BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam...

141
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara majemuk, segala bentuk keragaman yang termuat di dalamnya, terutama dalam kehidupan beragama semestinya dilihat sebagai suatu kekayaan bangsa dan bukan sebagai alasan pemecah persatuan. Sebab, Indonesia telah direkatkan dan dipersatukan oleh Bhineka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa. Dengan adanya keragaman diharapkan agar manusia dapat mengambil hikmah, menerima, mengakui serta adanya sikap saling terbuka antar satu sama lainnya yang berbeda. Karena kendati demikian, perbedaan itu merupakan keniscayaan dalam kehidupan yang tidak bisa dihindari oleh manusia. 1 Dalam istilah lain, sikap tersebut dikenal sebagai sikap toleransi, yaitu sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. Toleransi menjadi hal yang sangat penting dimiliki oleh setiap jiwa 1 Eka Saputra, dkk., Islam Rahmat Seluruh Umat, (Jakarta: Lazuardi Biru, 2012), h. 19.

Transcript of BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam...

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan sebuah negara majemuk, segala

bentuk keragaman yang termuat di dalamnya, terutama dalam

kehidupan beragama semestinya dilihat sebagai suatu kekayaan

bangsa dan bukan sebagai alasan pemecah persatuan. Sebab,

Indonesia telah direkatkan dan dipersatukan oleh Bhineka

Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa.

Dengan adanya keragaman diharapkan agar manusia

dapat mengambil hikmah, menerima, mengakui serta adanya

sikap saling terbuka antar satu sama lainnya yang berbeda.

Karena kendati demikian, perbedaan itu merupakan keniscayaan

dalam kehidupan yang tidak bisa dihindari oleh manusia.1 Dalam

istilah lain, sikap tersebut dikenal sebagai sikap toleransi, yaitu

sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. Toleransi

menjadi hal yang sangat penting dimiliki oleh setiap jiwa

1 Eka Saputra, dkk., Islam Rahmat Seluruh Umat, (Jakarta: Lazuardi

Biru, 2012), h. 19.

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

2

manusia, khususnya bagi masyarakat yang hidup dalam negara

yang dianugerahi keberagaman.

Pondok pesantren merupakan lembaga keagamaan,

dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan

materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum,

bertujuan untuk menguasai ilmu Agama Islam secara detail, serta

mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan

menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat.

Terdapat dua elemen utama dalam sebuah pondok pesantren,

yakni kiai dan santri.

Mengingat adanya beberapa masyarakat awam yang

berspekulasi bahwa pondok pesantren adalah salah satu tempat

menumbuhkan paham radikalisme atau pondok pesantren sebagai

sarang terorisme. Persepsi santri sebagai bibit teroris ini tentu

salah dan perlu diluruskan di kalangan masyarakat. karena

sejatinya pesantren adalah tempat untuk meluruskan nilai-nilai

Islam secara baik. Sejatinya santri justru memiliki peran sebagai

garda terdepan dalam setiap upaya untuk menjadikan Tanah Air

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

3

ini lebih baik, termasuk dalam setiap permasalahan-permasalahan

yang muncul.

Pusat Studi Pesantren atau yang kerap disingkat menjadi

PSP adalah lembaga yang melakukan ikhtiar untuk menepis

persepsi yang salah tersebut dengan berupaya menjaga nilai

toleransi santri serta mengenalkan para santri dan dunia

kepesantrenan sebagai agen perdamaian, yang ramah dan toleran

kepada khalayak luas. Sebagaimana yang disampaikannya dalam

wawancaranya dengan www.satuharapan.com, Direktur PSP juga

menjelaskan hal yang selaras, “Santri punya peran penting untuk

menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil „alamin, apalagi

setelah stigma negatif tentang pesantren sebagai produsen teroris.

Sebetulnya banyak sisi positif yang ada di pesantren, namun

belum sempat tersampaikan ke publik dengan baik”.2

Lembaga nirlaba yang dipimpin oleh Achmad Ubaidillah

ini merupakan lembaga yang bertujuan sebagai sarana

komunikasi dan menumbuhkan ukhuwah di antara umat Islam,

khususnya di kalangan masyarakat pesantren di Indonesia.

2 “Ceramah dan Ngaji? Santri Juga Bisa Bikin Video”

http://www.satuharapan.com/, diakses pada 27 Nov. 2018, pukul 10.38 WIB.

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

4

lembaga ini juga bertujuan menumbuhkan dan mensosialisasikan

pandangan, sikap dan misi Islam yang mencerahkan, ramah,

toleran, inklusif dan modern serta menumbuhkembangkan nilai-

nilai perdamaian antar sesama umat manusia.

Sebagaimana yang dilansir oleh Alif. id, Pendiri dan

Direktur PSP juga menjabarkan beberapa tujuan didirikannya

PSP, yaitu sebagai sarana komunikasi dan menumbuhkan

ukhuwah di antara umat Islam, khususnya di kalangan

masyarakat pesantren di Indonesia. Tujuan lain adalah untuk

menumbuhkan dan mensosialisasikan pandangan dan sikap-sikap

serta misi Islam yang mencerahkan, ramah, toleran, inklusif dan

modern di kalangan masyarakat serta menumbuhkembangkan

nilai-nilai perdamaian antar sesama umat manusia.3

Peran serta PSP dalam menyuarakan nilai-nilai toleransi

kepada masyarakat secara luas, khususnya kepada para kalangan

pesantren mendapatkan respon positive dari berbagai pihak.

Eksistensi PSP dalam berbagai kegiatan yang dilakukannya baik

3 “Pusat Studi Pesantren: Tebar Islam Ramah Melalui Pesantren”

https://alif.id/ , diakses pada 27 Nov. 2018, pukul 10.45 WIB.

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

5

kegiatan yang melibatkan peserta dari kalangan pesantren

maupun di luar pesantren masih terus terjaga hingga saat ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin

mengkaji lebih dalam tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan

dan strategi dakwah yang dimiliki oleh Lembaga Pusat Studi

Pesantren yang dituangkan dalam judul penelitian Strategi

Dakwah Lembaga Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor

dalam Upaya Menjaga Nilai Toleransi di Kalangan Santri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga

Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor?

2. Bagaimana strategi dakwah yang dilakukan oleh Lembaga

Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor dalam upaya

menjaga nilai toleransi di kalangan santri?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat aktifitas dakwah

yang dilakukan oleh Lembaga Pusat Studi Pesantren

Pagentongan-Bogor?

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

oleh Lembaga Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor

2. Untuk menjelaskan strategi dakwah yang dilakukan oleh

Lembaga Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor dalam

upaya menjaga nilai toleransi di kalangan santri.

3. Untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat

aktifitas dakwah yang dilakukan oleh Lembaga Pusat Studi

Pesantren Pagentongan-Bogor.

D. Manfaat Penelitian

Dengan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan penelitian ini

dapat bermanfaat:

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan kontribusi bagi pengembangan penelitian di

bidang strategi dakwah dalam upaya menjaga nilai toleransi di

kalangan santri.

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

7

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi Peneliti

Menambah khazanah pengetahuan tentang strategi

dakwah dalam menjaga nilai toleransi di kalangan santri

yang dilakukan oleh PSP serta dapat memberikan

tambahan wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti.

2. Bagi Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan saran, pemikiran dan informasi pelaksanaan

dakwah dalam upaya menajaga nilai toleransi santri

sebagai bahan acuan agar dalam pelaksanaan kegiatan

dakwah dalam menjaga nilai toleransi di kalangan santri

semakin lebih baik.

3. Bagi Mahasiswa

Memberikan informasi lebih jelas bagi mahasiswa

tentang strategi dakwah dalam upaya menjaga nilai

toleransi di kalangan santri yang dilakukan oleh PSP,

sehingga memberikan gambaran konsep dan teoritis ilmu

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

8

keislaman serta memberikan motivasi kepada mahasiswa

agar dapat menciptakan inovasi baru yang dapat

digunakan untuk menciptakan strategi-strategi dalam

manjaga nilai-nilai toleransi di negara yang bersifat

majemuk seperti Indonesia ini.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, terdapat

penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang akan ditulis.

Di antara penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, skripsi Istiqomah Fajri Perwita dengan judul

“Strategi Guru PAI dalam Membina Sikap Toleransi Antar Umat

Beragama terhadap Siswa SMPN 1 Prambanan Klaten”

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyarkarta, tahun 2014. Dalam hasil penelitiannya, peneliti

mengemukakan bahwa terdapat dua tahap strategi Guru PAI

dalam membina sikap toleransi antar umat beragama terhadap

siswa SMPN 1 Prambanan Klaten. Tahap pertama adalah

pembinaan sikap toleransi di dalam kelas, yaitu dengan

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

9

pemanfaatan sumber belajar, memilih gaya mengajar guru dengan

baik atau dengan gaya demokratis, penerapan variasi metode

yang sesuai, menciptakan komunikasi dengan siswa dan

penerapan evaluasi berkelanjutan. Tahap kedua adalah

pembinaan di luar kelas, yaitu dengan memberikan contoh sikap

menghormati dan menghargai semua warga sekolah, bekerjasama

dengan pihak sekolah untuk menerapkan 3S (Senyum, Sapa dan

Salam) yang bertujuan untuk mengakrabkan semua warga

sekolah dan saling bertoleransi.4

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu penelitian Istiqomah Fajri Perwita membahas

tentang strategi guru dalam mengajar mata pelajaran PAI,

sedangkan penelitian yang akan ditulis adalah penelitian

mengenai strategi dakwah Lembaga Pusat Studi Pesantren dalam

menjaga nilai toleransi. Selain itu, Subyek dan obyek dalam

penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan juga

berbeda.

4 Istiqomah Fajri Perwita, “Strategi Guru PAI dalam Membina Sikap

Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap Siswa SMPN 1 Prambanan

Klaten”, (Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyarkarta, 2014).

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

10

Kedua, skripsi Ahmad Faizin dengan judul “Strategi

Pengamalan Nilai-nilai Toleransi Beragama pada Siswa Melalui

Binaan Rohani di SMP Katolik Widyatama Kota Batu”

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang, tahun 2016. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

oleh Ahmad Faizin ini memberikan gambaran bahwa nilai-nilai

toleransi memang sangat penting untuk diajarkan dan diterapkan

kepada siswa dalam bangku sekolah. Adapun strategi yang

digunakan oleh SMP Katolik Widyatama Kota Batu dalam

pengamalan nilai-nilai toleransi beragama pada siswa meliputi

dua tahap. Pertama, melalui binaan sikap toleransi dalam kelas.

Kedua, melalui pembinaan toleransi di luar kelas. Model

pelaksanaan binaan rohani siswa dilaksanakan di dalam kelas

berdasarkan agama masing-masing, sehingga siswa mendapatkan

porsi pendidikan agama yang sama. Pelaksanaan binaan

dilakukan pada setiap hari Jum’at pukul 10.50-11.30.5

5 Ahmad Faizin, “Strategi Pengamalan Nilai-nilai Toleransi

Beragama pada Siswa Melalui Binaan Rohani di SMP Katolik Widyatama

Kota Batu”, (Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

11

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

akan ditulis adalah penelitian Ahmad Faizin mengkaji secara

fokus pada kegiatan binaan rohani di sekolah dan strateginya

pada siswa, sedangkan penelitian yang akan ditulis membahas

strategi dakwah lembaga pada santri.

Ketiga, skripsi Miss Rahanee Seree dengan judul

“Strategi Dakwah dalam Membentuk Karakter

Santri”Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo

Semarang, tahun 2015. Hasil penelitian yang dilakukan pada

Pondok Pesantren Far’ul As-Saulati Al-Alawi Mayo Patani

Selatan Thailand ini menjelaskan tentang strategi dakwah yang

dilakukan oleh pesantren, yaitu antara lain: Menanamkan akidah

pada para santri, menanamkan syari’ah secara tepat, menanamkan

pendidikan akhlak karimah, menanamkan konsep toleransi dalam

beragama, memberikan penerangan tentang konsep jihad yang

sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadist, membentuk jiwa santri

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang, 2016).

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

12

yang peduli alam sekitar dan membentuk karakter santri dengan

melakukan pengajian rutin.6

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

akan ditulis adalah penelitian Miss Rahanee Seree memfokuskan

pembahasan pada pembentukan karakter santri, sedangkan

penelitian yang akan ditulis membahas tentang nilai toleransi

pada santri. Penelitian di atas dilakukan pada Pondok Pesantren

Far’ul As-Saulati Al-Alawi Mayo Patani Selatan Thailand,

sedangkan penelitian yang ditulis dilakukan pada Lembaga Pusat

Studi Pesantren Pagentongan-Bogor.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian

kualitatif deskriptif, yaitu pendekatan penelitian dengan

pemaparan fenomena sosial tertentu baik tunggal maupun

jamak.7 Pendekatan yang digunakan untuk mengolah data

dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun

6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah dalam Membentuk Karakter

Santri”, (Skripsi Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah

dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015). 7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1998), h. 9.

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

13

melalui pemaparan pemikiran, pendapat ahli, atau fenomena

dalam kehidupan masyarakat.

Dalam hal ini penulis akan mengamati,

menggambarkan, dan menjelaskan strategi dakwah Lembaga

Pusat Studi Pesantren dalam upaya menjaga nilai toleransi di

kalangan santri.

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak tanggal

dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu empat

bulan, yaitu mulai dari bulan Januari-April 2019. Dalam

waktu empat bulan tersebut, peneliti mengumpulkan data

lapangan dan menjalani proses bimbingan penulisan hasil

penelitian.

b. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Pusat Studi

Pesantren yang berlokasi di Kompleks Pesantren Al-Falak

Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat,

Kota Bogor.

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

14

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah suatu metode pengukuran data

untuk mendapatkan data primer, yaitu dengan cara

melakukan pengamatan langsung secara seksama dan

sistematis, dengan menggunakan alat indra berupa: mata,

telinga, hidung, tangan dan pikiran.8 Teknik observasi

juga dikenal sebagai proses untuk memperoleh data dari

tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada

saat dilakukan penelitian.

Jenis observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini yaitu observasi partisipatif (participant

observation). Sugiyono menjelaskan dalam buku Metode

Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

bahwa dalam observasi ini peneliti terlibat dengan

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang

digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang

8 Zainal Mustafa, Mengurai Variabel hingga Instrumen, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 94.

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

15

dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka

dukanya.9

Dalam penelitian ini, Peneliti mengamati dan

terlibat secara langsung pada kegiatan pelatihan

kepenulisan dan video making untuk santri yang

dilaksanakan oleh Pusat Studi Pesantren untuk wilayah

Banten yang dilakukan di Hotel Zest Bogor dan di The

Rizen Hotel Bogor. Peneliti menjadi panitia lokal Banten

yang selama tiga hari penuh mendampingi santri

mengikuti kegiatan serta peneliti juga terlibat membantu

proses berlangsungnya kegiatan pelatihan.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan suatu percakapan yang

dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara

(interviewer) yakni sebagai orang yang mengajukan

pertanyaan dengan terwawancara (interviewee) atau yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.10

9 Sugiyono, Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2016), Cet. Ke-23, h. 227. 10

Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 186.

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

16

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan

wawancara mendalam terhadap intern dan ekstern

lembaga. Intern lembaga meliputi: 1). Direktur PSP 2).

Pengurus kegiatan PSP 3). Santri Alumni PSP. Ekstern

lembaga meliputi: 1). Pimpinan Pesantren Alumni

kegiatan PSP 2). Masyarakat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan

untuk mengumpulkan data tentang klien. Dalam suatu

penelitian, dokumentasi peneliti menggunakan catatan-

catatan atau data yang berkaitan dengan tema penelitian.11

Untuk memperkuat data untuk penelitian ini,

peneliti mengumpulkan dokumentasi-dokumentasi

kegiatan Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor baik

berupa arsip dokumen, photo, video, berita dan karya

tulisan.

11

Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Ciputat: Quantum Teaching,

2005), h. 111.

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

17

d. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penghimpunan atau

pengumpulan, pemodelan dan transformasi data dengan tujuan

untuk menyoroti dan memperoleh informasi yang bermanfaat,

memberikan saran, kesimpulan dan mendukung pembuatan

keputusan.12

Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan deskriptif, yaitu menjelaskan secara sistematis

fakta dan karakteristik bidang-bidang tertentu secara faktual

dan cermat dengan menggambarkan keadaan atau status

fenomena.

Adapun langkah-langkah analisis yang akan dilakukan

oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

S. Nasution dalam bukunya berjudul Metode Penelitian

Naturalistik Kualitatif menjelaskan bahwa reduksi data ialah

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

12

Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2010), h. 253.

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

18

hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya, sehingga data

lebih mudah untuk dikendalikan.13

Setelah semua data yang diperoleh melalui proses

wawancara, observasi dan dokumentasi terkumpul, maka data

perlu difokuskan sesuai dengan rumusan masalah yang

terdapat dalam penelitian ini dan membuang data yang tidak

diperlukan sehingga data-data tersebut dapat dikendalikan juga

dipahami.

2. Penyajian Data (Display Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, dan dengan teks yang bersifat naratif. Dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.14

Dari penjelasan tersebut, setelah data direduksi maka

langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data, yaitu dengan

13

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung:

Tarsito, 1992), h. 129. 14

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Cet. Ke-9, h. 341.

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

19

membuat uraian-uraian yang bersifat naratif, sehingga dapat

diketahui rencana kerja selanjutnya berdasarkan data yang

telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang

diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada atau berupa gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah

diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini masih sebagai hipotesis,

dan dapat menjadi teori jika didukung oleh data-data yang kuat

lainnya.15

Dari penjelasan di atas, maka langkah terakhir yaitu

penarikan kesimpulan. Langkah ini dimulai dari mencari pola,

tema, hubungan, yang mengarah pada strategi dakwah

Lembaga Pusat Studi Pesantren dalam upaya menjaga nilai

toleransi di kalangan santri dan diakhiri dengan menarik

kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan.

15

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 345.

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

20

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan penelitian, maka

sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan dalam lima

bab, yaitu sebagai berikut:

Bab pertama, Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab kedua, Gambaran Umum Lembaga Pusat Studi

Pesantren Pagentongan-Bogor. Bab ini adalah gambaran profil

lembaga yang berisi tentang sejarah berdirinya Pusat Studi

Pesantren, visi misi & Lambang Pusat Studi Pesantren, tujuan

pendirian letak geografis Pusat Studi Pesantren, struktur

kelembagaan & santri alumni Pusat Studi Pesantren dan program-

program Pusat Studi Pesantren.

