BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel...

40
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di negara maju maupun berkembang, sepsis masih menjadi masalah baik dalam segi morbiditas, mortalitas maupun ekonomi (Gatot, 2008). Sepsis menyebabkan kematian sebagian besar didunia ini (Martijn et al., 2004), penyebab tertinggi pada pasien di Intensive Care Units (ICU) (Ramon and Anand, 2005; Pierre and Thierry, 2003) dan insidennya terus meningkat (Oscar et al., 2006; Shahin et al., 2006). Di Amerika, sepsis merupakan masalah klinis yang menyebabkan kematian sekitar 1000 orang setiap tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Angus et al., insiden sepsis di Amerika ditemukan 215.000 (33%) kematian dari 751.000 kasus (Daniel, 2007). Sedangkan di Indonesia melalui sebuah penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Moewardi Surakarta, ditemukan bahwa 130 (97%) dari 135 pasien sepsis dengan syok sepsis meninggal (Guntur, 2006). Sepsis disebabkan oleh bakteri gram negatif, bakteri gram positif, jamur, virus, dan parasit (Edwin et al., 2003). Proporsi infeksi yang disebabkan bakteri gram negatif antara 30-80% dan bakteri gram positif antara 6-24% dari jumlah kasus sepsis (Edwin et al., 2003). Lipopolisakarida (LPS) merupakan komponen utama membran terluar bakteri gram negatif (Guntur, 2008).

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di negara maju maupun berkembang, sepsis masih menjadi masalah

baik dalam segi morbiditas, mortalitas maupun ekonomi (Gatot, 2008). Sepsis

menyebabkan kematian sebagian besar didunia ini (Martijn et al., 2004),

penyebab tertinggi pada pasien di Intensive Care Units (ICU) (Ramon and

Anand, 2005; Pierre and Thierry, 2003) dan insidennya terus meningkat

(Oscar et al., 2006; Shahin et al., 2006). Di Amerika, sepsis merupakan

masalah klinis yang menyebabkan kematian sekitar 1000 orang setiap tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Angus et al., insiden sepsis di Amerika

ditemukan 215.000 (33%) kematian dari 751.000 kasus (Daniel, 2007).

Sedangkan di Indonesia melalui sebuah penelitian yang dilakukan Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Moewardi Surakarta, ditemukan bahwa 130

(97%) dari 135 pasien sepsis dengan syok sepsis meninggal (Guntur, 2006).

Sepsis disebabkan oleh bakteri gram negatif, bakteri gram positif,

jamur, virus, dan parasit (Edwin et al., 2003). Proporsi infeksi yang

disebabkan bakteri gram negatif antara 30-80% dan bakteri gram positif antara

6-24% dari jumlah kasus sepsis (Edwin et al., 2003). Lipopolisakarida (LPS)

merupakan komponen utama membran terluar bakteri gram negatif (Guntur,

2008).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

2

Sepsis dapat mengaktifkan respon inflamasi sistemik berupa

Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) terutama pada usus, paru-

paru, hepar, ginjal, dan organ lainnya serta mengakibatkan syok dan multiple

organ failure (MOF) atau multiple organ disfunction (MOD) yang

dihubungkan dengan kerusakan hepatosit (hepatocyte = HC) dan kematian sel

akibat nekrosis dan apoptosis yang akan mengakibatkan terjadinya gagal

hepar (Arul, 2001; Hernomo, 2003). Sepsis dijabarkan sebagai proses

otodestruktif yang menyebabkan perluasan respons patofisiologi yang normal

terhadap infeksi, yang melibatkan jaringan yang sebelumnya normal, dan

menghasilkan multiple organ disfuction syndrome (MODS) (Hernomo, 2003).

Gagal hepar sendiri merupakan suatu sindroma yang meliputi kelainan

patologi yang luas, baik dalam masalah reversibilitasnya, maupun dalam

beratnya kelainan. Bila gagal hepar menjadi berat, secara umum angka

kematiannya biasanya tinggi. Tanpa pemberian artificial liver, tampaknya

transplantasi hepar merupakan satu-satunya cara untuk memperbaiki survival

penderita, bila hepar tidak dapat secepatnya melakukan regenerasi (Hernomo,

2003).

Pengobatan sepsis didasarkan pada pemberian antimikroba yang

adekuat dan support disfungsi organ (Oscar et al., 2006). Kortikosteroid

merupakan obat-obatan yang sangat banyak dipakai, meskipun masih banyak

mengundang banyak kontroversi mengenai penggunaan kortikosteroid.

Penggunaan klinis kortikosteroid adalah sebagai terapi substitusi untuk

menekan reaksi alergi pada transplantasi, kelainan-kelainan neoplastik

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

3

jaringan limfoid sebagai anti inflammasi sehingga diharapkan akan

menghambat semua proses peradangan dan mengurangi permeabilitas kapiler

(Abdul, 2006).

Penelitian-penelitian terbaru membuktikan bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi (30 mg/kg methylprednisolone) tidak ada

manfaatnya pada terapi sepsis dan syok sepsis. Tetapi beberapa penelitian

baru menunjukkan bahwa pemberian kortikosteroid dosis rendah (40 mg/hari

methylprednisolone), dosis fisiologis dapat mengembalikan stabilitas

hemodinamik, perbaikan fungsi organ dan menurunkan mortalitas (I Gede

Putu et al., 2006; Larosa, 2005).

Maka dapat disimpulkan bahwa pemakaian kortikosteroid dosis rendah

diharapkan dapat menekan atau menghambat proses kerusakan-kerusakan

organ (MOD) khususnya hepar, yang dapat menurunkan mortalitas pada

penderita sepsis.

B. Perumusan Masalah

Adakah pengaruh kortikosteoid dosis rendah terhadap derajat kerusakan

histologi hepar mencit Balb/C model sepsis paparan LPS?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kortikosteroid dosis

rendah terhadap derajat kerusakan histologi hepar mencit Balb/C model sepsis

paparan LPS.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

Untuk mengetahui pengaruh kortikosteroid dosis rendah terhadap derajat

kerusakan histologi hepar pada mencit Balb/C model sepsis paparan

LPS.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian

lebih lanjut, khususnya dalam penatalaksanaan sepsis.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sepsis

Sepsis adalah suatu sindroma klinik sebagai manifestasi proses

inflamasi imunologik yang terjadi karena adanya respon tubuh (imunitas)

yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme (Daniel,

2007; James et al., 2004), ditandai dengan takipnea (frekuensi respirasi

lebih dari 20 kali/menit), takikardia (frekuensi jantung lebih dari 100

kali/menit), hipertermia atau hipotermia (temperatur axilar tubuh lebih dari

1010 F/38.30C atau 96.10 F/35.6 0 C), leukositosis (> 12.000 sel/mm3) atau

leukopenia (< 4000 sel/mm3) dengan atau tanpa ditemukannya bakteri

dalam darah (Edwin et al., 2003; Guntur, 2006).

Sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif, seperti

Pseudomonas auriginosa, klebsiella, enterobakter, E.coli, proteus dengan

jumlah 70%. Infeksi bakteri gram positif, seperti Stafilokokus aureus,

stretokokus, pneumokokus dengan jumlah 20-40%. Infeksi jamur dan

virus, seperti dengue hemorrhagic fever, herpes viruses dengan jumlah 2-

3%. Sisanya oleh Protozoa (malaria falciparum) (Iskandar, 2002).

Produk yang berperan penting terhadap sepsis adalah LPS (Oscar

et al., 2006; Edwin et al., 2003), terutama kandungan lipidA merupakan

endotoksin glikoprotein kompleks, komponen utama membran terluar dari

5

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

6

bakteri gram negatif dan dapat menginduksi terjadinya sepsis yang

disebabkan bakteri gram negatif (Kristine et al., 2007; Oscar et al., 2006;

Pierre and Thierry, 2003; Edwin et al., 2003; Levinson and Jawetz, 2003).

Patofisiologi sepsis sangat kompleks akibat dari interaksi antara proses

infeksi kuman patogen, inflamasi dan jalur koagulasi (Kristine et al.,

2007) yang dikarakteristikan sebagai ketidakseimbangan antara sitokin

proinflamasi seperti tumor necrosis factor-α (TNF-α), interleukin-1β (Il-

1β), interleukin-6 (IL-6) dan Interferon-γ (IFNγ) dengan anti-inflamasi

(interleukin-1 reseptor antagonis (IL-1ra), interleukin-4 (IL-4) dan

interleukin-10 (IL-10)) endogen (Elena et al., 2006).

Overproduksi sitokin inflamasi menyebabkan aktivasi respon

sistemik berupa SIRS terutama pada paru-paru, hepar, ginjal, usus dan

organ lainnya (Arul, 2001) yang mempengaruhi permeabilitas vaskuler,

fungsi jantung dan menginduksi perubahan metabolik menyebabkan

nekrosis jaringan, MOF serta kematian (Elena et al., 2006; Javier et al.,

2005; Arul, 2001).

Sistem pertahanan innate host terhadap sepsis secara integral

dihubungkan dengan proses inflamasi dan koagulasi (Kristine et al., 2007).

LPS endotoksin bakteri gram negatif diikat oleh LPS-binding protein

(LBP) oleh host . Ikatan LPS-LBP kompleks menuju CD14 reseptor di

permukaan seluler dan berinteraksi dengan toll-like receptor 4 (TLR4)

untuk menginduksi nuclear factor κ-B (NFκ-B) sebagai sinyal dan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

7

transkripsi sitokin proinflamasi, chemokin, adhesion dan faktor koagulasi

(Hongwei et al., 2005; Kristine et al., 2007).

Penggumpalan darah dapat diaktifkan oleh TNF-α dan endotoksin

kemudian dinetralkan oleh proses fibrinolisis. Fibrinolisis diaktifkan dua

tipe plasminogen yaitu tipe urokinase plasminogen activator (uPA) dan

tipe tissue plasminogen activator (tPA) yang bisa dihambat oleh

plasminogen activator inhibitors (PAI-1 and PAI-2) (Kristine et al., 2007).

Beberapa marker pada sepsis yaitu C-reactive protein (CRP) telah

digunakan sebagai marker pada infeksi, Procalcitonin (PCT) merupakan

marker yang sensitif dan spesifik pada sepsis dan LBP (Shahin et al.,

2006). Pengobatan sepsis gram negatif didasarkan pada pemberian

antimikroba yang adekuat dan support disfungsi organ (Oscar et al.,

2006). Pengobatan supportive standard untuk sepsis terdiri dari support

ventilasi, Resusitasi volume darah yang adekuat dan aplikasi obat

vasoaktif, dengan tujuan memelihara pengiriman oksigen yang adekuat

keseluruh organ dan usus (Jürgen et al., 2006).

2. Kortikosteroid Dosis Rendah

Kortikosteroid merupakan obat yang sangat banyak dan luas

dipakai dalam dunia kedokteran. Begitu luasnya penggunaan

kortikosteroid ini bahkan banyak yang digunakan tidak sesuai dengan

indikasi maupun dosis dan lama pemberian, seperti pada penggunaan

kortikosteroid sebagai obat untuk menambah nafsu makan dalam waktu

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

8

yang lama dan berulang sehingga bisa memberikan efek yang tidak

diinginkan (Abdul, 2006).

Untuk menghindari hal tersebut diperlukan pemahaman yang

mendalam dan benar tentang kortikosteroid baik farmakokinetik, fisiologi

didalam tubuh maupun akibat-akibat yang bisa terjadi bila menggunakan

obat tersebut (Abdul, 2006) .

Kortikosteroid pertama kali dipakai untuk pengobatan pada tahun

1949 oleh Hence et al untuk pengobatan rheumatoid arthritis. Sejak saat

tersebut kortikosteroid semakin luas dipakai dan dikembangkan usaha-

usaha untuk membuat senyawa-senyawa glukokortikoid sintetik untuk

mendapatkan efek glukokortikoid yang lebih besar dengan efek

mineralokortikoid lebih kecil serta serendah mungkin efek samping

(Abdul, 2006).

