BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis...

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40). Kasus dalam laporan ini disusun berdasarkan dari Ny. D dengan kehamilan pertama datang dengan keluhan perut kenceng-kenceng. Kasus dipilih dengan pertimbangan pentingnya menmpelajari proses persalinan normal yang sering ditemukan di rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Persalinan normal menunjukkan fase fisiologis kelamilan dan memiliki keuntungan bagi pasien, yakni membutuhkan biaya yang lebih murah. Pada kehamilan pertama (primigravida) membutuhkan proses persalinan yang lebih lama dibandingkan kehamilan kedua, sehingga diperlukan kesiagaan bagi tenaga medis. Kemampuan memahami tanda-tanda dan faktor persalinan dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi dari kehamilan. Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pembaca khususnya mahasiswa akan pentingnya mengetahui proses persalinan pervaginam. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah penegakan diagnosis kasus Ny. F? 2. Apa penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. F? 1.3 Tujuan Laporan kasus ini disusun untuk membantu penulis mengetahui dan memahami tentang: 1

Transcript of BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis...

Page 1: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau

9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana

trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu

(minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28

hingga ke 40).

Kasus dalam laporan ini disusun berdasarkan dari Ny. D dengan kehamilan

pertama datang dengan keluhan perut kenceng-kenceng. Kasus dipilih dengan

pertimbangan pentingnya menmpelajari proses persalinan normal yang sering

ditemukan di rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Persalinan normal

menunjukkan fase fisiologis kelamilan dan memiliki keuntungan bagi pasien, yakni

membutuhkan biaya yang lebih murah.

Pada kehamilan pertama (primigravida) membutuhkan proses persalinan

yang lebih lama dibandingkan kehamilan kedua, sehingga diperlukan kesiagaan

bagi tenaga medis. Kemampuan memahami tanda-tanda dan faktor persalinan

dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi dari kehamilan. Dengan

disusunnya makalah ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran pembaca khususnya mahasiswa akan pentingnya mengetahui proses

persalinan pervaginam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penegakan diagnosis kasus Ny. F?

2. Apa penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. F?

1.3 Tujuan

Laporan kasus ini disusun untuk membantu penulis mengetahui dan

memahami tentang:

1

Page 2: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

1. Penegakan diagnosis partus normal

2. Penatalaksanaan pada persalinan partus normal.

1.4 Manfaat

Laporan kasus ini bermanfaat sebagai resume dari beberapa referensi

tentang persalinan pervaginam yang diharapkan dapat mempermudah pemahaman

penulis tentang persalinan pervaginam.

2

Page 3: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

BAB IISTATUS PENDERITA

1.2 IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. S

Umur :34 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Alamat : Karang Widoro

Status Perkawinan : Menikah

Suku : Jawa

Tanggal pemeriksaan : 26-9-2014

1.3 ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : Kenceng-kenceng di bagian perut

Harapan : Pasien bisa melahirkan dengan selamat secara

normal.Kekhawatiran :

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien seorang wanita berusia 34 tahun datang ke RSI UNISMA

dengan keluhan kenceng-kenceng di daerah perut dan merasa baru saja

ketuban pecah di kendaraan.Selain itu pasien juga nyeri dan merasa

khawatir karena keluar darah dari daerah kewanitaannya. Darah keluar dan

rasa kenceng-kenceng dirasakan sejak dua hari yang lalu. Pasien sedang

hamil kira-kira 39-40 minggu dengan tanggal perkiraan kelahiran 06

Oktober 2014.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat sakit serupa : -

- Riwayat penyakit jantung & pembuluh darah : Disangkal

3

Page 4: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

- Riwayat alergi obat : Disangkal

- Riwayat alergi makanan :Disangkal

- Riwayat penyakit saat kehamilan : Disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat hipertensi : Disangkal

- Riwayat sakit gula :Disangkal

- Riwayat jantung : Disangkal

5. Riwayat Kebiasaan :

- Riwayat merokok :Disangkal

- Riwayat minum alcohol : Disangkal

- Riwayat olah raga :Melakukan aktivitas rumah tangga

sehari-hari

- Riwayat pengisian waktu luang : selain melakukan pekerjaan rumah

tangga dirumah,pasien juga berjualan gorengan di depan rumahnya.

- Pola istirahat:8jam/hari

5. Riwayat Sosial ekonomi:

Sumber penghasilan utama sebagian besar didapatkan dari suami

Ny.S yang bekerja sebagai buruh swasta.dan sebagian lagi dari Ny.S

sendiri yang berjualan sebagai penjual gorengan,namun semenjak anak

keduanya lahir Ny S behenti berjualan.

6. Riwayat Gizi:

Penderita makan sehari-hari 3 kali sehari dengan menu nasi, tahu,

tempe, sayur, ayam, dan daging.

7. Riwayat Menstruasi

- Usia menarche : 12 tahun

4

Page 5: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

- Jumlah darah haid : 3 softek per hari

- HPHT : 20-1-2014

- Lama haid: 4 hari

- TP: 27-10-2014

- Flour albus: tidak ada

- Keluhan saat haid : ada dismenorhea

8. Riwayat Hamil sekarang

- Muda : Mual ( + ), Muntah ( + ), dll

- Tua : Pusing ( - ) , Sakit kepala ( - ), Perdarahan ( + / spotting ) ,

Gatal (+),dan bengkak di kaki (+)

- Riwayat Imunisasi : tidak ada

- Gerakan janin pertama : 4 bulan

- Gerakan janin terakhir : saat pemeriksaan

- Tanda bahaya dan penyulit kehamilan : jarak dengan kehamilan

yang lalu

- Obat dan jamu yang dikonsumsi saat hamil : mengkonsumsi jamu

sachetan saat hamil.

- Keluhan BAK : Disangkal , BAB: Disangkal

- Kekhawatiran khusus : tidak ada

9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu : -

Umur kehamilan (9 bulan)

Jenis persalinan :Partus normal

Penolong persalinan:Bidan

5

Page 6: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Penyulit: Tidak ada

Anak:laki-laki

Keadaan anak:14 th

Sekarang:(hidup)

10.Riwayat pernah operasi: tidak ada

11.Riwayat penyakit keluarga:tidak ada

12.Riwayat perkawanian:kawin 1 kali saat Ny.S berusia 19 tahun dan

suaminya yang kawin juga saat berusia 19 tahun.

13. Riwayat KB dan rencana KB

Metode yang pernah dipakai:suntik lama 12 tahun berhenti 2 tahun.

Komplikasi dari KB: tidak ada

Rencana pemakaian KB selanjutnya:tidak ada

14. Riwayat ginekologi:

Infertilitas: tidak ada

Polip serviks : tidak ada

Kanker kandungan: tidak ada

1.4ANAMNESIS SISTEM

1. Kulit:t

Kulit kering ( - ) , kulit gatal ( - )

2. Kepala :

Sakit kepala ( - ) , pusing ( - ) , rambut putih ( - ), rambut mudah rontok

( - ), luka pada kepala ( - ), benjolan / borok di kepala ( - )

3. Mata:

Pandangan mata berkunang – kunang ( - ) , penglihatan kabur ( - )

6

Page 7: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

4. Hidung : :

Tersumbat ( - ) , mimisan ( - )

5. Telinga:

Pendengaran berkurang ( - ) , berdengung ( - ) , keluar cairan ( - )

6. Mulut:

Sariawan ( - ) , mulut kering ( - )

7. Tenggorokan:

Sakit menelan ( - ) , serak ( - )

8. Pernafasan:

Sesak nafas ( - ) , batuk lama ( - )

9. Kardiovaskuler:

Berdebar – debar ( - ) , nyeri dada ( + )

10. Gastrointestinal:

Mual (-), muntah ( - ), nyeri perut ( + ), diare ( - )

11. Genitourinaria:

BAK lancar, warna dan jumlah dalam batas normal

12. Neurologik:

Kejang ( - ) , lumpuh ( - ), kesemutan pada kedua kaki dan tangan ( - )

13. Psikiatri:

Emosi stabil , mudah marah ( - )

14. Muskuloskeletal:

Kaku sendi ( - ) , nyeri tangan dan kaki ( - ), nyeri otot ( - )

15. Ekstremitas:

a. Atas kanan : bengkak ( - ) , sakit ( - ) , luka ( - )

b. Atas kiri : bengkak ( - ) , sakit ( - ) , luka ( - )

c. Bawah kanan : bengkak ( - ) , sakit ( - ) , luka ( - )

7

Page 8: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

d. Bawah kiri : bengkak ( - ) , sakit ( - ) , luka ( - )