Bab ketiga, Kajian Teori. Bab ini berisi tentang pengertian

strategi dakwah, asas-asas strategi dakwah, unsur-unsur dakwah,

toleransi, radikalisme, terorisme dan santri.

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

21

Bab keempat, membahas hasil penelitian mengenai

strategi dakwah Lembaga Pusat Studi Pesantren Pagentongan-

Bogor dalam upaya menjaga nilai toleransi di kalangan santri

yang berisi tentang kegiatan-kegiatan Lembaga Pusat Studi

Pesantren Pagentongan-Bogor, strategi dakwah Lembaga Pusat

Studi Pesantren Pagentongan-Bogor, faktor pendukung dan

penghambat aktifitas dakwah Lembaga Pusat Studi Pesantren

Pagentongan-Bogor.

Bab kelima, Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan

dan saran.

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

22

BAB II

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PUSAT STUDI

PESANTREN PAGENTONGAN-BOGOR

A. Sejarah Berdirinya Lembaga Pusat Studi Pesantren

Pusat Studi Pesantren (PSP) atau Center for Pesantren

Studies dalam bahasa Inggris, merupakan lembaga nirlaba yang

diniatkan untuk menjadi wadah bagi proses pengkajian dunia

kepesantrenan dan pengembangan pemikiran Islam secara umum.

PSP juga menjadi wadah bagi jejaring pesantren yang

mengembangkan wawasan yang lebih terbuka. Lembaga ini

dipusatkan di Komplek Pesantren Al-Falak yang beralamat di

Jalan Pagentongan No. 2 Rt 01, Rw 06, kelurahan Loji,

kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

PSP mulai berdiri pada tanggal 21 September 2007.

Lembaga yang dipusatkan di Kompleks Pagentongan Bogor

tersebut didirikan oleh Achmad Ubaidillah dan ayahnya yang

bernama KH. Achmad Hasbullah. Meski KH. Achmad Hasbullah

saat itu sifatnya hanya memberikan restu dan support, sedangkan

Page 23: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

23

yang menjadi pendiri dan kemudian menjadi penggerak dalam

setiap kegiatan secara keorganisasian lembaga sampai saat ini

adalah Achmad Ubaidillah.

Jika ditinjau dari awal mula sejarah, pendirian lembaga ini

tidak terlepas dari sejarah Pondok Pesantren Al-Falak

Pagentongan Bogor yang pertama kali didirikan oleh kakek buyut

Ubaidillah, yakni KH. Tubagus Muhammad Falak atau yang

lebih dikenal sebagai Mama Falak (1842-1972). Sebagaimana

yang diceritakan Ubaidillah saat diwawancarai di kediamannya

mengenai awal ia meminta restu kepada ayahnya untuk

mendirikan lembaga yang tujuannya untuk mensyiarkan apa yang

selama ini menjadi nilai, prinsip serta kiprah Mama Falak.1

Mama Falak dikenal sebagai pemimpin rohani gerakan

sufi dan sebagai Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa

Naqsyabandiyah yang telah berkiprah di ranah pendidikan, sosial,

kemanusiaan, politik kebangsaan, dan keagamaan. Menurut

Ubaidillah, kakek buyutnya inilah yang menjadi inspirator

1 Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 24: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

24

terbesar lahirnnya PSP. Mama Falak merupakan referensi utama

dan alasan pentingnya Ubaidillah mendirikan PSP.

Ubaidillah ingin mencoba mereaktualisasi apa yang

dilakukan oleh Mama Falak semasa hidupnya. Terutama

kiprahnya di dunia kepesantrenan. Mama Falak dikenal sebagai

sosok ulama yang secara keilmuan mumpuni, tetapi kiprahnya

pun luas. Beliau belajar di Mekkah sampai 21 tahun lamanya dari

sejak usianya 15 tahun. Pada tahun 1878 beliau pulang ke

Indonesia dan selanjutnya menikah. Setelah itu pada tahun 1901

beliau mendirikan sebuah pesantren di Bogor yang bernama

Pondok Pesantren Al-Falak Pagentongan-Bogor.

Mama Falak merupakan seorang ulama sekaligus sebagai

perintis NU di Bogor pada tahun 1953. Beliau juga dikenal

sebagai ulama yang dekat banyak kalangan. Banyak tokoh Islam

dari lintas organisasi datang untuk silaturahmi kepada beliau. Hal

tersebut menandakan bahwa beliau dikategorikan sebagai tokoh

yang bisa masuk ke semua kalangan, meski beliau tetap sangat

lekat dengan NU. Semasa hidupnya Mama Falak juga aktif di

gerakan anti kolonialisme, gerakan politik kebangsaan, oleh

Page 25: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

25

karena itu banyak tokoh nasional yang juga mendatangi beliau

seperti Dr. KH. Idham Kholid dan hampir seluruh Ketua Umum

PBNU pernah datang untuk sowan ke beliau semasa hidupnya.

Ubaidillah melihat sosok kakek buyutnya ini memiliki

ikatan silaturahmi yang sangat luas dan kuat. Selain kiprah di

dunia intelektualisme Islam, khususnya yang dikembangkan di

dunia pesantren, Mama Falak memiliki kiprah di masyarakat.

Beliau dikenal sebagai sosok yang mengayomi masyarakat dan

sosok yang dermawan oleh kalangan masyarakat sekitar.

Ubaidillah menceritakan, karena kedermawanan kakek buyutnya,

banyak murid-murid yang diberangkatkan ibadah haji oleh Mama

Falak pada masa itu. Selain itu, Mama Falak juga memiliki dapur

umum yang bisa diakses oleh masyarakat.

Berdasarkan keteladanan dan inspirasi yang Ubaidillah

dapatkan dari kakek buyutnya, kemudian Ubaidillah berpikir dan

merasa punya beban dan tanggung jawab untuk menyiarkan

langkah dan pemikiran-pemikiran Mama Falak yang selanjutnya

mendorong Ubaidilillah untuk mendirikan satu lembaga.

Page 26: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

26

Terdapat metamorfosa sebelum lembaga ini bernama

Pusat Studi Pesantren. Sebelumnya Ubaidillah sempat

mendirikan Kiai Falak Center secara informal di komunitas

kecilnya. Cukup banyak orang sudah tau bahwa ada lembaga Kiai

Falak Center. Namun setelah Ubaidillah berkonsultasi dengan

Ayahnya dan mendapatkan nasihat untuk tidak membawa atau

mengatasnamakan Mama Falak, akhirnya Ubaidillah merubah

Kiai Falak Center menjadi Pusat Studi Pesantren.2

Terkait latar belakang penamaan lembaga “Pusat Studi

Pesantren” salah satunya adalah karena Ubaidillah menginginkan

PSP menjadi salah satu lembaga yang bisa melanjutkan kiprah

para tokoh NU yang juga mendirikan pusat studi yang kurang

lebih sama sebetulnya dengan PSP. Yang ada di Indonesia,

seperti: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM),

Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan

Sosial (LP3ES) dan sejumlah lembaga yang lain.

Meski menurut Ubaidillah, ia bukanlah pionir isu-isu

kepesantrenan, tapi Ubaidillah hanya ingin menjadi pelanjut apa

2 Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 27: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

27

yang pernah dilakukan oleh intelektual muslim di NU, menjadi

bagian dari komponen pesantren. Sebagai warga nahdiyyin, ia

merasa memiliki tanggung jawab dan beban moral untuk ikut

hadir dalam isu ini. Kemudian digagaslah program-program yang

mengangkat isu-isu kepesantrenan.3

Kini PSP telah memiliki cabang di dua wilayah, yaitu di

Jawa Timur dan Lampung. Keduanya tetap bernama Pusat Studi

Pesantren, hanya ditambahkan nama wilayah, yakni menjadi

Pusat Studi Pesantren Jawa Timur dan Pusat Studi Pesantren

Lampung.4

B. Visi Misi & Lambang Lembaga Pusat Studi Pesantren

1. Visi & Misi Pusat Studi Pesantren

Visi:

“Mengacu pada peran strategis pesantren, maka Pusat

Studi Pesantren (PSP) mengembangkan tranformasi

demokratik melalui dunia pesantren. Transformasi ini

merujuk pada pembentukan masyarakat demokratis yang

3 Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB. 4 Achmad Ubaidillah, Achmad Ubaidillah, Direktur Pusat Studi

Pesantren, Facebook, Minggu, 27 Januari 2019, pukul 17. 00 WIB.

Page 28: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

28

menghargai kemajemukan, kewarganegaraan, dan nilai-nilai

Islam rahmatan lil’alamin.”

Misi:

“Pusat Studi Pesantren (PSP) mengemban komitmen

melakukan penelitian interdisipliner yang berkaitan dengan

pesantren, Islam dan demokrasi. Pusat Studi Pesantren (PSP)

juga berupaya mewujudkan dan mengembangkan pelbagai

aktifitas positif dan transformatif, khususnya dalam upaya

menyebarkan gagasan dan pandangan mencerahkan,

moderat, ramah, toleran, inklusif dan modern.”5

2. Lambang Pusat Studi Pesantren

Berikut adalah lambang Pusat Studi Pesantren:6

5 “Pusat Studi Pesantren: Inklusifitas Pesantren dan Rahmat bagi

Semeseta” http://www.nu.or.id/, diakses pada 24 Januari 2019, pukul 20.10

WIB. 6 Nur Aslihah Mansur (Staf PSP), WhatsApp, Minggu, 27 Januari

2019, pukul 20. 53 WIB.

Page 29: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

29

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ubaidillah,

penjelasan lambang PSP adalah sebagai berikut:

1. Dalam lambang tersebut terdapat nama lembaga dengan

menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia tertulis “Pusat

Studi Pesantren” dan dalam Bahasa Inggris tertulis

“Center for Pesantren Studies”.

2. Terdapat gambar pena berbulu. Pada zaman dahulu

terutama di Pesantren, pena bulu digunakan untuk menulis

dengan menggunakan tinta. Gambar pena bulu ini

digunakan dalam lambang PSP sebagai simbol semangat

literasi PSP.

3. Warna hijau melambangkan kesuburan tanah air

Indonesia. Warna hijau juga erat dengan warna NU dan

pesantren.7

7 Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati, WhatsApp, Rabu, 13 Maret 2019, pukul 12.02 WIB.

Page 30: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

30

C. Tujuan Pendirian Lembaga Pusat Studi Pesantren

Adapun tujuan dari didirikannya Pusat Studi Pesantren

pada tanggal 21 September 2007 adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sarana komunikasi dan menumbuhkan ukhuwah di

antara umat Islam, khususnya di kalangan masyarakat

pesantren di Indonesia.

2. Menumbuhkan dan mensosialisasikan pandangan dan sikap-

sikap serta misi Islam yang mencerahkan, moderat, ramah,

toleran, inklusif dan modern di kalangan masyarakat.

3. Menumbuhkembangkan nilai-nilai perdamaian antar sesama

umat manusia.

4. Membangun jembatan penghubung menuju reintegritasi

kalangan pesantren dan masyarakat sekitarnya.

D. Struktur Kelembagaan & Santri Alumni Pusat Studi

Pesantren

1. Struktur Kelembagaan

Pusat Studi Pesantren termasuk salah satu lembaga

yang dalam struktur secara kelembagaan dipegang juga

dikelola oleh keluarga. Berdasarkan Akta Notaris Pendirian

Page 31: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

31

Yayasan “Pusat Studi Pesantren” Nomor 15, berikut adalah

Struktur Kelembagaan Pusat Studi Pesantren:

a. PEMBINA

Ketua Pembina : Drs. H. Achmad Hasbullah

Anggota : H. Ibrohim

b. PENGURUS

Ketua : Achmad Ubaidillah

Sekretaris : Ade Fahd

Wakil Sekretaris : Nurhapipah

Bendahara : Achmad Habibi

c. PENGAWAS

Ketua : Tri Mulyaningsih

Anggota : Robiatul Adawiyah8

Pada struktur di atas dapat dijelaskan bahwa secara

struktural dalam kelembagaan Pusat Studi Pesantren terdapat

tiga komponen, yaitu: Pembina, Pengurus dan Pengawas.

Pembina terdiri dari ketua dan anggota. Pengurus terdiri dari

8 Akta Pendirian Yayasan “Pusat Studi Pesantren”, Nomor 15 tahun

2016, Pasal 43, h. 38.

Page 32: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

32

ketua, sekretaris, wakil sekretaris, dan bendahara.

Selanjutnya pengawas terdiri dari ketua dan anggota.

Adapun dalam setiap program kegiatannya, PSP

memiliki staff khusus yang direkrut oleh lembaga untuk

membantu mengelola setiap kegiatan dalam rangka

mewujudkan program-program yang telah dirancang.

Berikut adalah struktur kepengurusan program

kegiatan:9

9 Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati, Recording, Senin, 28 Januari 2018, Pukul 10.59 WIB.

Direktur

Achmad Ubaidillah

Staf Finance

Siti Azizah

Nur Aslihah Mansur

Program Officer

Khoirul Anam

Ira D. Aini

Ummi Hasanah

Page 33: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

33

Keterangan:

a). Direktur

Direktur merupakan pendiri lembaga yang

memiliki tugas dan wewenang untuk memimpin

lembaga, mengorganisir visi dan misi lembaga secara

keseluruhan, mengambil kebijakan lembaga,

mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan.

b). Staf Finance

Staff Finance adalah orang-orang yang bertugas

mengurus keuangan dalam sebuah kegiatan, baik itu

pemasukan dan pengeluaran.

b). Program Officer

Program Officer adalah orang-orang yang

mengatur secara teknis dalam setiap kegiatan yang

dilakukan oleh PSP. Mulai dari mempersiapkan

dokumen-dokumen untuk peserta atau pemateri dan

menyiapkan perlengkapan sampai mengatur proses

berjalannya kegiatan.

Page 34: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

34

2. Santri Pusat Studi Pesantren

Santri dalam hal ini merupakan santri dari beberapa

pesantren di wilayah Indonesia yang pernah mengikuti

kegiatan yang diselenggarakan oleh PSP pada program

gerakan voice of pesantren. Baik itu kegiatan pelatihan

kepenulisan maupun video making yang bertemakan Islam

dan Tradisi Damai.

Proses penetapan pesantren dan peserta kegiatan:

1. PSP melakukan pendekatan awal untuk menjajaki potensi

kerja sama Pusat Studi Pesantren (PSP) dengan pesantren

tersebut di kemudian hari, sekaligus juga sebagai proses

seleksi terhadap pilihan pesantren yang akan diputuskan

untuk diundang mengikuti seleksi program.

2. PSP menentukan pesantren-pesantren yang akan

diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan. Pesantren

tradisional diutamakan, karena salah satu program ini

adalah untuk mendorong pesantren yang cenderung

tertutup untuk bersuara ke luar. Pesantren yang juga

Page 35: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

35

diutamakan ikut serta dalam pelatihan adalah pesantren

berbasis/berafiliasi ahlussunnah waljamaah.10

3. Staff PSP mengirimkan surat undangan pelatihan kepada

pesantren-pesantren susuai regional pelatihan. Dalam

surat tersebut, PSP meminta izin kepada pihak pesantren

untuk mengizinkan dua orang santri dari setiap pesantren

untuk mengikuti seleksi program Suara Pesantren .11

4. PSP melakukan proses seleksi peserta.

5. Hasil seleksi peserta diumumkan di

www.suarapesantren.net

Syarat peserta pelatihan:

1. Peserta masih berstatus sebagai santriwan/wati dari

pesantren yang diundang mengikuti Pelatihan Program

Suara Pesantren.

2. Peserta mengisi formulir pendaftaran berupa biodata calon

peserta Pelatihan Program Suara Pesantren.

10

Dokumen Kisi-kisi Riset Awal Pusat Studi Pesantren. 11

Dokumen Surat Undangan Seleksi Program Suara Pesantren, 04

Maret 2017.

Page 36: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

36

3. Peserta diwajibkan menjawab pertanyaan yang

dilampirkan pada form pendaftaran.

4. Peserta mengirimkan formulir pendaftaran Pelatihan

Program Suara Pesantren via pos dan ditandai dengan cap

pos ke alamat kantor: Pusat Studi Pesantren: Kompleks

Ponpes Alfalak, Jl. Pagentongan No. 8 Rt 01/6, Loji,

Bogor Barat, Kota Bogor 16617 atau ke email:

[email protected]

5. Peserta mendapatkan izin dari pimpinan/pengurus

pesantren untuk mengikuti kegiatan.12

Saat ini santri alumni PSP yang sebagian besar

merupakan santri salafi tersebut sudah mencapai 394 santri

dari 112 pesantren di Indonesia, seperti Banten, Kalimantan

Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera

Barat dan Nusa Tenggara Barat.13

12

Dokumen Ketentuan dan Syarat Calon Peserta Program Suara

Pesantren. 13

Dokumen Arsip Data Alumni PSP tahun 2016-2018.

Page 37: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

37

TABEL 2.1

Data Jumlah Santri Alumni PSP14

No Regional

Alumni

Jumlah Kepenulisan Video

Making

1 Banten 40 Santri 40 Santri 80 Santri

2 Jawa Barat 20 Santri 20 Santri 40 Santri

3 Jawa Timur 40 Santri 38 Santri 78 Santri

4 Jawa Tengah 38 Santri 38 Santri 76 Santri

5 Kalimantan Selatan 20 Santri 20 Santri 40 Santri

6 Sumatera Barat 20 Santri 20 Santri 40 Santri

7 Nusa Tenggara Barat 20 Santri 20 Santri 40 Santri

Total 394 Santri

E. Program-Program Kegiatan Lembaga Pusat Studi Pesantren

Untuk mewujdukan visi, misi dan tujuan pendirian

lembaga, Pusat Studi Pesantren melaksanakan berbagai usaha

melalui Program-program srategis. Program tersebut meliputi:

1. Kampanye Islam, perdamaian, kemanusiaan dan demokrasi.

PSP memfasilitasi komunikasi dan kerjasama antara

bangsa, budaya, agama yang memiliki perhatian dan minat

14

Dokumen Arsip Data Alumni PSP tahun 2016-2018.

Page 38: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

38

terhadap perkembangan Islam dan masyarakat Muslim,

khususnya perkembangan pesantren di Indonesia. Selain itu juga

mendukung kampanye Islam moderat dan inklusif yang cinta

perdamaian.