Penelitian-penelitian terbaru membuktikan bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi tidak ada manfaatnya pada terapi sepsis dan

syok sepsis. Apabila diberikan dengan dosis tinggi maka akan terjadi

penekanan yang hebat pada sitokin-sitokin, terutama sitokin pro-inflamasi

dan anti-inflamasi sehingga terjadi kematian yang disebabkan oleh imun

paralysis. Dari hasil penelitian dan tinjauan kepustakaan, pemberian

kortikosteroid dengan dosis tinggi akan menyebabkan penekanan sitokin

pro-inflamasi yang berlebihan, sehingga sitokin anti-inflamasi lebih

dominan dan akan terjadi kerusakan endotel dengan proses Antibodi

Dependent Celluler Cytotoxicity (ADCC). Beberapa penelitian baru

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

9

menunjukkan bahwa pemberian kortikosteroid dosis rendah, dosis

fisiologis dapat mengembalikan stabilitas hemodinamik, perbaikan fungsi

organ dan menurunkan mortalitas (I Gede Putu et al., 2006; Guntur, 2008).

Pada pemberian kortikosteroid dosis tinggi akan menyebabkan :

a. Penekanan pada hypothalamus–pituitary-adrenal (HPA)-axis,

sehingga sekresi corticosteroid reseptor (CTR) hormon akan

berkurang.

b. Supresi pada adrenal sehingga akan terjadi absolut adrenal

insufisiensi, dengan akibat terjadi insufisiensi absolut dari hormon-

hormon adrenal; misalnya: adrenalin dan noradrenalin serta

mineralokortikoid. Sebagai akibatnya akan terjadi kelainan tonus

pembuluh darah perifer, kelainan elektrolit dan metabolisme

karbohidrat sehingga menstimulasi terjadinya syok septik.

Penggunaan kortikosteroid dosis rendah, berperan :

a. Menekan / mengurangi efek sitokin, terutama sitokin proinflamasi

sehingga terjadi keseimbangan sitokin pro-inflamasi dengan anti-

inflamasi.

b. Memperbaiki fungsi glandula adrenal dengan menekan efek sitokin

yang berlebihan.

c. Meningkatkan vasculair tone pembuluh darah perifer.

d. Mengurangi NO2 dalam plasma darah.

e. Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel

f. Survival rate meningkat.

(Guntur, 2008)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

10

Rumus kimia kortikosteroid

Gambar 2.1. Cortisol disentesis dari cholesterol (Bertram, 2002)

Gambar 2.2. Struktur kimia dari beberapa glucocorticoid (Bertram, 2002)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

11

3. Hepar

Hepar adalah kelenjar paling besar di dalam tubuh, dengan berat

1.200 – 1.500 gram. Hepar berada di bagian kanan atas rongga abdomen,

memenuhi hampir semua hipokondrium kanan dan tepat di bawah

diafragma. Hepar mempunyai dua lobus utama, lobus kanan jauh lebih

besar daripada lobus sebelah kiri. Lobus kanan terletak di atas fleksur

kolik kanan dan ginjal kanan, sedangkan lobus kiri terletak d atas lambung

(Roger, 2002; Sujono, 2002).

a. Histologi Hepar

Hepar terdiri dari sejumlah besar lobulus hepatika yang tampak

berbentuk heksagonal. Masing-masing berdiameter sekitar 1 mm dan

mempunyai vena intralobular sentral kecil (tribute vena hepatika). Di

sekitar tepi lobulus terdapat kanal portal, masing-masing berisi satu

cabang vena porta (vena interlobular), satu cabang arteri hepatika, dan

satu duktus empedu kecil. Ketiga struktur ini bersatu dan disebut triad

porta. Lobulus tersusun atas sel-sel hepar yang merupakan sel-sel

besar dengan satu atau dua inti dan sitoplasma granular yang halus.

Sel-sel hepar diatur dalam lapisan-lapisan, satu sel yang tebal, disebut

lamina hepatik. Lamina ini tersusun tidak teratur untuk membentuk

dinding dengan jembatan sel hepar yang menghubungkan lamina

sekitarnya. Di antara lamina terdapat ruang berisi vena-vena kecil

dengan banyak anastomosis di antaranya dan duktus empedu kecil

yang disebut kanalikuli (Roger, 2002).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

12

b. Sistem Peredaran Darah Hepar

Di dalam hepar, vena porta membawa darah yang kaya dengan

bahan makanan dari saluran cerna, dan arteri hepatika membawa darah

yang kaya oksigen dari system arteri. Arteri dan vena hepatika ini

bercabang menjadi pembuluh-pembuluh yang lebih kecil membentuk

jejaring kapiler di antara sel-sel hepar yang membentuk lamina

hepatika. Jaringan kapiler ini kemudian mengalir ke dalam vena kecil

di bagian tengah masing-masing lobulus, yang menyuplai vena

hepatic. Pembuluh-pembuluh ini membawa darah dari kapiler portal

dan darah yang mengalami dioksigenasi yang telah di bawa ke hepar

oleh arteri hepatika sebagai darah yang telah dioksigenasi (Roger,

2002; Sujono, 2002).

c. Fungsi Hepar

1) Fungsi hepar sebagai organ keseluruhannya di antaranya :

a) Ikut mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, karena

semua cairan dan garam akan melewati hepar sebelum ke-

jaringan ekstraseluler lainnya.

b) Hepar bersifat sebagai spons akan ikut mengatur volume

darah, misalnya pada dekompensasio kordis kanan maka

hepar akan membesar.

c) Sebagai alat saringan (filter). Semua makanan dan

berbagai macam substansia yang telah diserap oleh intestine

akan dialirkan ke organ melalui sistema portal.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

13

2) Fungsi dari sel-sel hepar dapat dibagi

a) Fungsi sel epitel diantaranya ialah

(1) Sebagai pusat metabolisme di antaranya metabolisme

hidrat arang, protein, lemak, empedu.

(2) Sebagai alat penyimpan vitamin dan bahan makanan hasil

metabolisme. Hepar menyimpan bahan makanan tersebut

tidak hanya untuk keperluannya sendiri tetapi untuk

organ lainnya juga.

(3) Sebagai alat sekresi untuk keperluan badan kita; di

antaranya akan mengeluarkan glukosa, protein, faktor

koagulasi, enzim, empedu.

(4) Proses detoksifikasi.

b) Fungsi sel Kupfer sebagai sel endotal mempunyai fungsi

sebagai sistem retikulo endotelial.

(1) Sel ini akan menguraikan Hb menjadi bilirubin.

(2) Membentuk a – globulin dan immune bodies.

(3) Sebagai alat fagositosis terhadap bakteri dan elemen

korpus-kuler atau makromolekuler.

