BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...

63
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata saat ini sangatlah berkembang pesat di tandai dengan pembangunan hotel-hotel yang semakin banyak dan tempat-tempat yang menyediakan makanan dan minuman contohnya seperti : restoran,cafe,bistro,lounge dan coffee shop. Sekarang ini usaha di bidang kuliner mulai banyak diminati oleh masyarakat yang diikuti dengan permintan yang meningkat pula. Kebiasaan masyarakat juga perlahan mulai berubah dengan lebih banyak melakukan perjalanan liburan dan makan di luar rumah. Hal ini membuat usaha kuliner meningkat dengan pesat sehingga semakin hari jumlah restoran semakin bertambah banyak dan bahkan menjamur di hampir setiap kota di Indonesia. Dengan permintaan yang meningkat ini, sangatlah memajukan dunia kuliner di dunia. Usaha kuliner berkembang sangat pesat dan menciptakan usaha kuliner yang baik dan juga ada usaha kuliner yang buruk. Hal yang mempengaruhi suatu usaha kuliner yang baik atau buruk dilihat dari “price,place,product,and promotion” dimana dari ke empat

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri pariwisata saat ini sangatlah berkembang

pesat di tandai dengan pembangunan hotel-hotel yang semakin banyak

dan tempat-tempat yang menyediakan makanan dan minuman contohnya

seperti : restoran,cafe,bistro,lounge dan coffee shop. Sekarang ini usaha

di bidang kuliner mulai banyak diminati oleh masyarakat yang diikuti

dengan permintan yang meningkat pula. Kebiasaan masyarakat juga

perlahan mulai berubah dengan lebih banyak melakukan perjalanan

liburan dan makan di luar rumah. Hal ini membuat usaha kuliner

meningkat dengan pesat sehingga semakin hari jumlah restoran semakin

bertambah banyak dan bahkan menjamur di hampir setiap kota di

Indonesia.

Dengan permintaan yang meningkat ini, sangatlah memajukan dunia

kuliner di dunia. Usaha kuliner berkembang sangat pesat dan

menciptakan usaha kuliner yang baik dan juga ada usaha kuliner yang

buruk. Hal yang mempengaruhi suatu usaha kuliner yang baik atau buruk

dilihat dari “price,place,product,and promotion” dimana dari ke empat

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

2

elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan para konsumen untuk

memilih mengunjungi usaha kuliner tersebut.

Mama Goose berdiri pada tahun 2012 bulan April. Mama Goose

memiliki 5 pemilik. 5 orang ini bertemu pada saat mereka berkuliah

bersama. Mama Goose memiliki cabang dengan tema yang berbeda yaitu

coffee shop yang terletak tidak jauh dari Mama Goosedengan naman

Woodpecker.

Jika produk yang di keluarkan suatu restoran tidaklah memuaskan

pelanggan, maka pelanggan tersebut tidak akan kembali lagi ke restoran

tersebut. Hal yang mempengaruhi suatu produk memuaskan adalah

rasa,tingkat kebersihan, tingkat kesehatan, display/packaging dari suatu

produk tersebut.

Mama Goose belum merubah harga dari menu nya dari 3 tahun

terakhir ini. Ini merupakan bentuk promosi dari Mama Goose. Promo

lainnya seperti membeli 1 pizza mendapatkan 2 pin beer bintang, karena

pizza yang disajikan oleh Mama Goose berporsi iuntuk 4 – 5 orang.

Berikut adalah tabel keputusan pembelian pada 6 bulan terakhir. Data

ini diambil dari Mama Goose Jakarta Selatan.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

3

Januari Februari Maret April Mei Juni

2300

2400

2500

2600

2700

2800

2900

3000

3100

3200

2015

2015

Gambar 1.1

Data jumlah tamu Mama Goose dari bulan Januari – Juni 2015

Sumber : data internal Mama Goose

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa setiap bulannya tamu yang

datang ke Mama Goose terus meningkat dan pada bulan Juni mengalami

penurunann drastis karena pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan

puasa.

Maka dari itu proyek akhir ini akan membahas mengenai “PENGARUH

BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI MAMA

GOOSE,JAKARTA SELATAN.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Belum diketahuinya bauran pemasaran apa yang digunakan di mama

goose.

b) Belum diketahuinya pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan

pembelian di mama goose.

c) Belum diketahuinya seberapa besar pengaruh bauran pemasaran

terhadap keputusan pembelian

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah di uraikan, makan

penelitian ini akan dibatasi dalam pembatasan sebagai berikut :

a) Penilitian ini hanya terfokus terhadap bauran pemasaran yaitu variabel 4P

(product, price, place, promotion) yang dilakukan di Mama Goose Jakarta

Selatan

b) Penelitian ini juga terfokus terhadap tercapainya keputusan (pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pemebelian,

prilaku pasca pembelian) pembelian di Mama Goose Jakarta Selatan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

5

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :

a) Bagaimana bauran pemasaran di Mama Goose ?

b) Bagaimana keputusan pembelian konsumen di Mama Goose ?

c) Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian

konsumen di Mama Goose?

1.5 Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui bauran pemasaran yang ada di Mama Goose.

b) Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen yang ada di Mama

Goose.

c) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap

konsumen di Mama Goose.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

6

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proyek akhir ini dikelompokkan ke dalam lima

bab sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi

dan perumusan masalah, tujuan penelitian ,dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang variabel penelitian beserta definisi

operasionalnya, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber

data penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis

data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian secara sistematika kemudian

dianalisis dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah

ditetapkan untuk selanjutnya diadakan pembahasan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

7

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan - kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian, keterbatasan dan saran-saran atas penelitian.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini peneliti akan menyampaikan beberapa landasan teori

yang mendukung penelitian ini. Adapun landasan teori yang digunakan

adalah landasan teori yang relevan dengan variabel dan permasalahan yang

diteliti. Hal ini dikemukakan dengan tujuan memberikan tolak ukur ideal

terhadap permasalahan yang sedang terjadi sehingga memudahkan dalam

penarikan kesimpulan.

2.1.1 Landasan Teori

2.1.1.1 Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu bidang fungsional yang sangat

penting dalam suatu organisasi bisnis sebagai penunjang utama bagi

kelangsungan hidup operasional suatu dunia usaha. Pemasaran merupakan

sebuah konsep kunci keberhasilan suatu bisnis dimana pemasaran dengan

memperhatikan keinginan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk

tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan akan memberi dampak

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

9

positif bagi perkembangan usaha suatu perusahaan di tengah era persaingan

bisnis yang begitu ketat dewasa ini.

Pemahaman pemasaran bagi pihak pemasar sangat penting dalam

rangka pengenalan kebutuhan dan keinginan pelanggan, penentuan pasar

sasaran mana yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh perusahaan,

serta merancang produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar

tersebut akan sangat berguna untuk mengoptimalkan penjualan suatu

perusahaan.

Menurut Kottler dan Amstrong (2008) Pemasaran adalah proses

dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun

hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap

nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut William dan Jerome (1996) Pemasaran adalah proses yang

menyediakan arah yang diperlukan bagi produksi dan membantu untuk

memastikan pembuatan produk yang tepat dan cara menyampaikannya

kepada konsumen.

Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya sekedar penjualan

atau periklanan. Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam

pengertian lama (katakan dan jual), tetapi dalam pengertian baru yaitu

memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan

pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai

superior, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

10

produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi

penjualan dan periklanan hanyalah bagian dari bauran pemasaran yang lebih

besar dalam satu perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk

mempengaruhi pasar (Kotler dan Amstrong, 2001)

2.1.1.2 Bauran Pemasaran

Seperti diketahui bahwa pemasaran sangat penting bagi

kelangsungan hidup perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dimasa

yang akan datang. Akan tetapi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran

bukanlah hal mudah, semua anggota perusahaan harus ikut serta dan aktif

dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu volume

penjualan barang dan jasa banyak tergantung pada beberapa faktor antara

lain : kualitas dan penampilan produk perusahaan, cara penyampaian produk

dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen, dan juga harga yang

diterapkan perusahaan. Semua faktor yang dikuasai dan dikendalikan oleh

perusahaan untuk mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang

dan jasa dikenal dengan istilah bauran pemasaran.

Stanton (1996) menyebutkan bahwa Marketing Mix (bauran

pemasaran) adalah istilah yang dipakai dalam melukiskan kombinasi dari

keempat masukan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan.

Keempat elemen tersebut adalah penawaran produk, struktur harga, kegaitan

promosi dan system distribusi. Dalam pengertian lain, Angiopora (2002)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

11

mengemukakan bahwa Marketing Mix (bauran pemasaran) adalah perangkat

variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk

menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (target

market).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Marketing

Mix merupakan sekumpulan variabel-variabel pemasaran yang dapat

dikendalikan dan dipergunakan oleh perusahaan dalam pencapaian sasaran

dari tujuan perusahaannya, melalui pemanfaatan kombinasi dari variabel-

variabel seperti harga, produk, promosi, dan saluran distribusi, diharapkan

agar kinerja penjualan dapat meningkat sehingga mampu bersaing dengan

para pesaing.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:62), dalam bauran pemasaran

terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu

product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi),

promotion (promosi) :

A. Produk

Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ia

ingin memiliki produk. Para konsumen membeli barang atau jasa karena

barang atau jasa tersebut dipergunakan sebagai alat untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan.

Menurut (Kotler & Amstrong, 2001 : 11) produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

12

digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari

produsen atas sesuatu yang bias ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai

tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen,

sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.

Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang

dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang

penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Menurut American Society for Quality Control ( dalam Lupiyoadi,

2001), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari

suatu barang atau jasa, dalam hal kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.

Garvin (dalam Tjiptono, 2005), indikator yang digunakan untuk

mengukur kualitas produk, yaitu:

1. Kinerja, yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)

yang dibeli.

2. Fitur, meliputi karakterisik sekunder yang melengkapi fungsi dasar

produk.

3. Reliabilitas, yaitu kemungkinan kecil mengalami kerusakan atau

gagal produk.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi, aitu sejauh mana karakteristik

desain dan operasi memenuh standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

13

5. Daya tahan, yaitu berapa lama produk tersebut dapat terus

digunakan.

6. Serviceabilty, meliputi kecepatan, kompetensi, Kenyamanan, kemudahan

direparasi, serta penanganan keluhan secara memuaskan.

7. Keindahan, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8. Kualitas yang dipersepsikan, yaitu citra dan reputasi produk serta

tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Dari definisi-definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa produk itu bukan hanya berupa barang nyata

tetapi bisa berupa jasa, maka produk dapat memberikan kepuasan yang

berbeda sehingga perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dan

berpandangan luas terhadap produk yang dihasilkan.

B. Promosi

Menurut Lamb, et al (2001), promosi adalah komunikasi oleh pemasar

yang menginformasikan, dan mengingatkan calon pembeli mengenai sebuah

produk untuk mempengaruhi suatu pendapat atau memperoleh suatu respon.

Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk

meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan

tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing.

Keunggulan deferensiasi merupakan suatu kumpulan dari fitur yang unik dari

suatu perusahaan dan produknya yang diterima oleh target pasar sebagai

sesuatu yang penting dan unggul dibanding pesaing. Fitur tersebut dapat

meliputi produk berkualitas tinggi, pengiriman yang cepat, harga yang murah,

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

14

pelayanan yang baik, atau fitur lain yang tidak ditawarkan oleh pesaing.

Dengan demikian promosi merupakan bagian penting dari bauran

pemasaran, menginformasikan para konsumen atas manfaat produk dan

kemudian memposisikan produk dalam pasar (Lamb, dkk, 2001).

Menurut Swasta dan Irawan (2001) promosi adalah arus informasi

atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau

organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan

membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang pemasaran dan

bauran pemasaran. Dengan memperhatikan hal diatas maka dibutuhkan

persiapan ataupun sarana promosi agar apa yang diinginkan perusahaan

dapat memenuhi sasaran dan efisien. Sarana promosi dapat berupa :

a. Iklan

Semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang

produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar.

b. Promosi Penjualan

Kegiatan pemasaran yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas

pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : peragaan, pertunjukkan

dan pameran, demonstrasi.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

15

c. Publisitas

Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide

dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor

tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.

d. Personal selling

Presentasi lisan dalam suatu pembicaran dengan satu atau beberapa

pembeli dengan tujuan untuk menciptakan penjualan.

C. Harga

Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba

maupun tidak akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang

dihasilkan. Dimana sebelumnya lebih dulu perusahaan merumuskan

mengenai penetapan harga yang ingin dicapai.

Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli (Tjiptono, 2007), yaitu :

a) Peranan alokasi harga

Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara

memperoleh manfaat atauutilitas tertinggi yang diharapkan

berdasarkan daya belinya.

b) Peranan informasi dari harga

Fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor

produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi

dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

16

manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering muncul adalah

bahwa harga yang mahal mencerminkan. kualitas yang tinggi

sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan

kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan.

Selain desain produk, harga merupakan variabel yang dapat

dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh

konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan,

tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau

mahalnya suatu produk sangat relatif sifatnya.

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang

yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah

sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan

memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal

yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian

konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai.

Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang

lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah

bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan

menganggap sebagai nilai yang buruk dan kemudian akan mengurangi

konsumsi terhadap produk tersebut. Bila manfaat yang diterima lebih besar,

maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai positif. Harga yang

terjangkau dapat menjadi senjata ampuh dalam menghadapi persaingan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

17

dipasar, karena harga menjadi manfaat atribut yang paling diperhatikan

ketika menghadapi pasar Indonesia yang sensitif terhadap harga.

Tjiptono (2001) mengemukakan harga sering kali digunakan sebagai

indikator nilai bilamana indikator tersebut dihubungkan dengan manfaat yang

dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen

meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.

Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa yang

menjadi pengharapan produsen. Harga juga biasanya mencerminkan kualitas

jasa dari produk yang menyertainya, mencerminkan prestise, dan

sebagainya.

D. Tempat

Menurut Lamb (2001), pemilihan lokasi yang baik, merupakan

keputusan yang sangat penting. Pertama, karena keputusan lokasi

mempunyai dampak yang permanen dan jangka panjang, apakah lokasi

tersebuh telah dibeli atau hanya disewa. Kedua, lokasi akan mempengruhi

pertumbuhan usaha di masa mendatang.

