BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis -...

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas atau dua lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut. Menjadi sebuah keniscayaan Interaksi sosial yang dinamis sebagai balikan antara anggota kelompok menjadi bagian penting dalam kegiatan bimbingan khususnya konseling kelompok. Membentuk struktur kelompok, menggugah solidaritas, menanamkan keyakinan norma, dan internalisasi norma-norma dalam kelompok adalah aspek-aspek pencapaian yang dilakukan seorang konselor. Sehingga dapat dijelaskan bahwa dinamika kelompok merupakan analisis dari hubungan-hubungan kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi sosial. Kelompok, dengan dinamikanya, memiliki struktur kompleks, yang terbangun secara sistematis, sehingga perlu pemahaman mendasar. Pembentukan pondasi pemahaman akan dinamika kelompok, menjadi dasar pemikiran utama penulisan makalah. B. Tujuan Membangun pondasi dasar terkait aspek sejarah, pola interaksi dasar, dan isu-isu etik yang turut berkembang seiring dengan berbagai kajian “kelompok C. Sistematika Makalah Makalah ini tersusun atas tiga bab, meliputi : Bab I berisi pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang dan tujuan pembuatan makalah beserta sistematika makalah. Bab II berisi tentang pembahasan yang meliputi, Bab III berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas atau dua

lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan

teratur sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur,

dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut.

Menjadi sebuah keniscayaan Interaksi sosial yang dinamis sebagai balikan

antara anggota kelompok menjadi bagian penting dalam kegiatan bimbingan

khususnya konseling kelompok. Membentuk struktur kelompok, menggugah

solidaritas, menanamkan keyakinan norma, dan internalisasi norma-norma dalam

kelompok adalah aspek-aspek pencapaian yang dilakukan seorang konselor.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa dinamika kelompok merupakan analisis dari

hubungan-hubungan kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa tingkah

laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-individu

dalam situasi sosial.

Kelompok, dengan dinamikanya, memiliki struktur kompleks, yang

terbangun secara sistematis, sehingga perlu pemahaman mendasar. Pembentukan

pondasi pemahaman akan dinamika kelompok, menjadi dasar pemikiran utama

penulisan makalah.

B. Tujuan

Membangun pondasi dasar terkait aspek sejarah, pola interaksi dasar, dan

isu-isu etik yang turut berkembang seiring dengan berbagai kajian “kelompok

C. Sistematika Makalah

Makalah ini tersusun atas tiga bab, meliputi :

Bab I berisi pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang dan

tujuan pembuatan makalah beserta sistematika makalah.

Bab II berisi tentang pembahasan yang meliputi,

Bab III berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

2

BAB II

KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

(Relasi Bimbingan Dengan Dinamika Kelompok)

A. Sejarah Kerja Kelompok

Berbagai pendekatan penelitian dikembangkan oleh para ahli untuk

memahami “kelompok” dengan segala kekomplek-annya. Para ahli begitu tertarik

dengan keberdayaan kelompok, sebagai bagian penting dalam perkembangan

sejarah manusia. Sejak manusia pertama tercipta dengan pasangannya (Nabi

Adam dan Siti Hawa), kelompok telah lahir dan terus beregenerasi turun temurun,

berkembang menjadi sebuah kekuatan peradaban. Sebagai bagian dari

keistimewaan manusia yang memiliki kepribadian dan memerlukan interaksi

social, kelompok menjadi tongak awal budaya, melalui pembentukan norma

norma anggota-anggotanya.

Proses pemberian bantuan adalah bentuk lain dari proses pengolahan dan

pembelajaran pada manusia. Hal tersebut berguna untuk memikirkan tentang

pemberian bantuan sebagaimana proses pembelajaran atau pembelajaran kembali.

Kita tertolong saat kita mengikat seseorang dalam suatu proses pembelajaran yang

membimbing mereka dan mencegah terjadinya masalah (bimbingan dan konseling

perkembangan). Dalam konseling kelompok proses ini memiliki spesifikasi yang

rentan bagi sebagaian indvidu. Aktivitas dalam kelompok ini menjadi media

interaksi sosial terutama dalam membangun kompetensi : (a) memiliki dan

diterima; (b) disahkan melalui proses umpan-balik; (c) bertukar pengalaman

bersama dengan yang lain; dan (d) kesempatan bekerja dengan orang lain tentang

tugas-tugas umum (Anderson & Carter, 1984: 115).

Definisi dinamika kelompok menurut Cartwright dan Zander (1968)

didapat dari penelitian mereka untuk mendeskripsikan dinamika kelompok

sebagai lahan penyelidikan (inquiry) “Dedikasi untuk pengetahuan tentang sifat

dasar kelompok, hukum dalam perkembangan, hubungan timbal balik dengan

individu lain, hubungan dengan kelompok lain, dan institusi secara lebih luas”.

Definisi singkat dinamiaka kelompok dikemukakan oleh Jacobs, Harvill dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

3

Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi

hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota

kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan

kelompok.

Jadi, dapat disimpulkan hal utama dalam kelompok adalah :

1. Kekuatan atau pengaruh dalam kelompok

2. Hal yang penting dalam proses kelompok adalah interaksi antar anggota

kelompok

The Association for Specialists in Group Work (ASGW, 1990)

mengungkapkan secara khusus , bahwa kerja kelompok diartikan sebagai suatu

praktek professional yang luas, yang mengarah kepada pemberian bantuan atau

penyelesaian tugas-tugas dalam suatu adegan (setting) kelompok.

Kerja kelompok telah berkembang melaui pertumbuhan sejarah yang

berbeda. Di Inggris, pertengahan tahun 1800-an muncul suatu gerakan yang

disebut terapi moral (moral therapy) yang menyembuhkan pasien gangguan

mental melalui perlakuan di dalam adegan pedesaan untuk menghirup udara segar,

melukis, serta dirawat secara manusiawi.

