BAB I LATAR BELAKANG - Teknik Kimiatekim.undip.ac.id/images/files/gpm/renstra_tekim.pdf · jajaran...

download BAB I LATAR BELAKANG - Teknik Kimiatekim.undip.ac.id/images/files/gpm/renstra_tekim.pdf · jajaran 4 besar Teknik Kimia, banyaknya kerjasama industri, ... universitas dan JTKU tersebut

If you can't read please download the document

Transcript of BAB I LATAR BELAKANG - Teknik Kimiatekim.undip.ac.id/images/files/gpm/renstra_tekim.pdf · jajaran...

  • 1

    BAB I

    LATAR BELAKANG

    1.1. SEJARAH JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO (JTKU)

    Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) berdiri pada tahun 1965. Pada saat itu, Rektor

    Universitas Diponegoro dijabat oleh Prof. Sunaryo, SH. Berdirinya JTKU memperluas bidang ilmu yang sudah dimiliki

    oleh Fakultas Teknik-Universitas Diponegoro, yaitu Teknik Sipil dan Arsitektur. Pendirian JTKU tersebut merupakan

    wujud dari respon terhadap perkembangan industri terutama industri kimia yang pesat, baik di tingkat nasional

    maupun di wilayah Jawa Tengah.

    Gagasan pendirian JTKU tersebut berasal dari Ir. Nisyamhhuri dan Ir. Basit Wachid yang kemudian menjadi

    pendiri JTKU. Gagasan tersebut sangat tepat, terbukti dengan tingginya respon dan minat lulusan SMA untuk

    melanjutkan pendidikan teknik kimianya di JTKU. Pada saat penerimaan mahasiswa baru dibuka untuk pertama

    kalinya, terdapat 340 peminat dari 27 kursi yang tersedia (rejection rate >90%). Sedangkan pada saat itu, tenaga

    pendidik yang ada meliputi 10 orang dosen tetap yang dibantu oleh 7 orang dosen luar biasa dari Universitas Gadjah

    Mada, dan 10 orang dosen luar biasa dari industri dan lembaga pemerintah. Tenaga-tenaga pendidik lain yang

    bertugas memberikan mata kuliah pendukung, berasal dari Fakultas Teknik dan fakultas-fakultas lain di lingkungan

    Universitas Diponegoro.

    Selama 45 tahun terakhir, JTKU telah mengalami dinamika yang positif untuk menyesuaikan diri dengan

    perkembangan zaman, terutama dalam merespon perkembangan dunia pendidikan teknik kimia, kebutuhan

    industri/masyarakat, dan kebijakan pemerintah. Pada tanggal 12 September 2008 Jurusan Teknik Kimia telah

    terakreditasi A melalui SK BAN-PT No. 029/BAN-PT/Ak-XI/S1/XI/2008. Sebagai respon terhadap visi Universitas

    Diponegoro menjadi universitas riset pada tahun 2020, program pasca sarjana pun telah didirikan, yaitu program

    Magister Teknik Kimia (S2) pada tahun 2005. Pada tahun 2012 ini, program Doktor Teknik Kimia (S3) direncanakan

    dibuka. Hingga saat ini, JTKU sudah menghasilkan lebih dari 3000 lulusan sarjana (S1) dan kurang lebih 30 lulusan

    pasca sarjana (S2) yang telah bekerja di industri, lembaga pemerintah, BUMN, swasta maupun asing, serta menjadi

    wirausahawan.

    Tenaga pendidik di JTKU juga mengalami perkembangan positif, di mana dari 42 orang dosen tetap yang

    dimiliki, sebanyak 50% telah berkualifikasi akademik S3, dan 10% di antaranya telah bergelar profesor. Kerjasama

    riset, publikasi dan aplikasi teknologi juga telah banyak dilakukan baik dengan institusi dari dalam maupun luar

    negeri. System pendidikan di JTKU juga mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan diraihnya nilai

    terakreditasi A (dalam 15 tahun terakhir) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), dan dalam

    proses penilaian internasional oleh ASEAN University Network (AUN) Assessment Committee.

  • 2

    1.2. ANALISIS SITUASI (Trend in Chemical Engineering Graduate Demand Analysis)

    Era globalisasi pada abad ke-20 yang ditandai dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi,

    berlakunya system perdagangan bebas, dan berpuncak pada terjadinya krisis pangan dan energi, telah menjadi

    sumber aspirasi perubahan yang sangat mendasar terhadap institusi pendidikan Teknik Kimia dan semua komponen

    stake holdernya (dosen, mahasiswa, masyarakat, industri, maupun kebijakan pemerintah). Perubahan-perubahan

    yang nampak jelas adalah tuntutan akan tingginya kualitas lulusan, ketatnya persaingan lulusan di pasar kerja,

    banyaknya universitas asing yang mendirikan cabang di Indonesia, isu internasionalisasi, perangkingan dan

    akreditasi universitas maupun jurusan baik di tingkat nasional dan dunia, serta berubah-ubahnya arah

    kebijakan pemerintah di bidang system manajemen perguruan tinggi.

    Tingginya persaingan lulusan teknik kimia dalam mendapatkan pekerjaan dapat dilihat dari persyaratan yang

    ada, di mana lebih dari 80% industri dan institusi sebagai pengguna utama lulusan teknik kimia mensyaratkan

    kualitas lulusan yang baik dengan IPK minimum 3.00, memiliki kemampuan bahasa Inggris tinggi, kepemimpinan

    dan manajerial, human relation, serta kemampuan berwirausaha. Tingginya jumlah lulusan teknik kimia di

    Indonesia juga menyebabkan tingkat rejection rate di pasar kerja lebih dari 95% (1:20 bahkan ada yang sampai 1:

    40).

    Dengan adanya krisis ekonomi dan energi dimana perusahaan swasta nasional banyak yang lesu

    (penawaran lapangan kerja semakin berkurang), sehingga ketergantungan pada lapangan kerja pada institusi

    pemerintah makin tinggi. Kondisi ini semakin sulit karena adanya pasar bebas dimana tenaga kerja asing dengan

    kemampuan bahasa Inggris tinggi dapat mengambil peluang kerja pada perusahaan swasta nasional/multi nasional

    yang bergerak di Indonesia. Sedangkan secara umum, kapabilitas lulusan JTKU untuk bersaing secara internasional

    masih rendah.

    Sebagai respon dari kondisi di atas, kurikulum yang diterapkan oleh JTKU selalu dievaluasi dan diperbaiki

    secara rutin. Dalam 5 tahun terakhir, kurikulum diubah dari kompetensi lulusan sebagai pekerja, menjadi kompetensi

    lulusan sebagai pekerja maupun wirausahawan. Selain itu, program pendidikan pasca sarjana juga dibuka (S2 tahun

    2005 dan S3 tahun 2012) sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan sesuai dengan

    kebutuhan pasar kerja.

    Semakin menjamurnya universitas asing yang membuka cabang di Indonesia memberikan peluang bagi JTKU

    untuk mendapatkan mitra dalam pengembangan pendidikan (pengembangan kurikulum, metode pembelajaran,

    pertukaran dosen dan staf, credit transfer system, dual degree, sandwich, serta non-degree training), riset dan

    publikasi, aplikasi teknologi untuk industri terutama swasta asing, serta lapangan kerja bagi para lulusan. Namun

    di sisi lain, mereka juga merupakan kompetitor yang kuat dalam menjaring mahasiswa yang berkualitas akademik

    dan finansial yang memadai, serta menjadi pesaing mendapatkan mitra/kerjasama/ pendanaan dari para lembaga

    donor dan industri (nasional dan asing).

    Pada saat ini, reputasi JTKU sebagai institusi pendidikan di tingkat nasional sudah sangat tinggi (masuk dalam

    jajaran 4 besar Teknik Kimia, banyaknya kerjasama industri, institusi dan UKM, serta tingginya minat mahasiswa

    yang masuk (no. 2 di UNDIP). Namun, di tingkat internasional reputasi JTKU masih rendah dilihat dari tidak adanya

    mahasiswa asing, belum adanya kerjasama internasional yang bersifat kelembagaan (dual degree, sandwich,

    pertukaran dosen-mahasiswa, dan lain-lain). Padahal fakta menunjukkan bahwa lebih dari 25% tenaga pendidik

  • 3

    yang dimiliki JTKU telah mempunyai kapabiltas yang baik secara internasional yang terukur dalam publikasi

    internasional, undangan sebagai peneliti, keynote speaker, visiting lecturer, adanya 4 jurnal berkelas internasional di

    JTKU, serta akses staf secara individu ke lembaga donor asing (DAAD, Nuffic, JSPS), jurnal internasional dan

    publisher, dan universitas bereputasi tinggi di Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Reputasi internasional para tenaga

    pendidik JTKU secara individu ini perlu dikoordinasi dalam tingkat institusi sehingga mampu mengangkat citra JTKU

    di tingkat internasional.

    Sementara itu, pemeringkatan universitas di tingkat nasional dan dunia versi (Times Higher Education) THE

    atau Quality Star (QS) telah mempengaruhi kebijakan Universitas Diponegoro untuk dapat mempertahankan dan

    bahkan meningkatkan ke posisi yang lebih baik dari posisi sekarang di 10 besar nasional dan 500-600 dunia.

    Kebijakan ini, telah memacu JTKU, untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, system dan layanan

    pendidikan, fasilitas sarana dan prasrana terutama laboratorium pendidikan dan riset, kualitas hasil-hasil riset

    terutama paten, aplikasi teknologi, dan publikasi internasional, manajemen, dan kerjasama nasional dan

    internasional. Semua kegiatan di atas ditargetkan agar JTKU menjadi institusi yang sangat dikenal di tingkat

    internasional dan bereputasi tinggi secara nasional. Namun, kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan peringkat

    universitas dan JTKU tersebut harus dilakukan selaras dengan fungsi JTKU melalui pelaksanaan Tri Dharma

    Perguruan Tinggi dalam penguatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

    Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan (termasuk teknik kimia) sangat dipengaruhi oleh situasi politik

    nasional. Perubahan ini juga nampak dari perubahan sistem manajemen perguruan tinggi melalui perubahan status

    desentralisasi menjadi otonomi/BHMN, serta BHMN menjadi BLU. Perubahan ini secara langsung mempengaruhi

    aliran dana sebagai sumber daya penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

    Berdasarkan kondisi kebutuhan dan situasi eksternal, evaluasi diri Jurusan Teknik Kimia, visi, misi, kebijakan

    dan rencana strategis (Renstra) Universitas Diponegoro, maka visi dan misi Jurusan Teknik Kimia Universitas

    Diponegoro (JTKU) dalam menjawab kebutuhan dan tantangan publik telah diformulasikan. Visi dan Misi tersebut

    akan dicapai melalui Renstra lima tahunan JTKU selama dua periode (2012/2016 dan 2017/2021) dengan fokus

    pada: pengembangan sumber daya manusia, pengembangan pendidikan, peningkatan kualitas dan kuantitas

    penelitian dan pengabdian, perluasan dan penguatan jaringan kerjasama, perbaikan sarana dan prasarana, serta

    penguatan managemen dan kualitas layanan. Sasaran inti dari Renstra ini adalah membentuk JTKU sebaga institusi

    pendidikan berbasis riset yang kuat dan sustainable sehingga mampu mencapai visi dan mengemban misi.

    1.3. VISI DAN MISI

    1.3.1. Visi Jurusan Teknik Kimia

    Pada tahun 2020 Jurusan Teknik Kimia bereputasi di tingkat nasional dan internasional.

    Dengan moto: Chemical Engineering UNDIP for better life.

  • 4

    1.3.2. Misi Jurusan Teknik Kimia

    1. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif

    2. Menyelenggarakan penelitian berkualitas untuk menghasilkan publikasi nasional, internasional, hak

    kekayaan intelektual, dan paket teknologi.

    3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam memecahkan persoalan dengan penerapan ilmu

    pengetahuan dan teknologi melalui layanan konsultasi, pendampingan, dan pelatihan.

