Bab I - Daftar Pustaka

68
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek PHB dan Kendali merupakan salah satu mata kuliah pada program diktat produktif. Latihan kerja bengkel ini merupakan kompetensi untuk mengerjakan bagian kerja yang berfungsi sebagai acuan kita untuk memasuki dunia kerja dan dapat mengetahui kesalahan dalam merangkai rangkaian kontrol Air Melimpah yang dapat kita terapkan dalam dunia kerja. Pengamatan penulis selama ini bahwa program PHB dan Kendali kurang diminati . Hal ini mungkin disebabkan mereka belum mengenal atau mengetahui kegunaan dan manfaat dari kerja bengkel tersebut. Penulis berharap agar hal ini agar dapat dicermati oleh semua pihak. 1.2 Tujuan dan manfaat Tujuan dari praktek PHB dan Kendali agar melatih mahasiswa mampu mengerjakan berbagai pekerjaan dimanapun baik yang dalam membaca gambar dan merangkai rangkaian kontrol secara benar berguna dalam dunia kerja. 1

description

fsadgfsg dgdgdwqqaa

Transcript of Bab I - Daftar Pustaka

Page 1: Bab I - Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek PHB dan Kendali merupakan salah satu mata kuliah pada program

diktat produktif.

Latihan kerja bengkel ini merupakan kompetensi untuk mengerjakan

bagian kerja yang berfungsi sebagai acuan kita untuk memasuki dunia kerja dan

dapat mengetahui kesalahan dalam merangkai rangkaian kontrol Air Melimpah

yang dapat kita terapkan dalam dunia kerja.

Pengamatan penulis selama ini bahwa program PHB dan Kendali kurang

diminati . Hal ini mungkin disebabkan mereka belum mengenal atau mengetahui

kegunaan dan manfaat dari kerja bengkel tersebut. Penulis berharap agar hal ini

agar dapat dicermati oleh semua pihak.

1.2 Tujuan dan manfaat

Tujuan dari praktek PHB dan Kendali agar melatih mahasiswa mampu

mengerjakan berbagai pekerjaan dimanapun baik yang dalam membaca gambar

dan merangkai rangkaian kontrol secara benar berguna dalam dunia kerja.

Manfaat dari praktek PHB dan Kendali adalah mahasiswa mampu

menjelaskan secara teperinci gambar kerja dan cara merangkai yang baik dan

benar sehingga mahasisiwa memiliki skill dan keterampilan serta keberanian

dalam dunia kerja setelah lulus D3 dan ilmu yang diterima dapat diterima

masyarakat Luas serta mampu bersaing di Dunia Usaha dan Bisnis.

1

Page 2: Bab I - Daftar Pustaka

1.3 Perumusan masalah

1. Apa saja keselamatan kerja yang harus diperhatikan secara

seksama saat melaksanakan Praktek?

2. Bagaimana prinsip kerja Kontrol air melimpah?

3. Apa saja kegunaan dari Peralatan kontrol air melimpah ?

4. Sebutkan bahan material yang Diperlukan untuk melaksanakan

Praktek Rangkaian Kontrol air melimpah?

1.4 Metode

Metode Pembahasan

Menggunakan metode pennulisan yang diambil dari buku–buku

mengenai Laporan, informasi dari media internet , merangkai dari hasil laporan

lain, selain itu juga lebih banyak menyimpulkan dari hasil praktek di bengkel

tersebut.

Dapat disimpulkan dari beberapa data yang diperoleh dalam menyusun

Laporan bengkel ini adalah:

1. Dari sumber data di internet berupa gambar dan tulisan

2. Dari kesimpulan sendiri

3. Buku

4. Dari Buku Job Praktek kerja bengkel

2

Page 3: Bab I - Daftar Pustaka

1.5 Sistematika Penulisan

1. Bab I

Menceritakan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat dari adanya

Praktek PHB dan Kendali dengan judul Rangkaian Kontrol Air Melimpah

serta memberikan rumusan masalah bab II agar mendapat solusi dengan cara

membuat pertanyaaan seputar masalah yang akan dipecahkan.

2. Bab II

Menjelaskan tentang bahan apa-apa saja yang diperlukan pada saat praktek

dari PHB dan Kendali.

Memberikan data material dan penjelasan tentang bahan yang digunakan

saat Praktek PHB dan Kendali

3. Bab III

Menjelaskan tentang peralatan dan bahan yang digunakan pada Praktek

rangkaiaan kontrol air melimpah

4. Bab IV

Menceritakan langkah- langkah kerja Sebelum melaksanakan praktek,

Denah Lokasi pada saat Praktek agar pembimbing dapat mengetahui

lokasi tempat Praktek yang ditempati mahasiswa tersebut.

Berisi tentang Gambar asli dan gambar hasil saat praktek PHB dan Kendali

5. Bab V

Menceritakan kesimpulan dan saran pada saat Praktek Rangkian Kontrol

Air Melimpah.

3

Page 4: Bab I - Daftar Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Pembahasan ini meliputi tinjauan pustaka, tentang jenis

komponen atau peralatan, kegunaan prinsip kerja, karakteristik dan uraian lain

yang dianggap perlu.

Tinjauan pustaka adalah suatu hal yang sangat

penting sebagai sarana pendukung dalam melaksanaan praktek sehingga akan

mempermudah dan menganalisa cara kerja rangkaian sesuai dengan sifat

komponen yang akan dipergunakan.

2.1. Bagian-bagian MCB (Miniatur Circuit Breaker)

Gambar 1. Bagian-bagian MCB (Miniatur Circuit Breaker)

Keterangan gambar :

1. Tuas Operasi Strip 5. Bimetal

2. Aktuator Mekanis 6. Sekrup Kalibrasi

3. Kontak Bergerak 7. Kumparan magnetis

4. Terminal Bawah 8. Ruang busur api

4

Page 5: Bab I - Daftar Pustaka

Gambar 2. MCB

Nilai arus 3 (tiga) fasa dan 1 (satu) fasa menggunakan persamaan 2.9 berikut ini :

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi suatu MCB yaitu :

Pada kondisi normal, harus mampu memikul arus beban penuh dalam

waktu yang lama.

Pada kondisi abnormal, dapat memutuskan dengan cepat jika terjadi arus

hubung singkat pada sirkuit.

Tahan terhadap arus hubung singkat untuk beberapa saat hingga gangguan

dibebaskan.

Bila kontak dalam keadaan terbuka, celah harus tahan lama terhadap

gangguan sirkuit.

2.1.3 Prinsip Kerja MCB (Miniature Circuit Breaker)

1. Secara Thermis

Prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua

jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut

dilas jadi satu keping (bimetal) dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika

arus yang melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal yang

diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan

aliran listrik.

