ainkdikki.files.wordpress.com  · Web viewBAB II. RENCANA USAHA DAN KEGIATAN. 2.1. IDENTITAS...

48
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PT SATRIA LESTARI BAB II RENCANA USAHA DAN KEGIATAN 2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN ANDAL 2.1.1. Pemrakarsa Rencana Usaha A. Perusahaan Pemrakarsa Rencana Usaha Nama : PT Satria Lestari Alamat : Jl. Suryopranoto No. 67 A Jakarta Telp./Fax. 021-3811110/021-3853202 B. Penanggung Jawab Pelaksanaan Rencana Usaha Nama : Dedi Kurniawan Alamat : Jl. Suryopranoto No. 67 A Jakarta 2.1.2. Penyusun AMDAL A. Perusahaan Konsultan Penyusun AMDAL Nama : CV. Agronusa Consultant Alamat : Jln. Dayak Bahau RT 15 No. 3 Komplek Perumahan Unmul Sempaja Samarinda, Telp./Fax. 0541-746336 B. Penanggung Jawab Penyusunan AMDAL Nama : Herlina Alamat : Jln. Dayak Bahau RT 15 No. 3 Komplek Perumahan Unmul Sempaja Samarinda, Telp./Fax. 0541-746336 C. Tim Penyusunan AMDAL Studi AMDAL rencana kegiatan penambangan batubara PT Satria Lestari disusun oleh Tim Konsultan Penyusun AMDAL yang profesional dibidangnya yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai dengan kompetensi yang diperlukan dan lingkup studi serta metodologi yang digunakan. Susunan dan anggota tim studi dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Penyusun Studi AMDAL No. Penyusun Bidang Keahlian Jabatan Pengalaman 1. Ir. Khifyatul Akhyar Pertanian/Tanah (AMDAL A dan B) Ketua Tim 36 kali 2. Herison S. Sidabutar ST Kimia dan Studi Lingkungan (AMDAL A dan B) Tim Fisik Kimia 5 kali 3. Ir. Ibnu Hasyim, MT Geologi (AMDAL A) Tim Fisik Kimia 23 kali 4. Ir. Hamsyin, MP Pertanian/Tanah (AMDAL A, B dan C) Tim Fisik Kimia 110 kali 5. Surya Darma, SP Pertanian/Tanah Tim Fisik Kimia 18 kali 6. Muh. Isa Mario, SHut Kehutanan Tim Biologi 26 kali RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 1

Transcript of ainkdikki.files.wordpress.com  · Web viewBAB II. RENCANA USAHA DAN KEGIATAN. 2.1. IDENTITAS...

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

BAB IIRENCANA USAHA DAN KEGIATAN

2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN ANDAL2.1.1. Pemrakarsa Rencana UsahaA. Perusahaan Pemrakarsa Rencana Usaha

Nama : PT Satria LestariAlamat : Jl. Suryopranoto No. 67 A Jakarta

Telp./Fax. 021-3811110/021-3853202B. Penanggung Jawab Pelaksanaan Rencana Usaha

Nama : Dedi KurniawanAlamat : Jl. Suryopranoto No. 67 A Jakarta

2.1.2. Penyusun AMDALA. Perusahaan Konsultan Penyusun AMDAL

Nama : CV. Agronusa ConsultantAlamat : Jln. Dayak Bahau RT 15 No. 3 Komplek Perumahan Unmul Sempaja

Samarinda, Telp./Fax. 0541-746336B. Penanggung Jawab Penyusunan AMDAL

Nama : HerlinaAlamat : Jln. Dayak Bahau RT 15 No. 3 Komplek Perumahan Unmul Sempaja

Samarinda, Telp./Fax. 0541-746336C. Tim Penyusunan AMDAL

Studi AMDAL rencana kegiatan penambangan batubara PT Satria Lestari disusun oleh Tim Konsultan Penyusun AMDAL yang profesional dibidangnya yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai dengan kompetensi yang diperlukan dan lingkup studi serta metodologi yang digunakan. Susunan dan anggota tim studi dapat dilihat pada Tabel 2.1.Tabel 2.1. Penyusun Studi AMDALNo. Penyusun Bidang Keahlian Jabatan Pengalaman1. Ir. Khifyatul Akhyar Pertanian/Tanah

(AMDAL A dan B)Ketua Tim 36 kali

2. Herison S. Sidabutar ST Kimia dan Studi Lingkungan (AMDAL A dan B)

Tim Fisik Kimia 5 kali

3. Ir. Ibnu Hasyim, MT Geologi(AMDAL A)

Tim Fisik Kimia 23 kali

4. Ir. Hamsyin, MP Pertanian/Tanah (AMDAL A, B dan C)

Tim Fisik Kimia 110 kali

5. Surya Darma, SP Pertanian/Tanah Tim Fisik Kimia 18 kali6. Muh. Isa Mario, SHut Kehutanan Tim Biologi 26 kali7. Fatmy Yaumil Akhir, SPi Perikanan Tim Biologi 20 kali8. Merry Darviani, SP Sosek Pertanian Tim Sosekbud 30 kali9. Dewi Syafitri, SKM Kesehatan Masyarakat Tim Kesmas 33 kali

2.2. URAIAN RENCANA USAHA DAN KEGIATAN

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 1

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

2.2.1. Gambaran Umum Kondisi Lokasi Tambang Batubara PT Satria LestariSecara administratif lokasi/tapak proyek penambangan batubara PT Satria Lestari berada pada wilayah Desa Margahayu, Jonggon Jaya, Sungai Payang, kecamatan Loa Kulu dan Kelurahan Jahab Kecamatan Tenggarong Kecamatan Tenggarong, sedangkan tapak proyek lokasi pelabuhan berada pada wilayah Desa Loa Kulu Kota Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara, lokasi pelabuhan berada diluar ijin KP Ekplorasi PT Satria Lestari. Kesampaian daerah dari Tenggarong kearah jalan kota Bangun berjarak 25 km (Km 19) dan jalan ber aspal, kemudian dilanjutkan dari km 19 ke arah Jonggon dengan melewati jalan PU (beraspal) atau melewati jalan tambang PT MHU kemudian masuk kearah kebun karet PT Budi Duta Agromakmur terus menuju lokasi penyelidikan (ditempuh dalam waktu 2 Jam dari Kota Tenggarong). A. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah SetempatSecara administratif KP eksplorasi PT Satria Lestari terletak di Desa Margahayu, Jonggon Jaya, Sungai payang, dan Loa Kulu Kota kecamatan Loa Kulu serta Kelurahan Jahab Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis, terletak pada koordinat 116°50’21,41” - 117°54’00,06” Bujur Timur dan 00°30’22,12” - 00°33’32,50” Lintang Selatan. Adapun koordinat lokasi wilayah KP Eksplorasi PT Satria Lestari secara lengkap disajikan pada tabel berikut.Tabel 2.2. Batas Geografis KP. Eksplorasi PT Satria Lestari

Titik Garis Bujur (BT) Garis Selatan (LS)Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

1 116 50 21,41 00 33 32,502 116 54 00,06 00 33 32,503 116 54 00,06 00 33 22,004 116 53 27,91 00 33 22,005 116 53 27,91 00 30 40,746 116 54 00,06 00 30 40,747 116 54 00,06 00 30 22,128 116 51 29,00 00 30 19,009 116 51 29,00 00 31 19,00

10 116 50 47,00 00 31 19,0011 116 50 47,00 00 32 20,0012 116 50 21,41 00 32 20,00

Sumber : Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor : 540/026/KP-Er/DPE-IV/IV/2009

Wilayah tapak proyek penambangan batubara PT Satria Lestari ini meliputi areal eksploitasi batubara, jalan tambang, pengolahan batubara, stockpile batubara, dan areal pelabuhan batubara (gambar 2.1.)Berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Timur tahun 1999 memperlihatkan bahwa areal KP PT Satria Lestari berada dalam Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) (gambar 2.2.).

B. Luas Tapak ProyekKeadaan lokasi rencana pertambangan batubara PT Satria Lestari disajikan pada tabel berikut.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 2

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Tabel 2.3. Keadaan Lokasi Pertambangan Batubara PT Satria LestariNo.

Deskripsi Keadaan Areal Kerja

1. Luas 2.961 Ha2. Persetujuan Bupati Kutai Kartanegara 540/026/KP-Er/DPE-IV/IV/20093. Luas Kajian:

Di Dalam Areal Penambangan 2.311,00 Haa. PIT (10 Pit) 310,00 Hab. Disposal area (10 unit) 56,60 Hac. Top Soil (8 unit) 5,85 Had. Sedimen Pond (17 unit) 21,25 Hae. Jalan angkut diareal penambangan 17,15 Haf. Bangunan sarana dan prasarana

penunjang diareal penambangan1,50 Ha

g. Buffer Area 1.898,65 Ha

Di Luar Areal Penambangan 104,00 Haa. Jalan angkut diluar lokasi

penambangan24,00 Ha

b. Bangunan sarana dan prasarana penunjang, Stockpile dan Pelabuhan

15,00 Ha

c. Buffer Area 65,00 HaSumber: PT Satria Lestari, 2009

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 3

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.1. Peta lokasi kegiatan PT Satria Lestari

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 4

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.2. Peta RTRW PT Satra Lestari

C. Keadaan dan Kondisi Penyebaran Lapisan BatubaraBerdasarkan data singkapan dan korelasi geologi dan kegiatan eksplorasi detail yang dilakukan diketahui bahwa lapisan pembawa batubara di wilayah KP.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 5

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Eksplorasi adalah formasi Pulau Balang dan formasi Balikpapan yang berumur antara Miosen Tengah-Akhir. Batubara yang dijumpai pada Formasi Pulau Balang dan Formasi Balikpapan pada daerah penyelidikan terdapat sumbu antiklin yang mempunyai kedudukan relatif landai yaitu sekitar N 30o – 240o, dan E 10o – 25o. Tebal lapisan batubara berkisar 1,0– 1,85 meter, lempung berkisar 0,5 meter. Struktur sedimen primer yang dijumpai didaerah penelitian adalah masif hingga laminasi dan gradasi normal.Batuan yang tersingkap pada daerah penyelidikan meliputi :1. Perulangan batu pasir : Warna kekuningan hingga berwarna abu-abu

kehijauan, masif berbutir halus sampai sedang, terpilah baik, membulat sampai sedang, porositas baik, kompak, ketebalan lapisan hingga 9 meter.

