BAB I as urat.docx

19
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Asam urat sering dialami oleh banyak masyarakat belakangan ini. Bahkan, masyarakat yang masih tergolong usia muda juga sudah terkena penyakit ini. Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah. Purin adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari dalam tubuh. Berbagai macam sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Dalam keadaan normal asam urat akan dikeluarkan oleh tubuh melalui feses dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Keadaan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah adalah terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebihan selanjutnya akan menumpuk pada persendian sehingga akan menyebabkan rasa nyeri dan bengkak. Pada penderita asam urat dapat di sembuhka dengan menjalani pengobatan yang tepat, sehingga 1

Transcript of BAB I as urat.docx

Page 1: BAB I as urat.docx

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Asam urat sering dialami oleh banyak masyarakat belakangan ini.

Bahkan, masyarakat yang masih tergolong usia muda juga sudah terkena

penyakit ini. Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat

purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini merupakan hasil

samping dari pemecahan sel dalam darah. Purin adalah zat yang terdapat

dalam setiap bahan makanan yang berasal dari dalam tubuh. Berbagai

macam sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin.

Dalam keadaan normal asam urat akan dikeluarkan oleh tubuh

melalui feses dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam

urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Keadaan

yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah adalah terlalu

banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin.

Asam urat yang berlebihan selanjutnya akan menumpuk pada persendian

sehingga akan menyebabkan rasa nyeri dan bengkak.

Pada penderita asam urat dapat di sembuhka dengan menjalani

pengobatan yang tepat, sehingga kadar asam urat dalam tubuh dapat

kembali normal. Tetapi karena di dalam tubuhnya ada mekanisme potensi

penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang

dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak

mengandung purin.

Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium asam urat dalam

plasma yang melebihi batas kelarutan yaitu lebih dari 7 mg/dl.

Hiperurisemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan

mendadak dan berulang serta adanya tanda ngilu yang terasa sangat nyeri

karena adanya endapan kristal asam urat yang terkumpul didalam sendi

sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah. Kadar normal

asam urat untuk wanita adalah 2,4-5,7 mg/dl dan 3,4-7 mg/dl untuk pria.

1

Page 2: BAB I as urat.docx

Insiden hiperurisemia lebih sering ditemukan pada bangsa Maori di

Selandia baru, Filiphina dan bangsa Asia Tenggara. Faktor yang dianggap

berperan sehubungan dengan tingginya hiperurisemia diantara bangsa Maori

adalah pembuangan asam urat yang rendah pada ginjal, pemakaian alcohol,

konsumsi makanan tinggi purin dan kegemukan. Sedangkan di Indonesia

kejadian hiperurisemia menduduki urutan kedua terbanyak setelah

osteoarthritis. Kejadian hiperurisemia di indonesia banyak terjadi pada suku

Minahasa dan Tapanuli, karena mereka banyak yang mengonsumsi alkohol

dan ikan. Asupan makanan tinggi purin berpengaruh terhadap kadar asam

urat dalam tubuh. Secara ilmiah purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai

pada semua makanan.

Metabolisme purin dalam tubuh akan menghasilkan asam urat.

Orang yang menderita hiperurisemia pasti mempunyai kadar asam urat yang

tinggi di dalam tubuhnya. Jika asupan makanan tinggi purin berlebih,

sementara tubuh sudah mengalami peninggian kadar asam urat, maka purin

yang masuk semakin banyak dan menjadi timbunan kristal asam urat.

Apabila penimbunan kristal terbentuk di cairan sendi, maka terjadilah

penyakit gout, dan jika penimbunan terjadi di ginjal, akan muncul batu asam

urat ginjal yang disebut dengan batu ginjal.

I.2. Tujuan

I.2.1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama kurang lebih 30

menit dan tanya jawab, diharapkan para lansia pada umumnya dapat

memahami bagaimana cara menjaga pola hidup sehat melalui diet rendah

purin dan pencegahan terhadap penyakit Gout arthritis.

I.2.2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama kurang lebih 30

menit, para lansia di posyandu lansia diharapkan dapat mengerti dan

memahami tentang :

1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian penyakit Gout arthritis

2

Page 3: BAB I as urat.docx

2. Mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala penyakit Gout

arthritis

3. Mengetahui dan memahami pencegahan terhadap penyakit Gout arthritis

4. Mengetahui dan memahami bagaimana cara pola hidup sehat dengan diet

rendah purin agar terkontrol dari penyakit Gout arthritis.

