Bab I - Daftar Pustaka
-
Upload
agyl-adrean-panggar-bessy -
Category
Documents
-
view
35 -
download
0
description
Transcript of Bab I - Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek PHB dan Kendali merupakan salah satu mata kuliah pada program
diktat produktif.
Latihan kerja bengkel ini merupakan kompetensi untuk mengerjakan
bagian kerja yang berfungsi sebagai acuan kita untuk memasuki dunia kerja dan
dapat mengetahui kesalahan dalam merangkai rangkaian kontrol Air Melimpah
yang dapat kita terapkan dalam dunia kerja.
Pengamatan penulis selama ini bahwa program PHB dan Kendali kurang
diminati . Hal ini mungkin disebabkan mereka belum mengenal atau mengetahui
kegunaan dan manfaat dari kerja bengkel tersebut. Penulis berharap agar hal ini
agar dapat dicermati oleh semua pihak.
1.2 Tujuan dan manfaat
Tujuan dari praktek PHB dan Kendali agar melatih mahasiswa mampu
mengerjakan berbagai pekerjaan dimanapun baik yang dalam membaca gambar
dan merangkai rangkaian kontrol secara benar berguna dalam dunia kerja.
Manfaat dari praktek PHB dan Kendali adalah mahasiswa mampu
menjelaskan secara teperinci gambar kerja dan cara merangkai yang baik dan
benar sehingga mahasisiwa memiliki skill dan keterampilan serta keberanian
dalam dunia kerja setelah lulus D3 dan ilmu yang diterima dapat diterima
masyarakat Luas serta mampu bersaing di Dunia Usaha dan Bisnis.
1
1.3 Perumusan masalah
1. Apa saja keselamatan kerja yang harus diperhatikan secara
seksama saat melaksanakan Praktek?
2. Bagaimana prinsip kerja Kontrol air melimpah?
3. Apa saja kegunaan dari Peralatan kontrol air melimpah ?
4. Sebutkan bahan material yang Diperlukan untuk melaksanakan
Praktek Rangkaian Kontrol air melimpah?
1.4 Metode
Metode Pembahasan
Menggunakan metode pennulisan yang diambil dari buku–buku
mengenai Laporan, informasi dari media internet , merangkai dari hasil laporan
lain, selain itu juga lebih banyak menyimpulkan dari hasil praktek di bengkel
tersebut.
Dapat disimpulkan dari beberapa data yang diperoleh dalam menyusun
Laporan bengkel ini adalah:
1. Dari sumber data di internet berupa gambar dan tulisan
2. Dari kesimpulan sendiri
3. Buku
4. Dari Buku Job Praktek kerja bengkel
2
1.5 Sistematika Penulisan
1. Bab I
Menceritakan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat dari adanya
Praktek PHB dan Kendali dengan judul Rangkaian Kontrol Air Melimpah
serta memberikan rumusan masalah bab II agar mendapat solusi dengan cara
membuat pertanyaaan seputar masalah yang akan dipecahkan.
2. Bab II
Menjelaskan tentang bahan apa-apa saja yang diperlukan pada saat praktek
dari PHB dan Kendali.
Memberikan data material dan penjelasan tentang bahan yang digunakan
saat Praktek PHB dan Kendali
3. Bab III
Menjelaskan tentang peralatan dan bahan yang digunakan pada Praktek
rangkaiaan kontrol air melimpah
4. Bab IV
Menceritakan langkah- langkah kerja Sebelum melaksanakan praktek,
Denah Lokasi pada saat Praktek agar pembimbing dapat mengetahui
lokasi tempat Praktek yang ditempati mahasiswa tersebut.
Berisi tentang Gambar asli dan gambar hasil saat praktek PHB dan Kendali
5. Bab V
Menceritakan kesimpulan dan saran pada saat Praktek Rangkian Kontrol
Air Melimpah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Pembahasan ini meliputi tinjauan pustaka, tentang jenis
komponen atau peralatan, kegunaan prinsip kerja, karakteristik dan uraian lain
yang dianggap perlu.
Tinjauan pustaka adalah suatu hal yang sangat
penting sebagai sarana pendukung dalam melaksanaan praktek sehingga akan
mempermudah dan menganalisa cara kerja rangkaian sesuai dengan sifat
komponen yang akan dipergunakan.
2.1. Bagian-bagian MCB (Miniatur Circuit Breaker)
Gambar 1. Bagian-bagian MCB (Miniatur Circuit Breaker)
Keterangan gambar :
1. Tuas Operasi Strip 5. Bimetal
2. Aktuator Mekanis 6. Sekrup Kalibrasi
3. Kontak Bergerak 7. Kumparan magnetis
4. Terminal Bawah 8. Ruang busur api
4
Gambar 2. MCB
Nilai arus 3 (tiga) fasa dan 1 (satu) fasa menggunakan persamaan 2.9 berikut ini :
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi suatu MCB yaitu :
Pada kondisi normal, harus mampu memikul arus beban penuh dalam
waktu yang lama.
Pada kondisi abnormal, dapat memutuskan dengan cepat jika terjadi arus
hubung singkat pada sirkuit.
Tahan terhadap arus hubung singkat untuk beberapa saat hingga gangguan
dibebaskan.
Bila kontak dalam keadaan terbuka, celah harus tahan lama terhadap
gangguan sirkuit.
2.1.3 Prinsip Kerja MCB (Miniature Circuit Breaker)
1. Secara Thermis
Prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua
jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut
dilas jadi satu keping (bimetal) dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika
arus yang melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal yang
diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan
aliran listrik.
5
2. Secara Magnetik
Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang
cukup besar untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi
lektromagnetis. Semakin besar arus hubung singkat, maka semakin besar
gaya yang menggerakkan sakelar tersebut sehingga lebih cepat
memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi
off. Busur api yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk pelat-
pelat, tempat busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan
cepat.
2.1.3. Jenis-Jenis MCB (Miniature Circuit Breaker)
Berdasarkan waktu pemutusannya, pengaman-pengaman otomatis dapat terbagi
atas Otomat-L, Otomat-H, dan Otomat-G.
1. Otomat-L (Untuk Hantaran)
Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan
meningkatnya suhu hantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu
hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwi logamnya akan
memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat, arusnya diputuskan
oleh pengaman elekromagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama
dengan 4 In-6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan
arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 second
2. Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)
Secara termis jenis ini sama dengan Otomat-L. Tetapi pengaman
elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, jika arusnya
sama dengan 2,5 In–3 In untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 In
untuk arus searah. Jenis Otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada
instalasi rumah, arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan
cepat. Jadi kalau terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari
logam tidak akan lama bertegangan.
