Material Requirements Planning (MRP) & ERP

10
Improvement Is A Proof! Chapter 14 Material Requirements Planning (MRP) & ERP Dependent demand: permintaan dari suatu barang berhubungan dan dipengaruhi oleh permintaan terhadap barang lain. MRP: sebuah tehnik yang digunakan dalam lingkungan produksi untuk permintaan dependen (dependent demand). Menggunakan bill of material, inventory, expected receipts dan master production schedule (MPS) untuk menentukan material apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi. Benefits dari MRP: Merespon pesanan konsumen dengan lebih baik Merespon perubahan pada pasar dengan cepat Meningkatkan utilisasi dari fasilitas dan labor Mengurangi tingkat persediaan (inventory) ERP: sebuah sistem informasi untuk mengidentifikasi dan merencanakan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan, untuk membuat, mengantar dan mencatat pesanan konsumen. Penggunaan dependent demand inventory model yang efektif membutuhkan hal-hal di bawah ini: 1. Master Production Schedule (MPS) apa yang akan di buat, dan kapan di buat 2. Bill of material (BOM) material dan komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat produk 3. Inventory availability apa yang ada dalam persediaan yang disimpan 4. Purchase Orders Outstanding apa yang perlu dipesan (biasa juga disebut expected receipt) 5. Lead times berapa lama waktu dari pemesanan barang, sampai barang tersebut tiba Master Production Schedule (MPS) Menyatakan produk apa yang akan dibuat dan kapan. Bukan merupakan demand forecast. MPS merupakan jadwal yang bergilir. Jadwal harus di sertai oleh durasi waktu yang masuk akal MPS harus sesuai dengan perencanaan agregat

Transcript of Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Page 1: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

Chapter 14

Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Dependent demand: permintaan dari suatu barang berhubungan dan dipengaruhi oleh

permintaan terhadap barang lain.

MRP: sebuah tehnik yang digunakan dalam lingkungan produksi untuk permintaan

dependen (dependent demand). Menggunakan bill of material, inventory, expected

receipts dan master production schedule (MPS) untuk menentukan material apa saja

yang dibutuhkan untuk proses produksi.

Benefits dari MRP:

Merespon pesanan konsumen dengan lebih baik

Merespon perubahan pada pasar dengan cepat

Meningkatkan utilisasi dari fasilitas dan labor

Mengurangi tingkat persediaan (inventory)

ERP: sebuah sistem informasi untuk mengidentifikasi dan merencanakan sumber daya

perusahaan yang dibutuhkan, untuk membuat, mengantar dan mencatat pesanan

konsumen.

Penggunaan dependent demand inventory model yang efektif membutuhkan hal-hal di bawah

ini:

1. Master Production Schedule (MPS) apa yang akan di buat, dan kapan di buat

2. Bill of material (BOM) material dan komponen-komponen yang diperlukan untuk

membuat produk

3. Inventory availability apa yang ada dalam persediaan yang disimpan

4. Purchase Orders Outstanding apa yang perlu dipesan (biasa juga disebut expected

receipt)

5. Lead times berapa lama waktu dari pemesanan barang, sampai barang tersebut

tiba

Master Production Schedule (MPS)

Menyatakan produk apa yang akan dibuat dan kapan. Bukan merupakan demand

forecast. MPS merupakan jadwal yang bergilir.

Jadwal harus di sertai oleh durasi waktu yang masuk akal

MPS harus sesuai dengan perencanaan agregat

Page 2: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

Dapat di ekspresikan dalam berbagai bentuk, yaitu:

- Make-to-order company (process focus)

- Assemble-to-order/forecast company (repetitive focus)

- Stock-to-forecast company (product focus)

Bill of Materials (BOM)

Daftar dari komponen, bahan, dan material yang diperlukan untuk membuat suatu

produk. BOM juga dilengkapi dengan struktur produk yang dimana terdapat parent

item dan children item

Modular Bills

Planning Bills

Phantom Bills

Low-Level Coding

Pencatatan Persediaan yang akurat (Accurate Inventory Records)

Dibutuhkan oleh MRP untuk beroperasi dengan baik. Biasanya MRP membutuhkan

lebih dari keakuratan pencatatan sebesar 99%. Purchase order yang outstanding harus

merefleksikan secara akurat jumlah unit dan tagihan yang sudah di perkirakan.

