BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan...

58
Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pembangunan ekonomi nasional, sektor pertanian masih menjadi sektor penting, hal ini jelas terlihat pada RPJM tahap-3 (2015-2019). Penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyediaan bahan pakan dan bioenergi, penyumbang nyata Produk Domestik Bruto(PDB), penghasil devisa negara, berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca serta penyerap tenaga kerja merupakan kontribusi nyata sektor pertanian hingga saat ini. Keberhasilan perwujudan kedaulatan pangan nasional sangat dipengaruhi oleh mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan yang merupakan salah satu faktor strategis yang berpengaruh besar. Guna mewujudkan pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian, yakni peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan nilai tambah dan daya saing maka penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan sangat diperlukan. Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden nomor 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Nasional 2015-2019 ada 3 dokumen sebagai lampiran yaitu : 1. Agenda Pembangunan Nasional. 2. Agenda Pembangunan Bidang. 3. Agenda Pembangunan Wilayah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) merupakan acuan bagi arah kebijakan Kementan dalam pembangunan pertanian. Arah kebijakan pembangunan pertanian 2016 selain mengacu pada RPJM juga memperhatikan hasil penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan Pertanian (musrenbangtan) tahun 2015 sehingga perencanaan program dan kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan secara sinergis dan berkesinambungan sesuai ketentuan yg berlaku dengan memperhatikan: 1) Arah Kebijakan Dan Prioritas Pembangunan Nasional dalam RPJM 2015-2019, 2) Capaian Kinerja 2014 dan 3) Rencana Target Capaian tahun 2015. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana tersebut diatas sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan dalam bentuk suatu dokumen yang memuat kebijakan, program dan kegiatan untuk periode satu tahunan. Penyusunan rancangan Rencana Kerja (Renja) merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja yang definitif.

Transcript of BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan...

Page 1: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam pembangunan ekonomi nasional, sektor pertanian masih menjadi sektor

penting, hal ini jelas terlihat pada RPJM tahap-3 (2015-2019). Penyediaan bahan

pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah, sumber utama pendapatan

rumah tangga perdesaan, penyediaan bahan pakan dan bioenergi, penyumbang

nyata Produk Domestik Bruto(PDB), penghasil devisa negara, berperan dalam

upaya penurunan emisi gas rumah kaca serta penyerap tenaga kerja merupakan

kontribusi nyata sektor pertanian hingga saat ini.

Keberhasilan perwujudan kedaulatan pangan nasional sangat dipengaruhi oleh

mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan yang merupakan salah satu faktor

strategis yang berpengaruh besar. Guna mewujudkan pencapaian sasaran strategis

Kementerian Pertanian, yakni peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan nilai

tambah dan daya saing maka penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance) di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan sangat

diperlukan.

Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden nomor 2/2015 tentang Rencana

Pembangunan Nasional 2015-2019 ada 3 dokumen sebagai lampiran yaitu :

1. Agenda Pembangunan Nasional.

2. Agenda Pembangunan Bidang.

3. Agenda Pembangunan Wilayah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) merupakan acuan bagi arah

kebijakan Kementan dalam pembangunan pertanian. Arah kebijakan pembangunan

pertanian 2016 selain mengacu pada RPJM juga memperhatikan hasil

penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan Pertanian (musrenbangtan)

tahun 2015 sehingga perencanaan program dan kegiatan pembangunan dapat

dilaksanakan secara sinergis dan berkesinambungan sesuai ketentuan yg berlaku

dengan memperhatikan: 1) Arah Kebijakan Dan Prioritas Pembangunan Nasional

dalam RPJM 2015-2019, 2) Capaian Kinerja 2014 dan 3) Rencana Target Capaian

tahun 2015.

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana tersebut diatas sesuai

dengan perencanaan yang ditetapkan dalam bentuk suatu dokumen yang memuat

kebijakan, program dan kegiatan untuk periode satu tahunan.

Penyusunan rancangan Rencana Kerja (Renja) merupakan tahapan awal yang

harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja yang definitif.

Page 2: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 2

1. Prinsip Rancangan Rencana Kerja (Renja) Badan Karantina Pertanian 2016

didalam penyusunan rancangan Renja adalah sebagai berikut :

a) Mengacu pada rancangan awal TA 2016 digunakan sebagai acuan

perumusan program, kegiatan, indicator kinerja dan dana indikatif dalam

Renja TA.2016.

b) Untuk memecahkan masalah yang dihadapi sebagai acuan perumusan

tujuan, sasaran, kegiatan, lokasi kegiatan dan prakiraan maju dalam

rancangan Renja serta dapat menjawab berbagai isu-isu strategis terkait

dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian.

c) Substansi rancangan Renja memuat :

1) Program dan Kegiatan.

2) Lokasi Kegiatan.

3) Indikator Kegiatan.

4) Sasaran dan Target.

5) Pagu Indikatif dalam prakiraan maju.

d) Penyusunan program dan kegiatan untuk tahun yang direncanakan

mengacu pada ketentuan IKU (Indikator kinerja utama) dan SPM (standar

pelayanan minimal) dengan mempertimbangkan capaian kinerja SPM yang

ada.

2. Renja tahun 2016 merupakan masa transisi antara Renstra Badan Karantina

Pertanian 2010-2014 dan Renstra 2015-2019, karenanya penyusunan Renja

2016 perlu memperhatikan :

a) Indikator Kinerja dan Target Indikator Kinerja Renja 2016 dapat mengacu

pada target indikator kinerja 2014-2015 maupun Renstra 2015-2019 dengan

prakiraan target tahun 2016 yang diestimasikan.

b) Perkembangan dinamika kekinian dengan memperhatikan hasil capaian

kinerja sebelumnya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :

Rencana kerja Badan Karantina Pertanian tahun 2016 merupakan pedoman

penyusunan Renja Satuan Kerja (satker) tahun 2016.

Tujuan :

Penyusunan Renja adalah untuk menciptakan sinergisitas dalam pelaksanaan

program dan kegiatan pusat dan UPT Lingkup Barantan serta merupakan efisiensi

alokasi sumberdaya.

Page 3: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 3

BAB II

EVALUASI KINERJA BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN

2010-2014

Dalam melaksanakan program dan kegiatan Badan Karantina Pertanian terkait

dengan sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas pelaksanaan fungsi

karantina, maka harus dilakukan berbagai pembenahan, peningkatan dan

pengembangan sesuai standar yang telah ditetapkan guna pencapaian hasil kerja

yang sudah ditargetkan. Fasilitas sarana/prasarana tersebut terdiri dari : 1) sarana

pemeriksaan, 2) instalasi karantina dengan fasilitas tindakan karantina, 3)

laboratorium dan peralatannya serta 4) sarana pendukung lainnya .

Dalam penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik kuantitas maupun kualitas

harus didasarkan pada evaluasi dan penataan, hal ini merupakan kegiatan yang

diprioritaskan dikarenakan SDM merupakan salah satu faktor penting keberhasilan

dalam pelaksanaan program kegiatan.

Peningkatan Produksi Pangan merupakan salah satu tujuan kegiatan dari Program

Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian yang mengacu pada 9 agenda

pembangunan nasional. Tugas fungsi Badan Karantina Pertanian adalah mencegah

masuk, mencegah menyebar, mencegah keluar Hama Penyakit Hewan Karantina

(HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ke/dari dan antar

area Negara Kesatuan Republik Indonesia, karenanya semua kegiatan Barantan

baik yang telah dilakukan maupun yang direncanakan ke depan haruslah mengacu

pada tugas dan fungsi tersebut. Khusus pada kegiatan Barantan tahun 2010 – 2014

kegiatan yang telah dilakukan dan capain yang telah diraih raih memberikan

gambaran nyata bagi rencana kegiatan ke depan.

Badan Karantina Pertanian dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir 2010 - 2014

telah didukung dengan anggaran berturut-turut mulai tahun 2010 sebesar Rp

448.066.857.000,-, Rp 542.866.622.000,-, Rp 734.303.739.000,-, Rp

807.354.242.000,- dan Rp 603.844.735.000,-. Berdasarkan kinerja serapan

anggararan berturut-turut sebesar : 94,81 %, 92,75 %, 84,86 %, 93,55 % dan pada

tahun 2014 ini sampai tanggal 2 Oktober 2014 sebesar 67,94 %. Apabila dilihat dari

trend kenaikan pagu anggaran Barantan tampak bahwa kenaikan tersebut tidak

signifikan, hal ini mengingat jumlah pegawai yang terus bertambah seiring dengan

perkembangan jumlah tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa Hama

dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK) yang semakin meningkat.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Badan Karantina Pertanian sampai saat

ini mempunyai kontribusi yang paling besar di lingkungan Kementerian Pertanian.

Page 4: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 4

Untuk target PNBP dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir sejak tahun 2010

berturut-turut adalah : Rp 71.309.009.865,-; 78.871.486.814,-; 84.396.815.288,-;

93.085.185.541,-; dan 99.278.635.321,- . Realisasi PNBP tersebut setiap tahunnya

selalu melebihi target, berturut-turut adalah : 133,40 %, 134,20 %, 130,74 %,

122,63 % dan pada tahun 2014 ini sampai dengan bulan September 2014

realisasinya sebesar 86,08 %. Kondisi saat ini PNBP masih menjadi pagu pokok

dalam penetapan alokasi anggaran (APBN). Kedepan diharapkan kontribusi PNBP

ini dijadikan sebagai reward dan tidak diperhitungkan dalam penentuan pagu pokok

di Badan Karantina Pertanian.

Dalam perjalanan kinerja tahun 2010 – 2014 Badan Karantina Pertanian telah

berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK yang

berasal dari luar negeri ataupun antar area. Tindakan pembebasan/pelepasan

komoditas tumbuhan dan produknya : dengan total frekuensi serfikasi sejak tahun

2010 berturut-turut sebesar : 324.884, 417.975, 443.401, 413.280 kali dan terakhir di

tahun 2014 per bulan September sebesar 323.503 kali. Untuk komoditas hewan dan

produknya dengan total frekuensi sertfikasi sejak tahun 2010 berturut-turut sebesar

329.614, 341.960, 468.492, 452.994 kali dan terakhir di tahun 2014 per bulan

September sebesar 308.760 kali.

Dari frekuensi pemeriksaan terhadap media pembawa OPTK serta pengawasan

keamanan pangan terhadap pangan segar asal tumbuhan (PSAT) telah terdeteksi

positif dan tertangkal sejumlah OPTK yaitu : Helminthosporium solani, TuMV,

RSV, Erwinia carotovora pv. atroceptica, Acidovorax avenae subsp avenae,

Liberobacter asiaticum, Tilletia foetida, T. caries, Pseudomonas syringae pv

syringae, Clavibacter michiganensis subsp sepedonicum, Xylella fastidiosa,

Arabis Mosaic Nepovirus , Strawberry Latent Ring Spot Nepovirus (SLRSV),

Potato Mop Top Virus, Burkholderia glumae, Erwinia stewartii (Pantoea

stewartii), Corynebacterium michiganense pv. michiganense, Rhodococcus

fascians, Tobacco Streak Ilarvirus, Pratylenchus vulnus, Pratylenchus

Cucumber green mottle mosaic tobamovirus penetrans, Aphelenchoides

besseyi, Alfalfa Mosaic Virus (AMV), Erwinia chrysanthemi, Panonichus citri,

Burkholderia glumae, Tilletia laevis, T. indica, T. tritici, Pseudomonas syringae

pv. lachrimans, Pseudomonas viridiflava, Panonichus citri.