1.5 PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Cukup, kesadaran compos mentis ( GCS E₄ V₅ M₆ )

2. Tanda Vital

BB : 69kg TB : -Tensi : 130/80 mmHgNadi : 98 kali/menit, regular, simetrisPernafasan: 20 kali/ menitSuhu : 36,5oC

3. Kulit

Warna sawo matang , ikterik ( - ) , sianosis ( - )

4. Kepala

Bentuk mesocephal , tidak ada luka , rambut tidak mudah dicabut , makula

( - ) ,papula ( - ), nodula ( - )

5. Mata

Conjuctiva anemis ( - / - ), sclera ikterik ( - / -), pupil isokor ( - / - ), reflek

cahaya ( + / + ) , warna kelopak ( coklat kehitaman ), katarak ( - / - ), arcus

senilis ( - / - ) , radang / conjunctivitis / uveitis ( - / - )

6. Hidung

Nafas cuping hidung ( - ) , secret ( - ) , epistaksis ( - ), deformitas hidung

( - ), hiperpigmentasi ( - )

7. Mulut

Bibir pucat ( - ) , bibir kering ( - ) , lidah kotor ( - ) , papil lidah atrofi ( - ) ,

tepi lidah hiperemis ( - ) , tremor ( - )

8. Telinga

Nyeri tekan mastoid ( - ) , secret ( - ) , pendengaran berkurang ( - ) ,

cuping telinga dalam batas normal

8

Page 9: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

9. Tenggorokan

Tonsil membesar ( - ) , pharing hiperemis ( - )

10. Leher

Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid ( - ), pembesaran kelenjar

limfe ( - ), lesi pada kulit ( - )

11. Toraks

Simetris , bentuk normochest, retraksi interkostal ( - ) , retraksi

subkostal( - ) , spider nevi ( - ) , venectasi ( - ), pembesaran kelenjar limfe

( - ), mamae (lunak, keras, berdungkul, port d’orange), colostrum (+ / +)

- Cor : I : Ictus cordis tak tampak

P :Ictus cordis kuat angkatP :Batas kiri atas : ICS II 1 cm lateral LPSSBatas kanan atas : ICS II LPSDBatas kiri bawah : ICS 1 cm lateral LMCSBatas kanan bawah : ICS IV LPSDBatas jantung kesan tidak melebar

- Pulmo : Statis ( depan dan belakang )

I :Pengembangan dada kanan sama dengan kiriP :Fremitus raba kanan sama dengan kiriP :Sonor (- / -)A :Suara dasar vesikuler ( - / - ) , suara tambahan ( - / - ),dinamis ( depan dan belakang )

12. Abdomen

I :Membesar dengan arah memanjang (+) , linea alba ( + ), striae livide ( +

), linea nigra (+),luka bekas operasi ( - )A :DJJ 140X/ menit,regulerPalpasi bimanual :

- Leopold I: TFU tidak diukur

- Leopold II : punggung kanan teraba

- Leopold III : presentasi kepala

- Leopold IV : penurunan kepala 5/5

9

Page 10: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

13. Sistem Collumna Vertebralis

I : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + )

P :Nyeri tekan ( - )

14. Ekstremitas : palmar eritema ( - / - )

Akral dingin

- -

- -

Oedem

- -

- -

Ulkus

- -

- -

15. Pemeriksaan Khusus:

a. Obstetrik

Abdomen :

1. Inspeksi : striae lividae (+), linea alba (+),linea

nigra (+),striae albican (+), bekas luka operasi (-)

2. Auskultasi : DJJ 141x/ menit, reguler

3. Palpasi : TFU tidak diukur, presentasi bagian bawah

kepala, penurunan kepala mendekati PAP, letak

punggung kiri, TBJ tidak diukur, gerakan janin ( + ),

His 10’.2x.30”

b. Ginekologi

i. Anogenital:

1. Inspeksi : discharge ( + / merah), condiloma ( - )

10

Page 11: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

2. Inspekulo : vagina (cairan, darah ), portio (keras,

licin, lunak, luka), terdapat jaringan plasenta ( - )

3. VT : Ø 10 cm, eff 100%, Ketuban ( + ), presentasi

kepala, denominator UUKft, Hodge III, Kesan

panggul dBN.

16. Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur : Dalam batas normalFungsi Vegetatif :Dalam batas normalFungsi Sensorik :

N N

N N

17. Pemeriksaan Psikiatri

Penampilan :Sesuai umur, perawatan diri cukupKesadaran : Tidak berubah (kualitatif),compos mentis (kuantitatif)Afek : AppropriatePsikomotor :NormoaktifProses pikir :Bentuk: Realistik

Isi : Waham ( - ) , halusinasi ( - ) , ilusi ( - )Arus : Koheren

Insight : Baik

1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG : tidak dilakukan

RESUME

Ny. D , 22 tahun datang ke Rumah Sakit Islam UNISMA dengan keluhan

kenceng-kenceng di daerah perut. Kenceng-kenceng disertai dengan keluarnya

bercak merah kecoklatan sejak dua hari yang lalu dan nyeri pada daerah

kewanitaannya. Pasien sedang hamil kira-kira 39-40 minggu dengan tanggal

perkiraan kelahiran 06 Oktober 2014. Dari pemeriksaan vital sign didapatkan

tensi 110/70 mmHg, denyut nadi 82 kali/menit, dan suhu 36,5oC. Hasil

pemeriksaan menunjukkan Ø 2 cm, eff 25%, ketuban ( - ), presentasi kepala,

11

Page 12: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

punggung kiri dan His 10.2x.30”. Hasil laboratorium DL dan UL dalam batas

normal.

1.7 DIAGNOSIS HOLISTIK

Ny. D ( 22 tahun) adalah pasien primigravida dengan kondisi keluarga

harmonis dan ekonomi menengah ke atas.

1. Diagnosis dari segi biologis :G1P0000Ab000, 39-40 minggu, kala 1 fase laten.

2. Diagnosis dari segi psikologis :Ny. D tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya. Ny. D seorang ibu

rumah tangga. Suami Ny. D, Tn. F, tinggal dan bekerja di luar kota namun

pulang seminggu sekali dan setiap hari libur. Hubungan antar anggota

keluarga Ny. D sangat harmonis. Tn. F selalu mendampingi Ny. D

mengikuti antenatal care di RSI. Keluarga sangat bahagia dengan

kehamilan Ny. D karena merupakan anak pertama dan cucu pertama

keluarga tersebut. 3. Diagnosis dari segi sosial :

Ny.D adalah seorang warga yang aktif di lingkungan sekitar. Karena

tinggal di daerah perkampungan, hubungan antar tetangga sangat baik.

Aspek Personal :

Keluhan Utama : Perut kenceng-kenceng

Harapan : Pasien bisa melahirkan dengan selamat secara

normal.

Kekhawatiran : Pasien khawatir karena sejak 2 hari yang

lalu keluar darah merah kecoklatan walaupun

sedikit.

Aspek Klinis : G1P0000Ab000, 39-40 minggu, kala 1 fase

laten

Aspek Resiko Internal :Kurangnya pengalaman dari keluarga untuk

pendampingan ibu hamil. Kehamilan ini

merupakan pengalaman pertama bagi

pasiendan pasangannya.

Aspek Resiko Eksternal :Pasien berasal dari keluarga menengah ke

atas dan berkecukupan. Hubungan pasien

dengan komunitasnya baik, seluruh tetangga

12

Page 13: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

pasien peduli terhadap kehamilan pasien dan

kerap mengunjungi pasien. Pasien tinggal di

daerah perumahan yang berdempetan dan

hanya dipisahkan oleh gang selebar satu

meter. Rumah pasien memiliki ventilasi dan

pencahayaan yang cukup.

Aspek Fungsional :Pasien mampu melakukan aktivitas ringan

dengan didampingi oleh orang lain (grade

III)

1.8 PENATALAKSANAAN

- Planning DiagnosisNST, observasi tiap 1 jam.