5

Page 6: Bab I - Daftar Pustaka

2. Secara Magnetik

Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang

cukup besar untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi

lektromagnetis. Semakin besar arus hubung singkat, maka semakin besar

gaya yang menggerakkan sakelar tersebut sehingga lebih cepat

memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi

off. Busur api yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk pelat-

pelat, tempat busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan

cepat.

2.1.3. Jenis-Jenis MCB (Miniature Circuit Breaker)

Berdasarkan waktu pemutusannya, pengaman-pengaman otomatis dapat terbagi

atas Otomat-L, Otomat-H, dan Otomat-G.

1. Otomat-L (Untuk Hantaran)

Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan

meningkatnya suhu hantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu

hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwi logamnya akan

memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat, arusnya diputuskan

oleh pengaman elekromagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama

dengan 4 In-6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan

arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 second

2. Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)

Secara termis jenis ini sama dengan Otomat-L. Tetapi pengaman

elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, jika arusnya

sama dengan 2,5 In–3 In untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 In

untuk arus searah. Jenis Otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada

instalasi rumah, arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan

cepat. Jadi kalau terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari

logam tidak akan lama bertegangan.

6

Page 7: Bab I - Daftar Pustaka

3. Otomat-G

Jenis Otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor

listrik kecil untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan

juga rangkaian akhir besar untuk penerangan, misalnya penerangan pabrik.

Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In-11 In untuk arus bolak-

balik atau pada 14 In untuk arus searah. Kontak-kontak sakelarnya dan

ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi khusus. Karena itu jenis

Otomat ini dapat memutuskan arus hubung singkat yang besar, yaitu

hingga 1500 A.

2.2. Kontaktor

Kontaktor adalah gawai elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai

penyambung dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh

pergerakan kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnet.

Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan,

artinya bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan

pelepas kontak-kontak. Arus kerja normal adalah arus yang mengalir selama

pemutaran tidak terjadi.

Kumparan/belitan magnet (coil) suatu kontaktor magnet dirancang untuk

arus searah (DC) saja atau arus bolak-balik (AC) saja Bila kontaktor untuk arus

searah digunakan pada arus bolak-balik, maka kemagnetannya akan timbul dan

hilang setiap saat mengikuti bentuk gelombang arus bolak-balik. Sebaliknya jika

kontaktor yang dirancang untuk arus bolak-balik digunakan pada arus searah,

maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik, sehingga kumparan menjadi

panas Jadi kontaktor yang dirancang untuk arus searah, digunakan untuk

arussearah saja. Juga untuk arus bolak-balik. Umumnya kontaktor magnet akan

bekerja normal bila tegangannya mencapai 85% tegangan kerjanya, bila tegangan

turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas

kemampuan arusnya. Kontak-kontak pada kontaktor ada dua macam yaitu kontak

utama dan kontak bantu. Sedangkan menurut kerjanya, kontak-kontak dibedakan

7

Page 8: Bab I - Daftar Pustaka

menjadi dua yaitu Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Kontak NO

adalah pada

Gambar 3. Konstruksi Sebuah Kontaktor

2.2.1 Bagian – Bagian Konektor

Pada umumya kontaktor mempunyai tiga bagian konektor-konektor

(terminal sambungan) yaitu :

a. Kontak Utama

b. Kontak Bantu

c. Koil atau kumparan

Kontak utama terdiri dari 3 (tiga) buah kontak NO (Normally Open). Kontak ini

digunakan untuk menghubungkan sumber tiga fasa dengan beban. Kemampuan

hantar arusnya besar karena mempunyai penampang yang besar. Kontak Bantu

terdiri dari kontak NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close).

Kontak ini berfungsi sebagai switch bantu untuk memutuskan atau

menghubungkan rangkaian kontaktor denga peralatan lainnya. Kontak ini

mempunyai penampang yang lebih kecil karena hanya digunakan untuk beban

sistem pengontrolan yang arusnya relatif kecil. Koil atau kumparan, berfungsi

untuk menarik kontak-kontak NO (normally Open) dan NC (Normally Close)

yang ada pada kontak utama/bantu, jika ada arus yang mengalirinya. Jika ada arus

yang mengalir melalui kontaktor, maka kumparan akan bekerja dan menarik

kontakkontaknya. Pada saat kumparan magnet bekerja, maka kontak NO

8

Page 9: Bab I - Daftar Pustaka

(Normally Open) akan menutup dan kontak NC (Normally Close) akan membuka.

Antara kontak NO (Normally Open) dan NC (Normally Close) dibedakan dengan

nomor kode tertentu. Ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemasangan

maupun dalam pelacakan kesalahan apabila terjadi gangguan. Penandaan pada

terminal-terminal kontaktor menurut standar IEC.

Gambar 4. Skema Kontaktor

Anak-anak Kontak Kontaktor

Penandaan kontak-kontak mempunyai aturan sebagai berikut:

• Penomoran kontak utama adalah 1, 3, 5 dan 2, 4, 6.

• Penomoran kontak bantu adalah

a. *1 - *2 untuk NC, contoh 11-12, 21-22, 31-32 dan seterusnya.

b. *3 - *4 untuk NO, contoh 13-14, 23-24, 33-34 dan seterusnya.

Kode terminasi kontaktor

• A dan B : terminal koil kontaktor

• 1, 3, 5 : terminal kontak utama (input)

• 2, 4, 6 : terminal kontak utama (output)

• 31, 41 : terminal kontak bantu NC (input)

• 32, 42 : terminal kontak antu NC (output)

• 13, 23 : terminal kontak bantu NO (input)

• 14, 24 : terminal kontak bantu NO (output)

9

Page 10: Bab I - Daftar Pustaka

Kontaktor magnet akan bekerja normal apabila tegangannya mencapai

95% dari tegangan kerja, bila tegangan kerja turun kontaktor akan bergetar.

Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan tegangan arusnya,

biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak control normally open (NO)

dan normally (NC).

2.3. Relay

Relay adalah suatu adalah listrik yang berfungsi untuk melindungi atau

menghubungkan suatu rangkaian listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya,

yang bekerja secara otomatis yang digerakkan oleh magnet dan dapat dikontrol

dari jarak jauh. Relay terdiri dari sebuah electromagnet dan sebuah tangkai

bergerak yang disebut angker. Bilamana arus listrik mengalir dalam kumparan

magnetnya, maka akan dibangkitkan suatu medan magnet yang lalu menarik

tangkai angkernya dari inti besi ke inti magnet iu.

