BAB I-II-III

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan pada saat ini tengah mengalami beberapa perubahan mendasar baik sebagai sebuah profesi maupun sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dimana tuntutan masyarakat pada keperawatan agar berkontribusi secara berkualitas semakin tinggi. Sebagai sebuah profesi, keperawatan dihadapkan pada situasi dimana karakteristik profesi harus dimiliki dan dijalankan sesuai kaidahnya.Sebaliknya, sebagai pemberi pelayanan, keperawatan juga dituntut untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam pelayanan kepada masyarakat yang semakin terdidik, dan mengalami masalah kesehatan yang bervariasi serta respon terhadap masalah kesehatan tersebut menjadi semakin bervariasi pula. 1

description

komunitas

Transcript of BAB I-II-III

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKeperawatan pada saat ini tengah mengalami beberapa perubahan mendasar baik sebagai sebuah profesi maupun sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dimana tuntutan masyarakat pada keperawatan agar berkontribusi secara berkualitas semakin tinggi.Sebagai sebuah profesi, keperawatan dihadapkan pada situasi dimana karakteristik profesi harus dimiliki dan dijalankan sesuai kaidahnya.Sebaliknya, sebagai pemberi pelayanan, keperawatan juga dituntut untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam pelayanan kepada masyarakat yang semakin terdidik, dan mengalami masalah kesehatan yang bervariasi serta respon terhadap masalah kesehatan tersebut menjadi semakin bervariasi pula.Oleh karena itu, pada saat ini diperlukan kepemimpinan yang mampu mengarahkan profesi keperawatan dalam menyesuaikan dirinya ditengah-tengah perubahan dan pembaharuan sistem pelayanan kesehatan.Kepemimpinan ini sekiranya yang fleksible, accessible, dan dirasakan kehadirannya, serta bersifat kontemporer.

Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang professional.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi KepemimpinanDefinisi kepemimpinan menurut Stogdill yaitu kepemimpinan sebagai suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Definisi kepemimpinan dari Strogdill dapat diterapkan dalam keperawatan.Gardner mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan membericontoh sehingga individu (atau pemimpin kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.Merton menguraikan kepemimpinan sebagai suatu transaksi masyarakat dimana seoranganggota mempengaruhi yang lainnya.Menurut McGregor, akhirnya ada empat variabel besar yang diketahui sekarang untukmemahami kepemimpinan: (1) karakteristik pimpinan; (2) sikap; (3) kebutuhan, dan karakteristiklainnya dari bawahan; dan (4) keadaan sosial, ekonomi, dan polotik lingkungan. McGregormengatakan bahwa kepemimpinan merupakan hubungan yang sangat kompleks yang selaluberubah dengan waktu seperti perubahan yang terjadi pada manajemen, serikat kerja atau kekuatan dari luar.Talbott mengatakan Kepemimpinan adalah bumbu yang sangat vital yang mengubah sekelompok orang menjadi suatu organisai yang berfungsi dan berguna.Kepemimpinan adalahsuatu proses yang menopang suatu kegiatan atas inisiatif seseorang. Bukan semata-mata hanya menunjukan arah dan membuarkan sesuatu terjadi.Kepemimpinan adalah suatu konsep darisuatu tujuan dan metode untuk mencapainya, suatu mobilisasi dari seluruh fasiltas yang diperlukan untuk mencapai hasil, dari penyesuaian dan nilai-nilai terhadap faktor lingkungan pada akhir dari tujuan yang dikehendaki nantinya.

B. Manajemen KeperawatanManajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, karena manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan rencana perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan organisasi keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit.Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat memerlukan pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan devisi keperawatan.Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat manajer mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis untuk pelayanan keperawatan (Swanburg, 2000).Menurut Swanburg (2000), ketrampilan manajemen dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu: 1) Keterampilan intelektual, yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori, keterampilan berfikir. 2) Keterampilan teknikal meliputi: metode, prosedur atau teknik. 3) Keterampilan interpersonal, meliputi kemampuan kepemimpinan dalam berinteraksi dengan individu atau kelompok.Manajemen Keperawatan diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan. Dengan melakukan perencanaan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif baik kepada individu, keluarga ataupun masyarakat.

