BAB I dst jadi euy

78
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan optimal. Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan usaha kesehatan pengembangan. Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas secara efektif dan efisien. Manajemen puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pertanggung jawaban. Seluruh kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan. Menurut Kemenkes No 128 tahun 2004 terdapat 7 masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program Puskesmas untuk mencapai target program, diantaranya sistem manajemen puskesmas yang diselenggarakan melalui mekanisme perencanaan mikro (microplanning) yang kemudian menjadi perencanaan tingkat puskesmas, penggerakan pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan melalui mekanisme loka karya mini (mini workshop) serta pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui mekanisme stratifikasi puskesmas yang menjadi penilaian kinerja puskesmas, dengan berlakunya prinsip otonomi yang perlu

Transcript of BAB I dst jadi euy

Page 1: BAB I dst jadi euy

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas

berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan

optimal. Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari upaya kesehatan

wajib dan usaha kesehatan pengembangan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus

melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan

yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas secara efektif

dan efisien. Manajemen puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,

pengawasan dan pertanggung jawaban. Seluruh kegiatan di atas merupakan satu kesatuan

yang saling terkait dan berkesinambungan.

Menurut Kemenkes No 128 tahun 2004 terdapat 7 masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan program Puskesmas untuk mencapai target program, diantaranya sistem

manajemen puskesmas yang diselenggarakan melalui mekanisme perencanaan mikro

(microplanning) yang kemudian menjadi perencanaan tingkat puskesmas, penggerakan

pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan melalui mekanisme loka karya mini (mini

workshop) serta pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) yang diselenggarakan

melalui mekanisme stratifikasi puskesmas yang menjadi penilaian kinerja puskesmas,

dengan berlakunya prinsip otonomi yang perlu disesuaikan. Masalah lainnya yaitu kegiatan

yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan kesehatan

masyarakat setempat. Selama ini semua puskesmas dimanapun berada menyelenggarakan

upaya kesehatan yang sama.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana peran serta setiap bagian dalam struktur organisasi di Puskesmas

Tulang Bawang I?

1.2.2 Bagaimana penerapan sistem manajemen Puskesmas Tulang Bawang I?

Page 2: BAB I dst jadi euy

2

1.3 TUJUAN

1.3.1 TUJUAN UMUM

a. Untuk meningkatkan kemapuan manajemen di Puskesmas Tulang Bawang I dalam

melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pertanggung

jawaban berdasarkan fungsi dan azas pelaksanaannya.

b. Untuk meningkatkan mutu kualitas pelayanan Puskesmas Tulang Bawang I

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

a. Mengetahui peran serta setiap bagian dalam struktur organisasi di Puskesmas Tulang

Bawang I

b. Mengetahui penerapan sistem manajemen Puskesmas Tulang Bawang I

1.4 MANFAAT

1.4.1 Meningkatkan kemapuan manajemen di Puskesmas Tulang Bawang I dalam

melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan

pertanggung jawaban berdasarkan fungsi dan azas pelaksanaannya.

1.4.2 Meningkatkan mutu kualitas Puskesmas Tulang Bawang I

Page 3: BAB I dst jadi euy

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR PUSKESMAS

2.1.1 Pengertian

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

a. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),

puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung

tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

b. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

c. Penanggungjawab Penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan

kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan

kemampuannya.

d. Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi

apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka tanggungjawab

wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep

wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara

operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.1.2 Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas menurut

Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.

Page 4: BAB I dst jadi euy

4

2.1.3 Misi

Untuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan ditempuh melalui

misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,

termasuk swasta dan masyarakat madani.

b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang

paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.

d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

2.1.4 Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah

terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam

rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

2.1.5 Fungsi

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping

itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk

pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif

dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut

menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

Page 5: BAB I dst jadi euy

5

c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:

1) Pelayanan kesehatan perorangan.

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk

puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai

program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2 KEDUDUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA

2.2.1 Kedudukan

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem

Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:

a. Sistem Kesehatan Nasional

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana

pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya

kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai

Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah

kerjanya.

Page 6: BAB I dst jadi euy

6

c. Sistem Pemerintah Daerah

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai

Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit

struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan

strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek

dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.

Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama

ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk

upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti posyandu, polindes,

pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan

kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.

2.2.2 Organisasi

a. Struktur Organisasi

Page 7: BAB I dst jadi euy

7

PJ APOTIK

Santi KU, A.Md.Keb

BIDAN DESADWT Jaya

Rika Syanti S, S.ST

PUSKESMASPEMBANTU

Purwanti, Amd.Kep

Warga Indah JayaWayan Z, A.Md.Keb

Tri Mulya JayaSilki Maisah, A.Md.Keb

Tunggal WargaSevi RP, A.Md.Keb

BIDAN DESATri Darma Wira JayaHernawati, A.Md.Keb

Moris JayaDevi D LP, A.Md.Keb

Banjar DewaSuwarni, A.Md.Keb

KOOR.UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Sanusi, A.Md.Kep

BIDAN DESA BIDAN DESA BIDAN DESA

Tri Tunggal JayaMasriyana, A.Md.Keb

BIDAN DESATri Mukti JayaSusi Arlina, S.ST

Banjar AgungBIDAN DESA

Warga Makmur JayaEria U, A.Md.Keb Dewi Astuti, A.Md.Keb

Dian Supatma P, A.Md.KL

Rosleli Brt, SKM Suhanto, SH

PJ KESEHATAN JIWASuhanto, SH

BIDAN DESA

BIDAN DESA BIDAN DESA

KOOR.UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

Eddy Saryadi, A.Md.Kep

BIDAN DESA

PJ PENYAKIT TIDAK MENULARRachmansyah Adi Daya Iskandar, A.Md.Kep

PJ KESEHATAN OLAHRAGAMada Tigor

PJ P.A.LI Komang Tirtayasa, A.Md.Kep

PJ P2M

PJ KESEHATAN USIA LANJUTRosleli Brt, SKM Dian Supatma P, A.Md.KL Sanusi, A.Md.Kep

PJ BINA KES. TRADISIONALSuradi, S.Kep

PJ GIZI MASYARAKAT PJ KLINIK SANITASI

PJ KESEHATAN JIWARetno Hadiyati, S.ST

PJ KLINIK GIGI & MULUTDian Supatma P, A.Md.KL Retno Hadiyati, S.ST Drg. Kusyanti

PJ USAHA KES. SEKOLAH

Utari Pitarini, A.Md.KG

PJ KESLING PJ KLINIK KES. IBU & ANAK

STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS TULANG BAWANG 1

Suradi, S.Kep

PENGEMBANGAN

PJ PROMOSI KESEHATAN KOOR. BALAI PENGOBATAN KOOR. INSTALASI RAWAT INAPDrg. Kusyanti

PENGEMBANGAN

PJ USAHA KES. GIGI SEKOLAH

WAJIB WAJIB

Arif Budiman,SKM,MM Eddy Saryadi, A.Md.Kep

BENDAHARA

BENDAHARA BOK : Yuniarti, SEBENDAHARA JKN : Sri Lestari, SEBENDAHARA RUTIN : Sulyuwati, SEBENDAHARA PERAWATAN : Suhartini, Amd.Kep

KEPALA TATA USAHAAchmad Reza Alkaunin

A. Reza Alkaunin

Hi. Arnan Jaya, SKM

KEPALA PUSKESMAS

ADMINISTRASI REKAM MEDISLulung Abdul Halim Rilo Sayekti,SKM

PENDAFTARAN

Ida M, A.Md.Kep

PJ ISPA PJ PENYAKIT TIDAK MENULAR

Adi Daya Iskandar, A.Md.Kep

PJ LABORATORIUM

Dedek Sulaiman, S.ST

Sanusi, A.Md.Kep

PJ FARMAKMIN

PJ K3

Eddy Saryadi, A.Md.Kep

PJ KESEHATAN USIA LANJUT

Fernando Manefo H, A.Md.Kep

SATGAS

PJ GUDANG OBAT

Titik Setianingsih, A.Md.Kep

PJ KES. IBU & ANAK PJ KLINIK GIZI

PJ APOTIK

Santi KU, A.Md.Keb

Derri M, A.Md.Kep

Merry CA, A.Md.Kep

PJ GHTR

Yuniarti, SE

PJ KES. REPRODUKSI

Neli Afrida, A.Md.Kep

PJ DBD HIV/AIDSRama AS, A.Md.Kep

PJ TB & KUSTA

Dedek S, S.ST

PJ DIARE

PJ IMUNISASI

Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Tulang Bawang 1

Page 8: BAB I dst jadi euy

8

Keterangan :KESLING : Kesehatan LingkunganP2M : Pemberatasan Penyakit MenularGHTR : Gigitan Hewan Tersangka RabiesFARMAKMIN : Farmasi, Makanan dan MinumanK3 : Kesehatan dan Keselamatan KerjaP.A.L : Practical Approach Lung HealthSATGAS : Satuan Tugas

b. Kriteria Personalia

Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan

dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk Kepala

Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan

yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.

c. Eselon Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan di tingkat

kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya peran Kepala

Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan,

maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III-B. Dalam keadaan tidak

tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan eselon III-B, ditunjuk

pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana

di bidang kesehatan kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup bidang

kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

2.2.3 Tata Kerja

a. Dengan Kantor Kecamatan

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor

kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan.

Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan

dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber

daya masyarakat oleh puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula

kegiatan fasilitasi.

b. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas bertanggungjawab kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Page 9: BAB I dst jadi euy

9

bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis

kepada puskesmas.

c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga

masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan

rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai Pembina

upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan

teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.

d. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanan

kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut

diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti

rumah sakit (kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (balai

pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja

masyarakat, balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat,

balai kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat,

jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan

masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai kesehatan masyarakat.

Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang

menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

e. Dengan Lintas Sektor

Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah

menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil yang optimal,

penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan

dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu

pihak, penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat

dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang

diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap

kesehatan.

f. Dengan Masyarakat

Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan

Page 10: BAB I dst jadi euy

10

subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan

Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti

tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha.

BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan

pembangunan kesehatan.

