BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri pariwisata saat ini sangatlah berkembang
pesat di tandai dengan pembangunan hotel-hotel yang semakin banyak
dan tempat-tempat yang menyediakan makanan dan minuman contohnya
seperti : restoran,cafe,bistro,lounge dan coffee shop. Sekarang ini usaha
di bidang kuliner mulai banyak diminati oleh masyarakat yang diikuti
dengan permintan yang meningkat pula. Kebiasaan masyarakat juga
perlahan mulai berubah dengan lebih banyak melakukan perjalanan
liburan dan makan di luar rumah. Hal ini membuat usaha kuliner
meningkat dengan pesat sehingga semakin hari jumlah restoran semakin
bertambah banyak dan bahkan menjamur di hampir setiap kota di
Indonesia.
Dengan permintaan yang meningkat ini, sangatlah memajukan dunia
kuliner di dunia. Usaha kuliner berkembang sangat pesat dan
menciptakan usaha kuliner yang baik dan juga ada usaha kuliner yang
buruk. Hal yang mempengaruhi suatu usaha kuliner yang baik atau buruk
dilihat dari “price,place,product,and promotion” dimana dari ke empat
2
elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan para konsumen untuk
memilih mengunjungi usaha kuliner tersebut.
Mama Goose berdiri pada tahun 2012 bulan April. Mama Goose
memiliki 5 pemilik. 5 orang ini bertemu pada saat mereka berkuliah
bersama. Mama Goose memiliki cabang dengan tema yang berbeda yaitu
coffee shop yang terletak tidak jauh dari Mama Goosedengan naman
Woodpecker.
Jika produk yang di keluarkan suatu restoran tidaklah memuaskan
pelanggan, maka pelanggan tersebut tidak akan kembali lagi ke restoran
tersebut. Hal yang mempengaruhi suatu produk memuaskan adalah
rasa,tingkat kebersihan, tingkat kesehatan, display/packaging dari suatu
produk tersebut.
Mama Goose belum merubah harga dari menu nya dari 3 tahun
terakhir ini. Ini merupakan bentuk promosi dari Mama Goose. Promo
lainnya seperti membeli 1 pizza mendapatkan 2 pin beer bintang, karena
pizza yang disajikan oleh Mama Goose berporsi iuntuk 4 – 5 orang.
Berikut adalah tabel keputusan pembelian pada 6 bulan terakhir. Data
ini diambil dari Mama Goose Jakarta Selatan.
3
Januari Februari Maret April Mei Juni
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
2015
2015
Gambar 1.1
Data jumlah tamu Mama Goose dari bulan Januari – Juni 2015
Sumber : data internal Mama Goose
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa setiap bulannya tamu yang
datang ke Mama Goose terus meningkat dan pada bulan Juni mengalami
penurunann drastis karena pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan
puasa.
Maka dari itu proyek akhir ini akan membahas mengenai “PENGARUH
BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI MAMA
GOOSE,JAKARTA SELATAN.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Belum diketahuinya bauran pemasaran apa yang digunakan di mama
goose.
b) Belum diketahuinya pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian di mama goose.
c) Belum diketahuinya seberapa besar pengaruh bauran pemasaran
terhadap keputusan pembelian
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah di uraikan, makan
penelitian ini akan dibatasi dalam pembatasan sebagai berikut :
a) Penilitian ini hanya terfokus terhadap bauran pemasaran yaitu variabel 4P
(product, price, place, promotion) yang dilakukan di Mama Goose Jakarta
Selatan
b) Penelitian ini juga terfokus terhadap tercapainya keputusan (pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pemebelian,
prilaku pasca pembelian) pembelian di Mama Goose Jakarta Selatan
5
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
a) Bagaimana bauran pemasaran di Mama Goose ?
b) Bagaimana keputusan pembelian konsumen di Mama Goose ?
c) Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian
konsumen di Mama Goose?
1.5 Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui bauran pemasaran yang ada di Mama Goose.
b) Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen yang ada di Mama
Goose.
c) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap
konsumen di Mama Goose.
6
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proyek akhir ini dikelompokkan ke dalam lima
bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi
dan perumusan masalah, tujuan penelitian ,dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang variabel penelitian beserta definisi
operasionalnya, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber
data penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis
data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian secara sistematika kemudian
dianalisis dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah
ditetapkan untuk selanjutnya diadakan pembahasan.
7
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan - kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian, keterbatasan dan saran-saran atas penelitian.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini peneliti akan menyampaikan beberapa landasan teori
yang mendukung penelitian ini. Adapun landasan teori yang digunakan
adalah landasan teori yang relevan dengan variabel dan permasalahan yang
diteliti. Hal ini dikemukakan dengan tujuan memberikan tolak ukur ideal
terhadap permasalahan yang sedang terjadi sehingga memudahkan dalam
penarikan kesimpulan.
2.1.1 Landasan Teori
2.1.1.1 Konsep Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu bidang fungsional yang sangat
penting dalam suatu organisasi bisnis sebagai penunjang utama bagi
kelangsungan hidup operasional suatu dunia usaha. Pemasaran merupakan
sebuah konsep kunci keberhasilan suatu bisnis dimana pemasaran dengan
memperhatikan keinginan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk
tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan akan memberi dampak
9
positif bagi perkembangan usaha suatu perusahaan di tengah era persaingan
bisnis yang begitu ketat dewasa ini.
Pemahaman pemasaran bagi pihak pemasar sangat penting dalam
rangka pengenalan kebutuhan dan keinginan pelanggan, penentuan pasar
sasaran mana yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh perusahaan,
serta merancang produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar
tersebut akan sangat berguna untuk mengoptimalkan penjualan suatu
perusahaan.
Menurut Kottler dan Amstrong (2008) Pemasaran adalah proses
dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap
nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Menurut William dan Jerome (1996) Pemasaran adalah proses yang
menyediakan arah yang diperlukan bagi produksi dan membantu untuk
memastikan pembuatan produk yang tepat dan cara menyampaikannya
kepada konsumen.
Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya sekedar penjualan
atau periklanan. Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam
pengertian lama (katakan dan jual), tetapi dalam pengertian baru yaitu
memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan
pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai
superior, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan
10
produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi
penjualan dan periklanan hanyalah bagian dari bauran pemasaran yang lebih
besar dalam satu perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk
mempengaruhi pasar (Kotler dan Amstrong, 2001)
2.1.1.2 Bauran Pemasaran
Seperti diketahui bahwa pemasaran sangat penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dimasa
yang akan datang. Akan tetapi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
bukanlah hal mudah, semua anggota perusahaan harus ikut serta dan aktif
dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu volume
penjualan barang dan jasa banyak tergantung pada beberapa faktor antara
lain : kualitas dan penampilan produk perusahaan, cara penyampaian produk
dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen, dan juga harga yang
diterapkan perusahaan. Semua faktor yang dikuasai dan dikendalikan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang
dan jasa dikenal dengan istilah bauran pemasaran.
