BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangbpbdkotamakassar.com/source/Rencana Strategis BPBD...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangbpbdkotamakassar.com/source/Rencana Strategis BPBD...
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian, dan evaluasi rencana pembangunan daerah, setiap
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diharuskan untuk menyusun Rencana
Strategis Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Substansi Renstra OPD ini
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Organisasi
Perangkat Daerah. Renstra OPD merupakan dokumen perencanaan OPD
untuk periode 5 tahun, dimana penyusunannya berpedoman kepada
RPJMD dan bersifat indikatif. Makna indikatif dalam konteks ini
sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
adalah bahwa informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun
keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana ini, hanya
merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai salah satu OPD juga
berkewajiban menyusun Renstra OPD. Sesuai dengan Tugas Pokok dan
Fungsinya, BPBD Kota Makassar mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Menurut pendapat Allison dan Kaye, 1997 yang menyatakan bahwa
rencana strategis (RENSTRA) merupakan suatu proses sistemik yang
disepakati organisasi dalam membangun keterlibatan stakeholders utama
tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap lingkungan
operasi. Pendapat ini dapat disimpulkan bahwa RENSTRA dapat membantu
organisasi dalam mengungkapkan visi dan mengidentifikasi langkah-
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 9
langkah menuju Visi tersebut, serta menciptakan fokus dan kemampuan
organisasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
Berdasarkan definisi diatas maka RENSTRA BPBD (Perubahan)
Kota Makassar Tahun 2014-2019 merupakan suatu dokumen perencanaan
jangka menengah yang menjabarkan tentang visi misi tujuan dan sasaran
BPBD selama tahun 2014-2019 serta mengacu pada RPJMD sebagaimana
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Makassar Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar Tahun
2014-2019.
Proses Penyusunan RENSTRA BPBD berdasarkan Permendagri
Nomor 54 Tahun 2010 diawali dengan Pembentukan Tim Penyusun,
Pengumpulan /informasi, penyusunan rancangan , perumusan rancangan,
pengolahan data/informasi, analisis gambaran pelayanan, perumusan isu-
isu strategis, perumusan visi-misi tujuan sasaran, merumuskan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun, melaksanakan
diskusi focus antar bidang, penyusunan rancangan akhir, verifikasi,
pengesahan Walikota Makassar serta penetapan oleh Kepala Pelaksana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar untuk
dapat dilaksanakan.
Keterkaitan RENSTRA BPBD Kota Makassar dengan dokumen
perencanaan lain dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 10
Gambar 1.1
Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan
RPJPD Kota Makassar Tahun 2005-2025 merupakan dokumen
perencanaan jangka panjang daerah yang menjadi acuan penyusunan
dokumen perencanaan jangka menegah (RPJMD). Tahapan dan skala
prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang akan
diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya, oleh karena itu
tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua
harus berkesinambungan dalam rangka mewujudkan sasaran pokok
pembangunan jangka panjang. RPJMD Kota Makassar akan dijabarkan di
dalam dokumen RKPD yang selanjutnya akan dijadikan pedoman dalam
penyusunan APBD.
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 11
RENSTRA BPBD (Perubahan) Kota Makassar Tahun 2014-2019
merupakan bagian integral dari RPJMD yang pelaksanaannya akan
dijabarkan di dalam Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
setiap tahun mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.
Renja OPD menjadi acuan untuk penyusunan RKA-OPD (Rencana Kerja
Anggaran OPD). Sehingga perencanaan dimulai dengan informasi tentang
ketersediaan sumber daya dan arah pembangunan daerah.
1.2 Landasan Hukum
Rencana Strategis (Perubahan) BPBD Kota Makassar Tahun 2014-
2019 disusun berdasarkan:
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
Sebagaimana telah di ubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan Batas-
batas Daerah Kotamadya Makassar dan Kabupaten-Kabupaten Gowa,
Maros dan Pangkajene dan Kepulauan Dalam Lingkungan Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia 1971
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 12
Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2970);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang Perubahan Nama
Kota Ujung Pandang Menjadi Kota Makassar Dalam Wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 193);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kemudian
diubahn kembali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keungan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 13
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
10. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 tahun 2015 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2015-2034 (Lembaran
Daerah Kota Makassar Tahun 2015 Nomor 4);
11. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Makassar
(Lembaran Daerah Kota Makassar Tahun 2016 Nomor 8);
12. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor Tahun 2017 tentang
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kota Makassar Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Makassar
Nomor Tahun 2017);
13. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 5 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Makassar (RPJMD) Kota Makassar Tahun 2014-2019 (Lembaran Daerah
Kota Makassar Tahun 2017 Nomor 4 Tahun 2017);
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Makassar Tahun 2014-2019 adalah :
a. Memberikan arah bagi perencanaan dalam jangka lima tahun kedepan;
b. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan di BPBD pada setiap
tahun anggaran selama lima tahun;
c. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar dokumen
perencanaan;
d. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efisien
dan berkelanjutan;
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 14
e. Memberikan indikator untuk melakukan evaluasi kinerja pembangunan
daerah.
Sedangkan tujuan penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Makassar Tahun 2014-2019 ini adalah :
a. Tersedianya dokumen perencanaan jangka menengah yang merupakan
penjabaran visi-misi BPBD Kota Makassar untuk mewujudkan keadaan
yang diinginkan selama periode 5 (lima) tahun;
b. Sebagai pedoman/acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA)
tahunan BPBD.
1.4 Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Makassar Tahun 2014-2019 disusun menurut sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
2.2 Sumber Daya SKPD
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 15
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
4.1 Visi dan Misi SKPD
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.3 Strategi Kebijakan
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BPBD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
BerdasarkanPeraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun
2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota
Makassar dan Peraturan walikota Makassar dan Peraturan Walikota
Makassar Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Pembentukan badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar, tugas dan fungsi BPBD
Kota Makassar. Maka BPBD Kota Makassar merupakanlembaga teknis
daerah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Tugas
a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
penanganan penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 16
bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi
secara adil dan setara;
b. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanganan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
c. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan
bencana;
d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
e. Melaporkan penyelenggaraan penanganan penanggulangan
bencana kepada kepala daerah setiap bulan sekali dalam kondisi
normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
f. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
g. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima
dari APBN, APBD dan sumber dana lainnya;
h. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2. Fungsi
Selain tugas pokok tersebut di atas, BPBD Kota Makassar mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan
tepat, efektif dan efisien;
b. Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh;
3. Unsur Pelaksana
BerdasarkanPeraturan Walikota Makassar Nomor 20 Tahun 2010
tanggal 14 Juli 2010 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar, Fungsi
Unsur Pelaksana dapat diuraikan sebagai berikut:
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 17
a. Pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
tahap prabencana;
b. Pengkomandoan penanganan penanggulangan bencana meliputi
pengarahan sumberdaya manusia, peralatan, logistik dan
penyelamatan;
c. Pengkoordinasian dan Pelaksanaan Perencanaan, pembinaan dan
pengendalian program, administrasi dan sumberdaya serta kerja
sama dalam penanggulangan bencana;
Maka untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut di atas, unsur
pelaksana mempunyai tugas secara terintegrasi yang meliputi
prabencana, saat tanggap darurat, dan pasca bencana dengan rincian
sebagai berikut :
a. Kepala Pelaksana mempunyai tugas pokok Membantu Kepala
Daerah dalam hal menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah dibidang penanggulangan bencana daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas Kepala PelaksanaBPBD mempunyai
fungsi :
1) Pengordinasian pelaksanaan kegiatan;
2) Pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian;
3) Pengelolaan keuangan;
4) Pengordinasian dan penyusunan program serta pengolahan dan
penyajian data;
5) Pengelolaan dan pembinaan organisasi dan tata laksana;
6) Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang
tugasnya.
b. Sekretariat mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
administrasi bagi seluruh satuan kerja di lingkungan unsur pelaksana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas, Sekretariat mempunyai fungsi :
a) Pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi kegiatan di lingkungan Badan;
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 18
b) Pengelolaan koordinasi perencanaan dan perumusan kebijakan teknis;
c) Pelaksanaan koodinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas Badan;
d) Pelaksanaan pembinaan dan pelayanan administrasi, ketatausahaan organisasi dan tats laksana kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga;
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugasnya.
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaanmempunyai tugas pokok
melaksanakan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan
pencegahan pada situasi tidak terjadi bencana dan kesiapsiagaan
dalam terdapat ancaman bencana.
Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan mempunyai fungsi:
a) Penyusunan program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi penyusunanrencana
penanggulangan bencana;
b) Penyusunan program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pengurangan resiko
bencana;
c) Penyusunan program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pencegahan
bencana;
d) Penyusunan program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi penetapan standar teknis
penanggulangan bencana;
e) Penyiapan bahan dan menyusun rencana kegiatan pencegahan
bencana;
f) Penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian
pencegahan bencana;
g) Penghimpunan, pengolahan dan penyajian data potensi ancaman
dan risiko bencana;
h) Penyiapan bahan dan menyusun petunjuk teknis penyusunan
rencana penanggulangan.
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 19
d. Bidang Kedaruratan dan Logistik, mempunyai tugas pokok
melaksanakan melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengkajian,
penentuan wilayah bencana, status keadaan darurat dan fasilitasi
penyelenggaraan penanggulangan bencana (Sebelum Terjadi, Saat
Terjadi dan Sesudah Terjadi Bencana) perlindungan, bantuan
kebutuhan dasar dan logistic pada saat tanggap darurat.
Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Kedaruratan dan Logsitik
mempunyai fungsi :
a) Menyusun program, mengordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasikegiatan pengkajian terhadap
lokasi, kerusakan dan kerugian terjadinya bencana;
b) Menyusun program, mengordinasikan, membina, mengendalikan
dan mengevaluasi penentuan status keadaan darurat bencana;
c) Menyusun program, mengordinasikan, membina, mengendalikan
dan mengevaluasi penetapan standar teknis penanggulangan
bencana;
d) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan penanganan
kedaruratan;
e) Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pengkajian
secara cepat;
f) Menyiapkan dan melaksanakan pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi bencana;
g) Melaksanakan dukungan dapur umum, air bersih, dan sanitasi
umum.
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi,mempunyai tugas pokok
melakukan koordinasi, pembinaan pengkajian terhadap kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi.
Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Rehabilitasi dan
Rekonstruksi mempunyai fungsi:
1) Penyusunan, menyusun program, mengordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pengkajian terhadap
rehabilitasi kerusakan akibat bencana;
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 20
2) Menyusun program, mengordinasikan, membina, mengendalikan
dan mengevaluasi kegiatan rekonstruksi kerusakan akibat
bencana;
3) Penyiapan bahan dan menyusun petunjuk teknis penyusunan
rencana penanggulangan.
4. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Walikota Makassar Nomor 20 Tahun 2010
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, maka stuktur organisasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar:
Gambar. 2.1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA MAKASSAR
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 21
a. Kepala Pelaksana
b. Sekretaris, terdiri dari :
1. Sub Bagian Program, Data dan Evaluasi;
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdiri dari :
1. Seksi Pencegahan
2. Seksi Kesiapsiagaan
d. Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiri dari :
1. Seksi Kedaruratan
2. Seksi Logistik
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri dari :
1. Seksi Rehabilitasi
2. Seksi Rekonstruksi
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 22
2.2 Sumberdaya BPBD
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya, BPBD Kota Makassar didukung
oleh aparatur beserta sarana dan prasarana kantor.
2.1.1 Sumber Daya Manusia
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya, BPBD didukung oleh aparatur
beserta sarana dan prasarana kantor.
Tabel. 2.1
Susunan Kepegawaian BPBD Kota Makassar
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1. SD - - -
2. SLTP / Sederajat - - -
3. SLTA / sederajat 7 - 7
4. Sarjana Muda, D3 - 1 1
5. Strata 1 (S1) 10 - 10
6. Strata 2 / Magister (S2) 12 1 13
7. Strata 3 / Doktor (S3) - - -
Jumlah 29 2 31 Keadaan 30Juni 2017
Tabel. 2.2
Susunan Kepegawaian BPBD Kota Makassar
Berdasarkan Golongan
No. Golongan Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1. I 1 - 1
2. II 6 2 8
3. III 14 1 15
4. IV 8 - 8
Jumlah 29 3 32 Keadaan 30 Juni 2017
Tabel. 2.3
Susunan Kepegawaian BPBD Kota Makassar
Berdasarkan Eselon /Jabatan
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 23
No. Eselon Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1. II 1 - 1
2. III 4 - 4
3. IV 8 1 9
4. Jabatan Fungsional Umum - - -
Jumlah 13 1 14 Keadaan 30 Juni 2017
2.2.2 Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Untuk menjalankan tugas dan fungsinya,Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar perlu didukung dengan
ketersediaan sarana prasarana yang memadai sehingga dapat lebih
optimal, efektif dan efisien. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Gambaran Sarana dan Prasarana yang Tersedia pada Ruang Sekretariat
BPBD Kota Makassar
No.
Nama Barang/Jenis Barang
Merk/Model Bahan Tahun
Pembuatan/Pembelian
Jumlah
Barang/
Register
Kondisi
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 FILLING KABINET BROTHER BESI 2011 2 B
2 LEMARI ARSIP BROTHER BESI 2011 2 B
3 MEJA PIMPINAN 1 BIRO INFORMA KAYU 2011 1 B
4 MEJA PIMPINAN - KAYU 2011 1 B
5
MEJA KERJA - KAYU 2011 5 B
6 MEJA PIMPINAN INFORMA KAYU 2011 1 B
7 KURSI TAMU LIGNA KAYU 1 B
8 KURSI PIMPINAN INFORMA FIBER 2011 4 B
9 KOMPUTER P.IV
MONITOR LCD 18.5” ACER FIBER 2011 2 B
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
10
PRINTER DOMATRIX EPSON FIBER 2011 1 B
11
BRANDKAS OKIDA BESI 2012 1 B
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 24
12
KOMPUTER PC HP OMNI 220 FIBER 2012 1 B
13
KOMPUTER PC CORE I5 ACER FIBER 2012 2 B
14
PRINTER LASER JET P1102 FIBER 2012 1 B
15
PRINTER A3 EPSON FIBER 2012 5 B
16
PROYEKTOR/INFOKUS PANASONIC FIBER 2012 1 B
17
UPS KOMPUTER POWER TREE FIBER 2012 1 B
18
UPS KOMPUTER POWER TREE FIBER 2012 1 -
19
KOMPUTER PC COREI3 ACER ASPIRE FIBER 2013 1 B
20
COMPUTER PC 21 INCHI (LOW SPEC) COREI3
ACER MC 605 FIBER 2013 1 B
21
KOMPUTER PENTIUM DUAL CORE
ACER FIBER 2013 1 B
22
PRINTER DOTMATRIX EPSON LX 310 FIBER 2013 1 B
23
UPS KOMPUTER MEI-EI-1250 BESI 2013 2 B
24
PRINTER SCANNER EPSON L200 FIBER 2013 1 -
25
UPS KOMPUTER I MICE I-1250 BESI 2013 2 -
26
MEJA KERJA - KAYU 2014 1 B
27
MEJA KERJA - KAYU 2014 4 B
28
MESIN TIK ELEKTRIK BROTHER GX-6750 FIBER 2014 1 B
29
KOMPUTER PC CORE i5 HP TOUCH SCREEN FIBER 2014 1 B
30.
PRINTER A4 HP DESKJET 4625 FIBER 2014 1 B
31.
MESIN FOTOCOPY KONIKA MINOLTA FIBER 2014 1 B
32.
MESIN PENGHANCUR KERTAS
KRISBOW FIBER 2014 1 B
33.
UPS KOMPUTER IKI 300 BESI 2014 1 B
34.
MEJA PANJANG SEKAT INFORMA KAYU 2014 1 B
35.
KURSI RAPAT INFORMA FIBER 2014 9 B
36.
MESIN TIK MANUAL OLIVETTI LINEA 98 BESI 2014 1 -
37.
KOMPUTER PC INTEL DUAL CORE
LENOVO C360 FIBER 2014 1 B
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 25
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
38.
PRINTER INKJET A3 HP OFFICE JET 711 FIBER 2014 1 B
39.
LEMARI ARSIP KRISBOW BESI 2015 1 B
40.
AC PANASONIC BESI
/FIBER 2015 2 B
41.
KOMPUTER PC HP PAVILION FIBER 2015 3 B
42.
PRINTER A4 LASER JET FIBER 2015 3 B
43.
PRINTER DOTMATRIX EPSON LA-2180 FIBER 2015 2 B
44.
MONITOR - FIBER 2015 1 B
45.
UPS /STABILIZER APCBACK UPS 650 FIBER 2015 4 B
46.
MEJA KERJA - KAYU 2015 4 B
47.
KURSI KERJA STAF INFORMA KAYU 2015 4 B
48.
CCTV - FIBER 2015 1 B
49.
PRINTER HP A4 LASER JET FIBER 2015 2 B
50.
KOMPUTER PC INTEL INSIDE CORE i7
LENOVO 24”LED PANEL
FIBER 2015 2 B
51.
UPS BACK-UPS 1100(APC)
BESI 2015 2 B
52.
KURSI KERJA STAF/R.BESI
INFORMA BESI 2015 4 B
53.
LEMARI ARSIP MIKROBON BESI 2016 1 B
54.
AC PANASONIC BESI/ FIBER
2016 1 B
55.
WATER DISPENCER MODENA/DD06 FIBER 2016 1 B
56.
UPS/STABILIZER ICA/CE/200 CE1200 FIBER 2016 3 B
57.
PRINTER A4 EPSON L220/L
SERIES FIBER 2016 3 B
58.
KOMPUTER PC LENOVO INTEL CORE i3 INSIDE
FIBER 2016 3 B
59.
KOMPUTER PC LENOVO A10-510
CORE 7 FIBER 2016 1 B
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 26
Tabel 2.5 Gambaran Sarana dan Prasarana yang Tersedia pada Ruang Kepala Pelaksana
BPBD Kota Makassar
No.
Nama Barang/ Jenis Barang
Merk/Model Bahan Tahun
Pembuatan/Pembelian
Jumlah
Barang/
Register
Kondisi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 KURSI TAMU LIGNA KAYU 2011 1 B
2 KURSI PIMPINAN TINGGI
INFORMA BESI 2011 1
B
3 KURSI KERJA INDHACI BESI 2011 3 B
4 AC 2 PK PANASONIC FIBER 2011 1 B
5 KOMPUTER APPLE FIBER 2012 1 B
6 UPS/STABILIZER POWER TREE BESI 2012
1 B
7 PRINTER HP LASER JET
P1102 FIBER 2012 1
B
8 TELEVISI SONY/BRAVIA KDL
40EXL20 FIBER 2012
1
B
9 DISPENSER FILTER
POLYTRON FIBER 2013 1
B
10 NOTEBOOK CORE i5
SONY VAIO FIBER 2013 1
B
11 KOMPUTER PC CORE i5
APPLE FIBER 2013 1
B
JUMLAH 13
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
60.
UPS/STABILIZER RAPTOR 850VA FIBER 2016 2 B
61.
PRINTER A4 BROTHER DCP-T300 FIBER 2016 1 B
62.
PRINTER A3 EPSON L1300 FIBER 2016 1 B
JUMLAH 118
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 27
Tabel 2.6
Gambaran Sarana dan Prasarana yang Tersedia pada Ruang Rapat BPBD Kota Makassar
No.
