BAB I

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran perawat, bidan, dan tenaga kesehatan dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan cepat dan luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan diharapkan terampil dan tepat saat melakukan pemberian obat. Tugas tenaga medis tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk dimiliki oleh tenaga kesehatan. Prinsip dasar pengobatan adalah menghilangkan gejala dan juga menyembuhkan penyakit serta jika mungkin mencegah timbulnya penyakit. Dalam prinsip dasar ini tercakup pula ketentuan bahwa manfaat klinik obat yang diberikan harus melebihi risiko 1

description

bnbnbn

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran perawat, bidan, dan tenaga kesehatan dalam pemberian obat dan

pengobatan telah berkembang dengan cepat dan luas seiring dengan

perkembangan pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan diharapkan terampil

dan tepat saat melakukan pemberian obat. Tugas tenaga medis tidak sekedar

memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah,

namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat

penting untuk dimiliki oleh tenaga kesehatan.

Prinsip dasar pengobatan adalah menghilangkan gejala dan juga

menyembuhkan penyakit serta jika mungkin mencegah timbulnya penyakit.

Dalam prinsip dasar ini tercakup pula ketentuan bahwa manfaat klinik obat

yang diberikan harus melebihi risiko yang mungkin terjadi sehubungan

dengan pemakaiannya. Untuk dapat menilai secara objektif kemanfaatan dan

keamanan suatu obat diperlukan pengetahuan mengenai metodologi uji klinik,

yaitu suatu perangkat metodologi ilmiah untuk menilai kemanfaatan klinik

suatu obat atau perlakuan (intervensi) terapetik tertentu dengan

memperhatikan faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh yang tidak

dikehendaki (adverse effect) baik individual maupun populasi.

1

Page 2: BAB I

B. Tujuan

2

Page 3: BAB I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aksi Obat

Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau

kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat

menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala- gejalanya.

Umumnya obat bekerja menimbulkan stimulasi atau depresi aktivitas

dan tidak menimbulkan suatu fungsi baru dari sel. (Contohnya sel-sel beta dari

pulau langerhans yg mensekresikan insulin, tidak dpt distimulasi oleh obat utk

menghasilkan zat lain misalnya adrenalin).

Aksi Obat Dapat Melalui Beberapa Cara :

1. Mengadakan stimulasi atau depresi fungsi spesifik dari sel

2. Mengadakan campur tangan aktifitas seluler dari sel asing terhadap sel

tuan rumah, misalnya pemberian antibiotik untuk membunuh sel bakteri;

pemberian obat untuk membunuh sel kanker.( obat-obat kemoterapi )

3. Merupakan terapi pengganti, misalnya pemberian suplemen Kalium,

pemberian hormon atau vitamin untuk mencapai dosis fisiologis sehingga

diperoleh aksi.

Tingkatan utama aksi obat dari yang sederhana menuju yang komplek :

1. molekuler,

2. subseluler,

3. sel,

4. organ atau jaringan,

3

Page 4: BAB I

5. organisme utuh, dan

6. interaksi antar organisme

B. Cara Obat Menimbulkan Efek

1. Mengadakan stimulasi atau depresi fungsi spesifik sel.

2. Mempengaruhi atau menghambat aktivitas seluler dari sel-sel asing

terhadap tuan rumah (host) cth: sel bakteri, mikroba.

3. Merupakan terapi pengganti, sbg contoh pemberian hormon, atau

pemberian kalium klorida akibat terlalu byk hilang akibat diuresis.

4. menimbulkan aksi non spesifik seperti reaksi kulit terhadap obat yg

menimbulkan iritasi.

C. Faktor Yang Memodifiaksi Aksi Obat

1. Berat badan

Dosis orang yg kurang berat badannya adalah lebih kecil dari orang yg

lebih berat badannya, atau lebih spesifik ditentukan dalam mg/kg berat

badan

2. Umur

Ada beberapa hal yg mempengaruhi ADME (absorbsi,distribusi,

metabolisme,eksresi) pada bayi baru lahir:

a. Beberapa sistem enzim pada bayi belum berkembang sempurna,

sistem metabolisme obat dlm saluran pencernaan, fungsi hati dan

ginjal baru berkembang setelah satu bulan, akibatnya:

1) Absorbsi obat berjalan lambat

4

Page 5: BAB I

2) Timbul retensu obat dlm badan

b. Fungsi ginjal belum berkembang

c. Prosentase air badan total dari berat badan total lebih besar dibanding

pada anak yg lebih tua. Oleh karena itu volume distribusi obat pd bayi

lebih besar dr pd anak yg lebih tua.

d. Pada pasien geriatri perlu diperhatikan tentang umur biologik pasien

pd perubahan aksi obat krn hal itu disebabkan:

1) Kecepatan filtrasi glomeruli dan sekresi tubuh akan berkurang

pd orang tua dan juga kecepatan metbolisme obat

2) Kemampuan mengakomodasi utk penstabilan homeostatis

menurun.

3. Jenis Kelamin

Wanita lebih peka terhadap efek katartik tertentu daripada pria.

Respon tolbutamid (obat hipoglikemik) pd wanita lebih baik dibanding

wanita.

