BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata saat ini merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, di mana seseorang dapat melakukan kegiatan di luar rutinitas dan berada di tempat yang berbeda dari biasanya. Kegiatan wisata dilakukan dengan berbagai motivasi. Gamal Suwantoro menjabarkan dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (2004: 17), motivasi yang mendorong wisatawan untuk mengadakan perjalanan wisata adalah sebagai berikut: 1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi, 2. Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian, 3. Dorongan kebutuhan keagamaan, 4. Dorongan kebutuhan kesehatan, 5. Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian, 6. Dorongan kepentingan keamanan, 7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. Penulis secara khusus tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pariwisata yang berkembang karena adanya dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian, khususnya di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata yang memiliki keragamaan seni dan budaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang serta dimiliki bersama

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wisata saat ini merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, di mana

seseorang dapat melakukan kegiatan di luar rutinitas dan berada di tempat

yang berbeda dari biasanya. Kegiatan wisata dilakukan dengan berbagai

motivasi. Gamal Suwantoro menjabarkan dalam bukunya Dasar-dasar

Pariwisata (2004: 17), motivasi yang mendorong wisatawan untuk

mengadakan perjalanan wisata adalah sebagai berikut:

1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi,

2. Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian,

3. Dorongan kebutuhan keagamaan,

4. Dorongan kebutuhan kesehatan,

5. Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian,

6. Dorongan kepentingan keamanan,

7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan

8. Dorongan kepentingan politik.

Penulis secara khusus tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

pariwisata yang berkembang karena adanya dorongan atas minat terhadap

kebudayaan dan kesenian, khususnya di Indonesia. Indonesia merupakan

salah satu negara tujuan wisata yang memiliki keragamaan seni dan budaya.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang serta dimiliki bersama

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

2  

 

oleh sekelompok orang, kemudian diturunkan dari generasi ke generasi.

Banyak unsur akhirnya membentuk sebuah budaya, antara lain sistem1 agama

dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya

seni2. Keberagaman seni dan budaya di Indonesia menjadi daya tarik

wisatawan mancanegara dan domestik.

Salah satu daerah yang sangat kental dengan kesenian dan kebudayaannya

adalah Yogyakarta.

“Yogyakarta kaya akan peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya,

lukisan–lukisan alam yang sejuk dan damai, dan dengan kehangatan

senyum masyarakat; perpaduan semua itu menjelmakan ke permainan

yang tak pernah redup dari kenangan bagi seniman, Yogyakarta ibarat

Taman Firdaus yang tak pernah henti mengalirkan ilham untuk karya-

karya besar dan agung. Di kota inilah bermukim pelukis-pelukis besar

seperti Affandi, Sapto Hoedoyo, dan masih banyak lagi yang

lain”(Hamid, 1998: 103).

Selain kota seni dan budaya, Yogyakarta disebut juga sebagai kota pelajar,

karena terdapat banyak kampus dan sekolah. Oleh karena itu, banyak

masyarakat memilih belajar dan menempuh pendidikan profesi di

Yogyakarta.

Wisata seni dan budaya di Yogyakarta sangat beragam, mulai dari

kegiatan kebudayaan hingga kegiatan seni seperti pameran seni dan tari-

                                                            1 Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berinteraksi atau saling bergantung, yang dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kebulatan, dan diorganisir untuk mencapai tujuan tertentu (Radiosunu 1982; 7). 2 https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diakses pada 2 Juni 2016 pukul 21:50 WIB.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