    4. Menyelenggarakan tatakelola yang baik (good governance) untuk menjamin kualitas, profesionalitas,

    kapabilitas, dan akuntabilitas.

    1.4. TUJUAN DAN SASARAN

    1.4.1. Tujuan

    1 Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti luhur, berkarakter, berjiwa wirausaha, berkemampuan leadership

    dan komunikasi tinggi, berwawasan global, profesional dibidangnya, dan berdaya saing tinggi baik level

    nasional maupun internasional

    2 Menghasilkan penelitian yang bernilai saintifik tinggi pada level internasional dan nasional, aplikatif, dan

    mampu meningkatkan daya saing bangsa,

    3 Menghasilkan suatu paket teknologi dan layanan masyarakat yang mampu memberikan kontribusi positif

    bagi percepatan dan pengembangan industri nasional maupun usaha kecil dan menengah

    1.4.2. Sasaran

    1 Meningkatkan ketatnya persaingan masuk JTKU (rejection rate minimum 90%)

    2 Meningkatkan level JTKU menjadi institusi pendidikan dan riset yang bereputasi internasional

    3 Meningkatkan daya saing lulusan JTKU baik pada level nasional maupun internasional yang teridentifikasi

    dari gaji pertama dan lamanya mendapatkan pekerjaan

    4 Meningkatkan jumlah lulusan yang mampu membuka wirasusah baru berbasis teknologi proses kimia

    5 Meningkatkan jumlah staf yang berjenjang S3 dari 50% menjadi minimal 60% (2016) dan 80% (2020), serta

    meningkatkan jumlah staf berjabatan fungsional profesor minimal 25% (2020)

    6 Meningkatkan peranan dosen dan mahasiswa (terutama S2 dan S3) dalam publikasi pada jurnal nasional

    terakreditasi, jurnal internasional, maupun karya yang dipatenkan/HKI

    7 Memperluas dan mengintensifkan jaringan kerjasama dalam rangka internasionalisasi JTKU

    8 Meningkatkan jumlah hibah dana kompetitif maupun kerjasama mutual untuk menjamin sustainability

    9 Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, riset dan pengabdian berstandar ISO

  • 5

    10 Meningkatkan manajemen dan informasi sistem berbasis informasi teknologi

    1.5. KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)

    Rencana strategis (Renstra) JTKU akan diimplementasikan selama dua periode (yaitu 2012-2016, dan

    2017-2021). Implementasi ini akan dievaluasi mengacu pada tuntutan visi dan misi, dengan indikator utama

    sebagai seperti pada Tabel 1.1. berikut ini.

    Tabel 1.1: Performance Indicator Pencapaian Visi dan Misi Periode I (2016) dan II (2020)

    No. Obyek yang diukur Indikator 2016 2020

    1 Mahasiswa Rasio peminat : diterima Mahasiswa Asing, (mahasiswa/tahun) Mahasiswa dual degree /sandwich (mahasiswa/tahun) Mahasiswa S3 (mahasiswa/tahun)

    15:1 2 2 8

    20:1 5 5 10

    2 Kualitas Lulusan Lamanya dapat kerja (S1), (bulan) Gaji pertama lulusan (S1): Rpx1jt./bulan (basis 2013) Lulusan berwirausaha: (%) Lulusan bekerja di Institusi Teknik Kimia (%)

    6 5 5 5

    6 7 10 10

    3 Kualitas Staf Staf S3 (%) Profesor (%) Rasio dosen mahasiswa Staf non-dosen berkeahlian khusus (%) Staf asing/guest employ (orang/tahun) Dosen Teknik Kimia sbg invited/visiting lecturer/researcher: (orang/tahun)

    60 15

    1:15 20 1 2

    80 25

    1:15 40 2 4

    4 Pendidikan Matakuliah berbahasa Inggris (%) Program CTS dengan Universitas Dalam Negeri Program CTS dengan Universitas Luar Negeri Terakreditasi Nasional A Akreditasi Internasional (AUN)

    10 2 1

    Ya ya

    25 5 2

    Ya ya

    5 Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

    Publikasi Jurnal Nasional terakreditasi: (artkel/tahun) Publikasi Jurnal Internasional ter-index SCOPUS/sederajat: (artikel/tahun) Paten: (paten/tahun) Riset kerjasama nasional: (kerjasama/tahun) Riset kerjasama internasional: (kerjasama/tahun) Teknologi teraplikasi di industri/UKM: (paket/tahun)

    5 4 1 10 2 2

    10 8 2 15 4 4

    6 Pengembangan Kerjasama

    Layanan konsultasi dan Pelatihan Jumlah mitra nasional (akumulasi) Jumlah Mitra Internasional (akumulasi) Kontribusi Pendanaan institusi in cash & in kind (%)

    1 4 2 20

    3 10 5 30

    7 Sarana dan Pra Sarana serta Akses

    Laboratorium Terakreditasi Internet Akses (Kbps/Mahasiswa)

    1 2

    2 5

    8 Manajemen System Layanan Tri Dharma dan manajemen berbasis Informasi Teknologi

    60%

    100%

  • 6

    BAB II

    EVALUASI DIRI BERDASARKAN ANALISIS

    STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY, and THREAT (SWOT )

    2.1. SISTIM PROSES EVALUASI

    Mengacu pada Visi dan Misi Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) yang akan dicapai dalam

    rentang 8 tahun ke depan, maka telah dilakukan evaluasi diri berdasarkan pada strength (kekuatan), weakness

    (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman) atau disingkat SWOT. Tujuan dari evaluasi diri dengan

    SWOT ini adalah untuk mengetahui dimana posisi JTKU saat ini (kelebihan dan kekurangannya apa yang dimiliki,

    peluang apa yang dapat diambil, serta ancaman apa yang akan mengganggu atau pun menghambat JTKU) terkait

    dengan visi dan misi yang akan dicapai. Walaupun tidak secara periodik dan terstruktur, evaluasi diri telah melibatkan

    semua komponen stake holder, yaitu: staf pengajar dan tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni (recorded feedback

    dan tracer study), user (berdasarkan tracer study dan informasi persyaratan tenaga kerja yang dibutuhkan),

    akademia dari institusi lain, serta pembanding kondisi umum perkembangan Jurusan Teknik Kimia pada institusi

    dalam dan luar negeri (Gambar 2.1).

    Gambar 2.1: Proses Evaluasi Diri Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU)

    SWOT (strength, weakness, opportunity, threat)

    Internal Stakeholders

    Dosen

    Ggugus penjaminan mutu

    Mahasiswa

    Tenaga kependidikan

    Grup riset dan mata kulian

    External Stakeholder (users)

    Tracer study & feedback

    Persyaratan kerja

    Alumni

    Tracer study & feedback,

    meeting

    Perkembangan external

    Kemajuan IPTEK dan

    institusi lain

    Krisis pangan dan energi

    Faktor penting lain:

    Kebijakan pemerintah

    Kurikulum nasional

    Akreditasi nasional dan

    internasional

    Point utama :

    Dosen

    Tenaga kependidikan

    Mahasiswa dan Lulusan

    Alumni

    Proses belajar mengajar

    Kurikulum

    Penelitian dan produknya

    Pengabdian masyarakat

    Kerjasama

    Sarana dan Prasarana (lab.,

    kelas, perpust., dll)

    Sistem manajemen

    Staf institusi lain

    Meeting, dosen tamu, visitasi

    Fokus Renstra :

    Sumber daya manusia

    Sistem pendidikan

    Penelitian dan Pengabdian

    Kerjasama

    Sarana dan Prasarana

    Sistem manajemen Tidak reguler Reguler

  • 7

    2.2. HASIL EVALUASI DIRI

    Selain melibatkan semua komponen stake holder secara komprehensif, evaluasi diri ini juga

    mempertimbangkan hasil evaluasi diri sebelumnya untuk keperluan akreditasi program S1 (2008) dan S2 (2010),

    serta pembukaan program S3. Beberapa point utama telah dievaluasi dan dirangkum dalam 6 point penting yaitu:

    kondisi sumber daya manusia (tenaga pengajar (dosen) dan tenaga kependidikan), pendidikan (efektifitas proses

    belajar mengajar, kurikulum dan silabi, kualitas mahasiswa dan lulusan), penelitian dan pengabdian masyarakat

    (produk-produk ilmiah, karya unggul, publikasi, karya yang telah diterapkan), kerjasama (terkait Tri Dharma

    perguruan Tinggi), fasilitas sarana dan prasarana (gedung, peralatan laboratorium, sistem internet, fasilitas kelas,

    utilitas air dan listrik, sistem safety, sarana olah raga, rekreasi, penataan lingkungan dan lainnya), serta sistem

    menajemen (layanan, administrasi, dan informasi). Ke 6 point inilah yang dijadikan prioritas untuk ditangani maupun

    ditingkatkan melalui rencana strategis ini. Secara ringkas hasil SWOT untuk ke-6 fokus renstra ini dapat dilihat pada

    Tabel 2.1 - 2.7. berikut ini.

    Tabel 2.1: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Tenaga Pengajar (Dosen)

    Strength Weakness Opportunity Threat

    Dosen dengan pendidikan

    doktor (48,8%=50 %)

    tertinggi di Fakultas Teknik

    UNDIP

    Jabatan fungsional dosen

    terdistribusi dalam semua

    kelompok (pengajar, asisten

    ahli, lektor, lektor kepala dan

    guru besar)

    Jumlah dosen mendekati

    rasio normal

    Jumlah dosen laki-laki dan

    perempuan relatif seimbang

    Meskipun mempunyai

    persentase tertinggi di

    Fakultas Teknik UNDIP

    namun 46,3 % dosen belum

    berpendidikan doktor

    Jabatan fungsional dosen

    terkonsetrasi pada jabatan

    lektor kepala

    Pengurusan kenaikan

    jabatan fungsional yang

    relatif lama

    Keahlian dosen belum dapat

    memenuhi bidang teknik

    kimia secara keseluruhan.

    Kurangnya pengetahuan

    keteknikan praktek dalam

    bidang teknik kimia

    Kemampuan komunikasi aktif

    dengan bahasa inggris dalam

    PBM perlu ditingkatkan

    Banyaknya penawaran

    beasiswa untuk

    pengembangan SDM

    Beberapa staf akademik

    JTKU memahami proses

    kenaikan jabatan akademik

    dosen dengan mendalam

    Potensi kerjasama dengan PT

    asing untuk pengembangan

    SDM cukup banyak

    Banyaknya industri kimia yang

    membuka diri untuk

    pelaksanaan magang

    Jurusan teknik kimia dari

    perguruan tinggi lain yang

    melakukan pengembangan

    dengan cepat dan

    memanfaat peluang-peluang

    yang ada

    Peraturan yang

    mensyaratkan jabatan

    fungsional dan pendidikan

    untuk kegiatan/jabatan-

    jabatan tertentu.

    Perguruan tinggi lain (baik

    nasional maupun asing)

    dengan kualitas SDM yang

    lebih baik

  • 8

    Tabel 2.2: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Tenaga Kependidikan

    Strength Weakness Opportunity Threat

    Jumlah tenaga kependidikan

    memadahi

    Secara umum, kapasitas

    ketrampilan dan atau

    pengetahuan perlu

    dikembangkan

    Kemampuan berkomunikasi

    dalam bahasa inggris rendah

    Kebanyakan tenaga

    kependidikan mempunyai

    beban kerja yang tidak

    sesuai dengan latar belakang

    pendidikannya

    Kursus-kursus peningkatan

    ketrampilan

    Kemungkinan rekruitmen staf

    baru

    Jurusan teknik kimia dari

    perguruan tinggi lain yang

    melakukan pengembangan

    dengan cepat dan

    memanfaat peluang-

    peluang yang ada

    Peraturan-perraturan yang

    yang mengatur/membahas

    persyaratan jabatan

    akdemik untuk kegiatan-

    kegiatan/jabatan-jabatan

    tertentu.

