BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam tingkat perkembangannya (Asmadi, 2008). Perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman yang dialami seorang individu. Dalam arti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks dari seorang individu (Hurlock, 1980). Manusia tidak pernah statis, semenjak pembuahan sampai ketika ia lahir hingga mengalami kematian selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis. Dalam konteks perkembangan manusia, tentu saja tindakan dari seorang individu perlu dikaji, tidak hanya dari rentang usia namun sejauh mana lingkungan akan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang

merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek jasmani dan

rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam tingkat

perkembangannya (Asmadi, 2008). Perkembangan berarti

serangkaian perubahan-perubahan progresif yang terjadi

sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman

yang dialami seorang individu. Dalam arti bahwa

perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa

sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan

kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari

banyak struktur dan fungsi yang kompleks dari seorang

individu (Hurlock, 1980). Manusia tidak pernah statis,

semenjak pembuahan sampai ketika ia lahir hingga

mengalami kematian selalu terjadi perubahan, baik dalam

kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis.

Dalam konteks perkembangan manusia, tentu saja

tindakan dari seorang individu perlu dikaji, tidak hanya dari

rentang usia namun sejauh mana lingkungan akan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

2

berpengaruh pada tingkah laku seorang individu. Untuk

mengetahui pengaruh lingkungan terhadap perkembangan

individu, perlu diketahui terlebih dahulu definisi dari

lingkungan. Bronfenbrenner (1979, dalam Agustiani, 2009)

memandang lingkungan dari sudut ekologi dan berpendapat

bahwasanya lingkungan sebagai suatu rangkaian sistem

sosial mempunyai pengaruh langsung yang berbeda terhadap

perkembangan individu. Dalam proses perkembangan selama

kehidupannya, seorang individu harus menguasai

serangkaian tugas-tugas perkembangan yang muncul dari

konstelasi-konstelasi khusus yang disebabkan oleh

kematangan fisik, pengaruh-pengaruh sosio-kultural, dan

kemampuan serta aspirasi dalam diri individu.

Terjadinya perang, konflik, dan lilitan krisis ekonomi

berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang

memunculkan stres, depresi, dan berbagai gangguan

kesehatan jiwa pada manusia. Sehat menurut World Health

Organization (WHO) adalah suatu keadaan sehat secara fisik,

mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan

yang bebas dari penyakit, catat dan kelemahan (Siswanto,

2007).

Dalam definisi tersebut, sehat bukan sekedar terbebas

dari penyakit atau cacat. Seseorang yang tidak

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

3

berpenyakitpun belum tentu dikatakan sehat. Seseorang yang

dikatakan sehat semestinya dalam keadaan yang sempurna,

baik fisik, mental, maupun sosial/biopsikosoaial

(Notosoedirdjo, 2005). Menurut data WHO, masalah

gangguan kesehatan jiwa memang sudah menjadi masalah

yang sangat serius. WHO (2001) mengatakan, paling tidak

ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah

mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di

dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara

itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO Wilayah Asia

Tenggara, hampir satu pertiga dari penduduk di wilayah ini

pernah mengalami gangguan neuropsikiatri. Hal ini dibuktikan

melalui data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

1995, Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari 1000

anggota Rumah Tangga menderita gangguan kesehatan jiwa

(Yosep, 2010).

Salah satu perkembangan yang ingin peneliti bahas

yaitu tentang perkembangan yang berpengaruh pada konsep

diri manusia. Sering kali kita mempunyai gagasan yang jernih

tentang siapa kita, tetapi kadang-kadang kita bingung dan

meragukan diri kita dan merasa tertekan oleh desakan

ekternal dan evaluasi orang lain. Persoalan ini dinamakan

kejelasan konsep diri. Pemahaman diri yang jelas dan pasti

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

4

akan memberikan kita arah yang jelas dan padu (Taylor,

2009). Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri,

citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari

perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar

(Perry & Potter, 2005). Konsep diri memberikan kita kerangka

acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi

dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk

konsep diri dari saat usia muda. Masa remaja adalah waktu

yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi

konsep diri. Jika seorang anak mempunyai masa kanak-

kanak yang aman dan stabil, maka konsep dari masa anak

remaja tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil.

Melalui aktivitas kelompok dengan teman sebaya remaja

dapat mencapai rasa percaya diri yang baik (Perry & Potter,

2005)

Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat

berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai

keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat

meningkatkan konsep diri. Konsep diri memberikan rasa

kontinuitas, keutuhan dan konsistensi pada seseorang.