Relay terdiri atas 2 (dua) macam yaitu :

1. Relay AC (Yang bekerja dengan arus bolak-balik)

2. Relay DC (Yang bekerja dengan arus searah)

2.3.1. Asas Relay

Pada dasarnya relay adalah saklar elektromagnetik. Apabila ada arus

yang mengalir didalam kumparan maka inti besi menjadi magnet sehingga jangkar

yang terbuat dari besi lunak ditarik dan bergerak pada engsel, karena itu relay

semacam ini dinamakan relay guling. Relay dapat berguling apabila ada gaya

megnetik dapat mengalahkan gaya pegas yang melawannya, maka kontak akan

bergerak. Besarnya gaya magnetic ditetapkan oleh kuatnya medan yang ada

didalam celah udara, diantara jangkar dan inti. Kuat medan ini tergantung pada

banyaknya lilitan kumparan dan kuat arus yang ada pada kumparan.Kuat medan

magnet juga ditetapkan oleh besarnya perlawanan magnetic didalam sirkuit

kemagnetan. Untuk memperoleh medan magnet yang besar didalam celah udara,

maka dibentuklah suatu sirkuit kemagnetan tertutup oleh inti besi dan bingkai

relay. Kuat medan didalam celah udara juga akan makin kuat apabila jangkar

10

Page 11: Bab I - Daftar Pustaka

makin dekat dengan inti. Jarak antara jangkar dan inti besi dapat diatur dengan

sekrup penyetel. Dengan jarak yang kecil, maka daya dapat dibesarkan, tetapi

saat-saat membuka akan kurang memuaskan.

2.3.2. Konstruksi Relay

Dalam hanya diperlihatkan suatu pasangan mata kontak, tetapi banyaknya

pasangan mata kontak itu bisa saja dibuat lebih sesuai dengan kebutuhan

sirkuitnya. Mata – mata kontak pada angker dan rangka relaynya kemudian

menutup dan melengkapi sirkuit antara terminal – terminal A dan B.

Apabila magnet itu dimatikan pendayaannya, maka pegas baliknya

mengembalikan angker ke posisi terbuka dan mata-mata kontaknya terbuka,

sehingga putuslah sirkuitnya antara terminal-terminal A dan B itu. Relay yang

digambarkan disebelah kiri dapat disebut relay NO (Normally Open), karena

kontaknya terbuka pada waktu tidak diberikan daya. Relay yang disebelah kanan

adalah relay NC (Normally Close), karena kontak-kontaknya tertutup apabila

relay tidak mendapat pendayaan. Jika relay itu diberi daya, maka tangkai

angkernya tertarik ke magnet dan kontak-kontaknya membuka sehingga sirkuit

antara terminal menjadi terputus.

1. Simbol Relay

2. Relay NO (Normally Open)

3. Relay NC (Normally Close)

Gambar 5. Relay

11

Page 12: Bab I - Daftar Pustaka

2.3.3. Prinsip Kerja Relay

Relay akan bekerja apabila kontak-kontak yang terdapat pada relay

tersebut bergerak membuka dan menutup. Relay normally open kontak

kontaknya

yang mempunyai posisi tertutup, pada saat relay tidak bekerja akan membuka

setelah ada arus yang mengalir. Relay normally close kontak-kontaknya yang

mempunyai posisi terbuka, pada saat relay tidak bekerja akan menutup setelah ada

arus yang mengalir. Banyaknya kontak-kontak dimana jangkar dapat melepas atau

menyambung lebih dari satu kontak sekaligus. Oleh karena itu, relay yang

dijual dipasaran ada yang membuka dan menutup satu kontak saja dan ada

juga yang membuka dan menutup lebih banyak kontak sekaligus.

2.3.4. Persyaratan-Persyaratan Kontak

Bahan kontak perlu sekali memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai

berikut :

a. Daya hantar yang baik, guna memperoleh perlawanan kontak yang sekecil

mungkin.

b. Suhu leleh dan suhu penguapan yang tinggi, guna mencegah terjadinya

ionisasi

c. Daya hantar thermis yang terbaik, agar panas yang dihasilkan pada

permukaan kontak secepat mungkin terbuang.

d. Cukup keras, guna menghindari perubahan bentuk secara mekanik. Perak,

palladium dan palladium-iridium digunakan pada kontak-kontak untuk 0,5

sampai 30 A. Wolfram mempunyai perlawanan tinggi, namun suhu

penguapan tinggi, karena itu wolfram dipakai dalam sirkuit-sirkuit

bertegangan tinggi. Luasnya permukaan kontak juga merupakan faktor

penting untuk keperluan pembebanan yang dibolehkan. Kontak yang besar

akan kurang cepat menjadi panas, dan panas yang ada pada permukaan

kontak akan lebih mudah tersalur. Lazimnya relay-relay untuk daya kecil

dan menengah menggunakan kontak-kontak perak dengan diameter kira-kira

12

Page 13: Bab I - Daftar Pustaka

3 mm untuk kuat arus 3 sampai 4 A. Untuk arus 20 sampai 30 A

diameternya kira-kira 10 mm.

2.3.5. Macam-Macam Relay

Adapun beberapa jenis contoh relay yaitu :

2.3.5.1 Relay Beban Lebih ( Over Load Relay )

Tujuan dari pemasangan relay beban lebih adalah untuk mengamankan

atau memberikan perlindungan terhadap motor dari kerusakan atau memberikan

pencegahan terhadap terjadinya kerusakan akibat dari pembebanan lebih.

Beberapa penyebab terjadinya beban lebih dari motor antara lain :

• Terlau besarnya beban mekanik dari motor.

• Arus start yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak

• Terjadinya hubung singkat.

• Terbukanya salah satu fasa dari motor.

Arus yang terlalu besar yang timbul dari belitan motor akan menetapkan

atau mengakibatkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor. Untuk

menghindarinya, maka dipasanglah alat perlindungan (Protection Relay) pada alat

pengontrol.

2.3.5.2. Relay Thermal Beban Lebih (Thermal Overload Relay)

Thermal Over Load Relay (TOLR) adalah suatu pengaman beban lebih

menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu proteksi beban lebih (arus lebih)

dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap

pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak

dapat diasut.

Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor berjalan bila bertahan cukup lama

akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor

tersebut. TOLR memiliki rating yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan

biasanya tiap-tiap TOLR batas ratingnya dapat diatur.

13

Page 14: Bab I - Daftar Pustaka

Gambar 6. Thermal Beban Lebih (Thermal Overload Relay)

Cara kerja TOR

TOR pada prinsipnya terdiri dari 2 buah macam logam yang berbeda

tingkat pemuaian yang berbeda pula. Kedua logam tersebut dilekatkan menjadi

satu yang disebut bimetal. Apabila bimetal tersebut dipanasi maka akan

membengkak karena perbedaan tingkat pemuaian kedua logamnya. Bimetal

tersebut diletakan didekat sebuah elemen pemanas yang dilalui oleh arus menuju

beban ujung yang satu dipasang tetap sedangkan yang lainnya dipasang bebas

bergerak dan membengkok dan dapat membukakan kontak-kontaknya dengan

demikian rangkaian beban atau motor akan terputus. Besarnya arus yang

diperlukan untuk mengerjakan bimetal sebanding dengan besarnya arus yang

diperlukan untuk membuat alat pengaman terputus. Di dalam penggunaanya

sesuai dengan PUIL

2000 pasal 5.5.4.3 bahwa gawai proteksi beban lebih yang digunakan

adalah tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih

tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Oleh karena

itu, waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari

yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban

penuh.

