BAB I Laringitis

14
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Laring terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot dan mengandung pita suara (A.price ,vol 2,2005). Laring atau tenggorok terletak diantara faring dan trachea.Laring berada diruas ke 4 atau ke 5 dan berakhir divertebrata servikalis ruas ke 6.Laring disusun oleh 9 kartilago yang disatukan oleh ligament dan otot rangka pada tulang hiod dibagian atas dan trachea dibawahnya (Muttaqin,2008). Laringitis (laring + itis = peradangan) adalah peradangan kotak suara, menyebabkan seseorang kehilangan suara mereka. Kualitas suara menjadi serak atau serak yang terdengar atau bahkan terlalu tenang atau lembut untuk mendengar. Laringitis adalah suatu radang laring yang disebabkanterutama oleh virus dan dapat pula disebabkan oleh bakteri. Berdasarkan onset danperjalanannya, laringitis dibedakan menjadi laringitis akut dan kronis. Laringitis aku tmerupakan radang laring yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus influenza(tipe A dan B), parainfluenza(tipe 1, 2, 3),rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumonia (Dr.Kris,2008). Laringitis adalah peradangan kotak suara (laring) dari berlebihan, iritasi atau infeksi.

description

Laringitis

Transcript of BAB I Laringitis

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar belakang

Laring terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot dan mengandung pita suara (A.price ,vol 2,2005).

Laring atau tenggorok terletak diantara faring dan trachea.Laring berada diruas ke 4 atau ke 5 dan berakhir divertebrata servikalis ruas ke 6.Laring disusun oleh 9 kartilago yang disatukan oleh ligament dan otot rangka pada tulang hiod dibagian atas dan trachea dibawahnya (Muttaqin,2008).

Laringitis (laring + itis = peradangan) adalah peradangan kotak suara, menyebabkan seseorang kehilangan suara mereka. Kualitas suara menjadi serak atau serak yang terdengar atau bahkan terlalu tenang atau lembut untuk mendengar.

Laringitis adalah suatu radang laring yang disebabkanterutama oleh virus dan dapat pula disebabkan oleh bakteri. Berdasarkan onset danperjalanannya, laringitis dibedakan menjadi laringitis akut dan kronis. Laringitis aku tmerupakan radang laring yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus influenza(tipe A dan B), parainfluenza(tipe 1, 2, 3),rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumonia (Dr.Kris,2008).

Laringitis adalah peradangan kotak suara (laring) dari berlebihan, iritasi atau infeksi.

Laringitis akut lebih banyak dijumpai pada anak-anak (usia kurang dari 3,5 tahun),namun tidak jarang dijumpai pada anak yang lebih besar, bahkan pada orang dewasa atau orangtua.

Di dalam laring adalah pita suara Anda - dua lipatan selaput lendir yang menutupi otot dan tulang rawan. Biasanya, pita suara Anda membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara melalui pergerakan dan getaran mereka.

Tapi dalam laringitis, pita suara anda menjadi meradang atau terjadi iritasi. Ini menyebabkan pembengkakan distorsi suara yang dihasilkan oleh udara yang melewati mereka. Akibatnya, suara Anda terdengar serak. Dalam beberapa kasus laringitis, suara Anda bisa menjadi hampir tidak terdeteksi.

Laringitis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau tahan lama (kronis). Sebagian besar kasus laringitis yang dipicu oleh infeksi virus sementara atau regangan vokal dan tidak serius. Suara serak persisten kadang-kadang bisa menandakan kondisi medis yang lebih serius yang mendasarinya.

2. Tujuan penulisan

Tujuan umumUntuk memperoleh informasi mengenai gambaran penyakit Laringitis dan menerapkan asuhan keperawatan.Tujuan khusus Mampu memahami pengertian penyakit laryngitis Mampu memahami etiologi laryngitis Mampu memahami patofisiologi Mampu memahami manifestasi klinik Mampu memahami penatalaksanaan

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian

Laringitis adalah peradangan kotak suara (laring) dari berlebihan, iritasi atau infeksi.

