BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari...

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku bangsa, memiliki banyak kebudayaan dan peninggalan sejarah masa lampau. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil dari pengalaman masa lalu. Diperlukan informasi dari masa lalu untuk memahami kebudayaan suatu bangsa. Hal tersebut dapat ditemukan dari bebagai macam bentuk peninggalan kebudayaan jaman dahulu, seperti: istana, candi, masjid atau bangunan lain. Ada juga peninggalan masa lalu yang berupa tulisan yaitu naskahnaskah lama. Dalam naskahnaskah lama inilah dapat diperoleh informasi lebih jelas mengenai adatistiadat, kepercayaan, intelektualitas masyarakat, dan sistem nilai jaman dahulu, namun tidak hanya itu, pada zaman sebelum Masehi, jiwa manusia sudah menjadi topik pembahasan para filsuf. Saat itu, para Filsuf sudah membicarakan aspekaspek kejiwaan manusia dan mereka mencari dalil, pengertian, serta berbagai aksioma umum, yang berlaku pada manusia. Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsuf dan para ahli ilmu faal (fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut (Fauzi, 1977 ; 14). Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi oleh satu hal yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan ilmu faal, meskipun masih erat hubungannya dengan ilmu kedokteran, yaitu hipnotisme (Dirgagunarsa, 1996 : 36). Menurut Singgih Dirgagunarsa, hipnotisme timbul karena adanya kepercayaan bahwa dalam alam ini terdapat kekuatankekuatan yang misterius, yaitu magnetisme. Paracelsus (1493

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku bangsa, memiliki

banyak kebudayaan dan peninggalan sejarah masa lampau. Kebudayaan terbentuk

sebagai hasil dari pengalaman masa lalu. Diperlukan informasi dari masa lalu untuk

memahami kebudayaan suatu bangsa. Hal tersebut dapat ditemukan dari bebagai macam

bentuk peninggalan kebudayaan jaman dahulu, seperti: istana, candi, masjid atau

bangunan lain. Ada juga peninggalan masa lalu yang berupa tulisan yaitu naskah–

naskah lama. Dalam naskah–naskah lama inilah dapat diperoleh informasi lebih jelas

mengenai adat–istiadat, kepercayaan, intelektualitas masyarakat, dan sistem nilai jaman

dahulu, namun tidak hanya itu, pada zaman sebelum Masehi, jiwa manusia sudah

menjadi topik pembahasan para filsuf. Saat itu, para Filsuf sudah membicarakan aspek–

aspek kejiwaan manusia dan mereka mencari dalil, pengertian, serta berbagai aksioma

umum, yang berlaku pada manusia.

Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsuf dan para ahli ilmu faal

(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut (Fauzi,

1977 ; 14). Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi oleh satu hal yang

tidak sepenuhnya berhubungan dengan ilmu faal, meskipun masih erat hubungannya

dengan ilmu kedokteran, yaitu hipnotisme (Dirgagunarsa, 1996 : 36). Menurut Singgih

Dirgagunarsa, hipnotisme timbul karena adanya kepercayaan bahwa dalam alam ini

terdapat kekuatan–kekuatan yang misterius, yaitu magnetisme. Paracelsus (1493 –

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

2

1541), seorang ahli mistik, menunjukkan bahwa dalam tubuh manusia terdapat magnet

yang sama halnya dengan binatang–binatang di langit dapat mempengaruhi tubuh

manusia melalui pemancaran yang menembus angkasa. Dalam hubugan itu, Van

Helmont (1577 – 1644) mengemukakan doktrin Animal magnetism, yaitu “Cairan yang

bersifat magnetis dalam tubuh manusia dapat dipancarkan untuk mempengaruhi badan,

bahkan jiwa orang lain” (Dirgagunarsa, 1996:36). Hal-hal semacam itulah yang

mempengaruhi seseorang dalam membuat karya, seperti layaknya pujangga yang

menggunakan pancaran-pancaran energi dalam diri yang dituangkan dalam sebuah

karya sastra yang kemudian disebut sebagai naskah.

Naskah ialah semua peninggalan tertulis nenek moyang kita pada kertas, lontar,

kulit kayu, dan rotan. Tulisan tangan pada kertas itu biasa dipakai pada naskah-naskah

yang berbahasa Melayu dan berbahasa Jawa (Edwar Djamaris, 1992:20). Naskah adalah

sebuah karya sastra yang sangat mudah mengalami kerusakan. Banyak naskah kuno

yang ditemukan namun yang tersimpan dan terawat hanya sedikit, karena perawatan

yang relatif rumit dan bahan-bahan naskah yang memang tidak dapat bertahan lama

sejalan dengan bertambahnya umur naskah. Banyak naskah yang hilang atau bahkan

rusak, sehingga usaha penyelamatan dan pelestarian naskah tersebut perlu dilakukan.