Lokasi yang dipilih haruslah mampu mengalami pertumbuhan ekonomi

sehingga usahanya dapat bertahan. Dan yang terakhir, apabila nilai lokasi

memburuk akibat perubahan lingkungan yang dapat terjadi setiap waktu,

mungkin saja usaha tersebut harus dipindahkan atau ditutup.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

18

Lokasi adalah tempat dimana sesuatu berada. Menurut Lupiyoadi

(2001) lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan

dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Menurut (Lupiyoadi,

2001), lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran

distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada

konsumen dan dimana lokasi yang strategi. Lokasi berarti berhubungan

dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi.

Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu :

Konsumen mendatangi pemberi jasa ( perusahaan )

Apabila keadaanya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting,

perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga

mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

Pemberi jasa mendatangi konsumen

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan

adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung.

Berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana

tertentu seperti telepon, computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi

sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua belah pihak dapat

terlaksana.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

19

Dalam memilih lokasi untuk menjalankan suatu usaha, para

pengusaha/ pelaku usaha perlu mempertimbangkan beberapa faktor,

diantaranya :

1. Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau

2. Visibilitas yaitu kemudahan untuk dilihat

3. Lalu lintas, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu banyaknya orang

yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang besar tejadinya impuls

buying dan kepadatan serta kemacetan bisa menjadi hambatan

4. Tempat parkir yang luas dan aman

5. Ekspansi yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian

hari.

6. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan

7. Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis

8. Peraturan pemerintah (Tjiptono, 2005).

2.1.1.3 Proses Keputusan Pembelian

Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses

pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli

(Kotler,2001). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu

yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

barang yang ditawarkan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

20

Menurut Setiadi (2010) perilaku membeli mengandung makna yakni

kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam pertukaran uang

dengan barang dan jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang

menentukan kegiatan tersebut. Keputusan konsumen untuk membeli suatu

produk selalu melibatkan aktivitas secara fisik (berupa kegiatan langsung

konsumen melalui tahapan-tahapan proses pengambilan keputusan

pembelian) dan aktivitas secara mental (yakni saat konsumen menilai produk

sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh individu).

Menurut Kotler (2009) terdapat lima proses keputusan pembelian yang

dilalui oleh setiap individu dalam melakukan pembelian, yaitu :

a. Pengenalan kebutuhan

Tahap awal keputusan membeli, konsumen mengenali adanya masalah

kebutuhan akan produk yang akan dibeli. Konsumen merasa 13 adanya

perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang di inginkan.

Kebutuhan sangat dipicu oleh ransangan internal (kebutuhan) dan

eksternal (pengaruh pengguna produk serupa sesuai kebutuhan).

b. Pencarian informasi

Tahap keputusan pembelian yang dapat meransang konsumen untuk

mencari informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanya meningkatkan

perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

21

c. Evaluasi alternatif

Proses yang dilakukan konsumen untuk menggunakan informasi yang

didapat untuk mengevaluasi alternatif yang ada, proses memilih produk

yang akan dibeli.

d. Keputusan pembelian

Konsumen merencanakan untuk membeli sebuah produk dan kemudian

membeli produk tertentu untuk pemenuhan kebutuhan

e. Tingkah laku pasca pembelian

Tindak lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidaknya

konsumen pada produk yang digunakannya

2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam

Pengambilan Keputusan Membeli

Perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika

ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, di mana dan bagaimana

membelinya (Kotler, 2005). Setiap pembelian konsumen tercipta karena

adanya needs (kebutuhan keperluan) atau wants (keinginan) atau campuran

keduanya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan

keputusan membeli:

a. Faktor Lingkungan yang terdiri atas: Faktor budaya yang meliputi, Nilai-

nilai yaitu norma yang dianut masyarakat, Persepsi yaitu cara pandang

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

22

sesuatu, Preferensi yaitu rasa suka pada satu produk dibandingkan

produk lain, Behaviour yaitu kebiasaan.

b. Faktor Sosial meliputi: Faktor ini adalah kelompok yang mempengaruhi

anggota/ komunitas dalam membuat keputusan terhadappembelian suatu

barang atau jasa. Keluarga Faktor ini adalah juga penting pengaruhnya

bagi seseorang dalam memilih suatu barang atau jasa. Peran dan status

seseorang di masyarakat atau perusahaan akan mempengaruhi pola

tindakannya dalam membeli barang atau jasa.

c. Faktor Teknologi yang meliputi : Transportasi pribadi, alat rumah tangga.

Audio visual, internet dan seluler.

d. Faktor Pribadi dari :

1. Aspek pribadi yaitu seorang konsumen akan berbeda dari seorang

konsumen lainnya karena faktor-faktor pribadi dalam hal berikut: usia,

pekerjaan, kondisi keuangan, gaya hidup, kepribadian, konsep diri.

2. Aspek psikologis yaitu faktor kejiwaan atau psikologi yang

mempengaruhi seseorang dalam tindakan membeli suatu barang/jasa

yang terdiri dari: motivasi, persepsi, kepercayaan dan perilaku. Menurut

Kotler dan Keller (2007) citra merek adalah persepsi dan keyakinan

yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang

terjadi dalam memori konsumen. Persepsi merupakan aktivitas penting

yang menghubungkan konsumen individual dengan kelompok, situasi

dan pengaruh pemasar. Menurut Kotler (2007), persepsi merupakan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

23

proses bagaimana individu memilih, mengorganisasikan, dan

mengintepretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan

gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi meliputi semua proses

yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai

lingkungannya.

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir

Bauran Pemasaran (4P)

1. Product

2. Place

3. Price

4. Promotion

Sumber : Kotler dan Armstrong (2012:62)

Keputusan Pembelian

(Y)

1. Pengenalan Kebutuhan

2. Pencarian Informasi

3. Evaluasi Alternatif

4. Keputusan Membeli

5. Prilaku Pasca Pembelian

Sumber : Kotler (2009)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Unit Analisis

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana

dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 8) yaitu : “Metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Menurut Sugiyono (2012: 13)

penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Dalam hal

penulisan Proyek Akhir ini, digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh adanya analisis pengaruh bauran pemasaran di Mama Goose.

