BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif dan dinamis, perusahaan
harus sanggup secara konstan menghadapi perubahan yang demikian cepat (Rainer
& Chaharbaghi, 1995). Untuk itu perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat
agar bisa merespon perubahan lingkungan, kondisi pasar, teknologi dan
memunculkan peluang serta mengurangi risiko dan ancaman yang datang. Strategi
yang tepat dihasilkan dari proses manajemen strategik yang mempunyai enam
kerangka utama, yaitu pernyataan visi dan misi, analisis eksternal, analisis internal,
formulasi strategi, implementasi dan evaluasi kinerja. Target kinerja yang ingin
dicapai meliputi target baik keuangan maupun strategik. Kinerja keuangan
berhubungan dengan hasil-hasil keuangan yang harus dicapai, fokusnya lebih ke
jangka pendek dan untuk memuaskan harapan pemegang saham. Untuk
mencapainya perusahaan lebih fokus pada kegiatan operasional dan aktivitas
internal. Sedangkan, kinerja strategik lebih menekankan pada pencapaian jangka
panjang dan berhubungan dengan hasil-hasil yang mengindikasikan pada
penguatan posisi pasar, posisi persaingan dan prospek masa depan bisnis
perusahaan. Perusahaan lebih fokus pada kondisi eksternal di mana dia bersaing
dengan kompetitornya.
2
Sebagai bagian proses manajemen strategik tersebut, pengartikulasian
pernyataan misi merupakan hal yang paling krusial. Menurut Mullane (2002),
pernyataan misi tidak hanya membantu organisasi dalam membangun rencana
jangka panjangnya, namun juga membantu dalam menjalankan kegiatan
operasional sehari-hari. Membuat pernyataan misi harus menjadi prioritas, karena
merupakan kerangka dari keseluruhan strategi dan pengembangan fungsi-fungsi
strategi yang lebih spesifik (Rajasekar, 2013). Dengan mendefinisikan misi,
organisasi telah menentukan tujuan, identitas, apa yang dilakukan, dan alasan
keberadaannya. Selanjutnya, bersama visi, misi tersebut diterjemahkan ke dalam
target kinerja yang lebih spesifik, dapat diukur, dan tepat waktu.
Pearce dan David (1987) menyebutkan bahwa, pengartikulasian pernyataan
misi merupakan langkah awal dalam perencanaan strategik perusahaan. Beberapa
perusahaan telah menerapkan proses perencanaan strategik sebagai mekanisme
untuk mengkomunikasikan kebijakan, praktik-praktik, strategi dan tujuannya,
sedangkan pernyataan misi memegang peranan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari proses ini. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1, Morris (1996)
menjelaskan bahwa pernyataan misi yang efektif dapat memberi dampak pada
kinerja organisasi dengan memberikan fokus dan lingkungan organisasi yang
supportif. Kondisi ini mengarahkan para pembuat keputusan untuk menciptakan
strategi perusahaan yang superior, sehingga posisi perusahaan relatif lebih
menguntungkan dibanding pesaing. Target organisasi dan filosofi yang
dikomunikasikan secara efektif kepada karyawan dengan cara yang inspirasional,
3
akan membuat perbaikan kemampuan perusahaan dalam mengimplementasikan
rencana strategis.
Gambar 1.1 Pengaruh Pernyataan Misi yang Efektif pada Kinerja Organisasi
Sumber: Morris (1996: 113 )
Pernyataan misi memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi dan
memungkinkan untuk mencapai visinya. Pernyataan misi menjadi dasar untuk
menguraikan dan menyusun sasaran yang hendak dicapai oleh perusahaan.
Sebaliknya sasaran-sasaran ini menjadi barometer untuk mengevaluasi kinerja.
Lebih jauh, pernyataan misi membantu manajemen dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, pembuatan strategi yang efektif, dan formulasi kebijakan baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Selain itu, pernyataan misi memberikan arah yang
4
menuntun dan menginspirasi para eksekutif organisasi, manajer, dan karyawan
melalui pencapaian tujuan bersama (Cochran, David & Gibson, 2008).
Agar pernyataan misi mampu memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan
perusahaan, maka mereka harus dilibatkan dalam proses pembuatannya. Sebaiknya
pembuatan pernyataan misi mengikutsertakan banyak pihak yang tergabung dalam
tim terdiri dari para eksekutif, manajemen tingkat atas, karyawan dan jika
diperlukan konsultan sebagai pihak ketiga. Dengan melibatkan banyak pemangku
kepentingan dalam bertukar pikiran dan berdiskusi, mereka akan lebih mudah
mengekspresikan opininya. Hal ini akan membuka dan menyelesaikan sudut
pandang yang berbeda sehingga tercapai kesepakatan bersama. Proses
menghubungkan banyak pihak dari level organisasi yang berbeda memberikan
kontribusi dalam membuat, mempelajari, mendokumentasikan, dan
mengkomunikasikan pernyataan misi yang efektif. Pada akhirnya proses ini akan
menciptakan komitmen yang kuat bagi mereka dalam mencapai tujuan.