    Perguruan tinggi lain (baik

    nasional maupun asing)

    dengan kualitas SDM yang

    lebih baik

    Tabel 2.3: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Pendidikan

    Strength Weakness Opportunity Threat

    Tingginya minat calon

    mahasiswa S1 dalam negeri

    masuk JTKU (rejection rate

    >90%)

    Tingginya nilai test masuk

    calon mahasiswa S1

    IPK lulusan rata-rata

    >3.00(S1) dan 3.5 (S2)

    Waktu studi 4 tahun (S1) dan

    2 tahun (S2)

    Tingginya kualitas dosen

    (50% bergelar S3)

    Bimbingan dan kuliah intensif

    (tingkat kedatangan >80%)

    Sudah terselenggaranya

    mata kuliah kewirausahaan

    Sudah adanya pembekalan

    soft skill mahasiswa/calon

    lulusan

    Kemampuan akses individu

    dosen JTKU ke institusi luar

    negeri tinggi

    Akreditasi A (S1), B (S2)

    Inisiasi kerjasama pendidikan

    dengan universitas dan

    lembaga di dalam dan luar

    negeri

    Kemampuan bahasa Inggris

    rendah (TOEFL < 450))

    Waktu mendapatkan kerja

    lama (8-10 bulan)

    Belum tingginya gaji pertama

    lulusan (rata rata Rp

    3.000.000/bln)

    Ketergantungan terhadap

    pasar kerja dalam negeri

    sangat tinggi

    Jumlah lulusan yang

    membuka bisnis baru masih

    rendah

    Minimnya lulusan yang

    bekerja /studi lanjut di luar

    negeri

    Belum intensifnya

    pembekalan soft skill

    (leadership, carreer,

    leadership, manajemen)

    Belum meratanya mahasiswa

    yang aktif dalam

    keorganisasian

    Kemampuan penguasaan

    bidang aplikasi teknik kimia

    masih sedang

    Kurangnya akses peluang

    kerja/studi di LN

    Minimnya kegiatan

    Peluang kerjasama

    kelembagaan dengan institusi

    serta universitas di dalam dan

    luar negeri dengan

    pemberdayaan personal

    akses

    Banyaknya universitas dalam

    dan luar negeri yang

    menawarkan kerjasama

    pendidikan

    Terbukanya kesempatan

    mendapatkan akses

    pendanaan dari pihak ketiga

    (Pemerintah, Swasta Nasional

    dan Asing)

    Tingginya minat para

    peneliti/dosen/mahasiswa dari

    negara maju melakukan

    kegiatan pendidikan di negara

    berkembang

    Makin tingginya kualitas dan

    daya saing lulusan dan

    sistem pembelajaran, pada

    universitas lain

    Berkembangnya mutu

    pendidikan teknik kimia

    pada universitas lain di

    dalam dan luar negeri

    Banyaknya institusi asing

    yang membuka program di

    Indonesia maupun akses

    pendaftaran on line

  • 9

    pendidikan berlevel

    internasional

    Tidak adanya

    staf/mahasiswa asing

    Identifikasi Masalah Belum terbangunnya atmosfir penggunaan bahasa Inggris di JTKU dalam kegiatan sehari-hari

    (kuliah, presentasi, komunikasi)

    Belum banyaknya matakuliah yang menerapkan active learning, problem based learning, dan student

    centered learning dengan multimedia (peraga, simulator, dan video learning)

    Minimnya penggunaan software aplikasi teknik kimia dalam tugas akhir dan mata kuliah

    Minimnya keterlibatan praktisi dalam proses pendidikan (kuliah tamu, magang kewirausahaan)

    Minimnya penelitian-penelitian yang merupakan studi kasus di industri/UKM

    Kurangnya pembekalan soft skill ( komunikasi, leadership, enterpreunership, carreer, management)

    Belum meratanya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan keorganisasian

    Belum terstrukturnya kerjasama pendidikan dengan universitas dan lembaga di dalam dan luar negeri

    Belum terbangunnya atmosfir sebagai institusi yang bersifat internasional di JTKU

    Belum diakuinya JTKU sebagai institusi bereputasi internasional

    Tabel 2.4: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Penelitian dan Pengabdian

    Strength Weakness Opportunity Threat

    Kemampuan sumber daya

    manusia tinggi (50%

    berpendidikan S-3)

    Terbentuknya grup-grup

    riset

    Adanya instrument

    pendukung penelitian

    (HPLC, FTIR, HPLC, AAS

    dan spektrofotometer uv-

    vis)

    Beberapa jurnal

    internasional terindex

    SCOPUS dan lainnya,

    serta jurnal nasional

    terkareditasi dikelola dan

    diterbitkan dosen JTKU

    Keluaran penelitian

    khususnya dalam bentuk

    jurnal internasional dan

    nasional terakreditasi serta

    teknologi tepat guna masih

    rendah

    Analisis struktur molekul dan

    reology bahan masih

    dilakukan di institusi lain

    Tenaga teknisi analis masih

    rendah

    Kegiatan penelitian dan

    penelitian masih bersifat

    individu (belum sinergis/

    integratif antar bidang)

    Presetasi karya ilimiah

    mahasiswa belum banyak

    dalam level nasional atau

    internasional

    Kemampuan menulis jurnal

    internasional belum merata.

    Karya penelitian berpotensi

    HKI masih rendah.

    Pemanfaatan potensi dosen

    JTKU yang berkemampuan

    penulisan artikel tinggi untuk

    ditularkan ke kolega

    Peluang pendanaan hibah

    kompetitif penelitian dan

    publikasi serta

    pengabdian/aplikasi teknologi

    bersumber DIKTI

    (desentralisasi dan

    sentralisasi), RISTEK, dan

    institusi/industri dalam negeri

    lainnya

    Peluang hibah kompetitif dan

    kerjasama dari institusi

    asing/luar negeri

    Program-program

    peningkatan kapasitas

    meneliti dan menulis artikel

    dari insitusi pemerintah

    (DIKTI, dan lembaga

    penelitian)

    Pemanfaatan jejaring

    institusiTeknik Kimia

    Persaingan global

    Kemajuan institusi dalam dan

    luar negeri yang lebih

    kompetitif

    Tabel 2.5: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Kerjasama

    Strength Weakness Opportunity Threat

    Dosen bergelar S-3 50%

    Dosen mempunyai

    profesionalisme di berbagai

    bidang

    Lemahnya sistem

    manajemen dan belum

    adanya SOP kerjasama

    Kegiatan kerjasama masih

    Peluang kerjasama

    kelembagaan dengan institusi

    serta universitas di dalam dan

    luar negeri dengan

    pemberdayaan kualitas dosen

    Makin tingginya minat PT lain

    dalam menjaring mitra

    kerjasama

    Kemajuan institusi lain yang

  • 10

    Ikatan alumni yang cukup kuat

    (IKA Undip)

    Inisiasi kerjasama dengan

    universitas dan lembaga di

    dalam dan luar negeri sudah

    dimulai

    Banyaknya staf JTKU

    bereputasi internasional (dari

    riset dan publikasi)

    bersifat individu

    Kurangnya angka

    partisipasi dosen dalam

    menjaring mitra

    Belum adanya fasilitas/SOP

    penerimaan mahasiswa/staf

    asing di JTKU

    Belum terkonstruksinya web

    JTKU berbahasa Inggris

    atau internasional

    Kurang dikenalnya JTKU

    secara institusi

    Belum kuatnya jaringan

    alumni

    Kurangnya kerjasama

    dengan industri

    Kurangnya interaksi dengan

    industri

    Peluang kerjasama dengan

    industri kimia, petrokimia dan

    IKM

    Banyaknya universitas dalam

    dan luar negeri yang

    menawarkan kerjasama

    Terbukanya kesempatan

    mendapatkan akses

    pendanaan dari pemerintah,

    swasta nasional dan asing

    Tingginya minat para peneliti

    dari negara maju melakukan

    kerjasama dengan negara

    berkembang

    Peluang kerjasama dengan

    melalui penguatan alumni

    Adanya pendanaan dari

    industri melalui bentuk

    kerjasama

    membuka program teknik

    kimia (UI, ITB dan UGM, ITS)

    Banyaknya institusi asing

    yang membuka program di

    Indonesia maupun akses

    pendaftaran on line

    Perkembangan teknologi

    industri yang pesat

    Identifikasi Masalah Belum terbangunnya atmosfir menjemput bola untuk peningkatan kerjasama di JTKU

    Belum adanya SOP untuk kerjasama kelembagaan dengan mitra dalam dan luar negeri

    Belum optimal dan terstrukturnya jaringan kerjasama dengan alumni, mitra institusi dan industri

    Belum meluasnya akses bagi mahasiswa/staf asing ke JTKU

    Tabel 2.6: Analisa SWOT Bidang Sarana dan Prasarana

    Strength Weakness Opportunity Threat Jumlah laboratorium

    instruksional dan keahlian memadai

    Unit Bengkel/Workshop sudah ada

    Gedung Kuliah sudah ada

    Fasilitas perpustakaan cukup memadai

    Fasilitas akses internet yang sudah mencukupi

    Fasilitas komputer branded setiap tahun selalu ditambah

    Belum tersedianya unit penyediaan kebutuhan air bersih, listrik dan udara tekan

    Belum tersedianya unit gudang/store bahan kimia dan gas yang memadaidan standar

    Peralatan-peralatan di laboratorium kurang memadai dan kurang up-to-date

    Peralatan-peralatan di Bengkel/Workshop perlu dilengkapi termasuk bengkel kaca

    Gedung kuliah belum cukup jika S1, S2, S3 sudah terintegrasi di jurusan

    Belum ada ruang kuliah yang berbasis teknologi informasi

    Fasilitas taman dan gazebo untuk aktifitas mahasiswa masih kurang

    Beberapa komputer masih belum dilengkapi software berlicensi

    Fasilitas Health, Safety and Environment (HSE), seperti: APAR, signboard, dan muster point, masih sangat kurang

    Fasilitas unit pengolah limbah belum ada

    Peluang RGA dari layanan laboratorium analisis instrumen besar

    Peluang RGA dari layanan Bengkel/Workshop besar

    Potensi alumni untuk membangunkan gedung kuliah bersama dan gazebo

    Adanya licensi software sistem operasi (Microsoft) yang gratis untuk kampus

    Tersedianya pakar-pakar pengolahan limbah di JTKU Undip

    Terbukanya kesempatan mendapatkan akses pendanaan dari pihak ketiga (Pemerintah, Swasta Nasional dan Asing)

    Adanya akreditasi laboratorium yang bisa menarik RGA

    Akreditasi internasional AUN (ASEAN University Network)

    Berkembangnya mutu penelitian bidang teknik kimia pada universitas lain di dalam negeri

  • 11

    Identifikasi Masalah Peralatan-peralatan di laboratorium kurang memadai dan kurang up-to-date, terutama fasilitas analisis instrumen

    Peralatan-peralatan di Bengkel/Workshop perlu dilengkapi termasuk bengkel kaca

    Gedung kuliah belum cukup jika S1, S2, S3 sudah terintegrasi di jurusan

    Belum ada ruang kuliah yang berbasis teknologi informasi

    Fasilitas taman dan gazebo untuk aktifitas mahasiswa masih kurang

    Beberapa komputer masih belum dilengkapi software berlicensi

    Fasilitas Health, Safety and Environment (HSE), seperti: APAR, signboard, dan muster point, masih sangat kurang

    Fasilitas unit pengolah limbah belum ada

    Tabel 2.7: Analisa SWOT Sistem Manajemen

    Strength Weakness Opportunity Threat Dukungan JTKU dalam

    pengembangan institusi tinggi

    Tatanan moral dan etika telah terbangun

    Gugus penjaminan mutu telah terbentuk

    Evaluasi sistem pelayanan pendidikan telah berjalan

    Struktur organisasi program S1, S2, S3, telah terbentuk

    Grup-grup riset sesuai bidang keahlian dosen telah terbentuk

    System Operasional Procedure (SOP) telah mulai diformulasikan

    Keterbukaan pengelolaan administrasi dan keuangan

    Belum diterapkannya reward and punishment secara formal dan efektif

    Evaluasi dan pengembangan matakuliah belum rutin berjalan

    SOP belum secara formal diterapkan

    Sistem evaluasi institusi yang melibatkan seluruh komponen stake holder dan institusi lain belum efektif dijalankan

    Sistem pelayanan matakuliah dan lainnya belum standar (tidak seragam/sama)

    Peluang peningkatan sistem manajemen dengan dukungan Informasi Teknologi

    Peluang pengembangan manajemen melalui kursus-kursus

    Terbukanya kerjasama dengan institusi lain dalam managemen

    Standar mutu mengacu ISO pada institusi lain

    Aksesibilitas institusi lain yang makin besar dan luas

    Lemahnya sistem manajemen berakibat menurunkan minat calon mahasiswa/mitra/user menggunakan jasa layanan JTKU

    Identifikasi Masalah Belum ada job description yang jelas untuk masing-masing pihak yang masuk dalam struktur

    organisasi program S1, S2 maupun S3.

