BAB I hilya

download BAB I hilya

of 17

description

sejarah ptba

Transcript of BAB I hilya

17

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 dan sekarang merupakan Perusahaan Tambang Batubara ke-6 terbesar di Indonesia. Perusahaan ini berdiri dengan dasar peraturan pemeritah No. 42 tahun 1980 berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Penambangan di PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, diawali dengan kegiatan eksplorasi pada tahun 1915 1918 dan produksi pertama kali pada tahun 1919, batubara yang telah dieksploitasi dari tahun 1919 1987 sebanyak kurang lebih 23 juta ton. Sekarang PT. Tambang Batubara Bukit Asam memiliki sumber daya batubara sekitar 7,29 milyar dan memiliki cadangan tertambang 1,99 milyar ton selisih hasil verifikasi competent person. (Desember 2008). Sejak 23 desember 2002, perusahaan PT. Tambang Batubara Bukit Asam tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek jakarta dan Bursa efek Surabaya dan juga terdaftar pada BE Indonesia dengan komposisi saham pemerintah RI 65% dan publik 35% dan menggunakan tenaga kerja sebanyak 3164 (status 2011). Beberapa lembaga pengurus di PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Secara berturut turut adalah sebagai berikut :1) Tahun 1919 1942 Pemerintahan Hindia Belanda2) Tahun 1942 1945 Pemerintahan Militer Jepang3) Tahun 1945 1947 Pemerintahan Republik Indonesia4) Tahun 1950 sampai dengan sekarang pemerintahan Republik Indonesia yang terdiri dari :a. Tahun 1950 1958 pengelola pertambangan diberi nama Perusahaan Tambang Arang Bukit Asam (PN.TABA)b. Tahun 1959 1960 pengelola penambangan dilaksanakan oleh Badan Urusan Perusahaan Tambang Negara (BUPTAN)c. Tahun 1961 1967 beralih menjadi Badan Pimpinan Umum (BPU) yang membawahi 3 perusahaan negara, yaitu perusahaan negara tambang batubara Ombilin di Sumatera Barat, perusahaan batubara Bukit Asam di Tanjung Enim, dan perusahaan tambang batubara Mahakam di Kalimantan Timur.d. Tahun 1968,berdasarkan Peraturan Pemerintah no 23, Badan Pimpinan Umum (BPU) tersebut dijadikan satu unit produksi perusahaan negara tambang batubara sehingga pada tahun 1981 perusahaan negara tambang batubara berganti menjadi PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero).e. Setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1990, pemerintah menggabungkan perusahaan umum tambang batubara diseluruh Indonesia dengan nama PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero).

Berdasarkan keputusan mentri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-50395.AH.01.02 Tahun 2008, menyetujui perubahan anggaran dasar perusahaan PTBA (Persero) PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) disingkat menjadi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Pada tahun 1993, Perusahaan ditugaskan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan proyek Briket Batubara yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor.483/201/M.DJP/1993 tanggal 9 Pebruari 1993. Pada tahun 1996, Perusahaan mendirikan Anak Perusahaan PT Batubara Bukit Kendi (BBK) yang berkedudukan di Tanjung Enim dengan kepemilikan saham sebesar 75% dan sisanya dimiliki oleh PT Delta Bentala Perintis. Ruang lingkup kegiatan BBK terutama mengusahakan pertambangan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan dan pemasaran batubara. Pada tahun 2006 juga dibentuk anak perusahaan baru, PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI) yang bergerak dalam bidang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan daya 2 x 100 MW yang berlokasi di Banjarsari Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. PT BPI merupakan perusahaan patungan yang 41% sahamnya dimiliki PTBA, 39% PT Navigat Innovative Indonesia (NII) dan 20% PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB). Tahun 2010 PLTU yang sedang dibangun diharapkan sudah mulai beroperasi. Pada tanggal 28 Pebruari 2007, setelah memiliki dua anak perusahaan, masing-masing PT Batubara Bukit Kendi dan PT Bukit Pembangkit Innovative, Perusahaan kembali mengembangkan sayap usahanya dengan mendirikan PT Bukit Asam Prima (BAP). PTBA (99% saham) bersama dengan Dana Pensiun Bukit Asam (DPBA) (1% saham) menandatangani akta pendirian perusahaan PT Bukit Asam Prima (BAP). Akta tersebut mendapat pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI melalui Keputusan Nomor: W7-03848HT.01.01-TH.2007 tertanggal 9 April 2007. Dengan adanya peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1968 Badan Pimpinan Umum (BPU) tersebut dijadikan satu unit produksi perusahaan negara tambang batubara sehingga pada tahun 1981 perusahaan negara tambang batubara berganti menjadi PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero). Setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1990, pemerintah menggabungkan perusahaan umum tambang batubara diseluruh Indonesia dengan nama PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero). Sesuai dengan kebijakan pemerintah pada penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta penganekaragaman penggunaan sumber energi, maka dibentuk proyek Pengembangan Pertambangan dan Pengangkutan Batubara Bukit Asam (P4BA) yang meliputi :0. Penambangan terbuka Bukit Asam dengan kapasitas 5 juta ton/tahun.0. Daerah pemukiman untuk menampung kurang lebih 5000 karyawan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.0. Sistem Pengangkutan kereta api untuk mengangkut batubara dari Tanjung Enim ke Kertapati, Palembang dan Pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung.0. Pengembangan pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung.0. Kapal laut yang lengkap dengan peralatan bongkar muat untuk mengangkut batubara dari Tarahan menuju PLTU Suralaya di Jawa Barat.0. Gerbong kereta api dari stasiun Kertapati untuk mengangkut dan memuat batubara non Suralaya.0. Sistem komunikasi terpadu dan modern antara PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), PERUMKA, kapal laut dan PLTU Suralaya.