Selama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan

dengan penekanan pada fungsionalitas dan penataran pragmatis. Perkembangan

keompok selepas tahun 1800-an menunjukkan suatu gerakan yang dinamis,

dikarenakan disumbang oleh kemunculan disiplin-disiplin psikologi, sosiologi,

filsafat, dan pendidikan. Jane Addams bereksperimen yang terfokus pada para

imigran dan yang miskin di Hull House, Chicago. Dia mengorganisasikan

indivisu-individu kepada budaya Amerika Baru atau diasingkan darinya, dengan

maksud dan memberdayakan kelompok melalui keikutsertaan mereka dalam

membaca, kerajinan tangan, dan aktivitas-aktivitas keompok. Focus dari Hull

House terutama pada hubungan timbal-balik yang mendorong “keterarahan-diri

dan kehormatan-diri individu”. Model kerja kelompok yang dirancang Addams

menekankan pada “masayarakat sosial yang luas” yang di dalamnya anggota

kelompok memiliki asal-usul, tujuan-tujuan, dan kebutuhan yang sama.

Masih pada tahap awal tahun 1900-an, tepatnya tahun 1905 di Rumah

Sakit Umum Massachusetts, Boston. Joseph Hersey Pratt merupkan orang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

4

pertama yang menggunakan kelompok yang tidak berorientasi pada kerja/tugas

atau tidak mengutamakan pendidikan-psikologis (psychoeducational). Dia

memulai psikoterapi kelompok untuk pasien-pasien bekas pengidap turbeculosis

(TBC) yang berada dalam kondisi kronis dan depresi. Pratt merupakan orang

pertama yang menulis tentang dinamika yang terjadi di dalam adegan kelompok,

dan karyanya dipersiapkan sebagai suatu model pemimpin-pemimpin lain

mengeksplorasi ke dalam kelompok mereka. Dia menggunakan kelompok untuk

mengajar pasien cara-cara merawat diri mereka sendiri, melalui penalaran-

penalaran yang ekonomis dan ramah (manusiawi).

Jesse B. Davis, kepala sekolah Grand Rapids High School di Michigan,

pada tahun 1907 mengarahkan kelas berbahasa Inggris setiap minggu yang

dicurahkan kepada “Bimbingan Moral dan Jabatan”. Dia tidak menekankan pada

dinamika dan proses kelompok, melainkan pada fungsionalitas suatu kelompok

sebagai lingkungan belajar keterampilan hidup dan nilai-nilai.

Awal kemajuan kerja terapeutik kelompok mengalami kelambatan dari

tahun 1910-1919. Pada masa tersebut Perang Dunia I terjadi, kelompok digunakan

dengan keras untuk kepentingan yang bermanfaat. Para tentara ditugaskan dalam

kelompok-kelompok perang. Selama masa itu dikembangkan tes-tes psikologis

kelompok, seperti Army Apha and Beta (tes inteligensi). Kelompok juga

digunakan dalam suatu cara yang terbatas untuk merawat para tentara yang

kelelahan bertempur. Dengan demikian, selama perang kerja tim ditekankan baik

pada personil sipil maupun militer.

Barulah pada tahun 1920-an-1930-an, hakikat kelompok-kelompok diteliti

secara lebih terbuka. Teori utama yang muncul di dalam gerakan kelompok adalah

dari J. L. Moreno. Ia menerbitkan makalah filosofis tentang metode-metode

kelompok, yang ditulis di bawah nama J. M. Levy. Seperti halnya di Eropa,

pandangan Moreno kemudian berpengaruh terhadap perkembangan teori dan

praktek kelompok di Amerika Serikat. Karya-karya tulisnya ditekankan pada

psikoanalitik dan perspektif psikologis psikodrama merumuskan “Theatre of

Spontaneity”. Ide Moreno kemudian mempengaruhi para ahli lain, seperti Fritz

Perls yang menemukan teknologi Gestalt; dan William Schutz yang membentuk

teknik-teknik pertemuan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

5

Bimbingan dan konseling kelompok menawali babakan bentuk baru.

Bentuk konseling kelompok merujuk kepada collective counseling dari Alfred

Adler, yang dilaporkan dan dipergunakan awal tahun 1922. Selama tahun 1920-an

banyak pula dilakukan investigasi terhadap fenomena kelompok kecil oleh para

ilmuwan sosial. Allport (1924) meneliti tipe interaksi dan norma yang berlaku

dalam adegan kelompok kecil, serta bagaimana individu dipengaruhi oleh

kelompok. Penilaian tampilan kelompok melawan individu dilakukan oleh

Gordon (1924) dan Watson (1928).

Pada tahun 1930-an sejarah kerja kelompok tercatat dalam lima peristiwa

penting. Pertama, peningkatan publikasi dan praktek pendidikan psikologis dan

bimbingan kelompok. Kedua, J. L. Moreno melanjutkan menulis dan presentasi

kreatifnya. Ia memperkenalkan istilah terapi kelompok dan psikoterapi kelompok

ke dalam perbendaharaan profesi bantuan (1930: 1932). Moreno juga membentuk

perlakuan kelompok yang disebut Psikodrama. Ketiga, studi lapangan dilakukan

oleh para sosiolog, seperti Muzafer Sherif (1936), Theodore Newcomb dan W. F.

Whyte yang masing-masing hasil karya studi selama 3,5 tahun tentang sistem

sosial yang luas melalui pergerakan ke dalam daerah kumuh di Boston. Dia

menemukan gang, klub, dan organisasi politik yang berdampak dramatis terhadap

kehidupan individu. Keempat, selama decade tersebut pertama ditemukan tentang

kelompok bantuan-diri (self-help group) di Amerika dan alkoholik tanpa nama

(Alcoholics Anonymous). Terakhir, adalah fenomena pergerakan perlakuan

psikoanalitik terhadap matra kelompok.