Nama Barang/Jenis Barang
Merk/Model Bahan Tahun
Pembuatan/Pembelian
Jumlah Barang
/ Registe
r
Kondisi
1 WARLESS TOA FIBER 2011 1 B
2 TV LCD 40” LED SONY FIBER 2012 1 B
3 SOUND SYSTEM
MACKIE THUMP
FIBER 2014 1 B
4 KEYBOARD YAMAHA FIBER 2014 1 B
5 KURSI RAPAT INFORMA FIBER 2014 10 B
6 WHITE BOARD - FIBER 2015 1 B
7 AC PANASONIC FIBER 2015 2 B
8 AC
PANASONIC FIBER 2015 1 B
9 CCTV
- FIBER 2015 1 B
10 SPEAKER TOA FIBER 2015 2 B
11 AMPLIFIER - FIBER 2015 1 B
12 KURSI RAPAT LOKAL BESI 2016 60 B
13 MEJA RAPAT LOKAL BESI 2016 1 B
14 MESIN POMPA OKSIGEN
LOKAL BESI
2016 1 B
JUMLAH 84
Tabel 2.7 Gambaran Sarana dan Prasarana yang Tersedia pada Ruang Posko
BPBD Kota Makassar
No.
Nama Barang/Jenis Barang
Merk/Model
Bahan Tahun
Pembuatan/Pembelian
Jumlah
Barang/
Register
Kondisi
1 AC
PANASONIC
FIBER 2011 1 B
2 PESAWAT RIQ (SET) ALINCO BESI 2011 1 B
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 28
3 KURSI RAPAT FUTURA BESI 2011 16 B
4 KURSI RAPAT FUTURA BESI 2011 1 RB
5 ALAT PERLENGKAPAN DAPUR
- PLAST
IK 2012 1 RB
6 LOCKER KRISBOW BESI 2012 2 B
7 DISPENSER FILTER
POLIYTRON
FIBER 2013 1 B
8 LEMARI ARSIP 9LOCKER) KRISBOW BESI 2013 1 B
9 CCTV HISOMU FIBER 2016 1 B
JUMLAH 25
2.3. Kinerja Pelayanan BPBD
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Daerah Kota
Makassar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar dan Peraturan Walikota
Makassar Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, maka jenis
pelayanan yang dilakukan oleh BPBD sesuai dengan Tugas Pokok dan
Fungsi adalah sebagai berikut :
1. Membantu Walikota dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
2. Menyusun dokumen rencana kesiapsiagaan terhadap bencana kota;
3. Menyusun data dan informasi yang akurat dan aktual daerah rawan
bencana;
4. Melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan risiko bencana guna
meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat terhadap
penanggulangan bencana;
5. Melaksanakan penilaian kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana;
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 29
6. Melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pasca
bencana secara konfrehensif;
7. Menyiapkan peralatan pendukung yang memadai dalam penanganan
bencana;
8. Menyiapkan logistik dalam penanganan bencana sesuai standar yang
dibutuhkan;
9. Melaksanakan pengiriman staf mengikuti pendidikan dan latihan bagi
aparat BPBD untuk mendapatkan bekal keterampilan profesional,
kemampuan teknis dan pengetahuan yang diperlukan bagi pelaksanaan
keseluruhan siklus kegiatan pekerjaan dalam Penanggulangan Bencana;
10. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Adapun kinerja pelayanan BPBD Kota Makassarberdasarkan kekuatan,
peluang, tantangan dan permasalahan yang ada, selama kurun waktu lima
tahun, sesuai dengan sasaran Renstra BPBD Kota Makassar Tahun 2015-
2019.
Tabel berikut menggambarkan realisasi capaian kinerja BPBD periode
tahun 2015 – 2019 :
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA MAKASSAR 30
Tabel 2.8 Pencapaian Kinerja Pelayanan BPBD Kota Makassar Tahun 2015 – 2019
NO Indikator Kinerja sesuai tupoksi
OPD
Target SPM
Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1 Persentase Kejadian Bencana yang ditangani dengan baik
%
80% 85% 90% 80% 80% 80% 85% 90%
100% 100% 100%
2 Panjang Pengaman Pantai Meter
- - 350
Meter 350 Meter
- - -
- - 0 meter
3 Jumlah Unit Care Emergency Cetre (Carester)
Unit
- 1 Unit 2 Unit 3 Unit - - 1 Unit 2 Unit
-
100% 100%
4
Cakupan ketersediaan Data Informasi dan Kajian dalam Pengurangan Resiko Bencana
%
56% 67% 78% 89% 100% 56% 67% 78%
100% 100% 100%
5 % Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
%
20% 40% 60 % 80% 100% 20% 40% 60 %
100% 100% 100%
6 Indeks Pelayanan Administrasi Perkantoran
%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100%
7 Cakupan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100%
8 Persentase Ketersediaan Pakaian Dinas Pegawai
%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100%
9 Cakupan Aparatur yang mendapatkan pelatihan kompeten di bidangnya
%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
10
% Capaian Kinerja yang termuat dalam Perjanjian Kinerja Perangkat Daerah
%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA MAKASSAR 31
Untuk mendukung pencapaian kinerja BPBD berikut gambaran Anggaran dan Realisasi pendanaan
pelayanan BPBD melalui pelaksanaan Renstra periode 2015 -2019 digambarkan padaTabel berikut :
Tabel 2.9
Anggaran dan Realisasi Pendanaan BPBD Kota MakassarTahun 2015 – 2019
Uraian
Anggaran pada Tahun ke- .. (Rp) Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun ke- Rata-rata
Pertumbuhan (Rp)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 201
5 201
6 201
7 201
8 201
9 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Belanja Daerah
11.609.691.000
21.645.405.000
35.343.194.980
11.114.63
3.205 19.880.68
0.815 20.266.31
6.796 96 92 57
a. Belanja Tidak Langsung
1.260.831.000
1.443.353.000
2.079.395.000
1.253.964.
856 1.432.191
.014 1.950.399.
801 99 99 94
‘-Belanja Pegawai
1.260.831.000
1.443.353.000
2.079.395.000
1.253.964.
856 1.432.191.
014 1.950.399.
801 99 99 94
b. Belanja Langsung
10.348.860.000
20.202.052.000
33.263.799.980
9.860.668.
349 18.448.48
9.801 18.315.91
6.995 95 91 55
‘-Belanja Pegawai
1.132.635.000
1.357.175.000
1.928.300.000
1.131.685.
000 1.352.075.
000 1.928.300.
000 100 100 100
‘-Belanja Barang dan Jasa
6.965.864.000
8.332.661.900
11.000.984.090
6.533.861.
149 8.104.238.
709 10.655.22
4.405 94 97 97
‘-Belanja Modal
2.250.361.000
10.512.215.100
20.334.515.890
2.195.122.
200 8.992.176.
092 5.732.392.
590 98 86 28
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 79
2.4 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD
Didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya BPBD
memiliki faktor-faktor eksternalyang dapat mendukung dan juga dapat
menjadi hambatan. Namun demikian dalam pelaksanaanya dituntut
untuk dapat mencari alternatif-alternatif yang terbaik dalam
menghadapi setiap permasalahan yang ada.
2.4.1 Tantangan
Beberapa faktor penghambat yang diharapkan menjadi tantangan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kajian risiko dan peta risiko becana masih dilakukan secara parsial
atau berdasarkan batas administrasi;
2. belum adanya rencana aksi yang adaptable dalam upaya mitigasi
bencana;
3. Belum optimalnya koordinasi (internal dan eksternal) dalam
penanggulangan bencana sehingga sistem pengendalian,
monitoring dan evaluasi belum berjalan maksimal;
4. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang bersertifikasi;
5. Keahlian dan ilmu pengetahuan aparatur belum seluruhnya sesuai
kebutuhan tupoksi masing-masing bidang;
6. Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugas pokok masih
kurang
7. Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugas lapangan
masih belum optimal;
8. Dukungan pembiayaan atas program sudah cukup tapi efektif dan
efisiensi masih harus ditingkatkan;
9. Belum terbangunnya Sistem Informasi Manajemen dan komunikasi
tentang kebencanaan secara terpadu dan terintegrasi;
10. Masih ada kinerja seksi belum sinergi dengan seksi lain sehingga
peran belum maksimal;
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 80
11. Peran BPBD dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat
dalam upaya pengurangan resiko bencana masih harus
dimaksimalkan;
12. Perlunya Program kegiatan yang inovatif untuk mewujudkan
masyarakat tangguh atau kota tangguh terhadap bencana;
13. Perlunya pembangunan pemahaman bersama tentang kota
tangguh sehingga visi dan misi bisa dipahami bersama;
14. Belum terbentuknya unsur pengarah mekanisme kerjasama
dengan dinas/intansi terkait, LSM dan lembaga-lembaga lain non
pemerintah dalam upaya penyelenggaraan penanganan bencana;
15. reward dan funishment yang perlu ditingkatkan.
2.4.2 Peluang
Sedangkan beberapa faktor pendukung yang diharapkan dapat
menjadi peluang adalah sebagai berikut :
1. Adanya komitmen dari Kepala Daerah dan DPRD serta seluruh
komponen bangsa, nasional, regional dan lokal dalam
penyelenggaraan penangulangan bencana;
2. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di
bidang kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
risiko-risiko bencana;
3. Dukungan Kebijakan Pusat dan sinkronisasi serta koordinasi
dalam penyelenggaraan bidang penanggulangan bencana;
4. Terbatasnya dana Dekonsentrasi dan bantuan sosial berpola
hibah bersumber dari Kementrian Pusat;
5. Tuntutan masyarakat terhadap perencanaan pembangunan yang
transparan, partispatif dan akuntabel;
6. Adanya peran serta masyarakat dan kerjasama dengan
dinas/intansi terkait, LSM dan lembaga-lembaga lain non
pemerintah dalam upaya penyelenggaraan penanganan bencana.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 81
Tabel T-IV.C5
Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota terhadap Sasaran
Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L
No Indikator Kinerja Capaian
Sasaran
Renstra SKPD
Kabupaten/Kota
Sasaran Pada Renstra
SKPD Provinsi
Sasaran pada
Renstra K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Persentase Kejadian Bencana yang ditangani dengan baik
90%
Tersedianya perangkat
regulasi, perencanaan,
mekanisme dan SDM yang
kuat dalam pelaksanaan
bidang Kedaruratan &
Logistik
Meningkatnya
keandalan dan
kecepatan
penanganan darurat
bencana
Tersedianya logistik
dan peralatan
penanggulangan
bencana yang
memadai
2 Panjang Pengaman Pantai
100 meter Tersedianya perangkat
regulasi, perencanaan,
mekanisme dan SDM
dalam pelaksanaan
pengurangan risiko
bencana
Terbangunnya
Kesadaran
pengurangan resiko
bencana yang
terintegrasi dalam
seluruh aspek
pembangunan
3 Jumlah Unit Care Emergency Cetre (Carester)
3 Unit
4 Cakupan ketersediaan Data Informasi dan Kajian dalam Pengurangan Resiko Bencana
78%
Meningkatnya kualitas dan
akses Data dan Informasi
serta pelaksanaan Humas
Penanggulangan Bencana
di Sulsel
5
% Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
60%
Tersedianya perangkat
regulasi, perencanaan,
mekanisme dan SDM yang
kuat dalam pelaksanaan
bidang RR
Terselesaikannya
pemulihan daerah
terdampak bencana
melalui kegiatan
rehabilitasi dan
rekonstruksi
6 Indeks Pelayanan Administrasi Perkantoran
100 %
Meningkatnya Pelayanan
Administrasi Perkantoran
untuk menunjang tupoksi
BPBD
Terlaksananya
peningkatan
kapasitas pelayanan
dan kinerja
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
7 Cakupan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
100 %
8 Persentase Ketersediaan Pakaian Dinas Pegawai
100 %
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 82
9 Cakupan Aparatur yang mendapatkan pelatihan kompeten di bidangnya
100 %
Meningkatnya Kapasitas
SDM dan Kinerja BPBD
Sulsel
10
% Capaian Kinerja yang termuat dalam Perjanjian Kinerja Perangkat Daerah
100 %
Meningkatnya Sistem
Perencanaan dan Sistem
Evaluasi Kinerja BPBD
Sulsel
Terlaksananya
peningkatan
kapasitas
pemeriksaan dan
pengawasan untuk
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana yang
efektif, efisien,
transparan dan
akuntabel
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 83
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan BPBD Kota Makassar
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar memiliki beberapa
tugas dan fungsi yang tentunya dalam pelaksanaannya terdapat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sesuai dengan tugas dan
fungsi BPBD serta dikaitkan dengan kondisi obyektif di lapangan yang
berkenaan dengan penanganan pra bencana, kedaruratan dan
pascabencana. Dalam pelaksanaan tugas ini terdapat beberapa
permasalahan, antara lain :
- Belum adanya PERDA dalam hal Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB).
- Belum ada unsur pengarah penanggulangan bencana sesuai
peraturan perundang-undangan
- Belum ada SDM yang bersertifikasi.
- Sinergitas BPBD dan stakeholder dalam Penanggulangan bencana
perlu ditingkatkan.
- Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang belum
memadai
- Belum adanya RAD (Rencana Aksi Daerah) untuk pengurangan
resiko bencana.
- Belum optimalnya ketersediaan anggaran dalam pelaksanaan
Penanggulangan Bencana.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 84
Tabel T-IV.C.9
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD
Kota Makassar
No
Aspek Kajian
Capaian/Kondisi Saat ini
Standar Yang
digunakan
Faktor Yang Mempengaruhi
Permasalahan Pelayanan
SKPD
Internal (Kewenangan SKPD)
Eksternal (Di luar Kewenangan SKPD
1 Peraturan perundangan/Yuridis
Baru tersedia Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota dalam Hal Pembentukan Organisasi, ada dokumen Rencana Penanggulangan Bencana tapi belum di PERDA kan
UU No. 24 Tahun 2007 dan PP No. 21 Tahun 2008
Dibutuhkan landasan hukum bagi aparatur dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam berbagai jenis bencana
- Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap penanganan bencana secara cepat
- Anggaran kurang maksimal untuk BPBD
Belum adanya Peraturan Daerah dalam Penyelanggaraan Penanggulangan Bencana secara komprehensif dan lintas sektor
2 Unsur Pengarah
Perlunya arahan dan panduan dari unsur-unsur Pengarah yang kompeten dalam pengelolaan bencana
UU No. 24 Tahun 2007 dan PP No. 21 Tahun 2008
Diperlukan sumbangan pemikiran dan kajian dari pihak-pihak yang kompeten untuk pengelolaan bencana untuk membantu kinerja aparatur
Diperlukan sumbangan pemikiran dan kajian dari pihak-pihak yang kompeten untuk pengelolaan bencana di masyarakat
Belum adanya unsur pengarah penanggulangan bencana sesuai peraturan perundang-undangan
3 Sumber Daya Manusia (SDM)
Kapasitas aparatur BPBD belum optimal
UU No. 5 Tahun 2014
Kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan akibat kurangnya kompetensi SDM
Masyarakat perlu SDM yang berkompeten dalam penanganan bencana agar masyarakat merasa puas
Aparatur yang menangani bencana belum memiliki sertifikat sehingga mereka kurang kompetensinya
4 Sumber Dana
Belum optimalnya anggaran untuk penanganan pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
UU No. 24 Tahun 2007 Pasal 8 Huruf d
Belum terlaksananya beberapa rencana kegiatan disebabkan kurangnya anggaran
Penanganan bencana yang komprehensif memerlukan sumber dana yang memadai (Kebijakan penentu
Kurang optimalnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 85
anggaran APBD)
5 Sarana dan prasarana
sarana dan prasarana untuk pelaksanaan tupoksi masih kurang
UU No. 24 Tahun 2007
Perawatan yang kurang terhadap sarana dan prasarana mengakibatkan Sarpras tersebut cepat rusak atau tidak berfungsi dengan baik
Bantuan dari BNPB masih terbatas dan memerlukan proses administrasi yang cukup lama dan Kurangnya anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana dari APBD
Kurang optimalnya pelaksanaan tupoksi akibat sarana dan prasarana masih kurang
6 Pengurangan resiko bencana (mitigasi bencana)
Belum adanya kajian resiko bencana yang lain selain banjir
PP No. 21 Tahun 2008
Upaya pengurangan resiko bencana dengan belum optimal dilaksanakan oleh aparatur
Upaya pengurangan resiko bencana dengan stakeholder lain belum optimal dilaksanakan
Belum ada Rencana Aksi Daerah pengurangan resiko bencana (RAD) dan kajianx selain bencana banjir
7 Peningkatan Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
Kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana masih kurang
UU No. 24 Tahun 2007, PP No. 21 Tahun 2008, PERKA BNPB No. 1 Tahun 2012 dan PERKA BNPB No. 11 Tahun 2014
Kegiatan yang dilaksanakan belum optimal meningkatkan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana
Koordinasi belum maksimal antara BPBD dengan masyarakat
Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
8 Penanganan tanggap darurat bencana
Penanganan tanggap darurat belum optimal
UU No. 24 Tahun 2007 dan PP No. 21 Tahun 2008
Kurangnya kendaraan operasional untuk digunakan
Adanya tumpang tindih tupoksi antar stakeholder yang menangani bencana
Kapasitas Tim Reaksi Cepat dalam menangani bencana perlu ditingkatkan
9 Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana belum optimal
UU No. 24 Tahun 2007 dan PP No. 21 Tahun 2008
Terbatasnya anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi serta banyaknya aturan kelayakan penerima bantuan
Meningkatnya tuntutan ganti rugi dari korban bencana
Ketersediaan anggaran dan kerjasama dengan stakeholder untuk pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi belum optimal
Tabel T-IV.C.1
Identifikasi Isu-isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
No
Isu Strategis
Dinamika
Internasional
Dinamika Nasional Dinamika
Regional/Lokal Lain-lain
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 86
1 Perubahan Iklim
dan Pemanasan
Global (Climate
change and Global
warming)
Penguatan Kerangka
Hukum dan
Kelembagaan
Penyusunan
Peraturan Daerah
tentang
Penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana di Kota
Makassar untuk
meningkatkan
kerjasama dan
koordinasi lintas
sektor dalam tahap
pra bencana,tanggap
darurat bencana dan
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
Pascabencana
Pengarusutamaan
Gender dalam
Pengurangan
Resiko Bencana
2 Kerangka Kerja
Sendai untuk
pengurangan
risiko bencana
2015-2030 (Sendai
Framework for
Action)
Pengarusutamaan
Penanggulangan
Bencana dalam
Pembangunan
Internalisasi dan
Integrasi
Pengurangan Risiko
Bencana dalam
Pembangunan dan
Produk-produk
Hukum Perencanaan
Pembangunan
3 ASEAN Committee
on Disaster
Management
(ACDM) 2016
Peningkatan
Efektivitas
Penanggulangan
Bencana
Peningkatan
Kapasitas Aparatur
Penanggulangan
Bencana agar dapat
bertindak secara
cepat,tepat,
terencana dan
terkoordinir dalam
penanggulangan
bencana
4 Menuju Kota
Tangguh
(Resilience City)
Optimalisasi
Pemberdayaan
Masyarakat untuk
Penanggulangan
Bencana
Peningkatan
Kapasitas dan civil
society awareness
dalam kesiapsiagaan
untuk mengurangi
risiko bencana di
lingkungannya
5 Sustainable
Development
Goal’s (SDG’s)
Peningkatan
Kemitraan
Multipihak
Peningkatan
penyediaan logistik
dan sarana prasarana
untuk
penanggulangan
bencana
6 Peningkatan
Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi bencana
Pembentukan unsur
Pengarah
Penanggulangan
Bencana sesuai
Peraturan
Perundang-undangan
yang berlaku
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 87
7 Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat
Bencana
Pengarusutamaan
gender dan kelompok
Rentan dalam
pengurangan risiko
bencana
8 Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
9 Penyiapan Unsur
Pendukung
Pemulihan Bencana
10 Peningkatan
Kapasitas dan
Akuntabulitas tata
Kelola
Penanggulangan
Bencana
3.2 Telaahan Visi, Misi Dan Program Walikota Dan Wakil Walikota
Terpilih
Berdasarkan permasalahan permasalahan pokok dan isu-isu
strategis Kota Makassar serta mengacu kepada RPJPD Kota Makassar
Tahun 2005-2025, maka dalam RPJMD Kota Makassar Tahun 2014-
2019 telah dirumuskan visi sebagai berikut :
“Makassar Kota Dunia yang Nyaman untuk Semua”.