3  

 

tarian. Di Yogyakarta terdapat sebuah rumah budaya yang unik, yaitu Omah

Petroek. Omah Petroek berlokasi di Hargobinangun, Pakem, Sleman,

Yogyakarta, sebelum gapura masuk kawasan Kaliurang. Letak Omah Petroek

strategis karena berada di dekat Museum Vulkanik Merapi. Omah Petroek

merupakan rumah seni dan budaya, wadah bagi seniman-seniman lokal,

bahkan nasional dan internasional, untuk mengembangkan kebudayaan dan

terus menjaga kebudayaan melalui pertemuan-pertemuan dalam sebuah

diskusi yang santai. Omah Petroek dilengkapi fasilitas penginapan bagi

wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang mengikuti kegiatan

seni dan budaya di tempat itu. Omah Petroek memiliki 8 cottage yang dapat

ditinggali hingga 80 orang setiap kali menginap. Fasilitas yang disediakan

hampir sama pada masing-masing cottage3. Namun, dengan persyaratan

setiap tamu yang datang dengan tujuan menginap harus merupakan

rombongan, bukan individu, serta telah memiliki tujuan atau acara yang akan

diadakan di Omah Petroek. Omah Petroek menyediakan jasa penyelenggara

acara, seperti acara kesenian, pelatihan alam, pelatihan kepemimpinan, dan

retret.

Omah Petroek pada awal buka sekitar tahun 2010 hingga 2015 tidak

pernah menggunakan manajemen yang terstruktur untuk mengatur segala

urusan yang berhubungan dengan keorganisasian, pengembangan, bahkan

promosi. Operasional Omah Petroek berjalan apa adanya, dan diurus dengan

kemampuan yang ada mengikuti masukan dari pengunjung dan kolega-

                                                            3 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Agustinus Yulianto (Pengelola dan penanggung jawab Omah Petroek) pada 18 November 2015.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

4  

 

kolega yang peduli dengan perkembangan Omah Petroek. Bapak Gabriel

Possenti Sindhunata, SJ atau sering disebut Romo Sindhu selaku pendiri dan

pemimpin Omah Petroek tidak pernah memaksa Agustinus Yulianto (Antok)

selaku pengelola dan penanggung jawab harian Omah Petroek untuk

mengejar target pendapatan. Target dari pihak manajemen adalah terus

beroperasinya Omah Petroek dengan tetap menjaga kelestarian alam, seni,

dan kebudayaan yang selalu diutamakan di Omah Petroek. Omah Petroek

dikelola dengan manajemen yang sangat sederhana karena sifatnya yang

lebih mementingkan kekeluargaan dan kesejahteraan dari karyawan dan

warga setempat serta para seniman dan budayawan. Hebatnya, dengan

manajemen yang seperti ini Omah Petroek masih tetap beroperasi. Hingga

pada Maret 2016 akhirnya Romo Sindhu memutuskan untuk membentuk

manajemen baru yang lebih teratur, baik bagi keorganisasian, pengembangan,

penetapan, dan promosi di Omah Petroek.

Penulis dalam hal ini ingin mengetahui penyebab pemimpin Omah

Petroek memutuskan untuk melakukan perubahan manajemen; bagaimana

perbandingan pengelolaan manajemen yang dulu (fase 1, 2010-2015) dengan

manajemen yang baru (fase 2, mulai Maret 2016)4; dan apakah perubahan

tersebut dapat memberikan dampak positif.

Pada manajamen yang lama tidak ada penetapan harga yang pasti bagi

setiap kegiatan di Omah Petroek. Promosi dilakukan dengan cara yang

                                                            4 Manajemen baru, dimulai ketika diterbitkannya Surat Pernyataan Keputusan Pengurus Yayasan Basis nomer 002.BS.KPG.03.2016 tanggal 2 Maret 2016 tentang pengangkatan Pelaksana Kegiatan Yayasan Basis yaitu Gabriel Possenti Sindhunata sebagai Pemimpin Umum dan Ambrosius Arya Maheka sebagai pemimpin Pelaksana dari Yayasan Basis yang menaungi Majalah Basis dan Omah Petroek tepatnya pada tanggal 2 Maret 2016.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