2.3 UPAYA DAN AZAS PENYELENGGARAAN

2.3.1 Upaya

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni

terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggungjawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang

keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:

a. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan

wajib tersebut adalah:

1) Upaya Promosi Kesehatan

2) Upaya Kesehatan Lingkungan

3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

4) Upaya Perbaikan Gizi

5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6) Upaya Pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih

dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:

1) Upaya Kesehatan Sekolah

2) Upaya Kesehatan Olah Raga

3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4) Upaya Kesehatan Kerja

5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Page 11: BAB I dst jadi euy

11

6) Upaya Kesehatan Jiwa

7) Upaya Kesehatan Mata

8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya

pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan

pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang, baik upaya

kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan

kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat

dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,

yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan

kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka

mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari

BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib

puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan

mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan

puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam keadaan

tertentu, upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai

penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap.

Untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam

pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan

prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan

masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini, apabila ada

kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut,

baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medik

Page 12: BAB I dst jadi euy

12

spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada

masyarakat yang membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di

puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmas yang

diatur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik

spesialistik dan memiliki tenaga medis spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap

sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayaan kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

2.3.2 Azas penyelenggaraan

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan

puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya

adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam

menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya

kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:

a. Azas pertanggungjawaban wilayah

Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah pertanggungjawaban

wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus

melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:

1) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan, sehingga

berwawasan kesehatan

2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat

di wilayah kerjanya

3) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya

4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas pembantu,

puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung

puskesmas lainnya (outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari

pelaksanaan azas pertanggungjawaban wilayah.

Page 13: BAB I dst jadi euy

13

b. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan

masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk

ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukkan Badan

Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:

1) Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

2) Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (POD)

3) Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

4) Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid,

Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

5) Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan

Kesehatan Lingkungan (DPKL)

6) Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda

7) Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

8) Upaya kesehatan jiwa: posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat

(TPKJM)

9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA),

Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)

10) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, Tabungan Ibu

Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan

c. Azas Keterpaduan

Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk

mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal,

penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika

mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu

diperhatikan, yakni:

1) Keterpaduan Lintas Program

Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan

berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas. Contoh

keterpaduan lintas program antara lain:

a) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, gizi,

promosi kesehatan, pengobatan

Page 14: BAB I dst jadi euy

14

b) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan

promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja

dan kesehatan jiwa

c) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi

kesehatan, kesehatan gigi

d) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan jiwa, promosi

kesehatan

2) Keterpaduan Lintas Sektor

Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan

upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program

dari sector terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan

dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:

a) Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama

b) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian

c) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB

d) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK,

PLKB

e) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan

dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi

kemasyarakatan

f) Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.

d. Azas Rujukan

Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas

terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai

permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai

masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka

penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus

ditopang oleh azas rujukan.

Page 15: BAB I dst jadi euy

15

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit

atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal

dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan

lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang

sama.

Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada

dua macam rujukan yang dikenal, yakni:

1) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu,

maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang

lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap

yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:

a) Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (biasanya

operasi) dan lain-lain.

b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang

lebih lengkap.

c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas dan ataupun

menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.

2) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah

kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan

bencana.

Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu

puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan

pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi

kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi

masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:

a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,

bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.

Page 16: BAB I dst jadi euy

16

b) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan kejadian

luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan

gangguan kesehatan karena bencana alam.

c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah kesehatan

masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat

dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Upaya

Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan

contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan

operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

2.4 MANAJEMEN PUSKESMAS

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas, perlu ditunjang oleh

manajemen puskesmas yag baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan

yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif

dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk

fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen pusksesmas yang dikenal yakni

Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan Pertanggungjawaban.

Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan

berkesinambungan.

2.4.1 Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja pusksesmas. Rencana tahunan puskesmas

dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua,

rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

a. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas, yakni

Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga

Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Menular serta Pengobatan. Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan

puskesmas adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Usulan Kegiatan

Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan

kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional

Page 17: BAB I dst jadi euy

17

maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi

yang tersedia di puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart)

yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu,

lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.

Contoh Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK)

No Upaya Puskesmas

Kegiatan Tujuan Sasaran Target

Waktu Volume Kegiatan

Lokasi Perkiraan Biaya

Hasil yang diharapkan

Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas

yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota dengan

mengikut sertakan BPP serta dikoordinasikan dengan camat.

2) Mengajukan Usulan Kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan

kegiatan tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan

pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan harus

dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana, dan operasional

puskesmas beserta pembiayaannya.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana

pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

(Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang

dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).

Contoh Gantt Chart Rencana Pelaksanaan (POA)

Upaya kesehatan ……………………

No Kegiatan Sasara

n

Target Volume

Kegiatan

Rincian

Pelaksanaan

Lokasi

Pelaksanaan

Tenaga

Pelaksana

Jadwal Kebutuhan

Pelaksanaan

Page 18: BAB I dst jadi euy

18

Contoh pemetaan wilayah upaya kesehatan puskesmas (mapping)

b. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok

puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya

laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan dan

pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan upaya penunjang

yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya puskesmas. Langkah-langkah

perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas

mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya kesehatan

pengembangan yang akan diselenggarakan oleh puskesmas. Identifikasi ini

dilakukan berdasarkan ada/tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap

upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila puskesmas memiliki kemampuan,

identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data

secara langsung di lapangan (Survei Mawas Diri).

Survei Mawas Diri merupakan Kegiatan pengumpulan data untuk mengenali

keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi

masalah tersebut. Tahapan pelaksanaan:

a) Pengumpulan data cepat berupa data primer yakni yang dikumpulkan langsung

dari sumber data atau data sekunder yakni yang berasal dari catatan yang ada.

b) Pengolahan data

Page 19: BAB I dst jadi euy

19

c) Penyajian data berupa data masalah dan potensi

Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut

tidak dimiliki oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok

(Delbecq Technique) oleh petugas puskesmas dengan mengikut sertakan Badan

Penyantun Puskesmas.

Delbecq Technique adalah Perumusan masalah dan identifikasi potensi

melalui kesepakatan sekelompok orang yang memahami masalah tersebut. Tahapan

pelaksanaan:

a) Pembentukan tim.

b) Menyusun daftar masalah

c) Menetapkan kriteria penilaian masalah

d) Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan criteria penilaian dilengkapi

dengan uraian tentang potensi yang dimiliki.

Di samping itu identifikasi upaya kesehayan pengembangan dapat pula

memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya

kesehatan puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri sesuai

dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan puskesmas.

2) Menyusun Usulan Kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan o2leh puskesmas adalah menyusun usulan

kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan sasaran, besaran kegiatan (volume),

waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.

Rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks (Gantt

Chart). Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan

melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.

3) Mengajukan Usulan Kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah mengajukan usulan

kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk pembiayaannya. Usulan

kegiatan tersebut dapat pula diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak-

pihak lain. Apabila dilakukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus dilengkapi

dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya

upaya pengembangan tersebut.

Page 20: BAB I dst jadi euy

20

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Langkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana

pelaksanaan yang telah disetujui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau

penyandang dana lain (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk

matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).

Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terpadu dengan

penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib.

2.4.2 Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana tahunan

upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalam

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Langkah-langkah pelaksanaan

dan pengendalian adalah sebagai berikut:

a. Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas, perlu dilakukan

pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama,

pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk

setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dengan perkataan lain,

dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dan seluruh wilayah kerja kepada

seluruh petugas puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.

Penentuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim

pada awal tahun kegiatan.

Contoh Gantt Chart Pembagian Beban Tugas dan Wilayah Kerja

No Nama petugas Upaya kegiatan Sasaran Target Jadwal kerja Lokasi kegiatan

Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas

sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan :

1) Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua sektor terkait,

misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu

menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.

Page 21: BAB I dst jadi euy

21

2) Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar berbagai sektor

terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor

kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.

Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan:

a) Secara langsung yakni antar sektor-sektor terkait

b) Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi

kecamatan

b. Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah

menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan

para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan

menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan

sebagai berikut:

1) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun, terutama yang menyangkut

jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para

penanggungjawab dan pelaksana.

2) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk setiap petugas sesuai dengan rencana

pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan puskesmas harus terbagi habis dan

merata kepada seluruh petugas.

3) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada

waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas harus diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

a) Azas penyelenggaraan puskesmas

Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan keempat azas

penyelenggaraan puskesmas yakni azas pertanggungjawaban wilayah, azas

pemberdayaan masyarakat, azas keterpaduan dan azas rujukan.

b) Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas.

Pada saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai standar dan pedoman

pelayanan puskesmas sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan puskesmas yang

harus diperhatikan pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas.

Standar dan pedoman tersebut adalah:

a) Standar dan pedoman bangunan puskesmas

b) Standar dan pedoman peralatan puskesmas

Page 22: BAB I dst jadi euy

22

c) Standar manajemen peralatan puskesmas

d) Standar dan pedoman ketenagaan puskesmas

e) Pedoman pengobatan rasional puskesmas

f) Standar manajemen obat puskesmas

g) Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya kesehatan perorangan

dan upaya kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmas

h) Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

i) Pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan puskesmas

4) Kendali Mutu

Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali

mutu. Prinsip program kendali mutu adalah kepatuhan terhadap berbagai standar

dan pedoman pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan pemakai jasa

pelayanan. Kendali Mutu merupakan upaya yang dilaksanakan secara

berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah

dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,

menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan

kemampuan yang tersedia serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran

tindaklanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan. Prinsip kendali mutu

adalah mengikuti siklus pemecahan masalah (problem solving cycle), dilaksanakan

melalui kerjasama tim (team based), sesuai sumber daya yang tersedia (resource

based).

