BAB I

33
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan- aturan yang berlaku. Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu penelitian sejarah, penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen. Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang yang pengumpulan datanya berinteraksi langsung dengan objek penelitianya dan hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan metode kuantitatif, pengumpulan datanya melalui instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistic. Salah satu peneltian 1

description

BAB I

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis

dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta

aturan-aturan yang berlaku. Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi

menjadi tiga jenis yaitu penelitian sejarah, penelitian deskriptif dan

penelitian eksperimen.

Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya

bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu

bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang

penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada

penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.

Metode kualitatif yang yang pengumpulan datanya berinteraksi langsung

dengan objek penelitianya dan hasilnya  tidak diperoleh melalui prosedur

statistik. Sedangkan metode kuantitatif, pengumpulan datanya melalui

instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh

melalui prosedur statistic. Salah satu peneltian yang penting dan bermanfaat

dalam dunia pendidikan adalah penelitian korelasional.

Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling banyak

digunakan dan telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi

perkembangan pengetahuan di bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar,

1999:277). Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan

suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena

dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-

variabel tersebut. Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat

hubungan antarunsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru dengan siswa,

guru dengan materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan lain-lain .

Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang

berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran

1

Page 2: BAB I

terhadap variabel-variabel tersebut. Pengetahuan tentang tingkat hubungan

tersebut diharapkan dapat menambah pemahaman tentang faktor-faktor

dalam karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena seperti prestasi

belajar. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya

secara ilmiah secara statistik melalui metode penelitian korelasional.

B. RUMUSAN MASALAH

Sehubungan dengan latar belakang diatas maka masalah yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apakah pengertian penelitian korelasional ?

2. Apakah tujuan penelitian korelasional ?

3. Bagaimanakah ciri-ciri penelitian korelasional ?

4. Berapa macam penelitian korelasi ?

5. Bagaimana desain dasar penelitian korelasi ?

6. Bagaimana metode penelitian korelasi ?

7. Bagaimana struktur rancangan penelitian korelasional

8. Apakah kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional ?

9. Bagaimana struktur laporan penelitian korelasi ?

10. Bagaimana contoh suatu penelitian korelasi ?

C. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami

hal-hal dibawah ini sebagai berikut :

1. Pengertian korelasional.

2. Tujuan penelitian korelasional.

3. Ciri-ciri penelitian korelasional.

4. Memahami macam penelitian korelasi.

5. Desain dasar penelitian korelasi.

6. Metode penelitian korelasi.

7. Struktur rancangan penelitian korelasional

8. Kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional

2

Page 3: BAB I

9. Struktur laporan penelitian korelasi.

10. Contoh suatu penelitian korelasi.

3

Page 4: BAB I

BAB II

ISI

A. PENGERTIAN PENELITIAN KORELASI

Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan

pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat

variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,

peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian

korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya

peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari

keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan

dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di

antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian

korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga

berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini,

peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif

yang direfleksikan dalam variabel.

Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para

peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, adalah:

1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak

mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam

penelitian eksperimen.

2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting

(lingkungan) nyata.

3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

4

Page 5: BAB I

B. TUJUAN PENELITIAN KORELASIONAL

Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah

untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan

dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada

koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan

penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel,

atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.

Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya

berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang

ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian

selanjutnya.

Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga

pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut

adalah:

1. Adakah hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti

dengan pertanyaan, yaitu :

2. Bagaimana arah hubungan tersebut? Dan selanjutnya pertanyaan,

3. Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?

Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan

pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau

memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya

mempunyai cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil

hubungan yang ditemukan.

Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian memfokuskan usaha

dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang

kompleks melalui hubungan antar variabel. Sehingga peneliti juga dapat

melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, di mana peneliti

mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat hubungan dua

variabel yang dianggap penting.

5

Page 6: BAB I

C. CIRI-CIRI PENELITIAN KORELASIONAL

1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti

rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak

dapat dimanipulasi.

2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan

saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.

3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling

hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.

4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan

variabel bebas

5. Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara

lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa

variabel secara bersama-sama (simultan);  dan Penelitian korelasional

juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan

antara variabel-variabel yang diteliti.

D. MACAM-MACAM PENELITIAN KORELASI

a. Penelitian Hubungan

Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali

hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara

hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang

bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat

hubungan antara sepasang variabel (bivariat).

Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian

lain, yang dilakukan sebgai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks.

Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan

beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan

penelitian hbungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing

variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan.

