Arp -Bengkak Palmar Dextra

29
Pembengkakan Palmar Dextra Angelin Rittho Papayungan 10201054 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna no. 6 Jakarta 11510 Email : [email protected] Pendahuluan Tangan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa kita sadari kita akan mendapatkan kesulitan untuk mengambil atau menggenggam sesuatu apabila satu atau beberapa bagian dari jari mengalami masalah seperti bengkak ataupun fraktur. Contoh; apabila di tangan kita hanya terdapat jari kelingking dan ibu jari maka susah bagi kita untuk memegang pulpen dan menulis. Dengan itu kita belajar sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot dan tendon. Struktur Makroskopis Tulang Carpal Tulang-tulang carpal tersusun dalam dua baris. Aspek Palmaris karpal berbentuk konkaf. Bentuk ini disebabkan oleh bentuk-bentuk tulang pembentuknya dan retinakulum muskulorum fleksorum manus yang menjembatani tulang-tulang ini di sebelah anterior membentuk kanalis karpi. 1

description

bengkak palmar dextra

Transcript of Arp -Bengkak Palmar Dextra

Pembengkakan Palmar DextraAngelin Rittho Papayungan10201054Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Terusan Arjuna no. 6Jakarta 11510Email : [email protected]

PendahuluanTangan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa kita sadari kita akan mendapatkan kesulitan untuk mengambil atau menggenggam sesuatu apabila satu atau beberapa bagian dari jari mengalami masalah seperti bengkak ataupun fraktur. Contoh; apabila di tangan kita hanya terdapat jari kelingking dan ibu jari maka susah bagi kita untuk memegang pulpen dan menulis. Dengan itu kita belajar sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot dan tendon.Struktur Makroskopis Tulang CarpalTulang-tulang carpal tersusun dalam dua baris. Aspek Palmaris karpal berbentuk konkaf. Bentuk ini disebabkan oleh bentuk-bentuk tulang pembentuknya dan retinakulum muskulorum fleksorum manus yang menjembatani tulang-tulang ini di sebelah anterior membentuk kanalis karpi.1Struktur anatomi tulang tangan, tulang jari-jari tangan, dan pergelangan tangan meliputi, tulang tangan (ossa manus), yang meliputi kelompok tulang jari tangan atau tulang falang atau digiti (ossa phalanges), kelompok tulang telapak tangan atau tulang metacarpus (metacarpal), dan pergelangan tangan (ossa carpalia), yaitu tulang-tulang yang terdiri atas tulang hamatum (hamate), tulang kapitatum (capitate), tulang trapezoid (multangulum majus), tulang trapezium (multangulum minus), tulang skapoid (naviculare), tulang lunatum (lunate), tulang trikuetrum (triquetrum), dan tulang pisiform (pisiform).2

Gambar 1.3Sendi pergelangan tangan dibentuk oleh ujung bawah radius dengan tulang-tulang skafoid, lunatum, dan triquetrum. Bersama dengan sendi-sendi di antara tulang karpalia, dapat dilakukan gerakan fleksi, ekstensi, aduksi (deviasi ulna), abduksi (deviasi radius), dan sirkumduksi. 2Sendi-sendi metakarpofalangeus juga dapat melakukan semua gerakan seperti sendi pergelangan tangan, tetapi sendi-sendi interfalangeus merupakan sendi pelana dan hanya memberi gerakan fleksi dan ekstensi. 2Struktur Makroskopis Otot Carpal2Otot-otot thenar. Otot-otot thenar merupakan otot-otot pendek pada jempol. Yang termasuk otot tenar di antaranya M. Abductor pollicis brevis, M. Flexor pollicis brevis, M. Opponens pollicis, dan M. Adductor pollicis.Otot-otot hypothenar. Otot-otot hypothenar merupakan otot-otot pendek kelingking. Di antaranya adalah M. Abductor digiti minimi, M. Flexor digiti minimi, dan M. Opponens digiti minimi.M. lumbrikalis. Keempat otot ini keluar dari tendon M. Flexor digitorum profunda. Otot ini masuk ke sisi radial tiap falang proksimal dan ke perluasan M. Extensor dorsal. M. lumbrikalis berfungsi dalam fleksi artikulasio metakarpo falangealis tanpa fleksi articulasio interfalangealis.Otot-otot interoseus. Otot-otot ini terdiri dari delapan otot yang keluar dari korpus ossa metacarpi. Otot ini bertanggung jawab atas fleksi artikulasio metakarpofalangealis dan ekstensi artikulasio interfalangealis. Otot ini juga melakukan gerakan abduksi dan adduksi jari-jari tangan. Gerakan ini terjadi di sekeliling jari tengah, adduksi adalah mendekatkan semua jari ke jari tengah, abduksi adalah menjauhkannya dari jari tengah. Tiap m. interosei dorsalis keluar dari dua metacarpal dan masuk ke falang proksimal untuk menimbulkan adduksi.Sendi pada Tangan3a. Sendi KarpalPermukaan antara tulang-tulang karpal adalah ceper dan halus permukaan ceper ini ini dengan mudah saling bergeseran dan membentuk persendian meluncur antara berbagai tulang itu. Tulang karpal tersusun berdempetan rapat, sehingga hanya gerakan meluncur terbatas yang mungkin, tetapi dapat melaksanakan jumlah gerakan yang cukup banyak jika semua tulang bergerak bersama-sama.b. Sendi Karpo-MetakarpalSendi meluncur yang terbentuk antara sisi distal dari baris bawah tulang-tulang karpal dari setiap tulang dari lima tulang metakarpal. Sendi karpo-metakarpal dari ibu jari, yaitu sendi pelana, terbentuk antara basis metakarpal pertama dan trapezium.c. Sendi intermetakarpalDibentuk antara basis tulang-tulang metakarpal; permukaan persendian lateral membentuk sendi latar atau sendi meluncur antara tulang-tulang ini.d. Sendi Metakarpo-FalangealSendi metakarpo-falangeal adalah sendi dari jenis kondiloid. Kepala dari lima tulang metakarpal ini diterima dalam permukaan persendian pada basis dari falanx normal.Gerakan flexi, ektensi, abduksi, dan adduksi. e. Sendi InterfalangealSendi interfalangeal adalah sendi engsel. Sendi ini terbentuk oleh kepala falanx proximal yang diterima dalam permukaan persendian di atas basis falanx distal.Gerakannya adalah flexi dan ektensi.

