BAB I GIZI FIX
description
Transcript of BAB I GIZI FIX
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Meningkatnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja adalah
menantang tradisional model perkerjaan seorang ibu rumah tangga. Ibu
berkerja dipandang lazim di banyak negara industri, seperti negara-negara
berpeng hasilan tinggi dan negara-negara berkembang pesat di Asia Timur, di
mana laki-laki dan perempuan terlibat dalam dunia kerja. Di Inggris dan
Amerika Serikat, dua dari setiap tiga keluarga berpenghasilan ganda
(UNICEF, 2007). Sekitar 60 persen wanita yang memiliki anak usia balita di
Inggris dan AS adalah seorang ibu yang bekerja (Widodo Judarwanto, 2010).
Di indonesia lebih kurang 34 juta penduduk berumur di atas 15 tahun dan
berjenis kelamin perempuan adalah seorang pekerja (Statistik Indonesia,
2005).
Permasalahan umum yang dihadapi oleh keluarga modern adalah saat
ibu bekerja. Saat ibu bekerja, pasti akan mengurangi kualitas dalam pola
pengasuhan anak khususnya dalam memonitor tumbuh anak. Anak-anak
dengan ibu yang bekerja akan kurang diberikan perhatian dan cenderung lebih
sering menghabiskan waktu di sekolah atau tempat les, menonton televisi
lebih dari dua jam sehari, dan tidak terkontrol dalam hal asupan makanan.
Mereka pun lebih sedikit mengkonsumsi buah dan sayuran sebagai salah satu
sumber vitamin yang menyehatkan tubuh (Widodo Judarwanto, 2010).
Meskipun saat ini model baru dalam pendapatan rumah tangga terus berakar,
pada wanita umumnya masih diharapkan untuk mengambil sebagian besar
pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak (UNICEF, 2007).
Menurut hasil UNICEF-WHO-The World Bank joint child
malnutrition estimates 2012, diperkirakan 165 juta anak usia dibawah lima
tahun diseluruh dunia mengalami gizi buruk, mengalami penurunan
dibandingkan dengan sebanyak 253 juta tahun 1990. Tingkat prevalensi
tinggi di kalangan anak di bawah usia lima tahun terdapat di Afrika (36%)
dan Asia (27%), dan sering belum diakui sebagai masalah kesehatan
masyarakat. Malnutrisi pada anak balita yang terjadi di negara-negara
berkembang seperti di Indonesia, merupakan masalah utama dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia, salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang sedang hadapi saat ini adalah beban ganda
masalah gizi, gizi kurang dan gizi lebih (obesitas). berdasarkan hasil
Riskesdas 2010 prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia angkanya
sebesar 17,9 persen. Angka ini menunjukkan penurunan sejak 1990 lalu
sebesar 31,0 persen. Meski demikian, di Indonesia masih akan ditemui sekitar
3,7 juta balita mengalami kekurangan gizi, ditambah lagi dengan anak-anak
yang tergolong pendek yang angkanya sebesar 35,7 persen. Pemerintah dalam
rencana pembangunan nasional telah menetapkan tiga strategi dasar
perbaikan gizi masyarakat, yaitu menekankan upaya pemberdayaan dan
pendidikan gizi. Mendorong meningkatkan mutu konsumsi pangan baik
melalui pendekatan penganekaragaman pangan maupun melalui pendekatan
2
fortifikasi pangan dan suplementasi gizi. Serta meningkatkan cakupan mutu
pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2011).
Status gizi masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat Versi Rumah
Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB 2012, Jumlah penderita gizi buruk yang
meninggal dunia selama tahun 2008 mencapai 45 orang dari total penderita
sebanyak 1.207 orang, sebanyak 466 kasus di antaranya merupakan kasus
klinis dan 471 kasus non-klinis. Dengan demikian, kasus gizi buruk di 2012
di wilayah NTB relatif sedikit jika dibandingkan dengan kasus 2008 dan 2009
Bahkan cenderung menurun (DINKES NTB,2012).
Kasus gizi buruk pada tahun 2009 di Kota Mataram sejumlah 0,10%,
pada tahun 2010 sejumlah 0,15%, dan pada tahun 2011 sejumlah 0,17
(PATTIRO,2013). Berdasarkan survei awal peneliti di Puskesmas
Cakranegara didapatkan jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas
Cakaranegara Pada tahun 2012 sejumlah 4425 balita. Sedangankan status
gizi balita tahun 2012 berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur atau
BB/U di Puskesman Cakranegara yang mengalami gizi lebih 1,09%, baik
83,80%, kurang 13,81% dan yang mengalami gizi buruk 1.36%.
Hasil penelitian (Efrianna,2003) , menunjukkan bahwa pada anak
balita ibu bekerja yang termasuk kategori baik 82,76 %,kategori kurang 17,24
%.yang termasuk kategori kurang 17,25 % dan 31,58 % pada ibu tidak
bekerja, Tidak terdapat hubungan antara status ibu bekerja atau ibu tidak
bekerja dengan status gizi anak balita. Menurut (Riyanto,2000) menunjukan
bahwa kecukupan gizi sampel dari ibu bekerja yang termasuk kategori lebih,
3
cukup dan kurang 67.8%, 29% dan 3,2%. sedangkan tingkat kecukupan gizi
sampel dari ibu tidak bekerja lebih, cukup dan kurang masing-masing 47,2%,
47,2% dan 5,5%, Sehingga tidak terdapat hubungan antara status ibu bekerja
atau ibu tidak bekerja dengan status gizi anak balita. Dari uraian di atas yang
melatar belakangi penetiliti untuk meneliti hubungan antara status ibu bekerja
atau ibu tidak bekerja dengan status gizi balita di Kelurahan Turida
Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “ Adakah hubungan antara status ibu bekerja
atau ibu tidak bekerja dengan status gizi balita di Kelurahan Turida
Kecamatan Sandubaya Kota Mataram?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan status ibu bekerja atau ibu tidak bekerja dengan
status gizi balita di Kelurahan Turida Kecamatan Sandubaya wilayah
kerja Puskesmas Cakranegara Kota Mataram.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Sebagai syarat meraih gelar sarjana strata satu (S1) pada
Fakultas kedokteran Universitas islam Al-Azhar.
1.3.2.2. Mengidentifikasi status gizi balita di Kelurahan Turida
Kecamatan Sandubaya wilayah kerja Puskesmas Cakranegara
Kota Mataram.
4
1.3.2.4. Mengetahui hubungan lama berkerja dengan status gizi balita
di Kelurahan Turida Kecamatan Sandubaya wilayah kerja
Puskesmas Cakranegara Kota Mataram.
1.3.2.5. Menganalisa hubungan antara status ibu bekerja atau ibu tidak
bekerja dengan status gizi balita di Kelurahan Turida
Kecamatan Sandubaya wilayah kerja Puskesmas
Cakranegara Kota Mataram.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukkan kepada para
ibu, baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja di Kelurahan
Turida Kecamatan Sandubaya Kota Mataram, agar lebih
memperhatikan kebutuhan gizi anak mereka sehingga tercapai status
gizi anak baik.
1.4.2. Bagi Fakultas
1.4.2.1. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan bagi peserta didik.
1.4.2.2. Mendapat umpan balik sebagai hasil pengintegerasian
peneliti dalam proses pembangunan.
1.4.3. Bagi Peneliti
Bagi penelitian - penelitian berikutnya yang menggunakan dasar
penelitian yang sama, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi yang bermakna.
5