6

Page 7: BAB I

Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut

ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi, suatu alat statistik yang digunakan

untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai

koefisien tersebut, bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan

menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data

masing-masing variabel.

Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni

hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang

sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu,

dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang

variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel

tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang

mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.

b. Penelitian Prediktif

Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang

menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran

baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus

menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru.

Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu

variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal

kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam

Hadjar; 1999:285). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional,

melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang

kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan

kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan

berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi

(disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat

prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang

menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.

7

Page 8: BAB I

Perbedaan yang uama antara penelitian relasional dan penelitian jenis in

terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti.

Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan an tar

kedua variabel terjadi secara dua arah atau dengan kata lain, ia hanya ingi

menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai hbungan, tanpa mempunyai

anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh karena

itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang

dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua

variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel

muncul lebh dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah.

Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur

dalkam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum

variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.

c. Korelasi Multivariat

Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara

kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan

dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi

kanonik.

1) Regresi ganda

Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan

menggunakan stu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan

hasilyang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang

diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan &

Schumaker dalam Hadjar; 1999:288), yakni dengan menggunakan kombinasi

dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan

lebih akurat dibanding dengan hanyamenggunakan masing-masing variabel

prediktorsecara sendiri-sendiri. Dengan demikian, penambahan jumlah

prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.

8

Page 9: BAB I

2) Korelasi kanonik.

Pada dasarrnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa

variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan

tetapi,tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria,

korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini

berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel

prediktor memprediksi serangkai variabel kriteria?. Dengan demikian,

korelasi kanonik ini dapatdianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan

sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi

kanonik (Pedhazur dalam Hadjar; 1999:289).

Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan

untuk meentukan apakah sejumlah variabel.mempunyai hubungan satu sama

lain yang serupa atau berbeda.

E. DESAIN DASAR PENELITIAN KORELASI

Pada dasarnya penelitian korelasioanal, baik relasional, prediktif,

maupun multivariat, melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang

kompleks (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai

hubungan (variabel prediktor). Untuk menguji hubungan tersebut, desain atau

langkah-langkah yang ditempuh untuk penelitian relasional dan prediksi sama

meskipun detail masing-masing langkah untuk keduanya berbeda, terutama

dalam pengumpulan dan analsis data. Langkah-langkah tesebut, yang paling

pokok, adalah : penentuan masalah, penentuan subjek, pengumpulan data, dan

analisis data.

1) Penentuan masalah

Sebagaimana dalam setiap penelitian, langkah awal yang harus dilakukan

peneliti adalahmenentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus

studinya. Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus

mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang

kompleks yang memrlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang

dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik

9

Page 10: BAB I

secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai

hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil

penelitian yang terdahulu atau terdahulu.

2) Penentuan subyek

Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam

variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus

relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang

mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang

dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor

tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur.

Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat

mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan

tingkat faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar variabel

penelitian untuk masing-masing kelompok.

3) Pengumpulan data

Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan

mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes,

pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan

kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut

harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian relasional, pengukuran

variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam

penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa

waktu sebelum variabel kriteri terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi

terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya.

4) Analisis data

Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan

cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil

pengukuran variabel lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi

bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung

tingkat hubungan antara vaiabel yang satu dngan yang lain. Sedang

dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi

10

Page 11: BAB I

untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor

terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan

analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila

melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah

dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi

variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-sendiri,

teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik

dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam

bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat

signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh

variabel bebas terhadap variabel terikat.

F. METODE PENELITIAN KORELASI

1) Penelitian ini mengkaji hubungan dua variabel, variabel bebad dan

variabel tak bebas atau terikat. Penelitian ini menggunakan pertimbangan

kedua variabel yang diteliti telah terjadi sebelumnya tanpa

memanipulasinya.

2) Instrumen yang digunakan adalah :

a. Kuesioner yaitu instrumen yang digunakan untuk mengungkap

variabel bebas.

b. Dokumentasi yakni instrumen yang digunakan untuk memperoleh

data terikat.

3) Jumlah sampel untuk setiap kategori diusahakan sama, dan dipilih

berdasarkan acak secara sistematis dari jumlah sampel yang ada.

Pemilihan sampel dalam penelitian korelasi perlu untuk dipilih atau

menciptakan ukuran – ukuran yang valid dan reliabel dari variabel –

variabel yang sedang diselidiki.

4) Teknik analisi data menggunakan dua cara yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Cara Kuantitatif menggunakan dua macam statistika diskriptif dan

statistika analitik.