- Planning TerapiA. Non Medika mentosa

Edukasi Menjelaskan pada pasien mengenai keluhan pasien dan

mempersiapkan pasien bahwa janin bisa lahir sewaktu-waktu

melalui persalinan normal apabila sudah didapatkan tanda-

tanda kelahiran dan tidak ada penyulit. Menjelaskan tanda-tanda masuk persalinan dan kemungkinan

komplikasi yang muncul. Menjelaskan pada pasien cara perawatan luka episiotomi dan

luka tali pusar bayi selama di rumah. Menjelaskan pada pasien cara menyusui bayi dengan baik dan

benar. Menjelaskan pada pasien tahapan senam nifas. Pengaturan pola makan bagi ibu menyusui sehingga kebutuhan

gizi ibu dan bayi dapat terpenuhi. Amniotomi

o Indikasi :

Jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka

sepenuhnya, akselerasi persalinan dan persalinan pervaginam

menggunakan instrumen . oMekanisme Amniotomi :

13

Page 14: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Saat melakukan pemeriksaan dalam, sentuh ketuban yang

menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba

adanya tali pusat atau bagian-bagian kecil janin lainnya. Pegang ½ klem kocher/kelly memakai tangan kiri dan

memasukan kedalam vagina dengan perlindungan 2 jari

tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga

menyentuh selaput ketuban Saat kekuatan his sedang berkurang, dengan bantuan jari-

jari tangan kanan, goreskan klem ½ kocher untuk menyobek

1-2 cm hingga pecah

Untuk gagal jantung kongestif, Dosis awal yang diberikan

2.5mg 1kali/hari. Dosis efektif 5-20 mg/hari sebagai dosis

tunggal. Pemberian obat dapat dilakukan sebelum atau

sesudah makan. Tarik keluar klem ½ kocher/kelly dengan tangan kiri dan

rendam dalam larutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari-jari

tangan kanan didalam vagina untuk merasakan turunnya

kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali

pusat. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina, setelah yakin

bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik

didalam larutan klorin 0,5%

B. Medikamentosa

a. FARMAKOLOGI

Terapi yang telah diberikan selama proses persalinan normal, antara

lain:

1. Injeksi Syntocin ½ ampul

1.1 Komposisi Syntocin berisi merk dagang oksitosin.

1.2 Farmakodinamik

14

Page 15: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Oksitosin merupakan hormon yang disimpan dan dilepaskan

oleh hipofisis posterior bersamaan dengan hormon ADH.

Oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot

polos uterus dan kelenjar mammae. Efek yang ditimbulkan

sangat bergantung dengan jumlah kadar esterogen dan usia

uterus. Uterus imatur kurang peka terhadap oksitosin. Oksitosin

bekerja pada reseptor di miometrium dan membran plasma otot

polos.1.3 Efek Samping

Hiperkontraktilitas uterus1.4 Kontraindikasi

Persalinan selain per vaginam dan serviks yang tidak matang.1.5 Dosis Terapi

10 unit oksitosin dilarutkan dalam 1L dextrose 5%. 10 unitmili/ ml

diberikan melalui infus dengan kecepatan 0,2 ml/ menit.C. Follow up

Tgl Jam Subyektif Obyektif Assesment Therapy03Oktober2014

23.00 Perut kenceng-kencengKeluar darahsejak kemarinpagiTaksiranKelahiran 06Oktober 2014

- TTV:T:110/70mmHgN:82 x/menitRR:22x/menit

- TFU 3 jari dibawahprocessusxyphoideus,presentasikepala, PUKI,DJJ 130x/menit, gerakanjanin (+), - VT : Bloodslym (+) Ø 2cm eff 25%Hodge IIcairan ketuban(-)

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase laten

konsul Sp.OGperiksa DLdan ULobservasitiap 2 jam,keadaan ibu,his danbukaan

04Oktober2014

00.00 Perut kenceng-kenceng

- TTV:T:110/80mmHgN:80 x/menit

- DJJ (+)

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase laten

Observasitiap 2 jam

15

Page 16: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

130x/ menitHodge II, Eff35%

01.00 Perut kenceng-kenceng

DJJ (+)127x/menit,his (+) 10’2x.30”

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase laten

Observasitiap 2 jam,periksaperkembangan bukaan,his.

03.00 Perut kenceng-kenceng

DJJ (+)129X/menit,His (+) 10’.2-3x.35-40’’ VT: Bloodslym (+) Ø4cm, eff 50%ketuban (+)hodge III ,lendirbergumpalkecil-kecil

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase aktif

Observasi 2jam lagi,observasiDJJ tiap 1jam

03.30 Pasien ingin kekamar mandi

DJJ (+) His (+)10’.3x.40-45’’BAK (+) BAB(-)

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase aktif

pasienmampuberjalan kekamar mandididampingikeluarga- OObservasisetengah jamlagi

04.00 Perut kenceng-kenceng makinberat

DJJ (+) His (+)10’.2x.40-45’’

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase aktif

observasihis, eff, DJJsejam lagi

05.00 Perut kenceng-kenceng

TTV:T:130/79N:83X S:36,9DJJ (+)130X/menitHis 10’.2-3x.40”VT: Blood

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase aktif

-PPersiapkaninjeksisyntocin ½ampul- IInfus D 5 1fls grojok- Eevaluasi 2

16

Page 17: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

slym (+),ketuban (+),eff 50%, Ø5-6cm Hodge II

jam lagi

05.15 - IInfus D5grojok, synto½ ampul- AOmniotomi jikaketubanmenonjol

06.55 Perut kenceng-kenceng

DJJ129x/menitHis 10’.3x.30”

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase aktif

- oobservasitiap 20 menit-Ppersiapkanpimpinpersalinanpervaginam

07.10 Perut kenceng-kenceng

DJJ132x/menit,His 10’.3x.30”BAK (+) 200cc

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase aktif

- OObservasi20 menit lagi- NNST janin

07.30 Perut kenceng-kenceng

DJJ (+) 133x/menit NST (+)

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase aktif

- PPersiapanpimpinpersalinanpervaginam

08.00 Blood slym(+), Ø6-7 cm,eff 75%,ketuban (-),hodge III, letakkepala UUKjam 1

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala1 fase aktif

- PPimpinpersalinan-Llepas infussetelahpersalinanselesai- EEpisiotomi

08.30 Pasien inginmengejan

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala2

Piimpinpersalinan

17

Page 18: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

08.54 Bayi lahirspontan blkgkepala, lahirmenangis,ketuban jernih,laki-laki,BB=2500gram

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala2

injeksisyntocin ½ampul IM

08.59 Placenta lahirspontanlengkap (+),selaputterdapat lukarobekanepisiotomi 2cm, perdarahan500 cc

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala3

hecting

09.20 TTV : T:116/70 N=88x,S 36,5 CTFU setinggipusar, KUbaik, lochearubrapervaginam30cc

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala4

amoxicillinasammefenamat

5Oktober2014

08.00 Nyeri hecting(+)

TTV : T:120/80 N=80x,S 36,5 CLochea rubrapervaginam1/3 softex,nyeri hectingbersih

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala4

ajari ibumenyusuidengan benarAjari iburawat lukaepisiotomidan luka talipusar bayi

6Oktober2014

08.00 Nyeri hecting(±)

TTV : T:115/80 N=80x,S 36,7 CLochea rubrapervaginam1/8 softex,luka hectingbersih

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala4

bolehperawatan dirumahKIEimunisasibayiPerencanaanKBSenam nifas

18

Page 19: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

7Oktober2014

08.00 Nyeri hecting(±)

TTV : T:120/80 N=82x,S 36,7 CLochea rubrapervaginam1/6 softex,luka hectingbersih

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala4

Perawatan dirumahPemberianvaksin BCGdan poliopada bayi

8Oktober2014

15.00 Nyeri hecting(±)

TTV : T:120/80 N=82x,Lochea rubrapervaginam1/8 softex,luka hectingbersih

G1P0000Ab000, 39-40minggudengan kala4

Perawatan dirumah

2.1 Karakteristik Demografi Keluarga

Nama Pasien : Ny. D

Alamat :Jl. Bilira RT 5 RW 4 Bawang Malang

Bentuk Keluarga : Extended family

Tabel 1.1 Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status L/P Umur Pendidika

n

Pekerjaan Pasien

Klinik

Ket

1. Tn. S Ayah L 50

Tahun

MA Wiraswas

ta2. Ny.T Ibu P 46

Tahun

SMA Ibu

Rumah

Tangga3. Tn. F Suami

Ny. D

L 23

Tahun

SMA Wiraswas

ta

4. Ny. D Anak

(Pasien)

P 22

Tahun

SMK Ibu

Rumah

Tangga

+

5 Nn. B Adik

Ny. D

P 19

Tahun

SMK Pelajar

Sumber : Data primer, 08 Oktober 2014

19

Page 20: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Kesimpulan :Keluarga Ny. D adalah extended family yang terdiri dari 5 orang yang

tingal dalam satu rumah. Terdapat satu penderita yaitu Ny. D, umur 22 tahun ,

beralamat di Bilira Bawang, Malang. Diagnosa Klinis penderita adalah

G1P0000Ab000 kala I fase laten. Penderita adalah anak pertama dari dua

bersaudara dan tinggal berlima dengan suami, orang tua dan saudara dalam satu

rumah. Janin Ny. D merupakan anak pertama dan cucu pertama dari keluarga

tersebut dan berencana tinggal bersama Ny. D dan keluarganya.