I.2. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Gambar 1.1Lokasi Unit Produksi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk

Lokasi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk berkantor pusat di Jalan Parigi No.1 Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi penambangan batubara terletak di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi dapat dijangkau melalui jalan darat ke arah Barat Daya sejauh 200 km dan jalan kereta api 165 km dari kota Palembang. Lokasi kuasa penambangan (KP) yang dimiliki PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim, meliputi wilayah Tanjung Enim dan sekitarnya seluas 7.700 ha. Wilayah tersebut berada pada posisi (1030 45-1030 50) bujur timur dan (30 42 30-40 47 30) lintang selatan. Area Tambang Air Laya (TAL) terdiri dari 560 ha daerah penggalian dan 650 ha daerah penimbunan tanah yang berjarak sekitar 5 km sebelah utara lokasi penggalian. Daerah tambang merupakan daerah berbukit dan daerah landai, dilalui oleh aliran sungai enim. Elevasi terendah pada dasar sungai 40 m di atas permukaan laut dan tertinggi di puncak bukit asam sekitar 282 m diatas permukaan laut. Pada saat ini PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Memiliki dua unit produksi, yaitu : 1. Unit Tambang Batubara Tanjung Enim, Sumatera Selatan terdiri dari :a. Tambang Air Layab. Tambang non Air Layac. Tambang Banko Barat.d. Tambang Muara Tiga Besar 2. Unit penambangan Ombilin, Sumatera Barat terdiri dari :a. Tambang terbukab. Tambang Bawah tanahUntuk mendukung produktivitas dan efisiensi kerja PT. Bukit Asam (Persero) Tbk mengoperasikan tiga pelabuhan khusus batubara, yaitu :1. Pelabuhan Tarahan (Lampung)1. Pelabuhan Kertapati (Sumatera Selatan).1. Pelabuhan Teluk Bayur (Sumatera Barat).Gambar 1.2Layout Lokasi Pertambangan PT Bukit Asam.

Dilokasi perkantoran terdapat dua gedung pusat yang merupakan gedung pusat administrasi. Selain itu terdapat juga Rumah Sakit, Kantor Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Kantor PT. Batubara Bukit Kendi, Perpustakaan, Laboratorium Tanjung Enim, serta Stasiun Radio Bukit Asam FM. Lokasi pusat perkantoran PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, berada di jalan Parigi No. 1 Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan.

