Petunjuk Praktikum Orchidologi

99

Click here to load reader

description

pedoman praktikum tentang anggrek anggrekan yang ada.

Transcript of Petunjuk Praktikum Orchidologi

PETUNJUK PRAKTIKUM

ORCHIDOLOGI

(BI 322)

Oleh :.

Dra. Kamsinah, MP.

Dr. Murni Dwiati, M.Si.

Dra. Wiwik Herawati, M.Sc.

UNIFERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2015

KATA PENGANTAR

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa Buku Petunjuk Praktikum Orkhidologi ini dapat diselesaikan dengan biaya DIPA Fakultas Biologi UNSOED Tahun Anggaran 2009, dengan nomor kontrak : 830/H 23.5. FB/DT/2009.

Petunjuk Praktikum Orkhidologi ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan praktikum dan penyelenggaraan Program studi S-1 Biologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Tujuan penyusunan Buku Petunjuk Praktikum ini untuk memberikan informasi dan sekaligus sebagai pedoman bagi mahasiswa serta instruktur praktikum atau siapa saja yang ikut terlibat dalam kegiatan praktikum Orkhidologi.

Dalam Petunjuk Praktikum ini terdapat 5 (lima) acara praktikum sebagai penunjang dalam meningkatkan pemahaman, ketrampilan, serta motivasi mahasiswa dalam mempelajari Orkhidologi. Melalui kegiatan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menerapkan berbagai konsep dasar (morfologi) organ vegetatif dan organ generatif anggrek,, cara memperbanyak tanaman anggrek secara vegetatif (konvensiaonal) maupun melalui kultur in vitro,mampu menyilangan anggrek untuk mendapatkan varietas baru, mampu membuat bibit anggrek botolan dan mengaklimatisasikan anggrek yang baru keluar dari botol, serta mampu menerapkannya dalan usaha/wiraswata tanaman hias kususnya tanaman anggrek.

Dengan Buku Petunjuk Praktikum ini diharapakn kegiatan praktikum dapat berjalan lancar dan terarah, sehingga tujuan atau target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Kami sadar bawa dalam penyusunan Buku Petunjuk Praktikum ini masih terdapat kekurangan disana-sini, sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaannya sangat kami harapkan.

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

I. PENDAHULUAN1

II. TUJUAN DAN MANFAAT PETUNJUK PRAKTIKUM2

III. ISI PETUNJUK PRAKTIKUM3

Acara praktikum 1 : Morfologi Anggrek3

Acara praktikum 2 : Penyilangan Anggrek27

Acara praktikum 3 : Perbanyakan Vegetatif32

Acara praktikum 4 : Kultur In Vitro Anggrek41

Acara praktikum 5 : Aklimatisasi Anggrek58

DAFTAR PUSTAKA66

I. PENDAHULUAN

Sebagai mata kuliah pilihan (MKP) pada program studi Strata Satu Biologi, mata kuliah Orkhidologi harus dipahami secara mendalam bagi lulusan program Studi Strata Satu Biologi yang berbasis kompetensi, serta mempunyai ketrampilan yang memadai untuk dapat menerapkannya.

Mata kuliah Orkhidologi yang mempunyai beban kredit 3 SKS, terdiri dari 2 SKS kuliah dan 1 SKS Praktikum. Tujuan instruksional umum (kompetensi) dari mata kuliah Orkhidologi adalah ; Mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran Orkhidologi selama satu semester, dapat menguraikan sifat-sifat pertumbuhan, habitat, dan cara pengembangbiakan anggrek, sehingga dapat membudidayakan dan memperbanyak anggrek untuk pelestarian, terutama spesies indigen, bisnis maupun pengembangan hibrida baru.

Untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar, serta ketrampilan mahasiswa dengan ketersedian Petunjuk Praktikum yang tersusun rapi akan sangat membantu pemahaman mahasiswa terhadap teori-teori yang mendasari kegiatan praktikum tersebut dan meningkatkan kemampuan psikomotorik mahasiswa dalam melaksanakan praktikum.

Secara umum Petunjuk Praktikum ini memberikan bekal pemahaman teori dasar dan kegiatan psikomotorik mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan psikomotorik yang akan dilaksanakan , serta mengerti dengan pasti sasaran belajar yang ingin dicapai dalam kegiatan praktikum pada masing-masing acara praktikum.

II. TUJUAN DAN MANFAAT PETUNJUK PRAKTIKUM

Petunjuk Praktikum disusun dengan tujuan:

1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap sifat-sifat umum Anggrek, baik ditinjau dari organ vegetatif maupun organ generatif.

2. Meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam menyilangkan Anggrek dan menentukan buah Anggrek yang siap ditanam bijinya.

3. Meningkatkan ketrampilan perbanyakan Anggrek secara konvensional melalui organ vegetatif dan kultur in vitro organ vegetatif maupun generatif Anggrek.

4. Meningkatkan ketrampilan aklimataisasi bibit Anggrek hasil kultur in vitro.

5. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi dan menyimpulkan hasil kerja agar penerapannya tidak terjadi kesalahan.

Manfaat Petunjuk Praktiukum adalah:

1. Mempersiapkan mahasiswa untuk lebih dahulu mengenal materi dan tujuan instruksional khusus yang akan dipraktekkan.

2. Menyediakan pedoman pelaksanaan praktikum yang terarah dan terorganisasi, baik bagi mahasiswa maupun asisten ( instruktur) praktikum.

Petunjuk Praktikum Orkhidologi ini mencakup 5 (lima) acara kegiatan praktikum yang disusun berdasarkan ranah tingkat pengetahuan mahasiswa dalam menunjang kegiatan belajar mengajar yang disajikan dalam perkuliahan.

Acara Praktikum yang dilaksanakan meliputi :

Acara I: Morfologi Anggrek

Acara II : Penyilangan Anggrek.

Acara III : Perbanyakan Vegetatif Anggrek.

Acara IV : Kultur In vitro Anggrek meliputi Kultur Embrio (Seed culture) dan Kultur Jaringan (Tissue culture)

Acara V : Aklimatisasi Anggrek

III. ISI PETUNJUK PRAKTIKUM

Acara Praktikum 1 : MORFOLOGI ANGGREK

PENDAHULUAN

Morfologi Organ Vegetatif Anggrek

Orkhidologi adalah ilmu tentang tumbuhan yang termasuk dalam Familia Orchidaceae (Anggrek-anggrekan). Untuk membedakan antara anggrek dengan tumbuhan lain dapat dilihat dari sifat-sifat yang khas pada organ vegetatif, yaitu akar, batang, dan daun maupun organ generatif, yaitu bunga, buah, dan bijinya.

Tujuan/Kompetensi :

Setelah menyelesaikan acara praktikum morfologi organ vegetatif yang meliputi akar, batang, dan daun, praktikan dapat membedakan akar, batang, dan daun anggrek yang berkaitan dengan cara hidupnya, yaitu anggrek tanah (terestrial) dan anggrek epifit.

Teori :

A. Akar

Akar anggrek berhubungan erat dengan cara hidupnya.

a. Anggrek tanah (terestrial)

Anggrek tanah memiliki akar yang berbeda dengan akar anggrek epifit maupun akar anggrek saprofit. Akar anggrek tanah mempunyai rambut akar yang panjang dan rapat, sehingga memungkinkan tumbuhan mengambil air dan zat organik dari dalam tanah.

b. Anggrek epifit.

Anggrek epifit mempunyai akar yang dapat menempel pada batang atau dahan tumbuhan lain maupun substrat yang ditempelinya. Bagian akar yang menempel agak datar, mengikuti bentuk permukaan yang ditempeli. Rambut akarnya pendek-pendek, begian akar yang tidak menempel gundul, tidak berambut akar. Akar tersebut bersifat dorsiventral, yaitu akar yang dapat dibedakan bagian perut (yang nempel) dan bagian punggung/dorsal yang terkena sinar matahari, cerah dan gundul, mempunyai vilamen dan mikorisa di bawah sel-sel epidermisnya.

Pada anggrek juga ada akar yang membesar menjadi umbi akar atau menjadi akar yang sukulen atau berdaging, bahkan ada yang berbentuk seperti batu karang atau koral dan disebut akar karang, tetapi jarang ditemukan. Akar yang pipih kehijauan dan dapat berfungsi untuk asimilasi disebut akar asimilasi contohnya pada Taeniophylllum sp.

1. Akar Anggrek Tanah (Terestris)

Gambar 1 : A. Akar berambut pada Paphiopedilum glaucophyllum J.J.S.

B. Penampang melintang akar Platanthera sasannae Lindl.

2. Akar Anggrek Epifit

Gambar 2 : A. Akar udara Vanda

B. Penampang melintang akar Phalaenopsis amabilis (L) Bl yang tidak melekat.

C. Dorsiventralis pada akar Phalaenopsis amabilis yang melekat

3. Akar Berdaging dan Akar Karang

A B

Gambar 3 : A. Akar berdaging pada anggrek Geleola javanica (Bl.) B et Hl.

B.Akar karang pada anggrek Coralliorhiza innata Rich.

C. Batang

Anggrek memiliki dua macam cara pertumbuhan batang yaitu batang monopodiaL dan simpodial.

Batang Monopodial.

Batang monopodial memiliki pertumbuhan yang tidak terbatas, ujungnya terus tumbuh memanjang dibagian batang utama.

Contoh : Arachnis, Vanda, Phalaenopsis dan lain-lainnya.

Gambar 4 : A. Cara pertumbuhan batang monopodial, skematis

B. Anggrek Renanthera berbatang monopodial

C. Anggrek Vanda berbatang monopodial

Batang Simpodial

Batang simpodial pertumbuhannya terbatas, cabang yang tumbuh di sampingnya sama besar, sehingga tidak jelas batang utamanya. Batang simpodial seringkali membesar seperti umbi atau bulbus, sehingga disebut pseudobulbus yang berfungsi untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Pseudobulbus yang terdiri atas satu ruas saja disebut heteroblastik, contohnya pada Bulbophyllum. Pseudobulbus yang terdiri atas dua ruas atau lebih disebut homoblastik. Contohnya pada Dendrobium. Batang yang tumbuhnya merayap hirizontal di atas tanah atau di dalam tanah, beruas-ruas disebut rhizoma, contohnya pada beberapa Bulbophyllum.

