BAB I Metpen

12
Kandungan Kadar Protein dan Air dalam Ikan Teri (Stolephorus sp) Asin dengan Oven sebagai Alternatif Penggati Panas Matahari (disusun guna untuk melengkapi tugas perkuliahan Metode Penelitian Kimia) Oleh Wiwit Puji Lestari (121810301052) JURUSAN KIMIA MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2015

description

metpenku

Transcript of BAB I Metpen

  • Kandungan Kadar Protein dan Air dalam Ikan Teri (Stolephorus sp) Asin

    dengan Oven sebagai Alternatif Penggati Panas Matahari

    (disusun guna untuk melengkapi tugas perkuliahan Metode Penelitian Kimia)

    Oleh

    Wiwit Puji Lestari (121810301052)

    JURUSAN KIMIA

    MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS JEMBER

    2015

  • BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pulau

    dengan batas lautan. Setiap daerah yang berbatasan langsung dengan lautan oleh

    sebab itu hampir sebagian besar bahkan seluruhnya rakyat Indonesia bekerja sebagai

    seorang nelayan. Ikan-ikan yang diperoleh para nelayan tersebut langsung dibawa dan

    dikumpulkan dalam lelang ikan di tempat pelelangan ikan. Ikan-ikan yang diperoleh

    para nelayan berbagai macam jenisnya, yaitu ikan dan lain-lain.

    Saat musim panen ikan berlangsung, ikan yang dihasilkan sangat banyak.

    Hasil penangkanpan yang banyak (berlimpah) tersebut membuat para nelayan

    bingung akan membuat membuat harga ikan mengalami penurunan (termasuk salah

    satunya adalah ikan teri). Selain mengalami penurunan tidak semua ikan yang

    diperoleh dapat terjual semua sehingga membuat nelayan memutar otak meraka

    dengan mengolah ikan teri hasil tangkapan yang tidak terjual. Ikan teri tersebut diolah

    dalam berbagai macam bentuk awetan, ada yang ikan siap saji atau siap makan, ikan

    awetan atau diasinkan, atau ikan awetan lainnya. Salah satu pengolahan ikan yang

    bernilai gizi tinggi tapi tidak terlalu mahal yaitu pengawetan ikan. Pengawetan ikan

    ini juga terbagi dalam 2 jenis yaitu pengawetan dengan cara diasinkan dan disapi

    (pengasapan). Pengawetan dengan cara diasinkan hasilnya masih sangat digemari.

    Selain harganya yang murah nilai gizi yang terkandung didalamnya juga sangat

    tinggi.

    Ikan teri yang dihasilkan para nelayan diasinkan dengan cara yang sangat

    tradisional, yaitu bantuan panas matahari. Namun saat ini pengasinan dengan bantuan

    panas matahari kurang baik hasilnya, karena musim yang kurang menentu membuat

    ikan asin yang dihasilkan kurang baik pula hasilnya. Oleh karenanya dilakukan

    penelitian tentang pembuatan ikan teri asin dengan menggunakan oven sebagai

    alternatif pengganti panas matahari dengan membandingkan hasil yang terkandung

  • (kadar protein dan kadar air) didalamnya dengan ikan teri asin yang dibuat dengan

    bantuan panas sinar matahari.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.2.1 Bagaimana perbedaan kadar protein ikan asin yang dihasilkan dari pengasinan

    dengan oven dan pengasinan dengan panas matahari?

    1.2.2 Bagaimana perbedaan kadar air ikan asin yang dihasilkan dari pengasinan

    dengan oven dan pengasinan dengan panas matahari?

    1.3 Tujuan

    Adapun tujan dari penelitian ini yaitu:

    1.3.1 Mengetahui perbedaan kadar protein ikan asin yang dihasilkan dari pengasinan

    dengan oven dan pengasinan dengan panas matahari.

    1.3.2 Mengetahui perbedaan kadar air ikan asin yang dihasilkan dari pengasinan

    dengan oven dan pengasinan dengan panas matahari.

    1.4 Manfaat

    Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu pengasinan

    dengan menggunakan panas sinar matahari dapat dingganti dengan menggunakan

    panas dari oven, sehingga pembuatan ikan asin dapat dilakukan kapan saja walaupun

    saat hujan ataupun malam hari.

  • BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Ikan

    Ikan adalah sumber protein bermutu tinggi yang sangat baik untuk kesehatan.

    Lemak yang terkandung dalam ikanpun sangat sedikit mengandung kolesterol. Selain

    itu, ikan juga mengandung sejumlah vitamin (seperti vitamin A dan D) dan mineral.