HPHK yang terdeteksi positif dan tertangkal yaitu : Penyakit John’s Disease

(Paratuberculosis ), Bovine Spongiform Encephalophaty (BSE), Infectious

Bovine Rhinotracheitis (IBR), Enzootic Bovine Leukosis (EBL), Bovine Viral

Diarrhea (BVD), Leptospira, Brucellosis dan Surra.

Dalam pengawasan cemaran Pangan Segar Asal Tumbuhan, telah terdeteksi positif

dan tertangkal beberapa cemaran kimia maupun logam berat asal luar negeri yaitu :

Aflatoksin, Pb (Timbal), Cd (Cadmium), Salmonela spp., Residu Pestisida dan

Formalin.

Page 5: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 5

Capaian terhadap cegah tangkal HPHK/OPTK maupun cemaran PSAT tentunya

tidak terlepas dari sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis

Badan Karantina Pertanian Tahun 2010 – 2014, yaitu :

1) Kebijakan teknis yang efektif dalam operasional pencegahan masuk, menyebar

dan keluarnya HPHK,

2) Kebijakan teknis yang efektif dalam operasional pencegahan masuk, menyebar

dan keluarnya OPTK,

3) Kebijakan teknis pengawasan keamanan hayati yang efektif dalam operasional

pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati,

4) Sistem informasi yang optimal dalam mendukung operasional program Badan

Karantina Pertanian,

5) Pelayanan Karantina Pertanian dan pengawasan keamanan hayati yang efektif,

6) Penyelenggaraan laboratorium yang berkualitas dalam mendukung efektifitas

penilaian

7) Meningkatnya kualitas manajemen kinerja penyelenggaraan karantina pertanian

dan pengawasan keamanan hayati.

Kebijakan teknis yang efektif untuk cegah tangkal HPHK/OPTK serta cemaran

pangan segar asal tumbuhan dan produk hewan juga tidak terlepas dari beberapa

output terbitnya peraturan/pelaksanaan pedoman di lapangan dalam bentuk

peraturan perundangan, pedoman teknis, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis

maupun hasil-hasil rekomendasi teknis. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2010 –

2014) Badan Karantina Pertanian telah menghasilkan kebijakan teknis operasional

baik yang telah terbit maupun dalam bentuk konsep kebijakan sehingga akan

meningkatkan capaian sasaran yang telah ditetapkan.

Beberapa kebijakan perkarantinaan dan keamanan hayati yang disusun Badan

Karantina Pertanian dan telah terbit pada tahun 2010 – 2014 dalam bentuk

Peraturan Menteri Pertanian yaitu :

Karantina Hewan

1) Permentan Nomor : 37/Permentan/OT.140/3/2014 Tentang Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas

2) Permentan Nomor: 65/Permentan/PD.410/5/2014 Tentang Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Pemasukan Dan Pengeluaran Hasil Bahan Asal Hewan

Konsumsi

3) Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :

44/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan

dan Pengeluaran Media Pembawa penyakit Hewan Karantina dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina.

Page 6: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 6

4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 104/Permentan/OT.140/8/2014 tentang

Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Benih

Hewan.

5) Perturan Menteri Pertanian Nomor : 41/Permentan/OT.140/3/2013 tentang

Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan Atau Pengeluaran sarang

Walet Ke dan Dari Dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

6) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 113/Permentan/PD.410/10/2013 Tentang

Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan Sapi Indukan, Sapi Bakalan,

Dan Sapi Siap Potong Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

Karantina Tumbuhan

1) Permentan No. 38/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina

Tumbuhan Di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

2) Permentan No. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tentang Tindakan Karantina

Tumbuhan Untuk Pemasukan Buah Segar dan Sayuran Buah Segar Ke Dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia

3) Permentan No. 43/Permentan/OT.140/6/2012 tentang Tindakan Karantina

Tumbuhan Untuk Pemasukan Sayuran Umbi Lapis Segar Ke Dalam Wilayah

Negara Republik Indonesia

4) Permentan No. 73/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Persyaratan dan Tata

Cara Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan Milik Perorangan atau Badan

Hukum

5) Permentan Nomor 93/Permentan/OT.140/12/2011 (Perubahan Permentan No.

38/Kpts/HK.060/1/2006 tentang Jenis-Jenis OPTK Golongan I Katagori A1 dan

A2, Golongan II Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa dan

Daerah Sebarnya)

6) Permentan No. 56/permentan/ OT.140/9/2010 tentang Pelaksanaan Tindakan

Karantina Tumbuhan di luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran (merupakan

revisi Permentan No. 18/Permentan/OT.160/5/2006 tentang Pelaksanaan

Karantina Tumbuhan Diluar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran)

Keamanan Hayati

1) Peraturan Menteri Pertanian No. 88/Permentan/OT.140/12/2011tentang

Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran

Pangan Segar Asal Tumbuhan merupakan pengganti Permentan No. 27 jo. 38

tahun 2009 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan

2) Peraturan Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/3/2011 tentang

Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Hewan dan/atau Pangan Segar

Asal Tumbuhan dari Negara Jepang Terhadap Kontaminasi Zat Radioaktif

Page 7: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 7

Sampai saat ini dan waktu kedepan, pelengkapan dan penyempurnaan kebijakan

karantina hewan, karantina tumbuhan serta keamanan hayati terus dilakukan

terutama untuk menindaklanjuti amanah PP No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina

Hewan dan PP No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan. Pasal-Pasal

dalam PP 82 Tahun 2000 yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Peraturan

Menteri Pertanian ada 10 (sepuluh) Pasal yaitu: Pasal 5 ayat (5), Pasal 38 ayat (2),

Pasal 53 ayat (3), Pasal 61 ayat (3), Pasal 63 ayat (2), Pasal 71 ayat (2), Pasal 73

ayat (3), Pasal 78 ayat (2), Pasal 84 ayat (2), dan Pasal 85 ayat (4).

Sedangkan pasal-pasal dalam PP 14 Tahun 2002 yang belum ditindaklanjuti dalam

bentuk Peraturan Menteri Pertanian ada 4 (empat) Pasal yaitu: Pasal 45, Pasal 75

ayat (3), Pasal 82, dan Pasal 85 ayat (3).

Sementara ini Undang-Undang No 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan

dan Tumbuhan telah diinisiasi Badan Karantina Pertanian untuk dilakukan revisi.

Saat ini telah diselesaikan penyusunan naskah akademik dan RUU perubahan atas

UU No. 16 Tahun 1992. Materi pokok yang perlu dan akan diatur dalam RUU

tersebut antara lain : penguatan fungsi terkait keamanan hayati (IAS, PRG, Agens

Hayati), pengaturan tentang pengawasan dan penindakan, penambahan sanksi

pidana dari 3 tahun menjadi 5 tahun pidana penjara atau denda 5 Milyar (untuk

pelanggaran berupa kesengajaan) dan dari 1 tahun menjadi 3 tahun denda 1 Milyar

(untuk pelanggaran berupa kelalaian), barang bukti dapat dilelang, media pembawa

yang tidak dilaporkan dalam jangka waktu 30 hari dikuasai negara/karantina

pertanian.

Salah satu indikator kinerja program Badan Karantina Pertanian adalah

“Efektifitas Pelayanan Tindakan Karantina Dan Pengawasan Keamanan Hayati

Terhadap Ekspor Media Pembawa OPTK Dan Keamanan Hayati”. Berdasarkan

hasil dari notification of non-compliance (NNC/catatan ketidaksesuaian) terhadap

komoditas tumbuhan yang diekspor ke luar negeri, Badan Karantina Pertanian telah

mampu menjaga kualitas dan meningkatkannya dari target yang telah ditentukan

yaitu sebesar 90 % dan realisasinya selalu di atas 99 %. Ini merupakan persentase

dari frekuensi NNC dengan total sertifikasi ekspor. Dengan kata lain kualitas

pengawasan dan tindakan karantina untuk komodtas yang diekspor masih di atas 99

% dari yang ditargetkan.

Beberapa dukungan ekspor terhadap komoditas hewan maupun komoditas

tumbuhan terus diakselerasi oleh Badan Karantina Pertanian sejak tahun 2010 –

2014 sampai sekarang antara lain sarang wallet, salak, manggis, bungkil cangkang

sawit dan rumput laut ke negara-negara mitra dagang seperti : Cina, Australia, New

Zealand, Brasil dengan melakukan registrasi dari rumah-rumah produksi ataupun

packing house yang langsung dilakukan verifikasi oleh negara pengimpor untuk

menjaga aspek kualitas ekspor.

Untuk menjaga hubungan dengan negara-negara mitra dagang dalam kerangka

Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dan terkait dengan semakin derasnya

Page 8: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 8

lalu lintas perdagangan dalam pasar global di dunia, jalinan kerjasama internasional

mutlak harus dilakukan, sehingga kinerja Badan Karantina Pertanian dapat lebih

optimal. Jalinan kerjasama yang telah dilakukan Badan Karantina Pertanian berupa

kerjasama bilateral, regional dan multilateral semakin meningkat dan berkembang

dari tahun ke tahun.

Kerjasama bilateral dalam kerangka SPS telah terjalin dengan baik antara lain

dengan negara Australia, New Zealand, China, Amerika Serikat, Kanada, Jepang,

Belanda. Kerjasama regional yang telah berjalan dengan baik antara lain : BIMP-

EAGA, IMT-GT, ASEAN (dalam kerangka ATIGA), ASEAN-CHINA FTA serta

kerjasama multilateral meliputi Sidang-Sidang SPS-WTO mulai yang ke-47 – ke-61,

sidang CODEX, IPPC/CPM dan OIE.

Selain itu dalam rangka meningkatkan efektifitas dan optimalisasi kinerja Badan

Karantina Pertanian juga telah menjalin kerjasama nasional. Dalam kurun waktu 5

(lima) tahun terakhir sejak tahun 2010, jalinan kerjasama nasional antara lain

dengan PT POS/ASPERINDO, Perguruan Tinggi, POLRI, Kemendag/Badan POM,

Ditjen Bea dan Cukai

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset dan bagian sangat penting dalam

mendukung kinerja Badan Karantina Pertanian. Pada saat ini pegawai Badan

Karantina Pertanian berjumlah 3.696 orang dan jumlah petugas karantina sebanyak

1.947 orang atau 52,68 % dari total pegawai. Upaya penambahan pegawai Badan

Karantina Pertanian selain berasal dari alokasi secara regular dari Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian, Badan Karantina Pertanian juga akan

mandapatkan berupa tambahan pegawai dengan cara re-distribusi.