Stanton (1996) menyebutkan bahwa Marketing Mix (bauran
pemasaran) adalah istilah yang dipakai dalam melukiskan kombinasi dari
keempat masukan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan.
Keempat elemen tersebut adalah penawaran produk, struktur harga, kegaitan
promosi dan system distribusi. Dalam pengertian lain, Angiopora (2002)
11
mengemukakan bahwa Marketing Mix (bauran pemasaran) adalah perangkat
variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk
menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (target
market).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Marketing
Mix merupakan sekumpulan variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan dan dipergunakan oleh perusahaan dalam pencapaian sasaran
dari tujuan perusahaannya, melalui pemanfaatan kombinasi dari variabel-
variabel seperti harga, produk, promosi, dan saluran distribusi, diharapkan
agar kinerja penjualan dapat meningkat sehingga mampu bersaing dengan
para pesaing.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:62), dalam bauran pemasaran
terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu
product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi),
promotion (promosi) :
A. Produk
Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ia
ingin memiliki produk. Para konsumen membeli barang atau jasa karena
barang atau jasa tersebut dipergunakan sebagai alat untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan.
Menurut (Kotler & Amstrong, 2001 : 11) produk adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
12
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bias ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen,
sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang
dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Menurut American Society for Quality Control ( dalam Lupiyoadi,
2001), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari
suatu barang atau jasa, dalam hal kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.
Garvin (dalam Tjiptono, 2005), indikator yang digunakan untuk
mengukur kualitas produk, yaitu:
1. Kinerja, yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)
yang dibeli.
2. Fitur, meliputi karakterisik sekunder yang melengkapi fungsi dasar
produk.
3. Reliabilitas, yaitu kemungkinan kecil mengalami kerusakan atau
gagal produk.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi, aitu sejauh mana karakteristik
desain dan operasi memenuh standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
13
5. Daya tahan, yaitu berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan.
6. Serviceabilty, meliputi kecepatan, kompetensi, Kenyamanan, kemudahan
direparasi, serta penanganan keluhan secara memuaskan.
7. Keindahan, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
8. Kualitas yang dipersepsikan, yaitu citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Dari definisi-definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa produk itu bukan hanya berupa barang nyata
tetapi bisa berupa jasa, maka produk dapat memberikan kepuasan yang
berbeda sehingga perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dan
berpandangan luas terhadap produk yang dihasilkan.
B. Promosi
Menurut Lamb, et al (2001), promosi adalah komunikasi oleh pemasar
yang menginformasikan, dan mengingatkan calon pembeli mengenai sebuah
produk untuk mempengaruhi suatu pendapat atau memperoleh suatu respon.
Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk
meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan
tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing.
Keunggulan deferensiasi merupakan suatu kumpulan dari fitur yang unik dari
suatu perusahaan dan produknya yang diterima oleh target pasar sebagai
sesuatu yang penting dan unggul dibanding pesaing. Fitur tersebut dapat
meliputi produk berkualitas tinggi, pengiriman yang cepat, harga yang murah,
14
pelayanan yang baik, atau fitur lain yang tidak ditawarkan oleh pesaing.
Dengan demikian promosi merupakan bagian penting dari bauran
pemasaran, menginformasikan para konsumen atas manfaat produk dan
kemudian memposisikan produk dalam pasar (Lamb, dkk, 2001).
Menurut Swasta dan Irawan (2001) promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan
membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang pemasaran dan
bauran pemasaran. Dengan memperhatikan hal diatas maka dibutuhkan
persiapan ataupun sarana promosi agar apa yang diinginkan perusahaan
dapat memenuhi sasaran dan efisien. Sarana promosi dapat berupa :
a. Iklan
Semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang
produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar.
b. Promosi Penjualan
Kegiatan pemasaran yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas
pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : peragaan, pertunjukkan
dan pameran, demonstrasi.
15
c. Publisitas
Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide
dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor
tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
d. Personal selling
Presentasi lisan dalam suatu pembicaran dengan satu atau beberapa
pembeli dengan tujuan untuk menciptakan penjualan.
C. Harga
Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba
maupun tidak akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang
dihasilkan. Dimana sebelumnya lebih dulu perusahaan merumuskan
mengenai penetapan harga yang ingin dicapai.
Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan
para pembeli (Tjiptono, 2007), yaitu :
a) Peranan alokasi harga
Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara
memperoleh manfaat atauutilitas tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya.
b) Peranan informasi dari harga
Fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor
produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi
dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau
16
manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering muncul adalah
bahwa harga yang mahal mencerminkan. kualitas yang tinggi
sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan
kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan.
Selain desain produk, harga merupakan variabel yang dapat
dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh
konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan,
tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau
mahalnya suatu produk sangat relatif sifatnya.
Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang
yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah
sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan
memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal
yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian
konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai.
Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang
lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah
bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan
menganggap sebagai nilai yang buruk dan kemudian akan mengurangi
konsumsi terhadap produk tersebut. Bila manfaat yang diterima lebih besar,
maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai positif. Harga yang
terjangkau dapat menjadi senjata ampuh dalam menghadapi persaingan
17
dipasar, karena harga menjadi manfaat atribut yang paling diperhatikan
ketika menghadapi pasar Indonesia yang sensitif terhadap harga.
Tjiptono (2001) mengemukakan harga sering kali digunakan sebagai
indikator nilai bilamana indikator tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen
meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.
Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa yang
menjadi pengharapan produsen. Harga juga biasanya mencerminkan kualitas
jasa dari produk yang menyertainya, mencerminkan prestise, dan
sebagainya.
D. Tempat
Menurut Lamb (2001), pemilihan lokasi yang baik, merupakan
keputusan yang sangat penting. Pertama, karena keputusan lokasi
mempunyai dampak yang permanen dan jangka panjang, apakah lokasi
tersebuh telah dibeli atau hanya disewa. Kedua, lokasi akan mempengruhi
pertumbuhan usaha di masa mendatang.
Lokasi yang dipilih haruslah mampu mengalami pertumbuhan ekonomi
sehingga usahanya dapat bertahan. Dan yang terakhir, apabila nilai lokasi
memburuk akibat perubahan lingkungan yang dapat terjadi setiap waktu,
mungkin saja usaha tersebut harus dipindahkan atau ditutup.
18
Lokasi adalah tempat dimana sesuatu berada. Menurut Lupiyoadi
(2001) lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan
dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Menurut (Lupiyoadi,
2001), lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran
distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada
konsumen dan dimana lokasi yang strategi. Lokasi berarti berhubungan
dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi.
Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu :
Konsumen mendatangi pemberi jasa ( perusahaan )
Apabila keadaanya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting,
perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga
mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
Pemberi jasa mendatangi konsumen
Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan
adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung.
Berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana
tertentu seperti telepon, computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua belah pihak dapat
terlaksana.