    Kandungan mineral yang paling banyak pada ikan yaitu kalsium, fosfor, yodium,

    besi, dan selenium. Kandungan omega 3 pada beberapa jenis ikan cukup tinggi

    sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat mencegah penyumbatan

    pembuluh darah dan penyakit jantung koroner. Kandungan gizi beberapa jenis ikan

    ditampilkan dalam tabel 1 (Wirakusumah, 2010).

    Tabel 1. Kandungan Gizi Beberapa Jenis Ikan Per 100 Gram Bahan

    Zat Gizi Ikan

    Teri

    Ikan

    Tongkol

    Ikan

    Bawal

    Ikan

    Cakalang

    Ikan

    Mas

    Ikan

    Mujair

    Energi (kal) 74 100 91 107 86 89

    Protein (g) 10,3 13,7 19 19,6 16 18,17

    Lemak (g) 1,4 1,5 1,7 0,7 2 1

    Karbohidrat (g) 4,1 8 0 5,5 0 0

    Kalsium (mg) 972 92 20 23 20 96

    Fosfor (mg) 253 606 150 242 150 209

    Besi (mg) 3,9 1,7 2,0 2,9 2 1,5

    Vitamin A (ug) 28 0 0 386 0 5

    Vitamin C (mg) 0 0 0 0 0 0

    Vitamin B1 (mg) 0,24 0,35 0,05 0,17 0,05 0,03

    (Wirakusumah, 2010).

  • Berikut beberapa jenis ikan asin yang disukai dan sering dikonsumsi banyak

    masyarakat khususnya di Indonesia yaitu:

    1. Ikan teri merupakan ikan kecil yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi,

    pajangnya berkisar 2-40 cm. bentuk dari ikan ini memanjang dan telihat sangat

    ramping.

    2. Ikan peda yang merupakan jenis ikan kembung yang biasanya disajikan dengan

    caradikukus dengan bumbu sederhana. Ada dua jenis ikan peda yaitu peda putih

    dan peda merah.

    3. Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yang kaya akan protein. Ikan gabus ini

    memiliki daging yang tebal dan duri yang sedikit. Ikan ini paling sering disajikan

    sebagai hidangan kukus dan berkuah, terdapat berbagai macam ukuran mulai dari

    yang kecil sampai yang besar.

    (Lusanty, 2015).

    2.2 Ikan Teri

    Ikan teri (Stolephorus sp) adalah salah satu kelompok ikan Pelagis atau ikan

    yang hidupnya di dekat permukaan laut. Gaya hidup ikan teri ini berbeda dengan

    jenis ikan-ikan besar yaitu dengan hidup berkoloni. Ikan-ikan tersebut membentuk

    kumpulan yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan ekor. Ukuran dari ikan teri sangat

    kecil hanya sekitar 6-9 cm, namun ada pula yang berukuran panjang yaitu sekitar 17,5

    cm. Ciri-ciri dari ikan ini yaitu memiliki bentuk tubuh yang memanjang dan mampat

    ke samping, terdapat selempang putih keperakan memanjang dari kepala sampai ekor

    dengan sisik yang kecil, tipis dan sangat mudah lepas, tulang rahang atas memanjang

    mencapai celah insang (Astawan, 2008).

    Selama ini ikan asin teri yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat menengah

    ke bawah ternyata merupakan sumber kalsium yang sangat baik untuk penderita

    penyakit seperti osteoporosis. Kandungan kalsium pada ikan teri berasal dari bagian

    tulang yang ikut termakan bersama bagian dagingnya (WIrakusumah, 2007).

  • Kandungan kalsium pada ikan yang terakumulasi pada bagian tulang karena

    tulang pada ikan teri relatif kecil dan lunak dibandingkan jenis ikan lainnya maka

    memungkinkan untuk ikut dikonsumsi. Jenis ikan lain yang berukuran kecil yang bisa

    dikonsumsi bersama dengan tulangnya di antaranya ikan selar, ikan teri, ikan kapas,

    ikan jambal, goreng dan masih banyak lagi (Wirakusumah, 2007).

    Klasifikasi ikan Teri berdasarkan jenisnya termasuk cartilaginous atau

    bertulang rawan dan bony atau bertulang keras. Menurut Young (1962) dan De Bruin

    et al (1994) klasifikasi dari ikan teri adalah sebagai berikut:

    Phylum : Chordata

    Sub-Phylum : Vertebrae

    Class : Actinopterygii

    Ordo : Clupeiformes

    Famili : Engraulididae

    Genus : Stolephorus

    Species : Stolephorus commersoni

    (De Bruin et al 1994).

    2.4 Protein

    Protein adalah senyawa yang penting bagi tubuh manusia, senyawa ini terdiri

    dari beberapa asam-asam amino yang mengandung berbagai unsur-unsur yaitu karbo

    (C), hydrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N), selain itu adapula senyawa lain

    yaitu fosfor dan belerang. Protein yang mengandung logam biasanya memiliki

    kandungan besi dan tembaga.