Perang Dunia II dan tahun 1940-an dipandang sebagai periode awal kerja

kelompok modern. Dua arahan utama di dalam perkembangan resmi dari

kelompok selama masa ini, yaitu: (1) penulisan teori dan praktek dari Kurt Lewin

dan Wilfred Bion; dan (2) pematapan organisasi-organisasi kelompok. Iklim kerja

kelompok dikembangkan selama masa ini, yang merefleksikan reaksi perlawanan

masyarakat Amerika dan Inggris terhadap keotoriteran dan kediktatoran, dalam

kerangka mempertunjukkan kepedulian dan mendorong demokrasi.

Dekade 1950-an ditandai oleh perbaikan yang meningkat dalam

keseluruhan aspek kerja kelompok. Bales (1950) mencatat peran-peran stereotip

dari banyak kelompok yang kelebihan waktu yang gawat. Pada waktu yang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

6

sama,Karen Horney, Harry Stack Sullivan dan Carl Rogers mengembangkan

perspektif teori yang berbeda terhadap “adegan klinis yang berbeda untuk tipe

permasalahan klinis yang berbeda pula”.

Selama 1950-an prosedur kelompok mulai diterapkan pada praktek

konseling keluarga, yang antara lain dipelopori oleh Rudolph Dreikurs; yang pada

awalnya bekerja dengan kelompok orang tua. Konsep baru tentang kelompok pun

berkembang pada masa ini. Istilah kelompok perkembangan (developmental

group) awalnya digunkan oleh Richard Blake dan Jane Mouton. Buku teks

pertama tentang kerja kelompok diterbitkan tahun 1958, yang berjudul Counseling

and Learning through Discussion oleh Helen I. Driver. Terminologi kerja dengan

kelompok menjamur pada decade 1950-an. Sejumlah tipe baru kelompok yang

disebut “kelompok mutu/quality groups” diimplementasikan oleh orang Jepang di

bawah pengarahan ahli kelompok tugas/kerja W. Edwards Deming. Tipe-tipe

kelompok ini selanjutnya mempengeruhi industry Amerika pada dekade 1980-an.

Kerja kelompok, secara khusus konseling dan psikoterapi kelompok

terkenal di tahun 1960-an. Para praktisi kelompok mempopulerkannya pada The

New York Times yang merancang tahun 1968 sebagai tahun kelompok. Dua

kelompok yang poupler dengan sebutan Marathon groups (George Bach dan Fred

Stoller, 1964) dan basic encounter group atau encounter group (kelompok

pertemuan) dikembangkan oleh Carl Rogers (1967) dari teoti konseling

individual. Berbagai peristiwa penting dari periode ini patut pula dicatat,

khususnya dalam perkembangan teori dan praktek kelompok. Para pakar teori

sekaligus praktisi yang berorientasi eksistensial-humanistik, yang dikenal pada

decade ini, antara lain Fritz Perls (1967); Eric Berne (1964;1966); William C.

Schutz (1967); Jack Gibb (1961); George Bach (1967) dam Carl Rogers.

Penelitian kelompok kerja dan pertumbuhan kelompok bantuan-diri

diperhalus selama decade 1970-an dan 1980-an. Kelompok kerja/tugas menjadi

lebih penting dan berpengaruh dari tahun 1970-an hingga kini. Kelompok

pendidikan psikologis dimunculkan kembali selam periode penting 1980-an dan

1990-an. Etika dan standar professional untuk pemimpin kelompok diadopsi pada

masa 90-an, serta organisasi-organisasi kelompok mulai melanjutkan

pertumbuhannya dengan subur.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

7

Berkaitan dengan kilasan sejarah kelompok di atas, George M. Gazda

(1984) memetakan garis waktu historis tentang prosedur-prosedur kelompok, yang

didukung oleh fakta yang komprehensif.

Kilasan sejarah perkambangan kelompok yang terpaparkan di atas berasal

dan bersumber dari belahan dunia Barat, khususnya di Indonesia, untuk meninjau

perkembangan konsep dan praksis konseling kelompok, tampaknya tidak dapat

dipisahkan dari garis historis perkembangan pendidikan. Rochman Natawidjaja

dalam hal ini mengisyaratkan perspektif pemikiran dan praksis kependidikan yang

konsisten dalam mengembangkan bimbingan pada umumnya, dan konseling

kelompok pada khususnya.

Menurut Rochman (1987), jauh sebelum masyarakat Indonesia

bersentuhan dengan budaya Amerika Serikat, Ki Hajar Dewantara telah

menciptakan sistem pendidikan yang pada gilirannya diambil sebagai dasar

pengembangan pendidikan nasional, termasuk konsep dasar bimbingan.

Namun untuk memperoleh fakta empirik yang menggambarkan sejarah

perkembangan bimbingan dalam keseluruhan adegan pendidikan, diperlukan

suatu penelitian yang terpadu dan komprehensif dari kalangan yang

mempedulikannya. Hasil dari penelitian yang dimaksud, pada gilirannya akan

memperkaya khazanah pemikiran dan dapat dijadikan bahan masukan untuk

memprediksi kecenderungan arah bimbingan pada masa-masa mendatang.

C. Model-model Utama Kerja Kelompok

Struktur kelompok berarti suatu badan yang berupa susunan dalam sebuah

kelompok yang didalamnya berlangsung interaksi diantara tiap anggota kelompok

dalam hubungannya dengan kelompok itu sendiri sebagai sebuah keseluruhan.

Kedua jenis bentuk itu berpengaruh terhadap bagaimana kelompok itu akan

berhasil atau sesuai dan apakah setiap individu atau kelompok secara objektif

akan menerima semua itu.