(Sujono, 2002)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

14

Gambaran histologi hepar

Gambar 2.3. Lobulus Hepar (sedian seksional, potongan melintang). Pulasan:

Hematoksilin-eosin. Pembesaran kuat. (Victor, 2003)

Gambar 2.4. Hepar: Sel Kupffer (sediaan Tinta India). Pulasan: Hematoksilin-eosin.

Pembesaran kuat. (Victor, 2003)

Gambar 2.5. Hepar: Kanalikuli Biliaris (sediaan Asam Osmium). Pulasan:

Hematoksilin-eosin. Pembesaran kuat. (Victor, 2003)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

15

Gambar 2.6. Mitokondria (merah) dan Tetesan Lemak (biru) di dalam Sel Hepar.

Pulasan: Cara Altmann. Fiksasi dalam cairan Champy. Imersi minyak.

(Victor, 2003)

Gambar 2.7. Glikogen di dalam Sel Hepar. Pulasan: Carmine Best. Imersi minyak.

(Victor, 2003)

Gambar 2.8. Serat Retikular di dalam Lobulus Hepar. Pulasan: Del Ri Hortega.

Pembesaran kuat. (Victor, 2003)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

16

B. Kerangka Pemikiran

1. Kerangka Berpikir Konseptual

Ket.

: merangsang

: menghambat

: menurun

LPS Sitokin Proinflamasi

Kortikosteroid Dosis rendah

SIRS

MOD / MOF

SEPSIS

Kerusakan Hepar

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

17

2. Kerangka Berpikir Teoritis

Infeksi polimikroba masuk ke dalam tubuh mengaktivasi antigen

presenting cell (APC) mengekspresikan imunomodulator merangsang

pembentukan IFN-γ, IL-1 dan TNF α merupakan sitokin proinflamatori

(Ann et al., 2006; Jan et al., 2004; Donglai et al., 2004) menyebabkan

ketidakseimbangan antara sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-1β, IL-6

dan IFNγ dengan anti-inflamasi (interleukin-1 reseptor antagonis (IL-1ra),

(IL-4) dan (IL-10)) endogen (Elena et al., 2006). Overproduksi sitokin

inflamasi menyebabkan hiperinflamasi seperti aktivasi respon sistemik

berupa SIRS terutama pada paru-paru, hepar, ginjal, usus dan organ

lainnya (Arul, 2001) yang mempengaruhi permeabilitas vaskuler, fungsi

jantung dan menginduksi perubahan metabolik menyebabkan nekrosis

jaringan, MOF serta kematian (Elena et al., 2006; Javier et al., 2005; Arul,

2001).

Pada keadaan sepsis kadar sitokin inflamasi ini akan meningkat.

Mediator-mediator tersebut akan menyebabkan reaksi inflamasi. Sel-sel

radang juga akan muncul pada daerah yang mengalami reaksi inflamasi

seperti netrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit. IL-1, IL-6 dan

TNFα dapat menyebabkan peningkatan adhesi neutrofil terhadap endotel

yang dapat menyebabkan kerusakan pada endotel tersebut sehingga terjadi

gangguan vaskuler yang dapat menyebabkan gagal organ multiple (Daniel,

2007; James, 2005).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

18

Kortikosteroid merupakan obat-obatan yang sangat banyak

dipakai. Penggunaan klinis kortikosteroid adalah sebagai terapi substitusi

untuk menekan reaksi alergi pada transplantasi, kelainan-kelainan

neoplastik jaringan limfoid dan terutama sebagai anti inflammasi sehingga

diharapkan akan menghambat semua proses peradangan dan mengurangi

permeabilitas kapiler yang terjadi karenanya (Abdul, 2006).

Titik tangkap pemberian kortikosteroid dosis rendah pada sepsis

adalah menghambat banyak produksi sitokin pro-inflamasi, menghambat

produksi mediator-mediator inflamasi, vasopressor, menurunkan adhesi

leukosit ke endhotel dan mengurangi respon inflmasi sistemik. Sehingga

untuk terjadinya kearah MOD atau MOF seperti kerusakan hepar dapat

diturunkan. Pada pemberian dengan dosis rendah tidak menyebabkan

imunoparalysis, tidak mempengaruhi fungsi sistem imun alamiah,

menyebabkan hemodinamik stabil, dan meningkatkan ‘Survival’ pada

syok septik (Guntur, 2008).

C. Hipotesis

Kortikosteroid dosis rendah menurunkan derajat kerusakan histologi

hepar mencit Balb/C model sepsis paparan LPS.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan post test only

control group design.

B. Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian berupa 54 ekor mencit Balb/C jantan, dengan berat

kurang lebih 20-35 gram dan berumur 4-6 minggu. Mencit Balb/C diperoleh

dari Universitas Setia Budi, Surakarta. Bahan makanan mencit digunakan

pakan mencit BR I.

D. Teknik Sampling

Untuk pengambilan sampel digunakan teknik incidental sampling yaitu

pemilihan subjek sample dengan individu-individu yang secara kebetulan

dijumpai ( M. Arief Tq, 2004). Hewan yang akan diuji telah tersedia 54 ekor

mencit Balb/c, kemudian dibagi menjadi 9 kelompok. Tiap kelompok terdiri

dari 6 ekor Mencit Balb/c yang dipilih secara acak. Untuk menentukan jumlah

sampel penelitian, digunakan berdasarkan rumus Federer, yaitu:

(k-1) (n-1) ≥ 15

(9-1) (n-1) ≥ 15

19

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

20

8 (n-1) ≥ 15

(n-1) ≥ 15/8

n ≥ 2,875

dibulatkan menjadi n ≥ 3

Keterangan:

k = jumlah kelompok penelitian

n = jumlah sampel penelitian tiap kelompok

(Purawisastra, 2001)

Dalam sebuah penelitian jumlah sampel yang digunakan minimal 6. Jadi

peneliti menggunakan sampel sebanyak 6 ekor mencit.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : kortikosteroid dosis rendah

2. Variabel Terikat : derajat kerusakan histologi hepar

3. Variabel Perancu

a. Dapat dikendalikan

1) Genetik

2) Berat badan

3) Makanan

4) Umur

b. Tidak dapat dikendalikan

1) Variasi kepekaan mencit terhadap suatu zat

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

21

F. Skala Variabel

1. Pemberian kortikosteroid dosis rendah : skala nominal

2. Derajat kerusakan histologi hepar : skala ordinal

G. Definisi Operasional Variabel

1. Pemberian Kortikosteroid Dosis Rendah

Kortikosteroid dosis rendah yang digunakan adalah methylprednisolone

dengan dosis 0,05 mg/mencit dua kali sehari secara intraperitoneal.

