BAB I II III

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bernapas adalah bagian yang sangat penting dari aktivitas makhluk hidup. Tanpa bernapas, manusia akan mati. Tahukah anda bahwa bernapas itu penting? Bernpas adalah salah satu bentuk kegiatan tubuh guna menghasilkan energi untuk hidup. Usaha yang masuk lewat sistem pernapasan akan digunakan untuk proses oksidasi biologi, yaitu proses yang menghasilkan energi dengan memecah molekul yang lebih kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, terutama molekul gula sederhana diuraikan menjadi karbondioksida dan uap air. Energi yang terbentuk dari hasil oksidasi biologi akan digunakan untuk proses-proses aktivitas hidup antara lain untuk bergerak, melakukan pertumbuhan dan perkembangan, proses reproduksi, dan mengatur suhu tubuh serta aktivitas hidup yang lain. Itulah sebabnya, mengapa bernapas merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup. Untuk lebih jelasnya lagi, berikut akan diuraikan tentang sistem respirasi. Proses pernapasan terdiri dari beberapa langkah dimana sistem pernapasan, sistem saraf pusat, dan sistem kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting. Sistem pernapasan berperan dalam homoestasis dengan melakukan pertukaran gas O2 dan CO2 antara udara, darah, dan jaringan sel. Pertukaran gas tersebut juga dapat meningkatkan pH dalam darah. Pada dasarnya, sistem pernapasan terdiri dari dari suatu rangkaian saluran udara yang menghantarkan udara luar agar 1

description

bahjai

Transcript of BAB I II III

Page 1: BAB I II III

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bernapas adalah bagian yang sangat penting dari aktivitas makhluk hidup. Tanpa

bernapas, manusia akan mati. Tahukah anda bahwa bernapas itu penting? Bernpas adalah

salah satu bentuk kegiatan tubuh guna menghasilkan energi untuk hidup. Usaha yang masuk

lewat sistem pernapasan akan digunakan untuk proses oksidasi biologi, yaitu proses yang

menghasilkan energi dengan memecah molekul yang lebih kompleks menjadi molekul yang

lebih sederhana, terutama molekul gula sederhana diuraikan menjadi karbondioksida dan uap

air.

Energi yang terbentuk dari hasil oksidasi biologi akan digunakan untuk proses-proses

aktivitas hidup antara lain untuk bergerak, melakukan pertumbuhan dan perkembangan,

proses reproduksi, dan mengatur suhu tubuh serta aktivitas hidup yang lain. Itulah sebabnya,

mengapa bernapas merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup. Untuk lebih

jelasnya lagi, berikut akan diuraikan tentang sistem respirasi.

Proses pernapasan terdiri dari beberapa langkah dimana sistem pernapasan, sistem saraf

pusat, dan sistem kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting. Sistem pernapasan

berperan dalam homoestasis dengan melakukan pertukaran gas O2 dan CO2 antara udara,

darah, dan jaringan sel. Pertukaran gas tersebut juga dapat meningkatkan pH dalam darah.

Pada dasarnya, sistem pernapasan terdiri dari dari suatu rangkaian saluran udara yang

menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler alveoli, yaitu pemisah

antara sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler.Pergerakan udara masuk dan keluar dari

saluran udara disebut ventilasi atau bernapas. Sistem saraf pusat memberikan dorongan ritmik

dari dalam untuk bernapas, dan secara reflex merangsang otot-otot diagfragma dan dada yang

akan memberikan tenaga pendorong gerakan udara. Difusi oksigen dan karbondioksida

melalui membran kapiler alveoli sering dianggap sebagai pernapasan eksternal. Pernapasan

internal mengacu pada reaksi-reaksi kimia intraseluler di mana oksigen dipakai dan

karbondioksida dihasilkan sewaktu sel memetabolisme karbohidrat dan substansi lain untuk

membangkitkan adenosin triphospat (ATP) dan pelepasan energi.

Fungsi tambahan dari Pertukaran gas yaitu berperan dalam regulasi pH darah, termasuk

dalam reseptor penciuman, penyaring udara yang dihirup serta menghasilkan suara. Tentunya

terdapat perbedaan antara sistem pernapasan anak dan dewasa, baik itu secara anatomi

maupun fisiologinya.