Gambar 5 : A. Cara pertumbuhan batang simpodial, skematis

B. Anggrek Cattleya berbatang simpodial

C. Anggrek Coelogyne berbatang simpodial

C

Gambar 6 : A. Pseudobulb yang heteroblastik pada Bulbophyllu

B. Rhizoma

C.Pseudobulb yang homoblastik pada Dendrobium lamellatum (Bl.) Lindl.

D. Daun

Daun anggrek sangat bervariasi antara lain :

1. Daun berupa sisik

Anggrek saprofit tidak mempunyai helaian daun yang berkhlorofil (berwarna hijau), daunnya berupa sisik-sisik yang tidak berkhlorofil, sehingga tidak dapat berfotosintesis. Biasanya daun berwarna putih tulang kecoklatan seperti warna jamur, contohnya pada Didymoplexis sp. , atau daunnya berwarna putih kehijauan seperti pada Taeniophyllum sp.

2. Daun berlipat-lipat.

Pada anggrek tanah/terestris biasanya mempunyai daun daun yang lebar, tipis dan berlipat-lipat membujur sejajar dengan tulang daunnya.

Contoh : Spatoglottis, Phaius dan lain-lain.

3. Daun bertunggangan.

Daun bertunggangan letaknya berderet dalam dua baris yang berhadapan, berseling, rapat, bagian pangkal helaian daun bebas, menghimpit batang atau bagian pangkal daun di atasnya, sedangkan bagian atas helaian daunnya belahan yang satu bersatu dengan belahan yang lain (Oberomia).

4. Daun silindris

Daun berbentuk silindris terdapat pada Vanda hokeriana.

5. Daun bentuk talang

Daun relatif panjang, pada tulang daun belahan helaian daun kiri dan kanan membentuk sudut, sehingga daun berbentuk talang. Contohnya pada beberapa Vanda, Aerides.

6. Daun bentuk sendok

Helaian daun bentuk sendok, relatif datar, terdapat pada Cattleya, Bulbophyllum.

7. Daun bentuk garis

Daun dengan helaian relatif panjang tetapi sempit, sehingga bentuknya seperti garis. Contoh : Thelymitra.

8. Daun bentuk pita

Daun memanjang, lebar daun labih besar dari daun bentuk garis.

9. Daun bentuk ginjal

Daun berbentuk seperti ginjal (jarang ditemukan). Contoh : Nervillia.

10. Daun seperti kulit

Daun anggrek yang keluar, ulet dan keras,tidak lunak. Contoh : Vanda, Rynchostylis.

ABC

Gambar 7 : A. Daun berupa sisik pada Taeniophyllum

B. Daun berlipat-lipat membujur pada Spatoglottis

C. Daun bertungganggan pada Oberomia

ABC D

Gambar 8 : A. Daun bentuk sendok pada Cattleya

B. Daun silindris pada Vanda hookeriana

C. Daun bentuk talang pada Vanda daun

D. Daun bentuk garis pada Thelymitra

Gambar 9. A. Daun berbentuk ginjal pada Nervilia crispate(BL) Schltr.

B. Nervilia dengan bunga saja.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi morfologi organ vagetatif anggrek, silahkan mengerjakan latihat berikut ini :

1. Apa perbedaan antara akar anggrek tanah dengan akar anggrek epifit? Jelaskan!

2. Apa yang dimaksud dengan akar bersifat dorsiventral'?

3. Sebutkan cara pertumbuhan batang anggrek! Jelaskan!

4. Apa yang dimaksud dengan pseudobulbus dan apa fungsinya ?

5. Sebutkan 5 (lima) macam bentuk daun anggrek yang anda ketahui!

Petunjuk Jawaban

1. Lihat kembali teori tentang akar anggrek tanah dan anggrek epifit.

2. Akar bersifat dorsiventral adalah akar pada anggrek epifit yang menempel pada substrat, di mana bagian yang menempel agak datar, berambut pendek-pendek berfungsi untuk menyerap makanan, disebut ventral/perut, sedangkan bagian yang tidak menempel bagian dorsal/punggung,berwarna cerah dan gundul, bentuknya membulat.

3. Lihat kembali teori tentang cara pertumbuhan batang anggrek.

4. Pseudobulbus atau umbi semu, adalah batang anggrek simpodial yang membesar atau menggelembung, sukulen, yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan air. Ada yang terdiridari satu ruas, ada yang terdiri dari banyak ruas.

5. Lihat kembali teori tentang macam-macam bentuk daun anggrek.

Rangkuman

Akar anggrek tanah memiliki rambut akar yang panjang-panjang.

Akar anggek epifit bersifat dorsiventral, rambut akar pada bagian yang menempel pendek-pendek, sedangkan bagian yang tidak menempel gundul.

Akar anggrek juga ada yang membesar seperti umbi, sukulen/berdaging atau berbentuk seperti batu karang, tetapi jarang dijumpai

Batang anggrek memiliki 2 macam pertumbuhan, yaitu batang monopodial dan batang simpodial.

Batang simpodial seringkali membesar, sukulen berungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan air, disebut pseudobulbus.

Pseudobulbus ada terdiri atas satu ruas saja disebut heteroblastik, sedangkan yeng terdiridari atas dua ruas atau lebih disebut homoblastik.

Daun anggrek sangat bervariasi. Anggrek tanah biasanya berdaun sangat tipis dan berlipat-lipat. Anggrek epifit biasanya berdaun tebal, berdaging/sukulen, sehingga berfungsi juga untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Anggrek saprofit daunnya berupa sisik-sisik yang tidak berklorofil. Bentuk daun ada yang seprti ginjal, pita, garis, sendok, talang dan silindris.

Pelaksanaan Praktikum

Alat, Bahan dan Cara Kerja.

Alat : - buku gambar

- pensil

- loupe

Bahan : - Anggrek tanah : Spatoglottis atau Phaius.

- Anggrek epifit : Dendrobium, Bulbophyllum, Phalaenopsis

Cara Kerja :

Ambil anggrek tanah Spatoglottis atau Phaius . Gambar akarnya, perhatikan rambut-rambut akarnya yang panjang. Perjelas pengamatan anda dengan menggunakan loupe.

Ambil anggrek epifit (salah satu). Gambar akarnya, perhatikan bagian akar yang menempel pada substrat, perhatikan bentuknya yang dorsiventral. Amati rambut-rambut akar yang pendek dengan menggunkan luope.

Ambil anggrek tanah Spatoglottis atau Phaius, perhatikan cara pertumbuhan batangnya. Gambar batang beserta daunya, perhatikan bentuk daunnya..

Ambil anggrek epifit Dendrobium, Bulbophyllum dan Phalaenopsis. Gambar batang beserta daunnya. Perhatikan cara tumbuh, pseudobulbus (kalau ada) dan bentuk daun dari ke tiga genus anggrek tersebut, tunjukkan perbedaannya.

Catatan : Semua gambar dilengkapi dengan keterangan !

B. MORFOLOGI ORGAN GENERATIF

PENDAHULUAN

Organ generatif (bunga, buah, dan biji) anggrek sangat khas, mudah dibedakan dengan organ generatif tumbuhan lain. Meskipun anggrek umumnya dapat diperbanyak atau memperbanyak diri dengan organ vegetatif, tetapi organ generatif sangat penting untuk menghasilkan jenis-jenis baru melalui penyilangan. Tanaman anggrek memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi, terutama karena bunganya. Bunga anggrek sangat bervariasi, baik bentuk, ukuran, warna dan kriterianya.

Tujuan/Kompetensi :

Setelah menyelesaikan acara praktikum morfologi organ generatif (bunga, buah, dan biji) anggrek praktikan dapat membedakan dan menyebutkan bagian-bagian bunga anggrek; mengetahui bentuk buah anggrek beserta bijinya.

Teori

A. Bunga Anggrek

Bunga anggrek pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian utama, yaitu daun kelopak (sepala); mahkota (petala) dan gymnostemium.

a. Daun kelopak (sepala)

Bunga anggrek umumnya mempunyai tiga buah sepalum atau daun kelopak. Satu buah di bagian punggung (atas), dinamakan kelopak punggung atau sepalum dorsal, sedangkan dua lainnya di samping kiri dan kanan dinamakan daun kelopak samping atau sepala lateralia.

Pada bunga anggrek daun kelopak mempunyai ukuran dan warna yang sama atau hampir sama dengan daun mohkota, sehingga merupakan bagian bunga yang menarik dan menyempurnakan keindahan bunga anggrek.

b. Daun mahkota (patala)

Seperti halnya tumbuhan monokotil, jumlah petala biasanya tiga buah. Pada bunga anggrek petala hanya berjumlah dua buah yang letaknya berseling dengan sepala. Petalum ketiga telah berubah menjadi labelum atau bibir, tetapi dengan salah kaprah di kalangan penganggrek dinamakan lidah. Bentuk labelum sangat bervariasi tergantung jenisnya, ada yang berbentuk seperti kantong, seperti sepatu pantofel atau bertaju/berlobus 2 atau 3 dengan berbagai variasi.

c. Gymnostemium

Gymnostemium berasal dari kata gynaecium atau putik dan stemona/stamen atau benangsari. Jadi gynostemium merupakan persatuan antara putik (tepatnya tangkai putik bersatu dengan benang sarinya menjadi sebuah organ).

Gambar 9 : 1. daun kelopak punggung (sepalum dorsale

2. daun mahkota (petalum)

3. daun kelopak samping (sepalum lateralia)

4. bibir (labelum)

5. gymnostemium

Gynostemium merupakan bagian bunga yang sangat penting, karena berfungsi untuk perbanyakan atau reproduksi secara generatif. Oleh karena itu perlu diketahui bagian-bagiannya.

Bagian-bagian gynostemium yang penting :

1. Tiang

Bagian gynostemium di bawah anthera dan atau stigma sampai dasar bunga (reseptakulum).

2. Kepala putik, lubang putik (stigma).

Stigma pada anggrek ada yang berbentuk seperti kepala atau cap-shape, ada yang berupa lubang saja, sehingga sering disebut lubang stigma.

3. Kepala sari (anthera).

Kepala sari pada anggrek terdapat di atas stigma, pada ujung gynostemium.

4. Operkulum.

Operkulum artinya penutup, merupakan bagian anthera yang menutupi pollinia/polen., berbentuk seperti topi dan dapat diangkat atau dilepas.

5. Paruh (rostelum).

Paruh merupakan bagian gynostemium yang terletak antara anthera dan stigma, kadang-kadang menonjol ke depan sehingga bentuknya seperti paruh burung.