Struktur Mikroskopis Tulang4Tulang merupakan sejenis jaringan ikat khusus, merupakan jaringan kompleks, terdiri atas sel dan matriks, matriks dibentuk oleh serat-serat dan substansi dasar.Tulang dewasa dibentuk oleh dua macam jaringan tulang: 1) yang selalu terletak di bagian luar, yaitu tulang kompak yang padat, 2) yang terletak di bagian dalam terdiri atas jalinan trabekula dengan celah-celah yang saling berhubungan disebut tulang spons.Tulang kompak terdiri atas sejumlah satuan silindris yang dikenal sebagai sistem Havers atau osteon sekunder. Setiap osteon dibentuk oleh lamel-lamel jaringan tulang yang tersusun konsentris (lamel Havers) mengelilingi saluran Havers di pusat. Setiap lamel mempunyai tebal antara 5-7 mikron. Rongga-rongga di antara lamel-lamel disebut lakuna yang saling berhubungan dengan saluran Havers melalui saluran-saluran halus yaitu kanalikuli. Di dalam lakuna ada sel tulang atau osteosit dan ke dalam kanalikuli terjulur cabang-cabangnya. Lamel interstitial mengisi tempat di antara osteon sekunder. Osteon primer atau lamel-lamel lingkar membatasi permukaan luar dan dalam tulang. Saluran-saluran serong yang dikenal sebagai saluran Volkmann menghubungkan saluran Havers dengan rongga sumsum dan juga dengan permukaan tulang.Fotomikroskopik potongan melintang tulang pipa sediaan gosok dan pembesaran 40x terlihat: 1. Kanal Havers berjalan sirkular mengelilingi saluran Havers, 2. Sistem Havers: lamel Havers dan saluran Havers, 3. Kanalikuli, 4. Lakuna.

Gambar 2. Tulang DewasaStruktur Otot Rangka4Otot rangka terdiri dari berkas sel-sel otot yang panjang dan silindris yang dikenal sebagai serat otot dan dibungkus oleh jaringan ikat. Serat otot penuh dengan miofibril, dengan setiap miofibril terdiri dari rangkaian filamen tebal dan tipis yang bertumpuk dan sedikit bertumpang tindih. Susunan seperti ini menyebabkan serat otot rangka tampak bergaris-garis pada pemeriksaan di bawah mikroskop. Filamen tebal terdiri dari protein miosin. Jembatan silang dibentuk dari ujung-ujung globuler molekul miosin yang menonjol dari setiap filamen tebal. Filamen tipis terutama terdiri dari protein aktin, yang memiliki kemampuan berikatan dan berinteraksi dengan jembatan silang miosin untuk menghasilkan kontraksi. Akan tetapi, dua protein lain, yakni troponin dan tropomiosin, terletak melintang di permukaan filamen tipis untuk mencegah interaksi jembatan silang ini dalam keadaan istirahat.Mekanisme Otot Rangka5Eksitasi serat otot rangka oleh neuron motoriknya menimbulkan kontraksi melalui serangkaian proses yang menyebabkan filamen-filamen tipis bergeser saling mendekat satu sama lain di antara filamen tebal. Mekanisme penggelinciran filamen pada kontraksi otot ini diaktifkan oleh pengeluaran Ca++ dari kantung lateral retikulum sarkoplasma. Pengeluaran Ca++ terjadi sebagai respons terhadap penyebaran potensial aksi serat otot ke bagian tengah serat melalui tubulus T. Kalsium yang dikeluarkan berikatan dengan kompleks troponin-tropomiosin filamen tipis, menyebabkan reposisi kompleks tersebut, sehingga tempat pengikatan jembatan silang aktin terbuka. Setelah aktin berikatan dengan jembatan silang miosin, interaksi molekuler antara aktin dan miosin membebaskan energy di dalam kepala miosin yang disimpan dari penguraian ATP sebelumnya oleh ATPase miosin. Energi yang dibebaskan ini menggerakkan jembatan silang. Selama gerakan mengayun, jembatan silang yang telah aktif melengkung ke arah bagian tengah filamen tebal, mendayung ke arah dalam filamen tipis tempat jembatan silang tersebut melekat. Dengan penambahan sebuah molekul ATP segar ke jembatan silang miosin, miosin dan aktin terlepas, jembatan silang kembali ke bentuknya semula, dan siklus kembali diulangi. Siklus aktivitas jembatan silang yang berulang-ulang menyebabkan filamen tipis bergeser ke arah dalam selangkah demi selangkah. Apabila tidak terdapat lagi potensial aksi lokal, kantung lateral secara aktif menyerap Ca++, troponin dan tropomiosin bergeser kembali ke posisi menghambatnya, dan terjadi relaksasi otot. Keseluruhan respons kontraktil berlangsung sekitar seratus kali lebih lama daripada potensial aksi.