Pernyataan Visi tersebut di atas mengandung tiga pokok visi
yang merupakan gambaran kondisi yang ingin dicapai Kota Makassar
pada akhir periode 2014-2019. Penjelasan masing-masing pokok visi
tersebut adalah :
Kota Dunia, dimaksudkan adalah Kota Makassar yang memiliki
keunggulan komparatif kompetitif dan inklusifitas yang berdaya Tarik
tinggi atau memukau dalam banyak hal. Diantaranya potensi
Sumberdaya alam dan infrastruktur social ekonomi yang menjanjikan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan standar dunia. Pokok
visi ini dapat dikristalkan sebagai terwujudnya ‘’masyarakat sejahtera
standar dunia’’.
Nyaman, dimaksudkan adalah terwujudnya proses pembangunan
yang semakin menyempitkan kesenjangan dan melahirkan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 88
kemandirian secara stabil, dalam struktur dan pola ruang kota yang
menjamin kenyamanan bagi berkembangnya masyarakat yang
mengedepankan prinsip inklusifitas serta pola hubungan yang setara
antara stakeholder dan stakeowner dalam pembangunan. Pokok visi ini
dapat dikristalkan sebagai terwujudnya “Kota Nyaman kelas dunia’’.
Untuk Semua, dimaksudkan adalah proses
perencanaan,pelaksanaan dan pemanfaatan pembangunan yang
dapat dinikmati dan dirasakan seluruh lapisan masyarakat tanpa
diskriminasi berdasarkan jenjang umur, jenis kelamin, status social dan
kemampuan diri (termasuk kelompok difabel). Pokok visi ini dapat
dikristalkan sebagai terwujudnya ‘’pelayanan publik kelas dunia bebas
korupsi’’.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas ditetapkan 5 (lima)
misi pembangunan Kota Makassar selama 2014-2019 yaitu :
1. Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera
standar dunia;
2. Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berkelas dunia;
3. Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas
dunia bebas korupsi;
Tabel.T-IV.C.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi,Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi : Mewujudkan Makassar Kota Dunia Yang Nyaman Untuk Semua
No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5) MEREKONSTRUKSI NASIB RAKYAT MENJADI MASYARAKAT SEJAHTERA STANDAR DUNIA
1 Menuju bebas pengangguran
2 Jaminan social keluarga serbaguna (jam surga) untuk semua
3 Pelayanan kesehatan darurat gratis ke rumah 24 jam
Belum optimalnya pelayanan kedaruratan bidang kesehatan pada saat pasca bencana
Pelayanan kesehatan korban bencana belum terintegrasi dengan rumah sakit, Puskesmas dll
Sosialisasi pengurangan dampak kesehatan dan psikologis
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 89
Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan bencana
Pemulihan pelayanan kesehatan dan psikologis pasca bencana
4 Deposito pendidikan gratis semua bisa sekolah
5 Sampah kita DIA tukar beras
6 Training Keterampilan gratis dan dana bergulir tanpa agunan
Pemulihan ekonomi masyarakat rentan yang berada di kawasan rawan bencana
Masih banyak masyarakat rentan yang berada di kawasan rawan bencana
Adanya upaya pengurangan risko bencana terhadap masyarakat rentan
Akibat bencana banyak masyarakat yang mengalami kerugian dan kesulitan ekonomi serta kehilangan mata pencaharian/pekerjaan
Sulitnya mencari stakeholder yang akan memberi bantuan berupa modal kerja atau lapangan pekerjaan
Pemulihan ekonomi produktif pasca bencana melalui bantuan modal kerja
7 Rumah kota murah untuk rakyat kecil
8 Hidup hijau dengan kebun kota Belum optimalnya pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada wilayah rawan bencana
Meningkatnya alih fungsi lahan wilayah sempadan sungai sebagai wilayah pemukiman
Optimalisasi regulasi tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Rehabilitasi dan Rekonstruksi lingkungan bencana wilayah pasca bencana
MERESTORASI TATA RUANG KOTA MENJADI KOTA NYAMAN KELAS DUNIA
1 Atasi macet, banjir, sampah dan masalah perkotaan lainnya
belum optimalnya upaya pengurangan Risiko Bencana
Masyarakat belum mengelola sampah dengan baik dan Prilaku masyarakat yang masih suka buang sampah sembarangan
Tersedianya rencana mitigasi penanggulangan bencana dan perlunya rehabilitasi dan rekonstruksi drainase dan pengaman pantai serta bantaran sungai
Kurangnya koordinasi stakeholder dalam PRB
Penyiapan dan penyaluran logistik tanggap darurat
Posko siaga tanggap darurat
2 Bentuk badan pengendali pembangunan kota
3 Bangun waterfront city, selamatkan pesisir dan pulau-pulau Makassar
Belum adanya Rencana Aksi Daerah tentang mitigasi bencana pesisir dan pulau-pulau
Anggaran untuk kajian mitigasi bencana pesisir dan pulau-pulau belum maksimal
Tersedianya rencana mitigasi struktural dan nonstruktural
Sosialisasi pengurangan resiko bencana pulau dan pesisir
4 Bangun Sistem Transportasi publik kelas dunia
5 Lengkapi infrastruktur kota berkelas dunia
Belum adanya data infrastruktur yang
Data infrastruktur yang rawan
Tersedianya rekomendasi
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 90
rawan terhadap bencana
terhadap bencana
teknis penggunaan infrastruktur aman bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana perkotaan pasca bencana
6 Bangun biringkanal city dan 8 ikon kota baru lainnya
7 Bangun taman tematik
8 Tata lorong total Kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana pada lorong wilayah yang padat penduduk dan rentan terhadap bencana
Belum adanya jalur evakuasi di dalam lorong-lorong Kota Makassar
Siaga Tanggap Bencana di Lorong (TABE RONG)
MEREFORMASI TATA PEMERINTAHAN MENJADI PELAYANAN PUBLIK KELAS DUNIA BEBAS KORUPSI
1 Menuju PAD 1 triliun
2 Insentif progresif semua RT dan RW 1 Jt/bulan
3 Kuota anggaran kelurahan 2 Miliar/kelurahan/tahun
4 Pelayanan publik langsung ke rumah
5 Fasilitas pelayanan publik terpusat terpadu di Kecamatan
Perlunya koordinasi kebencanaan hingga tingkat kelurahan dan RT-RW
Fasilitasi pembentukan Kelurahan Tangguh
6 Pembayaran pajak dan retribusi tahunan online terpadu
7 Bebas bayar internet di ruang public kota “Makassar Cyber City’’
8 Bentuk Makassar Incorporated dan Bank of Makassar
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra BPBD Provinsi Sulawesi
SelatanPak HASSANI)
A. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
pada UU No 24 tahun 2007 sebagai pijakan utama dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, BNPB mensikapi point
point penting antara lain :
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 91
a. Urusan bersama, hak dan kewajiban seluruh stakeholder diatur
Pemerintah sebagai penanggungjawab PB dengan peran serta
aktif masyarakat dan lembaga usaha (Platform Nasional);
c. Merubah paradigma respons menjadi Pengurangan Risiko
Bencana;
d. Perlindungan masyarakat terhadap bencana dimulai sejak Pra
bencana, pada saat dan pasca bencana, secara terencana,
terpadu, dan terkoordinasi;
e. Membangun masyarakat yang tangguh/tahan dalam
menghadapi bencana;
f. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal
melalui
Kelembagaan yang kuat, pendanaan yang memadai;
g. Integrasi PB dalam Rencana Pembangunan (RKP/D, RPJM/D,
RPJP/D)
Upaya penanggulangan bencana harus dilakukan secara
komprehensif dan sistematis, namun hal ini masih terkendala dua
masalah utama, yaitu:
a. Belum memadainya kinerja aparat dan kelembagaan
penanggulangan bencana. Hal tersebut terkait dengan
keterbatasan kapasitas dalam pelaksanaan tanggap darurat
serta upaya rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana.
Dalam penyelenggaraan kegiatan tanggap darurat, masalah
yang dihadapi antara lain adalah:
1) Belum terbentuknya kelembagaan penanggulangan bencana
di daerah;
2) Masih tingginya ketergantungan pendanaan bantuan
tanggap darurat dan bantuan kemanusiaan kepada
pemerintah pusat. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya
rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah yang terkena dampak
bencana antara lain adalah:
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 92
1) Basis data yang tidak termutakhirkan dan teradministrasi
secara reguler;
2) Penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana yang tidak
akurat;
3) Keterbatasan peta wilayah yang menyebabkan terhambatnya
pelaksanaan analisa kerusakan spasial;
4) Koordinasi penilaian kerusakan dan kerugian serta
perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang terpusat;
serta
5) Keterbatasan alokasi pendanaan bagi rehabilitasi dan
rekonstruksi yang bersumber dari pemerintah daerah.
b. Masih rendahnya kesadaran terhadap risiko bencana dan
pemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana. Permasalahan yang dihadapi terkait dengan
kesadaran terhadap upaya pengurangan risiko bencana antara
lain:
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif
dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada
masyarakat;
2) Belum terintegrasinya pengurangan risiko bencana dalam
perencanaan pembangunan secara efektif dan
komperhensif;
3) Penjabaran kebijakan nasional kedalam kebijakan daerah.
Dalam hal kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana masalah
yang muncul juga masih terkait dengan keterbatasan kebijakan
penanggulangan bencana di daerah; keterbatasan kapasitas
kelembagaan penanggulangan bencana di daerah; serta
keterbatasan alokasi pendanaan bagi penanggulangan bencana
yang bersumber pada alokasi pemerintah daerah.
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENANGGULANGAN BENCANA 2015 – 2019.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 93
Sesuai kondisi faktual lingkungan strategis upaya penanggulangan
bencana, baik yang menyangkut kondisi lingkungan internal
(kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan
ancaman) serta kemampuan untuk mewujudkan visi :
“Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana”
secara sistematis dan bertahap yang menuntut adanya kesiapan
dalam menghadapi potensi bencana serta kemampuan untuk
menanggulangi bencana pada saat maupun setelahnya. Untuk itu,
misi BNPB dirumuskan sebagai berikut :
1) Melindungi bangsa dari ancaman bencana dengan membangun
budaya pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencanamenjadi bagian yang terintegrasi dalam
pembangunan nasional;
2) Membangun sistem penanganan darurat bencana secara cepat,
efektif dan efisien;
3) Menyelenggarakan pemulihan wilayah dan masyarakat
pascabencana melalui rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih
baik yang terkoordinasi dan berdimensi pengurangan risiko
bencana;
4) Menyelenggarakan dukungan dan tata kelola logistik dan
peralatan penanggulangan bencana;
5) Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara
transparan dengan prinsip good governance.
Tujuan BNPB dalam kegiatan penanggulangan bencana dalam
kurun waktu lima tahun mendatang (2015-2019) adalah:
1) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap
pengurangan risiko bencana, yang terintegrasi dalam dimensi
pembangunan dan kehidupan masyarakat;
2) Meningkatkan keandalan dan kecepatan penanganan darurat
bencana;
3) Memulihkan daerah terdampak bencana melalui kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana;
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 94
4) Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dan tata kelola logistik dan
peralatan penanggulangan bencana sesuai standar minimal
yang ditetapkan BNPB;
5) Meningkatkan kapasitas pelayanan dan kinerja
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
6) Meningkatkan kapasitas pemeriksaan dan pengawasan dalam
rangka mewujudkan penyelenggaraan penanggulangan
bencana yang efektif, efisien transparan dan akuntabel.
Program Penanggulangan Bencana
Adapun perwujudan dari beberapa strategi dalam rangka mencapai
setiap tujuan, dibuat langkah operasional dalam bentuk
programprogram BNPB yang akan dilaksanakan dalam 5 tahun.
Program pokok tersebut ditetapkan dengan memperhatikan skala
prioritas yang didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, sasaran
yang telah ditetapkan yang mempunyai hubungan dengan segala
aspek fungsi unit kerja di lingkungan BNPB. Hal tersebut mencakup
sebagai berikut:
1) Program generik, yang meliputi antara lain:
a. Dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya BNPB.
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur BNPB
c. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Negara
BNPB.
2) Program teknis, Penanggulangan bencana nasional.
Selanjutnya kegiatan pokok sebagai penjabaran program dalam
rangka penanggulangan bencana 2010-2014, berdasarkan unit
kerja di BNPB, adalah:
a) Program dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya
BNPB, mencakup unit kerja Sekretariat Utama :
(1) Biro Perencanaan;
(2) Biro Hukum dan Kerjasama;
(3) Biro Keuangan;
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 95
(4) Biro Umum;
(5) UPT Regional.
b) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
BNPBmencakup unit kerja:
(1) Biro Umum;
(2) Pusdiklat.
c) Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas
aparaturNegara BNPB, mencakup unit kerja Inspektorat
Utama :
(1) Inspektur I;
(2) Inspektur II.
d) Program penanggulangan bencana nasional, mencakup
unitkerja:
(1) Deputi Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan, dengan
kegiatan pokok meliputi:
(a) Kegiatan pencegahan dan pengurangan risiko
bencana
(b) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam
menghadapibencana
(c) Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
(2) Deputi Bidang Penanganan Darurat, dengan kegiatan
pokokmeliputi:
(a) Kegiatan tanggap darurat di daerah terkena bencana
(b) Kegiatan pengelolaan bantuan darurat kemanusiaan
di daerah terkena bencana
(c) Kegiatan perbaikan darurat bencana dalam rangka
pemulihan dini sarana dan prasarana vital di daerah
terkena bencana
(3) Deputi Bidang Rehabilitasi Dan Rekonstruksi, dengan
kegiatan pokok meliputi:
(a) Kegiatan penilaian kerusakan dan kerugian akibat
bencana
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 96
(b) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang
prasaranafisik di wilayah pasca bencana
(c) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang sosial
ekonomi di wilayah pasca bencana
(d) Kegiatan penanganan pengungsi akibat bencana
(4) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan, dengan kegiatan
pokok meliputi:
(a) Kegiatan Pengelolaan Logistik dalam
penyelenggaraanPenanggulangan Bencana
(b) Kegiatan Pengelolaan Peralatan dalam
penyelenggaraanPenanggulangan Bencana
(5) Pusdatinmas, dengan kegiatan pokok meliputi :
(a) Kegiatan Pengelolaan data
(b) Kegiatan Pengembangan sistem informasi
(c) Kegiatan pelaksanaan hubungan masyarakat
B. BPBD Provinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan rumusan visi-misi yang telah ditetapkan dalam
RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, maka BPBD Sulawesi
Selatan juga menetapkan visi, misi dalam penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana 2013-2018 sebagai berikut:
Visi: “Ketangguhan Sulawesi Selatan dalam Penanggulangan
Bencana Untuk Mendukung Akselerasi Kesejahteraan 2018”
Visi tersebut memberi gambaran dan aspirasi wujud pembangunan
yang diidamkan oleh masyarakat Sulawesi Selatan, yaitu :
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang dilakukan
secara tangguh (efektif dan efisien) dapat terwujud, jika terdapat sinergitas
peran antara pemerintah dan masyarakat.
Mewujudkan partisipasi masyarakat secara optimal dalam
penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang dilandasi oleh
kebersamaan, kemitraan, keberdayaan dan keterpaduan serta nilai-nilai
budaya dan kearifan lokal yang diwarisi masyarakat Sulawesi Selatan.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 97
Untuk mencapai visi tersebut, maka dirumuskan misi sebagai berikut:
Misi:
1. Memperkuat Sistem Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Selatan.
2. Memperkuat Kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sulawesi Selatan
Pelaksanaan Misi tersebut dilakukan berdasarkan nilai-nilai budaya moral
dan kearifan lokal yang sudah tumbuh dan berkembang baik dalam
masyarakat Sulawesi Selatan dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang
bersifat universal.
Nilai-Nilai dimaksud adalah :
i. Resopa temmangingi namalomo naletei pammase dewata.
Ini bermakna bahwa, upaya Penanggulangan Bencana akan berhasil
melalui kerja keras yang berkesinambungan yang diridhai oleh Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Sipakatau, menjalin kerjasama dengan prinsip saling menghargai.
3. Siri na Pacce, menghargai kebhinekaan untuk kebersamaan dalam
bingkai kesetiakawanan sosial dalam masyarakat sebagai kekayaan
budaya yang menjamin terselenggaranya Penanggulangan Bencana.
4. Assamaturuseng (Passamaturukang), merupakan syarat-syarat dalam
menata kehidupan masyarakat yang berbasis kepada kesepakatan dan
kebersamaan yang merupakan kiat untuk mempertanggungjawabkan
berbagai aspirasi masyarakat dan sebagai basis dalam menjaga
keserasian dan keselarasan kehidupan manusia dan alam lingkungannya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam rencana strategik 5 (lima) tahun
kedepan (2013-2018) ditetapkan dengan mempertimbangkan Visi, Misi
serta Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan yang ditetapkan untuk periode
2013-2018 adalah sebagai berkut:
1. Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana pada tahap pra, saat dan
paska bencana secara terpadu dan menyeluruh.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 98
2. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan BPBD Sulawesi Selatan untuk
menjalankan Tupoksi secara maksimal.
Berdasarkan pada tujuan tersebut di atas, maka ditetapkan Sasaran yang
akan dicapai 2018, sebagai berikut :
1. Tersedianya perangkat regulasi, perencanaan, mekanisme dan SDM
dalam pelaksanaan pengurangan risiko bencana
2. Tersedianya perangkat regulasi, perencanaan, mekanisme dan SDM
yang kuat dalam pelaksanaan bidang Kedaruratan & Logistik
3. Tersedianya perangkat regulasi, perencanaan, mekanisme dan SDM
yang kuat dalam pelaksanaan bidang RR
4. Meningkatnya kualitas dan akses Data dan Informasi serta pelaksanaan
Humas Penanggulangan Bencana di Sulsel
5. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran untuk menunjang
tupoksi BPBD
6. Meningkatnya Kapasitas SDM dan Kinerja BPBD Sulsel
7. Meningkatnya Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja BPBD
Sulsel
Dalam rangka mendukung tercapainya visi dan misi yang ditetapkan
dalam RENSTRA BPBD Tahun 2013-2018, maka strategi yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Memperkuat regulasi daerah dalam penyelenggaraan PB
2. Meningkatkan kapasitas SDM dan dalam mendukung PB
3. Meningkatkan kerjasama/kemitraan dengan para pemangku
kepentingan terkait PB.
4. Meningkatkan pengelolaan risiko bencana berbasis masyarakat
5. Meningkatkan kapasitas Personil BPBD dalam menjalankan Tugas
pokok dan fungsinya.
6. Meningkatkan sarana prasarana dalam mendukung PB
7. Meningkatkan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja
BPBD Sulsel
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
dan dengan mempertimbangan kondisi internal dan eksternal Badan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 99
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, maka
kebijakan penanggulangan bencana dirumuskan sebagai berikut:
1. Menetapkan regulasi daerah yang mendukung penyelenggaraan
PB di daerah.
2. Menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
sesuai dengan bidang pelayanan kebencanaan
3. Mendorong kerjasama lebih aktif dengan parapihak dalam bentuk
kerjasama Program.
4. Mendukung BPBD Kabupaten/kota dalam fasilitasi pengelolaan
risiko bencana berbasis masyarakat.