11

Page 12: BAB I

a. Statistika deskriptif ditujukan untuk mendiskriptifkan variabel

penelitian melalui nilai rata, simpangan baku, grafik, diagram,

ataupun tabel – tabel distribusi skor.

b. Statistika analitik dugunakan untuk menguji hipotesis.

G. STRUKTUR RANCANGAN PENELITIAN KORELASIONAL

Menurut Creswell (2012: 339-342), ada dua rancangan utama dalam

penelitian korelasional yaitu explanatory research design dan prediction

research design.

1) Explanatory Research Design (Rancangan Penelitian Penjelasan).

Merupakan desain korelasional di mana peneliti tertarik dalam dua

variabel (atau lebih) bervariasi, yaitu di mana perubahan dalam satu

variabel merefleksi perubahan variable lain. Berikut adalah struktur

rancangan penelitian penjelasan (explanatory research design):

a. Para peneliti dapat mengkorelasikan dua variabel atau lebih.

b. Para peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu. Bukti

ditemukan dalam administrasi instrumen.

c. Peneliti menganalisis semua variabel.

d. Peneliti memperoleh setidaknya dua skor untuk masing-masing

variabel.

e. Peneliti melaporkan penggunaan statistik uji korelasi dalam      

analisis data.

f. Di akhir, peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari

hitungan hasil tes.

2) The Prediction Design (Rancangan Penelitian Prediksi)

Prediktor adalah variabel yang digunakan untuk membuat prediksi

tentang hasil dalam penelitian korelasional. Hasil prediksinya itu disebut

kriteria variabel. Berikut adalah struktur rancangan dari penelitian

prediksi, antara lain:

a. Para penulis biasanya memasukan kata ‘prediksi’ di dalam judul.

12

Page 13: BAB I

b. Para peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu titik

waktu dan variabel kriteria pada suatu titik waktu selanjutnya.

c. Para peneliti memperkirakan kinerja masa depan.

Sebuah penelitian prediksi akan melaporkan analisa korelasi

menggunakan uji statistik korelasi. Sebagai contoh, penulis mungkin

tertarik di beberapa prediktor yang membantu menjelaskan kriteria dari

setiap variable.

Disisi lain, menurut Fraenkel, Walen, dan Hyun (2012: 363) struktur

rancangan dalam penelitian korelasi antara lain adalah memilih masalah,

memilih sampel, memilih atau mengembangkan instrumen, penentuan

prosedur, mengumpulkan dan menganalisis data, dan

menginterpretasikan hasil.

H. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN PENELITIAN KORELASIONAL

Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain:

kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel

secara bersama-sama (simultan);  dan Penelitian korelasional juga dapat

memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-

variabel yang diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan

kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi

masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan

penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel

untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis

prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.

Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya

cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan

saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian

eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang

melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan

itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai

semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-

13

Page 14: BAB I

pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.

(Abidin, 2010).

I. STRUKTUR LAPORAN PENELITIAN KORELASIONAL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berisi alasan dan penjelasan dilakukannya penelitian.

1.2 Tujuan Penelitian

Berisi tujuan dilaksanakannya penelitian.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dari penelitian yang dilakukan.

1.4 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dari rumusan masalah yang dikemukakan.

1.1 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Berisi seluruh teori dan pendapat-pendapat para ahli yang relevan

dengan variabel yang diteliti. Kemudian dilakukan penarikan

kesimpulan terhadap teori yang ditulis.

2.2   Kerangka Berpikir

Penjabaran hubungan antara masing-masing variabel yang diteliti.

Minimal    untuk setiap kerangka berpikir terdiri dari 3 paragraf, di

mana 1 paragraf untuk variabel pertama, 1 paragraf untuk variabel

kedua dan 1 paragraf lagi untuk pendugaan variabel 1 terhadap

variabel 2.

2.3    Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah yang kita ajukan. Banyaknya jumlah hipotesis tergantung

dari banyaknya rumusan masalah dan kerangka berpikir yang kita

14

Page 15: BAB I

ajukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Di bagian ini dijabarkan profil tempat penelitian serta berapa lama

penelitian akan diadakan, termasuk jadwal rinci dengan langkah-

langkah penelitian yang akan dilakukan.

Jadwal diupayakan dibuat dalam bentuk tabel kerja.

1. Tempat Penelitian 

2. Waktu dan Jadwal Penelitian

3.2 Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Di sini dijabarkan jenis penelitian yang dilakukan. Dijelaskan

pula definisi jenis penelitian yang dilakukan.