Upaya pengembangan SDM terkait dengan peningkatan kompetensi SDM

senantiasa terus dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian melalui pendidikan

formal (S-2, S-3), diklat dasar karantina serta pelatihan di dalam maupun di luar

negeri. Dalam kurun waktu 2010 – 2014 jumlah pegawai yang telah dan sedang

mengikuti pendidikan S-3 : sebanyak 21 orang, S-2 : sebanyak 83 orang), diklat

dasar teknis sebanyak 1.063 orang, PPNS sebanyak 339 orang, intelijen sebanyak

189 orang serta training/pelatihan di luar negeri sebanyak 43 orang.

Teknologi informasi terus dibangun dan dikembangkan oleh Badan Karantina

Pertanian baik dalam aspek pengembangan layanan informasi maupun

pengembangan aplikasi untuk mempermudah pengendalian proses bisnis maupun

pengambilan keputusan di Badan Karantina Pertanian. Pada tanggal 18 November

tahun 2013 telah dilaunching Single Sign On (SSO) karantina terpadu dengan

Layanan Elektronik Perijinan Dalam Kerangka INSW

Dalam upaya pengurangan dwelling time maupun kelancaran arus barang di

pelabuhan, melalui koordinasi Otoritas Pelabuhan khususnya di Tanjung Priok,

telah dibangun sarana/ pra-sarana fisik yang dapat mensinergikan pemeriksaan

barang secara terpadu antara kedua institusi tersebut yakni Tempat Pemeriksaan

Page 9: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 9

Fisik Terpadu (TPFT) yang lebih representatif dengan sarana pendukungnya.

Diharapkan dengan optimalnya pelaksanaan operasional di TPFT, maka

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perkarantinaan dapat maksimal guna

melindungi sumber daya alam pertanian dan sekaligus memperlancar ekspor produk

pertanian yang melalui pelabuhan Tanjung Priok. Pelaksanaan TFPT ini akan

direplikasikan di UPT Badan Karantina Pertanian yaitu di BBKP Surabaya, BBKP

Makasar, BBKP Belawan, BBKP Soekarno-Hatta, BKP Kelas I Semarang.

Dukungan kinerja manajemen Badan Karantina Pertanian dalam kurun waktu 5

(lima) tahun terakhir menunjukkan peningkatan dan hal ini ditunjukkan dengan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari Baik menjadi Sangat Baik, IPNBK (dari Baik

menjadi Sangat Baik), SAKIP (dari Baik menjadi Sangat Baik), Peta Kerawanan

dalam hal penyelesaian TGR (Agar Rawan menjadi Putih), meningkatnya jumlah

UPT yang mendapatkan sertifikasi ISO Pelayanan (s/d Tahun 2014 terdapat 32 UPT

yang telah meraih sertifikat ISO), Laboratorium Karantina Hewan/Karantina

Tumbuhan yang telah mendapatkan sertifikat ISO 17025 sebanyak 10 UPT.

Terlepas dari berbagai capaian kinerja di atas, hingga saat ini masih terdapat

beberapa permasalahan dan kendala yang ditemui, yaitu antara lain :

1) Pada saat ini jumlah petugas Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan tidak

sebanding dengan luasnya wilayah pengawasan karantina atau tempat-tempat

pemasukan dan pengeluaran yang ada.

2) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Badan Karantina Pertanian sampai

saat ini mempunyai kontribusi yang paling besar di lingkungan Kementerian

Pertanian dan realisasi per tahunnya selalu melebihi target. Kondisi saat ini

PNBP masih menjadi pagu pokok dalam penetapan alokasi anggaran (APBN).

3) Seiring dengan era perdagangan bebas serta menyongsong Masyarakat

Ekonomi Asean 2015 (Asean Economic Community) akhir tahun 2015, masih

terdapat beberapa kelemahan yaitu antara lain pelayanan yang tersegmentasi,

luasnya rentang kendali dan adanya benturan kebijakan antar

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

4) Pengembangan dan penguatan fungsi Badan Karantina Pertanian untuk

melaksanakan pengawasan keamanan hayati maupun pengawasan dan

penindakan masih belum terpayungi secara lengkap pada UU No. 16 Tahun

1992

5) Dalam rangka melaksanakan tindakan karantina hewan antar area, sampai

dengan saat ini masih terdapat ketidaksesuaian antara peraturan perundangan

dibidang karantina hewan dengan Peraturan Daerah (Perda). Ketidaksesuaian

tersebut terjadi karena beberapa daerah mengatur ketentuan teknis yang tidak

sesuai dengan kebijakan Badan Karantina Pertanian, sehingga hal ini

menimbulkan ketidakpastian bagi petugas karantina dalam penegakkan

peraturan di lapangan.

6) Dengan belum dicabutnya kawasan karantina di Pulau Bali dari daerah wabah

rabies sehingga mengakibatkan pelarangan lalu lintas Hewan Penular Rabies

Page 10: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 10

(HPR) dari dan ke Pulau Bali. Hal ini mengakibatkan sering terjadinya

pemasukan HPR ke Bali secara ilegal.

7) Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana arus pemasukan dan

pengeluaran barang akan semakin terbuka dan meningkat sehingga risiko

masuknya HPHK/OPTK juga akan semakin meningkat. Selain itu tuntutan untuk

memenuhi aturan perdagangan internasional terkait Trade Facilitation semakin

meningkat.

8) Tingginya importasi benih tumbuhan (contohnya : kelapa sawit dan padi) dari

negara yang tertular OPTK, namun dari segi genetik benih tersebut memiliki

mutu yang lebih baik dibandingkan negara lain maupun benih yang dihasilkan

dari dalam negeri. Indonesia belum memiliki Appropriate Level of Protection

(ALOP) Nasional untuk penentuan persyaratan impor komoditas pertanian.

9) Pengawasan keamanan hayati masih terbatas pada pengawasan keamanan

pangan dan agens hayati, sedangkan pengawasan untuk PRG dan jenis asing

invasif/Invasive Aliens Species (IAS) belum terimplementasi.

Memperhatikan permasalahan tersebut di atas, disarankan agar kedepan dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penambahan petugas karantina sangat diperlukan baik melalui penerimaan

secara reguler maupun re-distribusi.

2) Kontribusi PNBP Kementerian Pertanian yang berasal dari Badan Karantina

Pertanian agar dijadikan sebagai reward dan tidak diperhitungkan dalam

penentuan pagu pokok anggaran di Badan Karantina Pertanian.

3) Diperlukan kelembagaan karantina yang mandiri dan independen dengan

dukungan SDM, legislasi, dan sarana yg memadai sehingga setiap ancaman

(threat) dapat dikelola dengan baik berdasarkan“Scientific Base”.

4) Mendorong revisi UU No. 16 Tahun 1992 agar dapat segera terealisasi.

5) Ketidaksesuaian Peraturan Daerah yang mengatur ketentuan teknis dengan

kebijakan Badan Karantina Pertanian (khususnya karantina hewan) perlu

ditindaklanjuti dengan melakukan identifikasi terhadap peraturan-peraturan

daerah yang tidak sinergi dengan peraturan perundangan karantina, untuk

kemudian melakukan langkah-langkah harmonisasi.

6) Seiring dengan berjalannya waktu dan berdasarkan status data kejadian gigitan

HPR bahwa wabah rabies di Pulau Bali sudah dapat dikendalikan dengan baik,

maka perlu dilakukan pencabutan status wabah dan kawasan karantina di Pulau

Bali.

7) Perlunya ditetapkan suatu kesepakatan untuk melakukan harmonisasi terhadap

pre-clearance antara negara-negara ASEAN serta membuat aturan mengenai

pengawasan pre-border antar negara ASEAN.

8) Perlu dilakukan koordinasi intensif antar institusi terkait untuk menetapkan ALOP

nasional serta penguatan pengawasan pasca masuknya media pembawa.

Page 11: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 11

9) Perlu mendorong Kementerian Kehutanan & Lingkungan Hidup (Kemenhut &

LH) sebagai focal point pengelolaan IAS di Indonesia untuk segera menerbitkan

peraturan perundangan sebagai payung hukum mengenai pengawasan IAS di

Indonesia.

Adapun kegiatan penguatan kelembagaan TA 2015 yang diusulkan sebagaimana

pada Tabel 2.

Page 12: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 12

Tabel 1. Target dan Realisasi AnggaranTA. 2010 – 2014

TAHUN

2010 2011 2012**) 2013 2014*)

Pagu (Rp) 448.006.857.000 542.866.622.000 734.303.739.000 807.354.242.000 604.699.761.000

Realisasi (Rp) 424.773.729.055 503.493.052.939 623.122.158.005 755.271.997.838 582.890865.761

Persentase (%) 94,81 92,75 84,86 93,55 96,39

Keterangan : *) dalam proses rekonsiliasi

**) Pengembalian anggaran IKH sebesar Rp 75 M

Page 13: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 13

Tabel 2. Regulasi Yang di Usulkan dan Yang Telah Ditetapkan (2010-2014)

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

2010 2011 2012 2013 2014

1. Pengawasan Pelaksanaan Tindakan KH di negara asal

1. Konsep Permentan tentang Tatacara Pengawasan Tindakan Karantina Hewan di negara asal

1. Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di Negara Asal

1. Permentan No. 113/Permentan/PD.410/10/2013 tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan Sapi Indukan, Sapi Bakalan dan Sapi Siap Potong Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia tanggal 10 Oktober 2013

1. Tata Cara Tindakan Karantina Hewan Transit

2. Persyaratan dan Tindakan KH terhadap Media Pembawa HPHK yang dimasukkan dan dikeluarkan melaui Pos dan Jasa Titipan

2. Konsep Permentan tentang Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina terhadap Media Pembawa Brucellosis

2. Pedoman Biosafety Laboratorium

2. Permentan No. 41/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan Atau Pengeluaran Sarang Walet Ke Dan Dari Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia tanggal 21 Maret 2013

2. Revisi Dokumen Karantina Hewan Transit

3. Penilaian Status dan Situasi HPHK Negara Asal

3. Konsep Permentan Tindakan Karantina terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Ruminansia Besar ke dan dari Wilayah Negara Republik Indonesia

3. Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Terhadap MBM dan Kulit Industri

3. Konsep Tata Cara Tindakan di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

3. Revisi Penggolongan HPHK dan Jenis Media Pembawa

4. Persyaratan dan Tindakan KH terhadap Media Pembawa HPHK Transit

4. Konsep Permentan tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Karkas, daging dan atau jeroan dari luar negeri

4. Pedoman Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Produk Hewan berupa telur dan produk susu

4. Konsep Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina Hewan Unggas

4. Pedoman Tindakan Karantina Terhadap Bahan Bilogik Reproduksi

5. Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina Khusus terhadap hewan organic

5. Konsep Permentan tentang Tindakan Karantina terhadap Hewan Penular Rabies

5. Pedoman Tindakan Karantina Terhadap Bahan Pangan Patogen, Sediaan Biologik dan Obat Hewan

5. Konsep Persyaratan dan Tata Cara Pengawasan Hasil Bahan Asal Hewan Konsumsi

5. Persyaratan dan Tindakan KH Terhadap Ekspor Sarang Walet ke China

Page 14: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 14

6. Penggolongan jenis-jenis HPHK 6. Konsep Penggolongan jenis-jenis HPHK dan MP HPHK berdasarkan tingkat risiko (Penyempurnaan Kepmentan 3238/2009)