6. Clinandrium.

Di atas stigma pada ujung gynostemium pada beberapa anggrek terdapat cekungan yang disebut clinandrium. Di atas cekungan ini terdapat polinia atau polen, baik yang masih dalam theca (disebut polinia) atau sudah lepas (polen).

7. Stipes/tangkai.

Stipes adalah perpanjangan ujung polinia yang menghubungkan polinia dengan lempeng rekat. Stipes dihubungkan dengan polinia oleh suatu benang yang sangat halus dan elastis.

Beberapa jenis anggrek mempunyai bunga yang rasupinatus, artinya bunga bunga mengalami perputaran 1800, sehingga tangkai bunga melintir.

Gambar Bunga yang rasupinatus (tangkai bunga melintir) pada Vanda

MACAM-MACAM GYNOSTEMIUM

Gambar 10 : A. Anggrek Pleionandrae. Pada Apostasia papuana Schltr.

B. Anggrek Diandrae. Pada Paphiopedilum sp.

C. Anggrek Basitonik-Monadrae. Pada anggrek Habenaria loerzingii J.J.S. (Ophrydoidae).

D. Anggrek Akrotonik-Monandrae. Pada anggrek Phalaenopsis amabilis Bl.(Vandoidae).

sti: stigma

st: staminodium

a: anther

t: tiang (column)

l: taju stigma tengah (median stigma lobe)

o: ovarium

co: connectivum

dv: lempeng rekat (discus viscidium) yang terdapat di dalam bursicula

r: rostellum

op: operculum

v: lempeng rekat

Gambar 11. Bagian-bagian gynostemium

A. Gynostemium Phalaenopsis amabilis Bl. Dilihat dari samping

B. Gynostemium yang sama setelah operculum diangkat dan pollinarium angkat pula

a: kepala sari (anthera)po: pollinia

op: operculumst: tangkai (stipes)

r: paruh (rostellum)vd:lempeng rekat (discus viscidium)

sti: kepala putik, lubang putik (stigma)cli: clinandrium

t: tiang (column)o:bakal buah (ovarium)

B. Buah

Setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan, 3-9 bulan kemudian terjadi buah yang masak. Kemasakan buah tergantung dari jenis anggrek. Dendrobium buahnya masak setelah 3-4 bulan, Vanda 6-7 bulan, sedangkanCattleya buah baru masak setelah 9 bulan. Buah anggrek merupakan buah lentera,replum, setelah masak membuka atau pecah tidak pada ujungnya atau pangkal buah, tetapi pecah di tengah-tengahnya. Buah anggrek terlihat mempunyai 6 rusuk, tiga di antaranya berasal dari rusuk sejati atau berasal dari costa daun buah, sedangkan yang tiga lainnya adalah tempat melekatnya atau bersatunya dua tepi daun buah yang berlainan. Di tempat bersatunya tepi daun buah ini terjadinya biji-biji anggrek.

Gambar 11 : Beberapa buah anggrek

A. Buah Dendrobium

B. Buah Vanda : 1. Buah utuh, 2. Penampang melintang buah

C. Buah Cattleya

C. BIJI

Biji anggrek sangat kecil atau mikroskopik. Oleh karena itu ahli taksonomi memasukkan Familia Orchidaceae ke dalam Ordo Microspermae (mikro = kecil; spermae = biji).

Tiap satu buah anggrek dapat berisi jutaan biji. Biji anggrek terdiri dari dua bagian. Bagian pertama merupakan selubungnya, berupa selaput yang sangat tipis yang membungkus biji tersebut, Selaput ini dinamakan testa.

Gambar 12. : A. Biji yang isi : 1. biji 2. Testa

B. Biji yang kosong.

Latihan

Agar pemahaman anda tentang materi morfologi organ generatif anggrek lebih mendalam, silahkan mengerjakan latihan berikut :

1. Sebutkan bagian-bagian bunga anggrek dan jelaskan sifat masing-masing bagian!

2. Bagian bunga anggrek yang mana yang banyak variasinya ? Sebutkan 2 (dua) contoh variasi tersebut !

3. Apa yang dimaksud dengan gynostemium !

4. Sebutkan 5 (lima) bagian dari gynostemium yang anda ketahui dan berikan keterangan !

5. Apa tanda/ciri buah anggrek ?

6. Mengapa anggrek di masukkan ke dalam Ordo Microspermae ? Apa bagian-bagian biji anggrek ?

Petunjuk Jawaban

1. Lihat kembali teori tentang bunga anggrek.

2. Bagian bunga anggrek yang banyak variasinya adalah labelum. Contoh : labelum berbentuk kantong, berbentuk sepatu pantofel.

3. Gynostemium adalah organ yang merupakan persatuan antara putik/tangkai putik dengan benang sari.

4. Lihat kembali teori tentang bagian-bagian gynostemium !

5. Buah anggrek merupakan buah lentera dengan tanda/cirri mempunyai 6 (enam) rusuk yang membujur, 3 di antaranya rusuk sejati dan tiga lainnya merupakan tempat melekatnya daun buah. Jika buah masak pecah bagian tengahnya.

6. Anggrek di masukkan ke dalam Ordo Microspermae , karena bijinya sangat kecil atau mikroskopik. Biji anggrek terdiri dari biji yang terdiri atas sel-sel hidup dan testa atau selaput yang menyelubungi biji.

Rangkuman

Bunga anggrek terdiri dari :

a. Daun kelopak (sepala) berjumlah 3 (tiga) buah yaitu sepala dorsale (kelopak punggung) dan 2 (dua) sepalum laterale (kelopak samping).

b. Daun mahkota (petala) berjumlah 3 (tiga), tetapi yang satu berubah menjadi labelum atau bibir, 2 (dua) buah lainnya terletak berseling dengan daun kelopak. Labelum sangat bervariasi baik bentuk maupun warnanya.

c. Gynostemium merupakan organ yang terbentuk dari pertautan antara gynaecium (putik) dan androsium (benang sari).

d. Gynostemium terdiri dari beberapa bagian antara lain tiang, stigma, anther,operculum, rostelum,clinandrium dan stipes.

e. Buah anggrek berbentuk buah lentera dengan 6 (enam) rusuk. Jika buah masak pecah dibagian tengah.

f. Biji anggrek sangat kecil (mikroskopik) terdiri dari bagian biji dan terselubung oleh selaput yang disebut testa.

Tes Formatif 1:

Pilih satu jawaban yang paling tepat.

1. Akar dorsiventral terdapat pada :

A. akar anggrek tanah

B. akar anggrek epifit

C. akar anggrek saprofit

D. akar semua anggrek

2. Anggrek tanah memiliki akar yang bersifat:

A. memiliki rambut akar yang panjang

B. memiliki rambut akar yang pendek

C. dorsivantral

D. sukulen.

3. Bagian bunga anggrek yang berubah menjadi labelum adalah...

A. sepala dorsale

B. sepala laterale

C. petala

D. gynostemium

4. Bagian bunga anggrek yang memiliki banyak variasi adalah...

A. sepala

B. petala

C. labelum

D. gynostemium

5. Labelum dapat berbentuk seperti

A. sendok, silindris, ginjal

B. kantung, sepatu pantofel

C. talang

D. garis, pita.

6. Bagian anthera yang menutupi polinia/polen adalah...

A. operculum

B. rostelum

C. clinandrium

D. stipes

7. Buah pada anggrek memiliki...

A. 2 buah rusuk

B. 3 buah rusuk

C. 5 buah rusuk

D. 6 buah rusuk

8. Buah anggrek yang masak pecah di bagian...

A. ujung

B. tengah

C. pangkal

D. ujung dan pangkal

9. Biji anggrek diselubungi oleh...

A. kulit yang halus

B. testa yang tipis

C. karpelum/daun buah

D. kulit yang tebal

Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban test formatif 1 yang terdapat di bagian akhir buku petunjuk praktikum ini. Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi praktikum ini.

Rumus :

Arti tingkat penguasaan yang saudara capai :

90 % - 100 % : baik sekali

80 % - 89 %: baik

70 % - 79 %: cukup

Apabila tingkat penguasaan saudara mencapai 80% ke atas, Bagus ! Anda cukup memahami kegiatan praktikum tersebut. Anda dapat meneruskan ke giatan praktikum selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan saudara masih di bawah 80 % saudara harus mengulangi materi kegiatan praktikum tersebut, terutama bagian yang belum saudara kuasa.

Pelaksanaan Praktikum

Alat, bahan dan cara kerja

Alat:- Buku gambar

- Pensil

- Loupe

Bahan: - Bunga anggrek Dendrodium atau anggrek lain

- Buah anggrek

Cara Kerja:

1. Ambil bunga anggrek

Gambar bagian-bagian bunga yang meliputi sepala, petala, labelum dan gynostemium. Perhatikan bentuk labilumnya. Perjelas pengamatan anda dengan menggunakan loupe. Perhatikan tangkai bunga , apakah terpilin?

2. Buka operkulum pada gynostemium, ambil polinianya. Gambar polinia dan stipesnya. Amati dengan menggunakan loupe bagian clinandrium, lubang putik (stigma) dan rostelumnya.

3. Ambil buah anggrek, gambar dan perhatikan rusuk-rusuknya.

Catatan: Semua gambar dilengkapi dengan keterangan!

Acara Praktikum 2 : PENYILANGAN ANGGREK

Pendahuluan

Pada proses penyilangan baik yang menghilang sendiri atau antar jenis anggrek melibatkan bagian bunga jantan dan betina, pada dasarnya penyilangan merupakan penyatuan benang sari dengan serbuk sari yang selanjutnya akan berkembang menjadi buah yang didalamnya berisi biji. Biji inilah sebagai alat untuk melanjutkan keturunan atau sering disebut perbanykana secara generatif. Dari perbanyakan generatif ini akan diperoleh keturunan yang sangat variatif.

Tujuan /Kompetensi

Setelah melakukan praktikum penyilangan anggrek mahasiswa, diharapkan dapat menyilangkan bunga anggrek dengan kaidah-kaidah yang benar sehingga didapatkan keturunan yang baik seperti yang diharapkan.