Gambar 1.3 Kantor Pusat PT. Bukit Asam Tanjung Enim

I.3. Pemasaran Batubara PT. Bukit Asam (Persero). Tbk PT. Bukit Asam (Persero). Tbk merupakan pemasok batubara terbesar kedua di pasar dalam negeri dan perusahaan terbesar kelima di Indonesia. Kegiatan pemasaran PTBA secara agresif terus-menerus berusaha dalam mendapatkan pasar potensial dengan harga yang terbaik. Untuk mencapai sasaran tersebut, PTBA telah menetapkan kebijaksanaan dan strategi pemasaran.1. Kebijaksanaan Pemasaran Kebijaksanaan yang diterapkan yaitu mendapatkan harga yang terbaik, mempertahankan pasar potensial dengan mengupayakan kontrak jangka panjang, serta memperluas pangsa pasar dengan memanfaatkan kondisi perkembangan harga.1. Strategi Pemasaran Dalam pemasarannya, PTBA telah mempunyai sistem pemasaran yang dapat menembus pasar nasional maupun pasar internasional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan batubara dari Indonesia dan negara lain. Batubara dipasarkan berdasarkan market brand-nya ke wilayah domestik maupun luar negeri yang melalui beberapa wilayah pemasaran seperti berikut ini:1. Tanjung Enim Batubara yang akan dipasarkan oleh PTBA diberi kode BA (Bukit Asam) misalnya BA 59. Kode BA ini menunjukkan bahwa batubara tersebut berasal dari PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Sedangkan untuk 59 menunjukkan nilai kalor batubara tersebut. Produk yang dipasarkan meliputi batubara jenis BA 59 dan BA 63 yang dipasarkan ke PLTA Bukit Asam (gambar 8), PT. Semen Baturaja dan lain-lain.1. Pelabuhan Tarahan Produk yang dipasarkan meliputi batubara jenis BA 58 dan BA 59 yang dipasarkan ke PLTU Suralaya. Selain itu juga menjual Batubara jenis BA 63, dan BA 70 ke berbagai Negara lain seperti China, Korea, Switzerland, Taiwan, Delta Holding PTE, Ltd India, Eropa, Pakistan, Jepang dan beberapa wilayah Eropa lainnya. Sistem transportasi batubara PT. Bukit Asam dengan jalur laut, 1. Pelabuhan Kertapati Produk yang dipasarkan meliputi batubara jenis BA 59, BA 67 dan BA 70 yang dipasarkan ke wilayah domestic seperti PLTU Suralaya, PT. Indocement, dll. Untuk penjualan ke luar negeri meliputi batubara jenis BA 63 dan BA 67 yang diekspor ke India, Malaysia, Cina, Thailand, dan Negara-negara Asia lainnya. Data statistik unit pelabuhan PT. Bukit Asam, seperti pada Tabel 1. 1. Ombilin Produk yang dipasarkan dari Ombilin memiliki nama/kode khusus yaitu OMB yang dominan dipasarkan ke PLTU Suralaya.

Tabel 1.1 Data Statistik Unit Pelabuhan PT.Bukit AsamUraianTarahanKertapatiTeluk Bayur

LokasiTarahan, LampungPalembang, SumSelPadang, Sumbar

Luas42,5 hektar1,5 hektar2,8 hektar

Stock Pile560.000 ton50.000 ton90.000 ton

Kemampulaluan12 juta ton/tahun2,5 juta ton/tahun2,5 juta ton/tahun

KapalMax : 80.000 DWTMax : 8.000 DWTMax : 40.000 DWT

Sumber: Firmansyah. 2010

I.4 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas 1. Struktur Organisasi Struktur organisai memengang peranan dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut James A.F. Stoner organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen dari posisi-posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi merinci pembagian tugas dan wewenang dan menunjukkan bagaimana berbagai tingkatan aktivitas hubungan, hirarki organisasi serta hubungan perannya. Selain dari pada itu struktur organisasi mempertahankan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan oprasional organisasi tetap berjalan walaupun adanya pertukaran personil serta tetap dapat mengkoordinasikan hubungan dengan lingkungan internal dan eksternal organisasi. Dalam menjalankan bisnisnya PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Memilki dewan direksi yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur Pengembangan Usaha, Direktur Operasi/Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Niaga dan Direktur Sumber Daya Manusia Umum,Jumlah karyawan PTBA saat ini 3.486 orang, yang bekerja di PTBA 3.346 orang dan yang diperbantukan di anak perusahaan serta dana pensiun sebanyak 122 orang. PTBA terus meningkatkan kompetensi SDM-nya melalui perancangan sistem administrasi dan pengembangan SDM yang kredible. Beberapa langkah strategis yang telah dijalankan PTBA untuk mempersiapkan manajemen dan pemimpin profesional yang meliputi: penyelarasan (alignment) organisasi dan penyempurnaan sistem manajemen SDM, serta pembentukan dan sosialisasi budaya unggul yang menekankan pada motivasi diri dan peningkatan kesadaran akan peran dan kontribusi untuk meningkatkan performa PTBA. Sedangkan untuk menyiapakan supervisor dan tingkatan dibawahnya, PTBA memfokuskan pengembangan pada pemenuhan kompetensi teknis terutama di bidang pertambangan, mesin, dan listrik.