Kampenye Islam, perdamaian, kemanusiaan dan

demokrasi yang dilakukan oleh PSP adalah kampanye atau

penyebaran ide, gagasan, serta narasi damai para tokoh, kiai, nyai

dan santri melalui akun media sosial. Beberapa media sosial yang

digunakan adalah instagram, youtube, facebook, website dan

twitter.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap akun-akun

media sosial PSP, kampanye melalui media sosial tersebut

dilakukan dalam bentuk quotes (pesan bergambar) dan video.

Kegiatan kampanye yang merupakan program bulanan ini masih

terus dalam tahap evaluasi dan upaya pembaharuan. Sebagaimana

yang disampaikan oleh Direktur Lembaga, bahwa PSP sedang

menyusun dan merancang sebuah platform baru yang akan diberi

nama iqra.id. Isi dari akun tersebut akan memuat artikel-artikel

dan video inspiratif dengan tujuan menyuarakan pemikiran dan

Page 39: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

39

pesan-pesan damai dari kalangan pesantren dan masyarakat

umum secara luas.15

TABEL 2.2

Akun Media Sosial Pusat Studi Pesantren16

No Jenis Akun Nama Akun

1 Facebook Suara Pesantren

2 Instagram @Pusatstudipesantren

3 Twitter @SuaraPesantren

4 Youtube Suara Pesantren

5 Website

www.suarapesantren.net/

iqra.id

2. Diskusi, lokakarya dan seminar yang berkaitan dengan

isu-isu Islam, kemanusiaan, perdamaian dan demokrasi.

PSP berupaya untuk menjadi wadah diskusi atau

tempat bertukar pikiran mengenai isu Islam, kemanusiaan,

perdamaian dan demokrasi di Indonesia. Program tahunan ini

15

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB. 16

Ummi Hasanah (Staff Program PSP), diwawanacarai oleh Cahyati,

Recording, Minggu, 27 Januari 2019, pukul 13.00 WIB.

Page 40: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

40

sudah terlaksana dalam beberapa bentuk kegiatan, yakni

kegiatan Asia Interfaith Forum, Halaqah Kiai dan Nyai serta

pertemuan pegiat media online baik secara formal maupun

informal.17

Kegiatan Asia Interfaith Forum atau yang disingkat

dengan AIF dilaksanakan dengan memiliki tujuan untuk

kerjasama antar bangsa dalam memerangi radikalisme dan

kekerasan. Kegiatan ini sudah terlaksana dua kali pada

Oktober 2017 dan Juli 2018 di Bogor. Para

peserta merupakan para aktifis yang berasal dari beberapa

Negara Asia, seperti: Indonesia Singapura, Kemboja, Korea

Selatan, Yaman, Malaysia, dan Bangladesh.18

Kegiatan Halaqah Kiai dan Nyai sudah dilakukan

sebanyak empat kali mulai tahun 2017 hingga Maret 2019.19

Dari halaqah tersebut, terkumpul para kiai dan nyai yang

17

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB. 18

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Tape Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48

WIB. 19

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), wawancara

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB.

Page 41: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

41

siap dengan programnya masing-masing untuk

menggerakkan pesantren sebagai motor perlawanan terhadap

radikalisme dan kekerasan.

3. Penerbitan dan perpustakaan.

PSP mendorong tersosialisasi dan terpublikasikannya

gagasan-gagasan yang lahir dari kalangan masyarakat

pesantren yang sarat dengan prinsip, tingkah laku dan cara

pandang toleran, inklusif, moderat dan aktif melakukan

tindakan nyata yang bermanfaat bagi umat.

Program penerbitan dan perpustakaan merupakan

program yang belum terlaksana. Beberapa faktor menjadi

alasan belum terwujudnya program ini. Selain PSP belum

mendapatkan tempat yang permanen dan representatif, PSP

juga masih terfokus pada kegiatan-kegiatan yang sedang dan

dilaksanakan. Baik kegiatan halaqah, pelatihan untuk santri

dan penyusunan platform baru. Seperti yang diungkapkan

Page 42: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

42

oleh Ubaidillah selaku direktur, bahwa program ini masih

menjadi tugas cukup besar untuk PSP.20

4. Membangun database pesantren di Indonesia.

Kegiatannya berupa inventarisasi dan pendataan

pesantren di Indonesia serta memperoleh deskripsi mengenai

gerakan masyarakat sipil di Indonesia berbasis pesantren.

Berbagai infomasi tersebut dikumpulkan dan disusun

menjadi database yang komprehensif.

Dalam membangun database pesantren, PSP

melakukan riset pesantren. Riset tersebut juga merupakan

kegiatan yang dirancang untuk membangun jaringan

pesantren dan sebagai kegiatan silaturahim PSP kepada para

pengasuh atau kiai dan nyai pesantren.

Berdasarkan penuturan Ubaidillah saat diwawancarai

peneliti, dengan riset dan kegiatan-kegiatan pelatihan yang

melibatkan berbagai pesantren dari tujuh provinsi, kini

20

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB.

Page 43: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

43

database dan arsip profil pesantren yang dimiliki PSP

mencapai 200 pesantren di Indonseia.21

Kegiatan riset dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui profil pesantren secara umum serta mengetahui

bagaimana kecendrungan pemikiran yang berkembang di

pesantren tersebut. Selain itu, kegiatan riset juga sebagai

pendekatan awal dan proses seleksi terhadap pilihan

pesantren-pesantren yang akan diputuskan untuk diundang

mengikuti seleksi program kegiatan-kegiatan workshop atau

pelatihan yang akan diselenggarakan PSP.

Data riset diambil dari berbagai informan yang

ditemui di pesantren. Baik informasi dari pengasuh pesantren

secara langsung maupun informasi dari selain pengasuh,

seperti para guru, staff pesantren, para santri dan masyarakat

lingkungan sekitar pesantren.

Pesantren yang menjadi sasaran riset PSP merupakan

pesantren yang sudah diseleksi secara kasar/umum melalui

21

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB.

Page 44: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

44

data awal yang dikumpulkan oleh PSP. Kriteria awal yang

digunakan dalam proses seleksi pesantren yang akan diriset

adalah: Pertama, pesantren yang diutamakan adalah

pesantren tradisonal atau salafi. Kedua, pesantren yang

berbasis ahlussunah wal jama’ah.

Dalam riset pesantren, hal yang digali dari pesantren

adalah mengenai profil pesantren yang meliputi latar

belakang sejarah pesantren, posisi dan kondisi demografis

lokasi pesantren, data pengasuh dan dewan guru, jumlah

santri dan asal santri, sekolah/madrasah yang dikelola oleh

pesantren, kegiatan non keagamaan atau ekstrakulikuler yang

ada di pesantren serta apakah khusus untuk santri atau

berbaur dengan masyarakat dari luar pesantren.

Selain menggali informasi tentang profil pesantren

dalam kegiatan riset, PSP juga mengamati kemungkinan

pesantren untuk dapat mengikuti kegiatan PSP selanjutnya.

Hal tersebut diperhatikan dari kemungkinan di pesantren

secara umum diizinkan untuk mengakses komputer dan

internet, pesantren tersebut memiliki tim media secara

Page 45: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

45

khusus, atau berencana, atau merasa perlu membuat tim

media untuk pesantren tersebut serta apakah memungkinkan

jika pihak pesantren membangun kerja sama dengan

masyarakat sekitar pesantren (misalnya: pihak aparat desa,

karang taruna, atau pemuda kampung sekitar) untuk

membuat program bersama yang berkelanjutan.

Hasil dari kegiatan riset dituangkan dalam bentuk

laporan profil pesantren dengan disertai photo-photo

pengasuh dan suasana pesantren yang kemudian menjadi

arsip PSP dan beberapa sudah dimuat di laman

www.suarapesantren.net. 22

Dengan dilakukannya riset pesantren-pesantren di

berbagai wilayah ini, secara langsung PSP memiliki database

pesantren di Indonesia. Menurut Ubaidillah, tujuan dari riset

dan pembuatan database pesantren ini sangat penting. Hasil

riset akan menjadi basis data bagi orang atau lembaga lain

yang membutuhkan informasi tentang pesantren-pesantren

yang terdapat dalam database pesantren dari beberapa

22

Dokumen Kisi-Kisi Riset Awal Pusat Studi Pesantren.

Page 46: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

46

wilayah yang diriset oleh PSP seperti Banten, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat

dan Nusa Tenggara Barat.23

5. Pendidikan dan pelatihan.

PSP memberi kesempatan kepada generasi muda

kaum santri untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam

upaya mengembangkan kapasitas diri dan pemikiran serta

pandangan keislaman yang inklusif, ramah dan cinta

perdamaian.24

Pada program tahunan ini PSP membuat sebuah

gerakan yang dinamakan dengan gerakan Voice of Pesantren

atau suara pesantren. Dalam gerakkan ini, PSP membuat dua

macam pelatihan untuk kalangan santri di Indonesia. Yakni

pelatihan kepenulisan dan video making. Dalam kedua

pelatihan tersebut PSP mengangkat tema “Islam dan Tradisi

Damai”.

23

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB. 24

“Pusat Studi Pesantren: Inklusifitas Pesantren dan Rahmat bagi

Semeseta” http://www.nu.or.id/, diakses pada 24 Januari 2019, pukul 20.10

WIB.

Page 47: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

47

Program ini sudah berjalan sejak tahun 2016 dan

pelatihan kepenulisan untuk santri sudah berhasil

dilaksanakan 10 kali di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat,

dan Nusa Tenggara Barat. Dalam setiap pelatihan, di

dalamnya terdapat 20 santri dari 10 pesantren yang menjadi

peserta pelatihan.

Selain pelatihan kepenulisan, PSP juga

menyelenggarakan pelatihan video making untuk santri yang

kini telah terselenggara sebanyak 10 kali di wilayah yang

sama dengan pelatihan kepenulisan. Jumlah peserta yang

mengikuti kegiatan pelatihan video making juga sebanyak 20

santri dari 10 pesantren yang telah dipilih.

Dalam pelaksanaan program-programnya, terdapat empat

isu prioritas yang diperjuangkan oleh PSP untuk mencapai

masyarakat demokratik, yaitu:

Pertama, perawatan atas kemajemukan agama, baik

melalui dialog lintas iman (interfaith dialogue) maupun

perlindungan atas hak-hak minoritas beragama. Agenda ini

Page 48: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

48

penting sebab masyarakat demokratik membutuhkan perawatan

atas kemajemukan bangsa, dengan menempatkan agama bukan

sebagai sumber konflik melainkan harmoni. Tradisi moderatisme

(tawazun) dan jalan tengah (tawasuth) pesantren menempatkan

lembaga ini sebagai garda depan perawatan kemajemukan

bangsa.

Kedua, deradikalisasi agama.25

Sebuah masyarakat

demokratik membutuhkan paham keagamaan yang moderat. Hal

ini terkendala mana kala sebagian umat beragama memahami

agama secara radikal. Deradikalisasi agama merupakan upaya

moderasi pemahaman keagamaan sehingga umat beragama tidak

terjebak memahami agama sebagai ideologi yang meniadakan

(pemahaman) agama lain. Deradikalisasi juga meliputi pemetaan

25

Deradikalisasi merupakan segala upaya untuk mentransformasikan

dari keyakinan atau ideology radikal menjadi tidak radikal dengan pendekatan

multi dan interdisipliner (agama, sosial, budaya dan selainnya) bagi orang

yang terpengaruh oleh keyakinan radikal.atas dasar itu, deradikalisasi lebih

pada upaya melakukan perubahan kognitif atau memoderasi pemikiran atau

keyakinan seseorang. Suaib Tahir, Abdul Malik & Khoirul Anam, Ensiklopedi

Pencegahan Terorisme, (Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme,

2016), h. 23. Dengan demikian, eradikalisasi agama dapat diartikan sebagai

upaya untuk menanggulangi munculnya paham dan tindakan radikal atau

mengatasnamakan agama, salah satunya dengan menanamkan pemahaman

agama yang ramah dan damai.

Page 49: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

49

gerakan-gerakan keagamaan radikal untuk mengetahui ideologi,

persebaran, rekrutmen, dan perjuangan mereka.26

Isu perawatan atas kemajemukan agama dan

deradikalisasi agama menjadi fokus utama PSP. Kedua isu di atas

terdapat dalam program kampanye, diskusi dan seminar serta

program pendidikan dan pelatihan. Di berbagai kegiatannya, baik

kegiatan kampanye, pelatihan kepenulisan dan video making

untuk santri, halaqah kiai dan Nyai dan The Asia Interfaith

Forum, kedua isu tersebut diangkat menjadi tema, materi maupun

diskusi dalam forum.27

Ketiga, kesetaraan gender. Agenda ini merupakan

pengarusutamaan kesetaraan gender sebagai bagian dari

pembentukan masyarakat demokratis. Kesetaraan ini tidak hanya

terjadi pada wilayah ketimpangan relasi gender melainkan

perlindungan hak-hak perempuan dari deskriminasi berbasis

26

“Profil Pusat Studi Pesantren” www.pusatstudijawatimur.blogspot.

com, diakses pada 25 Januari 2019, pukul 20.58 WIB. 27

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB.

Page 50: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

50

gender.28

Berdasarkan pernyataan dari Direktur PSP, isu ini

belum diwujudkan dalam bentuk program atau kegiatan yang

diinisiasi oleh PSP. Meskipun demikian, PSP aktif menghadiri

undangan perjumpaan dan seminar berbasis gender.29

Keempat, kepedulian lingkungan. Gerakan kepedulian

lingkungan merupakan wujud nyata implementasi teologi

lingkungan yang perlu ditumbuhkembangkan di kalangan

pesantren. Teologi lingkungan yang ditransformasikan kepada

santri akan menjadi landasan teologi untuk melakukan berbagai

gerakan pada level praktis di masyarakat seperti gerakan

konservasi, tree plantation, kesadaran merawat lingkungan dan

aktifitas lain terkait kepedulian terhadap lingkungan.30

Isu ini

juga belum diwujudkan dalam bentuk program maupun kegiatan.

Menurut penuturan Ubaidillah, PSP masih fokus kepada kegiatan

yang berkenaan dengan dua isu di atas yakni perawatan atas

kemajemukan agama dan deradikalisasi agama. Namun ke depan

28

“Profil Pusat Studi Pesantren” www.pusatstudijawatimur.blogspot

.com, diakses pada 25 Januari 2019, pukul 20.58 WIB. 29

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB. 30

“Profil Pusat Studi Pesantren” www.pusatstudijawatimur.blogspot

.com, diakses pada 25 Januari 2019, pukul 20.58 WIB.

Page 51: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

51

PSP juga akan terus berupaya untuk memperjuangkan keempat

isu prioritas tersebut agar terealisasi dalam bentuk program dan

kegiatan.31

31

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB.

Page 52: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

52

BAB III

KAJIAN TEORI

A. Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani: strategia yang

berarti kepemimpinan atas pasukan atau seni memimpin

pasukan. Kata strategia bersumber dari kata strategos yang

berkembang dari kata stratos (tentara) dan kata agein

(memimpin). Istilah strategi dipakai dalam konteks militer

sejak zaman kejayaan Yunani-Romawi sampai masa awal

industrialisasi. Kemudian istilah strategi meluas ke berbagai

aspek kegiatan masyarakat, termasuk ke dalam bidang

komunikasi dan dakwah.1

Jika ditinjau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran tertentu.2 Strategi juga didefiniskan

1 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 227. 2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989), Cetakan II, h. 859.

Page 53: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

53

sebagai sebagai garis besar haluan negara yang bertindak

untuk mencapai sadaran yang ditetapkan.3

Kustadi Suhandang dalam karyanya berjudul Strategi

Dakwah: Penerapan Strategi Komunikasi dalam Dakwah

menyebutkan bahwa Strategi merupakan rancangan atau

desain kegiatan, dalam wujud penentuan dan penempatan

semua sumber daya yang menunjang keberhasilan suatu

pencapaian tujuan yang telah ditentukan.4

Littlejohn menyamakan strategi dengan “rencana

suatu tindakan”, dan metodologinya yang sangat mendasar

dikemukakan Burke sebagai the dramatistic pentad (segi

lima dramatistik) dengan perincian sebagai berikut:

1. Act (aksi), yaitu apa yang dikerjakan oleh aktor (pelaku).

Komponen yang pertama ini menjelaskan tentang apa

yang harus dimainkan oleh aktor, apa yang sebaiknya dia

lakukan, dan apa yang semestinya dia selesaikan.

3 Tabrani Rusyah, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 209. 4 Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah: Penerapan Strategi

Komunikasi dalam Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 82.

Page 54: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

54

2. Scene (suasana), yaitu situasi atau keadaan di mana

tindakan (kegiatan) dimaksud akan berlangsung. Segi

yang kedua ini meliputi penjelasan tentang keadaan fsiik

maupun budaya dan lingkungan masyarakat di mana

kegiatan itu akan dilaksanakan.

3. Agent (agen), yaitu diri aktor (sendiri) yang harus dan

akan melaksanakan tugasnya, termasuk semua yang

diketahuinya tentang substansinya. Substansi agen

mencakup semua aspek kemanusiaannya, sikapnya,

pribadinya, sejarahnya dan faktor-faktor terkait lainnya.

4. Agency (agensi), yaitu instrument atau alat-alat yang

akan dan harus digunakan oleh agen (aktor) dalam

melakukan tindakannya. Mungkin meliputi saluran-

saluran komunikasi, jalan pikiran, lembaga (media), cara,

pesan, atau alat-alat terkait lainnya.

5. Purpose (maksud), yaitu alasan untuk bertindak, yang di

antaranya mencakup tujuan teoritis, akibat atau hasil

(dari tindakannya itu) yang diharapkan.5

5 Kustadi Suhandang, Strategi Dakwah: Penerapan Strategi

Komunikasi dalam Dakwah, h. 81-82.

Page 55: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

55

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan

manajemen untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan

tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang

hanya menunjukkan arah jalan saja, namun juga harus

mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.6

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa strategi merupakan rancangan atau dan ketentuan

yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan

baik dan efektif.

2. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata (bahasa),

dakwah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti “panggilan,

ajakan atau seruan”. Dalam Ilmu Tata Bahasa Arab, kata

dakwah berbentuk sebagai “isim mashdar”. Kata ini berasal

dari fi‟il (kata kerja) dari “da‟a-yad‟u” yang artinya

memanggil, mengajak atau menyeru.7 Menurut Abdul Aziz,

secara bahasa dakwah bisa berarti: (1) memanggil, (2)

6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 32. 7 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:

Al-Ikhlas, 1983), h. 17.