5  

 

berbeda dari objek wisata lain. Omah Petroek melakukan promosi dengan

menonjolkan setiap kegiatan kebudayaan yang dilaksanakan di sana. Hal ini

karena menurut pengelola ketika diadakan sebuah kegiatan kebudayaan

maupun kesenian di sana, akan menjual nama Omah Petroek juga. Selain itu,

Omah Petroek juga ingin memiliki hubungan personal yang dekat dengan

setiap orang yang ingin maupun telah menjadi tamu menginap. Pelayanan

Omah Petroek tidak menggunakan nomor telepon rumah, tetapi langsung ke

nomer HP (Hand Phone) personal dari pengelola, jika ingin menginap,

maupun hanya ingin bertanya tentang Omah Petroek. Dengan menggunakan

nomer HP personal, jelas pengelola menginginkan terjadinya kedekatan

personal yang langsung5. Tidak ada website maupun media sosial yang

memiliki informasi lengkap dan jelas tentang Omah Petroek, karena memang

pengelola pada manajemen yang lalu tidak menggunakan strategi pemasaran

dengan promosi di media sosial.

Strategi pemasaran pengelola fase 1 (2010-2015) sangat berbeda dengan

pengelola fase 2 (mulai Maret 2016). Peneliti berharap dengan hasil

analisisnya dapat mengetahui apakah dengan penerapan manajemen yang

baru dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan Omah

Petroek.

                                                            5 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Agustinus Yulianto (Pengelola dan penganggung jawab dari Omah Petroek) pada tanggal 18 November 2015.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

6  

 

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:

a. Bagaimanakah penerapan bauran pemasaran jasa dalam strategi pemasaran

Omah Petroek ketika masih menggunakan manajemen lama?

b. Bagaimanakah penerapan bauran pemasaran jasa dalam strategi pemasaran

Omah Petroek ketika talah menggunakan manajemen baru?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini antara lain

adalah:

a. Mengetahui penerapan bauran pemasaran jasa dalam strategi pemasaran

Omah Petroek ketika masih menggunakan manajemen lama.

b. Mengetahui penerapan bauran pemasaran jasa dalam strategi pemasaran

Omah Petroek ketika talah menggunakan manajemen baru.

I.4 Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di

bidang ilmu pengetahuan, khususnya bidang ilmu kepariwisataan. Dapat

juga dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian

selanjutnya yang akan mengambil topik pembahasan yang sejenis.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

7  

 

b) Manfaat Praktis

1. Bagi Omah Petroek

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penilaian apakah

manajemen strategi pemasaran yang diterapkan dapat memberikan

dampak positif bagi pengembangan Omah Petroek. Sebagai acuan dan

pertimbangan untuk pengembangan Omah Petroek dengan strategi

pemasaran yang unik dan efektif. Sehingga dapat mempertahankan

eksistensinya pada bidang jasa kepariwisataan tanpa menghilangkan

tujuan utama didirikannya yaitu sebagai rumah diskusi dan rumah

budaya yang terus mendukung kegiatan seni dan budaya.

2. Bagi Pengusaha yang Bergerak Pada Bidang Jasa Akomodasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi

perusahaan yang bergerak di bidang sejenis untuk dapat

meningkatkan jumlah kedatangan tamu dengan menerapkan strategi

yang berbeda dari biasanya.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini menjadi sarana pengembangan diri untuk

memotivasi dan melatih penulis agar dapat mengerjakan sesuatu

dengan lebih baik, melihat sesuatu dari banyak sudut pandang, terus

berpikir kritis, dan meningkatkan kepekaan dengan segala peristiwa di

dunia kepariwisataan. Dengan diangkatnya topik mengenai perubahan

manajemen strategi pemasaran di Omah Petroek, penulis semakin

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

8  

 

mendapatkan banyak ilmu pengetahuan mengenai manajemen dan

pemasaran di berbagai bidang, khususnya bidang pariwisata.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya beberapa

membahas topik sejenis. Salah satunya adalah penelitian dalam bentuk

skripsi berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Kompleks Atraksi Wisata De