Gambar I.4.Struktur Organisasi Umum PT. Bukit Asam.

1.4.1 Sejarah Pabrik Briket Tanjung EnimPemakaian briket batubara untuk sektor industri dan rumah tangga telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 7 Januari 1993 ketika menyampaikan RAPBN pada tahun 1994 di hadapan DPR-RI, PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., ditunjuk sebagai pelopor pendirian pabrik briket batubara dan sebagai ujung tombak untuk memproduksi, mengembangkan dan memasyarakatkan briket batubara tersebut.Pada tanggal 9 Februari 1993 Menteri Keuangan menerima Surat Keputusan dari Menteri Pertambangan dan Energi No. 483/201/M.DJP/1993 mengenai permohonan izin prinsip crash program pembangunan pabrik briket batubara oleh PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., dan sumber dananya berasal dari Kontrak Kerja Sama (KKS). Berhubungan dengan hal tersebut dilakukan kebijakan untuk memilih teknoligi briket yang bersih dan murah dengan mengadakan kunjungan ke Negara-negara yang sudah memakai dan memproduksi sendiri briket batubara seperti negara Cina, Jepang, dan Amerika.Pada tanggal 9 Maret 1993 pabrik briket Tanjung Enim mulai memproduksi briket batubara. Kapasitas produksi bulan Desember 1993 sebesar 642 ton. Pada tanggal 10 April diperkenalkan pada masyarakat di tiga Desa yang terdapat di Pulau Jawa, yaitu Desa Paliman (Jawa Barat), Desa Ceper (Jawa Tengah), dan Desa Lebak Jabung (Jawa Timur). Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas hasil produksi, pada tahun 1994dilakukan modifikasi mesin dan penambahan peralatan, pada tahun 1996 Pengusaha Briket Unit Tanjung Enim (PBUTE) telah mencapai kapasitas produksi 7.200 ton per tahun terdiri dari briket tipe telur sebanyak 6.600 ton per tahun dan briket tipe sarang tawon sebanyak 600 per tahun.Untuk meningkatkan kapasitas produksi briket batubara, PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., bekerja sama dengan NEDO (New Energy and Industrial Technology Development Organization) yang berasal dari Jepang untuk membangun pabrik briket batubara di Tanjung Enim dengan kapasitas 10.000 ton pertahun. Pabrik ini diresmikan oleh Menteri Pertambangan dan Energi pada tanggal 27 Februari 1997.Untuk memperluas usaha dan meningkatkan kapasitas produksi PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., bekerjasama dengan PT. Aryo Seto Wijoyo membangun pabrik briket non-karbonisasi di Gresik (Jawa Timur) dengan kapasitas produksi 120.000 ton per tahun.Pabrik briket batubara Tanjung Enim memiliki peranan yang cukup penting bagi kehidupan masyarakat. Sebagai produsen briket, pabrik briket batubara Tanjung Enim memproduksi briket alternatif yang lebih ekonomis dibandingkan minyak tanah dan kayu bakar pada sektor industri kecil dan rumah tangga.Tanggal 16 Oktober 1993 dilakukan penandatanganan letter of intent dan pembangunan dua pabrik briket batubara. Berdasarkan pertimbangan pasar dan kemudahan pengiriman bahan baku serta keikutsertaan swasta untuk memproduksi briket, akhirnya ditetapkan daerah Serang (Jawa Barat) dan Gresik (Jawa Timur) sebagai lokasi pabrik briket batubara.

