BAB I as urat.docx
-
Upload
yulia-niswatul-fauziyah -
Category
Documents
-
view
52 -
download
3
Transcript of BAB I as urat.docx
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Asam urat sering dialami oleh banyak masyarakat belakangan ini.
Bahkan, masyarakat yang masih tergolong usia muda juga sudah terkena
penyakit ini. Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat
purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini merupakan hasil
samping dari pemecahan sel dalam darah. Purin adalah zat yang terdapat
dalam setiap bahan makanan yang berasal dari dalam tubuh. Berbagai
macam sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin.
Dalam keadaan normal asam urat akan dikeluarkan oleh tubuh
melalui feses dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam
urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Keadaan
yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah adalah terlalu
banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin.
Asam urat yang berlebihan selanjutnya akan menumpuk pada persendian
sehingga akan menyebabkan rasa nyeri dan bengkak.
Pada penderita asam urat dapat di sembuhka dengan menjalani
pengobatan yang tepat, sehingga kadar asam urat dalam tubuh dapat
kembali normal. Tetapi karena di dalam tubuhnya ada mekanisme potensi
penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung purin.
Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium asam urat dalam
plasma yang melebihi batas kelarutan yaitu lebih dari 7 mg/dl.
Hiperurisemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan
mendadak dan berulang serta adanya tanda ngilu yang terasa sangat nyeri
karena adanya endapan kristal asam urat yang terkumpul didalam sendi
sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah. Kadar normal
asam urat untuk wanita adalah 2,4-5,7 mg/dl dan 3,4-7 mg/dl untuk pria.
1
Insiden hiperurisemia lebih sering ditemukan pada bangsa Maori di
Selandia baru, Filiphina dan bangsa Asia Tenggara. Faktor yang dianggap
berperan sehubungan dengan tingginya hiperurisemia diantara bangsa Maori
adalah pembuangan asam urat yang rendah pada ginjal, pemakaian alcohol,
konsumsi makanan tinggi purin dan kegemukan. Sedangkan di Indonesia
kejadian hiperurisemia menduduki urutan kedua terbanyak setelah
osteoarthritis. Kejadian hiperurisemia di indonesia banyak terjadi pada suku
Minahasa dan Tapanuli, karena mereka banyak yang mengonsumsi alkohol
dan ikan. Asupan makanan tinggi purin berpengaruh terhadap kadar asam
urat dalam tubuh. Secara ilmiah purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai
pada semua makanan.
Metabolisme purin dalam tubuh akan menghasilkan asam urat.
Orang yang menderita hiperurisemia pasti mempunyai kadar asam urat yang
tinggi di dalam tubuhnya. Jika asupan makanan tinggi purin berlebih,
sementara tubuh sudah mengalami peninggian kadar asam urat, maka purin
yang masuk semakin banyak dan menjadi timbunan kristal asam urat.
Apabila penimbunan kristal terbentuk di cairan sendi, maka terjadilah
penyakit gout, dan jika penimbunan terjadi di ginjal, akan muncul batu asam
urat ginjal yang disebut dengan batu ginjal.
I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama kurang lebih 30
menit dan tanya jawab, diharapkan para lansia pada umumnya dapat
memahami bagaimana cara menjaga pola hidup sehat melalui diet rendah
purin dan pencegahan terhadap penyakit Gout arthritis.
I.2.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama kurang lebih 30
menit, para lansia di posyandu lansia diharapkan dapat mengerti dan
memahami tentang :
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian penyakit Gout arthritis
2
2. Mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala penyakit Gout
arthritis
3. Mengetahui dan memahami pencegahan terhadap penyakit Gout arthritis
4. Mengetahui dan memahami bagaimana cara pola hidup sehat dengan diet
rendah purin agar terkontrol dari penyakit Gout arthritis.
I.3. Manfaat
I.3.1. Manfaat Bagi Masyarakat
Pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat menambah
pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan penyakit gout arthritis atau
nyeri sendi dan pola hidup sehat dengan diet rendah purin sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup.
I.3.2. Manfaat Bagi Dokter Internship
Dokter Internship mampu menjalankan fungsinya memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang perbaikan pola
hidup sehat dengan diet rendah purin sebagai upaya pencegahan terhadap
penyakit asam urat atau gout atrithis, serta memperbaiki kualitas hidup.