6
3. Otomat-G
Jenis Otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor
listrik kecil untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan
juga rangkaian akhir besar untuk penerangan, misalnya penerangan pabrik.
Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In-11 In untuk arus bolak-
balik atau pada 14 In untuk arus searah. Kontak-kontak sakelarnya dan
ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi khusus. Karena itu jenis
Otomat ini dapat memutuskan arus hubung singkat yang besar, yaitu
hingga 1500 A.
2.2. Kontaktor
Kontaktor adalah gawai elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai
penyambung dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh
pergerakan kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnet.
Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan,
artinya bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan
pelepas kontak-kontak. Arus kerja normal adalah arus yang mengalir selama
pemutaran tidak terjadi.
Kumparan/belitan magnet (coil) suatu kontaktor magnet dirancang untuk
arus searah (DC) saja atau arus bolak-balik (AC) saja Bila kontaktor untuk arus
searah digunakan pada arus bolak-balik, maka kemagnetannya akan timbul dan
hilang setiap saat mengikuti bentuk gelombang arus bolak-balik. Sebaliknya jika
kontaktor yang dirancang untuk arus bolak-balik digunakan pada arus searah,
maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik, sehingga kumparan menjadi
panas Jadi kontaktor yang dirancang untuk arus searah, digunakan untuk
arussearah saja. Juga untuk arus bolak-balik. Umumnya kontaktor magnet akan
bekerja normal bila tegangannya mencapai 85% tegangan kerjanya, bila tegangan
turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas
kemampuan arusnya. Kontak-kontak pada kontaktor ada dua macam yaitu kontak
utama dan kontak bantu. Sedangkan menurut kerjanya, kontak-kontak dibedakan
7
menjadi dua yaitu Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Kontak NO
adalah pada
Gambar 3. Konstruksi Sebuah Kontaktor
2.2.1 Bagian – Bagian Konektor
Pada umumya kontaktor mempunyai tiga bagian konektor-konektor
(terminal sambungan) yaitu :
a. Kontak Utama
b. Kontak Bantu
c. Koil atau kumparan
Kontak utama terdiri dari 3 (tiga) buah kontak NO (Normally Open). Kontak ini
digunakan untuk menghubungkan sumber tiga fasa dengan beban. Kemampuan
hantar arusnya besar karena mempunyai penampang yang besar. Kontak Bantu
terdiri dari kontak NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close).
Kontak ini berfungsi sebagai switch bantu untuk memutuskan atau
menghubungkan rangkaian kontaktor denga peralatan lainnya. Kontak ini
mempunyai penampang yang lebih kecil karena hanya digunakan untuk beban
sistem pengontrolan yang arusnya relatif kecil. Koil atau kumparan, berfungsi
untuk menarik kontak-kontak NO (normally Open) dan NC (Normally Close)
yang ada pada kontak utama/bantu, jika ada arus yang mengalirinya. Jika ada arus
yang mengalir melalui kontaktor, maka kumparan akan bekerja dan menarik
kontakkontaknya. Pada saat kumparan magnet bekerja, maka kontak NO
8
(Normally Open) akan menutup dan kontak NC (Normally Close) akan membuka.
Antara kontak NO (Normally Open) dan NC (Normally Close) dibedakan dengan
nomor kode tertentu. Ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemasangan
maupun dalam pelacakan kesalahan apabila terjadi gangguan. Penandaan pada
terminal-terminal kontaktor menurut standar IEC.
Gambar 4. Skema Kontaktor
Anak-anak Kontak Kontaktor
Penandaan kontak-kontak mempunyai aturan sebagai berikut:
• Penomoran kontak utama adalah 1, 3, 5 dan 2, 4, 6.
• Penomoran kontak bantu adalah
a. *1 - *2 untuk NC, contoh 11-12, 21-22, 31-32 dan seterusnya.
b. *3 - *4 untuk NO, contoh 13-14, 23-24, 33-34 dan seterusnya.
Kode terminasi kontaktor
• A dan B : terminal koil kontaktor
• 1, 3, 5 : terminal kontak utama (input)
• 2, 4, 6 : terminal kontak utama (output)
• 31, 41 : terminal kontak bantu NC (input)
• 32, 42 : terminal kontak antu NC (output)
• 13, 23 : terminal kontak bantu NO (input)
• 14, 24 : terminal kontak bantu NO (output)
9
Kontaktor magnet akan bekerja normal apabila tegangannya mencapai
95% dari tegangan kerja, bila tegangan kerja turun kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan tegangan arusnya,
biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak control normally open (NO)
dan normally (NC).
2.3. Relay
Relay adalah suatu adalah listrik yang berfungsi untuk melindungi atau
menghubungkan suatu rangkaian listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya,
yang bekerja secara otomatis yang digerakkan oleh magnet dan dapat dikontrol
dari jarak jauh. Relay terdiri dari sebuah electromagnet dan sebuah tangkai
bergerak yang disebut angker. Bilamana arus listrik mengalir dalam kumparan
magnetnya, maka akan dibangkitkan suatu medan magnet yang lalu menarik
tangkai angkernya dari inti besi ke inti magnet iu.
Relay terdiri atas 2 (dua) macam yaitu :
1. Relay AC (Yang bekerja dengan arus bolak-balik)
2. Relay DC (Yang bekerja dengan arus searah)
2.3.1. Asas Relay
Pada dasarnya relay adalah saklar elektromagnetik. Apabila ada arus
yang mengalir didalam kumparan maka inti besi menjadi magnet sehingga jangkar
yang terbuat dari besi lunak ditarik dan bergerak pada engsel, karena itu relay
semacam ini dinamakan relay guling. Relay dapat berguling apabila ada gaya
megnetik dapat mengalahkan gaya pegas yang melawannya, maka kontak akan
bergerak. Besarnya gaya magnetic ditetapkan oleh kuatnya medan yang ada
didalam celah udara, diantara jangkar dan inti. Kuat medan ini tergantung pada
banyaknya lilitan kumparan dan kuat arus yang ada pada kumparan.Kuat medan
magnet juga ditetapkan oleh besarnya perlawanan magnetic didalam sirkuit
kemagnetan. Untuk memperoleh medan magnet yang besar didalam celah udara,
maka dibentuklah suatu sirkuit kemagnetan tertutup oleh inti besi dan bingkai
relay. Kuat medan didalam celah udara juga akan makin kuat apabila jangkar
10
makin dekat dengan inti. Jarak antara jangkar dan inti besi dapat diatur dengan
sekrup penyetel. Dengan jarak yang kecil, maka daya dapat dibesarkan, tetapi
saat-saat membuka akan kurang memuaskan.