Teori

Maksud persilangan adalah perkawinan antar jenis anggrek yang berbeda sehingga mendapat varietas baru yang variatif. Tujuan persilangan anggrek adalah untuk mengumpulkan dua sifat baik dari dua jenis anggrek untuk mendapatkan kombinasi warna, bentuk, ukuran atau jumlah bunga yang kita inginkan serta untuk meningkatkan kualitas tanaman anggrek yang diperoleh.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyilangan anggrek antara lain :

1. pemillihan induk yang sehat

2. rajin berbunga

3. warna, bentuk bunga yang indah

4. ukuran bungan yang besar

5. jumlah bunga/tangkainya banyak dan panjang

6. bunganya tahan lama

7. sebagai induk betina pilih induk yang mempunyai bunga kuat, tidak cepat layu/gugur

8. pilih kuntum yang masih segar/telah membuka penuh

9. sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman

Gambar 1 : Cara penyilangan anggrek

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman saudara mengenai materi di atas silahkan anda kerjakan latihan berikut ini !

1. Mengapa penyilangan dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman ?

2. Mengapa induk betina harus dipilih yang benar-benar prima ?

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab latihan ini lihat kembali materi kegiatan praktikum penyilangan dan materi kuliah serta asistensi praktikum.

Rangkuman

Penyilangan anggrek merupakan perkawinan antar jenis anggrek untuk memperoleh varietas baru dengan berbagai variasi perlu memperhatikan segala faktor-faktor yang mendukung sehingga akan dihasilkan variasi seperti yang diharapkan.

Tes Formatif 2

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan.

1. Penyilangan anggrek dilakukan pada kondisi bunga....

A. Masih kuncup

B. Setelah mekar sempurna

C. Setelah bunga mendekati layu

D. Pada saat bunga baru mekar

2. Penyilangan sebaiknya dilakukan pada...

A. Sore

B. Pagi

C. Siang

D. Malam

3. Penyilangan harus memperhatikan faktor-faktor tertentu dengan tujuan...

A. Mudah dilakukan

B. Untuk menghasilkan hasil yang maksimal

C. Variasi yang duharapkan

D. Semua salah

Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban test formatif 2 (penyilangan anggrek) yang terdapat di bagian akhir buku petunjuk praktikum ini. Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi praktikum ini.

Rumus :

Arti tingkat penguasaan yang saudara capai :

90 % - 100 % : baik sekali

80 % - 89 %: baik

70 % - 79 %: cukup

< 70 %: kurang

Apabila tingkat penguasaan saudara mencapai 80 % ke atas, Bagus ! Anda cukup memahami kegiatan praktikum tersebut. Anda dapat meneruskan ke praktikum selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan saudar masih di bawah 80 % saudara harus mengulangi materi kegiatan praktikum tersebut, terutama bagian yang belum saudara kuasai.

Pelaksanaan Praktikum

Alat, Bahan, dan Cara Kerja

Alat :

tusuk gigi

kertas putih

kertas label

karet/tali

Bahan

2 jenis tanaman anggrek yang berbeda tapi sama sama monopodial atau sama-sama simpodial

Sprayer

Air

Cara Kerja

1. Siapkan 2 pot tanaman anggrek yang sudah mekar penuh semuanya

2. Sediakan selembar kertas putih dan sebatang tusuk gigi

3. Buka kap polonia yang terdapat pada ujung column di dalamnya akan terlihat polonia yang berwarna kuning

4. Basahi ujung tusuk gigi dengan cairan yang ada di dalam lubang kepala putik dengan aquades

5. Ambil dengan hati-hati polonia, pegang kertas putih di bawah bunga yang mau diambil polonia yang memungkinkan jatuh pada saat pengambilan

6. Polonia kemudian dimasukkan ke dalam lubang kepala putik

7. Beri label yang diikatkan pada tangkai bunga yang berisi catatan tanggal penyerbukan dan nama bunga jantan dan betina yang diambil polonianya warna dari masing-masing bunga tersebut.

8. Bunga yang telah diserbuki akan layu, ada yang layu pada keesokan harinya, ada juga layu sesudah beberapa hari. Ovari (bakal buah) yang terdapat pada pangkal bunga akan tampak membengkak dan selanjutnya akan berkembang menjadi buah.

Acara praktikum 3 : PERBANYAKAN VEGETATIF

Pendahuluan

Perbanyakan vegetatif merupakan cara untuk mendapatkan tanaman yang sama seperti induknya, tujuan untuk memperoleh keunggulan tanaman. Perbanyakan vegetatif disesuaikan dengan cara pertunbuhannya monopodial atau sympodial. Monopodial maksudnya tanaman hanya mempunyai satu sumbu utama artinya pertumbuhan batangnya tidak terbatas, contohnya Vanda, Archnis, Ascocenda dan lain-lain. Sedang sympodial pertumbuhan ujung batangnya terbatas, misal Cattleya, Dendrodium, Oncidium dan lain-lain

Tujuan /Kompetensi

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat melakukan perbanyakan vegetatif dengan benar sesuai dengan pola pertumbuhan jenis anggrek sehingga diperoleh keturunan yang sama dengan induknya.

Teori

Perbanyakan vegetatif merupakan cara perbanyakan dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman sehingga akan menghasilkan tanaman yang sama persis dengan induknya. Perlu diingat bahwa dengan perbanyakan vegetatif pada anggrek harus disesuaikan dengan pola pertumbuhaannya. Pada anggrek monopodial diperbanyak dengan stek batang, sedangkan anggrek sympodial dapat diperbanyak di spilt dan dengan keiki. Dalam perbanyakan vegetatif perlu diperhatikan adalah bagaimana kondisi tanamannya, sehat apa tidak, kesuburannya, jumlah rumpun apa sudah penuh dalam pot atau tidak ini pada jenis sympodial.. pada monopodial sama juga kesehatannya, kesuburannya serta tinggi batangnya. Sedang yang menggunakan keiki baik pada Dendrodium maupun Phalenopsis harus diperhatikan apakah akarnya sudah tumbuh banyak atau tidak, karena hal ini akan mendukung keberhasilan setelah ditanam.

Gambar 1 : Cara split anggrek sympodial

Gambar 2 : Cara stek anggrek monopodial

Gambar 3 : Cara perbanyakan dengan Keiki Dendrobium

Gambar 4 : Cara perbanyakan dengan Keiki Phalaenopsi

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman saudara menguasai teori di atas silahkan kerjakan latihan berikut ini:

1. Apa perbadaan anggrek monopodial dan sympodial?

2. Sebutkan cara perbanykan vegetatif pada anggrek!

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab latihan ini lihat materi dalam teori pada pedoman praktikum tentang cara perbanyakan anggrek dengan cara vegetatif.

Rangkuman

Perbanyakan vegetatif anggrek dilakukan dengan menggunakan bagian tanaman sesuai dengan pola pertumbuhannya yaitu dengan cara stek, split, dan keiki.

Tes Formatif 3

Pilih salah satu jawaban yang benar dari jawaban yang tersedia

1. Pada anggrek Dendrodium bisa dilakukan perbanyakan vegetatif dengan cara...

A. Split

B. Keike

C. Stek

D. Split dan keiki

2. Contoh anggrek monopodial adalah....

A. Oucidium

B. Dendrodium

C. Cattleya

D. Phalinopsis

3. Pada anggrek monopodial diperbanyak dengan cara...

A. Stek

B. Split

C. Keiki

D. Split dan keiki

Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban test formatif 3 (perbanyakan vegetatif ) yang terdapat di bagian akhir buku petunjuk praktikum ini. Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi praktikum ini.

Rumus :

Arti tingkat penguasaan yang saudara capai :

90 % - 100 % : baik sekali

80 % - 89 %: baik

70 % - 79 %: cukup

< 70 %: kurang

Apabila tingkat penguasaan saudara mencapai 80 % ke atas, Bagus ! Anda cukup memahami kegiatan praktikum tersebut. Anda dapat meneruskan ke praktikum selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan saudar masih di bawah 80 % saudara harus mengulangi materi kegiatan praktikum tersebut, terutama bagian yang belum saudara kuasai.

Pelaksanaan Praktikum

Alat, Bahan Dan Cara Kerja

Alat

Pot

Kawat

Tali pengait

Gunting stek

Pisau

Bahan

Anggrek vanda (monopodial)

Anggrek Dendrodium

Keiki Dendrodium maupun Phalenopsis

Media

Pupuk

Fungisida

Cara kerja untuk anggrek sympodial:

1. Siapkan anggrek Cattelya yang sudah penuh seingga perlu atau bisa direpotting.

2. Keluarkan tanaman dari pot secara hati-hati.

3. Akar yang tua dan tidak aktif dipotong sehingga tinggal rizoma dan sisakan akar yang aktif.

4. Tanaman dipotong-potong masing-masing tiga batang (bulb) satu sama lain berhubungan.

5. Tanam pada pot yang telah disediakan, bulb yang paling tua hendaknya diletakkan di bagian tepi pot, untuk menopang bulb digunakan kawat untuk mengait agar tanaman tidak roboh, dan tempatkan pada tempat yang teduh.

Untuk anggrek monopodial:

1. Siapkan anggek vanda yang tingginya 76 cm 100 cm.

2. Potong dari bagian batang 30-45 cm dan paling tidak ada akarnya satu buah.

3. Setelah dipotong, bekas potongan dicelupkan pada larutan fungisida untuk menghindari pertumbuhan jamur. Selama tiga menit

4. Ditanam pada pot yang telah diisi media, tempatkan pada tempat yang teduh.

Untuk perbanyakan dengan keiki:

1. Siapkan keiki bisa dari Dendrodium maupun Phalenopsis.

2. Potong keiki yang telah berakar banyak, setelah dipotong dimasukkan dalam larutan fungisida selama tiga menit.

3. Kemudian setelah kering angin tanam dalam pot yang telah diisi dengan media.

4. Tempatkan pada tempat yang teduh tidak kena hujan.

Acara Praktikum 4 : KULTUR IN VITRO ANGGREK

Kultur in vitro merupakan salah satu teknik pembiakan anggrek yang bukan secara konvensional. Teknik ini didasarkan pada suatu teori sel yang dikemukakan oleh Scheleiden dan Schwann pada tahun 1938, bahwa tumbuhan dalam hal susunannya mempunyai persamaan pokok, yaitu terdiridari sel-sel. Sel-sel tumbuhan tersebut berbeda dengan sel-sel pada hewan, yakni mampu mengadakan aktivitas hidup seperti metabolisme, tumbuh dan berkembang biak. Hasil multiplikasi atau perbanyakan sel tumbuhan mampu untuk mengadakan perkembangan (selain mampu mengadakan pembelahan sel, pertumbuhan, juga differensiasi membentuk organ).

