BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....

17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah Semarang. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang didirikan pada tahun 1848 di Jl. Sompok Semarang, sebagai tempat penampungan bagi pasien psikotik akut (Doorgangshuizen). Pada tahun 1912 Doorgangshuizen Sompok di pindahkan ke gedung Kleedingmagazijin di Jl. Cendrawasih Tawang dengan nama Doorgangshuizen Tawang. Pada tanggal 21 Januari 1928 Doorgangshuizen berubah status menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang. Pada tanggal 4 Oktober 1986 seluruh kegiatan Rumah Sakit Jiwa Semarang di pindahkan ke gedung baru di Jl. Brigjend. Sudiarto No. 347 Semarang. Tanggal 9 Febuari 2001 Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Dr. Amino Gondohutomo adalah nama psikiater pertama di Indonesia kelahiran Surakarta Jawa Tengah. Pada tanggal 1 Januari 2002 Rumah Sakit Jiwa Pusat Dr. Amino Gondohutomo Semarang berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan jumlah ruangan sebanyak 16 ruang rawat inap dan kapasitas 346 tempat tidur

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang

merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah

Semarang. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo

Semarang didirikan pada tahun 1848 di Jl. Sompok Semarang,

sebagai tempat penampungan bagi pasien psikotik akut

(Doorgangshuizen). Pada tahun 1912 Doorgangshuizen Sompok di

pindahkan ke gedung Kleedingmagazijin di Jl. Cendrawasih Tawang

dengan nama Doorgangshuizen Tawang. Pada tanggal 21 Januari

1928 Doorgangshuizen berubah status menjadi Rumah Sakit Jiwa

Pusat Semarang. Pada tanggal 4 Oktober 1986 seluruh kegiatan

Rumah Sakit Jiwa Semarang di pindahkan ke gedung baru di Jl.

Brigjend. Sudiarto No. 347 Semarang. Tanggal 9 Febuari 2001 Rumah

Sakit Jiwa Pusat Semarang berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa

Pusat Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Dr. Amino Gondohutomo

adalah nama psikiater pertama di Indonesia kelahiran Surakarta Jawa

Tengah. Pada tanggal 1 Januari 2002 Rumah Sakit Jiwa Pusat Dr.

Amino Gondohutomo Semarang berubah nama menjadi Rumah Sakit

Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan jumlah

ruangan sebanyak 16 ruang rawat inap dan kapasitas 346 tempat tidur

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

sedangkan jumlah seluruh pasien selama peneliti melaksanakan

penelitian di RSJ tersebut sebanyak 314 yakni 184 pasien laki-laki dan

130 pasien perempuan.

B. Tahap Pengambilan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan try out terpakai, yaitu

subyek yang digunakan untuk try out akan digunakan sekaligus

sebagai data penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22

Desember 2011 sampai 5 Januari 2012.

Cara pengambilan data dalam penelitian ini yaitu terlebih dulu

peneliti mengkonfirmasikan data yang di dapat dari kepala ruangan

dari masing-masing ruang dengan rekam medis yang ada di tiap

ruangan, kemudian Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) dengan

responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan dari

pemberian kuesioner kepada responden, dan kemudian responden

partisipan dapat mengisi kuesioner yang telah di berikan.

C. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Perhitungan Uji Validitas

a. Skala Konsep Diri

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas item total

correlation dengan menggunakan korelasi Pearson

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

Product Moment dengan bantuan program SPSS Version

16.0 pada skala konsep diri diperoleh dari 42 item yang

diuji, ada 22 item gugur atau tidak valid karena memiliki

koefisien korelasi yang = 0, 259. Nilai validitas yang

digunakan bergerak dari angka 0, 361 s/d 0, 695. Untuk

melihat hasil lengkap perhitungannya dapat dilihat pada

bagian lampiran.

Tabel 4.1 Komposisi Aspek Dengan Nomor Item Valid dan

Gugur pada Skala Konsep Diri

Aspek Indikator Item

Total

Favorable Unfavorable

Identitas Diri (self-identity)

1. Memahami diri sebagai organisme yang utuh.

2. Berbeda dan terpisah dengan orang lain.

1*, 3*, 5*, 6, 7*

2*, 4*, 8*

8

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

3. Mengakui diri sendiri. 4. Mengakui jenis

kelamin sendiri.