2.3.2. Konstruksi Relay
Dalam hanya diperlihatkan suatu pasangan mata kontak, tetapi banyaknya
pasangan mata kontak itu bisa saja dibuat lebih sesuai dengan kebutuhan
sirkuitnya. Mata – mata kontak pada angker dan rangka relaynya kemudian
menutup dan melengkapi sirkuit antara terminal – terminal A dan B.
Apabila magnet itu dimatikan pendayaannya, maka pegas baliknya
mengembalikan angker ke posisi terbuka dan mata-mata kontaknya terbuka,
sehingga putuslah sirkuitnya antara terminal-terminal A dan B itu. Relay yang
digambarkan disebelah kiri dapat disebut relay NO (Normally Open), karena
kontaknya terbuka pada waktu tidak diberikan daya. Relay yang disebelah kanan
adalah relay NC (Normally Close), karena kontak-kontaknya tertutup apabila
relay tidak mendapat pendayaan. Jika relay itu diberi daya, maka tangkai
angkernya tertarik ke magnet dan kontak-kontaknya membuka sehingga sirkuit
antara terminal menjadi terputus.
1. Simbol Relay
2. Relay NO (Normally Open)
3. Relay NC (Normally Close)
Gambar 5. Relay
11
2.3.3. Prinsip Kerja Relay
Relay akan bekerja apabila kontak-kontak yang terdapat pada relay
tersebut bergerak membuka dan menutup. Relay normally open kontak
kontaknya
yang mempunyai posisi tertutup, pada saat relay tidak bekerja akan membuka
setelah ada arus yang mengalir. Relay normally close kontak-kontaknya yang
mempunyai posisi terbuka, pada saat relay tidak bekerja akan menutup setelah ada
arus yang mengalir. Banyaknya kontak-kontak dimana jangkar dapat melepas atau
menyambung lebih dari satu kontak sekaligus. Oleh karena itu, relay yang
dijual dipasaran ada yang membuka dan menutup satu kontak saja dan ada
juga yang membuka dan menutup lebih banyak kontak sekaligus.
2.3.4. Persyaratan-Persyaratan Kontak
Bahan kontak perlu sekali memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
a. Daya hantar yang baik, guna memperoleh perlawanan kontak yang sekecil
mungkin.
b. Suhu leleh dan suhu penguapan yang tinggi, guna mencegah terjadinya
ionisasi
c. Daya hantar thermis yang terbaik, agar panas yang dihasilkan pada
permukaan kontak secepat mungkin terbuang.
d. Cukup keras, guna menghindari perubahan bentuk secara mekanik. Perak,
palladium dan palladium-iridium digunakan pada kontak-kontak untuk 0,5
sampai 30 A. Wolfram mempunyai perlawanan tinggi, namun suhu
penguapan tinggi, karena itu wolfram dipakai dalam sirkuit-sirkuit
bertegangan tinggi. Luasnya permukaan kontak juga merupakan faktor
penting untuk keperluan pembebanan yang dibolehkan. Kontak yang besar
akan kurang cepat menjadi panas, dan panas yang ada pada permukaan
kontak akan lebih mudah tersalur. Lazimnya relay-relay untuk daya kecil
dan menengah menggunakan kontak-kontak perak dengan diameter kira-kira
12
3 mm untuk kuat arus 3 sampai 4 A. Untuk arus 20 sampai 30 A
diameternya kira-kira 10 mm.
2.3.5. Macam-Macam Relay
Adapun beberapa jenis contoh relay yaitu :
2.3.5.1 Relay Beban Lebih ( Over Load Relay )
Tujuan dari pemasangan relay beban lebih adalah untuk mengamankan
atau memberikan perlindungan terhadap motor dari kerusakan atau memberikan
pencegahan terhadap terjadinya kerusakan akibat dari pembebanan lebih.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih dari motor antara lain :
• Terlau besarnya beban mekanik dari motor.
• Arus start yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak
• Terjadinya hubung singkat.
• Terbukanya salah satu fasa dari motor.
Arus yang terlalu besar yang timbul dari belitan motor akan menetapkan
atau mengakibatkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor. Untuk
menghindarinya, maka dipasanglah alat perlindungan (Protection Relay) pada alat
pengontrol.
2.3.5.2. Relay Thermal Beban Lebih (Thermal Overload Relay)
Thermal Over Load Relay (TOLR) adalah suatu pengaman beban lebih
menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu proteksi beban lebih (arus lebih)
dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap
pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak
dapat diasut.
Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor berjalan bila bertahan cukup lama
akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor
tersebut. TOLR memiliki rating yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan
biasanya tiap-tiap TOLR batas ratingnya dapat diatur.
13
Gambar 6. Thermal Beban Lebih (Thermal Overload Relay)
Cara kerja TOR
TOR pada prinsipnya terdiri dari 2 buah macam logam yang berbeda
tingkat pemuaian yang berbeda pula. Kedua logam tersebut dilekatkan menjadi
satu yang disebut bimetal. Apabila bimetal tersebut dipanasi maka akan
membengkak karena perbedaan tingkat pemuaian kedua logamnya. Bimetal
tersebut diletakan didekat sebuah elemen pemanas yang dilalui oleh arus menuju
beban ujung yang satu dipasang tetap sedangkan yang lainnya dipasang bebas
bergerak dan membengkok dan dapat membukakan kontak-kontaknya dengan
demikian rangkaian beban atau motor akan terputus. Besarnya arus yang
diperlukan untuk mengerjakan bimetal sebanding dengan besarnya arus yang
diperlukan untuk membuat alat pengaman terputus. Di dalam penggunaanya
sesuai dengan PUIL
2000 pasal 5.5.4.3 bahwa gawai proteksi beban lebih yang digunakan
adalah tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih
tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Oleh karena
itu, waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari
yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban
penuh.