2. Derajat kerusakan pada hepar mencit

Derajat kerusakan hati dilihat dari seberapa luas nekrosis yang

terjadi dari daerah sentrolobuler. Nekrosis atau kematian sel dapat dilihat

dari gambaran-gambaran khas pada inti sel. Biasanya inti sel yang mati itu

menyusut, batasnya tidak teratur, dan berwarna gelap disebut inti piknotik.

Kemungkinan lain inti dapat hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan

kromatin dalam sel, proses ini disebut karioreksis.

Derajat kerusakan sel hati dapat dibagi dalam beberapa grade,

yaitu:

Grade 0 : Gambaran histologis sel-sel hati pada daerah

sentrolobuler yang normal.

Grade 1 : Gambaran histologis sel-sel hati yang mengalami

nekrosis terbatas di daerah sentrolobuler (Nekrosis

terbatas pada zona III hepar).

Grade 2 : Gambaran histologis sel-sel hati yang mengalami

perluasan nekrosis meliputi daerah sentrolobuler

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

22

sampai mencapai zona II pada hepar.

Grade 3 : Gambaran histologis sel-sel hati yang mengalami

perluasan nekrosis meliputi daerah sentrolobuler

sampai pertengahan dari daerah trial portal (Nekrosis

mencapai zona I pada hepar).

(Wongnawa et al., 2006)

H. Pembuatan Sepsis pada Mencit

Untuk membuat mencit sepsis maka diinjeksi secara intraperitoneal

dengan LPS dosis kecil yaitu 0,1 mg/mencit (Wang et al., 2006).

I. Rancangan Penelitian

L1

L2 G2

G1

L3

L4

St1

St2

St3

St4

G3

G6

G5

G4

G7

G8

K G

Uji Krusskal-Wallis

dilanjutkan dengan Mann

Whitney

S

L

St

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

23

Keterangan :

S : Jumlah mencit yang digunakan K : Kelompok kontrol negatif L : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra- peritonial L1 : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra- peritonial, dikorbankan pada hari ke-1 L2 : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra-

peritonial, dikorbankan pada hari ke-3 L3 : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra-

peritonial, dikorbankan pada hari ke-5 L4 : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra-

peritonial, dikorbankan pada hari ke-7

St : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra- peritonial dan kortikosteroid dosis rendah 0,05 mg/mencit/intra- peritonial St1 : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra- peritonial dan kortikosteroid dosis rendah 0,05 mg/mencit/intra- peritonial pada hari ke-0 St2 : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra-

peritonial dan kortikosteroid dosis rendah 0,05 mg/mencit/intra- peritonial 2x sehari pada hari ke 0-2 St3 : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra- peritonial dan kortikosteroid dosis rendah 0,05 mg/mencit/intra- peritonial 2x sehari pada hari ke 0-4 St4 : Kelompok perlakuan dengan pemberian LPS 0,1 mg/mencit/intra- peritonial dan kortikosteroid dosis rendah 0,05 mg/mencit/intra-

peritonial 2x sehari pada hari ke 0-6

G : Grading kerusakan kelompok kontrol G1 : Grading kerusakan kelompok L1 G2 : Grading kerusakan kelompok L2 G3 : Grading kerusakan kelompok L3 G4 : Grading kerusakan kelompok L4 G5 : Grading kerusakan kelompok St1 G6 : Grading kerusakan kelompok St2 G7 : Grading kerusakan kelompok St3 G8 : Grading kerusakan kelompok St4

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

24

J. Instrumentasi Penelitian

1. Alat penelitian

a. kandang hewan percobaan (30x38x15 cm3)

b. timbangan hewan Camry

c. timbangan listrik Mettler Toledo

d. spuit injeksi 1cc

e. pipet ukur 1ml

f. labu takar 5ml

g. beaker glass 5ml

h. mikroskop cahaya Olympus

i. alat-alat pembuatan preparat histologis, antara lain gelas objek

j. alat bedah minor

2. Bahan penelitian

a. Bahan Perlakuan : Kortikosteroid (methylprednisolone) dosis rendah,

Aqua bides, Lipopolisakarida (LPS), Phosphate-Buffered Saline

(PBS), Aquades, Hewan uji (54 ekor Mencit Balb/C), Makanan

hewan uji (pellet), dan minuman hewan uji (air pam).

b. Bahan Pembuatan Preparat : Organ hepar mencit setelah perlakuan

dan kontrol, formalin 10%, alkohol bertingkat (60%, 70%, 80% dan

96%), toluol, xylol, parafin, pewarna Hematoksilin dan Eosin,

Aquades.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

25

K. Penentuan Dosis

1. Lipopolisakarida (LPS)

LPS (E. coli) yang diperoleh dari Sigma Aldrich (Deisenhofen, Germany)

sebanyak 10 mg dilarutkan ke dalam 10 ml Phosphate-Buffered Saline

(PBS). Untuk uji sistem imunitas dilakukan inokulasi secara

intraperitoneal dengan LPS dosis 0,1 mg/mencit (Wang et al., 2006)

sehingga dosis yang diinjeksikan per mencit yaitu 0,1 ml intraperitonial.

2. Kortikosteroid dosis rendah

Dosis rendah Methylprednisolone per hari pada manusia sebesar 40 mg

(Knoben dan Anderson, 1988).

Dosis obat pada mencit 0,0026 x dosis pada manusia (Suhardjono,

1995).

Dosis rendah Methylprednisolone pada mencit = 0,0026 x 40 mg

= 0,10 mg/mencit

Methylprednisolone sebanyak 125 mg dilarutkan ke dalam 125 ml aqua

bides sehingga dosis yang diinjeksikan per Mencit Balb/c yaitu 0,05 ml/i.p

dua kali sehari.

L. Cara Kerja

1. Sebelum perlakuan

a. Hewan uji diadaptasi dengan kondisi laboratorium tempat penelitian

dilakukan selama kurang lebih 1 minggu.

b. Hewan uji dikelompokkan secara acak menjadi 9 kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari 6 ekor Mencit Balb/C.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

26

2. Pemberian perlakuan

Sejak hari ke-0 sampai dengan hari ke-7, diberi diet standar seluruh

kelompok.