Di dalam laring adalah pita suara Anda - dua lipatan selaput lendir yang menutupi otot dan tulang rawan. Biasanya, pita suara Anda membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara melalui pergerakan dan getaran mereka.

Tapi dalam laringitis, pita suara anda menjadi meradang atau terjadi iritasi. Ini menyebabkan pembengkakan distorsi suara yang dihasilkan oleh udara yang melewati mereka. Akibatnya, suara Anda terdengar serak. Dalam beberapa kasus laringitis, suara Anda bisa menjadi hampir tidak terdeteksi.

Apabila laringitis disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, virus atau bakteri yang spesifik tersebut dapat menular. Tetapi, jika laringitis dikarenakan oleh kanker laring atau penggunaan suara yang berlebih, hal ini tidak bersifat menular.

Laringitis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau tahan lama (kronis). Sebagian besar kasus laringitis yang dipicu oleh infeksi virus sementara atau regangan vokal dan tidak serius. Suara serak persisten kadang-kadang bisa menandakan kondisi medis yang lebih serius yang mendasarinya.

2.2. Etiologi

Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemanjaan terhadap debu, bahan kimiawi , asap rokok, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran nafas atas. Penyebab inflamasi ini hampir selalu karena virus . Invasi bakteri mungkin sekunder. Laringitis biasanya berkaitan dengan ringitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemanjaan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada imunitas.

Biasanya merupakan perluasan radang saluran napas atas oleh bakteri Haemophilus influenzae. Stafilokok, streptokok, dan pneumokok.Bisa juga terjadi karena infeksi virus, infeksi bakteri atau jamur, karena berlebihan dari peradangan pita suara,batuk yang berlebihan, merokok, atau konsumsi alcohol,alergi.

Faktor predisposisi : Perubahan cuaca/suhu, gizi kurang malnutrisi, imunisasi tidak lengkap, dan pemakaian suara berlebihan. Laringitis kronik : disebabkan faktor spesifik (tuberkolosis dan sifilis) dan factor nonspesifik (eksogen dan endogen). Laringitis akut : bakteri atau virus (Mansjoer,1999)

2.3. Klasifikasi

Penyebab laryngitis akut termasuk Infeksi virus serupa dengan yang menyebabkan dingin Regangan vokal, yang disebabkan oleh berteriak atau overusing suara anda Infeksi bakteri, seperti difteri, meskipun hal ini jarang terjadi (Mansjoer,1999).

Laringitis kronis : Laringitis yang berlangsung lebih dari tiga minggu ini dikenal sebagai radang tenggorokan kronis. Jenis radang tenggorokan umumnya disebabkan oleh paparan terhadap iritasi dari waktu ke waktu. Laryngitis kronis dapat menyebabkan ketegangan pita suara dan cedera atau pertumbuhan pada pita suara (polip atau nodul). Cedera ini dapat disebabkan oleh Iritasi dihirup, seperti uap kimia, alergen atau asap Asam reflux, juga disebut gastroesophageal reflux disease (GERD) Sinusitis kronis Penggunaan alkohol berlebihan Berlebihan kebiasaan suara Anda (seperti dengan penyanyi atau pemandu sorak), Merokok,infeksi bakteri atau jamur,infeksi dengan parasit tertentu.

2.4. Patofisiologi

Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder. Laringitis biasanyan disertai rinitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring Dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut.

Karena trakea subglotis dikelilingi oleh kartilago krikoid, maka pembengkakan terjadi pada lumen saluran nafas dalam, menjadikannya sempit, bahkan sampai hanya sebuah celah. Penyempitan ini akan menyebabkan peningkatan hambatan saluran nafas yang besar dan penurunan aliran udara. Sumbatan aliran udara pada saluran nafas atas akan berakibat terjadinya stridor dan kesulitan bernafas yang akan menuju pada hipoksia ketika sumbatan yang terjadi berat dan ini umumnya terjadi pada anak-anak karena rima glotis pada anak relatif lebih kecil dan diperberat oleh reaksi peradangan.