Lead times adalah waktu yang dibutuhkan untuk membeli, memproduksi dan

merangkai sebuah barang. Pada proses produksi, lead times adalah jumlah dari waktu order,

wait, move, setup, store dan run times. Pada proses pembelian barang, lead times adalah

waktu antara titik kesadaran akan kebutuhan barang, dan ketersediaan barang yang

dibutuhkan tersebut untuk diproduksi.

Page 3: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

MRP structure (kanan)

MPS, BOM, persediaan, catatan pembelian

dan lead times meruoakan bahan-bahan

yang diperlukan dalam MRP. Setelah bahan-

bahan tersebut telah terpenuhi dan akurat,

maka langkah selanjutnya adalah

menentukan Gross material requirements

plan.

Gross material requirements plan

asumsinya belum ada inventory on-hand, menunjukkan berapa barang yang harus di order

untuk memenuhi permintaan dari periode tersebut

Net material requirements plan mempertimbangkan inventory on hand yang sudah ada,

menunjukkkan berapa barang yang harus di order, dikurangi dengan inventory yang sudah

ada, untuk memenuhi permintaan periode tersebut

1) Time-Phased Product Structure

(struktur produk dengan lead times)

2) Gross material

requirements plan

Page 4: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

3) Net material requirements plan (Total Requirements – Available Inventory)

Karena BOM, pencatatan persediaan dan pembelian belum sempurna, maka

sebaiknya mempertimbangkan safety stock.

MRP dynamics

Perubahan-perubahan pada input MRP (BOM, MPS, pencatatan persediaan dkk) dapat

menyebabkan system nervousness, dan dampaknya adalah kekacauan pada departemen

purchasing dan production. Dua tools yang dapat mengurangi MRP system nervousness

adalah Time Fences (memperkenankan segmen dari MPS untuk didesain sebagai jadwal

yang tidak dapat di “rescheduled”) dan Pegging (melacak secara upward di BOM dari

komponen sampai parent item).

Page 5: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

MRP & JIT

MRP adalah sistem perencanaan yang tidak melakukan penjadwalan secara detail. MRP juga

merupakan perencanaan dengan lead times yang fixed yang mungkin bervariasi dengan

ukuran batch yang dikirmkan. Fixed lead times ini bisa menjadi batasan bagi MRP. Apa yang

diperlukan adalah, suatu cara untuk membuat MRP lebih responsive untuk memindahkan

material dengan cepat dalam batch berukuran kecil. MRP yang dikombinasikan dengan JIT

dapat melakukan itu. MRP menyediakan rencana dan gambaran akurat dari yang dibuthkan,

kemudian JIT dengan cepat dapat memindahkan material dalam batches ukuran kecil, dan

mengurangi persediaan WIP.

4 cara untuk mengintegrasikan MRP dan JIT:

a. Finite Capacity Schedulling (FCS)

MRP biasanya bekerja dengan ukuran buckets (satuan waktu di MRP) yang tidak

terbatas (infinite). MRP juga tidak mempertimbangkan kapasitas ketika meletakkan

pekerjaan. FCS menyediakan penjadwalan terbatas (finite) yang dibutuhkan untuk

perpindahan material secara tepat, dengan kapasitas yang memungkinkan.

b. Small Bucket Approach

Langkah-langkahnya adalah:

- Mengurangi buckets MRP dari per-minggu menjadi per-hari atau per-jam

- Receipts yang sudah direncanakan digunakan untuk merangkai proses

produksi

- Persedaan dipindahkan melalui pabrik dengan basis JIT

- Produk yang sudah jadi dipindahkan ke Finished Goods inventory yang

nantinya mengurangi jumlah unit yang dibutuhkan pada perencanaan

pemesanan selanjutnya di MRP

- Menggunakan back flush untuk mengurangi persediaan yang digunakan saat

produksi. Back flush adalah sebuah sistem untuk mengurangi persediaan

dengan mengurangi apapun yang ada di BOM pada penyeselesaian suatu unit

c. Balanced Flow Approach

Digunakan untuk membantu perencanaan dan penjadwalan yang dibutuhkan pada

repetitive operations seperti pembuatan motor Harley Davidson. Rencana MRP di

eksekusi dengan tehnik JIT dengan menjaga alur flow dari material ke area assembly

agar tetap berpindah dengan ukuran lot yang kecil.

d. Supermarket

Komponen dan perangkat keras yang di kelola di suatu area biasa disebut

“supermarket”, berbatasan dengan area produksi tempat dimana komponen-

komponen tersebut digunakan. Contoh, motor Ducati mengambil komponen yang

Page 6: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

dibutuhkan untuk satu mesin dari supermarket, kemudian mengantarnya pada

assembly line dengan basis JIT.