1

Page 2: BAB I II III

B. Rumusan Masalah

1. Definisi system pernafasan?

2. Apa saja organ-organ pernafasan?

3. Bagaimana proses pernafasan?

4. Apa perbedaan pernafasan anak dan dewasa?

5. Apa saja kelainan pada sistem pernafasan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami definisi system pernafasan

2. Mengetahui dan memahami organ-organ pernafasan

3. Mengetahui dan memahami proses pernafasan

4. Mengetahui dan memahami pernafasan pada anak dan dewasa

5. Mengetahui dan memahami kelainan pada sistem pernafasan

2

Page 3: BAB I II III

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pernapasan

Secara harfiah pernapasan berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju sel-sel dan

keluarnya karbondioksida dari sel-sel ke udara bebas. sistem pernapasan umumnya termasuk

saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi

pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. 

Oksigen digunakan oleh sel-sel tubuh pada reaksi metabolisme dengan melepaskan

energi dari molekul nutrisi dan menghasilkan ATP. Pada saat yang sama, proses ini juga

melepaskan CO2. Kelebihan CO2 akan menyebabkan pH menjadi asam yang bersifat toksik

pada sel, sehingga kelebihan CO2 harus segera dieliminasi secara efisien. Sistem

kardiovaskuler dan pernapasan bekerja sama untuk menyuplai O2 dan mengeluarkan CO2.

Sistem pernapasan mengadakan pertukaran gas menghirup O2 dan mengeluarkan CO2. Sistem

kardiovaskuler mengedarkan darah yang berisi gas tersebut antara paru-paru dan sel.

Kegagalan dari kedua sistem tersebut akan menyebabkan homeostasis yang berakibat pada

kematian sel karena kekurangan oksigen dan penumpuksan produk-produk buangan.

Secara Fungsional sistem pernapasan dibagi menjadi dua zona, yaitu zona penghubung

dan zona respirasi. Zona penghubung berfungsi dalam transport udara, untuk menyaring,

menghangatkan, melembabkan udara dan mengalirkannya kedalam paru-paru. Zona ini

terdiri dari lubang hidung, saluran nafas, sinus, faring, laring, trakhea, bronkhi, bronkhiolus,

dan terminal bronkiolus.Zona respirasi terdiri dari jaringan antara paru-paru dimana

terjadinya pertukaran gas. Termasuk dalam zona ini yaitu bronkhiolus, ductus alveolus, dan

alveolus, jaringan-jaringan ini merupakan tempat utama terjadinya pertukaran gas antara

udara dan darah.

3

Page 4: BAB I II III

B. Organ-Organ Pernafasan

Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronchi, dan paru-

paru.Organ-organ ini dibedakan berdasarkan struktur dan fungsinya masing-masing. Secara

struktural, sistem pernapasan dibagi menjadi dua yaitu; (1) sistem pernapasan atas yang

terdiri dari hidung, faring, dan struktur lain yang saling berhubungan. (2) sistem pernapasan

bagian bawah terdiri dari laring, trakea, bronkhi, dan paru-paru.

1. Hidung

Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi

menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga

berperan dalam resonansi suara.Selain sebagai salah satu organ alat pernapasan

manusia, hidung juga berfungsi sebagai salah satu dari 5 indera. Hidung berfungsi

sebagai alat untuk menghirup udara, penyaring udara yang akan masuk ke paru-paru,

dan sebagai indera penciuman.

Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau

atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf

pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. setiap sel pembau mempunyai

rambut – rambut halus(silia olfaktori)di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang

berfungsi sebagai pelembab dan untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga

hidung.

2. Faring

Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan.

Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan

masuk ke kerongkongan dan tenggorokan.Faring merupakan percabangan dua

saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan,

dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan.

3. Laring

Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan

membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea) disebut glotis,

di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita

suara sehingga timbul bunyi.Berfungsi untuk menyalurkan udara dari faring ke

trakea.Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran

pernapasan.Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar

jika terhembus udara dari paru-paru.