4. Kondisi Patologik pasien:

1) Penderita hipokalemia lebih peka thd digitalis orang normal

2) Penderita hipertiroid memerlukan dosis luminal (phenobarbital) yg

lebih dibanding orang normal

3) Penderita lebih peka terhadap obat

5. Indiosinkrasi

Merupakan reaksi abnormal, dimana efek suatu obat yg secara

kwalitatif berlainan sekali dengan efek terapi normalnya.

5

Page 6: BAB I

D. Interaksi Obat

Peristiwa dimana kerja Obat dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan

bersamaan atau hampir bersamaan.

Efek obat dpt bertambah kuat atau berkurang krn interaksi ini. Akibat

yg tdk dikehendaki dari peristiwa interaksi ini ada 2 kemungkinan, yakni

meningkatkan efek toksik atau efek samping obat, atau berkurangnya efek

klinik yg diharapkan.

Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait

obat (drug-related problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan

terapi obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi

obat terjadi ketika farmakokinetika atau farmakodinamika obat dalam tubuh

diubah oleh kehadiran satu atau lebih zat yang berinteraksi (Piscitelli, 2005).

Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama dapat

berubah efeknya secara tidak langsung atau dapat berinteraksi. Interaksi bisa

bersifat potensiasi atau antagonis efek satu obat oleh obat lainnya, atau

adakalanya beberapa efek lainnya (BNF 58, 2009).

Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran

obat lain, obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam

lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat

bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir

bersama satu dengan yang lainnya (Stockley, 2008).

6

Page 7: BAB I

Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat

meningkatkan toksisitas dan atau mengurangi efektivitas obat yang

berinteraksi terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang

sempit (indeks terapi yang rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan,

dan obat-obat sitostatik (Setiawati, 2007).

E. Mekanisme Interaksi

1. Interaksi Farmasetik

terjadi jika antara 2 obat yg diberikan bersamaan tsb terjadi

inkompatibilitas atau terjadi reaksi langsung, yg umumnya diluar tubuh,

dan berakibat berubahnya atau hilangnya efek farmakologi obat yg

diberikan.

Contoh pencampuran penisilin dan aminoglikosida akan

menyebabkan hilangnya efek farmakologi yg diharapkan.

2. Interaksi farmakokinetik

Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi

absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lainnya sehingga

meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk

menghasilkan efek farmakologisnya (BNF 58, 2009).

Terjadi jika perubahan efek obat tjd dalam proses absorpsi,

distribusi obat dalam tubuh, metabolisme, atau dlm proses ekresi di ginjal.

a. Interaksi dlm proses absorpsi tjd jika absorbsi suatu obat dipengaruhi

oleh obat lain.

7

Page 8: BAB I

Contoh Absorpsi tetrasiklin berkurang bila diberikan

bersamaan dg logam berat (kalsium, magnesium, alumunium) karena

terjadi ikatan langsung antara molekul tertrasiklin dg logam berat tsb

shg tdk bisa di absorpsi

b. Interaksi dlm proses distribusi tjd terutama bila obat-obatan dg ikatan

protein yg lebih kuat menggusur obat-obat lain dg ikatan protein yg

lebih lemah dari tempat ikatannya pd protein plasma. Akibatnya kadar

obat bebas yg tergusur ini akan lebih tinggi pada darah shg

kemungkinan efek toksiknya meningkat.

Contoh Peningkatan efek toksik antikoagulan warfarin atau

obat hipoglikemik (tolbutamid, klopropamid) karena pemberian

bersama fenilbuthason, sulfa, atau acetosal.

c. Interaksi metabolisme tjd kalau metabolisme suatu obat dipacu atau

dihambat oleh obat lain. Ini akan mengakibatkan menurun atau

meningkatnnya kadar obat.

Contoh pemacu metabolisme (enzyme inducer) rifampisin dan obat-

obat antiepilepsi, penghambat metabolisme (enzyme inhibitor)

simetidin, INH, eritromisin.

Obat-obat yg dimetabolisme di hati dpt dipengaruhi oleh obat-

obat tsb diatas.

Cth : - Rifampisin meningkatkan laju metabolisme

kontrasepsi oral karena menurunnya kadar steroid dlm

darah.

8

Page 9: BAB I

3. Interaksi farmakodinamik

Terjadi di tingkat reseptor dan mengakibatkan berubahnya efek

salah satu obat, yg berakibat sinergis bila efeknya menguat, atau antagonis

bila efeknya saling mengurangi.

Efek toksik digitalis meningkat bila dikonsumsi bersama obat

hiperkalemia, obat kortikosteroid meng-antagonis, efek hipotensif

F.

9

Page 10: BAB I

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau

kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat

menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala- gejalanya.

Umumnya obat bekerja menimbulkan stimulasi atau depresi aktivitas

dan tidak menimbulkan suatu fungsi baru dari sel.

Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait

obat (drug-related problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan

terapi obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien.

B. Saran

10

Page 11: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi

Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika

Potter & Perry.2009.Fundamental Keperawatan Edisi 7.Jakarta:Salemba Medika.

11