Kerusakan fisik dan perubahan ini dapat terjadi pada fisik naskah yang berupa bahan

tulis atau tulisan itu sendiri dan dapat juga dalam kandungan isi teksnya dari naskah

tersebut. Dua hal tersebut dikarenakan adanya pergeseran pemahaman penyalin naskah

dalam proses penyalinannya. Adanya kesalahan dalam naskah tersebut adalah alasan

perlunya penanganan naskah untuk penyelamatan naskah. Haryati Soebadio (1975: 1)

menyatakan bahwa,”naskah-naskah lama merupakan dokumen bangsa yang menarik

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

3

bagi peneliti kebudayaan lama, karena memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan

informasi yang lebih luas dibanding puing bangunan megah seperti candi, istana raja

dan pemandian suci yang tidak dapat berbicara dengan sendirinya tetapi harus

ditafsirkan”. Baried (1983:84) menyatakan bahwa “naskah yang disebut juga

handschift ‘tulisan tangan’ atau manuscript memuat berbagai ungkapan pikiran dan

perasaan penulis sebagai hasil budaya masa lampau.”

Bidang ilmu yang erat kaitannya dengan usaha penanganan naskah adalah

filologi. Edwar Djamaris (2006:7) mengungkapkan bahwa tugas utama seorang filolog

yaitu mendapatkan kembali naskah yang bersih dari kesalahan, yang berarti

memberikan pengertian yang sebaik-baiknya dan yang bisa dipertanggungjawabkan,

sehingga kita dapat mengetahui naskah yang paling dekat dengan aslinya karena naskah

itu sebelumnya mengalami penyalinan untuk kesekian kalinya, serta cocok dengan

kebudayaan yang melahirkannya.

Salah satu naskah yang di dalamnya terdapat varian-varian adalah Naskah

Sȇrat Kawruh Mahnitismȇ dalam bendel Naskah Serat Kawruh Mahnitisme Saha

Sanaprabu yang disebut SKMSS. Sȇrat Kawruh Mahnitismȇ selanjutnya disebut

Naskah SKM. Naskah SKM dilacak lewat berbagai katalog. Adapun katalog yang

dimaksud, yaitu:

1. Descriptive Catalogus of the Javanese Manuscripts and Printed Book in the Main

Libraries of Surakarta and Yogyakarta (Girardet dan Sutanto, 1983)

2. Javanese Language Manuscripts of Surakarta Central Java A Preliminary

Descriptive Catalogus Level I (Florida, 1993),

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

4

3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid I Museum Sono Budoyo Yogyakarta

(Behrend, 1990),

4. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3A dan 3B (Fakultas Sastra

Universitas Indonesia, 1997a dan 1997b),

5. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia (Lindsay, 1994),

6. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 5-A (Ekadjati dan Darsa, 1999).

Berdasarkan pelacakan pada katalog-katalog tersebut di atas Naskah SKM

merupakan naskah tunggal. Berdasarkan hasil inventarisasi dari berbagai katalog

tersebut, ditemukan naskah berjudul Sȇrat Kawruh Mahnitismȇ (selanjutnya disingkat

SKM). Naskah tersebut ditemukan dalam katalog Nency Florida, Naskah SKM ini

tersimpan di perpustakaan Sasanapustaka Kraton Surakarta dengan nomor katalog

Nency Florida KS 379 dan nomor katalog lokal 251 Ha. Setelah dideskripsikan maka

dapat diperoleh informasi bahwa naskah SKM berbentuk prosa atau gancaran berbahasa

Jawa dan beraksara Jawa Carik. Menurut keterangan dari catalog naskah SKM tidak di

ketahui tahun penulisan dan pengarangnya.

Untuk mendapatkan kevalidan data, peneliti melakukan penelusuran dan

pengecekan ulang terhadap enam katalog tersebut, hanya ditemukan satu buah naskah

SKM yang ada di perpustakaan Sasanapustaka Kraton Surakarta Hadiningrat, sehingga

diambil kesimpulan naskah SKM ini merupakan naskah tunggal.

Sêrat Kawruh Mahnitismê merupakan naskah golongan piwulang ( pelajaran )

yang mengajarkan tentang ilmu hati atau kekuatan batin lengakap dengan cara

mempelajari dan pengaplikasiannya.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

5

Naskah SKM dipilih untuk diteliti karena beberapa alasan. Pertimbangan

pertama karena naskah tersebut merupakan naskah tunggal yang dikhawatirkan

keselamatannya, baik dari segi fisik maupun isi. Naskah ini belum pernah diteliti

sebelumnya sehingga perlu dilakukan penyelamatan melalui langkah-langkah filologis.

Alasan kedua adalah karena di dalam Naskah SKM ditemukan kesalahan-kesalahan

yang perlu di tangani secara filologis. Kesalahan yang ditemukan antara lain adalah

berupa adisi, lakuna, hiperkorek ketidakkonsistenan penulisan, tanda baca yang tidak

ada pada tulisan Jawa dan penggunaan selain bahasa Jawa.

a. Adisi, adalah jenis varian yang disebabkan oleh penambahan teks. Penambahan

itu dapat berupa penambahan huruf, suku kata, kata, frasa, kalimat, ataupun

penambahan paragraf. Berikut ini contoh adisi dalam teks adalah sebagai

berikut:

Gambar 1. Penulisan kata mangkono

Pada teks SKM halaman 103 baris 3 penulisan kata mangkokono dalam

kalimat “sawuse mangkokono kowe…” pada gambar merupakan adisi.