2.4. Timer (Delay)

Relay pengatur waktu secara umum disebut timer, namun melihat karakteristik

dari input (disebut saja aksi dari relay) dan output (sebut saja reaksi dari aksi

relay) yang beragam, maka ada timer jenis delay. Delay dari prinsip kerja aksi

14

Page 15: Bab I - Daftar Pustaka

(belitannya) dan reaksinya (anak-anak konta NO dan NC) dapat dibagi menjadi

dua, yakni :

• ON-delay atau disebut delay perlambatan

Prinsipnya bila input atau aksinya diberi sinyal listrik maka output

(kontak NO dan NC) atau reaksinya belum ada perubahan sampai masa

settimg waktunya tercapai baru berubah, kontak output yang tadinya NO

(Normally Open) menjadi NC (Normally Close) dan yang tadinya NC

(Normally Close) menjadi NO (Normally Open).

• OFF-Delay atau disebut Delay Percepatan

Prinsipnya apabila input atau aksinya diberi sinyal listrik maka

output (kontak NO dan NC) atau reaksinya akan langsung berubah,

kembaliu normal setelah setting waktunya tercapai.

Gambar 7. Simbol ON dan OFF Delay

Untuk mengetahui karakteristrik kerja ON-Delay dan OFF- Delay dapat

dilihat pada gambar diagram kerja dibawah ini :

Gambar 8. Diagram Kerja ON dan OFF Delay

15

Page 16: Bab I - Daftar Pustaka

2.5. Tombol Tekan

Prinsip kerja tombol tekan hampir sama dengan saklar tekan yang

digunakan pada instalasi penerangan, bedanya jika saklar tekan jenis yang

mempunyai togel akan langsung mengikat/mengunci, sedangkan pada tombol

tekan tidak ada. Jadi tombol tekan setelah ditekan tidak akan mengunci, tetapi

kembali keadaannya semula.Penggunaan tombol tekan biasanya dikombinasikan

dengan saklar impuls pada instalasi penerangan, dan dengan kontaktor pada

instalasi control dan tenaga. Ada dua kontak yang dapat dilakukan oleh tombol

tombol tekan, yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) hijau

b. Kontak NC (Normally Close) merah

Gambar 8. Tombol Tekan NO Gambar 9. Tombol Tekan NC

2.6. Lampu Tanda

Lampu tanda atau indikator digunakan pada peralatan kontrol untuk menandai

bekerja atau tidaknya suatu peralatan atau rangkaian, dapat juga sebagai

kondisi/keadaan beban. Jika lampu tanda dipergunakan untuk menandai suatu

peralatan yang sedang bekerja, maka lampu tanda dipasang seri pada kontak NO,

sedangkan apabila lampu tanda digunakan untuk menandai tidak bekerjanya suatu

peralatan, maka lampu tanda dipasang paralel pada kontak NC pada rangkaian

yang mengontrol peralatan tersebut.Jika lampu tanda dipergunakan untuk

menandai keadaan suatu peralatan/beban, maka lampu tanda mempergunakan

warna-warna yang berbeda-beda bergantung pada kondisi peralatan/beban yang

16

Page 17: Bab I - Daftar Pustaka

ditandai.Tabel 2.6 dibawah ini merupakan warna- warna yang menunjukkan

fungsi dari lampu tanda.

Tabel 2.6

Fungsi Warna Lampu Tanda

Lampu tanda tidak jauh berbeda dengan lampu penerangan biasa, biasanya

lampu ini mempunyai tahanan dalam yang besar sehingga dayanya rata-rata kecil.

Lampu tanda juga sama seperti lampu penerangan biasa yang mempunyai bentuk

bermacam-macam yang biasa dilihat pada gambar 2.13 dibawah ini.

Gambar 10. Lampu Tanda

2.7. Penghantar (Kabel)

Penghantar yang digunakan adalah berupa kabel yang memiliki

bermacammacam jenisnya. Penghantar untuk instalasi lisrik telah diatur dalam

PUIL 2000. Menurut PUIL 2000 pasal 7.1.1 Persyaratan umum penghantar,

bahwa “semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang

memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan

diuji menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang

berwenang.”

17

Page 18: Bab I - Daftar Pustaka

A .Jenis Penghantar

Dilihat dari jenisnya penghantar dibedakan menjadi:

• Kabel instalasi

Kabel instalasi ini digunakan untuk instalasi penerangan, jenis kabel yang

banyak digunakan untuk instalasi rumah tinggal yang pemasangannya tetap yaitu

NYA dan NYM.

• Kabel tanah

Terdapat dua jenis kabel tanah yaitu :

a. Kabel tanah termoplastik tanpa perisai

b. Kabel tanah bthermoplastik berperisai

• Kabel Fleksibel

B. Kode Pengenal Kabel

Huruf Kode Komponen

N Kabel jenis standar dengan tembaga sebagai penghantar

NA Kabel jenis standar dengan aluminium sebagai penghanar

Y Isolasi PVC

Re Penghantar padat bulat

M Selubung PVC

A Kawat Berisolasi

Rm Penghantar bulat berkawat banyak

se Penghantar padat bentuk sektor

sm Penghantar dipilin bentuk sektor

-1 Kabel dgn sistem pengenal warna urat dengan hijau-kuning

-0 Kabel dgn sistem pengenal warna urat tanpa hijau-kuning.

2.8. Kotak Panel

Kotak panel merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan

komponen listrik seperti : Kontaktor, MCB, Relay, Lampu Indikator dan

mempunyai fungsi untuk melindungi komponen atau peralatan listrik yang

digunakan.

18

Page 19: Bab I - Daftar Pustaka

2.9.Saklar.

Saklar adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk memutuskan atau

menghubungkan arus pada alat / rangkaian listrik. Macam-macam saklar adalah:

a.)saklar tunggal.

Saklar tunggal atau satu arah digunakan sebagai pengatur suatu

rangkian hanya dari satu tempat atau hanya dari posisi ON dan OFF.

Rangkaian penerangan satu arah ini digunakan untuk ruangan yang kecil

dengan satu pintu.

Gambar 11. saklar tunggal

Fungsi sakelar tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan

lampu. Pada sakelar ini terdapat dua titik kontak yang

menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat yang lain.

b) Sakelar kutub ganda (dwi kutub)

Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya digunakan

untuk memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol

secara bersama-sama. Sakelar ini biasanya digunakan pada boks

sekering satu fasa.

c) Sakelar kutub tiga (tri kutub)

Sakelar mempunyai enam titik hubung untuk menghubungkan

atau memutuskan hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama

pada sumber listrik 3 fasa.

d) Sakelar kelompok

Kegunaan sakelar kelompok adalah untuk menghubungkan

atau memutuskan dua lampu atau dua golongan lampu secara

bergantian, tetapi kedua golongan tidak dapat menyala bersamaan.