2.4. Timer (Delay)
Relay pengatur waktu secara umum disebut timer, namun melihat karakteristik
dari input (disebut saja aksi dari relay) dan output (sebut saja reaksi dari aksi
relay) yang beragam, maka ada timer jenis delay. Delay dari prinsip kerja aksi
14
(belitannya) dan reaksinya (anak-anak konta NO dan NC) dapat dibagi menjadi
dua, yakni :
• ON-delay atau disebut delay perlambatan
Prinsipnya bila input atau aksinya diberi sinyal listrik maka output
(kontak NO dan NC) atau reaksinya belum ada perubahan sampai masa
settimg waktunya tercapai baru berubah, kontak output yang tadinya NO
(Normally Open) menjadi NC (Normally Close) dan yang tadinya NC
(Normally Close) menjadi NO (Normally Open).
• OFF-Delay atau disebut Delay Percepatan
Prinsipnya apabila input atau aksinya diberi sinyal listrik maka
output (kontak NO dan NC) atau reaksinya akan langsung berubah,
kembaliu normal setelah setting waktunya tercapai.
Gambar 7. Simbol ON dan OFF Delay
Untuk mengetahui karakteristrik kerja ON-Delay dan OFF- Delay dapat
dilihat pada gambar diagram kerja dibawah ini :
Gambar 8. Diagram Kerja ON dan OFF Delay
15
2.5. Tombol Tekan
Prinsip kerja tombol tekan hampir sama dengan saklar tekan yang
digunakan pada instalasi penerangan, bedanya jika saklar tekan jenis yang
mempunyai togel akan langsung mengikat/mengunci, sedangkan pada tombol
tekan tidak ada. Jadi tombol tekan setelah ditekan tidak akan mengunci, tetapi
kembali keadaannya semula.Penggunaan tombol tekan biasanya dikombinasikan
dengan saklar impuls pada instalasi penerangan, dan dengan kontaktor pada
instalasi control dan tenaga. Ada dua kontak yang dapat dilakukan oleh tombol
tombol tekan, yaitu :
a. Kontak NO (Normally Open) hijau
b. Kontak NC (Normally Close) merah
Gambar 8. Tombol Tekan NO Gambar 9. Tombol Tekan NC
2.6. Lampu Tanda
Lampu tanda atau indikator digunakan pada peralatan kontrol untuk menandai
bekerja atau tidaknya suatu peralatan atau rangkaian, dapat juga sebagai
kondisi/keadaan beban. Jika lampu tanda dipergunakan untuk menandai suatu
peralatan yang sedang bekerja, maka lampu tanda dipasang seri pada kontak NO,
sedangkan apabila lampu tanda digunakan untuk menandai tidak bekerjanya suatu
peralatan, maka lampu tanda dipasang paralel pada kontak NC pada rangkaian
yang mengontrol peralatan tersebut.Jika lampu tanda dipergunakan untuk
menandai keadaan suatu peralatan/beban, maka lampu tanda mempergunakan
warna-warna yang berbeda-beda bergantung pada kondisi peralatan/beban yang
16
ditandai.Tabel 2.6 dibawah ini merupakan warna- warna yang menunjukkan
fungsi dari lampu tanda.
Tabel 2.6
Fungsi Warna Lampu Tanda
Lampu tanda tidak jauh berbeda dengan lampu penerangan biasa, biasanya
lampu ini mempunyai tahanan dalam yang besar sehingga dayanya rata-rata kecil.
Lampu tanda juga sama seperti lampu penerangan biasa yang mempunyai bentuk
bermacam-macam yang biasa dilihat pada gambar 2.13 dibawah ini.
Gambar 10. Lampu Tanda
2.7. Penghantar (Kabel)
Penghantar yang digunakan adalah berupa kabel yang memiliki
bermacammacam jenisnya. Penghantar untuk instalasi lisrik telah diatur dalam
PUIL 2000. Menurut PUIL 2000 pasal 7.1.1 Persyaratan umum penghantar,
bahwa “semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang
memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan
diuji menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang
berwenang.”
17
A .Jenis Penghantar
Dilihat dari jenisnya penghantar dibedakan menjadi:
• Kabel instalasi
Kabel instalasi ini digunakan untuk instalasi penerangan, jenis kabel yang
banyak digunakan untuk instalasi rumah tinggal yang pemasangannya tetap yaitu
NYA dan NYM.
• Kabel tanah
Terdapat dua jenis kabel tanah yaitu :
a. Kabel tanah termoplastik tanpa perisai
b. Kabel tanah bthermoplastik berperisai
• Kabel Fleksibel
B. Kode Pengenal Kabel
Huruf Kode Komponen
N Kabel jenis standar dengan tembaga sebagai penghantar
NA Kabel jenis standar dengan aluminium sebagai penghanar
Y Isolasi PVC
Re Penghantar padat bulat
M Selubung PVC
A Kawat Berisolasi
Rm Penghantar bulat berkawat banyak
se Penghantar padat bentuk sektor
sm Penghantar dipilin bentuk sektor
-1 Kabel dgn sistem pengenal warna urat dengan hijau-kuning
-0 Kabel dgn sistem pengenal warna urat tanpa hijau-kuning.
2.8. Kotak Panel
Kotak panel merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan
komponen listrik seperti : Kontaktor, MCB, Relay, Lampu Indikator dan
mempunyai fungsi untuk melindungi komponen atau peralatan listrik yang
digunakan.
18
2.9.Saklar.
Saklar adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan arus pada alat / rangkaian listrik. Macam-macam saklar adalah:
a.)saklar tunggal.
Saklar tunggal atau satu arah digunakan sebagai pengatur suatu
rangkian hanya dari satu tempat atau hanya dari posisi ON dan OFF.
Rangkaian penerangan satu arah ini digunakan untuk ruangan yang kecil
dengan satu pintu.
Gambar 11. saklar tunggal
Fungsi sakelar tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan
lampu. Pada sakelar ini terdapat dua titik kontak yang
menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat yang lain.
b) Sakelar kutub ganda (dwi kutub)
Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya digunakan
untuk memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol
secara bersama-sama. Sakelar ini biasanya digunakan pada boks
sekering satu fasa.
c) Sakelar kutub tiga (tri kutub)
Sakelar mempunyai enam titik hubung untuk menghubungkan
atau memutuskan hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama
pada sumber listrik 3 fasa.
d) Sakelar kelompok
Kegunaan sakelar kelompok adalah untuk menghubungkan
atau memutuskan dua lampu atau dua golongan lampu secara
bergantian, tetapi kedua golongan tidak dapat menyala bersamaan.
Umumnya sakelar ini dipakai sebagai penghubung yang hemat pada
kamar- kamar hotel, asrama, dan tempat-tempat yang memerlukan.