2.2 Identifikasi Fungsi Keluarga

a. APGAR Score 1. Adaptasi

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota

keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota

keluarga yang lain.2. Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara

anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga

tersebut.3. Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal –hal yang dilakukan

anggota keluarga tersebut.4. Affection

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota

keluarga.5. Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentangg kebersamaan

dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Terdapat tiga kategori penilaian yaitu : nilai rata –rata ≤ 5 kurang , 6-7 cukup dan

8-10 adalah baik.

Tabel 1. APGAR score Ny. D

APGAR Ny. D Terhadap KeluargaSering/

selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

Tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

20

Page 21: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

sayaG Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang benarA Saya puas dengan cara keluarga

sayamengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti

kemarahan,perhatian dllR Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaUntuk Ny. D APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jumlah score : 10

Tabel 2. APGAR score Tn. F

APGAR Tn. M Terhadap KeluargaSering/

selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

Tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahP Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

sayaG Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang benarA Saya puas dengan cara keluarga

sayamengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti

kemarahan,perhatian dllR Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

21

Page 22: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Untuk Tn. F APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jumlah score : 10

Tabel 3. APGAR score Tn. S

APGAR Tn. S Terhadap KeluargaSering/

selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

Tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahP Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

sayaG Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang benarA Saya puas dengan cara keluarga

sayamengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti

kemarahan,perhatian dllR Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Untuk An.N APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jumlah score : 8

Tabel 4. APGAR score Ny. T

APGAR Tn. S Terhadap KeluargaSering/

selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

Tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahP Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

sayaG Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

22

Page 23: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang benarA Saya puas dengan cara keluarga

sayamengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti

kemarahan,perhatian dllR Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Untuk An.N APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jumlah score : 10

Tabel 5. APGAR score Nn. B

APGAR Tn. S Terhadap KeluargaSering/

selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

Tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahP Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

sayaG Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang benarA Saya puas dengan cara keluarga

sayamengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti

kemarahan,perhatian dllR Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Untuk An.N APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jumlah score : 10

APGAR score keluarga Ny.M = (10+10+10+8+10) : 5 = 9.6

Kesimpulan :

23

Page 24: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Fungsi fisiologis keluarga Ny.D baik

D . FUNGSI PATOLOGIS

Fungsi patologis dari keluarga Tn.M dinilai dengan menggunakan alat

S.C.R.E.E.M sebagai berikut :

Tabel 8.SCREEM keluarga penderita

Kesimpulan :

Kesimpulan:

Dilihat dari hasil SCREEM, keluarga Ny. D termasuk keluarga yang cukup

baik dalam semua sisi SCREEM yaitu sosial, kultur, agama, ekonomi,

pendidikan dan kesehatan. Messki memegang adat jawa namun tidak

mengganggu fungsi fisiologis keluarga justru menambah nilai fungsi sosial

dan agama pasien. Karena wujud implementasi kultur jawa yang dilakukan

adalah pengajian untuk keselamatan bayi Ny. D.

E. POLA INTERAKSI KELUARGA

24

SUMBER PATOLOGIS

-

-

Sumber

-

-

Pasien memiliki kepedulian terhadap kesehatan yang tinggi

terbukti rutin melakukan ANC selama masa kehamilan

Pasien dan keluarganya memiliki tingkat pendidikan dan

pengetahuan yang cukup.

Medical

Ekonomi menengah ke atas.

Educational

Economic

-Percaya pada Allah, sholat, dzikir, pengajian seminggu sekali

Keluarga Ny. D dan Tn. F memegang erat budaya jawa, seperti

selametan, pengajian dan tahlilan. Selama kehamilan, keluarga

Ny. D rutin mengadakan pengajian.

Religious

Culture

-Keluarga memiliki hubungan yang baik dengan tetangga.

Keluarga tinggal di daerah perkampungan yang padat dan

memiliki kepedulian tinggi.

Social

Patologis

-

-

Page 25: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Pola interaksi keluarga Tn.M

Keterangan:

: hubungan baik : laki-laki

: perempuan

: Penderita

Kesimpulan :

Hubungan Ny.D dengan setiap anggota keluarga yang tinggal bersamanya cukup

baik

E. GENOGRAM KELUARGA Ny.M

Tn. S Ny. T

25

Tn. F

Tn. S

Ny. D Ny. D

Ny. T

Nn. B

Page 26: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Tn. F Ny. D Nn. B

Keterangan:

= laki - laki = penderita

= perempuan

= tinggal dalam satu rumah

Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara keluhan Ny. D dengan riwayat penyakit

keluarga.

3.1 IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

KELUARGA1. Faktor Perilaku Keluarga

Pada keluarga Ny. D, Tn. F adalah kepala keluarga yang berprofesi

sebagai karyawan sebuah perusahaan swasta. Ny. D merupakan pasien dari

Rumah Sakit Islam UNISMA dan secara rutin melakukan antenatal care selama

kehamilan bersama suaminya. Jika ada keluhan mendadak, Ny. D datang ke

bidan terdekat yang rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari rumah Ny. D.

Keluarga Ny. D sangat mendukung kehamilan Ny. D karena merupakan cucu

dan anak pertama dari keluarga Tn. S.2. Faktor Non Perilaku

Rumah Ny. D terletak di perkampungan padat penduduk yang berdekatan

dan hanya dipisahkan gang selebar satu meter. Meski begitu lingkungan Ny. D

sangat bersih dan memiliki sumber air yang cukup dari PDAM. Saluran

pembuangan berjarak lebih dari 6 meter dari kamar mandi Ny. D. Kamar mandi

Ny. D terdapat di dalam rumah sehingga tidak menganggu proses pemulihan dan

memberatkan Ny. D. Rumah Ny. D memiliki pencahayaan dan ventilasi yang

cukup sehingga baik untuk tumbuh kembang Ny. D. Diagram 3.1.Faktor Perilaku dan Faktor Non Perilaku

26

PengetahuanPengetahuan keluarga

tentang kesehatan cukup

SikapKeluarga terutama

suami, sangat perhatian terhadap kehamilan Ny.

D

TindakanNy. D dan Tn. F selalu

rutin kontrol kehamilan

LingkunganRumah Ny. D memiliki

ventilasi dan pencahayaan yang

cukup

Pelayanan kesehatanKeluarga Ny. D rutin

kontrol ke rumah sakit namun jika gawat

darurat

KeturunanTidak ada hubungan antara keluhan Ny. D

dengan riwayat penyakit keluarga

Keluarga Ny.D

Page 27: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Kesimpulan :

Identifikasi faktor perilaku keluarga Ny. D yaitu keluarga memiliki

tingakat kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan yang cukup. Keluarga Ny.

D mendukung kehamilan Ny. D dan rutin melakukan antenatal care di RSI

UNISMA. Berdasarkan faktor keturunan tidak ada hubungan antara keluhan Ny.

D dengan riwayat penyakit keluarga.

3.2 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH1. Lingkungan Luar Rumah

Keluarga Ny. D tinggal di sebuah rumah 7x10m2 di sebuah

perkampungan dan berdekatan dengan tetangga. Tidak memiliki pekarangan dan

tidak punya pagar pembatas. Sampah dibuang secara kumulatif dan difasilitasi

oleh pengurus desa. 2. Lingkungan Dalam Rumah

Dinding rumah terbuat dari tembok yang dicat rapi dan memiliki ubin

berupa keramik. Memiliki 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Memiliki

jendela yang mengahadap keluar di setiap ruangan sehingga mampu memenuhi

kebutuhan cahaya meski berada di rumah yang padat. Kamar mandi berada di

dalam rumah dengaan sumber air berasal dari PDAM. 3. Gambar Denah Rumah

27

Kamar Tidur

Ruang Tamu

DapurRuangKeluarga

Page 28: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Gambar 3.1 Denah Rumah

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

5.1 3.1 Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan

Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu

hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal

kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut

dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari

jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap

regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan peningkatan

vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan

edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan

berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan

Hegar.1,2,3,4

28

Kamar Tidur

Kamar mandi

Page 29: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Tanda Chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan

pada vulva, vagina dan serviks. Tanda Goedell adalah perubahan konsistensi

(yang dianalogikan dengan konsistensi bibir) serviks dibandingkan dengan

konsistensi kenyal (dianalogikan dengan ujung hidung) pada saat tidak hamil.