Bentuk susunan dalam anggota kelompok adalah faktor pertama dalam

menyelenggarakan aktivitas kelompok. jika setiap anggota kelompok merasakan

mereka berada dalam kelompok itu berpindah dari sebuah kelompok dan mereka

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

8

adalah pusatnya maka mereka akan melakukan sesuatu setelah adanya suatu

penyesuaian.

Jaringan komunikasi serta interaksi yang berkembang dalam sebuah

kelompok menentukan terhdap berjalannya dan tercapainya suatu maksud dan

tujuan dari kelompok tersebut. Komunikasi antara seorang pemimpin sebagai

pengambil keputusan serta hubungan yang efektif diantara anggota kelompok

yang lainnya juga antara seorang pemimpin dengan anggotanya merupaka aspek

yang dapat menjadi hambatan atau berlangsungnya distribusi informasi yang

semakin baik sehingga tujuan akan tercapai secara efektif dan efisien. sistem

jaringan komunikasi itu berlangsung secara keseluruhan membentuk jaringan

lingkaran yang berhubungan antara anggota satu sama lainnya dimana setiap

orang menempati peran dan posisinya masing-masing. Jaringan lingkaran ini

memberikan kepada setiap orang untuk bertindak secara demokratis dan

menunjukkan serta membentuk tim kerja kelompok yang solid dan memberikan

kesempatan yang sama kepada setiap anggota kelompok untuk berperan dan

bergerak bersama-sama. Dalam hal ini dituntut seorang pemimpin yang aktif dan

secara langsung berhubungan komunikasi yang baik antara anggota kelompok

yang lainnya.

Leavitt (1951) menunjukkan sebuah penelitian dan ternyata kelompok itu

terdiri dari 3 bentuk Susunan kelompok, yaitu :

1. Rantai

Jaringan komunikasi yang berlangsung dalam sebuah kelompok ini

berbentuk sebuah rantai dimana orang-orang diposisikan atau ditempatkan

sepanjang garis-garis yang merupakan dan tersusun menurut tingkatan peran

mereka dalam sebuah kelompok. komunikasi berjalan dan berlangsung

melalui satu orang keorang lainnya arah jaringannya menurut bentuk rantai.

Salah satu kelemahan dari bentuk rantai ini adalah ketidaksalancaran dalam

hubungan komunkasi dengan anggota yang lainnya sehingga menimbulkan

kesalahpahaman dinatara anggotanya yaitu jika dilihat dalam gambar terlihat

adanya komunikasi yang terputus pada salah satu anggota kelompok itu.

2. Roda

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

9

Cara yang lain dalam susunan kelompok adalah bentuk roda, dalam hal

ini terdapat satu pembicara atau agen utama yaitu seorang pemimpin, dimana

semua pesan dari anggota kelompok itu akan ditampung oleh pemimpin

tersebut. Anggota kelompok itu berinteraksi langsung dengan seorang

pemimpin sedangkan hubungan antara anggota peserta kelompok dengan

dengan kelompok yang lainnya tidak berlangsung. Sehingga tidak terjalinnya

komunisai itu mengakkibatkan terputusnya komunikasi antara anggota

kelompok yang lainnya dan tak jarang menimbulkan kesalahpaman diantara

elemen-elemen kelompok itu.

3. Bentuk Y

bentuk kelompok menurut penelitian Leavitt adalah berbentuk y. Bentuk

ini adalah gabungan antara bentuk roda dan bentuk rantai. Dalam bentuk ini

cenderung melibatkan seorang pemimpin. Bentuk ini terdapat hanya 2 bagian

yang berperan dan berhubungan langsung menyampaikan informasi kepada

pemimpin itu. Seperti dalam bentuk rantai ternyata Y juga memiliki hambatan

komunikasi dalam hal hubungannnya dengan anggota kelompok lainnya dimana

mereka mengharapkan terjalalinnya hubungan komunikasi langsung dan

komunikasi diantara anggota kelompok lainnya sehingga dalam bentuk ini

informasi tidak secara sama diterima dan disebartkan.

Dalam banyak kelompok-kelompok terdapat hal yang berguna dari

struktur yang telah terbentuk itu akan menyesuaikan dengan berbagai macam jenis

yang mereka pergunakan. Seperti dalam psikologi pendidikan atau bimbingan

kelompok anggota memungkinkan disusun dalam struktur yang lainnya dimana

mereka ditempatkan dalam garis dan panah. Jika psikoterapi kelompok berjalan

sebagaimana mestinya dan berlangsung secara efektif maka setiap anggota

kelompok dapat dengan mudah berinteraksi dengan satu sama lain secara

langsung. Dinamika yang positif terjadi jika beberapa kelompok akan

menyalurkan dan melibatkan lebih banyak peran tingkatan sehingga dapat

bergerak secara merata dalam hierarki tersebut dan pergerakannya menurut arah

lingkaran sehingga informasi dapat tersalurkan dengan efesien dan

efektifTerdapat empat model dasar kelompok, yang mana memiliki perbedaan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

10

dari segi arah dan kinerja kerja. Empat model ini didasarkan kepada Glading

(1995).

1. Dari perspektif ini, suatu kelompok dipandang sebagai perangkat

organisme tunggal yang umumnya disebut anggota, yang lebih satu

periode waktu atau periode-penyelaan ganda, bertalian tatap muka satu

sama lain, memproses materi-energi dan informasi. Dalam model

sistematik ini, anggota kelompok yang selalu menentukan antara

kebutuhan-kebutuhan untuk membedakan mereka sendiri dan memadukan

dengan yang lain. Dalam cara ini, mereka mirip satu keluarga. Dari

perspektif sistem, pimpinan kelompok harus mengubah upaya-upaya

mereka dalam anggota bantuan dan kelompok sebagai suatu keseluruhan

yang mencapai keseimbangan dari kebutuhan-kebutuhannya. Pimpinan,

dengan demikian sebagai pengembang kelompok.