5) Kendali Biaya

Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali

biaya. Prinsip program kendali biaya adalah kepatuhan terhadap berbagai standar

dan pedoman pelayanan serta etika profesi, yang terjangkau oleh pemakai jasa

pelayanan. Kendali biaya merupakan upaya yang dilaksanakan secara

berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan kebijakan

dan tatacara penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta

memantau pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh masyarakat. Tahapan

pelaksanaan:

a) Menetapkan upaya kesehatan yang diselenggarakan lengkap dengan rincian

pembiayaannya.

b) Menjabarkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan (standar, pedoman, dan

nilai etika) yang mendukung

Page 23: BAB I dst jadi euy

23

c) Melaksanakan upaya kesehatan yang sesuai dengan kebijakan dan tatacara

penyelenggaraan

d) Menampung dan menyelesaikan keluhan masyarakat yang terkait dengan

masalah biaya

e) Menyempurnakan penyelenggaraan upaya kesehatan dengan memperhatikan

keluhan biaya dari masyarakat.

c. Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang

dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Melakukan analisis penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, yang

dibedakan atas dua hal, yaitu analisis internal, yakni telaahan bulanan terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai puskesmas, dibandingkan dengan

rencana dan standar pelayanan. Data yang dipergunakan diambil dari Sistem

Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang berlaku. SIMPUS merupakan suatu

tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan

keputusan dalam melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran

kegiatannya. Sumber informasi yang didapat dari :

a) SP2TP

- Catatan: kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register

- Laporan: bulanan, tahunan dan KLB.

b) Survei lapangan

c) Lapoaran lintas sector

d) Laporan sarana kesehatan swasta

Kesimpulan dirumuskan dalam dua bentuk. Pertama, kinerja puskesmas

yang terdiri dari cakupan (coverage), mutu (quality) dan biaya (cost). Kedua,

masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan

puskesmas. Telaahan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan

puskesmas.

2) Analisis eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain terkait yang ada di

wilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini

Triwulan puskesmas secara lintas sektor.

Page 24: BAB I dst jadi euy

24

2.4.3 Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan danpertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan

peraturan perundangan-undangan serta kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggaranya

pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Pengawasan

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan

eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.

Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota

serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administratif,

keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya

penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan-undangan

maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

b. Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat laporan

pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan

dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut

disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait

lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi

penggantian kepala puskesmas, maka kepala puskesmas yang lama diwajibkan

membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.

2.4.4 Pembiayaan

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya

pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas, yakni:

a. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari

pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu puskesmas

masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni :

1) Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,

pengadaan peralatan serta pengadaan obat.

Page 25: BAB I dst jadi euy

25

2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan

peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah

kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota. Puskesmas

diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan

diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan

gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung olen Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota.

Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima puskesmas adalah

kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang

keuangan puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan

kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Pendapatan puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban

membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya

ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada

beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari

penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni:

1) Seluruhnya disetor ke Kas Daerah

Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor langsung seluruh dana retribusi yang

diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2) Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas

Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari

dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang

lazimnya berkisar antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima.

Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional

puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala dipertanggungjawabkan oleh

puskesmas ke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Page 26: BAB I dst jadi euy

26

3) Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas

Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh

dana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk

membiayai kegiatan operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan

model pemanfaatan dana seperti ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini

sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah menjadi

puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak mungkin sepenuhnya

menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni untuk

membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab

pemerintah.

Page 27: BAB I dst jadi euy

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada mini project ini adalah metode deskriptif

analitik. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

objektif. Menurut Sukmadinata, N. S, (2011), penelitian deskriptif ditujukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena yang ada. Fenomena yang

dijelaskan bertujuan untuk menggambarkan karakteristik individual, situasi dan kelompok

tertentu secara akurat.

Pada Mini project ini yang memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu Puskesmas

Tulang Bawang I maka diharapkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang

memiliki dampak terhadap peningkatan mutu puskesmas tersebut. Maka penelitian ini

dilakukan secara deskriptif analitik yang berorientasi pemecahan masalah.

3.2 POPULASI

Populasi dalam penelitian ini adalah semua elemen yang berada di Puskesmas

Tulang Bawang I yaitu seluruh pegawai di Puskesmas Tulang Bawang I yang berjumlah 71

orang.

3.3 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Waktu penelitian : Oktober 2014 - Januari 2015

Tempat penelitian : Puskesmas Tulang Bawang I

3.4 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Penilaian Kinerja Puskesmas Tulang Bawang I tahun 2014

3.4.2 Perencanaan Tingkat Puskesmas Tulang Bawang I tahun 2014

3.4.3 Plan of Action

3.4.4 Laporan Bulanan

3.4.5 Laporan Register Kunjungan Pasien ke Puskesmas Tulang Bawang I tahun 2014

3.4.6 Sistem Manajemen di tempat lain

Page 28: BAB I dst jadi euy

Identifikasi dan perumusan masalah

Tinjauan pustaka dan hipotesis

Upaya Pemecahan Masalah

Observasi

Data

Hasil Pemecahan Masalah

Analisis data dan pembahasan

Masalah di puskesmas

Kuesioner Dokumentasi

Penentuan metode penelitian

Kesimpulan dan saran

Pengumpulan Data

28

3.5 ALUR KEGIATAN

Page 29: BAB I dst jadi euy

29

BAB IV

PROFIL PUSKESMAS

4.1 PROFIL KOMUNITAS UMUM

Seluruh penduduk yang berada di wilayah Kecamatan Banjar Agung berjumlah

35.650 jiwa. Wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang 1 meliputi 11 (sebelas) kampung,

dan kampung yang paling padat penduduknya adalah Kampung DWT Jaya dengan

jumlah penduduk sebanyak 8.335 jiwa. (PKP PKM TB 1 2014 & Laporan Data

Kependudukan Kec. Banjar Agung Th 2012-2014).

4.2 DATA GEOGRAFIS

Puskesmas Tulang Bawang I terletak dikampung Tunggal Warga Kecamatan Banjar

Agung dengan jarak ± 27 km dari ibu kota Kabupaten Tulang Bawang yaitu Menggala. Luas

wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang 1adalah ± 9.772 Ha dengan batas :

a. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kibang Budi Jaya

b. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Gedung Aji Lama

c. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Penawarjaya

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Banjar Baru

Wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang I sebagian besar berupa dataran rendah

yang meliputi areal pemukiman dan daerah transit yang padat dan sibuk karena merupakan

jalur strategis antar kabupaten dan antar propinsi, perkebunan dan perladangan milik

penduduk dan sebagian kecil milik perusahaan, meliputi 11 desa (kriteria biasa) yaitu :

1. Banjar Agung

2. Banjar Dewa

3. Tunggal Warga

4. Warga Makmur Jaya

5. Warga Indah Jaya

6. Dwi Warga Tunggal Jaya

7. Tri Tunggal Jaya

8. Moris Jaya

9. Tri Mukti Jaya

10. Tri Darma Wira Jaya

11. Tri Mulya Jaya

Page 30: BAB I dst jadi euy

30

4.3 DATA DEMOGRAFIK

Keadaan Puskesmas Tulang Bawang I sebagian besar dataran yang merupakan

perkebunan dan peladangan.

Tabel 1Data Jumlah Penduduk Per Desa Kec. Banjar Agung Tahun 2012 - 2014

No Desa 2012 2013 20141 Tunggal Warga 4711 4776 4830 2 Warga Makmur Jaya 2385 2675 2703 3 Warga Indah Jaya 716 1202 775 4 DWT Jaya 8027 8259 8335 5 Tri Tunggal Jaya 4378 5400 5434 6 Banjar Agung 2969 3239 33027 Banjar Dewa 2450 2484 2535 8 Moris Jaya 3916 3256 3302 9 Tri Mukti Jaya 1014 1056 1110

10 Tri Darma Wira Jaya 1689 1979 2024 11 Tri Mulya Jaya 1238 1243 1300

JUMLAH 33.493 jiwa 35.569 jiwa 35.650 jiwaSumber : PKP PKM TB 1 2014 & Laporan Data Kependudukan Kec. Banjar Agung Th 2012-2014

Grafik 1Persebaran Penduduk per Desa Wilayah Kerja Puskesmas Tulang Bawang I Tahun 2014

48302703

775

83355434

3302

2535

33021110 2024 1300 Tunggal Warga

Warga Makmur Jaya

Warga Indah Jaya

DWT Jaya

Tri Tunggal Jaya

Banjar Agung

Banjar Dewa

Moris Jaya

Tri Mukti Jaya

Tri Darma WJ

Tri Mulya Jaya

Page 31: BAB I dst jadi euy

31

Tunggal Warga

Warga Makmur

Jaya

Warga Indah Jaya

DWT Jaya

Tri Tunggal

Jaya

Banjar Agung

Banjar Dewa

Moris Jaya

Tri Mukti Jaya

Tri Darma Wira Jaya

Tri Mulya Jaya

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Grafik 2.PERBANDINGAN JUMLAH PENDUDUK KEC.BANJAR AGUNG PER TAHUN

201220132014

Jum

lah

jiw

a

Tabel 2Jarak dan Waktu Tempuh ke Desa dari Puskesmas Tulang Bawang 1

No DesaLuas

Wilayah(Hektar)

Jarak Tempuh

(Kilometer)

Waktu Tempuh (menit)

Alat Transportasi

Roda 2 Roda 4

1 Banjar Agung 484 5 12 √ √2 Banjar Dewa 467 8 20 √ √3 Tunggal Warga 757 3 7 √ √4 Warga Makmur

Jaya763 5 12 √ √

5 Warga Indah Jaya 759 8 20 √ √6 DWT Jaya 753 4 10 √ √7 Tri Tunggal Jaya 1.219 7 17 √ √8 Moris Jaya 1.450 10 25 √ √9 Tri Mukti Jaya 851 12 30 √ √

10 Tri Darma Wirajaya

754 14 35 √ √

11 Tri Mulya Jaya 751 16 40 √ √9.772

Sumber : Persetujuan Jarak Tempuh PKM Tulang Bawang 1 dengan Kec. Banjar Agung 2013

Melihat tabel 1 dan grafik 2 di atas maka dapat dilihat perbandingan jumlah

penduduk Kecamatan Banjar Agung tahun 2012 s/d 2014. Terjadi perubahan jumlah

penduduk, dengan kenaikan ± 15 % pada tahun 2013 dan kenaikan ± 9 % pada tahun 2014.

Prosentase ini termasuk kategori besar karena Kecamatan banjar Agung adalah daerah semi

urban dan pusat perekenomian bagi Kabupaten Tulang Bawang.