2.5. Pathway Virus,bakteri,zat lain(bahan kimia,debu) Masuk kedalam tubuh Daya tahan tubuh menurun Prevalansi virus meningkat Menginfeksi laring Laryngitis

2.6. Manifestasi klinis

Dalam kebanyakan kasus gejala laryngitis terakhir kurang dari beberapa minggu dan disebabkan oleh sesuatu yang kecil, seperti virus. Kurang sering, gejala laringitis disebabkan oleh sesuatu yang lebih serius atau tahan lama. Laringitis tanda dan gejala dapat mencakup : Suara serak Suara lemah atau kehilangan suara Menggelitik sensasi dan kementahan tenggorokan Sakit tenggorokan Tenggorokan kering Batuk kering Gejala laringitis pada orang dewasa meliputi batuk kering, sakit tenggorokan, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri menelan, dan rasa penuh di tenggorokan atau leher. Gejala laringitis pada bayi pada anak-anak termasuk croup, batuk barky serak, dan demam.

2.7. Komplikasi

Jika penyebab laringitis adalah kelumpuhan pita suara, mekanisme menelan mungkin juga akan terpengaruh, dan partikel makanan dapat masuk ke laring dan paru-paru, yang menyebabkan batuk. Proses ini juga dapat menyebabkan pneumonia dan gejala yang menyertainya (demam, batuk, sesak napas) ketika makanan yang disedot jauh ke dalam paru-paru dan menyebabkan iritasi dan peradangan jaringan paru-paru.

Iritasi kronis dari pita suara juga dapat menyebabkan polip atau nodul untuk terbentuk pada pita suara, yang dapat mempengaruhi kemampuan pita suara menyebabkan suara serak bergetar. Pada pasien yang berusia lebih tua, laringitis bisa lebih parah dan dapat menimbulkan pneumonia.

2.8. Pemeriksaan diagnostik

LaringoskopiDapat menilai pita suara dalam prosedur yang disebut laringoskopi, dengan menggunakan cahaya dan cermin kecil untuk melihat ke bagian belakang tenggorokan Anda. Atau dokter Anda dapat menggunakan laringoskopi serat optik. Ini melibatkan penyisipan tipis, tabung fleksibel (endoscope) dengan kamera kecil dan ringan melalui hidung atau mulut dan ke bagian belakang tenggorokan Anda. Maka dokter dapat menonton gerakan pita suara ketika berbicara.

Biopsi Melihat area yang mencurigakan, ia mungkin melakukan biopsi - mengambil contoh jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop.

2.9. Penatalaksanaan

a) Laringitis Akut ; Pemberian zat iritan, mengistirahatkan suara, hindari merokok, istrahat ditempat tidur, inhalasi uap dan pemberian antibiotik pada klien infeksi dengan bakteri,menghirup udara lembab (Mansjoer,1999)

b) Laringitis Kronik; istrahatkan suara, tidak banyak bicara dan mengobati peradangan dihidung,faring serta bronkus yang mungkin menjadi penyebab .pengobatan terhadap infeksi, membatasi merokok, inhalasi uap dan pengobatan kortikosteroid topical (Mansjoer,1999).

BAB IIIKONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Riwayat pasien yang lengkap yang menunjukkan kemungkinan tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorokan, dan nyeri sekitar mata dan pada kedua sisi hidung, kesulitan menelan, batuk, suara serak, demam, hidung tersumbat, dan rasa tidak nyaman umum dan keletihan. Menetapkan kapan gejala mulai timbul, apa yang menjadi pencetusnya, apa jika ada yang dapat menghilangkan atau meringankan gejala tersebut dan apa yang memperburuk gejala tersebut adalah bagian dari pengkajian, jika mengidentifikasi riwayat alergi atau adnya penyakit yang timbul bersamaan.

Inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi, atau asimetris hidung juga perdarahan atau rabas. Mukosa hidung diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna kemerahan, pembengkakan, atau eksudat, dan polip hidung yang mungkin terjadi dalan ritinitis kronis.