Mengalami pembetulan berdasarkan pertimbangan linguistik menjadi “sawuse

mangkono kowe….”

Terjemahan: ‘setelah seperti itu kamu….”

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

6

b. Lakuna adalah kelainan bacaan yang disebabkan oleh bagian teks yang hilang

atau berkurang. Pengurangan itu dapat berupa pengurangan huruf, suku kata,

kata, frasa, kalimat, atau pun pengurangan paragraf. Berikut ini beberapa lakuna

yang terdapat dalam teks.

Gambar 2. Penulisan kata kang kapisan

Pada teks SKM halaman 3 baris 9 penulisan kata ka kapisan dalam kalimat

“Piwulang ka kapisan” pada gambar merupakan lakuna. Mengalami pembetulan

berdasarkan pertimbangan konteks isi menjadi “ Piwulang kang kapisan”

Terjemahan: ‘ Pelajaran yang pertama”

Gambar 3. Penulisan kata ahli

Pada teks SKM halaman 8 baris 1 penulisan kata ali dalam kalimat “ bab

panêngêrane wong kang ali...” pada gambar merupakan lakuna. Mengalami

pembetulan berdasarkan pertimbangan konteks isi menjadi “bab panêngêrane

wong kang ahli...”

Terjemahan: ‘ tentang penanda orang yang ahli...’

Gambar 4. Penulisan kata anggêr

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

7

Pada teks SKM halaman 16 baris 3 penulisan kata agêr dalam kalimat “

Sabarang lakune miturut agêr.” pada gambar merupakan lakuna. Mengalami

pembetulan berdasarkan pertimbangan linguistik menjadi “Sabarang lakune

miturut anggêr”

Terjemahan: ‘ Segala perbuatannya menurut peraturan’

Gambar 5. Penulisan kata pambujuk

Pada teks SKM halaman 47 baris 1 penulisan kata pabujuk dalam

kalimat “…mêsthi dhêmên marang pabujuk mau,” pada gambar merupakan

lakuna. Mengalami pembetulan berdasakan pertimbangan linguistik menjadi

“…mêsthi dhêmên marang pambujuk mau,”

Terjemahan: ‘ pasti senang terhadap pengaruh tersebut’

c. Hiperkorek, yaitu perubahan ejaan karena pergeseran lafal. Berikut ini adalah

beberapa hiperkorek yang ada dalam teks.

Gambar 6. Penulisan kata babad

Pada teks SKM halaman 33 baris 7 penulisan kata babat dalam kalimat “

Ing layang-layang babat, ana caritane…” pada gambar merupakan hiperkorek.

Mengalami pembetulan berdasarkan pertimbangan konteks isi menjadi “ Ing

layang-layang babad, ana caritane…”

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

8

Terjemahan: ‘ pada naskah-naskah babad, ada cerita…’

Gambar 7. Penulisan kata kowe

Pada teks SKM halaman 33 baris 3 penulisan kata kewe dalam kalimat

“,kewe prasasat simpên wêwadi…….” pada gambar merupakan hiperkorek.

Mengalami pembetulan berdasarkan pertimbangan konteks isi menjadi “kowe

prasasat simpên wêwadi…….”

Terjemahan: ‘,kamu seolah menyimpan rahasia…...’

d. Ketidakkonsistenan penulis dalam penggunaan aksara Jawa dalam menulis kata.

Berikut adalah beberapa ketidakkonsistenan penulis dalam penggunaan aksara Jawa

dalam menulis kata.

Gambar 8. Penulisan kata denning dan dening

Dalam teks halaman 2 baris 11 ditemukan penggunaan kata “dening”

dengan dobel aksara na, sedangkan pada halam 7 baris 5 juga ditemukan kata

dening tanpa adanya na dobel.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

9

Gambar 9. Penulisan morfem tak dan morfem dak

Dalam teks halaman 6 baris 7 ditemukan penggunaan morfem tak, dan

dalam teks halaman 8 baris ke 9-10 ditemukan morfem dak. Untuk morfem dak

tepat digunakan untuk bahasa tulis dan morfem tak digunakan untuk bahasa lisan.

Alasan ketiga perlunya naskah SKM diteliti adalah, penulis ingin mengetahui

dan mengkaji isi naskah SKM. Naskah Sêrat Kawruh Mahnitismê ini merupakan jenis

naskah piwulang yang terdapat di dalam Karaton Surakarta. Naskah SKM ini memuat

adanya cara–cara seseorang bila ingin menguasai dan menggunakan ilmu mahnitismê

ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SKM merupakan ilmu yang mempelajari tentang

ilmu hati atau batin yang memiliki daya tarik magnet dalam diri mausia dan cara

pengaplikasiannya. Dalam naskah ini tertulis memiliki 14 piwulang, namun setelah

dibaca dengan seksama, ternyata hanya memiliki 13 piwulang karena setelah piwulang

kelima langsung piwulang ketujuh yang diteruskan sampai piwulang keempatbelas yang

saling berkaitan. Ketigabelas piwulang tersebut merujuk pada sebuah hal yang menjadi

inti dari naskah SKM ini, yaitu tentang kekuatan hati atau batin. Hal tersebut dijelaskan

pada halaman 5 sampai 7 pada naskah SKM

Kasêbut ing dhuwur wis tetela yѐn sajroning badaning manusa ana kêkuwatan

kang tumindak.