Dari Tabel 2 terlihat bahwa dengan luas wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang 1

9.772 Ha, jarak desa terjauh dari Puskesmas Tulang Bawang 1 ± 16 km dengan jarak

Page 32: BAB I dst jadi euy

32

tempuh ± 40 menit, dengan kondisi berupa dataran rendah, melewati banyak daerah

perkebunan rakyat, dan sebagian kecil jalan yang dilalui berupa jalan batu kasar

(onderlaag).

4.4 SUMBER DAYA KESEHATAN PUSKESMAS TULANG BAWANG 1

Tenaga medis dan non medis di Puskesmas Tulang Bawang 1 sampai dengan akhir

tahun 2014 berjumlah 75 orang.

Tabel . Data Ketenagaan PKM Tulang Bawang 1 th 2014

NO JENIS PENDIDIKAN JENJANGJUMLAH

KETERANGANPNS PTT PHL TKS

1 Sarjana Strata 1 Dokter 2            Dokter Gigi 1            Apoteker 1            SKM 4     1      S.Keperawatan 1            S.Nurse              S. ST  4            Umum 3        2 Diploma III AKPER 13   2 4      AKBID 7 7   9      AKPAR              AKZI              APK              AKL 1      1      AKPRO              AAK 1            AKG 1   1        Umum              Rekam Medik              ATEM          3 Diploma 1 Bidan 1            SPPH              SPPM              SPAG 1            SMAK              SPRG 1             SPK 3            PEKES  1            SMA+              Farmasi          4 Umum SMA        1      SMK       1    SMP+        1      SD        1    JUMLAH 46 7 3 19

Sumber : Database Kepegawaian PKM Tulang Bawang 1 tahun 2014

Page 33: BAB I dst jadi euy

33

4.5 SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS TULANG

BAWANG 1

4.5.1 Keadaan Fasilitas Kesehatan

Tabel Data Faskes/Penunjang di Wilayah Kerja PKM Tulang Bawang 1

Tahun 2014No Fasilitas Kesehatan/Penunjang Jumlah1 Puskesmas Induk 12 Puskesmas Pembantu 13 Gudang Obat 14 Laboratorium sederhana 15 Poskesdes 116 Rumah Bersalin 17 Klinik 28 Praktek dokter swasta 49 Apotek 10

10 Rumah Sakit swasta -11 Mobil Ambulans 1

Sumber : Laporan SP2TP PKM TB 1 th 2014

4.5.2 Keadaan Upaya Kesehatan Berbasis MasyarakatTabel

UKBM di Wilayah Kerja PKM Tulang Bawang 1 Tahun 2014No Jenis UKBM Jumlah1 KPKIA 152 Posyandu Balita 153 PSI 114 BKB 15 Posyandu Usila 116 TOGA 127 Desa P4K 118 Posbindu 29 Kelas Ibu Hamil 11

Sumber : Laporan SP2TP PKM TB 1 th 2014

Tabel Posyandu Balita di Wilayah Kerja PKM Tulang Bawang 1 Tahun 2014

No Desa Jumlah1 Banjar Agung 22 DWT Jaya 33 Tunggal Warga 14 Moris Jaya 15 Tri Darma Wira Jaya 16 Banjar Dewa 17 Warga Makmur 18 Warga Indah Jaya 19 Tri Tunggal Jaya 2

10 Tri Mulya Jaya 111 Tri Mukti Jaya 1

JUMLAH 15Sumber : Laporan LB3 KIA PKM TB 1 th 2014

Page 34: BAB I dst jadi euy

34

4.5.3 Keadaan Peralatan KesehatanTabel . Data Keadaan Peralatan Kesehatan PKM Tulang Bawang 1 Tahun 2014

NO NAMA ALAT SATUAN VOL TAHUN ASAL DANAKEADAAN

BaikKurang

baikRusak berat

  Pemeriksaan Umum1 Tiang infus stainless steel 5 kaki buah 1 2013 DAK Dinkes √2 Instrumen troley buah 1 2013 DAK Dinkes √3 Examination table unit 1 2013 DAK Dinkes √4 Tabung Oksigen 1 meter kubik unit 1 2013 DAK Dinkes √5 Regulator O2 unit 1 2013 DAK Dinkes √6 Regulator O2 unit 2 2014 JKN √7 Tensimeter Dewasa (adult)+ manset buah 1 2013 DAK Dinkes √8 Tensimeter Dewasa (adult) Air Raksa buah 2 2014 JKN √9 Tensimeter Dewasa (adult) Jarum buah 2 2014 JKN √

10 Instrument cabinet buah 1 2013 DAK Dinkes √11 Termometer Digital buah 1 2013 DAK Dinkes √12 Timbangan Nenonatus Digital buah 1 2013 DAK Dinkes √13 Stetoskop Dewasa (adult) buah 1 2013 DAK Dinkes √14 Stetoskop Dewasa (adult) buah 2 2014 JKN √15 Stetoskop paediatric buah 1 2013 DAK Dinkes √16 Alat Ukur Tinggi Badan buah 3 2014 JKN √17 Timbangan buah 1 2014 JKN √18 Phantom Gigi medium buah 1 2014 JKN √19 Tang Gigi Dewasa set 1 2014 JKN √20 Tang Gigi Anak set 1 2014 JKN √21 Canula O2 Dewasa buah 2 2014 JKN √22 Canula O2 Anak buah 1 2014 JKN √23 Canula O2 Bayi (infant) buah 1 2014 JKN √24 Ambubag infant buah 1 2014 JKN √25 Bed Patient umum buah 12 √26 Tiang infus stainless steel 5 kaki buah 10 √27 Brankard buah 1 √28 Alat USG Mindray DP 10 unit 1 2014 JKN √  Alat PAL

29 Peak Flow Meter buah 2 2011 GF √30 Optichamber with metered dose inhaler buah 2 2011 GF √31 Nebulizer unit 1 2011 GF √  Pemeriksaan Gynekolog

32 Spekulum Sims S buah 1 2013 DAK Dinkes √33 Spekulum Sims M buah 1 2013 DAK Dinkes √34 Spekulum Sims L buah 1 2013 DAK Dinkes √35 Klem kasa (korentang) buah 1 2013 DAK Dinkes √    36 Bengkok buah 1 2013 DAK Dinkes √    37 Spekulum Cocor Bebek Grave S buah 1 2013 DAK Dinkes √    38 Spekulum Cocor Bebek Grave M buah 1 2013 DAK Dinkes √    39 Spekulum Cocor Bebek Grave L buah 1 2013 DAK Dinkes √    40 Sterilisator kering buah 1 2013 DAK Dinkes √      Pemeriksaan Obstetri            

41 Doppler Fetal Detector buah 1 2013 DAK Dinkes √      Peralatan PONED            

42 Nebulizer Ultrasonic unit 1 2013 DAK Dinkes √    43 Kit Resusitasi dewasa set 1 2013 DAK Dinkes √    44 Patient bed+matras (2 crank)+bedside cabinet unit 1 2013 DAK Dinkes √      Persalinan Normal            

45 Gunting Episiotomi 145 mm buah 1 2013 DAK Dinkes √    46 Gunting Tali Pusat 160 mm buah 1 2013 DAK Dinkes √    47 Hb Test System Motor unit 1 2014 JKN   √  

Sumber : Laporan Inventaris Barang PKM TB 1 s/d Desember 2014

Page 35: BAB I dst jadi euy

35

Dalam tabel di atas terlihat data keadaan peralatan kesehatan yang tersedia di

Puskesmas Tulang Bawang 1. Data ini diinput menggunakan laporan inventaris barang di

Puskesmas Tulang Bawang 1 sampai dengan November 2014, yang bersumber dari DAK

Dinkeskab, JKN dan Global Fund (GF) UI. Puskesmas Tulang Bawang merupakan puskesmas

yang memiliki fasilitas rawat inap dan juga Puskesmas Mampu PONED, maka banyak

tersedia alat kesehatan yang mendukung.

4.5.4 Pemenuhan Kebutuhan Obat

Tabel . Ketersediaan Dan Kebutuhan Obat PKM Tulang Bawang 1 Tahun 2014NO NAMA OBAT JENIS SEDIAAN JUMLAH

Obat Umum 1 Albendazol tablet 400 mg 4.4702 Alopurinol tablet 100 mg 3.0003 Aminofilin injeksi ampul 24 mg/ml-10 ml 1504 Aminofilin tablet 200 mg 1.8005 Amlodipin tablet 5 mg 1506 Amlodipin tablet 10 mg 1207 Amoksisilin kapsul 250 mg 7.0808 Antasida DOEN tablet kunyah 1.0009 Antifungi DOEN kombinasi pot @ 30 mg 48

10 Anti malaria DOEN kombinasi (Pirimetamin 25 mg, Sulfadoksin 500 mg)

tablet 300

11 Aqua pro injeksi steril vial 5012 Asam askorbat (Vit C) tablet 50 mg 8.00013 Asiklovir krim 5 % tube @ 5 g 7514 Asiklovir tablet 200 mg 30015 Asiklovir tablet 400 mg 25016 Atropin sulfat injeksi ampul 0,25 mg/ml-1 ml 6017 Betametason krim 0,1 % tube @ 5 ml 10018 Deksametason injeksi ampul, 5 mg/ml-1 ml 10019 Deksametason tablet 0,5 mg 3.80020 Difenhidramin HCl Injeksi ampul 10 mg/ml-1 ml 15021 Digoksin tablet 0,25 mg 1.00022 Domperidon tablet 10 mg 1.30023 Ekstrak Belladona tablet 10 mg 40024 Etakridin (Rivanol) larutan 0,1 % botol 300 ml 4425 Fenobarbital injeksi ampul 50 mg/ml-2ml 3026 Fitomenadion (Vit K1) injeksi ampul 10 mg/ml-1 ml 5027 Furosemid tablet 40 mg 30028 Garam Oralit bungkus untuk 200 ml air 30029 Gentamicin injeksi ampul 40 mg/ml 16030 Glibenklamid tablet 5 mg 3.00031 Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg 10.00032 Glukosa larutan infus 10 % steril flabot 500 ml 18033 Glukosa larutan infus 40 % steril flash 25 ml 1534 Glukosa larutan infus 5 % steril flabot 500 ml 10035 Griseofulvin tablet 125 mg micronized 80036 Haloperidol tablet 5 mg 40037 Hidroklortiazid (HCT) tablet 25 mg 1.00038 Hidrokortison krim 2,5 % tube 5 g 9639 Ibuprofen tablet 200 mg 80040 Isosorbid Dinitrat Sublingual tablet 5 mg 400