    Manajemen internal di jurusan belum didukung sistem informasi yang memadai

    Databased belum dikelola dengan baik (pencarian data terhambat, boros waktu dan biaya)

    Belum efektifnya reward and punishment peningkatan prestasi dosen kurang optimal

    Belum adanya peer group pembina mata kuliah dan sistem penjaminan mutu handal

    Berdasarkan analisa SWOT maka ditetapkan rencana strategis Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro

    (JTKU) selama dua periode (2012/2016 dan 2017/2021) yaitu: pengembangan sumber daya manusia,

    pengembangan pendidikan, pengembangan penelitian dan pengabdian, pengembangan kerjasama,

    pengembangan sarana dan prasarana, serta pengembangan sistem managemen. Sasaran inti dari Renstra ini

    adalah membentuk JTKU sebaga institusi pendidikan berbasis riset yang kuat dan sustainable sehingga mampu

    mencapai visi dan mengemban misi

  • 12

    BAB III

    RENCANA STRATEGIS

    JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Rencana Strategis ini dirancang dengan tujuan untuk mencapai visi dan melaksanakan misi Jurusan Teknik

    Kimia Universitas Diponegoro (JTKU). Dua hal ini akan dapat terealisasi pada tahun 2020 ( selama 8 tahun). Oleh

    karena itu, rencana strategis (Renstra) ini akan dibagi dalam dua tahap utama yaitu: Periode I (2012-2016) dan

    Periode II (2017-2020). Dengan pertimbangan analisa SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) kondisi

    JTKU sekarang, maka Renstra ini diharapkan akan berjalan sesuai yang diharapkan. Artinya masalah yang

    teridentifikasi sebagai penyebab munculnya kelemahan-kelemahan dapat diatasi, kekuatan dapat diberdayakan

    optimal, sehingga ultimate goal (mencapai visi dan melaksanakan misi) dapat terealisasi. Secara garis besar skema

    rancangan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.

    Gambar 3.1: Alur Penyusunan Rencana Strategis Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU)

    3.1. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

    Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen penting dalam pengembangan pendidikan tinggi. Oleh

    karena itu Jurusan Teknik Kimia UNDIP (JTKU) sadar bahwa pengembangan SDM merupakan hal penting yang

    harus dilakukan untuk mencapai visi menjadi pendidikan tinggi bereputasi internasional. Kualitas SDM akan

    menentukan kualitas pendidikan, kualitas karya-karya ilmu dan teknologi yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian

    Evaluasi Diri:

    SWOT

    IDENTIFIKASI MASALAH - Sistem pembelajaran yang masih sedang - Terbatasnya jumlah sumber daya manusia - Terbatasnya sarana dan prasarana riset dan

    pendidikan - Kurang optimalnya pemanfaatan riset dan pengabdian - Belum terstrukturnya sistem kerjasama - Belum efektifnya sistem manajemen dan informasi

    Isu strategis - Globalisasi, pasar bebas - Krisi ekonomi, pangan

    dan energi - Dinamika kebijakan

    pemerintah - Perubahan market

    demand - Pemeringkatan

    Universitas dan Akreditasi

    VISI dan MISI

    JTKU

    RENCANA STRATEGIS - Pengembangan pendidikan - Peningkatan kualitas riset dan pengabdian - Pengembangan sumber daya manusia - Pengembangan kerjasama - Peningkatan sarana dan pra sarana - Pengembangan manajemen dan informasi

    Realisasi VISI Dan MISI Indikator: Kualitas dan employability lulusan Publikasi pada jurnal internasional dan nasional Teraplikasinya hasil riset di industri/UKM/user Staf bereputasi internasional Standarisasi laboratorium, dan pelayanan Internasionalisasi institusi JTKU

    Terakreditasi A, AUN, dan ABET

  • 13

    dan kualitas sumbangan bagi pembangunan bangsa dan negara. Secara umum pengembangan SDM difokuskan

    pada pengembangan karir, kompetensi/kualitas dan prestasi. SDM dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu

    kelompok tenaga pendidik dan kependidikan.

    3.1.1. Pengembangan Tenaga Pengajar (Dosen)

    Pengembangan SDM tenaga pengajar (dosen) dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan

    kompetensi dosen sehingga kualitas proses belajar-mengajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dapat

    terus-menerus ditingkatkan secara berkelanjutan. Pengembangan diarahkan untuk peningkatan kapasitas keilmuan

    (yang meliputi latar belakang pendidikan dan jenjang jabatan fungsional) dan peningkatan softskill. Selain itu,

    pengembangan SDM juga ditujukan untuk menjaga rasio ideal jumlah dosen dan mahasiswa. Perlu diinformasikan

    bahwa JTKU mempunyai program studi sarjana, magister dan doktor. Kesemua staf akademik diharapkan dapat

    melakukan proses belajar mengajar pada ketiga program studi tersebut.

    Saat ini JTKU mempunyai 41 staf akademik dengan perincian sebagai berikut: 20 orang (48,8 %)

    berpendidikan S3, 19 orang (kurang lebih 50%) S2, dan 2 orang (5 %) sedang mengikuti studi lanjut S3. Bauran staf

    akademik berdasarkan jabatang fungsional adalah 4 dosen Guru Besar (10 %), 20 Lektor Kepala (50 %), 14 Lektor

    (34 %), 1 Asisten Ahli (2 %) dan 2 Pengajar (5 %). Profil dosen tersaji pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.

    Sedangkan hasil analisa Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) sumber daya manusia dapat dilihat

    pada Tabel 2.1 dan 2.2 (Bab II).

    Gambar 3.2: Bauran dosen JTKU berdasarkan latar belakang pendidikan (Maret 2011)

  • 14

    Gambar 3.3: Bauran dosen JTKU berdasarkan Jabatan fungsional

    Mendasarkan pada hasil analisis SWOT pada Tabel 2.1 (Bab II), maka pengembangan SDM dosen untuk (i)

    meningkatkan jumlah dosen berlatar belakang pendidikan doktor, (ii) meningkatkan jumlah dosen dengan jabatan

    funsional guru besar, (iii) pengembangan bauran keahlian keilmuan dosen dan (iv) peningkatan kapasitas keteknikan

    dan (v) pencapaian rasio dosen mahasiswa yang ideal atau wajar. Sudah sewajarnya sebagai lembaga pendidikan

    tinggi yang bereputasi internasional, JTKU mentargetkan pada tahun 2020 semua dosen yang dimilki mempunyai

    latar belakang pendidikan doktor. Untuk itu diperlukan langkah-langkah pengiriman dosen baru/muda untuk

    melanjutkan studi ke program doktor dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Selain latar belakang

    pendidikan, jenjang kepangkatan dan jabatan fungsional juga merepresentasikan tingkat kemampuan keilmuan

    dosen. JTKU akan mendukung pencapaian jabatan funsional guru besar sebagai jabatan akademis tertinggi oleh

    dosen dengan menjaga kualitas karya-karya ilmiah yang dilakukan. Usaha ini akan dilakukan dengan sosialisasi

    peraturan akademik, pendampingan dan dukungan pengurusan termasuk dukungan finasial. Bauran keahlian

    keilmuan dosen merupakan hal penting yang harus difikirkan secara serius. Bidang kepakaran dosen harus

    diupayakan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di teknik kimia dan tidak terfokus pada beberapa bidang

    saja. Dalam kasus ini, identifikasi keahlian dosen yang telah berpendidikan doktor dan penentuan bidang ilmu dosen

    dalam pengiriman dosen untuk melanjutkan program doktor akan dilakukan. Peningkatan kapasitas keteknikan akan

    dicapai dengan program-program magang di industri dan training tentang perkembangan-perkembangan terbaru

    dalam teknik kimia.

    Selain itu, pengembangan SDM dosen untuk peningkatan soft skill diarahkan untuk (i) meningkatkan

    kemampuan mengajar dosen, (ii) meningkatkan kemampuan presentasi dan komunikasi dosen terutama

    menggunakan bahasa inggris, (iii) meningkatkan kemampuan dosen dalam bekerjasama. Peningkatan soft skill akan

    dilakukan melauli media pelatihan, workshop, seminar dan pendidikan informal.

    3.1.2. Pengembangan Tenaga Kependidikan (staf pendukung)

    Keberadaan tenaga kependidikan yang handal secara signifikan dapat meningkatkan kualitas pendidikan

    tinggi. Pengembangan tenaga kependidikan mempunyai arti yang sama dengan pengembangan staf akademik. Oleh

  • 15

    karena itu, JTKU juga merencanakan pengembangan tenaga kependidikan berdasarkan analisa SWOT pada Tabel

    2.2 (Bab II).

    Dari analisis tersebut pengembangan SDM diarahkan pada peningkatan kompetensi dasar pegawai sesuai

    dengan tuntutan dan perkembangan lingkungan baik internal maupun eksternal. Selain itu peningkatan soft skill

    seperti kemampuan berkomunikasi (termasuk dalam menggunakan bahasa inggris), tanggung jawab dan motivasi

    juga merupakan hal penting untuk dilakukan. Usaha-usaha untuk mencapai tersebut akan dilakukan dengan

    pengayaan, pelatihan dan pendidikan informal.

    3.1.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

    Rencana strategis pengembangan sumber daya manusia (SDM) ditampilkan dalam Tabel A.1 (lampiran).

    Secara umum program dibagi menjadi dua bagian utama yaitu pengembangan tenaga pendidik dan tenaga

    kependidikan. Program pengembangan tenaga pendidik terdiri dari: rasionalisasi jumlah dosen (untuk menjaga rasio

    dosen mahasiswa 1:15), peningkatan kualitas dan kapasitas dosen (untuk mendorong peningkatan jumlah dosen

    bergelar S3, jumlah dosen berjabatan fungsional profesor, serta peningkatan kemampuan dosen di bidang

    penelitian), serta peningkatan bauran bidang keahlian dosen (untuk equity proporsi jumlah dosen berkeahlian khusus

    yang merupakan bidang inti Teknik Kimia). Sedangkan pengembangan tenaga kependidikan diarahkan pada

    peningkatan jumlah tenaga administrasi, tenaga laboratorium, dan peningkatan keahlian tenaga kependidikan

    berkaitan dengan unit/laboratorium yang ditangani.

    3.2. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

    3.2.1. Analisis

    Secara umum, penyelenggaraan pendidikan di Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) sudah

    sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari salah satu indikator kinerja proses pembelajaran, yaitu waktu untuk

    menyelesaikan studi rata-rata 4 tahun (program S1) dan 2 tahun (program S2) dengan IPK rata-rata masing-masing

    di atas 3.00 dan 3.50. Selain itu, meningkatnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dosen juga terbukti

    membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir penelitian agar tepat waktu. Tingginya kualitas pendidikan

    juga ditandai dengan hasil akreditasi BAN-PT, di mana program S1 memperoleh nilai A dan program S2 yang baru

    berdiri tahun 2005 memperoleh nilai B. Bahkan pada tahun ini, JTKU menjadi salah satu jurusan yang dipilih oleh

    Undip untuk dinilai system penyelenggaraan pendidikannya oleh ASEAN University Network (AUN) Assessment

    Committee sebagai starting point dalam melaksanakan program internasionalisasi. Program S3 teknik kimia juga

    telah disetujui penyelenggaraanya oleh Dirjen DIKTI dan siap menerima mahasiswa baru pada pertengahan tahun

    2012 ini.