4

Page 5: BAB I II III

4. Trakea

Trakea juga dikenal sebagai tenggorokan adalah tabung tulang yang

menghubungkan hidung dan mulut ke paru-paru, hal ini merupakan bagian penting

dari sistem pernafasan pada vertebrata. Tenggorokan atau Trakea berupa pipa yang

dindingnya terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan

tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas

jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan.

Dalam anatomi, tenggorokan adalah bagian dari leher yang terdiri dari faring

dan laring. Tenggorokan memiliki sebuah selaput otot yang dinamakan epiglottis

yang berfungsi untuk memisahkan esofagus dari trakea dan mencegah makanan dan

minuman untuk masuk ke saluran pernapasan. Tenggorok itu terdiri dari 2 bagian :

Jalan makan (kerongkongan): Orofaring, hipofaring dan esofagus

Jalan napas (tenggorok): Faring, laring dan trakea

Selain itu, jika makanan masuk ke Tenggorokan kita akan tersedak.

sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Masing-masing

cabang tersebut berakhir pada gelembung paru-paruatau alveolus.

5. Bronkiolus

Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis,

pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang

dinamakan alveolus.Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan

kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki

sebaran sel globet dan epitel.

Fungsi Bronkiolus secara sederhana dapat dijelaskan kalau fungsi dari

bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar

mencapai paru-paru

6. Alveolus

Alveolus berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara,

dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.

Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2

(50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh

tubuh.

7. Paru – Paru

5

Page 6: BAB I II III

Paru-paru terletak di dalam rongga dada.Antara rongga dada dan rongga perut

terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma. Pembatas ini bukan sekedar

pembatas, tetapi berperan juga dalam proses pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi

dua buah, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru pada dasarnya

merupakan cabang-cabang suatu saluran yang ujungnya bergelembung. Gelembung

gelembung tersebut disebut alveoli (tunggal: alveolus). Dalam alveoli inilah

sesungguhnya terjadi pertukaran gas-gas. Paru-paru kanan terdiri atas tiga belahan

sedangkan paru-paru kiri hanya dua belahan.Paru-paru kanan lebih besar

dibandingkan yang kiri.

a. Volume Paru-Paru

Volume dan udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan

ekspirasi dapat diukur melalui spirometer.

1) Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama

ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-

laki dan 380 ml untuk wanita.

2) Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara ekstra yang masuk ke

paru-paru dengan inspirasi meksimum di atas inspirasi tidal. VCI berkisar 3100

mlpada laki-laki dan 1900 ml pada wanita.

3) Volume cadangan ekspirasi (VCE), yaitu volume ekstra udara yang masih dapat

dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekpirasi normal. VCE berkisar 1200 ml pada

laki-laki dan 800 ml pada wanita.

4) Volume residusal (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru setelah

melakukan ekspirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki sekitar 1200 ml dan pada

perempuan 1000 ml. volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam

darah saat jeda pernapasan.

b. Kapasitas Paru-Paru            

1) Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan

volume cadangan ekspirasi. Kapasitas merupakan jumlah udara sisa dalam

system respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200

ml. jadi nilai KRF = VR + VCE.

2) Kapasitas inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal dan volume

cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3.500 ml. jadi nilai KI = VT +

VCI.

6

Page 7: BAB I II III

3) Kapasitas vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan

inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 4500 ml.

jadi nilai KV = VT + VCI + VCE.

4) Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang ditampung dalam

paru-paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual. Nilai

rata-ratanya adalah 5700 ml. jadi nilai KTP = KV + VR.

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kapasitas Vital Paru-Paru

a. Umur

Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin

tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru.

b. Jenis kelamin

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 – 25% lebih kecil

daripada pria, dan lebih besar lagi pada atletis dan orang yang bertubuh besar

daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. Kapasitas paru pada pria lebih besar

yaitu 4,8 L dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 L.

c. Riwayat penyakit

Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang.Kekuatan

otot-otot pernapasan dapat berkurang akibat sakit. Terdapat riwayat pekerjaan yang

menghadapi debu akan mengakibatkan pneumunokiosis dan salah satu

pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari diri dari debu dengan cara

memakai masker saat bekerja.

d. Riwayat pekerjaan

Riwayat pekerjaan dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja.

