BAB I
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya tujuan
pembelajaran oleh siswa. Kita semua mengakui bahwa salah satu factor
keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran efektif tidak akan
muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang
memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.
Secara umum tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator
yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar
pada diri siswa, dan sebagai pengelola pembelajaran yang bertugas menciptakan
kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran
yang optimal.
Permasalahan yang masih penulis hadapi sebagai guru kelas VI SDN
Baktijaya 5 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok adalah rendahnya hasil belajar
IPA. Dari pengalaman penulis beberapa kali ulangan tentang Bumi dan Alam
Semesta. Dengan Fungsinya dari 40 siswa hanya berkisar 15 (37,5 %) siswa yang
tuntas (pada tes penjajagan) dengan nilai rata – rata kelas 5,6 padahal ketuntasan
minimal adalah 6,8.
Gejala yang nampak adalah siswa kurang bergairah dalam menerima
pembelajaran dan kecenderungan bersikap pasif dan suka mencontoh. Siswa
hanya menghafal sehingga kurang memahami konsep. Hasil diskusi penulis
dengan teman sejawat dan kepala sekolah diindikasikan bahwa rendahnya hasil
belajar tersebut antara lain disebabkan tidak tepatnya guru dalam pembelajaran.
Dimana pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran secara konvensional
yang mana hanya dipergunakan metode ceramah dan guru sebagai satu-satunya
1
2
sumber belajar, kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran
sehingga pembelajaran sangat verbal.
Dengan ceramah sebagai alternatif utama secara otomatis pembelajaran
didominasi oleh guru (teacher centered) sehingga pembelajaran kurang
melibatkan siswa, dan komunikasi antar siswa dengan siswa atau guru dengan
siswa kurang terbangun, kebermaknaan dalam belajarpun sangat kurang dan
cenderung siswa tidak menyenangi ketrampilan berbicara mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Seperti pada Wina Sanjaya (2006 : 147) ”Guru yang kurang memiliki
kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap metode yang
membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada didalam kelas,
namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses
pembelajaran; pikirannya melayang ke mana – mana, atau siswa mengantuk, oleh
karena gaya bertutur guru yang tidak menarik.”
Padahal kita ketahui bahwa pembelajaran IPA merupakan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Sehingga tidaklah tepat jika pembelajaran hanya dilaksanakan dengan
metode ceramah yang kemungkinan kecil dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa.Seperti dalam (Depdiknas 2003 : 2):
“Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.”
Memperhatikan pentingnya pembelajaran IPA materi pokok Bumi dan
Alam Semesta di kelas VI SDN Baktijaya 5 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok
pada khususnya dan di SD–SD pada umumnya, berdasar hasil diskusi dengan
teman sejawat perlu adanya Penelitian Tindakan Kelas guna meningkatkan hasil
3
belajar, membangkitkan kreatifitas dan ide-ide siswa, menyenangkan bagi siswa,
melalui pembelajaran kooperatif model Jigsaw.
Dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw selain untuk membangun
tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab kelompok juga untuk merubah
pembelajaran yang selama ini banyak dilaksanakan oleh para guru. Dimana guru
tidak merupakan satu–satunya sumber belajar (teacher centered) bagi siswa, sebab
rekan sebaya (peer teaching) juga sebagai sumber pengatahuan bagi dirinya.
Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja
sama dengan orang lain. Seperti dalam Anita lie (2002: 56 ):
”Keunggulan dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasinya mereka kepada orang lain.”
Berdasarkan uraian diatas penulis mengadakan penelitian dengan judul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Bumi Dan Alam Semesta
Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Bagi Siswa Kelas VI SDN
Baktijaya 5 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Tahun Pelajaran 2015/2016.”