    Meskipun demikian, tingginya kualitas sistem pendidikan dan lulusan JTKU belum sebanding dengan daya

    saing lulusan di pasar kerja. Hal ini dapat dilihat beberapa indikator, seperti upah pertama yang diperoleh (Rp.

    3.000.000), lamanya waktu untuk mendapatkan pekerjaan (8-10 bulan), serta minimnya lulusan baik S1 dan S2 yang

    diterima untuk bekerja pada lembaga/perusahaan multinasional. Hingga saat ini, lebih dari 90% lulusan JTKU masih

  • 16

    mengandalkan pasar kerja di dalam negeri, terutama sektor pemerintahan (dosen, guru, peneliti, serta lembaga

    pemerintah lainnya), industri swasta dan BUMN, serta institusi/sektor lain. Sedangkan sebagian lainnya yaitu

    membuka wirausaha sendiri, bekerja di industri multinasional, ataupun studi lanjut di dalam dan luar negeri.

    Selebihnya, para lulusan JTKU aktif dalam kegiatan-kegiatan di luar profesi keteknikan (sosial, dan rumah tangga).

    Belum tingginya daya saing lulusan JTKU lebih disebabkan oleh kurangnya soft skills yang dimilikinya,

    antara lain: teknik presentasi, kemampuan dan keberanian mengemukakan atau mempertahankan pendapat, serta

    kemampuan berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia dan Inggris/asing. Hal ini disebabkan minimnya

    pembekalan tentang karir teknik kimia (career perspective), leadership, entrepreneurship, dan manajemen. Selain

    itu, jumlah mahasiswa yang aktif berorganisasi baik itu dalam kelompok studi, minat dan bakat, badan eksektutif

    mahasiswa, senat mahasiswa, kegiatan sosial masyarakat, serta kepanitiaan juga belum merata.

    Dibidang pendidikan muatan inti kurikulum belum diiringi dengan aplikasi teknik kimia untuk industri atau

    UKM yang memadai (kemampuan analisis, teknik desain, dan pengolahan data komputer). Metode pembelajaran

    yang mengarah kepada penguatan materi inti kurikulum juga masih kurang seperti interactive learning (dengan alat

    peraga, video learning atau pun simulator), problem based dan student centered. Padahal metode ini sangat

    berguna untuk meningkatkan pemahaman matakuliah disamping mengembangkan keberanian dan kemampuan

    mahasiswa berkreasi dan berpendapat. Oleh karena itu, ketika lapangan kerja yang tersedia semakin sempit

    (sebagai akibat dari krisis ekonomi, pangan dan energi, serta semakin banyaknya jumlah lulusan teknik kimia dari

    dalam dan luar negeri), sangat sedikit lulusan JTKU yang memperoleh pekerjaan yang memadai atau menjadi

    wirausaha baru. Kebanyakan lulusan JTKU lebih tertarik untuk mencari pekerjaan sambilan/sementara, sambil terus

    menunggu dan mencari pekerjaan seperti yang diinginkan.

    Faktor lain yang terkait dengan pengakuan akan kualitas system pendidikan dan lulusan JTKU adalah belum

    dikenalnya institusi JTKU secara kelembagaan pada level internasional. Hal ini dapat dilihat dari minimnya aktivitas-

    aktivitas yang melibatkan pihak asing antara lain kuliah tamu, tidak adanya mahasiswa asing, minimnya pertukaran

    mahasiswa/dosen, tidak adanya peneliti tamu dari luar negeri, serta minimnya keterlimbatan lembaga donor

    internasional dalam pengembangan program pendidikan di JTKU. Selama ini, program kegiatan kerjasama yang

    dilakukan (penelitian, publikasi bersama, pengembangan pendidikan, kuliah tamu, dan seminar) dengan lembaga dan

    universitas bereputasi tinggi di luar negeri masih bersifat individu. Keadaan ini menyebabkan terbatasnya akses dan

    kurangnya kepercayaan diri lulusan JTKU untuk berkompetisi secara internasional maupun nasional.

    Dengan melihat pada kondisi di atas, nampak jelas bahwa pengembangan pendidikan JTKU ke level

    internasional harus ditingkatkan dengan memanfaatkan akses potensi individu sebagai starting point, dan kemudian

    mengelola dan mengorganisir secara kolektif dan kelembagaan. Peluang-peluang pengembangan pendidikan saat

    ini sangat terbuka dengan banyaknya minat peneliti/dosen asing melakukan kegiatan penelitian dan pendidikan di

    Indonesia. Selain itu, interest mahasiswa asing untuk belajar ke Indonesia juga semakin meningkat karena ingin

    merasakan atmosfer yang berbeda dengan negaranya, selain keinginan kuat mempelajari biodiversity lokal yang

    unik dan khas daerah tropis dan kepulauan seperti Indonesia sebagai disertasinya/tugas akhirnya.

    Jika peluang baik tersebut tidak segera ditindaklanjuti, maka justru akan memberi ancaman eksistensi dan

    reputasi JTKU pada masa yang akan datang. Hal ini sangat mungkin terjadi karena peluang-peluang tersebut akan

    dimanfaatkan oleh institusi-institusi pendidikan lain dari dalam dan luar negeri, adanya era globalisasi dan persaingan

  • 17

    pasar bebas. Untuk mengambil peluang tersebut, JTKU baru saja memulai melakukan kerjasama dengan universitas

    di Korea dan Belanda dalam bentuk program gelar ganda dan pelatihan dengan fasilitas dana dari pihak ketiga dan

    DIKTI. Usaha terstruktur mutlak dilakukan agar internasionalisasi pendidikan di JTKU segera terwujud. Secara rinci

    kondisi sistem pendidikan di JTKU dapat dilihat pada analisis Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT)

    seperti pada Tabel 2.3 (Bab II).

    3.2.2. Rencana Strategis Pengembangan Pendidikan

    Mengacu pada analisa SWOT maka ada 6 program utama yang akan dilakukan dimana secara detail dapat

    dilihat di Tabel A.2 (lampiran). Pilar-pilar program utama yaitu:

    1. Penguasaan lulusan/mahasiswa dalam keteknikan bidang industri.

    2. Peningkatan metode pengajaran interaktif dan berbasis multimedia.

    3. Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam bahasa Inggris.

    4. Penguatan kurikulum dan mutu proses pengajaran.

    5. Peningkatan soft skill mahasiswa melalui keorganisasian (learning by doing)

    6. Internasionalisasi JTKU

    7. Mendapat pengakuan sebagai institusi berkualitas tinggi.

    Sasaran yang akan dicapai dengan program-program ini adalah:

    Menjadikan Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) sebagai institusi pendidikan bereputasi

    tinggi pada level nasional dan dikenal secara internasional

    Meningkatkan kualitas sistem pendidikan

    Menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan dasar dan keahlian teknik kimia dengan

    memperhatikan tuntutan terkini pasar kerja yang semakin kompetitif dalam bidang profesi teknik kimia

    Mendapatkan legitimasi sebagai instititusi pendidikan yang bereputasi nasional dan internasional

    3.3. PENGEMBANGAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

    3.3.1. Analisis

    Jumlah penelitian yang diterima oleh Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) sejak tahun 2008-

    2010 dari Dikti (HibahBersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pasca, Penelitian Dasar), dan Menristek dan dari Dinas

    Pendidikan Jawa Tengah terlihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 menunjukkan bahwa penerimaan dana penelitian

    dari tahun 2008-2010 cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan cukup baik. Pada tahun 2009

    peningkatan perolehan dana penelitian sangat besar. Hal ini dikarenakan pada tahun 2009, adanya kegiatan program

    World Class University (WCU) oleh Universitas Diponegoro. Pada kegiatan ini, JTKU memberikan kontribusi cukup

    besar, khsusnya kegiatan penelitian Teknologi Tepat Guna (TTG).

    Demikian juga dengan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, juga cukup baik. Jurusan Teknik

    Kimia memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam perkembangan kegiatan dalam skala mahasiswa (PKM

    Program Kreatifitas Mahasiswa).

  • 18

    Gambar 3.4: Capaian kegiatan penelitian di Jurusan Teknik Universitas Diponegoro (JTKU)

    Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat secara keseluruhan juga cukup baik. Kertelibatan dosen maupun

    mahasiswa dalam setiap kegiatan baik yang diadakan oleh Jurusan Teknik Kimia /Fakultas Teknik (DIPA UNDIP)

    maupun oleh DIKTI. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat hampir setiap tahun diadakan oleh dosen-dosen di

    Jurusan Teknik Kimia. Demikian juga dengan potensi tenaga peneliti yang ada (seperti disajikan dalam analisis

    Sumber Daya Manusia) dimana jenjang pendidikan cukup merata. Dengan tenaga peneliti yang potensial, dapat

    menjadi lebih baik. Dengan kondisi yang seperti diatas, jika dilakukan analisa SWOT (Strength, Weakness,

    Opportunity, Threat) maka akan didapatkan seperti pada Tabel 2.4 (Bab II).

    3.3.2. Rencana Strategis Pengembangan Penelitian dan Pengabdian

    Mengacu pada analisa SWOT maka ada 7 program utama yang akan dilakukan dimana secara detail dapat

    dilihat di Tabel A.3 (lampiran). Pilar-pilar program utama yaitu:

    1 Peningkatan kualitas penelitian

    2 Peningkatan kerjasama antara peneliti

    3 Peningkatan kualitas jurnal

    4 Optimalisasi media seminar dan pelatihan

    5 Optimalisasi pengabdian kepada masyarakat.

    6 Peningkatan Kualitas karya

    7 Peningkatan prestasi tingkat nasional dan internasional

    Sasaran yang akan dicapai dengan program-program ini adalah:

    1. Meningkatkan jumlah dan kualitas proposal penelitian yang diajukan maupun yang didanai

    2. Meningkatkan jumlah dan kualitas kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

  • 19

    3. Meningkatkan dan mengoptimalkan jaringan /kerjasama dalam penelitian

    4. Meningkatkan pengelolaan dan kualitas jurnal yang diterbitkan JTKU

    3.4. PENGEMBANGAN KERJASAMA

    3.4.1. Analisis

    Kerjasama merupakan bagian penting rencana strategis Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU)

    untuk menunjang keberlanjutan program maupun memperkuat kualitas program yang sedang berjalan bersama

    dengan mitra. Selama ini program kerjasama yang dilakukan oleh JTKU masih bersifat individu atau pun kelompok

    keahlian, artinya dengan mengandalkan kapabilitas atau kemampuan staf pengajar dalam menjalin mitra. Jenis

    kegiatan yang bersifat individu atau kelompok keahlian pun telah banyak dilakukan dengan mitra dalam dan luar

    negeri antara lain riset dan publikasi ilmiah, dosen tamu, pembicara pada forum ilmiah, maupun kegiatan pertemuan

    para peneliti nasional dan internasional sesuai bidang keahlian dosen yang bersangkutan, atau menjadi

    editor/reviewer jurnal nasional dan internasional. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik karena memanfaatkan

    mitra universitas di luar negeri (tempat memperoleh S3) atau mitra pengelola jurnal internasional dalam kegiatan

    publikasi selama menempuh S3. Hasil kegiatan individu telah mampu mengangkat mereka yang terlibat pada level

    internasional seperti menjadi dosen tamu di luar negeri, reviewer jurnal internasional yang terindex di SCOPUS atau

    sederajat, atau bahkan ada yang mampu mendirikan dan menerbitkan jurnal internasional yang di-index SCOPUS

    bersama mitranya (BCREC).