Riwayat pekerjaan yang menghadapi debu berbahaya dapatmenyebabkan gangguan

paru. Hubungan antara penyakit dengan pekerjaan dapat diduga dengan

adanya riwayat perbaikan keluhan pada akhir minggu atau hari libur

diikuti peningkatan keluhan untuk kembali bekerja, setelah bekerja ditempat

yang baru atau setelah digunakan bahan baru di tempat kerja.

e. Kebiasaan merokok

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluranpernapasan

dan jaringan paru. Kebiasaan merokok akan mempercepatpenurunan faal paru.

Penurunan volume ekspirasi paksa pertahun adalah 28,7mL untuk non perokok,

38,4mL untuk bekas perokok dan 41,7 mL untukperokok aktif. Pengaruh asap rokok

dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh

7

Page 8: BAB I II III

buruk rokok Inhalasi asap tembakau baik primer maupun sekunder dapat

menyebabkan penyakit saluran pernapasan pada orang dewasa. Asap rokok

mengiritasi paruparu dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok lebih merendahkan

kapasitas vital paru dibandingkan beberapa bahaya kesehatan akibat kerja.

f. Kebiasaan olah raga

Seseorang yang aktif dalam latihan akan mempunyai kapasitas aerobik

yang lebih besar dan kebugaran yang lebih tinggi serta kapasitas paru yang

meningkat. Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan

seseorangmelakukan olahraga. Olah raga dapat meningkatkan aliran darah melalui

paruparu sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler

paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kebiasaan olah raga akan

meningkatkan kapasitas paru dan akan meningkat 30 – 40 %.

C. Proses Pernafasan

Jalan napas terbagi secara berulang, masing-masing generasi yang berurutan jumlahnya

menjadi dua kali lipat. Trakea dan bronkus utama memiliki kartilago berbentuk U yang

dihubungkan oleh otot polos di bagian posterior. Bronkus lobaris menyuplai tiga lobus paru

kanan dan dua lobus paru kiri serta bercabang menjadi bronkus segmental. Bronkus dan jalan

napas sampai bronkiolus terminal mendapatkan nutrisi dari arteri bronkialis yang berasal dari

aorta desendens. Bronkiolus respiratorius, duktus, dan sakus alveolaris disuplai oleh sirkulasi

pulmunal.

Jalan napas dari trakea sampai bronkiolus respiratorius dilapisi oleh sel epitel kolumnar

bersilia. Sel goblet dan kelenjar submukosa menyekresi mukus. Sel epitel yang membentuk

dinding alveoli dan duktus alveolaris tidak bersilia, dan sebagian besar merupakan pneumosit

alveolus tipe I yang sangat tipis. Sel-sel tersebut membentuk permukaan pertukaraan gas

dengan endotel kapiler.

Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta

mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari

posisi melengkung ke atas menjadi lurus.Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun

berkontraksi.Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otottersebut adalah mengembangnya

rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk.

8

Page 9: BAB I II III

Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut.Pernapasan

dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.

1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :

a. Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat,

volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga tekanan udaranya

menjadi lebih kecil dari udara atmosfer, sehingga udara masuk.

b. Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan

tertarik ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada

meningkat, tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atmosfer, akibatnya

udara keluar.

2. Pernapasan perut

Pernapasan perut berlangsung dalam dua tahap, yaitu :

a. Inspirasi, terjadi bila otot diafragma berkontraksi, diafragma mendatar mengakibatkan

volume rongga dada membesar sehingga tekanan udaranya mengecil dan diikuti paru-

paru yang mengembang mengakibatkan tekanan udaranya lebih kecil dari tekanan

udara atmosfer dan udara masuk.

b. Ekspirasi, diawali dengan otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut

berkontraksi menyebabkan diafragma terangkat dan melengkung menekan rongga

dada, sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat sehingga

udara dalam paru-paru keluar. Pernapasan perut umumnya terjadi saat tidur.

3. Mekanisme Pertukaran Gas

Di dalam Alveolus, udara yang mengandung oksigen dipertukarkan ke dalam darah.

Sedangkan karbondioksida di dalam darah dikeluarkan ke alveolus.

a. Pengangkutan O2

Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan

tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi

menembus selaput alveolus dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah

yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin(HbO) seperti

reaksi berikut :Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2

– 3% yang larut dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan

tubuh, dan selanjutnya akan terjadi pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke

jaringan tubuh.