Pada hari ke-0 kelompok St1, L1, St2, L2, St3, L3, St4, L4 diinjeksikan

LPS 0,1 ml/intraperitonial.

Pada hari ke-0 kelompok St1 diinjeksikan kortikosteroid dengan dosis 0,05

ml/intraperitonial.

Pada hari ke-0 sampai ke-2 kelompok St2 diinjeksikan kortikosteroid

dengan dosis 0,05 ml/intraperitonial dua kali sehari.

Pada hari ke-0 sampai ke-4 kelompok St3 diinjeksikan kortikosteroid

dengan dosis 0,05 ml/intraperitonial dua kali sehari.

Pada hari ke-0 sampai ke-6 kelompok St4 diinjeksikan kortikosteroid

dengan dosis 0,05 ml/intraperitonial dua kali sehari.

Pada hari ke-1 mencit dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ

hepar dari kelompok St1 dan L1.

Pada hari ke-3 mencit dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ

hepar dari kelompok St2 dan L2.

Pada hari ke-5 mencit dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ

hepar dari kelompok St3 dan L3.

Pada hari ke-7 mencit dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ

hepar dari kelompok St4 dan L4.

Pada hari ke-7 mencit dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ

hepar dari kelompok kontrol.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

27

3. Setelah perlakuan

Mencit yang dikorbankan lalu diambil heparnya, kemudian dibuat preparat

dengan pengecatan Hematoksilin Eosin (HE). Setelah itu dilihat gambaran

histologisnya dan ditentukan derajat kerusakannya.

M. Alur Kerja

Mencit Balb/C 54 ekor

Kontrol (K) 6 ekor mencit Balb/C

Sepsis LPS 0,1 ml/intraperitonial

48 ekor mencit Balb/C

Diberi kortikosteroid 2 x sehari 0,05 ml/intraperitonial

24 ekor mencit Balb/C

Tanpa kortikosteroid 24 ekor mencit Balb/C

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-7 6 mencit

Diambil heparnya dan dilakukan grading kerusakan

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-1 6 mencit

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-3 6 mencit

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-5 6 mencit

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-7 6 mencit

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-1 6 mencit

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-3 6 mencit

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-5 6 mencit

Diambil organ

heparnya pada hari

ke-7 6 mencit

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

28

N. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan

menggunakan uji Krusskal-Wallis dan dilanjutkan dengan Mann-Whitney.

1. Uji statistik Krusskal-Wallis, untuk mengetahui adanya perbedaan dalam

seluruh kelompok populasi.

2. Uji statistik Mann-Whitney, untuk mengetahui letak adanya perbedaan

dalam populasi.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Kinetik Pengaruh Kortikosteroid Dosis Rendah terhadap Derajat Kerusakan Histologi Hepar.

Pada penelitian ini kelompok kontrol menunjukkan kerusakan histologi

hepar pada derajat 0 s/d 1 (gambar 4.1).

Gambar 4.1. Gambaran Kerusakan pada histologi hepar mencit Balb/C kelompok kontrol menggunakan pengecatan HE, dengan

pembesaran 1000x. a. Grade 0. b. Grade 1.

Pemaparan LPS mampu meningkatkan kerusakan histologi hepar mencit

dari derajat 1 s/d 3. Hal ini mulai terlihat pada hari ke-3 (gambar 4.2), terjadi

peningkatan derajat kerusakan histologi hepar yang berbeda secara bermakna

(p =0.018) dibandingkan kelompok mencit kontrol dengan sepsis pada hari ke-1

(p=0.093) (tabel 4.2) dan kerusakan histologi hepar mencapai puncaknya pada

hari ke-7 (tabel 4.1).

a. b.

29

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

30

Gambar 4.2. Gambaran kerusakan histologi hepar mencit Balb/C kelompok

sepsis hari ke-3 menggunakan pengecatan HE, dengan pembesaran 1000x. a. Grade 1. b. Grade 2.

Pada hari ke-7, kelompok LPS terlihat 83,3% berada pada kerusakan

histologi hepar derajat 3 (gambar 4.3).

Gambar 4.3. Gambaran kerusakan histologi hepar mencit Balb/C kelompok

sepsis hari ke-7 menggunakan pengecatan HE, dengan pembesaran 1000x. a. Grade 2.

b. Grade 3.

a. b.

a. b.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

31

Pemberian kortikosteroid dosis rendah pada mencit model sepsis, pada

hari ke-1 66,7% memperlihatkan derajat kerusakan histologi hepar derajat 3

(gambar 4.4).

Gambar 4.4. Gambaran kerusakan histologi hepar mencit Balb/C kelompok

steroid dosis rendah hari ke-1 menggunakan pengecatan HE, dengan pembesaran 1000x. a. Grade 2. b. Grade 3.

Hasil ini berbeda dengan kelompok sepsis pada hari yang sama

menunjukkan 83,3% kerusakan histologi hepar berada pada derajat 1 (tabel 4.1),

dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p =0.002) (tabel 4.2).

Perbedaan derajat kerusakan histologi hepar mencit pada masing-masing

kelompok dapat dilihat pada tabel 4.1 dan gambar 4.5.

a. b.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

32

Tabel 4.1. Efek kortikosteroid dosis rendah terhadap derajat kerusakan histologi hepar yang diukur hari ke-1, -3, -5, dan -7 pada mencit Balb/C model sepsis.