    Protein dapat digunakan sebagai bahan bakar. Protein sebagai bahan bakar

    tubuh bila energi tubuh kita tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak secara cukup,

    sehingga protein akan dirombak dan dijadikan sebagai energi oleh tubuh kita. Selain

    itu, protein ikut serta dalam mengatur berbagai proses tubuh, baik secara langsung

    maupun secara tidak langsung. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan

    dan pembentukan darah, yaitu dengan menimbulkan tekanan osmotik koloid yang

  • menarik cairan dari jaringan ke dalam pembuluh darah. Protein yang bersifat amfoter

    akan dapat bereaksi dengan asam-basa dan dapat mengatur keseimbangan asam-

    asam dalam tubuh (Winarno, 2007).

    2.5 Spentrometer UV-Vis

    Spektrofotometri sinar tampak merupakan salah satu teknik analisis

    spektroskopik dimana sumber radiasi berasal dari radiasi elektromagnetik sinar

    tampak dengan menggunakan instrument spektrofotometer (Mulja dan Suharman,

    1995). Spektrofotometer UV-Vis merupakan suatu jenis yang digunakan untuk

    mengukur serapan molekul organik atau anorganik yang dipancarkan oleh suatu

    sumber cahaya dengan rentang panjang gelombang di daerah UV-Vis yaitu antara

    180 nm sampai 770 nm (Siswoyo, 2007).

    Elektron yang terdapat dalam suatu molekul menyebabkan molekul tersebut

    dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-Vis, baik dalam jumlah yang banyak

    maupun jumlah yang sedikit. Elektron tersebut dapat dieksitasikan ke tingkst energi

    yang lebih tinggi (Underwood, 1999). Energi cahaya yang diserap ataom atau

    molekul dapat digunakan untuk bertransisi ke tingkat energi elektronik yang lebih

    tinggi. Proses absorbsi cahaya UV-Vis berkaitan dengan promosi elektron dari suatu

    orbital molekul dengan tingkat energi elektronik tertentu ke orbital molekul lain

    dengan tingkat nergi elektronik yang lebih tinggi (Siswoyo, 2007).

  • BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Jenis Penelitian

    Tempat penelitian yang diguanakan yaitu Laboratorium Organik, Jurusan

    Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember.

    3.2 Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 sampai selesai.

    3.3 Data dan Sumber Data

    Data sampel yang diperoleh dari pembuatan ikan teri asin dan melakukan uji

    kuantitatif kadar protein dan kadar air ikan teri asin yang dihasilkan.

    3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

    3.4.1 Alat

    Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: cool box, Spektro

    UV-Vis, labu ukur, beaker glass, cuvet 1 pasang, mikropipet, neraca analitik, pipet

    tetes, kertas saring, corong, sentrifuge, blender, tabung reaksi, gelas ukur, pangaduk

    kaca, oven, nampan, botol semprot, mortar dan pastle, desikator, cawan petri kosong,

    botol sampel.

    3.4.2 Bahan

    Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: ikan teri

    seagar, garam, akuades, 8omogeny molidu fanadat, Asam nitrat, Pelklorat, standar

    protein (BSA), es batu.

    3.4.3 Prosedur Kerja

    A. Pembuatan Ikan Asin dengan Panas Matahari

    Ikan sampel segar (teri) diambil sebanyak 250 gram dari daerah Muncar,

    Banyuwangi. Ikan tersebut kemudian dimasukkan kedalam cool box yang sudah

  • diberi hancuran es batu dan selanjutnya dibawa ke Laboratorium Organik FMIPA

    UNEJ. Ikan tersebut untuk proses selanjutnya dicuci bersih dan direndam dengan air

    garam dengan konsentrasi 25% (M1) dan 50% (M2) dengan waktu perendaman

    selama 25 menit dengan perbandingan 250 : 0,6 artinya 250 gram ikan direndam

    dalam larutan garam sebanyak 0,6 liter air. Kemudian ikan ditiriskan sampai sisa-sisa

    air hasil rendaman tidak menetes lagi, selanjutnya ditata diatas nampan dan dijemur

    dibawah sinar matahari selama 12 jam untuk dilakukan proses pengeringan. Setelah

    pengeringan ikan diangkat dan didiamkan sampai dingin yang selanjutnya diuji kadar

    protein dan air.

