
memperhatikan faktor manusia karena di lakukan secara demokratis. Berikut alasan
koperasi sebagai organisasi sosial:
1) Watak sosial pada koperasi itu adalah melayani manusia yang telah melekat
pada dirinya sebagai kumpulan manusia. Dengan kata lain, koperasi harus
memperhatikan kepentingan manusia dan bersikap manusiawi terhadap
anggotanya.
2) Kegiatan Koperasi yang meningkatkan kecerdasan anggota dan masyarakat.
Koperasi melaksanakan pendidikan secara terus menerus. Hasil dari
pendidikan koperasi tersebut di harapkan dapat membuka horizon bagi
orang-orang yang berkecimpung di dalam koperasi.
3) Terciptanya moral koperatif, yaitu moral saling menghargai antar manusia
dalam bekerja sama, sifat jujur dan kepedulian.
4) Prinsip Centering the Pendulum Principle. yaitu tidak menjerumuskan ke
arah usaha yang kapitalistik di satu pihak dan terlalu sosialistik di pihak lain.
5) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
Seperti dalam sosiologi ekonomi di jelaskan bahwa jaringan hubungan
sosial yang melihat bagaimana individu terkait dengan individu lainnya dan
bagaimana ikatan afiliasi melayani untuk memperoleh sesuatu maupun sebagai
perekat yang memberikan tatanan dan makna pada kehidupan sosial (lihat
halaman 24 paragraf 3).
73
Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara
demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat
memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh perekonomian
rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja
usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat
menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional. Suwandi (1985).
74
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Koperasi mahasiswa Unhas, adalah koperasi yang beranggotakan mahasiswa
sebagai pengelolahnya. Kopma Unhas sebagai lembaga kemahasiswaan yang
bertujuan sebagai media business learning pada mahasiswa. Koperasi mahasiswa
Unhas memiliki tujuan sebagai lembaga yang berbasis pada partisipasi anggota
memiliki strategi pengembangan kader yang kompetitif dan kreatif berwirausaha.
Faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota secara internal, berasal dari
dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kemampuan dan
kemauan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan, hal itu mempengaruhi
pengetahuan anggota tentang Kopma Unhas, pandangan anggota terhadap mamfaat
Kopma Unhas, anggota merasa belum maksimal pelayanannya sebagai anggota di
Kopma Unhas.
Persepsi anggota tentang kegiatan Kopma Unhas dan pandangan terhadap
pembinaan dan pendidikan perkoperasian masih perlu di tingkatkan. Faktor eksternal
yang sering mempengaruhi tingkat partisipasi anggota berasal dari pengaruh dari luar.
Program kerja dan kegiatan organisasi mempengaruhi minat dan daya tarik
mahasiswa untuk menjadi anggota kopma, namun di sisi lain dukungan dan peran
pemerintah dalam mendukung kegiatan Kopma Unhas kurang maksimal. Terbukti
75
dengan tindakan relokasi tempat usaha yang di keluarkan oleh kebijakan pihak
birokrat kampus.
Sebagai organisasi bisnis yang memiliki usaha dan berlokasi di wilayah
kampus Universitas Hasanuddin, usaha Kopma Unhas menjadi salah satu hal yang
mempengaruhi loyalitas anggota dan partisipasinya. Namun menjadi masalah adalah
Pembagian kerja yang di lakukan pengurus kepada anggota tidak efektif dan
kurangnya partisipasi aggota dalam kegiatan organisasi dan usaha.
B. Saran
1. Untuk manajemen Kopma Unhas agar memperbaiki pemahaman bahwa
peran koperasi tidak hanya sebagai lembaga organisasi dan laboratorium
kewirausahaan saja. Akan tetapi berperan sebagai gerakan ekonomi dan
lembaga advokasi masyarakat serta tujuan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat.
2. Untuk Birokrasi Rektorat Universitas Hasanuddin agar memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa agar dapat mengembangkan usahanya
melalui kegiatan kemahasiswaan yang di lakukan oleh Kopma Unhas, agar
Kopma unhas dapat bekerja sama dengan mahasiswa kewirausahaan.
76
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Metode Penelitian
Daymont, Cristine. 2008. Metode Riset Kualitatif. Jakarta : Bentang.