19
e) Sakelar seri
Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan
dan memutuskan dua lampu, atau dua golongan lampu baik
secara bergantian maupun bersama-sama. Sakelar seri sering disebut
pula sakelar deret.
Gambar 12. Saklar seri
f). Sakelar tukar
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena
banyak dipakai dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan
memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian.
Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan dan
memadamkan satu lampu atau satu golongan lampu dari dua
tempat dengan menggunakan dua sakelar tukar.
Gambar 13. Saklar tukar
g) Sakelar silang
Untuk melayai satu lampu atau satu golongan lampu agar
dapat dinyalakan dan dimatikan lebih dari dua tempat dapat
dilakukan dengan mengkombinasikan antara sakelar tunggal dan
sakelar silang. Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir adalah
sakelar tukar sedangkan sakelar di antaranya adalah sakelar silang.
20
h) Saklar impuls.
Saklar impuls adalah saklar yang berbeda berdasarkan magnet
dimana posisi saklarnya akan berubah pada setiap impuls, lamanya
pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya,
saklar impuls mempunyai dua posisi kontak yaitu : ON pada
pengoperasian lampu pertama dan kontak OFF untuk pengoperasian pada
lampu impuls kedua.
Gambar 14. Saklar impuls
i). Saklar Staircase
Timer staircase dapat memutuskan rangkaian secara otomatis
dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pengoperasian timer bisa
dilakukan kembali walaupun batasan waktu belum habis. Penyambungan
pada timer staircase dapat dilakukan dengan sistem 3 kawat dan 4 kawat
tergantung kondisi penggunaan.
j). Saklar Pelampung
Pada umumnya ada dua jenis alat kontrol saklar pelampung yang banyak
dipakai melengkapi pompa di rumah tangga, yaitu pressure switch (bekerja
berdasarkan tekanan air di sisi keluaran pompa) dan level control (berdasarkan
ketinggian permukaan air yang berada di dalam tangki reservoir). Level control
hanya cocok dengan sistem yang menggunakan tangki reservoir sebelum air
didistribusikan ke pengguna, karena pelampung alat ini harus dimasukkan ke
21
dalam tangki. Gambar kedua alat pengontrol tersebut seperti di bawah ini. Sebelah
kiri level control switch dan sebelah kanan pressure switch.
Gambar 15. Saklar Pelampung
Prinsip kerja kedua alat ini sama yaitu switch (pemutus dan penghubung
arus listrik). Bedanya gaya untuk membuka tuas penghubung arusnya adalah gaya
berat pelampung untuk level control, sedang untuk pressure switch adalah gaya
akibat tekanan air di sisi keluaran pompa. Namun akibatnya terhadap operasi
pompa berbeda. Bila menggunakan level control, pompa baru akan mati bila
kedua pelampung mengambang di permukaan level air dan hidup lagi manakala
kedua pelampung tergantung, artinya muka air berada di bawah kedua pelampung
yang tergantung pada switchnya. Jadi hidup matinya pompa (start-stop) jarang.
Sedangkan pressure switch mengakibatkan start stop lebih sering karena begitu
tekanan sisi keluar pompa turun akibat keran terbuka, maka pompa akan start dan
akan mati sesaat setelah semua aliran keluar pompa tertutup. Konsekuensinya
umur pressure switch biasanya lebih pendek (lebih cepat rusak).
Berdasarkan cara bekerjanya, sakelar dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Sakelar tarik; biasanya terdapat pada fitting lampu dan untuk
mengoperasikan digunakan seutas tali.
b) Tombol tekan; bila ditekan maka kontak terhubung dan begitu dilepas
maka kontak akan terputus kembali. Tombol biasannya dipakai untuk
bel listrik, tetapi ada pula tombol yang dalam keadaan normal
terhubung dan saat ditekan terputus. Misalnya tombol yang terpasang
22
pada pintu alnmari es untuk penyalaan lampunya.
c) Sakelar jungkit; saat ini lebih banyak digunakan untuk menggantikan
sakelar putar karen pengoperasiannya mudah.
d) Sakelar putar, sudah jarang digunakan karena sudah ada
penggantinya yaitu sakelar jungkit. Pemakaiannya hanya pada tempat
tertentu, misalnya: box sekering.
2.10 Line up Terminal.
Line up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai penghubung
kabel penghantar dan untuk menghindari sentuhan apapun yang dapat
mengakibatkan terjadinya hubungan singkat.
Gambar 16. Line up Terminal
2.11 Wiring Chanel.
Wiring chanel adalah tempat jalanya atau alur penyambugan kabel yang terbuat
dari bahan campuran PVC yang berbentuk kotak persegi panjang sehingga suatu
rangkayan dapat terlihat rapi dan teratur.
Gambar 17. Wiring Chanel
23
2.12 Selektor
selektor hanya dipakai pada tempat tertentu Yaitu seperti pada sumber tegangan
pada panel atau pengubah rangkaian kejalur yang berbeda
Gambar 18. Selektor
2.13 Jenis-jenis Motor Arus Bolak Balik 3 Fasa
a. Motor induksi 3 fasa (motor asynkron 3 fasa)
Motor induksi sering disebut motor asyinkron (tidak serempak),
disebut demikian karena jumlah putaran rotor tidak sama dengan putaran
medan magnit stator.
Jenis rotor yang digunakan yaitu:
1) Jenis rotor lilit (wound rotor)
Motor jenis ini berkapasitas besar, juga sering disebut motor
slipring atau motor cincin seretatau cincin hubung singkat.
2) Jenis rotor sangkar (squarrel cage rotor)
Motor jenis ini sering disebut motor dengan rotor hubung
singkat.