2. Desain Penelitian

Di sini digambarkan desain penelitian yang dilakukan. Ada yang

berbentuk korelasi dan regresi sederhana, korelasi dan regresi

ganda, analisis jalur, perbandingan 2 kelompok sampel,

perbandingan 3 atau lebih kelompok sampel dengan interaksi,

perbandingan 3 atau lebih kelompok sampel tanpa interaksi.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi Target

Keseluruhan populasi yang ada di sebuah tempat penelitian.

Misalnya SMP X, maka populasinya adalah seluruh siswa di

SMP X.

2. Populasi Terjangkau

Bagian dari populasi target, dimana sudah diarahkan di kelas

mana akan diambil sampel. Misalnya penelitian hanya untuk

kelas 8, maka populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas

8 SMP X.

3. Sampel

Bagian kecil dari populasi terjangkau yang diambil

15

Page 16: BAB I

menggunakan teknik sampling tertentu. Disampaikan pula

berapa banyak sampel yang diambil serta teknik sampling yang

digunakan untuk pengambilan sampel.

3.4  Metode Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Seluruh variabel yang akan diteliti dituliskan

2. Sumber Data

Dituliskan dari siapa data diambil, untuk setiap variabel

penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penjelasan dengan media apa data dikumpulkan. Media ini

bisa berupa instrumen tes atau nontes.

4. Instrumen Penelitian

Bagian ini dibagi menjadi:

a) Definisi Konseptual

Berisi konstruk yang telah dibuat di BAB II

b) Definisi Operasional

Berisi konstruk yang telah dibuat di BAB II ditambah

dengan cara untuk mendapatkan data. Misalnya, akan

diukur dengan menggunakan angket berskala Likert

berjumlah 25 soal.

c) Kisi-kisi

Ditulis sesuai teori kisi-kisi dari setiap variabel. Di mana

untuk setiap indikator memiliki beberapa soal, sehingga

hasilnya nanti dapat    diverifikasi dengan baik.

d) Uji Coba Instrumen 

Berisi rumusan serta hasil perhitungan dalam rangka uji

validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Soal yang

rusak diganti.

e) Instrumen Final

Berisi  instrumen yang sudah valid dan reliabel.

16

Page 17: BAB I

Keseluruhan Bagian ini dilakukan untuk semua variabel,

sehingga bila ada 3 variabel, maka akan ada 3 kali penulisan

definisi konseptual, operasional, dll.

3.5  Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Deskriptif

Berisi seluruh rumus yang akan kita gunakan, seperti Mean,

Modus, Median, Simpangan Baku dan Tabel Distribusi

Frekuensi.

2. Uji Persyaratan Analisis Data

Berisi semua rumus yang akan digunakan untuk menguji

kualitas data,  misalnya rumus Uji Normalitas, Homogenitas

(untuk komparasi), Linieritas (korelasi) dan Uji Pelanggaran

Asumsi Klasik (multikolinieritas, autokorelasi dan

heterokedastisitas).

3. Uji Hipotesis

Berisi rumus yang akan digunakan untuk uji hipotesis

termasuk dengan kriteria penerimaan Ho dan H1.

3.6  Hipotesis Statistik

Hipotesis dituliskan dengan menggunakan simbol-simbol

matematika, misalnya menggunakan lambang rho, dll.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Berisi penjelasan karakteristik responden, termasuk umur, tempat

tinggal, jenis kelamin, pendidikan dan lain sebagainya.

4.2 Statistik Deskriptif Variabel

Berisi hasil perhitungan statistik deskriptif tiap-tiap variabel.

Dimulai dari pembuatan tabel distribusi frekuensi, perhitungan

modus, median, mean dan simpangan baku serta gambar

histogramnya.

4.3 Uji Persyaratan Analisis Data

Berisi hasil perhitungan terhadap uji persyaratan analisis data

17

Page 18: BAB I

yang dilakukan. Hasil perhitungan uji normalitas, uji

homogenitas, uji linieritas dan uji pelanggaran asumsi klasik.

4.4 Uji Hipotesis

Berisi langkah-langkah pengujian hipotesis.

Jika 2 variabel bertipe interval diuji dengan korelasi dan

regresi sederhana,

Jika 3 atau lebih variabel bertipe interval diuji dengan

korelasi dan regresi ganda,

Jika 3 atau lebih variabel bertipe interval (pengembangan

regresi) diuji   dengan analisis jalur

Jika 2 kelompok sampel atau 2 variabel dengan tipe data

berbeda diuji dengan uji beda rata-rata

Jika 3 atau lebih kelompok sampel atau 3 variabel dengan

tipe data berbeda       dan antar variabel ada interaksi diuji

dengan ANOVA/ANAVA

Jika 3 atau lebih kelompok sampel atau 3 variabel dengan

tipe data berbeda   dan antarvariabel tidak ada interaksi

diuji dengan ANKOVA.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berisi interpretasi terhadap hasil perhitungan yang dilakukan.