    Kegiatan yang bersifat individu ini sangat baik sebagai starting point untuk menjalin kerjasama yang lebih kuat

    dalam bentuk kelembagaan/institusi. Namun demikian, saat ini, kegiatan yang bersifat individu tersebut belum

    mengangkat level institusi untuk lebih dikenal pada tingkat internasional. Hal ini dapat terlihat dari minimnya kegiatan

    internasional di JSTKU (student-staff exchange, dual degree, twinning program, Credit Transfer System, adanya

    mahasiswa asing di JTKU, pengembangan laboratorium dan sarana penunjang lainnya, metode dan sistem

    pengajaran, manajemen, serta pengembangan kurikulum dan silabi).

    Situasi diatas jelas merupakan kekurangan yang harus diatasi, agar visi JTKU sebagai institusi yang dikenal

    secara internasional dapat tercapai. Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan kegiatan yang bersifat

    kelembagaan dengan memberdayakan kekuatan kegiatan yang bersifat individu tersebut. Dengan kegiatan

    kelembagaan ini jelas, akan semakin memperluas cakupan kegiatan tidak hanya bidang penelitian dan publikasi, tapi

    juga kearah bidang pendidikan (student-staff exchange, dual degree, twinning program, Credit Transfer System,

    adanya mahasiswa asing di JTKU, kurikulum dan silabi, metode pengajaran), pengembangan laboratorium dan

    sarana penunjang lainnya, manajemen, serta kegiatan Tri Dharma lainnya. Keuntungan lain dari program kerjasama

    kelembagaan adalah diakuinya eksistensi JTKU secara real (nyata) sebagai institusi bereputasi tinggi pada tingkat

    nasional dan lebih dikenal secara meluas pada level internasional. Kerjasama kelembagaan ini juga memberikan

    jaminan sustainability yang lebih kuat untuk penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara bermitra dengan

    institusi lain dalam bentuk sharing resources atau pun dapat juga memperoleh spin off (income). Lebih dari itu,

    hak-hak staf terutama hak kekayaan intelektual yang terlibat kerjasama dengan institusi dalam dan luar negeri

    menjadi terlindungi.

  • 20

    Peluang kerjasama dengan mitra dalam dan luar negeri sangat terbuka, dengan kata lain peluang

    internasionalisasi atau pun mempertahankan reputasi yang tinggi di dalam negeri sangat besar. Peluang itu berasal

    dari terbukanya peluang berinteraksi dengan institusi dalam dan luar negeri melalui internet (akses lebih simple dan

    meluas), tingginya tawaran kerjasama dari institusi dalam dan luar negeri, program-program Corporate Social

    Responsibility dari perusahaan nasional dan asing, jaringan organisasi alumni JTKU yang makin kuat, serta adanya

    program-program pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, fasilitas, peningkatan capacity building

    terutama dari institusi internasional yang bekerjasama dengan universitas luar negeri bereputasi tinggi di level

    internasional. Saat ini JTKU sudah mulai melakukan kerjasama dengan universitas di Korea dan Belanda melalui

    Fakultas Teknik dengan dana kompetitif dari DIKTI dalam bentuk dual degree dan pelatihan. Trend positif ini perlu

    diperluas dan dikembangkan lagi secara terstruktur melalui rencana strategis ini, sehingga ultimate goalnya

    (mencapai visi dan melaksanakan misi) dapat tercapai pada waktu direncanakan. Secara rinci kondisi bidang

    pengembangan kerjasama di JTKU dapat dilihat pada analisa Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT)

    seperti pada Tabel 2.5 (Bab II).

    3.4.2. Rencana Strategis Pengembangan Kerjasama

    Mengacu pada identifikasi dan sasaran akhir (ultimate goal), maka ada 4 program utama yang akan dilakukan

    (lihat Tabel A.4, lampiran), yaitu: peningkatan kerjasama dalam luar negeri (perluasan jaringan dan intensifikasi, serta

    perluasan akses), peningkatan kerjasama luar negeri (perluasan jaringan dan intensifikasi, serta perluasan akses),

    penguatan jaringan dengan alumni, dan penguatan kelembagaan JTKU. Sasaran yang akan dicapai dengan

    program-program ini adalah:

    1 Menjadikan JTKU sebagai institusi yang bereputasi tinggi pada level nasional dan dikenal secara

    internasional

    2 Terstrukturnya jaringan kerjasama dengan mitra institusi dalam dan luar negeri.

    3 Meningkatkan jumlah dan kualitas kerjasama nasional dan internasional

    3.5. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA

    3.5.1. Fasilitas Laboratorium

    Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) mempunyai fasilitas laboratorium yang dapat

    digunakan oleh mahasiswa dan dosen dalam melakukan penelitiannya. Laboratorium-laboratorium tersebut terdiri

    dari Laboratorium Instruksional yang digunakan untuk kegiatan praktikum mahasiswa dan Laboratorium Keahlian

    yang dapat digunakan untuk kegiatan penelitian baik Dosen dan mahasiswa. Untuk keperluan laboratorium, di

    Jurusan Teknik Kimia tersedia dua gedung yang dapat digunakan, yaitu Gedung A (laboratorium) dengan luas total

    1579 m2 digunakan sebagian besar untuk Laboratorium Instruksional, dan 2 (dua) ruang kuliah. Di Gedung B (luas

    total 741 m2) juga terdapat satu ruangan digunakan khusus untuk laboratorium Komputasi Proses. Gedung D (luas

    total 360 m2) digunakan untuk Workshop/Bengkel dan Laboratorium Pengolahan Limbah (Keahlian). Di Gedung E

    (luas total 225 m2) digunakan untuk Laboratorium Dasar Teknik Kimia. Adapun Laboratorium Instruksional di JTKU

    antara lain:

  • 21

    1. Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 (Gedung E) Kapasitas/sekali jam praktikum

    2. Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2 (Gedung E)

    3. Laboratorium Mikrobiologi (Gedung A, lantai 3)

    4. Laboratorium Proses Kimia (Gedung A, lantai 2)

    5. Laboratorium Operasi Teknik Kimia (Gedung A, lantai 1)

    6. Laboratorium Komputasi Proses (Gedung B, lantai 3)

    Laboratorium Keahlian di JTKU antara lain:

    1. Laboratorium Teknologi Separasi (Gedung A, lantai 3)

    2. Laboratorium Bioproses (Gedung A, lantai 3)

    3. Laboratorium Rekayasa Proses dan Energi (Gedung A, lantai 2)

    4. Laboratorium Rekayasa Pengolahan Pangan (Gedung A, lantai 3)

    5. Laboratorium Pengolahan Limbah (Gedung D)

    6. Laboratorium Instrumen Analisis (Gedung A, lantai 2)

    Kegiatan praktikum mahasiswa dilakukan di dalam Laboratorium Instruksional (6 laboratorium), sedangkan

    kegiatan penelitian mahasiswa dan dosen dapat dilakukan sebagian di dalam Laboratorium Instruksional dan

    sebagian lagi di dalam Laboratorium Keahlian (6 Laboratorium). Untuk keperluan analisis kimia bagi mahasiswa

    maupun dosen dapat dilayani di Laboratorium Instrumen Analisis (Tabel 3.1 Daftar Peralatan).

    Sarana dan prasarana ruang kuliah dan ruang laboratorium tersebut mula-mula direncanakan sesuai kebutuhan.

    Pada perkembangannya, ruang-ruang tersebut dapat ditambah disesuaikan dengan perkembangan jumlah

    mahasiswa dan program studi. Ruang laboratorium instruksional disediakan berdasarkan jumlah mahasiswa yang

    mengambil mata kuliah praktikum pada semester berjalan. Mahasiswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok

    praktikum (3 4 mahasiswa per kelompok), sehingga setiap kelompok mendapatkan kesempatan yang sama untuk

    semua materi praktikum. Sementara itu, ruang laboratorium keahlian untuk kegiatan penelitian disediakan

    berdasarkan jumlah kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian (baik S1, S2, maupun S3). Setiap kelompok

    mahasiswa diarahkan untuk melakukan kegiatan penelitiannya di Laboratorium Keahlian (Tabel 2) disesuaikan

    dengan topik penelitian mahasiswa tersebut. Beberapa alat pendukung penelitian yang tersebar di beberapa

    laboratorium dapat dilihat di Tabel 3.2. Peralatan-peralatan laboratorium terutama untuk kegiatan penelitian

    mahasiswa ini terus dikembangkan dari tahun ke tahun.

    Tabel 3.1: Peralatan Instrumen Analisis di Laboratorium Instrumen Analisis

    No Nama Alat Merk Kondisi

    1 High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) Shimadzu Baik

    2 Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) Shimadzu Baik

    3 Gas Chromatography (GC) SRI Baik (tidak online)

    4 Fourier Transform Infra Red (FTIR) Shimadzu Baik

  • 22

    Tabel 3.2: Peralatan Pendukung Penelitian

    No Nama Alat Merk Jumlah Kondisi

    1 Programmable Box Furnace (1000 oC) New Vulcan 1 Baik

    2 Non Programmable Box Furnace (1000 oC) - 1 Baik

    3 Box Oven Memmert 1 Baik (pernah rusak)

    4 Tube Furnace (1000 oC) - 5 Baik

    5 Chiller / Condenser 1 Baik

    6 Viscosimeter Ostwald 1

    Hal yang krusial untuk diperbaiki di tata ruang dan fasilitas laboratorium-laboratorium di JTKU adalah:

    1. Layout indoor laboratorium yang sesuai dengan kaidah seni, keilmuan, dan safety

    2. Fasilitas Exhaust System yang mencukupi di masing-masing laboratorium

    3. Fasilitas Ruang Asam yang standar untuk masing-masing laboratorium

    4. Tersedianya ruangan khusus Reagen dan Bahan Kimia yang standar di masing-masing laboratorium (sudah

    di gudang sebaiknya ada meja utk reagent yg siap pakai).

    5. Tersedianya ruangan Manajemen laboratorium di masing-masing laboratorium (ruang kerja dosen peneliti,

    ruang kerja mahasiswa peneliti, dan ruang kerja administrasi)

    6. Kebersihan ruangan laboratorium

    7. Kalibrasi peralatan laboratorium untuk analisis secara kontinyu.

    8. Standarisasi fasilitas dan layanan laboratorium

    9. Akreditasi laboratorium perlu dilakukan

    Berkaitan dengan peralatan-peralatan laboratorium untuk kepentingan penelitian, JTKU merencanakan

    pengembangan peralatan-peralatan yang bersifat bisa mendatangkan Revenue Generating Activities (RGA),

    misalnya:

    1. Scanning Electron Microscopy (SEM)

    2. Gas Chromatography yang automatic dilengkapi Mass Spetrometer (GC-MS) dan TCD FID detector

    3. Gas Chromatography automatic untuk riset dalam bidang pemrosesan gas atau lainnya

    4. Peralatan HPLC dengan detector yang lebih lengkap

    5. Uji karakterisasi katalis standard (Temperatur Programmed Desorption/Reduction, BET Surface Area

    analyzer, dan lain-lain)

    6. Moisture analyzer

    7. Portable Gas analyzer

    3.5.2. Fasilitas Workshop / Bengkel

    Workshop / Bengkel di JTKU digunakan untuk menunjang layanan perbaikan dan fabrikasi peralatan-

    peralatan yang dibutuhkan di dalam praktikum dan penelitian mahasiswa dan dosen. Workshop ini terletak di

    Gedung D (luas total 360 m2). Workshop ini sudah dilengkapi dengan peralatan-peralatan mekanikal untuk fabrikasi,

  • 23

    misalnya: Mesin bubut, Mesin las listrik, Mesin bor/drill listrik, dan lain-lain. Workshop ini perlu dilengkapi dengan

    peralatan-peralatan berikut, misalnya: Mesin fabrikasi glass/kaca, mesin las asetilene, crane, dan lainnya.