    B. Pembuatan Ikan Asin dengan Panas Oven

    Ikan sampel segar (teri) diambil sebanyak 250 gram dari daerah Muncar,

    Banyuwangi. Ikan tersebut kemudian dimasukkan kedalam cool box yang sudah

    diberi hancuran es batu dan selanjutnya dibawa ke Laboratorium Organik FMIPA

    UNEJ. Ikan tersebut untuk proses selanjutnya dicuci bersih dan direndam dengan air

    garam dengan konsentrasi 25% (M1) dan 50% (M2) dengan waktu perendaman

    selama 25 menit dengan perbandingan 250 : 0,6 artinya 250 gram ikan direndam

    dalam larutan garam sebanyak 0,6 liter air. Kemudian ikan ditiriskan sampai sisa-sisa

    air hasil rendaman tidak menetes lagi, selanjutnya ditata diatas nampan dan

    dimasukkan kedalam oven dengan suhu 60-65oC selama 12 jam untuk dilakukan

    proses pengeringan. Setelah pengeringan ikan diangkat dan didiamkan sampai dingin

    yang selanjutnya diuji kadar protein dan air.

    C. Uji Kadar Protein

    Ikan teri asin dicampurkan dengan asam nitrat dan pelklorat kemudian

    dipanaskam sampai jernih. 25 ml larutan sampel diambil dan dilakukan penambahan

    ammonium molidu fanadat kemudian dibaca pada Spektro UV-Vis dengan panjang

    gelombang 430 nm. Pembuatan larutan standar dengan konsentrasi : 0,2; 0,4; 0,6; 0,8;

  • 1,0 ppm kemudian dibaca standar dan sampel pada kondisi kurva baku untuk

    mendapatkan kadar protein (Sudarmadji, 1996).

    D. Uji Kadar Air

    Ikan teri yang sudah diasinkan dihaluskan dan di masukkan ke dalam cawan

    porselin yang bersih dan tertutup. Sampel ikan dibiarkan pada suhu ruang. Oven

    dikondisikan pada suhu yang akan digunakan dan ditunggu suhu hingga stabil,

    setelah itu cawan petri kosong di masukkan ke dalam oven minimal 2 jam. Cawan

    petri kosong tadi di pindahkan ke dalam desikator sekitar 30 menit sampai mencapai

    suhu ruang dan ditimbang bobot kosong (Ag). Sampel yang telah dihaluskan

    ditimbang sebanyak 2 gram ke dalam cawan (Bg). Cawan yang telah berisi sampel

    di masukkan ke dalam oven pada suhu 105 C selama 12 jam. Cawan yang berisi

    sampel dipindahkan menggunakan penjepit ke dalam desikator selama 1 jam (Cg).

    Pengujian dilakukan secara triplo (tiga kali pengulangan).

    Penghitungan kadar air menggunakan rumus sebagai berikut :

    % kadar air= BC

    BA100 %

    Keterangan :

    A : massa cawan petri kosong (gram)

    B : massa cawan petri + sampel awal (gram)

    C : massa cawan petri + sampel kering (gram)

    3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

    Sampel ikan teri asin kering dari oven hasil uji kadar protein dan kadar air

    ditampilkan dalam bentuk tabel, kemudian dibandingkan dengan sampel ikan teri asin

    kering dari pemanasan matahari. Selain itu digunakan standar ikan tei asin yang

    diperoleh dari daerah Muncar, Banyuwangi.

  • 3.6 Anggaran dan Jadwal Penelitian

    3.6.1 Anggaran Biaya

    No jenis pengeluaran biaya(Rp)

    1 Peralatan penunjang 2.000.000

    2 Bahan habis pakai 1.000.000

    3. Perjalanan 500.000

    3 Lain-lain 2.000.000

    Jumlah 5.500.000

    3.6.2 Jadwal Kegiatan

    No Jenis Kegiatan Bulan

    1 2 3 4 5

    1 Pengadaan alat dan bahan

    2 Pelaksanaan kegiatan

    3 Evaluasi Hasil

    4 Seminar hasil/diskusi dan pembahasan

    5 Penyusunan Laporan

    6 Pengiriman laporan

  • DAFTAR PUSTAKA

    Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Hidangan Hewani. Jakarta: Penebar Swadaya.

    Lucy, Lusanty. 2015. Variasi Olahan Ikan asin. Jakarta : PT Kawan Pustaka.

    Mulja, M. dan Suharman, 1995. Analisis Instrumental, edisi 1. Surabaya : Airlangga

    University Press.

    Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

    Sudarmadji, Slamet et al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.

    Yogyakarta: Penerbit Liberty.

    Underwood, A.L. dan Day, R.A. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6. Jakarta :

    Erlangga.

    Wirakusumah, Emma S. 2007. Mencegah Osteoporosis. Jakarta : Niaga Swadaya.

    Wirakusumah, Emma Pandi. 2010. Sehat Cara Al-Quran dan Hadis. Jakarta :

    Hikmah PT Mizan Publika.