Ideal Diri (self-ideal)

1. Persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah berdasarkan standar pribadi.

9, 10*, 12*, 14

11, 13*, 15

7

Citra Tubuh (body image)

1. Penampilan fisik. 2. Tinggi badan. 3. Berat badan. 4. Cara individu

meamndang dirinya.

16, 18*, 20*, 22

17, 19, 21*, 23*

8

Harga Diri (self-esteem)

1. Kepuasan individu terhadap pribadinya.

2. Perasaan sebagai pribadi yang tepat.

24*, 25, 27, 28*, 30*

26, 29

7

Peran (self-role)

1. Kedudukan dalam kelaurga.

2. Peran dalam keluarga.

3. Fungsi dalam keluarga.

4. Kelompok sosial. 5. Kelompok umum.

31, 33, 35, 37, 39*, 41*

32, 34, 36*, 38*, 40, 42*

12

Total 42

Tanda (*) menunjukkan nomor item yang tidak valid.

Berdasarkan Tabel 4.1 dari skala konsep diri pada

aspek identitas diri terdapat 7 item yang gugur dari 8 item,

pada aspek ideal diri terdapat 3 item yang gugur 7 item,

pada aspek citra tubuh terdapat 4 item yang gugur dari 8

item, pada aspek harga diri terdapat 3 item yang gugur

dari 7 item, sedangkan pada aspek peran terdapat 5 item

yang gugur dari 12 item.

a. Skala Acitivity of Daily Living

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas item total

correlations dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Moment dengan bantuan program SPSS Version

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

16.0 pada skala Activity of Daily Living diperoleh hasil dari

18 item yang telah di uji, 7 item gugur karena memiliki

koefisien korelasi yang = 0,259. Nilai validitas yang

digunakan bergerak dari angka 0,370 s/d 0,708. Untuk

melihat hasil lengkap perhitunganya dapat dilihat pada

lampiran.

2. Perhitungan Reliabilitas

Uji reliabilitas boleh dilakukan jika telah dilakukan uji validitas.

Setelah item yang tidak valid di buang menunjukkan bahwa

skala berada pada kategori reliabel sehingga layak digunakan

sebagai alat ukur dalam penelitian ini.

a. Skala Konsep Diri

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas item total

correlations dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Moment dengan bantuan program SPSS 16.0

pada skala konsep diri, dan setelah membuang item yang

tidak valid maka diperoleh nilai koefisien alfa cronbach’s

sebesar a = 0,847 dari 20 item yang valid.

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Skala Konsep Diri

Cronbach’s Alpha N of Items

.847 20 Nilai koefisien alfa cronbach’s 0,847 adalah reliabel

sehingga layak untuk dijadikan alat ukur untuk mengukur

konsep diri pada klien gangguan jiwa.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

b. Skala Activity of Daily Living

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas item total

correlations dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Moment dengan bantuan program SPSS FOR

WINDOWS Versi 16.0 pada skala Activity of Daily Living

setelah membuang item yang tidak valid maka diperoleh

nilai koefisien alfa cronbach’s sebesar a= 0,722 dari 11

item yang valid.

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Skala

Activity of Daily Living

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.722 .823 12

Nilai koefisien alfa cronbach’s 0,722 adalah cukup

reliabel sehingga layak untuk dijadikan alat ukur untuk

mengukur konsep diri pada klien gangguan jiwa.

D. Deskripsi Data Penelitian

Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan

komputer paket Stastical Product dan Service Solution SPSS versi

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

16.0, namun sebelumnya akan dipaparkan deskripsi hasil pengukuran

variabel yang digunakan.

1. Analisa Data Demografi

Penelitian dilakukan terhadap 32 responden penelitian

dengan diagnosa keperawatan Harga Diri Rendah di Rumah

Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang yang

telah memenuhi kriteria responden penelitian.