19
Dalam memilih lokasi untuk menjalankan suatu usaha, para
pengusaha/ pelaku usaha perlu mempertimbangkan beberapa faktor,
diantaranya :
1. Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau
2. Visibilitas yaitu kemudahan untuk dilihat
3. Lalu lintas, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu banyaknya orang
yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang besar tejadinya impuls
buying dan kepadatan serta kemacetan bisa menjadi hambatan
4. Tempat parkir yang luas dan aman
5. Ekspansi yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian
hari.
6. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan
7. Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis
8. Peraturan pemerintah (Tjiptono, 2005).
2.1.1.3 Proses Keputusan Pembelian
Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses
pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli
(Kotler,2001). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang yang ditawarkan.
20
Menurut Setiadi (2010) perilaku membeli mengandung makna yakni
kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam pertukaran uang
dengan barang dan jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang
menentukan kegiatan tersebut. Keputusan konsumen untuk membeli suatu
produk selalu melibatkan aktivitas secara fisik (berupa kegiatan langsung
konsumen melalui tahapan-tahapan proses pengambilan keputusan
pembelian) dan aktivitas secara mental (yakni saat konsumen menilai produk
sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh individu).
Menurut Kotler (2009) terdapat lima proses keputusan pembelian yang
dilalui oleh setiap individu dalam melakukan pembelian, yaitu :
a. Pengenalan kebutuhan
Tahap awal keputusan membeli, konsumen mengenali adanya masalah
kebutuhan akan produk yang akan dibeli. Konsumen merasa 13 adanya
perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang di inginkan.
Kebutuhan sangat dipicu oleh ransangan internal (kebutuhan) dan
eksternal (pengaruh pengguna produk serupa sesuai kebutuhan).
b. Pencarian informasi
Tahap keputusan pembelian yang dapat meransang konsumen untuk
mencari informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanya meningkatkan
perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.
21
c. Evaluasi alternatif
Proses yang dilakukan konsumen untuk menggunakan informasi yang
didapat untuk mengevaluasi alternatif yang ada, proses memilih produk
yang akan dibeli.
d. Keputusan pembelian
Konsumen merencanakan untuk membeli sebuah produk dan kemudian
membeli produk tertentu untuk pemenuhan kebutuhan
e. Tingkah laku pasca pembelian
Tindak lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidaknya
konsumen pada produk yang digunakannya
2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam
Pengambilan Keputusan Membeli
Perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika
ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, di mana dan bagaimana
membelinya (Kotler, 2005). Setiap pembelian konsumen tercipta karena
adanya needs (kebutuhan keperluan) atau wants (keinginan) atau campuran
keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan
keputusan membeli:
a. Faktor Lingkungan yang terdiri atas: Faktor budaya yang meliputi, Nilai-
nilai yaitu norma yang dianut masyarakat, Persepsi yaitu cara pandang
22
sesuatu, Preferensi yaitu rasa suka pada satu produk dibandingkan
produk lain, Behaviour yaitu kebiasaan.
b. Faktor Sosial meliputi: Faktor ini adalah kelompok yang mempengaruhi
anggota/ komunitas dalam membuat keputusan terhadappembelian suatu
barang atau jasa. Keluarga Faktor ini adalah juga penting pengaruhnya
bagi seseorang dalam memilih suatu barang atau jasa. Peran dan status
seseorang di masyarakat atau perusahaan akan mempengaruhi pola
tindakannya dalam membeli barang atau jasa.
c. Faktor Teknologi yang meliputi : Transportasi pribadi, alat rumah tangga.
Audio visual, internet dan seluler.
d. Faktor Pribadi dari :
1. Aspek pribadi yaitu seorang konsumen akan berbeda dari seorang
konsumen lainnya karena faktor-faktor pribadi dalam hal berikut: usia,
pekerjaan, kondisi keuangan, gaya hidup, kepribadian, konsep diri.
2. Aspek psikologis yaitu faktor kejiwaan atau psikologi yang
mempengaruhi seseorang dalam tindakan membeli suatu barang/jasa
yang terdiri dari: motivasi, persepsi, kepercayaan dan perilaku. Menurut
Kotler dan Keller (2007) citra merek adalah persepsi dan keyakinan
yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang
terjadi dalam memori konsumen. Persepsi merupakan aktivitas penting
yang menghubungkan konsumen individual dengan kelompok, situasi
dan pengaruh pemasar. Menurut Kotler (2007), persepsi merupakan
23
proses bagaimana individu memilih, mengorganisasikan, dan
mengintepretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi meliputi semua proses
yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai
lingkungannya.
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka Berpikir
Bauran Pemasaran (4P)
1. Product
2. Place
3. Price
4. Promotion
Sumber : Kotler dan Armstrong (2012:62)
Keputusan Pembelian
(Y)
1. Pengenalan Kebutuhan
2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi Alternatif
4. Keputusan Membeli
5. Prilaku Pasca Pembelian
Sumber : Kotler (2009)
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Unit Analisis
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana
dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 8) yaitu : “Metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Menurut Sugiyono (2012: 13)
penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Dalam hal
penulisan Proyek Akhir ini, digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh adanya analisis pengaruh bauran pemasaran di Mama Goose.
Unit analisis menurut Gulo (2002:77) adalah unit-unit yang awalnya
kita jelaskan untuk tujuan akhir dari menggabungkan karakteristik mereka
dalam rangka untuk menjelaskan beberapa kelompok yang lebih besar atau
menjelaskan beberapa fenomena abstrak. Unit analisis dari penelitian ini
adalah konsumen restoran Mama Goose, Jakarta Selatan.
25
B. Variabel dan Pengukurannya
Variabel menurut Sarwono (2006:53-54) adalah sesuatu yang berbeda
atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas menjadi suatu simbol atau
konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai yang terdiri dari :
Variabel Bebas (dilambangkan dengan X), yaitu variabel stimulus atau
variabel yang mempengaruhi variabel lain dan Variabel Terikat
(dilambangkan dengan Y), yaitu variabel yang memberikan reaksi/respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan 2 (dua) variabel,
yaitu : Pemasaran sebagai variabel bebas dan Keputusan Pembelian sebagai
variabel terikat.
26
Tabel 3.1
Variabel, Indikator, Skala Pengukuran
No Variabel Skala Pengukuran
1 Bauran Pemasaran (X)
a. Produk
b. Tempat
c. Harga
d. Promosi
Likert
2 Keputusan Pembelian
a. Pengenalan Masalah
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi Alternatif
d. Keputusan Pembelian
e. Perilaku Pasca Pembelian
Likert
3 Data Demografi
a. Jenis Kelamin
b. Usia
c. Pekerjaan
d. Kunjungan
e. Penghasilan
f. Informasi
Nominal
Sumber Hasil Pengolahan Data primer, 2015
Menurut Neuman (2006:128), Skala adalah
perbandingan antar kategori dimana masing-masing kategori diberi
bobot nilai yang berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
27
Menurut Sugiyono (2010:93), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Skala Interval adalah salah satu jenis pengukuran dimana angka-
angka yang dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran
dari selisih antara angka-angka (Churchill, 2005:429)
Dalam penelitian ini menggunakan 4 kategori odinal/likert, yaitu :
Tabel 3.2
Bobot
Nilai Kategori
1 Sangat Setuju
2 Setuju
3 Tidak Setuju
4 Sangat Tidak Setuju
C. Prosedur Penarikan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:215) sampel adalah “sebagian dari populasi
itu”. Populasi itu misalnya penduduk diwilayah tertentu, jumlah pegawai pada
organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan
sebagainya. Senada dengan itu, Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa
28
sampel adalah “sebagian yang diambil dari populasi”. Berdasarkan beberapa
pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian
bagian dari populasi yang diambil.