1.4.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik Briket Tanjung EnimSecara umum PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., memiliki 3 lokasi tempat pembuatan briket batubara diantaranya terdapat di daerah Gresik (Jawa Timur), Natar (Lampung), dan Tanjung Enim (Sumatra Selatan). Ketiga lokasi pabrik tersebut memproduksi jenis briket yang berbeda-beda. Pabrik briket batubara Gresik (Jawa Timur) memproduksi briket batubara non-karbonisasi tipe kubus dengan kapasitas produksi terpasang yaitu 50.000 ton per tahun, pabrik briket batubara Natar (Lampung) memproduksi jenis briket non-karbonisasi tipe telur dengan kapasitas produksi terpasang yaitu 8.000 ton per tahun, sedangkan pada pabrik briket batubara Tanjung Enim (Sumatra Selatan) memproduksi batubara karbonisasi tipe telur dengan kemampuan prodiksi rata-rata per tahun yaitu 10.000 ton per tahun. Pabrik briket batubara yang berada di daerah tanjung enim ini adalah satu-satunya pabrik briket yang memproduksi briket batubara karbonisasi (super). Berikut adalah gambar lokasi daerah penghasil briket batubara dapat di lihat pada Gambar

Gambar 1.5.

Pada awalnya pabrik briket batubara Tanjung Enim berada di daerah lokasi Tambang Air Laya (TAL), seiring dengan pengembangan usaha PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., pabrik briket di relokasi ke daerah penambangan batubara Banko Barat Tanung Enim. Relokasi ini dilakukan sehubungan dengan adanya proyek pengembangan Tambang Air Laya (TAL), dimana tempat pabrik didirikan sebelumnya terdapat cadangan batubara yang cukup besar dengan kualitas yang cukup tinggi. Kelayakan lokasi tersebut ditunjang oleh keadaan geografis daerah Tanjung Enim yang memiliki kekayaan alam berupa batubara dan clay sebagai bahan baku pembuatan briket yang tersedia dalam jumlah yang cukup besar. Disamping itu, pendistribusian produk mudah di angkut untuk dipasarkan baik ke Pulau Jawa maupun ke Sumatra dan tidak kalah penting adalah daerah ini memungkinkan untuk perluasan pabrik. Pabrik briket batubara Tanjung Enim yang berlokasi di daerah penambangan batubara Banko Barat Tanjung Enim ini adalah pabrik baru yang direlokasi dari pabrik di daerah penambangan Tambang Air Laya (TAL). Pada bulan September 2010 telah dilakukan commissioning test untuk mengetahui kelayakan seluruh sistem yang direlokasi, yang dilanjutkan dengan uji fungsi operasi pada bulan Desember 2010 dengan produksi briket batubara karbonisasi (super) 390 ton. Pabrik ini baru diresmikan pada tanggal 8 mei 2011 dengan kapasitas produksi terpasang 10.000 ton per tahun.

Gambar 1.6.Kantor Pembuatan bricket PT. Bukit Asam Tanjung Enim

1.4.3. Struktur Organisasi Unit Pengusahaan Briket

Adapun struktur organisasi Pengusahaan Briket Unit Tanjung Enim (PBUTE) dapat di lihat pada gambar 1.7. Dalam menjalankan operasional perusahaan, Pengusahaan Briket Unit Tanjung Enim(PBUTE) dipimpin oleh seorang Manager dan dibantu oleh Asisten Manager dan Supervisor Operasi & Produksi. Sedangkan Staf Kepegawaian & Pengadaan dibantu 3 Staf, yaitu : Foreman Operasi, Foreman Perawatan dan Staf Kendali Mutu & Pergudangan.

Asisten Manager Pabrik Briket Unit Tanjung Enim

Umum dan Keuangan

SupervisorOperasi & Produksi

Staff Kepegawaian & Pengadaan

Foreman Kendali Mutu & PergudanganForemanOperasiForemanPerawatan

Gambar I.7.Struktur Organisasi

Pembagian Tugas Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 1.7 , dapat dijelaskan pembagian tugas dan wewenang pemegangan jabatan tersebut yaitu :

