BAB I

10
BAB I PENDAHULUAN (Planning without action is futile - action without planning is fatal) Semua tambang adalah subyek dari ketidakpastian. Tambang satu berbeda dengan tambang lainnya. Usaha pertambangan umumnya berorientasi pada keuntungan. Hambatan dalam mengejar keuntungan merupakan gabungan dari: Ketidakpastian politik Batasan peraturan lingkungan Ketidakpastian yang diciptakan oleh alam. Penemuan endapan yang kaya merupakan salah satu kunci sukses Namun tidak selalu endapan yang kaya menjamin adanya keuntungan. Sebaliknya, endapan yang medium dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Manajemen dalam pembuatan keputusan serta faktor- faktor lain, selain harga mineral, sangat mungkin mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Proyek Pertambangan di Indonesia: I - 1

description

Bab I

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

(Planning without action is futile - action without planning is fatal)

Semua tambang adalah subyek dari ketidakpastian.

Tambang satu berbeda dengan tambang lainnya.

Usaha pertambangan umumnya berorientasi pada keuntungan.

Hambatan dalam mengejar keuntungan merupakan gabungan dari:

Ketidakpastian politik

Batasan peraturan lingkungan

Ketidakpastian yang diciptakan oleh alam.

Penemuan endapan yang kaya merupakan salah satu kunci sukses

Namun tidak selalu endapan yang kaya menjamin adanya keuntungan.

Sebaliknya, endapan yang medium dapat memberikan keuntungan bagi

perusahaan.

Manajemen dalam pembuatan keputusan serta faktor-faktor lain, selain harga

mineral, sangat mungkin mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Proyek Pertambangan di Indonesia:

Proyek pertambangan bijih

Proyek pertambangan batubara

Proyek pertambangan bahan galian industri

Proyek pertambangan akan dibuka kalau ada permintaan pasar akan komoditas

mineral.

Proyek pertambangan dibuka kalau diperkirakan akan menghasilkan keuntungan

(profits) π = R - C

I - 1

Page 2: BAB I

Gambar 2.1Proses Pasokan Mineral Dan Batubara

I -

ENDAPAN MINERAL KEBUTUHAN KOMODITIMINERAL

PERUBAHANDALAM

KEBUTUHAN

EKSPLORASI PRIMER

DELINEASI

PENGEMBANGANTAMBANG

MEMBANGUN PABRIKPENGOLAHAN

KEMAJUANTEKNOLOGI

DEPLESI

PENAMBANGAN

PENGOLAHAN

PENYEDIAANMINERAL

2

Page 3: BAB I

Gambar 2.2Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan (McKelvey, 1973)

I -

SumberdayaSumberdaya

SumberdayaSumberdaya

CADANGANTERBUKTI(Proved)

CADANGANTERKIRA(Probable)

CADANGANMUNGKIN(Possible)

PenemuanSumberdaya(Discovered)

KELAYAKAN

EKONOMIS

PARA MARGINAL

MARGINAL

TINGKAT KETELITIAN DATA

Umum Tereka Terunjuk Terukur (Inferred, Discovered) (Indicated) (Measured)

3

Page 4: BAB I

Sumberdaya : konsentrasi massa padat, cair, atau gas yang terjadi secara alamiah

pada atau di dalam kulit bumi dalam bentuk dan jumlah di mana

ekstraksi secara ekonomis suatu komoditas dari konsentrasi tersebut

berpotensi layak (feasible).

Cadangan : bagian dari sumberdaya yang memenuhi kriteria minimum secara

fisik dan kimia dalam hubungannya dengan penambangan dan

produksi, meliputi kadar, mutu, ketebalan dan kedalaman, serta

dapat dipertimbangkan secara ekonomis legal untuk ditambang atau

diproduksi pada saat yang ditentukan.

Ekonomis : bernilai untuk ditambang

Paramarginal : cukup menguntungkan

Marginal : tidak terlalu menguntungkan

Kelayakan : tergantung faktor letak geografi, kuantitas dan kualitas, geologi,

teknologi, rehabilitasi lingkungan, sosbud, waktu.

Tahapan Kajian dari Fase Perencanaan

Tahap 1: Studi Konseptual (Conceptual Study)

Disebut pula tahap identifikasi, untuk mentransformasikan ide ke dalam konsep

investasi potensial dengan menggunakan metode-metode komparatif tentang luas

cakupan dan perkiraan biaya.