Mata” yang disusun oleh Aditya Rizky Hertina pada 2016. Penulis

menggunakan teori bauran pemasaran menurut Kotler, Bowen, dan Makens

(2002:292) yang dapat diklasifikasikan menjadi 7P, yaitu Product, Price,

Place, Promotion, People, Process, dan Physical Evidence. Tujuan penelitian

ini adalah menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kompleks

Atraksi Wisata De Mata. Hasil dari penelitian tersebut, penulis

menyimpulkan bahwa produk yang ditawarkan De Mata dan De Arca

menarik, bervariasi, dan berkualitas; elemen harga yang ditawarkan cukup

terjangkau; dan promosi sudah banyak dilakukan oleh manajemen, baik

melalui media cetak maupun media elektronik. Perlu ditingkatkan lagi dalam

hal penentuan harga dan lokasi untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki

oleh Kompleks Atraksi Wisata De Mata.

Penelitian kedua berbentuk skripsi dengan judul “Analisis Strategi

Pemasaran Hotel Candi Baru Kota Semarang” (2014) oleh Dwi Ayu

Sitoresmi. Penelitian ini membahas tentang strategi pemasaran yang

diterapkan oleh Hotel Candi Baru di Kota Semarang yang mampu tetap eksis

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

9  

 

meskipun jumlah usaha di bidang jasa akomodasi di Semarang meningkat

dengan pesat. Penelitian ini menggunakan teori dari Kotler dan Amstrong

(1997: 46) tentang strategi pemasaran dengan proses pemilihan segmen

konsumen terbaik yang dapat menciptakan keuntungan sebesar-besarnya,

meliputi segmentasi pasar (market segmentation), penetapan sasaran pasar

(market targetting), positioning, dan differentiation. Kotler, dkk (2002:255)

membagi lagi segmentasi pasar menjadi empat, yaitu segmentasi geografis,

segmentasi demografis, segmentasi psikografis, dan segmentasi perilaku.

Kemudian penulis juga mencantumkan teori menurut Kotler dan Amstrong

(1997:47) tentang bauran pemasaran yang dikelompokkan menjadi empat

bagian yang biasa dikenal sebagai 4P, yaitu Product (Produk), Price (Harga),

Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).

Penelitian ketiga yang penulis jadikan sebagai tinjauan pustaka adalah

skripsi yang berjudul “Kajian Efektivitas Strategi Pemasaran Hotel Melia

Purosani” tahun 2014 oleh Yeni Afrianto. Penelitian ini membahas tentang

strategi pemasaran yang dilakukan oleh Hotel Melia Purosani dan sejauh

mana efektivitas strategi pemasaran yang diterapkan oleh Hotel Melia

Purosani dalam upaya meningkatkan jumlah hunian kamar. Salah satu

landasan teori yang digunakan adalah teori efektivitas yang dijelaskan oleh

Hidayat tahun 1986, yaitu efektivitas merupakan suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah

tercapai, dengan semakin besar presentase target yang dicapai, semakin tinggi

pula efektivitasnya. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa target segmen

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

10  

 

pasar Hotel Melia Purosani secara umum dapat dibagi menjadi 2, yaitu tamu

individu dan tamu grup. Kedua segmen ini kemudian dibagi berdasarkan

tujuan mereka, yaitu tujuan bisnis dan leisure. Target pasar hotel bintang 5

ini adalah masyarakat kelas menengah ke atas.

Penelitian keempat diambil dari Tugas Akhir mengenai “Analisa Strategi

Pemasaran Hotel Ndalem Mantrijeron Yogyakarta” yang disusun oleh

Zainurrohman pada 2015. Dalam penelitian untuk tugas akhirnya ini peneliti

mencoba untuk menganalisis menggunakan analisa STP (segmentasi,

targeting, dam positioning), analisa SWOT (Strength, Weakness,

Opportunity, Threat), dan Bauran Pemasaran. Hasil penelitiannya, Hotel

Ndalem Mantrijeron membagi segmentasi pasarnya menjadi beberapa

variabel seperti segmentasi geografi; segmentasi demografi meliputi usia,

jenis kelamin, pendapatan, kelas ekonomi; dan segmentasi psikografis

meliputi gaya hidup. Target pasar konsumen adalah wisatawan domestik

dengan kelas ekonomi menengah yang dapat ditentukan dari visi misi Hotel

Ndalem Mantrijeron Yogyakarta. Positioning Hotel Ndalem Mantrijeron

Yogyakarta yaitu dengan membangun image hotel berbudaya yang mengacu

pada tiga kriteria:

a. Pelayanan berbudaya (pelayanan yang ramah, kekeluargaan, dan

sopan; berkomunikasi dengan mengombinasi Bahasa Jawa halus

dengan Bahasa Indonesia dan seragam karyawan menggunakan batik

lurik).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

11  

 

b. Budaya hijau (hotel yang peduli lingkungan).

c. Suasana berbudaya (menggunakan desain interior yang khas, miniatur

sepeda onthel, ukiran kayu, dan lukisan raja).

Penelitian kelima diambil dari karya skripsi yang ditulis oleh Afifatul

Karimah mengenai “Analisis Kelayakan Pengembangan Wisata Budaya di

Dusun Tutup Ngisor Dalam Perspektif Pariwisata Berkelanjutan” pada

2014. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep

kelayakan yang terdiri dari aspek fisik, aspek pasar dan pemasaran, aspek

organisasi, dan manajemen, aspek ekonomi dan aspek eksternal (Pusat

Studi Pariwisata UGM, 2012). Untuk mewujudkan pariwisata yang

berkelanjutan, konsep kelayakan tersebut harus sesuai dengan tiga

parameter pariwisata berkelanjutan yang terdiri dari dimensi ekonomi,

sosial, dan lingkungan fisik (Swarbrooke,1999). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Dusun Tutup Ngisor layak untuk dikembangkan

sebagai desa wisata budaya yang berkelanjutan. Penulis memberikan

rekomendasi antara lain menambah variasi produk wisata yang dapat

dinikmati oleh pengunjung di luar jam pentas, mematangkan kesiapan

warga, serta diadakannya informasi dan edukasi kepada masyarakat untuk

mewujudkan Dusun Tutup Ngisor sebagai desa wisata budaya dan

meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan wisata.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

12  

 

1.6 Landasan Teori

Pengertian Rumah

Dalam artian umum rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal

selama jangka waktu tertentu. Dalam artian khusus, rumah mengacu pada

konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat

tinggal. Rumah dapat berfungsi sebagai tempat untuk menikmati kehidupan

yang nyaman, tempat untuk beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga, dan

tempat untuk menunjukkan tingkat sosial di masyarakat6.

Pengertian Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama

oleh sekelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,

adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni7.

Arti Manajemen

Menurut Drs. Oey Liang Lee, manajemen adalah ilmu dalam perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari manusia

untuk menentukan capaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan.

                                                            6 http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah diakses pada Kamis 2 Juni 2016 pukul 22:20 WIB. 7 https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diakses pada Kamis 2 Juni 2016 pukul 21:50 WIB.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

13  

 

Menurut Wilson Bangun, manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang

dikerjakan oleh para anggota organisasi agar tujuan dapat tercapai dengan

rangkaian yang teratur dan tersusun baik8.

Arti Pemasaran

Menurut Philip Kotler: “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain” (Manajemen

Pemasaran 1997:8).

Dalam sistem pemasaran terdapat beberapa faktor yang saling

mempengaruhi dan tergantung satu sama lain, yaitu:

1. Organisasi dalam pemasaran.

2. Sesuatu yang sedang dipasarkan.

3. Pasar yang dituju.

4. Para perantara (pedagang/agen).

5. Faktor lingkungan dapat berupa demografi, kondisi perekonomian,

faktor sosial dan kebudayaan, kekuatan politik dan hukum, teknologi,

dan persaingan (Drs. M. Mursid 1993:8).

Sedangkan menurut William J. Stanson dalam Drs. M. Mursid:

“Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-

kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga

                                                            8http://informasiana.com/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli/ diakses pada Senin 19 April 2016 pukul 22:42 WIB.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

14  

 

mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan

memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial”.