Page 56: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

56

menyeru, (3) menegaskan atau membela sesuatu, (4)

perbuatan atau perkataan untuk menarik manusia kepada

sesuatu, serta (5) memohon dan meminta.8

Dakwah dalam arti sebagai petunjuk, dapat dijumpai

dalam firman Allah dalam surat Yunus ayat 25:

لام وي هدي من يشاء إل صراط مستقيم يدعو إل دار السه والله (٥٢يونوس : )

Artinya: “Dan Allah menyeru (manusia) ke darussalam

(Surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada

jalan yang lurus (Islam).” (QS. Yunus: 125)

Terdapat banyak ragam pendapat yang dikemukan

oleh para ahli Ilmu Dakwah mengenai definisi dakwah dari

segi istilah. Dalam pengertian yang integralistik, dakwah

merupakan proses berkesinambungan yang ditangani oleh

para pengemban dakwah dalam rangka mengubah sasaran

dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara

bertahap menuju perikehidupan yang islami. Proses

berkesinambungan adalah suatu proses yang bukan

8 Tata Sukayat, Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Mabadi „Asyarah,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 7

Page 57: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

57

incidental atau kebetulan, melainkan benar-benar

direncanakan, dilaksanakan, diorganisir, dan dievaluasi

secara terus-menerus oleh para pengemban dakwah dalam

rangka mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan

tujuan yang ditentukan.9

Dikutip dari buku Pengantar Ilmu Dakwah yang

ditulis oleh Wahidin Saputra, dalam pengertian istilah

dakwah diartikan sebagai berikut:

1. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa

dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai dengan perintah Tuhan untuk

kemaslahatan di dunia dan akhirat.

2. Syaikh Ali Mahfudz, dalam kitabnya Hidayatul

Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai

berikut: dakwah Islam yaitu; mendorong manusia

agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk,

9 Kementrian Agama, Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan

Berpolitik (Tafsir al-Qur‟an Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentasbihan Mushaf

Al-Qur‟an, 2012), jilid V, h. 378.

Page 58: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

58

menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah

dari kemungkaran, agar mereka mendapat

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Hamzah Ya‟qub mengatakan bahwa dakwah

adalah mengajak umat manusia dengan hikmah

(kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah

dan Rasul-Nya.

4. Menurut Prof. Dr. Hamka, dakwah adalah seruan

panggilan untuk menganut suatu pendirian yang

ada dasarnya berkonotasi positif dengan

substansi terletak pada aktivitas yang

memerintahkan amar ma‟ruf nahi munkar.

5. Syaikh Abdullah Ba‟alawi mengatakan bahwa

dakwah adalah mengajak, membimbing dan

memimpin orang yang belum mengerti atau sesat

jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan

ke jalan ketaatan kepada Allah, menyuruh

mereka berbuat baik dan melarang mereka

Page 59: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

59

berbuat buruk agar mereka mendapat

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

6. Menurut Muhammad Natsir, dakwah

mengandung arti kewajiban yang menjadi

tanggung jawab seorang Muslim dalam amar

ma‟ruf nahi munkar.

7. Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa

dakwah adalah menyeru kepada kebaikan dan

mencegah dari kemungkaran adalah fardhu yang

diwajibkan kepada setiap muslim.10

Selain itu, Arifin dalam buku Psikologi Dakwah

menjelaskan pengertian dakwah dari sisi psikologi bahwa

dakwah mengandung pengertian suatu kegiatan ajakan baik

dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya

yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha

memengaruhi orang lain baik secara individual maupun

secara kelompok agara supaya timbul dalam dirinya suatu

pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan

10

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers,

2011), h. 1-2.

Page 60: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

60

terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan

kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.11

3. Pengertian Strategi Dakwah

Asmuni Syukir berpendapat bahwa strategi dakwah

dapat diartikan sebagai metode, siasat, taktik atau maniuvers

yang dipergunakan dalam aktifitas dakwah.12

Strategi

dakwah menurut Al-Bayanuni adalah ketentuan-ketentuan

dakwah dan rencana-rencana yang dirumuskan untuk

kegiatan dakwah.13

Secara umum, strategi dakwah merupakan sebuah

perencanaan yang digunakan untuk dapat mencapai tujuan

dakwah yang efisien. Atau mengajak kepada kebenaran dan

kebaikan dengan menggunakan perencanaan yang baik

sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan tepat

pada sasaran dakwah yang dimaksud.

11

Arifin, Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi

aksara, 1997), h. 6. 12

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 32. 13

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2016), h. 351.

Page 61: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

61

Selain membuat definisi, Al-Bayanuni membagi

strategi dakwah dalam tiga bentuk, yaitu:14

1. Strategi sentimentil (al-manhaj al-„athifi)

Strategi sentimentil adalah dakwah yang

memfokuskan aspek hati dan menggerakkan perasaan

dan batin mitra dakwah. Memberi mitra dakwah

nasihat yang mengesankan, memanggil dengan

kelembutan atau memberikan pelayanan yang

memuaskan merupakan metode yang dikembangkan

dari strategi ini.

2. Strategi rasional (al-manhaj al-„aqli)

Strategi rasional adalah dakwah dengan

beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal

pikiran. Strategi ini mendorong mitra dakwah untuk

berpikir, merenungkan dan mengambil pelajaran. Al-

Qur‟an mendorong penggunaan strategi rasional

dengan beberapa terminology antara lain: tafakkur,

tadzakkur, nazhar, taammul, i‟tibar, tadabbur, dan

14

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h. 351-353.

Page 62: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

62

istibshar. Tafakkur adalah menggunakan pemikiran

untuk mencapainya dan memikirkannya; tadzakkur

merupakan menghadirkan ilmu yang harus dipelihara

setelah dilupakan; nazhar ialah mengarahkan hati

untuk berkonsentrasi pada obyek yang sedang

diperhatikan; taammul berarti mengulang-ulang

pemikiran hingga menemukan kebenaran dalam

hatinya; i‟tibar bermakna perpindahan dari

pengetahuan yang sedang dipikirkan menuju

pengetahuan yang lain; tadabbur adalah suatu usaha

memikirkan akibat-akibat setiap masalah; istibshar

ialah mengungkap sesuatu atau menyingkapnya, serta

memperlihatkannya kepada pandangan hati.

3. Strategi indrawi (al-manhaj al-hissi)

Strategi indrawi juga dapat dinamakan dengan

strategi eksperimen atau strategi ilmiah. Ia

didefinisikan sebagai sistem dakwah atau kumpulan

metode dakwah yang berorientasi pada pancaindra dan

berpegang teguh pada hasil penelitian dan percobaan.

Page 63: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

63

Di antara metode yang dihimpun oleh strategi ini

adalah praktik keagamaan, keteladanan, dan pentas

drama.

Penentuan strategi juga dapat berdasarkan ayat-ayat

yang terkandung dalam surat Al-Baqarah: 129 dan 151,

surat Al-Imran: 164 dan Al-Jumu‟ah: 2. Allah Swt

berfirman:

Artinya: “Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang

Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan

kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada

mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah)

serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang

Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah:129).

Page 64: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

64

Artinya: “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan

nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu

Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami

kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan

kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan

kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-

Baqarah:151).

Artinya: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada

orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara

mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang

membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,

membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada

mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum

(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam

kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Imran: 164).

Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta

huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan

Page 65: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

65

ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan

mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan

Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu‟ah:2).

Ayat-ayat di atas mengisyaratkan tiga bentuk strategi

dakwah, yaitu:15

1. Strategi Tilawah. Dengan strategi ini mitra dakwah

diminta mendengarkan penjelasan pendakwah atau

mitra dakwah membaca sendiri pesan yang ditulis

oleh pendakwah. Demikian ini merupakan transfer

pesan dakwah dengan lisan dan tulisan.

2. Strategi Tazkiyah (menyucikan jiwa). Jika strategi

tilawah melalui indra pendengaran dan indra

penglihatan, maka strategi tazkiyah melalui aspek

kejiwaan. Salah satu misi dakwah adalah

menyucikan jiwa manusia.

3. Strategi Ta‟lim. Startegi ini hampir sama dengan

strategi tilawah, yakni keduanya

mentransformasikan pesan dakwah. Akan tetapi,

strategi ini lebih bersifat mendalam, dilakukan

15

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h. 355-356.

Page 66: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

66

secara formal dan sistematis. Artinya, metode ini

hanya dapat diterapkan pada mitra dakwah yang

tetap, dengan kurikulum yang telah dirancang,

dilakukan secara bertahap, serta memiliki target

dan tujuan tertentu.

4. Asas-Asas Strategi Dakwah

Asmuni Syukir dalam bukunya yang berjudul Dasar-

Dasar Strategi Dakwah Islam menjelaskan bahwa ada lima

asas dakwah yang perlu diperhatikan dalam strategi dakwah.

Asas-Asas dakwah tersebut antara lain adalah sebagai

berikut:

1) Asas Filosofis

Asas ini terutama membicarakan masalah yang

erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak

dicapai dalam proses atau dalam aktifitas dakwah.

2) Asas Kemampuan dan Keahlian Da‟i (achievement and

professional)

Page 67: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

67

Asas ini menyangkut pembahasan mengenai

kemampuan dan profesionalisme seorang da‟i sebagai

subyek dakwah.

3) Asas Sosiologis

Asas ini membahas masalah-masalah yang

berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah.

Misalnya politik pemerintah setempat, mayoritas agama

di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah, sosio

kultural sasaran dakwah dan sebagainya.

4) Asas Psychologis

Asas ini membahas masalah yang erat

hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da‟i

adalah manusia, begitupun sasaran dakwahnya yang

memiliki karakter (kejiwaan) yang unik yakni berbeda

satu sama lainnya. Apalagi masalah agama, yang

merupakan masalah idiologi atau kepercayaan tak luput

dari masalah-masalah Psychologis sebagai asas atau

dasar dakwahnya.

Page 68: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

68

5) Asas Efektifitas dan Efisiensi

Asas ini maksudnya adalah di dalam aktifitas

dakwah harus berusaha meyeimbangkan antara biaya,

waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan

pencapaian hasilnya. Bahkan kalau bisa waktu, biaya dan

tenaga sedikit namun dapat memperoleh hasil yang

semaksimal mungkin. Dengan kata lain, ekonomis biaya,

tenaga dan waktu tapi dapat mencapai hasil yang

maksimal atau setidak-tidaknya seimbang antara

keduanya.16

5. Unsur-Unsur Dakwah

Menurut kajian Ilmu Dakwah, terdapat lima unsur

dakwah, yaitu sebagai berikut:

1. Subyek Dakwah (Da‟i)

Da‟i merupakan orang yang melaksanakan

dakwah, baik melalui lisan, tulisan maupun perbuatan

yang dilakukan secara individu, kelompok, maupun

16

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 32-33.

Page 69: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

69

organisasi atau lembaga.17

Dalam kata lain, da‟i dapat

diartikan juga sebagai orang yang aktif melaksanakan

dakwah kepada masyarakat.18

Dikatakan Samsul Munir Amin dalam buku

berjduul Ilmu Dakwah bahwa faktor subyek dakwah

sangat menentukan keberhasilan aktifitas dakwah. Maka

subyek dakwah dalam hal ini seorang da‟i atau lembaga

dakwah hendaklah mampu menjadi penggerak dakwah

yang professional. Baik gerakan dakwah yang dilakukan

oleh individual atau kolektif, profesionalisme sangat

dibutuhkan.19

Adapun tugas da‟i adalah merealisasikan ajaran-

ajaran al-Qur‟an dan sunnah di tengah masyarakat

sehingga dijadikan pedoman sebagai pedoman dan

penuntun hidupnya. Menghindarkan masyarakat dari

berpedoman pada ajaran-ajaran di luar al-Qur‟an dan

sunnah, menghindarkan masyarakat dari berpedoman

17

Tata Sukayat, Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Mabadi „Asyarah,

h. 24. 18

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 8. 19

Samsul Munir, Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah, 2009), h. 13.

Page 70: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

70

pada ajaran-ajaran lain yang tidak dibenarkan oleh al-

Qur‟an dan sunnah.20

2. Obyek Dakwah (Mad‟u)

Obyek dakwah atau mad‟u adalah manusia sebagai

penerima dakwah, baik individu maupun kelompok,

bahkan umat Islam maupun bukan, atau manusia secara

keseluruhan.21

Sasaran dakwah atau mad‟u adalah pribadi dan

kelompok manusia kepada siapa dakwah ditujukan.

Mereka adalah masyarakat yang membutuhkan

bimbingan menjadi manusia yang sehat dan sejahtera

secara spiritual, material, emosional, dan sosial berdasar

pada standar dan parameter nilai-nilai Islam.22

Masyarakat baik individu atau kelompok yang

menjadi obyek dakwah, memiliki tingkatan yang

berbeda-beda. Dalam hal ini da‟i dalam aktifitas

dakwahnya hendaklah memahami karakter dan siapa

20

Samsul Munir, Ilmu Dakwah, h. 70. 21

Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta:

Kencana, 2009), h. 23. 22

Acep Aripudin, Sosiologi Dakwah, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 17.

Page 71: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

71

yang akan diajak bicara atau siapa yang akan menerima

pesan-pesan dakwahnya. Da‟i dalam menyampaikan

pesan-pesan dakwahnya perlu mengetahui klasifikasi dan

karakter obyek dakwah agar pesan dakwah bisa diterima

dengan baik oleh mad‟u.23

3. Materi Dakwah (Maddah)

Materi atau pesan dakwah adalah pesan-pesan

yang berupa ajaran Islam atau segala sesuatu yang harus

disampaikan subyek kepada obyek dakwah, yaitu

keseluruhan ajaran Islam yang ada di dalam kitabullah

dan sunah Rasulullah. Pesan dakwah berisi semua bahan

atau mata pelajaran yang berisi tentang pelajaran agama

yang akan disampaikan oleh da‟i kepada mad‟u dalam

suatu aktivitas dakwah agar mencapai tujuan yang telah

ditentukan.24

Pesan atau materi dakwah harus disampaikan

secara menarik dan tidak monoton sehingga merangsang

23

Samsul Munir, Ilmu Dakwah,h. 18. 24

Tata Sukayat, Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Mabadi „Asyarah,

h. 25-26.

Page 72: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

72

obyek dakwah untuk mengkaji tema-tema Islam. Pesan

dakwah harus dilakukan dengan mempertimbangkan

situasi dan kondisi mad‟u sebagai penerima dakwah.25

4. Media Dakwah (Wasilah)

Media dakwah adalah alat yang bersifat objektif

yang bisa menjadi saluran untuk menghubungkan ide

dengan umat, sesuatu elemen yang vital dan merupakan

alat nadi dalam totalitas dakwah yang keberadaannya

sangat penting dalam menentukan perjalanan dakwah.26

Selain itu, media dakwah juga diartikan sebagai media

atau instrument yang digunakan sebagai alat untuk

mempermudah sampainya pesan dakwah kepada

mad‟u.27

Terdapat beragam media dakwah yang bisa

digunakan oleh para da‟i dalam berdakwah, secara umum

media dapat dikelompokkan pada: a). media visual,

seperti gambar atau photo b). media audio, seperti: radio

25

Samsul Munir, Ilmu Dakwah, h. 14. 26

Tata Sukayat, Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Mabadi „Asyarah,

h. 27-28. 27

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 9.

Page 73: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

73

dan tape recorder c). media audio visual, seperti: televisi,

film, atau video d). media cetak, seperti buku, surat

kabar, majalah, dan bulletin.

5. Metode Dakwah (Uslub)

Metode dakwah adalah segala cara yang harus

ditempuh dalam menegakkan dakwah untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan, yaitu terciptanya kondisi

kehidupan mad‟u yang al-salam, baik di dunia maupun di

akhirat dengan menjalani syari‟at Islam secara

keseluruhan.28

Metode dakwah juga diartikan sebagai

cara atau strategi yang harus dimiliki oleh da‟i dalam

melaksanakan dakwahnya.29

Untuk mewujudkan keberhasilan dakwah,

terdapat beberapa metode dan media dakwah yang

dapat digunakan oleh seorang da‟i untuk menunjang

kegiatan dakwah. Ketika membahas tentang metode

28

Tata Sukayat, Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Mabadi „Asyarah,

h. 30. 29

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 9.

Page 74: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

74

dakwah, maka pada umumnya merujuk pada surat an-

Nahl ayat 125:

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu

dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah

mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(Q.S. An-Nahl:125).

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa ada tiga cara

atau metode dalam berdakwah, yaitu sebagai berikut:

1) Metode al-Hikmah

Kata hikmah acapkali diterjemahkan dalam

pengertian bijaksana, yaitu suatu pendekatan

sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu

melaksanakan apa yang didakwahkan atas kemauannya

sendiri, tanpa ada paksaan, konflik maupun rasa

tertekan. Dalam bahasa komunikasi hikmah

Page 75: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

75

menyangkut apa yang disebut sebagai frame

of reference, field of reference dan field of experience,

yaitu situasi total yang mempengaruhi sikap terhadap

pihak komunikan (obyek dakwah).30

Sebagai metode dakwah, al-Hikmah diartikan

bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati

yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada

agama atau Tuhan.31

Dakwah bil hikmah juga

mempunyai arti sebagai kemampuan seorang da‟i

dalam melaksanakan dakwah dengan jitu karena

pengetahuannya yang tuntas lagi tepat dnegan lika-liku

dakwah.32

2) Metode Mauidzah Hasanah

Ali Mustafa Yaqub mengatakan bahwa Mauidzah

Al-Hasanah adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat

yang baik di mana ia dapat bermanfaat bagi orang yang

30

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media

Pratama, 1987), h. 37. 31

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 246. 32

Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta:

Kurnia Alam Semesta, 2002), h. 24.

Page 76: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

76

mendengarkannya atau argumen-argumen yang

memuaskan sehingga pihak audience dapat

membenarkan apa yang disampaikan oleh subyek.33

Masyhur Amin dalam buku Dakwah Islam dan

Pesan Moral mengartikan dakwah dengan metode

mauidzah hasanah adalah memberi nasehat dan

memberi ingat kepada orang lain dengan bahasa yang

baik yang dapat menggugah hatinya sehingga si

pendengar itu dapat menerima apa yang dinasehatkan

itu.34

Selaras dengan penjelasan Masyhur Amin,

Wahidin Saputra dalam bukunya juga menjelaskan

bahwa mauidzah hasanah mengandung arti kata-kata

yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih

sayang dan ke dalam perasaan yang penuh kelembutan,

tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang

lain. Sebab kelemahlembutan dalam menasehati

33

Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 1997), h. 121. 34

Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, h. 28.