6. Pedoman Pemantauan Daerah Sebar HPHK

6. Pedoman Tindakan Karantina Terhadap Hydrolized Feather Meal. (Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 3610/Kpts/KH.210/L/12/2013)

6. Pedoman Pengawasan & Tindakan Karantina Terhadap Kulit

7. Penggolongan jenis MP HPHK 7. Bahan Kajian Pengawan Pemasukan IAS (Invasive Aliens Species)

7. Tindakan Karantina Antar Area Berdasarkan Penetapan Area

7. Konsep Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Bahan Patogen dan Obat Hewan

7. Pedoman Tindakan Karantina Hewan Terhadap MBM

8. Persyaratan teknis alat angkut dan Kemasan Media Pembawa

8. Bahan Kajian Tentang Pengawasan Produk Rekayasa Genetik (PRG)

8. Penyusunan Status dan Situasi HPHK

8. Konsep Persyaratan dan Tata Cara Pengawasan Media Pembawa Lain

8. Penyempurnaan Persyaratan dan Tindakan Karantina Terhadap Pakan dan Bahan Pembuat Pakan Ternak

9. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 2280/2011 tentang pedoman tindakan karantina pada kuda

9. Pedoman Tindakan Karantina terhadap Pakan dan Serangga (Insekta)

9. Konsep Pedoman Tindakan Karantina Terhadap Bahan Biologik Reproduksi

9. Pedoman Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Vektor

10. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 2281/2011 tentang pedoman TK untuk kuda sea games

10. Kajian Sistem Karantina Hewan dan Pulau Karantina

10. Konsep Pedoman Tindakan Karantina Terhadap Bahan Asal Hewan untuk Konsumsi

10. Permentan No. 44/Permentan/OT.140/3/2014 (Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina)

Page 15: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 15

11. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 917/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Penyakit Brucellosis di daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina

11. Konsep Pedoman Rekomendasi Penetapan IKH

11. Permentan No. 37/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas

12. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. : 2660/Kpts/KH.040/12/2011 tentang pedoman kesiapsiagaan dini dalam upaya pencegahan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK)

12. Permentan No. 69/Permentan/OT.140/5/2014 (Perubahan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan/atau Produk Unggas dari negara Republik Rakyat Cina ke dalam Wilayah Republik Indonesia)

13. Konsep Pedoman Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan oleh pihak lain

13. Permentan No. 65/Permentan/PD.410/5/2014 tentang Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Hasil Bahan Asal Hewan Konsumsi

14. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 0107/KPTS/OT.210/L/12011 tanggal 26 Januari 2011 tentang Pedoman Pesyaratan dan Tata Cara Penetapan IKPH Kulit Industri

15. Konsep Pedoman Persyaratan dan Penetapan Instalasi Karantina Produk Hewan (IKPH) Media Pembawa HPHK berupa sarang burung walet

16. Konsep Kebijakan Dokumen Karantina Hewan

Page 16: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 16

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

2010 2011 2012 2013 2014

1. Draft Permentan tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan, Pencabutan Kawasan Karantina Tumbuhan

1. Konsep Teknis tentang Persyaratan dan Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Pemasukan benih padi, jagung dan kedelai ke dalam Wilayah Negara Indonesia

1. Kajian Teknis Tentang Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa OPTK Non Benih untuk pameran/konferensi/eksebisi

1. Konsep Pedoman Diagnosis OPTK Kelompok Tungau

1. Penyempurnaan Permentan No. 3237/2009 (Bentuk dan Jenis Dokumen Tindakan KT dan Pengawasan PSAT)

2. Draft Permentan tentang Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa OPTK

2. Kajian Teknis tentang Tatacara Pelaksanaan Tindakan Pengasingan dan Pemgamatan terhadap pemasukan benih

2. Manual Teknis Perlakukan Irradiasi

2. Konsep Kebijakan Klasifikasi Laboratorium Karantina Tumbuhan

2. Pedoman Tindakan Karantina Pemeriksaan MP di Negara Asal

3. Review Kepmentan No. 264/2006 tentang Kesekretariatan NPPO

3. Penyempurnaan draft kajian teknis tentang tatacara pemantauan OPTK

3. Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih yang dimasukkan dari Luar Negeri

3. Konsep Penyempurnaan Permentan No.271 Tahun 2006

3. Penyempurnaan Daftar OPTK

4. AROPT terhadap 15 media pembawa OPTK

4. Penyempurnaan Permentan tentang persyaratan & tata cara penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) (Revisi Permentan No. 05/Permentan/HK.060/3/2006 tentang Persayaratan tata Cara Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan milik perorangan atau Badan Hukum)

4. Hasil AROPT Benih 4. Konsep Analisis Risiko Impor (IRA) MP OPTK Non Benih

4. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Kesehatan MP OPTK oleh Pihak Ketiga

5. Konsep Permentan tentang tata cara tindakan KT terhadap pengeluaran MP OPT dari wilayah negara RI

5. Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap Benda Lain

5. Konsep Kajian Teknis Pengawasan Terhadap Media Pembawa Lain

5. Pedoman Pelaksanaan Karantina Tumbuhan pre-Border di negara lain (Program Pre-Clearance)

Page 17: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 17

6. Kajian teknis pengawasan PRG ke dalam wilayah RI

6. Diagnostik Protokol MP OPTK yang telah disempurnakan

6. 6) Konsep Kebijakan Teknis Penetapan Laboratorium Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan

6. Standar Teknis Perlakuan Ethylene Oxide

7. Draft juklak/SOP tata cara tindakan karantina tumbuhan di Kantor Pos Bandar Udara

7. Daftar OPTK yang telah diupdate

7. Konsep Prosedur Ekspor Benih 7. Penyusunan Bahan Kebijakan untuk Revisi Permentan No. 42/2012 dan Permnetan No. 43/2012

8. Konsep Pedoman Pest Reporting 8. Informasi Teknis Ekspor Benih 8. Pedoman Standar Teknis Perlakuan Fumigasi Ethyl Formate (Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 1644/Kpts/KT.240/L/05/2013 tanggal 28 Mei 2013)

8. SOP Sistem Sertifikasi Fitosanitari Komoditas Unggulan

9. Konsep Pedoman registrasi pihak ketiga sebagai pelaksana perlakuan dengan phospine

9. Kajian Standar Internsional dan Nasional

9. Konsep Standar Teknis Perlakuan Air Panas

9. Draft Regional Standard Plant Quarantine Treatment

10. Konsep Pedoman pengambilan sampel produk tanaman

10. Hasil AROPT Non-Benih 10. Konsep Pedoman Diagnosis OPTK Kelompok Serangga Hutan

10. Pedoman Analisis Resiko Kemanan Pangan

11. Konsep Pedoman Diagnostik Protokol Cendawan OPTK

11. Informasi Teknis Ekspor Non-Benih

11. Bahan Kebijakan Tentang Pelaksanaan Karantina Tumbuhan di PPLB Darat

11. Hasil Kajian Pengawasan Agen Hayati

12. Konsep Pedoman In-line Inspection

12. Pytosanitary Requirement 12. Bahan Kebijakan Tentang Optimalisasi Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area

12. Hasil Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan Karantina terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Benda lain

13. Dokumen Hasil Penyusunan AROPT

13. Permentan No. 38/ Permentan/OT.140/5/2014 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Page 18: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 18

Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan

2010 2011 2012 2013 2014

1. Draft Rancangan Permentan tentang Tata Cara Monitoring Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) di tempat pemasukan

1. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. : 2051/Kpts/OT.160/L/10/2011 tentang Juklak dan Juknis Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Karantina Hewan dan Tumbuhan

1. Pedoman Kegiatan Pre-Emptif dalam membina kesadaran masyarakat di Bidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati

1. Pedoman Registrasi Pengguna Jasa dan Pengurus Barang di Bidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati (Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian pada tanggal 31 Desember 2013 dengan Nomor: 3611/Kpts/HK.020/L/12/2013)

1. Pedoman Pemusnahan Media Pembawa HPHK dan OPTK

2. Naskah akademik tentang pengawasan PRG pengawasan keamanan hayati nabati di tempat pemasukan dan pengeluaran

2. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. : 2053/Kpts/OT.160/L/10/2011 tentang Pedoman Tindakan Preventif dalam Pengawasan dan Penindakan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan serta Pengawasan Keamanan Hayati

2. Mekanisme Operasional Pengawasan untuk mencegah terjadinya pelanggaran di Bidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati

2. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Intelijen Lingkup Badan Karantina Pertanian (Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian pada tanggal 31 Desember 2013 dengan Nomor: 3614/Kpts/HK.020/L/12/2013)

2. Pedoman Pengawasan dan Penindakan melalui pertukaran data elektronik

3. Naskah akademik tentang pengelolaan IAS di Indonesia

3. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. : 1606/Kpts/OT.160/L/6/2011 tentang Pedoman Sosialisai kepada Pemangku Kepentinagan Karantina Pertanian

3. Registrasi Pengguna Jasa Karantina Pertanian

3. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pengawasan dan Penindakan (Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian pada tanggal 31 Desember 2013 dengan Nomor: 3615/Kpts/HK.020/L/12/2013)

3. Revisi Permentan No. 18 Tahun 2011 tentang Pelayanan Dokumen Karantina Pertanian dalam Sistem Elektronik INSW

Page 19: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 19

4. Draft Permentan tentang Pengawasan PSAH Konsep Pengawasan Keamanan PSAH telah disampaikan ke Biro Hukum dan Humas untuk dibahas lintas eselon I di Kementerian Pertanian dan lintas sektor dengan kementerian lain yang terkait

4. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 2052/Kpts/OT.160/L/10/2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi, Tata Hubungan Kerja dan Mekanisme Operasional Pengawasan dan Penindakan Lingkup Badan Karantina Pertanian

4. Tata Laksana Registrasi Pengguna Jasa Karantina Pertanian

5. Draft Permentan tentang INSW Sampai saat ini belum tersusunnya SLA

Page 20: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 20

BAB III

DISKRIPSI CAPAIAN KEGIATAN 2015

Ikhtiar untuk pencapaian dan perwujudan kedaulatan pangan nasional tersebar pada

berbagai sektor baik di dalam Kmeenterian Pertanian maupun kementerian/lembaga

lainnya, dan kesemuanya itu memerlukan satu kesatuan langkah, menautkan semua

kegiatan hingga terjadi saling isi, sinergis dan berhasil guna bagi pembangunan

nasional secara menyeluruh dan utuh.

Globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional, mendorong semakin

meningkatnya arus lalulintas dan menurunnya secara bertahap hambatan tariff (tariff

barrier) dalam perdagangan hasil pertanian antar negara. Keadaan ini memicu

masing-masing negara memperketat persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan

keamanan hasil pertanian sebagai instrumen pengendalian perdagangan antar

negara.

