BAB I

download BAB I

of 3

description

jg

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUANParu-paru adalah organ yang terletak di bawah tulang rusuk di dalam dada yang terdiri dari banyak kantung kecil berisi udara yang disebut alveoli. Fungsi utama dari paru-paru adalah membawa oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida keluar dari darah. Pertukaran oksigen dan karbon ini terjadi dalam alveoli. Tulang rusuk membantu melindungi paru-paru ketika paru mengembang dan mengempis saat bernafas (Mancini, 2011).Luka orthopedic dan kepala merupakan hal yang sering terjadi, terutama pada kecelakaan lalu lintas ataupun kecelakaan kerja. Luka dapat secara umum dibagi atas 2, yaitu yang disebabkan oleh karena trauma tumpul atau trauma tembus. Trauma toraks mencakup 10% kasus trauma dan dapat berhubungan dengan luka pada organ-organ yang lain. Angka mortalitas pada trauma toraks mencapai 10%, sedangkan kematian akibat trauma toraks merupakan 1/4 jumlah kematian total akibat kasus-kasus trauma (Bruce J Simon, 2005).Hemotoraks adalah perdarahan ke dalam rongga dada antara paru dan dinding dada internal (rongga pleura). Hemotoraks diklasifikasikan menurut jumlah darah yang ada: minimal, sedang, atau besar. Hemotoraks dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau tembus pada dada. Pada cedera dada, tulang rusuk bisa mencabik jaringan paru-paru atau arteri, menyebabkan darah mengumpul di rongga pleura. Syok pada korban trauma sering terkait dengan hemotoraks besar. Hemotoraks juga mungkin berhubungan dengan paru-paru kolaps (pneumotoraks). Pada pasien hemotoraks dapat terjadi penurunan kesadaran yang disebabkan oleh terganggunya fungsi pernafasan dan selanjutnya juga dapat disebabkan oleh disfungsi kardiak (Gopinath, 2008).Akumulasi darah dalam dada atau hemotoraks adalah masalah yang relatif umum dan paling sering akibat cedera pada intrathoracic struktur atau dinding dada. Hemotoraks yang tidak berhubungan dengan trauma jarang terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab. Identifikasi dan pengobatan traumatik hemotoraks adalah bagian penting dari perawatan pasien yang terluka (Mancini, 2011).Hemotoraks mengacu pada mengumpulnya darah dalam rongga pleura. Walaupun beberapa penulis menyatakan bahwa nilai hematokrit setidaknya 50 % diperlukan untuk mendefinisikan hemotoraks (dibandingkan dengan perdarahan pada bagian efusi pleura), sebagian besar tidak setuju pada perbedaan tertentu. Meskipun etiologi paling umum adalah hemotoraks tumpul atau trauma tembus serta juga dapat hasil dari sejumlah nontraumatik yang dapat terjadi secara spontan.

Pentingnya evakuasi awal darah melalui luka dada yang ada dan pada saat yang sama, menyatakan bahwa jika perdarahan dari dada tetap, luka harus ditutup dengan tujuan bahwa adanya tekanan intrathoracic yang akan menghentikan perdarahan. Jika efek yang diinginkan tercapai, luka dapat dibuka kembali beberapa hari kemudian untuk evakuasi tetap beku darah atau cairan serosa.

Mengukur frekuensi hemotoraks dalam populasi umum sulit dilakukan. Hemotoraks yang sangat kecil dapat dikaitkan dengan satu patahan tulang rusuk dan mungkin tidak terdeteksi atau tidak memerlukan pengobatan.

Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya hemotoraks. Biasanya perdarahan berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi operasi. Hemotoraks akut yang cukup banyak terlihat pada foto toraks, sebaiknya diterapi dengan selang dada kaliber besar. Selang dada tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga pleura, mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah di dalam rongga pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah selanjutnya. Walaupun banyak faktor yang berperan dalam memutuskan perlunya indikasi operasi pada penderita hemotoraks, status fisiologi dan volume darah yang keluar dari selang dada merupakan faktor utama. Sebagai patokan bila darah yang dikeluarkan secara cepat dari selang dada sebanyak 1.500 ml, atau bila darah yang keluar lebih dari 200 ml tiap jam untuk 2 sampai 4 jam, atau jika membutuhkan transfusi darah terus menerus, eksplorasi bedah harus dipertimbangkan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami tentang penyebab, penegakan diagnosis, serta penatalaksanaan pasien hemotoraks (Mancini, 2011).2