Pada penelitian ini, penarikan sampel yang akan digunakan yaitu
dengan metode random sampling atau probability sampling yaitu setiap
satuan analisis mendapatkan peluang yang sama untuk ditarik menjadi
anggota sampel. (Gulo, 2002:81)
Mama Goose sudah berdiri selama 2 tahun. Jumlah pelanggan dalam
2 tahun adalah sekitar 57.600 pelanggan dimana sampel yang dapatkan
sebesar 100 koresponden, melalui hasil teori Slovin, sebagai berikut :
= 57600 = 57600
1 + 57600 (10%)2
575
= 99.82 = 100
Keterangan:
n = Ukuran sampel yang dibutuhkan
N = Ukuran populasi
e = Margin Error (10%)
2)(1 eN
Nn
29
D. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penyusunan proyek akhir ini, pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut :
1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Contoh
: kuesioner, observasi.
2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
berbagai buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Disini data diperoleh dari
buku, dan jurnal.
E. Metode Analisis Data
Seluruh data yang dikumpulkan merupakan data mentah yang masih perlu
diolah atau di analisis lagi. Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik
analisis tergantung dari hipotesisnya masing-masing. Sebelum data dianalisis
berdasarkan kepentingannya masing-masing, akan dilakukan uji kuesioner/
instrumen. Penelitian memerlukan data yang betul valid dan reliabel. Dalam
rangka pengujian data kuisoner ini, maka data kuesioner sebelum digunakan
sebagai data penelitian primer, terlebih dahulu diujicobakan ke sampel
penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana
30
ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dengan
menggunakan :
i. Uji Validitas
Menurut Sarjono. Haryadi dan Winda Julianita (2011:35), validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang
benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti. Model pengujian
menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total
correlation) untuk menguji validitas internal setiap item pernyataan kuesioner
yang disusun dalam bentuk skala. Dalam penelitian ini menggunakan
pendapat Sugiyono (2001:106) mengemukakan data dikatakan valid jika r
hitung (koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor) >
0,3 . Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows, dan validitas item dapat dilihat pada Corrected Item Total
Correlation.
ii. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang
digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai alat
ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke
waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Sekaran, 2006:40 dalam
Sarjono 2011:35), yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian
31
mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha
Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70
Tabel 3.3 Indeks Kriteria Reabilitas
Interval Alpha Cronbach Kriteria
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
0,60 – 0,799 Tinggi
0,40 – 0,599 Cukup
0,20 – 0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat Rendah
Sumber : Arikunto dalah Rahmady dan Andi (2007 : 92)
iii. Penentuan Range
Mean atau nilai rata-rata digunakan dalam analisis data deskriptif
untuk mengetahui bagaimana kecenderungan nilai tengah suatu data
terkumpul. Dari hasil rata-rata ditentukan interval kelas untuk menentukan
kategori penafsiran dasil data (Duriato, Sugiarto, dan Sitinjak, 2011).
Survey ini menggunakan skala likert dengan bobot tertinggi setiap
pertanyaan adalah 4 dan bobot terendah adalah 1. Maka, digunakan rumus
sebagai berikut :
Range = skor tertinggi – skor terndah
range skor
(Sumber : Rajab, 2014)
32
Keterangan : Skor tertinggi = 4
Skor terendah = 1
Range skor = 4
Sehingga, Range = 4 – 1
4
= 0,75
Setelah diketahui besarnya interval, maka dapat ditemukan rentang
skala dan kategori nilai rata-rata dari hasil kuisoner. Nilai dari hasl kuisoner
tersebut ditafsirkan dengan range skor sebagai berikut :
Range Skor : 1,00 – 1,75 = Sangat Rendah
1,76 – 2,51 = Rendah
2,52 – 3.27 = Tinggi
3,28 – 4,00 = Sangat Tinggi
iv. Analisis regresi linier sederhana
Merupakan sekumpulan metode statistika untuk mengukur derajat
asosiasi atau kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal
ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.
Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh
nilai dependen (variabel Y) jika variabel independen (variabel X) diubah.
(Sugiyono, 2009:262). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :
33
Y = a + b X
Keterangan :
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a = konstanta
b = koefisien regresi/slop antara bauran pemasaran terhadap
keputusan pembelian.
(Sumber : Sugiyono, 2009:204).
Semua data yang terkumpul merupakan data-data yang belum pernah
diolah dan masih perlu dideskripsikan sehingga mudah dipahami. Dalam
penelitian ini, seluruh pengolahan data dibantu dengan program SPSS for
windows versi 20. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menganalisa
tentang pengaruh bauran pemasaran 4P terhadap keputusan pembelian di
Mama Goose Jakarta Selatan.
v. Koefisien Determinasi
Sedangkan untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisien
determinasi (Kd) dengan rumus menurut Sugiyono (2012: 257) sebagai
berikut :
34
Keterangan :
Kd : koefisien determinasi
r2 : koefisien korelasi yang dikuadratkan
F. Waktu dan Tempat Penelitian
Selama 6 bulan, dari bulan Maret sampai dengan bulan September
2015, penelitian dilakukan di :
Mama Goose
Jl. Panglima Polim 9 No. 16, Melawai, Jakarta Selatan,
Tel. : 021 7229292
Kd = r2 x 100%
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat
Mama Goose yang berlokasi di Jalan Panglima Polim 9, No. 16,
Melawai, Jakarta Selatan dibangun pada bulan Maret tahun 2012.Restoran
ini dipelopori oleh salah dua keluarga Budhisurya yang bernama Bona
Budhisurya dan Yudha Budhisurya yang sampai saat ini mereka adalah salah
dua direktur utama di Mama Goose yang kemudian jumlah pemegang saham
yang bergabung menaruh saham di Mama Goose bertambah. Sampai saat
ini tercatat terdapat 6 pemegang saham di Mama Goose.
Mama Goose menawarkan tempat bersantap dengan konsep rustic
modern. Areanya terbagi 4 yaitu, non smoking room, bar area, smoking
indoor area dan outdoor area. Ketika naik ke restoran, di samping tangga
terlihat deretan rak kayu yang berisi berbagai macam pernak pernik mulai
dari buku, toples dan aneka pajangan lainnya yang membuat tampilan Mama
Goose menjadi lebih unik. Non smoking area terletak di depan pintu masuk
dengan kapasitas pengunjung yang tidak terlalu besar. Pada bar
area dan outdoor area menggunakan deretan kursi tinggi layaknya kursi-kursi
bar dengan sekat yang terbuat dari kaca.