Umumnya sakelar ini dipakai sebagai penghubung yang hemat pada

kamar- kamar hotel, asrama, dan tempat-tempat yang memerlukan.

19

Page 20: Bab I - Daftar Pustaka

e) Sakelar seri

Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan

dan memutuskan dua lampu, atau dua golongan lampu baik

secara bergantian maupun bersama-sama. Sakelar seri sering disebut

pula sakelar deret.

Gambar 12. Saklar seri

f). Sakelar tukar

Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena

banyak dipakai dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan

memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian.

Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan dan

memadamkan satu lampu atau satu golongan lampu dari dua

tempat dengan menggunakan dua sakelar tukar.

Gambar 13. Saklar tukar

g) Sakelar silang

Untuk melayai satu lampu atau satu golongan lampu agar

dapat dinyalakan dan dimatikan lebih dari dua tempat dapat

dilakukan dengan mengkombinasikan antara sakelar tunggal dan

sakelar silang. Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir adalah

sakelar tukar sedangkan sakelar di antaranya adalah sakelar silang.

20

Page 21: Bab I - Daftar Pustaka

h) Saklar impuls.

Saklar impuls adalah saklar yang berbeda berdasarkan magnet

dimana posisi saklarnya akan berubah pada setiap impuls, lamanya

pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya,

saklar impuls mempunyai dua posisi kontak yaitu : ON pada

pengoperasian lampu pertama dan kontak OFF untuk pengoperasian pada

lampu impuls kedua.

Gambar 14. Saklar impuls

i). Saklar Staircase

Timer staircase dapat memutuskan rangkaian secara otomatis

dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pengoperasian timer bisa

dilakukan kembali walaupun batasan waktu belum habis. Penyambungan

pada timer staircase dapat dilakukan dengan sistem 3 kawat dan 4 kawat

tergantung kondisi penggunaan.

j). Saklar Pelampung

Pada umumnya ada dua jenis alat kontrol saklar pelampung yang banyak

dipakai melengkapi pompa di rumah tangga, yaitu pressure switch (bekerja

berdasarkan tekanan air di sisi keluaran pompa) dan level control (berdasarkan

ketinggian permukaan air yang berada di dalam tangki reservoir). Level control

hanya cocok dengan sistem yang menggunakan tangki reservoir sebelum air

didistribusikan ke pengguna, karena pelampung alat ini harus dimasukkan ke

21

Page 22: Bab I - Daftar Pustaka

dalam tangki. Gambar kedua alat pengontrol tersebut seperti di bawah ini. Sebelah

kiri level control switch dan sebelah kanan pressure switch.

Gambar 15. Saklar Pelampung

Prinsip kerja kedua alat ini sama yaitu switch (pemutus dan penghubung

arus listrik). Bedanya gaya untuk membuka tuas penghubung arusnya adalah gaya

berat pelampung untuk level control, sedang untuk pressure switch adalah gaya

akibat tekanan air di sisi keluaran pompa. Namun akibatnya terhadap operasi

pompa berbeda. Bila menggunakan level control, pompa baru akan mati bila

kedua pelampung mengambang di permukaan level air dan hidup lagi manakala

kedua pelampung tergantung, artinya muka air berada di bawah kedua pelampung

yang tergantung pada switchnya. Jadi hidup matinya pompa (start-stop) jarang.

Sedangkan pressure switch mengakibatkan start stop lebih sering karena begitu

tekanan sisi keluar pompa turun akibat keran terbuka, maka pompa akan start dan

akan mati sesaat setelah semua aliran keluar pompa tertutup. Konsekuensinya

umur pressure switch biasanya lebih pendek (lebih cepat rusak).

Berdasarkan cara bekerjanya, sakelar dapat diklasifikasikan menjadi:

a) Sakelar tarik; biasanya terdapat pada fitting lampu dan untuk

mengoperasikan digunakan seutas tali.

b) Tombol tekan; bila ditekan maka kontak terhubung dan begitu dilepas

maka kontak akan terputus kembali. Tombol biasannya dipakai untuk

bel listrik, tetapi ada pula tombol yang dalam keadaan normal

terhubung dan saat ditekan terputus. Misalnya tombol yang terpasang

22

Page 23: Bab I - Daftar Pustaka

pada pintu alnmari es untuk penyalaan lampunya.

c) Sakelar jungkit; saat ini lebih banyak digunakan untuk menggantikan

sakelar putar karen pengoperasiannya mudah.

d) Sakelar putar, sudah jarang digunakan karena sudah ada

penggantinya yaitu sakelar jungkit. Pemakaiannya hanya pada tempat

tertentu, misalnya: box sekering.

2.10 Line up Terminal.

Line up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai penghubung

kabel penghantar dan untuk menghindari sentuhan apapun yang dapat

mengakibatkan terjadinya hubungan singkat.

Gambar 16. Line up Terminal

2.11 Wiring Chanel.

Wiring chanel adalah tempat jalanya atau alur penyambugan kabel yang terbuat

dari bahan campuran PVC yang berbentuk kotak persegi panjang sehingga suatu

rangkayan dapat terlihat rapi dan teratur.

Gambar 17. Wiring Chanel

23

Page 24: Bab I - Daftar Pustaka

2.12 Selektor

selektor hanya dipakai pada tempat tertentu Yaitu seperti pada sumber tegangan

pada panel atau pengubah rangkaian kejalur yang berbeda

Gambar 18. Selektor

2.13 Jenis-jenis Motor Arus Bolak Balik 3 Fasa

a. Motor induksi 3 fasa (motor asynkron 3 fasa)

Motor induksi sering disebut motor asyinkron (tidak serempak),

disebut demikian karena jumlah putaran rotor tidak sama dengan putaran

medan magnit stator.

Jenis rotor yang digunakan yaitu:

1) Jenis rotor lilit (wound rotor)

Motor jenis ini berkapasitas besar, juga sering disebut motor

slipring atau motor cincin seretatau cincin hubung singkat.

2) Jenis rotor sangkar (squarrel cage rotor)

Motor jenis ini sering disebut motor dengan rotor hubung

singkat.