2. Sisipan Batu Lempung : Warna abu-abu kecoklatan, kompak, mineral lempung dengan ketebalan lapisan hingg lebih dar 3 meter.

3. Sisipan Batu lempung karbonat : Warna abu-abu kehitaman, kompak dengan ketebalan lapisan hingga 0,2 meter.

4. Sisispan Batubara : Warna hitam, kilap kaca, pecahan menyudut, belahan 2-3 arah, seam 1 tebal rata - rata 1,65 meter, seam 1-1 tebal rata – rata 1,0 meter, seam 2 tebal rata – rata 1,5 meter, seam 3 tebal rata – rata 1,0 meter,

seam 4 tebal rata – rata 1,9 meter, seam 4-1 tebal rata – rata 1,5 meter,seam 5 tebal rata – rata 1,5 meter, seam 8 tebal rata – rata 1,85 meter,

seam 9 tebal rata – rata 1,85 meter, seam 10 tebal rata – rata 1,0 meterD. Sifat dan Kualitas Endapan

Kenampakan fisik batubara hasil analisa kualitas batubara menunjukkan batubara umumnya berwarna hitam, mengkilap kaca, menyudut (angular frac), kekerasan sedang dan tidak mengotori tangan. Kualitas batubara yang telah dianalisis pada laboratorium dapat dilihat pada Tabel 2.4.Tabel 2.4. Kualitas Batubara PT Satria Lestari

Parameter Kualitas Rata-rataTotal Moisture %(ar) 10,56

Moisture % (adb) 9,76 Ash % (adb) 2,66

Volatile Matter % (adb) 42,66Relative Density % (adb) 1.312

Total Sulphur % (adb) 0,91HGL 51,33

Calorific Value Kkal/kg 6.647Sumber : PT Satria Lestari, 2009

E. Cadangan BatubaraPerhitungan cadangan telah dilakukan dengan cara menghitung luas area di dalam hitungan overburden yang sama, selanjutnya dikali dengan ketebalan ril batubara dan berat jenis batubara.Perhitungan S/R dilakukan dengan menghitung perbandingan antara volume OB dalam satuan BCM dan jumlah cadangan batubara dalam ton. SR selanjutnya telah dihitung baik perindividual maupun akumulatif untuk kemanfaatan penentuan batas ekonomi penambangan. Berdasarkan hasil eksploitasi dapat ditentukan bahwa SR di areal penambangan PT Satria Lestari adalah 1 : 5,58. Dari kegiatan eksplorasi yang telah dilaksanakan di areal penambangan PT Satria Lestari dengan luas 2.961 ha, diketahui jumlah cadangan batubara sebesar 3.950.008,44 ton. Perhitungan cadangan batubara secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.5.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 6

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Tabel 2.5. Cadangan Batubara PT Satria LestariPIT VOLUME SR

OB (BCM) COAL (TON) TOTAL

SEAM

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 7

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

1 1-1 2 3 4 4-1 5 6 6-1 7 8 9 10

A 2.773.859,79 302.750,10

208.739,40

B 1.682.157,05

C 2.270.618,77

D 9.272.798,72

E 4.988.128,00

F 9.511.825,15

G 5.120.673,91

H 1.781.825,47

I 2.963.866,32

J 1.241.002,08

TOTAL 41.606.755,27

F. Umur Kegiatan Tambang dan Rencana ProduksiPT Satria Lestari berencana memproduksi batubara sebesar 400.000 ton awal tahun, tahun ke-2 (dua) sebesar 600.000 ton, dan untuk tahun ke 3 (tiga) sampai tahun ke 6 (enam) sebesar 737.502,11 ton. Berdasarkan cadangan batubara, maka dengan demikian dapat diperkirakan bahwa umur kegiatan tambang PT Satria Lestari adalah sekitar 6 tahun dan 3 tahun berikutnya dilanjutkan dengan kegiatan reklamasi lahan. Selanjutnya mengingat areal PT Satria Lestari belum seluruhnya

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 8

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

dilakukan eksplorasi, maka apabila dilakukan eksplorasi lanjutan kemudian ditemukan batubara, maka umur tambang akan bertambah sesuai dengan jumlah cadangan batubara yang ditemukan.Adapun rencana produksi batubara PT Satria Lestari dapat dilihat pada Tabel 2.6. dan jadwal rencana kegiatan penambangan PT Satria Lestari disajikan pada Tabel 2.7.Tabel 2.6. Rencana Produksi PT Satria Lestari

Tahun PIT Top Soil (BCM)

Overburden (BCM) Batubara (Ton) Luas

(Ha)1 A, B, C 287.784 2.110.414 400.000,00 31,392 C, D 215.838 3.381.459 600.000,00 47,093 D, E, F 221.084 4.200.605 737.502,11 57,884 E, F 397.952 4.023.738 737.502,11 57,885 F, G1, G2 397.952 4.023.738 737.502,11 57,886 H, I1, I2, J 397.952 4.023.738 737.502,11 57,88

Total 1.918.562 21.763.692 3.950.008,44 310,00Sumber : PT Satria Lestari, 2009

Tabel 2.7. Jadwal Rencana Kegiatan Usaha Pertambangan Batubara PT Satria Lestari

No. Tahap Kegiatan Tahun Ke -

1 2 3 4 5 6 7 8 9A Tahap Pra Kontruksi X

1. Sosialisasi Rencana Usaha X2. Pembebasan Lahan X X3. Penerimaan Tenaga Kerja X X X4. Mobilisasi Peralatan X

B Tahap Kontruksi5. Pembangunan Jalan Tambang X X6. Pembangunan Fasilitas Penunjang X7. Pemb. Stockpile & Instalasi

Pengolahan Batubara X

8. Pembangunan Pelabuhan Batubara X

C Tahap Operasi1. Pembersihan Lahan Tambang X X X X X X

2. Pengupasan dan penimbunan Tanah Pucuk X X X X X X

3. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Penutup X X X X X X

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 9

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Tabel 2.7. Lanjutan

No. Tahap Kegiatan Tahun Ke -

1 2 3 4 5 6 7 8 94. Penambangan Batubara X X X X X X5. Pengangkutan Batubara X X X X X X6. Pengolahan dan Penimbunan

Batubara X X X X X X

7. Pemuatan dan Pengapalan Batubara X X X X X X

8. Operasional Bengkel & Genset X X X X X X9. Pemberdayaan Masyarakat X X X X X X10. Reklamasi dan Revegetasi Lahan X X X X X X X X X

D Tahap Pasca Operasi1. Rasionalisasi Tenaga Kerja X X X X2. Demobilisasi Peralatan X X X X3. Reklamasi dan Revegetasi Lahan

Lanjutan X X X

4. Pengembalian Lahan XSumber : PT Satria Lestari, 2009

G. Geoteknik Dari hasil analisa geotekniik yang berdasarkan data data lithologi (baik pengamatan langsung dilapangan maupun dari hasil data bor), maka daerah penyelidikan disimpulkan batuannya relatif agak keras dan bersifat agak abrasif karena mengandung komposisi mineral kuarsa yang cukup banyak. Untuk pembuatan design tambang disesuaikan dengan kondisi batuannya terutama dalam pembuatan Bench Slope dalam batas dinding tambang (Final Wall) sehingga perlu dibuat atau didesign berdasarkan faktor aman (Slope stability) termasuk dalam penentuan lokasi-lokasi sarana dan prasarana seperti jalan tambang, kantor, gudang dan sebagainya, dari penyelidikan yang dilakukan didukung dengan kajian analisis topografi dan tingkat kerentanan tanah (daerah penyelidikan tidak dijumpai adanya masalah yang berarti karena tidak adanya struktur mayor yang bekerja).

H. Metode PenambanganOperasional penambangan PT Satria Lestari dari hasil eksplorasi dan studi kelayakan diketahui bentuk dan karakteristik cadangan batubaranya termasuk dalam formasi Cekungan Kutai Bagian Utara. Sehingga metode penambangan yang diterapkan adalah tambang terbuka (open pit mining) dan dibantu oleh peralatan mekanis untuk kegiatan penggaruan, pemuatan serta pengangkutan seperti peralatan backhoe – dump truck dibantu dengan bulldozer sebagai alat garu dorong dan grader untuk perawatan jalan. Kegiatan peledakan dilakukan untuk penggalian dan pembongkaran overburden yang struktur batuannya tergolong keras.Penambangan dimulai dengan mengupas lapisan penutup di daerah blok-blok yang sudah ditentukan dengan arah penggalian dimulai dari singkapan batubara pada batas tertentu, kemudian diikuti dengan penggalian lapisan batubara. Teknik penambangannya dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah penambangan sesuai dengan rencana tahunan sedemikian rupa, sehingga kesinambungan produksi bisa terjaga. Sebaiknya penggalian dilakukan secara bertahap yang dimulai dari lokasi di dekat singkapan batubara dengan panjang yang sudah ditentukan dan kemudian dilanjutkan penggaliannya baik ke arah dipping maupun striking sampai pada batas akhir lereng penambangan. Arah kemajuan penambangan tiap tahun menyerupai garis diagonal, sehingga front penambangan dengan berbagai elevasi akan terbentuk (Lihat Gambar 2.3).

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 10

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.3. Sketsa Pola Kerja AlatMelihat bentuk lapisan batubaranya, kegiatan penambangan akan dilakukan dengan contour mining. Teknik penggaliannya bertahap dari evelasi yang paling tinggi ke evelasi yang rendah sampai kedalaman batas penambangan yang telah ditentukan. Penggalian batubara dimulai dari bagian atas (roof) lapisan batubara ke arah bagian bawah (floor) lapisan batubara. Arah kemajuan penambangan batubara selanjutnya akan mengikuti penyebaran lapisan batubara pada setiap seam yang akan ditambang.