Page 77: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

77

seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan

menjinakkan kalbu yang liar. Ia lebih mudah

melahirkan kebaikan dari pada larangan dan

ancaman.35

3) Metode Mujadalah

Mujadalah merupakan tukar pendapat yang

dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak

melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan

menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan

argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dengan

yang lainnya saling menghargai dan menghormati

pendapat keduanya serta berpegang kepada kebenaran,

mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima

hukuman kebenaran tersebut36

Di samping itu, metode ini juga sering kali

diartikan sebagai metode debat, namun yang perlu

ditegaskan adalah bahwa debat dalam hal ini bukanlah

35

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 253. 36

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 255.

Page 78: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

78

debat yang dilandaskan kemarahan atau mengakibatkan

kekerasan. Namun debat sebagai metode dakwah pada

dasarnya mencari kemenangan, dalam arti

menunjukkan kebenaran dan kehebatan Islam. dengan

kata lain debat adalah mempertahankan pendapat dan

idiologinya agar pendapat dan idiologi tersebut diakui

kebenaran dan kehebatannya oleh orang lain. Dengan

demikian, berdebat efektif dilakukan sebagai metode

dakwahnya hanya pada orang-orang yang membantah

akan kebenaran Islam.37

B. Toleransi

Dilihat dari segi bahasa, kata tolerance dalam An

English-Indonesian Dictionary, memiliki arti sabar dan

lapang dada. kata sifat dari tolerance yaitu tolerant yang

berarti sikap toleran atau sabar terhadap sesuatu.38

Tidak jauh

berbeda juga dengan pendapat Abdul Malik Salman dalam

al-Tasamuh Tijah al-Aqaliyyat Ka Dururatin li al-Nahdhah.

37

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 142 38

John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian

Dictionary (Kamus Inggris Indonesia), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2003), h. 595.

Page 79: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

79

Kata tolerance sendiri berasal dari Bahasa Latin tolerare

yang berarti berusaha untuk tetap bertahan hidup, tinggal

atau berinteraksi, dengan sesuatu yang sebenarnya tidak

disukai.39

Toleransi juga dapat diartikan sebagai sikap saling

memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai, atau memberi

tempat kepada orang lain walaupun kedua belah pihak tidak

sependapat.40

Dalam perkembangannya, toleransi bukan hanya

sekedar menerima perbedaan. Dalam buku Indonesia

Zamrud Toleransi disebutkan bahwa ada beberapa tingkat

mana dan praktik toleransi dalam sejarah yang dikemukakan

oleh Michael Walzer pada tahun 1997. Menurutnya ada

beberapa makna juga gradasi praktik toleransi.

Tingkat pertama, toleransi yang berlangsung di Eropa

sejak abad ke-16 dan ke-17 hanya baru sekedar praktik

penerimaan pasif terhadap perbedaan. Tingkat kedua, ia

39

Abdul Malik Salman, al-Tasamuh Tijah al-„Aqaliyyat Ka

Daruratin li al-Nahdhah (Kairo: The International Institute Of Islamic

Thought, tt), h. 2. 40

Ahmad Tholabi Kharlie dan Muhtar S. Syihabuddin, Meniti Jalan

Dakwah: Lesatkan Asa Menuju Pribadi Mulia, (Banten: LPTQ Provinsi

Banten, 2016), h. 3.

Page 80: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

80

menyebutnya sebagai ketidakpedulian yang lunak pada

perbedaan. Pada tingkat ini, keberadaan orang lain

sebenarnya sudah diakui, namun tidak memiliki makna apa-

apa. Tingkat ketiga, melihat adanya pengakuan terhadap

yang berbeda. Pada tahap ini adanya pengakuan terhadap

orang lain memiliki hak-hak dasar yang tidak bisa dilangkahi

meski tidak disetujui isi pandangan pihak lain tersebut. Dan

tingkat yang terakhir adalah adanya mutual understanding

yaitu keterbukaan dan upaya saling pengertian.41

Toleransi juga merupakan ajaran agama dalam

menyikapi perbedaan yang terdapat di muka bumi yang tidak

mungkin dapat ditolak keberadaannya. Dalam Al-Qur‟an

telah dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia

dengan sangat beragam, mulai dari jenis kelamin, suku,

bahasa, adat istiadat juga agama. Namun semua perbedaan

yang ada bukanlah ditujukan untuk saling terpecah belah,

malainkan untuk saling mengenal dan berlomba dalam

41

Henry Thomas Simarmata, dkk., Indonesia Zamrud Toleransi,

(Jakarta: PSIK Indonesia, 2017), h. 11-12.

Page 81: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

81

ketaqwaan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Firman-

Nya:

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang

yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-

Hujarat:13).

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah

menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan

seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-

bangsa, bersuku-suku dan bereda-beda warna kulit bukan

untuk saling mencemoohkan, tetapi supaya saling megenal

dan tolong menolong. Allah tidak menyukai orang-orang

yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan,

Page 82: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

82

kepangkatan atau kekayaan, namun yang mulia di antara

manusia adalah yang paling bertakwa.42

M. Quraish Shihab menafsirkan hal yang sepadan

dalam Tafsir Al-Misbah, bahwa ayat tersebut menegaskan

kesatuan asal usul manusia dengan menunjukkan kesamaan

derajat kemanusiaan manusia. Tidak wajar seseorang

berbangga dan merasa diri lebih tinggi dari pada yang lain.

Bukan saja antara satu bangsa, suku atau warna kulit dan

selainnya, tetapi antara jenis kelamin mereka.43

Toleransi dapat dikategorikan menjadi dua macam,

yaitu sebagai berikut:

a) Toleransi terhadap sesama agama. Dalam agama telah

digariskan dua pola dasar hubungan yang harus

dilaksanakan oleh pemeluknya, yaitu: hubungan secara

vertikal dan hubungan horizontal. Hubungan vertikal

adalah hubungan antara pribadi dengan Khaliknya yang

diwujudkan dalam bentuk ibadah sesuai yang digariskan

42

Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Jakarta:

Departemen Agama RI, 2009), Jilid IX, h. 420. 43

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, kesan, dan

Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Vol. XII, h. 616.

Page 83: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

83

oleh agama. Pada hubungan ini berlaku toleransi agama

yang hanya terbatas pada lingkungan intern satu agama

saja. Kemudian hubungan horizontal adalah hubungan

antar manusia dengan sesamanya. Pada hubungan ini

tidak terbatas pada lingkungan satu agama saja, namun

berlaku untuk semua orang yang tidak seagama, dalam

bentuk kerjasama dalam masalah kemasyarakatan dan

kemaslahatan umum.44

b) Toleranasi terhadap antar agama. Toleransi antar umat

beragama berpangkal dari penghayatan ajaran agama

masing-masing. Said Agil Al-Munawar menyebutkan

ada dua macam toleransi. Yaitu toleransi statis dan

toleransi dinamis. Toleransi statis merupakan toleransi

yang bersifat dingin, tidak melahirkan kerjasama dan

hanya bersifat teoritis. Sedangkan toleransi dinamis

merupakan toleransi aktif yang melahirkan kerja sama

untuk tujuan bersama. Sehingga kerukunan antar umat

beragama bukan hanya dalam bentuk teoritis saja,

44

Masykuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam

Keragaman, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001), h. 13.

Page 84: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

84

namun sebagai refleksi kebersamaan antar umat

beragama sebagai satu bangsa.45

C. Radikalisme

Radikalisme berasal dari akar kata radikal. Dalam The

Concise Oxford Dictionary (1987), radikal berasal dari kata

“Radix, Radicis” dalam bahasa Latin yang memiliki arti akar,

sumber atau asal mula.46

Radikalisme diartikan oleh Sartono

Kartodirdjo sebagai gerakan sosial yang menolak secara

menyeluruh tertib sosial yang sedang berlangsung dan

ditandai dengan kejengkelan moral yang kuat untuk

menentang dan bermusuhan dengan kaum-kaum yang

memiliki hak istimewa serta yang berkuasa.47

Sedangkan

radicalism artinya doktrin atau praktik penganut paham

radikal atau paham ekstrim.48

45

Said Agil Al-Munawar, Fiqih Hubungan Antar Agama, (Jakarta:

Ciputat Press, 2003), h. 14. 46

Suaib Tahir, Abdul Malik & Khoirul Anam, Ensiklopedi

Pencegahan Terorisme, h. 54. 47

Sartono Kartodirdjo, Ratu Adil, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), h.

38. 48

Nuhrison M. Nuh, “Faktor-Faktor Penyebab Munculnya

Faham/Gerakan Islam Radikal di Indonesia”, Harmoni Jurnal Multikultural &

Multireligius, Vol. III, (Juli-September 2009), h. 36.

Page 85: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

85

Dalam studi ilmu sosial, radikalisme diartikan sebagai

pandangan yang ingin melakukan perubahan yang mendasar

sesuai dengan interpretasinya terhadap ideologi yang

dianutnya.49

Sedangkan pada lingkup keagamaan,

radikalisme merupakan gerakan keagamaan yang berusaha

merombak secara total tatanan sosial dan politik yang ada

dengan jalan menggunakan kekerasan.50

D. Terorisme

Dilihat dari segi bahasa, kata “terorisme” berasal dari kata

“to terror” dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Latin disebut

“Terrere” yang berarti gemetar atau menggetarkan. Kata

terrere adalah bentuk kata kerja dari kata terrorem yang

berarti rasa takut yang luar biasa. Sehingga secara kasar

dapat dikatakan bahwa terorisme adalah segala sesuatu yang

49

Ismail Hasani dan Bonar Tigor Naipospos, Radikalisme Agama di

Jabodetabek & Jawa Barat: Implikasinya Terhadap Jaminan Kebebasan

Beragama/Berkeyakinan, (Jakarta: Pustaka Masyarakat Setara, 2010), h. 19. 50

A. Rubaidi, Radikalisme Islam, Nahdatul Ulama Masa Depan

Moderatisme Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2007), h. 33.

Page 86: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

86

bertujuan untuk menimbulkan ketakutakan yang luar biasa

pada masyarakat.51

Terorisme adalah perbuatan melawan hukum atau

tindakan yang mengandung ancaman dengan kekerasan dan

paksaan terhadap individu atau hak milik untuk memaksa

atau mengintimidasi pemerintah atau masyarakat dengan

tujuan politik, agama dan ideologi.

E. Santri

Menurut Nurcholish Madjid dalam buku Modernisasi

Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid terhadap Pendidikan

Islam Tradisional yang ditulis oleh Yasmadi, asal usul kata

“santri” dapat dillihat dari dua pendapat. Pertama, pendapat

yang mengatakan bahwa “santri” berasal dari kata “sastri”,

sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang artinya melek huruf.

Pendapat ini menurut Nurcholich Madjid didasarkan atas

kaum santri kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha

mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan

berbahasa Arab. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa

51

Suaib Tahir, Abdul Malik & Khoirul Anam, Ensiklopedi

Pencegahan Terorisme, h. 59.

Page 87: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

87

kata “santri” sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, dari

kata “cantrik” yang berarti seseorang yang selalu mengikuti

seorang guru kemana guru ini pergi menetap.52

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia santri

diartikan sebagai orang yang mendalami pengajiannya dalam

Agama Islam dengan pergi berguru ke tempat yang jauh

seperti pesantren.53

Marzuki dalam buku berjudul Pendidikan

Karakter Islam juga mendefinisikan hal yang sama, santri

adalah siswa atau murid yang belajar di pesantren. Pada

umumnya santri dibagi menjadi dua yaitu santri mukim dan

santri kalong.54

a. Santri mukim, yakni para santri yang menetap di

pondok, biasanya diberikan tanggung jawab mengurusi

kepentingan pondok pesantren. Bertambah lama tinggal

di pondok, statusnya akan bertambah, yang biasanya

52

Yasmadi, Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid

terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 61. 53

W.J.S. Poerwadarmita, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

PT. Balai Pustaka Persero, 2011), h. 1032. 54

Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015),

h.19.

Page 88: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

88

diberi tugas oleh kyai untuk mengajarkan kitab-kitab

dasar kepada santri-santri yang lebih junior.

b. Santri kalong, yakni santri yang selalu pulang setelah

selesai belajar atau kalau malam ia berada di pondok dan

kalau siang pulang ke rumah.

Santri merupakan seorang atau sekelompok orang

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan para „ulama‟.

Santri adalah murid atau siswa yang didik serta menjadi

pengikut atau pelanjut dari kiprah perjuangan ulama.

Santri memiliki peranan serta tanggung jawab yang

cukup penting dalam masyarakat, salah satunya dalam hal

pengembangan sosial masyarakat. Untuk menjalankan hal

tersebut, dibutuhkan mentalitas, kesadaran dan pengetahuan

yang luas dalam diri santri. Santri merupakan harapan dalam

menjaga dan melestarikan konsep ajaran Agama Islam

dengan baik. Secara tidak langsung, dapat diartikan bahwa

santri adalah generasi penerus perjuangan para „ulama dalam

mensyiarkan nilai-nilai ajaran Islam.

Page 89: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

89

BAB IV

STRATEGI DAKWAH LEMBAGA PUSAT STUDI

PESANTREN PAGENTONGAN-BOGOR DALAM UPAYA

MENJAGA NILAI TOLERANSI DI KALANGAN SANTRI

A. Kegiatan-Kegiatan Lembaga Pusat Studi Pesantren

Pagentongan-Bogor

Dengan merebaknya isu-isu radikalisme agama dan sikap-

sikap intoleransi di tengah masyarakat yang kian

menghawatirkan, Pusat Studi Pesantren (PSP) telah melakukan

serangkaian kegiatan sebagai upaya meredam dan membentengi

paham radikal dan nilai intoleransi tumbuh di masyarakat,

khususnya di kalangan pesantren. Adapun kegiatan-kegiatan

relevan yang telah dilakukan oleh PSP adalah sebagai berikut:

1. Kampanye Islam, Perdamaian, Kemanusiaan dan

Demokrasi di Media Sosial.

Sebagaimana yang kita pahami bahwa kampanye

merupakan suatu tindakan komunikasi yang memiliki tujuan

untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah khalayak dan

dilakukan secara berkelanjutan. Jenis kampanye menurut buku

Page 90: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

90

Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media yang

ditulis oleh Dan Nimmo adalah sebagai berikut:

a. Product Oriented Campaigns, yaitu kampanye yang

berorientasi pada produk, umumnya terjadi di lingkungan

bisnis, berorientasi komersial, seperti peluncuran produk

baru.

b. Candidate Oriented Campaigns, yaitu kampanye yang

berorientasi pada kandidat. Umumnya dimotivasi karena

hasrat untuk kepentingan politik.

c. Ideologically or Cause Orientes Campaigns, yaitu jenis

kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang

bersifat khusus dan seringkali berdimensi sosial atau

social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan

untuk menangani masalah-masalah sosial melalui

perubahan sikap dan perilaku publik terkait.1

Kampanye yang dilakukan oleh PSP merupakan

kampanye yang masuk dalam jenis Ideologically or Cause

Orientes Campaigns atau kampanye yang berorientasi

1 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 48-49.

Page 91: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

91

ideologis dan bertujuan untuk menangani masalah-masalah

sosial yang terjadi di masyarakat. Kata “kampanye” di sini

diartikan sebagai bentuk upaya mensosialisasikan atau

menyebarkan nilai-nilai Islam yang ramah, toleran dan sikap

kemanusiaan dalam beragama maupun berbangsa. Hal ini

dipicu oleh beberapa kasus intoleransi, radikalisme agama

serta kasus terorisme yang menimbulkan persepsi yang salah

tentang Islam di masyarakat Indonesia maupun luar Indonesia.

PSP berupaya berkontribusi meminimalisir hal tersebut dengan

melakukan kampanye yang bertemakan Islam, perdamaian,

kemanusiaan serta demokrasi.

Kampanye yang dilakukan oleh PSP merupakan

kampanye yang berupa penyebaran ide atau gagasan serta

kutipan dan narasi damai para tokoh, kiai, nyai dan santri

melalui media sosial. Seperti di website, twitter, facebook,

youtube dan terutama instagram. Kampanye tersebut dilakukan

dalam bentuk quotes (pesan bergambar), tulisan dan video-

video singkat.

Page 92: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

92

Beberapa contoh quotes yang telah diunggah dalam laman

instagram @Pusatstudipesantren adalah sebagai berikut:

Page 93: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

93

2. The Asia Interfaith Forum (AIF)

Kegiatan The Asia Interfaith Forum (AIF) merupakan

kegiatan tahunan yang dilakukan oleh PSP mulai tahun 2017.

Kegiatan ini menjadi kegiatan yang relevan dengan tujuan

didirikannya Pusat Studi Pesantren, bahwa PSP juga

diorientasikan untuk menjadi jembatan penghubung antara

dunia pesantren dan dunia di luarnya, sekaligus menjadi media

yang memfasilitasi proses dialog dan pencerahan untuk

meminimalisir mispersepsi publik terhadap dunia pesantren.

Berdasarkan pemaparan dari Siti Azizah selaku staf

PSP, kegiatan AIF merupakan kegiatan yang diadakan untuk

jaringan yang lebih luas. Tidak hanya melibatkan peserta dari

Indonesia, namun juga menjaring tokoh-tokoh agama, aktivis

muda dari berbagai negara. Kegiatan AIF sudah terselenggara

dua kali selama dua tahun ini, yakni pada tahun 2017 dan

2018. 2

Kegiatan The Asia Interfaith Forum (AIF) pertama

dilaksanakan pada tanggal 16-19 Oktober 2017 di Citra

2 Siti Azizah (Staf Pusat Studi Pesantren), diwawancarai oleh Cahyati

via telepon, Recording, Senin, 25 Februari 2019, Pukul 09.20 WIB .

Page 94: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

94

Cikopo Hotel Bogor. Kegiatan yang mengangkat

tema Religious Radicalism dan Terrorism: Challenge, Respon

and Action (Radikalisme Agama dan Terorisme: Tantangan,

Respon dan Tindakan) ini diikuti oleh 25 peserta yang

merupakan para aktivis perdamaian dan akademisi dari lima

negara yaitu Indonesia, Bangladesh, Malaysia, Singapura dan

Kamboja.