Motor induksi 3 fasa banyak sekali digunakan di industri untuk

menggerakkan peralatan mekanik, yang membutuhkan jumlah putaran

relatif konstan. Jenis motor induksi baik 1 fasa maupun 3 fasa banyak

digunakan, disebabkan banyak hal yang meng-untungkan antara lain:

Konstruksi sederhana

Harga relatif murah

24

Page 25: Bab I - Daftar Pustaka

Effesiensi cukup tinggi

Faktor daya cukup baik Perawatannya mudah

b. Konstruksi motor arus bolak balik 3 fasa

1) Konstruksi Motor induksi 3 fasa

Pada dasarnya konstruksi motor induksi 3 fasa terbagi atas dua

bagian penting yaitu:

Bagian yang diam disebut stator

Bagian yang gerak (berputar) disebut rotor

Konstruksi motor induksi 3 fasa dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 19. Konstruksi motor induksi 3 fasa

Stator motor induksi 3 fasa terdiri atas:

o Inti stator, yang pada permukaannya terdapat alur-alur

tempat meletakkan kumparan stator. Inti stator terbuat

dari bahan ferromagnitik yang terbuat secara berlapis-

lapis.

o Lilitan/ kumparan stator yaitu lilitan yang membangkitkan

fluks medan stator pada inti stator.

o Kotak terminal yaitu tempat meletakkan ujung-ujung

kumparan dari lilitan stator dan tempat peyambungan

25

Page 26: Bab I - Daftar Pustaka

hubungan kerja motor, apakah motor dalam hubungan

bintang (Y) atau hubungan segitiga (D)

Rotor adalah bagian yang berputar, terdiri atas:

- Rotor sangkar

Motor induksi yang berdaya kecil, rata-rata menggunakan

rotor sangkar dan hampir 90 % pemakaiannya pada motor

induksi. Bentuk fisiknya dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 20. Konstruksi rotor sangkar

- Rotor lilit

Jenis rotor ini hampir sama dengan rotor motor AC 1

FASA, perbedaannya terletak pada cincin seret atau

slippringnya yang berfungsi sebagai penghubung arus

listrik untuk penguatan medan rotor. Pada rotor lilit lilitan

rotor selalu dihubungkan bintang dan ujung-ujung akhir

lilitan rotor selalu dihubungkan seri dengan tahanan awal

melalui slippring, tahanan awal tersebut berfungsi untuk

starting motor, secara kelistrikan dapat dilihat pada gambar

di bawah ini.

26

Page 27: Bab I - Daftar Pustaka

Gambar 21. Konstruksi Rotor Slippring

2) Prinsip kerja motor induksi

a) Prinsip kerja motor induksi 3 fasa

Jika lilitan stator dihubungkan pada sumber tegangan 3

fasa, maka pada lilitan stator akan terjadi fluba medan

magnit putar. Pada rator tedapat lilitan, sehingga

berdasarkan percobaan Faraday, pada lilitan rotor tersebut

terbentuk ggl induksi. Lilitan rator motor induksi biasanya

dihubung singkat untuk rator sangkar, maka pada rator

tersebut akan mengalir arus yang cukup tinggi. Sesuai

dengan percobaan Lorentz maka pada lilitan rator

terbentuk suatu gaya yang dapat memutar rotor.

Putaran rotor selalu mempunyai arus yang sama dengan

arah putaran medan magnit stator. Di dalam kenyataannya

bahwa putaran rotor lebih rendah dari putaran medan

statornya. Selisih putaran rator dengan jumlah medan

statornya disebut slip (S).

Secara singkat prinsip kerja dan terjadinya slip motor

dapat kita tuliskan dengan blok diagram di bawah ini:

27

Page 28: Bab I - Daftar Pustaka

BAB III

RANGKAIAN KONTROL POMPA PENCEGAH AIR MELIMPAH

3.1 Daftar Material dan peralatan

Adapun daftar material yang digunakan pada praktek Instalasi Listrik

Tegangan Rendah antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.1 Tabel Daftar Material

No. Daftar Material Jumlah

1 Lampu pijar 2

2 Saklar tekan 6

3 Selektor 3

4 Tombol tekan 3

5

6

7

8

Lampu Tanda

MCB 3 Ø

Impuls

Kontaktor Biasa

7

1

1

2

10 Dioda 7

11 Rele 9

12 Rele Timer 2 lampu 2

13 Rele timer 1 lampu 1

14 Penghantar NYAF Merah 50 m

15 Penghantar NYAF Biru 10 m

16 Kabel suplay 1

17 OverLoad 2

28

Page 29: Bab I - Daftar Pustaka

Adapun peralatan yang digunakan pada praktek Instalasi Listrik Tegangan

Rendah antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.2 Tabel Daftar peralatan

No. Nama Peralatan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Obeng (+) besar 1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

Obeng (-) besar

Obeng (+) kecil

Obeng (-) kecil

Obeng tusuk

Tang Kombinasi

Tang Potong

Tang Kupas

Tang Buaya

Multitester10

29

Page 30: Bab I - Daftar Pustaka

3.2 Jurnal Kegiatan Praktek Bengkel Listrik

JURNAL KEGIATAN

Senin, 11 April 2011

NO. WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel masuk,absen

2. 13.00 – 14.30 Pembagian alat oleh teknisi

3. 15.10 – 15.40 BREAK (istirahat)

4. 15.40 – 16.30 Pembagian JOB

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel pulang

7. 18.00 – 18.10 Kegiatan selesai,lalu pulang

JURNAL KEGIATAN

Selasa, 12 april 2011

NO WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel siang dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10Pembimbing memberikan penjelasan tentang

seluruh JOB yang telah diberikan satu persatu

4. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

5. 15.40 – 16.30 Pembagian kabel oleh teknisi

6. 16.30 – 17.00 Memulai kegiatan praktek

7. 17.00 – 17.30 Apel pulang

8. 17.30 – 18.00 Kegiatan Selesai

30

Page 31: Bab I - Daftar Pustaka

JURNAL KEGIATAN

Rabu, 13 April 2011

NO WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel masuk dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10

Memulai kegiatan dengan memasang lampu tanda dan

tombol tekan di panel lampu beserta dengan netral –

netralnya dan Fasanya.

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 – 17.00Melanjutkan kegiatan yaitu dengan memasang / merangkai

kabel dari rangkaian ke panel lampu.

5. 17.00– 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai

JURNAL KEGIATAN

Kamis, 14 April 2011

NO WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10 Merangkai rangkaian sesuai Job kerja

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 –17.00 Merangkai rangkaian sesuai Job kerja

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai

31

Page 32: Bab I - Daftar Pustaka

JURNAL KEGIATAN

Jum’at, 15 April 2011

NO WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10 Merangkai rangkaian sesuai Job kerja

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 –17.00 Merangkai rangkaian sesuai Job kerja

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai

JURNAL KEGIATAN

Sabtu, 16 April 2011

NO. WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10 Penyelesaian praktek

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 –17.00 Pengetesan peralatan dengan Pak andri

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai

JURNAL KEGIATAN

Senin, 18 April 2011

NO. WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 –17.00 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai

32

Page 33: Bab I - Daftar Pustaka

JURNAL KEGIATAN

Selasa, 19 April 2011

NO. WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 –17.00 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai

JURNAL KEGIATAN

Rabu, 20 April 2011

NO. WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 –17.00 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai

JURNAL KEGIATAN

Kamis, 21 April 2011

NO WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10 Pengetesan peralatan kembali dengan Pak andri

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 –17.00 Pembongkaran Peralatan

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai

33

Page 34: Bab I - Daftar Pustaka

JURNAL KEGIATAN

Jum’at, 28 April 2011

NO WAKTU KEGIATAN

1. 12.40 – 13.00 Apel pagi dan persiapan untuk memulai kegiatan

2. 13.00 – 15.10 Pengembalian Peralatan

3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )

4. 15.40 –17.00 Pengecekan kelengkapan peralatan

5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )

6. 17.30 – 18.00 Apel siang dan kegiatan selesai

3.3 Kegunaan Peralatan kerja

Meskipun benda kerja ini banyak kurang berguna tetapi paling tidak

pengerjaan rangkaian kerja ini telah memberikan sesuatu yang baik dan

merupakan langkah awal sebelum melakukan kerja sebenarnya didunia kerja.