Lexy, J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi 3).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Satori ,Djam”an dan Aan komariah, 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
B. Buku Teks Ilmiah
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Kencana Prenada Media
Grup
1997.Sosiologi Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Hendrojogi. 2004. Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktik. Jakarta :
RajaGrafindo Persada
Pip, Jones. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial dari fungsionalisme hingga
post- Modernisme. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Philip, Kotler. 1998. Manajemen pemasaran, marketing management 9e.
analisis, perencanaan,implementasi dan control. Jakarta : PT
Prenhallindo.
Asdar, Muhammad. 2005. Koperasi, Tinjauan Ekonomi,Manajemen Dan
Starategi Pengembangan. Makassar: Hasanuddin University Press
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi Modern
Jakarta: Kencana.
Jochen, Ropke dan Sri Djatnika. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan
Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Soedjono, Ibnoe. 2007. Membangun Koperasi Mandiri Dalam Koridor Jatidiri.
Jakarta : LSP21-ISC
Sumanto, Kamto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbitan
Universitas Indonesia.
Sutarto.1993 . Dasar-Dasar Organisasi. Yokyakarta: Gadjah Mada University
Press
Suwandi, Ima. 1985. Koperasi, Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial.
Jakarta : Penerbit Bharatara Karya Aksa
77
C. Majalah, makalah dan dokumen lainnya
Anonim.1992. Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.Lembar Negara Indonesia Tahun 1992 nomor 116.
Azhar, Yunda Azrina.2007. Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi dalam
Kegiatan Koperasi perikanan minang jaya Muara Angke, Jakarta Utara.
Insitut pertanian Bogor
Deputi Bidang Perkembangan SDM Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia. 2010
Format Pengaderan Kopma Unhas. TB 2002. Administarsi Umum, Libang dan
PA TB 2002.(tidak di Publikasikan).
Kalsum, Ummu. 2009.Selayang Pandang Kopma. Makalah Jurusan Ekonomi
Universitas Hasanuddin.
LPJ-PP (Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Pengawas) TB
2001,2008,2010,2011. RAT Kopma Unhas.
LSP21. 2003. Lokakarya Koperasi Universitas sebagai Alternatif di Perguruan
Tinggi. Jakarta. Bagus Production.
Meliana Meldy Megawati.2009. Hubungan Motivasi dan partisipasi anggota
dengan peningkatan SHU pada KPRI “Binawarga” kecamatan Gondang
Kabupaten Sragen. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Medikop. Edisi Agustus Tahun XXII. TB 2004. Kondisi Kopma Sekarang,
Leader (Lembaga pengaderan Kopma Unhas).
Edisi Agustus Tahun XXIIX. TB 2010. Kopma Di Gusur Lagi di
Gusur Lagi, Kondisi Kopma saat ini.
Soestrisno, Nor. 2003. Makalah Saresehan Nasional. Memadukan langkah
membangun Indonesia masa depan. Semarang.
Sitorus, Ariansyah . 2011. Partisipasi Anggota Koprasi UIN.UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
D. Web dan Internet
(kopmaunhas.com/index.php/bidang-adum-dan-personalia).Diakses tanggal 17
februari 2012 pukul 16.32 WITA
78
LAMPIRAN PENELITIAN
Lampiran 1. Kondisi RAT ,27 Maret TB 2012 Kopma UH
Lampiran 2. Karyawan Kopma Unhas
TB 2010-2011
Lampiran 7. Foto Unit usaha 2 Kopma Unhas
TB 2011-2012 Wilayah Ramsis UNHAS.
Lampiran3. Foto Unit usaha 1 Kopma Unhas
TB 2011-2012
Wilayah workshop UNHAS.
79
Lampiran 8. Materi Pendidikan Dasar Kopma Unhas Tb 2011
Tabel 5.
Materi Diklatsar Kopma Unhas Tb 2011
No Materi Media Waktu
1
Sejarah Perkembangan Koperasi
dunia dan Indonesia
Minimal 2 jam
2 Koperasi Kita (Idealogi)
IDEM
3 Organisasi Koperasi (mekanisme
kerja organisasi)
IDEM
4 KeKopma Unhasan (Sosialisasi
AD/ART, GBHK/RAPBK)
sosialisasi kegiatan organisasi
IDEM
5 Kewirausahaan IDEM
6 Analisis SWOT IDEM
7 Prtoposal Bisnis IDEM
MATERI PILIHAN
1) Analisis SWOT
2) Kepemimpinan leadership
3) Problem Solving
4) Bisnis plan/ proposal bisnis
5) Kewirausahaan
a. DIKJUT
Orientasi memberikan pengetahuan teoritik tentang pengelolaan dan
pengembangan koperasi, baik pada sisi manajemen usaha ataupun pada sisi
manajemen organisasi dengan porsi materi adalah 40% kognitif dan 30%
psikomotorik dan 30 % afektif (sikap). Adapun materinya sebagai berikut :
80
1. Sejarah pemikiran ekonomi dunia, perbandingan klasik, neo klasik dan
modern, serta ekonomi social.