Apa iku kêkuwataning pamikir, dudu, sa- [6]bab wêtune tanpa kinira-kira, mung pancѐn bêbarêngan bae karo thukuling mikir.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

10

Apa iku elictrisciteit dudu, elictrisciteit iku mung pangaran –aran bae, mungguh kaanane kang sajati durung ana kang sumurup.

Sarѐhning aku durung wêruh kang bênêr kêkuwatan iku tak arani Magnetisme nanging iya kêna uga tak arani Inner Lijke Strooms (kêkuwataning ati utawa lakuning batin)sabab akѐh cocoge karo electrische strooms( lakune electris [7] cit eit) kêkuwatan mau kêna disinau , dianggo lan diêrѐh, padha bae karo daya electris cit eit.

Terjemahan:

Disebutkan di atas sudah jelas kalau dalam diri manusia ada kekuatan yang bekerja.

Apa itu kekuatan pikiran, bukan, munculnya tanpa perkiraan, hanya memang

bersamaan dengan pemikiran.

Apa itu electrisciteit bukan, electrisciteit itu hanya sebutan saja ,yaitu keadaan

yang sejati belum ada yang mengerti.

Karena saya belum mengetahui yang benar kekuatan itu saya sebut Magnetisme

tapi bisa juga saya sebut Inner Lijke Strooms ( kekuatan hati atau perjalanan batin)

karena banyak kecocokan dengan electrische strooms ( perjalanan electrisciteit)

kekuatan tadi dapat dipelajari, dipakai dan diperintah, sama saja dengan energi

electrisciteit.

Tigabelas piwulang ‘pelajaran’ itu adalah:

1. Piwulang Kang Kapisan ‘Pelajaran Pertama ‘

- Bab Wadhahing Kêkuwatan ‘Tentang Tempat Kekuatan ‘

- Bab Lakune Kêkuwatan Ati ‘Tentang Kerja Kekuatan Hati ‘

2. Piwulang Kang Kapindho ‘Pelajaran Kedua’

- Bab Panêngêrane Wong kang Ahli Magnetisme ‘Tentang Penanda Orang

yang Ahli Mahnetisme’

- Bab Antênging Pangrasa ‘Tentang Ketenangan Jiwa’

- Bab Pamandênge ‘Tentang Penglihatannya’

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

11

3. Piwulang Kaping Têlu ‘Pelajaran Ketiga’

- Panêngêrane Wong kang Ora Kadunungan Magnetisme ( neet

Maghnetiseh persoon ) ‘Penanda Orang yang Tidak Memiliki

Mahnetisme’

4. Piwulang Kaping Pat ‘Pelajaran Keempat’

- Diditan ‘Uang-uangan’

- Katrangan Kêkuwataning Kêkarêpan ‘Keterangan Kekuatan Keinginan’

- Wadi ‘Rahasia’

- Angunjara Kêkarêpan ‘Menahan Keinginan’

- Anganggo Kêkuwatane Wong Liya ‘Menggunakan Kekuatan Orang

Lain’

- Ngati–ati ‘Berhati-hati’

- Anyingkirna Pagunggung ‘Menyingkiri Pujian’

5. Piwulang Kang Kaping Lima ‘Pelajaran Kelima’

- Dayaning Pepenginan Marang Pangalêm Iku Kang Gigirisi ‘Kekuatan

Keinginan karena Pujian yang Menghawatirkan’

- Panulaking Sambekala ‘Menghindari Gangguan’

- Amêruhi Kêkuwatan kang Migunani ‘Mengetahui Kekuatan yang

Bermanfaat ‘

6. Piwulang Kang Kaping Pitu ‘Pelajaran Ketujuh’

- Bisane kalakon, kudu ana antaraning mangsa ‘Bisa terlaksana , Harus

Ada Antara Musim’

7. Piwulang Kang Kaping Wolu ‘Pelajaran Kedelapan’

- Bab Sinaune ‘Tentang Belajarnya’

8. Piwulang kang Kaping Sanga ‘Pelajaran Kesembilan’

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

12

- Sêsorah kang migunani marang tumindaking kawruh ‘Pidato yang

Berguna dalam Penggunaan Ilmu’

- Paraning Pandulu ‘Arah Penglihatan’

- Salaman Kang Narik Mahnetismê ‘Bersalaman yang Menarik

Magnetisme’

9. Piwulang Kaping Sepuluh ‘Pelajaran Kesepuluh’

- Amêncarake Pandêlêng ‘Memancarkan Penglihatan ‘

- Anggêgulang Nganggo Pangilon ‘Belajar Dengan Menggunakan

Cermin’

10. Piwulang Kang Kaping Sewelas ‘Pelajaran Kesebelas’

- Laku têlung rupa bab pêncaring daya mahnetismê ‘Tiga Cara

Memancarkan Energi Mahnetisme’