Tanda Hegar adalah pelunakan dan kompresibilitas isthmus serviks sehingga

ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila isthmus ditekan dari arah yang

berlawanan.7

Pelunakan dan kompresibilitas serviks menyebabkan berkurangnya

kemampuan bagian ini untuk menahan beban yang disebabkan oleh pembesaran

uterus dan sebagai kompensasinya, uterus terjatuh ke depan (hiperantefleksio)

dalam tiga bulan pertama kehamilan (uterus masih sebagai organ pelvik). Dengan

posisi tersebut diatas, akan terjadi dorongan mekanik fundus uteri ke kandung

kemih sehingga timbul gejala sering berkemih selama periode trimester pertama.

Gejala ini akan berkurang setelah usia kehamilan memasuki trimester kedua

dimana uterus semakin membesar dan keluar dari rongga pelvik sehingga tidak

lagi terjadi dorongan fundus pada kandung kemih.5,6,7

Gambar 1: Uterus hamil sebagai organ pelvik

Bentuk uterus yang seperti buah alpukat kecil (pada saat sebelum hamil)

akan berubah bentuk menjadi globuler pada awal kehamilan dan ovoid

(membulat) apabila kehamilan memasuki trimester kedua. Setelah 3 bulan

kehamilan, volume uterus menjadi cepat bertambah sebagai akibat pertumbuhan

yang cepat pula dari konsepsi dan produk ikutannya. Seiring dengan semakin

membesarnya uterus, korpus uteri dan fundus semakin keluar dari rongga pelvik

sehingga lebih sesuai untuk disebut sebagai organ abdomen.7

29

Page 30: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Gambar 2: Uterus hamil sebagai organ abdomen

Pertumbuhan uterus ke arah kavum abdomen disertai dengan sedikit rotasi

ke arah kanan sumbu badan ibu atau dikenal dengan istilah dekstrorotasi. Kondisi

ini disebabkan oleh adanya kolon rektosigmoid yang mengisi sebagian besar

ruang abdominopelvikum kiri. Kecepatan pembesaran uterus pada primigravida

dan multigravida dapat sedikit berbeda (kisaran 1-2 minggu) dan hal ini

menimbulkan variasi dalam estimasi besar uterus pada awal pemeriksaan

kehamilan awal atau tera usia kehamilan dengan menggunakan titik anatomi

tertentu (misalnya; fundus uteri setinggi umbilikus).5,6,7

Pembesaran dinding abdomen, sering dianggap sebagai tanda dari

terjadinya kehamilan. Pembesaran tersebut terkaitkan dengan terjadi pembesaran

uterus di rongga abdomen. Penonjolan didnding abdomen biasanya dimulai pada

usia kehamilan 16 minggu dimana uterus beralih dari organ pelvik menjadi organ

abdomen. Penonjolan dinding abdomen lebih nyata pada ibu hamil dengan posisi

berdiri dibandingkan dengan posisi berbaring. Juga lebih terlihat pada multipara

dibandingkan dengan nulipara atau primigravida akibat kendurnya otot-otot

dinding perut. Apabila uterus jatuh ke arah depan dan bawah maka dinding perut

akan menonjol seperti bandul dan hal ini disebut sebagai perut pendulum. Pada

kasus yang ekstrim, kondisi ini dapat mengganggu kemajuan proses persalinan.

Pembesaran uterus pada awal kehamilan, biasanya tidak terjadi secara

simetris. Secara normal, ovum yang telah dibuahi akan berimplantasi pada

segmen atas uterus, terutama pada dinding posterior. Bila lokasi implantasi berada

di dekat kornu maka daerah ini akan lebih cepat membesar dibandingkan dengan

bagian uterus lainnya. Pembesaran asimetri dan penonjolan salah satu kornu

tersebut dapat dikenali melalui pemeriksaan bimanual pelvik pada usia kehamilan

delapan hingga sepuluh minggu. Keadaan ini dikenal sebagai tanda Piskacek.1,2

Tanda kehamilan lain adalah kontraksi Braxton Hicks yang terjadi akibat

peregangan dari miometrium yang disebabkan oleh terjadinya pembesaran uterus.

Peningkatan aktomiosin di dalam miometrium juga menjadi penyebab dari

meningkatnya kontraktilitas uterus. Kontraksi Braxton Hicks bersifat non-ritmik,

sporadik, tanpa disertai adanya rasa nyeri, mulai timbul sejak kehamilan enam

minggu dan tidak terdeteksi melalui pemeriksaan bimanual pelvik. Kontraksi ini

30

Page 31: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

baru dapat dikenali melalui pemeriksaan bimanual pelvik pada kehamilan

trimester kedua dan pemeriksaan palpasi abdomen pada kehamilan trimester

ketiga. Dengan semakin meningkatnya usia kehamilan, terjadi pula peningkatan

frekuensi, lama dan intensitas kontraksi Braxton Hicks. Mendekati usia kehamilan

aterm, kontraksi ini menjadi lebih teratur dan reguler sehingga disalah-artikan

sebagai kontraksi persalinan. Persalinan palsu (false labor) sangat erat kaitannya

dengan kontraksi Braxton Hicks pada kehamilan aterm.1,2,3

Pembesaran uterus yang disertai penipisan dindingnya juga memudahkan

pemeriksa untuk mengenali kehamilan secara lebih dini. Dari dinding yang padat

dan kavum yang sempit kemudian kapasitasnya berkembang hingga 500-1000

kali dari ukuran semula dan penipisan dinding menjadi sekitar 5 mm mulai

trimester kedua kehamilan menyebabkan deteksi kehamilan menjadi lebih mudah

dari periode sebelumnya. Hal ini juga membuat denyut jantung janin dapat

dideteksi melalui auskultasi dan gerak janin (quickening) mulai dirasakan oleh ibu

hamil. Pengembangan kapasitas dan penipisan dinding uterus lebih cepat terjadi

pada multipara sehingga deteksi kehamilan dapat dilakukan lebih awal (satu

hingga dua minggu) dibandingkan dengan primigravida.6,7,8

Jantung janin mulai berdenyut sejak awal minggu keempat setelah

fertilisasi tetapi baru pada usia kehamilan 20 minggu bunyi jantung janin dapat di

deteksi dengan fetoskop. Dengan menggunakan teknik ultrasound atau sistem

doppler, bunyi janyung janin dapat dikenali lebih awal (12-20 minggu usia

kehamilan). Bunyi jantung janin harus dapat dibedakan dengan pulssi maternal,

bising usus, gerakan janin dan bising arteri uterina. Bising funikuli umumnya

seirama dengan bunyi jantung janin.3,5,7

Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu

tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu karena

diusia kehamilan tersebut, dinding uterus mulai menipis dan gerakan janin

menjadi lebih kuat. Pada kondisi tertentu, ibu hamil dapat merasakan gerakan

halus hingga tendangan kaki bayi di usia kehamilan 16-18 minggu (dihitung dari

hari pertama haid terakhir). Gerak pertama bayi yang dapat dirasakan ibu disebut

dengan quickening, yang sering diartikan sebagai kesan kehidupan. Walaupun

gerakan awal ini dapat dikategorikan tanda pasti kehamilan dan estimasi usia

31

Page 32: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

kehamilan tetapi hal ini sering dikelirukan dengan gerakan usus akibat

perpindahan gas di dalam lumen saluran cerna. Bagian-bagian tubuh bayi juga

dapat dipalpasi dengan mudah mulai usia kehamilan 20 minggu.6,7

Fenomena bandul atau pantulan balik yang disebut dengan ballottement juga

merupakan tanda adanya janin di dalam uterus. Hal ini dapat dikenali dengan jalan

menekan tubuh bayi melalui dinding abdomen yang kemudian terdorong melalui

cairan ketuban dan kemudian memantul balik ke dinding abdomen atau tangan

pemeriksa. Fenomena bandul jenis ini disebut dengan ballottement in toto. Jenis

lain dari fenomena bandul adalah ballottement kepala yaitu hanya kepala bayi

yang terdorong dan memantul kembali ke dinding uterus atau tangan pemeriksa

setelah memindahkan dan menerima tekanan balik cairan ketuban (volume relatif

lebih besar dibandingkan tubuh bayi) di dalam kavum uteri.