Sinus frontal dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang menunjukkan inflamasi. Tenggorokan diamati dengan meminta klien membuka mulutnya lebar-lebar dan nafas dalam. Tonsil dan faring diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna kemerahan, asimetris, atau adanya drainase, ulserasi, atau perbesaran

Trakea di palpasi terhadap posisi garis tengah dalam leher juga dipalpasi terhadap pembesaran dan nyeri tekan yang berkaitan.

B. Diagnosa keperawatan

1. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan Dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi2. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi. Kemungkinan dibuktikan oleh : sakit kepala, nyeri otot dan sendi, perilaku distraksi,gelisah.3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan.4. 4.Defisit kekurangan cairan yang berhungan dengan peningkatan kekurangan cairan sekunderakibat diaphoresis yang berkaitan dengan demam.

C. ImplementasiTujuan :pasien dapat mencakup pemeriksaan potensi jalan nafas,menghilangkan nyeri,pemeliharaan efektif komunikasi, tidak terjadi deficit volume cairan.

D. Intervensi

1. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan Dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi.

Intervensi Kaji frekwensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada.R/: Takipnea, pernafasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru. Auskultasi area paru, catat area penurunan, atau tak ada aliran udara dan bunyi nafas adventisius, mis: krekels, mengi.R/: Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi Dengan cairan. Bunyi nafas bronchial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronkhi, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan, secret kental, dan spasme jalan nafas/ obstuksi. Bantu pasien latihan nafas sering, tunjukkan atau Bantu pasien mempelajari, melakukan batuk, mis: menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.R/: Nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan nafas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan nafas paten. Penekana menurunkan ketidaknyamanan badan dan posisi duduk memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat. KolaborasiBerikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesic.R/: Alat untuk menurunkan spasme bronkus Dengan mobilisasi secret. Analgesik diberikan untuk memperbaiki batuk Dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk atau menekanpernafasan.

2. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi. Kemungkinan dibuktikan oleh : sakit kepala, nyeri otot dan sendi, perilaku distraksi,gelisah. Intervensi : Berikan tindakan nyaman mis : pijitan punggung, perubahan posisi, perbincangan, relaksasi/latihannafas.R/: Tindakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memeperbesar efek terapi analgetik. Tawarkan pembersihan mulut dengan seringR/: Pernapasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan membran mukosa, potensial ketidaknyamanan umum.Kolaborasi : Berikan analgesikdanantitusif sesuai indikasi.R/: Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif/paroksismal atau menurunkan mukosa berlebihan,meningkatkan kenyamanan/istirahat umum.

3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan.Intervensi: Berikan pilihan cara komunikasi yang lain seperti papan dan pencilR/: Cara komunikasi yang lain dapat mengistirahatkan laring untuk berkomunikasi secara verbal sehingga dapat meminimalkan penggunaan pita suara. Berikan komunikasi non verbal, contoh sentuhan dan gerak fisik, antisipasi kebutuhan.R/: Sentuhan diyakini untuk memberikan peristiwa kompleks biokimia Dengan kemungkinan pengeluaran endokrin yang menurunkan ansietas.4. Defisit kekurangan cairan yang berhungan dengan peningkatan kekurangan cairan sekunderakibat diaphoresis yang berkaitan dengan demam.Intervensi : Berikan cairan sedikitnya 2500 mL /hari (kecuali kontraindikasi) Tawarkan air hangat, atau dingin.R/: untuk dapat memenuhi cairan tubuh yang keluar akibat demam (khusus cairan yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan secret.

E. EvaluasiHasil yang diharapkan :

a. Mempertahankan jalan nafas tetap paten dengan mengatasi sekresi. Melaporkan penurunan kongesti. Mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase sekresib. Melaporkan perasaan lebih nyaman. Mengikuti tindakan untuk mencapai kenyamanan analgesic, kumur, istirahat Mempertahankan hygiene mulut yang adekuat.c. Menunjukkan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan,keinginan dan tingkat kenyamanan.d. Mempertahankan masukan cairan yang adekuate. Mengidentifikasi strategi untuk mencegah infeksi jalan nafas atas dan reaksi alergif. Menunjukkan tingkat pengetahuan yang cukup dan melkukan perawatan diri secara adekuat