Pada bagian ini peneliti akan mendiskripsikan data

penelitian yang mencakup aspek jenis kelamin, umur, dan

pendidikan.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Responden

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 32

responden dalam penelitian ini terdapat 21 responden berjenis

kelamin laki-laki (65,6%) dan 11 responden berjenis kelamin

perempuan (34,4%).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Umur

Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)

Laki-laki 21 65,6%

Perempuan 11 34,4%

Total 32 100%

Umur Frekuensi Persen (%)

< 19 tahun 1 3,1%

19-30 tahun 18 56,2%

31-54 tahun 13 40,6%

Total 32 100%

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 32 responden

pada penelitian ini, responden yang paling banyak berada pada

rentang usia 19-30 tahun.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir

Responden

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persen (%)

SD 15 46,9%

SMP 7 21,9%

SMA 8 25,0%

D3 – Diploma 1 3,1%

S1 - Sarjana 1 3,1%

Total 32 100%

Berdasarkan 4.6 diketahui bahwa 15 (46,9%) responden

hanya menyelesaikan pendidikan di tingkat SD, 7 (21,9%)

responden menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP, 8 (25,0%)

responden menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA,

sedangkan 1 (3.1%) responden menyelesaikan pendidikan

terakhir hingga tingkat D3-Diploma, dan 1 (3,1%) responden

menyelesaikan pendidikan di tingkat S1-Sarjana.

2. Analisa Deskritif

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil analisa

deskritif variabel konsep diri dan variabel activity of daily living.

Tabel 4.7

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

Statistik Deskritif Hasil Pengukuran Skala Konsep Diri

N Valid Missing Mean Std. Deviation Minimum Maximum

32 0

43.66 6.987

33 58

Berdasarkan tabel di atas tampak skor empirik yang

diperoleh pada skala konsep diri paling rendah 33 dan skor

paling tinggi adalah 58 dengan rata-ratanya 43,66 dan deviasi

6,987. Nilai-nilai tersebut diperoleh dari 20 item konsep diri yang

valid.

Tabel 4.8 Kategori Hasil Pengukuran

Skala Konsep Diri

Nilai Kriteria Mean N Prensentase

(%)

47 ≤ + ≤ 60 Tinggi

43, 66

9 28,1 %

33 ≤ + ≤ 47 Sedang 21 65,6 %

20 ≤ + ≤ 33 Rendah 2 6,2 %

Jumlah 32 100 %

Keterangan: X= Konsep Diri

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa responden terdistribusi

ke dalam tiga kategori konsep diri. Sebanyak 28,1% responden

memiliki skor konsep diri yang berada pada kategori tinggi,

sebanyak 65,6% responden memiliki skor konsep diri berada

pada kategori sedang, dan hanya 6,2% responden memiliki

konsep diri pada kategori rendah. Berdasarkan hasil rata-rata /

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

Mean sebesar 43,66 sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata

konsep diri klien HDR di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino

Gondohutomo memiliki konsep diri sedang.

Tabel 4.9 Statistik Deskritif Hasil Pengukuran Skala Activity of

Daily Living (ADL)

N Valid Missing Mean Std. Deviation Minimum Maximum

32 0

29.09 2.763

20 32

Berdasarkan tabel 4.9 tampak skor empirik yang diperoleh

pada variabel Activity of Daily Living paling rendah adalah 20

dan skor paling tinggi adalah 32, dengan rata-rata /mean yaitu

29,09 dan memiliki standar deviasi 2,763. Nilai-nilai tersebut

diperoleh dari 11 butir item activity of daily living yang valid.

Tabel 4.10 Kategori Hasil Pengukuran

Skala Activity of Daily Living

Nilai Kriteria Mean N Prensentase

(%)

26 ≤ + ≤ 33 Tinggi

29,09

28 87,5%

18 ≤ + ≤ 26 Sedang 4 12,5%

11 ≤ + ≤ 18 Rendah 0 0%

Jumlah 32 100%

Dari tabel 4.10 dilihat bahwa responden terdistribusi ke

dalam dua kategori activity of daily living. Sebanyak 87,5%

responden memiliki skor activity of daily living yang berada pada

kategori tinggi, dan sebanyak 12,5% berada pada kategori

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

sedang. Berdasarkan hasil rata-rata/mean 29,09 dapat

dikatakan bahwa rata-rata klien HDR yang dirawat di Rumah

Sakit Jiwa daerah Dr. Amino Gondohutomo mampu melakukan

activity of daily living.

E. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data

telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat untuk melakukan

analisis dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment atau

Spearman’s rho. Uji normalitas digunakan One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test dan uji linearitas digunakan tabel Anova dengan

bantuan program SPSS Version 16.0.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Dengan

bantuan program SPSS Version 16.0. berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil skala konsep diri tampak hasil uji yaitu

data berdistribusi normal dengan K-S adalah 0,137 dengan p =

0,132 > 0,005. Sedangkan untuk skala Activity of Daily Living

tampak hasil K-S adalah 0,254 dengan p = 0,000 ,< 0,005.

2. Uji Linearitas

Pada uji linearitas yang menggunakan tabel Anova nilai

deviation from linearity diperoleh nilai f sebasar 1,025 dan garis

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

p = 0,491 (p > 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa konsep

diri dan activity of daily living tidak memenuhi asumsi linear.

F. Uji Hipotesis

Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Sperman Rank

Konsep

Diri

Activity of Daily Living

Sperman’s

rho Konsep Diri

Correlation Coeffisient Sig. (2-tailed) N

1.000 .

32

.210

.248 32

Activity of Daily Living

Corelation Coeffisient Sig. (2-tailed) N

.210

.248 32

1.000 .

32

Berdasarkan korelasi dengan menggunakan Sperman Rank

hasil pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara konsep diri dengan activity of daily living yang

ditunjukkan oleh nilai r = 0,210 dan nilai p = 0,248 (p > 0,05), dengan

N yang menunjukkan bahwa yang menjadi responden dalam

penelitian ini berjumlah 32 responden.

G. Pembahasan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

Hasil perhitungan korelasi Sperman Rank dengan bantuan

SPSS versi 16, diperoleh nilai r = 0,210 dengan nilai p = 0,248 (p >

0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

konsep diri dengan variabel activity of daily living pada klien dengan

diagnosa harga diri rendah. Artinya konsep diri klien dengan diagnosa

harga diri rendah tidak selalu dipengaruhi oleh aktivitas harian atau

activity of daily living yang diberikan pada klien di rumah sakit jiwa.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang di

lakukan oleh Hartanti (2010) yang melakukan penelitian tentang

“Hubungan Konsep Diri dengan Kompotensi Interpersonal pada

Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro (UKM

Undip) “ terhadap 257 responden, menggunakan metode kauntitatif

dengan analisis regresi sederhana. Hasil analisa data rxy= 0,672

dengan p>0,05. Hasil hipotesis menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara konsep diri dengan kompotensi interpersonal pada

pengurus unit kegiatan mahasiswa Undip.

Tidak adanya hubungan antara kedua varibel yaitu variabel

konsep diri dengan pemberian activity of daily living pada klien

dengan diagnosa harga diri rendah karena konsep diri seseorang

terbentuk tidak hanya melalui pemberian activity of daily living saja,

namun ada beberapa faktor lain yang berpengaruh dalam

pembentukan konsep diri. Selama peneliti melaksanakan penelitian,

dari 32 responden dengan diagnosa gangguan konsep diri; harga diri

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

rendah kurang dalam melaksanakan ADL dengan rutin. Hampir

semua responden dengan diagnosa gangguan konsep diri; harga diri

rendah hanya berdiam diri dan mengikuti perintah dari perawat

ruangan untuk melakukan aktivitas seperti; makan, minum obat,

menyikat gigi, dan pemeriksaan rutin TTV.

Pemberian obat rutin diberikan pada klien dengan diagnosa

Harga Diri Rendah tiap harinya. Adapun obat yang diberikan pada

klien harga diri rendah yaitu; Chlorpromazine (CPZ), Haloperidol

(HLP), dan Trihexyphenidil (THP). Namun ada juga program terapi

yang diberikan yaitu; Electro Convulsive Therapy (ECT). Berdasarkan

observasi peneliti, ada 4 responden yang mendapat Electro

Convulsive Therapy (ECT), dan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) juga

diberikan pada masing-masing ruangan di rumah sakit tersebut

namun hanya diberikan sekali dalam satu minggu.