Dalam kegiatan tersebut para peserta melakukan

diskusi terfokus dalam mengembangkan ide-ide untuk

merumuskan langkah-langkah strategis untuk melawan

radikalisme atas nama agama serta memperkuat potensi para

pemimpin agama sebagai dasar pendidikan perdamaian dan

melawan radikalisasi.3 Berangkat dari kegiatan tersebut,

Direktur PSP berharap forum tersebut menghasilkan output

terutama dalam upaya penanggulangan radikalisme agama di

media sosial dan dunia maya secara umum.4

3 Term of Reference Expert Meeting Pre-Asian Interfaith Forum 2017

4 “Pusat Studi Pesantren Adakan The Asia Interfaith Forum 2017 di

Bogor” http://www.nu.or.id/, diakses pada 27 Maret 2019, pukul 20.05 WIB.

Page 95: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

95

Kegiatan The Asian Interfaith forum kedua

dilaksanakan di Hotel Cikopo Bogor pada tanggal 23-26 Juli

2018. Kegiatan yang berlangsung selama empat hari tersebut

bertema Building Collaboration in Resisting Violance

Extremism (Membangun Kolaborasi dalam Menentang

Ekstremisme Kekerasan).

Kegiatan forum lintas iman tersebut yang diikuti 25

peserta dari beberapa negara Asia, yakni Indonesia, Singapura,

Yaman, Korea Selatan dan Malaysia. Para peserta kegiatan

merupakan bagian dari komunitas atau lembaga yang tidak

hanya peduli tapi juga berupaya turut memecahkan persoalan

intoleransi dan ekstrimisme di negara masing-masing.

Selama kegiatan berlangsung, forum diisi dengan

berbagai diskusi terkait rencana dan aksi pencegahan

ekstrimisme kekerasan, radikalisme atas nama agama yang

muncul dan merebak di Asia Tenggara, upaya perempuan

menangkal radikalisme dan ekstremisme, penguatan keamanan

nasional, hingga perlindungan agama minoritas termasuk

agama lokal (penghayat kepercayaan). Selain itu, kegiatan

Page 96: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

96

tersebut juga dijadikan sebagai ajang saling tukar informasi

terkini tentang kondisi di negara masing-masing terkait isu-isu

yang berkaitan dengan agama dan kekerasan.5

3. Halaqah Kiai dan Nyai

Kegiatan halaqah kiai dan nyai merupakan kegiatan

tahunan yang sudah dilakukan oleh PSP sejak tahun 2017.

Kegiatan ini juga menjadi bagian penting dalam proses

mencapai tujuan dari pendirian PSP, yaitu sebagai sarana

komunikasi dan menumbuhkan ukhuwah di kalangan

masyarakat pesantren di Indonesia. Khususnya, untuk menjadi

wadah bagi para kiai, nyai dan santri dalam berdiskusi serta

bersinergi dalam mensosialisasikan pandangan Islam

rahmatan lil ’alamin, Islam yang menebar rahmat bagi seluruh

alam.

Salah satu alasan penting PSP untuk mengadakan

kegiatan yang melibatkan para kiai dan nyai yang dari

berbagai pesantren ini adalah karena PSP memandang bahwa

tingkah laku, akhlak sosial-politik dan fatwa-fatwa keagamaan

5 “Pusat Studi Pesantren: Tebar Islam Ramah Melalui Pesantren”

https://alif.id/, diakses pada 27 Maret 2019, pukul 21.09 WIB.

Page 97: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

97

yang dikeluarkan oleh pemimpin agama akan sangat

membentuk corak perilaku dari umatnya. Oleh sebab itu, yang

perlu diwaspadai adalah bagaimana corak pendidikan agama

yang diberikan sejak dari pilihan materi, metode, sampai

teknik pengajaran di sekolah dan pesantren, majelis-majelis

taklim, dan pidato-pidato keagamaan di ruang publik. Karena

pimpinan elit agama, termasuk kiai sebagai pengasuh, dai,

pimpinan organisasi sosial keagamaan, maupun pimpinan

politik yang berbasis agama, ternyata memegang kunci penting

kemana layar akan berkembang dan ke mana biduk agama

akan dibawa. Apakah mengarah ke kesejukan dan perdamaian

atau justru ke arah pertentangan, konflik, dan kekerasan.6

Berdasarkan pemikiran di atas, PSP menggelar

kegiatan Halaqah Kiai dan Nyai. Kegiatan tersebut juga

bertujuan untuk menggerakkan pesantren sebagai motor

perlawanan terhadap radikalisme dan terorisme. Halaqah

dimaksudkan untuk menambah pengetahuan terkait

radikalisme dan terorisme sekaligus menggali potensi untuk

6 Term of Reference Halaqah Kiai dan Nyai 2017, “Jihad Kiai

Menangkal Radikalisme Beragama”.

Page 98: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

98

secara bersama-sama melakukan perlawanan yang efektif guna

meredam radikalisme dan terorisme.7 Hal selaras pun

diungkapkan oleh Siti Azizah selaku staf PSP yang turut serta

mengelola kegiatan halaqah kiai dan nyai. Menurut alumni

Darul Ulum Jombang ini, dalam kegiatan halaqah dipilih para

kiai dan nyai muda yang akan ikut serta dan ikut andil dalam

dakwah dalam meng-counter isu-isu radikalisme dan

menyebarkan nilai Islam yang ramah.8

Kegiatan halaqah sudah dilaksanakan empat kali

hingga Maret 2019. Kegiatan halaqah pertama berlokasi di

Arch Hotel Bogor pada 28-31 Agustus 2017. Kegiatan yang

berlangsung selama tiga empat hari tersebut bertema Jihad

Kiai Menangkal Radikalisme Agama. Halaqah tersebut

dihadiri oleh 30 peserta yang merupakan para kiai dan nyai

dari berbagai pesantren.

Materi yang dibahas dalam kegiatan halaqah pertama

ini di antaranya adalah sebagai berikut:

7 “Halaqah Kiai dan Nyai 2018 Perkuat Jihad Lawan Radikalisme di

Media Sosial” httpps:www.tribunnews.com/, diakses pada Kamis, 28 Maret

2019, pukul 15. 24 WIB. 8 Siti Azizah (Staf Pusat Studi Pesantren), diwawancarai oleh Cahyati

via telepon, Recording, Senin, 25 Februari 2019, Pukul 09.20 WIB .

Page 99: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

99

1) Gerakan literasi menangkal radikalisme agama

disampaikan oleh Abdullah Hamid, M. Pd

2) Seluk beluk terorisme: The Ontold Story disampaikan

oleh Mohammad Sofyan Tsauri

3) Perspektif perempuan terhadap ayat-ayat jihad

disampaikan oleh Prof. Dr. Musdah Mulia, M.A

4) Jihad pesantren berbasis literasi disampaikan oleh

Muhammad Musthafa, M.A

5) Radikalisme agama berbasis konstitusi disampaikan

oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H

6) Pengalaman Singapura menangkal radikalisme

agama disampaikan oleh Mohamed Imran Taib9

Kegiatan halaqah kedua dilaksanakan pada tanggal 04-

07 Desember 2017. Kegiatan yang diselenggarakan di Citra

Cikopo Hotel tersebut mengangkat tema Jihad Pesantren

Berbasis Literasi: Ikhtiar Menangkal Radikalisme Beragama.

Halaqah ini dihadiri oleh 50 peserta dari Jawa dan Luar Jawa.

9 Kegiatan Halaqah Kiai, “Jihad Kiai, Menangkal Radikalisme

Agama”.

Page 100: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

100

Mereka adalah para Kyai dan Nyai ini berasal dari berbagai

pesantren dan juga akademisi.10

Selama kegiatan halaqah, Kiai dan Nyai menyimak

materi-materi yang disampaikan oleh para narasumber dan

selanjutnya melakukan diskusi serta saling bertukar

pengalaman. Beberapa materi yang dibahas dalam kegiatan

adalah sebagai berikut:

1) Seluk beluk terorisme: The ontold story disampaikan oleh

Mohammad Sofyan Tsauri

2) Pemaknaan ayat-ayat jihad dalam konteks ke-Indonesiaan

dan kemanusiaan disampaikan oleh KH. Ahmad

Ishomudin (Rais Syuriyah PBNU)

3) Jihad pesantren berbasis literasi disampaikan oleh Nyai

Fadhilah Khunaini (Pegiat Literasi Pesantren Annuqayah

Guluk-Sumenep Jawa Timur)

4) Integrasi pesantren dan masyarakat: Khittah berdirinya

pesantren disampaikan oleh Abdullah Syam (Pengasuh

Pesantren Rakyat Malang 11

10

Term of Reference Halaqah Kyai Nyai 2017, “Jihad Pesantren

Berbasis Literasi: Ikhtiar Menangkal Radikalisme Beragama”.

Page 101: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

101

Kegiatan halaqah ketiga, dilaksanakan pada 28 Juni-01

Juli 2018 di Citra Cikopo Hotel Bogor. Pada kegiatan ini PSP

mengusung tema Pesantren dan Sosial Media: Jihad Melawan

Radikalisme dan Terorisme. Halaqah tersebut diikuti oleh 25

Peserta yang merupakan pengasuh dan pengelola pesantren

dari berbagai daerah.

Selama empat hari dalam kegiatan, para pengasuh dan

pengelola berbagai pesantren tersebut menyimak beberapa

materi serta berdiskusi mengenai hal-hal terkait dengan materi

yang disampaikan, antara lain sebagai berikut:

1. Jihad Pesantren Melawan Radikalisme Agama

disampaikan oleh Gus Abdul Ghofarrozin, MA

2. Peta-Peta Media Islam di Sosial Media disampaikan oleh

Savic Ali

3. Ikhtiar Dakwah Pesantren di Sosial Media disampaikan

oleh Gus Taqi Yuddin

11

Term of Reference Halaqah Kyai dan Nyai 2017, “Jihad Pesantren

Berbasis Literasi: Ikhtiar Menangkal Radikalisme Beragama”.

Page 102: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

102

4. Perempuan, Sosial Media dan Upaya Menangkal

Radikalisme Agama disampaikan oleh Dr. Siti

Syamsiatun12

Kegiatan keempat, yakni Halaqah Kiai dan Nyai

Digital yang dilaksanakan pada tanggal 14-17 Maret 2019.

Kegiatan yang diselenggarakan di Whizz Hotel Cilacap ini

bertema Menggerakkan Literasi Digital di Pesantren. Pada

kegiatan ini, dipertemukan 25 Kiai dan Nyai di Jawa Tengah

yang kemudian berdiskusi dan didampingi untuk merumuskan

strategi dakwah yang dapat dilakukan di media sosial. Seperti

yang dikatakan oleh Azizah, bahwa sebenarnya kalau

berbicara mengenai Agama mereka tentu mungkin sudah lebih

paham. Akan tetapi dalam kegiatan halaqah, Kiai dan Nyai

lebih diajak bagaimana mereka dapat mentransfer pengetahuan

dan nilai-nilai Islam itu ke dalam media online untuk

mengimbangi dakwah-dakwah yang tidak sejuk yang

bertebaran di media sosial.13

12

Kiai dan Nyai 2018, “Pesantren dan Sosial Media: Jihad Melawan

Radikalisme dan Terorisme”. 13

Siti Azizah (Staf Pusat Studi Pesantren), diwawancarai oleh

Cahyati via telepon, Recording, Senin, 25 Februari 2019, Pukul 09.20 WIB .

Page 103: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

103

Selain peserta dilatih untuk membuat video dan

didampingi dalam pembelajaran editing oleh Vedy Santoso.14

Dalam kegiatan halaqah peserta juga juga disuguhkan

berbagai materi. Adapun materi yang dibahas dan didiskusikan

dalam kegiatan Halaqah Kiai dan Nyai tersebut di antaranya

adalah sebagai berikut:

1) Jihad pesantren berbasis digital disampaikan oleh Kiai

Islah Gusmian

2) Peta media-media Islam di sosial media disampaikan oleh

Muhammad Zunus

3) Sosial media: Sebuah tantangan dakwah kontemporer

disampaikan oleh Hamzah Sahal (Founder alif.id)

4) Membuat video dan vlog: Ikhtiar dakwah pesantren di

sosial media disampaikan oleh Taqi Yudin (Gust Taqi)

5) Perempuan, sosial media dan upaya melawan radikalisme

agama disampaikan oleh Tun Habibah (Ketua Forum

Warga Buruh Migran Nusawungu Cilacap)15

14

Kegiatan Halaqah Digital Kiai dan Nyai Cilacap 15

Kegiatan Halaqah Digital Kiai dan Nyai Cilacap

Page 104: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

104

Pendiri PSP, Achmad Ubaidillah menyampaikan

kepada khazanah.republika.co.id, bahwa kegiatan Halaqah

Kiai dan Nyai yang telah dilaksanakan selama tiga tahun ini

merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mempererat

silaturahim antar sesama pengelola pesantren sekaligus untuk

menguatkan barisan dalam menjaga NKRI dari bahaya

radikalisme dan terorisme.16

4. Pelatihan untuk Santri

Pelatihan untuk santri merupakan kegiatan yang

melibatkan santri-santri dari berbagai pesantren di Indonesia.

Terdapat tujuh wilayah yang sudah didatangi oleh PSP dalam

gerakan dakwahnya. Yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Timur,

Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat dan Nusa

Tenggara Barat.17

16“Halaqah Kiai dan Nyai Perkuat Jihad Lawan Radikalisme”

https://khazanah.republika.co.id/, diakses pada Kamis, 28 Maret 2019, pukul

15.09 WIB. 17

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 105: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

105

TABEL 4.1

Daftar Asal Daerah Pesantren Setiap Provinsi

No Nama Provinsi Nama Wilayah

1 Banten

Rangkasbitung, Pandeglang,

Serang, Menes,

Mandalawangi, Kalang

Anyar, Cipanas,

warunggunung dan petir.

2 Jawa Barat Bogor, Sukabumi, Cianjur dan

Depok

3 Jawa Tengah

Jepara, Rembang, Margoyoso,

Demak, Kudus, Solo,

Surakarta, Sukoharjo, dan

Yogyakarta.

4 Jawa Timur

Lamongan, Nganjuk, Gresik,

Jombang, Malang, Madiun,

Mojokerto, Pasuruan, Kediri,

dan Surabaya

5 Sumatera Barat Padang, Tanah Datar, Padang

Pariaman, Lima Puluh Kota

6 Nusa Tenggara Barat

Aikmel, Mamben, Terare, Wanasaba, Labuan Haji,

Sukemulia, Jerowaru,

Masbagek, dan Prigi

7 Kalimantan Selatan Kertak Hanyar, Banjar Baru, Martapura, Banjarmasin, dab

Gambut

Sumber Data: Dokumen Arsip Data Alumni PSP tahun

2016-2018

Kegiatan ini adalah salah satu bagian dari gerakan

voice of pesantren atau suara pesantren yang telah dimulai

sejak tahun 2016. Dalam wawancara yang dilakukan pada

Page 106: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

106

Januari 2019, Ubaidillah selaku pendiri sekaligus Direktur PSP

menjelaskan bahwa gerakan voice of pesantren merupakan

sebuah gerakan yang bertujuan untuk membunyikan nilai-nilai

kepesantrenan kepada khalayak ramai. Salah satunya dengan

melalui kegiatan pelatihan untuk santri.18

Dalam kegiatan pelatihan ini, PSP mengadakan dua

macam pelatihan. Yaitu kegiatan pelatihan kepenulisan dan

kegiatan video making. Melalui dua kegiatan tersebut, selain

santri diberikan pemahaman-pemahaman tentang Islam

rahmatan lil ‘alamin dan isu-isu kepesantrenan, santri juga

diajak dan dilibatkan untuk aktif menyuarakan apa yang

selama ini menjadi nilai di dunia pesantren. Misalnya nilai

respek, toleransi dan perdamaian baik melalui tulisan atau pun

video-video.

Dengan digalakkannya gerakan voice of pesantren, PSP

berharap masyarakat di Indonesia khususnya, sadar betul

bahwa pesantren itu adalah salah satu center intelektulisme

18

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren),

diwawancarai oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019,

pukul 14. 48 WIB.

Page 107: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

107

Islam. karena diajarkan secara penuh kedisiplinan. Kemudian

santri juga oleh kiai didorong untuk hadir dalam isu

kemanusiaan. Jadi Pesantren tidak hanya sekedar dikenal,

berdiri dan didirikan untuk menjadi tempat keilmuan. Tapi

pesantren sejatinya adalah lembaga sosial keagamaan yang

ikut menjadi problem solver di masyarakat sekitar pesantren

itu sendiri.19

Pelatihan atau workshop santri berbasis literasi ini

menjadi gerakan yang diharapkan dapat membuka kembali

kesadaran khalayak bahwa isu yang beredar di masyarakat

mengenai intoleransi, radikalisme dan kemanusiaan

sebenarnya dapat dijelaskan oleh kalangan pesantren.

Kalangan pesantren baik kiai dan santri-santrinya dapat

menjelaskan bahwa intoleransi sebenarnya tidak mendapat

tempat dalam Islam. Maka oleh sebab itu, santri dipandang

harus memiliki kemauan dan kemampuan untuk menyuarakan

hal-hal tersebut.

19

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 108: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

108

Kegiatan pelatihan kepenulisan dan video making santri

diselenggarakan dengan beberapa tujuan, antara lain:

memberikan pemahaman kepada santri tentang makna jihad

masa kini dan bagaimana menghadapinya, menjadikan para

santri berani bersuara untuk menyebarkan Islam damai melalui

tulisan, video maupun audio serta menjadikan para santri

mampu menggunakan sarana teknologi untuk menyuarakan

Islam rahmatan lil ‘alamin.20

Sebab tantangan dakwah saat ini

adalah sosial media, maka PSP mendorong para santri

menyuarakan literasi pesantren lewat media.21

Tujuan yang tidak kalah penting menurut Ubaidillah

dari kegiatan pelatihan untuk santri yang dilakukan PSP adalah

untuk memperjumpakan santri-santri dari lintas pesantren, agar

santri-santri dapat saling berkanalan satu sama lain kemudian

membangun ikatan kuat persaudaraan antar pesantren. Selain

itu, PSP juga berharap dari komunikasi santri lintas pesantren

20

Term of Reference pelatihan menulis, “Islam dan Tradisi Damai”. 21

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 109: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

109

tersebut dapat melahirkan inisitif-inisiatif gerakan. Paling tidak

inisiatif gerakan yang dilakukan di pesantren masing-masing.22

Kegiatan pelatihan kepenulisan dan video making

untuk santri sudah menghasilkan 394 alumni yang tersebar di

tujuh provinsi. Dalam setiap kegiatan pelatihan, PSP

mengangkat tema Islam dan Tradisi Damai. Pelatihan

kepenulisan untuk santri sudah dilaksanakan sebanyak 10 kali

dan pelatihan Video making juga sudah dilaksanakan sebanyak

10 kali di berbagai wilayah. Dalam setiap pelatihan, PSP

mengundang 20 santri dari 10 pesantren dari setiap wilayah.