Hal ini dapat dikatakan bahwa setiap tumbuhan mampu membentuk tumbuhan baru yang dikenal dengan totipotensi Morel (1984) menduga bahwa dari satu jaringan meristem yang ditumbuhkan mampu dihasilkan kira-kira 4 juta anak-anak tanaman dalam waktu satu tahun. Anak-anak tanaman yang dihasilkan akan mampu berbunga satu tahun lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak tanaman dari biji (Scully,1967).

Menurut Sagawa (1976) beberapa keuntungan dapat diperolah dengan menggunakan kultur in vitro tersebut antara lain merupakan perbanyakan yang cepat dan efisien, mempernudah seleksi mutan, menghindari sterilitas yang menghambat program hibridisasi, menghasilkan tanaman bebas patogen dan sebagai pelestarian plasma nutfah.

Dalam penerapannya, bahan yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah :

1. Generatif (biji) dikenal dengan seed culture

2. Vegetatif (jaringan) dikenal dengan tissue culture.

A. KULTUR BIJI ( SEED CUTURE)

Pendahuluan

Biji anggrek merupakan organ tumbuhan yang memang disiapkan untuk tumbuh menjadi tanaman lengkap. Berbeda dengan biji-biji tanaman lain, biji anggrek tidak mempunyai lembaga atau tunas, yang tampak pada biji anggrek adalah protocorm . Protocorm berupa sel pada anggrek dimana akar, tunas, dan batangnya tidak dapat dibedakan, dan hanya merupakan jaringan, tetapi dapat tumbuh sebagai kecambah. Biji anggrek umumnya sangat kecil dan tidak mempunyai cadangan makanan atau endosperm (Solvia dan Sutater,1977), sehingga untuk dapat berkecambah secara alami sangat sulit, tanpa bantuan mikorisa atau jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut (Widiastoety dan Bahar, 1995 ; Darmono, 2004).

Untuk meningkatkan jumlah biji anggrek yang mampu berkecambah, maka penebaran biji anggrek harus dilakukan secara aseptis dalam botol kultur (secara in vitro) melalui kultur embryo (kultur biji/seed culture). Media untuk menanam biji anggrek biasanya menggunakan media Vacin dan Went atau media Knudson C. Media-media tersebut dilangkapi dengan senyawa-senyawa anorganik, senyawa-senyawa organik, sumber energi, zat pemacu tumbuh , vitamin, serta arang aktif (chorcoal).

Tujuan/Kompetensi

Setelah menyelesaikan acara praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Membedakan biji anggrek yang isi dengan biji anggrek yang kosong, menggunakan mikroskop.

2. Menumbuhkan biji-biji anggrek hasil penyilangan

3. Menyiapkan media untuk menumbuhkan biji anggrek.

4. Menyeterilkan biji-biji anggrek yang akan ditanam.

5. Membuat bibit anggrek dalam botol kultur (bibit botolan).

Teori

Media yang umum untuk menumbuhkan biji-biji anggrek adalah media Vacin dan Went atau media Knudson C. Komposisi media terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dalam bentuk garam-garam(unsur hara), senyawa-senyawa organik kompleks berupa bahan-bahan alami seperti air kelapa, ekstrak tomat, ekstrak pisang, ekstrak kentang dan lain sebagainya, sumber energi dalam bentuk gula seperti sukrosa, zat pemacu tumbuh (hormon tumbuh), bahan pemadat seperti agar-agar (agar-agar batangan, agar -agar serbuk), serta arang aktif (chorcoal).

Usahakan pH media untuk berbagai jenis anggrek adalah pH = 5,2, kecuali jenis Phalaenopsis pH = 5,5. Bila pH lebih besar dari 5,2 perlu diturunkan dengan asam HCl (0,1 N), tetapi bila pH lebih rendah dari 5,2, maka perlu dinaikkan dengan menambahkan NaOH (0,1 N).

Untuk mempernudah pembuatan media , biasanya dibuat larutan baku (stock solution) yang disimpan dalam lemari es (refrigerator) sebelum digunakan. Pembuatan larutan baku ini bertujuan untuk menghindari kesalahan penggunaan serta memberikan ketelitian lebih tinggi bagi unsur-unsur yang digunakan dalam jumlah relatif sedikit.

Resep Media Vacin & Went

Bahan Jumlah (mg/lt)

Ca3(PO4)2 200

KNO3 525

KH2.PO4250

MgSO4.7H2O 250

(NH4)2SO4500

Fe- tartrat 28

MnSO4.7H2O 7,5

Gula 20.000

Agar-agar 8.000

Air (akuadest) 850

Air kelapa muda 150

Resep media Knudson C.

Bahan Jumlah (mg/lt)

Ca (NO3)2.H2O 1.000

KH2PO4 250

MgSO4.7H2O 250

(NH4)2SO4 250

FeSO4.4H2O 250

MnSO4 7,6

pH 5,2

Sukrosa 20.000

Agar-agar 15 17,5

Air (akuadest) 1.000 cc

Cara Pembuatan Media Kultur

Sebaiknya dibuat terlebih dahulu larutan stok, supaya media tidak mudah rusak, tidak terlalu banyak atau terlalu kurang, tepat konsentrasinya dan dipisah-pisahkan. Misal stok hara makro, stok hara mikro, stok vitamin, stok hormon, stok zat besi. Bila akan dibuat media ,baru diukur sesuai kebutuhan kemudian dicampur sampai rata, baru diukur pH medianya sesuai kebutuhan dengan menggunakan pH meter. Selanjutnya ditambahkan agar-agar dan kemudian dipanaskan sampai agar-agar hancur benar sambil diaduk- aduk di atas magnetik stirrer. Kemudian dimasukkan dalam botol-botol yang telah disiapkan, baru disterilisasi menggunakan autoclaf sampai 110o C selama 20 menit. Selain dengan autoclaf, bisa juga digunakan dandang untuk menanak nasi. Setelah sterilisasi selesai,botol diangkat diletakakan di tempat yang bersih. Cara meletakkan botol dengan posisi miring, hingga alas makanan setinggi 0,5 2/3 tinggi botol diukur dari alas sampai ke leher botol. Setelah sterilisasi selesai media ditunggu 5 7 hari, sebelum dipakai untuk menyebar biji, ini dengan maksud untuk mengetahui sterilisasi itu sudah sempurna atau belum. Jika sterilisasi kurang sempurna ,maka akan terjadi infeksi dalam waktu seminggu itu, hingga alas makanan ini tidak dapat dipakai untuk menyebar biji.

Cara Sterilisasi Biji-biji Anggrek

Cara sterilisasi biji dari buah anggrek yang belum pecah.

a. Buah anggrek yang telah cukup umur untuk ditanam (tergantung dari jenis anggreknya) di potong dari induknya, kemudian dibersihkan dari sisa-sisa korola yang telah kering serta kotoran-kotoran yang sekiranya/diduga mengandung penyakit menggunakan cutter yang tajam dan bersih (steril).

b. Masukkan dalam botol yang telah disterikan, kemudian tambahkan larutan HgCl 0,1 % sambil digojog selama 10 menit , kemudian diulang dalam larutan alkohol 70% selama 5 menit. Selanjutnya bilas dengan akuadest steril dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Semua kegiatan sterilisasi ini dilakukan dalam laminar air flow cabinet.

Cara sterilisasi biji dari buah anggrek yang telah pecah

1. Buah anggrek yang sudah pecah dikeluarkan biji-bijinya dari buah dan dimasukkan dalam botol yang steril.

2. Sterilisasi pertama untuk biji yang telah pecah menggunakan larutan clorox 10% selama 5 menit sambil digojog , kemudian didiamkan hingga biji-biji mengendap. Biji yang semula berwarna kuning atau coklat, setalah digojog selama 5 menit akan berubah warnanya menjadi kehijau-hijauan.

3. Sterilisasi ke dua menggunakan larutan clorox 5% selama 5 menit, juga sambil digojog.

4. Selanjutnya dicuci dengan akuades steril sebanyak tiga kali.

Catatan:

Biji-biji yang telah dicuci karena ringan, kadang-kadang akan kelihatan mengapung di atas , tetapi kadang-kadang ada yang mengendap di bawah.Pada waktu menuang larutan clorox atau akuades ada kesukaran dalam hal ini karena biji yang ringan tersebut akan hanyut bersama cairan tadi. Maka cara yang mudah untuk menuang cairan tersebut dengan membalikkan botol (tutup di bawah), tutup dibuka sedikit demi sedikit, sehingga air akan keluar secara perlahan-lahan, dan biji-biji akan menempel pada dinding botol. Semua kegiatan ini dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet.

Cara Menanam Biji

1. Botol-botol yang telah berisi alas makanan dan telah disterilkan, jika tidak terjadi infeksi setelah 5 atau 6 hari dapat digunakan untuk menyebar biji anggrek.

2. Potong bagian ujung dan pangkal buah yang belum pecah sedikit saja menggunakan scalpel steril dan tajam usahakan agar buah tetap utuh, baru kemudian dibelah menjadi dua secara membujur.

3. Buah yang telah dibelah menjadi dua dibuka secara membujur, sehingga dapat diletakan telentang dan kelihatan biji-bijinya.

4. Ambil biji-biji anggrek menggunakan jarum ose steril, kemudian letakkan biji-biji tersebut di atas permukaan media agar secara hati-hati.

5. Ambil sedikit demi sedikit biji-biji angrek dan taburkan secar merata di atas media yang telah disiapkan.

6. Tutup kembali botol-botol yang telah ditaburi biji-biji angrek dan letakkan dalam rak inkubasi dengan mengatur suhu ruangan serta pencahayaan yang dapat merangsang perkecambahan biji anggrek

7. Bila biji-biji telah lepas , setelah sterilasasi selasai dan dicuci tambahkan sedikit akuades steril untuk mempermudah dalam penaburan biji-biji tersebut. Disini penaburan biji-biji menggunakan pipet yang telah disterilkan.

8. Setelah beberapa minggu biji-biji tersebut akan tumbuh menjadi protocorm. Selanjutnya biji akan bertunas, berakar, kemudian menjadi anak tanaman anggrek (seedling).

