Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

18
PETUNJUK UMUM PRAKTIKUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN Medical Sciences

description

modul sel dan gen

Transcript of Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

Page 1: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

PETUNJUK UMUM PRAKTIKUM FISIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

MedicalSciences

Page 2: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

0

Page 3: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

P E T U N J U K U M U M

Dalam latihan yang menggunakan binatang percobaan, percobaan tidak selalu memberi hasil yang tetap. Namun demikian, mahasiswa harus memusatkan seluruh perhatiannya pada latihan yang sedang dilakukan. Ingatlah bahwa perbedaan hasil adalah biasa di dalam ilmu hayat (biologi). Sesuatu hasil yang tak terduga memang sering terjadi, mengingat cara-cara menyiapkan binatang percobaan dan teknik percobaan yang tidak mungkin sama. Oleh karena itu, hendaklah diperhatikan pencatatan dan hasil pengamatan percobaan yang dilakukan oleh kelompok lain jika hendak menarik suatu kesimpulan.

Selanjutnya akan diberikan petunjuk umum mengenai hal yang sering digunakan di dalam latihan, yaitu:I. Larutan garam faalII. PeralatanIII. Cara membuat sediaan otot-saraf dan otot

I. LARUTAN GARAM FAAL

Cairan jaringan mutlak diperlukan untuk kehidupan sel tubuh. Dalam cairan ini terjadi pertukaran zat makanan dan oksigen dengan metabolit dan karbondioksida.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa syarat utama untuk memelihara kelangsungan hidup jaringan yang dikeluarkan dari tubuh ialah adanya pengganti cairan yang mengandung kation yang sama, seperti yang terdapat di dalam plasma atau cairan jaringan dengan kadar yang kira-kira sama seperti di dalam tubuh. Faktor anion tidak begitu penting, sedangkan kadar ion hidrogen diusahakan sama dengan kadar di dalam darah.

Dalam latihan Ilmu Faal, sebagai pengganti cairan jaringan digunakan larutan garam faal. Jenis larutan yang termasuk larutan garam faal antara lain ialah:

- larutan 0,9 % NaCl- larutan Ringer- larutan Tyrode

Susunan zat yang terdapat dalam larutan tersebut dapat dilihat pada daftar berikut ini:

0.9 % NaCl Ringer Locke Tyrode

Air 100.0 ml 100.0 ml 100.0 ml 100.0 mlNaCl 0.9 g 0.65 g 0.9 g 0.9 gKCl - 0.014 g 0.042 g 0.02 gCaCl2 0.012 g 0.024 g 0.02 gNaHCO3 - 0.02 g 0.01-0.03 g 0.1 gNaH2PO4 - 0.001 g - 0.005 gMgCl2 - - - 0.01 gGlukosa - 0.2 g 0.1-0.25 g 0.1 g

Diambil dari buku: Housay, Human Physiology, 1st ed. 1951; 86

1

Page 4: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

Untuk binatang berdarah dingin (poikiloterm), misalnya kodok, katak dan kura-kura, digunakan larutan Ringer. Untuk binatang berdarah panas (homoioterm), misalnya kucing, anjing, kera dan sebagainya digunakan larutan 0,9 % NaCl, larutan Locke atau larutan Tyrode.

II. PERALATAN

Dalam semua latihan, alat-alat yang digunakan harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum mulai bekerja. Alat-alat tersebut diantaranya ialah:

1. Alat operasi2. Kimograf dan perlengkapannya (Gambar PU-1.)3. Berbagai jenis alat pencatat (Gambar PU-2.)4. Alat perangsang dengan perlengkapannya

A L A T O P E R A S I

Alat operasi yang sering digunakan dalam latihan ilmu faal ialah:1. Gunting lancip-lancip/lancip-tumpul/tumpul-tumpul.

Gunting digunakan untuk menggunting kulit dan tulang serta membuat lubang pada pembuluh darah dan kadang-kadang untuk menggunting otot/saraf. Gunting tumpul-tumpul dapat digunakan untuk memisahkan jaringan secara tumpul.

2. Skalpel (pisau), biasanya digunakan pada permulaan operasi untuk menyayat kulit.3. Pinset anatomi, digunakan untuk memegang jaringan tanpa melukai/merusak.4. Pinset bedah, digunakan untuk memegang secara erat kulit dan tulang.5. Pinset iris, digunakan untuk menjepit sayatan yang dibuat pada dinding pembuluh

pada waktu memasukkan kateter ke dalam pembuluh itu.6. Klem arteri mosquito bengkok, digunakan untuk membebaskan secara tumpul

pembuluh darah/saraf dari jaringan sekitarnya atau untuk menjepit pembuluh darah pada perdarahan. Membebaskan secara tumpul ialah membebaskan obyek dari jaringan sekitarnya, tanpa menimbulkan perdarahan dan kerusakan obyek. Caranya ialah dengan meregang-regangkan kedua ujung klem arteri yang ditempatkan di antara obyek dan jaringan sekitarnya.