- Pangolahing Otot Daging ‘Mengolah Otot Daging’

11. Piwulang Kang Kaping Rolas ‘Pelajaran Keduabelas’

- Pracaya ( geloof ) Iku Mitulungi, Nanging Satêmêne Dudu Barang

Parlu ‘Percaya Itu Menolong , Tapi Bukan Hal yang Penting’

12. Piwulang Kaping Telulas ‘Pelajaran Ketigabelas’

- Pancêring Kêkuwataning Kakarêpan ‘Pusat Kekuatan Keinginan’

- Pathokan Angundhakake Dayaning Kakarêpan ‘Pathokan Meningkatkan

Energi Keinginan’

- Patrap kang Prayoga Dhewe Tumindake ‘Sikap yang Baik Dalam

Bertindak’

13. Piwulang Kang Kaping Pat Bêlas ‘Pelajaran Kempatbelas’

- Pathokane Anglêpasake Soroting Kawruh ‘Pathokan Menunjukkan

Pancaran Ilmu)

- Lakune Daya Panggèndèng ‘Lakunya Daya Pamikat’

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

13

Berdasarkan alasan tersebut di atas , Naskah SKM ini penting untuk di

teliti baik dari segi filologis maupun segi isi.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, sangat

dimungkinkan bahwa naskah SKM dapat diteliti dari berbagai sudut pandang dan bidang

ilmu pengetahuan yang lain. Oleh karena itu,diperlukan batasan masalah untuk

mencegah melebarnya permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini dititikberatkan

pada dua kajian utama, yaitu kajian filologis dan kajian isi. Kajian filologis

dimaksudkan untuk menganalisis banyaknya masalah yang terdapat dalam naskah SKM

agar mendapatkan suntingan teks SKM yang bersih dari kesalahan. Kajian isi berguna

untuk mengungkapkan ajaran magnetisme yang terkandung dalam SKM ini.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam naskah

Sêrat Kawruh Mahnitsmê adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana suntingan teks dari naskah SKM yang bersih dari kesalahan atau

dekat dengan aslinya sesuai langkah kerja folologi?

2. Bagaimana isi ajaran mahnitismȇ yang terdapat dalam naskah SKM ?

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

14

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan suntingan teks naskah SKM yang dekat dengan aslinya serta teks

yang bersih dari kesalahan.

2. Mengungkapakan isi ajaran mahnitismȇ yang terkandung di dalam naskah SKM.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni

manfaat teoretis dan praktis:

1. Manfaat Teoretis

a. Memperkaya penerapan teori filologi terhadap naskah.

b. Menambah kajian terhadap naskah Jawa yang masih banyak dan belum

terungkap isinya.

c. Memberikan kontribusi dan membantu peneliti lain yang relevan untuk

mengkaji lebih lanjut naskah SKM khususnya dan naskah Jawa pada umumnya

dari berbagai disiplin ilmu.

2. Manfaat Praktis

a. Menyelamatkan data dalam naskah SKM dari kerusakan dan hilangnya data

dalam naskah tersebut.

b. Mempermudah pemahaman isi teks SKM, sekaligus memberikan informasi

kepada diri sendiri dan masyarakat tentang ilmu Mahnitismê.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

15

F. Kajian Teori

Kajian teori ini meliputi kajian filologis dan kajian isi. Kajian filologis akan

mengkaji tentang suntingan naskah SKM yang mendekati asli dan bersih dari kesalahan,

sedangkan kajian isi mengungkapkan apa saja yang ada dalam naskah SKM.

Di dalam Kajian Filologis ini akan dijelaskan tentang Pengertian Filologi,

Objek Kajian Filologi, Cara Kerja Filologi, dan Pengertian Mahnitismê.

1. Pengertian Filologi

Filologi secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani philologia yang berasal

dari dua kata yaitu philos yang berarti “teman” atau bisa berarti “cinta” dan logos yang

berarti “pembicaraan” atau “ilmu” atau bisa juga berarti “kata”. Sehingga filologi dapat

diartikan sebagai “senang berbicara”yang kemudian berkembang menjadi “senang

belajar”, “senang kepada ilmu”, “senang kepada tulisan-tulisan” dan kemudian

“senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi” (Baried, 1994 :2). Menurut Edward

Djamaris filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama

(2006:3). Menurut Achadiati Ikram, filologi dalam arti luas adalah ilmu yang

mempelajari segala segi kehidupan di masa lalu seperti yang ditemukan dalam tulisan.

Di dalamnya tercakup bahasa, sastra, adat istiadat, hukum, dan lain sebagainya

(1980:1).

