BAB I - II

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan karena didalam semua aspek kehidupan selalu menghasilkan sampah disamping produk utama yang dihasilkan. Sampah akan terus bertambah sering dengan banyaknya aktifitas manusia yang disertai semakin besarnya jumlah penduduk di Indonesia. Adapun problem sampah yang dihadapi yaitu sebagai berikut: 1. Timbulan sampah semakin besar 2. Keterbatasan dana 3. Sistem manaagemen yang belum menunjang 4. Keterbatasan ruang/ lahan untuk pasilitas pengolahan sampah 5. Lemahnya pengaturan 6. Lemahnya kesadaran masyarakat Di daerah perkotaan, dimana jumlah penduduk semakin besar dan kepadatan penduduk semakin tinggi, sampah tidak dapat lagi diolah oleh alam. Karakteristik sampah menjadi semakin beragam sejalan dengan meningkatnya standar hidup, dan volume sampah meningkat dengan cepat. Sampah yang dihasilkan juga beraneka ragam, baik sampah yang bersifat organik maupun yang bersifat non organik. Sampah organik cendrung dapat diuraikan oleh mikroba, sedangkan sampah non organik cenderung tidak dapat diuraikan oleh mikroba.

description

pendahuluan dan deskripsi daerah perencanaan tugas besar persampahan

Transcript of BAB I - II

Page 1: BAB I - II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan karena didalam

semua aspek kehidupan selalu menghasilkan sampah disamping produk utama yang

dihasilkan. Sampah akan terus bertambah sering dengan banyaknya aktifitas manusia

yang disertai semakin besarnya jumlah penduduk di Indonesia.

Adapun problem sampah yang dihadapi yaitu sebagai berikut:

1. Timbulan sampah semakin besar

2. Keterbatasan dana

3. Sistem manaagemen yang belum menunjang

4. Keterbatasan ruang/ lahan untuk pasilitas pengolahan sampah

5. Lemahnya pengaturan

6. Lemahnya kesadaran masyarakat

Di daerah perkotaan, dimana jumlah penduduk semakin besar dan kepadatan

penduduk semakin tinggi, sampah tidak dapat lagi diolah oleh alam. Karakteristik sampah

menjadi semakin beragam sejalan dengan meningkatnya standar hidup, dan volume

sampah meningkat dengan cepat. Sampah yang dihasilkan juga beraneka ragam, baik

sampah yang bersifat organik maupun yang bersifat non organik. Sampah organik

cendrung dapat diuraikan oleh mikroba, sedangkan sampah non organik cenderung tidak

dapat diuraikan oleh mikroba.

Sehingga untuk mengurangi dan meminimalisir sampah diperlukan suatu

pengelolaan. Sebagai sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi,

yang tidak disenangi dan yang harus dibuang maka sampah tentu saja harus dikelola

sedemikian rupa sehingga hal-hal negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.

Kinerja sistem pengolahan sampah akan sangat menentukan wajah dari suatu kota.

Apabila kinerja sistem pengelolaan sampah baik, maka wajah kotanya akan menjadi

bersih dan demikian juga sebaliknya. Nilai penting dari unjuk kerja sistem pengelolaan

sampah tidak saja terhadap nilai estetika kota, tetapi juga meliputi manfaatnya terhadap:

1. Perlindungan kesehatan masyarakat

2. Perlindungan pencemaran lingkungan

Page 2: BAB I - II

3. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraaan kota

4. Perlindungan sosial budaya masyarakat

Pengelolaan sampah meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan,

pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir. Sedangkan dalam ilmu kesehatan

lingkungan suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi

tempat perkembangbiakan bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium

perantara menyebarnya suatu penyakit. Syarat lain nya yang harus terpenuhi dalam

pengelolahan sampah ialah tidak mencemari udara ,air, dan tanah, tidak menimbulkan

bau (segi estetis) tidak menimbulkan kebakaran dan lain sebagainya.

Sehingga jelas bahwa pentingnya pengelolaan sampah, karena melihat

perkembangan waktu yang senantiasa diiringi dengan pertambahan penduduk maka

otomatis jumlah timbulan sampah semakin meningkat sementara lahan yang ada tetap.

Dimana semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan sampah disamping produk

utama yang diperlukan.didaerah perkotaan, dimana jumlah penduduk semakin besar dan

kepadatan semakin tinggi, sampah tidak dapat lagi di olash oleh alam. Karakteristik

sampah menjadi semakin beragam sejalan dengan meningkatnya standar hidup, dalam

volume sampah semakin meningkat dengan cepat.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dalam tugas perencanaan ini adalah agar kita dapat mengetahui

permasalahan yang ada didalam pengelolaan persampahan sehingga kita dapat melakukan

suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi setidaknya dapat menjaga

lingkungan kita agar tetap bersih dan kita juga dapat mengetahui keriteria dalam tata cara

peningkatan peran serta masyarakat terhadap problem sampah.

Adapun rangkaian kegiatan dalam pengelolaan persampahan adalah mulai dari:

sumber sampah->pewadahan -> pengumpulan-> pengangkutan-> pengelolahan -> TPA.