5.2 Persalinan Pervaginam5.2.1 Faktor-faktor dalam Persalinan

Dalam persalinan terdapat tanda-tanda persalinan yakni faktor tenaga

(power) meliputi his (kontraksi uterus), kontraksi dinding perut, kontraksi

diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum, efektivitas

kekuatan mendorong dan lama persalinan. Faktor yang kedua adalah keadaan

janin (passenger) meliputi letak janin, presentasi janin, posisi janin dan letak

plasenta. Kemudian diikuti faktor jalan lahir (passage) meliputi ukuran dan tipe

panggul, kemampuan serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan

introitus vagina untuk memanjang. Psikologis ibu juga mempengaruhi persalinan,

hal ini tergantung pada persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan,

dukungan orang terdekat dan integritas emosional.4 Tanda in-partu yaitu adanya penurunan fundus uteri disertai his yang

teratur, sering dan makin kuat. His yang dapat mampu cukup meningkatkan laju

penurunan kepala bayi sebanyak lebih dari tiga kali dalam 10 menit selama 45-60

detik. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena adanya robekan-

robekan kecil pada serviks disertai dengan ketuban yang pecah. Pada pemeriksaan

dalam terjadi penipisan serviks dan pembukaan serviks.

32

Page 33: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

5.2.2 Fase PersalinanFase persalinan mencakup seluruh proses fisiologi pada persalinan normal

pada minggu ke 36-38 yang terbagi menjadi empat kala: (1) Kala 1 mencakup

proses persiapan kelahiran yakni pembukaan, (2) Kala 2 meliputi proses kelahiran

bayi hingga bayi lahir, (3) Kala 3 merupakan proses keluarnya plasenta, (4) Kala4

merupakan saat pemulihan dari persalinan. Kala I, tahap pembukaan, ditandai dengan lendir bercampur darah karena

serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh

darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar

dan terbuka. Kala 1 terbagi menjai dua fase, yakni fase laten dan fase aktif. Fase

laten berlangsung dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai

pembukaan 3 cm. Fase aktif terbagi menjadi tiga subfase yaitu akselerasi, steady

dan deselerasi. Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam pada

primigravidadan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut

rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara teratur

untuk mendorong bayi hingga telahir. Pada setiap kontraksi janin, bayi akan

semakin terdorong ke bawah sehingga terjadi pembukaan jalan lahir. Kala I

persalinan disebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjasi 10 cm, yang

berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar rahim. Menjelang berakhirnya

kala I, maka akan berlangsung masa transisi yang ditandai dengan adanya rasa

mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar, seperti

perasaan ingin buang air besar. Pada saat ini, kontraksi akan semakin sering dan

menguat hingga terjadi pembukaan 10 cm.Kala II merupakan tahap pengeluaran bayi. Pada kala pengeluaran janin,

rasa mulas terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.

Kepala janin turun masuk ruang masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan

pasa otot-otot dasar panggul yaang secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan.

Saat mengejan, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum

meregang. Daerah perineum bersifat elastis namun bila diperkirakan perlu

pengguntingan di daerah perineum, maka tindakan ini akan dilakukan dengan

tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi.

Kala III berlangsung setelah bayi lahir hingga uri/plasenta terlepas dari

dinding uterus dan dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir. Setelah

33

Page 34: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

plasenta bayi terlepas persalinan memasuki kala IV yaitu observasi yang

dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam, hal ini dilakukan untuk

menghindari terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat

tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi

dan pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.2

5.3 Partus Tak Maju

Partus tak maju yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan

serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam.8

Partus tak maju (persalinan macet) berarti meskipun kontraksi uterus kuat,

janin tidak dapat turun karena faktor mekanis. Kemacetan persalinan biasanya

terjadi pada pintu atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada ronga panggul atau

pintu bawah panggul.

Partus tak maju yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak

menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar paksi

selama 2 jam terakhir.4

5.3.1. Penyebab Partus Tak Maju

Penyebab partus tak maju yaitu :

a. Disproporsi sefalopelvik (pelvis sempit atau janin besar)

Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan

persalinan, tetapi yang penting ialah hubungan antara kepala janin dengan panggul

ibu. Besarnya kepala janin dalam perbandingan luasnya panggul ibu menentukan

apakah ada disproporsi sefalopelvik atau tidak. mengadakan molase dapat

menyebabkan persalinan normal tidak mungkin.8 Kehamilan pada ibu dengan

tinggi badan < 145 cm dapat terjadi disproporsi sefalopelvik, kondisi luas panggul

ibu tidak sebanding dengan kepala bayi, sehingga pembukaannya berjalan lambat

dan akan menimbulkan komplikasi obstetri.

Disproporsi sefalopelvik terjadi jika kepala janin lebih besar dari pelvis,

hal ini akan menimbulkan kesulitan atau janin tidak mungkin melewati pelvis

dengan selamat. Bisa juga terjadi akibat pelvis sempit dengan ukuran kepala janin

normal, atau pelvis normal dengan janin besar atau kombinasi antara bayi besar

dan pelvis sempit. Disproporsi sefalopelvik tidak dapat didiagnosis sebelum usia

34

Page 35: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

kehamilan 37 minggu karena sebelum usia kehamilan tersebut kepala belum

mencapai ukuran lahir normal.

Disproporsi sefalopelvik dapat terjadi :

i. Marginal (ini berarti bahwa masalah bisa diatasi selama persalinan, relaksasi

sendi-sendi pelvis dan molase kranium kepala janin dapat memungkinkan

berlangsungnya kelahiran pervaginam).

ii. Moderat (sekitar setengah dari pasien-pasien pada kelompok lanjutan ini

memerlukan kelahiran dengan tindakan operasi).

iii. Definit (ini berarti pelvis sempit, bentuk kepala abnormal atau janin

mempunyai ukuran besar yang abnormal, misalnya hidrosefalus, operasi

diperlukan pada kelahiran ini). 1

b. Presentasi yang abnormal

Hal ini bisa terjadi pada dahi, bahu, muka dengan dagu posterior dan

kepala yang sulit lahir pada presentasi bokong.

b.1. Presentasi Dahi

Presentasi Dahi adalah keadaan dimana kepala janin ditengah antara fleksi

maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah.

Presentasi dahi terjadi karena ketidakseimbangan kepala dengan panggul, saat

persalinan kepala janin tidak dapat turun ke dalam rongga panggul sehingga

persalinan menjadi lambat dan sulit.

Presentasi dahi tidak dapat dilahirkan dengan kondisi normal kecuali bila

bayi kecil atau pelvis luas, persalinan dilakukan dengan tindakan caesarea. IR

presentasi dahi 0,2% kelahiran pervaginam, lebih sering pada primigravida.5

b.2. Presentasi Bahu

Bahu merupakan bagian terbawah janin dan abdomen cenderung melebar

dari satu sisi kesisi yang lain sehingga tidak teraba bagian terbawah anak pada

pintu atas panggul menjelang persalinan. Bila pasien berada pada persalinan lanjut

setelah ketuban pecah, bahu dapat terjepit kuat di bagian atas pelvis dengan satu

tangan atau lengan keluar dari vagina.

35

Page 36: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Presentasi bahu terjadi bila poros yang panjang dari janin tegak lurus atau

pada sudut akut panjangnya poros ibu, sebagaimana yang terjadi pada letak

melintang. Presentasi bahu disebabkan paritas tinggi dengan dinding abdomen dan

otot uterus kendur, prematuritas, obstruksi panggul. 6

b.3. Presentasi Muka

Pada presentasi muka, kepala mengalami hiperekstensi sehingga oksiput

menempel pada punggung janin dan dagu merupakan bagian terendah. Presentasi

muka terjadi karena ekstensi pada kepala, bila pelvis sempit atau janin sangat

besar. Pada wanita multipara, terjadinya presentasi muka karena abdomen yang

menggantung yang menyebabkan punggung janin menggantung ke depan atau ke

lateral, seringkali mengarah kearah oksiput. Presentasi muka tidak ada faktor

penyebab yang dapat dikenal, mungkin terkait dengan paritas tinggi tetapi 34%

presentasi muka terjadi pada primigravida.3

c. Abnormalitas pada janin

Hal ini sering terjadi bila ada kelainan pada janin misalnya : Hidrosefalus,

pertumbuhan janin lebih besar dari 4.000 gram, bahu yang lebar dan kembar siam.

d. Abnormalitas sistem reproduksi

Abnormalitas sistem reproduksi misalnya tumor pelvis, stenosis vagina

kongenital, perineum kaku dan tumor vagina.