Setiap pesantren yang diundang mengirimkan dua orang santri

yang diikut sertakan dalam kegiatan tersebut. 23

Adapun materi-materi pokok yang disampaikan dalam

setiap kegiatan pelatihan baik pelatihan kepenulisan maupun

video making di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Pesantren dan Tradisi Penulisan

2) Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

22

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB. 23

Data Alumni Kegiatan Pelatihan Santri PSP tahun 2016-2018.

Page 110: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

110

3) Artikulasi Pesan Perdamaian dari Pesantren

4) Eksplorasi Sosial Media: Radikalisme di Dunia Maya

5) Islam, Kekerasan dan Relasi Antar Agama

Narasumber yang menyampaikan materi-materi di atas

adalah sebagai berikut:

1) Dr. Nurul H. Ma’arif, M.A

2) Hatim al-Ghazali, M.A

3) Anick HT

4) Hamzah Sahal

5) Dr. KH. Abdul Ghofur

6) Khoirul Anam, M.A

Selain mendapatkan materi, peserta juga diberikan

wawasan juga dibimbing untuk belajar menulis oleh Fahd

Fahdepie dan berlatih membuat film atau video pendek oleh

Futih Aljihadi. Dalam kegiatan tersebut PSP juga mengajak

para santri untuk Field Trip atau kunjungan ke beberapa lokasi

yang sudah ditentukan oleh PSP. 24

24

Dokumen Pelatihan Kepenulisan dan Video Making, “Islam dan

Tradisi Damai”.

Page 111: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

111

B. Strategi Dakwah Lembaga Pusat Studi Pesantren

Pagentongan-Bogor dalam Upaya Menjaga Nilai Toleransi di

Kalangan Santri

Berdasarkan penjelasan pada bab III, dikatakan bahwa

strategi dakwah adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-

rencana yang dirumuskan untuk kegiatan dakwah tertentu.25

Dari

definisi tersebut, diketahui bahwa di dalam dakwah harus

memiliki strategi atau perencanaan yang baik untuk tujuan

dakwah yang hendak dicapai. Selain dengan perencanaan yang

dimiliki dalam dakwah, dibutuhkan juga faktor pendukung

sebagai alat keberhasilan dalam perencanaan tersebut.

Berdasarkan pemaparan pada bab 1, Lembaga Pusat Studi

Pesantren (PSP) adalah lembaga yang bertujuan sebagai sarana

komunikasi dan menumbuhkan ukhuwah di antara Umat Islam,

khususnya di kalangan masyarakat pesantren. Selain dari itu,

lembaga ini juga bertujuan untuk menumbuhkan dan

mensosialisasikan pandangan, sikap dan misi Islam yang ramah,

25

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h. 351.

Page 112: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

112

toleran serta menumbuhkembangkan nilai-nilai perdamiaan antar

umat manusia.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pendiri

sekaligus Direktur PSP, Staf PSP dan hasil observasi peneliti

pada kegiatan yang dilakukan PSP, bahwa strategi yang

dilakukan PSP dalam upaya menjaga nilai toleransi di kalangan

santri di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Membuat sebuah forum untuk santri yang menghadirkan

santri-santri dari berbagai pesantren sebagai sarana

berkumpul dan menjalin ikatan silaturahmi, yaitu dengan

mengadakan kegiatan pelatihan kepenulisan dan video

making untuk santri.

2. Menghadirkan narasumber yang mumpuni. Tidak hanya

pandai dalam teori, tapi sebagian besar narasumber yang

dipilih juga merupakan praktisi dan aktivis dalam isu yang

diangkat oleh PSP yaitu Islam dan Tradisi Damai.26

3. Menjadikan forum atau tempat berkumpulnya para santri

tersebut sebagai wadah sekaligus momentum untuk

26

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 113: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

113

menjelaskan kepada santri tentang kiprah pesantren selama

ini yang membawa spririt Islam damai. Dalam kegiatan

tersebut santri diberikan materi-materi yang berisikan

tentang Islam rahmatan lil ‘alamin, Pesan perdamaian dari

pesantren dan pengetahuan tentang radikalisme agama di

dunia maya.27

4. Memberikan pelatihan menulis dan membuat video kepada

santri untuk menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil

‘alamin. Selain santri diberikan pemahaman atau materi-

materi mengenai nilai-nilai keislaman dan kepesantrenan

oleh para narasumber, santri juga diberikan motivasi

sekaligus pelatihan menulis dan membuat video.28

5. Mengadakan kegiatan santri exchange atau pertukaran

santri. Setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk santri

baik pelatihan kepenulisan maupun video making, santri-

santri tersebut direkrut dalam satu program pertukaran

santri atau yang disebut kegiatan santri exchange. Santri

27

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB. 28

Nur Aslihah Mansur (Staf Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 16. 18 WIB.

Page 114: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

114

dari satu pesantren diharuskan untuk live in yakni menetap

selama tiga hari di pesantren yang lain. PSP mendorong

para santri untuk berinteraksi dengan santri-santri dari

pesantren yang lainnya sekaligus diberikan tugas untuk

membuat tulisan atau video tentang pesantren yang mereka

datangi. Menurut PSP, kegiatan santri exchange tersebut

manfaatnya besar, karena para santri dapat melihat bahwa

dunia ini tidak sempit, mereka tidak hanya berkutat di

pesantren tempat mereka belajar, bergaul atau berinteraksi

saja, akan tetapi mereka juga harus berinteraksi dengan

santri dari pesantren yang lain. Artinya, semakin banyak

pergaulan, semakin banyak interaksi maka akan semakin

kaya perspektif dan wawasan yang dimiliki. Santri

exchange sesungguhnya adalah ruang yang diciptakan oleh

PSP agar santri melakukan percakapan-percakapan dengan

santri lain di luar pesantrennya sendiri. Isi percakapannya

bisa beragam, bisa cerita tentang pesantrennya atau

melakukan diskusi terkait isu-isu kekinian. Harapan

terbesarnya adalah timbul action plan dari para santri

Page 115: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

115

tersebut, percakapan yang kemudian mengarah pada

lahirnya inisitif-inisiatif gerakan. Baik itu membuat

komunitas baru, komunitas literasi atau meramaikan sosial

media bersama-sama.29

6. Merangkul dan mengajak para kiai dan nyai pesantren

untuk turut andil dalam menyebarkan nilai-nilai Islam

ramah melalui kegiatan Halaqah Kiai dan Nyai. Selain

memberikan pemahaman kepada santri dalam kegiatan

pelatihan untuk santri, PSP juga mengajak para Kiai dan

Nyai pesantren untuk melakukan hal yang sama. Karena

aset pesantren salah satunya adalah kiai-kiai yang

mengajarkan tentang pengetahuan nilai-nilai keislaman.

Artinya para kiai dan nyai pesantren punya dasar yang

kokoh untuk menjelaskan nilai-nilai kepesantrenan dan nilai

Islam yang ramah dan toleran. Tidak hanya kepada santri-

santrinya, tapi juga ke masyarakat secara luas.

Berdasarkan strategi al-Bayanuni Lembaga Pusat Studi

Pesantren Pagentongan-Bogor memiliki strategi dakwah dalam

29

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 116: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

116

upaya menjaga nilai toleransi di kalangan santri. Strategi tersebut

di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Strategi Sentimentil (al-manhaj al-‘athifi), yakni dakwah

yang memfokuskan pada aspek hati dan perasaan atau batin

mitra dakwah.30

Hal tersebut dilakukan dengan adanya

narasumber-narasumber atau para da’i yang memberikan

pengetahuan serta nasihat yang mengesankan bagi para santri

pada setiap pelatihan untuk santri. Santri diingatkan kembali

dan digerakkan hatinya dengan melalui penyampaian materi

dakwah mengenai Misi Islam yang sesungguhnya, yaitu

sebagai rahmat bagi semesta alam melalui kandungan al-

Qur’an dan al-Hadits serta kisah-kisah teladan pada zaman

Rasulullah Saw mengenai toleransi dan keragaman.

Selain menggerakkan perasaan dan batin mitra dakwah

dengan dakwah serta nasihat yang lembut, berdasarkan

penuturan Manhijul Qowim yang merupakan santri Ponpes

Sunan Drajat Lamongan, PSP juga memberikan pelayanan

yang memuaskan dengan memberikan alat atau media seperti

30

Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h. 351 .

Page 117: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

117

tape recording usai kegiatan pelatihan kepenulisan.31

Dalam

pelatihan video making untuk santri, PSP juga memberikan

handycam kepada setiap pesantren yang mengikuti kegiatan

tersebut.32

Peralatan tersebut diberikan oleh PSP guna

menunjang para santri dapat memproduksi narasi dakwah

yang bisa diunggah di media digital. Dengan alat atau sarana

yang diberikan tersebut, terbukti santri pun ternyata memiliki

kemampuan untuk berdakwah melalui layar. Berdasarkan

penuturan Nur Aslihah Mansur salah satu staf PS yang aktif

mengelola kegiatan untuk santri, salah satu contoh video

pendek yang dibuat oleh Alumni PSP adalah video berjudul

Mata Berkata yang dibuat oleh santri dari Kudus Jawa

Tengah yang menggambarkan tentang hubungan antar

agama. Video tersebut diunggah di akun youtube Suara

Pesantren.33

PSP juga membuatkan group WA Jaringan Pusat

31

Minhajul Qowim (Santri Ponpes Sunan Drajat Lamongan),

diwawancarai oleh Cahyati, Recording, Rabu, 27 Maret 2019, pukul 15.28

WIB. 32

Yuni Rabiatunnisa (Santri Ponpes Raudatul Athfal Pancor Selong-

Nusa Tenggara Barat), diwawancarai oleh Cahyati, Recording , Senin, 25

Maret 2019, Pukul 10.15 WIB. 33

Nur Aslihah Mansur (Staf Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 16. 18 WIB.

Page 118: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

118

Studi Pesantren Se-Indonesia yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi kegiatan, informasi seputar

kepesantrenan dan ruang diskusi para santri lintas

pesantren.34

2) Strategi rasional (al-manhaj al-‘aqli), yakni dakwah dengan

metode yang memfokuskan pada akal pikiran.35

Seperti

halnya yang digambarkan pada strategi ini, PSP mendorong

mitra dakwah untuk berpikir, merenungkan dan mengambil

pelajaran. Santri disadarkan bahwa santri sejatinya dapat

menjadi agen-agen perdamaian. Santri sebenarnya memiliki

pengetahuan yang cukup banyak untuk menjelaskan salah

kepada masyarakat satunya tentang jihad, hubungan antar

agama dan hubungan kemanusiaan kepada masyarakat.

Pengetahuan itu didapatkan oleh santri di pesantren, baik

melalui kajian al-Qur’an, al-Hadist atau pun dari kitab-kitab

kuning.

34

Fahmi Salami (Santri Ponpes Riyadul Muta’alimin Cikulur-Lebak),

diwawancarai oleh Cahyati, Recording, Selasa, 26 Maret 2019, pukul 13.05

WIB.

35

Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h. 352 .

Page 119: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

119

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ubaidillah bahwa

yang menjadi tantangan terbesar saat ini adalah banyaknya

orang-orang yang tidak memiliki kapasitas keilmuan Islam

tetapi justu berani tampil di media publik terutama di media

online dengan pengetahuan seadanya. Oleh karena itu santri

disadarkan dan digerakkan hatinya bahwa mereka memiliki

pengetahuan yang cukup, memiliki narasi yang dapat

diproduksi untuk melakukan kontra narasi terhadap

kelompok-kelompok yang menyalahgunakan atau

menyalahtafsirkan ayat-ayat atau teks-teks yang

sesungguhnya tidak dapat ditafsirkan secara serampangan.

Kemudian PSP menyebut hal ini sebagai literasi pesantren.36

3) Strategi indrawi (al-manhaj al-hissi), yakni sistem dakwah

atau kumpulan dakwah yang berorientasi pada pancaindra

dan berpegang teguh pada hasil penelitian dan percobaan.37

Dalam praktik strategi indrawi ini, PSP belum

mempraktikkan secara maksimal dalam kegiatan yang

36

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB. 37

Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h. 353.

Page 120: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

120

dilakukkannya. Strategi ini masih perlu dipelajari lebih lanjut

sehingga dapat diimplementasikan dengan secara optimal

dalam setiap mengadakan kegiatan.

Dari pemaparan di atas, jelas bahwa Pusat Studi Pesantren

memiliki strategi dakwah yang sesuai dengan teori strategi al-

Bayanuni. Hadirnya Lembaga Pusat Studi Pesantren

Pagentongan-Bogor yang didirikan oleh KH. Achmad Hasbullah

dan Achmad Ubaidillah ini juga bermanfaat bagi kalangan

pesantren baik santri atau para kiai dan nyai untuk membangun

jembatan penghubung kalangan pesantren dan masyarakat

sekitarnya yang lebih luas guna menumbuhkan dan

mensosialisasikan pandangan serta misi Islam yang mencerahkan,

ramah dan toleran. Seperti yang dijelaskan oleh Ropianah santri

dari Ponpes Qothrotul Falah, ia menceritakan bahwa dalam

kegiatan tersebut santri diberikan penjelasan tentang Islam yang

penuh kedamaian bukan kekerasan.38

Kegiatan yang dilakukan oleh PSPa yang melibatkan

santri-santri ini juga mendapat respon baik dari para pimpinan,

38

Ropianah (Santri Ponpes Qothrotul Falah), diwawancarai oleh

Cahyati, Pesan WhatsApp, Kamis, 28 Maret 2019, pukul 23. 03 WIB.

Page 121: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

121

pengasuh atau pengelola pesantren yang dilibatkan dalam

kegiatan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nurul H. Ma’arif

selaku Pengelola Ponpes Qothrotul Falah Cikulur-Lebak-Banten

mengatakan, bahwa kegiatan untuk santri yang diselenggarakan

oleh PSP bermanfaat untuk pengembangan SDM santri agar tidak

gagap media sosial, karena dakwah harus dapat masuk ke

berbagai wilayah dakwah, termasuk media digital atau media

sosial.39

Hal yang selaras juga disampaikan oleh Ahmad Yury A.

Fathallah selaku Pimpinan Pesantren Nur El-Falah Kubang-Petir

bahwa PSP telah memberikan ruang dan motivasi baru bagi para

santri agar lebih aktif dalam media digital untuk menyebarkan

kebaikan-kebaikan.40

Deden Z Farhan selaku Pimpinan Ponpes Al-Farhan

Cipanas-Lebak juga mengatakan bahwa kegiatan pelatihan santri

tersebut merupakan kegiatan yang sangat menarik dan bagus bagi

39

Nurul H. Ma’arif (Pengelola Ponpes Qothrotul Falah Cikulur-

Lebak), diwawancarai oleh Cahyati, Pesan WhatsApp, Jum’at, 5 April 2019,

pukul 19. 20 WIB. 40

Ahmad Yury A. Fathallah (Pimpinan Ponpes Nur El-Falah Kubang-

Petir), diwawancarai oleh Cahyati, Pesan WhatsApp, Jum’at, 5 April 2019,

pukul 10.30 WIB.

Page 122: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

122

para santri milenial.41

Ahsani Faturrohman, Pengasuh Ponpes Al-

Islahiyah Singosari-Malang juga menuturkan bahwa PSP

menambah semangat santri dalam berliterasi.42

Para pimpinan pesantren yang santrinya dilibatkan dalam

kegiatan pelatihan santri yang dilakukan oleh PSP, secara umum

merespon dengan sangat baik dan mengapresiasi kegiatan

tersebut karena dapat memberikan efek dan manfaat untuk

kalangan santri.

Selain itu, PSP juga menjadi wadah mempererat ukhuwah

atau tali kekeluargaan antar pesantren. Karena dalam setiap

kegiatannya PSP menghadirkan santri-santri yang berasal dari

berbagai daerah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Siti Nurasiah

bahwa PSP memiliki pengaruh yang baik untuk masyarakat, di

antaranya adalah silaturahmi lintas pesantren untuk saling

41

Deden Z Farhan (Pimpinan Ponpes Al-Farhan), diwawancarai oleh

Cahyati, Pesan WhatsApp, Jum’at, 5 April 2019, pukul 16.00 WIB. 42

Ahsani Faturrohman (Pengasuh Ponpes Al-Islahiyah),

diwawancarai oleh Cahyati, Pesan WhatsApp, Jum’at, 5 April 2019, pukul

09.00 WIB.

Page 123: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

123

bertukar pikiran dan berbagi ide serta menjadikan pesantren

sebagai kekuatan sebagai simbol peradaban bangsa.43

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Aktifitas Dakwah

Lembaga Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis,

Lembaga Pusat Studi Pesantren merupakan lembaga nirlaba yang

telah cukup lama berdiri, yaitu 12 tahun. Dalam kurun waktu

empat tahun kebelakang yakni sejak tahun 2016, Pusat Studi

Pesantren telah semakin berkembang. Terbukti dengan adanya

beberapa program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.

Baik kegiatan yang melibatkan para kiai, nyai, santri, akademisi,

serta aktifis dari berbagai daerah bahkan dari beberapa negara.

Lembaga Pusat Studi Pesantren yang berlokasi di

Pagentongan-Bogor ini juga memiliki faktor pendukung dan

faktor penghambat dalam pelaksanaan setiap program atau setiap

kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Berdasarkan wawancara

dengan Direktur Pusat Studi Pesantren dan pengelola kegiatan-

43

Siti Nurasiah, diwawancarai oleh Cahyati, Pesan WhatsApp,

Jum’at, 5 April 2019, pukul 17. 08 WIB.

Page 124: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

124

kegiatan PSP, berikut adalah faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam pelaksanaan program atau kegiatan-kegiatan

PSP:

a. Faktor pendukung Lembaga Pusat Studi Pesantren

Pagentongan-Bogor yaitu:

1. Dukungan dan kerjasama tim atau staf yang handal.44

Dalam setiap pelaksanaan kegiatan, PSP memiliki staf

yang bertugas mengatur segala kebutuhan dan mengelola

proses berjalannya setiap kegiatan dengan kerja sama tim

yang kuat. Para staf PSP juga merupakan para aktivis dan

pegiat isu-isu yang diangkat oleh PSP, hal ini juga

memudahkan setiap proses pelaksanaan kegiatan. PSP juga

membangun hubungan kekeluargaan yang sangat kuat

layaknya hubungan kakak dan adik antar direktur dan para

staff.