7. Klem buldog, digunakan untuk menjepit pembuluh darah dan cukup kuat untuk menghentikan aliran darah tanpa merusak pembuluh darah. Alat ini diperlukan pada waktu memasang kanula carotis untuk pengukuran/pencatatan tekanan darah secara langsung.

K I M O G R A F

Kimograf ialah sebuah alat untuk mencatat gerakan, misalnya kerutan otot, denyut jantung dan sebagainya. Anda harus melatih diri untuk menggunakan kimograf beserta perlengkapannya dengan baik. Langkah yang dilakukan adalah:

1. Periksa apakah kimograf dapat bekerja dengan baik.a. Putar pegas kimograf secukupnya.b. Lepaskan kait (kunci) tromol untuk melihat apakah tromol dapat berputar dengan

baik.2. Atur kecepatan putar tromol.

a. Pasang kipas no. 1, 2, 3, atau 4.b. Jika perlu, angkat/turunkan tombol.

3. Asapi kertas kimograf secukupnya, sehingga dapat digunakan untuk membuat pencatatan yang jelas.

4. Pasang pencatat yang diperlukan pada statif. Perhatikan pencatat dan kertasnya:

2

Page 5: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

a. Ujung pencatat harus dapat bergerak bebas dengan tekanan sedang pada kertas kimograf.

b. Semua ujung pencatat sedapat-dapatnya terletak dalam satu garis vertikal (bila digunakan lebih dari 1 pencatat). Bila ujung-ujung pencatat tidak terletak dalam satu garis vertikal, maka pencatatan harus dimulai dengan menetapkan lebih dahulu titik-titik serentak (sinkron). Titik sinkron ini perlu ditetapkan untuk mengetahui hubungan waktu dengan tepat.

5. Mulai pencatatan pada garis sambungan kertas, terlebih dahulu dimulai pada bagian bawah kertas.

6. Setelah pencatatan selesai dan sebelum kertas dilepaskan dari tromol, beri catatan pada kertas kimograf (menggunakan penusuk katak) sbb:- tanggal- nomor latihan- golongan meja/regu kerja- hal-hal lain yang diperlukan

7. Lepaskan kertas dari tromol dan fiksasikan dalam larutan fiksasi (pernis) yang telah disediakan.

3

Page 6: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

Gambar PU-1. Kimograf

4

Page 7: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

A L A T P E N C A T A T

1. Sinyal magnit. Pencatat ini dapat digunakan sebagai:- Pencatat waktu , bila dihubungkan dengan stop kontak "WAKTU" yang terdapat di sisi

meja praktikum.- Pencatat tanda , bila dihubungkan dengan stimulator induksi (Gambar PU-3.) pada

tempat yang bertanda MAG.2. Pencatat otot3. Pencatat jantung4. Pencatat usus5. Pencatat tekanan darah6. dan lain-lain

A L A T P E R A N G S A N G

Untuk memberikan rangsang dalam pelbagai latihan, digunakan berbagai alat perangsang, yang terdiri atas:

1. Simulator induksi Alat ini berbentuk sebuah kotak hitam yang pada permukaan atasnya terdapat: a. Dua pasang lubang kontak:

- Sepasang "STIM" untuk elektroda perangsang.- Sepasang "MAG" untuk sinyal magnet.

b. Sebuah skakelar yang dapat digerakkan ke depan atau ke belakang, bergantung kepada rangsang yang hendak diberikan:- Rangsang faradik ("multiple"): skakelar digerakkan ke depan.- Rangsang tunggal ("single"): skakelar digerakkan ke belakang.- Rangsang tunggal tutup: skakelar ditarik ke belakang dan ditahan pada posisi

tersebut.- Rangsang tunggal buka: skakelar yang sebelumnya telah ditarik ke belakang,

dilepaskan.c. Dua tombol pengatur voltase:

- Tombol di belakang: menghidupkan/mematikan alat dan mengatur voltase secara kasar.

- Tombol di depan: mengatur voltase secara halus.Agar dapat digunakan, stimulator induksi harus dihubungkan dengan sumber listrik yang terdapat di sisi meja praktikum dengan tanda "STIMULATOR".