Page 36: BAB I dst jadi euy

36

41 Kaptopril tablet 12,5 mg 2.20042 Kaptopril tablet 25 mg 80043 Ketorolac injeksi ampul 10 mg/ml-1 ml 2544 Klindamisin kapsul 300 mg 50045 Kloramfenikol kapsul 250 mg 3.00046 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 5 ml 2447 Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg 10.00048 Klorpromazin HCl injeksi ampul 25 mg/ml-1 ml 3049 Klorpromazin HCl injeksi ampul 5 mg/ml-2 ml 3050 Klorpromazin tablet salut 100 mg 40051

Kotrimoxazol Kombinasi (Sulfametoxazol 400 mg + Trimetropim 80 mg)

tablet 5.800

52 Kuinin (Kina) tablet 200 mg 6053 Lidokain Komp. Injeksi ampul 30054 Magnesium Sulfas injeksi 20 % vial 25 ml 6555 Magnesium Sulfas injeksi 40 % vial 25 ml 4256 Metampiron (Antalgin) injeksi ampul 250 mg/ml-2 ml 6057 Metampiron (Antalgin) tablet 500 mg 3.10058 Metilergometrin Maleat injeksi ampul 200 mg-1 ml 6059 Metoklopramid injeksi ampul 5 mg/ml 1060 Metoklopramid tablet 10 mg 20061 Metronidazol tablet 500 mg 20062 Mineral Mix kombinasi bungkus 20063 Natrium Diklofenak tablet 50 mg 4.00064 NaCl larutan infus 0,9 % steril flabot 500 ml 12065 Nifedipin tablet 10 mg 50066 Nystatin tablet salut 500.000 IU 70067 Oksitetrasiklin HCl salep mata 1 % tube @ 3,5 g 7568 Papaverin injeksi ampul 40 mg/ml 10069 Papaverin tablet 40 mg 20070 Parasetamol tablet 100 mg 1.40071 Parasetamol tablet 500 mg 5.80072 Piracetam tablet 400 mg 20073 Piracetam tablet 800 mg 20074 Pirantel syrup 125 mg/ 5 ml botol 60 ml 7075 Pirantel tab score (base) tablet 125 mg, 25x4 tab 60076 Pridoksin HCl (Vit. B6) tablet 10 mg 5.00077 Piroksikam tablet 20 mg 90078 Povidon Iodida larutan 10 % botol 30 ml 4179 Povidon Iodida larutan 10 % botol 300 ml 2680 Prednison tablet 5 mg 6.00081 Primakuin tablet 15 mg 1.00082 Propiltiourasil tablet 100 mg 70083 Ringer Laktat larutan infus steril flabot 500 ml 26084 Salbutamol tablet 2 mg (sbg sulfat) 70085 Salbutamol tablet 4 mg (sbg sulfat) 1.80086 Sefadroksil kapsul 500 mg 3.40087 Sianokobalamin (Vit. B12) injeksi ampul 500 mcg-ml 30088 Sianokobalamin (Vit. B12) tablet 50 mcg 1.00089 Tetrasiklin HCl kapsul 500 mg 2.00090 Thiamin HCl/Mononitrat (Vit.B1) tablet 50 mg 1.00091 Triheksifenidil HCl tablet 2 mg 30092 Vitamin B Komplek tablet 3.000 Vaksin dan Serum

93 Serum Anti Tetanus (ATS) injeksi ampul 1500 IU 1594 Vaksin Rabies Verorab vial 4 Obat Gigi

95 Etil Klorida spray botol 100 ml 6 Bahan Habis Pakai

Page 37: BAB I dst jadi euy

37

96 Alat suntik sekali pakai (ADS) 2,5 ml 1.30097 Alat suntik sekali pakai (ADS) 5 ml 40098 Benang Catgut No. 2/0 - 3/0 24 x 70 cm 36099 Infusion set anak (paed) set 30

100 Infusion set dewasa (adult) set 127101 IV cateter no.20 buah 50102 IV cateter no.22 buah 50103 Kapas pembalut/absorben 250 gr 3104 Plester 5 yard x 2 inchi rol 8105 Urine bag set 90106 Wing needle No. 21 G buah 200107 Wing needle No. 23 G buah 100108 Wing needle No.25 G buah 100109 Wing needle No.27 G buah 100

Obat Tambahan 110 Cefotaxim injeksi vial 1 g 22111 Ceftriaxon injeksi vial 1 g 56

Sumber : LPLPO PKM TB 1 s/d November 2014

Dari tabel di atas mengenai ketersediaan obat di Puskesmas Tulang Bawang 1

terlihat adanya jumlah, jenis dan sediaan obat yang bervariasi. Data ini di input

menggunakan Laporan Pemakaian Obat Dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) gudang obat

sampai dengan November 2014. Jumlah angka yang ada di kolom ke tiga merupakan sisa

stock obat/Bahan Habis Pakai yang tersedia untuk keperluan pelayanan medis di

Puskesmas Tulang Bawang 1. Obat-obatan ini merupakan subsidi dan didistribusikan dari

Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang yang bersumber dari APBD I/APBD

II/DAK/ASKES atau sumber lain. Dalam 1 tahun berlangsung ± 3 – 4 kali pendistribusian

obat, yang berarti jumlah total per item rata-rata 3 kali lipat, sesuai permintaan/kebutuhan

pemakaian obat dari puskesmas.

4.6 DATA KESEHATAN MASYARAKAT

4.6.1 Angka KematianTabel . Angka Kematian Bayi, Balita dan Ibu PKM Tulang Bawang 1

NO

TAHUNANGKA KEMATIAN

JUMLAHBAYI BALITA IBU

1 2012 0 0 0 02 2013 1 1 0 23 2014 3 0 0 3

Sumber ; Laporan KIA SP2TP PKM TB 1 th 2014 & PKP PKM TB1 TH 2014

Tahun 2013 terdapat 1 kasus kematian bayi dengan penyebab BBLR (Berat Badan

Bayi Lahir Rendah), 1 kasus kematian ibu dengan penyebab atonia uteri. Tahun 2014

terdapat 3 kasus kematian bayi dengan penyebab 1 kasus BBLR, 1 kasus asfiksia, dan 1

kasus kelainan kongenital.

Page 38: BAB I dst jadi euy

38

4.6.2 Angka Kesakitan

Comm

on Cold

Gastr

itis

Hypert

ensi

Influenza

Remat

oid A

rtitis

Diare

Pharin

gitis A

kut

Karie

s Gig

i

Diabete

s Melit

us

Asma B

ronch

iale

0

500

1000

1500

2000

2500

3000 2846

22592115 2022 1950

14321263

1014 982

667

Grafik 3. 10 PENYAKIT TERBANYAK PKM TB 1 TAHUN 2012

Jum

lah

pas

ien

Sumber : PTP PKM TB 1 Th 2012

Gastr

itis

Hypert

ensi

Comm

on Cold

Influenza

Rhemat

oid A

rtriti

s

Diare

Diabete

s Melit

us

Pharin

gitis A

kut

Karie

s Gig

i

Asma B

ronch

iale

0

200

400

600

8001000

1200

1400

1600

18002000 1855 1795

1606 1586

1262

1036 1012885

750623

Grafik 4. 10 PENYAKIT TERBANYAK PKM TB 1 TH 2013

Jum

lah

Pas

ien

Sumber : PTP PKM TB 1 Th 2013

Tabel Data 10 Penyakit Terbanyak PKM Tulang Bawang 1 Th 2014

NO DIAGNOSA PENYAKIT ICD X JUMLAH1 Common Cold J.00 14982 Gastritis K.29.7 14063 Hipertensi I.10 13134 Gastroenteritis A.09 8775 Influenza J.11.8 6946 Non Insulin Dependent DM E.11 6907 Rheumatoid M.069 4988 Asma Bronchiale J.45.9 3429 Pharyngitis Acute J.02.9 316

10 Bronchitis Acute J.20.9 229Sumber : Laporan LB3 Penyakit dan Register Pasien Instalasi Perawatan PKM TB

Page 39: BAB I dst jadi euy

39

Common cold

Gastritis

Hipertensi

Gastroenteriti

s

Influenza

NIDDM

RheumatoidAsm

a

Pharyngitis

Bronchitis

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600 14981406

1313

877

694 690

498

342 316229

Grafik 5. 10 PENYAKIT TERBANYAK PKM TB 1 TH 2014

Junl

ah P

ende

rita

Terjadi beberapa pergeseran posisi pola penyakit utama dalam 10 penyakit

terbanyak di Puskesmas Tulang Bawang 1. Untuk tahun 2012 dan 2014 urutan pertama

adalah common cold, sedangkan tahun 2013 gastritis menduduki urutan pertama. Data ini

belum valid dan akurat karena belum semua data penyakit di lingkup wilayah kerja

puskesmas masuk dalam rekapan, sehingga belum dapat menggambarkan pola penyakit

tahunan.

Penyakit Menular

a. Malaria

Banjar

Agung

DWT J

aya

Tungg

al W

arga

Moris Ja

ya

Tri Darm

a Wira

Jaya

Banjar

Dewa

Warg

a Mak

mur Jay

a

Warg

a Indah

Jaya

Tri Tu

nggal

Jaya

Tri M

ulya Ja

ya

Tri M

ukti Ja

ya

Luar

Wila

yah

0

50

100

150

200

250

38

85

45

22 22 14 120

174 5

207

724 18

8 1 6 6 017

0 4

102

Grafik 6. TEMUAN KASUS MALARIA KLINIS PKM TB 1

2012

2013

2014

Jum

lah

Pend

erit

a

Sumber : Laporan P2 Malaria SP2TP PKM TB 1 th 2012-2014

Page 40: BAB I dst jadi euy

40

Berdasarkan data dalam grafik 6 Temuan kasus malaria klinis, terlihat adanya

penurunan jumlah kasus malaria klinis terutama tahun 2014. Sebagian besar kasus malaria

klinis ini berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang 1, karena Kecamatan

Banjar Agung bukan daerah endemis malaria.

b. Demam Berdarah

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

45

85

20

Grafik 7. TEMUAN KASUS DBD PKM TB 1

2012 2013

2014

TAHUN

Jum

lah

Pend

erita

Sumber : Laporan P2 DBD SP2TP PKM TB 1 th 2012-2014

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang

1 memperlihatkan gambaran penurunan jumlah kasus pada tahun 2014 dibandingkan

periode 2 tahun sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena meningkatnya pengetahuan

masyarakat tentang pentingnya gerakan 3 M plus, bisa pula karena cepatnya antisipasi

pencegahan meluas dan mewabahnya kasus karena berjalannya sistem Pengawasan

Wilayah Setempat oleh kegiatan surveilans puskesmas.