Unit analisis menurut Gulo (2002:77) adalah unit-unit yang awalnya

kita jelaskan untuk tujuan akhir dari menggabungkan karakteristik mereka

dalam rangka untuk menjelaskan beberapa kelompok yang lebih besar atau

menjelaskan beberapa fenomena abstrak. Unit analisis dari penelitian ini

adalah konsumen restoran Mama Goose, Jakarta Selatan.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

25

B. Variabel dan Pengukurannya

Variabel menurut Sarwono (2006:53-54) adalah sesuatu yang berbeda

atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas menjadi suatu simbol atau

konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai yang terdiri dari :

Variabel Bebas (dilambangkan dengan X), yaitu variabel stimulus atau

variabel yang mempengaruhi variabel lain dan Variabel Terikat

(dilambangkan dengan Y), yaitu variabel yang memberikan reaksi/respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan 2 (dua) variabel,

yaitu : Pemasaran sebagai variabel bebas dan Keputusan Pembelian sebagai

variabel terikat.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

26

Tabel 3.1

Variabel, Indikator, Skala Pengukuran

No Variabel Skala Pengukuran

1 Bauran Pemasaran (X)

a. Produk

b. Tempat

c. Harga

d. Promosi

Likert

2 Keputusan Pembelian

a. Pengenalan Masalah

b. Pencarian Informasi

c. Evaluasi Alternatif

d. Keputusan Pembelian

e. Perilaku Pasca Pembelian

Likert

3 Data Demografi

a. Jenis Kelamin

b. Usia

c. Pekerjaan

d. Kunjungan

e. Penghasilan

f. Informasi

Nominal

Sumber Hasil Pengolahan Data primer, 2015

Menurut Neuman (2006:128), Skala adalah

perbandingan antar kategori dimana masing-masing kategori diberi

bobot nilai yang berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

27

Menurut Sugiyono (2010:93), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Skala Interval adalah salah satu jenis pengukuran dimana angka-

angka yang dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran

dari selisih antara angka-angka (Churchill, 2005:429)

Dalam penelitian ini menggunakan 4 kategori odinal/likert, yaitu :

Tabel 3.2

Bobot

Nilai Kategori

1 Sangat Setuju

2 Setuju

3 Tidak Setuju

4 Sangat Tidak Setuju

C. Prosedur Penarikan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:215) sampel adalah “sebagian dari populasi

itu”. Populasi itu misalnya penduduk diwilayah tertentu, jumlah pegawai pada

organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan

sebagainya. Senada dengan itu, Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

28

sampel adalah “sebagian yang diambil dari populasi”. Berdasarkan beberapa

pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian

bagian dari populasi yang diambil.

Pada penelitian ini, penarikan sampel yang akan digunakan yaitu

dengan metode random sampling atau probability sampling yaitu setiap

satuan analisis mendapatkan peluang yang sama untuk ditarik menjadi

anggota sampel. (Gulo, 2002:81)

Mama Goose sudah berdiri selama 2 tahun. Jumlah pelanggan dalam

2 tahun adalah sekitar 57.600 pelanggan dimana sampel yang dapatkan

sebesar 100 koresponden, melalui hasil teori Slovin, sebagai berikut :

= 57600 = 57600

1 + 57600 (10%)2

575

= 99.82 = 100

Keterangan:

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan

N = Ukuran populasi

e = Margin Error (10%)

2)(1 eN

Nn

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

29

D. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penyusunan proyek akhir ini, pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut :

1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan

data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Contoh

: kuesioner, observasi.

2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

berbagai buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Disini data diperoleh dari

buku, dan jurnal.

E. Metode Analisis Data

Seluruh data yang dikumpulkan merupakan data mentah yang masih perlu

diolah atau di analisis lagi. Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik

analisis tergantung dari hipotesisnya masing-masing. Sebelum data dianalisis

berdasarkan kepentingannya masing-masing, akan dilakukan uji kuesioner/

instrumen. Penelitian memerlukan data yang betul valid dan reliabel. Dalam

rangka pengujian data kuisoner ini, maka data kuesioner sebelum digunakan

sebagai data penelitian primer, terlebih dahulu diujicobakan ke sampel

penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

30

ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dengan

menggunakan :

i. Uji Validitas

Menurut Sarjono. Haryadi dan Winda Julianita (2011:35), validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang

benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti. Model pengujian

menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total

correlation) untuk menguji validitas internal setiap item pernyataan kuesioner

yang disusun dalam bentuk skala. Dalam penelitian ini menggunakan

pendapat Sugiyono (2001:106) mengemukakan data dikatakan valid jika r

hitung (koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor) >

0,3 . Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows, dan validitas item dapat dilihat pada Corrected Item Total

Correlation.

ii. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang

digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai alat

ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke

waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Sekaran, 2006:40 dalam

Sarjono 2011:35), yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

31

mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha

Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70

Tabel 3.3 Indeks Kriteria Reabilitas

Interval Alpha Cronbach Kriteria

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

0,60 – 0,799 Tinggi

0,40 – 0,599 Cukup

0,20 – 0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat Rendah

Sumber : Arikunto dalah Rahmady dan Andi (2007 : 92)

iii. Penentuan Range

Mean atau nilai rata-rata digunakan dalam analisis data deskriptif

untuk mengetahui bagaimana kecenderungan nilai tengah suatu data

terkumpul. Dari hasil rata-rata ditentukan interval kelas untuk menentukan

kategori penafsiran dasil data (Duriato, Sugiarto, dan Sitinjak, 2011).

Survey ini menggunakan skala likert dengan bobot tertinggi setiap

pertanyaan adalah 4 dan bobot terendah adalah 1. Maka, digunakan rumus

sebagai berikut :

Range = skor tertinggi – skor terndah

range skor

(Sumber : Rajab, 2014)

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

32

Keterangan : Skor tertinggi = 4

Skor terendah = 1

Range skor = 4

Sehingga, Range = 4 – 1

4

= 0,75

Setelah diketahui besarnya interval, maka dapat ditemukan rentang

skala dan kategori nilai rata-rata dari hasil kuisoner. Nilai dari hasl kuisoner

tersebut ditafsirkan dengan range skor sebagai berikut :

Range Skor : 1,00 – 1,75 = Sangat Rendah

1,76 – 2,51 = Rendah

2,52 – 3.27 = Tinggi

3,28 – 4,00 = Sangat Tinggi

iv. Analisis regresi linier sederhana

Merupakan sekumpulan metode statistika untuk mengukur derajat

asosiasi atau kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal

ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.

Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh

nilai dependen (variabel Y) jika variabel independen (variabel X) diubah.

(Sugiyono, 2009:262). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

33

Y = a + b X

Keterangan :

Y = variabel terikat

X = variabel bebas

a = konstanta

b = koefisien regresi/slop antara bauran pemasaran terhadap

keputusan pembelian.

(Sumber : Sugiyono, 2009:204).

Semua data yang terkumpul merupakan data-data yang belum pernah

diolah dan masih perlu dideskripsikan sehingga mudah dipahami. Dalam

penelitian ini, seluruh pengolahan data dibantu dengan program SPSS for

windows versi 20. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menganalisa

tentang pengaruh bauran pemasaran 4P terhadap keputusan pembelian di

Mama Goose Jakarta Selatan.

v. Koefisien Determinasi

Sedangkan untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisien

determinasi (Kd) dengan rumus menurut Sugiyono (2012: 257) sebagai

berikut :

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

34

Keterangan :

Kd : koefisien determinasi

r2 : koefisien korelasi yang dikuadratkan

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Selama 6 bulan, dari bulan Maret sampai dengan bulan September

2015, penelitian dilakukan di :

Mama Goose

Jl. Panglima Polim 9 No. 16, Melawai, Jakarta Selatan,

Tel. : 021 7229292

Kd = r2 x 100%

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat

Mama Goose yang berlokasi di Jalan Panglima Polim 9, No. 16,

Melawai, Jakarta Selatan dibangun pada bulan Maret tahun 2012.Restoran

ini dipelopori oleh salah dua keluarga Budhisurya yang bernama Bona

Budhisurya dan Yudha Budhisurya yang sampai saat ini mereka adalah salah

dua direktur utama di Mama Goose yang kemudian jumlah pemegang saham

yang bergabung menaruh saham di Mama Goose bertambah. Sampai saat

ini tercatat terdapat 6 pemegang saham di Mama Goose.