Menurut Drucker (1974), suatu bisnis tidak didefinisikan oleh namanya,
anggaran dasarnya atau piagam perusahaan, tetapi oleh pernyataan misi bisnisnya.
Hanya definisi misi yang jelas dan tujuan organisasi yang mampu menghasilkan
sasaran bisnis yang jelas dan realistis. Banyak definisi mengenai pernyataan misi
yang diajukan oleh para peneliti sebelumnya. Drucker (1974) dan David (2009)
menyebutkan bahwa, misi merupakan rekonsiliasi perbedaan pandangan dan
kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders). McGinnis (1981) serta
Rarick dan Vitton (1995) mendefinisikan misi sebagai identitas pelanggan
organisasi termasuk antisipasi, kebutuhan dan keinginannya. Selain itu, McGinnis
5
juga mendefinisikan misi sebagai identitas penggunaan teknologi masa kini.
Sedangkan, Miller dan Dess (1996) mengatakan bahwa misi merupakan identitas
suatu pasar yang menunjukkan wilayah geografis di mana organisasi berkompetisi.
Definis misi mengenai produk dan/atau jasa organisasi dikemukakan oleh Rarick
dan Vitton (1995). Sementara itu, definisi yang lebih komprehensif dikemukakan
oleh Pearce dan David (1987), Ireland dan Hitt (1992) serta Campbell dan Yeung
(1991) yang menyatakan bahwa, misi merupakan pernyataan atas filosofi organisasi
seperti keyakinan dasar, nilai-nilai, aspirasi, dan prioritas etika. Sementara itu,
Drucker (1974), Pearce dan David (1987), Campbell dan Yeung (1991) serta David
(2009) menyatakan bahwa misi merupakan konsep diri yang menunjukkan
kompetensi berbeda atau keunggulan kompetitif utama suatu organisasi bila
dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.
Banyak penelitian mengidentifikasi bahwa pernyataan misi merupakan alat
untuk perencanaan strategik dan merupakan titik awal dalam membangun identitas
perusahaan. Hal itu juga berkaitan dengan kinerja perusahaan dan kemampuan
untuk terus bertahan. Campbell (1993) melaporkan adanya hubungan yang positif
antara pernyataan misi dengan kinerja organisasi. Medley (1992) dan Wilson
(1992) membuktikan bahwa, organisasi yang mempunyai pernyataan misi
(dibandingkan dengan yang tidak mempunyai pernyataan misi) mengalami
peningkatan keefektifan 50% dan memperoleh kesempatan lebih besar agar
karyawannya mau mengikuti arah dan prioritas yang telah ditetapkan untuk
implementasinya. Senada dengan temuan Wilson, kajian majalah Business Week
tahun 1994 menunjukkan bahwa, organisasi yang mempunyai pernyataan misi,
6
rata-rata tingkat pengembalian ke pemegang saham (return on shareholder equity)
adalah 16,1%, sedangkan organisasi yang tidak mempunyai pernyataan misi hanya
mencapai 9,7% (Rajasekar, 2013). Di tahun 1995, penelitian Rarick dan Vitton juga
mendukung hasil kajian sebelumnya bahwa perusahaan dengan pernyataan misi
yang detil dan komprehensif mempunyai rata-rata tingkat pengembalian investasi
(return on investment) 26,3%, sedangkan tingkat pengembalian investasi
perusahaan dengan pernyataan misi yang kurang komprehensif hanya berada pada
kisaran 13,7%. Pernyataan misi yang komprehensif juga berkorelasi signifikan
dengan market share (Marjanova dan Sofijanova, 2014). Sebagian besar eksekutif
perusahaan merasa sangat puas dengan dampak yang ditimbulkan dari pernyataan
misi terhadap kinerja bisnis (Bain & Company, 2013). Namun demikian ditemukan
juga hasil penelitian yang tidak menunjukkan hasil korelasi yang signifikan antara
pernyataan misi dan kinerja perusahaan (O’Gorman & Doran, 1999; Bart & Baetz,
1998).
Meskipun banyak penelitian menemukan bahwa ada pengaruh pernyataan
misi terhadap kinerja perusahaan, namun masih ada pertanyaan apakah konten
berpengaruh terhadap kinerja. Bart, Bontis, dan Taggar (2001) menyatakan tidak
ada hubungan langsung antara konten pernyataan misi dengan kinerja keuangan
perusahaan. Namun, ada hubungan antara komponen misi dengan kinerja non
keuangan seperti kepuasan, keselarasan misi dengan organisasi, perilaku dan
komitmen. Sedangkan, penelitian Pearce dan David (1987) menunjukkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara komponen pernyataan misi dan total
penjualan. Ekpe, Eneh, dan Inyang (2015) menyebutkan bahwa konten misi
7
mempunyai pengaruh terhadap kinerja, dan komponen yang paling umum
berkontribusi adalah fokus pada karyawan, definisi yang jelas siapa pelanggannya,
dan fokus pada kemampuan untuk bertahan, pertumbuhan dan profitabilitas
perusahaan. Pernyataan misi juga harus mempertimbangkan citra perusahaan di
mata publik, filosofi dari manajemen, deskripsi tentang organisasi dan apa yang
membedakannya dengan organisasi lain, antisipasi kebutuhan pelanggan dan
komitmen yang tinggi untuk memenuhinya (Desmidt & Heene, 2005).
