BAB I

7
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan bermutu menjadi dambaan serta harapan setiap orang ataupun lembaga. Masyarakat dan orang tua mengharapkan agar anak-anak mereka mendapat pendidikan bermutu agar mampu bersaing dalam memperoleh berbagai peluang dalam menjalani kehidupan. Pemerintah mengaharapkan agar setiap lembaga pendidikan itu bermutu, karena dengan pendidikan bermutu dapat menghasilkan sumber daya manusia bermutu yang akan memberi kontribusi kepada keberhasilan pembangunan. Penyelenggaraan pendidikan terkait dengan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia. Dalam rangka perbaikan mutu pendidikan, pemerintah telah melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan mutu guru, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan kesejahteraan guru, perbaikan organisasi sekolah, perbaikan manajemen sekolah, pengawasan dan

description

wq1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan bermutu menjadi dambaan serta harapan setiap orang

ataupun lembaga. Masyarakat dan orang tua mengharapkan agar anak-anak

mereka mendapat pendidikan bermutu agar mampu bersaing dalam

memperoleh berbagai peluang dalam menjalani kehidupan. Pemerintah

mengaharapkan agar setiap lembaga pendidikan itu bermutu, karena dengan

pendidikan bermutu dapat menghasilkan sumber daya manusia bermutu yang

akan memberi kontribusi kepada keberhasilan pembangunan.

Penyelenggaraan pendidikan terkait dengan peningkatan mutu Sumber

Daya Manusia. Dalam rangka perbaikan mutu pendidikan, pemerintah telah

melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan mutu guru, penyediaan sarana

dan prasarana, peningkatan kesejahteraan guru, perbaikan organisasi sekolah,

perbaikan manajemen sekolah, pengawasan dan perundang-undangan.

Pendidikan akan bermutu jika telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

masyarakat (bench mark) dapat dipenuhi. Dapat dikatakan bermutu apabila

suatu sekolah telah mencapai standar mutu yang dipersyaratkan. Dengan

demikian sekolah tersebut secara bertahap harus mampu mencapai mutu yang

kompetitif baik yang bertaraf nasional maupun bertaraf internasional.

Disamping itu, peningkatan mutu dapat terpenuhi jika pembinaan sumber daya

manusia terjaga kualitas keprofesionalannya.

Page 2: BAB I

Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan materi ilmu

pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Mengapa

demikian / minimal ada 3 alasan penting. Alasan inilah yang kemudian

menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar, dari mengajar hanya

sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses

mengatur lingkungan.

Alasan penting yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2011;100)

adalah sebagai berikut :

Siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah

organism yang sedang berkembang. Agar mereka dapat melaksanakantugas-

tugas perkembangannya, dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan

dan membimbing mereka agar tumbuh dan berkembang scara optimal.

Ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecendrungan setiap orang

tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan. Begitu hebatnya

perkembangan ilmu biologi, ilmu ekonomi, hukum dan lain sebagainya. Apa

yang dulu pernah terbayangkan, sekarang menjadi kenyataan.

Penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi,

mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku

manusi. Dewasa ini, anggapan manusia sebagai organisme yang pasif yang

perilakunya dapat ditentukan oleh lingkungan seperti yang dijelaskan dalam

aliran behavioristik, telah banyak ditinggalkan orang. Orang sekarang percaya,

bahwa manusia adalah organism yang memiliki potensi seperti yang

dikembangkan oleh aliran kognitif holistik.

Page 3: BAB I

Ketiga alasan di atas menuntut perubahan makna dalam mengajar.

Mengajar jangan diartikan sebagai proses menyampaikan pembelajaran, atau

memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih

dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sewsuai

dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.

Pengaturan lingkungan adalah proses menciptakan iklim yang baik

seperti penataan lingkungan, penyediaan alat dan sumber pembelajaran, dan

hal-hal lain yang memungkinkan siswa betah dan merasa senang belajr

sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat ,

minat, dan potensi yang dimilikinya.

Hal ini dilakukan karena kelayakan mengajar guru tidak cukup hanya

diukur berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan

bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi,

menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi

pembelajaran. Sehubungan dengan hal di atas, Jiyono ( 1987 ) menyimpulkan

bahwa kemampuan guru dalam menguasai bahan pelajaran pada umumnya

sangat menghawatirkan karena dari sampel guru yang diminta menunjukkan

kemampuan menguasai bahan pelajaran 70 % yang kurang menguasai bahan

pelajaran, sedangkan 30 % nya hanya menguasai bahan pelajaran.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali

supervisi yang berkaitan dengan kemapuan guru dalam proses belajar

mengajar, disebabkan oleh: (1). Adanya kecenderungan melemahnya kinerja

guru di mana berdasarkan pengalaman penulis menjadi Pengawas yaitu

terjadinya guru yang membolos mengajar, guru yang masuk ke kelas yang

Page 4: BAB I

tidak tepat waktu, guru mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar, guru

tidak punya absensi siswa, (2) adanya pelaksanaan supervisi yang dilakukan

oleh Pengawas belum dilaksanakan dengan sebaik – baiknya kepada guru.

Beberapa rekan penulis yang sama – sama menjabat Pengawas mengaku

kurang serius dalam melaksanakan fungsinya sebagai supervisor,(3) adanya

penurunan kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas merupakan

salah satu penyebab menurunnya Nilai UAN siswa di SMA Binaan Kabupaten

Dompu. Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas

disebabkan oleh ketidak mampuan guru dalam melaksanakan peran dan

fungsinya di sekolah.

Menjadi guru yang profesional tidak cukup dengan lamannya mereka

menjadi guru, tetapi diperlukan kemampuan mengatasi masalah, dan

mengembangkan, dan membuat perencanaan sekolah, akan tetapi guru yang

profesional setidaknya ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

guru yaitu ; (1) kompetensi profesional, (2) kompetensi pedagogik, (3)

kompetensi keperibadian, dan (4) kompetensi sosial. Oleh karena itu peran

Pengawas dalam membina guru di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya

sangat penting agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Sehubungan dengan

hal di atas, peneliti mencoba melakukan suatu penelitian dalam upaya

peningkatan kinerja guru agar capaian mutu pendidikan dapat ditingkatkan.

Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian :” Penerapan supervisi

klinis Pengawas upaya peningkatan kinerja guru Matematika dalam proses

pembelajaran di SMA Binaan Kabupaten Dompu Tahun pelajaran 2011-2012