BAB I

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem saluran cerna, lambung, dan usus adalah pintu gerbang masuk zat-zat gizi dari makanan, vitamin, mineral, dan cairan yang memasuki tubuh. Fungsi sistem ini adalah mencernakan makanan dengan cara menggilingnya dan kemudian mengubah secara kimiawi ketiga bagian utamanya (protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi unit-unit yang siap diresorpsi tubuh. Di saluran lambung-usus dapat timbul berbagai gangguan yang ada kaitannya dengan proses pencernaan, resorpsi bahan gizi, perjalanan isi usus yang terlampau cepat (diare) atau terlampau lambat (konstipasi), serta infeksi usus oleh mikroorganisme. Salah satu penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi adalah radang mukosa lambung (gastritis) 1 . 1

description

BAB 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saluran cerna, lambung, dan usus adalah pintu gerbang masuk zat-

zat gizi dari makanan, vitamin, mineral, dan cairan yang memasuki tubuh. Fungsi

sistem ini adalah mencernakan makanan dengan cara menggilingnya dan

kemudian mengubah secara kimiawi ketiga bagian utamanya (protein, lemak, dan

karbohidrat) menjadi unit-unit yang siap diresorpsi tubuh. Di saluran lambung-

usus dapat timbul berbagai gangguan yang ada kaitannya dengan proses

pencernaan, resorpsi bahan gizi, perjalanan isi usus yang terlampau cepat (diare)

atau terlampau lambat (konstipasi), serta infeksi usus oleh mikroorganisme. Salah

satu penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi adalah radang mukosa

lambung (gastritis)1.

Angka kejadian gastritis di Indonesia berdasarkan data WHO menduduki

peringkat ke tiga dunia sebesar 40,85% setelah Amerika (47%) dan India (43%),

kota Bandung sendiri mencapai angka 30.145 jiwa (32,5%) berdasarkan hasil

Penelitian DepKes RI kota Bandung tahun 20092. Sedangkan angka kejadian di

Rumah Sakit mencapai angka 8.401 jiwa usia 5-44 tahun, 4.438 usia 45-64 tahun,

dan 3.188 usia diatas 65 tahun berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota

Bandung tahun 20073.

Penggunaan obat saluran pencernaan dalam kasus gastritis merupakan

salah satu penatalaksanaan gangguan saluran cerna secara farmakologi (Fase 2),

1

Page 2: BAB I

2

walaupun ada pula penatalaksanaan secara non farmakologi (Fase 1) dan

Intervensional/Pembedahan (Fase 3). Obat saluran pencernaan merupakan

penghambat sekresi asam lambung yang secara spesifik menghambat enzim

H+/K+-ATPase (pompa proton) dari sel parietal mukosa lambung. Kadar

penghambat asam tergantung dari dosis dan pada umumnya lebih kuat dari pada

perintangan oleh H2-blockers. Untuk itu monitoring dan evaluasi perlu dilakukan

untuk mengetahui ketepatan penggunaan obat saluran pencernaan dengan pustaka

yang ada terhadap pasien yang di diagnosa gastritis dilihat dari beberapa kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pada kasus di ruang HCU obat saluran pencernaan merupakan salah satu

obat penting yang dibutuhkan pasien seperti pada kasus gastritis, pendarahan

saluran pencernaan dan efek samping dari penggunaan obat-obatan yang

mempengaruhi sisitem pencernaan. Penyediaan obat saluran pencernaan di rumah

sakit harus tersedia guna memenuhi kebutuhan pasien dan mempermudah

penyediaan obat saluran pencernaan yang sering digunakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian

sebagai berikut, meliputi :

a. Obat saluran pencernaan mana yang sering di gunakan di ruang HCU di

salah satu rumah sakit di Bandung ?

Page 3: BAB I

3

b. Berapa banyak penggunaan obat saluran pencernaan pada pasien HCU di

salah satu rumah sakit di Bandung ditinjau dari kriteria pasien (jenis

kelamin dan usia) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui obat saluran pencernaan yang sering di gunakan di ruang

HCU.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui jenis obat saluran pencernaan apa saja apa yang harus

disediakan di Depo Rawat Inap 2.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat diantaranya :

1.4.1 Untuk Mahasiswa

a. Dapat memperkirakan penyediaan obat saluran pencernaan berdasarkan

pemakaian pasien.

b. Menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Untuk Masyarakat Umum

Menjadi bahan evaluasi dan informasi penggunaan obat saluran

pencernaan di rumah sakit.

Page 4: BAB I

4

1.4.3 Untuk Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi tambahan dalam

pemberian dan penyediaan penggunaan obat saluran pencernaan sesuai

dengan literatur.