36
Menu Mama Goose berkisar antara western dan asia dengan aneka
pilihan mulai dari appetizer hingga dessert, sedangkan pilihan minumannya
juga cukup beragam. Semua menu di Mama Goose bisa dibilang tidak terlalu
mahal, hal ini memang merupakan salah satu kelebihan Mama Goose. Mama
Goose memiliki kapasitas 150 bangku bagi pelanggan yang beruntung untuk
menikmati indahnya bersantap siang atau malam di Mama Goose
mendengarkan musik yang membuat pelanggan semakin nyaman dan ingin
datang ke Mama Goose di lain waktu.
4.1.2 Fasilitas Mama Goose
a. Gambaran Umum
Terletak di lantai dua Common House, terselip di salah satu jalan
tersibuk di Jakarta, Panglima Polim, Mama Goose adalah restoran kasual
dengan suasana pedesaan yang modern diatur untuk memenuhi selera tamu
dengan rasa nyaman. Mama Goose melayani tamu dengan layanan yang
sangat baik.
Mama Goose beroperasi selama 12 jam pada weekday dan 13 jam
pada weekend, berkapasitas 150 bangku, dan restoran ini berbentuk seperti
huruf U. Untuk mencapai Mama Goose, kita harus masuk kedalam Common
House lalu menaiiki 20 anak tangga karena Mama Goose terletak di lantai
dua Common House. Setelah melewati tangga tersebut ada area non
smoking area yang berkapasitas 30 orang. Area selanjutnya adalah bar yang
37
berkapasitas hanya untuk 6 orang. Setelah area bar ini terdapat area non
smoking lagi yang berkapsitas lebih besar dari yang pertama yaitu
berkapasitas 100 orang, area ini juga bersebelahan dengan area smoking
area yang berkapasitas berkisar 14 orang.
b. Area kerja di Mama Goose
1. Kitchen : peralatan-peralatan dapur yang sudah memadai dan
mendukung operasional Mama Goose dan sudah disesuaikan dengan
menu yang disajikan kepada pelanggan. Kitchen dan pastry dijadikan
dalam 1 area, hal ini dikarenakan tidak terlalu banyak menu dessert di
Mama Goose.
2. Pantry area : adalah tempat menaruh makanan pesanan yang sudah
diperiksa kelengkapan makanan tersebut oleh food checker yang
diambil dari kitchen. Tempat ini dipenuhi oleh waiter/ess yang bertugas
untuk menyajikan makanan tersebut ke pelanggan sesuai dengan
pesanan.
3. Kasir : adalah tempat dimana segala aktifitas pembayaran yang
dilakukan oleh pelanggan. Kasir terletak di sebelah bar.
4. Bar : adalah tempat para bartender dan barista meracik minuman
sesuai dengan pesanan tamu. Peralatan yang
digunakan sejauh ini sudah sangat memadai dalam operasional. Di
belakang area bar terdapat beberapa botol-botol minuman beralkohol
38
yang sengaja dipajang yang berfungsi mempercantik dekorasi outlet
tersebut
4.1.3 Struktur Organisasi Mama Goose
Secara rinci setiap bagian yang ada di Mama Goose mempunyai
tugas-tugas seperti berikut :
a) Supervisor :
1. Mengawasi kinerja keseluruhan karyawan Mama Goose melalui
Supervisor baik dari segi pelayanan dan penyajian makanan yang
dipesan oleh pelanggan.
2. Bertindak juga sebagai marketing Mama Goose yang mengadakan
promo atau mengurus acara function yang diadakan kepada Mama
Goose, termasuk menyediakan kelengkapan acara, dekorasi dan
susunan acara.
Owner
Supervisor
Bar captain Floor Captain Cashier
Bartender Waiter/ess
Executive Chef
Cook
39
3. Membuat laporan sales setiap hari dan dilaporkan ke bagian keuangan.
4. Bertanggung jawab penuh atas kelancaran operasional outlet termasuk
persiapan sound system, kebersihan restoran, kebersihan toilet,
kebersihan peralatan yang digunakan.
5. Menerima segala informasi yang terkait kelancaran operasional dari
Supervisor
b) Bar Captain :
1. Mengatur dan bertanggung jawab operasional bar di outlet.
2. Melengkapi karyawan sesuai dengan kebutuhan Mama Goose.
3. Mengawasi kinerja karyawan bar.
4. Meracik dan menyusun menu minuman yang baru dan lebih kreatif.
5. Sebagai trainer di training bar knowledge yang diadakan oleh HRD
kepada karyawan service maupun karyawan bar itu sendiri.
c) Executive Chef :
1. Bertanggung jawab penuh operasional karyawan yang berada di
kitchen.
2. Mengawasi kinerja karyawan kitchen. Chef berhak memberikan
penghargaan bagi karyawan yang bekerja dengan maksimal dan juga
berhak memberikan peringatan bagi karyawan yang melanggar
peraturan.
3. Mengawasi kebersihan kitchen.
4. Melengkapi kelengkapan bahan baku.
40
5. Menguasai penuh teknik-teknik memasak sehingga dapat diajarkan
kepada cook dan cook helper.
6. Membuat laporan kehadiran seluruh karyawan kitchen setiap bulan
kepada HRD.
d) Floor Captain :
1. Membuat jadwal kerja karyawan service per 2 minggu.
2. Mengajarkan teknik persiapan outlet ketika opening, mengajarkan
teknik menyajikan makanan dan teknik closing outlet kepada
karyawan service.
3. Memerika kebersihan peralatan yang digunakan untuk menyajikan
makanan.
4. Mengatasi masalah yang disampaikan oleh pelanggan.
5. Mengatur flow kerja karyawan service.
e) Cashier :
1. Bertanggung jawab penuh atas uang cash dan semua bill transaksi
yang dilakukan di hari itu.
2. Mengambil uang cash yang sudah ditukarkan oleh karyawan
keuangan di office dengan uang yang bernilai lebih kecil sebagai
uang kembalian untuk pelanggan.
3. Menguasai dan memahami system POS yang diberlakukan di
outlet
41
4. Mengurus tentang pembayaran dan membuat laporan pemasukan
setiap closing atau pergantian shift kerja dengan kasir lain.
f) Bartender :
1. Bertugas melengkapi bahan dan alat kerja serta merapikan area
kerja ketika opening outlet.
2. Bertugas meracik minuman sesuai dengan pesanan pelanggan.
3. Bertugas untuk memahami semua metode dan resep minuman
yang diracik.
c. Waiter/ess :
1. Bertugas untuk mengambil pesanan dari para pelanggan dan
menanyakan kepada pelanggan bagaimana produk yang
diinginkan (guest preference)
2. Menguasai penuh menu yang ada di Mama Goose.
3. Berdiri dalam keadaan siap sehingga ketika pelanggan memanggil
para karyawan service dapat bertindak dengan cepat.