3.3.1 Peralatan

adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan suatu instalasi liatrik,

antara lain :

3.3.1.2 Tang kombinasi/combination pliers:

untuk menjepit, membengkok, menarik kawat dan sebagainya

\

Gambar 22. Tang Kombinasi

34

Page 35: Bab I - Daftar Pustaka

3.3.1.3 Tang jepit (cucut):

Mempunyai bermacam-macam bentuk antara lain:

Tang longlus (flat nose pliers) Dengan rahang segi empat dan permukaan

gerigi halus

Gambar 23. Tang Buaya

Tang cucut (snip nose pliers)

Dengan ujung-ujung setengah bulat panjang dan lancip serta

dengan permukaan halus

Gambar 24. Tang Pembulat

Tang cucut (hooked snip nose pliers)

Tang dengan ujung lancip

Gambar 25. Tang Buaya

35

Page 36: Bab I - Daftar Pustaka

Tang tersebut diatas dipergunakan untuk:

- Menjepit ujung-ujung kawat yang akan disolder.

- Mengambil benda-benda kecil yang sulit dijangkau.

- Untuk menarik kawat dari alur-alur mesin listrik.

- Untuk membuat mata itik (mata kompone n).

3. 3.1.4 Tang potong (Diagonal Sid Cutters).

Digunakan untuk memotong kawat/kabel

Gambar 26. Tang Potong

3. 3.1.5 Tang pengupas kabel (weir Strippers).

Dipakai untuk mengupas kabel yang dapat diatur sampai batas

maksimal 4 mm

3. 3.1.6 Obeng : adalah alat ya ng digunakan untuk melepas dan mengencangkan

sekrup.Obeng pada umumnya ada dua macam.

Obeng kembang (Philips Scew Drive Set). Dengan batang nikel, serta

tangkai plastik, dengan plastik, dengan ukuran

Gambar 27. Obeng plus

- 0 - 60 mm

- 1 80 mm

36

Page 37: Bab I - Daftar Pustaka

- 2 - 100 mm

- 3 - 150 mm

- 4 - 200 mm

Gambar 28. Obeng min

Dengan batang nikel serta dari plastik dengan ukuran:

- 2,5 x 60 mm

- 3 x 80 mm

- 5 x 100 mm

- 5 x 160 mm

- 5 x 200 mm

3. 3.1.7 . Palu ( hammer ).

Ada dua jenis yaitu:

a. Palu besi

Banyak dipergunakan untuk memukul bagian-bagian yang

keras.

Gambar 28. Palu

37

Page 38: Bab I - Daftar Pustaka

b. Palu karet lunak

Dipergunakan untuk memukul benda yang mudah pecah atau

berubah bentuk.

Gambar 29. Palu karet

3. 3.1.8 Gergaji ( Haw Saw Frame ).

Gergaji tangan untuk besi dengan tangkai baja bulat, digunakan

untuk menggergaji pipa besi, pipa PVC dan sebagainya.

(gambar 2.33)

Gambar 30. Gergaji

3. 3.1.9 Tes Pent (Secw Drivers Mains Voltage Tester).

Obeng pipih (-) yang dilengkapi dengan lampu neon dengan tangkai

dari plastik yang trasparan, mampu sapapi dengan 380 VAC.

Tes Pent ini berfungsi ganda, disamping bisa di gunakan

untuk membuka/mengeraskan skrup juga digunakan untuk

mengetahui tegangan phase.

Gambar 31. Testpen

38

Page 39: Bab I - Daftar Pustaka

3.4 Gambar

Di Visio

3.5 Tindakan keselamatan

a. Letakan alat pada tempat yang telah disediakan.

b. Gunakan alat yang sesuai fungsi pemakaiannya.

c. Periksalah alat yang akan dipinjam terlebih dahulu.

d. Alat harus diletakan di tempat yang benar-benar tepat dan simetris

terhadap benda kerja.

e. Pada saat merangkai, posisi harus benar-benar tegak lurus pada benda

kerja dan konsentrasi.

f. Tanyakan pada instruktur bila mengalami kesulitan dalam pengerjaan

dan pergunakan sepatu serta pakaian bengkel untuk body protection.

39

Page 40: Bab I - Daftar Pustaka

BAB IV

ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

4.Tujuan Merangkai

a. Tujuan Merangkai

Adapun tujuan merangkai adalah:

1. Melatih agar mahasiswa lebih faham dan cermat dalam

membaca gambar

2. Untuk meminimalisir kesalahan atau rangkaian terlewati dari

gambar rangkaian kerja yang telah ditentukan

4.1 Diskripsi Kerja Rangkaian Kontrol

4.1.1 Kontrol kerja secara manual

Pada saat diberi suplay selector utama dioperasikan dan kedua selector

s 13 dan s 20 dioperasikan kearah manual, pada keadaan ini kedua motor (lampu

pijar bekerja). Motor akan mati dengan sendirinya apabila b 13 dan b 20 tidak

dalam keadaan terbuka hal ini di karenakan tidak ada air yang disedot. Apabila

ada air yang mengalir maka motor berjalan dengan lancar.

Karena ini rangkaian secara manual motor tidak akan mati dengan

sendirinya kecuali operator langsung yang mematikan nya dengan cara memutar

selector keposisi 0 atau memutar selector utama ke posisi 0.

4.1.2 Kontrol kerja secara otomatis

Pada saat diberi suplay selector utama dioperasikan dan kedua selector

s 13 dan s 20 dioperasikan kearah otomatis, motor belum bekerja. Motor akan

bekerja apabila E 12 dioperasikan dalam keadaan sebenarnya E 12 sebagai saklar

pelampung akan beroperasi apabila sumur telah mencapai level pengisian.

Kedua motor akan bekerja apabila pada bak penampungan tidak ada air.

Air mengalir deras sehingga mencapai level satu yang menyentuh saklar

pelampung E 35 sehingga motor 1 akan mengalami persiapan untuk mati. Hingga

40

Page 41: Bab I - Daftar Pustaka

mencapai level 2 yang menyentuh saklar palampung E31 yang akan

memberi sinyal pada motor 2 untuk melakukan persiapan untuk mati.