C. Teori KepemimpinanDalam mengembangkan model kepemimpinan terdapat beberapa teori yang mendasari terbentuknya gaya kepemimpinan. Menurut Whitaker (1996), ada empat macam pendekatan kepemimpinan yaitu:

1) Teori BakatTeori bakat terdiri dari bakat intelegensi dan kepribadian.Kemampuan ini merupakan bawaan sejak lahir yang mempunyai pengaruh besar dalamkepemimpinan.Beberapa hal yang menonjol pada teori bakat adalah kepandaian berbicara,kemampuan/keberanian dalam memutuskan sesuatu, penyesuaian diri, percaya diri, kreatif,kemampuan interpersonal dan prestasi yang dapat menjadi bekal dalam membentuk kepemimpinan sehingga seseorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya.

2) Teori PerilakuTeori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku yang dipunyai oleh pemimpin danyang membedakan dirinya dari non pemimpin.Menurut teori ini seorang pemimpin dapat mempelajari perilaku pemimpin supaya dapat menjadi pemimpin yang efektif. Dengan demikian teori perilaku kepemimpinan lebih sesuai dengan pandangan bahwa pemimpin dapat dipelajari,bukan bawaan sejak lahir.3) Teori Situasi (Contingency)Teori situasi mengasumsikan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang paling baik, tetapikepemimpinan tergantung pada situasi, bentuk organisasi, kekuasaan atau otoriter daripemimpin, pekerjaan yang kompleks dan tingkat kematangan bawahan.4) Teori TransformasiTeori transformasi mengasumsikan bahwa pemimpin mampu melakukan kepemimpinannya dalam situasi yang sangat cepat berubah atau situasi yang penuh krisis.Menurut Bass (DikutipGibson, 1997) seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang dapat menampilkan kepemimpinan yang kharismatik, penuh inspirasi, stimulasi intelektual dan perasaan bahwa setiap pengikut diperhitungkan.

D. Gaya KepemimpinanMenurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatuorganisasi antara lain:a) Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdtb) Gaya Kepemimpinan Menurut Likertc) Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Yd) Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet Housee) Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchardf) Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. Whiteg) Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang

E. Kriteria Pemimpin dalam Keperawatan yang EfektifKepemimpinan yang efektif di RS akan terwujud apabila pemimpin menelaah dengan sistem yang efektif. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa kepemimpinan yang efektif antara lain menurut :1. Ruth M. Trapper (1989), membagi menjadi 6 komponen :a) Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan dan dalam bidang profesinya.b) Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri serta kebutuhan orang lain.c) Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.d) Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinane) Mengambil tindakan2. Hellander (1974)Dikatakan efektif bila pengikutnya melihat pemimpin sebagai seorang yang bersama-sama mengidentifikasi tujuan dan menentukan alternatif kegiatan.3. Bennis (Lancaster dan Lancaster, 1982)Mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin, yaitu:a) Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia (hubungan antar manusia).b) Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.c) Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam mempengaruhi orang lain.d) Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal oranglain dengan baik.

4. Gibson (Lancaster dan Lancaster,1982)Seorang pemimpin harus mempertimbangkan:a) Kewaspadaan diri (self awarness)Kewaspadaan diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain.Kadang seorang pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru telah menghambatnya.b) Karakteristik kelompokSeorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi: norma, nilai nilai kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok.c) Karakteristik individuPemahaman tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap individu unik danmasing - masing mempunyai kontribusi yang berbeda.

F. Tugas Kepemimpinan dalan Keper awatanTugas penting seorang pemimpin di ruang rawat adalah:a. Selalu siap menghadapi setiap perubahan. Setiap pemimpin di ruang rawat harus mampubersikap proaktif dalam setiap perubahan yang terjadi, berperan dalam setiap aspek kehidupan berorganisasi, serta mengkaji setiap kemungkinan untuk mengembangkan sesuatu yang baruserta mampu menanggapi setiap kesempatan sebagai suatu tantangan yang dapat menghasilkan.b. Mengatasi konflik yang terjadi sebagai dampak dari kegiatan, kebijakan, ataupun hubunganyang terkait dengan atasan, bawahan atau pasien dan keluarganya.c. Meningkatkan dinamika kelompok diantara bawahan sebagai upaya pemimpin untukmemotivasi bawahan.d. Meningkatkan komunikasi dengan atasan, bawahan, rekan sejawat dan konsumen lainnya.Keterbukaan dalam berkomunikasi akan dapat memperlancar proses pelaksanaan kegiatan sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan.e. Melatih kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki dengan menerapkan berbagai cara untuk membuktikan bahwa kekuasaan dan kewenangan itu masih dapat dihargai oleh bawahan.f. Menggunakan aspek politik untuk mempengaruhi orang lain, dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan.g. Menatalaksanakan waktu dengan baik. Penatalaksanaan waktu yang baik mencerminkan pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia digunakan dengan baik pula sehingga produktivitas kerja menjadi meningkat.