4. Mengambil makanan yang sudah siap disajikan di pantry untuk
diantarkan ke pelanggan.
5. Membantu pelanggan dalam system pembayaran.
g) Cook :
1. Memasak produk yang dipesan pelanggan.
2. Mempersiapkan segala bahan yang diperlukan dengan
memperhatikan pesanan-pesanan para pelanggan.
42
3. Menguasai penuh teknik memasak serta bahan baku yang
digunakan
4.2 Hasil dan Pembahasaan
Di bagian ini akan dibahas hasil perhitungan data yang telah
dikumpulkan dan diolah melalui program SPSS (Statistical For Social
Science) versi 20. Adapun data yang didapat berupa data primer yaitu
dengan membagikan kuesioner kepada 100 tamu di Mama Goose, Jalan
Panglima Polim 9, No. 16, Melawai, Jakarta Selatan.
4.2.1 Karakteristik Responden
Karateristik responden dari penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, usia
dan lama bekerja di Mama Goose Jakarta.
Hasil data yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Frequen
cy
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Pria 54 54,0 54,0 54,0
Wanit
a 46 46,0 46,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
43
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berjenis
kelamin pria sebesar 54% dengan frekuensi 54 responden, sedangkan untuk
responden yang berjenis kelamin wanita adalah 46% dengan frekuensi 46
responden. Dapat disimpulkan bahwa pelanggan pria lebih banyak daripada
pelanggan wanita yang berkunjung ke Mama Goose Jakarta. Hal ini dapat
disebabkan karena Mama Goose merupakan restoran yang memang banyak
digemari oleh kaum pria, sehingga jumlah kunjungan wanita pun lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah pria.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.2
Umur
Frequen
cy
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
19-25 66 66,0 66,0 66,0
26-33 26 26,0 26,0 92,0
34-40 8 8,0 8,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
44
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan umur yang paling besar adalah 19 - 25 tahun dengan
persentase 66% dan jumlah frekuensi 66 responden, reponden yang berusia
26 - 33 tahun pada urutan ke dua dengan persentase 26% dengan jumlah
frekuensi 26 responden, lalu diikuti dengan responden yang berusia 34 - 40
tahun dengan persentase 8% dengan jumlah frekuensi 8 responden. Dapat
diambil kesimpulan dari Tabel 4.2 di atas bahwa persentasi paling besar dari
karakteristik responden berdasarkan usia adalah 19 - 25 tahun dengan
persentase terbesar yaitu 66%. Hal ini dapat disebabkan karena Mama
Goose merupakan sebuah restoran yang banyak dijadikan tempat berkumpul
bagi kaum remaja ke atas atau kaum dewasa muda. Selain itu, trend yang
sedang berkembang ini banyak digemari pula oleh kaum remaja sehingga
tingkat kunjungan kaum remaja atau dewasa muda merupakan yang paling
banyak di Mama Goose.
45
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Frequen
cy
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Pegawai Swasta 56 56,0 56,0 56,0
Pelajar atau
Mahasiswa 38 38,0 38,0 94,0
Wiraswasta 6 6,0 6,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan yang paling besar adalah Pegawai Swasta dengan
persentase 56% dengan frekuensi 56 responden, Pelajar atau Mahasiswa
dengan persentase 38% dengan frekuensi 38 responden, Wiraswasta
dengan persentase 6% dengan frekuensi 6 responden. Dapat disimpulkan
bahwa responden yang mempunyai persentase paling besar adalah Pegawai
Swasta dengan persentase sebesar 56%, hal ini disebabkan karena Mama
Goose merupakan restoran yang terletak di posisi yang strategis, sehingga
memudahkan pegawai swasta untuk mengunjungi restoran ketika istirahat
siang.
46
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan
Tabel 4.4
Intensitas
Frequen
cy
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
<2 kali 31 31,0 31,0 31,0
2-3
kali 41 41,0 41,0 72,0
4-5
kali 17 17,0 17,0 89,0
>5 kali 11 11,0 11,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Dari Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berkunjung
2 – 3 kali memiliki persentase paling besar yaitu 41% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 41 responden. Pada urutan ke dua responden yang
berkunjung kurang dari 2 kali dengan persentase 31% dan jumlah frekuensi
31 responden, diikuti dengan responden yang berkunjung 4 – 5 kali pada
urutan ke tiga dengan persentase 17% dan jumlah frekuensi 17 responden.
Sedangkan responden yang berkunjung lebih dari 5 kali memiliki persentase
yang paling kecil yaitu 11% dengan jumlah frekuensi 11 responden. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa responden yang berkunjung 2 - 3 kali dalam
sebulan memiliki persentasi paling besar dengan 41% dengan jumlah
47
frekuensi sebanyak 41 responden. Hal ini dapat disebabkan jumlah
responden yang datang ke Mama Goose yang mayoritas merupakan pegawai
swasta, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk terus mengunjungi
Mama Goose.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Tabel 4.5
Penghasilan
Frequen
cy
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
< Rp 1
juta 6 6,0 6,0 6,0
Rp 1-2
juta 14 14,0 14,0 20,0
Rp 2-4
juta 38 38,0 38,0 58,0
> Rp 4
juta 42 42,0 42,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang berpenghasilan di
atas 4 juta rupiah memiliki persentase yang paling besar yaitu 42% dengan
jumlah frekuensi sebanyak 42 responden, kemudian diikuti oleh responden
yang berpenghasilan 2 – 4 juta rupiah dengan persentase 38% dengan
jumlah frekuensi sebanyak 38 responden. Pada urutan ke tiga ada responden
48
dengan penghasilan sebesar 1 – 2 juta rupiah dengan persentase 14%
dengan jumlah frekuensi sebesar 14 responden. Responden paling sedikit
adalah responden dengan penghasilan di bawah 1 juta rupiah dengan
persentase 6% dengan frekuensi sebesar 6 responden. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa responden dengan penghasilan paling besar yaitu di atas
4 juta rupiah memiliki persentase paling besar yaitu 42%. Hal ini dapat
disebabkan karena Mama Goose merupakan salah satu restoran yang
terletak di lokasi dimana banyak terletak restoran kelas menengah ke atas
sehingga segmentasi pasarnya pun merupakan masyarakat kelas menengah
ke atas.
f. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 4.6
Informasi
Frequen
cy
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Saudara /
Kerabat 31 31,0 31,0 31,0
Sosial Media 56 56,0 56,0 87,0
Faktor
Kebetulan 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
49
Dari Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan sumber informasi yang paling besar adalah Sosial Media
dengan persentase 56% dengan frekuensi 56 responden, Saudara/Kerabat
dengan persentase 31% dengan frekuensi 31 responden, Faktor Kebetulan
dengan persentase 13% dengan frekuensi 13 responden. Dapat disimpulkan
bahwa responden yang mempunyai persentase paling besar adalah Sosial
Media dengan persentase sebesar 56%, hal ini disebabkan karena
banyaknya pengguna sosial media, dan akses akan sosial media yang
dipermudah karena adanya perangkat canggih seperti smartphone atau
tablet. Mama Goose juga terbantu di bidang promosi karena banyak orang
yang mengambil foto makanan, minuman, atau bahkan design interior
restoran itu sendiri.