Tahap 2: Studi Kelayakan Pendahuluan (Pre-feasibility Study)

Bila terhadap konsep investasi dipandang perlu untuk dilakukan pemeriksaan yang

lebih mendalam. Penilaian mencakup prospek pasar, teknik dan produksi,

pembiayaan proyek, perkiraan keuntungan yang akan diperoleh, pernyataan tentang

risiko dan masalah utama yang akan dihadapi.

Tahap 3: Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Merupakan studi yang lebih mendalam, sebagai kelanjutan dari studi kelayakan

pendahuluan. Di sini berbagai alternatif dalam pemasaran, teknologi dan

pertimbangan-pertimbangan lain harus dipelajari. Temuan yang diperoleh dengan

didukung data, disajikan dalam bentuk yang sistematis.

Sangat mungkin dijumpai lebih dari satu teknologi yang perlu dievaluasi. Faktor-

faktor lain yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan ini adalah:

I - 4

Page 5: BAB I

besarnya dana yang tersedia.

tingkat ketidakpastian proyek.

kompleksitas unsur-unsur yang mempengaruhi proyek

Evaluasi Kelayakan Pendahuluan (Goch et al., 1988) mencakup:

Deskripsi Proyek: letak geografi, jalan masuk yang

ada, iklim, sejarah proyek, bentuk kontrak, jadwal pengembangan tambang

dan fasilitas pengolahan.

Geologi: geologi regional, deskripsi rinci wilayah

proyek, perhitungan awal cadangan, rencana untuk melakukan evaluasi

secara rinci.

Tambang: geometri endapan bahan galian, usulan

rencana penambangan (beserta alternatifnya), peralatan yang dibutuhkan.

Pengolahan: deskripsi secara teknik untuk fasilitas

pengolahan bahan galian.

Kebutuhan Operasi Lainnya: energi yang tersedia, air,

suku cadang dan peralatan lain.

Transportasi: deskripsi fasilitas pengangkutan

tambahan yang diperlukan (jalan, lapangan terbang, jembatan, pelabuhan, rel

kereta api).

Kota dan Fasilitas Terkait: perumahan untuk pekerja,

sekolah, rumah sakit, perkantoran.

Kebutuhan Tenaga Kerja: perkiraan jumlah tenaga

kerja yang diperlukan berdasar kualifikasinya (skills) dan kemungkinan

tersedianya pekerja setempat.

Pengelolaan Lingkungan: rencana untuk mengurangi

atau meminimalkan kerusakan lingkungan, deskripsi mengenai

peraturan tentang lingkungan hidup yang terkait.

Aspek Hukum: undang-undang pertambangan,

perpajakan, peraturan penanaman modal, risiko politik.

Analisis Ekonomi: estimasi untuk peralatan dan

pabrik, infrastruktur, bahan baku, tenaga kerja, analisis pasar

I - 5

Page 6: BAB I

termasuk produksi, konsumsi dan formasi harga untuk

mineral terkait, perkiraan pendapatan berdasar produksi yang diharapkan dan

harga mineral, analisis aliran kas (cash flow) dan nilai sekarang, serta

analisis kepekaan.

Faktor-Faktor Strategis Berpengaruh Pada Pengembangan Endapan Mineral

Berpengaruh pada pendapatan (revenue):

Harga jual produk

Jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan

Jumlah produk yang dapat dijual

Masalah jadwal start-up dalam

tambang/pengolahan

Ketidakpastian deskripsi endapan mineral

(khususnya bijih dan tambang dalam)

Ketidakstabilan harga dan nilai mata uang

Teknologi.

Gangguan pada industri

Ketidakpastian lingkungan

Ketidak pastian politik

Akses terhadap tanah

Dukungan masyarakat.

Berpengaruh pada biaya (cost):

Tambang Terbuka: Biaya pembuangan waste,

Biaya rehabilitasi.

Tb Batubara (Bwh Tanah): Biaya-biaya

development, kegiatan kerja utama, penyanggaan atap dan ventilasi.

Tb Bwh Tanah (bijih): Biaya-biaya development,

access, pemboran dan peledakan, penyanggaan.

Kuari: fragmentasi, batasan peraturan lingkungan

(peledakan)

I - 6

Page 7: BAB I

I - 7