2. Elektroda perangsangAlat ini terdiri dari sebuah gagang dengan 2 buah ujung logam yang berfungsi sebagai elektroda perangsang. Jangan sekali-kali mengubah jarak antara kedua ujung logam tersebut. Untuk menggunakannya, kabel elektroda dihubungkan dengan tempat yang bertanda "STIM" pada stimulator induksi.

5

Page 8: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

Gambar PU-2. Alat Pencatat

6

Page 9: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

Gambar PU-3. Stimulator Induksi

7

Page 10: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

III. MEMBUAT SEDIAAN OTOT SARAF DAN OTOT

Dalam beberapa latihan Ilmu Faal digunakan sediaan otot-saraf atau sediaan otot yang diperoleh dari kodok air (Rana) atau katak tanah (Bufo).

M E M A T I K A N K O D O K A T A U K A T A K

1. Pelajari dengan seksama letak foramen occipitale magnum pada sebuah rangka yang disediakan.

2. Setelah itu, katak digenggam dalam tangan kiri, sehingga bagian antara kepala dan punggung kodok/katak terletak di antara ibu jari dan jari telunjuk.

3. Antefleksikan kepala katak, kemudian dengan penusuk katak, tusuk di garis median, di antara tulang belakang kepala dan atlas ke dalam medulla oblongata melalui foramen occipitale magnum dengan menembus kulit dan lapisan-lapisan jaringan lainnya.

4. Tusuk terus sehingga masuk ke dalam ruang kepala, kemudian korek-korek otak ke kiri dan ke kanan sampai rusak.

5. Tarik penusuk dari otak, dan tusuk ke dalam canalis vertebralis sampai kurang lebih setengah panjang kanalis tersebut.

6. Dengan demikian otak dan sumsum tulang belakang telah dirusak.

P-PU.1. Bagaimana dapat diketahui bahwa otak dan sumsum tulang belakang telah rusak?

P-PU.4. Bagaimana cara membuktikan bahwa otak dan sumsum tulang belakang telah rusak?

P-PU.5. Apa yang dimaksud dengan rangsang nosiseptif?

7. Bila langkah #6 telah tercapai dengan sempurna, pembuatan sediaan otot/otot saraf dapat dimulai.

M E M B U A T S E D I A A N O T O T - S A R A F

Panduan ini adalah untuk mendapatkan m. gastrocnemius yang masih berhubungan utuh dengan n. ischiadicus.

1. Sematkan dengan jarum pentul keempat kaki katak yang baru dimatikan di papan fiksasi dengan punggungnya menghadap ke atas.

2. Angkatlah kulit beserta tonjolan os coccygis dengan pinset bedah, kemudian guntinglah kulit di bawah os coccygis sampai os coccygis dan sakrum bebas (Gambar PU-4., lapisan I). Kemudian, guntinglah sekaligus os coccygis dan sakrum yang kini telah terangkat, sampai terlihat pangkal n. ischiadicus yang berasal dari pleksus lumbosakralis sebagai serat putih yang mengkilat.

3. Ikat salah satu n. ischiadicus dengan sepotong benang sedekat-dekatnya dengan tulang belakang.

P-PU.6. Bagaimana dapat diketahui bahwa yang diikat tersebut adalah n. ischiadicus?

4. Gunting pangkal n. ischiadicus tersebut di antara ikatan benang dan tulang belakang.5. Gunakan benang tersebut sebagai pemegang saraf pada waktu membebaskan n.

ischiadicus dari jaringan sekitarnya.

8

Page 11: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

6. Jika yang dibebaskan n. ischiadicus kanan, maka kulit di seluruh tungkai kanan dilepaskan dengan gunting dan pinset sehingga semua otot-otot terbuka, termasuk juga m. gastrocnemius.

7. Singkaplah ke tepi otot-otot berikut ini: (Gambar PU-4., lapisan II)- Di atas lekuk lutut: m. biseps dan m. semimembranosus- Lebih ke atas: m. biseps dan m. piriformis

8. Bebaskan n. ischiadicus secara tumpul (lihat langkah #6) dari jaringan sekitarnya sampai ke m. gastrocnemius. Pada waktu dibebaskan, n. ischiadicus sama sekali tidak boleh terjepit, tertarik atau tergunting. Jika hal ini terjadi, sudah pasti percobaan akan gagal. Cabang-cabang saraf ke otot-otot tungkai kanan atas harus dipotong, tetapi jangan sampai merusak n. ischiadicusnya.

9. Setelah n. ischiadicus tersebut bebas dari jaringan sekitarnya, letakkan untuk sementara saraf tersebut di atas m. gastrocnemius supaya tidak menjadi kering.

