BAB I MRP

8
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari kerja praktek yang telah dilakukan. Selanjutnya diuraikan mengenai batasan masalah, dan sistematika penulisan untuk menyelesaikan kerja praktek. 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebuah proses produksi dalam perusahaan manufaktur merupakan suatu tahapan yang saling berkaitan. Setelah menerima demand dan menerjemahkan menjadi sebuah rencana produksi, tentunya perencanaan persediaan material adalah hal yang vital guna menjamin kelancaran proses produksi. Oleh karenanya dibutuhkan sistem yang mengatur perencanaan, pemesanan, dan pembelian material yang disesuaikan dengan kebutuhan proses produksi (Patriabudi,2009). Kebutuhan masyarakat Jawa Barat akan listrik yang semakin besar harus diimbangi dengan ketersediaan fasilitas pendukung yang baik. Namun di lapangan rasio elektrifikasi daerah Jawa Barat hanya berkisar di angka 66,9 % (Antara News,2010) dimana masih jauh dari ketercukupan. Oleh karenanya diperlukan pembangunan jaringan listrik dimana salah satu komponen dari jaringan listrik adalah tiang listrik. Tiang listrik adalah sebuah tiang yang digunakan untuk mendukung I - 1

Transcript of BAB I MRP

Page 1: BAB I MRP

BAB IPENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat dari kerja praktek yang telah dilakukan. Selanjutnya

diuraikan mengenai batasan masalah, dan sistematika penulisan untuk

menyelesaikan kerja praktek.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Sebuah proses produksi dalam perusahaan manufaktur merupakan suatu

tahapan yang saling berkaitan. Setelah menerima demand dan menerjemahkan

menjadi sebuah rencana produksi, tentunya perencanaan persediaan material

adalah hal yang vital guna menjamin kelancaran proses produksi. Oleh karenanya

dibutuhkan sistem yang mengatur perencanaan, pemesanan, dan pembelian

material yang disesuaikan dengan kebutuhan proses produksi (Patriabudi,2009).

Kebutuhan masyarakat Jawa Barat akan listrik yang semakin besar harus

diimbangi dengan ketersediaan fasilitas pendukung yang baik. Namun di lapangan

rasio elektrifikasi daerah Jawa Barat hanya berkisar di angka 66,9 % (Antara

News,2010) dimana masih jauh dari ketercukupan. Oleh karenanya diperlukan

pembangunan jaringan listrik dimana salah satu komponen dari jaringan listrik

adalah tiang listrik. Tiang listrik adalah sebuah tiang yang digunakan untuk

mendukung jaringan listrik dan berbagai macam fasilitas publik lainnya

(Wikipedia,2008).

Seiring dengan perkembangan zaman mulai diperkenalkan tiang listrik

dari beton yang terbukti memiliki kekuatan dan ketangguhan yang lebih baik

(As’at dkk, 2010). Salah satu perusahaan penghasil produk beton di wilayah Jawa

Barat adalah PT.Wijaya Karya Beton PPB Majalengka. Tiang listrik ini

diproduksi di plan I dan yang menjadi produk unggulan adalah tipe 07/100 (124)

dan 09/200 (157). Tipe-tipe ini digunakan untuk jaringan tegangan rendah dan

menengah yang sudah disesuaikan dengan standar PLN (PEP Wika Beton, 2010).

Dengan permintaan yang cukup banyak selama 3 tahun terakhir, yaitu

sebanyak 11.682 unit pada tahun 2008, 5.629 unit pada tahun 2009, dan 4.808 unit

di akhir Agustus 2010, perusahaan memerlukan pengawasan persediaan bahan

I - 1

Page 2: BAB I MRP

baku yang tepat. Jika pengawasan dilaksanakan dengan kurang baik akan

berakibat (Assauri, 1980):

a. Kekurangan persediaan, hal ini akan menyebabkan kemacetan dalam proses

produksi.

b. Kelebihan persediaan akan mengakibatkan penumpukan modal dalam bentuk

persediaan.

Bahan baku dari pembuatan tiang listrik berasal dari berbagai daerah di

sekitar pabrik sehingga perlu dipertimbangkan leadtime atau waktu antara mulai

dilakukannya pemesanan bahan baku sampai kedatangan bahan baku tersebut.

Apabila terjadi kehabisan persediaan bahan baku (stockout) di gudang material

produk, akibatnya bisa fatal (Assauri, 1980). Pengiriman produk ke tangan

konsumen akan sangat terlambat sehingga memperburuk reputasi perusahaan.

Bahan baku yang digunakan meliputi PC Wire, spiral 3.0, kawat ikat,

semen, pasir, split, admixture, dan minyak cetak (PEP Wika Beton, 2010).

Masing-masing bahan baku tersebut mempunyai lead time yang berbeda. Gambar

1.1 menunjukkan besar leadtime dari bahan baku pembuatan tiang listrik.