4.2.2. Uji Validitas
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Butir
Pernyataan
r-hitung r-tabel Keterangan
Produk
(X1)
Pernyataan 1 0.426 0,3 Valid
Pernyataan 2 0.653 0,3 Valid
Pernyataan 3 0.668 0,3 Valid
Pernyataan 4 0.668 0,3 Valid
Tempat
(X2)
Pernyataan 1 0.521 0,3 Valid
Pernyataan 2 0.593 0,3 Valid
50
Pernyataan 3 0.704 0,3 Valid
Pernyataan 4 0.706 0.3 Valid
Harga
(X3)
Pernyataan 1 0.768 0.3 Valid
Pernyataan 2 0.662 0.3 Valid
Pernyataan 3 0.710 0,3 Valid
Pernyataan 4 0.637 0.3 Valid
Promosi
(X4)
Pernyataan 1 0.693 0.3 Valid
Pernyataan 2 0.634 0.3 Valid
Pernyataan 3 0.496 0.3 Valid
Pernyataan 4 0.597 0.3 Valid
Keputusan
Pembelian
(Y)
Pernyataan 1 0.583 0.3 Valid
Pernyataan 2 0.544 0.3 Valid
Pernyataan 3 0.373 0.3 Valid
Pernyataan 4 0.626 0.3 Valid
Pernyataan 5 0.721 0.3 Valid
Pernyataan 6 0.495 0.3 Valid
Pernyataan 7 0.357 0.3 Valid
Pernyataan 8 0.633 0.3 Valid
Pernyataan 9 0.668 0.3 Valid
Pernyataan 10 0.666 0.3 Valid
N = 100
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa r-hitung masing-masing
pernyataan lebih besar dari r-tabel , sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini valid.
51
4.2.3 Uji Reliabilitas
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.941 26
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4.8 diketahui bahwa nilai
dari Cronbach’s Alpha sebesar 0.941 hal ini menyatakan bahwa kuisoner ini
reliabel karena lebih besar dari 0,70
4.2.4 Analisis Bauran Pemasaran
Berikut ini adalah hasil penelitian responden mengenai empat
variabel bebas yaitu Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3) dan Promosi (X4)
:
52
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Produk, Harga, Lokasi, dan
Promosi
Descriptive Statistic
Produk
No. Pernyataan N Mean Std.
Deviation Kategori
1
Produk yang dijual di Mama Goose terjamin kebersihan dan kehigienisannya
100 3,15 0,458 Tinggi
2
Produk yang dijual di Mama Goose memiliki keistimewaan yang mampu bersaing dengan restoran produk lain
100 2,98 0,471 Tinggi
3
Packaging yang di gunakan di Mama Goose cukup baik dan menarik
100 3,12 0,518 Tinggi
RatarataX1 100 3,0833 0,35887 Tinggi
Harga
4 Harga produk yang dijual Mama Goose sangat terjangkau
100 2,85 0,500 Tinggi
5 Kemudahan dalam sistem pembayaran di Mama Goose
100 2,87 0,525 Tinggi
6
Harga Produk yang dijual di Mama Goose mampu bersaing dengan restoran lain
100 2,92 0,506 Tinggi
RatarataX2 100 3,0833 0,35887 Tinggi
53
Tempat
7 Tersedianya halaman parkir dan keamanan di Mama Goose
100 2,91 0,588 Tinggi
8 Mama Goose memiliki lokasi yang strategis
100 3,04 0,585 Tinggi
9 Mama Goose memiliki nilai kenyamanan yang baik
100 3,349 0,476 Sangat Tinggi
RatarataX3 100 3,0967 0,3491 Tinggi
Promosi
10
Penayangan iklan di media sosial Mama Goose mudah ditemukan
100 2,26 0,579 Rendah
11
Brosur dan iklan yg dipasang oleh Mama Goose sangat menarik dan informatif
100 2,22 0,561 Rendah
12 Kepercayaan konsumen terhadap promosi dari mulut ke mulut
100 3,03 0,611 Tinggi
RatarataX4 2,5033 0,45318 Rendah
Sumber : Olahan Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor bauran
pemasaran yang mempunyai skor paling tinggi adalah tempat sebesar
3,0967. Menurut Rajab, (2014) nilai 3,0967 adalah nilai yang termasuk pada
kategori skor tinggi. Di lain sisi, nilai faktor bauran pemasaran yang paling
rendah menurut Rajab, (2014) adalah promosi yaitu sebesar 2,5033. Namun
faktor produk masih termasuk dalam kategori tinggi juga.Hal ini
54
menyimpulkan bahwa nilai bauran pemasaran produk cukup tinggi
dikarenakan tempat yang strategis. Beberapa kelebihan inisesuai dengan
atribut produk yang dikemukakan oleh Tjiptono (2008:104) bahwa atribut
produk meliputi merek, kemasan, pemberian label, layanan pelengkap,
jaminan, dan harga.
4.2.5 Analisis Keputusan Pembelian
Analisis deskriptif jawaban responden mengenai variabel dependen
(Y) didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti
yang terdapat dalam kuisioner yang disebarkan pada responden.Variasi
jawaban responden untuk variabel keputusan pembelian dapatdilihat di tabel
berikut :
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian
Descriptive Statistic
No. Pernyataan N Mean Std.
Deviation Kategori
1
Berkunjung dan makan di Mama Goose merupakan sebagian dari kebutuhan saya
100 2,11 0,567 Rendah
2
Informasi dari media sosial mempengaruhi saya dalam memutuskan kedatangan saya kesebuah restoran
100 2,51 0,613 Tinggi
55
3 Adanya kebutuhan akan Mama Goose
100 2,64 0,759 Rendah
4
Saya berusaha mengevaluasi produk-produk yang ada di pasaran
100 3,05 0,578 Tinggi
5 Saya membandingkan Mama Goose dengan restoran lainnya
100 2,78 0,672 Tinggi
6
Keputusan untuk membeli produk di Mama Goose dilakukan setelah adanya bauran pemasaran yang digunakan (produk, harga, tempat, dan promosi)
100 2,84 0,613 Tinggi
7
Saya memutuskan untuk membeli produk di Mama Goose berdasarkan pengalaman orang lain
100 3,07 0,662 Tinggi
8
Saya akan merekomendasikan Mama Goose ke orang lain
100 2,92 0,685 Tinggi
9
Karena sesuai dengan kebutuhan maka saya akan melakukan pembelian kembali
100 2,63 0,631 Tinggi
RatarataKP 100 2,6300 0,37376 Tinggi
Sumber: Olahan Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap variabel keputusan pembelian yang memiliki skor paling tinggi
adalah adalah indikator perilaku pasca pembelian yaitu saya memutuskan
56
untuk membeli produk di Mama Goose berdasaran pengalaman orang lain
yang berada pada kategori ke tiga (tinggi). Nilai skor nya adalah 3,07 artinya
indikator tersebut sangat disetujui oleh para responden Mama Goose.