5. Menetapkan standar operasional prosedur pengelolaan
PUSDALOPS PB.
6. Menetapkan sistem rekruitmen (kualifikasi dan penempatan
personil) sesuai kompetensi.
7. Peningkatan alokasi anggaran PB dalam APBD dan APBN
8. Menetapkan tata kelola perencanaan dan evaluasi kinerja BPBD
Sulsel
Tabel.3.3
Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan
Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
N
o
Sasaran
Jangka
Menengah
Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Provinsi/Kabupaten/Ko
ta
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
(1)
(2) (3) (4) (5)
1 Terwujudnya
kesadaran
pengurangan
risiko bencana
dan
kesiapsiagaan
dalam
menghadapi
bencana
Masih kurangnya
pengintegrasian kajian
risiko bencana dalam
aspek pembangunan
daerah. Pola
pembangunan yang
kurang memperhatikan
risiko bencana dan belum
menjadikan masalah
Peran masyarakat,
komunitas,lembaga
dan dunia usaha
belum maksimal
terhadap
penanggulangan
bencana
Meningkatnya kapasitas
dan peran serta
masyarakat dalam
pengurangan risiko
bencana, penyediaan
sarana dan prasarana
peringatan dini, mitigasi
dan sumberdaya
kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 100
bencana ke dalam
prioritas pembangunan
2 Terwujudnya
keandalan dan
kecepatan
penanganan
darurat bencana
Belum optimalnya sarana
peralatan dan mobilitas
penanggulangan bencana
Sarana dan
prasarana masih
kurang
Meningkatnya kecepatan
pemberian bantuan
darurat, penyelamatan
banyak nyawa (save more
lives) pada saat operasi
tanggap darurat, serta
perbaikan dan pemulihan
fungsi sarana dan
prasarana vital akibat
bencana
3 Meningkatnya
kualitas
rehabilitasi dan
rekonstruksi
pasca bencana
Belum optimalnya
pelaksanaan rehabilitasi
dan rekonstruksi
penanganan pasca
bencana, Belum
terintegrasi dengan baik
pemulihan bencana lintas
sector
Banyaknya sarana
dan prasarana serta
infrastruktur yang
rusak akibat
bencana
BNPB memfasilitasi
penyusunan dokumen
perencanaan pemulihan
pasca bencana
4 Tersedianya
logistik dan
peralatan
penanggulanga
n bencana yang
memadai sesuai
dengan standar
minimal logistik
dan peralatan
BNPB
Tata kelola logistik dan
peralatan
penanggulangan bencana
belum sesuai standar
minimal yang ditetapkan
BNPB.
Keterbatasan
anggaran dan
tempat
penyimpanan/gudan
g logistik masih
dalam tahap
pembangunan
Pengajuan proposal
bantuan logistik
dan peralatan ke BNPB
disertai mengikutsertakan
SDM untuk ikut pelatihan
manajemen logistic
5 Meningkatnya
kualitas dan
kemudahan
akses data,
informasi dan
penerangan
penanggulanga
n bencana
Belum adanya PERDA
dalam hal Rencana
Penanggulangan
Bencana (RPB)
Terbatasnya
anggaran yang
tersedia bagi
kegiatan
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
Potensi dana CSR dapat
dioptimalkan.
6 Meningkatnya
dukungan
manajemen dan
dukungan
pelaksanaan
Belum optimalnya
kapasitas SDM serta
belum optimalnya kualitas
sumber daya para
aparatur, pemangku
Sarana dan
prasarana masih
kurang
BNPB memfasilitasi
peningkatan kapasitas
SDM dengan
menyelenggarakan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 101
tugas teknis
lainnya untuk
meningkatkan
pelayanan dan
kinerja
penyelenggaraa
n
penanggulanga
n bencana
kepentingan, pelaku
penanggulangan bencana
dalam penanganan
darurat bencana
pelatihan di Pusdiklat
BNPB yang bersertifikat
7 Terwujudnya
keandalan
sumberdaya
manusia
penanggulanga
n bencana
dalam
penyelenggaraa
n
penanggulanga
n bencana
Masih terbatasnya
SDM yang faham dan
mengerti tentang
penanganan bencana
dan jumlah personil
yang belum memadai
Belum adanya SDM
yang bersertifikasi
BNPB memfasilitasi
peningkatan kapasitas
SDM dengan
menyelenggarakan
pelatihan di Pusdiklat
BNPB yang bersertifikat
8 Terwujudnya
penyelenggaraa
n
penanggulanga
n bencana yang
efektif, efisien,
transparan dan
akuntabel
Belum sinerginya
penyelenggaraan
penanggulangan bencana
lintas sektor dan lintas
wilayah
Peran kelembagaan
dan aparatur dalam
Penanggulangan
bencana di Kota
Makassar belum
optimal sehingga
belum seluruhnya
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana dapat
terlaksana secara
efektif dan efisien
BNPB mempunyai
Inspektorat utama yang
melaksanakan
pengawasan
fungsional,kinerja,keuang
an dan administrasi
penyelenggaraan
penanggulangan bencana
yang sama tugasnya
dengan Inspektorat Kota
Makassar
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) : B IDANG FISPRA)
a. Kawasan Rawan Bencana Alam
Sebagai upaya menanggulangi jika terjadi bencana, maka diperlukan
perencanaan kawasan rawan bencana alam, yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan semaksimal mungkin atas kemungkinan
bencana terhadap fungsi lingkungan hidup dan kegiatan lainnya.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 102
berdasarkan topografinya, Kota Makassar dikategorikan sebagai
dataran landai dengan ketinggian mencapai 1-22 m dpl Kondisi
tersebut dapat memicu terjadinya banjir atau luapan air yang juga
didukung oleh sistem drainase kota yang belum optimal. Kawasan
yang sering mengalami banjir terkonsentrasi di daerah dengan
elevasi 1-4 m dpl pada daerah dengan sistem drainase yang tidak
memadai. Selain itu Kota Makassar juga sangat dipengaruhi oleh
proses sungai yang bersumber dari sungai utama yang melewati
kota ini, yaitu sungai tallo dan sungai jeneberang.Kondisi morfologi
ini berperan penting dan sekaligus menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya banjir di Kota Makassar. Dalam arah
perencanaan dan pengembangan pola ruangnya, upaya dan
kebijakan yang perlu dilakukan :
1) Memperbaiki atau menata kembali sistem drainase kota
khususnya bagi daerah-daerah dengan skor kulaitas (SKL)
rendah dan sedang, terutama drainase yang berfungsi relatif
belum optimal, seperti wilayah pusat kota, sebagian dari
kawasan pendidikan dan penelitian, kawasan industri, kawasan
pergudangan dan kawasan permukiman yang padat penduduk.
2) Memperbaiki kualitas aliran kanal (kedalaman dan sampah)
sepanjang kurang lebih 13 km dimulai dari muara kanal ujung
tanah hingga muara kanal nuri, memanfaatkan situ dan danau
dalam kota secara optimal;dan
3) Memasyarakatkan gerakan membuat biopori pada lahan-lahan
kosong disemua kawasan dalam wilayah kota makassar guna
mengurangi debit aliran air permukaan di musim penghujan dan
mendapatkan ketersediaan air tanah yang cukup.
Kawasan rawan bencana di Makassar terdiri atas :
1) Kawasan rawan banjir yang ditetapkan di sebagian Kecamatan
Wajo, sebagian Kecamatan Biringkanaya, sebagian Kecamatan
Tamalanrea, sebagian Kecamatan Tallo, sebagian Kecamatan
Bontoala, sebagian Kecamatan Manggala, sebagian Kecamatan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 103
Tamalate, sebagian Kecamatan Panakkukang, sebagian
Kecamatan Rappocini, sebagian Kecamatan Ujung Tanah dan
area sekitar kawasan sungai Jeneberang. Selain itu Kota
Makassar juga sering terjadi luapan air terkhusus di daerah yang
padat penduduk, daerah kumuh dan daerah yang belum jelas
sistem drainasenya.
2) Kawasan rawan angin putting beliung yang ditetapkan di sebagian
Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, sebagian Kecamatan
Tamalanrea dan sebagian Kecamatan Biringkanaya.
3) Kawasan rawan bencana kebakaran yang berada di semua
wilayah kecamatan.
b. Kawasan lindung geologi
1) Abrasi pantai, posisi kota makassar yang terletak di pesisir pantai
dapat mengakibatkan terjadinya rawan bencana abrasi dan
sedimentasi pantai dalam wilayah Kota Makassar berada di
sepanjang kawasan pesisir kota yang terbentang mulai dari pesisir
bagian utara hingga barat dan selatan kota di sebagian
Kecamatan Tamalate, sebagian Kecamatan Mariso, sebagian
Kecamatan Ujung pandang, sebagian Kecamatan Wajo, sebagian
Kecamatan Ujung Tanah, sebagian Kecamatan Tallo, sebagian
Kecamatan Tamalanrea, dan sebagian Kecamatan Biringkanaya.
2) Gempa Bumi, Daerah rawan gempa yang terdekat berada di teluk
Mandar sebelah barat kawasan dengan jarak cukup jauh yaitu +
250 km dan pusat gempa berkisar pada kedalaman 50-100 km.
Meskipun wilayah Makassar relatif aman dari ancaman gempa,
tetapi harus mempertimbangkan prinsip mitigasi dalam
merancang kota ini khususnya untuk wilayah pesisirnya. Strategi
mitigasi dan upaya pengurangan bencana dalam kebijakannnya
yang perlu dilakukan sebagai berikut :
a) Melakukan zonasi daerah rawan bencana dan pengaturan
dalam penggunaan lahannya.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 104
b) Mengembangkan pola pembangunan pemukiman yang
mengakomodasi faktor resiko dari gempa bumi
c) Menerapkan sepenuhnya pembangunan gedung-gedung
dan fasilitas umum yang tahan gempa
d) Membangun kesadaran waspada bencana bagi
masyarakat kota.
3) Tsunami, Kawasan rawan tsunami di Kota Makassar terletak di
sepanjang kawasan pesisir kota yang terbentang mulai dari
bagian utara hingga barat dan selatan kota yaitu pada daerah
pesisir Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso bagian barat,
bagian barat kecamatan wajo, daerah pesisir bagian utara
Kecamatan Ujung Tanah, bagian utara Kecamatan Tallo, bagian
barat Kecamatan Ujung Pandang, bagian utara barat Kecamatan
Tamalanrea, dan bagian utara Kecamatan Biringkanaya.
Ancaman kawasan perencanaan terhadap bahaya tsunami
berada dari sebelah selatan yaitu Sumbawa (sebelah selatan
Makassar). Hal ini dikarenakan titik tsunami yang berada di
sumbawa memiliki intensitas tsunami yang tinggi.
4) Gelombang pasang/kenaikan muka air laut, untuk daerah pesisir
makassar, ancaman terbesar kenaikan muka air laut berada di
pantai selatan yaitu Tanjung Bunga dan Pantai Akkarena yang
saat ini juga dipengaruhi oleh abrasi pantai. Hal ini juga akan
semakin parah karena pantai tersebut tidak memiliki pelindung
pantai seperti mangrove ataupun tanggul laut yang dapat
meredam gelombang pantai dan mengurangi pengaruh sea level
rise. Sementara di pantai bagian utara yang merupakan pantai
landai, telah terdapat vegetasi mangrove sebagai barrier atau
penghalang walaupun dalam jumlah kepadatan yang semakin
menurun. Kawasan rawan kenaikan muka air laut (sea level rise)
berada pada daerah pesisir Kecamatan Tamalate, Kecamatan
Mariso bagian barat, daerah pesisir Kecamatan Wajo, daerah
pesisir bagian utara Kecamatan Ujung Tanah, bagian utara
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 105
Kecamatan Tallo, bagian utara dan tengah kecamatan Panaikang,
bagian selatan Kecamatan Makassar, bagian Timur kecamatan
Mamajang, bagian timur Kecamatan Rappocini, bagian barat
Kecamatan Tamalanrea dan bagian utara kecamatan
Biringkanaya.
5) Bencana Longsor, Bencana tanah longsor yang terjadi di kaki
gunung Bawakaraeng tahun 2004 lalu masih menyisakan
permasalahan dan ancaman yang perlu mendapatkan perhatian
serius. Ancaman itu berupa endapan sedimentasi yang saat ini
terus bertambah di kawasan bendungan Bili-bili. Jika semakin
menebal, sedimentasi tersebut dapat menjebol waduk Bili-bili
yang menyebabkan banjir besar hingga ke Kota Makassar.
Gunung bawakaraeng memiliki tingkat longsor potensial sekitar
115 juta meter kubik. Dari volume potensial longsor tersebut 22
juta meter kubik termasuk dalam kategori level satu atau patut
diwaspadai. Sewaktu-waktu bisa saja runtuh, terutama di musim
hujan. Bendungan bili-bili di Kabupaten Gowa, saat ini
menampung 60 juta m³ material longsor dari 300 juta m³ potensi
longsor Gunung Bawakaraeng. Selain ancaman banjir, peristiwa
longsornya waduk Bili-bili ini juga mempengaruhi pasokan air
bersih ke 3 wilayah Makassar, Gowa dan daerah lainnya. Berikut
juga, ancamannya akan mengarah pada pasokan energi listrik.
Untu kedepan, arah kebijakan dalam penanggulangan dan
antisipasi bencana longsoran Gunung Bawakaraeng akan
dilakukan sbb:
a) Menyediakan daya dukung maksimal pada upaya-upaya
pencegahan sedimentasi di waduk Bili-bili. Termasuk pula
dengan pembangunan sejumlah embung atau situ-situ
besar di kawasan Kota Makassar yang memungkinkan
untuk itu.
b) Merevitalisasi kawasan-kawasan aliran sungai agar bisa
meminimalisir dampak bencana yang mungkin terjadi.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 106
c) Membangun kesadaran awal ‘’sadar ancaman bencana’’
bagi masyarakat yang termasuk dalam kawasan rawan,
agar memiliki kesadaran antisipatif terhadap ancaman
bencana yang ada pada saat ini. Termasuk di dalamnya,
penghijauan di areal sempadan sungai sebagai penahan
laju sedimentasi.
6) Kawasan ruang evakuasi bencana, kawasan ruang evakuasi
bencana merupakan ruang yang dipersiapkan sebagai tempat
sementara evakuasi para korban bencana yang direncanakan
memiliki kapasitas ruang dengan tingkat keamanan terjamin, serta
mempunyai akses yang cukup baik/terjangkau oleh bala bantuan
kemanusiaan. Pembangunan ruang evakuasi bencana berupa
jalur dan tempat untuk berlindung dari kejadian bencana alam.
Ruang evakuasi bencana ini diupayakan dengan memanfaatkan
optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Terbuka Non
Hijau (RTNH) dalam wilayah kota. Rencana kawasan ruang
evakuasi bencana di Kota Makassar,meliputi :
a) Ruang evakuasi bencana banjir yakni menempati semua
lapangan-lapangan terbuka dalam kota yang diperlengkapi
dengan fasilitas penampungan yang baik dan memadai; dan
b) Ruang evakuasi bencana gelombang pasang dan tsunami.
Selain menempati dan memanfaatkan bangunan-bangunan
tinggi berupa hotel dan sarana pendidikan (sekolah) yang
tersebar dalam wilayah kota, juga memanfaatkan lapangan-
lapangan terbuka yang tersedia di dalam kota.
Tabel.T-IV.C.1
Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kota Makassar
No Rencana Pola
Ruang
Pola Ruang
saat ini
Indikasi
Program
Pemanfaatan
Ruang pada
Periode
Perencanaan
Berkenaan
Pengaruh
Rencana Pola
Ruang
terhadap
Kebutuhan
Pelayanan
SKPD
Arahan Lokasi
Pengembangan
Pelayanan
SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 107
1 Kawasan rawan
bencana alam
(kawasan lindung)
Kawasan
rawan banjir
Melakukan
studi di daerah
tertentu untuk
memahami
mekanisme
bencana
susulan seperti
banjir,
pencemaran air
minum dan
seterusnya
Sebagai upaya
menanggulangi
jika terjadi
bencana dan
memberikan
perlindungan
semaksimal
mungkin atas
kemungkinan
bencana
terhadap fungsi
lingkungan
hidup dan
kegiatan
lainnya.
di sebagian Kec.
Wajo, sebagian
Kec. Biringkanaya,
sebagian
Kec.Tamalanrea,
sebagian Kec.
Tallo, Bontoala,
sebagian
Kec.Manggala,
sebagian Kec.
Tamalate,
sebagian Kec.
Panakkukang,
sebagian
Kec.Rappocini,
dan sebagian
Kec.Ujung Tanah.
Kawasan
rawan
bencana
sedimentasi
sungai dan
banjir dalam
wilayah Kota
Makassar
Meningkatkan
zonasi yang
sudah ada
tentang tata
ruang/tata guna
lahan yang
didasarkan
pada kajian
risiko
Di sebagian Kec.
Tamalanrea,
sebagian
Kec.Tallo, Kec.
Bontoala,
sebagian
Kec.Manggala,
sebagian Kec.
Tamalate,
sebagian
Kec.Panakkukang,
Kec. Ujung Tanah
dan area sekitar
kawasan sungai
Jeneberang.
Selain itu kota
Makassar juga
sering terjadi
luapan air
terkhusus di
daerah yang padat
penduduk, daerah
kumuh, dan
daerah yang
belum jelas sistem
drainasenya.
Kawasan
rawan
bencana
sedimentasi
sungai dan
banjir dalam
wilayah Kota
Makassar
Memberikan
rekomendasi
tentang
perlakuan
khusus daerah
rawan dan
berbahaya
di sebagian Kec. Tamalanrea, sebagian Kec. Tallo, Kec. Bontoala, sebagian Kec. Manggala, sebagian Kec. Tamalate, sebagian Kec. Panakkukang, Kec. Ujung Tanah dan area sekitar kawasan sungai
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 108
Jeneberang. Selain itu kota Makassar juga sering terjadi luapan air terkhusus di daerah yang padat penduduk, daerah kumuh, dan daerah yang belum jelas sistem drainasenya.
Kawasan
rawan angin
puting beliung
Memberikan
rekomendasi
tentang
perlakuan
khusus daerah
rawan dan
berbahaya
di sebagian Kec.
Kepulauan
Sangkarrang,
sebagian Kec.
Tamalanrea, dan
sebagian Kec.
Biringkanaya.
Kawasan
rawan
bencana
kebakaran
berada di semua
wilayah
kecamatan
2 Kawasan Lindung
geologi (kawasan
lindung)
Kawasan
yang rawan
terhadap
bencana
abrasi dan
sedimentasi
pantai dalam
wilayah Kota
Makassar
Memberikan
perlindungan
semaksimal
mungkin atas
kemungkinan
bencana
geologi
berada di
sepanjang
kawasan pesisir
kota yang
terbentang mulai
dari pesisir bagian
Utara hingga
Barat dan Selatan
kota di sebagian
Kec.Tamalate,
sebagian
Kec.Mariso,
sebagian
Kec.Ujung
Pandang,
sebagian Kec.
Wajo, sebagian
Kec. Ujung Tanah,
sebagian Kec.
Tallo, sebagian
Kec. Tamalanrea,
dan sebagian Kec.
Biringkanaya.
Kawasan
rawan tsunami
di Kota Makassar terletak di sepanjang kawasan pesisir kota yang terbentang mulai dari bagian Utara hingga Barat dan Selatan kota yaitu pada daerah pesisir Kec. Tamalate, Kec.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 109
Mariso bagian barat, bagian barat Kec. Wajo, daerah pesisir bagian utara Kec. Ujung Tanah, bagian utara Kec. Tallo, bagian barat Kec. Ujung Pandang, bagian utara barat Kec. Tamalanrea, dan bagian utara Kec. Biringkanaya. Ancaman kawasan perencananaan terhadap bahaya tsunami berada dari sebelah Selatan yaitu sumbawa (sebelah Selatan Makassar). Hal ini dikarenakan titik tsunami yang berada di Sumbawa memiliki intensitas tsunami yang tinggi.