2. Objek Filologi

Siti Baroroh Baried, dkk (1994) mengemukakan bahwa filologi mempunyai

objek penelitian yaitu naskah dan teks. Naskah merupakan teks tulisan yang berupa

tulisan tangan (handschrift atau manuschrift), sedangkan teks adalah kandungan atau

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

16

muatan naskah berupa abstrak yang hanya dapat dibayangkan saja dan memuat berbagai

ungkapan pikiran serta perasaan penulis yang disampaikan kepada pembacanya. Dalam

filologi istilah teks menunjukkan sesuatu yang abstrak, sedangkan naskah merupakan

sesuatu yang Konkret. Objek filologi adalah naskah dan teks. “Filologi adalah ilmu

yang obyek penelitiannya naskah-naskah lama” (Edwar Djamaris, 1977: 2).

3. Langkah Kerja Penelitian Filologi

Langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang filolog adalah mengumpulakan data

(inventarisasi naskah), deskripsi naskah, pertimbangan dan pengguguran naskah,

penentuan naskah autoritatif, transliterasi, kritik teks, dan sutingan teks (Djamaris,

2002:9). Akan tetapi, karena naskah yang diteliti adalah naskah tunggal, maka ada

langkah-langkah yang tidak dipakai, yaitu pertimbangan dan pengguguran naskah, dan

penentuan naskah autoritatif.. Secara terperinci, langkah kerja penelitian filologi naskah

SKM adalah sebagai berikut.

a. Penentuan Sasaran Penelitian

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan sasaran penelitian,

mengingat banyaknya ragam yang perlu dipilih, baik dari segi tulisan, bahan, bentuk,

maupun isinya. Ada naskah yang bertuliskan huruf Arab, Jawa, Bali, dan Batak.

Adapula naskah yang ditulis pada kertas, daun lontar, kulit kayu, atau rotan. Dari segi

bentuk terdapat naskah yang berbentuk puisi dan ada pula yang berbentuk prosa.

Naskah juga memiliki isi yang beragam, diantaranya sejarah atau babad, kesusastraan,

cerita wayang, cerita dongeng, primbon, adat istiadat, hukum, ajaran atau piwulang,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

17

agama, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, sasaran yang ingin diteliti telah

ditentukan yaitu naskah bertuliskan Jawa carik yang ditulis pada kertas, berbentuk prosa

atau gancaran dan berisi tentang ajaran atau ilmu mahnitismê.

b. Inventarisasi Naskah

Inventarisasi naskah dilakukan dengan mendaftar dan mengumpulkan naskah

yang judulnya sama dan sejenis untuk dijadikan objek penelitian. Menurut Edi S.

Ekadjati (1980), bila hendak melakukan penelitian filologi, pertama-tama harus mencari

dan memilih naskah yang akan dijadikan pokok penelitian, dengan mendatangi tempat-

tempat koleksi naskah atau mencarinya melalui katalog. Langkah ini dilakukan untuk

mengetahui jumlah naskah, dimana tempat penyimpanannya, dan penjelasan lain

tentang keadaan naskah. Inventarisasi naskah dilakukan dengan cara mendata dan

mengumpulkan naskah yang berjudul sama dan sejenis untuk kemudian dijadikan

sebagai objek penelitan.

Menurut informasi katalog, naskah SKM terdapat di Perpustakaan Sasana

Pustaka Karaton Surakarta Hadiningrat dan berjumlah 1 (satu) buah. Keadaan naskah

masih baik, artinya naskah masih dapat terbaca dengan jelas.

c. Observasi Pendahuluan dan Deskripsi Naskah

Observasi pendahuluan dilakukan dengan cara mengecek data secara langsung

ke tempat koleksi naskah sesuai dengan informasi yang diungkapkan oleh katalog.

Setelah mendapatkan data yang dimaksud yakni SKM, kemudian dilanjutkan dengan

deskripsi atau identifikasi naskah. Deskripsi naskah ialah uraian ringkasan naskah

secara terperinci. Deskripsi naskah penting untuk mengetahui kondisi naskah dan sejauh

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

18

mana isi mengenai naskah yang diteliti. Emuch Herman Sumantri (1986: 2),

menguraikan bahwa deskripsi naskah merupakan sarana untuk memberikan informasi

atau data mengenai: judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, asal

naskah, keadaan naskah, ukuran naskah, tebal naskah, jumlah baris setiap halaman,

huruf, aksara, tulisan, cara penulisan, bahan naskah, bahasa naskah, bentuk teks, umur

naskah, pengarang atau penyalin, asal-usul naskah, fungsi sosial naskah, serta ikhtisar

teks atau cerita.

d. Ringkasan Isi Naskah

Umumnya naskah ditulis dalam bahasa dan aksara yang sulit dipahami dan

dibaca. Menurut Edi S Ekadjati (1980), ringkasan isi naskah berguna untuk

mempermudah pengenalan isi naskah-naskah yang akan diteliti lebih lanjut.

e. Transliterasi

Translitersi adalah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam proses transliterasi ini sebaiknya peneliti tetap

menjaga kemurnian bahasa dalam naskah, khususnya penulisan kata (Edwar Djamaris,

2006:19). Dalam melakukan transliterasi, perlu diikuti pedoman yang berhubungan

dengan pemisahan dan pengelompokan kata, ejaan, dan pungtuasi. Berdasarkan

pedoman, transliterasi harus memperhatikan ciri-ciri teks asli sepanjang hal itu dapat

dilaksanakan karena penafsiran teks yang bertanggungjawab sangat membantu pembaca

dalam memahami isi teks (Baried, 1994:64) Penyajian bahan transliterasi harus

selengkap-lengkapnya dan sebaik-baiknya, agar mudah dibaca dan dipahami.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