Gambar 3. Mekanisme Kontraksi6Kontraksi di seluruh otot dapat memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Untuk menghasilkan gradasi tegangan seluruh otot terdapat dua faktor yang dapat disesuaikan: (1) jumlah serat otot yang berkontraksi di dalam sebuah otot dan (2) tegangan yang dihasilkan oleh setiap serat yang berkontraksi.7Karena semakin banyak jumlah serat yang berkontraksi, semakin besar tegangan otot total, otot-otot besar yang terdiri dari lebih banyak serat otot jelas lebih mampu menghasilkan tegangan yang lebih besar daripada otot kecil yang mengandung lebih sedikit serat. 7Satu neuron motorik mempersarafi sejumlah serat otot, tetapi setiap serat otot hanya dipersarafi oleh satu neuron motorik. Sewaktu sebuah neuron motorik diaktifkan, semua serat otot yang dipersarafinya terangsang untuk berkontraksi secara bersamaan. Unit fungsional ini, satu neuron motorik ditambah semua serat otot yang dipersarafinya disebut unit motorik. Serat-serat otot yang membentuk sebuah unit motorik tersebar di seluruh otot; dengan demikian kontraksi unit-unit motorik tersebut secara simultan menimbulkan kontraksi otot keseluruhan yang tersebar merata walaupun lemah. Setiap otot terdiri dari sejumlah unit motorik yang bercampur baur. Untuk menimbulkan kontraksi lemah pada suatu otot, hanya satu atau beberapa unit motorik yang diaktifkan. Untuk kontraksi yang lebih kuat, lebih banyak unit motorik yang direkrut, atau dirangsang untuk berkontraksi, suatu fenomena yang dikenal sebagai rekrutmen unit motorik. 7Seberapa kuat kontraksi yang akan terjadi pada setiap rekrutmen unit motorik tambahan bergantung pada ukuran unit motorik (yaitu, jumlah serat otot yang dikontrol oleh sebuah neuron motorik). Jumlah serat otot per unit motorik dan jumlah unit motorik per otot berbeda-beda, bergantung pada fungsi spesifik otot. Untuk otot-otot yang menghasilkan gerakan yang halus dan cermat, misalnya otot bola mata eksternal dan tangan, sebuah unit motorik mungkin hanya mengandung selusin serat otot. Setiap rekrutmen unit motorik tambahan hanya sedikit meningkatkan kekuatan kontraksi otot keseluruhan, karena hanya sedikit serat otot yang dipersarafi oleh setiap unit motorik. Unit-unit motorik yang kecil ini memungkinkan kita mengontrol derajat ketegangan otot dengan sangat cermat. Namun, pada otot-otot yang dirancang untuk melakukan gerakan yang kuat dan terkontrol secara kasar; misalnya otot-otot paha, sebuah unit motorik mungkin mengandung 1.500 sampai 2.000 serat otot. Rekrutmen unit-unit motorik pada otot-otot ini menyebabkan peningkatan mencolok tegangan otot keseluruhan. Kontraksi yang lebih kuat terjadi dengan mengorbankan sedikit gradasi yang terkontrol secara cermat. Dengan demikian, jumlah serat otot yang berperan serta dalam usaha kontraksi total otot keseluruhan bergantung pada jumlah unit motorik yang direkrut dan jumlah serat otot per unit motorik di otot tersebut. 7Untuk menunda atau mencegah kelelahan (fatigue, ketidakmampuan mempertahankan ketegangan otot pada tingkat tertentu) selama kontraksi menetap yang hanya melibatkan sebagian unit motorik otot, seperti yang diperlukan oleh otot-otot yang menunjang berat tubuh terhadap gaya tarik bumi, maka terjadi rektrutmen unit motorik yang asinkron, dimana tubuh secara berselang-seling mengaktifkan unit-unit motorik yang berlainan, seperti giliran kerja di pabrik, untuk member kesempatan unit motorik yang telah aktif beristirahat sementara yang lain mengambil alih. Perubahan giliran tersebut terkoordinasi dengan cermat, sehingga kontraksi yang menetap tersebut berlangsung mulus tidak tersendat-sendat. Rekrutmen unit motorik yang asinkron tersebut hanya dapat terjadi untuk kontraksi submaksimum selama hanya sebagian unit motorik diperlukan untuk mempertahankan tingkat ketegangan yang diinginkan. Selama kontraksi maksimum, saat diperlukan partisipasi semua serat otot, aktivitas unit motorik tidak mungkin digilir untuk mencegah kelelahan. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita tidak dapat menahan sebuah benda berat selama benda lain yang ringan. 