Selain itu, dokter internship dapat melatih diri dalam pelayanan kesehatan di
masyarakat, bukan hanya dalam mengobati penyakit tetapi dalam upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat.
I.3.3. Manfaat Bagi Puskesmas Punung
Pengetahuan masyarakat mengenai gout arthritis atau penyakit asam
urat, pencegahan serta pola hidup sehat dengan diet rendah purin dapat
membantu meningkatkan kualitas kesehatan masayarakat pada umumnya,
serta sebagai salah satu upaya promosi kesehatan dari Puskesmas .
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian Asam Urat
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan
dari metabolism atau pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan
antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan
dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout.
Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak
berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan
berperan sebagai prooksidan.
Penyakit asam urat atau dikenal sebagai penyakit gout merupakan
suatu penyakit akibat terjadinya penimbunan Kristal monosodium urat di
dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi (Gout Arthritis), benjolan
pada bagian-bagian tertentu pada tubuh (tophus), dan batu pada saluran
kemih.
Gout atau asam urat adalah penyakit dimana terjadi penumpukan
asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang
meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat
penigkatan asupan makanan yang kaya akan purin. Gout terjadi ketika
cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat yang kadarnya tinggi.
Asam urat adalah asam yang berbentuk Kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari mtabolisme purin, yaitu salah satu komponen
asam nukleat yang terdapat pada inti sel tubuh. Secara alamiah, purin
terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada semua makanan sari sel hidup,
yaitu makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan
( daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolism
di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebihan. Setiap orang
memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolism normal
dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan, dan senyawa
lain yang banyak mengandung purin. Tubuh telah menyediakan 85%
4
senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini bearti bahwa kebutuhan
purin dari makanan hanya sekitar 15%.
Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah
dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu
3.6 - 8.2 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl.
II. Etiologi Asam urat
Berdasarkan penyebabnya penyakit asam urat atau gout arthritis
digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Penyakit gout primer
Penyebabnya kebanyakan belum diketahui pasti (idiopatik). Hal ini
diduga akibat berkaitan dengan kombinasi factor genetic dan factor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
b. Penyakit Gout sekunder
1) Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan
yang tidak terkontrol, yaitu dengan mengkomsumsi makanan yang
mengandung kadar purin tinggi. Purin adalah sala satu senyawa basa
organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan
termasuk dalam kelompok asam amino, yang merupakan unsur
pembentukan protein.
2) Produksi asam urat juga dapat meningkat karen penyakit pada
darah ( penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik)
obat-obatan, alkohol.
3) Kegemukan atau obesitas
4) Pada penderita diabete mellitus yang tidak terkontrol dengan baik.
Dimana akan ditemukan mengandung benda-benda keton dengan
kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton yang tinggi akan
menyebabkan kadar asam urat juga ikut meninggi.
5
III. Faktor Resiko Asam Urat
a) Pola makan yang tidak terkontrol. Asupan makanan yang masuk
kedalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah.
Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah
menjadi asam urat.
b) Berat badan yang berlebihan (obesitas)
c) Suku bangsa tertentu. Menurut penelitian, suku bangsa di dunia yang
tinggi prevalensinya terserang asam urat adalah orang maori di
Australia. Prevalensi orang maori tersearang asam urat tinggi.
Sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk yang
tinggal di daerah pantai. Karena kebiasaan mengkomsumsi ikan dan
santan yang tinggi.
d) Komsumsi alkohol yang tinggi
e) Usia ≥ 45 tahun biasanya pada laki-laki dan wanita pada saat usia
menopause.
f) Riwayat keluarga yang memiliki penyakit asam urat
g) Kurang mengkomsumsi air putih.
h) Riwayat penyakit hipertensi, diabetes militus dan penyakit ginjal
IV. Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang ditimbulakan oleh penyakit asam urat antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Nyeri hebat pada malam hari
b. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, kemerahan dan
saat teraba terasa panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3 sampai 10
hari, dilanjutkan dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang
dapat terjadi berulang kali dan makin lama makin berat. Dan bila berlanjut
akan mngenai beberapa sendi dan jaringan bukan sendi.
c. Disertai pembentukan Kristal natrium urat yang dinamakan tophi
d. Terjadi deformitas sendi secara kronis
e. Berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism Association (ARA),
seorang dikatakan menderita asam urat jika memenuhi kriteria berikut :
6
1) Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam cairan sendi
2) Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam thopi, di temukan
berdasarkan pemeriksaan kimiawi.
Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak atau akut, dan
kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-
sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit datasnya
terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat dan juga persendian yang
sukar digerakkan.
Penderita dengan gejala gout atritis akan mengalami peradangan pada
satu atau beberapa persendian. Sendi metatarsophalangeal dengan jari kaki
pertama. Tetapi tidak jarang pada sendi lutut, tarsal dan pergelangan kaki
juga dapat terkena. Nyeri yang biasanya adalah tajam dan terkadang
membuat pendrita tidak dapat berjalan. Pada beberapa penderita nyeri
dirasakan terutama setelah bangun tidur.
V. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bukan hanya ditujukan udapat ntuk menurunkan kadar
asam urat serum, tetapi juga untuk menggihalngkan keluhan dan gejala-
gejala. Terapi yang dilakukan berupa terapi non farmalogis dan terapi
farnamlogis.
1. Terapi Non farmalogis
Edukasi
Sebagian besar kasus mempunyai latar belakang penyebab pimer,
sehingga memerlukan pengendalian kadar asam urat jangka panjang.
Memerlukan compliance yang baik dari pasien untuk mencapau tujuan
terapi diatas, dan hal itu hanya didapat dengan edukasi yang baik.
Pengendalian diet rendah purin juga menjadi bagian tatalaksana yang sangat
penting.
7
Pola diet rendah purin yang dianjurkan adalah :
Golongan A (150-1000 mg purin/100 g), yaitu:
Hati, ginjal, otak, jntung, paru dan jeroan lain-lain, udang, kerang,
ikan sarden, herring, remis, ekstrak daging, ragi atau tape, alcohol
dan makanan-makanan dalam kaleng.
Golongan B (50-100 mg purin/100 g), yaitu :
Jenis ikan yang tidak termasuk dalam golongan A, daging sapi,
kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis,
jamur, daun singkong, daun papaya dan kangkung.
Golongan C (< 50mg purin/100g), yaitu :
Keju, susu, telur, sayuran lain dan buah-buahan.
Bahan makanan yang diperbolehkan, adalah :
Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout
(dalam jumlah terbatas)
Semua jenis buah-buahan
Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alcohol
Semua macam bumbu
Jika kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl dilarang untuk mengkomsumsi
bahan makanan di golongan A, sedangkan pada komsumsi golongan B
dibatasi, batasi juga komsumsi lemak, dan banyak minum air putih.
Olahraga
Olahraga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah, sirkulasi darah
pada sendi menjadi lancer sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Pelepasan
endorphin secara alami dapat meningkat dengan olahraga secara teratur
yang akan menekan pelepasan prostalglandin, selain itu mampu menguatkan
kadar beta endorphin yaitu suatu zat kimia otak yang berfungsi meredakan
rasa sakit.
8
2. Terapi Farmakologis
Kontrol hiperuresemia dilakukan dengan diet rendah purin, serta
menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar asam urat serum
terutama diuretic. Selanjutnya diperlukan urate lowering agent seperti
xanthine oxidase inhibitor, uricosuric agent. Obat ini diberikan dengan
catatan tidak boleh dimulai pada saat terjadi serangan gout akut. Pada
hiperuresemia asimtomatik terapi farmakologis dimulai jika kadar asam urat
dalam darah 9 mg/dl. Target terapi adalah untuk menurunkan kadar asam
urat serum sampai dibawah 6,8 mg/dl tetapi lebih baik sampai 5-6 mg/dl.
Jenis urate lowering agent yang pertama yaitu golongan xanthine
oxidase inhibitor dengan cara kerja menghambat oksidasi hipoxantine
menjadi xantin, dan xantin menjadi asam urat. Obat yang termasuk dalam
golongan ini adalah allopurinol. Pemberiannya dimulai dari dosis 100
mg/hari dan dinaikkan tiap minggu sampai tercapai target (rata-rata
diperlukan minimal 300 mg/hari). Pada gangguan fungsi ginjal dosis harus
disesuaikan. Jenis obat lain seperti non-purine xanthine oxsidase inhibitor
yang juga cukup poten, maupun pegylated recombinant uricase masih dalam
perkembangan.