2. Undang-undang perkoperasian (Gerakan Koperasi Indonesia Kini dan
akan datang)
3. Koperasi ditengah idealogi Neo-liberalisme & sosialisme ( konteks dunia
dan Indonesia)
4. Bisnis koperasi
5. Teknik pengawasan (Analisa laporan keuangan)
6. Manajemen Administrasi dan Personalia Koperasi
7. Administrasi keuangan koperasi
b. PENDIDIKAN KHUSUS
Pendidikan khusus ini lebih mengarah ke pembinaan praktis dan pendalam
yang bertujuan memberikan kontribusi khusus bagi anggota dalam menggali
dan menyalurkan serta meningkatkan bakatnya , sebagai berikut :
1. Materi pendidikan Kehumasan, panitia pelaksana di lakukan oleh internal
Kopma Unhas dan lembaga Eksternal
a) setiap kader mampu menjadi public relation organisasi terhadap
pihak luar
b) Mampu membuat publikasi jurnalistik baik secara online
(web,Fb, blog) maupun secara offline (Koran)
81
1. Achievment Motivation Training (Internal KOPMA UNHAS)
a) Menggali dan mengidentifikasi motivasi anggota untuk
bergabung dengan Kopma Unhas.
b) Memupuk mentalitas anggota untuk tetap loyal terhadap
organisasi.
2. Training of Facilitator (Internal KOPMA UNHAS)
a) Menempah dan mengembangkan SDM Kopma Unhas
b) Peserta bias menjadi fasilitator yang memiliki jiwa koperasi
kental dan berjuang untuk memperjuangkan nilai-nilai koperasi
c) Peserta bias menjadi pemateri di ajang pengkaderan internal dan
eksternal
3. PendidikanUsaha Sovenier (Anggota KOPMA UNHAS)
a) Anggota memiliki keterampilan dalam memproduksi berbagai
macam souvenir
b) Anggota mampu menjalankan usaha souvenir dengan
profesional
4. Pendidikan Keuangan, Pemasaran,Adum dan Litbang PA (Calon Staff/
anggota Kopma Unhas)
a) Anggota dapat menganalisa laporan keuangan.
b) Peserta dapat membaca laporan keuangan.
c) Peserta dapat membuat laporan keungan.
d) Peserta mengetahui seluk-beluk manajemen pemasaran.
82
e) Segmentasi pasar.
f) Peserta dapat menguasai system adminsistrasi organisasi dengan
baik.
g) Peserta mengetahui pentingya tertib administrasi.
h) Peserta dapat melakukan proses administrasi dengan baik dan
benar.
i) Peserta mampu mengetahui manajemen personalia.
j) Dapat membuat jadwal shif karyawan dengan efektif dan
efesien.
k) Dapat mengetahui aturan kekaryawanan.
l) Dapat memahami dan mengetahui jenjang pengkaderan Kopma
Unhas
m) Dapat mengetahui format pengkaderan Kopma Unhas.
n) Dapat mengetahui dan memahami teknik-teknik.
o) Dapat mengetahui metode penelitian untuk pengembangan
usaha maupun keanggotaan.
c. Follow up Diksar
Follow-up Diksar bertujuan untuk memperdalam materi yang didapatkan pada
diksar skaligus menjadi ajang untuk membentuk hubungan yang erat antara
anggota Kopma Unhas, dan pada akhirnya dapat menciptakan kader yang
loyal terhadap organisasi. Adapun muatan materi follow-up diksar ini
83
sebaiknya tidak dirancang kaku tetapi menyeseuaikan dengan kondisi a yang
ada.
d. Pendidikan Bahasa Asing
Pendidikan bahasa asing khususnya bahasa Inggris merupakan suatu hal yang
sangat dibutuhkan oleh mahasiswa saat ini dalam menghadapi tantangan pasar
bebas sehingga organisasi selayaknya mewadahi kebutuhan anggota ini.