Kepercayaan utama dari model sistem umum adalah kesehatan kelompok

itu sendiri. Kelompok mungkin bekerja di dalam suatu cara yang

fungsional atau disfungsional bergantung pada banyak factor, antara lain

pertalian antar pribadi, kesehatan mental individu yang terlibat, dan

keterampilan pemimpin kelompok.

2. Memfokuskan pada tujuan kelompok, malahan pada dinamika-dinamika

mereka sebagaimana dalam teori sistem umum di atas. Tiga kelompok

kontak utama yang dijelaskan dalam model ini, yaitu: bimbingan

kelompok, konseling kelompok, dan psikoterapi kelompok. Di dalam

beberapa kasus, sulit membedakan ketiga kelompok tersebut. Menurut

Ohlsen (1977) letak perbedaan antara konseling kelompok dengan

psikoterapi kelompok adalah lebih pada hasil dari keterlibatan orang, alih-

alih pada proses itu sendiri. Perbedaan antara ketiga kelompok tersebut

menurut Mahler (1971) terletak pada: (1) pembatasan awal tujuan

kelompok; (2) ukuran kelompok; (3) pengelolaan isi; (4) lamanya

kehidupan kelompok; (5) tanggung jawab pemimpin; (6) kepelikan

masalah; (7) kompetensi pemimpin.

Gazda (1984: 1989) dan Rochman Natawidjaja (1987) mengukur

perbedaan dan persamaan ketiga tipe kelompok yang dimaksud dalam

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

11

suatu cara yang kontinum. Dalam hal ini tampak tujuan-tujuan yang

tumpang tindih, kompetensi professional dan kekhasan masing-masing,

seperti tergambar sebagai berikut.

Pencegahan dan

kemudahan Pertumbuhan

Pencegahan-kemudahan

dan penyembuhan Penyembuhan

Bimbingan kelompok

Kelompok latihan

keterampilan hidup

(keterampilan sosial)

Koseling kelompok

Kelompok-latihan

Kelompok latihan

kepekaan

Kelompok perkembangan

organisasional

Kelomok pertemuan

Kelompok berstruktur

(termasuk latihan

keterampilan hidup)

Psikoterapi kelompok

Kelompok latihan

Keterampilan hidup

(keterampilan sosial)

Gambar 1.1 hubungan antara Proses-proses Kelompok

Sumber: Diramu dari George M. Gazda (1984: 1989); Rochman Natawidjaja

(1987); dan Samuel T. Gladding (1995).

3. TRAC (tasking/penugasan; relating/pertalian; acquiring/perolehan; dan

contacting/hubungan kontak). Tiap-tiap tulisan tersebut menampilkan

suatu area di dalam gambaran total kerja kelompok, yang dipetakan dalam

gambar2.1 berikut.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

12

Gambar 2.1. Peta Proses dan Manajemen Kelompok TRAC

Sumber: Samuel T. Gladding (1995: 18)

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa kelompok penugasan difokuskan pada

pencapian tugas; sementara dalam kelompok pertalian tujuan dicapai untuk

meningkatkan pilihan-pilihan bagi pergerakan ke dalam kehidupan tiap pribadi;

sedangkan kelompok perolehan diarahkan kepada hasil belajar anggota yang dapat

diterapkan kepada yang lain. Akhirnya kelompok hubungan-kontak difokuskan

pada pertumbuhan individual para anggota.

4. Model kelompok standar/spesial

kelompok dibatasi menurut tujuan, fokus, dan kompetensi yang

dibutuhkan mereka. ASGW (1990) mengembangkan standar untuk setiap

kelompok ke dalam empat tipe, yaitu:

a. Bimbingan/pendidikan psikologis;

b. Konseling/pemecahan masalah antar pribadi;

c. Psikoterapi/rekonstruksi kepribadian; dan

d. Tugas/kerja.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

13

Keempat kelompok standar tersebut memerlukan keterampilan-

keterampilan ini yang mirip, seperti keterampilan bekerja untuk

membangun kekompakan dan memecahkan konflik; serta keterampilan

khusus untuk kepentingan yang khusus pula, seperti pengetahuan

menggemakan pengajaran, dan teknik-teknik praktis dalam kelompok

pendidikan psikologis.

D. Persoalan Etik dan Legal Kerja Kelompok

Konselor sebagai pemimpin kerja kelompok selalu dituntut untuk membuat

keputusan yang tepat dan bijaksana, yang menunjukkan kinerja profesionalnya.

Setiap keputusan yang dihasilkannya didasarkan atas pedoman etik organisasi

profesional yang telah disepakati, baik pada tingkat lokal (daerah) maupun tingkat

nasional. Para praktisi kerja kelompok terkadang dibingungkan disaat harus

mengambil keputusan; apakah berlandaskan pedoman etik, standar-standar legal,

atau keduanya. Etik dan hukum tidaklah satu dan sama. Namun para konselor di

dalam pembuatan keputusan yang terbaik dan bijaksana, seyogianya

menggunakan pelbagai informasi dan sumber yagn terandalkan

Informasi yang sekadarnya tidaklah cukup. Pengetahuan tentang etik itu

sendiri bukanlah jaminan berperilaku etik sebagaimana mestinya. Pimpinan atau

konselor dan anggota kelompok harus selalu mempraktekkan apa yang mereka

pelajari. Hanya dengan praktek, keterampilan bernalar mereka yang bekerja dalam

kelompok menjadi tajam serta melandasi perilaku dengan segala konsekuensinya.

Oleh karena itu, pengambilan keputusan etik dan legal adalah suatu aktivitas

dinamis yang membutuhkan perhatian hati-hati, bila konselor kelompok ingin

tetap bertahan dan bertindak searah dengan minat para anggota kelompok. Hal

tersebut menjadi tanggung jawab setiap pimpinan kelompok untuk berusaha

berpikir secara etik dan bertindak secara pprofesional.

