BAB I dan III

download BAB  I dan III

of 7

description

BAB IPENDAHULUANMikroba di alam hampir terdapat di semua tempat. Di udara mulai dari permukaan tanah sampai lapisan atmosfir yang paling tinggi. Di laut terdapat sampai di dasar laut yang paling dalam. Di alam air seperti di air sungai, selokan, kolam atau air sawah. Pada tanah yang subur, kira-kira terdapat 50 juta bakteri per gram tanah.Mikroba terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, pada saluran pernapasan dan pada seluruh permukaan tubuh yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal. Pada setiap sentimeter persegi kulit terdapat sekitar 10.000 sampai dengan 100.000 ribu bakteri.Masuknya mikroba kedalam jaringan tubuh, kemudian berkembang biak dan menimbulkan gejala penyakit disebut infeksi. Gejala klinik sebagai akibat adanya infeksi bisa sembuh kembali secara sempurna (kelainan pathologinya reversibel).Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik.Bakteri adalah salah satu makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop, tetapi memilki peran yang sangat penting dalam kehidupan yaitu dapat menguraikan makhluk hidup. Bisa kita bayangkan jika seandainya tidak ada makhluk hidup yang dapat menguraikan maka dunia ini akan penuh dengan timbunan pepohonan, dedaunan dan makhluk hidup karena tidak adanya proses penguraian oleh makhluk kecil ini.Bakteri terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran pernafasan dan pada seluruh permukaan yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal.

Transcript of BAB I dan III

  • 5/24/2018 BAB I dan III

    1/7

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Mikroba di alam hampir terdapat di semua tempat. Di udara mulai dari

    permukaan tanah sampai lapisan atmosfir yang paling tinggi. Di laut terdapat sampai di

    dasar laut yang paling dalam. Di alam air seperti di air sungai, selokan, kolam atau air

    sawah. Pada tanah yang subur, kira-kira terdapat 50 juta bakteri per gram tanah.

    Mikroba terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita

    hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari

    tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, pada saluran pernapasan dan pada

    seluruh permukaan tubuh yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal. Pada setiap

    sentimeter persegi kulit terdapat sekitar 10.000 sampai dengan 100.000 ribu bakteri.

    Masuknya mikroba kedalam jaringan tubuh, kemudian berkembang biak dan

    menimbulkan gejala penyakit disebut infeksi. Gejala klinik sebagai akibat adanya infeksi

    bisa sembuh kembali secara sempurna (kelainan pathologinya reversibel).

    Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas

    dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup

    di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang

    menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang

    membedakannya dengan makhluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler

    dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau

    mikroskopik.

    Bakteri adalah salah satu makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat

    dilihat melalui mikroskop, tetapi memilki peran yang sangat penting dalam kehidupan

    yaitu dapat menguraikan makhluk hidup. Bisa kita bayangkan jika seandainya tidak ada

    makhluk hidup yang dapat menguraikan maka dunia ini akan penuh dengan timbunan

    pepohonan, dedaunan dan makhluk hidup karena tidak adanya proses penguraian oleh

    makhluk kecil ini.

    Bakteri terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita

    hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari

    tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran pernafasan dan pada

    seluruh permukaan yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal.

    http://unjabisnis.com/http://unjabisnis.com/
  • 5/24/2018 BAB I dan III

    2/7

    Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air laut, dan tanah.

    Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang relatif tinggi. Sebagian besarjuga bersifat

    halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40.

    Genus Vibrio adalah agen penyebab penyakit vibriosis yang menyerang hewan

    laut seperti ikan, udang, dan kerang-kerangan. Spesies Vibrio umumnya menyerang larva

    udang dan penyakitnya disebut penyakit udang berpendar. Bakteri Vibrio menyerang

    larva udang secara sekunder yaitu pada saat dalam keadaan stress dan lemah, oleh karena

    itu sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenis opportunistic pathogen yang dalam

    keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat

    yang saprofitik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan.

    Terdapatnya bakteri pathogen Vibrio di perairan laut menandakan adanya kontak

    dengan buangan limbah industri dan rumah tangga seperti tinja manusia atau sisa bahan

    makanan lainnya, di mana bakteri tersebut secara langsung akan tumbuh dan berkembang

    bila kondisi perairan tersebut memungkinkan. Selanjutnya dari keadaan ini kemudian

    akan berpengaruh terhadap biota perairan dan akhirnya pada manusia.

    Penyakit saluran pencernaan akut yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai

    gejala dalam bentuknya yang berat dengan onset yang tiba-tiba, diare terus menerus, cair

    seperti air cucian beras, tanpa sakit perut, disertai muntah dan mual di awal timbulnya

    penyakit. Pada kasus-kasus yang tidak diobati dengan cepat dan tepat dapat terjadidehidrasi, asidosis, kolaps, hipoglikemi pada anak serta gagal ginjal. Infeksi tanpa gejala

    biasanya lebih sering terjadi daripada infeksi dengan gejala. Gejala ringan dengan hanya

    diare, umum terjadi, terutama dikalangan anak-anak. Pada kasus berat yang tidak diobati

    (kolera gravis), kematian bisa terjadi dalam beberapa jam, dan CFR-nya bisa mencapai

    50 %. Dengan pengobatan tepat, angka ini kurang dari 1 %.

    Menurut WHO (1988) merekomendasi tiga kelompok bakteri indikator

    pencemaran perairan rekreasi pantai yaitu fecal coliform, fecal Streptococcus dan

    patogen.