Motor induksi 3 fasa banyak sekali digunakan di industri untuk
menggerakkan peralatan mekanik, yang membutuhkan jumlah putaran
relatif konstan. Jenis motor induksi baik 1 fasa maupun 3 fasa banyak
digunakan, disebabkan banyak hal yang meng-untungkan antara lain:
Konstruksi sederhana
Harga relatif murah
24
Effesiensi cukup tinggi
Faktor daya cukup baik Perawatannya mudah
b. Konstruksi motor arus bolak balik 3 fasa
1) Konstruksi Motor induksi 3 fasa
Pada dasarnya konstruksi motor induksi 3 fasa terbagi atas dua
bagian penting yaitu:
Bagian yang diam disebut stator
Bagian yang gerak (berputar) disebut rotor
Konstruksi motor induksi 3 fasa dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 19. Konstruksi motor induksi 3 fasa
Stator motor induksi 3 fasa terdiri atas:
o Inti stator, yang pada permukaannya terdapat alur-alur
tempat meletakkan kumparan stator. Inti stator terbuat
dari bahan ferromagnitik yang terbuat secara berlapis-
lapis.
o Lilitan/ kumparan stator yaitu lilitan yang membangkitkan
fluks medan stator pada inti stator.
o Kotak terminal yaitu tempat meletakkan ujung-ujung
kumparan dari lilitan stator dan tempat peyambungan
25
hubungan kerja motor, apakah motor dalam hubungan
bintang (Y) atau hubungan segitiga (D)
Rotor adalah bagian yang berputar, terdiri atas:
- Rotor sangkar
Motor induksi yang berdaya kecil, rata-rata menggunakan
rotor sangkar dan hampir 90 % pemakaiannya pada motor
induksi. Bentuk fisiknya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 20. Konstruksi rotor sangkar
- Rotor lilit
Jenis rotor ini hampir sama dengan rotor motor AC 1
FASA, perbedaannya terletak pada cincin seret atau
slippringnya yang berfungsi sebagai penghubung arus
listrik untuk penguatan medan rotor. Pada rotor lilit lilitan
rotor selalu dihubungkan bintang dan ujung-ujung akhir
lilitan rotor selalu dihubungkan seri dengan tahanan awal
melalui slippring, tahanan awal tersebut berfungsi untuk
starting motor, secara kelistrikan dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
26
Gambar 21. Konstruksi Rotor Slippring
2) Prinsip kerja motor induksi
a) Prinsip kerja motor induksi 3 fasa
Jika lilitan stator dihubungkan pada sumber tegangan 3
fasa, maka pada lilitan stator akan terjadi fluba medan
magnit putar. Pada rator tedapat lilitan, sehingga
berdasarkan percobaan Faraday, pada lilitan rotor tersebut
terbentuk ggl induksi. Lilitan rator motor induksi biasanya
dihubung singkat untuk rator sangkar, maka pada rator
tersebut akan mengalir arus yang cukup tinggi. Sesuai
dengan percobaan Lorentz maka pada lilitan rator
terbentuk suatu gaya yang dapat memutar rotor.
Putaran rotor selalu mempunyai arus yang sama dengan
arah putaran medan magnit stator. Di dalam kenyataannya
bahwa putaran rotor lebih rendah dari putaran medan
statornya. Selisih putaran rator dengan jumlah medan
statornya disebut slip (S).
Secara singkat prinsip kerja dan terjadinya slip motor
dapat kita tuliskan dengan blok diagram di bawah ini:
27
BAB III
RANGKAIAN KONTROL POMPA PENCEGAH AIR MELIMPAH
3.1 Daftar Material dan peralatan
Adapun daftar material yang digunakan pada praktek Instalasi Listrik
Tegangan Rendah antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Daftar Material
No. Daftar Material Jumlah
1 Lampu pijar 2
2 Saklar tekan 6
3 Selektor 3
4 Tombol tekan 3
5
6
7
8
Lampu Tanda
MCB 3 Ø
Impuls
Kontaktor Biasa
7
1
1
2
10 Dioda 7
11 Rele 9
12 Rele Timer 2 lampu 2
13 Rele timer 1 lampu 1
14 Penghantar NYAF Merah 50 m
15 Penghantar NYAF Biru 10 m
16 Kabel suplay 1
17 OverLoad 2
28
Adapun peralatan yang digunakan pada praktek Instalasi Listrik Tegangan
Rendah antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.2 Tabel Daftar peralatan
No. Nama Peralatan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Obeng (+) besar 1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
Obeng (-) besar
Obeng (+) kecil
Obeng (-) kecil
Obeng tusuk
Tang Kombinasi
Tang Potong
Tang Kupas
Tang Buaya
Multitester10
29
3.2 Jurnal Kegiatan Praktek Bengkel Listrik
JURNAL KEGIATAN
Senin, 11 April 2011
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel masuk,absen
2. 13.00 – 14.30 Pembagian alat oleh teknisi
3. 15.10 – 15.40 BREAK (istirahat)
4. 15.40 – 16.30 Pembagian JOB
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel pulang
7. 18.00 – 18.10 Kegiatan selesai,lalu pulang
JURNAL KEGIATAN
Selasa, 12 april 2011
NO WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel siang dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10Pembimbing memberikan penjelasan tentang
seluruh JOB yang telah diberikan satu persatu
4. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
5. 15.40 – 16.30 Pembagian kabel oleh teknisi
6. 16.30 – 17.00 Memulai kegiatan praktek
7. 17.00 – 17.30 Apel pulang
8. 17.30 – 18.00 Kegiatan Selesai
30
JURNAL KEGIATAN
Rabu, 13 April 2011
NO WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel masuk dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10
Memulai kegiatan dengan memasang lampu tanda dan
tombol tekan di panel lampu beserta dengan netral –
netralnya dan Fasanya.
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 – 17.00Melanjutkan kegiatan yaitu dengan memasang / merangkai
kabel dari rangkaian ke panel lampu.
5. 17.00– 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai
JURNAL KEGIATAN
Kamis, 14 April 2011
NO WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10 Merangkai rangkaian sesuai Job kerja
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 –17.00 Merangkai rangkaian sesuai Job kerja
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai
31
JURNAL KEGIATAN
Jum’at, 15 April 2011
NO WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10 Merangkai rangkaian sesuai Job kerja
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 –17.00 Merangkai rangkaian sesuai Job kerja
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai
JURNAL KEGIATAN
Sabtu, 16 April 2011
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10 Penyelesaian praktek
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 –17.00 Pengetesan peralatan dengan Pak andri
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai
JURNAL KEGIATAN
Senin, 18 April 2011
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 –17.00 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai
32
JURNAL KEGIATAN
Selasa, 19 April 2011
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 –17.00 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai
JURNAL KEGIATAN
Rabu, 20 April 2011
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 –17.00 Menunggu teman-teman menyelesaikan pengecekan
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai
JURNAL KEGIATAN
Kamis, 21 April 2011
NO WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10 Pengetesan peralatan kembali dengan Pak andri
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 –17.00 Pembongkaran Peralatan
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel dan kegiatan selesai
33
JURNAL KEGIATAN
Jum’at, 28 April 2011
NO WAKTU KEGIATAN
1. 12.40 – 13.00 Apel pagi dan persiapan untuk memulai kegiatan
2. 13.00 – 15.10 Pengembalian Peralatan
3. 15.10 – 15.40 BREAK 1 ( istirahat )
4. 15.40 –17.00 Pengecekan kelengkapan peralatan
5. 17.00 – 17.30 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 17.30 – 18.00 Apel siang dan kegiatan selesai
3.3 Kegunaan Peralatan kerja
Meskipun benda kerja ini banyak kurang berguna tetapi paling tidak
pengerjaan rangkaian kerja ini telah memberikan sesuatu yang baik dan
merupakan langkah awal sebelum melakukan kerja sebenarnya didunia kerja.