Kerja kelompok merupakan merupakan suatu proses yang kompleks,

sehingga mereka yang terlibat di dalamnya harus mempertimbangkan pelbagai

segi. Oleh karena itu, pada bagian berikut dikupas tentang hakikat dan persoalan

etis serta peraturan-peraturan legal yang berpengaruh terhadap bidang kerja

kelompok.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

14

E. Hakikat dan Persoalan Etis Kerja Kelompok

Dalam kerja kelompok, etis didefinisikan sebgai aturan-aturan tingkah laku

berdasarkan atas seperangkat nilai-nilai professional. Berperilaku etis adalah

bertindak di dalam suatu cara yang diterima secara professional berdasarkan atas

nilai-nilai. Perlakuan etis, dengan demikian merupakan penarikan kesimpulan

yang benar dan tepat berdasarkan atas nilai-nilai.

Adapun persoalan pokok (issues) yang berkaitan dengan kode etik

professional dan seyogianya diperhatikan dalam penyelenggaraan kerja kelompok,

yaitu mencakup: (1) Latihan pimpinan kelompok; (2) Penyaringan anggota

kelompok; (3) Hak anggota kelompok; (4) Kerahasiaan; (5) Hubungan pribadi

antara anggota dengan pimpinan kelompok; (6) Hubungan rangkap; (7) Hubungan

pribadi antar anggota; (8) Penggunaan teknik-teknik kelompok; (9) Nilai-nilai

pimpinan; (10) Rujukan; dan (11) Pengakhiran dan tindak lanjut.

1. Latihan Pimpinan Kelompok

Ciri-ciri atau karakteristik pimpinan kelompok merupakan hal yang vital

dalam kerja kelompok. Ciri-ciri yang dimaksudkan mencakup kualitas

kesadaran diri, ketulusan, kemampuan untuk membentuk kehangatan,

memelihara hubungan, kepekaan dan pemahaman, kepercayaan-diri, rasa

humor, fleksibilitas perilaku dan kemauan untuk menilai-diri. Tanpa ciri-

ciri tersebut, para pimpinan kelompok atau konselor berpotensi untuk tidak

efektif dan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan antar pribadi.

2. Penyaringan Anggota Kelompok Potensial

Penyaringan anggota kelompok potensial merupakan persoalan pokok

yang kedua di dalam kerja kelompok. Proses ini lebih sulit daripada yang

diduga, dan menjadi peristiwa yang lebih kompleks manakala kelompok

terdiri dari anggota tidak sukarela (nonvolunteers).

3. Hak-hak Anggota Kelompok

Anggota kelompok memiliki hak yang harus dihormati dan dilindungi ,

apabila kelompok ingin berlangsung baik. Hak-hak yang dimaksud

seimbang dengan hak-hak pengguna layanan professional.

4. Kerahasiaan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

15

Kerahasiaan adalah hak anggota kelompok. Setiap anggota berhak untuk

menyatakan pemikiran-pemikiran pribadi, perasaan-perasaan, dan

menginformasikan kepada pimpinan dan anggota kelompok yang lain serta

mengharapkan, bahwa tiada jalan bagi yang bukan anggota kelompok

untuk mempelajari hal-hal tersebut. Apabila anggota kelompok tidak

sanggup memelihara rahasia, maka kehancuran proses kelompok yang

akan terjadi. Landasan pemeliharaan rahasia adalah materi kepercayaan.

Kelompok yang berkeinginan produktif, mensyaratkan anggotanya saling

percaya satu sama lain.

5. Hubungan pribadi antara anggota dengan pimpinan kelompok

Ragam dan jenis hubungan anggota kelompok dengan pimpinan akan

bervariasi dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Dalam kelompok

tugas/kerja, kontak kebetulan antara anggota dengan pemimpin kelompok

biasanya tidak dapat dihindari dan mungkin produktif. Bagaimanapun

dalam kelompok terapeutik, setiap kontak adalah mungkin menjadi tidak

pantas dan dapat destruktif untuk keterlibatan pribadi sebagaimana

keterlibatan kelompok secara keseluruhan. Hal ini adalah lebih mungkin,

bahwa hubungan antara anggota dengan pemimmpin kelompok akan

mengganggu terhadap kelompok sebagai keseluruhan, jika mereka tidak

menangani secara hati-hati.

6. Hubungan pribadi antar anggota kelompok

Jika kontak antar anggita di luar kelompok mengahsilkan bagian kelompok

dan menjadi gangguan, maka pimpinan kelompok hendaknya menangani

hal itu. Secara keseluruhan, fokus fokus dari kelompok harus menjadi

hubungan yang terbuka ke dalam adegan kelompok. Hal ini merupakan

harga dan saling mempengaruhi yang halus antara anggota kelompok

dengan lingkungan kelompok, dan saat tiap anggota membentuk dan

merespons terhadap kehidupan sosial mereka. Interaksi yang lebih

spontan, lebih bervariasi akan menjadi lingkungan dan meningkatkan

kemungkinan bahwa persoalan seluruh anggota akan menjadi

bersinggungan.

7. Penggunaan teknik-teknik kelompok

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

16

Tekni-teknik atau latihan cara-cara yang terstruktur menggerakan para

anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka dapat memiliki suatu

kekuatan yang berpengaruh terhadap anggota kelompok dan terhadap

perubahan serta kerja sama mereka. Mereka juga dapat mencegah pasang-

surut alamiah dari kelompok dan mungkin diragukan secara etis.

Terdapat teknik-teknik khusus untuk situasi dan tahapan yang berbeda

dalam suatu kelompok. Corey (1990) mengakui bahwa latihan terstruktur

adalah baik ketika mereka difokuskan pada pencapaian tujuan-tujuan

kelompok dan atau anggota kelompok. Pimpinan kelompok berhadapan

dengan persoalan etis ketika dirinya kekurangan keterampilan atau

kepekaan untuk menggunakan latihan sebagaimana mestinya.