Gambar 1.1 Histogram lead time bahan baku pembuatan tiang listrik Sumber: PT. Wijaya Karya Beton PPB Majalengka, 2010

Dari gambar 1.1 tersebut tampak bahwa lead time bahan baku antara yang

satu dengan yang lainnya tidak sama. Lead time paling cepat adalah 1 hari dan

yang paling lama adalah 7 hari. Dengan adanya variasi lead time ini pemesanan

bahan baku harus dilakukan dengan perencanaan yang baik sehingga kontinuitas

I - 2

Page 3: BAB I MRP

produksi tetap terjaga dan tidak akan terjadi pemborosan dana cukup besar yang

nantinya dapat merugikan perusahaan (PEP Wika Beton, 2010).

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa perencanaan persediaan bahan baku

pembuatan tiang listrik di PT.Wijaya Karya Beton PPB Majalengka sangat

penting dilakukan agar dicapai kontinuitas produksi dan diperoleh kebijakan

pemesanan yang yang baik.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana menentukan metode peramalan terbaik dalam meramalkan

permintaan tiang listrik tipe 07/100 (124) dan 09/200 (157) untuk empat

periode mendatang (September, Oktober, November, dan Desember 2010) di

PT.Wijaya Karya Beton PPB Majalengka?

2. Bagaimana menentukan metode lotting yang tepat untuk pemesanan bahan

baku pembuatan tiang listrik tipe 07/100 (124) dan 09/200 (157) di PT.Wijaya

Karya Beton PPB Majalengka?

3. Bagaimana membuat perencanaan persediaan bahan baku pembuatan

pembuatan tiang listrik tipe 07/100 (124) dan 09/200 (157) dengan metode

Material Requirement Planning (MRP) di PT.Wijaya Karya Beton PPB

Majalengka pada bulan Agustus 2010 hingga Desember 2010 agar proses

produksi berjalan lancar?

1.3 TUJUAN KERJA PRAKTEK

Tujuan yang ingin dicapai dalam kerja praktek ini adalah:

1. Mengaplikasikan metode peramalan terbaik dalam meramalkan permintaan

tiang listrik tipe 07/100 (124) dan 09/200 (157) untuk empat periode

mendatang (September, Oktober, November, dan Desember 2010) di

PT.Wijaya Karya Beton PPB Majalengka.

2. Mengaplikasikan metode lotting yang tepat untuk pemesanan bahan baku

pembuatan tiang listrik tipe 07/100 (124) dan 09/200 (157) di PT.Wijaya

Karya Beton PPB Majalengka?

I - 3

Page 4: BAB I MRP

3. Menentukan perencanaan persediaan bahan baku pembuatan pembuatan tiang

listrik tipe 07/100 (124) dan 09/200 (157) dengan metode Material

Requirement Planning (MRP) di PT.Wijaya Karya Beton PPB Majalengka

pada bulan Agustus hingga Desember 2010 agar proses produksi berjalan

lancar?

1.4 MANFAAT KERJA PRAKTEK

Manfaat yang diperoleh dari kerja praktek ini yaitu:

1. Bagi perusahaan

Memberikan masukan dalam membuat perencanaan persediaan bahan baku

guna memperlancar jalannya proses produksi.

2. Bagi mahasiswa

Mengaplikasikan teori yang diterima selama perkuliahan di dunia industri yang

sesungguhnya.

1.5 PEMBATASAN MASALAH

Batasan masalah ini berfungsi untuk membatasi permasalahan agar tidak

terlalu luas dan memperjelas objek permasalahan yang akan dilakukan. Batasan

masalah yang digunakan sebagai berikut:

1. Kerja praktek hanya dilakukan di plan I untuk produksi tiang listrik tipe

07/100 (124) dan 09/200 (157) .

2. Peramalan permintaan tiang listrik didasarkan pada data permintaan periode

Agustus 2008 hingga Agustus 2010.

3. Peramalan dilakukan untuk 4 periode mendatang (September, Oktober,

November, dan Desember 2010).

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, diberikan uraian setiap bab

yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Dari pokok-pokok

permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti dijelaskan di bawah ini.

I - 4

Page 5: BAB I MRP

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar permasalahan yang dibahas seperti latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan kerja praktek dan

manfaat kerja praktek, dan sitematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan uraian dari deskripsi perusahaan yang menjadi

tempat kerja praktek serta menjelaskan teori singkat yang akan

dijadikan acuan dalam menyelesaikan permasalahan.

BAB III METODOLOGI KERJA PRAKTEK

Bab ini mengandung uraian tentang materi kerja praktek, alat, tata

cara kerja praktek, variabel dan data yang akan dikaji serta cara

analisis yang dipakai dan bagian alur kerja praktek.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.

Bab ini merupakan penyajian dan pengolahan data-data yang

diperoleh dari PT.Wijaya Karya Beton PPB Majalengka sebagai

tempat kerja praktek, sesuai dengan usulan pemecahan masalah yang

digunakan. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan

persamaan yang relevan dengan pokok permasalahan yang dibahas

dalam kerja praktek ini.

BAB V ANALISIS

Bab ini berisi pembahasan permasalahan yang ada berdasarkan hasil

pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab akhir yang berisi kesimpulan yang diperoleh

dari analisis pemecahan masalah maupun hasil pengumpulan data

serta saran-saran perbaikan bagi PT.Wijaya Karya Beton PPB

Majalengka tempat kerja praktek berlangsung.

I - 5