Termasuk keterbatasan-keterbatasan dalam pelaksanaan

penelitian.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berisi kesimpulan dari seluruh penelitian yang kita lakukan.

5.2 Saran

Berisi saran-saran sehubungan dengan kesimpulan yang kita buat.

J. CONTOH PENELITIAN KORELASIONAL

18

Page 19: BAB I

Judul : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN GURU

DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS 3 MI I’ANATUSH

SHIBYAN BAWU TAHUN AJARAN 2010/2011.

Dalam dunia pendidikan peran seorang guru sangatlah penting. Kemampuan

guru dalam menguasai kelas sangat menentukan motivasi belajar para

siswanya. Tingkat pendidikan guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kemampuan guru, karena kemampuan guru dalam menguasai kelas

tergantung dari seberapa besar pengetahuan yang dimiliki oleh masig –

masing guru. Biasanya seorang guru yang sudah Sarjana atau S1 lebih matang

penguasaan kelasnya daripada penguasaan guru yang belum Sarjana.

Sehingga motivasi belajar siswa berbeda didalam kelas dengan guru Sajana

dan kelas Guru yang non Sarjana. Dalam kasus diatas yakni hubungan tingkat

pendidikan guru terhadap motivasi belajar siswa dengan tujuan untuk meneliti

permasalahan tersebut maka dilakukan pengontrolan menjadi dua kategori

yaitu kategori guru dengan pendidikan S1 dan guru yang Non S1. Motivasi

belajar siswa dapat diukur dengan melihat absensi siswa serta penilaian

terhadap antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah-

langkah yang dilakukan untuk menjawab penelitian tersebut :

1) Menentukan Variabel X dan Y

X : Motivasi belajar siswa

Y : Tingkat pendidikan Guru

2) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat dan statistik

Ha : adanya hubungan antara tingkat pendidikan guru dengan motivasi

belajar siswa dalam mata pelajaran PAI ( ≠ 0)

Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan guru dengan motivasi

belajar siswa dalam mata pelajaran PAI ( = 0)

3) Pengumpulan data

Disini peneliti mengambil beberapa sampel untuk diteliti, pengumpulan

data dalam penelitian ini dapat menggunakan angket, observasi dan

wawancara.

19

Page 20: BAB I

Peneliti dapat menggunakan daftar absensi siswa yang dimiliki oleh

masing – masing guru serta mengamati secara langsung bagaimana

antusias siswa didalam kelas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

satu sempel dengan siswa yang sama namun menggunakan dua waktu,

waktu pertama kelas tersebut diisi dengan guru S1 kemudian waktu

kedua diisi dengan guru non S1. Peneliti mengamati perkembangan atau

antusias siswa selama pembelajran.

4) Mengambil kesimpulan

Dari hasil pemelitian tersebut remaja yang memiliki pemahaman diri

yang tinggi cenderung mempunyai rasa percaya diri yang tinggi pula,

karena dia mampu membawa dan menguasai dirinya dalam berbagai

situasi dan kondisi di sekitarnya.

20

Page 21: BAB I

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna

menentukan adakah hubungan antarvariabel dalam subjek atau objek yang

menjadi perhatian untuk diteliti. Adanya korelasi antara dua variabel atau

lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu

variabel terhadap variabel lainnya.

Meskipun dari kenyataan ada hubungan yang erat antara dua variabel,

seseorang tidak dapat menyimpulkan bahwa variabel yang satu adalah

penyebab dari variabel yang lain. Hal ini disebabkan mungkin ada faktor

ketiga yang mempengaruhi variabel pertama, variabel kedua, atau

mungkin mempengaruhi kedua-duanya. Dengan mengabaikan ada atau

tidaknya suatu hubungan sebab akibat, adanya hubungan yang erat

memungkinkan kita untuk membuat perakiraan.

B. SARAN

Saran yang perlu kami sampaikan kepada pembaca adalah hendaknya

sebelum melakukan penelitian perlu mengetahui dan memahami prinsip-

prinsip dari jenis penelitian korelasional. Hal ini berguna agar jenis

penelitian yang digunakan tepat sasaran. Dan dalam Penelitian

Korelasional, sering ditemukan kesalahan-kesalahan yang kadang-kadang

dilakukan oleh peneliti dalam penelitian korelasional, yang mungkin hal

ini harus diperhatikan lebih jauh.

21