Page 41: BAB I dst jadi euy

41

c. Diare

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

652

941

1596

Grafik 8. TEMUAN KASUS DIARE PKM TB 1

201220132014

TAHUN

Jum

lah

Pend

erita

Sumber : Laporan P2 Diare SP2TP PKM TB 1 th 2012-2014

Oktober

November

Desember

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septe

mber0

50

100

150

200

250

300

350

152 151

7698

125

6595

65

122 120

308

219

Grafik 9. Pola Maksimal & Minimal Kasus Diare PKM TB 1

Pend

erita

Sumber : Laporan P2 Diare PKM TB 1 th 2014

Grafik 8 memperlihatkan data temuan kasus penyakit diare (Gastroenteritis) di

wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang 1.Dalam 3 tahun terakhir ini grafiknya meningkat

dan melonjak tajam pada tahun 2014, dapat disebabkan minimnya kemauan dan

pengetahuan warga mengikuti pola hidup bersih sehat plus mencuci tangan dengan air

bersih mengalir, atau juga makin sedikitnya kesempatan warga memperoleh air bersih

karena peningkatan jumlah penduduk dan berkurangnya daerah resapan air. Dalam grafik 9

terlihat pola maksimal dan minimal penyakit diare, yaitu kasus lebih banyak terjadi pada

awal bulan Juli sampai dengan Sepetember yang merupakan puncak musim kemarau.

Page 42: BAB I dst jadi euy

42

d. Campak

2012 2013 20140

0.5

1

1.5

2

2.5

2 2

0

Grafik 10. CAKUPAN KASUS CAMPAK PKM TB 1

Jum

lah

Pend

erita

Sumber : Laporan Surveilans PKM TB 1 th 2012-2014

Cakupan kasus campak seperti ditunjukkan dalam grafik 10, hampir menunjukkan

keadaan yang stagnan pada tahun 2012 dan 2013. Mengingat bahwa setelah eradikasi

campak pada beberapa tahun lalu, dengan gencarnya dan diwajibkannya imunisasi campak

pada balita di Indonesia, seharusnya sudah tidak ditemukan lagi kasus tersebut dalam

minimal 1 dasawarsa ini. Untuk tahun 2014 sampai dengan bulan November, belum

ditemukan 1 kasus pun.

e. TB Paru

BTA (+) BTA (-)Rö (+) TB Anak0

5

10

15

20

25

30

35

4038

16

2828

9

2

1513

3

Grafik 11. TEMUAN KASUS & PENGOBATAN TB PARU PKM TB 1

201220132014

Jum

lah

Kasu

s

Sumber : Laporan P2 TB Paru SP2TP PKM TB 1 th 2012-2104

Page 43: BAB I dst jadi euy

43

Penyakit TB Paru sampai saat ini masih merupakan penyakit infeksi di derah tropis

yang sulit diberantas. Terlihat dalam grafik 11, diawali dengan tiadanya data CDR,

mempengaruhi data kasus BTA (+) yang sempat baik cakupannya di tahun 2012, menurun

di tahun 2013 sampai 2014. Demikian juga BTA (-) Rö (+) pola grafiknya naik, turun dan

naik lagi, kasus TB Anak yang sempat tinggi cakupannya tahun 2012 dan anjlok drastis di 2

tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan screening / penjaringan kasus pasien TB Paru klinis

tidak berjalan baik, terlalu banyak kasus yang loss karena kurang cermat dalam

pemeriksaan awal, termasuk SDM nya yang kurang dalam segi kompetensinya.

f. HIV

2012 2013 20140

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

0 0 0

Grafik 12. CAKUPAN KASUS HIV PKM TB 1

Jum

lah

Pend

erit

a

Sumber : Laporan P2 HIV SP2TP PKM TB th 2012 - 2014

Kasus HIV maupun HIV AIDS di Kecamatan Banjar Agung masih amat sangat jarang

ditemukan, seperti diperlihatkan dalam grafik 12. Kalaupun ada kasusnya, biasanya sudah

dalam kondisi atau stadium yang mengharuskan pasien dirawat lebih lanjut di Rumah Sakit.

Nihilnya data cakupan kasus juga disebabkan masih enggannya pihak pasien atau keluarga

untuk melaporkan ke puskesmas, atau rasa malu karena menganggap penyakit tersebut

sebagai aib.

Page 44: BAB I dst jadi euy

44

g. Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

7

5

9

Grafik 13. TEMUAN KASUS GHTR PKM TB 1

201220132014

Jum

lah

Pend

erita

Sumber : Laporan GHTR SP2TP PKM TB 1 th 2012-2014

Terjadi peningkatan jumlah kasus gigitan hewan tersangka rabies pada tahun 2014,

dibandingkan tahun 2012 dan 2013. Kasus ini bersifat insidentil, spontanitas, tanpa adanya

pola tertentu di setiap tahunnya. Kebanyakan kasusnya, hewan tersangkanya bukan hewan

liar, banyak sekali yang belum divaksin di mantri/dokter hewan atau di puskeswan.

h. Infeksi Saluran Pernafasan bagian Atas (ISPA)

2012 2013 20140

200

400

600

800

1000

1200

169213

1189

Grafik 14. TEMUAN KASUS ISPA PKM TULANG BAWANG 1

Jum

lah

Pend

erita

Sumber : Laporan P2 ISPA SP2TP PKM TB 1 th 2012-2014

Dalam grafik 14, terlihat bahwa terjadi lonjakan drastis kasus ISPA di tahun 2014

sebesar lebih dari 200 %, dibandingkan tahun 2013. Hal ini mungkin karena terjadi

penularan secara sporadis, pergantian musim yang panjang, ataupun kurangnya antisipasi

penyuluhan penyakit ISPA oleh petugas kesehatan.

Page 45: BAB I dst jadi euy

45

Penyakit Tidak Menular

Hipertensi

DM PPOK Asma Stroke Obesitas PJK Tiroid0

100

200

300

400

500

600

700609

364

130 127

430 0 0

Grafik 15. CAKUPAN KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR PKM TB 1

2014

Jum

lah

Pend

erita

Sumber : Laporan PTM SP2TP PKM TB 1 th 2014

Hipertensi masih menjadi penyakit tidak menular di urutan pertama dalam grafik 15

cakupan penyakit tidak menular., Diabetes berada di urutan kedua. Hal ini menunjukkan,

bahwa penyakit degeneratif atau pun metabolik tidak menjadi monopoli penduduk

perkotaan. Didaerah semi urban seperti di Kecamatan Banjar Agung, terjadi banyak

perubahan pola dan gaya hidup, cenderung banyak mengkonsumsi makanan instan

berkolesterol tinggi atau berkabohidrat berlebih, kurang aktifitas olah raga. Program

Penyakit Tidak Menular (PTM) ini baru aktif terlaksana di tahun 2014, sehingga data tahun

sbelumnya tidak ada.

4.6.3 Status Gizia. Status Gizi Balita

2014 20130

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.54 4

Grafik 16. STATUS BALITA KEKURANGAN ENERGI PROTEIN PKM TB 1

Pe

nd

eri

ta

Sumber : Laporan Gizi PKM TB 1 th 2013 – 2014

Page 46: BAB I dst jadi euy

46

Tabel 5.Data Pencapaian Program Gizi PKM Tulang Bawang 1 th 2012-2014

No JENIS KEGIATAN INDIKATOR2012(%)

2013(%)

2014 (%)

1 Pertambahan pertumbuhan Balita

N/D 75 85 90BGM 2,22 1,95 3D/S 75 85 66Balita mendapat Vit A 2 kali/th 100 100 90

2 Pelayanan Gizi Cakupan Bumil mendapat Fe 75 80 82Cakupan MP-ASI 100 100 100Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan 100 100 100Bayi dengan ASI Ekslusif 76 79 61

3 Penyuluhan perilaku sehat Desa dengan garam yodium baik 80 85 1004 Penyelenggaraan

kewaspadaan giziKecamatan bebas rawan gizi 89 92 100Kampung KLB Gizi ditangani < 24 jam 100 100 100

Sumber : LaporanProg. Gizi PKM TB 1 tahun 2014

Bumil KEK Bumil Anemia4.4

4.6

4.8

5

5.2

5.4

5.6

5.8

6

5,8

5

Grafik 17. DATA CAKUPAN BUMIL KEK DAN BUMIL ANEMIA PKM TUBA 1 TH 2014

Pro

sen

tase

Sumber : Laporan Surveilans Gizi dan KIA PKM TB 1 tahun 2014

Grafik 16 status balita kekurangan energi protein (KEK) menggambarkan keadaan

status gizi pada balita, dengan manifestasi berupa status gizi yang kurang atau gizi buruk.

Berdasarkan teori dan literatur, masih belum terdapat satu pun kasus gizi buruk, yaitu

marasmus, kwashiokor, atau marasmic-kwashiokor. Banyak laporan dari pihak luar

puskesmas ataupun Dinkeskab mengenai gizi buruk, setelah di observasi dan klarifikasi,

hanyalah kasus gizi kurang, ataupun gizi kurang akibat kelainan kongenital dari neonatus.

Pada tabel 5 terurai menjadi 4 jenis kegiatan, yaitu pertambahan pertumbuhan

balita, pelayanan gizi, penyuluhan perilaku sehat, dan penyelenggaraan kewaspadaan gizi.

Secara rata-rata selama 3 tahun terakhir, terjadi peningkatan indikator leberhasilan

cakupan program tersebut, walaupun ada nilai yang stagnan.