Konsep diri yang sehat mempunyai tingkat kestabilan yang

tinggi dan membangkitkan perasaan negatif atau positif yang

diajukan pada diri. Orang yang memiliki tingkat penghargaan

diri yang tinggi biasanya memiliki pemahaman yang jelas

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

5

tentang kualitas persoalannya. Mereka menganggap diri

mereka baik, punya tujuan yang tepat, menggunakan umpan

balik dengan cara yang memperkaya wawasan, dan

menikmati pengalaman-pengalaman positif, serta bisa

mengatasi situasi sulit. Misalnya, ketika orang yang memiliki

harga diri yang tinggi mendapat kabar bahwa dirinya ditolak

oleh orang lain, maka orang itu akan merespon dengan

meningkatkan dirinya sendiri tentang kualitas positif yang

dimilikinya. Baumeister (2002, dalam Taylor, 2009). Orang

yang memandang rendah dirinya sendiri kurang memiliki

konsep diri yang jelas; sering memilih tujuan yang kurang

realistis atau bahkan tidak memiliki tujuan yang pasti, merasa

rendah diri, cenderung pesimis dalam menghadapi masa

depan, mengikat masa lalu secara negatif, berkubang dalam

perasaan negatif, punya reaksi emosional dan behavioral

yang lebih buruk dalam merespon tanggapan yang negatif

dari orang lain, kurang mampu menunjukkan feedback positif

terhadap dirinya sendiri, lebih memperhatikan dampak sosial

mereka terhadap orang lain, dan lebih mudah kena depresi

atau berpikir terlalu mendalam saat mereka menghadapi stres

atau kekalahan (Taylor, 2009).

Harga diri seseorang dipengaruhi oleh pengalaman

individu dalam perkembangan fungsi ego, dimana anak-anak

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

6

yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan internal dan

ekternal biasanya memiliki perasaan aman terhadap

lingkungan dan menunjukkan harga diri yang positif,

Sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah

cenderung untuk mempersepsikan lingkungannya yang

negatif dan sangat mengancam, yang pernah mengalami

depresi atau gangguan dalam fungsi egonya (Antai Otong

1995, dalam buku Yosep, 2010).

Harga diri rendah adalah perasaan yang tidak berharga,

tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat

evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan

diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal

karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.

Keliat (1998, dalam Yosep, 2010). Harga diri seseorang

diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri

rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan

orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal

yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam

rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga

diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu

beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung

merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

7

melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap

sebagai ancaman.

Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti lebih dulu

melakukan observasi awal di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.

Aminogondohutomo Semarang. Data di tahun 2011 dari bulan

Maret terdapat 15 klien, April 22 klien, Mei 7 klien, Juni 17

klien, Juli 11 klien, Agustus 7 klien, September 15 klien,

Oktober 17 klien, dan November 14 klien, yang di rawat di

Rumah Sakit Jiwa tersebut.

Suatu penelitian dalam bidang Harga Diri Rendah Di

Afrika Selatan yang melibatkan 11 orang pasien psikoterapi

laki-laki dengan harga diri rendah yang diuji menggunakan

Grounded Teory dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari 11 orang pasien psikoterapi

mengalami harga diri rendah disebabkan oleh pengalaman

hidup/masa lalu pasien yang dikaji dengan menggunakan

Hypno-terapi (Jakob D. et al. 2006).

Berdasarkan hasil observasi awal yang sudah dilakukan

penulis selama mengikuti praktik klinik Keperawatan Jiwa dan

observasi awal di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino

Gondohutomo Semarang pada bulan September 2010

selama dua minggu, fenomena yang ada bahwa di Rumah

Sakit Jiwa tersebut bahwa perawat maupun tenaga

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

8

kesehatan lainnya telah memberikan pelayanan bagi klien

gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan

dengan cukup baik. Adapun tindakan atau kegiatan yang

diberikan oleh perawat di Rumah Sakit Jiwa tersebut terhadap

klien dengan gangguan jiwa terkhususnya gangguan konsep

diri: Harga Diri Rendah adalah memberikan Strategi

Pelaksanaan (SP), medikasi berupa pemberian obat sesuai

dengan dosis dan jenis terapi yang ditentukan oleh dokter,

terapi aktivitas kelompok (TAK), serta memenuhi Activity of

Daily Living (ADL) klien. Namun pada kenyataannya perawat

maupun petugas pelayanan kesehatan lainnya tidak

melakukan tugas yang seharusnya diberikan. Contohnya

rencana keperawatan maupun intervensi yang sudah disusun

kepada klien seperti pemberian SP, perawat hanya mengisi

implementasi berdasarkan intervensi yang telah disusun

sebelumnya namun tidak memberikan SP terhadap klien.