Komplikasi Persalinan yang Terjadi Pada Partus Tak Maju

a. Ketuban pecah dini

Apabila pada panggul sempit, pintu atas panggul tidak tertutup dengan

sempurna oleh janin ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil.2 Bila kepala

tertahan pada pintu atas panggul, seluruh tenaga dari uterus diarahkan ke bagian

membran yang menyentuh os internal, akibatnya ketuban pecah dini lebih mudah

terjadi.

b. Pembukaan serviks yang abnormal

Pembukaan serviks terjadi perlahan-lahan atau tidak sama sekali karena

kepala janin tidak dapat turun dan menekan serviks. Pada saat yang sama, dapat

terjadi edema serviks sehingga kala satu persalinan menjadi lama. Namun

36

Page 37: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

demikian kala satu dapat juga normal atau singkat, jika kemacetan persalinan

terjadi hanya pada pintu bawah panggul. Dalam kasus ini hanya kala dua yang

menjadi lama. Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami ketoasidosis

dan dehidrasi.

Seksio caesarea perlu dilakukan jika serviks tidak berdilatasi. Sebaliknya, jika

serviks berdilatasi secara memuaskan, maka ini biasanya menunjukan bahwa

kemacetan persalinan telah teratasi dan kelahiran pervaginam mungkin bisa

dilaksanakan (bila tidak ada kemacetan pada pintu bawah panggul).1

c. Bahaya ruptur uterus

Ruptur uterus, terjadinya disrupsi dinding uterus, merupakan salah satu

dari kedaruratan obstetrik yang berbahaya dan hasil akhir dari partus tak maju.

yang tidak dilakukan intervensi. Ruptur uterus menyebabkan angka kematian ibu

berkisar 3-15% dan angka kematian bayi berkisar 50%.2

Bila membran amnion pecah dan cairan amnion mengalir keluar, janin akan

didorong ke segmen bawah rahim melalui kontraksi. Jika kontraksi berlanjut,

segmen bawah rahim akan merengang sehingga menjadi berbahaya menipis dan

mudah ruptur. Namun demikian kelelahan uterus dapat terjadi sebelum segmen

bawah rahim meregang, yang menyebabkan kontraksi menjadi lemah atau

berhenti sehingga ruptur uterus berkurang.

Ruptur uterus lebih sering terjadi pada multipara jarang terjadi, pada

nulipara terutama jika uterus melemah karena jaringan parut akibat riwayat seksio

caesarea. Ruptur uterus menyebabkan hemoragi dan syok, bila tidak dilakukan

penanganan dapat berakibat fatal.

d. Fistula

Jika kepala janin terhambat cukup lama dalam pelvis maka sebagian

kandung kemih, serviks, vagina, rektum terperangkap diantara kepala janin dan

tulang-tulang pelvis mendapat tekanan yang berlebihan. Akibat kerusakan

sirkulasi, oksigenisasi pada jaringan-jaringan ini menjadi tidak adekuat sehingga

terjadi nekrosis, yang dalam beberapa hari diikuti dengan pembentukan fistula.

Fistula dapat berubah vesiko-vaginal (diantara kandung kemih dan vagina),

vesiko-servikal (diantara kandung kemih dan serviks) atau rekto-vaginal (berada

diantara rektum dan vagina). Fistula umumnya terbentuk setelah kala II persalinan

37

Page 38: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

yang sangat lama dan biasanya terjadi pada nulipara, terutama di negara-negara

yang kehamilan para wanitanya dimulai pada usia dini.

e. Sepsis puerferalis

Sepsis puerferalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapat terjadi

setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42

hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat gejala-gejala : nyeri pelvis,

demam 38,50c atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja cairan vagina yang

abnormal, berbau busuk dan keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran

uterus.

Infeksi merupakan bagian serius lain bagi ibu dan janinya pada kasus

partus lama dan partu tak maju terutama karena selaput ketuban pecah dini.

Bahaya infeksi akan meningkat karena pemeriksaan vagina yang berulang-ulang.

2.8.3. Pengaruh Partus tak maju Pada Bayi

a. Perubahan-perubahan tulang-tulang kranium dan kulit kepala

Akibat tekanan dari tulang-tulang pelvis, kaput suksedaneum yang besar

atau pembengkakan kulit kepala sering kali terbentuk pada bagian kepala yang

paling dependen dan molase (tumpang tindih tulang-tulang kranium) pada

kranium janin mengakibatkan perubahan pada bentuk kepala.4 Selain itu dapat

terjadi sefalhematoma atau penggumpalan darah di bawah batas tulang kranium,

terjadi setelah lahir dan dapat membesar setelah lahir.3

b. Kematian Janin

Jika partus tak maju dibiarkan berlangsung lebih dari 24 jam maka dapat

mengakibatkan kematian janin yang disebabkan oleh tekanan yang berlebihan

pada plasenta dan korda umbilikus.

Janin yang mati, belum keluar dari rahim selama 4-5 minggu

mengakibatkan pembusukan sehingga dapat mencetuskan terjadinya koagulasi

intravaskuler diseminata (KID) keadaan ini dapat mengakibatkan hemoragi, syok

dan kematian pada maternal. 4

2.9. Tanda Partus tak maju

38

Page 39: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

Pada kasus persalinan macet/tidak maju akan ditemukan tanda-tanda

kelelahan fisik dan mental yang dapat diobservasi dengan :

a. Dehidrasi dan Ketoasidosis (ketonuria, nadi cepat, mulut kering)

b. Demam

c. Nyeri abdomen

d. Syok (nadi cepat, anuria, ekteremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah rendah)

syok dapat disebabkan oleh ruptur uterus atau sepsis.1

3.2.5 Penatalaksanaan

3.2.5.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang

sehat agar tetap sehat atau tidak sakit.

Untuk menghindari risiko partus tak maju dapat dilakukan dengan :

a. Memberikan informasi bagi ibu dan suaminya tentang tanda bahaya selama

kehamilan dan persalinan.

b. Pendidikan kesehatan reproduksi sedini mungkin kepada wanita usia

reproduksi pra-nikah.

c. Meningkatkan program keluarga berencana bagi ibu usia reproduksi yang

sudah berkeluarga.1

d. Memperbaiki perilaku diet dan peningkatan gizi.

e. Antenatal Care dengan yang teratur untuk mendeteksi dini kelainan pada

ibu hamil terutama risiko tinggi

f. Mengukur tinggi badan dan melakukan pemeriksaan panggul pada

primigravida.

g. Mengajurkan untuk melakukan senam hamil.

h. Peningkatan pelayanan medik gawat darurat.

i. Menyediakan sarana transportasi dan komunikasi bagi ibu-ibu yang

melahirkan dirumah (Maternity Waiting Home) apabila terjadi komplikasi,

sehingga harus di rujuk ke fasilitas yang lebih baik.

3.2.5.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan

yang tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi, yaitu :

39

Page 40: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

a. Diagnosis dini partus tak maju meliputi

a.1. Pemeriksaan Abdomen

Tanda-tanda partus tak maju dapat diketahui melalui pemeriksaan abdomen

sebagai berikut :

a.1.1. Kepala janin dapat diraba diatas rongga pelviss karena kepala tidak

dapat turun

a.1.2. Kontraksi uterus sering dan kuat (tetapi jika seorang ibu mengalami

kontraksi yang lama dalam persalinanya maka kontraksi dapat berhenti karena

kelelahan uterus)

a.1.3. Uterus dapat mengalami kontraksi tetanik dan bermolase (kontraksi

uterus bertumpang tindih) ketat disekeliling janin.

a.1.4. Cincin Band/Bandles ring ; cincin ini ialah nama yang diberikan pada

daerah diantara segmen atas dan segmen bawah uterus yang dapat dilihat dan

diraba selama persalinan. Dalam persalinan normal, daerah ini disebut cincin

retraksi. Secara normal daerah ini seharusnya tidak terlihat atau teraba pada

pemeriksaan abdomen, cincin bandl adalah tanda akhir dari persalinan tidak maju.