Mama Goose menawarkan tempat bersantap dengan konsep rustic

modern. Areanya terbagi 4 yaitu, non smoking room, bar area, smoking

indoor area dan outdoor area. Ketika naik ke restoran, di samping tangga

terlihat deretan rak kayu yang berisi berbagai macam pernak pernik mulai

dari buku, toples dan aneka pajangan lainnya yang membuat tampilan Mama

Goose menjadi lebih unik. Non smoking area terletak di depan pintu masuk

dengan kapasitas pengunjung yang tidak terlalu besar. Pada bar

area dan outdoor area menggunakan deretan kursi tinggi layaknya kursi-kursi

bar dengan sekat yang terbuat dari kaca.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

36

Menu Mama Goose berkisar antara western dan asia dengan aneka

pilihan mulai dari appetizer hingga dessert, sedangkan pilihan minumannya

juga cukup beragam. Semua menu di Mama Goose bisa dibilang tidak terlalu

mahal, hal ini memang merupakan salah satu kelebihan Mama Goose. Mama

Goose memiliki kapasitas 150 bangku bagi pelanggan yang beruntung untuk

menikmati indahnya bersantap siang atau malam di Mama Goose

mendengarkan musik yang membuat pelanggan semakin nyaman dan ingin

datang ke Mama Goose di lain waktu.

4.1.2 Fasilitas Mama Goose

a. Gambaran Umum

Terletak di lantai dua Common House, terselip di salah satu jalan

tersibuk di Jakarta, Panglima Polim, Mama Goose adalah restoran kasual

dengan suasana pedesaan yang modern diatur untuk memenuhi selera tamu

dengan rasa nyaman. Mama Goose melayani tamu dengan layanan yang

sangat baik.

Mama Goose beroperasi selama 12 jam pada weekday dan 13 jam

pada weekend, berkapasitas 150 bangku, dan restoran ini berbentuk seperti

huruf U. Untuk mencapai Mama Goose, kita harus masuk kedalam Common

House lalu menaiiki 20 anak tangga karena Mama Goose terletak di lantai

dua Common House. Setelah melewati tangga tersebut ada area non

smoking area yang berkapasitas 30 orang. Area selanjutnya adalah bar yang

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

37

berkapasitas hanya untuk 6 orang. Setelah area bar ini terdapat area non

smoking lagi yang berkapsitas lebih besar dari yang pertama yaitu

berkapasitas 100 orang, area ini juga bersebelahan dengan area smoking

area yang berkapasitas berkisar 14 orang.

b. Area kerja di Mama Goose

1. Kitchen : peralatan-peralatan dapur yang sudah memadai dan

mendukung operasional Mama Goose dan sudah disesuaikan dengan

menu yang disajikan kepada pelanggan. Kitchen dan pastry dijadikan

dalam 1 area, hal ini dikarenakan tidak terlalu banyak menu dessert di

Mama Goose.

2. Pantry area : adalah tempat menaruh makanan pesanan yang sudah

diperiksa kelengkapan makanan tersebut oleh food checker yang

diambil dari kitchen. Tempat ini dipenuhi oleh waiter/ess yang bertugas

untuk menyajikan makanan tersebut ke pelanggan sesuai dengan

pesanan.

3. Kasir : adalah tempat dimana segala aktifitas pembayaran yang

dilakukan oleh pelanggan. Kasir terletak di sebelah bar.

4. Bar : adalah tempat para bartender dan barista meracik minuman

sesuai dengan pesanan tamu. Peralatan yang

digunakan sejauh ini sudah sangat memadai dalam operasional. Di

belakang area bar terdapat beberapa botol-botol minuman beralkohol

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

38

yang sengaja dipajang yang berfungsi mempercantik dekorasi outlet

tersebut

4.1.3 Struktur Organisasi Mama Goose

Secara rinci setiap bagian yang ada di Mama Goose mempunyai

tugas-tugas seperti berikut :

a) Supervisor :

1. Mengawasi kinerja keseluruhan karyawan Mama Goose melalui

Supervisor baik dari segi pelayanan dan penyajian makanan yang

dipesan oleh pelanggan.

2. Bertindak juga sebagai marketing Mama Goose yang mengadakan

promo atau mengurus acara function yang diadakan kepada Mama

Goose, termasuk menyediakan kelengkapan acara, dekorasi dan

susunan acara.

Owner

Supervisor

Bar captain Floor Captain Cashier

Bartender Waiter/ess

Executive Chef

Cook

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

39

3. Membuat laporan sales setiap hari dan dilaporkan ke bagian keuangan.

4. Bertanggung jawab penuh atas kelancaran operasional outlet termasuk

persiapan sound system, kebersihan restoran, kebersihan toilet,

kebersihan peralatan yang digunakan.

5. Menerima segala informasi yang terkait kelancaran operasional dari

Supervisor

b) Bar Captain :

1. Mengatur dan bertanggung jawab operasional bar di outlet.

2. Melengkapi karyawan sesuai dengan kebutuhan Mama Goose.

3. Mengawasi kinerja karyawan bar.

4. Meracik dan menyusun menu minuman yang baru dan lebih kreatif.

5. Sebagai trainer di training bar knowledge yang diadakan oleh HRD

kepada karyawan service maupun karyawan bar itu sendiri.

c) Executive Chef :

1. Bertanggung jawab penuh operasional karyawan yang berada di

kitchen.

2. Mengawasi kinerja karyawan kitchen. Chef berhak memberikan

penghargaan bagi karyawan yang bekerja dengan maksimal dan juga

berhak memberikan peringatan bagi karyawan yang melanggar

peraturan.

3. Mengawasi kebersihan kitchen.

4. Melengkapi kelengkapan bahan baku.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

40

5. Menguasai penuh teknik-teknik memasak sehingga dapat diajarkan

kepada cook dan cook helper.

6. Membuat laporan kehadiran seluruh karyawan kitchen setiap bulan

kepada HRD.

d) Floor Captain :

1. Membuat jadwal kerja karyawan service per 2 minggu.

2. Mengajarkan teknik persiapan outlet ketika opening, mengajarkan

teknik menyajikan makanan dan teknik closing outlet kepada

karyawan service.

3. Memerika kebersihan peralatan yang digunakan untuk menyajikan

makanan.

4. Mengatasi masalah yang disampaikan oleh pelanggan.

5. Mengatur flow kerja karyawan service.

e) Cashier :

1. Bertanggung jawab penuh atas uang cash dan semua bill transaksi

yang dilakukan di hari itu.

2. Mengambil uang cash yang sudah ditukarkan oleh karyawan

keuangan di office dengan uang yang bernilai lebih kecil sebagai

uang kembalian untuk pelanggan.

3. Menguasai dan memahami system POS yang diberlakukan di

outlet

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

41

4. Mengurus tentang pembayaran dan membuat laporan pemasukan

setiap closing atau pergantian shift kerja dengan kasir lain.

f) Bartender :

1. Bertugas melengkapi bahan dan alat kerja serta merapikan area

kerja ketika opening outlet.