Definisi pemasaran yang lain diuraikan oleh The American Marketing

Association dalam Drs. M. Mursid: “Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan

usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke

konsumen”.

Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan

manusia (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).

Kebutuhan merupakan pernyataan dari perasaan kekurangan.

Keinginan merupakan kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya

dan kepribadian seseorang. Permintaan merupakan keinginan

manusia yang didukung oleh daya beli.(Kotler 2001: 8)

Jasa

Dalam kasus ini, fokus yang akan dibahas adalah salah satu produk yang

ditawarkan oleh Omah Petroek, yaitu jasa. Philip Kotler mendefinisikan jasa

sebagai berikut: “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat

dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik” (Manajemen

Pemasaran Edisi Milenium Jilid 2:486). Adapun karakteristik utama jasa

adalah (488-492):

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

15  

 

a) Tidak Berwujud (Intangibility)

Sifat ini menunjukkan bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan atau

diraba, ataupun didengar sebelum jasa itu dibeli. Sifat jasa yang demikian

akan memberatkan tugas bagian pemasaran dalam program promosinya.

Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen akan manfaat tersebut, Omah

Petroek harus menonjolkan manfaat yang diperoleh dari jasa dengan

mencoba meningkatkan wujud dan sifat konkret jasa dan mengembangkan

citra merek bagi jasa-jasanya.

b) Tidak Terpisahkan (Inseparability)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Di lain

pihak, jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan

pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Kedua pihak

memengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut. Dalam hubungan

penyedia jasa dan pelanggan ini efektivitas individu yang menyampaikan

jasa (contact-personal) merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci

keberhasilan bisnis jasa ada pada proses berlangsungnya penjualan

tersebut.

c) Heterogenitas / bervariasi (Variability)

Jasa sangat tergantung kepada siapa yang menyediakan dan kapan, serta

di mana jasa itu disediakan, sehingga pemberi/penjual jasa tidak dapat

mengadakan standarisasi outputnya. Dalam suatu perusahaan jasa setiap

unit jasa berbeda dari unit jasa yang lain dalam memberikan jasanya.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

16  

 

Karena sifat jasa yang demikian, perusahaan jasa atau hotel sebaiknya

memerhatikan perencanaan produk dalam program pemasarannya agar

kualitas jasa dapat dipertahankan.

d) Mudah Rusak/Lenyap (Perishability)

Jasa cepat hilang dan tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang demikian

dapat diatasi dengan mengatur pelayanan sebelumnya, dengan membuat

konsumen yang pernah menggunakan jasa tersebut terkesan dengan hal-

hal kecil yang berarti. Contoh konkret yang sederhana dapat dilakukan

oleh Omah Petroek adalah pemberian cinderamata bagi tamu yang

menginap atau menggunakan fasilitas lainnya. Tindakan sederhana ini

akan menjadi penuh arti, baik bagi pihak manajemen maupun bagi

konsumen yang telah menikmati jasa. Omah Petroek sendiri belum

melaksanakan hal tersebut.

Jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri, pada

hakikatnya bersifat tidak teraba, untuk memenuhi kebutuhan dan tidak

harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain. Dalam menghasilkan

jasa, penggunaan benda nyata bisa diperlukan atau tidak (Drs. M. Mursid,

1993:116).

Jasa adalah bentuk produk yang terdiri atas aktivitas, manfaat, atau

kepuasan yang dijual dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler dan Amstrong, 2001:347).

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

17  

 

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan pernyataan yang memberi petunjuk

tentang arah tujuan dari berbagai usaha penting untuk mencapai sasaran

yang dikehendaki. Strategi itu terdiri dari berbagai unsur yang dapat

ditimbulkan oleh analisis lanjutan dari tiap-tiap sasaran, misalnya sasaran

meningkatkan pendapatan penjualan (Drs. M. Mursid, 1993:20).