Derajat Kerusakan Hepar

0 1 2 3

Kelompok Hewan coba

Jumlah (%)

Jumlah (%)

Jumlah (%)

Jumlah (%)

Kontrol (n=6) 4 (66.7) 2 (33.3) - - LPS (n=6) hari ke-1 1 (16.7) 5 (83.3) - - hari ke-3 - 5 (83.3) 1 (16.7) - hari ke-5 - 1 (16.7) 3 (50.0) 2 (33.3) hari ke-7 - - 1 (16.7) 5 (83.3) LPS + Steroid dosis rendah (n=6) hari ke-1 - - 2 (33.3) 4 (66.7) hari ke-3 - 3 (50.0) 2 (33.3) 1 (16.7) hari ke-5 4 (66.7) 2 (33.3) - - hari ke-7 2 (33.3) 4 (66.7) - -

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Kontrol LPS LPS+St LPS LPS+St LPS LPS+St LPS LPS+St

Hari ke 1 Hari ke 3 Hari ke 5 Hari ke 7

Kelompok Hew an Coba

Per

sen

(%

) Grade 0

Grade 1

Grade 2

Grade 3

Gambar 4.5. Persentase efek kortikosteroid dosis rendah terhadap derajat

kerusakan hepar yang diukur hari ke-1, -3, -5, dan -7 pada mencit Balb/C model sepsis.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

33

Pemberian kortikosteroid dosis rendah mulai memperlihatkan perbaikan

derajat histologi hepar pada hari ketiga meskipun dibandingkan dengan kelompok

sepsis pada hari ketiga belum bermakna (p = 0,211). Pemberian kortikosteroid

dosis rendah memperlihatkan perbaikan pada titik puncak hari kelima. Hasil

penelitian ini memperlihatkan perbedaan yang bermakna dibandingkan kelompok

sepsis tanpa kortikosteroid, yaitu masing-masing hari ke-5 (p =0.005), dan hari

ke-7 (p =0.002) (tabel 4.2)

Tabel 4.2. Hasil uji Mann-Whitney antar kelompok pada hari ke-1, -3, -5, dan -7 pasca perlakuan.

Hari perlakuan Kelompok hewan coba Sig.

Sepsis .093 Kontrol

Sepsis+Steroid .003 Pertama

Sepsis Sepsis+Steroid .002 Ketiga Sepsis Sepsis+Steroid .211 Kelima Sepsis Sepsis+Steroid .005 Ketujuh Sepsis Sepsis+Steroid .002

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

34

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan kelompok kontrol terdapat kerusakan

hepar derajat 1 (33.3%), namun demikian 66.7% diantaranya dalam kondisi

normal. Pemaparan LPS pada hari pertama telah memperlihatkan terjadinya

peningkatan derajat kerusakan hepar pada grade 1 (Tabel 4.1). Hal ini sesuai

dengan pendapat Oscar et al., (2006) yang menyatakan bahwa LPS adalah

endotoksin yang merupakan komponen penting dari membran luar bakteri gram

negatif dan dapat menginduksi terjadinya sepsis. Hal ini terjadi karena LPS akan

menyebabkan aktivasi NF-κB. NF-κB berperan dalam mengendalikan aktivasi

sejumlah gen yang terlibat dalam pertumbuhan, diferensiasi, respon imunitas,

inflamasi, dan kelangsungan hidup dari sel.

Proses inflamasi ini akan terus berlanjut dengan bertambahnya waktu,

sehingga semakin terjadi peningkatan derajat kerusakan histologi hepar (tabel

4.1). Overproduksi sitokin inflamasi menyebabkan aktivasi respon sistemik

berupa SIRS terutama pada paru-paru, hepar, ginjal, usus dan organ lainnya (Arul,

2001) yang mempengaruhi permeabilitas vaskuler, fungsi jantung dan

menginduksi perubahan metabolik menyebabkan nekrosis jaringan, MOF serta

kematian (Elena et al., 2006; Javier et al., 2005; Arul, 2001).

Perkembangan terapi dengan obat-obatan akan berdampak secara

mendasar pada morbiditas dan mortalitas sepsis. Pemberian kortikosteroid dosis

rendah pada hari pertama belum menunjukkan efek perubahan derajat kerusakan

34

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

35

histologi hepar (tabel 4.2). Perubahan mulai terlihat pada hari ketiga dan pada hari

kelima memperlihatkan perubahan yang bermakna.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kortikosteroid dosis

rendah mampu memberikan efek penekanan derajat kerusakan histologi hepar

pada sepis tahap awal, dengan bertambahnya waktu sepsis terlihat semakin kurang

efektif (tabel 4.1 dan gambar 4.5). Beberapa penelitian baru menunjukkan bahwa

pemberian kortikosteroid dosis rendah, dosis fisiologis dapat mengembalikan

stabilitas hemodinamik, perbaikan fungsi organ dan menurunkan mortalitas

(I Gede Putu et al., 2006; Guntur, 2008).

Kortikosteroid merupakan obat-obatan yang sangat banyak dipakai,

meskipun masih banyak mengundang banyak kontroversi mengenai penggunaan

kortikosteroid. Penggunaan klinis kortikosteroid adalah sebagai terapi substitusi

untuk menekan reaksi alergi pada transplantasi, kelainan-kelainan neoplastik

jaringan limfoid sebagai anti inflammasi sehingga diharapkan akan menghambat

semua proses peradangan dan mengurangi permeabilitas kapiler (Abdul, 2006).

Titik tangkap pemberian kortikosteroid dosis rendah, berperan untuk

menekan/mengurangi efek sitokin, terutama sitokin pro inflamasi sehingga terjadi

keseimbangan sitokin pro-inflamasi dengan anti inflamasi, menghambat produksi

mediator-mediator inflamasi seperti cyclooksigenase 2, juga dapat mengurangi

respon inflamasi sistemik, vasopressor, serta menurunkan adhesi leukosit ke

endhotel, dan Survival rate meningkat (Guntur, 2008).

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

36

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kortikosteroid dosis rendah menurunkan derajat kerusakan histologi

hepar mencit Balb/C model sepsis paparan lipopolisakarida.

B. Saran

Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kinetik penggunaan

kortikosteroid dosis rendah pada sepsis tahap awal dan lanjut.

36

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

37

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Latief Azis, 2006. Penggunaan Kortikosteroid di Klinik.

www.pediatrik.com/buletin/20060220-uk51j3-buletin.doc (7 November 2008).

Arief, Mochammad. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu

Kesehatan. Penerbit CSGF,Klaten, p : 62. Arul MC., Markus HL., Chandan KS., Terrence RB., Sunita SS., Vidya JS.,

Vaishalee AP., and Peter AW. 2001. Molecular Signatures of Sepsis Multiorgan Gene Expression Profiles of Systemic Inflammation. Am J Pathol. October; 159(4): 1199–1209.

Bertram G. Katzung. 2002. Adrenocorticosteroid dan Antagonis

Adrenokortikal. In: Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 2 Jilid 8. Jakarta: Salemba Medika, hal: 577-581.

Daniel G. Remick, M.D. 2007. Pathophysiology of Sepsis. Am J Pathol. May;

170(5): 1435–1444. Donglai Ma, Paul Forsythe, and John Bienenstock. 2004. Live Lactobacillus

reuteri Is Essential for the Inhibitory Effect on Tumor Necrosis Factor Alpha-Induced Interleukin-8 Expression. Infection and Immunity, Sept. ; 72:5308-5314.