    3.5.3. Fasilitas Ruang Kuliah

    Untuk keperluan kuliah, di JTKU tersedia dua gedung yang dapat digunakan untuk ruang kuliah, yaitu

    Gedung A (laboratorium) dan Gedung C (ruang kuliah). Gedung A dengan luas total 1579 m2 digunakan sebagian

    besar untuk Laboratorium Instruksional dan 2 (dua) ruang kuliah (Ruang A22 dan Ruang A32). Gedung C dengan

    luas total 758 m2 diperuntukkan khusus untuk ruang kuliah yang terdiri dari 5 ruang kuliah (Ruang C12, C21, C22,

    C31, dan C32). Dua ruangan di Gedung C lantai 1 dipakai untuk Ruang Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia dan

    Ruang Administrasi dan Pengajaran Program Magister Teknik Kimia.

    3.5.4. Fasilitas Ruang Kantor

    Gedung B dengan luas total 741 m2 digunakan khusus untuk ruang kantor, ruang administrasi, ruang

    sidang/rapat, dan laboratorium Komputasi Proses. Lantai satu Gedung B digunakan untuk Ruang Perpustakaan

    JTKU, Ruang Fasilitas Akses Internet dan Sistem Informasi, dan Ruang Dosen. Lantai dua Gedung B digunakan

    untuk kantor Kajur dan Sekjur, ruang administrasi jurusan, dan ruang dosen. Lantai tiga Gedung B digunakan untuk

    Laboratorium Komputasi Proses dan Ruang Sidang. Sebagian ruang kantor menempati Gedung C lantai satu untuk

    ruang kantor dan administratsi Program Pasca Sarjana Teknik Kimia (Magister Teknik Kimia). Pada

    perkembangannya JTKU akan mempunyai Program Doktor Teknik Kimia, sehingga kebutuhan ruang kantor dan

    administrasi Program Doktor Teknik Kimia adalah mendesak untuk diadakan. Alternatifnya adalah ruang kantor dan

    administrasi Program Pasca Sarjana Teknik Kimia bisa menjadi satu kantor, tetapi diperlukan luas ruangan yang

    cukup untuk hal tersebut.

    3.5.5. Fasilitas Perpustakaan

    Untuk menunjang kegiatan kuliah dan penelitian baik mahasiswa dan dosen, di Perpustakaan Pusat

    Universitas Diponegoro sudah dilanggankan Akses Fulltext E-Book dan E-Journal yang dapat diakses di seluruh

    jaringan komputer dan internet se-Undip. Mahasiswa dapat mengakses fasilitas E-Journal dan E-Book tersebut

    dimana saja dan kapan saja di dalam jaringan internet kampus melalui kabel LAN maupun hotspot. Ketika di luar

    kampus, mahasiswa juga masih dapat mengakses fasilitas tersebut menggunakan portal Virtual Private Network

    (VPN) menggunakan login Sistem Informasi Akademik (SIA) terpadu.

    Adapun beberapa e-jurnal dan e-book yang tersedia di jaringan intranet Undip (informasi lengkapdi portal

    http://journal.undip.ac.id) adalah:

    1. Langganan Akses E-Journal SCIENCEDIRECT (http://www.sciencedirect.com) [langganan tahun 2011-

    2012]

    Semua subject atau bidang ilmu

  • 24

    Sekitar 2178 judul jurnal tahun 1995 sekarang

    Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip

    2. Langganan Akses E-Journal SPRINGERLINK (http://www.springerlink.com) [langganan tahun 2009 2011]

    Semua subject atau bidang ilmu

    Sekitar 2600 judul jurnal tahun 1995 sekarang

    Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip

    3. Langganan Akses E-Journal ASCE (http://www.ascelibrary.org) [langganan tahun 2010 2012]

    Subject atau bidang ilmu: Civil Engineering

    Sekitar 33 judul jurnal tahun 1995 sekarang

    Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip

    4. Langganan Akses E-Book SPRINGERLINK (http://www.springerlink.com) [langganan tahun 2009-2012]

    Semua subject atau bidang ilmu

    Sekitar 3370 judul buku terbitan tahun 2006

    Sekitar 3494 judul buku terbitan tahun 2008

    Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip

    5. Langganan Akses E-Journal IEEE Computer Science Digital Library

    (http://www.computer.org/portal/web/csdl) [langganan tahun 2012]

    Subject Computer Science

    Lebih dari 425000 artikel

    Terdiri dari 14 Transactions dan 13 magazines

    Lebih dari 4100 publikasi conference

    Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip

    6. Langganan Akses E-Journal Oxford Journal Collection (http://www.collections.oupjournals.org)

    Medicine, Life Science, Mathematical & Physical Sciences, Law, Humanities, Social Sciences,

    Lebih dari 250 jurnal

    7. Langganan Akses E-Journal Cambridge Journal Collection (http://www.journals.cambridge.org) [langganan

    tahun 2012]

    Multiple subjects

    Lebih dari 264 jurnal

    Namun demikian, beberapa buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan disiplin ilmu teknik kimia juga

    disediakan di Perpustakaan JTKU. Perpustakaan JTKU memprioritaskan kepada penyediaan buku-buku yang dipakai

    di dalam proses belajar-mengajar. Penyediaan dan updating buku-buku ini akan diadakan secara rutin tiap tahun

    menggunakan anggaran Fakultas dan/atau Jurusan. Secara spesifik, UPT Perpustakaan Undip melayani koleksi

    referensi semua bidang ilmu, sedangkan perpustakaan JTKU menyediakan koleksi referensi khusus untuk bidang

  • 25

    ilmu teknik kimia. UPT Perpustakaan Pusat Undip merencanakan referensi apa yang dilanggan berdasarkan survei

    dan permintaan dari masing-masing program studi. Jumlah atau statistik pemakaian dari koleksi yang dilanggan

    tersebut dimonitor dan dievaluasi secara berkala. Hal ini penting untuk dasar keputusan apa yang akan dilanggan di

    tahun berikutnya.

    3.5.6. Fasilitas Akses Internet dan Server

    Akses internet oleh mahasiswa, staf dan dosen dapat dilakukan melalui fasilitas Local Area Network (LAN),

    dan Hotspot atau Wifi yang tersebar di sekitar JTKU Undip. Hampir semua ruangan di JTKU sudah terkoneksi

    internet melalui jaringan LAN melalui kabel UTP. Setiap ruang kuliah direncanakan terkoneksi internet melalui

    jaringan LAN-cable UTP dan hotspot. Fasilitas Hotspot di Teknik Kimia memiliki kapasitas hingga 20 Mbps yang

    dapat diakses selama 24 jam per hari dan 7 hari perminggu melalui tiga Access Point (Tekim-1, Tekim-2, dann

    Tekim-3). Fasilitas titik Access Point akan ditambah per tahunnya sehingga nantinya dapat dipastikan bahwa seluruh

    area JTKU terhubung dengan internet. Dengan demikian per mahasiswa mendapatkan fasilitas bandwidth internet

    sekitar 25 Kbps.

    Mahasiswa dapat mengakses hotspot ini menggunakan user login yang sama dengan user login Sistem

    Informasi Akademik (SIA), sehingga penggunaan akses internet oleh orang luar Undip dapat dicegah. Untuk

    keperluan akses hostpot berbasis user-login SIA ini JTKU memiliki sebuah komputer server (HP Proliant Xeon

    Processor, 2GB RAM) yang bertindak sebagai server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) atau sebagai

    host IP otomatisnya. Dalam rangka akses fasilitas E-journal dan E-book untuk dosen dan staf dari rumah

    menggunakan layanan Speedy Community dimana dari rumah dapat terhubung intranet jaringan komputer Undip,

    sedangkan akses mahasiswa dari luar kampus menggunakan fasilitas Virtual Private Network (VPN

    http://vpn.undip.ac.id).

    Untuk meningkatkan akses jaringan komputer dan internet, JTKU berkomitmen memfasilitasi kebutuhan-

    kebutuhan Switch dan Router yang perlu disiapkan/diupgrade setiap tahun yang terdiri dari:

    1. Core Switch CISCO (Catalyst 2960) (gateway teknik kimia)

    2. Cisco Switch SG-300 Gigabit (Gedung A dan Gedung C)

    3. D-Link Switch DES-3526 (Gedung B)

    4. Wireless Outdoor Access Point RB411AH Mikrotik (Hotspot Tekim-1)

    5. Wireless Outdoor Access Point Embedded RB411AH Mikrotik (Hotspot Tekim-2)

    6. Ubiquity Nanostation 2 (Hostpot Tekim-3)

    Gambar 3.5 menunjukkan peta jaringan komputer dan internet di JTKU:

  • 26

    Gambar 3.5: Topologi jaringan Internet di Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU)

    Secara keseluruhan, beberapa fasilitas akses jaringan komputer dan internet Undip adalah:

    1. Bandwidth Akses Internet Tidak Terbatas Hingga Total 200 Mbps

    Semua kampus Undip (Tembalang, Pleburan, Gunung Brintik, Jepara) terhubung lokal

    Akses hotspot di seluruh area kampus

    2. Akses Intranet Dosen dan Staf dari Luar Kampus (Speedy Community)

    Dosen dan Staf dapat mengakses Sistem Informasi Akademik dari rumah

    Dosen dan Staf dapat mengakses Fulltext E-Journal dan E-Book yang dilanggan Undip dari rumah

    3. Akses Intranet Mahasiswa Dari Luar Kampus (VPN UNDIP)

    Mahasiswa dapat mengakses Sistem Informasi Akademik dari rumah

    Mahasiswa dapat mengakses Fulltext E-Journal dan E-Book yang dilanggan Undip dari rumah

    3.5.7. Fasilitas Taman dan Gazebo

    Di JTKU sudah tersedia taman dan Gazebo yang diperuntukkan bagi keindahan dan kenyamanan sivitas

    akademika di Teknik Kimia. Taman dirawat setiap hari oleh petugas khusus perawatan taman, sedangkan Gazebo

    disediakan untuk kegiatan-kegiatan mahasiswa dengan fasilitas koneksi listrik dan full akses internet. Fasilitas

    Gazebo ini merupakan sumbangan dari alumni Teknik Kimia Undip.

  • 27

    3.5.8. Fasilitas Tempat Parkir

    Fasiilitas tempat parkir disediakan di sekitar kampus Teknik Kimia Undip. Parkir untuk kendaraan

    mahasiswa terpisah dari kendaraan dosen dan tenaga kependidikan. Tempat parkir mahasiswa berada disekitar

    Gedung A yang dikelola oleh petugas parkir khusus. Tempat parkir dosen dan tenaga kependidikan berada di sekitar

    Gedung B dan Gedung A. Jika memungkinkan area parkir ini bisa diperluas di sekitar Gedung C (kuliah).

    3.5.9. Fasilitas Cafetaria

    Fasilitas cafetaria di JTKU sudah ada untuk mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan. Makanan-

    makanan yang dijual di Cafetaria ini dijamin kesehatannya dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, pengelola

    Cafetaria sebaiknya setiap tahun ditenderkan secara terbuka sehingga hal-hal yang menjadi penentuan kualitas

    dapat terpelihara. Pengelola akan diberi sanksi jika ada komplain tentang kebersihan dan lain-lain.

    3.5.10. Fasilitas Komputer dan Software Aplikasi Berlisensi

    JTKU dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas komputer untuk peningkatan efisiensi kerja dan akses literature

    bagi mahasiswa. Fasilitas komputer ini akan ditambah secara terus menerus setiap tahun dengan komputer yang

    berkualitas alias branded. Komputer-komputer ini dilengkapi dengan software-software berlisensi (misalnya Microsoft

    Windows operating system). Lisensi software di JTKU menggunakan lisensi MSDNAA Kampus Undip. Dengan

    demikian semua kompuuter yang dipakai sivitas akademika di Teknik Kimia Undip berhak mendapatkan lisensi gratis

    dari MSDNAA. Untuk software office, sedikit demi sedikit diterapkan software aplikasi office yang memiliki lisensi

    resmi. Lisensi software ini penting dalam rangka mempersiapkan Akreditasi Internasional AUN (ASEAN University

    Network). Untuk software-software perancangan teknik kimia, JTKU sudah memiliki lisensi resmi untuk software-

    software berikut:

    - ChemCad (22 license)

    - Unisim Honeywell (HYSYS) (100 license)

    3.5.11. Fasilitas Furniture dan Peralatan Ruang Kuliah

    Ruang-ruang kuliah, dosen, dan kantor di JTKU sudah dilengkapi dengan furniture cukup lengkap, misalnya:

    meja, kursi, papan tulis (kapur tulis), lemari, AC, kipas angin, LCD Proyektor. Saat ini, Air Conditioner di setiap

    ruangan kuliah minimal dua AC per ruang. Untuk LCD Proyektor, jumlah LCD sudah mencukupi untuk perkuliahan

    bersama-sama di semua ruang kuliah, namun demikian jumlah LCD tersebut perlu ditambah terutama jika kerusakan

    terjadi pada beberapa LCD yang lama. Berkaitan dengan pemeliharaan AC, perlu dilakukan service rutin terhadap

    AC di masing-masing ruang kuliah, ruang dosen, maupun ruang kantor. Lampu-lampu penerangan di dalam ruangan

    kuliah juga perlu diservice secara teratur, terutama ruangan-ruangan yang dipakai untuk kuliah pada malam hari.