Pada saat ini ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam,

ketenteraman dan kesehatan masyarakat, kesehatan pangan, gangguan terhadap

produksi sektor pertanian, serta lingkungan telah didefinisikan sebagai ancaman

yang perlu untuk dicegah masuk dan penyebarannya. Ancaman yang secara global

telah diidentifikasi dapat dikendalikan secara efektif melalui penyelenggaraan

perkarantinaan antara lain: 1) ancaman terhadap kesehatan hewan dan tumbuhan;

2) invassive species; 3) penyakit Zoonosis; 4) Bioterorism; 5) pangan yang tidak

sehat termasuk GMO yang belum dapat diidentifikasi keamanannya; 6) kelestarian

plasma nutfah/keanekaragaman hayati; 7) hambatan teknis perdagangan; dan 8)

ancaman terhadap kestabilan perekonomian Nasional.

Sertifikasi Karantina Hewan Dan Karantina Tumbuhan Tahun 2015

Badan Karantina Pertanian yang membawahkan 3 Pusat yaitu 1) Pusat Karantina

Tumbuhan, 2). Pusat Karantina Hewan dan 3) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan

Informasi Perkarantinaan merupakan garda terdepan dalam penangkalan masuk ke

dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan/atau keluarnya berbagai Hama dan

Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK). Resiko masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK dari luar negeri

semakin meningkat dalam era globalisasi ini karena lalu lintas manusia, komoditas

pertanian, peternakan dan bahan pangan serta barang lainnya semakin terbuka

antar Negara karena tercipta suatu kondisi geografi yang seakan tanpa batas

(borderless). Tugas Badan Karantina Pertanian dalam mencegah dan menangkal

masuknya HPHK dan OPTK ini semakin tahun semakin berat, namun demikian

pelaksanaan berbagai upaya di lapangan terus ditingkatkan dan setiap tahun

capaian tersebut semakin meningkat.

Page 21: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 21

Salah satu indikator dari capaian tugas Badan Karantina Pertanian dapat dilihat dari

jumlah komoditas yang telah disertifikasi oleh Karantina Hewan dan Karantina

Tumbuhan terus meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa jaminan keamanan

terhadap komoditas hewan dan tumbuhan yang diberikan oleh Badan Karantina

Pertanian semakin meningkat baik jumlah maupun kualitasnya. Pada tahun 2015

hingga bulan Juni, tercatat jumlah frekuensi sertifikasi Karantina Hewan sebanyak

261.865 buah, sedangkan jumlah frekuensi sertifikasi Karantina Tumbuhan sebesar

306.258 buah.

Penyebaran Penyakit Asal Luar Negeri Tahun 2015

Sesuai dengan tugas Badan Karantina Pertanian dalam menangkal masuk dan

tersebarnya OPTK maupun HPHK, maka berbagai OPTK dan HPHK dari luar negeri

telah berhasil ditangkal dan dicegah masuk ke dalam wilayah Negara Republik

Indonesia. Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari kerja keras semua lini dalam

lingkup Badan Karantina Pertanian.

1. OPTK asal luar negeri yg tertangkal mulai tahun 2010-2015 antara lain :

Helminthosporium solani, TuMV, RSV, Erwinia carotovora pv. atroceptica,

Acidovorax avenae subsp avenae, Liberobacter asiaticum, Tilletia foetida, T.

caries, Pseudomonas syringae pv syringae, Clavibacter michiganensis subsp

sepedonicum, Xylella fastidiosa, Arabis Mosaic Nepovirus, Strawberry Latent

Ring Spot Nepovirus (SLRSV), Potato Mop Top Virus, Burkholderia glumae,

Erwinia stewartii (Pantoea stewartii), Corynebacterium michiganense pv.

michiganense, Rhodococcus fascians, Tobacco Streak Ilarvirus, Pratylenchus

vulnus, Pratylenchus Cucumber green mottle mosaic tobamovirus penetrans,

Aphelenchoides besseyi, Alfalfa Mosaic Virus (AMV), Erwinia chrysanthemi,

Panonichus citri, Burkholderia glumae, Tilletia laevis, T. indica, T. tritici,

Pseudomonas syringae pv. lachrimans, Pseudomonas viridiflava, Panonichus

citri.

2. HPHK asal luar negeri yg tertangkal mulai tahun 2010-2015 antara lain :

Penyakit John’s Disease (Paratuberculosis ), Bovine Spongiform Encephalophaty

(BSE), Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR), Enzootic Bovine Leukosis (EBL),

Bovine Viral Diarrhea (BVD), Leptospira, Brucellosis dan Surra.

Walaupun berbagai OPTK dan HPHK telah berhasil dicegah dan ditangkal masuk ke

dalam wilayah Negara Republik Indonesia, beberapa HPHK/OPTK yang sudah ada

di Indonesia daerah sebarnya bertambah antara lain : Avian Influenca (AI) Pantoea

stewartii. Bertambahnya daerah sebar beberapa OPTK dan HPHK yang sudah ada

di Indonesia ke beberapa daerah lainnya memang merupakan suatu yang patut

disayangkan, hal ini menjadikan suatu bahan introspeksi tersendiri dalam

serangkaian keberhasilan penangkalan OPTK dan HPHK dari luar negeri. Beberapa

Page 22: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 22

hal secara garis besar menjadi faktor yang penting, yaitu meliputi 1) kelembagaan,

2) sarana dan prasarana dan 3) sumber daya manusia.

Pengembangan sarana prasaran TA 2015 sebagaimana pada Tabel 3.

Page 23: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 23

Tabel 3. DATA GEDUNG/BANGUNAN UPT DAN WILKER BARANTAN MILIK SENDIRI 2015

NO

UPT

WILKER STATUS

2015 2016

TANAH BANGUN

IKH IKT TANAH BANGUN

IKH IKT

TANAH BANGUN TANAH BANGUN TANAH BANGUN TANAH BANGUN

VOL SAT VOL SAT

VOL SAT VOL SAT VOL SAT VOL SAT VOL SAT VOL SAT VOL SAT VOL SAT VOL SAT VOL

SAT

1

SEKRETARIS BADAN KARANTINA PERTANIAN

2

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK

Kantror Induk

1 Pelabuhan Laut Tanjung Priok

. 2 Pelabuhan Laut Sunda Kelapa

3 Kantor Pos besar DKI Jakarta

4 Jati Asih bangunan gedung Milik Sendiri

5 Wilker Bogor bangunan gedung Milik Sendiri

6 Kantor Pos Bogor

3

BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN

Kantor Bangunan Permanen, Milik Sendiri

4

BALAI UJI TERAP TEKNIK & METODE KARANTINA PERTANIAN

Kantor Bangunan Permanen, Milik Sendiri

5

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I BANDUNG

Kantor Induk

Bangunan Permanen,Tanah Milik Sendiri

Bandara Husein Sastranegara

Page 24: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 24

Pelabuhan Laut Cirebon

Terminal Peti Kemas Gedebage

Kantor Pos Bandung

6

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I SEMARANG

Kantor Induk

3000 M2 1000 M2

Bandara Ahmad Yani

Pelabuhan Laut Tanjung Emas

Pelabuhan Laut Tegal

Pelabuhan Laut Yuwana

Kantor Pos Semarang

Pelabuhan Laut Juwana-Pati

7

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I CILACAP

Kantor Induk

600 M2

Bandara Tunggu Wulung

Tanah milik sendiri

Pelabuhan laut Tanjung Intan

8

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II YOGYAKARTA

Kantor Induk Gedung Permanen Milik Sendiri

Bandara Adi Sucipto

Bandara Adi Sumarno

Gedung Permanen, tanah milik Sendiri

Kantor Pos Yogyakarta

Kantor Pos Solo

Terminal Peti Kemas Jebres, Solo

Page 25: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 25

9

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SURABAYA

Kantor Induk

Gedung Permanen, milik sendiri

2000 M2 Bandara Juanda

Bandara Abdul Rahman Saleh

Gedung Permanen, milik sendiri 50 M2

Pelabuhan Tanjung Perak

Pelabuhan Gresik Gedung Permanen, milik sendiri

Pelabuhan Jangkar

Pelabuhan Kalbut

Pelabuhan Panarukan

Pelabuhan Probolinggo

Bangunan Kandang, Milik sendiri

Pelabuhan Sangkapura

Pelabuhan Sedayu-Lamongan

Pelabuhan Sungai Kalimas

Pelabuhan Sungai Tanjung Wangi

Gedung Permanen, milik sendiri

Pelabuhan Penyebrangan Ketapang

Proses Pembangunan, tanah milik sendiri 215 M2

Kantor POS Surabaya

10

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS II BANGKALAN

Kantor Induk

Gedung permanen, Tanah milik sendiri

Pelabuhan laut telaga Biru

Pelabuhan laut Branta

Gedung Tanah milik sendiri

Pelabuhan laut Nepa

Pelabuhan laut Kalianget

Page 26: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 26

Pelabuhan laut Sapudi

Pelabuhan laut Kangean

Penelabuhan Penyebrangan Kamal

11

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I BANDA ACEH

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri 250 M2

Bandara Sultan Iskandar Muda, Malikul saleh, Maimun Saleh

Bangunan Gedung Kantor Permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut meulaboh

Pelabuhan Laut Sinabang

150 M2

Pelabuhan Laut Malahayati

Gedung LAB Permanen, Tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Lhokseumawe

Pelabuhan Laut Sabang

Kantor Pos Banda Aceh

Pelabuhan Laut Kuala Langsa

50 M2

Pelabuhan Laut Labuhan Haji

Pelabuhan Laut Balohan

Pelabuhan Laut Ulee Lheue

Kantor Pos Banda Aceh

12

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN

Kantor Induk

Bandara Binaka

Bandara Pinang Sori

Bandara Aek Godang

Page 27: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 27

Pelabuhan Laut Belawan

Pelabuhan Laut Sibolga

Pelabuhan Laut Gunung Sitoli

13

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II MEDAN

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Polonia

Bandara Kualanamu

Pelabuhan Laut Pangkalan Brandan

Pelabuhan Laut Pangkalan Susu

200 M2 1200 M2

Kantor Pos Medan

14

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I TG BALAI ASAHAN

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan laut teluk Nibung

Pelabuhan Tanjung Balai

50 M2

Pelabuhan laut Kuala Tanjung

gedung Pos Jaga, Tanah Milik Sendiri 50 M2

Pelabuhan laut Tanjung Tiram

Pelabuhan laut Tanjung Elang

Pelabuhan Laut Labuhan Bilik

Pelabuhan Laut Bagan Asahan

Pelabuhan Laut Tanjung Leidong

15

BALAI KARANTINA KLS I PADANG

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Udara Minang Kabau

Page 28: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 28

Pelabuhan Laut Teluk Bayur

Kantor Pos Padang

Pelabuhan Laut Sungai Muara

Pelabuhan Laut Bungus

Pelabuhan Laut Sikakap

Pelabuhan Laut Siberut

Pelabuhan Laut Tua Pejat

16

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I PEKANBARU

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Udara Sultan Syarief

Bang. Ged. Kantor Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Kasim II, Pinang Kampai