Lot-sizing decisions proses atau tehnik untuk menentukan ukuran lot pada sistem MRP.

Ada beberapa cara melakukannya yaitu:

Lot-for-lot technique: memproduksi sesuai dengan apa yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan rencana. Memesan sesuai

dengan kebutuhan. Lot-for-lot dapat efisien jika

diimplementasikan dengan JIT. Lot-for-lot akan sangat mahal

jika setup cost mahal.

EOQ: lebih preferable kita demand diketahui dan konstan.

Langkah pertama yaitu cari EOQ terlebih dahulu. Jumlah yg

dipesan selalu sama.

Page 7: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

Part Period Balanceing (PPB): mengubah ukuran lot untuk

merelfeksikan kebutuhan untuk ukuran lot di period ke depan.

Pertama cari EPP terlebih dahulu (S/H)

Wagner-Whitin Alogarithm: program model dinamis yang

menggunakan asumsi horizon waktu tidak terbatas, dimana

tidak ada tambahan net requirements pada strategi peesanan.

Extensions of MRP:

a. MRP II

Data-data yang dibutuhkan dapat diperkaya dengan sumber-sumber lain selain

komponen-komponen barang. Ketika MRP menggunakan cara ini, resource biasanya

di ganti dengan requirements, kemudian MRP berubaj menjadi MRP II. Biasa di sebut

Material Resource Planning. Outputnya dapat berupa scrap, packaging waste, carbon

emissions. Data ini biasa digunakan untuk pembelian, penjadwalan produksi,

perencanaan kapasitas dan persediaan.

Page 8: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

b. Closed-Loop MRP

Yaitu sistem yang menyediakan informasi pada perencanaan kapasitas, MPS dan

rencana produksi.

c. Capacity Planning

Smoothing Tactics untuk smoth load barang dan meminimalisir dampak perubahan

lead times:

- Overlapping mengurangi lead times, mengirim sebagian ke operasi kedua

sebelum seluruh lot diselesaikan pada operasi pertama

- Operations splitting ends mengirim lot ke dua mesin yang berbeda untuk

operasi yang sama

- Order or lot splitting memecah urutan menjadi lot yang lebih kecil

MRP pada bisnis jasa

Biasanya demand pada bisnis jasa tergolong dependent demand

Membutuhkan product-structure trees, BOM & Bill of Labor, dan juga penjadwalan.

Product structure tree

Page 9: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

Distribution Resource Planning (DRP) menggunakan tehnik dependen deman melalui

supply chain. Dengan DRP, expected demand/sales forecast menjadi gross requirement.

Tingkat inventory di tinjau untuk tetap dapat memenuhi permintaan konsumen, sehingga

barang akan datang ketika dibutuhkan, dan lead times pun akurat.

Enterprise Resource Planning (ERP) sistem informasi untuk mengidentifikasi dan

merencanakan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan untuk membuat, menerima, dan

mengantar pesanan konsumen. ERP ini merupakan ekstensi dari sistem MRP untuk

mengikat konsumen dan suppliers. ERP memungkinkan perusahaan agar:

- Melakukan otomatisasi dan integrasi dari banyak proses bisnis

- Membagi database dan praktik bisnis ke seluruh perusahaan

- Memproduksi informasi di waktu rill

Jadi, Sistem ERP termasuk:

MRP dasar

SCM software untuk mendukung komunikasi dengan vendor, e-commerce, dan

aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk warehousing dan logistics yang efisien

Customer Relationship Management (CRM) software untuk analisa penjualan, target

konsumen dan mengontrol sales force

Finance

Human Resource

Advantage ERP:

Menyediakan integrasi dari supply chain, produksi dan administrasi

Menciptakan kesamaan dalam database

Dapat menggabungkan praktik-praktik terbaik

Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara unit bisnis dan tempat-tempat

Adanya keuntungan secara strategik

Disadvantage ERP:

o Sangat mahal untuk dibeli dan lebih mahal lagi untuk di ubah sesuai kemauan

o Sangat kompleks, banyak perusahaan yang tidak bisa menyesuaikan dengan itu

o Ahli dalam ERP sangat terbatas, staffing menjadi masalah

Page 10: Material Requirements Planning (MRP) & ERP

Improvement Is A Proof!

Gambar ERP