I. Jenis Sumber Energi/Bahan Bakar 1. Energi Listrik

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada kegiatan penambangan dan penerangan akan digunakan pembangkit tenaga listrik yang digerakkan dengan generator diesel berkekuatan 20 Kw sebanyak 2 unit, 1 unit berada dilokasi penambangan dan 1 unit berada di lokasi stockpile dan pelabuhan batubara. Pemakaian generator tersebut adalah untuk menggerakkan berbagai peralatan dan penerangan, yang akan digunakan dalam kegiatan proses pengolahan, bengkel dan bangunan lainnya seperti kantor, perumahan, penerangan jalan dan pompa air minum.

2. Bahan Bakar Minyak dan PelumasUntuk pengaturan dalam pendistribusian bahan bakar, akan dibangun 1 (satu) stasiun bahan bakar yang letaknya berdekatan dengan pompa bahan bakar dan jaraknya jauh (tidak berdekatan) dengan sungai atau perairan. Konstruksi gudang bahan bakar terbuat dari beton cor baik bangunan utama maupun inlet dan outlet termasuk tanggul guna menghindari ceceran fuel dan limpasan air hujan. Pembangunan stasiun bahan bakar tetap mengacu konstruksi yang ada bila ada penambahan stasiun. Bahan bakar yang akan dipergunakan dalam operasi penambangan ditampung pada tangki bahan bakar dan untuk mendistribusikan bahan bakar digunakan pompa bahan bakar dengan kapasitas 550 liter/jam, selanjutnya dipindahkan ke fuel truck untuk didistribusikan ke peralatan-peralatan yang sedang beroperasi. Untuk bahan pelumas ditempatkan pada drum-drum dengan kapasitas 200 liter/drum yang ditempatkan pada gudang penyimpanan.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 11

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Rencana kebutuhan bahan bakar per tahun sebesar 1.018.700 liter/tahun dan pelumas sebesar 46.728 liter/tahun. Rencana kebutuhan bahan bakar dan pelumas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.8. dan Tabel 2.9.Tabel 2.8. Kebutuhan Bahan Bakar Per-tahun

No. Jenis alatPemakaian Bahan Bakar

Jumlah Alat

Jumlah PemakaianLtr/

jamLtr/hari

Ltr/tahun

1 Excavator CAT 320 30 180 45.000 4 180.0002 Bulldozer Cat D 7 G 25 180 45.000 3 135.0003 Bulldozer Cat D 9 R 35 180 45.000 1 45.0004 Whell Loader 30 180 45.000 1 45.0005 Nissan CWB 14 140 35.000 6 210.0006 Tower Lamp 8 72 18.000 6 108.0007 Pompa Multiflow 8 80 12.000 10 120.0008 Mobil Operasional 6 42 6.300 8 50.4009 Mobil Penyiram Jalan 8 48 9.600 1 9.60010 Chain Shaw 0.5 2 200 2 40011 Mobil Karyawan 10 70 10.500 1 10.50012 Fuel truck (nissan CKA) 8 56 8.400 2 16.80013 Genset & Electrical

Work14 140 35.000 2 70.000

14 Genset office 8 72 18,000 1 18.000Jumlah 204,50 1.442 333.000 47 1.018.700

Sumber : PT Satria Lestari, 2009

Tabel 2.9. Kebutuhan Minyak Pelumas Per-tahun

No. Jenis alatPemakaian Minyak Pelumas

Jumlah Alat

Jumlah PemakaianLtr/

jamLtr/hari

Ltr/tahun

1 Excavator CAT 320 0,2 2,4 600 4 2.4002 Bulldozer Cat D 7 G 1,2 14,4 3.600 3 10.8003 Bulldozer Cat D 9 R 1,5 18 4.500 1 4.5004 Whell Loader 1,2 14,4 3.600 1 3.6005 Nissan CWB 0,9 10,8 2.700 6 16.2006 Tower Lamp 0,05 0,75 187,5 10 1.8757 Pompa Multiflow 0,05 0,75 187,5 6 1.1258 Mobil Operasional 0,2 1,4 140 8 1.1209 Mobil Penyiram Jalan 0,2 2 518 1 51810 Chain Shaw 0,05 0,75 90 2 18011 Mobil Karyawan 0,2 1,4 210 1 210

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 12

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Tabel 2.9. Lanjutan

No. Jenis alatPemakaian Minyak Pelumas

Jumlah Alat

Jumlah PemakaianLtr/

jamLtr/hari

Ltr/tahun

12 Fuel truck (nissan CKA) 0,2 1,4 350 2 70013 Genset & Electrical

Work0,9 6,3 1.575 2 3.150

14 Genset office 0,2 1,4 350 1 350Jumlah 7,05 76,15 18.608 47 46.728

Sumber : PT Satria Lestari, 2009

3. Sarana Kebutuhan AirKebutuhan air untuk kebutuhan karyawan/perumahan sebanyak 29,52 m3/hari. Kebutuhan air akan dipenuhi dari sungai Mahakam dengan menggunakan pompa dan dialirkan dengan menggunakan jalur pipa yang ditabenamkan di tanah dan akan dilengkapi dengan water treatment sehingga air yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas kesehatan. Pengambilan air baku untuk memenuhi kebutuhan ini akan dilengkapi dengan izin dari instansi terkait. Dasar penentuan debit air ini dengan asumsi bahwa jumlah karyawan yang tinggal di camp sebanyak 123 orang (1 orang + 3 orang pengikut). Kebutuhan air 1 KK/hari (4 orang x 60 liter = 240 liter atau 0,24 m3), maka kebutuhan air per hari untuk karyawan pada tahap awal 0,24 m3 x 123 orang = 29,52 m3.

Gambar 2.4. Diagram Proses Pengolahan Air Bersih

2.2.2. Rencana Kegiatan Penyebab Dampak Terhadap Lingkungan HidupRencana kegiatan penambangan batubara PT Satria Lestari akan dilaksanakan melalui empat tahapan kegiatan yakni tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca-operasi, dengan uraian kegiatan sebagai berikut :A. Tahap Pra-konstruksi

1. Sosialisasi Rencana KegiatanSosialisasi rencana kegiatan dilakukan untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa akan ada rencana kegiatan penambangan batubara yang dilakukan oleh pemrakarsa (PT Satria Lestari) baik itu penjelasan tentang tahapan/rencana kegiatan, manfaat, dampak positif dan dampak negatif yang kemungkinan timbul dari kegiatan penambangan batubara. Dengan adanya kegiatan sosilaisasi masyarakat dapat memberikan saran dan tanggapan mengenai rencana kegiatan serta mempersiapkan rencana untuk kepentingan mereka terkait rencana kegiatan.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 13

Kapur/tawas

Air Baku Pengadukan Bak Pengendap

FiltrasiAir bersih

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Pelaksanaan sosialisasi dilakukan secara terbuka antara pemrakarsa (PT Satria Lestari) dengan pihak-pihak terkait terutama masyarakat dan aparat pemerintah setempat serta melibatkan dinas terkait lainnya.

2. Pembebasan LahanKegiatan pembebasan lahan meliputi ganti rugi tanah dan tanam tumbuh pada lahan masyarakat yang terkena kegiatan penambangan batubara PT Satria Lestari. Pembebasan lahan dilakukan dengan sistem ganti rugi tanah tidak menggunakan sistem pinjam pakai lahan karena pada umumnya masyarakat tidak menghendaki. Dalam kegiatan ini juga akan dilakukan pembebasan lahan yang menjadi batas buffer area sehingga pada daerah tersebut perlu dilakukan inventarisasi kepemilikan tanah.Kegiatan pembebasan lahan dilaksanakan secara musyawarah dengan melibatkan pemilik lahan, Badan Pertanahan dan aparat kecamatan setempat. Kegiatan pengukuran tanah akan dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Kutai Kartanegara sebagai instansi yang berwenang, sedangkan inventarisasi tanam tumbuh dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan dan Pertanian. Identifikasi kepemilikan dan penguasaan lahan dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh pihak kecamatan bersama kelurahan/desa yang bersangkutan.Sebelum kegiatan pembebasan lahan ini dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan inventarisasi mengenai letak, luas dan pemilik sah lahan/tanah yang akan dibebaskan. Kemudian hasilnya akan diumumkan di kantor Kecamatan, Desa dan RT, agar semua pihak mengetahuinya dan dapat mempertanyakan jika terdapat hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan kenyataan lapangan. Setelah data yang terhimpun sudah cukup valid dan diperkirakan tidak ada permasalahan tumpang tindih kepemilikan lahan, selanjutnya dilakukan negosiasi harga, pembayaran dan pembuatan surat kesepakatan. Pembebasan lahan dilakukan secara bertahap dan lahan-lahan yang telah dibebaskan akan dilakukan pemasangan patok. Pembebasan lahan tahap awal dilaksanakan pada lahan yang terkena rencana pembuatan jalan beserta buffer zone dan lokasi pelabuhan, kemudian pembebasan lahan selanjutnya dilaksanakan secara bertahap disesuaikan rencana pelaksananaan kegiatan.Mengenai nilai untuk ganti rugi atas tanah dan tanam tumbuh tersebut akan disesuaikan dengan nilai tanah yang mengacu pada peraturan serta sesuai dengan kesepakatan antara ke dua belah pihak (PT Satria Lestari dan pemilik lahan).Untuk menghindari permasalahan seperti adanya tumpang tindih pengusaan lahan, permasalahan legalitas surat-surat tanahnya, dan lain sebagainya, pihak PT Satria Lestari akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan dan aparat desa setempat serta instansi pemerintah yang berwenang terhadap kegiatan ini.