Grafik 17 memperlihatkan data cakupan ibu hamil kurang energi kalori (KEK) dan

ibu hamil dengan anemia. Walaupun data angkanya terlihat kecil 5,8 % dan 5 %, namun

tetaplah hal tersebut dianggap kesenjangan yang sebisa mungkin ditekan menjadi nihil.

Penyebabnya mungkin masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk menjaga kesehatan

Page 47: BAB I dst jadi euy

47

pribadinya, atau kurangnya motivasi, konsultasi, informasi dan edukasi dari petugas

kesehatan.

4.6.4 Kesehatan Lingkungan

SPALJAGA

SAB

0

10

20

30

40

50

60

70

80

46.55 52.5 58.73

75.575.5

74.4

Grafik 21. CAKUPAN KEGIATAN KESLING PKM TB 1 TH 2012

CakupanSPM

Pros

enta

se

Sumber : Laporan Kesling SP2TP PKM TB 1 th 2012

SPAL JAGA SAB0

10

20

30

40

50

60

70

80

4853.5

60.1

78.6 78.6 77.2

Grafik 22. CAKUPAN KEGIATAN KESLING PKM TB 1 TH 2013

CakupanSPM

Pros

enta

se

Sumber : Laporan Kesling SP2TP PKM TB 1 th 2013

Page 48: BAB I dst jadi euy

48

SPAL JAGA SAB0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

50.856.6

61.8

81.4 81.4 80.3

Grafik 23. CAKUPAN KEGIATAN KESLING PKM TB 1 TH 2014

CakupanSPM

Sumber : Laporan Kesling SP2TP PKM TB 1 th 2014

Cakupan kegiatan kesehatan lingkungan (Kesling) pada variabel sistem pengolahan

air limbah (SPAL) meningkat rata-rata 2 % sejak tahun 2012 sampai 2014. Variabel jamban

keluarga (JAGA) meningkat 1 – 3 % sejak tahun 2012 sampai 2014. Dan variabel sarana air

bersih pun meningkat 1 – 1,5 % sejak tahun 2012 sampai 2014. Walaupun prosentasenya

kecil, namun hal ini menunjukkan kestabilan kinerja petugas kesling dengan berbagai

kendala yang dihadapi. Identifikasi masalahnya dapat dilihat di BAB III.

Rumah Memenuhi Syarat Kesehatan0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

36

50 49

Grafik 24. DATA CAKUPAN RUMAH SEHAT PKM TB 1 PER TAHUN

201220132014

Pros

enta

se

Sumber : Laporan Kesling SP2TP PKM TB 1 th 2012 - 2014

Page 49: BAB I dst jadi euy

49

Cakupan rumah sehat rata-rata menunjukkan progres meningkat, walau sempat

turun 1 % di tahun 2014. Hal ini disebabkan luasnya sasaran, dan minimnya jumlah petugas

pelaksana.

4.6.5 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Tabel. Pencapaian Upaya Kesehatan Keluarga PKM Tulang Bawang 1 Th 2014

NO INDIKATOR KINERJA PROG KIA SPM KAB (%)

th 2014PENCAPAIAN (%) th 2014 KESENJANGAN

1 K4 94 79,6 14,42 Komplikasi Obst ditangani 78 86,17 -8,173 Pertolongan persalinan oleh nakes 89 80,8 8,24 Cakupan pelayanan nifas 89 79,21 9,795 Neonatus komplikasi ditangani 89 64,5 24,56 Cakupan kunjungan bayi 94 78,7 15,3

Sumber : Laporan LB3 Ibu Anak kumulatif PKM TB1 Tahun 2014

K4 Komplikasi Obst dtangani

Pertolongan persalinan oleh

nakes

Cakupan pelayanan nifas

Neonatus komplikasi ditangani

Cakupan kunjungan bayi

SPM KAB 94 78 89 89 89 94

PENCAPAIAN 79.6 86.17 80.8 79.21 64.5 78.7

5

15

25

35

45

55

65

75

85

9594

78

89 89 8994

79.686.17

80.8 79.21

64.5

78.7

Grafik 25. PENCAPAIAN UPAYA KESGA PKM TB 1 TH 2014 PER SPM

Pros

enta

see

Pencapaian upaya kesehatan keluarga seperti ditunjukkan tabel 11 dan grafik 25 di

atas menunjukkan hasil pencapaian program KIA di Puskesmas Tulang Bawang 1 tahun

2014. Secara umum prosentase pencapaian variabel kegiatan per SPM telah menunjukkan

hasil yang cukup baik, bahkan melebihi SPM pada variabel komplikasi obstetri ditangani

(86,17 %). prosentase terendah di variabel neonatus komplikasi yang ditangani yang

berkisar 64,5 % (kesenjangannya 24,5%), dengan kemungkinan penyebab masih kurang.

Page 50: BAB I dst jadi euy

50

4.6.6 Promosi KesehatanTabel 22. Cakupan Kegiatan PROMKES PKM Tulang Bawang 1

NO KEGIATANCAKUPAN

2012 2013 20141 Pembinaan UKBM 93,3 79,3 68,122 Penyuluhan PHBS 55 61 52,83 Penyuluhan NAPZA 70

Sumber : Laporan PROMKES,PKP PKM TB 1 th 2012 – 2014

Pembinaan UKBM

Penyuluhan PHBS RT

Penyuluhan PHBS Sekolah

Penyuluhan PHBS Sarkes

Penyuluhan PHBS TTU

Penyuluhan PHBS Tempat Kerja

Penyuluhan NAPZA

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

93.3

55

79.3

61

68.12

7.2

65

60

73.2

59

70

Grafik 34. CAKUPAN KEGIATAN PROMKES PKM TB 1

210420132012

Prosentase

Sama halnya dengan permasalahan di program imunisasi, dalam program Promosi

Kesehatan (Promkes) ini juga data cakupannya tidak lengkap, dikarenakan beberapa kali

sempat terjadi pergantian penanggung jawab program Promkes, sehingga data yang

terkumpul pun belum tentu akurat dan kebanyakan nihil (terutama tahun 2012-2013).

Prosentase terendah (7,2 %)di tahun 2014 adalah di kegiatan penyuluhan PHBS rumah

tangga, ini menjadi catatan penting bagi pengelola program Promkes untuk meningkatkan

cakupannya, mengingat kegiatan PHBS yang terutama adalah di tatanan rumah tangga.

4.6.7 Balai Pengobatan

Tabel. Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan PKM Tulang Bawang 1

NO BULANJUMLAH KUNJUNGAN

2012 2013 20141 TOTAL 14068 17705 10645

Sumber : Register Pendaftaran, BP PKM TB 1 th 2012 – 2014

Page 51: BAB I dst jadi euy

51

2012 2103 20140

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

14068

17705

10645

Grafik 35. KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PKM TB 1

Jum

lah

Kunj

unga

n

Melihat angka kunjungan pasien rawat jalan di puskesmas Tulang Bawang 1, terjadi

penurunan jumlah kunjungan, ± 39,8 %. Sejak diberlakukannya program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) awal Januari 2014, terjadi sedikit penurunan jumlah kunjungan, karena

mungkin masyarakat awam masih bingung dalam menanggapi program baru tersebut,

walaupun telah dilakukan beberapa kali sosialisasi JKN oleh puskesmas ataupun BPJS.

4.6.8 Instalasi Rawat Inap

BOR AVLOS Askep pasien rawat inap0

20

40

60

80

100

120

9.262

100

Grafik 37. CAKUPAN KEGIATAN INSTALASI RAWAT INAP PKM TB 1 TH 2014

Pros

enta

se

Sumber : Laporan Form DO PKP PKM TB 1 th 2014

Bed Occupancy Ratio (BOR) adalah prosentase pemakaian tempat tidur di rawat inap

pada satuan waktu tertentu. Angka idealnya adalah 60-85 %, dilihat dari grafik 36 dimana

BOR nya hanya 9,26 % maka masih sangat jauh dari ideal. Masih banyak bed atau tempat

tidur yang tidak dipergunakan karena jumlah pasien rawat inap per bulan rata-rata 10-15

pasien.

Page 52: BAB I dst jadi euy

52

Average Length of Stay (AVLOS) adalah rata-rata lama (hari) rawat seorang pasien di

rawat inap. Angka idealnya adalah 6-9 hari. Di Puskesmas Tulang Bawang 1, sangat sering

terjadi seorang pasien tidak mau dirawat lama-lama lebih dari 1 hari, lebih sering pulang

paksa (pulpak) ataupun pulang atas permintaan sendiri (APS).

4.6.9 Upaya Kesehatan Usia Lanjut

137,5 %

52,3 %

Grafik 38. PROPORSI PEMBINAAN DAN KEGIATAN KELOMPOK USILA PKM TB 1 TH 2014

Pembinaan kelompok UsilaPemantauan kesehatan kel Usila

Sumber : Form DO PKP PKM TB 1 th 2014 dan Laporan Prog. Usila PKM TB 1 th 2014

Dalam upaya kesehatan usia lanjut (Usila), hanya mencakup 2 kegiatan pokok yaitu

pembinaan kelompok Usila dan pemantauan kesehatan kelompok Usila. Terdapat 11

kelompok Usila di tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang 1, setiap kelompok

mempunyai jadwal kegiatan pembinaan tersendiri tiap bulan. Kegiatan pembinaannya

berupa penyuluhan, kunjungan rumah. Kegiatan pemantauan kesehatan kelompok Usila

yaitu berupa senam Usila/Prolanis, pemeriksaan tanda vital ataupun gula darah sewaktu,

dan lain-lain.

4.6.10 Kesehatan Jiwa

Pemberdayaan kel Masyarakat

Penemuan kasus & rujukan

Penanganan kasus Deteksi penemuan kasus

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

0

15.2

18.5

1.7

Grafik 39. CAKUPAN KEGIATAN KESWA PKM TB 1 TH 2014

Pro

sen

tase

Sumber : Form DO PKP PKM TB 1 th 2014

Page 53: BAB I dst jadi euy

53

Kegiatan Kesehatan Jiwa (Keswa) seperti terlihat dalam grafik 38, hanya mencakup

4 kegiatan yaitu pemberdayaan kelompok masyarakat, penemuan kasus dan rujukan,

penanganan kasus keswa, dan deteksi penemuan kasus. Nilai prosentase terendah ada di

variabel kegiatan pemberdayan masyarakat (0 %), dikarenakan kurangnya sosialisasi,

konsultasi, informasi dan edukasi oleh petugas kesehatan ke kelompok masyarakat.