    Vibrio merupakan patogen oportunistik yang dalam keadaan normal ada dalam

    lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi

    patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan. Bakteri vibrio yang patogen dapat

  • 5/24/2018 BAB I dan III

    3/7

    hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan menempel, maupun

    pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usus dan sebagainya.

    Berdasarkan uraian diatas maka pada praktikum ini dilakukanlah pemeriksaan

    Vibrio cholera yang dimana bakteri tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyakit

    cholera pada manusia. Kolera adalah penyakit yang menyerang saluran pencernaan yang

    disebabkan oleh kuman vibrio cholerae.Diagnosa ditegakkan dengan mengisolasi Vibrio

    choleradari serogrup O1 atau O139 dari tinja. Jika pemeriksaan ditunda dapat digunakan

    media Cary Blairuntuk membawa atau menyimpan spesimen apus dubur (Rectal Swab).

    1.1Rumusan Masalah1.1.1 Bagaimana teknik pemeriksaan Vibrio cholerae?1.1.2 Bagaimanakah hasil pemeriksaan Vibrio cholerae?

    1.2Tujuan1.2.1 Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Vibrio choleraesampel rectal swab1.2.2 Untuk mengetahui hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan Vibrio choleraepada

    sampel rectal swab.

    1.3Manfaat1.3.1 Manfaat teoritis

    Agar dapat menambah wawasan mahasiswa dan pembaca dalam bidang

    mikrobiologi serta mahasiswa dapat menggunakannya sebagai referensi

    metode perhitungan bakteri.

    1.3.2 Manfaat praktisMahasiswa dapat melaksanakan teknik pemeriksaan kuman patogen pada

    saluran pencernaan dengan menggunakan metode pemeriksaan rektal swab

    pada pasien.

  • 5/24/2018 BAB I dan III

    4/7

    BAB III

    METODE

    3.1.Waktu dan Tempat

    3.1.1. WaktuPraktikum ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu,

    Tahap 1Pembuatan media TCBS pada Rabu, 4 Juni 2014

    Tahap 2Proses pengamatan makroskopis pada Kamis, 5 Juni 2014

    3.1.2. TempatLaboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes

    Denpasar

    3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat-alat

    1. Gelas beaker 50 ml2. Spatel3. Gelas Ukur 250 ml4. Neraca Analitik5. Batang pengaduk6. Erlenmeyer7. Botol semprot8. Plate9. Api Bunsen10. Pipet Ukur11. Bola Hisap12. Incubator13. Pinset14. Oven15. Ose disposible

  • 5/24/2018 BAB I dan III

    5/7

    3.1.3. Bahan1. Media TCBS Agar2. Sampel Rectal Swab dalam cotton buds yang dimasukkan ke dalam media Carry

    and Blair

    3. Label4. Kapas lemak5. Aluminium foil6. Kertas Koran

    3.3 Cara Kerja

    Pembuatan media TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Salts )Agar

    1) Alat dan bahan disiapkan dan di beri label2) Ditimbang sebanyak 17,6 gram bubuk media TCBS OXOID CM03333) Bubuk yang sudah ditimbang kemudian dilarutkan dengan 200 mL aquades steril4) Dipanaskan di atas kompor listrik sampai larut sempurna5) Media dituang pada masing-masing plate 15 mL dan dibiarkan sampai membeku6)

    Media siap untuk digunakan

    Pembuatan media TSI (Triple Sugar Iron)

    1) Alat dan bahan disiapkan dan di beri label2) Ditimbang bubuk TSI OXOID CM0381 menggunakan gelas beaker3) Dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen4) Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquades5) Ditutup dengan aluminium foil dan dipanaskan di atas kompor listrik sampai larut

    sempurna

    6) Dipipet dengan pipet ukur ke dalam tabung reaksi7) Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit

    8) Tabung diletakkan dalam posisi miring

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thiosulfate-citrate-bile_salts_agar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thiosulfate-citrate-bile_salts_agar&action=edit&redlink=1
  • 5/24/2018 BAB I dan III

    6/7

    9) Media siap untuk digunakan

    Pembuatan media SIM (Sulfur Indol Motility)

    1) Alat dan bahan disiapkan dan di beri label2) Ditimbang bubuk SIM OXOID CM0435 pada neraca analitik dengan menggunakan gelas

    beaker

    3) Dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen4) Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquades5) Ditutup dengan aluminium foil dan dipanaskan di atas kompor listrik sampai larut

    sempurna

    6) Dipipet dengan pipet ukur ke dalam tabung reaksi7) Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit8) Media siap untuk digunakan

    Pembuatan media Simmons Citrate Agar

    1) Alat dan bahan disiapkan dan di beri label2) Ditimbang bubuk Simmons Citrate AgarOXOID CM155 dengan menggunakan gelas

    beaker

    3) Dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen4) Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquades Ditutup dengan aluminium

    foil dan dipanaskan di atas kompor listrik sampai larut sempurna

    5) Dipipet dengan pipet ukur ke dalam tabung reaksi6) Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit7) Media siap untuk digunakan

    Pemeriksaan Sampel Rectal Swab

    1) Alat dan bahan disiapkan2) Lidi kapas yang berisi sampel diambil dengan pinset dan digoreskan pada media TCBS

    dengan cara cotton buds digoreskan pada media dan disebarkan pada dua kuadran media,

    proses pengerjaan dilakukan di belakang api Bunsen.

  • 5/24/2018 BAB I dan III

    7/7

    3) Kemudian, diinkubasi pada incubator dengan suhu 37C selama 1 x 24 jam4) Setelah 1 x 24 jam pertumbuhan koloni pada media TCBS diamati secara makroskopis5) Hasil pengamatan makroskopis dicatat