3. Penerimaan Tenaga KerjaPihak manajemen PT Satria Lestari mempunyai kebijaksanaan untuk memprioritaskan masyarakat lokal untuk terlibat dalam aktivitas penambangan yang disesuaikan dengan kualifikasi/persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan prosentase masyarakat lokal terlibat akan meningkat seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi. Pembinaan masyarakat lokal agar sesuai dengan kualifikasi/persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, pemrakarsa akan melakukan pembinaan melalui pendidikan dan latihan yang terangkum dalam program Comdev.Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung operasi sesuai rancangan tambang yang ada, maka untuk tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan operasi penambangan jumlahnya relatif tetap selama umur penambangan, sedangkan untuk kerja yang terlibat langsung dalam operasi penambangan terutama untuk operator alat berat disesuaikan dengan

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 14

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

jumlah peralatan yang diperlukan beserta kualifikasi selama umur proyek penambangan. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan penambangan batubara PT Satria Lestari sebanyak 123 orang. Perekrutan tenaga kerja akan dilakukan langsung oleh PT Satria Lestari denagn melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, kepala desa, camat dan instansi teknis terkait dan dilakukan secara trasnparan. Jumlah dan klasifikasi tenaga kerja yang direkrut selengkapnya disajikan pada Tabel 2.10.Tabel 2.10. Jumlah dan Kreteria Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan

PT Satria LestariNo. Jabatan Jumlah Status Kualifikasi

PendidikanA. Tenaga Kerja Devisi Marketing1 Manager Marketing 1 Tetap Sarjana2 Kepala Bagian

a. Commercial 1 Tetap Sarjanab. Operation 1 Tetap Sarjana

3 Supervisor L/C 1 Tetap Sarjana4 Administrasi 1 Tetap SarjanaB. Tenaga Kerja Devisi Tambang1 Manager Tambang 1 Tetap Sarjana2 Kepala Bagian :

a. Perencanaan dan Produksi 1 Tetap Sarjanab. HSE 1 Tetap Sarjanac. Pengolahan dan Pengapalan 1 Tetap Sarjanad. Administrasi 1 Tetap Sarjana

3 Supervisora. Produksi 1 Tetap Sarjanab. Perencanaan 1 Tetap Sarjanac. Pengukuran dan Pemetaan 1 Tetap Sarjanad. HSE 1 Tetap Sarjanae. Pengolahan dan Pemuatan 1 Tetap Sarjanaf. Perawatan 1 Tetap Sarjanag. Pengapalan 1 Tetap Sarjana

4 Foreman/Sur. Seniora. Perencanaan 1 Tetap Sarjanab. Geologi 1 Tetap Sarjanac. K3 1 Tetap Sarjanad. Lingkungan 1 Tetap Sarjanae. QC 1 Tetap Sarjana

5 Foreman/Sur. Juniora. Shift 1 1 Tetap Sarjana/SMAb. Shift 2 1 Tetap Sarjana/SMAc. Surveyor 1 1 Tetap Sarjana/SMAd. Surveyor 2 1 Tetap Sarjana/SMAe. P & P Shift 1 1 Tetap Sarjana/SMAf. P & P Shift 2 1 Tetap Sarjana/SMAg. P & P Shift 3 1 Tetap Sarjana/SMAh. CHF & Equip 1 Tetap Sarjana/SMAi. Coal Terminal 1 Tetap Sarjana/SMAj. Transhipment 1 Tetap Sarjana/SMAk. Administrasi 1 Tetap Sarjana/SMA

6 Non Staff 30 Tetap SMA/Sederajat

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 15

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Tabel 2.10. LanjutanNo. Jabatan Jumlah Status Kualifikasi

PendidikanC. Tenaga Kerja Devisi Personalia1 Meneger Persomalia & General

Affair 1 Tetap Sarjana2 Kepala bagian :

a. Personalia & GA 1 Tetap Sarjanab. Land. Com & Com. Dev 1 Tetap Sarjanac. Logistic 1 Tetap Sarjana

3 Supervisor :a. Personalia & GA 1 Tetap Sarjana/ Sarjana

Mudab. Cheif Security 1 Tetap S. Muda/SMAc. Land. Com. 1 Tetap S. Muda/SMAd. Com. Dev. 1 Tetap S. Muda/SMAe. Pengadaan 1 Tetap S. Muda/SMAf. Gudang 1 Tetap S. Muda/SMA

4 Foreman/Sur. Senior :a. Personalia 1 Tetap S. Muda/SMAb. General Affair 1 Tetap SMAc. Komandan Regu 2 Tetap SMA

5 Non Staff 17 Tetap SMA/sederajatD. Tenaga Kerja Devisi Pengembangan Tambang1 Manager Mining Development 1 Tetap Sarjana2 Kepala Bagian Ekplorasi 1 Tetap Sarjana3 Supervisor :

a. Plan & Data Center 1 Tetap Sarjanab. Field 1 Tetap Sarjana

4 Foreman/Sur. Seniora. Data Center 1 Tetap S. Muda/STMb. Geologist 1 Tetap S. Muda/STMc. Geodethic 1 Tetap S. Muda/STM

5 Foreman/Sur. Juniora. Drafter 1 Tetap STMb. Sur. Geologi 1 Tetap STMc. Sur. Topografi 1 Tetap STM

6. Non Staff 8 Tetap SMAE. Tenaga Kerja Devisi Logistik1 Kepala Bagian Logistik 1 Tetap Sarjana Muda2 Supervisor :

a. Pengadaan 1 Tetap S. Muda/SMAb. Gudang 1 Tetap S. Muda/SMA

3 Non Staff 2 Tetap SMA/SMPF. Tenaga Kerja devisi Keuangan & Akuntansi1 Menager Keuangan & Akuntansi 1 Tetap Sarjana Muda2 Kepala Bagian Keunagan

Comercial dan Akuntansi 1 Tetap Sarjana Muda3 Supervisor :

a. Kas, Likuiditas, Exim & Penagihan 1 Tetap Sarjana Muda

b. Akuntansi 1 Tetap Sarjana Muda4 Foreman/Sur. Senior

a. Kasir 1 Tetap S. Muda/SMAb. Acc 1 Tetap S. Muda/SMA

Sumber : PT Satria Lestari, 2009

Sebagai upaya mencegah dan meminimalkan resiko kecelakaan kerja, maka semua tenaga kerja yang terlibat dalam pertambangan di PT Satria Lestari dilengkapi dengan alat pelindung keselamatan kerja yang merupakan perlengkapan standart yang harus dikenakan oleh pekerja antara lain

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 16

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

meliputi : Helm Pengaman, Sarung Tangan, Sepatu Safety, Alat pelindung badan saat mengelas, Ear Plug, Reflection Jacket, Safety Belt, Tiang dan Bendera yang dipasang di mobil operasional tambang. Mengingat kegiatan pertambangan berdampak terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Setiap pekerja PT Satria Lestari akan diikutkan ke dalam program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), yang meliputi jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), jaminan Kematian (JK) Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).Waktu kerja kegiatan operasi penambangan yang mencakup kegiatan penggalian, pemuatan pengangkutan dan spreading tanah penutup serta pengangkutan batubara. Rencana operasi per shif adalah 9 jam (9 jam/shif) dengan jam kerja efektif per shif adalah 8 jam. Sedang asumsi hari hujan dan slipeery adalah sebesar 30% untuk Overburden dan 24% untuk batubara dari total jam kerja, sehingga total jam kerja efektif per tahun adalah 3.472 jam (2 shif operasi).Sistem penggajian mengikuti peraturan dari Dinas tenaga kerja dengan jam kerja, apabila karyawan melakukan kerja lembur maka perusahaan membayar sesuai dengan perhitungan upah lembur karyawan yang berlaku.

4. Mobilisasi PeralatanDalam kegiatan mobilisasi peralatan (alat-alat berat) terutama dari luar proyek yang masuk ke dalam lokasi proyek, dilakukan melalui jalan darat dan sungai. Pada tahap awal mobilisasi peralatan (alat-alat berat) melalui Sungai Mahakam dengan menggunakan kapal ponton atau LCT, kemudian melalui jalan Desa Margahayu menuju lokasi kegiatan. dengan menggunakan mobil pengangkut khusus (trailer). Sebelum dilakukan mobilisasi PT Satria Lestari akan mengurus ijin di Dinas Perhubungan, dan Dinas Pekerjaan Umun Kabupaten Kutai Kartanegara berkaitan dengan kelas jalan yang akan dilalui sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.69 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkut Barang di Jalan. Sesuai Perda Provinsi nomor 4 Tahun 2002 PT Satria Lestari akan melengkapi pajak kendaraan bermotor atau bea balik nama kendaraan bermotor khususnya kendaraan alat berat.Untuk lebih jelasnya mengenai rencana penggunaan peralatan tambang dapat dilihat pada Tabel berikut.Tabel 2.11. Rencana Penggunaan Peralatan Dalam Operasional Tambang PT Satria Lestari

No. Aktifitas Model KapasitasA. Penggalian dan Pengangkutan Batubara 1 Alat Pembersih Cat 320, kuku backer datar 0,9 m3

2 Alat Angkut Nissan, CWB 20 ton3 Alat Bantu DozerCat D7G 5,8 m3

B. Penggalian dan Pengangkutan Tanah Penutup1 Alat Garu dorong CAT D9R Universal Blade, Single shank

ripper14,4 m3

2 Alat Penyebar CAT D7G 5,8 m3

C. Alat bantu1 Backhoe CAT 320C 0,9 m3

2 Alat Penyebar CAT D7G 5,8 m3

D. Perawatan Jalan dan Penunjang1 Motor Grader Mitsubishi MG 4302 Compactor CAT-SD100B3 Water truck Nissan CKA12

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 17

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Tabel 2.11. LanjutanNo. Aktifitas Model Kapasitas4 Lube Truck5 Fuel Truck 20.000 ltr6 Diesel Genset 20 Kw7 Lighting 500 Kw8 Water Pump Multi Flow 390S 300 KwE. Pekerjaan di Stockpile1 Wheel Loader2 Dozer Cat 988 9 m3

Cat D8R U Blade 2,5 m3

F. Kantor Karyawan P & K1 Jeep 4-WD2 Pick-up 4-WD3 Pemadam

Kebakaran4 Ambulance 4-WD5 Personal Bus Minibus

Sumber : PT Satria Lestari, 2009

B. Tahap Konstruksi

1. Pembangunan Jalan TambangJalan yang akan dibangun PT Satria Lestari adalah jalan dari lokasi penambangan menuju lokasi pengolahan dan pelabuhan sepanjang ± 20 km. Rencana pembangunan jalan berupa jalan tambang yang sifatnya crossing dengan jalan umum PT Satria Lestari terlebih dahulu mengajukan izin ke Dinas PU. Pada jalan tambang PT Satria Lestari mempunyai konstruksi tanah compact dan di bagian kanan dan kiri jalan dibuat tanggul dan parit untuk drainase. Sketsa Profil jalan disajikan pada Gambar 2.5.Jalan tambang yang dibangun terdiri dua jalur pengangkutan dump truck berkecepatan maksimum 40 km/jam. Kecepatan dump truck bermuatan di tikungan tidak boleh lebih 25 km/jam.