Bagi sebagian besar klien dengan harga diri rendah

(HDR), kemampuan fungsional merupakan salah satu

masalah yang cukup penting dalam menjalani kehidupan

mereka sehari-hari. Terganggunya kapasitas fungsional

seluruh organ tubuh akibat dari kurangnya interaksi yang

dilakukan dengan orang lain atau kepercayaan diri yang

menurun karena merasa dirinya tidak berarti atau tidak

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

9

berharga sehingga membatasi dirinya dalam melakukan

aktivitas normal. Status fungsional pasien dapat dibedakan

atas tiga tingkatan: basic activities of daily living (BADLs),

instrumental or instrumediate activities of daily living (IADLs),

advance activities of daily living (AADLs). ADL dasar (BADLs)

merujuk pada kemampuan klien dalam merawat dirinya

sendiri (self-care) seperti mandi, memakai baju,

mengendalikan rangsang berkemih, mengendalikan rangsang

buang air besar, membersihkan diri, makan, pindah/berjalan,

menggunakan jamban, dan melakukan aktivitas lainnya.

Seperti pada klien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa dengan

diagnosa Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah mereka

sangat tidak memperdulikan penampilan mereka dan sangat

susah untuk membuka diri dan berinteraksi dengan

lingkungan di sekitar mereka. Perlu adanya dorongan yang

diberikan oleh perawat yang mampu memotivasi klien dengan

Harga Diri Rendah agar mau dan mampu melakukan Activity

of Daily Living dengan rutin dan mampu bersosialisai dengan

lingkungan sekitar guna untuk menjadikan klien yang mandiri

terutama untuk pembentukan konsep diri klien yang lebih

baik.

Penilaian status fungsional klien memiliki makna dalam

memantau respon pengobatan dan memberikan informasi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

10

prognosis sehingga dapat membantu tenaga kesehatan

dalam perancanaan perawatan yang cukup lama. Status

fungsional merupakan tingkat kinerja seseorang untuk

melakukan aktivitas atau fungsi hidup sehari-hari yang biasa

dilakukan manusia secara rutin dan universal.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin

meneliti tentang “Hubungan Konsep Diri (self-concept)

dengan pelaksanaan Activity of Daily Living (ADL) pada Klien

Harga Diri Rendah (HDR) di Rumah Sakit Daerah Amino

Gondohutomo Semarang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

“Apakah ada hubungan antara Konsep Diri (self-

concept) dengan pelaksanaan Activity of Daily Living (ADL)

pada Klien Harga Diri Rendah (HDR) di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Amino Gondohutomo Semarang”.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas,

maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

11

pada masalah yang akan di kaji. Pada penelitian ini akan

dibatasi pada permasalahan berikut ini:

1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dibatasi pada masalah berikut ini:

a. Hubungan Konsep Diri (self-concept) dengan

pelaksanaan Activity of Daily Living (ADL) pada

klien Harga Diri Rendah (HDR).

b. Peningkatan kesehatan khususnya pembentukkan

Konsep Diri (self-concept) pada klien Harga Diri

Rendah melalui pelaksanaan Activity of Daily

Living (ADL).

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dibatasi pada klien gangguan jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Daerah Amino Gondohutomo

Semarang yang mempunyai karakteristik klien Harga

Diri Rendah.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara pelaksanaan Activity of

Daily Living (ADL) yang secara rutin dan efisien dilakukan

oleh klien HDR terhadap pembentukan konsep diri yang lebih

baik.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

12

E. Tujuan Penelitian

Mengetahui adanya hubungan antara konsep diri

dengan pelaksanaan Activity of Daily Living (ADL) pada klien

harga diri rendah (HDR).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini merupakan sebagai bahan masukan

yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu

keperawatan terkhususnya keperawatan jiwa,

sehingga dapat meningkatkan ilmu asuhan

keperawatan jiwa selanjutnya.

b. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi

profesi keperawatan dan petugas kesehatan

lainnya agar melihat sekaligus memberikan

Activity of Daily Living untuk mengembangkan

konsep diri klien dengan harga diri rendah.

2. Manfaat Teoritis

Memberikan masukan bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya bagi keperawatan jiwa dan

juga untuk pengembangan bagi ilmu psikologi.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/2/T1_462007079_BAB I… · gangguan jiwa yang di rawat di Rumah Sakit jiwa diberikan ...

13