BAB I - Latar Belakang PBL Saliva

2
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Saliva merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor dan minor. Saliva berperan penting dalam proses pengunyahan, penelanan, dan berbicara. Komposisi saliva secara garis besar terbagi menjadi komponen organik, anorganik, dan air. Bahan organik dalam saliva diantaranya glukosa, protein, asam lemak, dan lipid sedangkan komponen anorganik yaitu kalsium, natrium, bikarbonat, kalium, klorida, fosfat, dan tiosianat. Komponen - komponen saliva yang berada pada komposisi normal akan mempengaruhi keefektivitasan masing-masing fungsi saliva yang berbeda berdasar komponen penyusunnya. Selain berperan penting dalam sistem stomatognatik, saliva juga berperan dalam pertahanan rongga mulut sebagai antiviral, anti bakteri, dan anti fungal serta sebagai mekanisme self- cleansing rongga mulut. Komponen-komponen yang terdapat dalam saliva dan volume yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya aktivitas yang dilakukan, jenis stimulus, konsumsi obat- obatan, serta beberapa siklus seperti siklus sirkadian dan sirkanual (Guyton, 2006).

description

gmhvbmnbj,, b

Transcript of BAB I - Latar Belakang PBL Saliva

Page 1: BAB I - Latar Belakang PBL Saliva

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Saliva merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor dan

minor. Saliva berperan penting dalam proses pengunyahan, penelanan, dan

berbicara. Komposisi saliva secara garis besar terbagi menjadi komponen

organik, anorganik, dan air. Bahan organik dalam saliva diantaranya glukosa,

protein, asam lemak, dan lipid sedangkan komponen anorganik yaitu kalsium,

natrium, bikarbonat, kalium, klorida, fosfat, dan tiosianat. Komponen -

komponen saliva yang berada pada komposisi normal akan mempengaruhi

keefektivitasan masing-masing fungsi saliva yang berbeda berdasar komponen

penyusunnya. Selain berperan penting dalam sistem stomatognatik, saliva juga

berperan dalam pertahanan rongga mulut sebagai antiviral, anti bakteri, dan anti

fungal serta sebagai mekanisme self-cleansing rongga mulut. Komponen-

komponen yang terdapat dalam saliva dan volume yang dihasilkan dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya aktivitas yang dilakukan, jenis stimulus,

konsumsi obat- obatan, serta beberapa siklus seperti siklus sirkadian dan sirkanual

(Guyton, 2006).

Saliva mempunyai kemiripan dengan darah dan urine yang dapat dijadikan suatu

penanda biologis dalam mendiagnosis suatu penyakit dan mengukur komponen-

komponen di dalam tubuh. Penggunaan saliva sebagai biomarker akan lebih

mudah digunakan karena saliva dapat diperoleh secara cepat dan tanpa

menimbulkan rasa sakit. Beberapa penyakit yang dapat dideteksi melalui kondisi

saliva diantaranya Sjorgen’s Syndrome, Diabetes Melitus, dan Parkinson disease

(Hashim, 2010).

Dapus

Hashim, A. B., 2010, Saliva Sebagai Media Diagnosa, Tesis, Fakultas Kedokteran

Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Guyton, A.C., 2006, Textbook of Medical Physiology, Ed. 11. Elsevier, China.