Subkultur Seedling

Subkultur (transfer) seedling merupakan cara memindahakan kultur ke dalam media baru. Protocorm yang telah tumbuh di dalam botol kultur dipindahkan ke dalam botol yang berisi media baru. Subkultur ini sebaiknya dilakukan setiap 4 - 8 minggu sekali, dengan tujuan :

1. Memperpanjang pertumbuhan planlet agar semakin besar dan berjumlah banyak.

2. Memberikan pertumbuhan planlet yang semakin baik dalam persediaaan nutrisi dan dalam hal persaingan mengambil nutrisi.

3. Dengan demikian plenlet dapat tumbuh dengan sempurna.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi praktikum yang akan dilakukan, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini :

1. Apa perbedaan antara biji anggrek dengan biji-biji dari tanaman lainnya?

2. Mengapa biji anggrek harus disebar secara in vitro ?

3. Sebutkan macam media yang umum digunakan untuk menumbuhkan biji-biji anggrek !

4. Sebutkan 5 (lima) macam syarat yang harus dipenuhi sebagai media kultur biji!

5. Apa kegunaan melakukan subkultur ?

Petunjuk Jawaban Latihan

a. Lihat kembali uraian tentang praktikun kultur embryo (kultur biji)

b. Baca kembali uraian tentang media kultur biji beserta syarat-syaratnya.

c. Baca kembali urian tentang subkultur.

Rangkuman

Biji anggrek tidak memppunyai lembaga (tunas) untuk tumbuh, yang tampak pada biji anggrek adalah protocorm,yaitu sel pada anggrek dimana akar, tunas dan batangnya tidak dapat dibedakan. Protocorm dapat tumbuh sebagai kecambah. Selaian itu biji anggrek tidak mempunyai cadangan makanan (endosperm).

Sehingga untuk menumbuhkan biji-biji anggrek dibutuhkan media yang lengkap dan steril, jadi pengembangannya karus secara in vitro. Media harus mengandung unsur-unsur hara (makro & mikro), sumber energi dalam bentuk gula seperti sukrosa, persenyawaan organik komplek berupa bahan-bahan alami seperti air kelapa, ekstrak tomat, ekstrak pisang dan ekstrak kentang, zat pemacu tumbuh (hormon tumbuh), serta bahan pemadat seperti agar-agar (agar batangan atau serbuk), serta arang aktif (chrcoal).

Jenis media yang umum dignakan untuk menanam biji-bii anggrek adalah media Vacin & Went serta media Knudson C.

KULTUR JARINGAN (TISSUE CULTURE) ANGGREK

Kultur jariangan (Tissue Culture) merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan bibit anggrek secar cepat dalam jumlah banyak. Jaringan tanaman anggrek yang dapat digunakan sebagi eksplan antara lain :

1. Meristem pucuk/meristem apikal atau meristem lateral.

2. Meristem akar

3. Jaringan muda ( daun, tangkai bunga muda dan bunga muda/inflorescensia)

4. Jaringan dewasa atau tangkai bunga.

Kultur Meristem Pucuk dan Meristem Lateral

Tunas pucuk atau tunas lateral merupakan jaringan meristem, dan merupakan organ pertumbuhan anggrek, sehingga eksplan tunas pucuk/lateral hanya memerlukan energi untuk terus tumbuh. Sel organ pucuk sudah mengarah pertumbuhan pucuk dan sel organ lateral mengarah kepertumbuhan lateral.

Bahan yang dipergunakan stek pucuk atau ujung tanaman berukuran 15-25 cm untuk anggrek tipe monopodial dan tunas anakan (keiki) berukuran 5-10 cm untuk anggrek tipe simpodial. Sebelum disterilisasi semua helaian daun dibuka, kecuali daun primodia terakhir.

Gambar 3. Anggrek tipe monopodial (pucuk muda)

Gambar 4. Anggrek tipe simpodial

Kultur Meristem Akar

Sel-sel jaringan meristem akar pada dasarnya berfungsi untuk pertumbuhan akar. Adanya sifat pertumbuhan tersebut, maka akar akan menghambat pertumbuhan embrio somatik yang akan berkembang menjadi tumbuhan baru. Oleh sebab itu untuk kultur meristem akar tanaman yang sudah dewasa diperlukan komposisi hormon yanag kuat dan tepat untuk mendorong terbentuknya embrio somatik.

Menurut Gunawan (1987) untuk kultur meristem akar sebaiknya eksplan diambil dari seedling tanaman induk yang sudah terseleksi (dari botol kultur). Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi dan tidak perlu disterilkan dulu, cukup dicuci dengan akuadest steril beberapa kali.

Pada kultur meristem akar dapat dibagi menjadi beberapa tahap :

Mengecambahkan biji secara aseptis

Inisiasi kultur akar

Subkultur dan pemantapan klon

Kultur Jaringan Muda

Jaringan muda pada tanaman anggrek dapat berupa daun muda, tangkai bunga muda atau bunga muda. Pada metode ini sel-sel yang akan digunakan sebagai eksplan berdeferensiasi sesuai dengan fungsinya, walaupun belum mengalami penebalan-penebalan dindingnya. Berbeda dengan meristem yang sel-selnya masih sangat muda dan belum terdeferensiasi, tetapi fisiologisnya terpengaruh oleh fisiologis induknya.

Gambar 6. Cara pengambilan jaringan muda

Jika eksplan yang digunakan jaringan muda, maka perlu penambahan hormon yang kuat dan tepat untuk menghilangkan pengaruh fisiologis dan mendobrak diferensiasi sel untuk membentuk embrio somatik, sehingga eksplan dapat tumbuh menjadi tanaman muda yang baru.

Beberapa keuntungan penggunaan daun muda sebagai eksplan adalah :

Mudah didapat dari tanaman seedling

Cara pengambilannya mudah.

Tidak perlu sterilisasi bahan yang lama dan menyebabkan kematian jaringan.

Jumlah daun dalam tanaman banyak.

Tanaman masih dapat tumbuh dengan baik.

Hasil percobaan Soemario (1978) kultur daun muda akan tumbuh dengan baik jika ditanam pada media Vacin & Went yang telah dimodifikasi dengan unsur-unsur hara mikro, glycin, hormon tumbuh dan air kelapa. Bahan eksplan diambil dari seedling, yakni ujung daun ke 2,3, dan 4 sepanjang kurang lebih 1 cm.

Tangkai bunga dan bunga muda juga dapat digunakan sebagai eksplan.Eksplan yang digunakan berasal dari inflorescensia sepanjang kurang lebih 6 cm, kemudian disterilkan. Setelah disterilkan pembungkus bunga (bracteola) dilepas, kemudian dipotong-potong dan selanjutnya calon bunga ditanam.

Kultur Jaringan Dewasa

Kultur dari jaringan yang telah dewasa atau jaringan telah tua sangatlah sulit, karena banyak faktor penghambatnya, misal sel-selnya telah terdeferensiasi penuh sesuai dengan fungsinya secara optimal, telah terjadi penebalan dinding selnya, dan terjadi akumulasi hasil metabolisme sekunder dalam sel, sehingga daya viabilitas atau bertunas sudah menurun, dan fungsi komponen-komponen sel sudah tidak optimal (Sandra, 2003)

Kenyataan-kenyataan tersebut sangat menghambat pembentukan embrio somatik dari eksplan tersebut. Untuk memacu pembentukan embrio somatik tersebut harus melalui tahapan-tahapan tertentu, memerlukan kelengkapan komposisi vitamin, hormon yang tepat serta penambahan bahan organik.

Eksplan jaringan dewasa yang sering digunakan adalah daun, akar, pollen, serta tangkai bunga (Phlaenopsis). Cara penanaman daun dan akar dari tanaman dewasa hampir sama dengan eksplan jaringan muda.

Untuk pollen (benang sari) media yang digunakan adalah media Vacin dan Went padat yang telah dimodifikasi dengan asam borium dan thiamin. Sedangkan untuk media subkultur digunakan media Vacin dan Went yang ditambah unsur mikro, kinetin, dan IAA.

Pada kultur tangkai bunga Phalaenopsis, tujuannya untuk mendapat anakan yang sifatnya sama dengan induknya. Maka tunas yang terdapat pada tangkai bunga Phalaenopsis dapat digunakan sebagai eksplan. Cara pengambilannya seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Tangkai bunga Phalaenopsis

Rangkuman

Kultur in vitro berdasarkan teori sel yang dikemukakan Schleiden dan Schwan yang dikenal dengan totipotensi. Dalam penerapannya bahan yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah : bagian generatif ( dari biji) dan bagian vegetatif (jaringan, organ, baik yang muda maupun dewasa)

Beberapa keuntungan menggunakan kultur In vitro untuk perbanyakan tanaman antara lain : a. mendapakan bibit secara cepat dalam jumlah banyak; b. tanaman bebas patogen; c. tidak memerlukan tempat yang luas; d. tanaman yang dihasilkan akan berbunga labih awal 1 tahun dari pada tanaman yang berasal dari biji.

Untuk sterilisasi alat dan media diperlukan tekanan 15 17,5 p.s.i.(pound per square inch), dengan suhu 121o C, dan masing-masing memerlukan waktu 30 menit untuk alat dan 20 menit untuk media.Pembuatan media perlu dibuat terlebih dahulu larutan stok-stok antara lain stok hara mikro, stok hara makro, zat besi, hormon, dan vitamin Pembuatan stok terlebih dahulu bertujuan untuk mengindari kelebihan konsentrasi, terutama bagi senyawa-senyawa yang memerlukan konsentrasi sangat kecil.

Bahan eksplan dapat berupa jaringan meristem apikal/pucuk, meristem lateral, sedangkan jaringan muda dapat berupa ujung akar, daun tangkai bunga muda tau bunga muda (inflorescensia), dan jaringan dewasa berupa daun, akar,pollen, dan tangkai bunga Phalaenopsis.Jaringan muda berbeda dengan meristem, kerena sel-selnya masih sangat muda dan belum terdifferensiasi, tetapi fiosiologisnya seperti fisiologis induknya. Maka pada media perlu tanambahan hormon yang kuat dan tepat untuk menghilangkan pengaruh fisiologis dan mendobrak differensiasi sel untuk membentuk embryo somatik.