NIHIL

Pelabuhan Laut Bagan Siapi-api

Pelabuhan Laut Selat Panjang

Pelabuhan Laut Bengkalis

Pelabuhan Laut Dumai

5513 M2 200 M2 100 M2 100 M2

Pelabuhan Laut Tembilahan

Pelabuhan Laut Kuala Enok

Pelabuhan Laut Kuala Gaung

Pelabuhan Laut Rumbai

Pelabuhan Sungai Siak Sri Indrapura

Pelabuhan Sungai Guntung

Pelabuhan Sungai Pakning

Pelabuhan Sungai Tanjung Buton

Page 29: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 29

Sungai Duku/Pekanbaru

Kantor Pos Pekanbaru

`

17

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I JAMBI

Kantor Induk

Bandara Sultan Taha

Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

Pelabuhan Laut Muara saba

Kantor Pos Jambi

18

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I PALEMBANG

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Sultan Mahmud Badarudin II

Gedung permanan, tanah milik sendiri

Pelabuhan Sungai Boom Baru

Gedung permanan, tanah milik sendiri

Pelabuhan Sungai Tangga Buntung

Pelabuhan Laut Lais

Kantor Pos Palembang

19

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I BANDAR LAMPUNG

Kantor Induk

3345 M2 1200 M2 IKH Tarahan 5000 M2 600 M2

Bandara Raden Inten II

Pelabuhan laut Panjang

Pelabuhan Penyebrangan Bakauheni

Page 30: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 30

Kantor Pos Bandar Lampung

20

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I PONTIANAK

Kantor Induk

50

M2

Bandara Supadio

Bandara Rahasi Usman Ketapang

Pelabuhan Laut Dwikora

Pelabuhan Laut Sintete

Pelabuhan Laut Kendawang

Pelabuhan Laut Pemangkat

Pelabuhan Laut Sambas

Kantor Pos Pontianak

21

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I ENTIKONG

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Pos pemeriksaan lintas batas

6 UNIT

Entikong

Nangabadau, Senaning

Sajingan

Aruk

Pos Lintas batas Jagoibabang

500 M2

22 BALAI PERTANIAN KLS II PALANGKARAYA

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Tjilik Riwut

Gedung dan kandang Permanen, Milik sendiri

Bandara Haji Hasan-sampit

Gedung kantor permanen, lab semi Permanen. Milik sendiri

Page 31: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 31

Iskandar-Pangkalan Bun

Gedung dan kandang Permanen, Milik sendiri 128 M2

Pelabuhan Laut Palangkaraya

Pelabuhan Laut Sampit

Pelabuhan Laut Panglima Utar Kumai

Pelabuhan Laut Sukamara

Pelabuhan Laut Seruyan

Kantor Pos Palangkaraya

23

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I BANJARMASIN

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Syamsudin Noor

Pelabuhan Laut Trisakti

Pelabuhan Laut Batu Licin

553 M2 2000 M2 100 M2 100 M2

Pelabuhan Laut Stagen

Pelabuhan Laut Pagatan

Kantor Pos Banjarmasin

24

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I SAMARINDA

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

50

M2

Bandara temindung

Pelabuhan Laut Bontang

Bangunan kantor permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Sangata

Pelabuhan Sungai Samarinda

Page 32: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 32

Pelabuhan Sungai Siring

2000 M2 150 M2

kantor Pos Samarinda

25

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I BALIKPAPAN

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Sepinggan

Gedung Permanen, tanah milik sendiri 180 M2

Pelabuhan Laut Semayang

Pelabuhan Laut Pondang

Pelabuhan Laut Kampung Baru

Pelabuhan Penyebrangan Karingau

200 M2

Wilker Paliango 1145 M2

Kantor Pos Balikpapan

26

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II TARAKAN

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Banda Juwata, Long Bawang

Pelabuhan laut Malindung

IKH Juwata 40 M2

Pelabuhan laut Nunukan

50 M2

Pelabuhan laut Sebatik

250 M2 60 M2

Pelabuhan laut Tanjung Selor

Gedung Bangunan Permanen, tanah milik sendiri 50 M2

Pelabuhan laut Tanjung Redep

Pelabuhan laut Bunyu

kantor Pos Tarakan

Page 33: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 33

27

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I MANADO

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Sam Ratulangi

Pelabuhan Laut Bitung

Pelabuhan Laut Manado

Pelabuhan Laut Labuhan Uki

Pelabuhan Laut Tahuna

Pelabuhan Laut Melanguare

Kantor Pos Manado

28

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II PALU

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

pelabuhan Toli-Toli

gedung permanen, tanah milik sendiri

pelabuhan Patoloan

gedung permanen, tanah milik sendiri

Bandara Mutiara

Donggala

Bandara Luwuk

gedung permanen, tanah milik sendiri

Pagimana

kantor Pos Palu

29

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN MAKASSAR

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Hassanudin

Pelabuhan Laut Soekarno Hatta

Pelabuhan Laut Paotere

Page 34: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 34

Pelabuhan Laut Bulukumba

gedung permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Malili Soroako

Pelabuhan Laut Palopo

Pelabuhan Laut Siwa

Pelabuhan Pulau Selayar

gedung permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Penyebrangan Bajo E

Kantor Pos Makassar

30

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I PARE-PARE

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Pongtiku

Bandara Andi Jemah

Pelabuhan Laut Nusantara

KANTOR induk

Pelabuhan Laut Awerange

Pelabuhan Laut Cappa Ujung

Pelabuhan Laut Parepare

Pelabuhan Laut Balantan

Pelabuhan Laut Garongkong

Pelabuhan Laut Siwa

Bang. Ged. Kantor Permanen, tanah milik sendir

Pelabuhan Laut Balantang/Malili

Pelabuhan Laut Palopo

31 BALAI KARANTINA

Kantor Induk Gedung Permanen,

Page 35: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 35

PERTANIAN KLS II KENDARI

tanah milik sendiri

Bandara Wolter Monginsidi

Bangunan kantor permanen, milik sendiri

Pelabuhan Laut Kendari

Pelabuhan Laut Bau-bau

Pelabuhan Laut Pomala

Pelabuhan Laut Tobaku

Pelabuhan Laut Raha, Muna

Bangunan kantor permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Wanci, Buton

Bangunan kantor permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Boe, Piang, Bombana

Pelabuhan Penyebarangan Kolaka

Gedung dan kandang, tanah milik sendiri

Kantor Pos Kendari

32

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS II MAMUJU

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Tampa Padang

Pelabuhan Laut Mamuju

26507 M2 500 M2

Pelabuhan Laut Pasang Kayu

Gedung permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Majane

Gedung permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Gedung

Page 36: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 36

Polewali Mandar permanen, tanah milik sendiri

Kantor Pos Mauju

33

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I AMBON

kantor Induk

2000

M2

Bandara Patimura

Gedung Permanen, Tanah milik sendiri

70

M2

Pelabuhan Laut Yos Sudarso, Ambon

Pelabuhan Laut Pulau Buru

Gedung Permanen, Tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Tual

Gedung Permanen, Tanah milik sendiri

Kantor Pos Ambon

Pelabuhan Laut Kobi Sadar

Gedung Permanen, Tanah milik sendiri

34

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I DENPASAR

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Ngurah Rai

Pelabuhan Laut Benoa

Pelabuhan Laut Celukan Bawang

Gedung Permanen, Tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Padang Bai

Gedung Permanen dan IKH, tanah milik sendiri

Pelabuhan Penyebrangan

Gedung Permanen

Page 37: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 37

Gilimanuk dan IKH, tanah milik sendiri

Kantor Pos Denpasar

Pelabuhan Laut Sangsit

35

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I MATARAM

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Internasional Lombok

Pelabuhan Laut Lembar

Pelabuhan Penyebrangan Kayangan

Pelabuhan Haji

Pelabuhan Laut Tanjung Luar

Kantor Pos Mataram

36

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I SUMBAWA BESAR

bandara M. Salahuddin

Bandara Brang Biji

Pelabuhan laut Badas

Pelabuhan laut Bima

Pelabuhan laut Sosodumpu

Pelabuhan laut Alas

Pelabuhan laut Benete

Pelabuhan Penyebrangan Sape

Pelabuhan Kempo

Page 38: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 38

37

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I KUPANG

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Eltari-Kupang

Bandara Mau Hau-Waingapu

Bandara Tambulaka

Pelabuhan Laut Tenau

Pelabuhan Laut Waingapu

Gedung dan IKH Permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Wini

Gedung dan IKH Permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Seba

Gedung Permanen, tanah milik sendiri 200 M2

Pelabuhan Laut Atapupu

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Kalabahi

Pelabuhan Laut Waikelo

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut baa-Rote

Pelabuhan Laut Pantar Alor

Pelabuhan penyebrangan Bolok

Pos Perbatasan matoain, Metameok, Napan.

Gedung Permanen, tanah milik sendiri 2000 M2 200 M2

Kantor Pos Kupang

Pos Perbatasan

Page 39: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 39

metamasin

38

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS II ENDE

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Wai Oti, Maumere

Bandara Satar Tacik, Ruteng

Bandara Hasan Aburusaman, Ende

Pelabuhan Laut Reo

Kantor, Gudang, Kandang. Tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Marapokot

Gedung permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut maumere

1000 M2

Pelabuhan Laut Larantuka

Pelabuhan Laut Maumbawa

Saat ini bangunan digunakan sebagai mess pemda, karena tidak ada kegiatan pemeriksaan karantina lagi

Pelabuhan Laut Ipi Ende

Pelabuhan Laut Aimere

1000 M2

Pelabuhan Laut Lembata

Pelabuhan Penyebrangan Labuhan Bajo

Gedung permanen, tanah milik sendiri 1000 M2

39

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I JAYAPURA

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Page 40: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 40

Bandara Sentani

Bandara Serui

Bandara kaisiepo

Pelabuhan Laut Jayapura

20000 M2 500 M2 10000 M2

Pelabuhan Laut Serui

Pos Perbatasan Skow

5 UNIT

Kantor Pos Jayapura

40

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I MERAUKE

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Mopah

Plabuhan Laut Merauke

Pelabuhan Laut Asikie

Pos Lintas Batas Sota

41

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I BIAK

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Frans Kaisiepo

Pelabuhan Laut Biak

Pelabuhan Laut Serui

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Nabire

Supiori

Kantor Pos biak

42

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I TIMIKA

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Moses Kilangin

Pelabuhan Laut Amamapare

Pelabuhan Laut Paumako

Page 41: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 41

43

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I BENGKULU

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Fatmawati Sukarno

Pelabuhan Laut Pulai Baai

Gedung kantor dan Lab Permanen, Tanah Milik Sendiri

kantor Pos Bengkulu

44

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II TERNATE

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri 1000 M2

Bandara Sultan Baabullah

Pelabuhan Laut Ahmad Yani, Ternate

1800 M2

Pelabuhan Laut Morotai

375 M2

Pelabuhan Laut Bacan

Pelabuhan Laut Tobelo

Kantor dan gedung Permanen, milik sendiri

Kantor Pos Ternate

45

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA

Kantor Induk

Bandaa Soekarno Hatta

1000 M2

Bandara Halim Perdana Kusuma

Kantor Pos Soekarno Hatta

Page 42: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 42

46

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II CILEGON

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Ciwanda

Pelabuhan Laut Cigading

Pelabuhan Laut Bojanegara, Merak Mas

10000 M2

Pelabuhan Penyebrangan Merak

Kantor Pos Serang

47

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II PANGKAL PINANG

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Depati amir

gedung Kantor permanen, Milik sendiri

Bandara H.As Hanandjoeddin

gedung Kantor permanen, Milik sendiri (bermasalah dengan TNI AU)