Bentuk uterus seperti kulit kacang dan palpasi akan memastikan tanda-tanda yang

terlihat pada waktu observasi.

a.2. Pemeriksaan Vagina

Tanda-tandanya sebagai berikut :

a.2.1. Bau busuk dari drainase mekonium

a.2.2. Cairan amniotik sudah keluar

a.2.3. Kateterisasi akan menghasilkan urine pekat yang dapt mengandung

mekonium atau darah

a.2.4. Pemeriksaan vagina : edema vulva (terutama jika ibu telah lama

mengedan), vagina panas dan mengering karena dehidrasi, pembukaan serviks

tidak komplit. Kaput suksedaneum yang besar dapat diraba dan penyebab

persalinan macet antara lain kepala sulit bermolase akibat terhambat di pelvis,

presentasi bahu dan lengan prolaps.

a.3. Pencatatan Partograf

Persalinan macet dapat juga diketahui jika pencatatan pada partograf

menunjukan :

40

Page 41: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

a.3.1. Kala I persalinan lama (fase aktif) disertai kemacetan sekunder

a.3.2. Kala II yang lama

a.3.3. Gawat janin (frekuensi jantung janin < dari 120 permenit, bau busuk

dari drainase mekonium sedangkan frekuensi jantung janin normal 120-160

permenit)

a.3.4. Pembukaan serviks yang buruk walaupun kontraksi uterus yang kuat.

b. Melakukan penanganan secepat mungkin untuk mencegah terjadinya

komplikasi, partus tak maju berisiko mengalami infeksi sampai ruptur uterus dan

biasanya ditangani dengan tindakan bedah, seksio caesarea, ekstraksi cunam atau

vacum oleh sebab itu harus dirujuk kerumah sakit.

3.2.5.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan dengan mencegah terjadinya komplikasi yang

lebih berat dan kematian, yaitu :

a. Rehidrasikan pasien untuk mempertahankan volume plasma normal dan

menangani dehidrasi, ketosis dengan memberikan natrium laktat 1 liter dan

dekstrosa 5% 1-2 liter dalam 6 jam.

b. Pemberiaan antibiotik untuk mencegah sepsis puerperalis dan perawatan

intensif setelah melahirkan.5

41

Page 42: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

BAB IVPEMBAHASAN

3.1 Penegakan Diagnosis 3.1.1 Pemeriksaan Fisik

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya

wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala

pendahuluan (preparatory stage of labor).8 Ini memberikan tanda-tanda sebagai

berikut :

a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas

panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat, karena

kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.

b. Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri menurun.

c. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih

tertekan oleh bagian terbawah janin.

d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah

dari uterus (false labor pains).

42

Page 43: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa

bercampur darah (bloody show).

3.2 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan yang seringkali digunakan adalah darah lengkap dan kompatibilits

golongan darah. Darah lengkap berfungsi untuk mengetahui tinggi hemoglobin

pada resiko tinggi tejadinya anemia. Sedangkan uji kompatibilitas berfungsi untuk

mempercepat penanganan apabila ditemukan hemolisis pada bayi akibat

perbedaan kompatibilitas golongan ABO ataupun rhesus pada ibu dan janin.7

3.3 Penatalaksanaan Fungsi BiologisNon Medika mentosa

Edukasi Menjelaskan pada pasien mengenai keluhan pasien dan

mempersiapkan pasien bahwa janin bisa lahir sewaktu-waktu

melalui persalinan normal apabila sudah didapatkan tanda-

tanda kelahiran dan tidak ada penyulit. Menjelaskan tanda-tanda masuk persalinan dan kemungkinan

komplikasi yang muncul. Menjelaskan pada pasien cara perawatan luka episiotomi dan

luka tali pusar bayi selama di rumah. Menjelaskan pada pasien cara menyusui bayi dengan baik dan

benar. Menjelaskan pada pasien tahapan senam nifas. Pengaturan pola makan bagi ibu menyusui sehingga kebutuhan

gizi ibu dan bayi dapat terpenuhi. Amniotomi

o Indikasi :

Jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka

sepenuhnya, akselerasi persalinan dan persalinan pervaginam

menggunakan instrumen . oMekanisme Amniotomi : Saat melakukan pemeriksaan dalam, sentuh ketuban yang

menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba

adanya tali pusat atau bagian-bagian kecil janin lainnya. Pegang ½ klem kocher/kelly memakai tangan kiri dan

memasukan kedalam vagina dengan perlindungan 2 jari

43

Page 44: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga

menyentuh elaput ketuban Saat kekuatan his sedang berkurang, dengan bantuan jari-

jari tangan kanan, goreskan klem ½ kocher untuk menyobek

1-2 cm hingga pecah

Untuk gagal jantung kongestif, Dosis awal yang diberikan

2.5mg 1kali/hari. Dosis efektif 5-20 mg/hari sebagai dosis

tunggal. Pemberian obat dapat dilakukan sebelum atau

sesudah makan. Tarik keluar klem ½ kocher/kelly dengan tangan kiri dan

rendam dalam larutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari-jari

tangan kanan didalam vagina untuk merasakan turunnya

kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali

pusat. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina, setelah yakin

bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik

didalam larutan klorin 0,5%oAlasan untuk menghindari pemecahan ketuban dini :

Kemungkinan kompresi tali pusat, molase yang meningkat

serta kemungkinan kompresi kepala yang tidak merata dan

tekanan yang meningkat pada janin mengakibatkan

oksigenasi janin yang berkurang.

Medikamentosa

FARMAKOLOGI

Terapi yang telah diberikan selama proses persalinan normal, antara

lain:

1. Injeksi Syntocin ½ ampul

Komposisi Syntocin berisi merk dagang oksitosin. FarmakodinamikOksitosin merupakan hormon yang disimpan dan dilepaskan oleh

hipofisis posterior bersamaan dengan hormon ADH. Oksitosin

44

Page 45: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus

dan kelenjar mammae. Efek yang ditimbulkan sangat bergantung

dengan jumlah kadar esterogen dan usia uterus. Uterus imatur

kurang peka terhadap oksitosin. Oksitosin bekerja pada reseptor

di miometrium dan membran plasma otot polos.Efek SampingHiperkontraktilitas uterusKontraindikasiPersalinan selain per vaginam dan serviks yang tidak matang.Dosis Terapi10 unit oksitosin dilarutkan dalam 1L dextrose 5%. 10 unitmili/ ml

diberikan melalui infus dengan kecepatan 0,2 ml/ menit

Tabel 9. Skor BISHOP (Tingkat Kematangan Serviks)

BAB IVPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Diagnosis pasien ini adalah G1P0000Ab000 39-40 minggu kala I fase aktif

dengan fungsi keluarga yang baik dan keluarga yang menyambut dengan baik

45

Page 46: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

kehamilan Ny. D,selanjutnya pasien membutuh edukasi untuk perawatan lebih

lanjut di rumah baik untuk dirinya maupun bayi Ny. D. Ny. D tidak memiliki

fungsi patologis pada aspek sosial, agama, pendidikan, ekonomi dan budaya.

5.2 Saran

1. Promotif: Memberi penyuluhan pada pasien tentang tanda-tanda

kehamilan dan persalinan juga pentingnya melakukan perencanaan

keluarga dengan penggunaan KB.2. Preventif: Menyarankan pasien melakukan antenatal care dan menerapkan

suami siaga untuk mengurangi resiko keterlambatan penanganan akibat

tidak adanya pendamping. 3. Kuratif: Mengenali tanda-tanda persalinan, memimpin persalinan normal

bila tidak ditemukan penyulit dan tidak beresiko tinggi serta menyiapkan

peralatan resusitasi neonatus. 4. Rehabilitatif: Mengajarkan pasien cara rawat luka episiotomi, senam nifas

dan pengetahuan tentang KB. Untuk perawatan bayi, ibu diajarkan cara

menyusui dengan baik, merawat tali pusat dan jadwal imunisasi bagi bayi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, A.C. 1983. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

2. Williams, GH. 1998. Harisson’s Principle of Internal Medicine 14th ed vol.1:

Approach to the Patient with Diabetes Mellitus. Hal 202-205.

3. Cunningham F.G. et al; Obstetrics :Conduct of Normal Labor and

Delivery,22 th ed. Int ed. 2005.Mc Graw Hill.USA. pg 542

46

Page 47: BAB I PENDAHULUANdocshare04.docshare.tips/files/28584/285849891.pdfI : Deformitas ( - ) , skoliosis ( - ) , kiphosis ( - ) , lordosis ( + ) P :Nyeri tekan ( - ) 14.Ekstremitas : palmar

4. Cunningham F.G. et al; Obstetrics : Mechanisms of Normal Labor,22 th ed.

Int ed. USA, Mc Graw Hill. 2005 pg 409

5. Saifuddin A.B. Buku acuan praktis pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal ; Persalinan normal, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, 1st.2002

6. Hanifa W, Prof, dr, Ilmu Kebidanan, Pimpinan Persalinan, Jakarta. Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1997, hal 192

7. Price, A.S dan Wilson, L. M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

8. Proses Persalinan Pervaginam. 2003. Universitas Sumatra Utara

47