    Saat ini, ada lampu-lampu di dalam ruangan kuliah yang mati dan perlu diservice dan diperbaiki segera.

  • 28

    3.5.12. Fasilitas Health, Safety, and Environment

    Kesehatan, keselamatan dan lingkungan merupakan fokus yang harus diperhatikan di dalam pelaksanaan

    sehari-hari di JTKU, baik pada saat praktikum, penelitian, bahkan kuliah. Gedung-gedung di Teknik Kimia pada

    awalnya didesain belum memperhatikan faktor-faktor keselamatan. Oleh karena itu beberapa hal berikut ini perlu

    direncanakan dengan baik dalam rangka health, safety and environment:

    1. Mendesain ulang pintu-pintu emergency exit tiap-tiap lantai gedung (seharusnya pintu membuka ke luar)

    2. Melengkapi alat pemadam api ringan (APAR) di setiap ruangan terutama ruangan laboratorium

    3. Melengkapi sign board atau penunjuk arah keselamatan di setiap tempat.

    4. Melengkapi gambar peta penunjuk arah keselamatan di setiap ruangan.

    5. Melengkapi lokasi muster point di lokasi parkir dosen (diberi garis cross kuning agar tidak ditempati

    kendaraan)

    3.5.13. Fasilitas Muster Point

    Muster Point adalah tempat berkumpul jika keadaan emergency terjadi di JTKU. Jika keadaan emergency

    terjadi yang ditandai dengan bunyi sirine, maka semua sivitas akademika di lokasi kampus Teknik Kimia diharuskan

    menuju Muster Point ini. Muster Point di JTKU berlokasi di tengah-tengah area parkir dosen. Oleh karena itu, posisi

    tengah dari area parkir tersebut bergaris silang kuning supaya tidak digunakan sebagai tempat parkir.

    3.5.14. Fasilitas Kebun Percobaan/Penelitian

    Beberapa topik penelitian di JTKU berkaitan dengan energi terbarukan, teknologi pangan, dan teknologi

    pengeringan yang memerlukan sampel tumbuh-tumbuhan sebagai bahan dasarnya. Oleh karena itu JTKU perlu

    memiliki Kebun Percobaan/Penelitian. Sementara ini, tanaman-tanaman sampel ditanam di lokasi tanah sekitar

    kampus teknik kimia. Akan lebih baik lagi jika Teknik Kimia memiliki Kebun Percobaan / Penelitian resmi.

    3.5.15. Fasilitas Unit Pengolahan Limbah

    JTKU belum mempunyai Unit Pengolahan Limbah yang lengkap dan baku untuk mengolah air-air kotor yang

    berasal dari laboratorium-laboratorium instruksional dan keahlian yang ada. Unit Pengolahan Limbah yang ada masih

    bersifat sederhana hanya berupa kolam penampungan limbah. Unit Pengolah Limbah di JTKU ini krusial untuk

    dibangun, karena limbah-limbah dari masing-masing laboratorium adalah termasuk limbah berbahaya (B3) dan

    mempunyai karakteristik yang bermacam-macam. Unit ini pun penting untuk dibangun jika laboratorium analisis yang

    ada ingin diakreditasi, baik akreditasi nasional maupun internasional. Unit Pengolah Limbah ini akan dibangun untuk

    memenuhi komitmen ramah lingkungan terhadap semua aktifitas di JTKU.

  • 29

    3.5.16. Fasilitas Unit Penyediaan Kebutuhan Air

    Untuk penyediaan air bersih di seluruh gedung di JTKU dilayani oleh sebuah sumur atau air bawah tanah

    yang ditampung di dalam sebuah bak penampung (underground). Selanjutnya, air ini dipompa ke seluruh gedung di

    JTKU. Saat ini, kondisi kualitas air bersih tersebut kurang bagus.

    Untuk keperluan penyediaan air minum di seluruh gedung JTKU maka perlu dibangun Sistem Penyediaan

    Air Minum yang melayani ke semua gedung. Lebih jauh, Sistem Penyediaan Air Minum ini juga bisa melayani

    kebutuhan air minum masyarakat sekitarnya. Sistem ini bisa dikembangkan dan menjadi pusat Revenue Generating

    Activities (RGA) di JTKU. Disamping unit penyediaan air minum, di JTKU juga sedang dikembangkan Sistem

    Penyediaan Air laboratorium atau aquadest. Dengan teknologi membran yang dikembangkan di Teknik Kimia maka

    sistem penyediaan air tersebut mudah untuk dilakukan.

    3.5.17. Fasilitas Unit Penyediaan Listrik PLN dan Generator

    Kebutuhan listrik dipenuhi dari listrik PLN dengan kapasitas hingga 250 kVA untuk seluruh gedung di JTKU.

    Sementara ini backup listrik (jika terjadi mati listrik) baru ada satu Genset dengan kapasitas terbatas (10 kVA) yang

    hanya bisa melayani Gedung B untuk office. Padahal di laboratorium juga sangat penting untuk di-support fasilitas

    Genset, agar ketika terjadi mati listrik pada saat praktikum atau kuliah bisa terlayani. Oleh karena itu perlu diadakan

    fasilitas Unit Genset yang bisa melayani kebutuhan semua gedung jika terjadi mati listrik.

    3.5.18. Fasilitas Unit Penyediaan Udara Tekan untuk Laboratorium

    Laboratorium Instruksional dan Keahlian memerlukan udara tekan untuk keperluan praktikum dan penelitian.

    Udara bertekanan ini perlu disuplai ke seluruh Gedung Laboratorium dan didistribusikan ke masing-masing ruang

    laboratorium. Unit Penyediaan Udara Tekan perlu dibangun dalam waktu dekat ini termasuk instalasi piping ke

    seluruh ruangan laboratorium.

    3.5.19. Fasilitas Unit Gudang (Store) Bahan Kimia dan Gas

    Gudang (store) bahan kimia dan gas perlu dibangun dalam waktu dekat ini, mengingat keperluan

    menyimpan bahan kimia yang banyak di JTKU. Gudang ini perlu juga dilengkapi fasilitas untuk menyimpan tangki-

    tangki gas beserta isinya. Ruangan Gudang Bahan Kimia ini harus cukup ventilasi sesuai dengan standar safety

    laboratorium. Saat ini, gudang bahan kimia masih memanfaatkan bangunan rumah pompa yang ada di sekitar

    gedung Teknik Kimia. Namun demikian, bangunan ini sangat tidak layak untuk keperluan penyimpanan bahan kimia

    maupun gas. Oleh karena itu, Unit Gudang Bahan Kimia dan Gas (Store) ini perlu segera dibangun untuk

    memfasilitasi banyaknya bahan-bahan kimia yang ada.

    Secara rinci kondisi fasilitas atau sarana dan prasaran di JTKU dapat dilihat pada analisa Strength,

    Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) seperti pada Tabel 2.6 (Bab II). Secara umum gambaran kondisi sarana

    dan prasarana dan program khusus yang seharusnya ditargetkan atau menjadi titik berat adalah sebagai berikut:

  • 30

    1. Laboratorium

    Setiap laboratorium harus dilengkapi dengan utilitas dan alat safety standard serta sistem pengolahan limbah.

    Selain itu laboratorium juga masih perlu dilengkapi gudang untuk bahan, almari bahan kimia di masing-masing

    laboratorium, gudang alat research habis pakai, dan adanya perawatan rutin alat-alat laboratorium. Kondisi beberapa

    laboratorium utama sebagai berikut:

    Laboratorium instrumen analisis

    Laboratorium ini perlu direvitalisasi dengan disediakan bangungan gedung tersendiri dan memenuhi

    laboratorium modern untuk menempatkan alat-alat instrumen analisis kimiawi maupun fisik dilengkapi

    dengan personel laboratorium dengan spesifikasi analisis. Sebagai targetnya adalah terakreditasi pada

    periode pertama Renstra JTKU, memfasilitasi penelitian dosen dan mahasiswa, serta sebagai unit RGA

    (Revenue Generating Activities)

    Laboratorium instruksional

    Laboratorium instruksional perlu dilengkapi alat ukur standar yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya

    (timbangan, termometer, pH meter, dll) dan dilengkapi dengan standart operating prosedure (SOP) untuk

    meningkatkan skill mahasiswa.

    Laboratorium Keahlian

    Laboratorium keahlian perlu dilengkapi peralatan yang spesifik dan standar, luasan yang memadai.

    Sedangkan untuk analisa yang lebih umum diserahkan kepada laboratorium insrtrumen dengan tujuan untuk

    efisiensi.

    Laboratorium Komputasi Proses

    Laborium ini perlu dilakukan up grade untuk mengakomodasi program-program aplikasi komputasi (up grade

    kapasitas komputer). Selain itu perlu tenaga laboratorium yang qualified untuk menggunakan program-

    program tersebut (selain asisten), serta dilengkapi dengan program-program aplikasi spesifik yang berlisensi

    untuk multi user, baik untuk praktikum dan tugas-tugas yang terkait dengan komputasi

    2. Workshop (BENGKEL)

    Workshop atau bengkel akan lebih baik jika dilengkapi dengan pabrikasi alat-alat gelas, personel bengkel

    yang qualified (STM/politek mesin dan elektro), serta manajemen yang baik. Target dari laboratorium ini

    adalah memfasilitasi penelitian dan pengabdian, serta sarana RGA atau fund raising.

    3. Ruang Kuliah dan Kantor

    Agar lebih representatif, rencana pembangunan gedung administrasi perlu direalisasikan :

    a. Gedung B bisa digunakan sbg ruang kuliah untuk menunjang kegiatan S2 dan S3

    b. Adanya ruang kuliah besar / hall yang representatif (bisa diintegrasikan dengan gedung administrasi).

    Untuk pendanaan diharapkan dapat diperoleh dengan dukungan alumni.

    Adanya cadangan kelengkapan kuliah seperti LCD

  • 31

    Diperlukan perawatan rutin terhadap bangku, meja dan AC serta peralatan lainnya

    Penambahan laptop jurusan (minimal 5 unit), untuk antisipasi acara seminar dan lain-lain.

    4. Perpustakaan dan Internet

    Masih diperlukan beberapa peningkatan fasilitas sebagai berikut:

    Langganan e-journal dan e-book mengarah ke e-library yang bisa diakses dari luar (LAN, hotspot, kabel)

    Peningkatan Band width

    Fasilitas internet murah untuk dosen di rumah

    Perluasan area hotspot , di semua gedung, di semua lantai

    Tugas-tugas dari dosen mengarah ke paperless

    Penambahan koleksi buku hardcopy handbook asli bukan copy-an/bajakan

    5. Fasilitas safety dan Lingkungan

    Kepedulian dan tanggungjawab pada keselamatan dan keamanan lingkungan wajib diterapkan. Program

    spesifik yang bertujuan pada keselamatan dan keamanan lingkungan antara lain:

    Program IPAL perlu disosialisasikan agar dapat dioperasikan secara maksimal

    Peralatan safety di masing-masing laboratorium perlu dilengkapi untuk m