Pelabuhan Laut Pangkal Balam

Gedung Kantor permanen, pinjam Pakai Pemda/ sewa PT.Pelindo

Pelabuhan Laut Muntok

Gedung instalasi milik sendiri

Pelabuhan Laut Tanjung Pandan-Belitung

Pelabuhan Laut Manggar-Belitung

gedung Kantor permanen, Milik sendiri

Page 43: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 43

Pelabuhan Laut pelabuhan Sungai Selan

100 M2

kantor Pos Pangkal Pinang

48

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II GORONTALO

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Jalaludin

Gedung Kantor, LAB, Pagar Permanen. Tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Gorontalo

550 M2 150 M2

Pelabuhan Laut Kwadang

Pelabuhan Laut Anggrek

Pelabuhan Laut Bualemo

Kantor Pos Gorontalo

49

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS II TANJUNG PINANG

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Raja Haji Fisabilillah

Pelabuhan Laut Sri Bintan Pura

Pelabuhan Laut Pelabuhan Kijang

gedung kantor permanen, Tanah Milik Sendiri

Pelabuhan Laut Sri payung batu enam

Pelabuhan Laut Tanjung Uban

gedung kantor permanen, Tanah Milik Sendiri

Pelabuhan Laut Lagoi

Page 44: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 44

Pelabuhan Laut Pulau Bulan

Pelabuhan Laut Pelantar II

50

BALAI KARANTINA PERTANIAN KLS I BATAM

Kantor Induk Gedung Permanen, Tanah millik

Bandara Internasional Hang Nadim

Pelabuhan Laut Batu Ampar

Pelabuhan Laut Sekupang

Pelabuhan Laut Kabil

Pelabuhan Laut Harboury

Pelabuhan Laut Waterfront

Pelabuhan Laut Nongsa

Pelabuhan Laut Batam Center

Pelabuhan Laut Telaga Punggur

Kantor Pos Batam

51

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS II TG, BALAI KARIMUN

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Sei bati

Pelabuhan Laut Tanjung Balai Karimun

MESE dan Lab. Tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Tanjung batu

Lab dan Pos Jaga. Tanah Milik Sediri

Pelabuhan Laut Moro

Bangunan Ged. Kantor, milik sendiri

Pelabuhan Laut Paritkapok

Kantor Pos Tanjung balai Karimun

Page 45: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 45

52

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS I SORONG

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Dominie Edward Osok

Bandara Torea, fakfak

bangunan kantor, gedung instalasi. Tanah milik sendiri

Pelabuhan Laut Sorong

Pelabuhan Laut fak fak

Pelabuhan Laut kaimana

520 M2 552 M2

Pelabuhan Laut Kokas

Kantor Pos Sorong

Kantor Pos fak fak

53

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KLS II MANOKWARI

Kantor Induk

Gedung Permanen, tanah milik sendiri

Bandara Rendani

Pelabuhan Laut Manokwari

Pelabuhan Laut Bintuni

200 M2 50 M2

Pelabuhan Laut Kantor Pos Manokwari

Page 46: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 46

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KARANTINA 2016

Sesuai dengan sasaran program Barantan yang tertuang dalam Rencana Strategis

Badan Karantina Pertanian 2015-2019 yaitu 1) meningkatnya efektivitas

pengendalian risiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK, 2)

meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan

hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati,

dan 3) meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian,

maka semua kegiatan Barantan baik di Pusat maupun UPT mengacu dan

berlandaskan hal tersebut guna keberhasilan pencapaian secara menyeluruh.

Prioritas dan sasaran dirumuskan berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi

pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya dan capaian kinerja yang direncanakan.

Selain itu perlu diperhatikan identifikasi isu strategis dan masalah mendesak tingkat

UPT dan Pusat. Perumusan prioritas dan sasaran serta indikasi prioritas

kegiatannya juga memperhatikan usulan UPT dan Pusat .

Dalam rangka mencapai tujuan Badan Karantina Pertanian yang telah ditetapkan

dalam Renstra, maka pencapaian sasaran pembangunan Badan Karantina

Pertanian melaui tiga strategi penguatan yaitu 1) penguatan SDM, 2) penguatan

sarana/prasarana dan 3) Penguatan kelembagaan.

Penguatan tiga aspek tersebut di atas didasarkan pada skala prioritas dengan

memperhatikan beberapa hal yaitu :

1. Tingkat resiko penyakit,

2. Frekuensi lalu-lintas media pembawa,

3. Lokasi/area merupakan daerah remote,

4. Tingkat kesulitan dalam pelaksanaan perkarantinaan.

Skala prioritas, penguatan 3 aspek pembangunan dengan memperhatikan beberapa

hal tersebut diatas yaitu 1) Tempat pemasukan/pengeluaran di perbatasan lintas

batas negara, 2) tempat pemasukan/pengeluaran di penyeberangan, 3) tempat

pemasukan/pengeluaran (impor/ekspor), dan 4) tempat pemasukan/pengeluaran

(domestik).

Pelaksanaan pengkarantinaan merupakan suatu sistem terpadu yang tertuang

dalam bentuk peraturan, pedoman, juklak/juknis yang merupakan payung hukum

dalam pelaksanaan sistem secara keseluruhan. Kebijakan yang dituangkan dalam

suatu peraturan merupakan hasil kajian dan analisis hasil evaluasi permasalahan

Page 47: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 47

terkini yang ditemukan di lapangan yang merupakan salah satu faktor / kendala

dalam pencapaian tujuan dan target tugas fungsi.

Rencana program dan kegiatan prioritas 2016 ini disusun berdasarkan hasil evaluasi

tahunan dan capaian kinerja yang telah dicapai. Secara garis besar, rencana

kegiatan tahun 2016 terdiri dari :

1. Peningkatan Kepatuhan, Kerja Sama dan Pengembangan Sistem Informasi

Perkarantinaan

2. Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

3. Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya pada Badan Karantina

Pertanian

5. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Laboratorium Uji Standar dan Uji

Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian

6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan

Keamanan Hayati

Enam rencana kegiatan tersebut dijabarkan secara rinci ke dalam matriks kegiatan

tahunan disertai dengan target, indikator kegiatan dan biaya yang diperlukan,

sehingga dapat selalu di monitor dan dilakukan evaluasi berkelanjutan pada tahun

berjalan.

Berdasarkan kebutuhan anggaran Badan Karantina Pertanian TA 2016, telah

diusulkan pagu anggaran TA 2016 sebesar 1.257.685.338.000,- untuk dibahas

dalam Trilateral Meeting, sebagaimana matrik terlampir pada Tabel 4.

Kemudian hasil dari trilateral meeting ditetapkan pagu indikatif TA 2016 untuk Badan

Karantina Pertanian sebesar 978.570.223.000,- kemudian sesuai dengan Surat

Menteri Pertanian nomor 214/RC.110/M/10/2015 tanggal 7 Oktober 2015 perihal

Rancangan Pagu Alokasi Anggaran Kementan TA 2015 pagu anggaran Definitif

Badan karantina Pertanian TA 2016 sebesar 976.685.338.000,-

Pada Tahun Anggaran berjalan terhadap pagu anggaran Barantan TA 2016

dilakukan penghematan-penghematan, baik oleh kebijakan Menteri Pertanian dan

Kebijakan Nasional yang berpengaruh terhadap perubahan Rencana Kerja Badan

Karantina Pertanian TA 2016 sebagaimana Matrik berikut:

Page 48: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 48

No. Keterangan Pagu Awal Penghematan 1 Penghematan 2 Penghematan 3 (Self Blocking)

1 Dasar Surat Menteri Pertanian nomor 214/RC.110/M/10/2015 tanggal 7 Oktober 2015

Surat Sekretaris Jenderal kementerian Pertanian nomor B-38/RC.110/A01/2016

Inpres nomor 4 Tahun 2016

Inpres Presiden nomor 8 Tahun 2016

2 Penghematan 0 46.713.478 40.000.000 35.000.000

3 Jumlah Pagu 976.685.338 929.971.860 889.971.860 854.971.860

Seiring dengan kebijakan penghematan, dilakukann juga refocusing dan Rencana

Aksi untuk menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi berjalan, serta masukan

dari pihak lain yang terkait. Pergeseran tersebut yaitu realokasi anggaran untuk

memfasilitasi sarana prasarana di wilayah kerja terpencil (remote) terkait dengan

penilaian ombudsman adalah pengembangan pada zona merah (Wilker Raja Haji

Fisabilillah BKP Kelas II Tanjungpinang, Wilker Tual SKP Kelas I Ambon, Wilker

Bima, SKP Kelas I Sumbawa Besar, Wilker Tembilahan BKP Kelas I Pekanbaru,

Wilker Bajoe BBKP makassar, Wilker Berau BKP Kelas I Tarakan dan Zona Kuning:

BBKP Soekarno Hatta, BKP Kelas I Batam, Wilker Pelabuhan Sekupang, BKP Kelas

I Batam, Wilker Pelabuhan Kendari, Wilker Namlea SKP Kelas I Ambon

Pengembangan Fasilitas Tindakan Karantina di (IKH, IKT , LAB, ) Terkait

Kebijakan Nasional peningkatan Produksi Pangan, dengan prioritas daerah

pengembangan indukan dan Populasi di Manokwari, Sorong, Jayapura

Daerah distribusi ternak di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa

Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Bali

Tempat pemasukan/Impor di Kalimantan Timur/Balikpapan, Kalimantan

Tengah/Palangkaraya, Riau/Pekanbaru/Dumai, Sumatera Utara/Belawan

Pembangunan Gedung Pelayanan Karantina belum ada atau masih bertempat

di Area di Pelabuhan atau Bandara (BKP Kelas I Bandar Lampung), Daerah

Perbatasan, daerah Zona Rawan

Pemenuhan sarana prasarana Pelayanan Karantina Pertanian di wilayah kerja

dan perbatasan Inpres nomor 6 Tahun 2015 dengan prioritas :

a) Wilker KP Aruk (UPT SKP Kelas I Entikong) di PLBN Aruk Kab. Sambas, Kalbar.

b) Wilker KP Entikong (UPT SKP Kelas I Entikong) di PLBN Entikong, Kab.