2. Bertugas meracik minuman sesuai dengan pesanan pelanggan.

3. Bertugas untuk memahami semua metode dan resep minuman

yang diracik.

c. Waiter/ess :

1. Bertugas untuk mengambil pesanan dari para pelanggan dan

menanyakan kepada pelanggan bagaimana produk yang

diinginkan (guest preference)

2. Menguasai penuh menu yang ada di Mama Goose.

3. Berdiri dalam keadaan siap sehingga ketika pelanggan memanggil

para karyawan service dapat bertindak dengan cepat.

4. Mengambil makanan yang sudah siap disajikan di pantry untuk

diantarkan ke pelanggan.

5. Membantu pelanggan dalam system pembayaran.

g) Cook :

1. Memasak produk yang dipesan pelanggan.

2. Mempersiapkan segala bahan yang diperlukan dengan

memperhatikan pesanan-pesanan para pelanggan.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

42

3. Menguasai penuh teknik memasak serta bahan baku yang

digunakan

4.2 Hasil dan Pembahasaan

Di bagian ini akan dibahas hasil perhitungan data yang telah

dikumpulkan dan diolah melalui program SPSS (Statistical For Social

Science) versi 20. Adapun data yang didapat berupa data primer yaitu

dengan membagikan kuesioner kepada 100 tamu di Mama Goose, Jalan

Panglima Polim 9, No. 16, Melawai, Jakarta Selatan.

4.2.1 Karakteristik Responden

Karateristik responden dari penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, usia

dan lama bekerja di Mama Goose Jakarta.

Hasil data yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Frequen

cy

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Pria 54 54,0 54,0 54,0

Wanit

a 46 46,0 46,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

43

Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berjenis

kelamin pria sebesar 54% dengan frekuensi 54 responden, sedangkan untuk

responden yang berjenis kelamin wanita adalah 46% dengan frekuensi 46

responden. Dapat disimpulkan bahwa pelanggan pria lebih banyak daripada

pelanggan wanita yang berkunjung ke Mama Goose Jakarta. Hal ini dapat

disebabkan karena Mama Goose merupakan restoran yang memang banyak

digemari oleh kaum pria, sehingga jumlah kunjungan wanita pun lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah pria.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.2

Umur

Frequen

cy

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

19-25 66 66,0 66,0 66,0

26-33 26 26,0 26,0 92,0

34-40 8 8,0 8,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

44

Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden

berdasarkan umur yang paling besar adalah 19 - 25 tahun dengan

persentase 66% dan jumlah frekuensi 66 responden, reponden yang berusia

26 - 33 tahun pada urutan ke dua dengan persentase 26% dengan jumlah

frekuensi 26 responden, lalu diikuti dengan responden yang berusia 34 - 40

tahun dengan persentase 8% dengan jumlah frekuensi 8 responden. Dapat

diambil kesimpulan dari Tabel 4.2 di atas bahwa persentasi paling besar dari

karakteristik responden berdasarkan usia adalah 19 - 25 tahun dengan

persentase terbesar yaitu 66%. Hal ini dapat disebabkan karena Mama

Goose merupakan sebuah restoran yang banyak dijadikan tempat berkumpul

bagi kaum remaja ke atas atau kaum dewasa muda. Selain itu, trend yang

sedang berkembang ini banyak digemari pula oleh kaum remaja sehingga

tingkat kunjungan kaum remaja atau dewasa muda merupakan yang paling

banyak di Mama Goose.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

45

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Frequen

cy

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Pegawai Swasta 56 56,0 56,0 56,0

Pelajar atau

Mahasiswa 38 38,0 38,0 94,0

Wiraswasta 6 6,0 6,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan yang paling besar adalah Pegawai Swasta dengan

persentase 56% dengan frekuensi 56 responden, Pelajar atau Mahasiswa

dengan persentase 38% dengan frekuensi 38 responden, Wiraswasta

dengan persentase 6% dengan frekuensi 6 responden. Dapat disimpulkan

bahwa responden yang mempunyai persentase paling besar adalah Pegawai

Swasta dengan persentase sebesar 56%, hal ini disebabkan karena Mama

Goose merupakan restoran yang terletak di posisi yang strategis, sehingga

memudahkan pegawai swasta untuk mengunjungi restoran ketika istirahat

siang.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

46

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan

Tabel 4.4

Intensitas

Frequen

cy

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

<2 kali 31 31,0 31,0 31,0

2-3

kali 41 41,0 41,0 72,0

4-5

kali 17 17,0 17,0 89,0

>5 kali 11 11,0 11,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Dari Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berkunjung

2 – 3 kali memiliki persentase paling besar yaitu 41% dengan jumlah

frekuensi sebanyak 41 responden. Pada urutan ke dua responden yang

berkunjung kurang dari 2 kali dengan persentase 31% dan jumlah frekuensi

31 responden, diikuti dengan responden yang berkunjung 4 – 5 kali pada

urutan ke tiga dengan persentase 17% dan jumlah frekuensi 17 responden.

Sedangkan responden yang berkunjung lebih dari 5 kali memiliki persentase

yang paling kecil yaitu 11% dengan jumlah frekuensi 11 responden. Dapat

ditarik kesimpulan bahwa responden yang berkunjung 2 - 3 kali dalam

sebulan memiliki persentasi paling besar dengan 41% dengan jumlah

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

47

frekuensi sebanyak 41 responden. Hal ini dapat disebabkan jumlah

responden yang datang ke Mama Goose yang mayoritas merupakan pegawai

swasta, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk terus mengunjungi

Mama Goose.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Tabel 4.5

Penghasilan

Frequen

cy

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

< Rp 1

juta 6 6,0 6,0 6,0

Rp 1-2

juta 14 14,0 14,0 20,0

Rp 2-4

juta 38 38,0 38,0 58,0

> Rp 4

juta 42 42,0 42,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang berpenghasilan di

atas 4 juta rupiah memiliki persentase yang paling besar yaitu 42% dengan

jumlah frekuensi sebanyak 42 responden, kemudian diikuti oleh responden

yang berpenghasilan 2 – 4 juta rupiah dengan persentase 38% dengan

jumlah frekuensi sebanyak 38 responden. Pada urutan ke tiga ada responden

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

48

dengan penghasilan sebesar 1 – 2 juta rupiah dengan persentase 14%

dengan jumlah frekuensi sebesar 14 responden. Responden paling sedikit

adalah responden dengan penghasilan di bawah 1 juta rupiah dengan

persentase 6% dengan frekuensi sebesar 6 responden. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa responden dengan penghasilan paling besar yaitu di atas

4 juta rupiah memiliki persentase paling besar yaitu 42%. Hal ini dapat

disebabkan karena Mama Goose merupakan salah satu restoran yang

terletak di lokasi dimana banyak terletak restoran kelas menengah ke atas

sehingga segmentasi pasarnya pun merupakan masyarakat kelas menengah

ke atas.

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Tabel 4.6

Informasi

Frequen

cy

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Saudara /

Kerabat 31 31,0 31,0 31,0

Sosial Media 56 56,0 56,0 87,0

Faktor

Kebetulan 13 13,0 13,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

49

Dari Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden

berdasarkan sumber informasi yang paling besar adalah Sosial Media

dengan persentase 56% dengan frekuensi 56 responden, Saudara/Kerabat

dengan persentase 31% dengan frekuensi 31 responden, Faktor Kebetulan

dengan persentase 13% dengan frekuensi 13 responden. Dapat disimpulkan

bahwa responden yang mempunyai persentase paling besar adalah Sosial

Media dengan persentase sebesar 56%, hal ini disebabkan karena

banyaknya pengguna sosial media, dan akses akan sosial media yang

dipermudah karena adanya perangkat canggih seperti smartphone atau

tablet. Mama Goose juga terbantu di bidang promosi karena banyak orang

yang mengambil foto makanan, minuman, atau bahkan design interior

restoran itu sendiri.