19

Transliterasi dilakukan dengan menyusun kalimat yang jelas disertai tanda-tanda baca

yang teliti, pembagian alinea dan bab untuk memudahkan konsentrasi pikiran, serta

disesuaikan dengan ejaan bahasa yang bersangkutan. Naskah SKM ini banyak

dipengaruhi oleh bahasa Jawa dan bahasa Belanda. Kata-kata yang ditransliterasi ini

disesuaikan dalam Bahasa Jawa dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

f. Kritik Teks

Kata “kritik” berasal dari bahasa Yunani krites yang artinya “seorang hakim”,

krinein berarti “menghakimi”, dan criterion berarti “dasar penghakiman”. Kritik teks

adalah menempatkan tempat pada teks yang sewajarnya, memberikan evaluasi terhadap

teks meneliti atau mengkaji lembaran bacaan naskah, lembaran bacaan yang

mengandung kalimat atau rangkaian kata–kata tertentu (Paul Maas, 1972 dalam

Darusuprapta 1984:20). Kritik teks menurut (Siti Baroroh Baried, 1994: 61) adalah

memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya

yang tepat. Kegiatan kritik teks bertujuan untuk menghasilkan teks yang sedekat-

dekatnya dengan teks aslinya (constitutio textus). Untuk mempermudah di dalam usulan

pembenaran kata atau edisi teks dipakai beberapa tanda untuk membedakan berdasarkan

edisi teks itu dipilih.

@ : menerangkan bahwa edisi teks diambil berdasarkan pertimbangan

konteks isi.

# : menerangkan bahwa edisi teks diambil berdasarkan pertimbangan

linguistik.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

20

g. Suntingan Teks dan Aparat Kritik

Suntingan teks adalah menyajikan teks yang mendekati asli dan bersih dari

kesalahan berdasarkan bukti-bukti yang terdapat dalam naskah yang dikritisi. Aparat

kritik merupakan suatu pertanggungjawaban dalam penelitian naskah yang menyertai

suntingan teks dan merupakan kelengkapan kritik teks. Dalam aparat kritik juga

ditampilkan kelainan bacaan yang merupakan kata-kata atau bacaan salah di dalam

naskah.

h. Terjemahan

Terjemahan adalah pemindahan makna teks sumber ke teks sasaran yang

sepadan dalam hal isi dan gaya bahasanya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

pembaca teks sasaran dalam memahami isi teks dari suatu naskah. Sehingga masyarakat

yang tidak menguasai bahasa naskah aslinya dapat juga menikmati, sehingga naskah itu

lebih tersebar luas (Darusuprapta, 1989:27).

Metode penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan teks SKM ini

sebagian besar menggunakan metode penerjemah Semantis, hal ini dimaksudkan supaya

kandungan isi teks tidak terlalu menyimpang sesudah dilakukan penerjemahan, namun

tidak menutup kemungkinan penerjemahan dilakukan secara bebas. Hal itu dilakukan

ketika penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan semantis sudah tidak dapat lagi

dilakukan. Terjemahan teks SKM didasarkan pada kamus Kamus Bausastra Jawa-

Indonesia jilid I dan II (Prawiroatmojo, 1980), Kamus Baoesastra Djawa

(Poerwadarminta, 1939).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

21

4. Pengertian Magnetisme

Magnetisme artinya kekuatan besi berani atau kekuatan ghaib. Timbulnya

magnetisme pada manusia disebabkan bekerjanya atau bergeraknya electriciteit

kehidupan yang ada pada manusia sehingga tubuh yang memiliki pancaran, merupakan

aliran magnet yang senantiasa bergolak dan mempunyai garis edar sendiri yang dapat

menimbulkan pengaruh kepada orang lain, yang memiliki nilai magnet lemah, A. Hasan

(1981: 1216 dalam Soal Jawab Berbagai Masalah Agama jilid 4).

Magnetisme termasuk bagian dari ilmu ghaib karena pengambilannya dari tiap–tiap

yang halus dan tersembunyi.

Sebagaimana ilmu ghaib yang lain, magnetisme tidak lepas dari tiga pokok :

1. Sehat badan

2. Teguh dan tetap kemauan

3. Bersih dan kuat roh / jiwa

Sumber – sumber tenaga magnetis antara lain:

Unsur yang ada di dalam zat udara yang kita hirup, inti, hawa atau zat magnetik

Menyehatkan badan sampai mencapai top kondisi (kondisi magnetisme) dan

membagun sifat serta jiwa menuju keselarasan.

Memampatkan pikiran dengan konsentrasi atau pemusatan

Gerakan terpadu antara kehendak yang kuat, pikiran beserta daya cipta

Membangun dan memperkokoh keyakinan, kepercayaan, pada diri sendiri tentang

pengusahaan tenaga magnetisme, Soroso Orakas ( 2001 : 6 dalam Belajar Praktek

Magnetisme).