7Selain itu, jenis serat otot yang diaktifkan bervariasi sesuai dengan tingkat gradasi. Sebagian besar otot terdiri dari campuran jenis serat yang secara metabolis berbeda-beda, sebagian lebih resisten terhadap kelelahan dibandingkan dengan yang lain. Selama aktivitas jenis endurance (lebih mengutamakan daya tahan, seperti olahraga aerobik) yang lemah atau sedang, unit-unit motorik yang lebih resisten terhadap kelelahan lebih dahulu direkrut. Serat-serat yang paling akhir direkrut untuk memenuhi kebutuhan peningkatan ketegangan otot adalah serat-serat yang cepat lelah. Dengan demikian, individu dapat melakukan aktivitas jenis daya tahan untuk waktu yang lama, tetapi hanya dapat mempertahankan gerakan tiba-tiba yang menguras tenaga (all-out) dalam waktu singkat. Tentu saja, bahkan serat-serat otot yang paling tahan terhadap kelelahan pun pada akhirnya juga mengalami kelelahan apabila digunakan untuk mempertahankan ketegangan yang terus menerus pada tingkat tertentu. 7Ketegangan otot keseluruhan juga bergantung pada ketegangan yang dihasilkan oleh setiap serat yang berkontraksi. Berbagai faktor mempengaruhi tingkat ketegangan yang dapat dihasilkan. Faktor-faktor tersebut mencakup frekuensi ransangan, panjang serat pada permukaan kontraksi, tingkat kelelahan, dan ketebalan serat. 7Terdapat dua jenis utama kontraksi, bergantung pada apakah terjadi perubahan panjang otot selama kontraksi. Pada kontraksi isotonik, ketegangan otot tetap konstan ketika panajng otot berubah. Pada kontraksi isometrik, otot dicegah untuk memendek, sehingga terjadi pembentukan ketegangan pada panjang otot yang konstan. Pada kontraksi isotonik dan isometrik terjadi proses-proses internal yang sama: proses kontraktil yang menghasilkan ketegangan diaktifkan oleh eksitasi otot; jembatan silang mulai melakukan siklusnya; dan pergeseran filamen yang memperpendek sarkomer; yang meregangkan komponen rangkaian elastik untuk menimbulkan gaya di tulang tempat insersi otot. 7Kontraksi isotonik digunakan untuk menggerakkan tubuh dan untuk melakukan kerja dengan menggerakkan benda-benda eksternal. Kontraksi isometrik terjadi ketika beban terlalu besar, kontraksi isometrik juga terjadi apabila ketegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih kecil dari yang diperlukan untuk menggerakkan beban. Dalam hal ini, tujuannya adalah menahan otot pada panjang tertentu walaupun otot mampu menciptakan ketegangan yang lebih besar. Kontraksi isometrik submaksimum ini penting untuk mempertahankan postur (misalnya menjaga tungkai tetap kaku sementara berdiri) dan untuk menunjang benda pada posisi-posisi tetap. Selama suatu gerakan, otot dapat berpindah-pindah pada antara kontraksi isotonik dan isometrik. Sebagai contoh, sewaktu mengambil sebuah buku untuk dibaca, biseps melakukan kontraksi isotonik ketika buku sedang diangkat, tetapi kontraksi menjadi isometrik sewaktu kita berhenti untuk menahan buku di depan kita. 7Sebenarnya terdapat dua jenis kontraksi isotonik yaitu konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya, otot mengalami perubahan panjang pada ketegangan tetap. Namun, pada kontraksi konsentrik otot memendek, sedangkan pada kontraksi eksentrik otot memanjang, karena otot tersebut diregangkan oleh gaya eksternal selagi berkontraksi. Pada kontraksi eksentrik, aktivitas kontraktil melawan peregangan. Suatu contoh adalah menurunkan sebuah beban ke tanah. Selama tindakan ini, serat-serat otot biseps memanjang tetapi tidak berkontraksi melawan peregangan. Ketegangan ini menahan berat benda. 7Mekanisme Kerja Otot7Sel otot, seperti neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan di sepanjang membran selnya. Berbeda denga neuron, otot memiliki mekanisme kontraktil yang diaktifkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan miosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di otot. Sekitar 40 persen massa tubuh adalah otot rangka, dan mungkin 10 persen lainnya adalah otot polos dan otot jantung. Mekanisme gerak pada otot polos dan otot jantung, mempunyai prisip kerja yang sama dengan mekanisme gerak otot rangka. Miofibril atau serabut halus sel otot rangka terdiri dari filamen aktin dan miosin. Setiap serat otot mengandung ratusan sampai ribuan miofibril; dan miofibril terdiri dari sekitar 1500 filamen miosin dan 3000 filamen aktin yang terletak berdampingan satu sama lain. Filamen-filamen ini adalah molekul polimer protein besar yang menentukan kontraksi otot. Filamen tebal adalah miosin, dan filamen tipis adalah aktin.