2. Antusias santri dalam setiap kegiatan.45

Dalam kegiatan

pelatihan untuk santri baik pelatihan kepenulisan maupun

44

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB. 45

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 125: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

125

video making, para santri mampu mengikuti dengan baik

setiap rangkaian kegiatan yang telah dirancang oleh PSP.

Para santri juga dapat saling bekerjasama, menumbuhkan

kekompakan antar santri dari berbagai pesantren. Santri

juga antusias dalam mempelajari dunia kepenulisan dan

video making.

3. Izin dan dukungan dari kiai atau pihak pesantren-

pesantren.46

Dalam setiap proses perizinan kepada kiai atau

pengelola pesantren untuk mengikutsertakan santri-

santrinya mengikuti kegiatan pelatihan, PSP mendapatkan

izin bahkan dukungan dari pihak pesantren sehingga setiap

pesantren yang diundang mengirimkan dua santri.

4. Dukungan dari kawan-kawan pegiat media sosial.47

PSP

memiliki beberapa program yang di dalamnya terdapat

beberapa kegiatan yang membahas dan mendorong peserta

untuk terlibat aktif di sosial media. Terlaksananya

kegiatan-kegiatan tersebut juga tidak terlepas dari

46

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB. 47

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB.

Page 126: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

126

dukungan baik pemikiran-pemikiran dan waktu yang telah

diluangkan para pegiat media sosial mulai dari NU Online,

Islami.co, alif.id ataupun pegiat media youtube untuk

kegiatan PSP.

5. Dukungan dan kerjasama dengan US Embassy atau

Kedutaan Amerika yakni Global Engagement Center.48

Segala pembiayaan atau dana kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan oleh PSP, baik kegiatan The Asian

Interfaith Forum, Halaqah Kiai dan Nyai dan Pelatihan

untuk santri adalah kegiatan yang didukung dan didukung

penuh dari segi pendaan oleh US Embassy.

6. Jaringan yang kuat.49

Baik Direktur dan staf PSP memiliki

jaringan atau networking yang kuat baik dari pesantren

atau Lembaga Non Governmnet Organization (NGO). Hal

ini juga turut memudahkan PSP dalam mengadakan setiap

kegiatan.

48

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB. 49

Ummi Hasanah (Staf Pusat Studi Pesantren), diwawancarai oleh

Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 16. 50 WIB.

Page 127: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

127

b. Faktor penghambat Lembaga Pusat Studi Pesantren

Pagentongan-Bogor yaitu:

1. Pergantian peserta kegiatan tanpa konfirmasi.50

Dalam

kegiatan pelatihan untuk santri, sering kali ditemukan

pesantren yang mengganti santri yang diikutsertakan

kegiatan tanpa konfirmasi, santri yang mengisi formulir

pertanyaan dan biodata tidak sesuai dengan santri yang

hadir. Begitupun dalam kegiatan halaqah kiai dan nyai,

kadang terdapat kiai yang secara tiba-tiba berhalangan

hadir dan mengirimkan ustadz yang lain untuk mengikuti

kegiatan, sehingga target kegiatan menjadi kurang sesuai.

2. Alumni peserta kegiatan yang tidak konsisten melanjutkan

menulis atau membuat video untuk berdakwah. Sehingga

produktifitas tulisan atau video yang berisi pesan dakwah

dari para santri tersebut kurang maksimal.

50

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 14. 48 WIB. 50

Ummi Hasanah (Staf Pusat Studi Pesantren), diwawancarai oleh

Cahyati di Bogor, Recording, Selasa, 22 Januari 2019, pukul 16. 50 WIB.

Page 128: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

128

3. Kurangnya pengelola akun media sosial PSP.51

Karena staf

PSP yang masih terdiri dari beberapa orang serta memiliki

kesibukan dan amanah lain, menjadi salah satu faktor

kurang maksimalnya pengelolaan akun media sosial PSP.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa

Lembaga Pusat Studi Pesantren Pagentongan-Bogor memiliki

strategi dakwah untuk mengajak mad’unya atau para santri untuk

memegang dan menjaga nilai-nilai toleransi yang telah diajarkan

oleh Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

masyarakat. Salah satunya dengan merawat keragaman, sikap

saling menghargai serta menjalin hubungan baik antar umat

manusia.

Hasil atau output dari dakwah yang dilakukan oleh PSP

pada kalangan santri adalah semakin kuatnya nilai toleransi

dalam diri santri sehingga mereka mampu

mengimplementasikannya dalam kehidupan di pesantren dan

masyarakat untuk dapat menghargai dan menerima setiap

51

Achmad Ubaidillah (Direktur Pusat Studi Pesantren), diwawancarai

oleh Cahyati di Hotel Salak Heritage Bogor, Recording, Rabu, 06 Maret 2019,

Pukul 15.30 WIB.

Page 129: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

129

perbedaan yang dijumpai serta tak segan untuk menjalin

hubungan pertemanan dengan non-muslim sekalipun. Selain itu,

output yang dihasilkan juga berupa kesadaran santri untuk

menjadi generasi damai dengan berdakwah atau menyebarkan

nilai-nilai Islam damai melalui dakwah di mimbar, tulisan atau

dakwah menggunakan media video atau film pendek. Hal ini

sangat perlu dilakukan oleh santri dan generasi muda pada

umumnya untuk mewujudkan bangsa dan masyarakat harmonis.

Page 130: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

130

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang merupakan hasil dari

wawancara para narasumber serta analisis peneliti terhadap

pemberitaan di media online terkait Pusat Studi Pesantren (PSP),

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. PSP telah melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan yang

relevan dalam upaya menjaga nilai toleransi dan

menyuarakan nilai-nilai Islam yang ramah, di antaranya

adalah kampanye Islam, perdamaian, kemanusiaan dan

demokrasi di media sosial, kegiatan The Asia Interfaith

Forum (AIF), kegiatan Halaqah Kiai dan Nyai dan Pelatihan

kepenulisan serta video making untuk santri.

2. Strategi atau rencana dalam melakukan kegiatan dakwah

yang dilakukan oleh PSP dalam upaya menjaga nilai toleransi

di kalangan santri, secara umum dapat disimpulkan yaitu

dengan melakukan tiga kegiatan. Pertama, mengadakan

kegiatan pelatihan kepenulisan dan video making untuk santri

Page 131: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

131

dengan memberikan materi-materi yang berisikan tentang

Islam rahmatan lil ‘alamin, pesan perdamaian dari pesantren

dan pengetahuan tentang radikalisme agama di dunia maya.

Kedua, mengadakan kegiatan santri exchange atau

pertukaran santri. Ketiga, merangkul dan mengajak para kiai

dan nyai pesantren untuk turut andil dalam menyebarkan

nilai-nilai Islam ramah melalui kegiatan Halaqah Kiai dan

Nyai.

Secara teoritis, PSP melakukan dua strategi dakwah

al-Bayanuni: Pertama, strategi sentimentil (al-manhaj al-

‘athifi), dakwah yang memfokuskan pada aspek hati dan

perasaan atau batin mitra dakwah. Kedua, strategi rasional

(al-manhaj al-‘aqli), dakwah dengan metode yang

memfokuskan pada akal pikiran.

3. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatannya, PSP memiliki

faktor Pendukung dan Penghambat. Adapun faktor

pendukung aktivitas dakwah PSP di antaranya adalah

dukungan dan kerjasama tim atau staf yang handal, antusias

santri dalam setiap kegiatan, izin dan dukungan dari kiai atau

Page 132: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

132

pihak pesantren-pesantren, dukungan dari kawan-kawan

pegiat media sosial, kerjasama dengan US Embassy atau

Kedutaan Amerika yakni Global Engagement Center dan

Jaringan yang kuat. Sedangkan faktor penghambatnya antara

lain adalah pergantian peserta kegiatan tanpa konfirmasi,

alumni peserta kegiatan yang tidak konsisten melanjutkan

menulis atau membuat video untuk berdakwah dan

kurangnya pengelola akun media sosial PSP

B. Saran

Secara keseluruhan strategi dakwah yang dilakukan oleh

PSP sudah cukup baik, menarik dan maksimal. Adapun terdapat

beberapa hal yang digaris bawahi penulis sebagai sumbang saran

untuk kemajuan kegiatan dakwah PSP ke depan, di antaranya

adalah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan media sosial dan website dengan lebih

maksimal dan konsisten. Penulis melihat media sosial seperti

akun facebook, twitter, instagram, youtube dan website

tersebut masih masif dan belum maksimal. Perlu adanya tim

khusus yang mengelola sehingga dengan konsisten

Page 133: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

133

memproduksi dan menggunggah informasi kegiatan, video,

quotes dan yang lainnya dalam rangka menyebarkan pesan-

pesan nilai keIslaman dan kemanusiaan. Pemanfaatan dan

memaksimalkan media sosial ini sangat perlu dilakukan,

karena media sosial atau media digital adalah salah satu

media dakwah yang banyak menarik minat masyarakat di era

modern saat ini.

2. Agar kemanfaatan kegiatan dan progress para santri ataupun

para kiai dan nyai setelah mengikuti kegiatan dapat terlihat

dengan lebih maksimal, perlu adanya pemantauan dan

pendampingan lebih jauh kepada para alumni kegiatan. Agar

apa yang telah diberikan dan motivasi yang tumbuh dalam

diri santri atau para kiai dan nyai untuk berdakwah baik

dengan menggunakan tulisan, video atau pun secara lisan

tersebut dapat terus berkembang.

3. Mengadakan kegiatan atau pertemuan khusus yang dapat

mempertemukan seluruh alumni peserta kegiatan PSP.

Kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan selain sebagai ajang

silaturahmi, namun juga sebagai wadah dialog para alumni

Page 134: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

134

untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan apa saja

yang telah dilakukan oleh alumni pasca kegiatan. Kegiatan

ini tersebut juga dapat menjadi wadah untuk saling

memberikan solusi atas setiap hambatan-hambatan yang

dihadapi serta menghadirkan ide-ide baru yang dapat

dikembangkan di wilayah masing-masing.

4. Agar kinerja dan program berjalan dengan maksimal, PSP

dapat melakukan recruitmen staf baru. Karena yang peneliti

lihat, staf atau pengelola PSP masih sedikit dan masing-

masing memiliki kesibukan masing-masing di luar PSP.

Page 135: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Masykuri. 2001. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Al-Munawar, Agil Said. 2003. Fiqih Hubungan Antar Agama.

Jakarta: Ciputat Press

Amin, Masyhur. 2002. Dakwah Islam dan Pesan Moral.

Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta

Arifin, Anwar. 2011. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi

Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Arifin. 1997. Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi. Jakarta:

Bumi aksara

Aripudin, Acep. 2013. Sosiologi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Aziz, Ali Moh. 2016. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta:

Prenadamedia Group

Departemen Agama RI. 2009. al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta:

Departemen Agama RI

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Echols, M John& Hassan Shadily. 2003. An English-Indonesian

Dictionary (Kamus Inggris Indonesia). Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Effendy, Uchjana Onong. 2007. Ilmu Komunikasi: Teori dan

Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Quantum Teaching.

Page 136: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

Hasani, Ismail dan Bonar Tigor Naipospos. 2010. Radikalisme

Agama di Jabodetabek & Jawa Barat: Implikasinya

Terhadap Jaminan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan. Jakarta: Pustaka Masyarakat Setara

Kartodirdjo, Sartono. 1985. Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan

Kementrian Agama. 2012. Etika Berkeluarga, Bermasyarakat

dan Berpolitik (Tafsir al-Qur’an Tematik). Jakarta: Lajnah

Pentasbihan Mushaf Al-Qur’an

Kharlie, Tholabi Ahmad & Muhtar S. Syihabuddin. 2016. Meniti Jalan Dakwah: Lesatkan Asa Menuju Pribadi Mulia.

Banten: LPTQ Provinsi Banten

Marzuki. 2015. Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Amzah

Moleong, J Lexy. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Munir, Muhammad & Wahyu Ilaihi. 2009. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana

Munir, Samsul. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah

Mustafa, Zainal. 2009. Mengurai Variabel hingga Instrumen.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Nasution S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nimmo, Dan. 2009. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan

dan Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009

Rubaidi, A. 2007. Radikalisme Islam, Nahdatul Ulama Masa

Depan Moderatisme Islam di Indonesia. Yogyakarta:

Logung Pustaka

Page 137: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

Rusyah, Tabrani dkk. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Salman, Malik Abdul. al-Tasamuh Tijah al-‘Aqaliyyat Ka Daruratin li al-Nahdhah. Kairo: The International

Institute Of Islamic Thought, tt)

Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta:

Rajawali Pers Saputra, Eka. 2012. Islam Rahmat Seluruh

Umat. Jakarta: Lazuardi Biru

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan, kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati

Simarmata, Thomas Henry dkk. 2017. Indonesia Zamrud

Toleransi. Jakarta: PSIK Indonesia

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Suhandang, Kustadi. 2014. Strategi Dakwah: Penerapan Strategi

Komunikasi dalam Dakwah. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Sukayat, Tata. 2015. Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Mabadi ‘Asyarah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam.

Surabaya: Al-Ikhlas

Tahir Suaib, DKK,. 2016. Ensiklopedi Pencegahan Terorisme.

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

Tasmara, Toto. 1987. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama

Page 138: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Yaqub, Mustafa Al. 1997. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi. Jakarta: Pustaka Firdaus Masyhur Amin, Dakwah Islam

dan Pesan Moral

Yasmadi. 2005. Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish

Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta:

Ciputat Press

INTERNET

Faizin, Ahmad. Strategi Pengamalan Nilai-nilai Toleransi

Beragama Pada Siswa Melalui Binaan Rohani Di SMP

Katolik Widyatama Kota Batu (Malang: Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN

Maulana Malik Ibrahim, 2016), http://etheses.uin-malang.ac.id/ diakses pada 10 November 2018. 13.15

WIB.

http://www.nu.or.id/post/read/82198/pusat-studi-pesantren-

adakan-the-asia-interfaith-forum-2017-di-bogor diakses

pada 27 Maret 2019. 20.05 WIB

http://www.nu.or.id/post/read/94879/pusat-studi-pesantren-

inklusifitas-pesantren-dan-rahmat-bagi-semesta, diakses pada 24 Januari 2019. 20.10 WIB

http://www.pusatstudijawatimur.blogspot.com diakses pada 25

Januari 2019. 20.58 WIB.

http://www.tribunnews.com/regional/2018/06/29/halaqah-kiai-

dan-nyai-2018-perkuat-jihad-lawan-radikalisme-di-media-

sosial, diakses pada Kamis, 28 Maret 2019. 15. 24 WIB

Page 139: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

https://alif.id/read/susi-ivaty/pusat-studi-pesantren-tebar-islam-

ramah-melalui-pesantren-b211244p/ diakses pada 27

November 2018. 10.45 WIB

https://alif.id/read/susi-ivvaty/pusat-studi-pesantren-tebar-islam-

ramah-melalui-pesantren-b211244p/, diakses pada 27

Maret 2019. 21.09 WIB

https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/18/06/29/pb2a1x384-halaqah-kiai-dan-nyai-

perkuat-jihad-lawan-radikalisme, diakses pada Kamis, 28

Maret 2019. 15.09 WIB

Nuh M. Nuhrison. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya

Faham/Gerakan Islam Radikal di Indonesia, (Harmoni

Jurnal Multikultural & Multireligius)

http://simbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/ha

rmoni-vol-8-no-31-juli-september.pdf diakses pada 03

Mei 2019. 15.00 WIB.

Perwita, Fajri Istiqomah. Strategi Guru PAI dalam Membina Sikap Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap Siswa

SMPN 1 Prambanan Klaten, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam,

UIN Sunan Kalijaga, 2014), http://digilib.uin-suka.ac.id/

diakses pada 10 November 2018. 13.15 WIB

Seree, Rahanee Miss. Strategi Dakwah dalam Membentuk

Karakter Santri, (Semarang: Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah, UIN

Walisongo, 2015) http://eprints.walisongo.ac.id diakses pada 10 November 2018. 14.00 WIB

Page 140: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

Wawancara:

Wawancara dengan Achmad Ubaidillah, Direktur Pusat Studi

Pesantren pada 22 Januari pukul 14.48 dan 06 Maret 2019

pukul 15.30 WIB

Wawancara dengan Ahmad Yury A. Fathallah, Pimpinan Ponpes

Nur El-Falah Kubang-Petir pada 5 April 2019. 10.30

WIB.

Wawancara dengan Ahsani Faturrohman, Pengasuh Ponpes Al-

Islahiyah pada 5 April 2019. 09.00 WIB.

Wawancara dengan Deden Z Farhan, Pimpinan Ponpes Al-Farhan

pada 5 April 2019. 16.00 WIB.

Wawancara dengan Fahmi Salami, santri Ponpes Riyadul Muta’alimin Cikulur-Lebak pada 26 Maret 2019. 13.05

WIB

Wawancara dengan Minhajul Qowim, santri Ponpes Sunan

Drajat Lamongan 27 Maret 2019, 15.28 WIB

Wawancara dengan Nur Aslihah Mansur, Staf Pusat Studi

Pesantren pada 22 Januari 2019. 16. 18 WIB

Wawancara dengan Nurul H. Ma’arif, Pengelola Ponpes Qothrotul Falah Cikulur-Lebak pada 5 April 2019. 19. 20

WIB

Wawancara dengan Ropianah, santri Ponpes Qothrotul Falah

pada 28 Maret 2019. 23. 03 WIB

Wawancara dengan Siti Azizah, Staf Pusat Studi Pesantren pada

25 Februari 2019. 09.20 WIB

Wawancara dengan Siti Nurasiah pada 5 April 2019. 17. 08 WIB

Page 141: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/3911/3/SKRIPSI CAHYATI.pdf · 2019. 5. 21. · dalam penelitian ini tanpa menggunakan angka, namun 6 Miss Rahanee Seree, “Strategi Dakwah

Wawancara dengan Ummi Hasanah, Staf Pusat Studi Pesantren

pada 22 Januari 2019. 16. 50 WIB

Wawancara dengan Yuni Rabiatunnisa, santri Ponpes Raudatul Athfal Pancor Selong-Nusa Tenggara Barat pada 25

Maret 2019. 10.15 WIB