Apabila air telah mencapai level E 37, maka kedua motor akan mati secara

bersamaan. Apabila bak penampungan kembali ke level 2 karena airnya dipakai

maka E 31 akan beroperasi sehingga motor 1 bekerja, Hal ini terjadi dikarenakan

prinsip kerja kedua motor kerjanya secara bergantian yang diatur oleh impuls.

Tetapi apabila air yang dipakai semakin turun hingga kembali mencapai level 1

maka motor akan kembali bekerja secara bersamaan, begitupun seterusnya.

4.2. Job langkah kerja

1.Merangkai rangkaian

Pada saat merangkai rangkaian harus dengan teliti dan benar

Langkah kerja

Adapun langkah-langkah kerja dalam merangkai Rangkaian kontrol air

melimpah adalah

1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan bila kurang

hubungi teknisi untuk peminjaman peralatan sesuai

prosedur.

2. Periksalah peralatan dan bahan dengan teliti setelah itu

buatlah laporan untuk diberitaukan kepada pembimbing

3. Letakan benda kerja pada Meja kerja, kemudian pasang

peralatan yan diperlukan dalam gambar rangkaian

4. Cek peralatan dengan multitester, apakah masih baik

ataupun tak layak dipergunakan lagi.

5. Ukur kabel yang dibutuhkan dalam rangkaian Gambar

6. Rangkaialah sesuai dengan Gambar

7. Buatlah goresan stabilo dalam gambar yang telah dirangkai

agar sewaktu kita mengalami kesalahan ataupun kekeliruan

kita dapat mengetahuinya.

41

Page 42: Bab I - Daftar Pustaka

8. Setelah selesai cek dengan alat ukur ohm meter, apakah

rangkaian yg kita rangkai telah benar.

9. Setelah selesai laporkan hasil praktek pada dosen

pembimbing

10. Test dengan sumber bila rangkaian telah benar

11. Bila ada kesalahan dalam merangkai, usahakan jangan

membongkar ulang rangkaian, tetapi cek kembali rangkaian

untuk mencari kesalahanya.

Cara pengetesan

Adapun cara Pengetesan adalah sebagai berikut:

1. Masukan sumber tegangan

2. Naikan MCB 1 dan 2

3. Posisi selector dalam keadaan off lalu tekan B31 maka seluruh

lampu tanda akan hidup , setelah tombol tekan dilepas maka lampu

tanda akan mati kembali

4. Putar selector pertama pada posisi Manual, pada posisi manual

Motor 1 (lampu 1) akan hidup secara otomatis dan mati secara

otomatis, lalu dapat ON/OFF secara manual dengan menekan

saklar B10.1

5. Putar selector kedua pada posisi Manual, pada posisi manual

Motor 2 (lampu 2) akan hidup secara otomatis dan mati secara

otomatis, lalu dapat ON/OFF secara manual dengan menekan

saklar B15.1

6. Putar selector 1 dan 2 keposisi otomatis , maka pada saat saklar

B.11 ditekan maka motor 1 akan bekerja setelah itu bila ditekan

lagi maka motor ke 2 bekerja setelah itu akan mati secara otomatis

7. Pada saat saklar B.16 ditekan maka motor 2 bekerja, dan bila

saklar B.16 ditekan lagi motor 1 tidak akan bekerja dikarenakan

dalam simulasi air melipah termasuk dalam level 3

42

Page 43: Bab I - Daftar Pustaka

8. Pada saat Motor 1(lampu 1) hidup maka tombol tekan B32 bila

ditekan timer akan hidup dan lampu tanda H25 akan hidup, dan

bila tombol tekan B32 dilepas menekan maka H25 akan mati, tapi

Bila Motor 1 (lampu 1) mati maka pada saat tombol tekan B32

ditekan timer hidup tapi lampu tanda H25 tidak akan hidup

9. Pada saat Motor 2(lampu 2) hidup maka tombol tekan B32 bila

ditekan timer akan hidup dan lampu tanda H29 akan hidup, dan

bila tombol tekan B32 dilepas menekan maka H29 akan mati, tapi

Bila Motor 2 (lampu 2) mati maka pada saat tombol tekan B32

ditekan timer hidup tapi lampu tanda H29 tidak akan hidup

10. Bila terjadi kesalahan/gangguan pada saat kontaktor C21 bekerja

maka Overload akan otomatis memutus, dan lampu tanda H26 dan

akan otomatis hidup menandakan kesalahan/gangguan pada C21

11. Bila terjadi kesalahan/gangguan pada saat kontaktor C23 bekerja

maka Overload akan otomatis memutus, dan lampu tanda H28 dan

akan otomatis hidup menandakan kesalahan/gangguan pada C23

12. Bila air telah penuh maka alarm akan hidup yaitu pada saat saklar

b37 ditekan untuk meberitahukan pada operator dengan hidupnya

lampu tanda H39 , untuk mematikanya ditekan tombol tekan B38

Kesalahan yang terjadi pada saat praktek merangkai rangkaian kontrol air

melimpah adalah

1. Pada Gambar job ada kesalahan nomor kontak Bantu NO

sehingga nomor kontak Bantu dapat dirubah sesuai Kode

NO pada relay

2. Timer tidak bekerja solusi dengan mengecek rangkaian

pada timer

3. Relay tidak bekerja solusi dengan mengecek rangkaian

pada relay, rangkaian ada yang terbalik di rangkai kembali

sesuai prosedur job kerja.

43

Page 44: Bab I - Daftar Pustaka

Bab V

Penutup

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan laporan yang telah penulis buat dengan judul “ Praktek

Rangkaian Kontrol Air MElimpah”. Penulis dapat mengambil kesimpulan antara

lain :

Bahwa didalam merangkai gambar sesuai dengan prosedur yang telah

diberikan oleh pembimbing dengan penyesuaian kontak Bantu sesuai

dengan kontak yang digunakan pada saat praktek.

Mengikuti langkah-langkah kerja yang ada didalam Job kerja.

Bahwa dalam merangkai Job kerja harus dengan teliti dan dapat

memahami gambar.

Dalam merangkai job kerja mahasiwa harus dapat mencari kesalahan

dalam merangkai rangkaian Kontrol.

5..2 Saran

Penulis berharap agar mahasiswa yg selanjutnya dapat

mengerjakan proses praktek PHB dan kendali dengan sklill yang dimiliki,

sehingga pada dunia kerja nantinya dapat bersaing secara global.

44

Page 45: Bab I - Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Instalasi Listrik Arus Kuat 3 Bandung.

2. http://www.u-net.com.my/products.php?ca=Salzer

3. http://www.panellistrik.com/

4. Buku Pedoman Instalasi

5. http://www.google.com/search/rangkaianlistrik.html

6. http://www.wikipedia.com/

45