Kawasan
rawan
kenaikan
muka air laut
(sea level rise)
berada pada
daerah pesisir
Kec. Tamalate,
Kec. Mariso
bagian barat,
daerah pesisir
Kec. Wajo, daerah
pesisir bagian
utara Kec. Ujung
Tanah, bagian
utara Kec.Tallo,
bagian Utara dan
Tengah Kec.
Panaikang, bagian
Selatan Kec.
Makassar, bagian
Timur Kec.
Mamajang, bagian
Timur Kec.
Rappocini, bagian
Barat Kec.
Tamalanrea, dan
bagian Utara
Kec.Biringkanaya.
3 Kawasan ruang
evakuasi bencana
(kawasan budidaya)
Ruang
evakuasi
bencana
banjir
Menyediakan
lapangan
terbuka untuk
zona perantara
(Butter Zona),
evaluasi dan
akses darurat
Ruang yang
digunakan
untuk tempat
sementara
evakuasi para
korban bencana
dan tempat
Semua lapangan-
lapangan terbuka
dalam kota yang
diperlengkapi
dengan fasilitas
penampungan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 110
berlindung dari
kejadian
bencana alam
yang baik dan
memadai
Ruang
evakuasi
bencana
gelombang
pasang dan
tsunami
Memanfaatkan
bangunan-
bangunan tinggi
berupa hotel dan
sarana pendidikan
(sekolah) yang
tersebar dalam
wilayah kota, juga
memanfaatkan
lapangan-
lapangan terbuka
yang tersedia di
dalam kota
Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Kota Makassar
BPBD Kota Makassar
No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap
Pelayanan SKPD
Catatan bagi
Perumusan
Program dan
Kegiatan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kapasitas daya dukung
dan daya tampung
lingkungan hidup untuk
pembangunan
Kegiatan pengembangan sarana
dan prasarana daerah dilakukan
dengan mengintegrasikan prinsip-
prinsip pembangunan
berkelanjutan dengan
memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan melalui
upaya pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan. Hal ini
dilakukan untuk menjamin
kelestraian lingkungan hidup
guna menjaga keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan dan
mutu lingkungan hidup bagi
generasi masa kini dan yang
akan datang
Pembangunan tanpa
memperhatikan daya
dukung dan daya tamping
lingkungan hidup dapat
menimbulkan risiko
bencana di masa
mendatang
Program dan kegiatan
yang terkait dengan
pembangunan harus
memperhatikan daya
dukung dan daya
tampung lingkungan
hidup
2 Perkiraan mengenai
dampak dan resiko
lingkungan hidup
Kerusakan lingkungan yang
terjadi di Kota Makassar dipicu
oleh meningkatnya jumlah
penduduk dan aktivitas mereka
untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pencemaran
lingkungan yang terjadi berkaitan
dengan B3, pencemaran air,
Kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh alih
fungsi lahan, aktifitas
pertambangan dan
kebakaran hutan dapat
menimbulkan risiko
bencana di masa
mendatang. Pencemaran
yang terjadi berakibat
wabah penyakit yang
dapat berpotensi menjadi
kejadian luar biasa
Program dan kegiatan
yang terkait harus
memperhatikan
dampak dan risikonya
terhadap lingkungan
hidup serta dalam
pemanfaatan
kawasan, edukasi
kepada masyarakat
bahwa keberadaan
izin pemanfaatan, IMB
dan dokumen
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 111
lingkungan
merupakan upaya
legitimasi dan
instrument
pencegahan
terjadinya
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
3 Kinerja layanan/jasa
ekosistem
Meningkatkan kualitas lingkungan
perairan melalui konservasi
terumbu karang sebagai
ekosistem utama. Salah satunya
penanaman terumbu karang jenis
acropora dengan menggunakan
media spider reef structure di
sekitar samalona. KOnservasi
tahap awal menanam 1.800
fragmen terumbu karang dan
terus ditingkatkan dengan 6000
fragmen di awal tahun 2017
Lebih memprioritaskan isu
strategis tentang bencana
alam untuk menghindari
terjadinya risiko bencana
Program dan kegiatan
yang terkait harus
memperhatikan
Kinerja layanan/jasa
ekosistem
4 Efisiensi pemanfaatan
sumber daya alam
Pemanfaatan sumber daya
sesuai dnegan daya dukung dan
memperhatikan daya regenerasi
khusus untuk sumber daya alam
yang dapat diperbaharui
(renewable).peningkatan upaya
konservasi lahan kritis dan
resapan air.
Pemanfaatan sumber daya
alam yang berlebihan akan
merusak lingkungan dan
berakibat adanya risiko
bencana
Program dan kegiatan
yang terkait harus
memperhatikan
Efisiensi pemanfaatan
sumber daya alam
5 Tingkat kerentanan dan
kapasitas adaptasi
terhadap perubahan
iklim
Perubahan iklim merupakan
fenomena alam yang memberikan
dampak pada peningkatan
kerentanan wilayah kota
Makassar dengan kondisi
topografi berupa dataran rendah
dan pesisir. Upaya adaptasi untuk
meningkatkan ketahanan
masyarakat dalam menghadapi
peubahan iklim dengan
melakukan peningkatan kualitas
kelembagaan , SDM, dan tata
laksana meliputi peningkatan
kapasitas dan kesiapsiagaan
pemerintah dan masyarakat,
pengembangan data dan
informasi terkait dengan kondisi
iklim dan rancang ulang seluruh
aspek-aspek program
pembangunan sehingga bersifat
adaptif dan responsive terhadap
perubahan iklim.
Perubahan iklim yang tidak
dibarengi dengan adaptasi
terhadap perubahan
tersebut menjadikan
Makassar menjadi rentan
terhadap bencana
Program dan kegiatan
yang terkait harus
memperhatikan
Tingkat kerentanan
dan kapasitas
adaptasi terhadap
perubahan iklim
6 Tingkat ketahanan dan
potensi
keanekaragaman
hayati
Alih fungsi lahan yang terjadi di
Makassar menjadi pemukiman,
jasa perhotelan,wisata, taman.
Sedangkan fungsi lahan dan
panjang garis pantai di pesisir
pantai Kota Makassar telah
Konversi lahan menjadi
ancaman besar bagi
keberlangsungan
keanekaragaman hayati.
Kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh alih
Program dan kegiatan
yang terkait harus
memperhatikan
Tingkat ketahanan
dan potensi
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 112
mengalami perubahan akibat
adanya reklamasi. Area bawah
laut Makassar termasuk dalam
segitiga terumbu karang yang
merupakan pusat
keanekaragaman hayati laut
dunia.
fungsi lahan dapat
menimbulkan risiko
bencana di masa
mendatang.
keanekaragaman
hayati
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Isu strategis merupakan suatu kondisi/permasalahan yang
mempengaruhi langkah dan proses serta menentukan keberhasilan
dalam pencapaian visi dan misi. Berdasarkan identifikasi produk
perencanaan di tingkat pusat dan daerah yang telah dijabarkan
sebelumnya dapat ditarik beberapa hal yang menjadi isu strategis bagi
BPBD Kota Makassar yaitu :
1. Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
2. Penguatan kelembagaan penanggulangan bencana.
3. Komitmen pengurangan resiko bencana.
4. Meningkatkan kapasitas SDM dalam mendukung Penanggulangan
bencana.
5. Meningkatkan kerjasama/kemitraan dengan para pemangku
kepentingan terkait PB.
6. Memperkuat regulasi daerah dalam penyelenggaraan PB
7. Meningkatkan pengelolaan resiko bencana berbasis masyarakat
8. Meningkatkan sarana prasarana dalam mendukung PB
9. Meningkatkan sistem perencanaan dan system evaluasi kinerja
BPBD
10. Penanganan dan pengurangan risiko bencana (PRB) secara terpadu
Berikut tabel skor kriteria dalam penentuan isu-isu strategis
Tabel Skor kriteria penentuan isu-isu strategis
No KRITERIA BOBOT
1 Memiliki pengaruh besar/siginifikan terhadap pencapaian sasaran renstra K/L atau renstra provinsi/kota
20%
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 113
2 Merupakan tugas dan tanggung jawab BPBD Kota Makassar
10%
3 Dampak yang ditimbulkan terhadap publik 20%
4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10%
5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15%
6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25%
Total 100%
Tabel Nilai skala kriteria
No Isu strategis
Penanggulangan Bencana
Nilai Skala Kriteria ke- Total Skor 1 2 3 4 5 6
1 Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim
20 10 20 0 15 25 90
2 Penguatan Kerangka Hukum dan Kelembagaan
20 10 20 10 15 25 100
3 Peningkatan Kemitraan multipihak dalam penanggulangan bencana
20 10 18 5 15 25 93
4 Peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana
20 10 20 10 15 25 100
5 Peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana
20 10 20 10 15 25 100
6 Peningkatan kapasitas pemulihan bencana
20 10 20 5 15 25 95
7 Meningkatkan kapasitas SDM dalam mendukung Penanggulangan bencana
20 10 20 5 15 25 95
8 Meningkatkan sarana prasarana dalam mendukung PB
20 10 20 10 15 25 100
Isu Global
a. Perubahan iklim dan pemanasan global (Climate change and
Global warming)
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi
pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa
hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga berarti perubahan keadaan
cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata,
contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 114
atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau
dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi , Wikipedia.
Pemanasan global yang merupakan kejadian meningkatnya suhu
permukaan bumi, lautan dan atmosfer sebenarnya merupakan
peristiwa alam yang sudah sering terjadi semenjak awal kejadian bumi
kurang lebih 4 miliar tahun yang lalu. Pemanasan global akan menjadi
masalah apabila laju peningkatan suhu bumi melebihi batas ambang
perubahan normal.
Selama seratus tahun terakhir, rata rata suhu bumi telah meningkat
sebesar 0,6 oC, dan diperkirakan akan meningkat sebesar 1,4 5,8 oC
pada tahun 2050. Kenaikan suhu bumi ini akan mengakibatkan
mencairnya es di kutub, menaikan suhu lautan sehingga volume dan
muka air laut meningkat. Kenaikan volume dan permukaan air laut ini
akan mengakibatkan banjir di wilayah wilayah pantai dan bisa
menenggelamkan beberapa pulau.
Di beberapa wilayah yang mengalami kenaikan suhu ini akan
mengalami perubahan iklim yang ditandai dengan curah hujan yang
lebih tinggi, suhu udara meningkat dan pergeseran atau perubahan
musim. Evaporasi akan semakin tinggi sehingga kelembaban tanah
semakin cepat hilang dan tanah cepat mengering. Kekeringan ini akan
mengakibatkan terjadinya gangguan produksi bahan makanan
sehingga terjadi kekurangan bahan makanan dan kelaparan.
Beberapa akibat langsung
• Pertama, pencairan es di kutub.
• Kedua, peningkatan volume dan muka air laut.
• Ketiga, perubahan cuaca dan iklim global.
• Keempat, sistem pertanian dan persediaan bahan makanan.
• Kelima, migrasi hewan dan penurunan jumlah spesies hewan dan
tumbuhan.
• Keenam, krisis sumberdaya air yang mempunyai potensi untuk
terjadinya konflik antar sektor dan antar pengguna.
• Ketujuh, gangguan keamanan.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 115
• Kedelapan, kesehatan manusia, dengan munculnya berbagai
penyakit hewan dan manusia (demam berdarah, flu burung, dsb)
Pengendalian
• Mengurangi produksi gas karbon dioksida dengan mengurangai
pemanfaatan bahan bakar fosil dan produksi gas gas rumah kaca
yang lain. Hal ini sulit dilakukan karena negera negara industri
(terutama AS) tidak bersedia mengurangi produksinya
• Menekan atau menghentikan penggundulan hutan
• Penghutanan kembali secara besar besaran untuk menciptakan
wilayah serapan (sink) gas karbondioksida
• Melokalisir gas karbondioksida atau dengan menangkap dan
menyuntikkannnya ke dalam sumur sumur minyak bumi untuk
mendorong minyak bumi ke permukaan. Teknologi sudah bisa
dilakukan mengganti bahan baker fosil dengan bahan bakar
alternative yang renewable dan ramah lingkungan.
Kerjasama internasional
1. Mendorong disepakati dan dilaksanakannya kesepakatan dan
persetujuan internasional tentang pengurangan pemanasan global
Earth summit Rio de Janairo, Protokol Kyoto, atau perlu dibentuk
instrument perjanjian baru yang disepakati dan dipatuhi oleh
semua negara ?).
2. Menekan negara negara penghasil gas rumah kaca terbesar (AS,
Eropa dan sebagainya) untuk meratifikasi Protokol Kyoto.
3. Mendorong PBB untuk aktif melakukan tindakan pencegahan
melalui perjanjian dan bagi negara yang tak mematuhi konvensi
dan kesepakatan dunia (seperti sangsi PBB tentang pemanfaatan
energi nuklir)
b. Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana
(2015-2030) (Sendai Framework for Action)
Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana Tahun
2015-2030 diresmikan penggunaannya dalam Konferensi Dunia
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 116
Ketiga PBB di Sendai, Jepang, pada tanggal 8 Maret 2015.
Kerangka Kerja ini adalah hasil dari konsultasi antar pemegang
kepentingan yang pelaksanaannya diawali pada tanggal 12 Maret
2012, serta negoisasi antar Negara yang dilaksanakan mulai bulan
Juli 2014 hingga bulan Maret 2015, didukung oleh kantor PBB
untuk Pengurangan Risiko Bencana (United Nations Office for
Disaster Risk Reduction=UNISDR) atas permintaan Majelis Umum
PBB. Kerangka Kerja Sendai adalah instrument turunan dari
Kerangka Aksi Hyogo (Hyogo Framework for Action=HFA) tahun
2005-2015 : Membangun Ketangguhan Negara dan Masyarakat
terhadap Bencana. Memastikan keberlanjutan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh Negara-negara dan pemangku kepentingan
dibawah HFA dan mengenalkan beberapa inovasi yang telah
dibicarakan selama kosultasi dan negoisasi. Telah diidentifikasi
bahwa perubahan terpenting dalam Kerangka Kerja ini adalah
penekanan terhadap manajemen risiko bencana dan bukan lagi
manajemen bencana seperti sebelumnya. Penekanan juga
diberikan pada definisi dari tujuh target global Kerangka Kerja
Sendai yaitu :
▪ Mengurangi secara substansial tingkat kematian global
akibat bencana di tahun 2030, menuju penurunan rata-rata
tingkat kematian global per 100.000 dalam dekade 2020-
2030 dibandingkan dengan periode 2005-2015
▪ Secara substansial mengurangi jumlah orang yang terkena
dampak secara global di tahun 2030, bertujuan menurunkan
angka rata-rata global per 100.000 di dekade 2020-2030
dibandingkan dengan periode 2005-2015
▪ Mengurangi kerugian ekonomi langsung akibat bencana
dalam kaitannya dengan Produk Domestik Bruto (GDP) di
tahun 2030
▪ Secara substansial mengurangi kerusakan akibat bencana
pada infrastruktur penting dan gangguan pada layanan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 117
dasar diantaranya fasilitas kesehatan dan pendidikan,
termasuk melalui pembangunan ketangguhan mereka pada
tahun 2030
▪ Secara substansial meningkatkan jumlah Negara yang
memiliki strategi pengurangan risiko bencana nasional dan
lokal pada tahun 2020
▪ Meningkatkan kerja sama internasional secara substansial
untuk negara berkembang melalui dukungan yang memadai
dan berkelanjutan untuk mendukung aksi nasional mereka
dalam mengimplementasikan kerangka kerja ini di tahun
2030
▪ Secara substansial meningkatkan ketersediaan dan akses
ke system peringatan dini multi ancaman dan informasi hasil
kaji risiko bencana bagi seluruh masyarakat pada tahun
2030
Ruang lingkup dan Tujuan
Kerangka ini berlaku untuk risiko skala kecil dan besar, sering dan
jarang, bencana tiba-tiba dan berangsur-angsur, bencana yang
disebabkan oleh alam atau buatan manusia serta terkait
lingkungan, teknologi dan bahaya biologis dan risiko. Bertujuan
untuk mamandu pengelolaan risiko bencana multi-ancaman di
pembangunan di semua tataran serta di dalam dan semua sektor.
Hasil yang diharapkan
Penurunan risiko dan kerugian bencana dalam kehidupan, mata
pencaharian dan kesehatan dan dalam ekonomi, fsik, asset sosial,
budaya dan lingkungan dari orang, bisnis, masyarakat dan Negara.
Tujuan
Mencegah risiko baru dan mengurangi risiko bencana yang ada
melalui penerapan langkah-langkah penilaian terpadu untuk
ekonom, struktual, hukum, sosial, kesehatan, buday, pendidikan,
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 118
lingkungan, teknologi, politik dan kelembagaan guna mencegah
dan mengurangi terpaan bahaya dan kerentanan terhadap
bencana, meningkatkan kesiapan untuk respon dan pemulihan,
dan dengan demikian memperkuat ketangguhan.
Prioritas Aksi
Ada kebutuhan untuk tindakan terfokus dalam dan lintas sektor dengan
negara di tingkat lokal,nasional,regional dan global dalam empat bidang
prioritas sebagai berikut :
Prioritas Aksi
Prioritas 1
Pemahaman risiko
bencana
Prioritas 2
Penguatan tata kelola risiko bencana untuk
mengelola risioko bencana
Prioritas 3
Investasi dalam pengurangan risiko
bencana untuk ketangguhan
Prioritas 4
Meningkatkan kesiapan bencana untuk respon yang
efektif, dan untuk “Membangun Kembali
dengan Leibh Baik” dalam pemulihan, rehabilitasi dan
rekonstruksi
c. ASEAN Committee on Disaster Management (ACDM) 2016
One ASEAN One Community for Better Resilience adalah tema
yang diusung Indonesia untuk mewujudkan ketangguhan ASEAN
menghadapi bencana pada pertemuan ASEAN Committee on
Disaster Management (ACDM) 2016 di Manado yang merupakan
pertemuan ke-29. Semangat One ASEAN One Community for
Better Resilience mendorong Indonesia untuk menetapkan
program prioritas selama perhelatan ACDM 2016. Kegiatan-
kegiatan pengurangan risiko bencana memerlukan komitmen dari
berbagai pihak, pemerintah dan dunia usaha dan masyarakat yang
merupakan tiga pilar yang tidak terpisahkan dalam
penanggulangan bencana.keterlibatan public,people,private
partnership dalam kemajuan pengurangan risiko bencana sangat
perlu untuk mendukung penanggulangan bencana dan
ketangguhan bencana baik di Indonesia maupun pada regional
ASEAN. Tema tersebut sesuai dengan salah satu item pada visi
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 119
Komunitas ASEAN 2025 di bawah pilar social-budaya KOmunitas
ASEAN, yang telah menyatakan masyarakat tangguh dengan
peningkatan kapasitas dan kemampuan untuk beradaptasi dan
menghadapi kerentanan social dan ekonomi, bencana,perubahan
iklim dan juga ancaman dan tantangan yang muncul.
d. Menuju Kota Tangguh (Resilience City)
Pada bulan April 2012, Lembaga PBB yang bergerak dalam
pengurangan risiko bencana United Nations International Strategy for
Disaster Reduction (UNISDR) mengeluarkan sebuah buku yang
diperuntuhkan kepada setiap Walikota yang ada di seluruh dunia.