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan fakta dan data yang telah diuraikan dalam latar belakang
masalah, maka penulis memprioritaskan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini sebagai berikut :
a. Tingkat keberhasilan peserta didik dalam menyerap materi pelajaran yang
disajikan guru masih rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal yang
diberikan, dimana 57 % peserta didik mendapatkan nilai di bawah KKM.
b. Perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran masih sangat
kurang, dimana sebagian besar peserta didik lebih memilih
bermain/mengobrol dengan temannya daripada memperhatikan guru yang
sedang menjelaskan.
c. Suasana kelas cenderung gaduh dan kurang kondusif.
4
2. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan penulis, yaitu
“rendahnya nilai hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika”,
selain itu juga kurangnya perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran
yang diberikan guru di dalam kelas.
Munculnya masalah tersebut diduga karena beberapa faktor antara lain :
a. Pemilihan model ataupun metode yang digunakan guru kurang tepat
b. Guru mengajar tanpa alat peraga
c. Guru kurang mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar
d. Guru membiarkan peserta didik mengobrol dengan temannya tanpa
memberikan teguran.
3. Alternatif dan Prioristas Pemecahan Masalah
Dengan melihat fakta diatas, sebagai guru, penulis merasa perlu
melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SDN Baktijaya 5.
Setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan supervisor maka
penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan
menerapkan model belajar Kooperatif Tipe Jigsaw.
B. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas dan hasil diskusi peneliti, teman sejawat
dan Kepala Sekolah diketahui permasalahan yang masih dihadapi siswa kelas VI
SD Negeri Baktijaya 5 bahwa faktor penyebabnya antara lain adalah:
1. Dengan menggunakan metode ceramah, pembelajaran didominasi oleh guru
( teacher centered ) sehingga kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif
sangat kecil, komunikasi yang terjadi hanya komunikasi satu arah.
2. Dengan metode ceramah kebermaknaan belajar sangat rendah karena
keterlibatan siswa secara langsung tidak ada.
5
3. Dengan metode ceramah guru merupakan satu – satunya sumber belajar
siswa, sehingga teman sebaya ( peer teaching ) yang juga sumber belajar
siswa terabekan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara umum adalah
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA dengan
fokus penelitian “bumi dan alam semesta”. Adapun tujuan khusus pelaksanaan
PTK ini adalah untuk :
1. Menganalisis pengaruh model Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas VI.
2. Mendeskripsikan dan mengidentifikasi cara menerapkan model belajar
Kooperatif Model Jigsaw pada mata pelajaran IPA.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberi manfaat baik bagi
peserta didik, guru sebagai peneliti maupun bagi sekolah sebagai lembaga
penyelenggara pendidikan. Manfaat tersebut antara lain :
a. Bagi Peserta Didik
1. Sebagai cara meningkatkan motivasi dan hasil pembelajaran pada mata
pelajaran IPA
2. Sebagai salah satu alternatif menumbuhkan motivasi belajar peserta didik
sehingga akan menciptakan suasana belajar yang kondusif.
b. Bagi Guru sebagai Peneliti
1. Memperbaiki proses pembelajaran yang dikelola guru sebagai pendidik,
sehingga menimbulkan kepuasan tersendiri pada diri guru karena telah
melakukan pembelajaran yang lebih baik.
6
2. Sebagai wadah untuk terus berkreasi, dan berinovasi dalam
mengembangkan proses pembelajaran dengan model terbaru.
3. Lebih meningkatkan profesionalisme dan kinerja sebagai pendidik yang
profesional.
4. Mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran yang
dilakukan melalui proses refleksi, sehingga dapat memperbaiki pembelajar
yang akan dilakukan seterusnya.
c. Bagi Sekolah
1. Meningkatkan kualitas pendidikan, yang dapat meningkatkan kepercayaan
masayarakat terhadap sekolah sebagai lembaga pendidikan.
2. Sebagai wadah untuk mengembangkan profesi dan wawasan guru.
3. Meningkatkan kualitas kompetensi peserta didik dan profesionalisme guru,
sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu
berkompetensi.