10. Bebaskan m. gastrocnemius secara tumpul dari jaringan sekitarnya. Potong tendo Achilles sejauh-jauhnya dari perut m. gastrocnemius, supaya pada otot masih terdapat tendo Achilles yang cukup panjang.

11. Potong tibia tepat di bawah sendi lutut.12. Bebaskan femur dari otot sekitarnya, kecuali origo m. gastrocnemius.13. Potong femur dekat sendi lutut. Sekarang kita peroleh sediaan otot saraf yang terdiri

dari sendi lutut, m. gastrocnemius, tendo Achilles dan n. ischiadicus.14. Selama mengerjakan pembuatan sediaan otot-saraf, jagalah agar jaringan yang

terbuka jangan menjadi kering dengan setiap kali membasahinya dengan larutan Ringer.

P-PU.8. Mengapa jaringan otot katak harus selalu dibasahi dengan larutan Ringer? Dapatkah digunakan larutan yang lain?

M E M B U A T S E D I A A N O T O T

Cara membuat sediaan otot sama dengan cara membuat sediaan otot saraf, hanya pada pembuatan otot, pembebasan n. ischiadicus (langkah #2-5, 8, dan 9) tidak perlu dikerjakan, sehingga sediaan otot hanya teridir atas femur, m. gastrocnemius, dan tendo Achilles.

9

Page 12: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

Lapisan I Lapisan II

Gambar PU-4. Anatomi Punggung dan Kaki Belakang Kodok/Katak

10

Page 13: Petunjuk Umum Praktikum Ilmu Faal

J A W A B A N P E R T A N Y A A N

P-PU.1. Menghilangnya refleks-refleks yang berpusat di otak.

P-PU.2. Komponen apa yang harus terdapat pada refleks?

P-PU.2. Dalam suatu refleks harus ada:

rangsang lengkung refleks jawaban

Lengkung refleks:

reseptor aferen pusat eferen efektor

P-PU.3. Bagaimana bentuk jawaban pada refleks kornea? Sebutkan serat saraf yang menghantar impuls pada refleks kornea.

P-PU.3. ………The wink or the corneal reflex is of importance in administering anesthetics, for it is practically the last reflex to disappear in anesthesia. The stimulus for the wink reflex may be contact of the eye with a foreign body, the motion of an object toward the eye, irritation in the nasal mucosa leading to sneezing, etc. It is generally considered that the central part of the cornea is sensitive to pain only and not to touch; and since histological examination of the cornea shows that the only possible sense organs present are free nerve terminations of the ophthalmic branch of the fifth nerve, this has been considered evidence that the sense organs for pain are free nerve terminations. The periphery of the cornea is sensitive to cold, and the distribution of cold spots is found to correspond with the distribution of Krause’s end bulbs. ………………It is found that the upper lid moves inward as well as toward the lower lid. At the same time there is a very rapid movement of the eyeball upward and inward. The amount of movement is of the order of 10 to 15 degrees on the arc of vision. This opposing telescoping action of lid and eyeball obviously results in a more prompt protective covering of the cornea…………. Ph.Bard, Med. physiol. ed. 10 hal 1259, 1956.

P-PU.4. 1. Membuktikan kerusakan otak:- Merangsang kornea kedua mata dengan benang/kapas. Bila otak telah rusak, mata

tidak berkedip, yang berarti refleks kornea negatif.2. Membuktikan kerusakan sumsum tulang belakang:

- Menggerakkan keempat ekstremitas secara pasif. Pada kerusakan sumsum tulang belakang, ekstremitas lemas karena tonus otot rangka hilang.

- Memberikan rangsang nosiseptif dengan cara mencubit jari keempat ekstremitas dengan pinset. Pada kerusakan sumsum tulang belakang, tidak timbul fleksi (withdrawal reflex negatif).

P-PU.5. Lihat WF Ganong: Review of Medical Physiology edisi ke 22 tahun 2005 Bab 6 mengenai Importance of the Withdrawal Reflex, hal 135.

P-PU.6. Otot tungkai belakang yang bersangkutan tampak mengerut pada saat pengikatan.

P-PU.7. Apa sebab otot tungkai belakang yang bersangkutan tampak mengerut pada saat pengikatan?

P-PU.7. Oleh karena pengikatan merupakan rangsang mekanis.

P-PU.8. Untuk mempertahankan kehidupan jaringan, diperlukan cairan yang sesuai dengan cairan ekstrasel.Ya, larutan 0,9 % NaCl.

11