4.2.2. Uji Validitas

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Butir

Pernyataan

r-hitung r-tabel Keterangan

Produk

(X1)

Pernyataan 1 0.426 0,3 Valid

Pernyataan 2 0.653 0,3 Valid

Pernyataan 3 0.668 0,3 Valid

Pernyataan 4 0.668 0,3 Valid

Tempat

(X2)

Pernyataan 1 0.521 0,3 Valid

Pernyataan 2 0.593 0,3 Valid

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

50

Pernyataan 3 0.704 0,3 Valid

Pernyataan 4 0.706 0.3 Valid

Harga

(X3)

Pernyataan 1 0.768 0.3 Valid

Pernyataan 2 0.662 0.3 Valid

Pernyataan 3 0.710 0,3 Valid

Pernyataan 4 0.637 0.3 Valid

Promosi

(X4)

Pernyataan 1 0.693 0.3 Valid

Pernyataan 2 0.634 0.3 Valid

Pernyataan 3 0.496 0.3 Valid

Pernyataan 4 0.597 0.3 Valid

Keputusan

Pembelian

(Y)

Pernyataan 1 0.583 0.3 Valid

Pernyataan 2 0.544 0.3 Valid

Pernyataan 3 0.373 0.3 Valid

Pernyataan 4 0.626 0.3 Valid

Pernyataan 5 0.721 0.3 Valid

Pernyataan 6 0.495 0.3 Valid

Pernyataan 7 0.357 0.3 Valid

Pernyataan 8 0.633 0.3 Valid

Pernyataan 9 0.668 0.3 Valid

Pernyataan 10 0.666 0.3 Valid

N = 100

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa r-hitung masing-masing

pernyataan lebih besar dari r-tabel , sehingga dapat disimpulkan bahwa

pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini valid.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

51

4.2.3 Uji Reliabilitas

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.941 26

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4.8 diketahui bahwa nilai

dari Cronbach’s Alpha sebesar 0.941 hal ini menyatakan bahwa kuisoner ini

reliabel karena lebih besar dari 0,70

4.2.4 Analisis Bauran Pemasaran

Berikut ini adalah hasil penelitian responden mengenai empat

variabel bebas yaitu Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3) dan Promosi (X4)

:

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

52

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Mengenai Variabel Produk, Harga, Lokasi, dan

Promosi

Descriptive Statistic

Produk

No. Pernyataan N Mean Std.

Deviation Kategori

1

Produk yang dijual di Mama Goose terjamin kebersihan dan kehigienisannya

100 3,15 0,458 Tinggi

2

Produk yang dijual di Mama Goose memiliki keistimewaan yang mampu bersaing dengan restoran produk lain

100 2,98 0,471 Tinggi

3

Packaging yang di gunakan di Mama Goose cukup baik dan menarik

100 3,12 0,518 Tinggi

RatarataX1 100 3,0833 0,35887 Tinggi

Harga

4 Harga produk yang dijual Mama Goose sangat terjangkau

100 2,85 0,500 Tinggi

5 Kemudahan dalam sistem pembayaran di Mama Goose

100 2,87 0,525 Tinggi

6

Harga Produk yang dijual di Mama Goose mampu bersaing dengan restoran lain

100 2,92 0,506 Tinggi

RatarataX2 100 3,0833 0,35887 Tinggi

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

53

Tempat

7 Tersedianya halaman parkir dan keamanan di Mama Goose

100 2,91 0,588 Tinggi

8 Mama Goose memiliki lokasi yang strategis

100 3,04 0,585 Tinggi

9 Mama Goose memiliki nilai kenyamanan yang baik

100 3,349 0,476 Sangat Tinggi

RatarataX3 100 3,0967 0,3491 Tinggi

Promosi

10

Penayangan iklan di media sosial Mama Goose mudah ditemukan

100 2,26 0,579 Rendah

11

Brosur dan iklan yg dipasang oleh Mama Goose sangat menarik dan informatif

100 2,22 0,561 Rendah

12 Kepercayaan konsumen terhadap promosi dari mulut ke mulut

100 3,03 0,611 Tinggi

RatarataX4 2,5033 0,45318 Rendah

Sumber : Olahan Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor bauran

pemasaran yang mempunyai skor paling tinggi adalah tempat sebesar

3,0967. Menurut Rajab, (2014) nilai 3,0967 adalah nilai yang termasuk pada

kategori skor tinggi. Di lain sisi, nilai faktor bauran pemasaran yang paling

rendah menurut Rajab, (2014) adalah promosi yaitu sebesar 2,5033. Namun

faktor produk masih termasuk dalam kategori tinggi juga.Hal ini

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

54

menyimpulkan bahwa nilai bauran pemasaran produk cukup tinggi

dikarenakan tempat yang strategis. Beberapa kelebihan inisesuai dengan

atribut produk yang dikemukakan oleh Tjiptono (2008:104) bahwa atribut

produk meliputi merek, kemasan, pemberian label, layanan pelengkap,

jaminan, dan harga.

4.2.5 Analisis Keputusan Pembelian

Analisis deskriptif jawaban responden mengenai variabel dependen

(Y) didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti

yang terdapat dalam kuisioner yang disebarkan pada responden.Variasi

jawaban responden untuk variabel keputusan pembelian dapatdilihat di tabel

berikut :

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian

Descriptive Statistic

No. Pernyataan N Mean Std.

Deviation Kategori

1

Berkunjung dan makan di Mama Goose merupakan sebagian dari kebutuhan saya

100 2,11 0,567 Rendah

2

Informasi dari media sosial mempengaruhi saya dalam memutuskan kedatangan saya kesebuah restoran

100 2,51 0,613 Tinggi

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

55

3 Adanya kebutuhan akan Mama Goose

100 2,64 0,759 Rendah

4

Saya berusaha mengevaluasi produk-produk yang ada di pasaran

100 3,05 0,578 Tinggi

5 Saya membandingkan Mama Goose dengan restoran lainnya

100 2,78 0,672 Tinggi

6

Keputusan untuk membeli produk di Mama Goose dilakukan setelah adanya bauran pemasaran yang digunakan (produk, harga, tempat, dan promosi)

100 2,84 0,613 Tinggi

7

Saya memutuskan untuk membeli produk di Mama Goose berdasarkan pengalaman orang lain

100 3,07 0,662 Tinggi

8

Saya akan merekomendasikan Mama Goose ke orang lain

100 2,92 0,685 Tinggi

9

Karena sesuai dengan kebutuhan maka saya akan melakukan pembelian kembali

100 2,63 0,631 Tinggi

RatarataKP 100 2,6300 0,37376 Tinggi

Sumber: Olahan Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap variabel keputusan pembelian yang memiliki skor paling tinggi

adalah adalah indikator perilaku pasca pembelian yaitu saya memutuskan

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

56

untuk membeli produk di Mama Goose berdasaran pengalaman orang lain

yang berada pada kategori ke tiga (tinggi). Nilai skor nya adalah 3,07 artinya

indikator tersebut sangat disetujui oleh para responden Mama Goose.