Gambar 2.5. Dimensi Jalan TambangLebar jalan tambang adalah 10 meter, maka lebar jalan tambang ditambah saluran drainase/parit dan tanggul menjadi 12 m. Tanggul yang dibuat tingginya 0,85 m (2/3 x tinggi ban dump truck kapasitas 20 ton sebesar 1,2 m).Lebar jalan tambang ditambah pada daerah tikungan karena adanya sudut yang ditimbulkan oleh panjang alat tambang, sehingga lebar badan jalan pada daerah tikungan menjadi 12 m dengan kemiringan maksimum 8%, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.6.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 18

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.6. Super Elevasi Jalan Tambang

2. Pembangunan Fasilitas PenunjangKegiatan pembangunan fasilitas penunjang (emplasement) disesuaikan dengan kebutuhan proyek, sehingga diharapkan fasilitas-fasiltas tersebut sangat berguna untuk memperlancar kegiatan operasional tambang. Rencana pembangunan fasilitas penunjang (emplasement) ini direncanakan menggunakan lahan seluas ± 4 ha untuk fasilitas di lokasi tambang dan lokasi stockpile dan instalasi pengolahan batubara. Fasilitas penunjang dapat dilihat pada Tabel 2.12.Tabel 2.12. Fasilitas Penunjang PT Satria Lestari

No Jenis Bangunan Ukuran Jumlah (unit)1. Perkantoran 25 x 15 m 2 unit2. Mess Karyawan

Junior Camp 36 x 11 m 4 unitSenior Camp 18 x 11 m 6 unitCraft Camp 36 x 11 m 6 unitExpat Camp 6 x 4 m 8 unitCamp Office 15 x 12 m 2 unitMess Hall 40 x 15 m 2 unitTempat Ibadah 14 x 15 m 2 unit

3. Pos Keamanan 3 x 3 m 2 unit4. Kantin 10 x 18 m 2 unit5. Klinik 4 x 6 m 2 unit6. Stasiun BBM 19 x 12 m 2 unit7. Rumah Generator Set 5 x 6 m 2 unit8. Settling Pond (60 x 40 x 3 m) 4 unit9. Reservoir (Instalasi Air Bersih) 3 x 15 m 3 unit

10. Workshop/Bengkel 70 x 25 m 2 unit11. Laboratorium 10 x 18 m 1 unit12. Gudang handak 10 x 18 m 1 unit13. Oil Trap 3 x 1 m 2 unit14. Taman dan Lapangan Parkir 31.593 m2

Sumber : PT Satria Lestari, 2009

Di lokasi fasilitas penunjang akan dilengkapi dengan sarana pencegahan kebakaran (sarana deteksi dini terhadap bahaya kebakaran) dan sarana penanggulangan kebakaran (hydrant pompa air dll).

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 19

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Dalam pelaksanaannya pemrakarsa akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait klinik dan kantin, baik untuk tempat maupun ketersediaan tenaga yang menjalankannya.

3. Pembangunan Stockpile dan Instalasi PengolahanPengolahan batubara dilaksanakan untuk memenuhi dan menyesuaikan permintaan konsumen akan kualitas dan ukuran batubara, untuk itu perlu dibangun instalasi pengolahan. Fasilitas pengolahan batubara (Coal Handling Facility) yang akan dibangun di sekitar lokasi pelabuhan adalah Coal Crushing Plant dan Barge Loading dengan jarak ± 200 meter dari pinggiran Sungai Mahakam.Tabel 2.13. Jenis, Jumlah dan Kapasitas Alat Pengolahan

No. Jumlah Alat Type/Jenis Kapasitas Lokasi

1 1 Unit Wheel Loader Cat 988 G

475 HP, 6.4 M3 bucket

Rom stockpile

2 1 Unit Bulldozer, Cat D9R 405 HP, 16.43 Product stockpile3 1 Unit Exavator, Cat 320 C 138 HP, 0,50 m3 Product stockpile4 1 Unit Hopper 200 m3 ROM stockpile5 1 Unit Appron feeder 500 ton/jam ROM stockpile6 1 Unit Primary Crusher 500 ton/jam ROM stockpile7 1 Unit Roller Screen 500 ton/jam ROM stockpile8 1 Unit Secondary Crusher 500 ton/jam ROM stockpile9 1 Unit Transfer Conveyor 500 ton/jam, 25

meter panjang Product stockpile

10 1 Unit Stacking Conveyor 500 ton/jam, 100 meter panjang

Product stockpile

11 1 Unit Belt feeder 600 ton/jam Product stockpile12 1 Unit Feeding Conveyor 600 ton/jam, 42

meter panjangProduct stockpile

13 1 Unit Barge loading conveyor

600 ton/jam, 140 meter panjang

Product stockpile dan Jetty

Sumber : PT Satria Lestari, 2009

Rencana pembangunan instalasi pengolahan seluas 10 ha terbagi menjadi:- Pos keamanan/satpam (security) dengan luas 9 m2/pos.- Instalasi pengolahan/preparasi batubara (coal processing plant) dan tempat

penimbunan batubara bersih (stockpile).- Instalasi pengolahan/preparasi batubara (coal processing plant) yang terdiri

dari vibrating hopper, double roll crusher, double deck vibrating screen, dan belt conveyor. Selain itu pihak pemrakarsa akan melengkapi coal processing plant-nya dengan bak pengendapan (settling pond).

- Tempat penimbunan batubara bersih (stockpile) seluas 4,5 ha dibuat untuk menampung batubara bersih siap jual (cleaned coal) dengan kapasitas 2 x 50.000 ton. Stockpile ini akan dilengkapi dengan hopper loading dan barge loading conveyor dengan kemampuan sekitar 600 ton/jam

Untuk mengantisipasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah proses pengolahan batubara, direncanakan akan dibuat kolam pengendap settling pond di lokasi pelabuhan dengan dimensi 60 x 40 x 3 m sebanyak 3 bak. Di sekeliling konstruksi pengolahan batubara dan pinggir sungai akan dibuat drainase/parit dan tanggul (khusus pinggir sungai) yang menuju settling

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 20

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

pond (kolam pengendap). Tujuan pembangunan kolam pengendap adalah untuk menampung air tirisan tambang dari stockpile dengan memperhatikan curah hujan maksimum dan luas daerah catchment area. Untuk mempercepat terjadinya proses pengendapan, maka air limbah di treatment dengan penambahan alum. Setelah terjadi pengendapan, maka air yang bersih pada bagian atas akan dialirkan ke bak berikutnya dan akhirnya ke bak pengendapan akhir. Seminggu sekali lumpur/sedimen yang mengendap di dasar bak diangkat/dikeruk dan dikeringkan, kemudian setelah kering diangkut dengan menggunakan dump truck ke lokasi tambang untuk digunakan sebagai penimbun lubang bekas tambang (back filling).

4. Pembangunan Pelabuhan (Jetty)Kegiatan pembangunan pelabuhan berguna untuk memperlancar kegiatan operasional tambang. Lokasi pembangunan pelabuhan berada di tepi Sungai Mahakam yang termasuk dalam wilayah Dusun Batu Berhala Desa Loa Kulu Kota. Pelabuhan ini digunakan untuk melayani pengangkutan produk batubara ke kapal untuk dikirim ke konsumen. Konstruksi pelabuhan ini terbuat dari besi yang dipancang di tepi sungai berupa pender yang diberi bantalan karet, untuk melayani 1 tongkang yang sedang muat dan 1 tongkang yang menunggu. Pelabuhan (jetty) di areal seluas ± 1 Ha. Pada lokasi jetty akan diturap dengan konstruksi besi/beton agar tidak menimbulkan erosi saat loading dan agar tidak menganggu lalulintas perairan, jetty dibangun tidak menjorok ketengah sungai dan dilengkapi dengan rambu-rambu baik dihulu dan hilir jetty. Berkaitan dengan pembangunan jetty PT Satria Lestari berkoordinasi dengan Dinas terkait mengenai perijinannya.

C. Tahap Operasi

1. Pembersihan LahanKegiatan pembersihan lahan (land clearing) akan dilakukan pada saat membuka areal penambangan untuk kegiatan tambang. Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan arah kemajuan kegiatan. Peralatan yang digunakan untuk pembersihan lahan adalah parang, kapak, dan chainsaw dan bulldozer. Batang pohon yang berukuran kecil dan semak belukar didorong dengan bulldozer dan akan ditimbun pada di suatu tempat, sedangkan pohon yang berukuran besar pemotongannya dilakukan dengan menggunakan chainsaw, kemudian kayunya dikumpulkan selain digunakan untuk keperluan konstruksi kegiatan tambang juga akan dimanfaatkan baik oleh perusahaan maupun masyarakat setempat. Namun sebelum kayu tersebut dimanfaatkan PT Satria Lestari akan melengkapi perijinan pemanfaatan dan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan.Setelah lahan dibersihkan maka langsung dilakukan kegiatan pengupasan tanah pucuk (top soil), yang mana jeda waktu antara kegiatan pembersihan lahan dan pengupasan tanah pucuk tidak berlangsung lama.

2. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Pucuk (Top Soil)Pengupasan tanah pucuk dengan ketebalan rata-rata 150 cm dilakukan dengan Bulldozer CAT D7R dan alat angkut yang dipergunakan adalah truck kapasitas 20 ton, kemudian ditimbun di tempat penimbunan tanah pucuk di dalam wilayah KP untuk pemanfaatan lebih lanjut pada saat kegiatan reklamasi. Tanah pucuk merupakan tanah yang banyak mengandung bahan organik

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 21

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

karena itu tanah ini dikategorikan sebagai media tumbuh yang baik bagi tanaman. Pengelolaan tanah pucuk meliputi :a. Material didorong dan kemudian dikumpulkan dengan Bulldozer dan dimuat

dengan Excavator ke dump truck untuk diangkut ke lokasi penimbunan.b. Penggalian dilakukan pada saat musim kemarau agar unsur hara yang

terkandung pada top soil tetap terjaga.c. Tempat penimbunan top soil harus stabil dengan tinggi bench maksimal 3

m dan kemiringan 30o.d. Untuk menghindari terjadinya gully pada tempat penimbunan, sebaiknya

dilakukan penanaman cover crop.e. Di sekeliling lokasi penimbunan tanah pucuk dibuat saluran drainase yang

dilengkapi dengan kolam pengendapan (Sediment Pond) untuk mengendalikan air limpasan dan menampung sedimen hasil erosi dari timbunan tanah pucuk dan sekitarnya.

f. Untuk menjaga unsur hara yang terkandung pada top soil, maka dilakukan pemupukan dan penyiraman pada saat musim kemarau.

3. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Penutup (overburden)Lapisan tanah penutup merupakan lapisan tanah atau batuan yang berada diantara lapisan tanah pucuk dan lapisan batubara. Penggalian tanah penutup dilakukan dengan penggaruan menggunakan dan pembongkaran mengunakan Excavator. Pembongkaran tanah yang terletak di atas lapisan batubara dilakukan dengan penggaruan dan penggusuran. Alat mekanis yang digunakan adalah Bulldozer D7G.Dalam penggalian lapisan penutup ini selain digunakan peralatan mekanis, juga akan digunakan bahan peledak (blasting) untuk membongkar lapisan tanah penutup. Hal ini dilakukan bila lapisan tanah penutup yang akan digali terdapat batuan yang keras. Sebelum peledakan dilaksanakan maka akan pemberitahuan kepada masyarakat dengan sirine minimal setengah jam sebelum peledakan.Adapun rencana penggunaan peralatan kegiatan penambangan PT Satria Lestari disajikan pada tabel berikut.Tabel 2.14. Peralatan Peledakan PT Satria Lestari.

No Jenis Alat Jumlah Satuan

I DRILLING BLAST HOLE    Drill Tech D245S 2 UnitFarrel Tricone Bit 1 Unit

II BLAST ACCECORIES1 Crimper 8 Unit2 Copper Cable 150 Meter

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 22

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Tabel 2.14. LanjutanNo Jenis Alat Jumlah SatuanIII BLASTING MACHINE

Cobla 100 1 UnitIV MIXING UNIT 2 Unit

Sumber : PT Satria Lestari, 2009.

Peledakan dilaksanakan dengan sistem Tunda (mill seconds delay blasting) dengan tujuan untuk mengurangi debu, kebisingan dan getaran, dimana bahan peledak pada setiap lubang bor tidak meledak sekaligus tetapi mempunyai selang waktu. Dengan sistem tunda ini dimaksudkan agar kebisingan yang terjadi dapat diminimalis karena ledakan terjadi hanya pada satu lubang saja. Peledakan dilakukan dari satu lubang hingga ke lubang berikutnya hingga lubang-lubang yang telah terisi bahan peledak meledak seluruhnya kemudian dilakukan pembongkaran tanah penutup dengan bantuan Excavator.Tabel 2.15. Ringkasan Geometri Peledakan

Bench Height (m)

Hole Depth (m)

Burden (m)

Spacing (m)

Weigh of Charge

(kg)

SpecificDrilling (m/m³)

Charge (m/m³)

10,00 11,01 3,37 4,21 49,67 0,08 0,37Sumber : PT Satria Lestari, 2009.

Spacing

Burden Steming

Bench Heigh Column Hole depth Charge

Sub drilling

Gambar 2.7. Geometri Peledakan

Gambar 2.8. Pola Peledakan

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 23

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Pemindahan tanah penutup menuju lokasi penimbunan dilakukan dengan menggunakan dump truck menuju lokasi penimbunan yang telah direncanakan. Tempat pembuangan tanah penutup penanganannya dibedakan menjadi dua, yaitu :a. Pembuangan tanah penutup ke lokasi galian tambang (out side dump)

berjarak 100 -1.500 meter dari lokasi penambangan.b. Pembuangan tanah penutup ke dalam areal tambang (in side dump) yaitu

digunakan sebagai penimbun kembali ke bekas tambang (back filling). Tanah penutup yang telah dibongkar kemudian dimuat kedalam dump truck kapasitas 50 ton dengan menggunakan Excavator menuju lokasi penimbunan yang telah ditentukan (out side dump atau in side dump). Penataan penimbunan tanah penutup ini dirancang dengan mempertimbangkan aspek-aspek kestabilan dari hidrologi serta selaras dengan topografi di sekitarnya. Penimbunan tanah penutup dilakukan dengan ketinggian 10 meter dan dengan sudut lereng ± 60o dan sudut akhir ± 45o

dengan ketinggian penimbunan sekitar 30 m. Penataaan penimbunan tanah penutup dilakukan dengan sistem benching dan berteras-teras untuk memudahkan pembagian kerja dan pengoperasian alat-alat berat serta menjaga kemantapan atau kestabilan lereng.Lokasi rencana penimbunan overburden dapat dilihat pada Tabel 2.16.Tabel 2.16. Rencana Lokasi Penimbunan Overburden

Tahun PIT OB Lokasi Penimbunan

1 A, B, C 2.110.414 Out : East & south PIT A,B,CBackFill : PIT A, B

2 C, D 3.381.459 Out :East & south PIT A, B, CBackFill : PIT A & B

3 D, E, F 4.200.605 Out : East & south PIT D, E, FBackFill : PIT D,E,F

4 E, F 4.023.738 Out : East & south PIT E & FBackFill : PIT E, F

5 F, G1, G2 4.023.738 Out : East & south PIT F,G1,G2 BackFill : PIT E, F, G1, G2

6 H, I1, I2, J 4.023.738 Out : East & south PIT G2,H,I1,I2,JBackFill : PIT G2, H, I1,I2, J

Sumber : PT Satria Lestari, 2009

4. Penambangan BatubaraSetelah kegiatan penimbunan lapisan tanah penutup (overburden) maka kegiatan yang selanjutnya dilakukan adalah penggalian batubara. Kegiatan ini menggunakan excavator yang dikombinasikan dengan bulldozer dan peralatan penunjang lainnya. Berdasarkan data yang meliputi bentuk dan karakteristik lapisan batubara serta lapisan penutupnya, sistem penambangan yang diterapkan oleh PT Satria Lestari adalah sistem tambang terbuka (open pit).Berdasarkan bentuk lapisan batubaranya, kegiatan tambang akan dilakukan dengan contour mining. Teknik penggaliannya bertahap dari elevasi yang paling tinggi ke elevasi yang rendah sampai kedalaman batas penambangan yang telah ditentukan. Penambangan batubara dilakukan dengan membuat jenjang pengaman pada lapisan tanah penutup, jenjang dibuat dengan kemiringan tiap jenjang (individual slope) sebesar 65o dan kemiringan total jenjang (overall slope) sebesar 55o, seperti yang terlihat pada Gambar 2.9.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 24

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.9. Sketsa lereng tunggal (individual slope).Penggalian batubara pada kegiatan tambang PT Satria Lestari dilaksanakan dengan menggunakan Bulldozer yang dilengkapi garu. Setelah batubara terbongkar kemudian dikumpulkan dengan Bulldozer yang menggunakan Blade. Kemajuan penambangan batubara selanjutnya akan mengikuti arah penyebaran batubara pada setiap Pit yang akan ditambang.Pada penambangan batubara biasanya akan terjadi air tirisan tambang, hal ini merupakan konsekuensi logis dari suatu kegiatan penambangan karena disatu pihak lokasi tambang dikehendaki kering, akan tetapi dilain pihak air tirisan tambang terus mengalir baik berasal dari air larian permukaan (run off) pada waktu hujan maupun dari rembesan air tanah.

Gambar 2.10. Saluran TrapersiumUntuk menjaga lokasi bukaan tambang batubara agar tetap kering maka disekeliling dari lantai bukaan tambang dibuatkan saluran/parit keliling dan sumur (sump) untuk menampung air tirisan tambang, selanjutnya air tirisan tersebut di pompakan ke luar tambang dan ditampung di settling pond ataupun dengan memanfaatkan lubang bekas bukaan tambang yang belum di timbun. Sedangkan untuk menghindari air run off dari tanah penutup diatasnya maka tiap jenjang dan lereng tanah penutup dibuat saluran drainase.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 25

7 m

5 m 65°

Berm

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.11. Lokasi Saluran PenyaliranDengan adanya air tirisan, maka fenomena air asam tambang (Acid Mine Drainage) dapat terjadi baik di lokasi penambangan batubara, di lokasi penimbunan tanah penutup (waste dump area), maupun dilokasi penimbunan akhir (stockpile). Terbentuknya air asam tambang pada umumnya disebabkan adanya kandungan mineral sulfida (FeS2) baik yang ada di dalam batubara (sulfur) dan batuan sekitarnya, adanya zat oksidan berupa oksigen (O2) dari udara dan adanya air (H2O), dimana ketiga bahan pembentuk asam tersebut saling bereaksi dan akan membentuk senyawa ferro sulfat dan asam sulfat yang dapat menyebabkan penurunan pH air. Oleh karena itu pihak pemrakarsa akan melakukan treatment terhadap air tirisan yang ada di settling pond dengan penambahan kapur guna menaikan pH air.