Buku tersebut berjudul “How to Make Cities More Resilient“,dan
dibuat dalam rangka kampanye global pengurangan risiko bencana
(PRB) dari tahun 2010 s/d 2015. Saat ini buku tersebut telah
diterjemahkan kedalam beberapa bahasa dan salah satunya bahasa
Indonesia.
Dalam buku tersebut, UNISDR menjelaskan 10 kiat untuk menuju kota
tangguh dalam menghadapi bencana. Ke-10 tersebut merupakan
turunan dari 5 aksi yang terdapat dalam Kerangka Aksi Hyogo yang
pernah saya jelaskan beberapa minggu yang lalu. Berikut 10 kiat
menuju kota tangguh dalam menghadapi bencana sesuai dengan
buku tersebut.Baca selengkapnya di:
1. Menciptakan organisasi dan koordinasi untuk memahami dan
mengurangi risiko bencana, berdasarkan partisipasi kelompok-
kelompok masyarakat dan masyarakat sipil. Membangun aliansi
lokal. Memastikan bahwa semua bagian memahami perannya
dalam pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan. Dalam
pertama ini, setiap kelompok, stakeholder, dan pemangku
kepentingan yang berada disuatu kota harus melakukan koordinasi
dan membuat Protap sebelum, ketika dan sesudah terjadinya
bencana.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 120
2. Menyiapkan Anggaran dalam upaya pengurangan risiko bencana
dan penguatan kapasitas masyarakat, lembaga pendidikan,
kesehatan dan lain-lain. Kesediaan anggaran memungkinkan
terlaksananya kegiatan seperti penguatan kapasitas masyarakat,
penguatan kapasitas pihak sekolah, percepatan proses recovery
kawasan yang terkena bencana, percepatan rehab-rekon kawasan
bencana dan beberapa kegiatan lainnya.
3. Menjaga keterbaruan data bahaya/ancaman dan kerentanan
dalam upaya pengkajian risiko bencana. Data pengkajian risiko
tersebut harus digunakan sebagai pertimbangan utama dalam
membuat kebijakan arah pembangunan dan pengambilan
keputusan. Informasi bahaya/ancaman, kerentanan dan risiko
suatu kawasan harus disebarkan untuk membuat publik tahu dan
sadar akan ancaman yang ada di kota mereka.
4. Melakukan investasi dalam upaya perlindungan, peningkatan
dan ketangguhan infrastruktur. Dalam kiat ke-empat ini,
pemerintah kota diharuskan untuk melakukan Investasi
infrastruktur seperti membuat drainase yang bagus untuk
menghindari banjir, membangun infrastruktur yang tahan gempa,
dan melakukan perlindungan terhadap inftrastruktur vital yang ada
di dalam kota.
5. Melakukan perlindungan fasilitas Sekolah dan Rumah Sakit.
Pelindungan fasilitas sekolah secara struktural bisa dilakukan
dengan cara membuat bangunan sekolah dan rumah sakit yang
tahan terhadap bencana seperti sekolah dan rumah sakit tahan
gempa serta membuat petunjuk arah evakuasi apabila terjadi
bencana. Namun demikian, perlindungan sekolah dan rumah sakit
secara non-struktural seperti penguatan kapasitas guru dan murid
serta penguatan kapasitas tenaga rumah sakit harus juga dilakukan
untuk membentuk sekolah dan rumah sakit yang tangguh dan tetap
dapat beroperasi dengan baik setelah bencana terjadi.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 121
6. Membangun regulasi dan perencanaan penggunaan lahan.
Membuat peraturan seperti Building Code terhadap bangunan-
bangunan dan melakukan pemetaan kawasan-kawasan yang
memiliki tingkat risiko rendah untuk dijadikan kawasan
pembangunan pada masa yang akan datang.
7. Memastikan terlaksananya program pendidikan dan pelatihan
untuk meningkatkan kesadaran publik. Dalam hal pendidikan,
peintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam program
pendidikan formal seperti adanya kurikulum khusus mengenal
bencana untuk sekolah yang di kota tersebut. Pelatihan-pelatihan
untuk penguatan kapasitas masyarakat kota perlu segera
dilakukan..
8. Melakukan perlindungan terhadap lingkungan dan ekosistem.
Memberikan penyadaran kepada masyarakat akan dampak yang
dihadapi apabila tidak melindungin lingkungan. Penyadaran untuk
menjaga lingkungan untuk kawasan-kawasan tertentu bisa
dilakukan dengan metode pendekatan secara religius.
9. Memasang peralatan peringatan dini dan penguatan kapasitas
manajemen tanggap darurat. Dalam hal manajemen tanggap
darurat, pelaksanaan drill atau simulasi secara berkala harus
dilakukan sehingga masyarakat kota tersebut bisa melakukan
respon yang efektif dalam setiap kejadian bencana. Penguatan
koordinasi dan Table Top Simulation (TTS) antar dinas terkait
dalam menghadapi masa-masa tanggap darurat juga harus
dilakukan.
10. Setelah bencana, pemulihan dan dan pembangunan kembali
komunitas haruslah terkoordinir dengan baik. Pemulihan dan
pembangunan kembali harus menjadi momen mengatur kembali
tata ruang berbasis pengurangan risiko bencana dan harus
melibatkan komunitas terdampak untuk memetakan kebutuhan.
e. Sustainable Development Goal’s (SDG’s)
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 122
Pembangunan yang bijak bagi masyarakat adalah pembangunan
yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) adalah pembangunan yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup orang di seluruh dunia, baik dari generasi sekarang
maupun yang akan datang, tanpa mengeksploitasi penggunaan
sumberdaya alam yang melebihi kapasitas dan daya dukung bumi.
Tujuan tersebut bisa dicapai melalui empat elemen tujuan
pembangunan berkelanjutan: (1) Pertumbuhan dan keadilan
ekonomi; (2) Pembangunan sosial; (3) Konservasi sumberdaya
alam (perlindungan lingkungan); (4) Pemerintahan yang baik (good
governance). Keempat elemen tersebut saling mendukung satu
dengan lainnya, menciptakan tujuan pembangunan yang berkaitan
dan berkelanjutan.
Dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang
diadakan di Rio de Janeiro (Brasil) pada Juni 2012 dibahas agenda
pembangunan berkelanjutan yang disebut Sustainable
Development Goals (SDGs). SDGs merupakan seperangkat
tujuan, sasaran, dan indikator pembangunan yang berkelanjutan
yang bersifat universal. SDGs merupakan kelanjutan dan
perluasan dari Millennium Development Goals (MDGs) yang telah
dilakukan oleh negara-negara sejak 2001 hingga akhir 2015.
Delapan MDGs sebagai berikut:
1. Mengurangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan yang universal;
3. Meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan
perempuan
4. Mengurangi kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan maternal
6. Membasmi HIV, malaria, dan penyakit lainnya
7. Menjamin keberlanjutan lingkungan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 123
Meskipun beberapa target MDGs berhasil dicapai, banyak tujuan
dan target lainnya dinilai belum tercapai. MDGs bertujuan
mengurangi kemiskinan, tetapi gagal memperhatikan dan
mengatasi akar masalah kemiskinan. MDGs tidak secara khusus
memperhatikan pentingnya mencapai tujuan perbaikan
pembangunan ekonomi. MDGs kurang memperhatikan sifat
holistik, inklusif, dan keberlanjutan pembangunan. Demikian juga
MDGs dinilai kurang memperhatikan kesetaraan gender dan hak
azasi manusia (Gambar 1). Secara teoretis MDGs ingin diterapkan
di semua negara, tetapi kenyataannya MDGs hanya diterapkan
pada negara berkembang atau miskin, dengan bantuan pendanaan
dari negara kaya (UN, 2016; Guardian, 2016; Knoema, 2016).
Beberapa masalah utama yang belum bisa diatasi sampai dengan
berakhirnya era MDGs (UN, 2016) sebagai berikut:
1. Masih terdapat jurang yang lebar antara rumahtangga yang miskin dan
rumahtangga, antara daerah pedesaan dan perkotaan
2. Masih terdapat ketidaksetaraan gender (Gambar 1)
3. Banyak terjadi konflik (peperangan dsb,) yang merupakan ancaman nyata
bagi pembangunan manusia
4. Jutaan orang miskin hidup dalam kemiskinan dan kelaparan, tanpa akses
terhadap pelayanan dasar
5. Perubahan iklim dan degradasi lingkungan merongrong kemajuan yang
diperoleh, dan kelompok masyarakat miskin terkena dampak yang paling
besar
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 124
Gambar 1 menyajikan hasil analisis data UNDP yang menunjukkan
ketidaksetaraan gender di berbagai negara dunia tahun 2011.
Ketidaksetaraan gender diukur dalam Gender Inequality Index (GII), terdiri
atas tiga dimensi: (1) kesehatan reproduksi, (2) pemberdayaan, dan (2)
lapangan kerja. GII=0 menunjukkan, kesetaraan sempurna antara laki-laki dan
perempuan. GII= 1 ketidaksetaraan sempurna, perempuan tidak diuntungkan
maksimum. Indonesia termasuk di antara negara berkembang dengan
ketidaksetaraan gender tinggi (GII 0.49-0.60) (Knoema, 2016).
Sustainable Development Goals secara eksplisit bertujuan memberantas
kemiskinan dan kelaparan, mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara,
memperbaiki manajemen air dan energi, dan mengambil langkah urgen untuk
mengatasi perubahan iklim. Berbeda dengan MDGs, SDGs menegaskan
pentingnya upaya mengakhiri kemiskinan agar dilakukan bersama dengan
upaya strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menerapkan
langkah kebijakan sosial untuk memenuhi aneka kebutuhan sosial (seperti
pendidikan, kesehatan, proteksi sosial, kesempatan kerja), dan langkah
kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim dan proteksi lingkungan.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 125
Gambar 3 menyajikan hasil analisis data UNDP yang menunjukkan
ketidaksetaraan gender di berbagai negara dunia tahun 2011.
Ketidaksetaraan gender diukur dalam Gender Inequality Index (GII), terdiri
atas tiga dimensi: (1) kesehatan reproduksi, (2) pemberdayaan, dan (2)
lapangan kerja. GII=0 menunjukkan, kesetaraan sempurna antara laki-laki dan
perempuan. GII= 1 ketidaksetaraan sempurna, perempuan tidak diuntungkan
maksimum. Indonesia termasuk di antara negara berkembang dengan
ketidaksetaraan gender tinggi (GII 0.49-0.60) (Knoema, 2016).
Pada pertemuan tingkat tinggi di markas PBB pada September 2015,
sebanyak 193 negara anggota PBB sepakat untuk menjadikan SDGs sebagai
kerangka agenda pembangunan dan kebijakan politis selama 15 tahun ke
depan mulai 2016 hingga 2030. Pemerintah di setiap negara anggota PBB–
baik negara kaya, menengah, maupun miskin, baik negara maju maupun
berkembang – memiliki tanggungjawab mengimplementasikan SDGs untuk
mencapai SDGs. Negara adalah pihak yang memiliki tanggungjawab utama
dalam pembangunan sosial dan ekonomi, pembuatan kebijakan nasional,
menentukan strategi pembangunan, yang diperlukan untuk tujuan mencapai
pembangunan berkelanjutan. Pemerintah semua negara diharapkan
menerapkan agenda dan kebijakan politis pembangunan ekonomi nasional,
untuk meningkatkan kemakmuran dan sekaligus melindungi planet bumi.
SDGs secara eksplisit bertujuan memberantas kemiskinan dan kelaparan,
mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara, memperbaiki manajemen
air dan energi, dan mengambil langkah urgen untuk mengatasi perubahan
iklim. Berbeda dengan MDGs, SDGs menegaskan pentingnya upaya
mengakhiri kemiskinan agar dilakukan bersama dengan upaya strategis untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menerapkan langkah kebijakan sosial
untuk memenuhi aneka kebutuhan sosial (seperti pendidikan, kesehatan,
proteksi sosial, kesempatan kerja), dan langkah kebijakan untuk mengatasi
perubahan iklim dan proteksi lingkungan.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 126
SDG terdiri atas 17 tujuan dan 169 target, yang meliputi aneka isu
pembangunan berkelanjutan (Gambar 2).
Daftar 17 tujuan dalam SDGs sebagai berikut:
1. Kemiskinan (Poverty) – Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya
di setiap tempat
2. Pangan (Food) – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan,
perbaikan gizi, dan meningkatkan pertanian yang berkelanjutan
3. Kesehatan (Health)– Menjamin hidup yang sehat dan meningkatkan
kesehatan / kesejahteraan bagi semua pada semua usia
4. Pendidikan (Education) –Menjamin pendidikan yang berkualitas, inklusif
dan adil, meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua
5. Perempuan (Women) – Mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan semua wanita dan gadis
6. Air (Water)– Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi
yang berkelanjutan bagi semua
7. Energi (Energy) – Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau
(terbeli), andal, berkelanjutan, dan modern, bagi semua
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 127
8. Ekonomi (Economy) – Meningkat pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif; partisipasi penuh dalam pekerjaan yang
produktif, jenis pekerjaan yang layak bag semua
9. Infrastruktur (Infrastructure) – Membangun infrastuktur (prasarana)
yang awet/ kuat, meningkatkan industrialisasi yang inklusif dan
berkelanjutan, mendukung inovasi
10. Ketidaksetaraan (Inequality) – Mengurangi ketidaksetaraan (inequality)
dalam dan antar negara
11. Pemukiman (Habitation) – Membangun kota dan pemukiman manusia
yang inklusif, aman, awet/ kuat, dan berkelanjutan
12. Konsumsi (Consumption) – Menjamin pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan
13. Iklim (Climate) – Mengambil langkah-langkah tindakan yang segera
untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya
14. Ekosistem Kelautan (Marine Ecosystem)– Melindungi dan
menggunakan lautan, laut, dan sumberdaya kelautan secara
berkelanjutan untuk pembangunan yang berkelanjutan
15. Ekosistem (Ecosystem) – Melindungi, memulihkan, dan meningkatkan
penggunaan ekosistem bumi secara berkelanjutan, mengelola hutan
secara berkelanjutan, menghentikan dan membalik degradasi (kerusakan)
tanah, dan kehilangan biodiversitas (keragaman hayati)
16. Kelembagaan (Institutions) – Menciptakan masyarakat yang damai dan
inklusif untuk pembangunan yang berkelanjutan, memberikan akses
terhadap keadilan bagi semua, membangun lembaga yang efektif,
akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan), dan inklusif, pada semua level
17. Keberlanjutan (Sustainability)– Memperkuat cara implementasi dan
merevitalisasi (menghidupkan kembali) kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan.
Hampir semua tujuan dalam SDGs merupakan determinan sosial kesehatan
yang terletak di berbagai level. Hanya tujuan ke 3 (Health) yang bukan
merupakan determinan kesehatan, melainkan tujuan kesehatan itu sendiri
yang ingin dicapai. Tujuan ke 3 SDGs dengan jelas menyebutkan bahwa
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 128
tujuan yang ingin dicapai adalah kehidupan yang sehat bagi semua (keadilan
kesehatan) pada semua usia (kesetaraan kesehatan menurut usia).
Dengan menggunakan kerangka konsep Dahlgren dan Whitehead (1991)
bahwa determinan sosial kesehatan terletak di berbagai level, dan fakta
bahwa SDGs yang ingin dicapai merupakan determinan kesehatan, maka jika
SDGs dapat dicapai dengan lebih cepat, maka implikasinya tujuan untuk
meningkatkan kesehatan populasi dan distribusi kesehatan yang adil dalam
populasi dan antar populasi akan dapat dicapai dengan lebih cepat pula.
Isu Nasional dan Lokal
a. Penguatan Kerangka Hukum Penanggulangan Bencana
❖ Menyusun aturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta
mekanisme sanksi hukum terhadap pelaksanaan RTRW yang berbasis
pengurangan risiko bencana
Optimalisasi pengelolaan sumber daya serta penataan ruang dan lahan di
wilayah rentan merupakan langkah penting dalam upaya pengurangan risiko
bencana di Kota Makassar. Upaya tersebut dilaksanakan dengan larangan
mendirikan bangunan/pemukiman khususnya di wilayah rentan bencana.
Oleh karena itu, diperlukan suatu payung hukum dalam bentuk peraturan
daerah terhadap upaya perencanaan penataan ruang dan lahan di Kota
Makassar. Selain aturan tersebut, diperlukan juga tindakan/sanksi hukum
terhadap pemukiman penduduk yang tidak direncanakan dan dikelola
berdasarkan perencanaan penataan ruang dan lahan di Kota Makassar. Untuk
mendukung upaya pengurangan risiko bencana tersebut, Pemerintah Kota
Makassar perlu menyusun aturan terkait Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang sinkron dengan aturan penanggulangan bencana Kota
Makassar serta memuat mekanisme sanksi hukum terhadap pelaksanaan
RTRW yang berbasis pengurangan risiko bencana. Dengan adanya
sinkronisasi pelaksanaan RTRW dengan aturan penanggulangan bencana di
Kota Makassar, diharapkan dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa, ataupun
kerugian yang ditimbulkan oleh bencana di wilayah rentan.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 129
b. Peningkatan Kemitraan Multi Pihak dalam Penanggulangan Bencana ❖ Membangun media permanen untuk mempublikasikan pembangunan
kesadaran masyarakat dalam melakukan praktik pengurangan risiko
bencana.
Dalam pembangunan kesadaran masyarakat untuk pengurangan risiko
bencana dapat diwujudkan dengan adanya berbagai media permanen.
Bentuk aksi yang perlu dilakukan dalam upaya pengurangan risiko
bencana ini yaitu dengan menyebarkan materi pengurangan risiko bencana
melalui media-media tersebut, hal itu dilakukan bentuk pembangunan berbagai
media permanen untuk mempublikasikan materi pengurangan risiko bencana
guna pembangunan dan peningkatan kesadaran masyarakat. Untuk mencapai
upaya tersebut, Pemerintah Kota Makassar perlu membangun media
permanen untuk mempublikasikan pembangunan kesadaran masyarakat
dalam melakukan praktik pengurangan risiko bencana. jangka 5 (lima) tahun
yang memuat data bahaya, kerentanan dan kapasitas untuk meliputi risiko di
sektor-sektor utama daerah dalam bentuk KRB Kota Makassar.
Bentuk ketercapaian dari aksi ini adalah adanya berbagai media permanen
untuk mempublikasikan pembangunan kesadaran masyarakat, baik media
cetak, elektronik, billboard, poster atau event/acara terorganisir yang tetap
ada di Kota Makassar. Media permanen ini diharapkan mampu
mengumpulkan, menganalisa dan memberikan kesimpulan terhadap
efektivitas Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (sedapat mungkin
dalam perspektif cost benefit analisist).
❖ Membangun desa tangguh/siaga dalam menggalang praktik budaya
pengurangan risiko bencana yang didukung serta diperkuat oleh para
pemangku kepentingan baik akademisi, praktisi maupun pemerintah.
Salah satu upaya dalam menggalang praktik budaya pengurangan risiko
bencana di Kota Makassar yaitu melalui pembangunan desa tangguh.
Pembangunan desa tangguh merupakan bentuk perkuatan upaya
pengurangan risiko bencana di Kota Makassar. Pembangunan desa tangguh
dilakukan dengan adanya dukungan dari para pemangku kepentingan terkait
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 130
pengurangan risiko bencana di Kota Makassar, sehingga hasil yang diperoleh
dari adanya desa tangguh akan tepat guna dan optimal. Dari pembangunan
desa tangguh tersebut diharapkan dapat mengembangkan praktik budaya
pengurangan risiko bencana mulai dari tingkat terendah pemerintahan di Kota
Makassar.
c. Peningkatan Efektivitas Pencegahan dan Mitigasi Bencana
❖ Memperbaharui Dokumen Kajian Risiko Bencana yang secara berkala
berdasarkan data terbaru daerah.
Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) merupakan acuan dasar dalam
penyusunan perencanaan di setiap fase tahapan penanggulangan bencana.
Pengkajian risiko bencana dimaksudkan untuk mengidentifikasi, menilai, dan
memantau risiko bencana di daerah. Sebagai dokumen analisis yang menjadi
acuan dasar dalam penentuan kebijakan, maka Dokumen KRB perlu
diperbaharui secara berkala mengikuti perkembangan dan perubahan data di
daerah. Pembaharuan hasil pengkajian risiko bencana dapat dilakukan selaras
dengan mekanisme pembaharuan pada Dokumen Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB), yaitu minimal dilakukan setiap 5 (lima) tahun, dan dapat
juga dilakukan setiap 3 (tiga) tahun atau setelah terjadi bencana yang
berdampak besar di suatu daerah. Oleh karena itu, pengkajian risiko bencana
yang telah ada di Kota Makassar perlu diperbaharui dalam jangka 5 (lima)
tahun yang memuat data bahaya, kerentanan dan kapasitas untuk meliputi
risiko di sektor-sektor utama daerah dalam bentuk KRB Kota Makassar.
❖ Mendayagunakan hasil riset untuk memantau ancaman bencana dan
menurunkan kerentanan daerah terhadap risiko multi bencana.
Pendayagunaan hasil riset merupakan langkah penting dalam upaya
peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana di Kota
Makassar. Riset-riset terkait kebencanaan baik yang dilakukan pemerintah
maupun akademisi/perguruan tinggi dapat menentukan metode yang lebih
terarah dan terukur dalam peningkatan upaya pencegahan dan mitigasi
bencana di Kota Makassar. Pendayagunaan hasil riset di Kota Makassar
ditujukan untuk memantau ancaman bencana dan menurunkan kerentanan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 131
daerah terhadap risiko multi bencana yang berkemungkinan mengancam
wilayah Kota Makassar nantinya.
❖ Mengintegrasikan aspek pengurangan risiko bencana kedalam
kebijakan pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya alam dan
tataguna lahan.
Fungsi dari kebijakan ini adalah pengintegrasian kebijakan pengelolaan
lingkungan, yang memanfaatkan sumber daya alam dan tataguna
lahan dengan mempertimbangkan aspek pengurangan risiko bencana.
Dengan adanya kebijakan ini diharapkan akan mengurangi risiko bencana
yang dapat menimbulkan kerugian jiwa dan aset-aset lain yang mungkin
hilang disebabkan oleh bencana yang akan terjadi di Kota Makassar. Hal ini
didukung dengan mekanisme partisipatif dengan mengikut sertakan
pemangku kepentingan yang diterapkan dalam pengelolaan lingkungan
hidup, pengelolaan sumber daya alam, tata guna lahan dan adaptasi terhadap
perubahan iklim.
Kebijakan Teknisnya :
Sasaran dari strategi ini adalah diterapkannya upaya-upaya khusus untuk
bencana yang telah dipetakan demi efektivitas pencegahan dan mitigasi
bencana secara terstruktur, terukur dan menyeluruh dalam kewenangan
Pemerintah Kota Makassar. Beberapa upaya telah dilakukan di Kota
Makassar, namun masih perlu lebih dioptimalkan. Diperlukan adanya suatu
arahan dalam melakukan berbagai upaya dalam peningkatan efektivitas
pencegahan dan mitigasi bencana. Untuk mencapai sasaran tersebut maka
direkomendasikan beberapa upaya yang mengarah kepada pencegahan
dan pengurangan kerentanan dalam menghadapi bencana.
Pencegahan bencana dilaksanakan dengan memberikan perlakuan di
sumber bahaya yang dapat menghilangkan bahaya sehingga kejadian
bencana dapat dihilangkan. Dengan kata lain, upaya pencegahan dilakukan
untuk menjamin berkurangnya risiko yang akan muncul dengan melakukan
pengelolaan pada lokasi sumber bahaya. Pencegahan dilakukan berbeda
untuk setiap jenis potensi bahaya. Selain itu, terdapat jenis bahaya yang tidak
dapat dicegah seperti gempabumi, cuaca ekstrim dan gelombang ekstrim dan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 132
abrasi. Namun demikian upaya pencegahan perlu dilakukan
semaksimal mungkin untuk menghilangkan bahaya suatu bencana.
Selain itu, juga dilakukan upaya pengurangan kerentanan yang
berpotensi timbul akibat terjadinya bencana. Upaya ini dapat dilakukan
dengan melakukan mitigasi bencana melalui pembangunan zona
penghalang antara potensi bencana dengan faktor risiko yang ada. Mitigasi
dapat berupa struktural yaitu dengan memperkuat bangunan dan
insfrastruktur yang berpotensi terkena bencana seperti membuat kode
bangunan, desain rekayasa dan lain-lain, maupun dengan melakukan mitigasi
non struktural dengan meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi
bencana, menjaga kepekaan dan kesiapsiagaan agar melakukan tindakan
akurat sebelum atau ketika bencana.
d. Peningkatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat Bencana
❖ Membangun sistem peringatan dini untuk bencana-bencana yang
prioritas (yang kecenderungan sering terjadi) di daerah.
Salah satu kebijakan Pemerintah Kota Makassar dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana dengan membangun sistem peringatan dini
bencana. Berbagai upaya dalam penyusunan sistem peringatan dini
memerlukan koordinasi dengan semua pihak. Sistem yang akan dibangun
diharapkan dapat terintegrasi dan menjangkau luas keseluruh lapisan
masyarakat. Pembangunan sistem juga dapat mempertimbangkan kearifan
lokal dan pengembangan teknologi penyebaran informasi peringatan dini.
Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Makassar diharapkan dapat memfasilitasi
pembangunan sistem peringatan dini bencana dengan perpaduan
teknologi dan kearifan lokal. Pembangunan sistem peringatan dini ini
dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan teknologi yang memadai
dan dapat berintegrasi dengan kearifan lokal yang sedang berkembang.
Dengan tercipta integrasi sistem peringatan dini, maka diharapkan mampu
mendukung upaya pengurangan risiko bencana di Kota Makassar. Selain itu,
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 133
sistem peringatan dini yang dibangun juga dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
❖ Meningkatkan pengetahuan upaya pengurangan risiko bencana tingkat masyarakat.
Pemerintah Kota Makassar perlu meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam upaya pengurangan risiko bencana di daerah rawan bencana. Salah
satunya adalah dengan mendukung masyarakat dalam penyusunan rencana
aksi kesiapsiagaan untuk bencana-bencana yang berisiko tinggi di tingkat
masyarakat yang disusun secara partisipatif. Selain itu, perlu dilakukan
pelatihan kegiatan-kegiatan dalam rencana aksi terkait pengurangan risiko
bencana secara berkala yang diiikuti oleh masyarakat di daerah rawan
bencana.
Adanya rencana aksi kesiapsiagaan tingkat masyarakat merupakan
bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana di
Kota Makassar. Rencana aksi ini akan memberikan ruang kepada
masyarakat untuk berkontribusi dan berpartispasi aktif dalam pembangunan
budaya pengurangan risiko terhadap bencana. Pemerintah Kota Makassar
perlu memperkuat upaya tersebut dengan adanya payung hukum dalam
pelaksanaan rencana aksi masyarakat tersebut. Dengan adanya aturan
yang jelas, maka peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana dapat berjalan secara efektif.
❖ Meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat terkait
pemenuhan kebutuhan hidup pasca bencana.
Pemerintah Kota Makassar perlu meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan kehidupannya secara mandiri selama masa tanggap
darurat dan pasca bencana. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak selalu
bergantung pada bantuan pemerintah pada masa tanggap darurat bencana.
Sehingga akan terciptanya kemandirian dan proaktif masyarakat dan adanya
kesadaran masyarakat dalam membantu pemerintah dalam pemenuhan
kebutuhan hidup pada masa darurat bencana.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan membangun mata pencaharian
alternatif bagi masyarakat di daerah rawan bencana. Pembangunan mata
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 134
pencaharian alternatif diutamakan bagi masyarakat rentan yang berada di
wilayah berisiko tinggi. Mata pencaharian alternatif yang dibangun sedapat
mungkin tidak bergantung kepada sumber alam yang berada pada daerah
rawan bencana. Salah satu metode untuk meningkatkan keterampilan
masyarakat dalam membangun mata pencaharian alternatif dapat
dilakukan dengan mengadakan latihan-latihan keterampilan di bidang
ekonomi produktif.
Kebijakan Teknisnya :
Dalam penanganan darurat bencana perlu dilakukan beberapa langkah
dalam menjamin efektivitas dari upaya yang dilakukan. Dalam artian, upaya
yang dilakukan tidak hanya terfokus saat bencana terjadi namun lebih
kepada tahapan yang dilaksanakan agar dapat berjalan lebih efektif.
Efektivitas dapat dilakukan dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi
bencana dan optimalisasi tanggap darurat bencana.
1. Peningkatan pengetahuan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Peningkatan kesiapsiagaan dapat dilakukan melalui pembekalan
pengetahuan pemerintah maupun masyarakat dalam upaya pengurangan
risiko bencana dengan mengetahui jenis ancaman bencana, penyebab,
dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh seluruh bencana yang berpotensi
di Kota Makassar. Efektivitas upaya kesiapsiagaan terhadap seluruh
bencana juga diperlukan terkait ketersediaan sistem peringatan dini yang
mampu menyebarluaskan informasi peringatan dan menjangkau seluruh
lapisan masyarakat sebelum terjadi bencana, serta pengetahuan upaya-
upaya penyelamatan diri sampai pada tingkat kelurahan di Kota Makassar
melalui rencana evakuasi dan simulasi evakuasi secara berkala. Proses
evakuasi dilaksanakan dengan melibatkan seluruh instansi terkait dengan
pelaksanaan evakuasi secepat mungkin. Dalam menjalankan upaya
tersebut diperlukan koordinasi yang jelas oleh semua instansi terkait.
Selain rencana evakuasi, Pemerintah Kota Makassar perlu
melakukan penyusunan Rencana Kontingensi. Penyusunan rencana ini
dilakukan untuk mendukung penerapan prosedur operasi standar
penanganan darurat untuk bencana prioritas Kota Makassar. Berdasarkan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 135
hasil kajian risiko bencana, Pemerintah Kota Makassar perlu melakukan
penyusunan rencana kontingensi untuk 2 (dua) jenis bencana, yaitu
bencana cuaca ekstrim dan gelombang ekstrim dan abrasi. Bencana-
bencana tersebut merupakan bencana prioritas penanganan di Kota
Makassar, hal tersebut dilihat berdasarkan potensi bahaya dan kerentanan
wilayah yang tinggi.
2. Optimalisasi tanggap darurat bencana
Masa penanganan darurat bencana membutuhkan pengelolaan
tanggap darurat bencana yang terfokus dan terarah untuk setiap bencana
di Kota Makassar. Pengelolaan tanggap darurat terhadap masing-masing
potensi bencana di Kota Makassar adalah melalui ketersediaan tempat dan
jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu evakuasi yang dititik
beratkan pada daerah yang memiliki risiko tinggi. Upaya lainnya adalah
penyediaan kebutuhan masa tanggap darurat bencana seperti tempat
pengungsian sementara yang layak bagi penduduk berpotensi terdampak
bencana sampai keadaan kembali normal. Tempat pengungsian tersebut
dilengkapi dengan sumber air bersih, sarana sanitasi, dan layanan
kesehatan yang didukung oleh prosedur dan mekanisme pengelolaan
tempat pengungsian di Kota Makassar. Pengelolaan tanggap darurat di
Kota Makassar tersebut lebih difokuskan untuk bencana banjir,
kekeringan, epidemi dan wabah penyakit, kebakaran hutan dan lahan,
gelombang ekstrim dan abrasi serta banjir bandang.
e. Peningkatan Kapasitas Pemulihan Bencana
❖ Menyusun rancangan pemulihan pasca bencana yang telah
mempertimbangkan prinsip-prinsip risiko bencana guna menghindari risiko
baru dari pembangunan.
Langkah-langkah pengurangan risiko bencana dipadukan ke dalam proses-
proses rehabilitasi dan pemulihan pasca bencana. Pemerintah Kota Makassar
perlu menjamin penyelenggaraan mekanisme pelaksanaan pemulihan pasca
bencana yang dapat menghindari munculnya risiko baru dari pembangunan
yang dilakukan pasca bencana di Kota Makassar. Tindakan ini dilakukan
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 136
untuk menghindari kegiatan pemulihan yang dilakukan tidak kembali
hancur/rusak akibat bencana sejenis dan bencana lainnya pada masa
datang. Salah satu upayanya adalah melalui penyusunan rancangan
pemulihan pasca bencana yang telah mempertimbangkan prinsip-prinsip
risiko bencana.
Kebijakan Teknisnya :
Penyelenggaraan pemulihan dampak bencana merupakan proses yang
memerlukan waktu dan tahapan yang cukup lama. Hal ini dikarenakan
pemulihan bukan hanya dari rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur, namun
lebih kepada normalisasi kehidupan pasca bencana. Oleh karena itu,
diperlukan langkah kongkrit dari Pemerintah Kota Makassar dalam melakukan
upaya optimalisasi pemulihan dampak bencana terutama yang bersifat masif
dan menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Dampak bencana yang bersifat masif memerlukan sebuah penyelenggaraan
proses rehabilitasi dan rekonstruksi terutama kepada infrastruktur yang rusak.
Hal mendasar yang dilakukan adalah pengkajian terhadap kerusakan dan
kerugian dari dampak bencana. Selanjutnya Pemerintah Kota Makassar dapat
menyusun sebuah rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan
besaran dampak bencana yang ditimbulkan. Hal ini dilakukan agar pemulihan
sarana dan prasarana publik dan rekonstruksi rumah korban bencana dapat
dilakukan lebih terarah dan efektif.
Upaya lain yang penting dilakukan dalam penyelenggaran pemulihan sosial,
ekonomi, budaya dan lingkungan serta normalisasi kehidupan korban
bencana. Perlu adanya langkah yang lebih terpadu dari pemerintah untuk
memulihkan kondisi tersebut. Pemerintah Kota Makassar dapat melakukannya
dari langkah awal dalam pengkajian jumlah korban dan kerusakan
perekonomian dan lingkungan. Selanjutnya dilakukan upaya pemulihan
kesehatan dan kondisi psikologis dari korban bencana yang selamat. Segala
upaya yang dilakukan tidak terlepas dari tahapan yang dilakukan agar
pemulihan dampak bencana dapat lebih dioptimalkan
f. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana penanggulangan bencana
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 137
Peningkatan ini dapat dilakukan dengan melakukan penataan sarana dan
prasarana pendukung penanggulangan bencana yang sudah ada sesuai
dengan peraturan BNPB yang sudah ditetapkan untuk mempermudah dan
menjaga kualitas sarana dan prasarana tersebut. Juga perlu dilakukan
pengembangan atau penambahan sarana dan prasarana berdasarkan
standarisasi minimal peralatan demi kelancaran pelaksanaan penanggulangan
bencana di Kota Makassar.
g. Meningkatkan kapasitas SDM dalam mendukung penanggulangan
bencana
Pekerjaan di BPBD adalah tugas mulia. Para aparatur dan relawan harus
selalu siap dan siaga dalam menghadapi berbagai situasi. Sebab, bencana
dating tidak mengenal waktu dan tempat. Tugas ini harus dilandasi dengan
panggilan jiwa dan komitmen yang kuat. Jadi perlu peningkatan kapasitas SDM
melalui pengikutsertaan aparatur dan relawan dalam pelatihan-pelatihan baik
itu diselenggarakan oleh BNPB maupun BPBD Provinsi ataupun dilaksanakan
BPBD Kota Makassar serta yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga
kemanusiaan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas kemampuan SDM dalam
penanggulangan bencana.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 138
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana, memberikan amanat penyelenggaraan penanggulangan
bencana yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi dan rekonstruksi dengan tujuan untuk menjamin
terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka
memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko dan
dampak bencana. selanjutnya Tanggung jawab pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:
a. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang
terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum;
b. pelindungan masyarakat dari dampak bencana;
c. pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko
bencana dengan program pembangunan; dan
d. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran
pendapatan belanja daerah yang memadai.
Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) mempunyai fungsi:
a) perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan
efisien; serta. b) pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 139
4.1.1 Visi BPBD Kota Makassar
Berdasarkan kewenangan dan fungsi tersebut maka Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar sebagai
pemegang mandat pembangunan di bidang penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kota Makassar menetapkan visi BPBD
sebagai berikut.
“Terwujudnya Kota Makassar Tangguh Terhadap Bencana
Menuju Kota Dunia”.
Dari visi tersebut ada beberapa pokok-pokok visi yaitu :
Tangguh, kuat dan handal menghadapi bencana, dimana
kekuatan/kehandalan tersebut dibentuk secara terencana, terpadu
dan menyeluruh yang meliputi unsur-unsur pemerintah,masyarakat
dan dunia usaha. Kehandalan menghadapi bencana ini dibentuk
melalui penyusunan regulasi yang mengadopsi risiko bencana,
penyiapan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang
memadai untuk penanggulangan bencana sehingga setiap unsur yang
terkait memiliki kapasitas yang prima dalam mencegah dan
menangani bencana.
Ancaman, Merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang berpotensi
menimbulkan kerusakan,kehilangan jiwa manusia,kerusakan
lingkungan, dan menimbulkan dampak suatu kondisi yang ditentukan
oleh psikologis.
Bencana, Merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan/atau factor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia,kerusakan lingkungan,kerugian harta benda dan
dampak psikologis.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 140
Kota Dunia, dimaksudkan adalah Kota Makassar yang memiliki
keunggulan komparatif kompetitif dan inklusifitas yang berdaya Tarik
tinggi atau memukau dalam banyak hal. Diantaranya potensi
Sumberdaya alam dan infrastruktur sosial ekonomi yang menjanjikan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan standar dunia. Pokok visi
ini dapat dikristalkan sebagai terwujudnya ‘’masyarakat sejahtera standar
dunia’’.
Urgensi perwujudan kota yang tangguh bencana adalah mencoba
untuk memaksimalkan kesiapsiagaan bencana, yang muaranya ada pada
minimalisasi risiko dan kerugian akibat bencana.
Kota Makassar yang tangguh terhadap ancaman bencana
merupakan perwujudan upaya untuk menggalang partisipasi nyata
seluruh lapisan masyarakat Kota Makassar dalam menghadapi ancaman
bencana mulai dari tahapan pra bencana, saat bencana hingga tahapan
pasca bencana. Ketangguhan menghadapi bencana ini dibentuk melalui
penyusunan regulasi yang mengadopsi risiko bencana, penyiapan
sumber daya manusia dan sarana prasarana yang memadai untuk
penanggulangan bencana sehingga setiap unsur yang terkait memiliki
kapasitas yang prima dalam mencegah dan menangani bencana.
Melalui pengembangan kapasitas Pemerintah, Masyarakat dan
dunia usaha, maka diharapkan agar pada masing-masing sektor dan
lembaga masyarakat dapat menunjukkan peranannya secara nyata yang
bersinergi dilapangan, dan untuk mencapai hal itu, maka tersedianya
perangkat kebijakan operasional, adanya koordinasi antar sektor, adanya
kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat yang bersinergi serta
tingginya partisipasi masyarakat yang tangguh menghadapi ancaman
bencana merupakan kondisi yang diinginkan dalam penanganan
penanggulangan bencana.Dengan demikian untuk dapat menjadi kota
dunia adalah ketangguhan kota terhadap bencana merupakan salah satu
unsur yang harus dipenuhi.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 141
Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan atau mengurangi
ancaman bencana.