9

Page 10: BAB I II III

Adapun tahapan proses pengikatan oksigen sebagai berikut:

Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah.

O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus

Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat pada Eritrosit

menjadi Oksihemoglobin (HbO2).

Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%).

Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena

pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan.

b. Pengangkutan CO2

Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi

ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk di keluarkan

sebagai udara pernapasan.

Ada 3 (tiga) cara pengangkutan CO2 :

Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 – 70%.

Sebagai karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 25%.

Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar 6 – 10%.

Adapun tahapan proses pengeluaran karbondioksida sebagai berikut :

Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam darah.

Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera

masuk ke dalam darah.

Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi

ion bikarbonat(HCO3–)

20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit.

Sedangkan 10% CO2 lainnya larut dalam plasma darah.

Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2dalam darah

dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi

D. Perbedaan Sistem Pernafasan pada Anak dan Dewasa

10

Page 11: BAB I II III

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui

plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru. Upaya pernafasan

pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali

Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal

itu disebabkan volume paru paru yang relatif kecil, jalan nafas yang pendek, dan sel-sel tubuh

sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memiliki

frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otototot dada dan diafragma tidak sebaik saat

masih muda, sehingga udara pernapasan lebih sedikit.Frekuensi pernapasan pada orang

dewasa antara 16-18 kali permenit, pada anak-anak sekitar 24 kali permenit sedangkan pada

bayi sekitar 30 kali permenit. Walaupun pada orang dewasa pernapasan frekuensipernapasan

lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak dan bayi, akan tetapi KVP pada orang dewasa

lebih besar dibanding anak-anak dan bayi.

Terdapat perbedaan laring bayi dengan laring orang dewasa, diantaranya adalah:

a. Laring bayi secara relative dan absolute lebih kecil dari pada laring dewasa.

b. Laring bayi terletak lebih tinggi di leher dan akan turun menjadi seperti orang dewasa

salama bulan pertama.

c. Jaringan laring bayi lebih lunak dari pada laring orang dewasa.

d. Terdapat perbedaan ukuran yang jelas antara ukuran glotis dengan besarnya bayi.

e. Mukosa laring bayi bersifat hipersensitif.

Hal ini berguna sebagai mekanisme pertahanan terhadap gangguan aliran udara dalam

hubungan dengan proses menelan.

Anak-anak lebih berisiko terhadap penyumbatan saluran napas karena saluran udara

mereka lebih sempit daripada saluran udara orang dewasa. Hal ini selalu merupakan gejala

yang penting bila terjadi pada orang dewasa atau anak, sebab sumbatan pernafasan mungkin

memerlukan saluran nafas buatan (trakeostomi) atau pemasangan pipa endotrakea.

Dalam beberapa kasus penyumbatan saluran pernafasan yang terjadi pada manusia, anak-

anak memiliki resiko yang lebih besar mengalami hal ini dari pada orang dewasa. Satu hal

yang harus diingat adalah bahwa bayi dan anak-anak bukanlah orang dewasa yang kecil.

Terdapat perbedaan antara struktur anak-anak dan orang dewasa. Perbedaan yang jelas yaitu

pada sistem pernapasan, struktur saluran nafas anak-anak berukuran lebih kecil. Karena

diameter saluran nafas lebih kecil maka anak-anak lebih sering mengalami sumbatan saluran

nafas. Peyumbatan saluran nafas tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya

11

Page 12: BAB I II III

karena adanya benda asing yang tersangkut pada trakea, atau karena adanya infeksi pada

pernafasan.

Saluran nafas bagian atas pada anak-anak yang lebih pendek dan lebih sempit daripada

orang dewasa dan karenanya lebih mungkin menyebabka masalah dengan obstrukif.

E. Kelainan pada System Pernafasan

Berikut beberapa kelainan pada system pernafasan:

1. Asma merupakan peradangan yang terjadi pada saluran pernapasan yang disebahkan

oleh hypersensitive bronkiolus. Orang yang menderita penyakit ini akan mengalami

kesulitan dalam bernapas. Sebab, pada kondisi ini saluran pernapasan utama pada

paru-paru menyempit. Penyakit ini bisa disebabkan oleh alergi terhadap kondisi

lingkungan, seperti debu, bahan kimia, serbuk sari, jamur, suhu yang dingin dan lain

sebagainya.

