BAB I
-
Upload
ukhti-maylatul-h -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of BAB I
![Page 1: BAB I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563db83f550346aa9a91f14e/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan bermutu menjadi dambaan serta harapan setiap orang
ataupun lembaga. Masyarakat dan orang tua mengharapkan agar anak-anak
mereka mendapat pendidikan bermutu agar mampu bersaing dalam
memperoleh berbagai peluang dalam menjalani kehidupan. Pemerintah
mengaharapkan agar setiap lembaga pendidikan itu bermutu, karena dengan
pendidikan bermutu dapat menghasilkan sumber daya manusia bermutu yang
akan memberi kontribusi kepada keberhasilan pembangunan.
Penyelenggaraan pendidikan terkait dengan peningkatan mutu Sumber
Daya Manusia. Dalam rangka perbaikan mutu pendidikan, pemerintah telah
melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan mutu guru, penyediaan sarana
dan prasarana, peningkatan kesejahteraan guru, perbaikan organisasi sekolah,
perbaikan manajemen sekolah, pengawasan dan perundang-undangan.
Pendidikan akan bermutu jika telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
masyarakat (bench mark) dapat dipenuhi. Dapat dikatakan bermutu apabila
suatu sekolah telah mencapai standar mutu yang dipersyaratkan. Dengan
demikian sekolah tersebut secara bertahap harus mampu mencapai mutu yang
kompetitif baik yang bertaraf nasional maupun bertaraf internasional.
Disamping itu, peningkatan mutu dapat terpenuhi jika pembinaan sumber daya
manusia terjaga kualitas keprofesionalannya.
![Page 2: BAB I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563db83f550346aa9a91f14e/html5/thumbnails/2.jpg)
Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan materi ilmu
pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Mengapa
demikian / minimal ada 3 alasan penting. Alasan inilah yang kemudian
menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar, dari mengajar hanya
sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses
mengatur lingkungan.
Alasan penting yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2011;100)
adalah sebagai berikut :
Siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah
organism yang sedang berkembang. Agar mereka dapat melaksanakantugas-
tugas perkembangannya, dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan
dan membimbing mereka agar tumbuh dan berkembang scara optimal.
Ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecendrungan setiap orang
tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan. Begitu hebatnya
perkembangan ilmu biologi, ilmu ekonomi, hukum dan lain sebagainya. Apa
yang dulu pernah terbayangkan, sekarang menjadi kenyataan.
Penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi,
mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku
manusi. Dewasa ini, anggapan manusia sebagai organisme yang pasif yang
perilakunya dapat ditentukan oleh lingkungan seperti yang dijelaskan dalam
aliran behavioristik, telah banyak ditinggalkan orang. Orang sekarang percaya,
bahwa manusia adalah organism yang memiliki potensi seperti yang
dikembangkan oleh aliran kognitif holistik.
![Page 3: BAB I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563db83f550346aa9a91f14e/html5/thumbnails/3.jpg)
Ketiga alasan di atas menuntut perubahan makna dalam mengajar.
Mengajar jangan diartikan sebagai proses menyampaikan pembelajaran, atau
memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih
dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sewsuai
dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Pengaturan lingkungan adalah proses menciptakan iklim yang baik
seperti penataan lingkungan, penyediaan alat dan sumber pembelajaran, dan
hal-hal lain yang memungkinkan siswa betah dan merasa senang belajr
sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat ,
minat, dan potensi yang dimilikinya.
Hal ini dilakukan karena kelayakan mengajar guru tidak cukup hanya
diukur berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan
bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi,
menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi
pembelajaran. Sehubungan dengan hal di atas, Jiyono ( 1987 ) menyimpulkan
bahwa kemampuan guru dalam menguasai bahan pelajaran pada umumnya
sangat menghawatirkan karena dari sampel guru yang diminta menunjukkan
kemampuan menguasai bahan pelajaran 70 % yang kurang menguasai bahan
pelajaran, sedangkan 30 % nya hanya menguasai bahan pelajaran.
Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali
supervisi yang berkaitan dengan kemapuan guru dalam proses belajar
mengajar, disebabkan oleh: (1). Adanya kecenderungan melemahnya kinerja
guru di mana berdasarkan pengalaman penulis menjadi Pengawas yaitu
terjadinya guru yang membolos mengajar, guru yang masuk ke kelas yang
![Page 4: BAB I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563db83f550346aa9a91f14e/html5/thumbnails/4.jpg)
tidak tepat waktu, guru mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar, guru
tidak punya absensi siswa, (2) adanya pelaksanaan supervisi yang dilakukan
oleh Pengawas belum dilaksanakan dengan sebaik – baiknya kepada guru.
Beberapa rekan penulis yang sama – sama menjabat Pengawas mengaku
kurang serius dalam melaksanakan fungsinya sebagai supervisor,(3) adanya
penurunan kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas merupakan
salah satu penyebab menurunnya Nilai UAN siswa di SMA Binaan Kabupaten
Dompu. Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas
disebabkan oleh ketidak mampuan guru dalam melaksanakan peran dan
fungsinya di sekolah.
Menjadi guru yang profesional tidak cukup dengan lamannya mereka
menjadi guru, tetapi diperlukan kemampuan mengatasi masalah, dan
mengembangkan, dan membuat perencanaan sekolah, akan tetapi guru yang
profesional setidaknya ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
guru yaitu ; (1) kompetensi profesional, (2) kompetensi pedagogik, (3)
kompetensi keperibadian, dan (4) kompetensi sosial. Oleh karena itu peran
Pengawas dalam membina guru di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya
sangat penting agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Sehubungan dengan
hal di atas, peneliti mencoba melakukan suatu penelitian dalam upaya
peningkatan kinerja guru agar capaian mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian :” Penerapan supervisi
klinis Pengawas upaya peningkatan kinerja guru Matematika dalam proses
pembelajaran di SMA Binaan Kabupaten Dompu Tahun pelajaran 2011-2012