5. Pengangkutan BatubaraProses pengangkutan batubara dilakukan dengan menggunakan dump truck berkapasitas 20 ton. Selain dump truck, proses pengangkutan juga dibantu dengan excavator. Sistem pengangkutan batubara langsung dilakukan dari lokasi penambangan menuju tempat pengolahan batubara yang berada satu lokasi dengan stockpile dan pelabuhan melalui jalan tambang yang telah dibuat pada tahap konstruksi. Untuk tujuan keselamatan kerja, kecepatan maksimum dump truck yang diizinkan adalah 40 km/jam.Untuk mengurangi polusi debu diudara khususnya pada musim kemarau maka dilakukan penyiraman badan jalan tambang setiap hari dengan interval waktu 3 – 4 jam sekali dengan menggunakan mobil tangki air. Untuk pemeliharaan jalan penghubung dan jalan utama digunakan grader dan compactor.

6. Pengolahan dan Penimbunan BatubaraBatubara PT Satria Lestari tidak memerlukan pencucian untuk menurunkan kadar abunya karena kadar rata-rata seam 4,8 nilainya < 8% masih dinilai cukup baik. Pengolahan batubara PT Satria Lestari hanya memerlukan proses crushing, screening, stockpiling, dan blending.Batubara dari lokasi tambang diangkut dengan menggunakan dump truck dengan kapasitas 20 ton dengan melewati jalan tambang sepanjang + 20 Km dan jembatan timbang. Untuk selanjutnya dilakukan penimbunan di ROM stockpile atau langsung dimasukan ke dump hopper berkapasitas 200 m3. Proses selanjutnya batubara dari ROM stockpile dimasukan dengan menggunakan wheel loader tipe Cat. 988 G ke dump hopper dan appron feeder. Pemecahan batubara ukuran 400 mm dimulai pada crusher sekondary dengan kapasitas 500 ton/jam sehingga didapat ukuran batubara 50 mm yang merupakan standar produksi komersial.Setelah melalui transfer conveyor dengan kapasitas 600 ton/jam, batubara yang sudah dipecah melalui sensor magnit dan belt scale ditransport melalui stacking conveyor dengan kapasitas 500 ton/jam menuju produk stockpile dengan kapasitas 2 x 50.000 ton. Batubata di stockpile kemudian di tata dan dipadatkan dengan menggunakan bulldozer type Cat D9R dan Cat D7R, Hal ini

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 26

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

bertujuan untuk menghindari selt combustion dan didorong kedalam reclaim hopper melewati reclaim conveyor dengan kapasitas 500 ton/jam.

Gambar 2.12. Diagram Alir Pengolahan Batubara

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 27

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.13. Picturial Flow Sheet Pengolahan Batubara

7. Pemuatan dan pengapalan batubaraKegiatan pemuatan batubara (loading) ke kapal ponton pengangkut (barge) dilakukan di pelabuhan (jetty) yang terletak di tepi sungai Mahakam, Desa Loa

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 28

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Kulu Kota Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.Mula-mula batubara siap jual yang berada di lokasi penimbunan akhir (stock pile) di lokasi pelabuhan didorong dengan menggunakan loader menuju hopper, dan kemudian batubara tersebut diangkut dengan barge loading conveyor yang berkapasitas 200 ton/jam sepanjang ± 250 meter menuju kapal ponton (barge) dengan kapasitas ± 7.000 ton yang berada di pelabuhan (jetty). Fasilitas ini menggunakan lokasi di tepi Sungai Mahakam.Untuk fasilitas penyandaran dilengkapi fender atau penahan ponton untuk menahan saat penyadaran ponton maupun sedang diisi, juga dijaga oleh tug boat untuk memastikan kondisi ponton selalu pada tempatnya dengan mengikat ponton dengan tali tambatan ke darat atau bolar di sungai. Untuk mengendalikan ceceran pada saat pemuatan corong dilengkapi dengan penangkap ceceran. Desain dermaga dan processing plant seperti pada lampiran. Sebelum pembangunan akan mengajukan ijin ke Dinas Perhubungan, dan penggunaan conveyor mengajukan ijin ke Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara.

8. Operasional Bengkel dan GensetKegiatan perbengkelan meliputi perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat berat seperti: bulldozer, wheel loader, backhoe excavator, grader dan dump truck dan alat-alat penunjang lainnya seperti truck tangki air dan BBM, mobil operasional dan lain-lain yang digunakan dalam kegiatan penambangan, maupun perbaikan dan pemeliharaan peralatan pengolahan/preparasi batubara, sedangkan operasional genset merupakan aktivitas pengunaan energi listrik untuk memperlancar operasional penambangan.Fasilitas perbengkelan untuk perawatan peralatan tambang disediakan di area tambang, sedangkan fasilitas perbengkelan untuk perawatan peralatan pengolahan/preparasi batubara berada di arael pengolahan/preparasi batubara yang hanya menangani perawatan perbaikan mesin dan listrik.Dalam aktivitasnya kegiatan perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat berat serta operasional genset akan menghasilkan limbah cair seperti ceceran BBM, oli/pelumas bekas yang perlu penenganan lebih hati-hati karena termasuk jenis limbah B3. Oleh karena itu pemrakarsa akan melengkapi unit perbengkelannya dengan oil trap untuk menampung limbah oil dan pelumas bekas tersebut dan kemudian dikumpulkan di dalam drum untuk diserahkan kepada pengumpul yang mempunyai ijin dari Kementerian Lingkungan Hidup. Jika terjadi ceceran segera ditaburkan serbuk kayu agar terserap, kemudian serbuk dibersihkan dan dikumpulkan terpisah untuk dibakar ditempat yang telah ditentukan pada area yang aman (tempat penimbunan sampah bengkel).Penanganan oli/BBM akan mengikuti standart operasional procedur (SOP) mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 225/BAPEDAL/09/1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyim-panan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas. Sedangkan untuk pengukuran dan pemantauan emisi dari genset akan dibuat desain cerobong untuk emisi gas buang dengan mengacu Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205/BAPEDAL/07/1996.Bengkel yang akan dibangun dilengkapi dengan bak pengolahan oil bekas (oil treatment/oil trap) untuk mengantisipasi ceceran oil bekas, oli bekas dikumpulkan dan dijual pada pihak ketiga yang memiliki ijin. Desain bak pengolahan oil dapat dilihat pada gambar 2.15.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 29

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.14. Desain Bengkel

Gambar 2.15. Desain Bak Oil TrapPembangkit listrik ditujukan untuk keperluan penerangan dan pengoperasian alat-alat listrik untuk keperluan perkantoran, mess karyawan, workshop maupun kebutuhan lainnya yang memerlukan tenaga listrik terletak dekat dengan lokasi bengkel dan didistribusikan ke berbagai tempat yang memerlukan listrik. Sedangkan untuk keperluan operasional pada malam hari digunakan genset primer mover (air cooled) dengan menara lampu. Bangunan generator ini dibuat dengan luasan 30 m2. Untuk lebih jelasnya mengenai desain ruang dan cerobong genset disajikan pada gambar 2.16. berikut.

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 30

1 m

BengkelGensetFuel Tank

Air + Oli

Air

Filter

Bak I Bak I I

Air Bak I I I

Oli OliOli

Filter

Bak IV

Air

Pompa Ke Drum

0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.16. Desain Ruang Genset dan Cerobong Genset9. Pemberdayaan masyarakat (community development)

Sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang berada disekitar wilayah kegiatan penambangan, maka PT Satria Lestari setiap tahunnya melakukan kegiatan pengembangan masyarakat (community development) atau yang dewasa ini lebih terkenal dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR).Untuk lebih jelasnya mengenai kegiatan pengembangan masyarakat (community development) yang direncanakan adalah:a. Peningkatan SDM / Pendidikan:

1) Bantuan buku pelajaran SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi2) Bantuan buku perpustakaan, alat olah raga dan kelengkapan

sekolah. 3) Bantuan beasiswa.4) Bantuan pendirian sarana ibadah

b. Magang kerja1) Memberikan kesempatan kepada calon tenaga kerja lokal

khususnya lulusan STM dan Perguruan Tinggi untuk magang/ praktek kerja.

c. Peningkatan Kesehatan Masyarakat1) Pelayanan kesehatan di klinik kesehatan perusahaan untuk

masyarakat umum sekitar tambang.2) Pemberian penyuluhan kesehatan dan imunisasi gratis.3) Memfasilitasi pengadaan posyandu di desa sekitar tambang.

d. Peningkatan Sarana Infrastruktur1) Bantuan pembuatan fasilitas sarana pedesaan seperti

penggrederan jalan, pembuatan parit jalan dsb. e. Kegiatan Pelatihan / Training

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 31

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

1) Training : Driver/Operator, Mekanik surveyor2) Training Ketrampilan untuk Masyarakat

10.Reklamasi dan Revegetasi lahan Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang dilakukan ketika pertambangan dimulai pada blok pertambangan tahun pertama dengan jangka waktu minimal sebulan setelah ditambang. Kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan kondisi lahan sehingga mendekati kondisi awal sebelum pertambangan. Dalam pelaksanaannya, PT Satria Lestari mengacu kepada Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.Pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan dapat dilihat pada uraian berikut ini :a. Persiapan Lahan

1) Pengamanan lahan bekas tambang, kegiatan ini meliputi ;- Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan

dan prasarana yang tidak digunakan di lahan yang akan direklamasi.- Perencanaan secara tepat lokasi

pembuangan limbah beracun dan berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan.

- Melarang dan menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang akan direklamasi.