3.3.1 Peralatan
adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan suatu instalasi liatrik,
antara lain :
3.3.1.2 Tang kombinasi/combination pliers:
untuk menjepit, membengkok, menarik kawat dan sebagainya
\
Gambar 22. Tang Kombinasi
34
3.3.1.3 Tang jepit (cucut):
Mempunyai bermacam-macam bentuk antara lain:
Tang longlus (flat nose pliers) Dengan rahang segi empat dan permukaan
gerigi halus
Gambar 23. Tang Buaya
Tang cucut (snip nose pliers)
Dengan ujung-ujung setengah bulat panjang dan lancip serta
dengan permukaan halus
Gambar 24. Tang Pembulat
Tang cucut (hooked snip nose pliers)
Tang dengan ujung lancip
Gambar 25. Tang Buaya
35
Tang tersebut diatas dipergunakan untuk:
- Menjepit ujung-ujung kawat yang akan disolder.
- Mengambil benda-benda kecil yang sulit dijangkau.
- Untuk menarik kawat dari alur-alur mesin listrik.
- Untuk membuat mata itik (mata kompone n).
3. 3.1.4 Tang potong (Diagonal Sid Cutters).
Digunakan untuk memotong kawat/kabel
Gambar 26. Tang Potong
3. 3.1.5 Tang pengupas kabel (weir Strippers).
Dipakai untuk mengupas kabel yang dapat diatur sampai batas
maksimal 4 mm
3. 3.1.6 Obeng : adalah alat ya ng digunakan untuk melepas dan mengencangkan
sekrup.Obeng pada umumnya ada dua macam.
Obeng kembang (Philips Scew Drive Set). Dengan batang nikel, serta
tangkai plastik, dengan plastik, dengan ukuran
Gambar 27. Obeng plus
- 0 - 60 mm
- 1 80 mm
36
- 2 - 100 mm
- 3 - 150 mm
- 4 - 200 mm
Gambar 28. Obeng min
Dengan batang nikel serta dari plastik dengan ukuran:
- 2,5 x 60 mm
- 3 x 80 mm
- 5 x 100 mm
- 5 x 160 mm
- 5 x 200 mm
3. 3.1.7 . Palu ( hammer ).
Ada dua jenis yaitu:
a. Palu besi
Banyak dipergunakan untuk memukul bagian-bagian yang
keras.
Gambar 28. Palu
37
b. Palu karet lunak
Dipergunakan untuk memukul benda yang mudah pecah atau
berubah bentuk.
Gambar 29. Palu karet
3. 3.1.8 Gergaji ( Haw Saw Frame ).
Gergaji tangan untuk besi dengan tangkai baja bulat, digunakan
untuk menggergaji pipa besi, pipa PVC dan sebagainya.
(gambar 2.33)
Gambar 30. Gergaji
3. 3.1.9 Tes Pent (Secw Drivers Mains Voltage Tester).
Obeng pipih (-) yang dilengkapi dengan lampu neon dengan tangkai
dari plastik yang trasparan, mampu sapapi dengan 380 VAC.
Tes Pent ini berfungsi ganda, disamping bisa di gunakan
untuk membuka/mengeraskan skrup juga digunakan untuk
mengetahui tegangan phase.
Gambar 31. Testpen
38
3.4 Gambar
Di Visio
3.5 Tindakan keselamatan
a. Letakan alat pada tempat yang telah disediakan.
b. Gunakan alat yang sesuai fungsi pemakaiannya.
c. Periksalah alat yang akan dipinjam terlebih dahulu.
d. Alat harus diletakan di tempat yang benar-benar tepat dan simetris
terhadap benda kerja.
e. Pada saat merangkai, posisi harus benar-benar tegak lurus pada benda
kerja dan konsentrasi.
f. Tanyakan pada instruktur bila mengalami kesulitan dalam pengerjaan
dan pergunakan sepatu serta pakaian bengkel untuk body protection.
39
BAB IV
ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN
4.Tujuan Merangkai
a. Tujuan Merangkai
Adapun tujuan merangkai adalah:
1. Melatih agar mahasiswa lebih faham dan cermat dalam
membaca gambar
2. Untuk meminimalisir kesalahan atau rangkaian terlewati dari
gambar rangkaian kerja yang telah ditentukan
4.1 Diskripsi Kerja Rangkaian Kontrol
4.1.1 Kontrol kerja secara manual
Pada saat diberi suplay selector utama dioperasikan dan kedua selector
s 13 dan s 20 dioperasikan kearah manual, pada keadaan ini kedua motor (lampu
pijar bekerja). Motor akan mati dengan sendirinya apabila b 13 dan b 20 tidak
dalam keadaan terbuka hal ini di karenakan tidak ada air yang disedot. Apabila
ada air yang mengalir maka motor berjalan dengan lancar.
Karena ini rangkaian secara manual motor tidak akan mati dengan
sendirinya kecuali operator langsung yang mematikan nya dengan cara memutar
selector keposisi 0 atau memutar selector utama ke posisi 0.
4.1.2 Kontrol kerja secara otomatis
Pada saat diberi suplay selector utama dioperasikan dan kedua selector
s 13 dan s 20 dioperasikan kearah otomatis, motor belum bekerja. Motor akan
bekerja apabila E 12 dioperasikan dalam keadaan sebenarnya E 12 sebagai saklar
pelampung akan beroperasi apabila sumur telah mencapai level pengisian.
Kedua motor akan bekerja apabila pada bak penampungan tidak ada air.
Air mengalir deras sehingga mencapai level satu yang menyentuh saklar
pelampung E 35 sehingga motor 1 akan mengalami persiapan untuk mati. Hingga
40
mencapai level 2 yang menyentuh saklar palampung E31 yang akan
memberi sinyal pada motor 2 untuk melakukan persiapan untuk mati.