Edwin S.V.A.,Theo J.C.V.B., and Johan K. 2003. Receptors, Mediators, and

Mechanisms Involved in Bacterial Sepsis and Septic Shock. Clin Microbiol Rev. July; 16(3): 379–414.

Elena GR., Alejo C., Gema R., and Mario D. 2006. Cortistatin, a new

antiinflammatory peptide with therapeutic effect on lethal endotoxemia. J Exp Med. March; 203(3): 563–571.

Gatot Ismanoe. 2008. The Role of Cytokine in The Pathobiology of Sepsis.

Proseding of National Symposium : The Second Indonesia SEPSIS Forum.Surakarta:PETRI, pp:114-117.

Guntur H, A. 2006. Penyakit Tropk Dan Infeksi: Sepsis. In: Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, hal: 1840-1843.

37

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

38

Guntur H, A. 2008. Sirs, Sepsis & Syok Septik (Imunologi, Diagnosis, Penatalaksanaan). Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS, hal: 4.

Hernomo Kusumobroto. 2003. Management Of Sepsis, Sirs On Hepatic

Failure. http://www.pgh.or.id/FKUA03-P.html (17 September 2008). Hongwei Q., Cynthia AW., Sun J L., Xueyan Z., and Etty NB. 2005. LPS

induces CD40 gene expression through the activation of NF-κB and STAT-1α in macrophages and microglia. Blood. November ; 106(9): 3114–3122.

Iskandar Japardi. 2002. Manifestasi Neurologik Syok Sepsis. USU Digital

Library. IGP Suka Aryana., Sjaiful I Biran. 2006. Konsep Baru Kortikosteroid Pada

Penanganan Sepsis. http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/dxm/article/view/5437 (10 September 2008).

James MJ., Naeem AA., and Edward A. 2005. Year in review in Critical Care, 2004: sepsis and multi-organ failure. Crit Care. 9(4): 409–413.

Javier C., José Y., David HE., Yolanda M., Ruben M., Isabel A., Antonia M.,

Pascual P., and Vicente V. 2005. Role of Lipopolysaccharide and Cecal Ligation and Puncture on Blood Coagulation and Inflammation in Sensitive and Resistant Mice Models. Am J Pathol. April; 166(4): 1089–1098.

Jürgen B., Edda K., Claudia DS., Björn L., Patrick S., Ortrud VH., Matthias

G., Dragan P., TU., Michael W., Wolfgang JK., and Christian L. 2006. Effects of dopexamine on the intestinal microvascular blood flow and leucocyte activation in a sepsis model in rats. Crit Care.10(4): R117.

Knoben J.E. and Anderson P.O. 1988. Handbook of Clinical Drug Data, 6 th

ed. Drug Intelligence Pub, Inc. Kristine M J., Sarah B.L., Anncatrine LP., Jesper EO., and Thomas B. 2007.

Common TNF-α, IL-1β, PAI-1, uPA, CD14 and TLR4 polymorphisms are not associated with disease severity or outcome from Gram negative sepsis. BMC Infect Dis. 7: 108.

Larosa P, Steven. 2005. Use of corticosteroids in the sepsis syndrome: What

do we know now?. Cleveland Clinic Journal of Medicine. December; 72.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

39

Levinson W. and Jawetz E. 2003. Medical Microbiology and Immunology Examination and board Review.7thed. Singapore: Mc Graw Hill Company, p: 149.

Martijn P., Graham R., Herwig G., Francesca R., and Mitchel L. 2004. An

international sepsis survey: a study of doctors' knowledge and perception about sepsis. Critical Care , 8:R409-R413.

. Oscar C., Andrea G., Roberto G., Cristina B., Fiorenza O., Carmela S.,

Federico M., Alberto L., Barbara S., Marco R., Vittorio S., Margherita Z. and Giorgio S. 2006. LL-37 Protects Rats against Lethal Sepsis Caused by Gram-Negative Bacteria. Antimicrob Agents Chemother. May; 50(5): 1672–1679.

Pierre Yves Bochud and Thierry Calandra. 2003. Pathogenesis of sepsis: new

concepts and implications for future treatment. BMJ ; 326:262–6. Purawisastra S. 2001. Penelitian Pengaruh Isolat Galaktomanan Kelapa

terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Serum Kelinci. http:// digilib.ekologi.litbang.depkes.go.id/office.php?m=bookmark&id=jkpkbppk-gdl-grey-2001-suryana-108-galaktomanan. (4 Desember 2008).

Ramon Anel and Anand Kumar. 2005. Human endotoxemia and human

sepsis: limits to the model. Critical Care, 9: 151-152. Roger Watson. 2002. Hati, Sistem Bilier, dan Pankreas. In: Anatomi &

Fisiologi Untuk Perawat Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 347-350.

Shahin G., Ole GK., Court P., and Svend SP. 2006. Procalcitonin,

lipopolysaccharide-binding protein, interleukin-6 and C-reactive protein in community-acquired infections and sepsis: a prospective study. Critical Care , 10:R53.

Sujono Hadi. 2002. Hati. In: Gastroenterologi. Bandung: P.T. Alumni, hal:

402-403. Suhardjono, D., 1995. Percobaan Hewan Laboratorium. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta, hal: 207. Victor P. Eroschenko. 2003. Atlas Histoogi di Fiore dengan Korelasi

Fungsional Ed. 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 219-221.

Wang X.L., Li Y., Kuang J.S., Zhao Y., Liu P. 2006. Increased Heat Shock

Protein 70 Expression in the Pancreas of Rats with Endotoxic Shock. World J Gastroenterol; 12(5):780-783.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · Menurunkan adhesi leukosit ke endhotel f. Survival rate meningkat. (Guntur, 2008) 10 Rumus kimia kortikosteroid ... (Bertram,

40

Wongnawa M., Thaina P., Bumrungwong N., Nitiruangjaras A., Muso A., and Prasarttatong V., 2006. The Protective Potential and Possible Mecanism of Phyllanthus amarus Schum. & Thonn. Aqueous extract on paracetamol-induced hepatotoxicity. Slongkanakarin J. Sci. Technol. Thailand. 28: 551-61.