Bauran Pemasaran / Marketing Mix

Bauran pemasaran merupakan unsur-unsur yang digunakan sebagai alat

bagi kegiatan pemasaran untuk pertimbangan agar strategi yang diterapkan

dapat berjalan dengan sukses. Sebagai suatu bauran semua unsur yang

terkait harus saling memengaruhi. Dengan demikian, bila salah satu unsur

tidak tepat pengorganisasiannya, hal itu akan memengaruhi strategi

pemasaran secara keseluruhan.

Berikut tujuh unsur bauran pemasaran jasa menurut Rambat Lupiyoadi

dan A. Hamdani (2006:70-77):

1. Produk (Product)

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses

memberikan sejumlah nilai yang akan ditawarkan kepada konsumen.

Menurut Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA, yang dimaksud dengan hasil

(product) industri pariwisata ialah: semua jasa (service) yang

dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat

kediamannya, sampai ia kembali ke rumah di mana ia tinggal. (Yoeti,

1996: 13)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

18  

 

2. Harga (Price)

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian nilai

kepada konsumen dan memengaruhi citra produk, serta keputusan

konsumen untuk membeli atau melakukan transaksi. Penentuan harga

juga berhubungan dengan pendapatan, dan turut mempengaruhi

penawaran atau saluran pemasaran. Akan tetapi, hal yang terpenting

adalah keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dengan

strategi pemasaran secara keseluruhan.

Dalam memutuskan strategi penentuan harga9 harus diperhatikan

tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain: Bertahan,

memaksimalkan laba, memaksimalkan penjualan, gengsi atau prestos,

serta pengembalian atas investasi.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga

adalah: 1. Positioning (Pemosisian) jasa, 2. Sasaran perusahaan, 3.

Tingkat persaingan, 4. Siklus hidup jasa, 5. Elastisitas permintaan, 6.

Struktur biaya, 7. Sumber daya yang digunakan, 8. Kondisi ekonomi

secara umum, dan 9. Kapasitas jasa.

3. Saluran distribusi / tempat (place)

Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan

cara penyampaian jasa kepada konsumen dan lokasi yang strategis.

Ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:                                                             9 Harga (price) adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat – manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. (Kotler, 2001; 439).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

19  

 

Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila

keadaannya seperti ini, lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan

sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga

mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak

terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian

jasa harus tetap berkualitas.

Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti

penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu

serperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi

sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak

terlaksana dengan baik.

4. Promosi (Promotion)

Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan

bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri dari:

Iklan (advertising)

Penjualan perorangan (personal selling)

Promosi penjualan (sales promotion)

Hubungan masyarakat (public relation)

Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth)

Surat pemberitahuan langsung (direct mail)

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

20  

 

5. Orang (People)

Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, ‘orang’ yang

berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa

yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti berhubungan

dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya

manusia.

6. Proses (Process)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas

prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, di

mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

7. Layanan Konsumen (Customer Service)

Layanan konsumen (customer service) pada pemasaran jasa lebih

dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistik, di mana

pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan.

Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan

waktu dan tempat, termasuk pelayanan pratransaksi, saat transaksi, dan

pascatransaksi. Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi

kegiatan transaksi dan setelah transaksi. Oleh karena itu, kegiatan

pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen

memberikan respons positif dan menunjukan loyalitas yang tinggi.

Pengertian Image

Membangun citra (image) secara sederhana diartikan bahwa dalam proses

kehidupan kita selalu mempunyai cita-cita atau tujuan agar hal yang ingin kita

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

21  

 

raih bisa terwujud. Salah satunya kita harus mencoba memahami bahwa kita

sebenarnya mau dicitrakan seperti apa dan itu akan bergulir seiring

berkembangnya waktu. (Widodo, 2006:37).