Adapun pelaksanaannya dibawah kordinasi KONCO dimana leader berperan
dalam penyusunan kurikulumnya.
TABEL6. KURIKULUM KONCO TB 2010
Pokok Pembahasan Waktu Target
Grammar
Vocabulary
Listening
Speaking
Writing
20
20
20
20
20
Menguasai
grammar,vocabulary,listening,
speaking,writing.
Ket : adapun muatan materi dari setiap bagian di tentukan sesuai dengan kebutuhan
peserta
84
PROSES PENERIMAAN ANGGOTA KOPMA UNHAS
Gambar.3 Proses Penerimaan Anggota Kopma Unhas
MENDAFTAR
MENGISI
FORMULIR
KEANGGOTAAN
KOPMA ORIENTASI KEKOPMAAN
1. Mengenal Kopma
- Hak dan kewajiban
- Pola kaderisasi
Kopma Unhas
- Kader yang
diharapkan
2. Tour Unit
3. Info Kopma
ANGGOTA BARU
KOPMA UH
TRASNFORMASI
KEKOPMAAN DAN
KEMAMPUAN DASAR
Untuk mengetahui
1. Mengetahui motivasi
berkopma calon kader
2. Kadar pengetahuan
kekopmaan
3. Bakat calon kader yang
relevan dengan sistem
dan karakteristik
kopma
MELUNASI
ADMINISTRASI
KRITERIA KELULUSAN
1. Mengikuti seluruh
proses
2. Bakat dan minat
3. Kesediaan mengikuti
perangkat aturan yang
berlaku
4. Jujur
5. Punya waktu
6. dll
85
FLOW CHART MODEL PENGKADERAN KOPMA UNHAS
Gambar 4. Flow Chart Model Pengkaderan Kopma Unhas
STAFF
Mahasiswa Unhas
DIKLATSAR
Pendidikan Khusus
Test Wawancara
Anggota
DIKJUT
LULUS
PENGURUS/PENGAWAS
TOF
- KOORDINATOR
MEDIKOP
- KOORDINATOR
FOKEP
- KOORDINATOR
PERPUSTAKAAN
LEMBAGA PENGADER
- Kepanitiaan
- Kajian
Ekonomi
- Magang
- Konco
- Medikop
- Kopma kreatif
TIDAK
LULUS Non-UNHAS
Non-
UNHAS
86
Syarat mengikuti diklatsar Kopma Unhas :
1. Mengikuti pra diksar
2. Lulus test wawancara
3. Tekah mengikuti kewajiban
Syarat mengikuti Dikjut Kopma Unhas :
1. Berpartisipasi dalam setiap kepanitiaan minimal 3 x ditambah 1 x menjadi
koorinator
2. Aktif dalam kergiatan minimal 50 %
3. Mengajukan makalah jika dianggap perlu
4. Masa bakti organisasi minimal 6 bulan
Standarisasi kader :
1. Anggota
a. Standar hak dan kewajiban
2. Alumni diklatsar
b. Memahami filosofi koperasi
c. Mengikuti mekanisme koperasi
d. Mengetahui kopma sebagai organisasi usaha dan organisasi kader
e. Sadar manfaat berkoperasi dan bergabung dengan Kopma Unhas
3. Alumni Dikjut
a. Memiliki loyalitas organisasi
b. Memahami mekanisme kerja Kopma Unhas
c. Mengetahui strategi pengembangan Kopma Unhas kedepan
87
d. Memahami beberapa ideology ekonomi dan dapat mengkomparasikannya
e. Memahami wacana gerakan koperasi Indonesia
f. Memiliki keahlian khusus/spesifikasi
Syarat menjadi staff /Assisten
1. Staff Keuangan
a. Lulus pendidikan khusus keuangan
b. Aktif kegiatan keanggotaan minimal 50 %
c. Lulus test wawancara
d. Pernah mengikuti magang
2. staff pemasaran
a. Lulus pendidikan khusus pemasaran
b. Perna magang
c. Aktif kegiatan keanggotaan minimal 50 %
3. Staff adum dan personalia
a. Lulus pendidikan khusus adum dan personalia
b. Aktif kegiatan keanggotaan minimal 50 %
c. Lulus test wawancara
4. Staff litbang & Pa
a. Lulus pendidikan khusus litbang & Pa
d. Aktif kegiatan keanggotaan minimal 70 %
e. Lulus test wawancara.