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

22

G. Metode Penelitian

1. Bentuk dan Jenis Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian naskah SKM ini adalah

penelitian filologis yang sesuai dengan cara kerja filologi. Penelitian ini bersifat

deskriptif kualitatif yang artinya melalui pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif,

yaitu mendeskripsikan secara mendalam temuan penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian perpustakaan (library research)

yaitu penelitian yang dilakukan di kamar kerja peneliti atau di ruang perpustakaan.

Dimana peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek telitiannya lewat buku-

buku atau alat-alat audiovisual lainnya (Atar Semi, 1993:8).

2. Data dan Sumber Data

Data adalah yang dihasilkan dari sumber data. Data utama yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teks dan naskah dari naskah SKM .

Sumber data adalah segala sesuatu yang mampu menghasilkan atau memberikan

data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah SKM, teks SKM,

dan katalog yang memuat judul naskah SKM.

3. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti secara langsung terjun ke lapangan untuk mencari naskah–naskah koleksi

koleksi perpustakaan. Setelah yakin naskah SKM adalah obyek yang diteliti, langkah

selanjutnya yaitu membaca katalog di berbagai perpustakaan, untuk mencari naskah

atau teks yang berjudul sama dan berisi cerita yang sama, ternyata naskah SKM tidak

ditemukan di tempat lain dan hanya ada di Perpustakaan Sasanapustaka Kraton

Surakarta Hadiningrat. Berdasarkan data yang diperoleh dari inventarisasi dan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

23

pengecekan naskah tersebut, peneliti menetapkan bahwa naskah SKM sebagai naskah

tunggal. Untuk memudahkan cara kerja filologi, peneliti melakukan penggandaan

gambar naskah SKM yang kebetulan sudah didigitalisasi. Teknik yang digunakan

selanjutnya adalah teknik content analysis atau yang biasa disebut kajian isi. Content

analysis dilakukan dengan cara membuat catatan-catatan dokumen atau arsip yang

diteliti untuk mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang diteliti

(Sutopo,2002:69). Teknik tersebut dimaksudkan agar data yang berupa variant-variant

dan isi pada naskah SKM dapat ditemukan dan dikumpulkan untuk kemudian diolah

dalam analisis data.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dibagi menjadi dua yaitu, teknik analisis data dan teknik

analisis teks. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis interaktif, yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data

dan penarikan simpulan (Sutopo, 2002:97).

Komponen yang pertama, yaitu reduksi data sebagai teknik analisis data.

Reduksi data dilakukan dengan metode penyuntingan naskah tunggal pada naskah SKM,

yaitu dengan metode standar (biasa). Metode standar digunakan apabila isi naskah

dianggap sebagai cerita biasa, bukan cerita yang dianggap suci atau penting dari sudut

agama maupun sejarah, sehingga tidak perlu diperlakukan secara khusus atau istimewa.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi standar ialah mentransliterasikan teks,

membetulkan kesalahan teks, membuat catatan perbaikan/perubahan, memberi

komentar maupun tafsiran, membagi teks dalam beberapa bagian dan menyusun daftar

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

24

kata sukar/glosari (Edwar Djamaris, 2006:28), namun dalam penelitian ini peneliti

hanya sampai pada tahap membagi teks dalam beberapa bagian. Pada bagian reduksi

data juga perlu dibuat isi pokok penting ringkasan isi naskah SKM dalam kalimat yang

pendek dan jelas.

Untuk komponen yang kedua yaitu sajian data dan penarikan kesimpulan

merupakan teknik analisis teks SKM ini.Sajian data disusun dengan pengelompokan

unit sajian berdasarkan kelompok rumusan masalah. Dalam penelitian ini, sajian data

meliputi sajian filologis dan isi. Sajian filologis mencakup deskripsi naskah,

transliterasi, kritik teks, suntingan teks dan aparat kritik, dan terjemahan. Sajian isi

menjabarkan apa yang menjadi masalah, menganalisa lebih dalam dan menafsirkan data

yang adadalam naskah SKM.

Simpulan akhir merupakan jawaban atas tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini. Sajian data yang berupa suntingan teks dari naskah SKM yang bersih dari

kesalahan dan telaah isi yang telah dibahas, dijadikan dasar dalam penarikan

kesimpulan.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang file(fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut ... Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi

25

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi Naskah Sêrat Kawruh Mahnitismê adalah

sebagai berikut:

BAB I

Pendahuluan, bab berisi uraian tentang latar belakang masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian teori yang berisi berisi

uraian tentang pengertian filologi, objek penelitian Filologi, cara kerja Filologi, dan

pengertian mahnitismê.

Metode Penelitian, bab ini berisi uraian tentang bentuk dan jenis penelitian, sumber data

dan data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Sistematika penulisan.

BAB II

Pembahasan, bab ini berisi uraian tentang pembahasan kajian filologis dan pembahasan

kajian isi Naskah SKM.

BAB III

Penutup, bab ini berisi simpulan dan saran. Pada bagian akhir dicantumkan daftar

pustaka dan lampiran Naskah SKM.