8. Nilai-nilai pimpinan

Pemimpin atau konselor kelompok memiliki nilai-nilai yang baik dn

buruk, yang mempengaruhi tujuan, metode, dan puncak keberhasilan kerja

dan konseling kelompok. Pemimpin yang berusaha untuk

menyembunyikan nilai-nilainya dalam situasi tertentu mungkin secara

nyata melakukan kesalahan alih-alih kebaikan. Bagaimanapun pemimpin

harus hati-hati tidak memaksakan nilai-nilainya pada anggota kelompok.

9. Rujukan

Proses membuat rujukan meliputi pengukuran nilai-nilai yang sewajarnya

dan keterbatasan pimpinan kelompok. Tahapan dalam proses rujukan

mencaup: (1) pengidentifikasian kebutuhan untuk merujuk; (2) penilaian

sumber rujukan yang potensial; (3) mempersiapkan klien untuk rujukan;

dan (4) mengkoordinasikan pengalihan.

10. Pengakhiran dan tindak lanjut

Pengakhiran dan tindak lanjut menjadi persoalan pokok etis dikarenakan

kesalahan kelalaian daripada kesalahan kepanitiaan. Kelompok

membutuhkan tindakan berbentuk pembukaan sebelum pengakhiran.

Persoalan pokoknua berkaitan dengan kelekatan dan pelepasan yang

terutama pada saat pengakhiran. Dalam hal ini, pimpinan kelompok

hendaknya menginformasikan kepada anggota tentang tahapan-tahapan

yang bakal ditempuh di antara sesi-sesi konsultasi bersama; kapan mulai

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

17

aktivitas dan kapan berakhir suatu kelompok. Di antara tahapan atau sesi-

sesi yang dimaksud, diinformasikan pula kemajuan serta dampak yang

diperoleh dari kerja kelompok berikut kelanjutannya. Di samping itu,

tindak lanjut setelah pengakhiran juga menguntungkan konselor serta

membantu menilai keefektifan apa yang dilakukan di dalam dan

mengembangkan gaya kepemimpinan kelompok. Boleh jadi, sebagian

besar materi penilaian yang lebih bermakna dapat menguntungkan

konselor selama 30 hari atau lebih setelah kelompok berakhir. Pada waktu

itu para anggota kelompok lebih mandiri dari pimpinan dan mungkin dapat

menjadi lebih jujur.

Kode Etik lahir karena Latar belakang, diantaranya adalah :

1. Bahwa seorang konselor akan berinteraksi dengan klien.

2. Konselor sebagai pribadi yang membantu kilen .

3. Konselor sebagai professional (keterampilan, kode etik, kondensasi).

Kode etik adalah Pola aturan, tata cara, pedoman etis dan berperilaku.

Dalam kata lain Represents the professional values of a profession into standards

of conduct for the membership (Gibson & Mitchael, 1995). ada Asas etis (Chung,

1981) yang memberikan sebuah gambaran seperti apa Kode Etik itu, yaitu:

1. Menghargai hakikat kamusiaan (Respect for the dignity of persons).

2. Responsible caring (adanya tanggung jawab).

3. Integrity in relationships.responsibility to society.

Adapun kegunaan atau Fungsi kode etik menurut Blocher (1986) adalah :

1. Melindungi profesi dari campur tangan pemerintah (protect a profession

from government interference).

2. Menjaga ketidaksesuaian profesi ( prevent internal disagreement within a

profession).

3. Menjaga konselor dari masalah malpraktik ( protect practitioners in cases

of alleged malpraktic).

Sedangkan jika kita tinjau kembali kekuatan dan eksistensi suatu profesi

muncul dari kepercayaan publik. Masyarakat percaya bahwa layanan yang

diperlukan hanya dapat diperoleh dari orang yang dipersepsikannya sebagai orang

yang berkompeten untuk memberi layanan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

18

Kode Etik suatu profesi muncul sebagai Self Regulation dari profesi itu,

hal ini harus dikembangkan secara fair karena hal ini merupakan sebuah aturan

yang melindungi praktisi (konselor)dan pengguna(konseli). Kode Etik

menyiapkan sebuah acuan atau pedoman bagi konselor berkenaan dengan

parameter atau tolok ukur etik profesi dilingkungan masyarakat.

Hal yang mendasar diperhatikan adalah nilai-nilai antara konselor dan

konseli dalam proses konseling yang mempengaruhi satu sama lain dan jangan

sampai terlalu mendominasi dalam proses pemberian layanan yang nantinya

memberikan beberapa batasan dalam hal nilai, masalah kepercayaan, budaya ,

pribadi, sosial, dan lain sebagainya.

Hal ini memberikan sebuah pemikiran bahwa seorang konselor haruslah

dapat mampu melihat kelebihan yang ada didalam dirinya dan juga sadar akan

segala kekurangannya, dalam hal ini harus seimbang tapi jangan terlalu optimis

atau terlalu pesimis terhadap kemampuan yang dimiliki. Konselor harus bersifat

terbuka dan menerima segala yang ada pada dirinya.

Untuk mendorong dan mengimplementasikan pedoman etis dalam kerja

kelompok dapat ditempuh melalui dua tahapan, yaitu pelatihan dan praktik. Kedua

tahapan tersebut merupakan peluang atau kesempatan yang disediakan dalam

adegan pendidikan, yang berupaya mempersiapkan para pimpinan kelompok yang

menguasai pengetahuan dan menghayati etik profesionalnya.