G. Penerapan Kepemimpinan dalam KeperawatanPemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai individu.Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron, kegiatan tersebut meliputi:1. Perencanaan dan PengorganisasianPekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncanakan dan diorganisasikan. Semua kegiatan dikoordinasikan sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar.Sebagai seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan di ruangan.2. Membuat Penugasan dan Memberi PenghargaanSetelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para perawat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan jelas. Dalam memberi pengarahan, seorang pemimpin harus mampu membuat seseorang memahami apa yang diarahkan dan juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan tersebut dikerjakan dengan benar.3. Pemberian bimbinganBimbingan merupakan unsur yang penting dalam keperawatan. Bimbingan berarti menunjukkan cara menggunakan berbagai metode mengajar dan konseling. Bimbingan yang diberikan meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan membantu bawahan dalam melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan kepuasan bagi perawat dan klien.4. Mendorong Kerjasama dan PartisipasiKerjasama diantara perawat perlu ditingkatkan dalam melaksanakan keperawatan. Seorang pemimpin perlu menyadari bahwa bawahan bekerjasama dengan pemimpin bukan untuk atau dibawah pimpinan. Kerjasama dapat ditingkatkan melalui suasana demokrasi dimana setiap individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, dan mereka mendapat pujian serta kritik yang membangun. Bawahan perlu mengetahui bahwa pemimpin mempercayai kemampuan mereka. Hubungan antar manusia yanng baik dapat meningkatkan kerjasama.Disamping itu setiap individu dalam kelompok diusahakan untuk berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap perawat merasa dihargai termasuk bagi mereka yang sering menarik diri atau yang pasif. Partisipasi setiap perawat dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.5. Kegiatan KoordinasiPengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang penting dalam kepemimpinan keperawatan. Seorang pemimpin perlu mengusahakan agar setiap perawat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja bawahan. Agar dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu perencanaan yang baik dan penggunaan kemampuan setiap individu dan sumber-sumber yang ada.6. Evaluasi Hasil Penampilan KerjaEvaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap staf dan pekerjaan mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan staf sehingga dapat mendorong mereka mempertahankan pekerjaan yang baik dan memperbaiki kekuranngan yang ada. Agar seorang pemimpin dapat menganalisa perawat lain secara efektif, iajuga harus dapat menilai diri sendiri sebagai seorang perawat dan seorang pemimpin secara jujur. Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat melakukan tanggungjawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Dalam melaksanakan pelayanan danasuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai seorang pemimpin bertanggung jawab dalam:a. Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukanb. Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatanc. Tanggungjawab atas tindakan keperawatan yang dilakukand. Pelaksanaan keperawatan berdasarkan standare. Penyelesaian pekerjaan dengan benarf. Pencapaian tujuan keperawatang. Kesejahteraan bawahanh. Memotivasi bawahan

H. Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan WewenangMenurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:1. OtoriterMerupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekaryan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas. Motivasi denganrewarddanpunishment.2. DemokratisMerupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri.Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.3. PartisipatifMerupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya.Staf dimintai saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok.4. Bebas TindakMerupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekaryan sesuai dengan caranya sendiri.Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanKepemimpinan merupakan sebuah konsep untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan sebagai supervisi dalam keperawatan, untuk mengelola dan memimpin dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang berkualitas.Manajemen Keperawatan diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan. Dengan melakukan perencanaan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif baik kepada individu, keluarga ataupun masyarakat.Dalam gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang terdapat empat tipe, yaitu otoriter, demokratis, partisipatif dan bebas tindak.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam (2012). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan profesial Edisi 3. Surabaya.

12