I.3. Manfaat

I.3.1. Manfaat Bagi Masyarakat

Pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat menambah

pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan penyakit gout arthritis atau

nyeri sendi dan pola hidup sehat dengan diet rendah purin sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

I.3.2. Manfaat Bagi Dokter Internship

Dokter Internship mampu menjalankan fungsinya memberikan

pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang perbaikan pola

hidup sehat dengan diet rendah purin sebagai upaya pencegahan terhadap

penyakit asam urat atau gout atrithis, serta memperbaiki kualitas hidup.

Selain itu, dokter internship dapat melatih diri dalam pelayanan kesehatan di

masyarakat, bukan hanya dalam mengobati penyakit tetapi dalam upaya

pencegahan penyakit dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat.

I.3.3. Manfaat Bagi Puskesmas Punung

Pengetahuan masyarakat mengenai gout arthritis atau penyakit asam

urat, pencegahan serta pola hidup sehat dengan diet rendah purin dapat

membantu meningkatkan kualitas kesehatan masayarakat pada umumnya,

serta sebagai salah satu upaya promosi kesehatan dari Puskesmas .

3

Page 4: BAB I as urat.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengertian Asam Urat

Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan

dari metabolism atau pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan

antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan

dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout.

Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak

berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan

berperan sebagai prooksidan.

Penyakit asam urat atau dikenal sebagai penyakit gout merupakan

suatu penyakit akibat terjadinya penimbunan Kristal monosodium urat di

dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi (Gout Arthritis), benjolan

pada bagian-bagian tertentu pada tubuh (tophus), dan batu pada saluran

kemih.

Gout atau asam urat adalah penyakit dimana terjadi penumpukan

asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang

meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat

penigkatan asupan makanan yang kaya akan purin. Gout terjadi ketika

cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat yang kadarnya tinggi.

Asam urat adalah asam yang berbentuk Kristal-kristal yang

merupakan hasil akhir dari mtabolisme purin, yaitu salah satu komponen

asam nukleat yang terdapat pada inti sel tubuh. Secara alamiah, purin

terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada semua makanan sari sel hidup,

yaitu makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan

( daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolism

di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebihan. Setiap orang

memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolism normal

dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan, dan senyawa

lain yang banyak mengandung purin. Tubuh telah menyediakan 85%

4

Page 5: BAB I as urat.docx

senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini bearti bahwa kebutuhan

purin dari makanan hanya sekitar 15%.

Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah

dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu

3.6 - 8.2 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl.

II. Etiologi Asam urat

Berdasarkan penyebabnya penyakit asam urat atau gout arthritis

digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Penyakit gout primer

Penyebabnya kebanyakan belum diketahui pasti (idiopatik). Hal ini

diduga akibat berkaitan dengan kombinasi factor genetic dan factor

hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat

mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.

b. Penyakit Gout sekunder

1) Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan

yang tidak terkontrol, yaitu dengan mengkomsumsi makanan yang

mengandung kadar purin tinggi. Purin adalah sala satu senyawa basa

organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan

termasuk dalam kelompok asam amino, yang merupakan unsur

pembentukan protein.

2) Produksi asam urat juga dapat meningkat karen penyakit pada

darah ( penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik)

obat-obatan, alkohol.

3) Kegemukan atau obesitas

4) Pada penderita diabete mellitus yang tidak terkontrol dengan baik.

Dimana akan ditemukan mengandung benda-benda keton dengan

kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton yang tinggi akan

menyebabkan kadar asam urat juga ikut meninggi.

5

Page 6: BAB I as urat.docx

III. Faktor Resiko Asam Urat

a) Pola makan yang tidak terkontrol. Asupan makanan yang masuk

kedalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah.

Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah

menjadi asam urat.

b) Berat badan yang berlebihan (obesitas)

c) Suku bangsa tertentu. Menurut penelitian, suku bangsa di dunia yang

tinggi prevalensinya terserang asam urat adalah orang maori di

Australia. Prevalensi orang maori tersearang asam urat tinggi.

Sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk yang

tinggal di daerah pantai. Karena kebiasaan mengkomsumsi ikan dan

santan yang tinggi.

d) Komsumsi alkohol yang tinggi

e) Usia ≥ 45 tahun biasanya pada laki-laki dan wanita pada saat usia

menopause.

f) Riwayat keluarga yang memiliki penyakit asam urat

g) Kurang mengkomsumsi air putih.

h) Riwayat penyakit hipertensi, diabetes militus dan penyakit ginjal

IV. Gambaran Klinis

Gambaran klinis yang ditimbulakan oleh penyakit asam urat antara lain

adalah sebagai berikut :

a. Nyeri hebat pada malam hari

b. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, kemerahan dan

saat teraba terasa panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3 sampai 10

hari, dilanjutkan dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang

dapat terjadi berulang kali dan makin lama makin berat. Dan bila berlanjut

akan mngenai beberapa sendi dan jaringan bukan sendi.

c. Disertai pembentukan Kristal natrium urat yang dinamakan tophi

d. Terjadi deformitas sendi secara kronis

e. Berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism Association (ARA),

seorang dikatakan menderita asam urat jika memenuhi kriteria berikut :

6

Page 7: BAB I as urat.docx

1) Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam cairan sendi

2) Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam thopi, di temukan

berdasarkan pemeriksaan kimiawi.

Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak atau akut, dan

kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-

sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit datasnya

terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat dan juga persendian yang

sukar digerakkan.

Penderita dengan gejala gout atritis akan mengalami peradangan pada

satu atau beberapa persendian. Sendi metatarsophalangeal dengan jari kaki

pertama. Tetapi tidak jarang pada sendi lutut, tarsal dan pergelangan kaki

juga dapat terkena. Nyeri yang biasanya adalah tajam dan terkadang

membuat pendrita tidak dapat berjalan. Pada beberapa penderita nyeri

dirasakan terutama setelah bangun tidur.

V. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan bukan hanya ditujukan udapat ntuk menurunkan kadar

asam urat serum, tetapi juga untuk menggihalngkan keluhan dan gejala-

gejala. Terapi yang dilakukan berupa terapi non farmalogis dan terapi

farnamlogis.

1. Terapi Non farmalogis

Edukasi

Sebagian besar kasus mempunyai latar belakang penyebab pimer,

sehingga memerlukan pengendalian kadar asam urat jangka panjang.

Memerlukan compliance yang baik dari pasien untuk mencapau tujuan

terapi diatas, dan hal itu hanya didapat dengan edukasi yang baik.

Pengendalian diet rendah purin juga menjadi bagian tatalaksana yang sangat

penting.

7

Page 8: BAB I as urat.docx

Pola diet rendah purin yang dianjurkan adalah :

Golongan A (150-1000 mg purin/100 g), yaitu:

Hati, ginjal, otak, jntung, paru dan jeroan lain-lain, udang, kerang,

ikan sarden, herring, remis, ekstrak daging, ragi atau tape, alcohol

dan makanan-makanan dalam kaleng.

Golongan B (50-100 mg purin/100 g), yaitu :

Jenis ikan yang tidak termasuk dalam golongan A, daging sapi,

kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis,

jamur, daun singkong, daun papaya dan kangkung.

Golongan C (< 50mg purin/100g), yaitu :

Keju, susu, telur, sayuran lain dan buah-buahan.

Bahan makanan yang diperbolehkan, adalah :

Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout

(dalam jumlah terbatas)

Semua jenis buah-buahan

Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alcohol

Semua macam bumbu

Jika kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl dilarang untuk mengkomsumsi

bahan makanan di golongan A, sedangkan pada komsumsi golongan B

dibatasi, batasi juga komsumsi lemak, dan banyak minum air putih.

Olahraga

Olahraga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah, sirkulasi darah

pada sendi menjadi lancer sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Pelepasan

endorphin secara alami dapat meningkat dengan olahraga secara teratur

yang akan menekan pelepasan prostalglandin, selain itu mampu menguatkan

kadar beta endorphin yaitu suatu zat kimia otak yang berfungsi meredakan

rasa sakit.

8

Page 9: BAB I as urat.docx

2. Terapi Farmakologis

Kontrol hiperuresemia dilakukan dengan diet rendah purin, serta

menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar asam urat serum

terutama diuretic. Selanjutnya diperlukan urate lowering agent seperti

xanthine oxidase inhibitor, uricosuric agent. Obat ini diberikan dengan

catatan tidak boleh dimulai pada saat terjadi serangan gout akut. Pada

hiperuresemia asimtomatik terapi farmakologis dimulai jika kadar asam urat

dalam darah 9 mg/dl. Target terapi adalah untuk menurunkan kadar asam

urat serum sampai dibawah 6,8 mg/dl tetapi lebih baik sampai 5-6 mg/dl.

Jenis urate lowering agent yang pertama yaitu golongan xanthine

oxidase inhibitor dengan cara kerja menghambat oksidasi hipoxantine

menjadi xantin, dan xantin menjadi asam urat. Obat yang termasuk dalam

golongan ini adalah allopurinol. Pemberiannya dimulai dari dosis 100

mg/hari dan dinaikkan tiap minggu sampai tercapai target (rata-rata

diperlukan minimal 300 mg/hari). Pada gangguan fungsi ginjal dosis harus

disesuaikan. Jenis obat lain seperti non-purine xanthine oxsidase inhibitor

yang juga cukup poten, maupun pegylated recombinant uricase masih dalam

perkembangan.