Kultur jaringan dewasa lebih sulit lagi kerena banyak faktor pembatasnya, yaitu sudah terdifferensiasi secara optimal, telah terjadi penebalan dinding sel, terjadi perubahan komponen-komponen sel, terjadi akumulasi hasil metabolit sekunder, sehingga daya viabilitas atau betunas menurun dan fungsi komponen-komponen sel sudah tidak optimal, maka untuk memacu pembentukan embrio somatik harus melalui tahapan-tahapan tertentu,yakni memerlukan kelengkapan komposisi vitamin, hormon tumbuh serta penambahan bahan organik.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Praktikum In Vitro di atas, silahkan kerjakan latihan berikut ini :

1. Jelaskan yang dimaksud dengan Kultur In Vitro?

2. Kultur In Vitro dapat dibagimenjadi berapa golongan? Sebut dan jelaskan sacara rinci!

3. Apa saja bahan yang dapat digunakan sebagai eksplan dan lengkapi dengan contoh-contohnya.

4. Bagaimana langkah-langkah pembuatan media kultur In Vitro?

5. Apa kegunaan melakukan sterilisasi?

6. Syarat-syarat apa saja yang harus diperlukan untuk memacu pembentukan embrio somatik dari kultur jaringan muda dan jaringan dewasa? Masing-masing dilengapi dengan alasannya!

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab latihan tersebut , lihat kembali dan baca secara seksama materi kegiatan praktikum Kultur In Vitro Anggrek!

Pelaksanan Praktikum

Alat, Bahan, dan Cara Kerja.

Alat :

1. Autoklaf

2. Laminar Air Flow Cabinet

3. Rak kultur

4. Hot Plate Magnetic Stirer

5. pH meter

6. Alat Desekting

7. Timbangan analitik.

8. Botol kultur

9. Cutter, pinset, jarum ose dan pipet.

Bahan -Bahan :

1. Zat-zat kimia untuk membuat media

2. Akuadestilata

3. Alkohol 70%

4. Senyawa untuk sterilisasi (HgCl 0,2 %; Alkohol 70%, chlorox, Pisan)

5. Agar batangan

6. Hormon tumbuh (auksi, sitokinin, dan sebagainya)

7. Vitamin

8. Bahan-bahan orgaik (ekstrak buah-buahan, kentang, dan air kelapa)

9. Glukosa (gula pasir)

Cara kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan

2. Buat media sesuai dengan eksplan yang akan ditanam, kemudian sterilkan dengan autoklaf selama 20 menit.

3. Siapkan eksplan sesuai yang yang diinginkan, kemudian sterilkan dengan HgCl 0,2% selama 10 menit, kemudian dalam alkohol 70% selama 5 menit dan selanjutnya dicuci dengan akuades steril 3 kali. Semua ini dilakukan dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAF).

4. Masukkan botol-botol kultur yang akan ditanami dalam L.A.F., dan sebelumnya botol-botol tersebut disemprot dengan alkohol 70%

5. Ambil eksplan yang telah disterilkan dengan pinset dan masukkan dalam. Cawan Petri steril yang telah diberi alas dengan kertas saring sambil diguling-gulingkan agar jaringan tidak basah lagi dengan air bekas cucian.

6. Potong-potong eksplan yang telah kering menggunakan scalpel yang tajam dan steril, sesuai dengan keinginan anda (tergantung jenis eksplan)

7. Tanam potongan eksplan ke dalam media yang telah disediakan, kemudian botol kultur tutup kembali dengan kertas aluminium. Kencangkan tutup dengan jalan menekan-tekan bagian mulut botol dan rekatkan dengan rapi serta ikat dengan karet gelang.

8. Botol-botol kultur yang telah ditanami letakkan pada rak-rak kultur dalam ruang kultur yang talah dilengkapi dengan A.C dan penerangan lampu Tl. Untuk memacau pembentukan kalus dari eksplan, botol-botol kulur ditempatkan dalam ruang gelap (tanpa cahaya).

Tes Formatif 4 :

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa jawaban yang disediakan!

1. Biji anggrek sulit berkecambah secara alami, karena....

A. tidak mempunyai endosperm

B. endospermnya sedikit

C. tidak mempunyai embryo

D. embryonya rudimenter

2. Media tumbuh untuk kultur biji anggrek harus mengandung .

A. unsur hara makro & mikro

B. senyawa organik alami

C. sumber energi (gula)

D. semua di atas harus ada

3. Media yang umum digunakan untuk kultur anggrek adalah .

A. White

B. Knodson C

C. Murashige dan Skoog (MS)

D. Lensmeyer dan Skoog (LS)

4. Untuk menyebar biji-biji anggrek yang telah terbuka dengan menggunakan ...

A. pinset

B. skalpel

C. pipet

D. jarum ose

5. Untuk mensterilkan alat-alat dalam kultur In vitro diperlukan waktu.........

A. 30 menit

B. 20 menit

C. 45 menit

D. 60 menit

6. Untuk merangsang pembentukan embrio somatik dalam kultur jaringan dewasa diperlukan.....

A. agar pemadat

B. senyawa organik

C. senyawa anorganik

D. konposisi hormon dan vitamin yang tepat

7. Jaringan muda yang dapat dijadikan eksplan adalah.....

A. tangkai bunga

B. pseudobulbus

C. rizoma

D. inflorescensia

8. Eksplan dalam kultur meristem akar dapat dibagi menjadi beberapa tahapan,yaitu.......

A. inisiasi kultur akar

B. mengecambahkan biji

C. subkultur dan pemantapan klon

D. semuanya benar

9. Untuk eksplan yang diambil dari seedling botolan lebih menguntungkan karena ....

A. sel-selnya sudah sempurna

B. tidak perlu disterilkan

C. sudah terjadi penebalan dinding sel

D. sudah terjadi penimbunan hasil metabolit sekunder.

Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban test formatif 4 (kultur in vitro) yang terdapat di bagian akhir buku petunjuk praktikum ini. Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi praktikum ini.

Rumus

Arti tingkat penguasaan yang saudara capai :

90 % - 100 % : baik sekali

80 % - 89 %: baik

70 % - 79 %: cukup

< 70 %: kurang

Apabila tingkat penguasaan saudara mencapai 80 % ke atas, Bagus ! Anda cukup memahami kegiatan praktikum tersebut. Anda dapat meneruskan ke praktikum selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan saudar masih di bawah 80 % saudara harus mengulangi materi kegiatan praktikum tersebut, terutama bagian yang belum saudara kuasai.

Acara praktikum 5 :AKLIMATISASI ANGGREK

Pendahuluan

Aklimatisasi merupakan salah satu proses yang harus dilalui pada pembibitan anggrek secara in vitro dalam botol-botol kultur. Proses tersebut bertujuan untuk mengadaptasikan tanaman baru (hasil kultur) terhadap lingkungan barunya, setelah keluar dari botol. Masa aklimatisasi ini merupakan masa yang sangat menentukan bagi kehidupan bibit anggrek selanjutnya, sehingga diperlukan ketelitian yang lebih tinggi. Yakni penggunaan media aklimatisasi yang baik dan sesuai bagi masing-masing jenis anggrek.

Menurut Haryani dan Sayoko (1993) kenyataan ini disebabkan selama bibit dalam botol kultur semua kebutuhan makanan (nutrisi) terpenuhi dan dapat dengan mudah diperoleh, serta semua factor lingkungan dapat dikontrol dan dioptimalkan. Sedangkan setelah bibit keluar dari botol harus berjuang sendiri untuk mendapatkan makanan dari media tumbuh yang ada dan terjadi perubahan kondisi lingkungan yang sangat tajam.

Tujuan/Kompetensi

Setelah melakukan kegiatan praktikum ini mahasiswa diharapakan dapat :

1. Meningkatkan ketrampilan melakan aklimatisasi anggrek.

2. Meningkatkan prosentase keberhasilan bibit anggrek yang jadi (tetap hidup) samai dapat diperjual belikan

3. Menentukan macam media aklimatisasi yang sesuai untuk masing-masing jenis anggrek.

Teori

Amggrek yang ditumbuhkan secara in vitro pada umumnya saat dikeluarkan dari dalam botol kutikulanya masih sangat tipis dan jaringan pembuluhnya belum berkembang secara sempurna Akibatnya bibit yang baru keluar dari botol tidak tahan terhadap intensitas cahaya mata hari yang kuat dan kelembaban udara yang rendah.

Seperti mahluk hidup lainnya, faktor lingkungan yang merupakan komponen abiotik mempengaruhi kehidupan tanaman anggrek adalah media tumbuh, udara, air, sinar mata hari, dan temperatur (Gunadi, 1979). Untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek diperlukan ketersediaan unsur hara. Besarnya unsur hara yang diperlukan tergantung pada umur dan besar kecilnya tanaman. Selain hal tersebut diperlukan kebutuhan pupuk bagi tanaman anggrek juga dipengaruhi oleh aktivitas tumbuh, macam media, serta jenis anggreknya (Batchelor, 1981).

Fungsi media tumbuh bagi tanaman anggrek selain sebagai tempet berpijak tanaman, juga harus bisa berperan sebagai tempat menyimpan unsur hara serta air yang diperlukan bagi tanaman anggrek. Menurut Widiastoety dan Santi (1979) media yang sesuai bagi tanaman anggrek harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :

1. tidak cepat lapuk

2. tidak menjadi sumber penyakit

3. mempunyai aerasi baik

4. mampu mengikat air dan unsur hara mineral

5. mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan

6. relatif murah harganya

Ciri anggrek (seedling) yang telah siap untuk di aklimatisasikan :

Anggrek monopodial.

Bibit anggrek dari botol yang telah siap diaklimatisasikan dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan yang sifat pertumbuhannya sympodial tidak mengenal masa istirahat (rest period), sedangkan yang bersifat monopodial mengenal masa istirahat, sehingga trasplantingnya (pindah tanam) harus didasarkan atas kenyataan adanya masa istirahat itu.

Bagi monopodial saat yang tepat untuk mengeluarkan bibit dari dalam botol adalah, waktu tanaman memperlihatkan pertumbuhan yang kuat, cepat, dan segar.

Misal : Quarter terete vanda : akar-akarnya agak besar, panjang lebih kurang 5 cm.

Semi terete vanda : akar-akarnya langsing, panjang lebih kurang 3 cm.

Vada sabuk : tidak memperlihatkan banyak akar

Anggrek Sympodial

Memperlihatkan adanya umbi (bulb), paling tidak umbi kedua.

Misal : Cattleya --- memperlihatkan akar-akar yang panjang dan daunnya lebar-lebar.

Dendrobium --- akarnya banyak, halus, dan panjang-panjang.

Latihan.