Sanggau, Kalbar

Page 49: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 49

c) Wilker KP Badau (UPT SKP Kelas I Entikong) di PLBN Badau, Kab. Kapuas Hulu,

Kalbar

d) Wilker KP Mota’ain (UPT BKP Kelas I Kupang) di PLBN Mota’ain, Belu, NTT

e) Wilker KP Motamasin (UPT BKP Kelas I Kupang) di PLBN Motamasin, Malaka,

NTT

f) Wilker KP Wini (UPT BKP Kelas I Kupang) di PLBN Wini, Timor Tengah Utara,

NTT

g) Wilker KP Skouw (UPT BKP Kelas I Jayapura) di PLBN Skow, Jayapura, Papua

Pemantauan Daerah Sebar HPHK dan OPTK yang dilaksanakan di 35 Propinsi

oleh 50 UPT Operasional;

Pengembangan dan penataan pelabuhan (UU No. 17 tahun 2008 tentang

Pelayaran dan PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan) diperlukan Relokasi

Fasilitas (Kantor Pelayanan) Karantina Pertanian yang berada di dalam kawasan

penataan pelabuhan serta Penyediaan fasilitas karantina pertanian di pelabuhan-

pelabuhan baru khususnya di BKP Kelas I Bandar Lampung

Rencana Aksi tahun anggaran 2016 dilaksanakan untuk menindaklanjuti :

penilaian ombudsman tahun 2015 terhadap wilayah kerja Karantina Pertanian yang

berada pada zona merah dan kuning.

a) Pada zona merah:

- Wilker Raja Haji Fisabilillah, BKP Kelas II Tanjungpinang

- Wilker Tual, SKP Kelas I Ambon

- Wilker Bima, SKP Kelas I Sumbawa Besar

- Wilker Tembilahan, BKP Kelas I Pekanbaru

- Wilker Bajoe, BBKP makassar

- Wilker Berau, BKP Kelas I Tarakan

b) Pada Zona Kuning:

- BBKP Soekarno Hatta

- BKP Kelas I Batam

- Wilker Pelabuhan Sekupang, BKP Kelas I Batam

- Wilker Pelabuhan Kendari

- Wilker Namlea SKP Kelas I Ambon

- Tindaklanjut Rencana Impor Sapi 50.000 ekor di

1) Kalimantan Timur/Balikpapan

2) Kalimantan Tengah/Palangkaraya

3) Riau/Pekanbaru/Dumai

4) Sumatera Utara/Belawan

Pengadaan Tanah untuk Penyediaan fasilitas karantina pertanian:

Page 50: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 50

a) Wilker Batu Licin, BKP Kelas I Banjarmasin, selama ini operasional karantina

menggunakan sewa rumah dan belum mempunyai bangunan kantor, sehingga

setiap tahun harus berpindah alamat.

b) BKP Kelas I Balikpapan, Belum mempunyai kantor induk yang memadai.

c) Wilker Motamasin, untuk memfasilitasi pengembangan PLBN.

d) SKP Kelas I Ambon, karena lokasi kantor pelayanan yang ada sudah tidak

layak dimana berada di samping kuburan dan kurang strategis.

e) SKP Kelas I Entikong, kantor yang ada tergusur pengembangan PLBN Entikong.

f) Wilker Raja Haji Fisabilillah BKP Kelas II Tanjungpinang, penilaian zona merah

oleh Ombudsman.

g) Wilker Rote BKP Kelas I Kupang, selama ini belum memiliki kantor pelayanan

h) Wilker Sabu BKP Kelas I Kupang, selama ini belum memiliki kantor pelayanan

i) Wilker Pangkalan Susu, selama ini belum memiliki kantor pelayanan

j) Wilker Garongkong, untuk mendukung distribus ternak sapi

k) Wilker Awarange, untuk mendukung distribusi ternak sapi

l) Wilker Kendari, selama ini belum memiliki kantor pelayanan

m) Wilker Jagoi Babang, selama ini belum memiliki kantor pelayanan

n) Wilker Sanana BKP Kelas II Ternate, merupakan wilayah kerja remote yang

belum memliki kantor pelayanan

o) Wilker Bacan BKP Kelas II Ternate, merupakan wilayah kerja remote yang

belum memiliki kantor pelayanan

p) IKH Selindung,

q) IKH Batulicin,

r) IKH Kariangau,

s) IKH Jayapura, untuk menindaklanjuti rencana pengembangan sapi indukan

t) Instalasi Pemusnahan BKP Kelas II Medan, untuk memfasilitasi lokasi

pemusnahan di daerah zona rawan 1

u) IKH Pangkalan Bun BKP Kelas II Palangkaraya, untuk mendukung rencanan

pengembangan sapi indukan

Menfasiltasi sarana kantor pelayanan sesuai dengan standar bangunan Karantina

Pertanian yang telah ditetapkan

Page 51: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 51

Tabel 4. Usulan Kegiatan dan Anggaran TA 2016 Serta Dampaknya Terhadap Peningkatan Produksi

KEGIATAN VOLUME SATUAN PAGU DAMPAK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI

Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati

1.257.685.338.000

1 Pengendalian resiko masuk dan menyebarnya HPHK dan OPTK

a. Rumusan Kebijakan (Permentan, Pedoman/Juklak/Juknis, Dokumen Analisa Resiko; melaksanakan PSI, Recognisi; Pre Clearance; Verifikasi PSAT; dalam rangka proteksi media pembawa HPHK/OPTK yang dilalulintaskan

64 Dokumen 49.648.834.000

Penyediaan peraturan, prosedur, petunjuk, yang merupakan payung hukum dalam melaksanakan tindakan pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK yang mengancam peningkatan produksi pangan

b. Pelaksanaan Tindakan Karantina 8P (Pemeriksaan, Pengamatan, Pengasingan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, Pembebasan); Kegiatan pendukungnya berupa koordinasi internal-eksternal; pertemuan teknis UPT & Wilayah Kerja; Pengawasan terhadap zona rawan.

1.000.000 Sertifikat di 53 Satker atau 329 Wilker

207.411.029.000

Mencegah masuk dan menyebarnya hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina, terutama hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dapat merusak dan menggagalkan peningkatan produksi pangan

2 Akreditasi Laboratorium 6 Dokumen ruang lingkup akreditasi Lab di 15 UPT

3.141.670.000

Meningkatkan Penguatan Persyaratan untuk mendapatkan pengakuan, kepercayaan dan validasi terhadap hasil pemeriksaan komoditas yang akan dilalulintaskan sehingga terjamin kesehatannya dan tidak menyebarkan penyakit dan organisme pengganggu yang dapat merusak peningkatan produksi pangan

Page 52: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 52

KEGIATAN VOLUME SATUAN PAGU DAMPAK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI

3 Pengembangan metode uji laboratorium 20 Dokumen 6.783.690.000

Pengembangan metode dan validasi uji laboratorium serta layanan uji rujukan sehingga tindakan pendeteksian HPHK dan OPTK lebih efektif.

4 Pengembangan metode uji terap 16 Dokumen 9.658.088.000

Pengembangan metode uji terap tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK dan OPTK dapat dilakukan lebih efektif, sehingga meningkatkan pengendalian penyebaran hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantinatersebut.

5 Pemantauan penyebaran HPHK/OPTK di daerah sentra produksi 7 komoditas

100 Kegiatan 17.797.340.000

Pendeteksian Dini terhadap ancaman HPHK dan OPTK di Daerah Sentra Produksi Pangan

6 Dukungan manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan karantina pertanian

86 Dokumen Dukungan Manajemen

61.878.182.000

Fasilitasi pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM (diklat perkarantinaan, teknis, PPNS, Pasca Sarjana (S2/S3) dan diklat administrasi); perencanaan kegiatan; pembiayaan; pengembangan ketatalaksanaan; dan penguatan peraturan terhadap pelaksanaan tindakan pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK yang mengancam peningkatan produksi pangan

7 Penguatan fasilitas pemeriksaan Wilayah Kerja di tempat pemasukan/pengeluaran antara lain Speedboat,hyco Scanner, Jaringan Informasi dst.

3.747 Unit 123.532.463.000

Meningkatkan kelancaran sistem pelayanan pemeriksaan fisik dan sertifikasi karantina pertanian untuk menekan dwelling time dan pemeriksaan di atas kapal sebelum kapal sandar di pelabuhan pemasukan, sehingga tindakan karantina komoditas pertanian lebih efektif .

Page 53: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 53

KEGIATAN VOLUME SATUAN PAGU DAMPAK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI

8 Penguatan Instalasi Karantina 27 Unit 107.800.000.000 Fasilitasi untuk memperkuat sensor/penyaringan media pembawa yang tertular hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dapat menyebar dan merusak komoditas produksi pangan

9 Grand Design dan Infrastruktur Pulau Karantina

1 Unit 50.000.000.000 Fasilitasi untuk memperkuat sensor/penyaringan media pembawa yang tertular hama penyakit hewan karantina berasal dari zona bebas yang dapat menyebar dan merusak komoditas produksi pangan

10 Penguatan jaringan informasi dan penyediaan data di 53 Satker dan 329 Wilker

2.063 Unit 28.750.000.000 Tersedianya informasi yang akurat, aktual dan mudah diakses mengenai data sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan

11 Penguatan Infrastruktur pelayanan sertifikasi karantina pertanian di Wilayah Kerja

233 Unit 205.276.500.000 Penguatan infrastruktur yang memadai dalam menjalankan tindakan pencegahan hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantinayang mengancam peningkatan produksi pangan

12 Penguatan Infrastruktur Perbatasan sesuai Inpres nomor 6 Tahun 2015

41 Unit 4.525.000.000 Memperketat cegah tangkal terhadap ancaman hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dibawa oleh media pembawa .

13 Operasional sehari-hari dan pemeliharaan perkantoran

12 Bulan Layanan

160.209.172.000 Operasional sehari-hari dan pemeliharaan fasilitas saran, prasarana dalam rangka pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK yang mengancam peningkatan produksi pangan

Page 54: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 54

KEGIATAN VOLUME SATUAN PAGU DAMPAK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI

14 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 12 Bulan Layanan

221.273.370.000 Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai karantina dalam rangka pelaksanaan tugas pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK yang mengancam peningkatan produksi pangan

1.257.685.338.000

Page 55: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 55

BAB V

PENUTUP

Tersusunnya Rencana Kerja 2016 dengan memperhatikan evaluasi 2010-2014 dan

kegiatan yang belum ditindaklanjuti tahun 2015. Rencana Kerja 2016 ini memuat

usulan awal, penetapan pagu indikatif, pagu definitif dan proses kegiatan rencana

aksi pada tahun berjalan serta kebijakan Kementerian terkait refocusing kegiatan.

Rencana Kerja merupakan acuan dalam pelaksanaan program untuk menghasilkan

capaian output yang ditetapkan dalam RENSTRA 2015 – 2019.

Demikian Rencana Kerja tahun 2016 telah tersusun, dan masih banyak kekurangan

dalam penyusunan ini, namun demikian Rencana Kerja ini merupakan acuan

pelaksanaan program kegiatan 2016. Dan dengan harapan dapat bermanfaat bagi

Pusat dan UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian.

Page 56: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 56

Page 57: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 57

Page 58: BAB I PENDAHULUANsakip.pertanian.go.id/admin/data/Renja Barantan cetak 2016.pdf1) Program dan Kegiatan. 2) Lokasi Kegiatan. 3) Indikator Kegiatan. 4) Sasaran dan Target. 5) Pagu Indikatif

Rencana Kerja TA. 2016 Badan Karantina Pertanian 58