2. Sinusitis merupakan peradangan yang terjadi pada rongga hidung bagian atas (sinus

paranasalis). Penderita ditandai dengan hidung mampet, ingus berbau berwarna

kuning kehijauan, dan terasa sakit pada daerah sinus yang terserang.

3. Renitis merupakan peradangan yang terjadi pada rongga hidung,yang dapat

mengakibatkan rongga hidung membengkak. Bahkan apabila sudah parah, rongga

hidung mengeluarkan lendir. Penyakit ini disebabkan oteh alergi terhadap benda

tertentu. .

4. Asfiksi merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan adanya gangguan pada

proses pendistribusian oksigen ke seluruh sel-sel tubuh. Penyebab dari penyakit ini

bisa disebabkan oleh cairan Iimfa yang masuk ke afreolus karena infeksi

diplococcus pneumococcu Kondisl inl mengakibatkan seseorang menderlta penyakit

pneumonia

5. Bronkitis merupakan peradangan yang terjadi pada tenggorokan yang disebahkan

infeksi bakteri yang menimpa pada selaput epitel bronkus. Gejala darl penyakit

pneumonia biasanya ditandai oleh batuk yang dalam, dahak abu abu kekuning

kuningan yang keluar paru-paru.

6. Pneurnonia merupakan peradangan pada paru-paru yang menginfeksi dinding

alveolus  yang disebabkan oleh jamur, virus ataupun bakteri.ciri ciri orang yang

menderita penyakit ini ialah terhambatnya oksigen untuk masuk ke dalam darah

karena alveolus terisi nanah, lendir, atau cairan yang lain.

12

Page 13: BAB I II III

7. Tuberculosis (TBC) merupakan peradangan yang menyerang dinding alveolus yang

disebabkan adanya  bintil-bintil pada dinding dalam alveolus. Penyakit ini

disebabkan karena infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis pada jaringan paru-

paru.cara penularan penyakit ini dapat melalui udara.

8. Pleuritis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus paru-

paru(pleura). Penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi pada paru-paru ataupun

infeksi pada organ yang dekat dengan paru-paru. Peradangan ini dapat menyebabkan

pleura menghasilkan cairan yang berlebih pada pleura yang dapat berakibat dada

terasa sesak jika bernapas.

9. Emfisema merupakan gangguan saluran pernapasan karena susunan dan fungsi

alveolusi yang tidak normal. Penyakit ini ditandai dengan paru-paru yang tidak

lentur lagi karena paru-paru, terendam, berkurangnya luas permukaan membran

pernapasan karena terkikisnya sekat antara lveoli. Penderita penyakit ini akan

mengalami kesulitan bernapas karena  udara yang dihirup sangat sedikit.

BAB III

PENUTUP

13

Page 14: BAB I II III

A. Kesimpulan

Pernapasan adalah proses pertukaran gas antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronchi, dan paru-paru.Organ-

organ ini dibedakan berdasarkan struktur dan fungsinya masing-masing. Secara struktural,

sistem pernapasan dibagi menjadi dua yaitu; (1) sistem pernapasan atas yang terdiri dari

hidung, faring, dan struktur lain yang saling berhubungan. (2) sistem pernapasan bagian

bawah terdiri dari laring, trakea, bronkhi, dan paru-paru.

Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta

mengeluarkan napas atau ekspirasi, dan pada pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan

dada dan pernapasan perut.Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi,

demikian juga untuk pernapasan perut. Beberapa kelainan pada System Pernafasan seperti;

Asma, pneumonia, bronchitis, renitis, sinusitis, pleuritis, emfisema dan lain-lain.

B. Saran

System – system dalam tubuh manusia sangatlah penting, khususnya system pernafasan.

Maka dari itu jagalah dan lindungi sebaik mungkin organ – organ yang ada dalam tubuh kita

sendiri, agar kita tetap sehat dan tidak rentan terhadap penyakit.

14