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum Aklimatisasi Anggrek, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Aklimatisasi !

2. Sebutkan 5 (lima) macam syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dijadikan media aklimatisasi !

3. Jelaskan ciri-ciri seedling anggrek monopodial dan sympodial yang telah siap untuk dikeluarkan dari dalam botol!

4. Sebut dan jelaskan secara rinci lingkungan fisik yang menjadi pembatas dalam proses aklimatisasi !

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab latihan ini lihat kembali materi dalam kegiatan praktikum 5 mengenai Aklimatisasi Anggrek secara seksama dan teliti.

Rangkuman

Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian terhadap lingkungan tumbuh yang baru bagi tanaman yang baru dikeluarkan dari dalam botol kultur. Bibit yang baru keluar sifatnya masih lemah karena kutikulanya masih sangat tipis dan jaringan pembuluhnya masih belum berkembang sempurna.

Media aklimatisasi harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain : tidak cepat lapuk, tidak menjadi sumber panyakit, mempunyai aerasi baik, mampu mengikat air dan unsur hara, mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan harganya relatif murah.

Ciri-ciri anggrek yang telah siap untuk dikeluarkan dari dalam botol adalah :

Untuk anggrek yang bersifat Monopodial (Vanda, Phalaenopsis) akar-akarnya panjang 3-5 cm, daun lebar, tanaman memperlihatkan pertumbuhan yang kuat, cepat, dan segar.

Sedangkan untuk anggrek yang bersifat Sympodial ( Cattleya, Dendrobium) paling tidak sudah mempunyai umbi semu (psedobulb), setidaknya umbi kedua.

Tes Formatif 5.

Pilih salah satu jawaban yang saudara anggap paling benar !

1. Tujuan perlu dilakukan aklimatisasi bibit asal dari botolan karena .

A. mengadaptasikan tanaman

B. menambah unsur hara

C. menambah oksigen

D. menambah cahaya

2. Media aklimatisasi harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain .

A. tidak menjadi sumber penyakit

B. tidak cepat melapuk

C. mudah menyerap air dan unsur hara

D. semuanya benar

3. Untuk mengeluarkan anggrek sympodial, bibit harus sudah memenuhi persyaratn .

A. belum mempunyai pseudobulbus

B. sudah tampak adanya pseudobulbus

C. akarnya besar-besar dan panjang

D. akarnya kecil-kecil tetapi banyak

4. Sebelum ditanam bibit dicelupkan terlebih dahulu dalam larutan .

A. herbisida

B. akarisida

C. fungisida

D. insektisida

5. Apa manfaat diberikan sterofoum pada dasar pot aklimatisasi .

A. menghidari penggenangan air di bagian bawah tanaman

B. mangurangi penggunaan media aklimatisasi

C. memudahkan akar menempel

D. menambah unsur hara

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 5 (aklimatisasi anggrek) yang terdapat dibagian akhir buku petunjuk praktikum ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kumudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Kegiatan Praktikum Aklimatisasi Anggrek

Rumus :

Arti tingkat penguasaan yang saudara capai :

90 % - 100 % : baik sekali

80 % - 89 %: baik

70 % - 79 %: cukup

Apabila tingkat penguasaan saudara mencapai 80% ke atas, Bagus ! Anda cukup memahami kegiatan praktikum tersebut. Anda dapat meneruskan ke giatan praktikum selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan saudara masih di bawah 80 % saudara harus mengulangi materi kegiatan praktikum tersebut, terutama bagian yang belum saudara kuasa.

Pelaksanaan Praktikum

Alat, Bahan, dan Cara Kerja

Alat :

1. kawat yang dibekuk ujungnya menyerupai huruf U

2. pinset

3. baskom untuk merendam bibit dalam larutan fungisida

4. batang pengaduk

5. autoklaf

6. spreyer

7. pot plastik ukuran 2,5 inci

8. tray/ tempat meletakkan pot telah ditanami anggrek

9. spidol permanen

10. kertas merang atau koran bekas untuk mengeringkan bibit dari larutan fungisida

Bahan :

1. steriofom

2. bibit anggrek botolan yang telah siap diaklimatisasikan (sesuai jenis anggreknya)

3. media aklimatisasi

4. fungisida

5. pupuk majemuk dengan kandungan N tinggi

Cara Kerja

1. Siapkan pot dan tulis nama anggrek yang akan ditanam dengan spidol permanen.

2. Siapkan steriofom yang telah dipotong kecil-kecil. Masukkan steriofom ke dalam pot samapi 1/3 bagian pot

3. Larutkan pupuk sesuai aturan penggunaan sebanyak 1 liter, kemudian rendam media aklimatisasi yang akan digunakan dalam larutan tersebut aduk-aduk sampai rata, selanjutnya tiriskan.

4. Setelah ditiriskan masukkan dalam botol bekas jam dan tutup dengan aluminium foil, kemudian sterilkan dengan autoklaf selama 30 menit.

5. Setelah steril dinginkan dalam baki plastik, dan bila telah dingin masukkan dalam pot (hingga setengah bagian pot)

6. Buat larutan fungisida sesuai rekomendasi (1 gram per liter)

7. Keluarkan seedling dari dalam botol dengan cara :

a. Buka tutup botol, isi dengan air yang bersih sambil digojog pelan-pelan agar media terlepas dari akar bibit.

b. Tarik keluar pelan-pelan menggunakan kawat pengait, tarik bagian pangkal batang dan usahakan akar yang keluar terlebih dahulu, agar tidak rusak daun-daunnya.

c. Rendam dalam larutan fungisida yang telah disiapkan selama 5 menit,kemudian tiriskan di atas kertas merang (koran bekas) sampai benar-benar kering.

d. Setelah kering dari larutan fungisida, tanamlah seedling dengan cara membalutakar seedling dengan moss atau media yang telah disiapakan. Usahakan daun dan bulbus tidak tertutup oleh media.

8. Benamkankan seedling dalam pot yang telah diisi dengan steriofom (bagian bawah)kemudian ditutup lagi dengan media sampai pot penuh sambil ditekanagar bibit dapat tegak.

9. Sirami seedling dengan sedikit air, dan usahakan daun-daunnya tidak terkenasiraman air.

10. Letakkan pot dalam rak-rak plastik (tray dari platik), kemudian letakkan seedling-seedling tersebut pada tempat terlindung dari sinar matahari secara langsungdanusahakan kelembaban relatif udaranya cukup tnggi.

11. Setelah seedling-cukup kuat, ditandai daun dan akarnya tumbuh sempurna, dapatdipindahkan di para-para yang intensitasnya tinggi dan sirkulasi udaranyabaik.

12. Syarat para-para harus bersih dari hama dan penyakit, denagn cara diberikan fungisidadan insektisida secara teratur, tiadak terkena air hujan secara langsungdan terhindar dari tiupan angin yang kencang secara langsung.

Siramlah seedling menggunakan sprayer agar perciakn air yang keluar kecil-kecil dan tidak melukai seedling yang masih lemah.

DAFTAR PUSTAKA

Arditti Y, and R. Emst. 1993. Micropagation of Orchids. Yohn Willey & Sons. Ins. New York.

Batchelor, P.S. 1981. Orchids Culture. Watering Ames Orchid Soc. 50 (8) : 945-952

Comber, J.B. 1990. Orcid of Java. Betham Moxon Trust. Royal Botanis Garden Kew. Richmond Survey. England.

Darmono, D.W. 2004. Menghasilkan Anggrek Silangan. Penerbit Swadaya.

Djauafarer, R. 2003. Phalaenopsis Spesies. Jenis dan Potensi untuk silangan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Dyah Widiastoety D. 2003. Merawat Cattleya. Swadaya. Jakarta.

Edhi Sandra. 2004. Membuat Anggrek Rajin Berbinga. PT. Agro Media. Tangerang.

Gunadi, T. 1979. Anggrek Dari Bibit Hingga Berbunga. PAI Cabang Bandung/Priyangan.

Gunawan ,L.W.1987. teknik Kultur Jaringan, Bogor. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman. Pusat Antar Universitas IPB.

Haryani dan B. Sayoko. 1993. Anggrek Phalaenopsis Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Livy Winata, G. 2005. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta.

Morel, G.M. 1984.Tissue Culture : Anew means of clonal propagation of Dendrobium by means of node culture. Amer. Orchid Soc. Bull. 33 : 473- 478.

Nugroho, N dan H. Sugito. 1996. Pedoman Pelaksanaan Teknik Kultur Jaringan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Redaksi Agromedia. 2006. Cara Tepat Merawat Anggrek. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Sandra , E. 2003. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. Cetakan ke-6. Agro Media Pustaka.

Sandra, S. 2003. Kultur Jaringan Anggrek. Skala rumah Tangga. Agro Media Pustaka Bogor.

Sagawa ,Y. 1976. Potential of in vitro culture technigues for improvement of hortikultural. 6 : 61 66.

Sastrapraja, S. dkk. 1976. Anggrek Indonesia. Lembaga Biologi Nasional LIPI, Bogor.

Setiawan, H. 20005. Usaha Pembesaran Anggrek . Cetakan ke IV. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setiawan, H. Dan L. Setiawan.2003.Merawat phalaenopsis. Penebar Swadaya.

Scully,R.M. 1967. Aspect of meristem culture in the Cattleya alliance. Amer. Orchid Soc. Bull. 36 : 103-107.

Soemario , L. 1978. Pengembangbiakan Anggrek Dari Daun. Kumpulan Kertas Kerja Penganggrek Indonesia II Magelang.

Soeryowinoto, S.M. 1983. Merawat Anggrek.. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Soeryowinoto, S. dan M. Soeryowinoto. 1987. Perbanyakan Vegetatif Pada Anggrek. Penerbit Yayasan Kanisius . Yogyakarta.

Soeryowinoto, M. 1989. Mengenal Anggrek Alam Indonesia. Penebar Swadaya.

Solvia, N. Dan T. Sutater.1997.Bioekologi Tanaman Anggrek Dendrobium. Dalam Anggrek. Balai Penelitian Tanaman Hias P : 1 13.

Widiastoety,D dan A.T. Bahar. 1995. Pengaruh Berbagai Sumber dan Kadar Karbohidrat Terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Dendrobium. Jurnal Hortikultura 5 (3) 76- 80.

Withner, CL. 1959. The Orchid. Ronald Press Company, New York.

EMBED Microsoft Word Picture

ii

_154772492.doc