Selama penelitian, peneliti melihat bahwa pembentukan konsep

diri yang lebih baik dari klien dengan diagnosa Gangguan Konsep Diri;

harga diri rendah tidak hanya didapat dari pemberian Activity of Daily

Living saja, tetapi juga berasal dari penghargaan (reinforcement) yang

selalu diberikan oleh petugas kesehatan disetiap pemberian terapi

aktivitas kelompok (TAK) maupun strategi pelaksanaan (SP) yang

diberikan oleh perawat untuk meningkatkan harga diri klien dengan

diagnosa gangguan konsep diri; harga diri rendah sehingga dapat

meningkatkan konsep diri klien yang lebih baik lagi. Adapun faktor

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

lain yang bisa mempengaruhi terbentuknya konsep diri yang lebih baik

dari klien harga diri rendah, menurut Cooley C, H (1902, dalam Hardy,

M. & Heyes, S. 1985) yaitu, 1) Reaksi dari orang lain; dalam proses

rehabilitasi dan penyembuhan selama klien harga diri rendah di rawat

di rumah sakit jiwa, reaksi dari orang lain sangat berpengaruh dalam

pembentukan konsep diri klien yang lebih baik lagi. Dengan

mengamati pencerminan perilaku kita terhadap respon orang lain

mampu mengajari diri kita bahwa adanya reaksi yang tidak biasa dari

seseorang akan dapat mengubah konsep diri individu. 2)

Pembandingan dengan orang lain; dalam pembentukan konsep diri

seseorang, biasanya pembandingan diri dengan orang lain itu perlu

karena dengan membandingkan diri dengan orang lain dapat

membuat diri seorang individu lebih termotivasi lagi untuk menjadi

yang terbaik dari orang lain. 3) Peranan Seseorang; peran juga

menentukan bagaimana konsep diri seseorang mampu menjadi

konsep diri yang lebih baik lagi dimana individu dapat berperan sesuai

dengan peran yang dimiliki sebagai orang tua, suami, istri, maupun

anak. 4) identifikasi terhadap orang lain; pengidentifikasian seorang

individu terhadap sosok atau tokoh yang dikagumi ataupun disenangi

oleh individu tersebut dapat memberikan gambaran yang baik

maupun gambaran buruk dalam proses pembentukan konsep diri

seseorang.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

Selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan karakeristik

responden dalam penelitian ini, yang meliputi jenis kelamin, usia, dan

pendidikan akhir.

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, dua puluh satu orang

responden berjenis kelamin laki-laki, dan sebelas orang responden

berjenis kelamin perempuan. Pada penelitian ini peneliti lebih banyak

mengambil responden laki-laki karena laki-laki lebih banyak mendapat

diagnosa harga diri rendah dibandingkan dengan perempuan.

Berdasarkan karakteristik usia, terdapat satu orang responden usia

remaja dengan rentang usia > 19 tahun, delapan belas orang

responden berada pada usia dewasa awal dengan rentang usia 19-30

tahun, dan tiga belas orang responden berada pada rentang usia

dewasa tengah 31-54 tahun. Rentang usia 19-30 tahun (dewasa awal)

terlihat lebih dominan karena pada usia ini banyak klien yang

mengalami depresi akibat dari tekanan sosial ekonomi, perubahan era

globalisasi dll. Semakin bertambah umur, jumlah penderita gangguan

mental makin besar (Anna, K. L. 2012. Gangguan jiwa masih

diabaikan. Kompas.com). Sedangkan untuk karakteristik tingkat

pendidikan akhir, terdapat lima belas orang responden dengan

pendidikan akhir SD, tujuh orang responden dengan pendidikan akhir

SMP, delapan orang responden dengan pendidikan akhir SMA, satu

orang responden dengan pendidikan akhir diploma, dan satu orang

responden dengan pendidikan akhie sarjana. Sehingga dapat

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/5/T1_462007079_BAB IV.pdf · responden partisipan setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

disimpulkan bahwa kurangnya pendidikan akan mengakibatkan

sesorang mudah mengalami gangguan jiwa. Hal ini sesuai dengan

hasil deskritif pendidikan akhir yang menunjukkan bahwa 46,9%

responden hanya menyelesaikan pendidikan di tinggat SD.