a. Asisten Manager Mengorganisasi dan mengkoordinasi seluruh kegiatan Pemgusahaan Briket Unit Tanjung Enim yang meliputi : kegiatan operasi produksi, layanan operasi produksi, perawatan, pengadaa umum dan keuangan, pemasyarakatan dan penjualan dalam rangka menunjang tercapainya target produksi, dengan biaya produksi seefisien mungkin dan secara konsisten memperhatikan keselamatan kerja karyawan, peralatan dan kelestarian lingkungan. b. Suvervisor Operasi & Produksi Mengkoordinir dan mengatur seluruh kegiatan layanan operasi produksi untuk mendukung pencapaian target produksi sesuai rencana (harian, bulanan, tahuanan), meliputi : perencanaan produksi, pengkajian operasi pabrik, menetapkan komposisi bahan baku, kondisi operasi dan mutu produksi, perawatan mesin atau listrik, analisa Laboratorium, pengelolaan pergudangan (produk, bahan baku, bahan pembantu dan suku cadang mesin atau peralatan peralatan) serta pengelolaan limbah pabrik.c. Staff Kepegawaian & Pengadaan Mengkoordinir dan mengatur seluruh kegiatan umum yang meliputi : administrasi, kepegawaian, pengadaan layanan umum, keamanan serta sarana dan prasarana sehingga kelancaran operasional dan laporan dapat disajikan tepat waktu dan akurat.d. Foreman Operasi Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan operasi produksi untuk pencapaian target produksi sesuai dengan rencana (harian, bulanan, tahunan), meliputi : mempersiapkan kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu (karbonisasi & produksi clay), system kerja dan pengelolaan tenaga kerja, pengoperasian mesin produksi sesuai Standard Operating Procedure (SOP), mempertahankan mutu produksi sesuai dengan standar. e. Foreman Perawatan Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan perawatan untuk pencapaian target produksi briket sesuai dengan rencana (harian, bulanan dan tahunan), meliputi: perencanaan perawatan perbaikan (harian, bulanan dan tahunan), mempersiapkan mesin agar selalu dalam kondisi siap dioperasikan, perawatan, trouble, shooting, performance test, pemasangan modifikasi mesin atau peralatan sehingga dapat berfungsi dan beroperasi secara optimal. f. Staft Kendali Mutu & Pergudangan Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kendali mutu untuk mendukung pencapaian target produk briket meliputi pengendalian (komposisi bahan baku, produk dan kondisi operasi) pengambilan contoh, analisa Laboratorium terhadap (bahan baku, adonan, briket dan AMDAL) serta pemantauan limbah pabrik, sehingga mutu produk briket dan limbah pabrik dapat memenuhi standar serta mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan operasional pergudangan, meliputi : penerimaan, penyimpanan, pengeluaran (produksi, bahan baku dan bahan pembantu dan mesin/peralatan) sehingga dapat memenuhi kebutuhan kegiatan operasi produksi dan satuan kerja lainnya.

I.4.4. Pemasaran Briket Batubara

Pabrik briket batubara Tanjung Enim telah memproduksi briket batubara dari tahun 1993 hingga sekarang. Dari tahun 1993 hingga 1998 pabrik briket batubara Tanjung Enim memproduksi 2 jenis briket batubara, yaitu briket batubara non-karbonisasi dan briket karbonisasi (super). Pabrik briket batubara (super) adalah pabrik hasil kerja sama dengan New Energy and Industrial Technology Development Organization atau yang lebih dikenal dengan NEDO yang berasal dari Jepang. Namun pada tahun 1998 hingga sekarang produksi briket batubara non-karbonisasi telah difokuskan ke Gresik (Jawa Timur), sehingga otomatis pabrik briket batubara Tanjung Enim hanya tinggal memproduksi batubara briket karbonisasi (super). Karena permintaan pasar dan konsumen akan briket batubara sering naik turun. Pabrik briket batubara Tanjung Enim memiliki peranan yang cukup penting bagi kehidupan masyarakat. Sebagai produsen briket batubara Tanjng Enim menyediakan energy alternatif yang lebih ekonomis dibandingkan minyak tanah dan kayu bakar bagi sektor industri kecil, peternakan ayam dan rumah makan. Briket batubara produksi pabrik briket batubara Tanjung Enim sebanyak 70% dipasarkan ke Pulau Jawa dan sisanya sekitar 30% di pasarkan ke wilayah Sumatra. Segmen pasar penggunaan briket sebagai berikut :1. Rumah Tangga 3%2. Pondok Pesantren 5%3. Pembakaran Batu Bata 3% 4. Pengeringan Karet 2%5. Rumah Makan 12%6. Pembakaran Gamping 5%7. Pengeringan Tembakau 5% 8. Pemanas Anak Ayam 65%Berikut adalah grafik pemasaran briket batubara karbonisasi (super) dapat dilihat pada gambar I.8

Gambar I.8 Grafik pemasaran briket batubara.