Imbasnya, salah satunya adalah rendahnya angka deteksi penemuan kasus.

4.6.11 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi

Pembinaan Kes Gigi Posyandu

Pembinaan Kes Gigi TK

Sikat Gigi Massal SD

Perawatan Kes Gigi SD/MI

Murid SD/MI yg dpt perawatan Gigi

Gigi Tetap Dicabut

Gigi Tetap Ditambal Permanen

0 20 40 60 80 100 120 140

0

22

125

125

31

100

0

Grafik 40. CAKUPAN KESEHATAN GIGI PKM TB 1 TH 2014

Prosentase

Sumber : Form DO PKP PKM TB 1 th 2014 dan Laporan Poli Gigi PKM TB 1 th 2014

Di program pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi, seperti terlihat pada

grafik 39, memperlihatkan prosentase terendah di variabel kegiatan penambalan gigi tetap

permanen dan pembinaan kesehatan gigi di posyandu. Hal ini dapat disebabkan karena

kurangnya intensitas sosialisasi/penyuluhan dari petugas, kurangnya variasi tambahan

kegiatan program gigi & mulut, belum jelasnya koordinas lintas program. Selain itu terdapat

beberapa prosentase variabe kegiatan yang melampaui target yaitu perawatan kesehatan

gigi di SD/MI, dan sikat gigi massal di SD. Untuk kedua variabel kegiatan ini, selalu rutin

dilakukan setiap tahun, sehingga cakupannya bisa cukup tinggi.

Page 54: BAB I dst jadi euy

54

4.6.12 Bina Kesehatan Tradisional

Pembinaan TOGA

Pembinaan BATRA yg menggunakan TOGA

Pembinaan BATRA dg Ketrampilan

Pembinaan BATRA lainnya

0 10 20 30 40 50 60

55

5

58

45

Grafik 41. CAKUPAN KEGIATAN TOGA-BATRA PKM TB 1 TH 2014

Prosentase

Sumber : Form DO PKP PKM TB 1 tahun 2014

Cakupan kegiatan program bina kesehatan pengobatan tradisional (Batra), hanya

memperlihatkan 4 variabel kegiatan, yang kesemuanya bersifat pembinaan. Prosentase

terendah ada di variabel pembinaan Batra yang murni menggunakan tanaman obat keluarga

(TOGA), hanya mencapai 5 %. Hal ini dikarenakan kurangnya intensitas petugas

penanggung jawab program Batra untuk aktif membina pengobat tradisional maupun per

kelompok.

4.7 Faktor Determinan

4.7.1 Manajemen Kesehatan

Suatu organisasi membutuhkan fungsi manajemen yang terorganisir dengan baik,

karena dengan manajemen yang baik dalam suatu organisasi maka perencanaan

pengorganisasian penggerakan dan evaluasi program bisa dilakukan dengan tepat, sehingga

tujuan organisasi dapat tercapai. Demikian halnya di Puskesmas Tulang Bawang I, sebagai

suatu organisasi dibidang pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan manajemen yang

baik agar fungsinya sebagai pusat kesehatan masyarakat dapat terwujud.

Manajemen Puskesmas Tulang Bawang I telah berjalan walau dalam bentuk

sederhana. Fungsi manajemen diaplikasikan melalui rapat koordinasi setiap bulan baik

lintas sektoral maupun lintas program, serta lokakarya mini yang dilakukan tiap bulan dan

setiap triwulan.

a. Perencanaan

Perencanaan kegiatan dilakukan baik per bulan dalam bentuk Plan of Action

(POA) per program, maupun per tahun berupa Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP),

POA Bantuan Operasional Kesehatan (POA BOK), POA Jaminan Kesehatan Nasional (POA

Page 55: BAB I dst jadi euy

55

JKN). Dalam proses penyusunan perencanaan tersebut diawali dengan Lokakarya mini

(Lokmin). Hasil Lokmin tersebut diagendakan dan diarsipkan dalam bentuk notulensi,

yang akan menjadi dasar dan acuan penyusunan POA bulanan. Setiap triwulan terakhir

dalam tiap tahun, mulai dilakukan proses penyusunan Penilaian Kinerja Puskesmas

(PKP), dan juga PTP. POA BOK dan POA JKN sudah mulai disusun minimal 2 bulan

sebelum akhir tahun kegiatan berakhir, disesuaikan dengan akan dimulainya Tahun

Anggaran baru. Semua proses penyusunan perencanaan ini tentu saja melibatkan semua

unsur pegawai puskesmas, dan mengikuti alur sistem manajemen puskesmas yang baku

dan standar.

b. Loka Karya Mini

Pertemuan periodik bulanan/rutin maupun triwulanan yang diadakan di

lingkup puskesmas. Puskesmas Tulang Bawang dalam 1 tahun terakhir ini melakukan

Lokmin bulanan hampir setiap bulan, minimal dilakukan 10 kali. Berbagai macam

pembahasan evaluasi kegiatan, baik pelayanan kesehatan, program maupun koordinasi

lintas didiskusikan. Setelah dievaluasi, dilanjutkan dengan diskusi mencari alternatif

solusi, menggali semua potensi sumber daya yang ada. Kemudian didiskusikan

mengenai apa yang akan direncanakan bulan berikutnya.

Puskesmas Tulang Bawang 1 telah melakukan 1 kali Lokmin Triwulanan yang

bersamaan dengan kegiatan Rapat Koordinasi Bimbingan Teknis Aparatur Daerah di

lingkup Kecamatan Banjar Agung. Dibahas berbagai macam hal kegiatan, khusus untuk

bidang kesehatan dikemukakan permasalahan percepatan pencapaian goals of MDG’s

untuk tahun 2015, dengan meminta bantuan koordinasi lintas sektoral.

c. Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas

Monitoring dan evaluasi program telah dilakukan setiap bulan dalam pertemuan

Lokmin bulanan. Namun dalam keadaan tertentu Kepala UPT Puskesmas Tulang

Bawang 1 juga dapat melakukan monitoring evaluasi diluar jadwal lokmin tersebut, baik

secara spontan maupun secara periodik. Dari pihak Dinas Kesehatan pun juga kerap

berkunjung ke puskesmas untuk melakukan Monitoring Evaluasi (MONEV) dan

Bimbingan Teknis (Bimtek) per program.

4.7.2 Analisa Lingkungana. Lingkungan Fisik

Lingkungan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang 1 secara fisik

lebih menggambarkan suatu daerah semi urban. Kecamatan Banjar Agung adalah suatu

daerah penyangga perekonomian Kabupaten Tulang Bawang, jalur transit dan jalur yang

Page 56: BAB I dst jadi euy

56

sangat strategis karena menjadi pilihan utama untuk perjalanan darat antar kabupaten

dan antar propinsi. Menilik data kependudukan Kecamatan Banjar Agung, untuk tahun

2014 terjadi peningkatan jumlah penduduk ± 9 %, sehingga sekarang jumlah totalnya

mencapai 35.650 jiwa, yang terpusat/bertumpuk di lingkungan Puskesmas Tulang

Bawang 1. Tentu saja ini menimbulkan masalah serius, karena efek sampingnya adalah

meningkatnya masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan kenyamanan,

kesejahteraan, keamanan dan multiple problem lainnya.

b. Lingkungan Biologis

Dengan jumlah penduduk tersebut, akan sangat mempengaruhi kualitas hidup

per individu. Kepadatan hunian yang meningkat berimbas kepada konsumsi air bersih

atau air layak minum, meningkatkan resiko tertular penyakit, kekurangan zat gizi

tertentu, meningkatkan resiko penyakit degeneratif atau pun metabolik, menurunkan

angka harapan hidup, mengubah tatanan pola hidup bersih dan sehat yang telah ada

sebelumnya, mempengaruhi pola pikir dan kecenderungan dari tiap individu dan

komunitas, dan lain-lain.

c. Lingkungan Sosial Ekonomi

23,13%

12,11%

64,76%

Grafik 18. DATA JUMLAH PENDUDUK MISKIN KEC. BANJAR AGUNG 2014

Pddk MiskinJamkesmasJumlah Pddk Total

Sumber : Laporan Kependudukan Kec.Banjar Agung 2014, Laporan Jamkesmas PKM TB 1

4.7.3 Analisa Perilaku

Sejak memasuki awal tahun 2014, mulai diberlakukan program pelayanan

kesehatan baru yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan salah satu

produk pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Pada dasarnya program

ini bukan suatu program yang baru, hanya berpola lebih mirip sistem asuransi kesehatan

dimana pihak/orang yang sehat akan menanggung proses pelayanan kesehatan orang lain

yang sakit. Klasifikasi kriteria yang menjadi tertanggung dalam program ini adalah peserta

Page 57: BAB I dst jadi euy

57

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang nota bene adalah jumlah masyarakat

miskin pemegang kartu Jamkesmas, peserta Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta), dan

peserta mandiri. Peserta Jamkesmas merupakan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang

dibayarkan premi nya oleh pemerintah pusat, peserta Jamkesta merupakan PBI yang premi

nya dibayarkan oleh pemerintah daerah. Berikutnya kriteria Non PBI yaitu Penerima Upah

(Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI),

Jamsostek) dan Bukan Penerima Upah (peserta mandiri baik dari swasta, per orangan

maupun kelompok/komunitas).

4.7.4 Analisa Kependudukan

Total Jumlah Penduduk Kecamatan Banjar Agung (s/d September 2014) adalah

35.650 jiwa.

49.3850.62

Grafik 19. PROPORSI PENDUDUK PER JENIS KELAMIN

Laki-lakiPerempuan

Sumber : Data Dasar Sasaran Program PKM TB 1 th 2015

Bayi Batita Balita PUS WUS Bumil Bulin Usila0

5

10

15

20

25

30

1.94000000000002

4.5

11.713.9

26.3

2.14 2.05

6.87

Grafik 20. PROSENTASE DATA SASARAN PENDUDUK UNTUK 2015

Pros

enta

se

Sumber ; Data Dasar Sasaran Program PKM TB 1 th 2015

Page 58: BAB I dst jadi euy

58

BAB V