Sekema diatas adalah dalam paradikma lama dalam mengelola sampah, namun

sekarang kita dapat merubah paradigma baru dalam mengelola sampah yaitu sebagai

berikut:

Sampah adalah sumberdaya

Merubah paradigma “membuang” ke “mengolah sampah”

Pendekatan 3R (reduce,reuse,recycle)

Memperpanjang umur TPA

Page 3: BAB I - II

TPA sebagai tempat pengolahan akhir

Partisipasi masyarakat dan swasta

Pengelolahan sampah sebagai peroritas pembangunan

Pendekatan 5 aspek (pembiayaan, kelembagaan, perundangan, peran serta

masyarakat, dan teknis operasional)

Tujuan dalam tugas perencanaan pada wilayah kecamatan Kraton yaitu untuk:

1. Memahami teori dari matakuliah pengelolaan persampahan

2. Mengaplikasikan teori yang telah didapatkan dalam mata kuliah persampahan

kedalam suatu tugas perencanaan.

3. Merencanakan sistem pengelolaan persampahan yang mana daerah

perencanaannya yaitu kecamatan Kraton.

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dari perencanaan sistem pengelolaan sampah ini adalah sebagai berikut :

1. Penentuan daerah pelayanan2. Konsep pengolahan sampah

- Strategi pengurangan timbulan sampah3. Perencanaan sistem pengelolaan sampah

- Penentuan sistem yang direncanakan- Pengelolaan sampah di sumber- Jalur pengangkutan sampah- Sarana pengangkutan

4. Proses akhir sampah- Sistem Controlled landfill

5. BOQ dan RAB6. Lampiran

- Neraca massa sampah- Diagram alir pengelolaan sampah - Unit pengolahan

1.4 Sistematika Laporan

Bab I : PendahuluanBab ini menjelaskan gambaran secara umum tentang pengelolaan sampah, maksud dan tujuan pada suatu tempat yang akan dianalisa

Bab II : Gambaran Umum Lokasi Studi

Page 4: BAB I - II

Bab ini berisi tentang lokasi yang akan diteliti pada pengolaan sampah, karakteristik, iklim dan peta maupun gambaran secara demografi suatu tempat yang akan dianalisa

Bab III : Konsep Pengolahan SampahBab ini memeberikan penjelasan tentang bahan dan wadah yang digunakan, dan juga perhitungan untuk pengolahan sampah sesuai daerah yang akan di analisa

Bab IV : Perencanaan Sistem Pengolahan SampahBab ini menjelaskan rencana yang akan di lakukan dalam pengelolaan sampah di daerah yang sudah ditentukan

Bab V : BOQ dan RABPada bab terakhir ini diperlihatkan rencana anggaran dan biaya yang akan dibutuhkan dalam penyediaan maupun pengolahan sampah pada daerah yang telah dianalisa

Page 5: BAB I - II

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

2.1 Batas Wilayah Administrasi

Utara : Kecamatan Ngampilan dan Kecamatan Gondomanan

Timur : Kecamatan Gondomanan dan Kecamatan Mergangsan

Selatan : Kecamatan Mantrijeron

Barat : Kecamatan Mantrijeron dan Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta

2.2 Demografi Kependudukan

Kecamatan Kraton terletak di sebelah selatan Gedung Agung Yogyakarta. Kecamatan

ini memiliki luas wilayah sebesar  139,9375 Ha. Kecamatan Kraton memiliki tiga kelurahan.

Jumlah penduduk yang tinggal di kecamatan ini ada 29.932 jiwa yang tersebar di tiga

kelurahan, adapun tiga kelurahan.  Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Patehan, Kelurahan

Kadipaten, dan Kelurahan Panembahan. Kecamatan Kraton terdiri dari 43 RW (Rukun

Warga) serta 175 RT (Rukun Tetangga).

Page 6: BAB I - II

N

O

Kelurahan Jumlah Penduduk

1 Patehan

2 Kadipaten

3 Panembahan

2.3 Fasilitas Prasarana Kota

Pemanfaatan wilayah di daerah Kraton untuk kepentingan umum antara lain bangunan

sekolah, tempat ibadah, pasar, kios, warung, rumah sakit, rumah bersalin, serta museum.

Jumlah bangunan untuk sarana pendidikan menurut data terakhir tahun 2012 untuk TK

sebanyak 12 unit, SD sebanyak 5 unit, SMP sebanyak 1 unit, SMA sebanyak 1 unit, Akademi

sebanyak 1 unit dan SLB sebanyak 1 unit. Untuk sarana kesehatan adalah Puskesmas

sebanyak 1 unit, Poliklinik sebanyak 1 unit, dan Dokter Praktek sebanyak 22 unit. Jumlah

saranan peribadatan yaitu masjid berjumlah 18 unit, langgar berjumlah 16 unit. Jumlah sarana

perekonomian yaitu pasar umum berjumlah 2 unit, pertokoan sebanyak 102 unit, warung dan

kios sebanyak 162 unit, swalayan berjumlah 2 unit, bank berjumlah 3 unit, koperasi

berjumlah 9 unit, BPK/BUKP berjumlah 1 unit. Di bidang pariwisata adalah museum yang

berjumlah sebanyak 4 unit.