Pengunjung memiliki kecenderungan untuk merekomendasikan Mama Goose
ke orang lain
Sedangkan untuk nilai rata-rata terendah ada dalam indikator
pengenalan masalah yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose
merupakan sebagian dari kebutuhan saya dengan nilai 2,11. Angka ini
terdapat di kategori nilai rendah. Hal ini bisa disebabkan karena kunjungan di
Mama Goose berdasarkan kebutuhan saat acara-acara tertentu saja.
Sehingga untuk nilai komponen rata-rata indikator keputusan
pembelian sebesar 2,6300 dimana berada dalam kategori rendah. Hal ini
disimpulkan bahwa keputusan pembelian memiliki dampak di dalam
keputusan pelanggan untuk membeli di Mama Goose namun rendah. Kondisi
ini sejalan dengan pernyataan Assauri (2004) yang menyatakan bahwa
“Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan
keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli
atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-
kegiatan sebelumnya.”
57
4.2.6 Analisis Regresi Sederhana
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.291 3.590 .638 .525
Bauran
Pemasaran 1.516 .084 .876
17.94
8 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Hasil analisis regresi sederhana dapat terlihat bahwa variabel Bauran
Pemasaran berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan
persamaan regresi sederhana dapat diketahui bahwa variabel Bauran
Pemasaran memiliki nilai sebesar 0,876, sehingga dapat dibentuk persamaan
sebagai berikut:
Y= 2.291 + 0.876X
Keterangan:
Y : Keputusan Pembelian
X : Bauran Pemasaran
Sehingga :
58
Konstanta sebesar 2,291 menyatakan bahwa jika ada nilai X (bauran
pemasaran), maka nilai keputusan pembelian sebesar 2,291
Koefisien regresi X sebesar 0,876 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 nilai bauran pemasaran, maka keputusan pembelian
bertambah sebesar 0,876
Hal ini menunjukan bahwa pengaruh bauran pemasaran berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian di Mama Goose, Jakarta Selatan.
4.2.7 Koefisien Determinan
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R² yang
semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Sebaliknya jika R² mendekati 0 (nol), maka semakin lemah pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi untuk variabel
bebas lebih dari 2 digunakan Adjusted R Square sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Koefisien Determinan
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
1 .876a .767 .764 3.967
59
a. Predictors: (Constant), Bauran Pemasaran
b. Dependent Variable : TotalY
Sumber: Olahan Data Primer 2015
KD = R² x 100 %
KD = 0,8762x 100%
KD = 76,7%
Dari tabel dan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa R Square
adalah 0,767. Hal ini berarti seluruh variabel bebas yaitu bauran pemasaran
(X) mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 76,7% terhadap
variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian. Sisanya sebesar 23,3%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dapat disimpulkan bahwa faktor bauran pemasaran yang mempunyai skor
paling tinggi adalah tempat sebesar 3,0967. Menurut Rajab, (2014) nilai
3,0967 adalah nilai yang termasuk pada kategori skor tinggi. Di lain sisi,
nilai faktor bauran pemasaran yang paling rendah menurut Rajab, (2014)
adalah promosi yaitu sebesar 2,5033. Namun faktor produk masih
termasuk dalam kategori tinggi juga.Hal ini menyimpulkan bahwa nilai
bauran pemasaran produk cukup tinggi dikarenakan tempat yang strategis.
Beberapa kelebihan inisesuai dengan atribut produk yang dikemukakan
oleh Tjiptono (2008:104) bahwa atribut produk meliputi merek, kemasan,
pemberian label, layanan pelengkap, jaminan, dan harga.
2. Dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap variabel keputusan
pembelian yang memiliki skor paling tinggi adalah adalah indikator
perilaku pasca pembelian yaitu saya memutuskan untuk membeli produk
di Mama Goose berdasaran pengalaman orang lain yang berada pada
kategori ke tiga (tinggi). Nilai skor nya adalah 3,07 artinya indikator
61
tersebut sangat disetujui oleh para responden Mama Goose. Pengunjung
memiliki kecenderungan untuk merekomendasikan Mama Goose ke orang
lain. Sedangkan untuk nilai rata-rata terendah ada dalam indikator
pengenalan masalah yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose
merupakan sebagian dari kebutuhan saya dengan nilai 2,11. Angka ini
terdapat di kategori nilai rendah. Hal ini bisa disebabkan karena
kunjungan di Mama Goose berdasarkan kebutuhan saat acara-acara
tertentu saja.
3. Hasil pengujian koefisien determinasi diketahui nilai R square sebesar
0,767 atau 76,7%. Artinya variabel Bauran Pemasaran mampu
menjelaskan variasi keputusan pembelian di Mama Goose Jakarta
sebesar 76.7%, sedangkan sisanya 23.3% dijelaskan oleh variabel lain
diluar penelitian ini. Hasil analisis regresi sederhana dapat terlihat bahwa
semua variabel Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap
Keputusan Pembelian. Berdasarkan persamaan regresi sederhana dapat
diketahui bahwa variabel bauran pemasaran mempunyai pengaruh
dengan nilai koefisien 0.876.
62
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Manajemen
Variabel bauran pemasaran memberikan pengaruh yang cukup besar
bagi keputusan pembelian konsumen di Mama Goose Jakarta Selatan. Hal ini
tentu perlu menjadi pertimbangan khusus bagi pihak manajemen untuk terus
mempertahankan atau bahkan memperkuat variabel bauran pemasaran yang
didalamnya seperti promosi dari Mama Goose Jakarta Selatan. Promosi dari
Mama Goose harus di tingkatkan lagi karena merupakan faktor bauran
pemasaran yang paling rendah di antara faktor-faktor lainnya. Sedangkan
nilai rata-rata terendah dalam indikator pengenalan masalah dan dalam sub
variable pengenalan kebutuhan yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose
merupakan sebagian dari kebutuhan saya. Maka dari itu, Mama Goose harus
lebih mengenal dan mengetahui apa saja kebutuhan konsumen.
5.2.2 Saran Untuk Penelitian Lanjutan
Dikarenakan kemampuan prediksi dari bauran pemasaran terhadap
keputusan pembelian sebesar 76.7% sedangkan sisanya 23.3% dipengaruhi
oleh variabel penelitian diluar penelitian ini. Maka bagi penelitian selanjutnya
disarankan untuk menambah atau menggunakan variabel – variabel
independen lainnya yang potensial memberikan kontribusi terhadap
keputusan pembelian. Perilaku keputusan pembelian tidak hanya dipengaruhi
oleh produk, harga, promosi, dan lokasi saja tetapi juga dipengaruhi oleh
63
faktor psikologis seperti pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan,
dan lain sebagainya yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.