Sedangkan jenis urate lowering agent yang kedua yaitu golongan

urisoric agent, yang mempunyai mekanisme kerja dengan cara menghambat

reabsorbsi urat di tubulus renalis. Yang paling sering digunakan adalah

probenesid dan sulfinpirazon. Probenesid dengan dosis 0,5-3 gram dibagi 2-

3 kali perhari. Sedangkan sulfinpirazon diberikan dengan dosis 300-400 mg

dibagi 3-4 kali perhari. Pemakain obat urikosurik ini lebih diindikasikan

pada keadaan dengan ekskresi asam urat di urin < 800 mg perhari, dan

dengan fungsi ginjal yang masih baik ( creatine clearance > 80 ml/menit).

Resiko terjadinya batu ginjal semakin besar pada kadar asam urat di urin

yang tinggi. Pada beberapa kasus yang sulit dikendalikan dengan obat

tunggal, kombinasi uricosuric agent dan xanthine oxidase inhibitor dapat

dibenarkan.

Pada saat mengalami kondisi akut dan nyeri yang sangat hebat maka

diberikan terapi berupa obat anti inflamasi non steroid (OAINS) yang

9

Page 10: BAB I as urat.docx

berfungsi untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan. Atau dapat

juga diberikan obat golongan kortikosteroid yang berfungsi sebagai obat

menekan proses peradangan dan menekan reaksi imun.

10

Page 11: BAB I as urat.docx

BAB III

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

III. 1. Perencanaan

III.1.1 Sasaran

Kegiatan penyuluhan tentang pencegahan penyakit gout arthritis

melalui diet rendah purin ini ditujukan lansia di posyandu lansia Desa

Mantren, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

III.1.2. Waktu Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan di Posyandu Lansia Desa Mantren,

Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan pada tanggal 14 Mei 2013.

III.1.3. Lokasi Kegiatan

Kegiatan penyuluhan pencegahan penyakit gout arthritis melalui diet

rendah purin ini dilakukan di saat posyandu lansia bulanan di polindes Desa

Mantren, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

III. 2. Pemilihan Intervensi

Pemilihan intervensi ini berupa pemberian materi tentang

pencegahan penyakit asam urat atau gout arthritis melalui diet rendah purin

dengan pemberian materi secara lisan setelah dilaksanakannya pemeriksaan

lansia rutin bulanan. Setelah sellesai pemberian materi dilanjutkan dengan

tanya jawab.

11

Page 12: BAB I as urat.docx

BAB IV

PELAKSANAAN DAN INTERVENSI

Materi yang diberikan adalah materi mengenai pencegahan penyakit

asam urat atau gout atritis dengan diet rendah purin. Materi ini diberikan

pada saat posyandu lansia di posyandu lansia di desa Mantren tanggal 14

Mei 2013. Dihadiri oleh seluruh 15 peserta, bidan desa dan staff Puskesmas

Punung.

Penyuluhan yang diberikan:

Penyuluhan yang diberikan diawali dengan pertyataan kepada para

lansia seputar pengetahuan tentang asam urat, gout arthritis dan pola makan

yang biasa dilakukan sehari-hari. Selanjutnya, setelah mengetahui tentang

pandangan awal dari lansia, kemudian disampaikan materi tentang asam

urat.

Pemberian materi ini meliputi:

1. Pengertian penyakit Gout arthritis

2. Tanda dan gejala penyakit Gout arthritis

3. Pencegahan terhadap penyakit Gout arthritis

4. Bagaimana cara pola hidup sehat dengan diet rendah purin agar terkontrol

dari penyakit Gout arthritis.

Setelah dilakukan pemberian materi, para peserta dapat melakukan

tanya jawab dengan narasumber. Agar peserta dan kader desa lebih mudah

dan lebih mengeri tentang pencegahan penyakit gout arthritis dan pola hidup

sehat dengan diet redah purin.

12

Page 13: BAB I as urat.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Wortmann RL. Gout and Other Disorders of Purine Metabolism. In:

Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th Ed. Editors:

Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS and

Kasper DL. McGraw Hill, New York. 2005, pp. 2079-2088.

2. Putra TR. Hiperurisemia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Simadibrata M, Setiati S, Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Edisi ke-4. Jakarta Pusat. Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FKUI;

2006. Hal. 1213-17

3. Hidayat, Rudy. Gout dan Hiperuresemia. Dalam; Medicinus Vol.22,

No.2, Edisi Juni-Agustus 2009. Jakarta Pusat. Hal 47-50

13