Apabila air telah mencapai level E 37, maka kedua motor akan mati secara
bersamaan. Apabila bak penampungan kembali ke level 2 karena airnya dipakai
maka E 31 akan beroperasi sehingga motor 1 bekerja, Hal ini terjadi dikarenakan
prinsip kerja kedua motor kerjanya secara bergantian yang diatur oleh impuls.
Tetapi apabila air yang dipakai semakin turun hingga kembali mencapai level 1
maka motor akan kembali bekerja secara bersamaan, begitupun seterusnya.
4.2. Job langkah kerja
1.Merangkai rangkaian
Pada saat merangkai rangkaian harus dengan teliti dan benar
Langkah kerja
Adapun langkah-langkah kerja dalam merangkai Rangkaian kontrol air
melimpah adalah
1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan bila kurang
hubungi teknisi untuk peminjaman peralatan sesuai
prosedur.
2. Periksalah peralatan dan bahan dengan teliti setelah itu
buatlah laporan untuk diberitaukan kepada pembimbing
3. Letakan benda kerja pada Meja kerja, kemudian pasang
peralatan yan diperlukan dalam gambar rangkaian
4. Cek peralatan dengan multitester, apakah masih baik
ataupun tak layak dipergunakan lagi.
5. Ukur kabel yang dibutuhkan dalam rangkaian Gambar
6. Rangkaialah sesuai dengan Gambar
7. Buatlah goresan stabilo dalam gambar yang telah dirangkai
agar sewaktu kita mengalami kesalahan ataupun kekeliruan
kita dapat mengetahuinya.
41
8. Setelah selesai cek dengan alat ukur ohm meter, apakah
rangkaian yg kita rangkai telah benar.
9. Setelah selesai laporkan hasil praktek pada dosen
pembimbing
10. Test dengan sumber bila rangkaian telah benar
11. Bila ada kesalahan dalam merangkai, usahakan jangan
membongkar ulang rangkaian, tetapi cek kembali rangkaian
untuk mencari kesalahanya.
Cara pengetesan
Adapun cara Pengetesan adalah sebagai berikut:
1. Masukan sumber tegangan
2. Naikan MCB 1 dan 2
3. Posisi selector dalam keadaan off lalu tekan B31 maka seluruh
lampu tanda akan hidup , setelah tombol tekan dilepas maka lampu
tanda akan mati kembali
4. Putar selector pertama pada posisi Manual, pada posisi manual
Motor 1 (lampu 1) akan hidup secara otomatis dan mati secara
otomatis, lalu dapat ON/OFF secara manual dengan menekan
saklar B10.1
5. Putar selector kedua pada posisi Manual, pada posisi manual
Motor 2 (lampu 2) akan hidup secara otomatis dan mati secara
otomatis, lalu dapat ON/OFF secara manual dengan menekan
saklar B15.1
6. Putar selector 1 dan 2 keposisi otomatis , maka pada saat saklar
B.11 ditekan maka motor 1 akan bekerja setelah itu bila ditekan
lagi maka motor ke 2 bekerja setelah itu akan mati secara otomatis
7. Pada saat saklar B.16 ditekan maka motor 2 bekerja, dan bila
saklar B.16 ditekan lagi motor 1 tidak akan bekerja dikarenakan
dalam simulasi air melipah termasuk dalam level 3
42
8. Pada saat Motor 1(lampu 1) hidup maka tombol tekan B32 bila
ditekan timer akan hidup dan lampu tanda H25 akan hidup, dan
bila tombol tekan B32 dilepas menekan maka H25 akan mati, tapi
Bila Motor 1 (lampu 1) mati maka pada saat tombol tekan B32
ditekan timer hidup tapi lampu tanda H25 tidak akan hidup
9. Pada saat Motor 2(lampu 2) hidup maka tombol tekan B32 bila
ditekan timer akan hidup dan lampu tanda H29 akan hidup, dan
bila tombol tekan B32 dilepas menekan maka H29 akan mati, tapi
Bila Motor 2 (lampu 2) mati maka pada saat tombol tekan B32
ditekan timer hidup tapi lampu tanda H29 tidak akan hidup
10. Bila terjadi kesalahan/gangguan pada saat kontaktor C21 bekerja
maka Overload akan otomatis memutus, dan lampu tanda H26 dan
akan otomatis hidup menandakan kesalahan/gangguan pada C21
11. Bila terjadi kesalahan/gangguan pada saat kontaktor C23 bekerja
maka Overload akan otomatis memutus, dan lampu tanda H28 dan
akan otomatis hidup menandakan kesalahan/gangguan pada C23
12. Bila air telah penuh maka alarm akan hidup yaitu pada saat saklar
b37 ditekan untuk meberitahukan pada operator dengan hidupnya
lampu tanda H39 , untuk mematikanya ditekan tombol tekan B38
Kesalahan yang terjadi pada saat praktek merangkai rangkaian kontrol air
melimpah adalah
1. Pada Gambar job ada kesalahan nomor kontak Bantu NO
sehingga nomor kontak Bantu dapat dirubah sesuai Kode
NO pada relay
2. Timer tidak bekerja solusi dengan mengecek rangkaian
pada timer
3. Relay tidak bekerja solusi dengan mengecek rangkaian
pada relay, rangkaian ada yang terbalik di rangkai kembali
sesuai prosedur job kerja.
43
Bab V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan yang telah penulis buat dengan judul “ Praktek
Rangkaian Kontrol Air MElimpah”. Penulis dapat mengambil kesimpulan antara
lain :
Bahwa didalam merangkai gambar sesuai dengan prosedur yang telah
diberikan oleh pembimbing dengan penyesuaian kontak Bantu sesuai
dengan kontak yang digunakan pada saat praktek.
Mengikuti langkah-langkah kerja yang ada didalam Job kerja.
Bahwa dalam merangkai Job kerja harus dengan teliti dan dapat
memahami gambar.
Dalam merangkai job kerja mahasiwa harus dapat mencari kesalahan
dalam merangkai rangkaian Kontrol.
5..2 Saran
Penulis berharap agar mahasiswa yg selanjutnya dapat
mengerjakan proses praktek PHB dan kendali dengan sklill yang dimiliki,
sehingga pada dunia kerja nantinya dapat bersaing secara global.
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Instalasi Listrik Arus Kuat 3 Bandung.
2. http://www.u-net.com.my/products.php?ca=Salzer
3. http://www.panellistrik.com/
4. Buku Pedoman Instalasi
5. http://www.google.com/search/rangkaianlistrik.html
6. http://www.wikipedia.com/
45