Pengunjung memiliki kecenderungan untuk merekomendasikan Mama Goose

ke orang lain

Sedangkan untuk nilai rata-rata terendah ada dalam indikator

pengenalan masalah yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose

merupakan sebagian dari kebutuhan saya dengan nilai 2,11. Angka ini

terdapat di kategori nilai rendah. Hal ini bisa disebabkan karena kunjungan di

Mama Goose berdasarkan kebutuhan saat acara-acara tertentu saja.

Sehingga untuk nilai komponen rata-rata indikator keputusan

pembelian sebesar 2,6300 dimana berada dalam kategori rendah. Hal ini

disimpulkan bahwa keputusan pembelian memiliki dampak di dalam

keputusan pelanggan untuk membeli di Mama Goose namun rendah. Kondisi

ini sejalan dengan pernyataan Assauri (2004) yang menyatakan bahwa

“Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan

keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli

atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-

kegiatan sebelumnya.”

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

57

4.2.6 Analisis Regresi Sederhana

Tabel 4.11

Hasil Analisis Regresi Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.291 3.590 .638 .525

Bauran

Pemasaran 1.516 .084 .876

17.94

8 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Olahan Data Primer 2015

Hasil analisis regresi sederhana dapat terlihat bahwa variabel Bauran

Pemasaran berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan

persamaan regresi sederhana dapat diketahui bahwa variabel Bauran

Pemasaran memiliki nilai sebesar 0,876, sehingga dapat dibentuk persamaan

sebagai berikut:

Y= 2.291 + 0.876X

Keterangan:

Y : Keputusan Pembelian

X : Bauran Pemasaran

Sehingga :

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

58

Konstanta sebesar 2,291 menyatakan bahwa jika ada nilai X (bauran

pemasaran), maka nilai keputusan pembelian sebesar 2,291

Koefisien regresi X sebesar 0,876 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 nilai bauran pemasaran, maka keputusan pembelian

bertambah sebesar 0,876

Hal ini menunjukan bahwa pengaruh bauran pemasaran berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian di Mama Goose, Jakarta Selatan.

4.2.7 Koefisien Determinan

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R² yang

semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Sebaliknya jika R² mendekati 0 (nol), maka semakin lemah pengaruh variabel-

variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi untuk variabel

bebas lebih dari 2 digunakan Adjusted R Square sebagai berikut :

Tabel 4.12

Hasil Koefisien Determinan

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the

Estimate

1 .876a .767 .764 3.967

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

59

a. Predictors: (Constant), Bauran Pemasaran

b. Dependent Variable : TotalY

Sumber: Olahan Data Primer 2015

KD = R² x 100 %

KD = 0,8762x 100%

KD = 76,7%

Dari tabel dan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa R Square

adalah 0,767. Hal ini berarti seluruh variabel bebas yaitu bauran pemasaran

(X) mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 76,7% terhadap

variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian. Sisanya sebesar 23,3%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dapat disimpulkan bahwa faktor bauran pemasaran yang mempunyai skor

paling tinggi adalah tempat sebesar 3,0967. Menurut Rajab, (2014) nilai

3,0967 adalah nilai yang termasuk pada kategori skor tinggi. Di lain sisi,

nilai faktor bauran pemasaran yang paling rendah menurut Rajab, (2014)

adalah promosi yaitu sebesar 2,5033. Namun faktor produk masih

termasuk dalam kategori tinggi juga.Hal ini menyimpulkan bahwa nilai

bauran pemasaran produk cukup tinggi dikarenakan tempat yang strategis.

Beberapa kelebihan inisesuai dengan atribut produk yang dikemukakan

oleh Tjiptono (2008:104) bahwa atribut produk meliputi merek, kemasan,

pemberian label, layanan pelengkap, jaminan, dan harga.

2. Dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap variabel keputusan

pembelian yang memiliki skor paling tinggi adalah adalah indikator

perilaku pasca pembelian yaitu saya memutuskan untuk membeli produk

di Mama Goose berdasaran pengalaman orang lain yang berada pada

kategori ke tiga (tinggi). Nilai skor nya adalah 3,07 artinya indikator

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

61

tersebut sangat disetujui oleh para responden Mama Goose. Pengunjung

memiliki kecenderungan untuk merekomendasikan Mama Goose ke orang

lain. Sedangkan untuk nilai rata-rata terendah ada dalam indikator

pengenalan masalah yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose

merupakan sebagian dari kebutuhan saya dengan nilai 2,11. Angka ini

terdapat di kategori nilai rendah. Hal ini bisa disebabkan karena

kunjungan di Mama Goose berdasarkan kebutuhan saat acara-acara

tertentu saja.

3. Hasil pengujian koefisien determinasi diketahui nilai R square sebesar

0,767 atau 76,7%. Artinya variabel Bauran Pemasaran mampu

menjelaskan variasi keputusan pembelian di Mama Goose Jakarta

sebesar 76.7%, sedangkan sisanya 23.3% dijelaskan oleh variabel lain

diluar penelitian ini. Hasil analisis regresi sederhana dapat terlihat bahwa

semua variabel Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap

Keputusan Pembelian. Berdasarkan persamaan regresi sederhana dapat

diketahui bahwa variabel bauran pemasaran mempunyai pengaruh

dengan nilai koefisien 0.876.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

62

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Manajemen

Variabel bauran pemasaran memberikan pengaruh yang cukup besar

bagi keputusan pembelian konsumen di Mama Goose Jakarta Selatan. Hal ini

tentu perlu menjadi pertimbangan khusus bagi pihak manajemen untuk terus

mempertahankan atau bahkan memperkuat variabel bauran pemasaran yang

didalamnya seperti promosi dari Mama Goose Jakarta Selatan. Promosi dari

Mama Goose harus di tingkatkan lagi karena merupakan faktor bauran

pemasaran yang paling rendah di antara faktor-faktor lainnya. Sedangkan

nilai rata-rata terendah dalam indikator pengenalan masalah dan dalam sub

variable pengenalan kebutuhan yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose

merupakan sebagian dari kebutuhan saya. Maka dari itu, Mama Goose harus

lebih mengenal dan mengetahui apa saja kebutuhan konsumen.

5.2.2 Saran Untuk Penelitian Lanjutan

Dikarenakan kemampuan prediksi dari bauran pemasaran terhadap

keputusan pembelian sebesar 76.7% sedangkan sisanya 23.3% dipengaruhi

oleh variabel penelitian diluar penelitian ini. Maka bagi penelitian selanjutnya

disarankan untuk menambah atau menggunakan variabel – variabel

independen lainnya yang potensial memberikan kontribusi terhadap

keputusan pembelian. Perilaku keputusan pembelian tidak hanya dipengaruhi

oleh produk, harga, promosi, dan lokasi saja tetapi juga dipengaruhi oleh

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lib.stptrisakti.ac.idlib.stptrisakti.ac.id/newsipisis/web/images/pic_buku/bab1-5william... · elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan ...

63

faktor psikologis seperti pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan,

dan lain sebagainya yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.