Terdapat perbedaan atau inkonsistensi pendapat para ahli sebagai hasil
penelitian-penelitian sebelumnya. Di satu sisi, pernyataan misi dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan, sedangkan di sisi lain tidak menunjukkan
hubungan yang signifikan. Perdebatan berikutnya adalah terkait konten apa yang
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan masih terdapat
celah penelitian, sehingga topik ini menjadi sangat menarik untuk diteliti lebih
lanjut. Pada penelitian ini, pengujian akan dilakukan dengan menggunakan variabel
kinerja keuangan (rasio-rasio keuangan). Analisis akan dilakukan secara
keseluruhan atau gabungan semua perusahaan go public di Indonesia, tanpa
membedakan sektor industri maupun peringkat kinerjanya. Penelitian ini berbeda
dengan O’Gorman dan Doran (1999), karena mereka mengelompokkan sampel
menjadi dua, yaitu perusahaan yang berkinerja baik dan berkinerja buruk.
8
1.2. Rumusan Masalah
Agar mampu memenangkan persaingan, perusahaan harus mempunyai
manajemen strategik yang bagus. Salah satu kerangka utamanya adalah
pengartikulasian pernyataan misi. Pernyataan misi membantu organisasi dalam
membangun rencana jangka panjang dan menjalankan kegiatan operasional sehari-
hari. Dengan menetapkan tujuan organisasi dan alasan keberadaannya secara jelas,
pernyataan misi yang efektif dapat memperbaiki kemampuan perusahaan dalam
mengimplementasikan rencana strategiknya. Penyampaian filosofi misi yang
efektif kepada karyawan juga akan meningkatkan motivasi untuk memberikan
kontribusi yang terbaik. Hal ini akan memberi dampak pada pencapaian tujuan dan
kinerja organisasional yang unggul.
Seperti telah disebutkan dalam literatur sebelumnya pernyataan misi juga
mempunyai pengaruh terhadap kinerja non keuangan perusahaan, seperti kepuasan
pelanggan, perilaku organisasional dan lain-lain. Namun, dalam penelitian ini,
pengujian hanya akan dilakukan dengan menggunakan variabel kinerja keuangan.
Penelitian ini juga membahas komponen-komponen pernyataan misi yang perlu
diperhatikan dalam pengartikulasian pernyataan misi, agar pernyataan misi dapat
efektif, yang berarti berpengaruh positif pada proses perumusan strategi dan
pencapaian kinerja perusahaan.
9
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penelitian
ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah pernyataan misi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan?
2. Apa komponen misi yang berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan?
1.4. Tujuan Penelitian
Terkait dengan latar belakang, rumusan masalah, dan pertanyaan penelitian
di atas, maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk:
1. Menganalisis pengaruh pernyataan misi terhadap kinerja perusahaan.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen misi yang berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelititan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak sebagai berikut:
1. Bagi manajemen perusahaan, sebagai pihak yang memiliki pernyataan misi,
hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi, bahan evaluasi dan
pertimbangan dalam mengevaluasi pernyataan misi yang sudah ada agar
mampu mendorong peningkatan kinerja.
10
2. Bagi Pengembangan Ilmu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca, khususnya bagi
penelitian sejenis dengan menyediakan bukti empiris terkini dari
perusahaan publik di Indonesia.
1.6. Lingkup Penelitian
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan diteliti, maka
penelitian ini akan dilakukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut:
1. Studi dilakukan pada perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia saat penelitian dilakukan (Maret 2017). Dari data tersebut akan
diambil sampel perusahaan yang bergerak di semua industri, dengan kriteria
tertentu.
2. Data yang digunakan hanya dibatasi selama 5 tahun yaitu sejak tahun 2012
hingga tahun 2016.
1.7. Sistematika Penulisan
Penulisan ini disusun dalam 5 bab, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Bab I – PENDAHULUAN
Bagian ini membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan
masalah dalam penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dilakukannya
penelitian, manfaat yang didapat dari melakukan penelitian, dan
menentukan ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan.
Bab II – LANDASAN TEORI
11
Bagian ini membahas mengenai teori-teori yang dipergunakan dalam
melakukan penelitian, penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti
sebelumnya, dan kerangka dari penelitian yang dilakukan.
Bab III – METODA PENELITIAN
Dalam tahapan ini membahas mengenai desain dari penelitian yang
dilakukan, metode mengumpulkan data, instrument yang dipergunakan
dalam penelitian, metode analisis data, dan profil dari kasus penelitian.
Bab IV – ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menampilkan hasil dari penelitian yang dilakukan dan
pembahasan atas data yang berhasil dikumpulkan, dibandingkan
dengan teori yang dijadikan landasan pada Bab II.
Bab V - SIMPULAN
Pada tahapan ini disampaikan kesimpulan atas hasil penelitian yang
dilakukan, implikasi dari penemuan penelitian, keterbatasan yang
dihadapi peneliti dalam melakukan penelitian, dan saran yang
disampaikan terkait dengan topik pembahasan.