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Metode penelitian

kulitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen

kunci, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi (Sugiyono, 2015:24). Penelitian kualitatif berarti proses

eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok,

menggambarkan masalah sosial atau masalah kemanusiaan.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa teknik dalam memperoleh data, yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan

pencatatan yang bertujuan mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari

inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial

serba kompleks dalam pola-pola kultural tertentu. Sebagaimana halnya

dengan wawancara, observasi termasuk cara pengumpulan data yang utama

dalam penelitian (Sugiyono, 2015: 153) Proses observasi dilakukan secara

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

22  

 

langsung di Omah Petroek. Beberapa hal yang akan diamati adalah

fasilitas-fasilitas di Omah Petroek, fasilitas lain yang menunjang kegiatan

di sana, produk yang ditawarkan, manajemen pengelolaan, hospitalitas

pelayanan tamu, dan citra Omah Petroek itu sendiri.

b. Studi Pustaka

Penelitian ini menggunakan data sekunder seperti data struktur

keorganisasian. Data yang diperlukan dapat diperoleh melalui sumber buku

maupun sumber internet dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian.

c. Wawancara

Menurut Sugiyono (2015:150), “wawancara merupakan teknik

pengumpulan data di mana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas

melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan

pertanyaan kepada yang diwawancarai”.

Dalam melakukan penelitian digunakan jenis wawancara tatap muka

langsung dengan narasumber pihak Omah Petroek. Dalam melakukan

wawancara, pewawancara menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang

hasilnya dirangkum secara tertulis.

Kegiatan wawancara antara lain tanya jawab guna mengumpulkan data

dan informasi yang dijabarkan oleh narasumber pihak Omah Petroek.

Dalam proses wawancara akan ada banyak pembahasan, misalnya:

bagaimanakah strategi pemasaran yang diterapkan oleh Omah Petroek

sebelum dan sesudah mengganti manajemen strategi pemasarannya, profil,

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

23  

 

kunjungan, dan target. Selain itu, pewawancara juga menciptakan

pembahasan mengenai tujuan Omah Petroek selanjutnya.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer, merupakan data kualitatif dari hasil wawancara kepada

pendiri dan pemimpin Omah Petroek yaitu Romo Sindhu, pengelola dan

penanggung jawab harian yaitu Bapak Antok, dan Bapak Arya selaku

pemimpin pelaksana yang masuk dan menginisiasi perubahan

manajemen strategi pemasaran Omah Petroek.

b. Data sekunder, memberikan penjelasan dan memperkuat penelitian

berupa buku-buku, jurnal, dan artikel dari website dengan mengambil

materi yang relevan dengan pembahasan penelitian ini.

1.7.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di beberapa tempat yaitu:

Omah Petroek, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta,

Kantor Yayasan Basis, Jalan Pringgokusuman No. 35 Yogyakarta,

dan

Tempat tinggal Romo Sindhu, Kolose Ignatius, Jalan Abu Bakar Ali 1

Yogyakarta.

1.7.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini disusun dengan menggunakan data dan hasil wawancara yang

diperoleh dalam kurun waktu tahun 2015 hingga Juni 2016.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104977/potongan/S1-2016...Dorongan kepentingan hubungan keluarga, dan 8. Dorongan kepentingan politik. ...

24  

 

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun menjadi empat bab. Setiap bab memiliki

pembahasan khusus dan terfokus, tetapi tetap memiliki keterkaitan satu sama

lain. Keempat bab yang akan disusun dapat diuraikan masing-masing sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan awal dari penyusunan tulisan ini, mencakup latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM OMAH PETROEK

Bab II adalah penggambaran Omah Petroek secara umum, meliputi sejarah

terbentuknya, visi dan misi, kekhasan, fasilitas yang dimiliki, struktur

organisasi, dan program kegiatan pada fase 1 dan fase 2.

BAB III ANALISA STRATEGI PEMASARAN OMAH PETROEK

Bab III akan menjabarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan,

data yang telah terkumpul, analisis studi pustaka, analisis bauran pemasaran

jasa, serta langkah strategis yang dapat dilakukan untuk Omah Petroek.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab IV merupakan bab terakhir yang akan membahas tentang simpulan

dari penelitian yang telah dilakukan. Juga pemberian saran dari peneliti

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.