a. Mekanisme Umum Kontraksi dan Relaksasi Otot1. Asetikolin yang dikeluarkan dari ujung terminal neuron motorik mengawali potensial aksi di sel otot yang merambat ke seluruh permukaan membran.2. Aktivitas listrik permukaan dibawa ke bagian tengah (sentral) serat otot oleh tubulus T.3. Penyebaran potensial aksi ke tubulus T mencetuskan pelepasan simpanan Ca++ dari kantung-kantung lateral retiklum sarkoplasma di dekat tubulus.4. Ca++ yang dilepaskan berikatan dengan troponin dan mengubah bentuknya, sehingga kompleks troponin-tropomiosin secar fisik tergeser ke samping, membuka tempat pengikatan jembatan silang aktin.5. Bagian aktin yang telah terpanjan tersebut berikatan dengan jembatan silang miosin, yang sebelumnya telah mendapat energi dari penguraian ATP menjadi ADP + Pi + energi oleh ATPase miosin di jembatan silang.6. Pengikatan aktin dan miosin di jembatan silang menyebabkan jembatan silang menekuk, menghasilkan suatu gerakan mengayun kuat yang menarik filamen tipis ke arah dalam. Pergeseran ke arah dalam dari semua filamen tipis yang mengelilingi filamen tebal memperpendek sarkomer (yaitu kontraksi otot).7. Selama gerakan mengayun yang kuat tersebut, ADP dan Pi dibebaskan dari jembatan silang. Perlekatan sebuah molekul ATP baru memungkinkan terlepasnya jembatan silang, yang mengembalikan bentuknya ke konformasi semula.8. Pengurain molekul ATP yang baru oleh ATPase miosin kembali memberikan energi bagi jembatan silang.9. Apabila Ca++ masih ada sehingga kompleks troponin-tropomiosin tetap bergeser ke samping, jembatan silang kembali menjalani siklus pengikatan dan penekukan, menarik filamen tipis selanjutnya.10. Apabila tidak lagi terdapat potensial aksi lokal dan Ca++ secara aktif telah kembali ke tempat penyimpanannya di kantung lateral retikulum sarkoplasma, kompleks troponin-tropomiosin bergeser kembali ke posisinya menutupi tempat pengikatan jembatan silang aktin, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang, dan filamen tipis bergeser kembali ke posisi istirahat seiring terjadinya proses relaksasi.b. Karateristik Kontraksi Otot UtuhKarakteristik kontraksi otot utuh terdiri dari kontraksi isometrik tidak memperpendek otot, dan kontraksi isotonik memperpendek otot. Kontraksi isometrik terjadi jika otot tidak memendek sewaktu berkontraksi. Kontraksi isometrik sejati tidak dapat dihasilkan pada tubuh yang intak karena apa yang dinamakan komponen elastik terengang selama kontraksi menyebabkan sedikit banyak terjadi pemendekan otot. Elemen-elemen elastik ini mencakup tendon, ujung sarkolema serat otot, dan mungkin lengan berengsel pada jembatan-silang miosin. Kontraksi isotonik terjadi ketika otot memendek dan tegangan otot konstan. Karakteristik kontraksi isotonik bergantung pada beban yang harus dilawan oleh otot serta pada inersia beban.