2) Pengaturan bentuk lahanPengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi dan hidrologi setempat dan pengaturan bentuk lahannya dapat dilihat pada uraian berikut ini ;- Pengaturan bentuk lereng ;

Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan air limpasan, sedimentasi, erosi, dan longsor. Kemudian lereng yang terlalu tinggi atau terjal dibentuk berteras-teras.

- Pengaturan saluran pembuangan air ;Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksudkan untuk pengatur air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan lahan akibat erosi. Selanjutnya jumlah dan bentuk SPA tergantung dari bentuk lahan (topografi) dan luas areal yang direklamasi.

b. Kegiatan back filling dan penghamparan top soilPada kegiatan ini adalah menimbun kembali lubang galian bekas tambang dengan material over burden yang berasal dari disposal area (waste dump) dan/atau dari kegiatan pengupasan tanah penutup yang sedang berjalan. Selanjutnya setelah areal back filling tertata rapi, tahap berikutnya dilakukan penghamparan top soil sebanyak dengan ketebalan maksimal 75 – 100 cm. Pada kegiatan back filling tersebut dilakukan tindakan pemulihan kesubuan tanah dengan cara pengapuran, pemupukan organik dan anorganik serta pemberian gypsum apabila dilahan reklamasi terdapat kerak (crusting).

c. Kegiatan Revegetasi Revegetasi pada tahap awal dilakukan dengan jenis cover crop yang berfungsi untuk mengembalikan struktur dan kesuburan tanah, kemudian dilanjutkan dengan penanaman jenis pionir yang tahan terhadap keasaman

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 32

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

tanah dan kekeringan seperti Accasia, Sungkai dan Sengon. Selain itu diupayakan dilakukan penanaman jenis tanaman lokal seperti meranti, Gmalina, bengkirai, dan tanaman buah seperti rambutan, cempedak, dan durian. Penanaman akan dilakukan dengan jarak tanam 3 x 3 m atau 1.111 pohon/ha. Pemeliharaan dan perawatan tanaman dilakukan hingga tahun ketiga. Pemeliharaan dan perawatan tanaman pada tahun pertama dilakukan setiap 3 bulan sekali, pada tahun kedua dan ketiga dilakukan setiap 6 bulan sekali. Pada kegiatan revegetasi ini PT Satria Lestari akan membuat persemaian atau pembibitan untuk pemenuhan akan bibit tanaman dengan melibatkan masyarakat setempat baik sebagai penyedia bibit tanaman maupun keterlibatan dalam penanaman dan pemeliharaan tanaman. Selain itu pihak pemrakarsa juga akan menyamakan persepsi dengan keinginan Pemda dan masyarakat setempat dalam kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan.

D. Tahap Pasca-Operasi1. Rasionalisasi tenaga kerja

Dengan berakhirnya kegiatan penambangan, maka PT Satria Lestari akan melaksanakan rasionalisasi tenaga kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap tenaga yang dimiliki. Proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan tenaga kerja yang berlaku. PT Satria Lestari akan memberikan uang pesangon sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dimana uang pesangon tersebut dapat dijadikan sebagai modal kerja, modal usaha maupun modal lainnya yang akan menunjang kehidupan tenaga kerja tersebut setelah lepas dari perusahaan.Selain itu, dengan perekrutan yang telah dilaksanakan oleh PT Satria Lestari akan menciptakan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan jika terjadi pelepasan tenaga kerja maka karyawan ini akan lebih mudah diterima di perusahaan penambangan batubara lain yang beroperasi di sekitarnya.

2. Demobilisasi PeralatanDengan berakhirnya kegiatan penambangan pada tahap pasca-operasi, maka kegiatan demobilisasi peralatan (alat-alat berat) dari lokasi proyek ke luar lokasi proyek sebagian besar dilakukan melewati jalan sungai dengan menggunakan kapal ponton atau LCT, sedangkan yang melalui jalan darat diangkut dengan menggunakan mobil pengangkut khusus (trailer) yang melewati ruas jalan raya yang ada.

3. Reklamasi dan Revegetasi LanjutanPada tahap ini adalah lanjutan dari pelaksanaan reklamasi dan revegetasi yang dilaksanakan pasca penambangan. Reklamasi dan revegetasi pada tahap ini dilakukan pada lokasi Pit terakhir pada penambangan. Pelaksanaan dari kegiatan ini sama dengan kegiatan pada pelaksanaan reklamasi dan revegetasi pada tahap operasi.

4. Pengembalian lahanPada akhir kegiatan tahap pasca-operasi penambangan ini, sejalan dengan tingkat keberhasilan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan secara menyeluruh, maka areal bekas tambang yang telah direklamasi dan direvegetasi terlebih dahulu dievaluasi oleh Tim Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan dinyatakan telah mendekati rona awal (memenuhi kriteria) dengan jangka waktu evaluasi lahan yang telah direklamasi dan direvegetasi tersebut diperkirakan sekitar ± 2 – 3 tahun setelah pasca-tambang dan setelah dinyatakan berhasil, baru lahan tersebut dan bekas jalan angkut batubara

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 33

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

(main haul road) serta bekas lokasi prasarana dan sarana penunjang (emplasement) dikembalikan kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.

2.3. ALTERNATIF-ALTERNATIF YANG AKAN DIKAJI DALAM ANDALKajiaan Alternatif dari rencana kegiatan penambangan batubara PT Satria Lestari didasarkan pada ekologi yang diprakirakan berpotensi muncul terhadap komponen lingkungan hidup sekitar. Alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL rencana kegiatan penambangan batubara PT Satria Lestari adalah alternatif lokasi blasting (peledakan).A. Alternatif 1

Kegiatan pengupasan dan penimbunan tanah penutup (overburden) PT Satria Lestari akan menggunakan blasting dalam pengupasan tanah penutup hal ini dikarenakan adanya lapisan tanah penutup yang tergolong agak keras, kegiatan blasting (peledakan) tersebut dilakukan di seluruh PIT rencana penambangan. Untuk mengetahui lokasi blasting (peledakan) dapat dilihat pada Gambar 2.17.

B. Alternatif 2Kegiatan pengupasan dan penimbunan tanah penutup (overburden) PT Satria Lestari akan menggunakan blasting dalam pengupasan tanah penutup, namun pada PIT H bagian utara khususnya dan PIT I-2 tidak dilakukan kegiatan blasting (peledakan), hal ini dikarenakan relatif dekatnya lokasi penambangan dengan pemukiman penduduk Desa Margahayu, kegiatan pengupasan tanah penutup pada Blok tersebut hanya dilakukan secara mekanis. Untuk mengetahui lokasi blasting (peledakan) dapat dilihat pada Gambar 2.18.

Gambar 2.17. Peta alternatif 1

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 34

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.18. Peta alternatif 2

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 35

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

2.4. KEGIATAN LAIN DI SEKITAR LOKASI RENCANA KEGIATAN BESERTA DAMPAK-DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

Kegiatan lain yang terdapat di sekitar rencana lokasi pertambangan batubara PT Satria Lestari adalah pemukiman, perkebunan dan pertambangan. Apabila areal rencana pertambangan batubara PT Satria Lestari terjadi tumpang tindih lahan dengan kegiatan perkebunan, pertambangan dan kegiatan lainnya maka akan dilakukan negosiasi dan penyelesaian masalah secara internal.Aktifitas kegiatan pemukiman, pertanian, perkebunan dan pertambangan di sekitar lokasi PT Satria Lestari secara langsung akan mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar sehingga terjadi akumulasi perubahan lingkungan akan semakin besar. Dengan demikian keterkaitan dampak dengan kegiatan lain di sekitar tersebut perlu dicermati

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 36

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

secara serius karena akan berpengaruh terhadap komponen fisik kimia, biologi, sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.Adapun kegiatan lain yang ada disekitar lokasi pertambangan PT Satria Lestari adalah:A. Pemukiman Penduduk

Pemukiman penduduk yang berada didalam dan di sekitar rencana lokasi tambang batubara PT Satria Lestari antara lain :Sebelah Utara : Desa Margahayu dan Kelurahan JahabSebelah Barat : Desa MargahayuSebelah Selatan : Desa Sungai PayangSebelah Timur : Kelurahan JahabDampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan pemukiman masyarakat terhadap lingkungan adalah munculnya limbah padat dan limbah cair yang dapat berpengaruh terhadap kualitas air dan tanah.

B. PerkebunanKegiatan perkebunan yang berada di sekitar lokasi rencana tambang batubara PT Satria Lestari antara lain :Sebelah Utara : PT. Budi Duta Agro MakmurSebelah Barat : PT. Budi Duta Agro MakmurSebelah Selatan : PT. Budi Duta Agro Makmur Sebelah Timur : PT. Budi Duta Agro Makmur Dampak yang muncul dari kegiatan perkebunan yaitu peningkatan aliran permukaan, erosi, sedimentasi, dan penurunan kualitas air akibat kegiatan pembukaan lahan serta penggunaan pestisida, lapangan usaha dan pendapatan masyarakat.

C. PertambanganKegiatan pertambangan yang berada di sekitar lokasi rencana tambang batubara PT Satria Lestari antara lain :Sebelah Utara : PT. Multi Harapan Utama dan PT. Mahakam Prima Akbar

SejatiSebelah Barat : PT. Multi Harapan UtamaSebelah Selatan : PT. Serco KaltimSebelah Timur : PT. Mahakam Prima Akbar Sejati dan PT. Multi Harapan

UtamaDampak-dampak yang ditimbulkan dari aktifitas pertambangan sekitar lokasi penambangan PT Satria Lestari yaitu peningkatan debu, intensitas kebisingan, aliran permukaan, erosi, sedimentasi, penurunan kualitas air, kesuburan tanah, flora dan fauna, perubahan sikap dan persepsi masyarakat, munculnya lapangan kerja dan usaha, Keselamatan dan kesehatan kerja, serta peningkatan lalu lintas.Gambaran dari kegiatan lain di atas dapat dilihat pada gambar peta kegiatan lain (gambar 2.19.)

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 37

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

Gambar 2.19. PETA KEGIATAN LAIN

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 38

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPPT SATRIA LESTARI

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN II - 39