Pelatihan tentang persoalan-persoalan pokok etis bagi para pimpinan

kelompok merupakan suatu proses multidimensional. Dikatakan sebagai

multidimensional, karena proses pelatihan berlangsung melalui beberapa tahapan

sebagai berikut. Tahap pertama, para pimpinan kelompok harus mengenal akrab

kode etik dan peratutan-peraturan. Tahap kedua, mereka harus menjadi akrab

dengan etika dan nilai-nilai yang mereka miliki. Tahap ketiga, mereka harus

menguasai praktik kemelut-kemelut dan pembuatan keputusan etis. Tahap

terakhir, mereka seyogianya menyadari akan perkembangan pembuatan keputusan

etis yang membutuhkan jam terbang lebih banyak sebagai praktikan.

Ada beberapa faktor yang sering menjadi kumpulan gagasan sebagi

variabel kelompok yang positif, diantaranya: komitmen anggota, kesiapan anggota

untuk menerima pengalaman kelompok, keatraktifan anggota dalam kelompok,

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

19

hal yang menjadi bagian perasaan, penerimaan dan keamanan serta komunikasi

yang bersih. Misalnya, jika anggota kelompok mengatakan “kedudukan saya”,

maka setiap orang dalam kelompok harus dapat merespon dengan baik dan

mengatakan apa yang seharusnya. Kekuatan yang positif diantara kelompok

adalah ketika kepercayaan digunakan untuk memimpin kelompok agar kooperatif

dan altruistik (McClure, 1990).

Yalom (1985), mengemukakan bahwa untuk konseling dan psikoterapi

kelompok, harus memperhatikan faktor terapeutik, diantaranya:

1. Instillation of Hope. Yaitu pernyataan tentang treatment keinginan.

2. Universality. Yaitu apa- apa yang terlihat unik dan sering kali identik

dengan pengalaman kelompok satu sama lain.

3. Imparting of Information. Yaitu instruksi tentang kesehatan mental, sakit

mental, dan bagaimana mengemukakan permasalahan hidup melalui

diskusi kelompok.

4. Altruism. Yaitu sharing pengalaman dan berfikir satu sama lain, menolong

yang lainnya dengan memberi keyakinan serta melakukan pekerjaan

dengan baik untuk kepentingan umum.

5. Corrective Recapitulation of the Primary Family Group (rekapitulasi

perbaikan kesalahan dari kelomp[ok keluarga dasar. Yaitu meringankan

konflik keluarga, memeriksanya dan memecahkannya.

6. Development of Socializing Techniques (perkembangan teknik sosialisasi).

Yaitu pembelajaran berbasic keterampilan sosial.

7. Imitative Behavior. Yaitu model tindakan positif diantara anggota

kelompok.

8. Interpersonal Learning. Yaitu tambahan wawasan dan kumpulan

pekerjaan melalui pengalaman yang telah lalu.

9. Group Cohesiveness. Yaitu hubungan terapeutik yang pantas diantara

anggota kelompok, anggota kelompok dengan pemimpin dan kelompok

seluruhnya.

10. Catharsis. Yaitu pengalaman dan ekspresi perasaan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

20

11. Existensial Factor. Yaitu menerima tanggung jawab untuk kehidupan

dalam basic mengisolasi dari yang lainnya, pengenalan kembali masing-

masing mortalitas dan perubahan eksistensi.

Dalam upaya mempersiapan dan mengembangkan para konselor kerja

kelompo yang memiliki kesadaran akan kode etik profesional, tampaknya

diperlukan kerja sama yang terpadu antara pengambil kebijakan, lembaga

pendidikan dan dengan organisasi profesi bimbingan dan konseling. Kerja sama

demikian sangat mendesak dan penting untuk diselenggarakan, mengingat

kecenderungan ke depan memperhadapkan konselor pada tantangan profesional

dalam setiap dimensi pelayanannya.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

21

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok merupakan bagian atau kumpulan yang terdiri orang-orang

yang mempunyai tujuan yang sama. Kelompok diartikan atau dasumsikan sebagai

sebuah keluarga yang didalamnya terdapat peran dan karakteristik yang berbeda-

beda. Adanya perbedaan itu menimbulkan sebuah dinamika yang terjadi

didalamnya dan membentuk sebuah kontribusi yang positif dan negatif terhadap

keberlangsungan kelompok itu maka peran dan komitmen dari para anggotanya

dapat menyebabkan terjadinya suatu hubungan yang baik berupa keberhasilan

kelompok dimana tujuannya tercapai atau bisa jadi mengakibatkan terpecahnya

sebuah kelompok yang akhirnya dapat menyebabkan konflik dan pencapaian

kebutuhan tidak akan tercapai secara efektif

Adanya kelompok sering digunakan dalam implementasi dari salah satu layanan

bimbingan kelompok yaitu psikoterapi untuk menyelesaikan masalah individu.

Dimana tekniknya melibatkan semua anggota kelompok dan semua anggota

kelompok dapat menyelesaikan permasalahan tersebut berdasarkan karakteristik

serta masalah yang dialaminya.

B. Rekomendasi

Kontribusi yang positif didasarkan pada keberadaan adanya dinamika

kelompok adalah dalam menyelesaikan masalah-masalah yang melibatkan

individu-individu dalam lingkungan sosial yaitu melalui adanya layanan

bimbingan kelompok peserta-peserta dalam kelompok merupakan subjek utama

yang berperan dalam proses pemecahan masalah. Orang-orang yang bekrja dalam

kelompok akan memiliki rasa solidaritas dan akan mengerti mengenai kebutuhan-

kebutuhan para anggotanya masing-masing dalam perannya (fungsinya) pada

kelompok itu. Saling pengertian dan saling merasakan keperluan-keperluan

anggota lainnya menjadi syarat penting agara terjalin kerjasama yang produktif

antara para anggota .

Cara berpikir

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ceklis - Homeceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/konsep_dasar_sejarah... · 2 BAB II KONSEP DASAR, SEJARAH, MODEL DAN ISU ETIK KELOMPOK

22

Tindakan

Kebiasaan

Penampilan

Keberhasilan

Nilai dan Keyakinan

Norma

Interaksi & komunikasi