Metabolisme Otot dan Jenis Serat7Otot adalah transduser (mesin) biokimia utama yang mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi kinetik (mekanis). Otot, jaringan tunggal terbesar di tubuh manusia, membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang dewasa muda, dan sedikit lebih kecil dari 30% pada usia lanjut.Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukleus yang dikelilingi oleh membran plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik, yaitu sarkolema. Sel serabut otot individual yang panjangnya dapat menyamai panjang keseluruhan otot, mengandung berkas banyak miofibril yang tersusun sejajar yang terbenam dalam cairan intrasel dan disebut sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen, senyawa berenergi-tinggi ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim glikolisis.Jika miofibril diperiksa di bawah mikroskop elektron, dapat diamati pita gelap dan terang yang berselingan, yang disebut sebagai pita A dan I. bagian tengah pita A (pita H) tampak kurang padat dibandingkan bagian pita lainnya. Pita I terbagi dua oleh sebuah garis Z yang sangat padat dan sempit.Jika miofibril diperiksa di bawah mikroskop elektron, tampak bahwa masing-masing miofibril terdiri dari dua jenis filamen longitudinal, yaitu filamen tebal yang mengandung miosin, dan filamen tipis yang mengandung aktin, tropomiosin, dan troponin.Pada tahun 1950-an, Henry Huxley dan Andrew Huxley serta rekan-rekan mereka mengajukan model yang sebagian besar didasarkan pada pengamatan morfologik yang cermat pada otot dalam keadaan istirahat, teregang, dan berkontraksi. Pada dasarnya, ketika otot berkontraksi tidak terjadi perubahan panjang filamen tebal dan tipis, tetapi zona H dan pita I memendek. Oleh karena itu, susunan filamen yang saling menjalin harus bergeser / meluncur melewati satu sama lain sewaktu kontraksi. Jembatan silang yang menghubungkan filamen tebal dan tipis di tahap-tahap tertentu siklus berkontraksi menghasilkan dan mempertahannkan tegangan otot. Jembatan silang yang menghubungkan filamen tebal dan tipis di tahap-tahap tertentu siklus berkontraksi menghasilkan dan mempertahankan tegangan otot. Tegangan (tension) yang terbentuk sewaktu kontraksi otot setara dengan overlap filamen dan jumlah jembatan silang. Setiap kepala jembatan silang terhubung dengan filamen tebal melalui segmen fibrosa lentur yang dapat menekuk keluar dari filamen tebal.Massa otot terbentuk 75% dari air dan lebih dari 20% protein. Dua protein utama adalah aktin dan miosin.Monomer G-aktin membentuk 25% protein otot berdasarkan berat. Pada kekuatan ionik fisiologis dan dengan keberadaan Mg2+, G-aktin mengalami polimerirasi secara nonkovalen untuk membentuk filamen heliks-ganda tak larut yang disebut F-aktin. Serabut F-aktin memiliki tebal 6-7 nm dan memiliki puncak atau struktur berulang setiap 35,5 nm.Miosin membentuk 55% protein otot berdasarkan berat dan membentuk filamen tebal. Miosin adalah heksamer asimetris dengan massa molekul sekitar 460 kDa. Miosin memiliki sebuah ekor fibrosa yang terdiri dari dua heliks yang saling menggulung. Masing-masing heliks memiliki sebuah bagian kepala globular yang melekat pada satu sisi. Heksamer terdiri dari satu pasang rantai panjang (Heavy [H]) yang masing-masing memiliki massa molekul 200 kDa, dan dua pasang rantai pendek (Light [L]) masing-masing dengan massa molekul 20 kDa. Rantai L dibedakan lagi, yakni satu rantai disebut rantai ringan esensial dan yang lain rantai ringan regulatorik. Miosin otot rangka mengikat aktin untuk membentuk aktomiosin (aktin-miosin), dan aktivitas ATPase intrinsiknya sangat meningkat dalam kompleks ini.. terdapat isoform-isoform miosin yang jumlahnya bervariasi pada keadaan patologis, fisiologis, dan anatomis yang berbeda.Struktur aktin dan kepala miosin telah diteliti dengan kristalografi sinar-X; studi-studi ini memastikan sejumlah temuan sebelumnya mengenai sruktur keduanya dan juga menghasilkan banyak informasi baru.Di otot lurik, terdapat dua protein lain yang jumlahnya sedikit, tetapi memiliki fungsi penting. Tropomiosin adalah suatu molekul fibrosa yang terdiri dari dua rantai, alfa dan beta, yang melekat pada F-aktin di alur antara filamen-filamennya. Tropomiosin terdapat di semua otot dan struktur mirip otot. Kompleks troponin bersifat unik bagi otot lurik dan terdiri dari tiga polipeptida. Troponin T (TpT) mengikat tropomiosin dan dua komponen troponin lainnya. Troponin I (TpI) menghambat interaksi F-aktin-miosin dan juga mengikat komponen-komponen troponin lain. Troponin C (TpC) adalah polipeptida pengikat kalsium yang secara struktural dan fungsional analog dengan kalmodulin, suatu protein pengikat kalsium penting yang tersebar luas di alam. Setiap molekul troponin C atau kalomodulin