Tabel 4.2. Perumusan Visi BPBD Kota Makassar
No. Perwujudan Visi Pokok-pokok Visi Pernyataan
Visi
1
Tangguh
kuat dan handal menghadapi bencana, dimana
kekuatan/kehandalan tersebut dibentuk secara
terencana, terpadu dan menyeluruh yang meliputi
unsur-unsur pemerintah,masyarakat dan dunia usaha.
Kehandalan menghadapi bencana ini dibentuk
melalui penyusunan regulasi yang mengadopsi risiko
bencana, penyiapan sumber daya manusia dan
sarana prasarana yang memadai untuk
penanggulangan bencana sehingga setiap unsur yang
terkait memiliki kapasitas yang prima dalam
mencegah dan menangani bencana.
Te
rwu
jud
nya
Ko
ta M
ak
assa
r Y
an
g T
an
ggu
h T
erh
ad
ap
Be
nca
na
Me
nu
ju K
ota
Du
nia
2
Ancaman
Adalah Suatu kejadian atau peristiwa yang berpotensi
menimbulkan kerusakan,kehilangan jiwa
manusia,kerusakan lingkungan, dan menimbulkan
dampak suatu kondisi yang ditentukan oleh
psikologis,
3
Bencana
Merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia,kerusakan lingkungan,kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
4
Kota Dunia
dimaksudkan adalah Kota Makassar yang memiliki
keunggulan komparatif kompetitif dan inklusifitas
yang berdaya Tarik tinggi atau memukau dalam
banyak hal. Diantaranya potensi Sumberdaya alam
dan infrastruktur sosial ekonomi yang menjanjikan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan
standar dunia. Pokok visi ini dapat dikristalkan
sebagai terwujudnya ‘’masyarakat sejahtera standar
dunia’’.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 142
Tabel 4.3. Penyusunan Penjelasan Visi
Visi Pokok-pokok Visi Penjelasan Visi
Mewujudkan Kota
Makassar Tangguh
Terhadap Ancaman
Bencana Menuju Kota
Dunia
Tangguh
kuat dan handal menghadapi
bencana, dimana
kekuatan/kehandalan tersebut
dibentuk secara terencana, terpadu
dan menyeluruh yang meliputi
unsur-unsur
pemerintah,masyarakat dan dunia
usaha. Kehandalan menghadapi
bencana ini dibentuk melalui
penyusunan regulasi yang
mengadopsi risiko bencana,
penyiapan sumber daya manusia
dan sarana prasarana yang
memadai untuk penanggulangan
bencana sehingga setiap unsur
yang terkait memiliki kapasitas
yang prima dalam mencegah dan
menangani bencana.
Ancaman
Adalah Suatu kejadian atau
peristiwa yang berpotensi
menimbulkan
kerusakan,kehilangan jiwa
manusia,kerusakan lingkungan,
dan menimbulkan dampak suatu
kondisi yang ditentukan oleh
psikologis,
Bencana
Merupakan peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor
non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia,kerusakan
lingkungan,kerugian harta benda
dan dampak psikologis.
Kota Dunia
dimaksudkan adalah Kota
Makassar yang memiliki
keunggulan komparatif kompetitif
dan inklusifitas yang berdaya Tarik
tinggi atau memukau dalam banyak
hal. Diantaranya potensi
Sumberdaya alam dan infrastruktur
sosial ekonomi yang menjanjikan
terwujudnya kesejahteraan
masyarakat dengan standar dunia.
Pokok visi ini dapat dikristalkan
sebagai terwujudnya ‘’masyarakat
sejahtera standar dunia’’.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 143
4.1.2 Misi BPBD Kota Makassar
Agar Visi BPBD Kota Makassar dapat terwujud, maka ditetapkan
misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
2. Mengembangkan kapasitas kedaruratan dan logistik
3. Mengembangkan kapasitas Rehabilitasi dan Rekonstruksi
4. Mengembangkan kapasitas aparatur dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 144
Tabel 4.4
Perumusan Misi
No Visi Pokok-
pokok Visi
Stakeholder Layanan
Misi SKPD Lain
Pengguna Layanan
Pelaku Ekonomi Lainnya
(√)
Rincian Misi
(X) - (√) Rincian
Misi (√)
Rincian Misi
1 Mewujudkan
Kota
Makassar
Tangguh
Terhadap
Ancaman
Bencana
Menuju Kota
Dunia
Tangguh Menyelenggarakan
penanggulangan
bencana secara
terencana,
terpadu,
terkoordinasi, dan
menyeluruh
Ancaman Mengembangkan
kapasitas
kedaruratan dan
logistik
Bencana Mengembangkan
kapasitas
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
Kota Dunia Mengembangkan
kapasitas aparatur
dalam
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 89
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kota Makassar
4.2.1 Tujuan
Untuk merealisasikan misi BPBD tersebut perlu ditetapkan tujuan BPBD Kota
Makassar dalam kurun waktu lima (5) tahun ke depan. Tujuan adalah pernyataan-
pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,
melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis
daerah yang dihadapi. Tujuan ini ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan
visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu strategis dan analisis lingkungan. Tujuan
yang ingin dicapai dalam rencana strategik 5 (lima) tahun kedepan (2014-2019)
ditetapkan dengan mempertimbang kan Visi, Misi serta Tugas Pokok dan Fungsi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar. Tujuan
dimaksud adalah :
1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib,tentram dan damai.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup kota
3. Meningkatkan kinerja pelayanan publik
4. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi
4.2.2 Sasaran
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata, spesifik, terukur
dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan, dalam kurun waktu
tertentu/ tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan. Sasaran
tersebut adalah :
1. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian serta penanggulangan korban
bencana dan bahaya kebakaran (24)
2. Terwujudnya water-front city dan tata kelola lingkungan pesisir/pulau-pulau
(33)
3. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat dan berkualitas (44)
4. Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerah (42)
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 90
Tabel 4.5
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
Capaian pada Tahun
Awal Perencanaan
TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tentram dan damai
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian serta penanggulangan korban bencana dan bahaya kebakaran (24)
Cakupan pelayanan kebakaran dan bencana lainnya
75% 80% 85% 90% 95% 100%
2 Mengoptimalkan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup kota
Terwujudnya Water-Front City dan tata kelola lingkungan pesisir/pulau-pulau (33)
Luas Water Front City yang terkelola
44% 56% 67% 78% 89% 100%
3 Peningkatan kinerja pelayanan publik
Terwujudnya pelayanan publik yang cepat dan berkualitas (44)
Indeks Kepuasan Masyarakat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4 Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi
Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerah (42)
% SDM Aparatur yang menempati unit kerja sesuai dengan kompetensinya 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4.3 Strategi dan Kebijakan BPBD Kota Makassar
Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang
menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta
selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Rumusan strategi
menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana BPBD menciptakan nilai
tambah (value added) bagi stakeholder layanan.
Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran sebagai berikut :
1. Melaksanakan perluasan cakupan kegiatan pencegahan bencana
2. Peningkatan upaya pengurangan bencana
3. Penyusunan dokumen penanggulangan bencana kota makassar
4. Pelayanan administrasi perkantoran yang tertib, efektif, dan efisien
5. Terlaksananya Pelaporan secara berkala, transparan dan akuntabel
Agar strategi tersebut di atas dapat diimplementasikan maka
ditetapkan kebijakan sebagai berikut :
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 91
1. Peningkatan kegiatan mitigasi dan pencegahan bencana
2. Terlaksananya posko siaga dan tanggap darurat bencana sesuai prosedur
3. Peningkatan rasio ketersediaan kebutuhan bantuan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana
4. Peningkatan pelaksanaan good governance
5. Peningkatan pencapaian perencanaan yang implementatif, tepat sasaran
dan terukur
Keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi dan kebijakan
disajikan dalam Tabel 4.7. di bawah ini.
Tabel 4.7.Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
VISI : “ Mewujudkan Kota Makassar Tangguh Terhadap Ancaman Bencana Menuju Kota Dunia
MISI I : 1. Menyelenggarakan upaya pencegahan dan pegurangan resiko bencana
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tujuan 1 Sasaran 1 strategi 1 Kebijakan 1
Mengoptimalkan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup kota
Terwujudnya waterfront city dan tata kelola lingkungan pesisir/pulau-pulau (33)
Melaksanakan perluasan cakupan kegiatan pencegahan bencana
Peningkatan Kegiatan Mitigasi / pencegahan bencana
MISI II : Mengembangkan kapasitas kedaruratan dan logistik
Tujuan 2 Sasaran 2 strategi 2 Kebijakan 2
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman,tertib,tentram, dan damai
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian serta penanggulangan korban bencana dan bahaya kebakaran (24)
Peningkatan upaya pengurangan bencana
Terlaksananya posko siaga dan tanggap darurat bencana
MISI III : Mengembangkan kapasitas Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Tujuan 3 Sasaran 3 strategi 3 Kebijakan 3
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman,tertib,tentram, dan damai
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian serta penanggulangan korban bencana dan bahaya kebakaran (24)
Penyusunan dokumen penanggulangan bencana Kota Makassar
Peningkatan rasio tersediaan dan kebutuhan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencan
MISI IV : Mengembangkan kapasitas aparatur dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
Tujuan 4 Sasaran 4 strategi 4 Kebijakan 4
Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik
Terwujudnya Pelayanan Publik yang cepat dan berkualitas (44)
Pelayanan administrasi perkantoran yang tertib, efektif, dan efisien
Peningkatan pelaksanaan good governance
Tujuan 5 Sasaran 5 strategi 5 Kebijakan 5
Mewujudkan Percepatan Reformasi birokrasi
Terwujudnya Pendayagunaan Aparatur Pemerintah Daerah (42)
Terlaksananya Pelaporan secara berkala, transparan dan akuntabel
Peningkatan pencapaian perencanaan yang implementatif, tepat sasaran dan terukur
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 92
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada Bab sebelumnya telah diuraikan Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan
kebijakan maupun program Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Makassar yang secara langsung maupun tidak langsung akan mendukung
dalam mewujudkan Visi dan Misi Kepala Daerah. Program / Kegiatan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang akan dilaksanakan merupakan
bagian dari program pembangunan Kota Makassar yang berisi program
prioritas terpilih untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut.
Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Makassar tahun 2015– 2019 dimaksudkan sebagai dasar penyusunan
kebijakan, program, kegiatan dan indikator (tolok ukur) kinerja kegiatan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam pencapaian visi dan misi
serta tujuan organisasi.
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, kelompok Sasaran, dan
Pendanaan Indikatif pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Makassar Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 93
5.1. Rencana Program dan Kegiatan
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi
pemerintah ataupun masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah
guna mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Program dan Kegiatan BPBD Kota
Makassar sebagai berikut :
a. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan
1) Pembentukan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
2) Gladi Lapang Penanggulangan Bencana
3) Pelatihan dasar relawan pemuda penanggulangan bencana
4) Pelatihan upaya pengurangan risiko bencana
5) Pemetaan wilayah rawan bencana
6) Posko kesiapsiagaan penanggulangan bencana
7) Penyusunan Standar Operasional prosedur (SOP) dan Standar
Pelayanan Publik
8) Pelatihan Kaji Cepat (assesment) korban bencana
9) Pembentukan dan pembinaan kelurahan tangguh bencana
10) Pelatihan Fasilitator Penanggulangan bencana
11) Update data wilayah rawan bencana
12) Rencana Mitigasi Bencana
13) Pembangunan Pengaman Pantai
14) Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana
15) Workshop Aplikasi Sistem Peringatan Dini Bencana
16) Pembangunan Emergency Centre
17) Pelatihan selam rescue (underwater rescue) bagi relawan
18) Orientasi dan pelaksanaan diklat SAR laut
19) Penyediaan Media dan publikasi kebencanaan Kota Makassar
20) Siaga Tanggap Bencana di Lorong (TABE RONG)
b. Program Kedaruratan dan Logistik
1) Penyiapan dan penyaluran kebutuhan dasar logistik korban bencana
tanggap darurat
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 94
2) Posko siaga dan tanggap darurat bencana
3) Pemeliharaan peralatan pendukung penanggulangan bencana
4) Pemberdayaan TRC dalam kaji cepat dampak bencana
c. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi
1) Identifikasi dan verifikasi kondisi dan kerusakan dan kerugian sarpras
umum, harta dan rumah penduduk
2) Pelatihan Analisa Dampak Kerugian, Kerusakan serta Penilaian
Kebutuhan Pasca Bencana
3) Fasilitasi perbaikan (rehabilitasi) sarpras umum, fasilitas pemerintah,
lingkungan dan rumah penduduk
4) Pemulihan Ekonomi Produktif Pasca Bencana
5) Pemulihan pelayanan kesehatan dan psikologis Pascabencana
6) Penyiapan dan Penyaluran Bantuan rumah Penduduk miskin
Pascabencana secara stimulan
7) Pemeliharaan Bangunan Fisik sebagai pengurangan resiko bencana dan
adaptasi terhadap perubahan dampak iklik global
8) Penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
d. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, sumber daya air dan listrik
3) Penyediaan jasa kebersihan kantor
4) Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi kantor/teknis Iainnya
5) Penyediaan bahan bacaan
6) Pengelolaan administrasi perkantoran
7) Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah
8) Sosialisasi Kinerja Pelayanan Publik
9) Penyediaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1) Pengadaan perlengkapan kantor
2) Pengadaan Alat angkutan darat bermotor
3) Pengadaan alat kantor
4) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan gedung kantor
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 95
5) Pengadaan alat rumah tangga
6) Pengadaan Komputer
7) Pengadaan Alat Studio
8) Pengadaan meja dan kursi kerja/rapat
9) Pengadaan bangunan gedung tempat kerja
10) Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan
11) Pemeliharaan rutin/berkala alat angkutan darat bermotor
12) Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga
13) Pemeliharaan rutin/berkala komputer
14) Pemeliharaan rutin/berkala meja dan kursi kerja/rapat
15) Pemeliharaan rutin/berkala bangunan gedung tempat kerja
16) Penyediaan jasa perizinan dan sertifikasi
17) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/penerangan bangunan kantor
18) Pengadaan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
19) Pengadaan peralatan dan perlengkapan pendukung penanggulangan
bencana
20) Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Angkutan Laut Bermotor
f. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
1) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
2) Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
3) Pengadaan pakaian kerja lapangan
g. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1) Pelatihan manajemen dan standar penyaluran logistik dan kedaruratan
2) Fasilitasi kegiatan diklat kedinasan (Pendidikan dan Pelatihan Formal)
3) Penyusunan Profile Kebencanaan Kota Makassar
h. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
1) Penyusunan RENSTRA SKPD
2) Penyusunan RKA-SKPD
3) Penyusunan DPA-SKPD
4) Penyusunan RENJA-SKPD
5) Penyusunan LAKIP-SKPD
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 96
6) Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) SKPD
7) Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran Dan Laporan Keuangan
Akhir Tahun Serta Perhitungan Penyusutan Aset SKPD
8) Pengelolaan keuangan SKPD
9) Peningkatan kinerja Pelayanan dan administrasi
10) Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
5.2. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Program (outcome) :
1. Indeks Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Cakupan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Persentase Ketersediaan Pakaian Dinas Pegawai
4. Cakupan Aparatur yang mendapatkan Pelatihan Kompeten di Bidangnya
5. Persentase Capaian Kinerja yang termuat dalam Perjanjian Kinerja
Perangkat Daerah
6. Panjang Pengaman Pantai yang dibangun
7. Jumlah unit Carester yang dibangun
8. Cakupan ketersediaan data informasi dan kajian dalam pengurangan risiko
bencana
9. Persentase kejadian bencana yang ditangani dengan baik
10. Persentase penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
5.3. Kelompok Sasaran
Kelompok Sasaran dalam pelaksanaan Renstra Tahun 2014-2019 Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar adalah Pemangku
Kepentingan Penanggulangan Bencana Termasuk Aparatur dan Masyarakat.
Adapun Sasaran BPBD Kota Makassar yaitu :
1. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat dan berkualitas (44)
2. Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerah (42)
3. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian serta penanggulangan korban
bencana dan bahaya kebakaran (24)
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 97
4. Terwujudnya Water-Front City dan tata kelola lingkungan pesisir/pulau-pulau
(33)
5.4. Pendanaan Indikatif
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar mendapatkan
Dana dari Dana Alokasi Umum (APBD Kota Makassar). Hal tersebut termuat
dalam Tabel 5.1. pada lampiran
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 95
BAB VI
INDIKATOR KINERJA BPBD KOTA MAKASSAR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan bagian kinerja BPBD Kota Makassar yang
secara langsung menunjukkan kinerja BPBD Kota Makassar dalam 5 (lima) tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD. Adapun indikator kinerja BPBD yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RPJMD sebagaimana pada tabel dibawah ini :
RENSTRA TAHUN 2015 - 2019
RENSTRA – BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 96
Tabel. 6.1 Indikator Kinerja BPBD Kota Makassar yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN
KONDISI KINERJA PADA
AWAL PERIODE RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI KINERJA
PADA AKHIR PERIODE RPJMD
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2019
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Indeks Pelayanan Administrasi Perkantoran Persen 100 100 100 100 100 100 100
2 Cakupan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persen 100 100 100 100 100 100 100
3 Persentase Penurunan Jumlah Pelanggaran Disiplin Berpakaian Dinas
Persen 100 100 100 100 100 100 100
4 Cakupan Aparatur yang mendapatkan Pelatihan Kompetensi di Bidangnya
Persen 100 100 100 100 100 100 100
5 Persentase Capaian Kinerja yang termuat dalam perjanjian Kinerja
Persen 100 100 100 100 100 100 100
6 Persentase Kejadian Bencana yang ditangani dengan baik
Persen 75 80 85 90 95 100 100
7 Panjang Pengaman Pantai yang dibangun Meter 100 - - 350 350 - 800
8 Jumlah Unit Care and Rescue Centre (Carrester) yang berfungsi
Unit - - 1 2 3 - 6
9 Cakupan Ketersediaan Data dan Informasi dan Kajian dalam Pengurangan Resiko Bencana
Persen 44 56 67 78 89 100 100
10 Persentase Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
Persen 20 20 40 60 80 100 100
RENSTRA-BPBD KOTA MAKASSAR 2015-2019 97
BAB VII
PENUTUP
Rencana strategis (Renstra) (Perubahan) BPBD Kota Makassar untuk
tahun 2015-2019 adalah merupakan komitmen perencanaan pembangunan
daerah yang merupakan tolok ukur dalam menjalankan misi sebagai
perwujudan dari visi organisasi BPBD Kota Makassar.
Rencana Strategis ini disusun berdasarkan arah dan kebijakan
pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar. Dokumen rencana strategis ini
akan dijadikan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan-kegiatan selama lima
tahun ke depan serta menentukan tahapan-tahapan kegiatan perencanaan
sesuai skala prioritas,juga sebagai wadah bagi pimpinan serta seluruh jajaran
BPBD Kota Makassar untuk membangun arah dan tujuan organisasi,
mendorong terciptanya sistem kerja yang efektif dan efisien.
Pelaksanaan Rencana Strategis BPBD Kota Makassar untuk Tahun
2015-2019, didasari oleh prinsip-prinsip pemerataan dan berkeadilan untuk
Mewujudkan Masyarakat Kota Makassar yang Nyaman untuk semua.
Demikian Rencana Strategis BPBD Kota Makassar ini dibuat untuk
dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan
Penanggulangan bencana di Kota Makassar.
Makassar, 2017 Kepala Pelaksana BPBD,
dr. Muhammad Rusly, M.Kes Pangkat : Pembina Utama Muda Nip : 19630308 199803 1 002