Sedangkan jenis urate lowering agent yang kedua yaitu golongan
urisoric agent, yang mempunyai mekanisme kerja dengan cara menghambat
reabsorbsi urat di tubulus renalis. Yang paling sering digunakan adalah
probenesid dan sulfinpirazon. Probenesid dengan dosis 0,5-3 gram dibagi 2-
3 kali perhari. Sedangkan sulfinpirazon diberikan dengan dosis 300-400 mg
dibagi 3-4 kali perhari. Pemakain obat urikosurik ini lebih diindikasikan
pada keadaan dengan ekskresi asam urat di urin < 800 mg perhari, dan
dengan fungsi ginjal yang masih baik ( creatine clearance > 80 ml/menit).
Resiko terjadinya batu ginjal semakin besar pada kadar asam urat di urin
yang tinggi. Pada beberapa kasus yang sulit dikendalikan dengan obat
tunggal, kombinasi uricosuric agent dan xanthine oxidase inhibitor dapat
dibenarkan.
Pada saat mengalami kondisi akut dan nyeri yang sangat hebat maka
diberikan terapi berupa obat anti inflamasi non steroid (OAINS) yang
9
berfungsi untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan. Atau dapat
juga diberikan obat golongan kortikosteroid yang berfungsi sebagai obat
menekan proses peradangan dan menekan reaksi imun.
10
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
III. 1. Perencanaan
III.1.1 Sasaran
Kegiatan penyuluhan tentang pencegahan penyakit gout arthritis
melalui diet rendah purin ini ditujukan lansia di posyandu lansia Desa
Mantren, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
III.1.2. Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan di Posyandu Lansia Desa Mantren,
Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan pada tanggal 14 Mei 2013.
III.1.3. Lokasi Kegiatan
Kegiatan penyuluhan pencegahan penyakit gout arthritis melalui diet
rendah purin ini dilakukan di saat posyandu lansia bulanan di polindes Desa
Mantren, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
III. 2. Pemilihan Intervensi
Pemilihan intervensi ini berupa pemberian materi tentang
pencegahan penyakit asam urat atau gout arthritis melalui diet rendah purin
dengan pemberian materi secara lisan setelah dilaksanakannya pemeriksaan
lansia rutin bulanan. Setelah sellesai pemberian materi dilanjutkan dengan
tanya jawab.
11
BAB IV
PELAKSANAAN DAN INTERVENSI
Materi yang diberikan adalah materi mengenai pencegahan penyakit
asam urat atau gout atritis dengan diet rendah purin. Materi ini diberikan
pada saat posyandu lansia di posyandu lansia di desa Mantren tanggal 14
Mei 2013. Dihadiri oleh seluruh 15 peserta, bidan desa dan staff Puskesmas
Punung.
Penyuluhan yang diberikan:
Penyuluhan yang diberikan diawali dengan pertyataan kepada para
lansia seputar pengetahuan tentang asam urat, gout arthritis dan pola makan
yang biasa dilakukan sehari-hari. Selanjutnya, setelah mengetahui tentang
pandangan awal dari lansia, kemudian disampaikan materi tentang asam
urat.
Pemberian materi ini meliputi:
1. Pengertian penyakit Gout arthritis
2. Tanda dan gejala penyakit Gout arthritis
3. Pencegahan terhadap penyakit Gout arthritis
4. Bagaimana cara pola hidup sehat dengan diet rendah purin agar terkontrol
dari penyakit Gout arthritis.
Setelah dilakukan pemberian materi, para peserta dapat melakukan
tanya jawab dengan narasumber. Agar peserta dan kader desa lebih mudah
dan lebih mengeri tentang pencegahan penyakit gout arthritis dan pola hidup
sehat dengan diet redah purin.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Wortmann RL. Gout and Other Disorders of Purine Metabolism. In:
Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th Ed. Editors:
Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS and
Kasper DL. McGraw Hill, New York. 2005, pp. 2079-2088.
2. Putra TR. Hiperurisemia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi ke-4. Jakarta Pusat. Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FKUI;
2006. Hal. 1213-17
3. Hidayat, Rudy. Gout dan Hiperuresemia. Dalam; Medicinus Vol.22,
No.2, Edisi Juni-Agustus 2009. Jakarta Pusat. Hal 47-50
13