mengikat empat molekul ion kalsium, dan kedua molekul ini memiliki massa molekul sebesar 17 kDa.Otot dari organisme yang berbeda dan dari sel dan jaringan berbeda dalam organisme yang sama dapat memiliki mekanisme molekular yang berbeda dalam mengatur kontraksi dan relaksasinya. Pada semua sistem, Ca2+ berperan kunci dalam regulasi. Terdapat dua mekanisme umum mengenai regulasi kontraksi otot: berbasis aktin dan berbasis miosin. Mekanisme pertama bekerja di otot rangka dan jantung, dan yang kedua di otot polos.Regulasi berbasis aktin pada otot terjadi pada otot rangka dan jantung vertebrata, yang keduanya merupakan otot bergaris. Pada mekanisme umum, satu-satunya faktor yang dapat membatasi siklus kontraksi otot adalah ATP. Pada keadaan istirahat, sistem otot rangka terhambat; untuk mengaktifkan kontraksi, penghambatan ini dihilangkan. Inhibitor otot rangka adalah sistem troponin, yang terikat pada tropomiosin dan F aktin di filamen tipis. Pada otot lurik, tidak terdapat kontrol kontraksi, kecuali jika sistem tropomiosin-troponin terdapat bersama dengan filamen aktin dan miosin.Dalam sarkoplasma otot yang beristirahat, konsentrasi Ca2+ adalah 10-8 sampai 10-7 mol/L. keadaan istirahat dicapai karena Ca2+ dipompa ke dalam retikulum sarkoplasma melalui kerja suatu sistem transport aktif yang disebut Ca2+ ATPase, yang memicu relaksasi. Retikulum sarkoplasma adalah suatu jaringan kantung-kantung bermembran yang halus. Di dalam retikulum sarkoplasma, Ca2+ terikat pada protein pengikat Ca2+ spesifik yang disebut kalsekuestrin. Sarkomer dikelilingi oleh suatu membrane yang dapat tereksitasi dan terdiri dari kanal-kanal melintang yang berkaitan erat dengan retikulum sarkoplasma.Jika sarkolema tereksitasi oleh impuls saraf, sinyal disalurkan ke dalam sistem tubulus T dan kanal pengeluaran Ca2+ di retikulum sarkoplasma di dekatnya membuka, yang membebaskan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma ke dalam sarkoplasma. Konsentrasi Ca2+ di sarkoplasma meningkat cepat hingga 10-5 mol/L. Tempat-tempat pengikatan Ca2+ di TpC pada filamen tipis dengan cepat diisi oleh Ca2+. TpC-Ca2+ berinteraksi dengan TpI dan TpT untuk mengubah interaksi troponin-troponin tersebut dengan tropomiosin. Dengan demikian, tropomiosin tergeser atau mengubah konformasi F-aktin sehingga kepala miosin-ADP-P dapat berinteraksi dengan F-aktin untuk memulai siklus kontraksi.Relaksasi terjadi jika kadar Ca2+ sarkoplasma turun di bawah 10-7 mol/L akibat resekuestrasinya ke dalam retikulum sarkoplasma oleh Ca2+ ATPase. Oleh karena itu, TpC-4Ca2+ kehilangan Ca2+ nya. Akibatnya, troponin melalui interaksi dengan tropomiosin, menghambat interaksi lebih lanjut kepala miosin dan F-aktin, dan dengan adanya ATP, kepala miosin terlepas dari F-aktin.Oleh karena itu, Ca2+ mengontrol kontraksi dan relaksasi otot rangka melalui mekanisme alosterik yang diperantarai oleh TpC, TpI, TpT, tropomiosin, dan F-aktin. Sarkoplasma otot rangka mengandung banyak glikogen, yang terdapat dalam granula yang terletak dekat dengan pita I. pembebasan glukosa dari glikogen bergantung pada glikogen fosforilase otot spesifik, yang dapat diaktifkan oleh Ca2+, epinefrin, dan AMP. Untuk menghasilkan glukosa 6-fosfat untuk glikolisis di otot rangka, glikogen fosforilase b harus diaktifkan menjadi fosforilase a melalui fosforilase oleh fosforilase b kinase. Ca2+ meningkatkan pengaktifan fosforilase b kinase, juga melalui fosforilasi. Oleh karena itu, Ca2+ memicu kontraksi otot dan mengaktifkan jalur untuk menghasilkan energi yang diperlukan. Hormon epinefrin juga mengaktifkan glikogenolisis di otot. AMP, yang dihasilkan oleh penguraian ADP ketika otot berkontraksi, juga dapat mengaktifkan fosforilase b tanpa menyebabkan fosforilasi. Pada penyakit McArdle, salah satu penyakit penimbunan glikogen, glikogen fosforilase b otot berada dalam keadaan inaktif.Di otot rangka dapat dideteksi jenis-jenis serabut yang berbeda. Salah satu klasifikasi membagi jenis serabut menjadi tipe I (kedut lambat, slow twitch), tipe IIA (kedut cepat-oksidatif), dan tipe IIB (kedut cepat-glikolitik). Untuk menyederhanakannya, hanya akan dibahas dua tipe: tipe I (kedut lambat, oksidatif) dan II (kedut cepat, glikolitik). Serabut tipe I tampak merah karena mengandung mioglobin dan mitokondria; metabolism serabut ini bersifat aerobik, dan serabut-serabut ini mempertahankan kontraksi yang relative menetap. Serabut tipe Ii, karena tidak memiliki mioglobin dan mengandung sedikit mitokondria, terlihat putih; serabut ini memperoleh energi dari glikolisis anaerob dan memperlihatkan durasi kontraksi yang relatif singkat. Proporsi kedua tipe serabut bervariasi di antara otot tubuh, bergantung pada fungsi. Proporsi juga bervariasi sesuai latihan; contohnya, jumlah serabut tipe I di otot tungkai tertentu meningkat pada atlet yang berlatih marathon, sedangkan jumlah serabut tipe II meningkat pada pelari cepat.Serat-serat otot memiliki jalur-jalur alternatif untuk membentuk ATP. Tiga langkah berbeda pada proses kontraksi-relaksasi memerlukan ATP. 71. Penguraian ATP oleh ATPase miosin menghasilkan energi bagi jembatan silang utnuk melakukan gerakan pengayun yang kuat.2. Pengikatan (bukan penguraian) molekul ATP segar ke miosin memungkinkan terlepasnya jembatan silang dari filament aktin pada akhir gerakan mengayun, sehingga siklus dapat diulang. ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi bagi ayunan jembatan silang berikutnya.3. Transportasi aktif Ca++ kembali ke retikulum sarkoplasma selama relaksasi bergantung pada energi yang berasal dari penguraian ATPKarena ATP merupakan satu-satunya sumber energi yang dapat secara langsung digunakan untuk aktivitas-aktivitas tersebut, ATP harus terus menerus diberikan agar aktivitas kontraktil dapat berlanjut. Di jaringan otot ATP yang tersedia untuk dapat segera digunakan terbatas, tetapi terdapat tiga jalur yang dapat memasok ATP tambahan sesuai keperluan selama kontraksi otot: (1) pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fofat ke ADP; (2) fosforilasi oksidatif (siklus asam sitrat dan sistem transportasi elektron); dan (3) glikolisis. 7Kreatin fosfat adalah simpanan energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Seperti ATP, kreatin fosfat mengandung sebuah gugus fosfat berenergi tinggi, yang dapat diberikan secara langsung ke ADP untuk membentuk ATP. Seperti terjadinya pelepasan energi sewaktu ikatan fosfat terminal di ATP diputuskan. Energi yang dibebaskan dari hidrolisis keratin fosfat, bersama dengan fosfatnya dapat diberikan secara langsung ke ADP untuk membentuk ATP. Reaksi ini, yang dikatalisis oleh enzim sel otot keratin kinase bersifat reversible; energi dan fosfat dari ATP dapat dipindahkan ke kreatin untuk membentuk kreatin fosfat. 7

KesimpulanTulang tangan (ossa manus) disusun oleh beberapa tulang, yang meliputi kelompok tulang jari tangan atau tulang falang atau digiti (ossa phalanges), kelompok tulang telapak tangan atau tulang metacarpus (metacarpal), dan pergelangan tangan (ossa carpalia).Tangan yang disusun oleh otot rangka dapat berkontraksi dan berelaksasi. Kontraksi terjadi dengan proses yang panjang, yang disebabkan karena adanya penggeseran filamen tipis yang saling mendekat satu sama lain di filamen tebal, yang diaktifkan oleh pengeluaran Ca2+. Jumlah serat otot yang berperan serta dalam usaha kontraksi total otot keseluruhan bergantung pada jumlah unit motorik yang direkrut dan jumlah serat otot per unit motorik di otot tersebut.Otot adalah transduser (mesin) biokimia utama yang mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi kinetik (mekanis). Otot, jaringan tunggal terbesar di tubuh manusia, membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang dewasa muda, dan sedikit lebih kecil dari 30% pada usia lanjut.Massa otot terbentuk 75% dari air dan lebih dari 20% protein. Dua protein utama adalah aktin (25%) dan miosin (55%). Protein lainnya adalah tropomiosin dan troponin (I,C,T). Otot akan berkontraksi pasa saat aktin dan miosin berikatan, dan berelaksasi pada saat kehilangan energi.

Daftar Pustaka1. Faiz O, Moffat D. Tangan. Dalam: Safitri A, penyunting. Anatomy at a glance. Edisi ke-10. Jakarta: Erlangga; 2008.h.61-852. Suhartono, Hidayat EPS. Radiografi tulang tangan, jari-jari tangan, dan tulang pergelangan tangan. Dalam: Ester M, penyunting. Teknik radiografi tulang ekstremitas atas. Edisi ke-1. Jakarta: EGC; 2004.h.223. Gambar anatomi tangan. 14 februari2014. Diunduh dari: http://www.google.co.id/imglanding?q=carpal.jpg&hl=id&prmdo=1&tbm=isch&tbnid=ZxbS2g6lV6TtzM:&imgrefurl=http://grandmall10.wordpress.com/2010/02/03/carpal-bones/&imgurl=http://grandmall10.files.wordpress.com/2010/02/carpal.jpg%253Fw%253D360%2526h%253D430&ei=jdeNTcveLY6PcYykkPsJ&zoom=1&w=360&h=430&iact=hc&oei=jdeNTcveLY6PcYykkPsJ&page=1&tbnh=139&tbnw=116&start=0&ndsp=21&ved=1t:429,r:9,s:0&biw=1366&bih=6054. Pearce CE. Anatomi dan fisologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia.2006.h.93-45. Bloom, Fawcet. Tulang. Dalam: Hartanto H, penyunting. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2002.h. 176-86. Hirziah. Gambar Sistem Gerak. 14 februari 2014. Diunduh dari: http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fjardiknas.kemdiknas.go.id%2Fe-pendidikan%2Findex.php%3Foption%3Dcom_mtree%26task%3Datt_download%26link_id%3D226%26cf_id%3D24&ei=pJiITYCUIs2qceCr7bcM&usg=AFQjCNFTnCZzjdMC8bUOYaqRHAudS9QSuQ, 23 Maret 20117. Sherwood L. Fisiologi Otot. Dalam: Santoso BI, penyunting. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2001.h. 213-233